KAK UKL UPL Talangagung

  • Upload
    ta-ma

  • View
    290

  • Download
    60

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lp

Citation preview

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-1

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat

    dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi lain,

    pembangunan ini juga dapat menimbulkan dampak negative bagi lingkungan yang berakibat

    terjadinya perubahan lingkungan biofisika, lingkungan social ekonomi dan lingkungan budaya.

    Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program

    nasional di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah.

    Pengelolaan kebersihan di Kabupaten Malang khusunya di Kecamatan Kepanjen telah

    ditangani secara serius dan nyata melalui program-program yang dibiayai oleh APBD

    KAbupaten Malang. Pengelolaan sampah di Kecamatan kepanjen dimuali dari tingkat yang

    paling mendasar adalah dengan membersihkan sampah-sampah dari pusat produksi sampah

    yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, seperti tempat permukiman, toko, pasar, tempat

    perdagangan dan perkantoran, dan tempat kegiatan

    social (masjid, gereja, rumahsakit, dan terminal).

    Kegiatan tersebut berupa pengumpulan pertama

    (primer) yaitu pengumpulan sampah dari proses

    produksi ke Lokasi Pembuangan Sementara (LPS), yang

    pelaksanaannya ditangai secara gotong-royong oleh

    warga masyarakat melalui RT/RW dan kelurahan.

    Sedangkan pengumpulan tahap kedua (sekunder) dari

    tempat pembuangan sampah sementara ke tempat

    pembuangan akhir pelaksanaannya dilakukan oleh

    Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Malang.

    Sampah-sampah yang terproduksi yang dapat diangkut dari LPS pada akhirnya akan

    membutuhkan fasilitas pemusnahan (disposal) agar tercipta suatu lingkungan yang bersih,

    Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program nasional di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah .beroperasinya TPA Talangagung dapat meminimalisasi permasalahan timbunan sampah di tempat-tempat produksi sampah

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-2

    tidak tercemar dan tidak membahayakan kehidupan manusia. Penambahan jumlah penduduk

    dan perluasan pembangunan kabupaten telah mendorong terjadinya perubahan penggunaan

    lahan. Sehingga dengan akan beroperasinya TPA Talangagung dapat meminimalisasi

    permasalahan timbunan sampah di tempat-tempat produksi sampah.

    Dan permasalahan yang paling mendasar adalah

    pertanahan atau tersedianya lahan yang memadai guna

    menunjang pembangunan TPA tersebut serta

    pendanaan maupun prosedur pembangunannya. Selain

    itu pembangunan TPA Talangagung diharapkan tidak

    hanya memenuhi sarana kehidupan saja, melainkan

    harus dapat menciptakan keseimbangan dengan

    kelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Malang.

    Studi ini akan menelaah seluruh tahapan rencana usaha

    dan atau kegiatan baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pascaoperasi. Pada tahap

    pasca operasi hendaknya tetap mengantisipasi rencana peruntukan lahan sesuai dengan

    dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang. Pembangunan TPA serta

    operasionalisasinya diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif

    maupun negative. Menyadari adanya pengaruh kegiatan ini terhadap lingkungan hidup dan,

    berpedoman pada Peraturan pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai

    Dampak Lingkungan pada pasal 3 ayat 4, serta mengacu pada Keputusan Meteri Pekerjaan

    Umum No. 481/KPTS/1996 tentang jenis kegiatan Bidang pekerjaan Umum yang Wajib

    Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan

    Lingkungan Hidup (UPL), maka Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Malang dalam

    upaya untuk mengembangkan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan

    bekelanjutan diwajibkan untuk menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

    (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), guna memenuhi persyaratan dalam

    rangka melaksanakan pembangunan TPA yang layak serta berwawasan lingkungan.

