Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
FATH AL-MUrsquoIcircN
Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sastra (SS)
Oleh
M KHOAS RUDIN SODIK
107024002801
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
FATH AL-MUrsquoIcircN
Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sastra (SS)
Oleh
Muh Khoas Rudin Sodik
NIM 107024002801
Pembimbing
Dr Abdullah MAg
NIP 196108251993031002
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1 Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
NIM 107024002801
iv
v
ABSTRAK
M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku
Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan
Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011
Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas
fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun
muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath
Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil
terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit
berpengaruh terhada pemahaman pembaca
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan
keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan
kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data
kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat
efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk
pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen
yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa
Indonesia
Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode
terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang
tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya
kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya
ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan
(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang
vi
tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada
kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)
Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah
memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini
bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah
pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke
Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke
Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad
SAW
Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang
sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah
bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami
haturkan kepada
1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah
meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi
3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang
telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam
mempercepat proses kelulusan kuliah
4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof
Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad
Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi
MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-
persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada
para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang
Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari
viii
5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas layanan buku-bukunya
6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang
tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan
dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal
7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang
telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya
8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa
Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis
dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa
Arab
9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada
Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu
10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH
Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada
Penulis
11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat
ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha
Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur
Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi
buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata
ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan
seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun
tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda
tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan
ribuan terima kasih
12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima
dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda
tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
ii
KALIMAT EFEKTIF DALAM BUKU TERJEMAHAN
FATH AL-MUrsquoIcircN
Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sastra (SS)
Oleh
Muh Khoas Rudin Sodik
NIM 107024002801
Pembimbing
Dr Abdullah MAg
NIP 196108251993031002
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1 Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
NIM 107024002801
iv
v
ABSTRAK
M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku
Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan
Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011
Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas
fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun
muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath
Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil
terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit
berpengaruh terhada pemahaman pembaca
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan
keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan
kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data
kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat
efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk
pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen
yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa
Indonesia
Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode
terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang
tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya
kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya
ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan
(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang
vi
tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada
kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)
Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah
memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini
bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah
pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke
Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke
Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad
SAW
Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang
sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah
bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami
haturkan kepada
1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah
meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi
3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang
telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam
mempercepat proses kelulusan kuliah
4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof
Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad
Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi
MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-
persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada
para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang
Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari
viii
5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas layanan buku-bukunya
6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang
tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan
dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal
7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang
telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya
8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa
Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis
dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa
Arab
9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada
Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu
10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH
Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada
Penulis
11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat
ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha
Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur
Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi
buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata
ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan
seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun
tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda
tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan
ribuan terima kasih
12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima
dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda
tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1 Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memnuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
NIM 107024002801
iv
v
ABSTRAK
M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku
Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan
Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011
Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas
fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun
muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath
Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil
terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit
berpengaruh terhada pemahaman pembaca
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan
keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan
kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data
kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat
efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk
pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen
yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa
Indonesia
Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode
terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang
tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya
kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya
ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan
(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang
vi
tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada
kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)
Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah
memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini
bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah
pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke
Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke
Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad
SAW
Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang
sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah
bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami
haturkan kepada
1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah
meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi
3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang
telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam
mempercepat proses kelulusan kuliah
4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof
Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad
Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi
MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-
persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada
para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang
Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari
viii
5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas layanan buku-bukunya
6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang
tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan
dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal
7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang
telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya
8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa
Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis
dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa
Arab
9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada
Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu
10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH
Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada
Penulis
11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat
ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha
Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur
Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi
buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata
ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan
seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun
tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda
tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan
ribuan terima kasih
12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima
dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda
tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
iv
v
ABSTRAK
M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku
Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan
Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011
Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas
fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun
muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath
Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil
terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit
berpengaruh terhada pemahaman pembaca
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan
keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan
kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data
kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat
efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk
pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen
yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa
Indonesia
Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode
terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang
tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya
kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya
ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan
(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang
vi
tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada
kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)
Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah
memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini
bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah
pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke
Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke
Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad
SAW
Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang
sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah
bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami
haturkan kepada
1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah
meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi
3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang
telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam
mempercepat proses kelulusan kuliah
4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof
Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad
Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi
MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-
persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada
para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang
Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari
viii
5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas layanan buku-bukunya
6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang
tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan
dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal
7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang
telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya
8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa
Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis
dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa
Arab
9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada
Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu
10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH
Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada
Penulis
11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat
ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha
Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur
Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi
buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata
ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan
seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun
tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda
tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan
ribuan terima kasih
12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima
dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda
tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
v
ABSTRAK
M Khoas Rudin Sodik 107024002801 ldquoKalimat Efektif dalam Buku
Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn Studi Kasus Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo Jurusan
Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2011
