23
MAKALAH SISTEM PERKEMIHAN ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KANDUNG KEMIH DISUSUN OLEH : ARIF DWI KURNIAWAN RAHAYU TRI NURITASARI ARIS SEPTIANA AJI PRAMUSTYO SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR 2014

Kanker kandung kemih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kanker kandung kemih

i

MAKALAH

SISTEM PERKEMIHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KANDUNG KEMIH

DISUSUN OLEH :

ARIF DWI KURNIAWAN

RAHAYU TRI NURITASARI

ARIS SEPTIANA

AJI PRAMUSTYO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PATRIA HUSADA BLITAR

2014

Page 2: Kanker kandung kemih

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “ASUHAN

KEPERAWATAN KANKER KANDUNG KEMIH” ini dapat terselesaikan.Makalah ini

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Perkemihan.Saya mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan

sesuai dengan waktunya.Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Blitar, November 2014

Penyusun

Page 3: Kanker kandung kemih

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................... 1

1.3 Manfaat ................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit ................................................................................................... 3

2.1.1 Definisi.......................................................................................................... 3

2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Tulang ...................................................................... 3

2.2 Etiologi.................................................................................................................. 5

2.3 Jenis Histology ...................................................................................................... 5

2.4 Patofisiologi .......................................................................................................... 7

2.5 Manifestasi Klinis ................................................................................................. 8

2.6 Pemeriksaan Diagnostik........................................................................................ 8

2.7 Penatalaksanaan .................................................................................................... 9

2.8 Komplikasi ............................................................................................................ 10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian ............................................................................................................. 11

3.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 12

3.3 Rencana Keperawatan .......................................................................................... 13

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 18

4.2 Saran..................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20

Page 4: Kanker kandung kemih

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan

melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme dalam tubuh. Kanker merupakan

salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi pada organ sistem perkemihan,

misalnya kanker kandung kemih.

Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung

kemih. Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan

dengan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25%

pasien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.

Tumor atau karsinoma ini lebih sering mengenai laki-laki dengan

perbandingan 2,7 : 1. Biasanya dijumpai sebagai tumor superficial dan pada

umumnya belum disertai metastasis, namun rekurensinya tinggi. Merupakan tumor

maligna kedua pada system genitourinary.

Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih

dari 20 % sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang

diketahui dari kanker kandung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilamine

dan xenylamine, infeksi schistosoma haematobium dan merokok.

Tumor dari kandung kemih berurutan dari papiloma benigna sampai ke

carcinoma maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi,

karena saluran kemih dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti

papiloma, karena itu setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi

dan diangkat bila diketahui. Karsinoma sel-sel squamosa jarang timbul dan

prognosanya lebih buruk. Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang konsep penyakit dan asuhan keperawatan Kanker

Kandung Kemih secara teoritis

b. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu memahami definisi, anatomi fisiologi, etiologi,

manifestasi klinis, patofisiologi, patoflow, komplikasi, pemeriksaan

penunjang dan penatalaksanaan.

Page 5: Kanker kandung kemih

2

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Kanker

Kandung Kemih Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan

pada klien dengan Kanker Kandung Kemih

Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien Kanker

Kandung Kemih

Mahasiswa mampu menerapkan implementasi keperawatan pada klien

dengan Kanker Kandung Kemih

Mahasiswa mampu mengevaluasi implementasi keperawatan yang telah

dilaksanakan pada klien dengan Kanker Kandung Kemih

1.3 Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

Dari makalah ini akan menyediakan informasi yang sangat berguna untuk

meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit Kanker Kandung

Kemih

b. Bagi Pendidikan

Untuk pendidikan keperawatan, informasi yang didapat dari makalah ini akan

bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pengembangan pembelajaran asuhan

keperawatan pada klien dengan Kanker Kandung Kemih.

Page 6: Kanker kandung kemih

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit

2.1.1 Definisi

Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang berusia di

atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita (3:1). (Brunner &

SUddarth, 2001).

Ca kandung kemih merupakan 2% dari seluruh keganasan dan merupakan

keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenital setelah karsinoma prostat. Tumor

ini dua kali lebih sering menyerang pria daripada wanita. Dan angka kejadiannya

meningkat pada daerah industri.

