2

Kanwil Ditjen PerbendaharaanProvinsi Kalimantan Timur

Jl. Ir. H. Juanda no 4, SamarindaTelp. : 0541-201348, 0541-748710Fax. : 0541-748623

Email : kanwildjpbkaltim@gmail.comwww.djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/kaltim/id/

3

PENANGGUNG JAWABMidden Sihombing

PENGARAHWahjudi SugihartoBudi MarsudiotoM. YusufMukhsinSetyarta

KETUADeni Herdianto

ANGGOTATri RaharjoChyntia BellaAmrizalEfdiono

4

Dalam konteks pengelolaan keuangan negara, pelaksanaan anggaran merupakan salah satu tahap yang sangat penting. Pada fase ini, sumber daya yang ada digunakan dalam rangka implementasi sebuah kebijakan. Pada tataran praktis, Kanwil Ditjen Perbendaharaan memainkan peran yang sangat penting untuk memastikan bahwa pelaksanaan anggaran semakin berkualitas dari waktu ke waktu. Pada titik inilah maka pengukuran atas kualitas pelaksanaan anggaran diperlukan sebagai bahan pertimbangan yang objektif untuk proses evaluasi maupun pengambilan kebijakan di masa yang akan datang. Ukuran ini yang kemudian lebih dikenal publik sebagai kinerja pelaksanaan anggaran.

Kombinasi yang sempurna dari tugas dan fungsi yang semakin kompleks, perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, dan tuntutan publik yang semakin besar terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, mendorong organisasi untuk selalu bersikap kreatif dengan menciptakan inovasi-inovasi layanan terbaru bagi stakeholder. Semakin baik organisasi merespon perkembangan lingkungan dan tantangan zaman, lebih besar pula peluang organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Executive Summary

5

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Timur melakukan transformasi strategi komunikasi dalam rangka memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran satker di Provinsi Kalimantan Timur. Perubahan strategi ini dilakukan dengan merilis salah satu inovasi terbarunya yaitu KiPAS, singkatan dari Kinerja Pelaksanaan Anggaran Satker. Tulisan ini akan membahas dengan lengkap dari hulu ke hilir mengenai KiPAS. Bagian awal tulisan ini akan menjelaskan tentang komunikasi strategi dan urgensinya bagi institusi publik. Bagian selanjutnya merupakan penjelasan secara komprehensif mengenai KiPAS yang merupakan inovasi unggulan Kanwil DJPb Provinsi Kaltim. Harapannya, seluruh stakeholder dapat memahami KiPAS secara komprehensif agar keberadaannya dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam rangka pengambilan kebijakan.

KiPAS yang kami rilis tentu saja masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik, saran, maupun masukan dari seluruh pihak tentu sangat kami harapkan dalam rangka perbaikan di masa datang. Selamat membaca dan salam perbendaharaan.

Samarinda, Mei 2018Kepala Kanwil DJPb Prov. Kaltim

ttd

Midden Sihombing

6

“We cannot solve our problems with the same thinking we used when we created them”

(Albert Einstein)

Bagi institusi pemerintah yang memiliki tugas melayani publik, komunikasi merupakan sebuah proses yang sangat krusial. Saking krusialnya, dalam organisasi sektor publik fungsi komunikasi ini dijalankan oleh satu unit struktural khusus yang menjalankan fungsi kehumasan. Pesan-pesan tentang layanan publik, progres pembangunan, dan kehumasan harus dijalankan dengan strategi yang tepat. Tak lain agar setiap pesan yang disampaikan mampu dipahami dengan baik oleh publik dan target/tujuan yang ditetapan bisa tercapai.

Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan (Effendy,2003).

Secara teoritis, Pace, et al. (1979) menyatakan bahwa tujuan sentral dari kegiatan komunikasi adalah untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi (to secure understanding), penerimaan pesan itu kemudian dikelola oleh komunikan (to establish acceptance), dan digunakan untuk memotivasi sebuah tindakan (to motivate action). Komunikasi adalah proses yang rumit sehingga perlu strategi yang tepat agar berjalan efektif. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat.