Fath Al-Mursquoicircn karya Syaikh Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry membahas
fiqh yang berisikan tentang hukum-hukum dan tata cara dalam ibadah maupun
muamalah untuk kehidupan sehari-hari Penulis hanya mengetahui bahwa Fath
Al-Mursquoicircn ini baru diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad Akan tetapi dalam hasil
terjemahannya masih banyak kalimat-kalimat yang kurang efektif sehingga sedikit
berpengaruh terhada pemahaman pembaca
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menilai kualitas keakuratan pengalihan pesan
keberterimaan dan keterbacaan kalimat dalam teks sasaran dan (2) dan memberikan
kualitas terjemahan yang efektif sesuai tata bahasa Indonesia yang berlaku Penelitian
ini menggunakan pendekatan deskriptif-analitis dengan cara mengumpulkan data-data
kemudian dianalisis data tersebut sesuai dengan terjemahan yang berupa kalimat
efektif dalam bahasa Indonesia Sumber data adalah berupa pustaka yang merujuk
pada buku-buku mengenai terjemahan dan buku-buku bahasa Indonesia Dokumen
yang dianalisis berupa teks sebuah buku terjemahan mengenai fiqh yaitu buku
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn berbahasa Arab dan hasil terjemahannya dalam bahasa
Indonesia
Dalam terjemahan buku Fath Al-Mursquoicircn diterjemahkan menggunakan metode
terjemahan secara harfiah sehingga menyebabkanterdapat (1) adanya kalimat yang
tidak lengkap (2) adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis (3) adanya
kalimat yang tidak logis (4) adanya ketidaktepatan diksi (5) adanya
ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung kata depan
(atas daripada kepada) (6) pemadanan yang tidak tepat (7) penghilangan yang
vi
tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada
kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)
Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah
memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini
bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah
pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke
Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke
Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad
SAW
Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang
sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah
bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami
haturkan kepada
1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah
meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi
3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang
telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam
mempercepat proses kelulusan kuliah
4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof
Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad
Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi
MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-
persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada
para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang
Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari
viii
5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas layanan buku-bukunya
6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang
tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan
dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal
7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang
telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya
8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa
Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis
dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa
Arab
9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada
Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu
10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH
Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada
Penulis
11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat
ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha
Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur
Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi
buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata
ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan
seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun
tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda
tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan
ribuan terima kasih
12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima
dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda
tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
vi
tidak perlu (8) penambahan yang tidak perlu (8) tidak melakukan penambahan pada
kalimat yang membutuhkan penambahan (necessary addition)
Oleh sebab itu tujuan penulisan skripsi ini adalah menganalisis
terjemahan Fath Al-Mursquoicircn agar lebih efektif dan pembaca dapat mudah
memahami pesan yang disampaikan oleh penulis asli
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini
bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah
pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke
Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke
Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad
SAW
Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang
sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah
bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami
haturkan kepada
1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah
meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi
3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang
telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam
mempercepat proses kelulusan kuliah
4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof
Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad
Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi
MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-
persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada
para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang
Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari
viii
5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas layanan buku-bukunya
6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang
tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan
dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal
7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang
telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya
8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa
Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis
dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa
Arab
9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada
Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu
10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH
Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada
Penulis
11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat
ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha
Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur
Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi
buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata
ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan
seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun
tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda
tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan
ribuan terima kasih
12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima
dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda
tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
berbagai banyak kenikmatan serta pertolongan kepada Penulis sehingga karya ini
bisa selesai dan hadir ke paling agung akhlaknya manusia yang tidak pernah
pergi ke terminal tapi namanya selalu dikenal manusia yang tidak pernah pergi ke
Bogor namun namanya selalu tersohor manusia yang tidak pernah pergi ke
Bandung namun namanya selalu tersanjung dia lah Nabi Besar Muhammad
SAW
Penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atas
terselesaikannya skripsi ini terutama kepada Bapak Dr Abdullah MAg selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan bimbingan yang
sangat berharga bagi Penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
mengoreksi memberikan referensi serta motivasi Penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini Semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang telah
bapak lakukan dalam hal kebaikan terhadap Penulis Terima kasih juga kami
haturkan kepada
1 Bapak Dr H Abd Wahid hasyim MAg Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Bapak Ahmad Syaikhudin MAg selaku Ketua Jurusan Tarjamah yang telah
meminjamkan beberapa bukunya untuk menyelesaikan penulisan skripsi
3 Bapak Syarif Hidayatullah MHum selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah yang
telah ikut andil dalam memberikan motivasi dan dorongannya dalam
mempercepat proses kelulusan kuliah
4 Seluruh jajaran Dosen Tarjamah Bapak Irfan Abu Bakar MA Bapak Prof
Dr Sukron Kamil MA Ibu Karlina Helmanita MAg Bapak Drs Ahmad
Syatibi MAg Bapak Ali Hasan al-Bahr LC MA Bapak Drs Ikhwan Azizi
MA dan lain sebagainya yang tidak bisa Penulis sebutkan namanya satu-
persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan tarsquodzhim penulis kepada
para dosen Semoga selama Penulis belajar di Jurusan Tarjamah ilmu yang
Penulis dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat di kemudian hari
viii
5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas layanan buku-bukunya
6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang
tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan
dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal
7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang
telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya
8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa
Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis
dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa
Arab
9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada
Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu
10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH
Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada
Penulis
11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat
ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha
Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur
Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi
buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata
ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan
seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun
tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda
tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan
ribuan terima kasih
12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima
dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda
tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
viii
5 Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas layanan buku-bukunya
6 Kedua orangtua tercinta Bapak Muh Aminullah dan Ibu Tuti Haryani yang
tiada henti-hentinya mendoakan mencurahkan kasih sayang cinta dan
dorongannya baik moril maupun materil sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik dan maksimal
7 Adik-adikku M Ilham budi Utomo M Ali Nurdin Soimatul Hidayah yang
telah memberikan semangat dan bantuan-bantuannya
8 Guruku Ust Nasaruddin yang selalu mengajari Penulis akan ilmu Bahasa
Arab terutama masalah Nahwu dan shorof Somoga ilmu yang sudah Penulis
dapati agar bermanfaat dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai bahasa
Arab
9 Guruku Ust Safrudin yang telah rela memberikan ilmu fiqhnya kepada
Penulis dalam mengkaji Kitab Fath al-Mursquoicircn serta ilmu nahwu
10 Pimpinan Pondok Pesantren Salaf Daar al-Musthafa termasuk guruku KH
Ubaidillah Hamdan yang turut aktif memberikan ilmu-ilmunya kepada
Penulis
11 Sahabat-sahabatku seperjuangan di Jurusan Tarjamah Hilman rahmat
ldquomamatrdquo (teman yang selalu menemani bermain-main di kampus) rezha
Sukron ldquoBulukrdquo Tohadi Eka Ibnu Aisyah Rahmawati Nur Ahdiyani Nur
Hani ldquonenekrdquo Farida (teman yang selalu menemani dalam mencari referensi
buku terkait pembuatan skripsi) Ismi Syifa Sarsquoadah Ibnudin Rido Dinata
ldquoKondorrdquo (teman yang selalu membuat canda dan tawa di kelas) dan
seluruhnya yang Penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu namun
tidak mengurangi rasa persahabatan kita yang telah memberikan canda
tawanya serta pinjaman referensinya yang begitu berharga Penulis ucapkan
ribuan terima kasih
12 Sahabat-sahabatku sepermainan di rumah kiki ldquoBalankrdquo hendra rudi bima
dian ldquopacerdquo yang telah menghibur dan memberikan doanya dan canda
tawanya di saat Penulis sedang kerepotan dalam proses penyusunan skripsi
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
ix
13 Terakhir Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada orang spesial yang
berada di hati Penulis yang isnya Allah akan menjadi pendamping hidup
karena berkat dorongan motivasi doanya skripsi ini bisa tercapai
Tak ada untaian kata yang keluar yang pantas Penulis ungkapkan kecuali
ucapan terima kasih semoga bantuan dan motivasinya dari seluruh pihak bernilai
ibadah dan amal shalih di pandangan Allah SWT Semoga Allah membalasnya
dengan yang lebih baik dan semoga skripsi ini dapat beermanfaat bagi kita semua
Saran dan kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk interpretasi yang lebih
baik lagi
Jakarta
M Khoas Rudin Sodik
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
x
DAFTAR ISI
LEMBARPERNYATAAN iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN xii
Bab I Pendahuluan 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D Tinjauan Pustaka 7
E Metodologi Penelitian 7
F Sistematika Penulisan 8
Bab II KERANGKA TEORI 10
A Teori Tentang Penerjemahan 10
1 Pengertian Penerjemahan 10
2 Proses Penerjemahan 12
3 Metode Penerjemahan 14
B Kalimat 20
1 Definisi Kalimat 20
2 Pembagian Kalimat 22
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
xi
C Kalimat Efektif 35
D Ciri-ciri Kalimat Efektif 37
Bab III INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIN DAN
TERJEMAHANNYA 49
1 Buku Fath al-Mursquoicircn helliphelliphelliphellip 49
a Biografi Pengarang 49
b Siatematika Kitab Fath al-Mursquoicircn 50
2 Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn 53
a Biografi Penerjemah 53
b Isi Buku Terjemahan 55
Bab IV PEMBAHASAN 57
1 Yang Jelas Kesatuan Gagasannya helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57
2 Subjek Ganda 62
3 Penggunaan Bentuk Panjang yang Salah 64
4 Melakukan Penonjolon kata Di Depan Kalimat helliphelliphelliphellip 71
5 Variasi Panjang Pendeknya Kalimat 75
6 Variasi Pembentukkan me- dan di- 79
7 Variasi dengan Posisi dalam Kalimat 82
Bab V Penutup 84
A Kesimpulan 84
B Saran atau Rekomendasi 85
DAFTAR PUSTAKA helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 87
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Dalam skripsi ini sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf
latin Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam buku
ldquoPedoman Karya Ilmiahrdquo CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 Pedoman Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Dibaca
a Tidak dilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts te dan es ث
j Je ج
h h dan garis bawah ح
kh ka dan ha خ
d de د
dz de dan zet ذ
r er ر
z zet ز
s es س
sya es dan ye ش
s es dan garis di bawah ص
d de dan garis di bawah ض
t te dan garis di bawah ط
z zet dan garis di bawah ظ
koma terbalik di atas hadap lsquo ع
kanan
gh ge dan ha غ
f ef ف
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
xiii
q ki ق
k ka ك
l el ل
m em م
n en ن
w we و
h ha ھ
apostrof ´ ء
y ye ي
2 Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti voka bahasa Indonesia terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong
a Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
― A Fathah
i Kasrah
u Dammah
b Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ي ai a dan i
au a dan u و
c Vokal Panjang
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
xiv
acirc a dengan topi di atas
icirc i dengan topi di atas ي
ucirc u dengan topi di atas و
3 Kata Sandang
Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambagkan dengan huruf
yaitu ال dialihaksarakan menjadi huruf l baik diikuti huruf syamsiyyah
maupun huruf qomariyyah Contoh al-rijacircl bukan ar-rijacircl al-diwacircn
bukan ad-diwacircn
4 Syaddah (Tasydicircd)
Syaddah atau Tasydicircd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda --- dalam alihakasara ini dilambangkan dengan
huruf yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu
Akan tetapi hal ini tidak perlu jika huruf yang menerima tanda syaddah
itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah
Misalnya kata الضرورة tidak ditulis aḏ-ḏarucircrah melainkan al-ḏarucircrah
demikian seterusnya
5 Tarsquo Marbucircṯah
Jika huruf Tarsquo Marbucircṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri maka
huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h (contoh no1) hal yang
sama juga berlaku jika Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti oleh (narsquot) atau kata
sifat (contoh no2) namun jika huruf Tarsquo Marbucircṯah tersebut diikuti kata
benda (ism) maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t (contoh
no3)
6 Huruf Kapital
Menikuti EYD bahasa Indonesia untuk paper name (nama diri nama
tempat dan sebagainya) Seperti al-Kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf
ldquoalrdquo a tidak boleh kepital
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kitab Fath al-Mursquoicircn merupakan salah satu karya monumental ulama