Tumor ganas kandung kemih adalah karsinoma sel transisional dan 10% adalah ca

skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus.

Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung kemih dapat

kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat

deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar kandung kemih.

Epitel transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan tergantung dari

tingkat distensi kandung kemih. Adapun yang berperan dalam maslah ini adalah sel

basal, sel intermediate, sel superficial, inilah yang akan menutupi sel intermediate,

bergantung pada apakah kandung kemih dalam keadaan distensi atau tidak.

2.1.2 Anatomi Fisiologi

Kandung kemih bagian dari saluran kemih yang berbentuk seperti buah pir.

Sebuah organ yang dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet yang

terletak di belakang simfisis pubis. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun

dari otot polos yang disebut muskulus destrusor. Di dinding kandung kemih terdapat

scratch reseptor yang akan bekerja memberikan stimulus sensasi berkemih apabila

volume kandung kemih telah mencapai 150 cc. Kandung kemih mengumpulkan dan

menyimpan urin sampai urin siap untuk dikeluarkan dari tubuh. Urin diproduksi oleh

ginjal dan dialirkan ke kandung kemih melalui dua saluran yang disebut ureter. Ketika

kandung kemih terisi penuh oleh urin akan memaksa dinding kandung kemih untuk

berkontraksi sehingga timbullah keinginan untuk berkemih. Kemudian urin

dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra (sebuah saluran kecil yang membawa

urin dari kandung kemih keluar dari tubuh).

Page 7: Kanker kandung kemih

4

Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yang berperan penting

dalam perkembangan, peningkatan, dan pengobatan kanker kandung kemih. Ketika

dilihat di bawah mikroskop dengan penampang yang melintang dari dinding kandung

kemih maka akan terlihat lapisan dari sel, yaitu :

1. Epithelium

Epithelium adalah lapisan dari sel yang berada pada bagian dalam dinding kandung

kemih yang dikenal sebagai urothelium atau transitional epithelium. Kebanyakan

kanker kandung kemih berada pada lapisan ini. Sel-sel ini dapat meregangkan

ketika kandung kemih sudah penuh dan menyusut saat dikosongkan

2. Lamina propria

Lapisan ini adalah lapisan dari jaringan ikat dan pembuluh darah yang lokasinya

berada di bawah lapisan transitional epithelium.

3. Lapisan submukosa

Lapisan antara lamina propria dan muskularis propria.

4. Muskularis propria (destrusor muscle)

Ini adalah lapisan yang terdiri dari sel-sel otot yang membentuk dinding kandung

kemih.

5. Jaringan lunak perivesikel

Lapisan ini adalah lapisan terjauh dari dinding kandung kemih yang terdiri dari

lemak, jaringan fibrosa, dan pembuluh darah.

Page 8: Kanker kandung kemih

5

2.2 Etiologi

Keganasan kandung kemih terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak

terdapat disekitar kita. Beberapa faktor resiko yang mempermudah seseorang

menderita karsinoma kandung kemih adalah :

1. Pekerjaan. Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), labolatorium,

pabrik korek api, tekstil, pabrik kulit dan pekerja pada salon/ pencukur rambut

sering terpapar oleh karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2-naftilamin,

bensidin, dan 4-aminobifamil)

2. Perokok. Resiko untuk mendapatkan karsinoma kandung kemih pada perokok

adalah 2-6 kali lebih besar dibandungkan dengan bukan perokok. Rokok

mengandung bahan karsinogen berupa amin aromatik dan nitrosamin.

3. Infeksi saluran kemih. Telah diketahui bahwa kuman – kuman E.coli dan

Proteus spp menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.

4. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan. Kebiasaan mengkonsumsi kopi ,

pemanis buatan yang mengandung sakarin dan siklamat, serta pemakaian obat-

obatan siklofosfasmid yang diberikan intravesika, fenasetin, opium, dan obat

antituberkolosa INH dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan resiko

timbulnya karsinoma kandung kemih.

5. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan

pertambahan usia.

6. Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat

pada orang Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.

