Kaki Diabet

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    1/24

    Definisi

    Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik

    diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda

    sebagai berikut :

    1. Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus).

    2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil).

    3. Nyeri saat istirahat.

    4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).

    Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi

    ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan

    dingin, rasa sakit pun berkurang.

    Faktor Risiko

    Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami masalah kaki.

    Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati) membuat pasien tidak menyadari

    bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya. Luka timbul spontan

    sering disebabkan karena trauma misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat pemakaian

    sepatu/sandal yang sempit dan bahan yang keras. Mulanya hanya kecil, kemudian meluas dalam

    waktu yang tidak begitu lama. Luka akan menjadi borok dan menimbulkan bau yang disebut gas

    gangren. Jika tidak dilakukan perawatan akan sampai ke tulang yang mengakibatkan infeksi tulang

    (osteomylitis). Upaya yang dilakukan untuk mencegah perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan

    amputasi

    Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel pembuluh

    darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa

    penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada

    tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    2/24

    kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang

    sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi.

    Gangguan mikrosirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan hantaran

    oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan degenarasi dari serabut saraf. Keadaan

    ini akan mengakibatkan neuropati. Di samping itu, dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM

    50% akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan gula darah yang subur untuk

    berkembanguya bakteri patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan

    tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Selain itu karena plasma darah penderita diabetes yang

    tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah

    menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka

    sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak.

    Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita

    diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih

    berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Kemampuan ini pulih kembali

    bila KGD menjadi normal dan terkontrol baik. Infeksi ini harus dianggap serius karena

    penyebaran kuman akan akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa

    berakibat fatal, yaitu sepsis

    Sejumlah peristiwa yang dapat mengawali kerusakan kaki pada penderita diabetes

    sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara lain :

    - Luka kecelakaan - Trauma sepatu

    - Stress berulang - Trauma panas

    - Iatrogenik - Oklusi vaskular

    - Kondisi kulit atau kuku

    Faktor risiko demografis :

    - Usia

    Semakin tua semakin berisiko

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    3/24

    - Jenis kelamin

    Laki-laki dua kali lebih tinggi. Mekanisme perbedaan jenis kelamin tidak jelas mungkin

    dari perilaku, mungkin juga dari psikologis

    - Etnik

    Beberapa kelompok etnik secara signifikan berisiko lebih besar terhadap komplikasi kaki.

    Mekanismenya tidak jelas, bisa dari faktor perilaku, psikologis, atau berhubungan dengan

    status sosial ekonomi, atau transportasi menuju klinik terdekat.

    - Situasi sosial

    Hidup sendiri dua kali lebih tinggi

    Faktor risiko perilaku :

    Ketrampilan manajemen diri sendiri sangat berkaitan dengan adanya komplikasi kaki

    diabetik. Ini berhubungan dengan perhatian terhadap kerentanan.

    Faktor risiko lain :

    - Berat badan

    - Merokok

    Patogenesis

    Diabetes seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang menghambat sirkulasi

    darah. Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar arteri yang sering menyebabkan

    penurunan sirkulasi yang signifikan di bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikutberperan terhadap timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang

    disuplai ke kulit maupun jaringan lain, sehingga menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh.

    Kondisi kaki diabetik berasal dari suatu kombinasi dari beberapa penyebab seperti

    sirkulasi darah yang buruk dan neuropati. Berbagai kelainan seperti neuropati, angiopati yang

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    4/24

    merupakan faktor endogen dan trauma serta infeksi yang merupakan faktor eksogen yang

    berperan terhadap terjadinya kaki diabetik.

    Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, metabolik dan faktor

    risiko yang lain. Kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia) ternyata mempunyai dampak negatif

    yang luas bukan hanya terhadap metabolisme karbohidrat, tetapi juga terhadap metabolisme

    protein dan lemak yang dapat menimbulkan pengapuran dan penyempitan pembuluh darah

    (aterosklerosis), akibatnya terjadi gaangguan peredaran pembuluh darah besar dan kecil., yang

    mengakibatkan sirkulasi darah yang kurang baik, pemberian makanan dan oksigenasi kurang

    dan mudah terjadi penyumbatan aliran darah terutama derah kaki.

    Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk

    merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang

    menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya

    insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi

    dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi. neuropati juga dapat menyebabkan deformitas

    sepertiBunion,Hammer Toes dan Charcot Foot.

    Salah satu bentuk deformitas pada kaki diabetik.

    Dari faktor-faktor pencetus diatas faktor utama yang paling berperan dalam timbulnya

    kaki diabetik adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Infeksi sendiri sangat jarang merupakanfaktor tunggal untuk terjadinya kaki diabetik. Infeksi lebih sering merupakan komplikasi yang

    menyertai kaki diabetik akibat iskemia atau neuropati. Secara praktis kaki diabetik dikategorikan

    menjadi 2 golongan : kaki diabetik akibat angiopati / iskemia dan kaki diabetik akibat neuropati,

    dan ditambah kaki diabetik akibat infeksi.

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    5/24

    1.Kaki Diabetik akibat angiopati / iskemia

    Penderita hiperglikemia yang lama akan menyebabkan perubahan patologi pada

    pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan penebalan tunika intima hiperplasia membran basalis

    arteria, oklusi (penyumbatan) arteria, dan hiperkeragulabilitas atau abnormalitas tromborsit,

    sehingga menghantarkan pelekatan (adhesi) dan pembekuan (agregasi).

    Selain itu, hiperglikemia juga menyebabkan lekosit DM tidak normal sehingga fungsi

    khemotoksis di lokasi radang terganggu. Demikian pula fungsi fagositosis dan bakterisid intrasel

    menurun sehingga bila ada infeksi mikroorganisme (bakteri), sukar untuk dimusnahkan oleh

    sistem plagositosis-bakterisid intraseluler. Hal tersebut akan diperoleh lagi oleh tidak saja

    kekakuan arteri, namun juga diperberat oleh keadaan darah yang tidak normal. Adanya

    peningakatan kadar fripronogen dan bertambahnya reaktivitas trombosit, akan menyebabkan

    tingginya agregasi sel darah merah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat, dan memudahkan

    terbentuknya trombosit pada dinding arteri yang sudah kaku hingga akhirnya terjadi gangguan

    sirkulasi.

    Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa

    penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada

    tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadikurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosis/gangren yang

    sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan/tindakan amputasi.

    Tanda-tanda dan gejala-gejala akibat penurunan aliran darah ke tungkai meliputi

    klaudikasi, nyeri yang terjadi pada telapak atau kaki depan pada saat istirahat atau di malam

    hari, tidak ada denyut popliteal atau denyut tibial superior, kulit menipis atau berkilat,

    atrofi jaringan lemak subkutan ,tidak ada rambut pada tungkai dan kaki bawah, penebalan

    kuku, kemerahan pada area yang terkena ketika tungkai diam, atau berjuntai, dan pucat

    ketika kaki diangkat.

    2. Kaki Diabetik akibat neuropati

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    6/24

    Pasien diabetes mellitus sering mengalami neuropati perifer, terutama pada pasien

    dengan gula darah yang tidak terkontrol.

    Di samping itu, dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami

    infeksi akibat munculnya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembanguya bakteri

    patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama

    bakteri anaerob.

    Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk

    merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang

    menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya

    insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi

    dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi.

    Secara klinis dijumpai parestesi, hiperestesi, nyeri radikuler, hilangnya reflek

    tendon, hilangnya sensibilitas, anhidrosis, pembentukan kalus, ulkus tropik, perubahan

    bentuk kaki karena atrofi otot ataupun perubahan tulang dan sendi seperti Bunion, Hammer

    Toes dan Charcot Foot. Secara radiologis akan nampak adanya demineralisasi, osteolisis atau

    sendi Charcot.

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    7/24

    Predileksi paling sering terjadinya ulkus pada kaki diabetik adalah bagian dorsal ibu jari

    dan bagian proksimal & dorsal plantar metatarsal.