mutarsquoakhirin dari kalangan Syafirsquoiyah yang menjadi standar kitab bagi pesantren di
Indonesia Bahkan di beberapa pesantren kitab tersebut sebagai tolok ukur santri
dalam penguasaan kitab Salaf Sebuah Kitab kecil yang banyak sekali memiliki
keunggulan dibanding kitab-kitab lain dan diajarkan hampir di semua pesantren yang
berhaluan Ahli Sunnah Syafirsquoiyah di Dunia ini
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini juga adalah Kitab Syarah Qurrah al-Ain Fi
Muhimmah al-Din sebuah Syarah yang menjelaskan mana murod kitab Qurrah al-
Ain sendiri merupakan karya Zain al-Din ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Kitab Fath
al-Mursquoicircn ini seperti kitab-kitab fiqh yang lain membahas semua permasalahan
fiqhiyah mulai dari Ubudiyah Mursquoamalah Munakahah dan Jinayah dengan
diklasifikasikan sesuai dengan bab-babnya
Dalam pembahasan Shalat kitab ini mudah untuk ditelaah karena di
dalamnya membahas kaifiyah atau tata cara Shalat Kitab Fath al-Mursquoicircn ini lebih
runtut dibanding dengan kitab lain karena dalam penyebutan tidak diklasifikasikan
sesuai dengan Fardlu dan Sunahnya melainkan di sebutkan sesuai dengan kaifiyah
itu Metode seperti ini juga diterapkan dalam pembahasan haji dan umroh
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989
2
Kitab kuning mempunyai ciri khusus dalam penulisannya di antaranya
penulisan kitab kuning tidak mengenal tanda baca pemberhentian kesan bahasanya
yang berat klasik dan tanpa harakat Ciri lain adalah terdiri dari dua bagian matn
Matan yaitu teks asal atau inti dan syarh yaitu komentar atau penjelas matn matn
selalu diletakkan di bagian pinggir sebelah kanan dan kiri Syarh diletakkan di bagian
tengah setiap halaman kitab klasik
Penerjemahan yang dilakukan para santri dan kyai di pesantren pada
umumnya menggunakan kata demi kata mengakibatkan tidak menghasilkan bahasa
Indonesia secara baik dan benar Penerjemahan yang dilakukan bukanlah
mengalihkan ide atau pesan bahasa sasaran tetapi mengalihkan kata-perkata
mengikuti bahasa sumber dan tidak memperlihatkan struktur bahasa sasarannya
sehingga ide atau pesan yang dimaksud oleh penulis atau pengarang tersebut masih
kurang diperhatikan Contoh sederhana adalah cara peletakkan firsquoil dan farsquoil Dalam
keterangannya firsquoil itu dalam bahasa Indonesia bermakna kata kerja (predikat)
sedangkan farsquoil berarti subjek
Kalimat efektif dalam konteks bahasaa diartikan sebagai kalimat yang
memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah ringkas dan enak dibaca 1 Dalam
bahasa Indonesia misalnya jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya
melaporkan kepada kami Kalimat tersebut kurang jelas maksudnya karena ada
bagian yang dihilangkan atau tidak sejajar Siapakah yang diminta ldquosupaya
melaporkan kepada kamirdquo Ternyata imbauan ini untuk penumpang yang membeli 1 Rusnandar Rd dkk Bahasa Indonesia Untuk SMK (Bandung Galaxsi Puspa Mega 2001)
3
tiket di agen Jika demikian kalimat tersebut harus diubah menjadi jika bus ini
mengambil penumpang di luar agen anda diharapkan melaporkannya kepada kami
Jelaslah hubungan antara penerjemahan dengan kalimat efektif sesuai dengan
apa yang telah dipaparkan di atas yaitu setiap gagasan pikiran atau konsep yang
dimiliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat
Kalimat yang benar (dan juga baik) haruslah memenuhi persyaratan gramatikal
Artinya kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti
unsur-unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap kalimat (subjek dan predikat)
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) struktur
dan logikanya yang terdapat dalam kalimat Kalimat yang memenuhi kaidah tersebut
jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar Seperti contoh dibawah
ini
Contoh lain seperti عثمان تحمل المجلة diterjemahkan menjadi ldquousman
membawa makalahrdquo Contoh kalimat tersebut tidak diterjemahkan sesuai susunan
struktur kalimat bahasa Arab yaitu menjadi membawa majalah usman Terjemahan
itu bukan merupakan kalimat efektif Karena dalam bahasa Indonesia tidak
menggunakan kalimat sempurna dengan diawali dengan PSOK (predikat Subyek
Obyek Keterangan) Pada umumnya kalimat disusun berdasarkan SPOK (Subyek
Predikat Obyek Keterangan) dan susunan seperti itu merupakan susunan kalimat
efektif
Dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn terdapat sebuah kalimat
4
فيهما المشهورة الالفاظ من عرف ما وشرعا الاعلام لغة هما
Terjemahannya
Adzan dan iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut
marsquona syara adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur
diketahui dalam adzan dan iqamah2
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat efektif
karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode secara
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja Untuk
kata ldquodanrdquo sebaiknya diganti ldquosedangkanrdquo Karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Pada kata المشھورة tetap diterjemahkan
apa adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak
tepat untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut
yaitu ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
2 Asrsquoad Aly Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal217 baris 1
5
ldquosecara bahasa adzan dan iqamah berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal sebagai keduanyardquo
Karena memandang bahwa kitab ini sangat penting bagi masyarakat luas
maka Penulis ingin meneliti sejauh mana efektivitas terjemahan dalam
menerjemahkan kitab Fath al-Mursquoicircn ini
B Batasan dan Rumusan Masalah
Melihat latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas terjemahan
yang digunakan oleh Drs H Aliy Asrsquoad dalam terjemahan buku Fath al-Mursquoicircn Buku
ini menjadi rujukan untuk belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren baik salafi
maupun modern dan di tengah masyarakat yang kurang memahami bahasa Arab
Akan tetapi mengingat buku terjemahan tersebut begitu kompleks maka
Penulis perlu memabatasi permasalahan hanya pada kajian ldquoKalimat Efektif dalam
Buku Terjemahan Fath al-Mursquoicircn Bab ldquoShalatrdquo dan ldquoAdzanrdquo
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah maka Penulis membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu hanya jilid 1 bab shalat dan adzan Dalam bab shalat ini
Penulis lebih mengerucut pada pembahasan pengertian shalat dan syarat-syarat shalat
dan adzan Maka dalam hal ini Penulis merumuskan masalah sebagai berikut
6
1 Apakah kalimat yang terdapat dalam terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn bab
adzan dan shalat ini merupakan terjemahan kalimat yang efektif sesuai dengan
ciri-ciri
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
C Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu
sebagai berikut
1 Untuk mengetahui bentuk ciri-ciri kalimat efektif
a) Kesatuan (unity)
b) Kehematan (economy)
c) Penekanan (emphasis)
d) Kevariasian (variety)
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menunjang kontribusi ilmiah
dalam penerjemahan yang baik sesuai dengan kaidah dan tata bahasa yang baik dan
7
benar serta dalam menyusun sebuah kalimat yang baik sehingga dapat dipahami oleh
para pembaca
D Tinjauan Pustaka
Sudah banyak yang membahas tentang kalimat efektif dalam terjemahan
kitab-kitab klasik contohnya kitab Fath al-Qorib dan Uqudulujain Namun dalam
kitab Fath al-Mursquoicircn ini peneliti terdahulu mengkaji tentang diksi yang diteliti oleh
Siti Mawadah dalam skripsinya yang berjudul Diksi dalam Terjemahan Kitab Fath
al-Mursquoicircn Bab Puasa Karya Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd Azicircz al-Malicircbary Ada pula
yang mengkaji tentang kata dalam sekripsinya Nubzatus Saniyah yang berjudul Pola
Terjemahan Kalimah Mabni Majhul dalam Kitab Fath al-Mursquoicircn (Analisis Semantik
Gramatkal Pada Bab Nikah) Sementara itu untuk mengkaji tentang kalimat efektif
itu belum terdapat dalam penelitian Maka dari itu Penulis di sini menjelaskan lebih
dalam lagi tentang terjemahan kitab Fath al-Mursquoicircn selain unsur diksi dan kalimah
(kata) dalam terjemahan yang Penulis analisis akan tetapi unsur kalimat dalam
terjemahan pun Penulis analisis pula supaya penerjemah itu dapat merangkaian
kalimat yang efektif agar dapat dipahami oleh para pembaca dengan menggunakan
tata bahasa yang baik dan benar yang terkandung dalam EYD
E Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini bersifat kajian pustaka (library Research) kemudian
metode yang digunakan penulis menggunakan deskriptif analisis yaitu dengan cara
membuat deskripsi atau gambaran mengenai kalimat efektif dalam terjemahan yaitu
8
tata bahasa yang baik dan benar sehingga memberikan penjelasan terhadap
permasalahan-permasalahan yang diteliti
Dalam penelitian ini penulis mengawalinya dengan studi kepustakaan Penulis
mengumpulkan data-data dari beberapa buku yang ada hubungannya dengan
penulisan skripsi ini dan untuk dapat dijadikan kerangka teoritis
Setelah data-data tersebut terkumpul maka Penulis melakukan analisa
mendalam terhadap data-data yang ada pada bab adzan dan shalat sesuai dengan
kalimat efektif yang berkaitan dengan keadaan bahasa sekarang yaitu EYD
Adapun secara keseluruhan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007
F Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang akan penulis paparkan ini merupakan strukturalisasi
penulisan agar dapat dipahami dengan baik Penulisan sekripsi ini disajikan dalam
lima bab yaitu
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisikan
tentang alasan penulis mengambil judul sekripsi ldquoKalimat Efektif terhadap
Terjemahan Kitab Fath al-Mursquoicircn Bab Adzan dan Shalat)rdquo pembatasan dan
perumusan masalah tujuan penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan
9
Bab kedua adalah kajian landasan teori yang berisikan tentang pengertian terjemahan
macam-macam teknik terjemahan kalimat efektif beserta cirri-ciri kalimat efektif
Dalam bab ini merupakan pengetahuan awal sebelum menganalisis suatu kalimat
yang efektif yang terdapat dalam bab IV
Bab tiga adalah biografi berisikan tentang riwayat hidup penulis dan identifikasi
gambaran umum tentang kitab Fath al-Mursquoicircn beserta biografi pengarang kitab Fath
al-Mursquoicircn
Bab empat merupakan analisis kalimat yang efektif Dalam bab ini akan dianalisis
kesatuan kehematan penekanan dan kevariasian dalam terjemahan kitab Fath al-
Mursquoicircn
Bab lima merupakan penutup yang mencakup kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan ini berisikan semua kesimpulan dari seluruh analisis
10
BAB II
KERANGKA TEORI
A Teori Tentang Penerjemahan
1 Pengertian Penerjemahan
Secara bahasa terjemah (translation) berasal dari kata bahasa Arab یترجم
artinya menerangkan atau memindahkan perkataan dari suatu bahasa ke ترجم -
bahasa lainnya Pelakunya disebut penerjemah ( ترجمم )
Secara istilah terjemah semua kegiatan manusia berkaitan dengan
memindahkan informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan (verbal dan
non verbal) dari informasi asal ke dalam informasi sasaran Artinya penerjemahan
yag dilakukan bukan hanya memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran
melainkan juga kegiatan yang berkaitan dengan non bahasa sepanjang
memindahkan informasi sumber ke informasi sasaran adalah merupakan kegiatan
penerjemahan seperti orang terkini yang memasang instrument berdasarkan
petunjuk skema pemasangannya juga merupakan kegiatan penerjemahan3
Newmark memberikan definisi tentang penerjemaan sebagai rdquorendering
the meaning of a text into another language in the way that the author intended
the textrdquo lsquomengalihkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan apa
yang dimaksud oleh pengarangrsquo
3 Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Bandung N amp Z Press 2007) h1
11
Brislin mengatakan bahwa penerjemahan adalah sebuah bentuk umum
yang mengacu pada pemindahan pemikiran dan ide dari satu bahasa (sumber) ke
bahasa yang lain (sasaran) baik bahasa itu dalam bentuk tertulis ataupun dalam
bentuk lisan baik itu telah disusun secara ortografi ataupun belum standar
ataupun baik satu atau dua bahasa itu berdasarkan tanda seperti bahasa isyarat
untuk orang yang tuli4
Eguene A Nida dan Charles R memberikan definisi penerjemahan yaitu
kegiatan yang menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang secara
sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber
pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya5 Secara
sederhana menerjemahkan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu
amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-
tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gaya bahasanya
Penerjemahan mengimplikasikan adanya dua bahasa yakni bahasa sumber
(BSu) yang sering diistilahkan source language (SL) dan bahasa sasaran (BSa)
atau target language (TL) Bahasa sumber adalah bahasa teks yang diterjemahkan
dan bahasa sasaran adalah bahasa teks hasil terjemahan6
Seorang penerjemah adalah seorang penulis Tentu saja ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri Gagasan-gagasan yang ada di dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan pengarang Meskipun begitu ia menuliskan
4 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) hal 9 5 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) hal 11 6 Muh Rohman Arif Penerjemahan Teks Inggris h 9
12
gagasan-gagasan pengarang itu dan ia ingin menyampaikan gagasan-gagasan
pengarang secara efektif Oleh karena itu penerjemah harus mempu menyusun
kalimat-kalimat yang efektif dalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang
dipakainya7
2 Proses Penerjemahan
Menerjemahkan bukanlah menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan
bukan pula menyadur saja dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan
kembali amanat dari suatu karya dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
harus mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain
Penerjemahan merupakan proses yang dilakukan secara bertahap Larson
mengemukakan tahap-tahap penerjemahan sebagai berikut (1) mempelajari
leksikon struktur gramatikal situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks
bahasa sumber (2) menganalisis teks bahasa sumber untuk menemukan
maknanya dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan
menggunakan leksikon dan struktur yang sesuai dengan bahasa sasaran dan
konteks budaya8
Dalam proses penerjemahan penerjemah melakukan rangkaian tindakan
dalam mencurahkan pengetahuan keterampilan kemampuan dan kebiasaannya
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui
7 A Widyamartaya Seni Menerjemahkan (Yogyakarta Kanisius 1989) h 11 8 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 19
13
beberapa tahapan dengan menggunakan prosedur penerjemahan metode
penerjemahan teknik penerjemahan dan sebagainya
Untuk menghasilkan pesan teks bahasa sasaran (Bsa) yang sesuai dengana
pesan yang terdapat pada teks bahasa sumber (Bsu) seorang penerjemah harus
memperhatikan proses penerjemahan yang melalui setidaknya 11 proses mulai
dari struktur luar Bsu hingga menjadi struktur luar Bsa dapat dijelaskan sebagai
berikut dengan cara berurutan9
Struktur luar Tsu (1) rarr pemahaman leksikal Tsu (2) rarr pemahaman morfolgis
Tsu (3) rarr pemahaman sintaksis Tsu (4) rarr pemahaman semantis Tsu (5) rarr
pragmatis Tsu (6) rarr struktur batin Tsu dan Tsa (7) rarr pemadanan leksikal Tsa
(8) rarr pemadanan morfologis Tsa (9) rarr pemadanan sintaksis Tsa (10) rarr
pemadanan semantis (11) rarr pemadanan pragmatis Tsa (12) rarr struktur luar Tsa
(13)
1) Struktur luas Bsu berarti masih berupa teks sumber (Tsu) belum mengalami
proses apapun
2) Pemahaman leksikal Tsu mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan
leksikal sehingga dia bisa memahami makna kosakata yang terlihat pada Tsu
3) Pemahaman morfologis Tsu mengharuskan penerjemaha memahami bentuk
mprfologis kosakata Tsu sehingga dia mengerti perubahan bentuk kosakata
pada Tsu yang berimbas pada perubahan makna
4) Pemahaman sintaksis TSu mengharuskan penerjemah memahami pola kalimat
dalam Tsu yang pada gilirannya mengontraskannya dengan Tsa
9 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim Al-An (Tangerang Dikara 2011) hal 13 cet V
14
5) Pemahaman semantik Tsu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan
yang berlaku pada Tsu
6) Pemahaman pragmatis Tsu mengharuskan penerjemah memahami
pemahaman yang dikaitkan dengan konteks yang berlaku pada Tsu
7) Pada struktur batin Tsu dan Tsa terjadi transformasi pada diri penerjemah
untuk kemudian menyelaraskan pemahaman Tsu ke dalam pemadanan Tsa
8) Pemadanan leksikal Tsa mengharuskan penerjemah memilih padanan yang
tepat untuk tiap kata yang ditemuinya pada Tsu
9) Pemadanan morfologis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan
soal padanan yang tepat pada suatu kata setelah mengalami perubahan bentuk
10) Pemadanan sintaksis Tsa mengharuskan penerjemah memiliki kepakaan
makna pada tiap pola kalimat dalam Tsa sehingga dapat memilih pada yang
akurat pada tiap kata yang ada di hadapannya
11) Pemadanan semantis Tsa berhubungan dengan pemadanan sintaksis Tsa
12) Pemadanan pragmatis Tsa merupakan hasil dari pemahaman kontekstual Tsu
sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan tepat kalimat dalm
konteks tertentu yang tentu saja akan berbeda maknanya meskipun
bentuknya sama
13) Ramuan dari pemahaman yang kemudian menghasilkan pemadanan itulah
yang bisa melahirkan struktur luar Tsa yang layak dikonsumsi
3 Metode Penerjemahan
Menurut Machali metode penerjemahan adalah cara melakukan
penerjemahan dan rencana dalam pelaksanaan penerjemahan Metode