7. Riwayat keluarga, Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker

kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya karsinoma kandung kemih adalah zat

karsinogen,baik eksoghen dari rokok atau bahan kimia atau endogen dari hasil

metabolisme. Penyebab lain diduga akibat dari pemakaian analgetik,sitostatik,dan

iritasi kronik oleh batu, sistosomiasis (infeksi parasit karena iritasi kandung kemih)

atau radiasi.

2.3 Jenis histology

Jenis histology yang terbanyak adalah karsinoma sel transisional (90 %),

sedangkan jenis lain yaitu karsinoma sel skuamosa (5-10%), mixed carcinoma (4-6

%), adenoma (<2%), undifferentiated carcinoma dan sangat jarang dijumpai adalah

Page 9: Kanker kandung kemih

6

adenoma, tumor karsinoid, karsinosarkoma, melanoma, feokromositoma, limfoma,

koriokarsinoma, hemangioma, sarcoma osteogenik dan miosarkoma. IV. Patofisiologi.

Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina propia dan

merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain lainnya. Penyebaran

secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan metastasis tumor pada kelenjar

limfe regional, paru, tulang dan hati.

Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan program

pengobatan. Klasifikasiny adalah ssebagai berikut :

Tumor Primer (T)

CIS Sel-sel kanker yang terdeteksi hanya pada lapisan paling dalam dari lapisan

kandung kemih

Ta Kanker hanya di lapisan paling dalam dari lapisan kandung kemih

T1 Kanker telah mulai tumbuh menjadi jaringan ikat di bawah lapisan kandung

kemih

T2 Kanker telah berkembang melalui jaringan ikat ke dalam otot

T2a Kanker telah tumbuh menjadi otot superfisial

T2b Kanker telah berkembang menjadi otot yang lebih dalam

T3 Kanker telah berkembang melalui otot ke lapisan lemak

T3a Kanker pada lapisan lemak hanya dapat dilihat di bawah mikroskop

T3b Kanker pada lapisan lemak dapat dilihat pada tes atau dirasakan oleh dokter

selama pemeriksaan di bawah anastesi ( invasi makroskopik)

T4 Kanker telah menyebar keluar kandung kemih

T4a Kanker telah menyebar ke Rahim, prostat, atau vagina

T4b Kanker telah menyebar ke dinding panggul atau perut

Kelenjar Getah Bening (KGB) Regional (N)

N0 Tidak ada kanker dalam kelenjar getah bening

N1 Satu node getah bening yang terkena di panggul (bagian bawah perut, di

dalam tulang pinggul)

N2 Lebih dari satu kelenjar getah bening di panggul yang terkena

N3 Satu atau lebih kelenjar getah bening yang terkena di pangkal paha

Page 10: Kanker kandung kemih

7

Metastasis Jauh (M)

MX Adanya metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0 Tidak ada metastasis jauh

M1 Ada metastasis jauh

(American Cancer Society. Cancer Fascts and figures, 2008)

2.4 Patofisiologi

Tumor urothelial, lebih dari 90% adalah karsinoma sel transisional. Namun,

sampai dengan 5% dari kandung kemih berasal dari sel skuamosa dan 2% adalah

adenokarsinoma. Nonurothelial tumor kandung kemih primer sangat langka dan

mungkin termasuk karsinoma sel kecil, carcinosarcoma, limfoma primer, dan

sarcoma.

Faktor-faktor resiko lingkungan dan

merangsang pertumbuhan sel

Stoma

MK: Perubahan pola eliminasi

urine berduka disfungsional

disfungsi seksual

MK: Kerusakan

integritas jaringan

kulit

Kecemasan pemenuhan informasi

koping maladatif

Terapi endoskopik bedah

radikal kistektomi

Diversi urine pengangkatan

vagina

Respons iritasi lokal

MK: Risiko tinggi

infeksi

Respon sistemik (anemia,

penurunan berat badan, mual

muntah)