    Kewajiban Penyusunan Dokumen UPL dan UKL oleh pemrakarsa Kegiatan Pembangunan

    TPA Talangagung didasarkan atas Keputusan Meteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996

    yang memuat criteria jenis kegiatan Bidang pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan

    Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

    Dari criteria yang ada, kategori dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan TPA tidak

    termasuk dalam kategori kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting sehingga

    Pembangunan TPA serta operasionalisasinya diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif maupun negative. Berpedoman Keputusan Meteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996 maka disusunlah Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-3

    kegiatan Pembangunan TPA hanya diwajibkan menyusun Studi UPL dan UKL bukan Studi

    AMDAL.

    Penyusunan dokumen UPL dan UKL rencana Kegiatan

    pembangunan TPA dilakukan berdasarkan keputusan

    menteri lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002

    tentang Pedoman Umum Pelaksanaan UKL-UPL.

    Dokumen ini diharapkan agar dapat mengkaji dampak

    yang ditimbulkan serta menghasilkan produk berupa

    langkah demi langkah penanganan dampak lingkungan

    sehingga dapat mengurangi dampak negative dan

    mengoptimalkan/mengembangkan dampak positif yang

    timbul.

    1.2 DASAR PERATURAN PERUNDANGAN

    Sebagai landasan dalam penyusunan studi Upaya Pengelolaan Lingkungann (UKL) dan Upaya

    Pemantauan Lingkungan (UPL) Kegiatan Pembangunan TPA adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974, tentang Pengairan

    2. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

    Sistemnya.

    3. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    4. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Dearah

    5. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang.

    6. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, tentang Sungai

    7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999, tentang Analisis Mengenai Dampak

    Lingkungan

    8. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan kualitas Air dan

    Pengendalian Pencemaran Air

    9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 718/MENKES/Per/XI/1987, tentang Kebisisngan

    yang Berhubungan dengan Kesehatan

    10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990, tentang Syarat-Syarat

    dan pegawasan Kualitas Air Bersih.

    Dokumen ini diharapkan agar dapat mengkaji dampak yang ditimbulkan serta menghasilkan produk berupa langkah demi langkah penanganan dampak lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak negative dan mengoptimalkan/ mengembangkan dampak positif yang timbul

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-4

    11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 296/KPTS/1996, tentang Pedoman Teknis

    Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan

    (UPL).

    12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 377/KPTS/1996, tentang Petunjuk Tata Laksana

    Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

    Departemen Pekerjaan Umum.

    13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996, tentang penetapan jenis

    Kegiatan bidang pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi Upaya Pengelolaan Lingkungan

    (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

    14. Keputusan Meteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/Per/2002, tentang Syarat-Syarat

    Pengawasan Air Minum

    15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan

    UPL dan UKL

    16. keputusan Gubernur Jawa Timur No. 413 Tahun 1987, tentang Penggolongan dan Baku

    Mutu Air di jawa Timur.

    17. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 129 Tahun 1996, tentang Baku Mutu Udara

    Ambien dan Emisi Sumber Tak Bergerak.

    18. Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002, tentang Baku Mutu limbah Cair

    bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur.

    1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud dari Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan

    (UKL) dan Upaya pemantauan Lingkungan (UPL)

    Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah untuk

    terciptanya pembangunan yang berwawasan lingkungan

    serta pembangunan sarana pelayanan yang dapat

    memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus tetap

    memperhatikan keseimbangan dan kelestarian

    lingkungannya.

    Tujuan Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)

    dan Upaya pemantauan Lingkungan (UPL) Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah

    1. menunjukkan tingkat kepedulian pihak pemrakarsa dalam upaya menjalankan

    pembangunan yang berwawasan lingkungan.

    Maksud Penyusunan UKL dan UPL Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah untuk terciptanya pembangunan yang berwawasan lingkungan serta pembangunan sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-5

    2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan dan

    pihak terkait tentang rencana kegiatan pembangunan TPA yang bersifat spesifik

    untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan,

    sehingga masyarakat dapat memberikan masukan, saran dan tanggapan atas rencana

    kegiatan tersebut.