15
penerjemahan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai perspektif
kebahasaan10
Moeliono menggolongkan terjemahan dalam tiga kelompok besar yaitu
(1) terjemahan harfiah ialah terjemahan yang dilakukan kata demi kata dengan
tujuan tidak menyimpang sedikit pun dari bentuk lahiriah bahasa sumber (2)
terjemahan bahasa atau saduran yaitu terjemahan yang bentuk bahasanya tidak
terkait pada naskah sumbernya tetapi tujuannya adalah mengungkapkan sari idea
tau maksud yang terkandung dalam naskah asli dan (3) terjemahan idiomatik
yaitu terjemahan yang mengarah pada kesepadanan atau ekuivalensi antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran
Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli Namun
diantara metode yang ada metode yang ditawarkan Newmark (1998) dinilai
sebagai paling lengkap dan memadai Menurut Newmark metode ini terbagi
menjadi 8 (delapan) yaitu sebagai berikut
1 Penerjemahan Kata demi Kata
Metode ini Penerjemahan dilakukan antarbaris terjemahan untuk tiap kata
berada di bawah setiap Bsu Urutan kata dalam bahasa sumber tetap
dipertahankan kata-kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna yang
paling umum tanpa mempertimbangkan konteks pemaikaiannya Kata yang
berkonteks budaya diterjemahkan secara harfiah11
10 Frans Sayogie Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) h 83 11 Syihabuddin Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) h 71
16
Contoh
كتب ثلاثة وعندي
Terjemahannya Dan di sisiku tiga buku-buku12
2 Penerjemahan Harfiah
Dalam metode penerjemahan ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang
sangat setia terhadap TSu Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan
penerjemah dterhadap aspek tata bahasa TSu seperti urutan-urutan bahasa
bentuk frase bentuk kalimat dan sebagainya Akibatnya serring muncul dari
terjemahan ini adalah hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena
penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia Padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar Hasilnya
dapat dibayangkan yakni bahasa Indonesia yang bergramatika bahasa Arab
sehingga sangat aneh untuk dibaca penutur Bsa Dalam hal ini Seorang
penerjemah mencarikan padanan kontruksi gramatikal teks sumber (Tsu) yang
terdekat dalam teks sumber (Tsu) Penerjemahan kata-kata Tsu masih
dilakukan terpisah dari konteks Metode ini biasanya digunakan pada tahap
awal (pengalihan)
Contoh
الزلزال ضحايا لمساعدة بندنج الى والاحسان البر رجال من رجل جاء
12 Moch Syarif Hidayatullah Tarjim al-An (Tangerang Dikara 2011) cet V h 31
17
Datang seorang laki-laki baik ke Bandung untuk membantu korban-korban
goncangan13
3 Penerjemahan Setia
Penerjemahan setia mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual
walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber Kata-kata
yang bermuatan budaya diterjemahkan tetapi menyimpang dari struktur
gramatikal bahasa sasaran Penerjemahan jenis ini berpegang teguh pada
tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terlihat sebagai terjemahan yang
kaku Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan
Contoh
الرماد كثير هو
Terjemahannya Dia (lk) dermawan banyak abunya
4 Penerjemahan Semantis
Penerjemahan semantis dibandingkan dengan metode penerjemahan setia
Penerjemahan semantis lebih luwes sedangkan penerjemahan setia lebih kaku
dan tidak berkompromi dengan kaidah Tsa Berbeda dengan penerjemahan
setia Penerjemahan semantis lebih mempertimbangkan unsur estetika (antara
lain kehidupan bunyi) teks BSu dengan mengkompromikan makna selama
masih dalam batas kewajaran Selain itu kata yang hanya sedikit mengandung
muatan budaya dapat diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang
fungsional Perbedaan penerjemahan setia dengan penerjemahan semantis
13 Ibid h 31
18
adalah bahwa penerjemahan sematis lebih fleksibel Empati
(pengidemtiifikasian diri) penerjemahan terhadap teks bahasa sumber dalam
penerjemahan semantis dibolehkan14
Contoh
)۱۰۸ البقرة( السبيل سواء ضل فقد بالايمان الكفر يتبدل ومن
Terjemahannya Barangsiapa mengambil kekufuran sebagai pengganti
keimanan ia tersesat dari jalan yang benar
5 Penerjemahan Adaptasi
Adaptasi merupakan cara penerjemahan nas yang paling bebas dibanding
cara penerjemahan lainnya Metode ini banyak digunakan dalam
menerjemahkan naskah drama dan puisi dengan tetap mempertahankan tema
karakter dan alur cerita Pernejemah pun mengubah kultur Bsu ke dalam
Bsa15
Contoh
النهار باعلى الينابيع عند قدم طوتخ لا حيث بعيد عاشت
Terjemahannya Dia hidup jauh dari jangkauan di atas gemericik air sungai
yang terdengar jernih16
14 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemah h 52 15 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) h 72 16 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4
19
6 Penerjemahan Bebas
Penerjemah memproduksi masalah yang dikemukakan oleh bahasa
sumber tanpa menggunakan cara tertentu Isi bahasa sumber ditampilkan
dalam bentuk bahasa si penerima yang benar-benar berbeda Metode ini
bersifat parafrasik yaitu mengungkapkan amanat yang terkandung di dalaظm
bahasa sumber dengan ungkapan penerjemah sendiri di dalam bahasa
penerima sehingga terjemahan menjadi lebih panjang dari pada aslinya17
Contoh
جمعينأ الناس لحياة الفساد صلأ من عظيم صلأ المال ان فى
Terjemahannya Harta sumber malapetaka18
7 Penerjemahan Idiomatik
Metode ini bertujuan untuk mereproduksi pesan dalam teks Bsu tetapi
sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang
tidak didapati pada versi aslinya Dengan demikian banyak terjadi diatorsi
nuansa makna19
Contoh
التعب بعد لاإ اللذة وما
Terjemahannya berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian20
17 Syihabuddin Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung Humaniora
2005) h 72 18 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 4 19 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 54 20 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5
20
8 Penerjemahan komunikatif
Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang demikian
rupa sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat
dimengerti oleh pembaca Oleh karena itu versi Tsa-nya pun langsung
berterima Sesuai dengan namanya metode ini memperhatikan prinsip-prinsip
komunikasi yaitu khalayak pembaca dan tujuan terjemahan Melalui metode
ini sebuah versi Tsu dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi Tsa sesuai
dengan prinsip-prinsip di atas21
Contoh
مضغة من ثم علقة من ثم نطفة من نتطور
Terjemahannya kita tumbuh dari mani lalu segumpal darah dan kemudian
segumpal daging22
B Kalimat
1 Definisi Kalimat
Kalimat mengandung satu kesatuan pikiran yang lengkap Kalau diucapkan
kalimat selalu diawali dan diakhiri dengan kesenyapan Di situ situasi atau lagu
kalimat menentukan arah atau maksud kalimat Bila ditulis kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik tanda tanya atau tanda seru Kadang-kadang
kalimat disertai tanda petik atau tanda elipsis23 Kalimat lebih-lebih dalam bahasa
21 Rochayah Machali Pedoman Bagi Penerjemahan h 55 22 Moch Syarif Hidayatullah Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan h 5 23 Sudarrno A Rahman Eman Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta PT Hikmat Syahid Indah 1986) h 52 cet 1
21
tertulis mengandung bagian yang tidak boleh ditinggalkan Kalau ditinggalkan
pendengar atau pembaca menjadi kurang paham akan maksud kalimat tersebut
Contoh kalimat
(1) Hamid sudah mengenal orang itu
Kalimat di atas sudah lengkap dan merupakan satu kesatuan pikiran Orang
tidak akan bertanya-tanya lagi karena sudah memahami pesan yang
dikandungnya Sebaliknya meskipun deretan kata itu lebih panjang belum
tentu ia merupakan kalimat Untuhnya kalimat bukan ditentukan oleh
banyaknya kata yang dikandungnya melainkan oleh lengkapnya bagian-
bagian Sebagai contoh kalimat di atas itu kita tambah dengan satu kata lagi
sehingga menjadi
(2) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu
Deretan kata nomor (2) itu bukanlah kalimat Adanya kata bahwa di situ
justru mengubah kalimat yang sudah sempurna menjadi sekedar bagian
kalimat yang lebih luas misalnya
(3) Bahwa Hamid sudah mengenal orang itu saya sudah tahu
Bagian kalimat yang tidak boleh ditinggalkan itu ialah subjek dan predikat
atau pokok dan sebutan Subjek adalah bagian yang diberitakan atau yang
diterangkan (D) dan predikat ialah bagian yang memberitakan atau yang
menerangkan (M)
Subjek dan predikat itu masing-masing hanya berupa satu kata misalnya
Hamid lulus Dalam kalimat ini Hamid merupakan bagian yang diberitakan
Sedangkan lulus merupakan bagian yang menjadi memberitakan Jadi Hamid adalah
22
subjek dan lulus adalah predikat Mungkin juga subjek dan predikat itu masing-
masing terdiri dari beberapa kata misalnya Hamid anak rajin itu sudah lulus
dengan baik Dapat juga kata yang menduduki tempat subjek dan predikat itu
jumlahnya lebih banyak lagi sehingga kalimatnya menjadi amat panjang misalnya
Hamid anak yang rajin cerdas dan baik budi itu sudah lulus ujian SMA dengan
nilai yang sangat baik
Dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kalimat baik yang
pendek merupakan bagian yang harus ada dalam kalimat
2 Pembagian Kalimat
Kalimat dapat dibagi menurut (a) bentuk dan (b) maknanya (nilai
komunikatifnya) Menurut bentuknya kalimat dibagi menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dapat dibagi lagi
menjadi kalimat yang berpredikat (1) nomina atau frasa nominal (2) adjektiva atau
frasa ajektival (3) verba atau frasa verbal dan (4) kata-kata lain seperti sepuluh
hujan dan sebagainya Kalimat menjemuk juga dapat dibagi lagi menjadi kelompok
yang lebih kecil yakni kalimat majemuk setara dan kalimat bertingkat24
Dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) kalimat terbagi menjadi kalimat (1)
berita (2) perintah (3) Tanya (4) seru (5) amfatik
24 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan 1988) h 267
23
a) Kalimat Menurut Bentuk
1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa Hal itu berarti
bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu
atau merupakan satu kesatuan Di samping itu tidak mustahil ada pula unsur bukan-
inti serperti keterangan tempat waktu dan alat Dengan demikian maka kalimat
tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek25 Contoh
Dia akan pergi
Kami mahasiswa Atma Jaya
Berdasarkan predikatnya kalimat tunggal dibagi menjadi
a Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada macam kalimat yang predikatnya terdiri atas
nomina Dengan demikian maka dua nomina yang dijejerkan dapat membentuk
kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi Syarat untuk
kedua unsur tersebut penting karena jika tidak terpenuhi maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat Perhatikan contoh berikut
1 Buku cetakan Bandung itu
2 Buku itu cetakan Bandung
Urutan kata seperti terlihat pada nomor (1) membentuk satu frasa dan bukan
kalimat karena tidak terdapat pemisahan yang wajar antara bagiannya dapat
ditafsirkan sebagai dua frasa nominal Sebaliknya pada (2) membentuk kalimat
karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nominal
25 Ibid h268
24
b Kalimat Berpredikat Adjektiva
Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa adjektiva atau frase adjektiva
seperti contoh berikut
1 Adiknya sakit
2 Perkataan itu benar
Pada contoh di atas subjek kalimat itu masing-masing adalah adiknya
perkataan orang itu dan alasan para pengunjuk rasa sedangkan predikatnya
adalah sakit benar
Kalimat yang berpredikatnya adjektiva sering juga dinamakan kalimat statif
kalimat statif kadang-kadang memanfaatkan verba adalah untuk memisahkan
subjek dari predikatnya Hal itu dilakukan bila subjek predikat atau kedua-
duanya panjang Perhatikan contoh berikut
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
Kadang-kadang predikat dalam kalimat statif diikuti oleh kata atau frase lain
Contoh
Adik saya sakit perut
Warna bajunya biru laut
Pada contoh tersebut dapat kita lihat sesudah predikat sakit dan biru terdapat
kata atau frase tambahan yakni perut dan laut Kata atau frase yang berdiri
sesudah predikat pada kalimat statif dinamakan pelengkap Jadi kata seperti laut
adalah pelengkap terhadap masing-masing predikat Seperti yang dapat dari
25
contoh tersebut pelengkap dapat berupa kata atau frase dan kategorinya pun
dapat berupa frase nominal verbal dan preposisional
c Kalimat Berpredikat Verba
Berdasarkan penggolongan verba itu kalimat yang berpredikat verba bukan
pasif dapat dibagi menjadi empat macam (1) kalimat taktransitif (2) kalimat
ekatransitif (3) kalimat dwitransitif Di samping itu terdapat kalimat dengan
verba pasif Verba ada mempunyai ciri khusus yaitu terdapat menghasilkan
kalimat yang urutan fungsinya terbalik
1) Kalimat Taktransitif
Yaitu kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap yang hanya memiliki
dua unsur fungsi inti yakni subjek dan predikatseperti halnya dengan kalimat
tunggal lain kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat
diiringi oleh unsur bukan inti seperti keterangan tempat waktu cara dan alat
Berikut adalah contoh kalimat verba yang tak berobjek dan tak berpelengkap
dengan unsur diletakkan dalam tanda kurung
Bu Camat sedang berbelanja
Pak Halim belum datang
Mereka mendarat (di tanah yang datar)
Dia berjalan (dengan tongkat)
Kami (biasanya) berenang (hari minggu pagi)
Padinya menguning
26
Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang berfungsi sebagai predikat
dalam tipe kalimat ini ada yang berprefiks ber- dan ada pula yang berprefiks
meng- Dari segi semantisnya verba di atas ada yang bermakna dasar proses
(seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna dasar perbuatan (seperti
belanja datang dan mendarat)
2) Kalimat Ekatransitif
Yaitu kalimat yang berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur
yakni subjek predikat dan objek Dari segi semantis semua verba ekatransitif
memiliki makna dasar perbuatan Contoh
Pemerintah akan memasok semua kebutuhan lebaran
Presiden merestui pembentukkan Panitia Pelaksana
Predikat verba pada kalimat di atas masing-masing adalah akan memasok
dan merestui di sebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan di sebelah
kanan objeknya
3) Kalimat Dwitransitif
Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa Indonesia yang
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud Dalam bentuk aktif
maujud itu masing-masing merupakan subjek predikat objek dan pelengkap
Verba itu dinamakan verba dwitansitif26 Contoh
Bagus mencari pekerjaan
Bagus sedang mencarikan pekerjaan
26Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 30
27
Dalam kalimat (a) kita ketahui bahwa yang memerlukan pekerjaan adalah
Bagus Dengan ditambahkan sufiks ndashkan pada verba dalam kalimat (b) kita
rasakan adanya perbedaan makna yaitu yang memerlukan perbuatan ldquomencarirdquo
memang Bagus tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak
disebut orangnya Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba
tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif Sebaliknya
pelengkap dalam kalimat dwitransitif itu berdiri di belakang objek jika objek itu
ada
4) Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif dalam kalimat menyangkut beberapa hal yaitu (1)
verba yang menjadi predikat (2) subjek dan objek serta (3) bentuk verba yang
dipakai27 Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
pelakuaktor sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan
sebagai penderita Contoh kalimat aktif
Bapak mengangkat meja
Ibu membuka pintu
Verba yang terdapat dalam kalimat yang di atas adalah verba transitif yang
mempunyai tiga unsur di dalamnya yakni subjek predikat dan objek
Contoh kalimat pasif
Meja diangkat oleh bapak
27 Ibid h 33
28
5) Verba Ada dan Urutan Fungsi yang Berbeda
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan mengikuti (a) subjek
(b) predikat (c) objek (jika ada) dan (d) pelengkap (jika ada) Akan tetapi ada
satu pola kalimat dalam bahasa kita yang predikatnya mendahului subjek
Contoh
Ada tamu pak
Ada kabar bahwa ia telah meninggal
Dari contoh di atas kita lihat bahwa verba ada terletak di muka nomina
Dengan kata lain urutan fungsinya adalah (a) predikat dahulu baru (b) subjek
mengikutinya Tentu saja dua unsur inti itu dapat pula diikuti oleh unsur lain
seperti terlihat pada dua contoh terakhir di atas
d Kalimat Yang Predikatnya Frasa Lain
Di samping macam-macam kalimat yang predikatnya dibentuk dengan frasa
nominal adjektival dan verbal seperti telah digambarkan pada bagian-bagian
sebelumnya ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya
menyimpang dari pola yang dibicarakan di atas Contoh
Anaknya banyak
Mulainya pukul Sembilan
Hujan lagi
Panas ya di Jakarta
Kalimat seperti contoh di atas mempunyai predikat yang beraneka ragam
ada yang berupa kata bilangan seperti banyak sedikit lima dan lebih Ada yang
29
berupa frasa nominal dengan makna waktu seperti pukul sembilan tahun ini dan
besok sore Ciri khas tipe ini ialah bahwa kalimatnya bukan kalimat ekuatif
seperti halnya kalimat lain yang berpredikat nominal Ada yang berupa kata
khusus yang mengacu ke cuaca seperti hujan dan panas Walaupun itu termasuk
kategori nomina dan adjektiva kalimatnya mempunyai ciri khas yaitu kenyataan
bahwa denagn kata itu sebagai predikat kalimat itu secara semantis lengkap
artinya tidak ada subjek
2) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar 1996275) Kridalaksana (1985164) Tarigan (198614) mengatakan
bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas28
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar yaitu kalimat
majemuk setara (KMS) (b) kalimat majemuk rapatan (KMR) (c) kalimat