nyeri

MK: Ketidak seimbangan

nutrisi gangguan ADL

MK: Gangguan

pola eliminasi

urine

Hematuria, disuria,

urgensi, sering

buang air kecil

Luka pasca bedah

Intervensi

radioterapi

Intervensi medis

intravesical

immunotherapy, intraveical

chemotherapy, adjuvant

chemotherapy

Proliferasi sel meningkat cepat kerusakan struktur

fungsional kandung kemih

Pertumbuhan sel-sel baru pada

jaringan kandung kemih

Kerusakan jaringan

lokal

Page 11: Kanker kandung kemih

8

2.5 Manifestasi Klinis

1. Hematuria : hematuria dapat dibagi menjadi hematuria intermiten atau penuh, dan

dapat dinyatakan sebagai hematuria awal atau terminal hematuria, sebagian dari

pasien kanker kandung kemih akan ada pembuangan gumpalan gumpalan darah

dan bangkai bangkai busuk.

2. Iritasi kandung kemih : tumor terbentuk di trigonum kandung kemih, lingkup

patologi meluas atau saat terjadi infeksi dapat menstimulasi sampai ke kandung

kemih sehingga menyebabkan fenomena sering buang air kecil dan urgen.

3. Gejala obstruktif saluran kemih : tumor yang lebih besar, tumor pada leher

kandung kemih dan penyumbatan gumpalan darah akan menyebabkan buang air

bahkan sampai retensi urin. Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran kemih dapat

menyebabkan obstruksi saluran kemih, sehingga menimbulkan nyeri pinggang,

hidronefrosis dan fungsi ginjal terganggu.

4. Gejala metastase : invasi tumor stadium lanjut sampai ke jaringan kandung kemih

sekitarnya, organ lain atau metastasis kelenjar getah panggul simpul, akan

menyebabkan nyeri di daerah kandung kemih, uretra fistula vagina, dan edema

ekstremitas bawah, metastasis sampai organ yang lebih jauh, nyeri tulang dan

cachexia.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan di perut. Jika

dicurigai kanker ginjal, maka dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut:

Urografi intravena

USG

CT scan

MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.

Jika tumornya berupa kista, bisa diambil contoh cairan untuk dilakukan analisa.

Aortografi dan angiografi arteri renalis bisa dilakukan sebagai persiapan pembedahan

untuk memberikan keterangan tambahan mengenai tumor dan arteri renalis. (Sumber :

Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2)

Page 12: Kanker kandung kemih

9

Prosedur diagnostic yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan laboratorium rutin

Biasanya tidak ditemukan kelainan selain hematuria. Anemia dapat dijumpai

sebagai tanda adanya perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasis ke

sumsum, sedangkan uremia dapat dijumpai apabila tumor menyumbat kedua

muara ureter baik karena obstruksi tumornya sendiri ataupun limfadenopati.

2. Pemeriksaan radiologi

Dilakukan foto polos abdomen, pielografi intravena, dan foto torax. Pemeriksaan

ini bertujuan untuk menilai keadaan traktus urinarius yaitu berupa adanya

gangguan fungsi eksresi ginjal, hidronefrosis, hidroureter, dan filling defect pada

buli-buli, menilai infiltrasi tumor ke dinding buli-buli, dan melihat adanya

metastasis regional atau jauh.

3. Sitoskopi dan biopsy

Pada persangkaan adanya tumor buli-buli maka pemeriksaan sitoskopi adalah

mutlak dilakukan, bila perlu pdapat dilakukan CT-scan. Pada pemeriksaan

sitoskopi, dapat dilihat adanya tumaor dan sekaligus dapat dilakukan biopsi atau

reseksi tumor yang juga merupakan tindakan pengobatan pada tumor-tumor

superficial. (Sumber :Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan

Sistem Perkemihan)

2.7 Penatalaksanaan

Pengobatan

1. Intravesical Imunnotherapy ( Bacillus Calmette-Guerin {BCG}immunotherapy)

2. Intravesical kemoterapi

3. Kemoterapi ajuvan

4. Terapi radiasi

Intervensi Bedah

1. Terapi endoskopik.

2. Radikal kistektomi.

a. Panggul limfadenektomi. Setelah melakukan kistektomi, sebuah pengalihan

kemih harus dibuat dari segmen usus.

b. Conduit (pengalihan): conduits dapat dibangun baik dari ileum atau usus besar.

c. Kantong Indiana.

d. Neobladder.