    Faktor-faktor yang berperan terhadap timbulnya neuropati ditentukan oleh :

    - Respon mekanisme proteksi sensoris terhadap trauma

    - Macam, besar dan lamanya trauma

    - Peranan jaringan lunak kaki

    Neuropati perifer pada kaki akan menyebabkan terjadinya kerusakan saraf baik saraf

    sensoris maupun otonom. Kerusakan sensoris akan menyebabkan penurunan sensoris nyeri,

    panas dan raba sehingga penderita mudah terkena trauma akibat keadaan kaki yang tidak

    sensitif ini.

    Gangguan saraf otonom disini terutama diakibatkan oleh kerusakan serabut saraf

    simpatis. Gangguan saraf otonom ini akan mengakibatkan perubahan aliran darah, produksi

    keringat berkurang atau tidak ada, hilangnya tonus vaskuler.

    Peran saraf otonom terhadap timbulnya kaki diabetik neuropati dapat disimpulkan

    sebagai berikut : neuropati otonom akan menyebabkan produksi keringat berkurang, sehingga

    menyebabkan kulit penderita akan mengalami dehidrasi serta menjadi kering dan pecah-pecah

    yang memudahkan infeksi, dan selanjutnya timbulnya selullitis ulkus ataupun gangren. Selain

    itu neuropati otonom akan mengakibatkan penurunan nutrisi jaringan sehingga terjadi perubahn

    komposisi, fungsi dan keelastisitasannya sehingga daya tahan jaringan lunak kaki akan

    menurun yang memudahkan terjadinya ulkus.

    Distribusi tempat terjadinya kaki diabetik secara anatomik :

    -50% ulkus pada ibu jari

    -30% pada ujung plantar metatarsal

    -10 15% pada dorsum kaki

    -5 10% pada pergelangan kaki

    -Lebih dari 10% adalah ulkus multipel

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    8/24

    3.Kaki diabetik akibat infeksi

    Pada prinsipnya penderita diabetes melitus lebih rentan terhadap infeksi daripada orangsehat. Keadaan infeksi sering ditemukan sudah dalam kondisi serius karena gejala klinis yang tidak

    begitu dirasakan dan diperhatikan penderita.

    Faktor-faktor yang merupakan risiko timbulnya infeksi yaitu:

    a. faktor imunologi

    - produksi antibodi menurun

    - peningkatan produksi steroid dari kelenjar adrenal

    - daya fagositosis granulosit menurun

    b. faktor metabolik

    - hiperglikemia

    - benda keton mengakibatkan asam laktat menurun daya bakterisidnya

    - glikogen hepar dan kulit menurun

    c. faktor angiopati diabetika

    d. faktor neuropati

    Beberapa bentuk infeksi kaki diabetik antara lain: infeksi pada ulkus telapak kaki, selulitis

    atau flegmon non supuratif dorsum pedis dan abses dalam rongga telapak kaki. Pada ulkus yang

    mengalami gangren atau ulkus gangrenosa ditemukan infeksi kuman Gram positif, negatif dan

    anaerob.

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    9/24

    DIABETES MELLITUS

    Penyakit pembuluh

    darah tepi

    Neuropati otonom Neuropati perifer

    Sumbatan Aliranoksigen , nutrisi ,antibiotik

    KeringatAlirandarah

    Inderaraba

    Gerak

    Luka sulitsembuh

    Kult kering,pecah

    Resorpsitulang

    Kerusakansendi

    Kerusakankaki

    Tumpuan beratyang baru

    Kehilanganrasa sakit

    Trauma

    Atropi

    Kehilanganbantalanlemak

    ULKUSINFEKSISindrom jari biru

    Gangren mayor

    Gangren

    AMPUTASI

    Klasifikasi

    Menurut berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik dibagi dalam enam derajat menurutWagner, yaitu;

    sistem klasifikasi kaki diabetik, Wagner.