majemuk bertingkat (KMB)
a Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya tidak
ada yang dihilangkan Dapat juga dikatakan bahwa antara unsur-unsur kalimat
tunggal yang digabungkan kedudukannya setara Secara garis besar KMS bisa
dibagi menjadi tiga bagian yaitu
1 KMS Sejalan
Adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu tidak berlawanan atau
pengertiannya sejalan Contoh
28 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) h 55
30
K1 matahari terbit di ufuk timur
K2 margasatwa mulai mencari mangsanya
K3 Petani-petani berangkat ke ladang
KMS Matahari terbit di ufuk timur margasatwa mulai
mencari mangsanya dan petani-petani bernagkat ke ladang
KMS sejalan dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian
a KMS Sejalan Biasa
Contoh awan menghitam di langit angin sama sekali tak terasa dan
burung-burung pulang ke sarangnya
b KMS Sejalan Mengatur
Contohnya mula-mula pencuri itu ditangkap setelah itu di tangannya
diikst kemudian kepalanya digunduli dan akhirnya rakyat
menyerahkannya kepada polisi
c KMS Sejalan Menguatkan
Contohnya makin kudekati rumah tua itu makin berdebar hatiku
2 KMS Berlawanan
KMS Berlawanan dapat dibagi menajdi tiga macam yaitu
a KMS Berlawanan Biasa
Contohya Pamannya pendiam sekali tetapi bibirnya cerewat luar
biasa
b KMS Berlawanan Mengganti
31
Contohnya kau mau menerima lamarannya atau kau akan mejadi
perawan tua
c KMS Berlawanan Mewatasi
Contohnya ciri khas manusia bukanlah kebijaksanaan melainkan
kemauan manusia untuk hidup
3 KMS Penunjukkan
KMS Penunjukkan memiliki pengertian bermacam-macam di antaranya
a KMS Penunjukkan sebab-akibat
Contohnya dia sedang sakit karena itu dia tidak ikut bertanding
b KMS Penunjukkan Perlawanan
Contohnya dia sudah kerja keras namun demikian dia tetap miskin
c KMS Penunjukkan Waktu
Contohnya petugas pemeriksa bangunan sudah tiba semantara itu
para pekerja tetap berada di posnya
d KMS Penunjukkan Tempat
Contohnya sayuran banyak ditanam di kintamani ke tempat itu banyak
pupuk dikirim
e KMS Penunjukkan Syarat
Contohnya istrinya akan segera melahirkan kalaun begitu bidan
harus segera dipanggil
32
b Kalimat Majemuk Rapatan
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari penggabungan beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja29
Kalimat majemuk rapatan terdiri dari atas empat macam di antaranya
1 KMR sama S artinya subjek-subjek dirapatkan
Contoh
Benteng itu ditembaki dibom bertubi-tubi dan diratakan dengan tanah
S P1 P2 P3
KMR sama S merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya
bahasa klimaks atau ahli klimaks
Contoh gaya bahasa klimaks
Pekik merdeka menggema menggemuruh mengguntur dan
menggledek memecahkan angkasa ibu pertiwi
Contoh gaya bahasa anti klimaks
Jangankan mencuri atau menyembunyikannya melihatpun dia tidak
2 KMR sama P artinya predikat-predikat dirapatkan
Contoh
Sawahnya pekarangannya dan rumahnya digadaikan
S1 S2 S3 P
3 KMR sama O artinya objek-objek dirapatkan
Objek dibedakan atas empat bagian yaitu
29 Ida Bagus Putrayasa Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) (Bandung PT
Refika Aditama 2007) h 57
33
(a) Objek Penderita (Open)
Contoh Ayah menulis dan ibu mengirimkan surat itu
S1 P1 S2 P2 Open
(b) Objek Pelaku (Opel)
Contoh baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah
S1 P1 S2 P2 Opel
(c) Objek Berkepentingan (Okep)
Contoh Ayahmu bekerja keras dan ibumu membanting tulang untukmu
S1 P1 S2 P2 Open Okep
(d) Objek Berkata Depan (Odep)
Contoh Ayahnya ingat dan ibunya rindu akan anaknya
S1 P1 S2 P2 Odep
c Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber (kalimat tunggal) dibentuk mejadi
sebuah kalimat bentukkan ini digabungkan dengan sisa kalimat sumbernya maka
akan terbentuklah kalimat mejemuk bertingkat Dengan ketentuan
1 Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
2 Kalimat bentukkan disebut anak kalimat
3 Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantinya
Contoh
Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin
Kalau kalimat tunggal di atas kita uraikan menurut jabatannya akan terjadi
34
- kedatangannya = subjek
- disambut = predikat
- oleh rakyat = objek pelaku
- kemarin = keterangan waktu
Ternyata kalimat tunggal di atas terdiri atas empat unsur Tiap-tiap unsur
yang ada itu dapat diganti dengan sebuah kalimat Perhatikan contoh berikut
Ketika matahari mulai condong ke barat
Kalau kalimat bentukkan di atas digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya maka akan terbentuklah kalimat gabungan yang bunyinya
Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat
Analisis KMB di atas
Induk Kalimat (IK) Kedatangannya disambut oleh rakyat
Anak Kalimat (Aka) Ketika matahari mulai condong ke barat
b) Kalimat Menurut Maknanya
Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya) maka kalimat
terbentuk menjadi lima kelompok yakni (1) kalimat berita (2) kalimat perintah
(3) kalimat Tanya (4) kalimat seru (5) kalimat emfatik
1 Kalimat Berita (deklaratif)
Yakni kalimat berita itu berisikan memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar Contoh
- Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
2 Kalimat Perintah (imperatif)
35
Yaitu kalimat yang berisikan perintah dan perlu diberi reaksi tanpa tindakan
Dalam bentuk tulis kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda seru ()
meskipun tanda titik biasa pula dipakai
- Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya ya
- Perbaikilah sepeda minimu itu
3 Kalimat Tanya
Adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang perlu jawaban Contoh
Apa dia istri Pak Bambang
4 Kalimat Seruan (interjektif)
Yaitu kalimat yang menyatakan ungkapan perasaan kagum
Contoh Alangkah bebasnya pergaulan mereka
5 Kalimat Emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus pada subjek Penegasan
itu dilakukan dengan (1) menambahkan partikel lah pada subjek (2)
menambahkan kata sambung yang dibelakang subjek30 Contoh
- Dia memulai pertengkaran itu
Dialah yang memulai pertengkaran itu
C Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara cepat dapat mewakili ide
pembicarapenulis dan sanggup menimbulkan ide yang sama tepatnya dengan
pikiran pendengarpembaca Sebuah kalimat efektif akan mampu mewakili ide
yang ada dalam benak pembicarapenulis dan pendengarpembaca tanpa
30 Anton M Muliona Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia h 293
36
menimbulkan salah paham31 Dengan kata lain Kalimat efektif merupakan kalimat
yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (si penulis
dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam
bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seorang pada praktiknya
akan dituangkan ke dalam bnetuk kalimat Kalimat yang benar (dan juga baik)
haruslah memenuhi persyaratan gramatikal Artinya kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku seperti unsur-unsur yang harus dimiliki
oleh setiap kalimat (subjek dan predikat) memperhatikan ejaan yang
disempurnakan serta memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat Kalimat
yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca
atau pendengar Kalimat yang demikian juga disebut kalimat efektif
Kalimat efektif mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung dengan sempurna Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud
yang disampaikan pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima
(pembacapendengar) persis apa yang disampaikannya Hal tersebut terjadi jika
kata-kata yang mendukung kalimat itu sanggup mengungkapkan kandungan
gagasan Dengan kata lain hampir setiap kata secara tepat mewakili pikiran dan
keinginan penulis Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah secara sadar
disusun oleh penulispenuturnya untuk mencapai informasi yang maksimal Jadi
31 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdl Ghani pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta UIN
Jakarta Press 2007) Cet 1 h 106
37
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pikiran dan
perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi struktur dan logikanya Dengan
kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna32 Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat
komunikasi
Perhatikan contoh berikut ini
Mereka mengambil botol bir dari dapur yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
Apakah yang berisi cairan racun itu Jika jawabannya ldquodapurrdquo kalimat ini
sudah baik Jika jawabannya ldquobotol birrdquo letak keterangannya perlu diubah
menjadi
Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol air yang menurut pemeriksaan
laboratorium berisi cairan racun
D Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada beberapa syarat kalimat efektif Untuk itu sabarti Akhdiah menyatakan
bahwa secara umum kalimat harus disusun berdasarkan kaidah sebagai berikut
1 Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kalimat
2 Aturan ejaan yang berlaku
3 Cara-cara memilih kata (diksi)
Seperti dinyatakan di atas sebuah kalimat minimal terdiri dari satu objek
dan satu predikat Inilah unsur yang terpenting dari sebuah kalimat Di samping
32 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 2
38
itu ada lagi unsur lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus ada yaitu
keterangan
Dalam ragam resmi baik lisan maupun tulis deretan kata yang memenuhi
kriteria sebuah kalimat minimal harus memiliki unsur subjek dan predikat (S-P)
Jika kurang dari itu deretan kata tersebut bukanlah kalimat namun hanya frase
dan klausa
Jika ditulis syarat kalimat efektif yang terpenting adalah penggunaan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Lebih jelasnya pembaca bisa mempelajari
pada pembahasan tentang ejaan
Dalam kalimat efektif itu mempunyai empat sifatciri yaitu
1 kesatuan (unity)
2 kehematan (economy)
3 penekanan (emphasis)
4 kevariasian (variety)
1 Kesatuan (Unity)
Betapa pun bentuk sebuah kalimat baik kalimat inti maupun kalimat luas
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan
perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak
ada hubungan atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
disatukan maka akan rusak kesatuan pikiran itu
39
Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-
predikat predikat-objek dan predikat-keterangan Dalam penulisan tampak
kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S dan P Ada pula kalimat yang
secara gramatikal mempunyai subjek yang diantarkan oleh partikel Hal seperti ini
hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan dan gagasan yang
hendak disampaikan dapat ditangkap oleh pembaca atau pendengar
Contoh
a Dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
b Bagi dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa Arab
Kalimat a sepadan dan jelas kesatuan gagasannya karena utuh dan
lengkap Namun kalimat b tidak sepadan dam tidak jelas kesatuan gagasannya
karena tidak lengkap karena kalimat ini tidak memiliki subjek (S) Jadi kesatuan
kalimat dianggap utuh jika unsurnya lengkap
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide
tunggal Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan
pokok atau lebih Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek
predikat plusmn obyek Kesatuan yang diwakili oleh subyek predikat dan plusmn obyek itu
dapat berbentuk kesatuan tunggal kesatuan gabungan kesatuan pilihan dan
kesatuan yang mengandung pertentangan 33
Contoh-contoh berikut dapat menjelaskan kesatuan gagasan tersebut baik
kesatuan yang terpadu dan kesatuan yang tidak terpadu
33 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) hal 36
40
a Yang jelas kesatuan gagasannya
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari betapa emosi itu
seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak
kehidupan kita (Kesatuan Tunggal)
Semua desa itu mendapat penejelasan mengenai Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Kesatuan Tunggal)
Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi dan telah bernagkat
dengan pesawat satu jam yang lalu (Kesatuan Gabungan)
Ayah bekerja diperusahaan pengangkutan itu tetapi ia tidak senang
dengan pekerjaan itu (Kesatuan yang mengandung pertentangan)
Kamu boleh menyusul saya ke tempat itu atau tinggal saja di sini
(Kesatuan Pilihan)
b Yang tidak jelas kesatuan gagasannya
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau
predikat tidak jelas terutama karena salah menggunakan kata-kata depan
Kesalahan lain terjadi karena kalimatnya terlalu panjang sehingga penulis
atau pembicara sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya yang mau
dikatakan
Contoh
Menanggapi tulisan saudara pada harian Kompas hari kamis 27
maret 1975 pada halaman IV kolom redaksi Yth Mengenai TVRI
Palembang yang isinya mengungkapkan perasaan tidak puas mual
dan jengkel terhadap acara-acara produksi TVRI Palembang dengan
41
tulisannya antara lain dalam menampilkan acara TVRI Palembang
tidak terlebih dahulu menganalisa acara-acara yang diproduksinya
sendirinya itu asal jadi saja
2 Kehematan (economy)
Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu dan
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna
yang diacu Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya
sedikit sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak
Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca dan
pendengar Oleh karena itu kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan34 Untuk
itu hal-hal yang perlu dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut35
a) Subjek ganda misalnya
Karena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran
Seharusnya
Karena malas mengikuti acara perkuliahan mahasiswa itu ketinggalan
pelajaran
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu
Seharusnya
34 Ida Bagus Putrayasa Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) h 55 35 Fitriyah Mahmudah Ramlan Abdul Ghani pembinaan Bahasa Indonesia h 113
42
Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu
b) Penjamakkan yang sudah jamak misalnya
Banyak para jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
Jamarat Mina
Lebih hemat banyak jamaah yang menjadi korban ketika terjadinya
musibah di Jamarat Mina
Bapak-bapak ibu-ibu para hadirin sekalian yang kami hormati
Lebih hemat para hadirin yang kami muliakan
c) Penggunaan bentuk panjang yang salah misalnya
Dosen itu memberikan teguran kepada mahasiswa yang sering tidak
masuk kuliah
Lebih hemat
Dosen itu menegur mahasiswa yang sering tidak masuk kuliah
d) Penggunaan saling+verba resiprokal misalnya
Menjelang berpisah kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan
Lebih hemat
Menjelang berpisah kedua orang itu saling menyalami dan saling
memaafkan
43
Kata kerja resiprokal ialah kata kerja yang dengan sendirinya sudah
menunjukkan berbalas-balasan (dilakukan dua piha atau lebih) misalnya
berperang berselisih berhadapan bertemu dan sebagainya
e) Pemakaian subordinatif pada hiponim kata misalnya
Baju berwarna merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari
almarhum pamanku
Lebih hemat
Baju merah yang saya pakai kemarin adalah hadiah dari almarhum
pamanku
f) Penggunaan sinonim dalam satu kalimat misalnya
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang sekali kepada anaknya
Lebih hemat
Jangankan manusia kucing saja sangat sayang kepada anaknya
Penggunaan sinonim yang harus dihindarkan juga adalah kata hubung
(konjungsi) yang digunakan dua macam dalam satu kalimat misalnya
agar supayahellip
hellip Adalah merupakan helliphelliphellip
Jikahelliphellip maka helliphelliphelliphelliphellip
Meskipunhelliphellip tetapi helliphelliphelliphellip
Walaupun helliphelliphellip tetapi helliphelliphellip
Agarsupaya helliphelliphellip maka helliphelliphellip
Meskipun helliphelliphellip namun helliphelliphellip
44
3 Penekanan (Emphasis)
Yang dimaksud dengan penegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu36 Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat
a Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada
Penekanannya ialah presiden mengharapkan
b Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh
Bukan seribu sejuta atau seratus tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
Seharusnya
Bukan seratus seribu atau sejuta tetapi berjuta-juta rupiah telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar
c Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh
Saya suka kecantikan mereka saya suka akan kelembutan mereka
d Melakukakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
36 Zaenal Arifin S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
(Jakarta Akademika Presindo 2004) h 92-93
45
Contoh
Anak itu tidak malas dan curang tetapi rajin dan jujur
e Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
Contoh
Saudaralah yang bertanggung jawab
4 Variasi (variety)
Variasi (variety) merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan
repetisi Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan lebih banyak menekankan kesamaan bentuk Pemakaian bentuk yang
sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca
Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi
Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang 37
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara yaitu
a Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk
kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan
disampaikan Contoh
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna suatu realitas
yang baru suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
puisi
37 Gorys Keraf Komposisi (NTT Nusa Indah 1994) h 44
46
Pengertian makna realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang
sama diperoleh penyair dalam renungan itu Demikian pula puspa dan wangi