    3. Sebagai dasar dan informasi bagi Pemerintah dan masyarakat tentang UKL-UPL.

    Masyarakat berhak mengetahui setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib

    UKL-UPL. Pemrakarsa bersama-sama Bapedalda wajib memberitahukan kepada

    masyarakat setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan diterbitkan

    rekomendasi UKL-UPL.

    4. Mengetahui kualitas/rona lingkungan di lokasi rencana pembangunan dan sekitarnya.

    5. Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan dan

    pemantauan lingkungan.

    6. Mengkaji dan memperkirakan dampak lingkungan serta mengevaluasi dampak

    terhadap lingkungan hidup dari rencana kegiatan pada tahap pra konstruksi,

    konstruksi, dan pasca konstruksi terhadap komponen lingkungan hidup serta

    mengidentifikasi dampak yang muncul akibat kegiatan pembangunan drainase.

    7. Menyusun rencana pencegahan, penanggulangan dan pengendalian dampak negatif

    serta mengoptimalkan dan meningkatkan dampak positif akibat rencana

    usaha/kegiatan pembangunan.

    8. Menyusun Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang dituangkan

    dalam bentuk Dokumen UKL dan UPL.

    1.4 MANFAAT PENYUSUNAN DOKUMEN UKL DAN UPL

    Manfaat dan kegunaan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya

    pemantauan Lingkungan (UPL) Pembangunan TPA Sampah Talangagung adalah:

    1. Digunakan sebagai pedoman pemrakarsa dalam melaksanakan pengelolaan dan

    pemantauan lingkungan dari kegiatan proyek pembangunan TPA baik pada tahap

    pra konstruksi hingga pasca operasi.

    2. Mengembangkan citra positif, khususnya pemerintah daerah dalam rangka upaya

    ikut serta menjaga kelestarian lingkungan hidup

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-6

    3. sebagai pedoman instansi terkait dalam rangka melakukan pengawasan dan

    pembinaan proyek pembangunan TPA yang berkaitan dengan pengelolaan

    lingkungan dan pemantauan liingkungan.

    4. menghindarkan sedini mungkin kerusakan sumber daya yang ada disekitar lokasi

    kegiatan serta persepsi masyarakat akibat adanya kegiatan pembangunan TPA

    Talangagung.

    5. sebagai bahan masukan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

    6. Sebagai acuan dan sumber informasi bagi intansi sektoral yang terkait dalam

    pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan

    hidup yang dilaksanakan oleh pemrakarsa.

    7. Sebagai instrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa untuk melaksanakan Upaya

    Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup dalam kegiatan pembangunan.

    8. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan

    yang bersangkutan bagi usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan

    dokumen UKL dan UPL.

    1.5 RUANG LINGKUP STUDI

    Ruang lingkup studi mencakup lingkup wilayah, serta lingkup materi yang dijelaskan sebagai

    berikut.

    1.5.1 RUANG LINGKUP WILAYAH

    Untuk batas wilayah studi ditentukan berdasarkan batas proyek/tapak kegiatan rencana

    pembangunan TPA, batas administrative, batas social dan batas ekologi.

    Batas proyek Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana atau usaha atau kegiatan akan

    melakukan aktivitas prakonstruksi, konstruksi dan operasi, dari ruang ini lah bersumber

    dampak terhadap lingkungan. Batas proyek ditentukan berdasarkan batas tapak proyek

    rencana tata letak kegiatan pembangunan TPA yang mana saat ini sebagian besar masih

    ditanami penduduk serta sebagian lagi merupakan lahan milik kas Desa Talangagung.

    Plotting batas proyek dapat dilihat pada Peta 1.1.

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-7

    Batas administrative Batas administrative pembangunan TPA ditetapkan berdasarkan status administrasi

    wilayah dimana kegiatan proyek dilaksanakan yaitu di Desa Talangagung, Kecamatan

    Kepanjen, Kabupaten Malang. (Peta 1.2)

    Batas sosial Batas sosial merupakan ruang disekitar rencana kegiatan/usaha yang merupakan tempat

    berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang

    sudah mapan, sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang

    diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha/kegiatan.