    Derajat (GRADE) Lesi

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    10/24

    GRADE O

    GRADE 1

    GRADE 2

    GRADE 3

    GRADE 4

    GRADE 5

    TIDAK TERDAPAT LESI TERBUKA, MUNGKI

    HANYA DEFORMITAS DAN SELULITIS

    ULSER SUPERFISIALIS

    ULSER DALAM SAMPAI TENDON, ATAU TULANG

    ULSER DALAM DENGAN ABSES, OSTEOMILITI

    DAN INFEKSI PERSENDIAN

    GANGREN LOKAL-KAKI DEPAN ATAU TUMIT

    GANGREN PADA SELURUH KAKI

    Sistem klasifikasi kaki diabetic, modifikasi Brodsky

    Kedalaman Luka Definisi

    0

    1

    2

    3

    Kaki berisiko tanpa ulserasi

    Ulserasi superfisial, tanpa ulserasi

    Ulserasi yang dalam sampai mengenai tendon

    Ulserasi yang luas/abses

    Luas Daerah Iskemik Definisi

    A

    B

    C

    D

    Tanpa iskemik

    Iskemik tanpa gangrene

    Partial gangrene

    Complete foot gangrene

    Diagnosis

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    11/24

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dengan penentuan tipe angiopati dan

    neuropati berupa kelainan mikroangiopati atau makroangiopati, sifat obstruksi, dan status vaskuler

    Gangren diabetik akibat mikroangiopati disebut juga sebagai gangren panas karena

    walaupun terjadi nekrosis, daerah akral akan tampak tetap merah dan terasa hangat oleh

    peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal.

    Proses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah. Bila sumbatan terjadi

    secara akut, emboli akan memberikan gejala klinis berupa 5P, yaitu Pain, Pale, Paresthesia,

    Pulselessness dan Paralisisdan bila terjadi sumbatan secara kronis, akan timbul gambaran klinik

    menurut pola dari Fontaine, yaitu Pada stadium I; asimptomatis atau gejala tidak khas (semutan

    atau geringgingan), stadium II; terjadi klaudikasio intermiten, stadium III; timbul nyeri saat

    istirahat dan stadium IV; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).

    a. Pemeriksaan Fisik

    Melakukan penilaian ulkus kaki merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan

    dengan keputusan dalam terapi. Pemeriksaan fisik diarahkan untuk mendapatkan deskripsi karakter

    ulkus, menentukan ada tidaknya infeksi, menentukan hal yang melatarbelakangi terjadinya ulkus

    (neuropati, obstruksi vaskuler perifer, trauma atau deformitas), klasifikasi ulkus dan melakukan

    pemeriksaan neuromuskular untuk menentukan ada/ tidaknya deformitas, adanya pulsasi arteri

    tungkai dan pedis.

    Deskripsi ulkus DM paling tidak harus meliputi; ukuran, kedalaman, bau, bentuk dan

    lokasi. Penilaian ini digunakan untuk menilai kemajuan terapi. Pada ulkus yang dilatarbelakangi

    neuropati ulkus biasanya bersifat kering, fisura, kulit hangat, kalus, warna kulit normal dan lokasi

    biasanya di plantar tepatnya sekitar kaput metatarsal I-III, lesi sering berupapunch out. Sedangkan

    lesi akibat iskemia bersifat sianotik, gangren, kulit dingin dan lokasi tersering adalah di jari.

    Bentuk ulkus perlu digambarkan seperti; tepi, dasar, ada/tidak pus, eksudat, edema atau kalus.

    Kedalaman ulkus juga perlu dinilai.

    Sedangkan untuk menentukan faktor neuropati sebagai penyebab terjadinya ulkus dapat

    digunakan pemeriksaan refleks sendi kaki, pemeriksaan sensoris, pemeriksaan dengan garpu tala,

    atau dengan uji monofilamen. Uji monofilamen merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    12/24

    dan cukup sensitif untuk mendiagnosis pasien yang memiliki risiko terkena ulkus karena telah

    mengalami gangguan neuropati sensoris perifer. Hasil tes dikatakan tidak normal apabila pasien

    tidak dapat merasakan sentuhan nilon monofilamen. Bagian yang dilakukan pemeriksaan

    monofilamen adalah di sisi plantar (area metatarsal, tumit dan dan di antara metatarsal dan tumit)

    dan sisi dorsal.