Page 13: Kanker kandung kemih

10

Perawatan untuk kanker kandung kemih

Perawatan makanan :

1. Pasien kanker kandung kemih dianjurkan untuk memakan buah dan sayuran segar

2. Harus diberikan diet tinggi protein seperti telur, susu dan ikan

3. Berikan makanan kesukaan pasien kanker kandung kemih yang telah

dimodifikasi, tetapi hindari makanan pedas, keras dan yang sulit dicerna oleh

tubuh.

Perawatan setelah Operasi

1. Kondisi ruangan harus tetap bersih, dengan udara yang bersih juga

2. Pasien kanker kandung kemih harus hindari infeksi, harus meningkatkan daya

tahan tubuh

3. Keluarga harus terus memberikan semangat dan membantu pasien menghilangkan

sikap dan pikiran negative.

2.8 Komplikasi

Komplikasi pembedahan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari

radiasi dapat menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain

dikaitkan dengan daerah metastase penyakit.

1. Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi

2. Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck

3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi

Page 14: Kanker kandung kemih

11

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Identitas Pasien.

2. Riwayat Keperawatan

a. Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada benjolan

pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri diseluruh tubuh terutama

dipinggang.

b. Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk

rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa nyeri sera sulit

BAB.

c. Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang

pernah diderita oleh pasien).

d. Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita anggota keluarga

yang menjadi faktor resiko.

e. Riwayat psikososial dan spiritual.

f. Kondisi lingkungan rumah.

g. Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan, pola

kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (rokok, ketergantungan obat,

minuman keras).

3. Pemeriksaan Fisik

a. Aktivitas/Istirahat

Gejala : Merasa lemah dan letih

Tanda : Perubahan kesadaran

b. Sirkulasi

Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)

Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia

c. Integritas Ego

Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian

Tanda : Cemas, mudah tersinggung

d. Eleminasi

Gejala : Perubahan gejala BAK

Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah

Page 15: Kanker kandung kemih

12

e. Makanan & Cairan

Gejala : Mual muntah

Tanda : Muntah

f. Neurosensori

Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)

Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental

g. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Sakit pada daerah abdomen

Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri

h. Interaksi Sosial

Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain

Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi

i. Keamanan

Gejala : Trauma baru

Tanda : Terjadi kekambuhan lagi

j. Seksualisasi

Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut

Tanda : Atrofi payudara, amenorea

k. Penyuluhan/Pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi

Tanda : Prestasi akademik tinggi

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan eliminasi urine b.d peradangan kandung kemih, pasca- diversi urine.

2. Nyeri b.d respons inflamasi kandung kemih, kerusakan jaringan pasca bedah.

3. Risiko tinggi infeksi b.d penurunan imunitas pasca kemoterapi dan radiasi, post de

entrée luka pasca bedah

4. Kerusakan integritas kulit b.d pascabedah, adanya stoma.

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan yang kurang,

peningkatan metabolism, mual muntah.

6. Kecemasan b.d tindakan invasive diagnostic, intervensi medic, rencana bedah.

7. Pemenuhan informasi b.d tindakan diagnostik invasive, intervensi kemoterapi,

radiasi dan pembedahan, adanya stoma, perencanaan pasien pulang.

8. Berduka disfungsional b.d. perubahan anatomis seksual.

Page 16: Kanker kandung kemih

13

3.3 Intervensi dan Rasional

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi RASIONAL

1 Perubahan eliminasi urine b.d. peradangan kandung kemih, pasca-

diversi urine.

Tujuan: dalam waktu 3 x 24 jam pola eliminasi urine

membaik. Kriteria Hasil:

- Secara objektif

berpartisipasi dalam aktivitas yang b.d.

perawatan stoma.

1. Kaji kemampuan partisipasi dan keluarga.

2. Lakukan dan ajarkan cara perawatan ostomi.

3. Pasang alat ostomi yang tepat ukuran.

4. Bantu pasien melakukan perawatan ostomi secara

mandiri. 5. Pantau proses

penyembuhan luka

insisi pada ostomi. 6. Anjurkan klien

mengunjungi seseorang yang telah mengalami ostomi.