KiPAS: STRATEGI KOMUNIKASI EFEKTIFKINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN

7

Salah satu tips dan trik lawas namun masih relevan agar penyampaian pesan mencapai tujuan disampaikan oleh Schramm (1954) yaitu:1. Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian;2. Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah dipahami

atau dimengerti oleh komunikan;3. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikannya;4. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi, sesuai dengan situasi

dan keadaan kondisi dari komunikan.

Strategi Komunikasi dalam Institusi Publik

Teori maupun konsep tentang strategi komunikasi sebenarnya berlaku universal, tidak hanya pada lingkungan privat (bisnis/swasta), tetapi juga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh institusi publik. Era keterbukaan informasi mendorong setiap institusi pemerintah untuk semakin transparan dan akuntabel dalam menjalankan peran dan fungsinya. Dalam konteks inilah sebenarnya strategi komunikasi itu diperlukan.

Masyarakat umum memiliki hak untuk mengetahui informasi mengenai bagaimana dana publik diperoleh, dikelola, dan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, isu utama pada titik ini adalah bagaimana setiap instansi pemerintah mengelola informasi dan menyusun strategi untuk mengkomunikasikannya kepada publik yang kini semakin kritis. Bagi sebuah organisasi, proses komunikasi dengan stakeholder tidak hanya bermanfaat sebagai media untuk mengenalkan visi dan misi organisasi, tetapi juga bertujuan untuk menyampaikan pesan yang menjadi trigger bagi pencapaian target kinerjanya. Dengan demikian, peran dan fungsi dari setiap manajer dalam institusi publik menjadi sangat penting untuk memastikan organisasinya mampu mengelola informasi dan menyampaikannya secara efektif kepada seluruh stakeholder.

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja (IKPA)

Salah satu informasi yang sering menjadi sorotan masyarakat adalah kinerja pelaksanaan anggaran pemerintah. Informasi mengenai bagaimana anggaran negara dikelola menjadi kebutuhan publik. Agar informasi tersebut menjadi terukur, diperlukan beberapa indikator khusus yang kemudian dinamakan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja (IKPA). IKPA ditetapkan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan, terdiri dari 12 indikator sebagai berikut:

8

Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Timur dan seluruh jajaran KPPN telah melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran satuan kerja. Namun demikian, hasil penilaian yang dilakukan Direktorat Pelaksanaan Anggaran atas kinerja pelaksanaan anggaran satuan kerja di wilayah kerja Kanwil DJPb Kaltim tahun 2017 belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hasil analisis yang dilakukan terhadap seluruh IKPA yang ada menunjukkan terdapat beberapa indikator yang peningkatan nilainya sangat rendah. Bahkan, terdapat indikator yang justru mengalami penurunan. Hasil tracing menunjukkan bahwa ternyata penyampaian data kontrak yang tidak sesuai ketentuan merupakan kontributor utama rendahnya kinerja pelaksanaan anggaran di wilayah kerja Kanwil DJPb Prov. Kaltim (lihat grafik di berikut ini).

Sumber: Materi Peningkatan Kualitas Reviu Pelaksanaan Anggaran

9

KiPAS: Transformasi Strategi Komunikasi Kanwil DJPb Kaltim

Dengan potret seperti itu, berbagai strategi komunikasi telah dilakukan oleh Kanwil DJPb Provinsi Kaltim dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran. Pendekatan normatif melalui metode sosialisasi, himbauan, maupun surat teguran telah dijalankan oleh KPPN maupun Kanwil. Sayangnya, cara ini ternyata belum mampu menghasilkan perubahan yang signifikan. Proses identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan menghasilkan satu kesimpulan. Akar masalah sesungguhnya adalah tidak adanya perbaikan strategi komunikasi. Strategi komunikasi lama yang terbukti tidak menghasilkan perubahan siginifikan terus dilakukan secara berulang-ulang. Cara dan sarana yang sama dari tahun ke tahun seperti sosialisasi secara massal, penyampaian surat teguran/sanksi, atau pemberian dispensasi ternyata tidak memberikan deterrent effect bagi satuan kerja.