    Gangguan saraf otonom menimbulkan tanda klinis keringnya kulit pada sela-sela jari dan

    cruris. Selain itu terdapat fisura dan kulit pecah-pecah, sehingga mudah terluka dan kemudian

    mengalami infeksi.

    Pemeriksaan pulsasi merupakan hal terpenting dalam pemeriksaan vaskuler pada penderita

    penyakit oklusi arteri pada ekstremitas bagian bawah. Pulsasi arteri femoralis, arteri poplitea,

    dorsalis pedis, tibialis posterior harus dinilai dan kekuatannya di kategorikan sebagai, normal,

    lemah atau hilang. Pada umumnya jika pulsasi arteri tibialis posterior dan dorsalis pedis teraba

    normal, perfusi pada level ini menggambarkan patensi normal. Penderita dengan claudicatio

    intermitten mempunyai gangguan arteri femoralis superfisialis, dan karena itu meskipun teraba

    pulsasi pada lipat paha namun tidak didapatkan pulsasi pada arteri dorsalis pedis dan tibialis

    posterior. Penderita diabetik lebih sering didapatkan menderita gangguan infra popliteal dan karena

    itu meskipun teraba pulsasi pada arteri femoral dan poplitea tapi tidak didapatkan pulsasi

    distalnya.

    Ankle brachial index (ABI) merupakan pemeriksaan non-invasif untuk mengetahui adanya

    obstruksi di vaskuler perifer bawah. Pemeriksaan ABI sangat murah, mudah dilakukan dan

    mempunyai sensitivitas yang cukup baik sebagai marker adanya insufisiensi arterial. Dalam

    keadaan normal tekanan sistolik di tungkai bawah (ankle) sama atau sedikit lebih tinggi

    dibandingkan tekanan darah sistolik lengan atas (brachial). Pada keadaan di mana terjadi stenosis

    arteri di tungkai bawah maka akan terjadi penurunan tekanan. ABI dihitung berdasarkan rasio

    tekanan sistolikankle dibagi tekanan sistolikbrachial. Dalam kondisi normal, harga normal dariABI adalah >0,9, ABI 0,710,90 terjadi iskemia ringan, ABI 0,410,70 telah terjadi obstruksi

    vaskuler sedang, ABI 0,000,40 telah terjadi obstruksi vaskuler berat

    Pasien dengan ABI kurang dari 0,5 dianjurkan operasi (misalnya amputasi) karena

    prognosis buruk. Jika ABI >0,6 dapat diharapkan adanya manfaat dari terapi obat dan latihan.

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    13/24

    b. Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis secara pasti

    adalah dengan melakukan pemeriksaan lengkap yakni pemeriksaan CBC (Complete BloodCount),

    pemeriksaan gula darah, ginjal, elektrolit

    Untuk menentukan patensi vaskuler dapat digunakan beberapa pemeriksaan non invasif

    seperti; (ankle brachial index/ ABI) yang sudah dijelaskan pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan

    lainnya ialah transcutaneous oxygen tension (TcP02), USG color Doppler atau menggunakan

    pemeriksaan invasif seperti; digital subtraction angiography (DSA), magnetic resonance

    angiography (MRA) atau computed tomography angoigraphy (CTA).

    Apabila diagnosis adanya penyakit obstruksi vaskuler perifer masih diragukan, atau apabila

    direncanakan akan dilakukan tindakan revaskularisasi maka pemeriksaan digital subtraction

    angiography, CTA atau MRA perlu dikerjakan. Gold standard untuk diagnosis dan evaluasi

    obstruksi vaskuler perifer adalah DSA. Pemeriksaan DSA perlu dilakukan bila intervensi

    endovascularmenjadi pilihan terapi.

    Pemeriksaan foto polos radiologis pada pedis juga penting untuk mengetahui ada tidaknya

    komplikasi osteomielitis. Pada foto tampak gambaran destruksi tulang dan osteolitik.

    Gambaran Klinis Kaki Diabetik

    Gambaran klinis dibedakan: neuropatik dan iskemik

    1.Gambaran neuropatik

    - gangguan sensorik

    - perubahan trofik kulit

    - ulkus plantar

    - atropati degeneratif (sendi Charcot)

    - pulsasi sering teraba

    - sepsis (bakteri/jamur)

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    14/24

    2.Gambaran iskemia

    - nyeri saat istirahat

    - ulkus yang nyeri disekitar daerah yang tertekan

    - riwayat klaudikasio intermiten

    - pulsasi tidak teraba

    - sepsis ( bakteri/jamur)

    Perbedaan klinis iskemia dan neuropati pada kaki diabetik

    Iskemia Neuropati

    Gejala

    Inspeksi

    Palpasi

    Ulserasi

    Klaudikasio

    Nyeri saat istirahat

    Sianosis

    Dingin

    Tak teraba nadi

    Nyeri

    Tumit dan jari kaki

    Biasanya tidak nyeri

    Kadang nyeri neuropati

    Kulit kering

    Tampak fisura-fisura

    Warna kulit normal

    Hangat

    Nadi teraba

    Tak nyeri

    Plantar

    Stadium dari Fontaine

    Stadium Gejala dan Tanda Klinis

    I

    II

    Gejala tidak spesifik seperti kesemutan , rasa berat

    Claudicatio intermitten yaitu sakit bila berjalan, hilang bila istirahat

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    15/24

    IIa

    IIb

    III

    IV

    Bila keluhan sakit pada jarak jalan >200 m

    Bila keluhan sakit pada jarak jalan

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    16/24

    Dalam mengelola diabetes mellitus langkah yang harus dilakukan adalah pengelolaan non

    farmakologis, berupa perencanaan makanan dan kegiatan jasmani. Baru kemudian kalau dengan

    langkah-langkah tersebut sasaran pengendalian diabetes yang ditentukan belum tercapai, dilanjut-

    kan dengan langkah berikutnya, yaitu dengan penggunaan obat atau pengelolaan farmakologis.

    Sarana pengendalian secara farmakologis pada penderita diabetes mellitus dapat berupa ;

    Pemberian Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

    - Golongan Sulfonylurea

    - Golongan Biguanid

    - Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase

    - Golongan Insulin Sensitizing

    Antibiotik

    Setiap luka pada kaki membutuhkan antibiotik, walaupun demikian tidaklah berarti

    pemberian antibiotik boleh dilakukan secara serampangan. Biakan kuman mutlak harus dilakukan

    untuk mendapat jenis antibiotik yang sesuai.

    Tampaknya semakin buruk keadaan infeksi, semakin banyak pula jenis kuman gram

    negatif. Bila infeksi yang berat ditemukan adanya jenis gram negatifProteus, Enterococcus, dan

    Pseudomonas, prognosis umumnya buruk. Gas gangren harus dicurigai sebagai tanda adanya

    infeksi oleh kuman anaerob. Oleh karena infeksi pada diabetes cenderung untuk cepat memburuk,

    pengobatan antibiotik sebaiknya segera dimulai. Pada infeksi kaki yang memburuk, sebaiknya

    pilihan antibiotik (sambil menunggu hasil biakan) ialah pemberian intravena. Dua kelompok

    kombinasi yang dianggap baik yaitu kombinasi aminoglikosida, ampisilin dan klindamisin atau

    sefalosporin dan kloramfenikol.

    2.Khusus (pengendalian kaki)

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    17/24

    A. Strategi pencegahan

    Fokus utama penanganan kaki diabetik adalah pencegahan terhadap terjadinya luka.

    Strategi pencegahan meliputi edukasi kepada pasien, perawatan kulit, kuku dan kaki dan

    penggunaan alas kaki yang dapat melindungi.

    Pada penderita dengan risiko rendah diperbolehkan mengguna-kan sepatu, hanya saja

    sepatu yang digunakan tidak sempit atau sesak. Sepatu atau sandal dengan bantalan yang lembut

    dapat mengurangi risiko terjadinya kerusakan jaringan akibat tekanan langsung yang dapat

    memberi beban pada telapak kaki.

    Pada penderita diabetes mellitus dengan gangguan penglihatan sebaiknya memilih kaos

    kaki yang putih karena diharapkan kaos kaki putih dapat memperlihatkan adanya luka dengan

    mudah.

    Perawatan kuku yang dianjurkan pada penderita diabetes mellitus adalah kuku-kuku harus

    dipotong secara transversal untuk mengurangi risiko terjadinya kuku yang tumbuh kedalam dan

    menusuk jaringan sekitar.

    Edukasi tentang pentingnya perawatan kulit, kuku dan kaki serta penggunaan alas kaki

    yang dapat melindungi dapat dilakukan saat penderita datang untuk kontrol.

    Pencegahan kaki diabetik, yaitu :

    a. Setiap infeksi meskipun kecil merupakan masalah penting sehingga menuntut perhatian

    penuh.

    b. Kaki harus dibersihkan secara teliti dan dikeringkan dengan handuk kering setiap kali

    mandi.

    c. Kaki harus diinspeksi setiap hari termasuk telapaknya, dapat dengan menggunakan cermin.

    d. Kaki harus dilindungi dari kedinginan.

    e. Kaki harus dilindungi dari kepanasan,batu atau pasir panas dan api.

    f. Sepatu harus cukup lebar dan pas.

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    18/24

    g. Dianjurkan memakai kaus kaki setiap saat.

    h. Kaus kaki harus cocok dan dikenakan secara teliti tanpa lipatan.

    i. Alas kaki tanpa pegangan, pita atau tali antara jari.

    j. Kuku dipotong secara lurus.

    k. Berhenti merokok.

    B. Penanganan Ulkus

    Ulkus pada kaki neuropati biasanya terjadi pada kalus yang tidak terawat dengan baik.

    Kalus ini terbentuk karena rangsangan dari luar pada ujung jari atau penekanan oleh ujung tulang.

    Nekrosis terjadi dibawah kalus yang kemudian membentuk rongga berisi cairan serous dan bila

    pecah akan terjadi luka yang sering diikuti oleh infeksi sekunder.

    Penanganan ulkus diabetik dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, yaitu;

    Tingkat 0 :

    Penanganan meliputi edukasi kepada pasien tentang alas kaki khusus dan pelengkap alas

    kaki yang dianjurkan. Sepatu atau sandal yang dibuat secara khusus dapat mengurangi tekanan

    yang terjadi. Bila pada kaki terdapat tulang yang menonjol atau adanya deformitas, biasanya tidak

    dapat hanya diatasi dengan pengguna-an alas kaki buatan umumnya memerlukan tindakan

    pemotongan tulang yang menonjol (exostectomy) atau dengan pembenahan deformitas.

    Tingkat I :

    Memerlukan debridemen jaringan nekrotik atau jaringan yang infeksius, perawatan lokal

    luka dan pengurangan beban.

    Tingkat II :

    Memerlukan debridemen, antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur, perawatan lokal luka

    dan teknik pengurangan beban yang lebih berarti.

    Tingkat III :

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    19/24

    Memerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian,

    imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian antibiotik parenteral yang sesuai dengan kultur.

    Tingkat IV :

    Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian atau amputasi seluruh

    kaki.

    Debridemen

    Debridemen berarti menggunakan alat untuk mengeluarkan sebanyak mungkin jaringan

    nekrotik. Tindakan ini tidak hanya mengeluarkan jaringan tetapi juga membuka jalur-jalur di

    sekitar nanah agar drainase menjadi baik. Setelah dibersihkan, luka dapat dikompres denganlarutan Betadine (pengenceran 4 kali) atau larutan Neomisin 1%. Kedua larutan ini baik sekali

    untuk luka bernanah. Pada luka yang bernanah sangat banyak, sebaiknya dilakukan dua kali sehari.

    Sebaiknya jangan merendam kaki yang sudah gangren, karena air hangat dapat menambah

    kebutuhan metabolisme jaringan sehingga memperburuk iskemia

    Amputasi

    Perkataan amputasi selalu menakutkan bagi setiap penderita diabetes, oleh karena selalu

    dikaitkan dengan pikiran tidak bisa berjalan lagi. Dengan sendirinya hal ini tidak selalu benar,

    amputasi jari kaki saja dengan sendirinya tidak mengganggu kegiatan jalan. Tindakan amputasi

    pada diabetes dapat pada jari kaki, transmetatarsal, di bawah lutut dan di atas lutut. Hal yang perlu

    diperhatikan dalam melakukan amputasi adalah tindakan ini harus dilakukan pada daerah di mana

    sirkulasi masih baik dan bebas infeksi agar luka dapat sembuh.