7. Sarankan klien untuk mencegah kontak urine dengan kulit, untuk

mencegah iritasi kulit akibat diversi urine.

Bersihkan stoma dengan sabun dan air lalu dikeringkan pada setiap

penggantian kantong

1. Menjadi data dasar dalam memberikan informasi.

2. Pascabedah dengan stoma yang ada, maka pasien atau keluarga perlu diajak

dalam berpartisipasi agar kemandirian meningkat.

3. Mencegah iritasi pada kulit daerah sekitar ostomi.

4. Mengembangkan teknik yang benar.

5. Mengembangkan

intervensi dini terhadap

kemungkinan komplikasi. 6. Menurunkan kecemasan

dan ketakutan terhadap kemampuan beradaptasi.

7. Menurunkan risiko infeksi.

Page 17: Kanker kandung kemih

14

urine. 8. Ganti kantung ostomi

sesuai kebutuhan.

8. Memberi kesempatan dan

penguatan terhadap prosedur mengganti

kantong dan mengevaluasi stoma.

2 Risiko tinggi infeksi b.d

penurunan imunitas pasca-kemoterapi dan radiasi, port de entrée luka pasca bedah.

Tujuan: Dalam waktu 3 x 24

jam tidak tejadi infeksi. Kriteri Hasil:

- TTV normal

- Tidak ada tanda dan gejala ISK.

1. Gunakan sabun

antimikrobial untuk cuci tangan.

2. Pertahankan intake

cairan adekuat. 3. Ajarkan klien cuci

tangan. 4. Ajarkan klien tentang

gejala dan tanda infeksi,

serta anjurkan untuk melaporkannya.

5. Ajarkan klien dan keluarga untuk sering mengalirkan kantong

untuk mencegah refluks.

6. Kaji jenis pembedahan,

hari pembedahan, dan apakah adanya order

khusus dari tim dokter bedah dalam melakukan perawatan luka.

7. Lakukan mobilisasi miring kiri-kanan tiap 2

jam.

1. Mencegah transmisi

organisme.

2. Meningkatkan aliran

urine. 3. Memberikan informasi

tentang personal higiene. 4. Memberikan info untuk

meningkatkkan

kepatuhan.

5. Dapat mencegah infeksi.

6. Mengidentifikasikan

kemajuan atau penyimpangan dari tujuan

yang diharapkan.

7. Mencegah penekanan setempat yang berlanjut

pada nekrosis jaringan

Page 18: Kanker kandung kemih

15

8. Lakulan perawatan

luka: - Lakukan perawatan

luka steril pada hari ke-3 operasi dan diulang 2 hari

sekali. - Bersihkan luka

dengan cairan antiseptik jenis iodine providum

dengan cara swabbing dari arah

dalam ke luar. - Bersihkan bekas sisa

iodine providum

dengan alkohol 70% atau normal saline

dengan cara swabbing dari arah dalam ke luar.

- Tutup luka dengan kasa steril dan tutup

dengan plester adhesif yang menyeluruh

menutupi kasa.

lunak. 8. - perawatan luka sebaiknya

tidak setiap hari untuk menurunkan kontak

tindakan dengan luka yang dalam kondisi steril sehingga mencegah

kontaminasi kuman ke luka bedah.

- Pembersihan debris (sisa fagositosis, jaringan mati) dan kuman sekitar luka

dengan mengoptimalkan kelebihan dari iodine

providum sebagai antiseptik dan dengan arah dari dalam ke luar dapat mencegah

kontaminasi kuman ke jaringan luka.

- Antiseptik iodine providum mempunyai kelemahan dalam menurunkan proses

epitelisasi jaringan sehingga memperlambat

pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan dengan alkohol atau normal saline.

- Penutupan secara menyeluruh dapat

menghindari kontaminasi dari benda atau udara yang

Page 19: Kanker kandung kemih

16

bersentuhan dengan luka bedah.

3 Pemenuhan informasi b.d. tindakan diagnostiki invasif, intervensi kemoterapi, radiasi dan

pembedahan, adanya stoma, perencanaan pasien pulang.

Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam terpenuhin ya informasi yang di butuhkan

pasien. Kriteria Hasil:

- Pasien teradaptasi dengan kondisi yang dialami.