Tidak adanya perbaikan strategi komunikasi tersebut paling tidak menyebabkan beberapa hal sebagai berikut:1. Pimpinan satker tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai

kinerja pelaksanaan anggaran; dan/atau 2. Pimpinan satker belum memiliki mindset yang benar terkait pengelolaan

anggaran meskipun mendapatkan informasi yang cukup mengenai kinerja pelaksanaan anggaran.

Data IKPA 2017 Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Timur

Catatan: Indikator Pagu Minus dan Dispensasi SPM baru digunakan pada TW IV 2017

10

Dalam upaya perbaikan strategi komunikasi, penyampaian informasi yang sudah usang (tidak relevan) seharusnya dihindari. Informasi yang disampaikan harus memiliki manfaat yang konkrit, tidak hanya berguna untuk menunjukkan kesalahan yang sudah terjadi, tetapi juga berfungsi sebagai prediktor potensi terjadinya kesalahan di kemudian hari, sehingga dapat diambil langkah-langkah antisipasi. Dalam konteks perbaikan kinerja, informasi yang baik bagi satker bukan hanya sekedar menyajikan nilai IKPA saja, tetapi juga bermanfaat bagi satker dalam melakukan upaya antisipastif, mencegah terjadinya kesalahan di masa datang.

Berangkat dari pemikiran di atas, dalam rangka meningkatkan IKPA satuan kerja, Kanwil DJPb Prov. Kaltim telah memperbaiki strategi komunikasi.Transformasi strategi komunikasi yang dilakukan Kanwil DJPb Prov. Kaltim bukan ditujukan sebagai substitusi dari pola yang sudah ada, tetapi lebih sebagai komplemen dari pendekatan-pendekatan normatif yang sudah dijalankan sebelumnya. Strategi komunikasi yang menjadi inovasi unggulan terbaru tersebut diberi nama KiPAS, singkatan dari Kinerja Pelaksanaan Anggaran Satuan kerja.

KiPAS (Kinerja Pelaksanaan Anggaran Satker)

Kinerja Pelaksanaan Anggaran Satker, disingkat KiPAS, merupakan media komunikasi antara Kanwil dengan KPPN, Kanwil dengan satker, dan KPPN dengan satker yang menyajikan informasi tentang kinerja pelaksanaan anggaran dalam periode tertentu secara sederhana namun faktual, informatif, dan komprehensif. KiPAS merupakan salah satu inovasi Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Timur sebagai bentuk upaya konkrit untuk membangun dan memperbaiki kepedulian pimpinan satker melalui penyediaan informasi yang ringkas dan mudah dipahami.

Kanwil

SatkerKPPN

Pola Komunikasi KiPAS

KIPAS

11

Format KiPAS

KiPAS dibuat dalam selembar kertas dan menyajikan 4 (empat) informasi sebagai berikut:

No Jenis Infomasi

Konten Keterangan

1. Informasi Umum

Level pengguna, periode data, data pagu/revisi, komposisi/jumlah satker, komposisi cara bayar, informasi UP, dan komposisi sumber dana

-

2. Kepatuhan Ketepatan penyampaian SPM Gaji, Pengelolaan UP/TUP, ketepatan penyampaian LPJ, ketepatan penyelesaian rekonsiliasi, ketepatan penyampaian ADK kontrak

• SPM Gaji disampaikan maksimal tanggal 15 setiap bulan• Pengambilan UP/GUP/TUP dan penyampaian LPJ Bendahara ke KPPN yang dilakukan maksimal tanggal 10 setiap bulannya• Rekonsiliasi dilakukan maksimal tanggal 10 setiap bulan atau sesuai SE• ADK Kontrak didaftarkan maksimal 5 hari kerja setelah kontrak di tanda tangani oleh satker dengan supplier

3. Akurasi Akurasi SPM Mengukur tingkat akurasi SPM yang disampaikan

4. Penyerapan Anggaran

- Mengukur realisasi anggaran per jenis belanja

Format KiPAS dapat dilihat pada gambar berikut ini:

12Keterangan: Cara membaca KiPAS disampaikan dalam lampiran

KiPAS Level Kanwil

13

Untuk mengikuti dinamika yang sangat mungkin terjadi, format KiPAS dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan. Demikian pula apabila satker secara khusus menginginkan informasi tambahan lainnya terkait pelaksanaan anggaran yang belum disajikan dalam KiPAS, Kanwil memberikan kesempatan untuk mengajukan permintaan informasi. Tambahan informasi ini akan disampaikan dalam bentuk suplemen.

Levelisasi KiPASKiPAS terdiri atas lima jenis berdasarkan pemangku kepentingan. Perbedaannya terdapat pada nilai yang menjadi acuan pada KiPAS. Berkut penjelasannya:

1. KiPAS Tingkat Satuan KerjaKiPAS pada level ini memuat informasi IKPA satker.

2. KiPAS Tingkat KPPNKiPAS pada level ini memuat informasi IKPA seluruh satker yang berada pada wilayah kerja KPPN yang bersangkutan. KiPAS dapat digunakan KPPN sebagai basis data dan pemetaan permasalahan yang dihadapi satker.

3. KiPAS Tingkat Kanwil Ditjen PerbendaharaanKiPAS pada level ini memuat informasi IKPA seluruh satker yang berada pada wilayah kerja Kanwil. KiPAS dapat digunakan Kanwil sebagai basis data dan pemetaan permasalahan yang dihadapi satker dan KPPN.

4. KiPAS tingkat Eselon I K/LKiPAS pada level ini memuat informasi IKPA seluruh satker vertikal setiap eselon I K/L yang ada di daerah.

5. KiPAS tingkat K/L KiPAS pada level ini memuat informasi IKPA seluruh satker vertikal setiap K/L yang ada di daerah.

Sumber dan Pengolahan Data KiPASData yang diolah menjadi KiPAS hampir seluruhnya bersumber dari SPAN dan OM SPAN Kementerian Keuangan. Mengingat data OMSPAN belum lengkap, diperlukan beberapa tambahan data untuk melengkapi informasi yang disajikan dalam KiPAS. Penambahan data yang bersumber dari luar OMSPAN yaitu data ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara, data ketepatan waktu pelaksanaan e-Rekon, dan data mengenai Revisi DIPA.

Kompilasi data yang akan disusun menjadi KiPAS dilakukan pada program MS Excel. Dengan demikian, semua file data yang masih berbentuk ADK harus dikonversi menjadi MS Excel dan kemudian dilakukan pengolahan data lebih lanjut. Setelah semua file data seragam bentuknya, maka proses selanjutnya baru bisa dilakukan.

14

KiPAS dan Stakeholder’s Day: Paket Lengkap Publikasi dan Komunikasi

KiPAS merupakan alat komunikasi dari Kanwil ke KPPN dan satker serta dari KPPN ke satker. Tools yang baik hanya akan bekerja efektif jika digunakan dengan media dan metode yang tepat. Target utama yang harus menjadi pembaca KiPAS adalah pimpinan tertinggi satker.Oleh karena itu, media dan metode tepat untuk menyampaikan KiPAS langsung ke sasaran tentu saja harus disiapkan.

Program Stakeholder’s Day yang diinisiasi Kantor Pusat DJPb dimanfaatkan sebagai media dan metode yang tepat untuk menyampaikan KiPAS.Secara teknis, program tersebut dilaksanakan sebagai berikut:

1

6

7

5

4

3

2

Pelaporan dan

evaluasi

15

Salah satu hal terpenting dari sebuah strategi adalah bagaimana strategi tersebut dieksekusi. KiPAS hanya akan menjadi kumpulan data tak bernilai apabila cara mengkomunikasikannya tidak tepat atau disampaikan kepada penerima pesan yang tidak mempunyai motivasi untuk melakukan perbaikan.

Hal tersebut menjadi pertimbangan mengapa data KiPAS harus disampaikan atau dijelaskan secara langsung kepada pimpinan tertinggi satker. Dalam program kunjungan tim KiPAS ke satuan kerja melalui kegiatan Stakeholder’s Day, pimpinan tertinggi satker (KPA) wajib hadir. Apabila KPA berhalangan, maka ditentukan hari pengganti, atau diganti satker lainnya. Hal ini sangat penting karena selama ini banyak informasi yang tidak sampai ke level top manager satker sehingga upaya perbaikan kinerja mereka seringkali tidak maksimal.