    C. Identifikasi faktor Risiko

    Identifikasi risiko adalah hal yang penting dalam managemen pencegahan secara

    efektif pada kaki pasien diabetes. Adapun risiko untuk terjadinya ulcus meliputi penderita

    dengan diabetes > 10 tahun, laki laki , kontrol gula darah yang buruk, adanya

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    20/24

    komplikasi kardiovaskuler, retina, dan ginjal. hal-hal yang berhubungan dengan

    peningkatan ri siko antara lain neuropati perifer dengan hi langnya sensasi protekti f,

    perubahan biomekanik, kejadian yang meningkatkan tekanan pads kaki, penyakit

    vaskuler perifer (penurunan pulsasi arteri pada pedis), riwayat pernah dapat ulkus atau

    amputasi, kelainan kuku yang berat

    Perawatan Kaki Diabetik

    Sebagian besar penderita kelainan kaki diabetes umumnya baru mencari pertolongan dokter

    setelah keadaan kaki sudah terlalu jelek. Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Cara

    terbaik untuk pencegahan ialah mengajak penderita untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan

    dengan terjadinya kelainan kaki, di samping pemeriksaan kaki oleh dokter. Dengan cara tersebut

    kemungkinan masuk rumah sakit atau amputasi akan jauh berkurang.

    Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tindakan pencegahan, baik

    oleh dokter maupun penderita. Dianjurkan agar para dokter selalu memperhatikan:

    1. Bentuk kaki

    Pembengkakan pada kaki perlu dicari penyebabnya, sebab pada penderita dengan neuropati

    diabetik adanya infeksi yang ringan kadang-kadang tidak disertai rasa sakit. Charcot joint tidak

    jarang menyerupai artritis degeneratif. Dengan pemeriksaan radiologis, diagnosis dapat

    ditegakkan.

    2. Kulit kaki / kuku

    Tidak jarang penderita pun mengalami infeksi pada kuku/kulit. Sepatu yang sempit sering

    mengakibatkan lecet pada kulit kaki; yang dapat berlanjut menjadi sumber gangren. Perlu dicari

    adanya penebalan kulit, kalus, fisura atau ulserasi.

    3. Keadaan sepatu

    Sebaiknya mempergunakan sepatu yang agak lebar, jangan yang lancip.

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    21/24

    4. Palpasi nadi kaki

    Pulsasi nadi kaki harus selalu diraba, terutama arteri tibialis posterior. Pemakaian Doppler

    Ultrasound recorder sangat banyak membantu menemukan kelainan pembuluh darah arteri di kaki.

    Bagi penderita usia lanjut dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan rutin.

    5. Palpasi suhu kaki

    Perlu palpasi perbandingan suhu kaki kiri dan kanan. Bahkan antara kaki betis dan paha

    untuk mengetahui derajat suplai darah ke perifer.

    6. Status sensorik-motorik kaki

    Pemeriksaan neurologis ini penting sekali. Selain itu juga mudah dilakukan. Tes vibrasi

    kaki kiri kanan dan pemeriksaan refleks sebaiknya dikerjakan secara rutin. Agaknya tidaklah

    terlalu sulit kalau pada semua penderita diabetes perlu diberikan pendidikan/informasi yang

    berkaitan dengan terjadinya kaki diabetes

    Prognosis

    Prognosis penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia karena semakin tua usia

    penderita diabetes mellitus semakin mudah untuk mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan

    tungkainya, lamanya menderita diabetes mellitus, adanya infeksi yang berat, derajat kualitas

    sirkulasi, dan keterampilan dari tenaga medis atau paramedic.

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    22/24

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    23/24

  • 7/31/2019 Kaki Diabet

    24/24