sebenarnya menyatakan hal yang sama
b Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan
dengan jelas pikiran pengarang serta pilihan yang tepat dari struktur
panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang
diinginkan Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang
identik strukturnya maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut
kurang baik digarap serta pkiran pengarang sendiri tidak jelas Perhatikan
variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut
Saudara JU Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut
dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi pada
malam lebaran tidak ada bulan Sebenarnya tak perlu kita bawa logika
puisi untuk menolak puisi tersebut Penciptaan puisi memang bukanlah
hanya dapat melambangkan banyak hal Tetapi pernyataan itu juga harus
intensif yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada
pembaca dan kesan itu timbul bukan karena peniliti pernahmengalami
hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu
menciptakan sajak itu Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang
sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik Dia juga harus memberi sesuatu
kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga
47
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata
(nama orang dihitung 1 kata) Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya
berturut-turut terdiri dari 11 kata 9 kata 37 kata 15 kata dan 16 kata
Ternyata fragmen ini tidak membosankan karena cukup mengandung variasi
c Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan Sebab itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal terutama dalam mempergunakan bentuk-
bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di- Perhatikan kutipan
berikut
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan
Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah
mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya seyogyanya pemerintah
tidak membangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian
Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur nyeyakrsquo
meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut
serta udara
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam team penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di indonesia pernah
48
mengemukakan bahwa didaerah-daerah yang luas tetapi tipis
penduduknya sert kurang aktivitas ekonominya seyogyanya tidak
dibangun pelabuhan samudra Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat
keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap lsquotidur
nyeyakrsquo meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak
dibangun
d Variasi dengan posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut
paut juga dengan penekanan dalam kalimat Contoh berikut merupakan variasi
kalimat dengan memberi tekanan
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter Yang
harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota karena beberapa
keunggulannya
Variasi kalimat
Pergunakan MNA pesawat Twin Otter harganya tiga kali lebih mahal
karena beberapa keunggulannya
49
BAB III
INFORMASI UMUM BUKU FATH AL-MUrsquoIcircN DAN
TERJEMAHANNYA
1 Buku Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Pengarang
Beliau adalah bernama Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry atau Syaikh
Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry Ia merupakan ulama yang di lahirkan di daerah Malabar
India Selatan Tak diketahui secara persis kapan Syaikh Zainuddin Al-Malibari lahir
Bahkan wafatnya pun muncul berbagai pendapat Beliau diperkirakan meninggal
dunia sekitar tahun 970-990 H dan di makamkan di pinggiran kora Ponani India
Tepatnya terletak di samping masjid Agung Ponani atau Funani38
Beliau adalah cucu dari Syaikh Zain al-Din ibn Ali pengarang kitab Irsyadul
Qasidin ringkasan kitab munhaj al-Abidin sejak kecil Syaih Zain al-Dicircn al-Malibari
telah terdidik oleh keluarga agamis selain sekolah di al-Madrasy yang didirikan oleh
kakek beliau beliau juga berguru kepada beberapa Ulama Arab diantaranya Ibnu
Hajar al Haitami dan Ibn al-Ziad Syaikh Zain al-Din al-Malibari selain dikenal
sebagai ulama fikih yang mengikuti madzhab Syafii beliau juga dikenal sebagai ahli
tasawuf sejarah dan sastra Beliau mempunyai beberapa karya yaitu Fath al-Mursquoicircn
syarah atas kitab karyanya sendiri Qurrat al-Ayun Fi Muhimmati al-Din Hidayah al-
38 Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom201005syekh-zeinuddin-bin-abdul-azizi-alhtml
50
Azkiya ilacirc Thariq al-Auliya serta Irsyad Al-Ibad ila Sabili al-Rasyad dan Tuhfat al-
Mujahidin Seperti kebanyakan ulama lainnya Syaikh Zain al-Dicircn Al-Malicircbari juga
dikenal sebagai ulama yang sangat tegas kritis konsisten dan memiliki pendirian
yang teguh Ia pernah menjadi seorang hakim dan penasehat kerajaan dan diplomat
Tak banyak riwayat yang menjelaskan ketokohan dari Syaikh Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry ulama asal Malabar India Selatan Kalau ada itu hanya sebatas
mengungkapkan keterangannya dalam berbagai karya yang ditulisnya Tak diketahui
secara persis kapan Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry lahir Bahkan wafatnya pun
muncul berbagai pendapat Ia diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 970-990 H
dan dimakamkan di pinggiran kora Ponani India
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry merupakan keturunan bangsa Arab Ia dikenal
pula dengan nama Makhdum Thangal Julukan ini dikaitkan dengan daerah tempat
dirinya tinggal Ada yang menyebutnya dengan nama Zainuddin Makhdum atau
Zainuddin Thangal atau Makhdum Thangal Julukan ini mencerminkan keutamaan
dan penghormatan masyarakat setempat kepada dirinya
b Sitematika Kitab Fath al-Mursquoicircn
Kitab kuning memang menarik tentu saja bukan warnanya kuning karena kitab itu
mempunyai ciri-ciri yang melekat yang untuk memahaminya memerlukan
keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya untuk menguasai bahasa Arab saja
Sehingga banyak sekali orang pandai berbahasa Arab namun masih kesulitan
51
mengklarifikasikan isi dan kandungan kitab-kitab kuning secara persis Sebaliknya
tidak sedikit ulama yang menguasai kitab kuning tidak dapat berbahasa Arab39
Sistematika penyusunan kitab-kitab kuning pada umumnya sudah begitu maju
dengan urutan kerangka yang lebih besar kemudian berturut-turut sub-sub kerangka
itu dituturkan sampai pada yang paling kecil
Pada kitab kuning mempunyai ciri khususnya yang terdapat pada kitab fiqh
madzhab Syafirsquoi Pada kitab-kitab ini selalu menggunakan istilah (idiom) dan rumus-
rumus tertentu salah satu kitab fiqh yang bermadzhab Syafirsquoi yaitu Fath Al-Mursquoicircn
yang dikarang oleh Syaikh Zain ad-Dȋn al-Malȋbary Dalam kitab ini terdapat
menyatakan pendapat yang kuat dipakai kalimat al-madzhab al-ashah al-shahih al-
aujah a-rajih dan seterusnya Misalnya lagi untuk menyatakan kesepakatan antar
ulama beberapa madzhab digunakan kalimat ijmarsquoan dan untuk menyatakan
kesepakatan intern ulama satu madzhab digunakan kalimat ittifaqan Padahal kedua
kata tersebut mempunyai arti yang sama menurut bahasa
Pada kitab Fath Al-Mursquoicircn ini terdapat ciri lain yaitu tidak menggunakan tanda
baca yang lazim Tidak pakai titik koma tanda seru tanda tanya dan lain sebagainya
Subyek dan predikat sering dipisahkan dengan jumlah mursquotaridhah yang cukup
panjang dengan tanda-tanda tertentu Ciri inilah yang sangat memerlukan kecermatan
dan keterampilan agar para pembaca memahami bentuk makna dan kandungannya
bahkan dapat menginterpretasikan dan menganotasikan secara luas Di dalam kitab
39 Sahal Mahfudh MA KH Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta LKiS 1994) hal 263 cet 1
52
ini yang ada hanya fashlun kitacircbun farrsquoun muhimmatun dan tanbihun yang
kesemuanya merupakan tanda kepindahan pokok bahasan
Selain dari pada itu kitab-kitab kuning terutama kitab Fath Al-Mursquoicircn ini dalam
menyajikan setiap materi persoalan diawali dengan definisi-definisi yang tajam
(jamirsquo manirsquo) yang memberi batasan pengertian yang jelas untuk menghindari
kerancuan yang mungkin timbul dalam pemahaman Selanjutnya diuraikan pula
elemen-elemen (arkan)ndashnya dengan segala persyaratan (syuruth)-nya yang
bersangkutan dengan persoalan itu Pada kitab ini dijelaskan pula argumentasi yang
biasanya meliputi penunjukkan sumber hukumnya (ayat atau hadits) dan analoginya
Sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri yaitu Zain al-Dicircn al-
Malicircbacircry murid dari al-Allaamah Ibnu Hajar al-Haitamy kitab Fath al-Mursquoicircn ini
disandarkan atas kitab Syaikh Syihabuddin Ahmad Ibn Hajar al-Haitamy Wajihuddin
Abd Ar Rahman Ibn Zaiyad az-Zubaidy dan juga syaikhul Islam Zakariya al-Anshari
serta Syaikh Ahmad al-Muzajjad az-Zubaidy juga disandarkan atas dua orang
Syaikhul Madzhab Imam Besar an-Nawawi dan ar-Rafirsquoi40
Syaikh Zain al-Dicircn al-Malicircbacircry sebagai penulis kitab Fath Al-Mursquoicircn di dalam
kitab membahas berbagai pengetahuan dan permasalahan tentang fiqh secara rinci
mulai dari bab shalat zakat puasa haji dan umrah jual beli ariyah hibah wakaf
ikrar wasiat faraidh nikah jinayad murtad hukuman jihad peradilan dakwaan dan
bayyinah bahkan tidak ketinggalan masalah ldquoperbudakanrdquo sempat diperbincangkan
mungkin dari permasalah perbudakan ini kita akan menganggap perlu menggariskan 40 Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry Fath Al-Mursquoicircn h XVII
53
secara tegas tentang definisi budak itu sendiri Masih adakah budak di zaman modern
seperti saat ini ataukah justru tumbuh ldquoperbudakan modernrdquo
2 Buku Terjemahan Fath Al-Mursquoicircn
a Biografi Penerjemah
Drs lsquoAliy Asrsquoad MM adalah penerjemah kitab Fath Al-Mursquoicircn Beliau adalah anak
tunggal dari pasangan lsquoAliy Asrsquoad (alm) dan siti Nikmah Lahir di kota Kudus pada
tanggal 16 juli 1952 M Istrinya bernama R R Hj Siti Nuroniyah Saat ini
berdomisili di plaza Kuning kecamatan Ngagrek Kabupaten Sleman Daerah
istimewa Yogyakarta (DIY)
Sepanjang pendidikannya beliau banyak belajar di pondok pesantren
Dimulai dari SDN Kudus pada tahun 1964 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Qurrsquoanrdquo pada tahun 1964-1969 Lalu beliau melanjutkan sekolah tingkat pertama di
Madrasah Tsanawiyah Salafiyah pada tahun 1967 Setelah itu beliau melajutkan ke
sekolah tingkat menengah di PGN pada tahun 1970-1976 Setelah itu beliau
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tepatnya di Fakultas Syarirsquoah pada tahun 1976 dan santri di Pondok Pesantren ldquoAl-
Munawwirrdquo Krapyak Yogyakarta asuhan KH lsquoAliy Marsquosum pada tahun 1970-1983
Setelah menyelesaikan tingkat akhir di fakultas Syarirsquoah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta beliau berikhtiyar menerjemahkan kitab Fath Al-Mursquoicircn dengan syarah
sekali di samping itu mensistimalisir penyusunan teks Arab dengan bahasa yang
sekarang yaitu bahasa Indonesia serta memberikan harokat dan lain-lainnya
54
Sehingga memudahkan pembacanya Setelah menyelesaikan studinya di IAIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta beliau melanjutkan di UP3 Surabaya Jurusan Manajemen SDM
dan lulus tahun 2004
Selain berjibaku dalam pendidikan formal beliau juga aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler di kampusnya di antaranya organisasi GEJARSENA dan PMII
Beliau juga terjun dalam organisasi kemasyarakatan di antaranya IPNU GP
ANSAR NU PPP PKB MUI dan KNPI Beliau juga mempunyai banyak
pengalaman kerja di antaranya sebagai guru Madrasah Krapyak Yogyakarta pada
tahun 1971-1982 wakil kepala sekolah Madrasah Krapyak Yogyakarta pada tahun
1973-1975 dosen bahasa di IAIN Yogyakarta pada tahun 1978-1983 anggota DPRD
Yogyakarta pada tahun 1982-1997 anggota DPR pada tahun 1994-2000 dan dosen
Pesantren Luhur pada tahun 1998-sekarang
Drs H Aliy Asrsquoad mulai berkecimpung dalam dunia penerjemahan sejak
berusia 20 tahun Beliau belajar menerjemahkan melalui otodidak Kegiatan
penerjemahan yang dilakukan beliau terhadap kitab Fath al-Mursquoicircn sekitar tahun 1974
dan menerjemahkannya dengan waktu yang sangat lama kira-kira selama satu tahun
Di samping mempunyai banyak keahlian dan pengalaman kerja beliau juga
telah menghasilkan karya tulis Sebagian di antaranya adalah karya-karya asli dan
sebagian yang lain adalah karya-karya terjemahannya yang sangat penting bagi
kalangan pesantren yaitu
55
1 Syawahid Alfiyah Ibnu lsquoAqil
2 Ibnu Aqil
3 Fath al-Mursquoicircn bi Syarhi Qurrat al-lsquoAin
4 Tarsquolim al-Mutarsquoallim tahun 1974
5 Irsyad al-lsquoIbad tahun 1976
Sedangkan karya-karya aslinya adalah
1 Garis-Garis Besar Pembinaan Dunia Islam tahun 1986
2 Pendidikan Agama Islam untuk SD tahun 1984-1994
Menurut beliau pesan dan kesan terhadap dunia penerjemahan khususnya
bagi para mahasiswa jurusan tarjamah dan penerjemah pemula adalah
1 Menyadari bahwa aktivitas menerjemah tidak semudah yang dibayangkan
2 Teliti di dalam menerjemahkan sehingga tidak banyak substansi yanh hilang
3 Di dalam menerjemahkan dan melakukan penulisan dengan niat dan semangat
keilmuwan secara akademik
4 Suatu karya tulis tidak akan hidup jika penulisannya ingin mencari kehidupan
dari karya tulis itu sendiri
b Isi Buku Terjemahan
Kitab Fath al-Mursquoicircn ini ditulis oleh Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
yang diterjemahkan oleh Drs Aliy Asrsquoad MM di bawah bimbingan Talhah
Mansoer SH Kitab Fath al-Mursquoicircn jilid satu ini berisi tentang berbagai pengetahuan
tentang diqh secara rinci mulai dari bab Shalat hingga bab ziarah kubur
56
Bab shalat menjelaskan tentang pengertian shalat dan shalat-shalat fardhu
orang yang terkena kewajiban shalat hokum orang yang meninggalkan shalat
peringatan orang yang sudah meninggal yang mempunyai tanggungan shalat
pendidikan shalat dan ibadah lain terhadap anak kemudian terdapat juga syarat-syarat
shalat sifat-sifat shalat hal-hal yang membatalkan shalat shalat berjamarsquoah shalat
jumrsquoat shalat qashar dan jamarsquo dan terakhir shalat mayat yang pada isi tersebut
mempunyai penjelasan masing-masing
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah mengetahui apa itu kalimat efektif yang telah diterangkan pada bab II maka
Penulis ingin membahas kalimat efektif pada sebuah buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
Untuk itu Penulis akan menjabarkan pembahasan ini sebagai berikut
A Yang Jelas Kesatuan Gagasannya
(1)
وانام يؤثر التغيرب( انك انخليط (اي مخطاال للاءم وهو لا ام يتميز في ال يأرعني )طراه (قود
حلم و ابرتلا تتفت مث حرط قرو و اءمال برق تبن رجش رموث انرفعزك) هنع( اءالم) ينغ(
اءم رط نإ واح فيه
Terjemahannya
Hanya sanya perubahan air itu dapat mempengaruhi kemuthlaqannya jika disebabkan sesuatu campuran tidak terlihat yang suci dan air terhindar daripadanya seperti zarsquofaran buah pepohonan disebelahnya dan daun yang dibuang ke dalamnya lalu hancur Bukanlah campuran yang berwujud tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya41
41 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 Baris 3
58
Analisis
Menurut Penulis dalam terjemahan di atas itu masih tidak jelas kesatuan gagasanya
sehingga membingungkan para pembaca Ketidakjelasan kesatuan gagasan di atas itu
karena tidak adanya objek serta predikatnya Selain itu adanya kata وانما yang
diterjemahkan hanya sanya yang seharusnya tidak dicantumkan terjemahannya dalam
teks sasaran
Pada teks sumber di atas objek dan predikatnya tersusun dari fiil (P) dan fail (S)
Yang menjabat sebagai fiil (P) yaitu pada kata یؤثر sedangkan yang menjabat sebagai
fail (S) yaitu pada kata التغیر Pada kata وانما itu tidak usah diterjemahkan karena
tidak mengandung arti apa-apa jika ia dicantumkan terjemahannya maka akibatnya
subjek pada terjemahan di atas menjadi hilang Pesan pada terjemahan di atas pun
belum tersampaikan oleh pembaca dikarenakan susunan kalimat demi kalimat yang
tidak pas untuk diletakkam dalam bentuk tulisan
Pada terjemahan di atas yang berkedudukan sebagai subjek itu terletak pada
frasa perubahan air yang diletakkan di awal kalimat Kemudian munculkan kata oleh
setelah kata disebabkan karena kata disebabkan ini merupakan kata yang harus
didampingi dengan kata oleh setelahnya agar sesuai antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain Pada kata yang suci itu merupakan kata sifat yang tertuju pada air
maka kata air pun seharusnya dimunculkan sebelum kata sifat tersebut
Jadi terjemahan yang sesuai yaitu
59
Perubahan air itu dapat mempengaruhi kemutlakannya jika disebabkan oleh sesuatu
dari campuran yang tidak terlihat yang suci dan air yang terhindar dari campuran
tersebut seperti zarsquofaran buah dari pohon yang berdekatan dengan air dan daunnya
itu dibuang ke dalam air tersebut lalu hancur Bukan campuran yang berwujud
tanah atau air garam walaupun sengaja dimasukkan ke dalamnya
(2)
اوجةر تعليمذ هلقالك كآرن االوابد ىف مالث هم با ىلعيث هم ا ىلعمه
Terjemahannya
Tentang biaya pendidikannya seperti pengajaran al-Qurrsquoan adab diambilkan dari harta anak itu sendiri Kemudian diambil dari harta ayah baru harta ibunya42
Analisis
Pada terjemahan no 2 tidak jelas kesatuan gagasannya karena terjemahan di atas
tidak ada subjek dan predikat atau dalam bahasa Arab di sebut مسند (P) dan مسند
Musnad ilaih (S) adalah unsur kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau (S)الیھ
unsur yang diberi penjelasan oleh musnad (P) Sedangkan musnad (P) adalah unsur
jumlah yang menyatakan sesuatu tentang musnad ilaih43 Subjek dan predikat ini
merupakan struktur paling minimal untuk suatu kalimat dan ini disebut kalimat