Dalam kaitannya dengan pemberian dispensasi sebagaimana dimaksud dalam Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-1717/PB/2018 tanggal 15 Februari 2018 hal Petunjuk Teknis Langkah-langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran K/L Tahun 2018, sebelum memberikan dispensasi, Kepala KPPN dapat melakukan Stakeholder’s day dalam rangka meningkatkan pemahaman KPA. Targetnya jelas, agar dispensasi tidak diberikan berulang-ulang kepada satker tersebut.

Sebagai alternatif, penyampaian informasi KiPAS dapat dilakukan melalui media elektronik dan media sosial secara periodik. Apabila diperlukan sewaktu-waktu, satker dapat mengajukan permintaan secara khusus kepada KPPN/Kanwil.

Manfaat KiPAS

KiPAS dapat digunakan sebagai alat deteksi dan prediksi bagi Kanwil dan KPPN untuk mengetahui satker yang mempunyai potensi IKPA rendah sehingga dapat diambil langkah-langkah antisipatif sebelumnya. Bagi KPA, KiPAS dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi komprehensif terkait IKPA satker yang dipimpinnya.

Manfaat KiPAS telah dirasakan langsung oleh Kanwil DJPb Kaltim.Penyajian KiPAS pada acara Stakeholder’s Day yang dilakukan secara reguler sepanjang tahun 2017 dan berlanjut hingga saat ini, mendorong peningkatan Kinerja Pelaksanaan Anggaran pada satuan kerja. Hal tersebut dapat terjadi karena penyampaian dan penjelasan informasi KiPAS kepada KPA atau Kepala Satuan kerja, mampu meningkatkan kepedulian KPA atau Kepala Satuan kerja untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan anggaran satuan kerjanya.

16

Hasil evaluasi internal menunjukkan bahwa selama periode triwulan I 2018, 70% IKPA yang digunakan mengalami perbaikan dibanding periode yang sama tahun 2017 (lihat grafik di bawah ini). Bahkan, indikator penyampaian ADK Kontrak yang sebelumnya menjadi kontributor utama buruknya kinerja pelaksanaan anggaran satker lingkup Kanwil Kaltim, mengalami perbaikan yang sangat signifikan (naik 58,7%).

Sumber: OMSPAN Monev periode April 2018. Catatan: Indikator Pagu Minus dan Dispensasi SPM Belum Digunakan

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas Treasury Management Representative (TMR), KiPAS ini dapat juga dijadikan sumber data untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil analisis dari KiPAS dapat digunakan untuk menyusun strategi pembinaan agar lebih efektif dan efisien serta solutif. Data KiPAS memberi gambaran secara utuh mengenai permasalahan yang dihadapi satker dalam konteks pelaksanaan anggaran.

Implementasi KiPAS

Penyerahan KiPAS secara perdana telah dilakukan oleh Kepala Kanwil DJPb Kaltim kepada pemenang satker terbaik tahun 2017. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017 dalam acara penyerahan DIPA TA 2018 di Kantor Gubernur Kalimantan Timur. Kegiatan tersebut kemudian dirangkai dengan pemberian KiPAS dalam acara Stakeholder’s Day sepanjang tahun 2017 hingga awal tahun 2018. Hal ini dilakukan sebagai bentuk keterbukaan informasi sekaligus memotivasi satuan kerja agar memperbaiki kinerja keuangan yang masih belum baik di tahun 2017. Berikut ini rekaman lensa atas penyerahan KiPAS kepada stakeholder:

17

18

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Bandung: Citra Aditya Bakti.

Pace, R. Wayne, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett. 1979. Techniques for Effective Communication. Reading, Mass: Addison-Wesley.

Schramm, Wilbur Lang. 1954. The Process and Effects of Mass Communication. University of Illinois Press.