    Untuk pembanguanan TPA Talangagung ini penduduk terkena dampak bertempat tinggal

    di sepanjang jalan akses ke TPA yang berjarak sekitar 0,5 km dari lokasi TPA. Peta 1.3

    menjelaskan batas sosial pada studi UPL UKL

    Batas ekologis Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha/kegiatan

    menurut media transportasi limbah, dimana proses alami berlangsung di dalam ruang

    tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologi TPA

    Talangagung , meliputi:

    Perubahan bentang lahan alam yang meliputi daerah tapak pembangunan TPA Batas ekologi yang terkait dengan udara yaitu komponen kebauan yang dapt

    dirasakan pengaruhnya pada jarak radius 0,5 km.

    Batas ekologi dari komponen biotis adalah persebaran vector lalat yang kepadatannya tinggi dalam radius 0,2 km.

    Peta Batas Ekologi dapat dilihat pada Peta 1.4.

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-8

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-9

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-10

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-11

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-12

    Batas wilayah studi Dari keempat batas di atas yaitu batas kegiatan, ekologi, sosial dan administrasi dapat

    ditarik delineasi untuk menentukan batas wilayah studi analisis dampak lingkungan Proyek

    Pembangunan TPA Talangagung. Batas wilayah studi dapat dilihat di Peta 1.5

    1.5.2 RUANG LINGKUP MATERI

    Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam dokumen UPL dan UKL dilakukan berdasarkan

    sistematika sebagai berikut:

    A. Identifikasi Rencana Kegiatan

    Kegiatan pembangunan TPA Talangagung bertujuan untuk mengatasi permasalahan

    sampah di Kabupaten Malang, termasuk di dalamnya rencana kegiatan yang mungkin

    menimbulkan dampak penting atau berpotensi terkena dampak sesuai dengan tahap

    kegiatannya, yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi.

    B. Identifikasi Rona Lingkungan Awal

    Rona lingkungan awal terdiri dari komponen geofisik-kimia, biologi, serta sosial-ekonomi-

    budaya dan kesehatan masyarakat. Rona lingkungan yang diidentifikasi terutama yang

    terkena dampak dari kegiatan pembangunan TPA, termasuk kegiatan-kegiatan penunjang

    lainnya yang terdapat disekitar lokasi proyek serta dampak yang ditimbulkan terhadap

    lingkungan.

    C. Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi

    Memperkirakan atau mennetukan jenis dan intensitas dampak yang ditimbulkan dari

    rencana kegiatan pembangunan TPA terhadap komponen lingkungan. Sedangkan fokus

    utama kajian dilakukan pada komponen lingkungan yang akan terkena dampak yaitu:

    Kualitas permukaan dan air tanah Kualitas udara dan tingkat kebisingan Komponen Flora dan Fauna

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-13

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-14

    Komponen social ekonomi budaya masyarakat, termasuk tentang sikap dan persepsi masyarakat.

    System transportasi dan volume lalu lintas sekitar lokasi kegiatan Komponen kesehatan masyarakat.

    D. Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

    Memberikan saran tindak dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagai upaya

    mencegah/mengurangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif berkaitan

    dengan pembangunan TPA di Desa Talangagung.

    1.6 METODE STUDI

    Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan/lokasi

    kegiatan yang kemudian dianalisa di laboratorium. Data social, ekonomi dan budaya dilakukan

    melalui wawancara dengan masyarakat terkena dampak, pihak pemrakarsa serta aparat Desa

    Talangagung, Kecamatan Kepanjen dan menggunakan data sekunder, data statistic dan

    pengamatan langsung.