sederhana Posisi musnad ilaih (S) mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus
42 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 5
43 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 76-77
60
seperti fungsi أالمبتد الفاعل dan lain sebagainya Begitu juga posisi musnad (P) dalam
jumlah bahasa Arab mempunyai fungsi sintaksis yang lebih khusus seperti fungsi
الخبر الفعل dan lain sebagainya
Dalam terjemahan di atas Penulis mencantumkan subjek pada kata ھمیلعت ةرجا yang
diterjemahkan biaya pendidikan di awal kalimat dan menghilangkan kata tentang
sebab kata tentang di sini tidak penting untuk dicantumkan dan ini menyebabkan
hilangnya subjek dalam bahasa sasaran Dalam bahasa Arab subjek itu disebut
sebagai mubtada sedangkan predikat disebut sebagai khabar Teks sumber di atas
yang menempati sebagai mubtada pada frasa كلذ ھمیلعت ةراج sedangkan yang
menempati sebagai khabar di sini pada frasa ھالى مف Pada mubtada dan khabar di
sini disebut mubtada jumlah karena terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab disebut
tarkib Pada khabar di sini disebut juga khabar jumlah karena khabarnya itu terdiri
dari dua kata atau lebih atau bisa juga disebut frasa (tarkib) dan dapat diketahui pula
khabar itu karena adanya tanda jar majrur
Adakalanya khabar itu tandanya memakai zaraf terkadang juga memakai jar majrur
Untuk memperkuat penjelasan khabar pada kasus ini Penulis cantumkan nazam
sebagai berikut
اوخبرظب اورأ فب وحرف ناوين رج معك ىنأ نائو اسقتر
61
ldquomereka membuat khabar dengan zaraf atau dengan huruf jar dimaksudkan untuk
makna kaa-in atau istaqarrardquo44
Supaya terjemahan di atas terdapat subjek (mubtada) dan predikat (khabar) Penulis
merubah terjemahan di atas menjadi
Biaya pendidikan yang diambil dari harta anak itu sendiri kemudian diambil dari
harta ayah baru harta ibunya yaitu seperti biaya pengajaran al-Qurrsquoan dan adab
(tingkah laku)
(3)
أولو باجو حىت اال ىلعب رملاالصك ةالق اماو )لأا ىلعاءب (ثم ىلع من مر )تعليما) هي
اهب اتم و) ةنيدمالب نفدو( اهبدلوو) ةكمب ثعب ادمحم انيبن نأ (زيممال
Terjemahannya
Adapun permulaan yang wajib termasuk di sini memerintahkan shalat seperti mereka katakan atas bapak kemudian atas orang-orang lain seperti tersebut di atas adalah mengajar anak mumayiz bahwa Nabi Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana juga dan wafat serta dikebumikan di Madinah45
Analisis
Terjemahan di atas pun kasusnya sama dengan terjemahan sebelumnya (no2) yaitu
tidak adanya kesatuan gagasan yang menimbulkan tidak adanya unsur subjek dan
44 Bahaud Din Abdullah Ibnu lsquoAqil Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn rsquoAqil 1 (Bandung Sinar
Baru Algesindo 2009) cet 9 hal 139 45 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 4
62
predikat disebabkan karena di awali dengan kata adapun Pada kata adapun ini
seharusnya tidak perlu dicantumkan karena akan menyebabkan hilangnya unsur
subjek pada awal kalimat Subjek (mubtada) di sini terletak pada frasa ول واجبا
sedangkan yang menempati sebagai predikat (khabar) yaitu ھمیلعت
Pada subjek tersebut seharusnya di awal kalimat kemudian disusul dengan predikat
Kemudian kata termasuk tersebut juga seharusnya dihilangkan saja karena tidak
mempunyai pengaruh apa terhadap konteks terjemahan namun yang ada hanya
pemborosan kata
Penulis merubah terjemahan tersebut menjadi
Kewajiban awal dalam urusan memerintahkan shalat di sini sebagaimana para
ulama katakan kepada bapak kemudian kepada orang-orang yang telah disebutkan
seperti di atas yaitu kewajiban untuk mengajarkan anak yang mumayiz bahwa Nabi
Muhammad itu diutus di Makkah lahir di sana wafat serta dikebumikan di Madinah
B Subjek Ganda
هل املا ةغالاعم و شراع ام افرع مفلاال نال اظمشهورة فهيام
Terjemahannya
Adzan dan Iqamah menurut arti bahasanya adalah ldquomemberitahukanrdquo dan menurut marsquona syararsquo adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah termasyhur diketahui dalam adzan dan iqamah46
46 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 217 baris 1
63
Analisis
Jika kita cermati secara seksama terjemahan di atas bukan merupakan kalimat
efektif karena si penerjemah menerjemahkan teks tersebut menggunakan metode
harfiah atau terjemahan kata demi kata Kata arti sebaiknya dihilangkan saja
Kemudian dalam kata bahasanya kata ndashnya di sini merupakan subjek ganda (subjek
kedua) yang merujuk pada kata Adzan dan Iqamah Untuk itu kata ndashnya dihilangkan
saja karena tidak bermanfaat apabila diletakkan Setelah itu pada kata dan terjemahan
di atas sebaiknya diganti dengan sedangkan karena jika kata ldquodanrdquo tetap digunakan
maka kalimat tersebut tidak nyaman dibaca Kata المشھورة tetap diterjemahkan apa
adanya yaitu ldquotermasyhurrdquo yang merupakan hasil penyerapan bahasa yang tidak tepat
untuk diletakkan sehingga diksi yang tepat untuk menerjemahkan kata tersebut yaitu
ldquodikenalrdquo
Oleh karena itu menurut Penulis agar terjemahan teks di atas menjadi kalimat
yang efektif yaitu dengan membuang kata ldquoartirdquo serta mengganti kata ldquodanrdquo dengan
sedangkan Sehingga terjemahannya menjadi
ldquoAdzan dan iqamah menurut bahasa berarti pemberitahuan Sedangkan menurut
syararsquo (agama) adzan dan iqamah adalah ungkapan-ungkapan tertentu yang telah
dikenal dalam keduanyardquo
64
C Penggunaan Bentuk Panjang Yang Salah
(1)
بدالن يشكرالز قلطأو ازوشن شخي مل نإ راهظ وهو انخيش الق
Terjemahannya
Syaikhuna berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Dalam pada masalah pendidikan isteri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sebagai sunah47
Analisis
Untuk terjemahan di atas yang menjadi kendala terjemahan itu tidak enak
dibaca dan tidak pas apabila diletakkan yaitu terdapat adanya kata dalam Selain itu
pada kata pendidikan tidak tepat apabila dicantumkan seharusnya diganti dengan
kata mendidik sebab dalam maksud terjemahan di atas itu terkait masalah melakukan
pekerjaan yaitu mendidik seorang istri bukan mengenai pendidikan yang berarti
menyatakan hal Kemudian kata sebagai itu seharusnya dihilangkan saja karena
sebagai meskipun dihilangkan itu tidak merubah konteks yang ada
Kata syaikhuna masih tetap diterjemahkan sama syaikhuna yang masih
condong melihat teks sumber padahal kata syaikhuna di sini diartikan guru kami yang
merujuk pada guru si penulis kitab Fath al-Mursquoicircn ini Maka kata syaikhuna di sini
diganti dengan guru kami
47 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 15 baris 3
65
Jadi menurut Penulis terjemahan di atas yaitu
Guru kami berkata hal itu sudah jelas jika tidak khawatir akan terjadi nusyuz Pada
masalah mendidik istri seperti ini Az-zarkasyi mengemukakan hukumnya sunah
(2)
فلماوروضال اتعنيةي خمس لك ىف يمو ل ولية ملعوةم من الدب نيالضرورف ةفكير جاحداه
Terjemahannya
Shalat-shalat fardhu lsquoain itu lima kali selama satu hari satu malam yang diketahui dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di hukum kafir48
Analisis
Dalam terjemahan di atas memang pesannya sudah dapat dipahami oleh pembaca
Namun ada beberapa kasus yang menurut Penulis itu harus dirubah Pertama pada
frasa fardhu lsquoain Dalam frasa ini si penerjemah masih menggunakan translit yaitu
hanya memindahkan kata Bsu ke dalam Bsu Mungkin ada sebagian pembaca yang
belum mengetahui apa yang dimaksud dengan fardhu lsquoain Maka dari itu Penulis
untuk menerjemahkan frasa fardhu lsquoain itu menjadi yang wajib supaya sebagian
orang lebih memahami secara singkat Kedua Penulis melihat terjemahan di atas
dalam mempergunakan frasa itu berlebihan yaitu pada frasa satu hari dan satu
malam Untuk merubah frasa tersebut supaya lebih singkat dan lebih hemat Penulis
ganti dengan kata sehari dan semalam Ketiga pada kata selama Penulis merubahnya
48 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 9 baris 2
66
dengan kata dalam sebab pada kata selama ini mengandung unsur jangka waktu
dalam melakukan shalat bukan mengandung unsur lamanya hari Jadi kata selama itu
diganti dengan kata dalam
Jadi menurut Penulis terjemahannya adalah
Shalat-shalat yang diwajibkan itu ada lima dalam sehari semalam yang diketahui
dengan pasti dari penjelasan agama Karena itu orang yang menentangnya di
hukumi kafir
(3)
سجالنوا ثدحال ىلع بترتمال عنمال عفر اعرش و سنالد نم صولخال و ةافظلنا ةغل ةارهلطا
Terjemahannya thaharah menurut arti bahasa suci dan lepas dari kotoran Dan menurut istilah syararsquo ialah menghilangkan halangan yang itu berupa hadats atau najis49
Analisis
Dari terjemahan di atas terdapat kata yang panjang yang seharusnya kata tersebut
tidak perlu dicantumkan Kata panjang tersebut pada kata yang itu Kata yang itu
membuat pemabaca teks terjemahannya agak membingungkan Kemudian pada kata
dan yang bergaris bawah itu tidak sesuai dan kurang enak dibaca dengan memilih
diksi Kata yang sesuai dengan diksi tersebut yaitu kata sedangkan sebab kata
49 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 17 baris 4
67
sedangkan itu merupakan konjungsi yang masih ada keterkaitan dengan pengertian
sebelumnya Jadi kata dan di atas harus diganti dengan kata sedangkan supaya ketika
pembaca membaca teks terjemahannya akan terasa nikmat Pada tanda titik dua ()
pun penempatannya masih kurang sesuai menurut kaidah EYD Seharusnya pada
tanda baca di atas tidak usah memakai spasi Pada klausa menurut arti bahasa itu pun
berlebihan menggunakan kata cukup dengan menurut bahasa pembaca pun mengerti
akan terjemehan tersebut
Jadi terjemahan di atas yang sesuai yaitu
Thaharah menurut bahasa suci dan lepas dari kotoran Sedangkan menurut istilah
syararsquo ialah menghilangkan halangan berupa hadats atau najis
(4)
غوير )متغري (تغيار )كثيب) ارحثي يمنطلاإ عق ال ماساءم لعينأب ه تغيا رحد فصاته من طا معو
حصاال ىف رهطتمال وضع ىلع امب ريغالت انك وا ايريدقت ولو حير وا نول
Terjemahannya
Dan bukan pula air yang berubah banyak-banyak sekira dapat menghilangkan ldquokemuthlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa warna maupun bau walaupun secara taqdiriy Ataupun berubahnya karena sesuatu yang ada pada anggota badan orang yang bersuci demikian menurut pendapat yang ashah50
Analisis
50 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 20 baris 2
68
Sudah jelas bahwa terjemahan di atas itu sangat membingungkan bagi para pembaca
karena terjemahan kata demi katanya sangat sulit untuk dipahami apa maksud pesan
yang ingin diungkapkan Seperti pada klausa berubah banyak-banyak orang yang
bersuci Pada klausa yang pertama berubah banyak-banyak itu tidak sesuai
Seharusnya klausa tersebut lebih efisien cukup diterjemahkan dengan banyak
berubah Pada kasus kedua klausa orang yang bersuci juga tidak efisien dalam
penggunaan kata sehingga mengakibatkan pemborosan kata yang seharusnya
terjemahannya itu enak dibaca menjadi tidak enak dibaca Sehingga pada klausa
orang yang bersuci cukup diganti dengan orang yang suci Yang terakhir Penulis
hanya menambahkan pada kata sekira seharusnya ada penambahan kata ndashnya
sesudahnya dan sebelum kata tersebut dibubuhi dengan kata konjungsi yang supaya
terjemahan di atas lebih enak dinikmati ketika dibaca
Selain kasus di atas si penerjemah juga mengungkap dengan bahasa yang agak kaku
dan ruwet gaya bahasanya yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
Menurut Penulis terjemahan yang sesuai yaitu
Dan bukan pula air yang banyak berubah yang sekiranya dapat menghilangkan
ldquokemutlaqanrdquo air seperti halnya ia telah berubah salah satu sifatnya baik rasa
warna maupun bau walaupun secara taqdiriy atau berubahnya karena sesuatu yang
ada pada anggota badan orang yang suci demikian menurut pendapat yang asah
(yang kuat)
69
(5)
يف ولو ثدحم سمغانولو اعبلتل نيلجالرف سأالرف نيديالف هجوال لسغ ميدقت نم ركذ امك
ق اءملنب ليية معتبرة مام مأ رجأزه ال نعوضءو لول وم يثكم ال ىفانغاسم زمان يمكن فيه
الترتيب
Terjemahannya
Berurutan seperti tersebut di atas Terlebih dahulu membasuh muka dua tangan kepala baru dua kaki Karena mengikuti urutan disebutnya dalam ayat Apabila seorang berhadats kecil menyelam walaupun pada air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas cukuplah sebagai wudlunya walaupun waktu menyelam itu belum cukup seandainya dipakai berwudlu secara tertib51
Analisis
Dalam terjemahan di atas terdapat bentuk panjang yang membuat para membuat para
pembaca bingung apa maksud isi terjemahan tersebut Bentuk panjang itu terdapat
pada kalimat walaupun pada air sedikit Kalimat ini memang sungguh
membingungkan serta tidak enak dibaca Dalam kasus di sini Penulis menggantinya
dengan kalimat dengan air sedikit yang dalam hal ini tidak merubah pesan yang
tertuju pada teks sumber tersebut Selain itu terjemahan di atas terdapat kata baru
merupakan terjemahan ungkapan bahasa si penerjemah yang tidak mengacu (ف)
pada tata bahasa indonesia Seharusnya diksi yang tepat dalam menerjemahkan kata
51 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 33 baris 5
70
yaitu kemudian karena merupakan sebuah konjungsi yang merujuk pada ف
pengurutan Kemudian dalam penempatan partikel ndashlah pada kata cukuplah itu tidak
sesuai karena hanya memboroskan kata partikel ndashlah seharusnya dihilangkan saja
Pada kata wudlunya pun terdapat imbuhan yang harus dibuang yaitu ndashnya karena
hanya memborosan kata saja
Sehingga terjemahan di atas Penulis merubahnya menjadi
Berurutan yang disebutkan di atas yaitu dengan mendahulukan membasuh muka
dua tangan kepala kemudian dua kaki karena mengikuti nabi Apabila seorang
berhadats kecil menyelam dengan air sedikit dengan niat yang benar seperti di atas
cukup hanya wudu walaupun waktu menyelam itu belum cukup jika dipakai wudu
secara tertib
Perlu dipahami bahwa peran yang dimainkan oleh pembaca sangat jelas yakni
memberikan aspirasi penilaian atau lsquomengadilirsquo buku terjemahan Melalui logika
hukum pasar pembaca sebagai konsumen jelas merupakan hakim tertinggi52 Publik
pembaca yang tidak kritis dengan buku terjemahan akan mudah tertipu oleh judul-
judul buku bombastis penampilan cover yang atraktif ataupun aspek-aspek lain yang
tidak substansial Publik pembaca yang demikian tidak dapat dikatakan sebagai
korban semata sebab mereka sendiri ikut mendorong kepada situasi yang menjadikan
dirinya dan orang lain menjadi korban
52 Ibnu Burdah Wawasan Penerjemah (Wawasan dan Metode Menerjemah Teks Arab)
(Yogyakarta Tiara Wacana) hal 61-62
71
Sebaliknya apabila pembaca bersikap kritis dengan bertindak selektif dalam
lsquomengkonsumsirsquo buku maka penerbit editor atau penerjemah akan bekerja ekstra
hati-hati dan seoptimal mungkin agar hasil penerbitan mereka terhindar dari
kesalahan-kesalahan
D Melakukan Penonjolan Kata Di Depan Kalimat
(1)
لاو ينىهت وجوب ام مر ىلع من مب لاإ رلبوغه رشياد
Terjemahannya
Kewajiban orang tua mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah menjadi dewasa dan pandai 53
Analisis
Pada terjemahan di atas kata yang ditonjolkan itu pada kata orangtua sebab kata
tersebut ada sebuah penekanan unsur perintah bagi orangtua untuk mendidik anaknya
Sehingga kata orangtua itu patut diletakkan di awal kalimat dan kadudukannya sesuai
dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia Kemudian kata menjadi itu seharusnya
dihilangkan saja sebab kata setelah itu sudah mewakili kata menjadi
Jadi terjemahannya
orang tua berkewajiban mendidik anak seperti di atas baru berakhir setelah dewasa
dan pandai
53 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 14 baris 4
72
(2)
لاوكيق يفرناه بق املب حل ثيم يستصحبغ ىلإ اهلس شءي منه وق امارناه ها ولوف هفتوت
سال ةنمضمضنإ ة انغلس معاه شءي مال نوجك هحمرة فالشة بعالن دية
Terjemahannya
Tidak boleh meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah sekira tidak mungkin mempersamakannya dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi niatlah yang dihitung awalnya basuhan Maka lepaslah kesunahan berkumur walaupun dapat juga terbasuh sebagian wajah bersama kumur seperti bibir luar sesudah niat54
Analisis
Sudah kita ketahui bahwa terjemahan di atas yang kata yang ditonjolkan itu pada kata
meletakkan kemudian diiringi dengan kata niat Pada kata تفوت diterjemahkan
sebagai lepaslah ini tidak tepat dalam menetapkan diksi ini menyebabkan terjemahan
yang tidak efektif pembaca yang awam pun mungkin tidak akan memahami apa
yang dimaksud dengan lepas maka diksi yang sesuai Penulis ganti kata lepas
menjadi hilang55 Pada frasa sesudah niat pun itu masih tidak tepat untuk diletakkan
di akhir kalimat sebab tidak revelan
54 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 28 baris 3 55 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1076
73
Akhirnya penulis merubah terjemahannya menjadi
Meletakkan niat pada sebelum basuhan wajah itu tidak boleh sekiranya tidak
mempersamakan dengan sebagian dari basuhan itu Basuhan yang dibarengi
dengan niatlah yang dihitung awal basuhan Maka hilanglah kesunahan berkumur
ketika sesudah niat walaupun dapat terbasuh sebagian wajah bersama kumur
seperti bibir luar
(3)
وجيغ بظ لسراه و بلك ناط من الشعرو قابالسة ثك نإ وف لندرافثلكا ةة فيلا اهبناط
افرع باطخالت سلجم ىف هللاخ نم ةرشبال هرت مل ام فيثكال و ضارع و ةيحل فيثك
Terjemahannya
Wajiblah membasuh luar dan dalamnya setiap rambut di daerah muka sekalipun lebat karena tidak biasa rambut tumbuh lebat di sana Tetapi tidak diwajibkan membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Norma lebat yaitu dalam majlis omong-omong biasa kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya56
Analisis
Untuk menganalisis terjemahan di atas Penulis tertuju pada klausa membasuh luar
dan dalamnya setiap rambut di daerah muka itu yang menjadi penonjolan kata
terletak pada kata membasuh Dalam pemilihan diksi terdapat tidak enak untuk dibaca
yaitu pada kata ةردن yang diterjemahkan tidak biasa Kata tidak biasa itu seharusnya