19

Lampiran

20

1 2

4

3

8

5

6 7

9

10

11

12

13 14

16

14

15 17

18 19

2019 212

019

2319

221

9 242019

272452

262501

252452

28 29

KiPAS Level Satuan Kerja

21

Keterangan:

No. Uraian Isian1 Kode BA dan Nama Kementerian/Lembaga/Kanwil/Satker.2 Bulan dan tahun cut-off pengambilan data KiPAS.3 Perbandingan jumlah revisi dan penjabaran tiap jenis revisi (pagu tetap, pagu tambah, pagu

kurang) .4 Perbandingan jumlah satker dalam wilayah Kementerian/Lembaga dan penjabaran tiap

karakteristik satker (satker gaji, satker UP) .5 Perbandingan alokasi pagu dan realisasi tiap jenis belanja (pegawai, barang, modal, bansos).6 Perbandingan persentase rata-rata batas UP satker ketika dipertanggungjawabkan melalui

GUP.7 Perbandingan frekuensi rata-rata satker melakukan GUP setiap tahun.8 Komposisi persentase cara bayar tahun yang lalu melaui LS Non Gaji, LS Gaji dan UP.9 Perbandingan perubahan pagu anggaran disebabkan oleh perubahan berbagai jenis sumber

dana (Pinjaman LN, Rupiah Pendamping, PNBP, Saldo Awal BLU, Hibah DN, SBSN ) .10 Ketepatan penyampaian SPM Gaji Induk seluruh satker sebelum tanggal 15 tiap bulan. Apabila

semua satker tepat waktu menyampaikan SPM Gaji Induk, angka yang tercantum akan sama dengan jumlah satker gaji.

11 Ketepatan penyampaian LPJ Bendahara seluruh satker sebelum tanggal 10 tiap bulan. Apabila semua satker tepat waktu menyampaikan SPM Gaji Induk, angka yang tercantum akan sama dengan jumlah seluruh satker.

12 Ketepatan memproses rekonsiliasi sesuai jadwal dalam SE. Apabila semua satker tepat waktu menyampaikan SPM Gaji Induk, angka yang tercantum akan sama dengan jumlah seluruh satker

13 Jumlah seluruh kontrak yang didaftarkan ke KPPN setiap bulannya.14 Persentase kontrak yang didaftarkan kurang dari/sama dengan 5 hari kerja setelah ditandatan-

gani dari seluruh kontrak yang di daftar ke KPPN setiap bulannya untuk .15 Jumlah satker Kementerian/Lembaga yang mengalami penolakan SPM tiap bulan.16 Jumlah SPM yang tertolak tiap bulan untuk .17 Jumlah SPM yang berhasil diproses menjadi SP2D tiap bulan untuk .18 Jumlah satker Kementerian/Lembaga yang memiliki retur SP2D tiap bulan untuk .19 Jumlah retur SP2D tiap bulan untuk .20 Persentase rata-rata RPD seluruh satker untuk Belanja Pegawai (51) yang tertera pada Hal III

DIPA.21 Persentse realisasi pembayaran satker untuk Belanja Pegawai (51) di KPPN.22 Persentase rata-rata RPD seluruh satker untuk Belanja Barang (52) yang tertera pada Hal III

DIPA.23 Persentse realisasi pembayaran satker untuk Belanja Barang (52) di KPPN.24 Persentase realisasi Belanja Barang yang dibayarkan dengan cara LS Kontraktual setiap bulan.25 Persentase rata-rata RPD seluruh satker untuk Belanja Modal (53) yang tertera pada Hal III DIPA.26 Persentse realisasi pembayaran satker untuk Belanja Modal (53) di KPPN .27 Persentase realisasi Belanja Modal yang dibayarkan dengan cara LS Kontraktual setiap bulan.28 Jumlah rencana pembayaran seluruh satker tiap bulannya (dalam jutaan rupiah) yang tertera

pada Hal III DIPA.29 Jumlah realisasi pembayaran seluruh satker tiap bulannya (dalam jutaan rupiah) yang tertera

pada Hal III DIPA.

22

KiPAS Level KPPN

23

KiPAS Level Eselon I

24

KiPAS Level Kementerian/Lembaga

25