    Tabel 1.1

    Metode Analisis dan Pengumpulan Data UPL UKL TPA Talangagung

    NO. KOMPONEN LINGKUNGAN

    PARAMETER METODE PENGUMPULAN DATA

    METODE ANALISIS DATA

    SUMBER DATA

    Geofisik-Kimia

    Debu 1. Kualitas Udara dan Kebisingan Kebisingan

    Pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di lapangan

    Berdasarkan Kepmen LH 35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Kep. Gub Jatim 129/1966

    Pengukuran di lapangan oleh BTKL

    Topografi tanah

    Geomorfologi

    Jenis tanah

    2. Fisiografi dan Geologi

    Kondisi Tanah

    Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait dan dapat pula observasi langsung di lapangan.

    Metode penilaian oleh para ahli yang dimuat dalam literatur

    Instansi terkait, observasi langsung, hasil studi terdahulu.

    3. Tata Ruang Penggunaan lahan (Land use)

    Pengumpulan data sekunder pada instansi terkait dan dapat pula observasi langsung di lapangan.

    Analisis kualitatif Instansi terkait dan observasi langsung.

    Tipe iklim

    Penyinaran matahari

    Pengumpulan data sekunder dari Stasiun Klimatologi setempat (yang paling dekat dengan lokasi kegiatan) atau dari instansi

    Direktorat Meteorologi atau Dinas/ Instansi terkait.

    4. Iklim

    Suhu udara Pengumpulan data primer

    Metode analogi atau metode yang relevan

    Pengukuran

  • UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

    CV. INDRAKILA KONSULTAN

    I-15

    NO. KOMPONEN LINGKUNGAN

    PARAMETER METODE PENGUMPULAN DATA

    METODE ANALISIS DATA

    SUMBER DATA

    Curah hujan

    Kelembaban nisbi

    Tekanan udara

    Arah dan kecepatan angin

    melalui pengukuran langsung di lapangan

    di lapangan oleh BTKL

    Pengumpulan data primer melalui pengukuran dan observasi langsung di lapangan

    Pengukuran di lapangan oleh BTKL

    5. Hidrologi Kualitas dan kuantitas air permukaan dan air bawah tanah

    Pengumpulan data sekunder

    Metode analogi atau metode yang relevan, atau berdasarkan PP 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air serta Kep-Gub Jatim 413/1997 tentang Pengelolaan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur.

    Hasil studi terdahulu atau data dari instansi/ dinas terkait

    Biologi

    Jenis vegetasi

    Keanekaragaman

    1. Komunitas Flora (vegetasi)

    Kuantitas vegetasi

    Jenis hewan

    Keanekaragaman

    2. Komunitas Fauna

    Kuantitas hewan

    Pengumpulan data sekunder dan data primer

    Metode analisis kualitatif berdasarkan penilaian ekologis, nilai manfaat, langka atau tidaknya jenis tumbuhan yang ada, kelimpahan jenis serta keanekaragaman.

    Observasi langsung dan hasil studi terdahulu.

    Sosial-Ekonomi-Budaya

    Jumlah dan kepadatan penduduk

    1. Demografi

    Komposisi penduduk berdasarkan usia Tingkat pendidikan penduduk

    2. Sosial-Ekonomi

    Tingkat pendapatan

    Pengumpulan data sekunder dan wawancara

    Monografi Kecamatan dan Kelurahan

    Kondisi sanitasi lingkungan

    Wawancara dan survey sekunder

    Wawancara dan observasi langsung

    Fasilitas kesehatan

    Ketersediaan tenaga kesehatan Tingkat penyakit terbanyak

    Pengumpulan data sekunder dan primer

    Monografi Kecamatan dan Kelurahan, observasi langsung di lapangan

    3. Sosial-Budaya dan Kesehatan

    Persepsi masyarakat Wawancara

    Analisis dengan tabulasi silang dan analisis deskriptif Analisis kualitatif yang menjelaskan fenomena yang muncul

    Wawancara

    Sumber: Hasil Penyusunan, 2008