56 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 30 baris 3
74
diganti atau lebih menghemat kata dalam bahasa sasaran Penulis menerjemahkan
kata ةردن menjadi jarang57 dan pada kata tempat di sana pun seharusnya dirubah
menjadi di dalamnya supaya lebih sesuai Pada kalimat ىس فلجاطب مخالت yang di
terjemahkan literlek sekali lsquodalam majlis omong-omong biasarsquo sehingga pesannya
belum tersampaikan serta mungkin si pembaca pun akan bingung sekali apa yang
yang dimaksud dengan terjemahan tersebut Pada halnya kalimat ىس فلجاطب مخالت
mengandung sebuah pesan keadaan lsquoketika kita sedang berhadapan dengan orangrsquo
Penulis menerjemahkan Tsu di atas menjadi
Membasuh luar dan dalamnya pada setiap rambut di daerah muka itu hukumnya
wajib meskipun lebat karena jarang rambut yang lebat terdapat di dalamnya Akan
tetapi tidak wajib membasuh ke bagian dalam jenggot atau godek yang lebat Lebat
itu adalah kulit tidak tampak dari sela-sela rambutnya ketika sedang berhadapan
dengan orang menurut kebiasaan (adat)
57 Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir (Surabaya Pustaka Progressif 1997)
hal 1402
75
E Variasi Panjang Pendeknya Kalimat
1 Variasi panjangnya kalimat
(a)
لوا وحثد اوجنأ بجأزه الغلس عنهنب اميته لاوجيب تقين عماء موالم جمال عيعوض لب
كيلغ يفالظ ةبب نه
Terjemahan
Apabila seorang berhadats kecil di samping junub sudah cukup ia mandi jinabah dibarengi niat wudhu Lagi pula ia tidak wajib yakin bahwa air telah rata pada seluruh tubuhnya cukup mengira saja58
Analisis
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis menerapkan strategi dengan menerapkan
menambahkan (زیادة) yaitu dilakukan untuk memperjelas makna artinya seorang
penerjemah memasukkan informasi tambahan di dalam teks terjemahan karena ia
berpendapat pembaca memerlukannya59 Penambahan ini bukanlah masalah pilihan
tetapi keharusan
58 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 34 baris 2 59 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
76
Pada teks di atas terdapat hilangnya kata yang seharusnya kata tersebut
dimunculkan terjemahannya yaitu salah satunya berupa hurf بل Ketika terjemahan
tersebut dicantumkan mungkin akan lebih relevan dengan kalimat sebelumnya Jadi
di sini penulis mencantumkan penambahan kata dalam terjemahan (bahasa sasaran)
kemudian Penulis menambahkan klausa itu dalam keadaan setelah kata di samping
sebab kata junub merupakan suatu keadaan yang dialami oleh seseorang Oleh karena
itu supaya pesan terjemahannya tersampaikan Penulis menambahkannya dengan
klausa itu dalam keadaan Penulis pun menghilangkan kata telah menghilangkan
kata sudah kata dibarengi pun penulis rubah menjadi disertai karena kata dibarengi
itu kata yang tidak sesuai dalam tata bahasa Indonesia Terakhir Penulis merubah
struktur kalimat yang awalnya dibelakang diletakkan ditengah-tengah kalimat
Jadi terjemahan di atas yaitu
Apabila seorang berhadas kecil disamping itu ia juga dalam keadaan junub ia cukup
mandi jinabah disertai dengan niat wudhu ia pun tidak harus meyakini tetapi cukup
mengira saja bahwa air itu sudah merata ke seluruh tubuh
2 Variasi Pendeknya Kalimat
(a)
77
نكي مل اذا ةفينح يبال اافلخ اهنرقو اهمظعو اهرعش اذكو اهمد لسي مل نإ و ةسجن ةتيمالف
لعياه دسم فاوال ىتحظاف ابن حلا رجعلاقسب نصحة لاالصة اذا حالم لمىلص ميذ ةتنإ ابب
هنع ازرتحاال قشي لحم ىف انك
Terjemahannya
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun tidak berdarah beredar Demikian pula rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah bila pada kesemuanya itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafidh Ibnu Hajar mengeluarkan fatwa bahwa shalatnya orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut60
Analisis
Untuk memperpendek kalimat terjemahan di atas Penulis menggunakan teknik
membuang yaitu strategi di mana mengharuskan seorang penerjemah untuk
membuang kata dalam bahasa sasaran yang disebut dalam bahasa sumber61 Adanya
beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak diterjemahkan Pertimbangannya
adalah kata atau bagian teks bahasa sumber tersebut tidak begitu penting bagi
keseluruhan teks dan biasanya agak sulit untuk diterjemahkan62
Dalam kasus terjemahan di atas Penulis nmembuang kata-kata yang mungkin tidak
merubah pesan yang ingin diungkapkan seperti pada ini merupakan pemborosan
kata pada frasa mengeluarkan fatwa cukup memfatwakan karena arti dari
60 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 80 baris 2 61 Moh Syarif Hidayattullah Tarjim al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia)
(Tangerang Dikara 2011) hal 29 62 Abdul Munip Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta Teras 2009) hal 27
78
menfatwakan itu sama dengan mengeluarkan fatwa atau memberikan fatwa
Kemudian kata dari seharusnya tidak perlu dicantumkan sebab frasa menyingkirkan
dari bangkai sama saja dengan menyingkirkan bangkai
Menurut Penulis terjemahan di atas dapat diperpendek menjadi
Karena itu bangkai adalah najis sekalipun darah tidak mengalir Demikian pula
rambut tulang dan tanduknya Lain halnya pendapat Abu Hanifah jika kesemuanya
itu tidak terdapat lemaknya Al-Hafiz Ibnu Hajar menfatwakan bahwa shalatnya
orang yang membawa bangkai lalat adalah tetap sah jika ia berada di tempat yang
terasa sulit untuk menyingkirkan dari bangkai lalat tersebut
(b)
)و (خامساه) دخلو قوت لدمائ حدك) ثسسل و مستحاضة ويشتل طرأ هيظ اضن دخوله
ةيحت و لسغال لبق ةازنج ةلاصلو هلعف تقو لبق تقؤم لفن وأ ضرفل مميتمالك أضوتي لاف
ضرفال لعف لبق ةرخأتملا باتولرلو دجسمال لوخد لبق
Terjemahannya
Syarat wudlu nomor lima masuk waktu bagi orang yang selalu berkeadaan chadats semisal orang beser kencing dan wanita istihadloh Khusus bagi orang yang seperti ini disyaratkan perkiraannya (lebih-lebih keyakinannya) bahwa waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh berwudlu seperti halnya orang yang bertayammum untuk shalat fardlu atau shalat sunnah yang tertentu waktunya sebelum masuk waktu pekerjaannya atau untuk shalat jenazah sebelum dimandikannya atau untuk
79
Tahiyyatil Masjid sebelum ia masuk ke masjid atau untuk shalat Rowatib Barsquodiyah sebelum melakukan shalat fardlunya63
Analisis
Untuk memperpendek kalimat pada terjemahan di atas Penulis banyak membuang
kata-kata yang seharusnya tidak perlu dicantumkan serta terdapat kata-kata yang
tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa seperti kata chadats Kata chadats seharusnya
bertuliskan hadats Meskipun terjemahan di atas sudah dapat dipahami tapi
terjemahan masih belum dikategorikan sebagai kalimat yang sedikit tapi pesannya
mudah dipahami Oleh karena itu Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Syarat wudu yang ke lima masuk waktu bagi orang yang berhadats seperti orang
yang beser kencing64 dan wanita yang istihadah65 Untuk orang ini disyaratkan
perkiraannya (terlebih keyakinannya) waktu telah tiba Karena itu ia belum boleh
berwudu -seperti halnya orang yang tayamum- untuk shalat yang wajib shalat sunah
yang tertentu waktunya yang sbelum waktu melakukan shalat shalat jenazah sebelum
dimandikan shalat tahiyyah al-masjid sebelum masuk masjid atau untuk shalat
rawatib barsquodiyah sebelum melakukan shalat wajib
F Variasi pembentukkan me- dan di-
(1)
63 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 26 baris 2 64 Beser kencing dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebentar-sebentar
kencing 65 Istihadoh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu darah yang keluar dari faraj
wanita yang tidak biasa Seperti darah haki dan nifas (darah penyakit)
80
وجيب قتديم ف امب اتغري رذعىلع ف امب اترذع ف نإوقد الترتيا بلنه سةن بال ودار
اجوب
Terjemahannya
Wajib mendahulukan qodlorsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur atas qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur walaupun menyebabkan tidak tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajib66
Analisis
Dalam menganalisis pembentukkan me- dan di- ini Penulis merubah posisi kalimat
Terjemahan di atas tidak sesuai dengan keefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia
sebab subjek diletakkan sesudah predikat Predikat di sini tertuju pada kata wajib
Untuk kata mendahulukan seharusnya diletakkan setelah predikat dan berubah
menjadi kata didahulukan Perubahan bentuk me- menjadi bentuk di- ini karena
terjemahan masih belum dapat dipahami serta tidak ada kenyamanan untuk dibaca
Pada kata atas juga perlu dirubah menjadi kata daripada sebab konteks pada
terjemahan di atas merupakan sebuah perbandingan antara klausa qodlorsquo shalat yang
tertinggal tanpa udzur dengan qodlorsquo shalat yang tertinggal suatu udzur Kata
daripada ini berfungsi untuk membandingkan suatu benda atau hal dengan benda
66 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 12 baris 3
81
atau hal lainnya Kata wajib pun perlu dirubah menjadi kata harus supaya kalimat
dalam terjemahannya pun sesuai dan relevan dengan kalimat sesudahnya
Untuk itu Penulis menarik terjemahan di atas yang sesuai dalam bahasa Indonesia
menjadi lsquoQadarsquo shalat yang tertinggal tanpa udzur harus didahulukan daripada
qadarsquo shalat yang tertinggal karena suatu udzur meskipun ini menyebabkan tidak
tertibnya waktu Karena tertib itu sunah sedangkan bersegera adalah wajibrsquo
(2)
وه كلذ عم و اسجن دلوال انك ايمدآ تدلوف ةيامدآ ىلع ريزنخ وا بلك ازن ول اضيأ الوق
لكمب فلاالصاة غورياه ظواها رنه يىفع عام يطضر ىلا لاممسته
Terjemahannya
Guru kita meneruskan andaikata seekor anjing atau babi menyetubuhi seorang wanita yang akhirnya membuahkan seorang anak maka anak ini dihukumi benda najis Dalam pada itu ia termasuk orang mukallaf yang wajib shalat dan ibadah-ibadah lain Yang jelas persentuhan secara terpaksa dengan dia diampuni adanya67
Analisis
Pada terjemahan di atas memang sudah dapat dipahami namun Penulis ingin
merubah terjemahan di atas yang awal terjemahannya aktif menjadi pasif Penulis
merubah kalimat babi menyetubuhi seorang wanita menjadi seorang wanita
disetubuhi oleh babi Kemudian Penulis merubah kata andaikata menjadi
67 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 83 baris 5
82
seandainya sebab apabila kata andaikata tetap dicantumkan maka akan menjadi
tidak enak dibaca dan tidak tepat Pada frasa dalam pada itu pun sangat mengganggu
konsentrasi pembaca sehingga itu membuat kata yang tidak sesuai dengan kata yang
sesudahnya Frasa dalam pada itu seharusnya dirubah mejadi sehubungan hal itu
Pada kata adanya pun seharusnya dihilangkan saja karena tidak berpengaruh pada
terjemahan ini bahkan jika dicantumkan akan mengakibatkan pemborosan kata
Jadi terjemahan dalam kasus ini yaitu
Guru kita meneruskan seandainya seorang wanita yang disetubuhi oleh seekor
anjing kemudian akhirnya membuahkan seorang anak maka anak tersebut
dinyatakan benda najis Sehubungan dengan itu ia juga termasuk orang mukallaf
yang wajib shalat dan boleh melakukan ibadah-ibadah lain Yang jelas apabila
persentuhan itu dilakukan secara terpaksa dia pun dapat diampuni
G Variasi dengan posisi dalam kalimat
كلذ أرق نم نإ ربخل يسركال ةيا ةامقاال و انذاال نيب أرقي نأ بحتسي رحبال ىف يانيور الق
بيذاال نان ال وقاامل ةم كيتب لعيه ام بين لاالصتني
Terjemahannya
Ar-Ruuyaaniy berpendapat di dalam al-Bahr sunah membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqomah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang
83
artinya ldquosungguh orang yang membaca ayat Kursiy di waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi antara dua shalatnyardquo68
Analisis
Dalam terjemahan di atas itu memang sudah dapat dipahami oleh pembaca namun
menurut Penulis variasi posisi kalimat terjemahan di atas terdapat sebuah penekanan
dalam kalimat Kalimat yang menjadi penekanan itu sunah membaca ayat Kursiy di
waktu antara adzan dengan iqomah Dalam variasi posisi kalimat Penulis merubah
posisi kalimat terjemahan di atas yaitu jenis kalimat yang menjadi penekan itu di
letakkan di awal kalimat Kemudian Pada kata di di sini diganti dengan kata pada
Jadi dalam hal ini Penulis merubah terjemahan di atas menjadi
Membaca ayat Kursicirc pada waktu antara adzan dengan iqamah hukumnya sunah ini
merupakan pendapat Ar-Rȗyacircniy di dalam kitab al-Bahr seperti yang disebutkan
dalam sebuah hadits yang artinya ldquobarang siapa yang membaca ayat Kursiy pada
waktu antara adzan dengan iqamah tidak akan dicatat dosa-dosa yang terjadi
antara dua shalatnyardquo
68 lsquoAly Asrsquoad Tarjamah Fath al-Muicircn 1 (Kudus Menara Kudus 1980) hal 230 baris 5
84
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan pada buku terjemahan Fath al-
Mursquoicircn pada jilid 1 maka Penulis menyimpulkan bahwa tidak semua kitab
terjemahan itu sudah memenuhi persyaratan terjemahan Menurut Penulis buku
terjemahan yang baik dan terjemahannya yang berkualitas adalah jika
terjemahannya menggunakan kalimat efektif Oleh karena itu sebagai penerjemah
kita harus menguasai persyaratan kalimat efektif dan penejelasan ini sudah
Penulis jelaskan pada bab sebelumnya Setelah menaganlisis Penulis
mendapatkan beberapa kasus yang mungkin ini berakibat dapat menyulitkan
85
pembaca untuk mengungkapkan pesan dan menjadikan kurang efektifnya kalimat
Diantara kasus tersebut adalah
1 Adanya ketidakutuhan dalam struktur sintaksis
2 Adanya kalimat yang tidak logis
3 Adanya ketidaktepatan diksi
4 Adanya ketidakefesien penggunaan kata yaitu pemakaian kata kerja gabung
kata depan (atas daripada kepada)
B Saran
Setelah menganalisis objek data Penulis menyarankan ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut
1 Seorang penerjemah ketika menerjemahkan harus memahami isi alinea pada
teks sumber agar mampu memahami dan menyampaikan pikiran pokok
dalam Bsa dengan tepat
2 Seorang penerjemah juga harus memahami perlu tidaknya penyesuaian
struktur untuk memudahkan mengatasi kalimat yang rumit dan
mengefektifkan penerjemahan pemahaman makna tanda baca agar maksud
Bsu tersampaikan dalam Bsa dengan pemakaian tanda baca yang tepat dan
mengetahui saat tepat menghindari kata-kata mubadzir
86
3 Seorang penerjemah tidak terlalu bebas dalam menerjemahkan sebuah karya
tulis sehingga terjemahan yang dihasilkan tidak menyimpang dari karya
aslinya
4 Seorang penerjemah harus pandai mencari padanan kata yang sesuai dengan
naskah aslinya
5 Seorang penerjemah harus jujur dalam menerjemahkan sebuah karya tulis
sehingga pesan-pesan yang disampaikan oleh Penulis tidak hilang oleh
perubahan kalimat yang dilakukan oleh penerjemah
Penulis sadar bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan Oleh sebab itu
kiranya penelitian ini harus diteruskan serta dijabarkan kembali khususnya pada
tahap gramatikal yang terdapat dalam buku terjemahan Fath al-Mursquoicircn
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah ibn lsquoAqil Bahaud Din Terjemahan Alfiyah Syarah Ibn lsquoAqil Bandung
Sinar Baru Algesindo2009
Akmaliyah Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan (Edisi Revisi) Bandung
N amp Press2007
Al-Malibacircry Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz Fath al-Mursquoicircn bi Syarhil Qurrat al-
lsquoAyun Penerjemah Ali Asrsquoad Kudus Menara Kudus 1989 Jilid I
Aqil Siradj Aqil Hidayatullah Syarif dkk Pesantren Masa Depan (Wacana
Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren) Bandung Pustaka Hidayah 1999
Arifin Zaenal E Tasai Amran S cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi Jakarta Medyatama Sarana Perkasa 1988
88
Bagus Putrayasa Ida Kalimat Efektif (Diksi Struktur dan Logika) Bandung Retrika
Aditama 2002
---------Analisis Kalimat (Fungsi Kategori dan Peran) Bandung Retrika Aditama
2007
Burdah Ibnu Menjadi Penerjemah (Wawasan dan Metode Penerjemah Teks Arab)
Yogyakarta Tiara Wacana Yogya 2004
Chaer Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta Rineka Cipta 2000
Choliludin The Technique of Making Idiomatic Translation Bekasi Kesaint Blanc
2006
Dian Nafi M lsquoAla Abdul Anisa Hindun Aziz Abdul Praktis Pesantren
Yogyakarta Instite for Training and Delopment (ITD) 2007
Fitriyah Muhammad ZA Abdul Ghani Ramlan Pembinaan Bahasa Indonesia
Jakarta UIN Jakarta Press 2007
Hendoro Hoed Beni Penerjemahan dan Kebudayaan Jakarta Dunia Pustaka 2006
HidayatullohSyarif Moch Tarjim al-An Cara Mudah Menerjemahkan Arab-
Indonesia Tangerang Dikara 2011
httpsaifanshoriblogspotcom
Keraf Gorys Komposisi NTT Nusa Indah 1994
89
M Muliono Anton Dardjowidjoyo Soenjono Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998
Machali Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah Jakarta Grasindo 2000
Moentaha Solihen Bahasa dan Terjemahan (language and Translation The New
Millenium Publication) Jakarta Kesaint Blanc 2006
Munawwir Warson Achmad Kamus al-Munawwir Surabaya Pustaka Progressif
1997
Munip Abdul Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Arab ke dalam Bahasa
Indonesia Yogyakarta Teras 2009
Ramlan Arif Muh Penerjemahan Teks Inggris Yogyakarta Pyramid Publisher
2006
Rusnandar dkk Bahasa Indonesia untuk SMK Bandung Galaxi Puspa Mega 2001
Saeful Syaikh Zain al-Dicircn ibn lsquoAbd al-lsquoAzicircz al-Malicircbacircry
httpsaifanshoriblogspotcom
Sahal Mahfudh Nuansa Fiqh Sosial Yogyakarta LkiS 1994
Sayogi Frans Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Jakarta
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008
90
Sudarmo A Rahman Eman Kemampuan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan
Mutu Guru Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan kebudayaan 1992
Sudarna Caca Materi Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Mutu Guru Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1992
Syihabudin Penerjemah Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) Bandung Humaniora
2005
Widyamartaya A Seni Menerjemahkan Yogyakarta Kanisisus 1989