- Pasien mampu mengungkapkan

jadwal pengobatan dan tujuannya.

1. Ajarkan klien dan keluarga prosedur dan tujuan terpi.

2. Lakukan pemberian kemoterapi intravesika:

- Gunakan tekhnik steril dalam kateterisasi.

- Instruksikan klien untuk berkemih

sebelum obat dimasukkan.

- Instruksikan untuk

selalu mengubah posisi.

- Instruksikan untuk menunggu berkemih selama beberapa

jam. - Instruksikan klien

untuk toileting

dengan hati-hati. 3. Ajarkan perawatan

stoma selama dirumah.

1. Meningkatkan pemahaman dan menurunkan ansietas.

2. - mencegah infeksi.

- Emeningkatkan retensi obat.

- Meningkatkan lapisan

bagian dalam kandungan kemih

dengan obat-obatan. - Memberikan kontak

yang besar dari obat

dengan permukaan kandung kemih.

- Mencegah pemajanan pada kemoterapi dan imunoterapi yang

dikeluarkan melalui urine.

3. Meningkatkan

kemandirian.

4 Berduka disfungsional b.d.

perubahan anatomis seksual.

Tujuan: Dalam waktu 3 x 24

jam adaptasi pasien meningkat. Kriteria Hasil:

1. Anjurkan klien untuk

mengungkapkan perasaan mengenai ostomi dan kanker

1. Meningkatkan integrasi

dari perubahan ke dalam gaya tubuh.

Page 20: Kanker kandung kemih

17

- Pasien teradaptasi dengan kondisi yang

dialami. - Pasien mampu

mengungkapkan perasannya.

kandung kemih dan dampak yang

diharapkan pada gaya hidup.

2. Evaluasi perasaan klien mengenai diversi urinarius dan efeknya,

identitas seksual, hubungan, dan citra

diri. 3. Bant untuk

memisahkan

penampilan fisik atas kehilangan fungsi

kandung kemih. 4. Berikan kesempatan

untuk berduka atas

kehilangan fungsi kandung kemih.

5. Pantau apakah klien dapat melihat ostominya.

2. Sebagai data untuk merumuskan rencana asuhan keperwatan.

3. Meningkatkan adaptasi

fisiologis.

4. Memberi waktu untuk

mengatasi kehilangan.

5. Ketidakmampuan memandang ostominya mengidikasikan kesulitan

koping.

Page 21: Kanker kandung kemih

18

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kanker (karsinoma) kandung kemih (buli-buli / vesika urinaria) adalah suatu

kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor

pada kandung kemih.

Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli-buli (kandung

kemih).Buli-buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang

berasal dari ginjal. Jika buli-buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.

Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi

penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:

1. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan

pertambahan usia.

2. Merokok,merupakan faktor resiko utama.

3. Lingkungan kerja. Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk

menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-

bahan karsinogenik(penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia,

kulit.

4. Infeksi, terutama infeksi saluran kemih.

5. Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat

pada orang Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.

6. Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker

kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.

Gejalanya Bisa Berupa:

Hematuria (adanya darah dalam kencing).

Rasa terbakar atau nyeri ketika berkemin.

Desakan untuk berkemih.

Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar

kencing.

Badan terasa panas dan lemah.

Nyeri pinggang karena tekanan saraf.

Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis.

Page 22: Kanker kandung kemih

19

Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung kemih

(sititis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu

kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.

Penanganan kanker kandung kemih tergantung pada derajat tumornya (yang

didasarkan pada derajat deferiensi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi

local serta ada tidaknya metastase) dan multisentrisitas tumor tersebut (apakah tumor

tersebut memiliki banyak pusat).Usia pasiaen dan status fisik, mental serta emosional

harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk terapinya

4.2 Saran

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti

bagaimana asuhan keperawatan kanker kandung kemih, dan paham bagaimana

patofiologi yang terjadi klien kanker kandung kemih. sehingga bisa berpikir kritis

dalam melakukan tindakan keperawatan.

Page 23: Kanker kandung kemih

20

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Guyton, Arthur C & John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2014. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.

Jakarta: Salemba Medika

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC