40
KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya telah memberi kesehatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini diajukan oleh penulis dalam rangka memenuhi persyaratan akademis pada mata kuliah Kapita Selekta, tahun ajaran 2012 untuk Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Sains dan Teknologi T.D. Pardede, Medan. Adapun topik dari makalah ini adalah Konservasi Kotadengan judul “Sejarah Peradaban dan Perkembangan Suku Tamil India di Kota Medan” dan studi kasus yaitu Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung Madras, Medan, Sumatera Utara. Laporan ini tersusun dari kumpulan data – data yang penulis dapatkan dari hasil studi literatur, studi banding, studi kasus dan observasi ke lapangan. Penulis juga mendapatkan didikan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuanita FD. Sidabutar, ST, MSi. sebagai dosen mata kuliah Kapita Selekta. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang. Pada akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu arsitektur nantinya. 1

k Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya telah memberi kesehatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan

makalah ini.

Penyusunan makalah ini diajukan oleh penulis dalam rangka memenuhi

persyaratan akademis pada mata kuliah Kapita Selekta, tahun ajaran 2012 untuk

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Sains dan

Teknologi T.D. Pardede, Medan. Adapun topik dari makalah ini adalah “Konservasi Kota” dengan judul “Sejarah Peradaban dan Perkembangan Suku Tamil India di

Kota Medan” dan studi kasus yaitu Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung

Madras, Medan, Sumatera Utara.

Laporan ini tersusun dari kumpulan data – data yang penulis dapatkan dari

hasil studi literatur, studi banding, studi kasus dan observasi ke lapangan.

Penulis juga mendapatkan didikan dan bimbingan dalam menyelesaikan

makalah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada Ibu Yuanita FD. Sidabutar, ST, MSi. sebagai dosen mata kuliah Kapita

Selekta.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa

mendatang.

Pada akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi

pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu arsitektur

nantinya.

Medan, 16 Mei 2012

Penulis

1

Page 2: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar BelakangMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis

yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi juga berbagai etnis

pendatang seperti India, Tionghoa, dan Arab yang telah bermukim di

Indonesia. Kemajemukan budaya yang terlihat di kota Medan, ditandai dengan

adanya 13 etnis yang tinggal di kota Medan, yaitu : Melayu, Batak Toba, Batak

Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungan, Batak Pak-Pak, Nias, Aceh, Jawa,

Minangkabau, Cina, Arab, dan India / Tamil.

Kedatangan orang-orang India / Tamil dalam jumlah besar dan hingga kini

sekarang menetap dan membentuk komunitas di Medan terjadi sejak

pertengahan abad ke-19, yaitu sejak dibukanya Industri perkebunan di Tanah

Deli. Mereka ingin mengadu nasib dengan menjadi kuli perkebunan. Menurut

catatan Lukman Sinar (2001) pada tahun 1874 dibuka 22 perkebunan dengan

memakai kuli bangsa Cina sebanyak 4,476 orang, kuli Tamil 459 orang dan

orang Jawa 316 orang.

Perkembangan jumlah kuli semakin meningkat pada tahun-tahun

berikutnya yang terbanyak adalah kuli Cina (53.806 orang pada tahun 1890

dan 58.516 orang pada tahun 1900) dan kuli Jawa (14.847 orang pada tahun

1890 dan 25.224 orang pada tahun 1900). Sementara kuli Tamil bertambah

menjadi 2.460 orang pada tahun 1890 dan 3.270 orang pada 1900, inilah

perjalanan awal masuknya suku bangsa Tamil di kota Medan. Pada masa

kolonial, orang-orang Tamil bermukim di sekitar lokasi-lokasi perkebunan yang

ada di kota Medan, tetapi setelah masa kemerdekaan mereka pada umumnya

berdiam di sekitar kota. Pemukiman mereka yang tertua di kota Medan terletak

di suatu tempat yang dikenal dengan nama Kampung Madras, tepatnya di

sekitar kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin (dulu bernama Jalan Calcutta).

Kawasan ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling (sekarang

Kampung Madras), lokasi perkampungan mereka terletak di pinggiran Sungai

Babura.

2

Page 3: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Komunitas India Tamil telah hadir dan menjadi bagian dalam

perkembangan kebudayaan di Nusantara sejak beberapa abad yang lalu.

Banyak keunikan budaya yang dapat dilihat dari komunitas ini, misalnya dari

bentuk pakaian, bahasa, makanan khas terlebih lagi adat-istiadatnya. Saat ini

dapat ditemui nuansa khas India di kota Medan, tepatnya di kawasan Jl. Zainul

Arifin banyak ditemukan toko-toko kepunyaan etnis India seperti Toko Bombay

yang menjual aneka sari India, Toko Kasturi yang menjual berbagai kebutuhan

makanan India, Restoran Cahaya Baru, De Deli Dar Bar, Restoran Bollywood,

toko-toko makanan kecil dan manisan khas India, laundry dan ada juga

penjahit orang India, serta yang paling mendominasi yaitu warung kecil penjual

martabak India.

Bentuk adat-istiadat komunitas India Tamil yang paling menarik dapat

dilihat dari acara pernikahannya. Dimana pesta pernikahan bagi masyarakat

India Tamil merupakan peristiwa yang sangat mulia dan penuh ritual sehingga

pesta pernikahan masyarakat India dirayakan selama beberapa hari dimana

menghadirkan kerabat, sahabat, kenalan atau relasi lainnya yang dapat

berjumlah sekitar 400 hingga 1000 orang. Dalam pesta pernikahan masyarakat

India Tamil pada umumnya dilakukan acara secara terstruktur, mulai dari pesta

pra pernikahan hingga pesta pernikahan.

Kampung Madras sebagai kampung orang India sejak masa perkebunan

Deli menjadi satu salah satu kampung kota di Medan dengan karakter kuat

yang mewakili komunitas Hindu India. Saat ini, Kampung Keling masih

menyisakan artefak-artefak yang ada sejak penguasaan perkebunan Deli oleh

Belanda antara lain pola ruang, bangunan rumah tinggal dan tempat ibadah.

Satu hal lagi yang saat ini masih tersisa, yaitu budaya masyarakat keling yang

dibawa dari India. Kampung Keling saat ini dalam skala urban sebagai

komunitas yang mampu menghadirkan “collective memory” bagi masyarakat

lokal maupun masyarakat luar Medan dan harus tetap dilestarikan tanpa

menghilangkan identitas-identitas yang telah melekat pada komunitas tersebut

sehingga mampu berintegrasi dengan kemajuan kota yang ada.

I.2. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu:

3

Page 4: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

1. Mengetahui sejarah dan asal usul datangnya suku Tamil India di kota

Medan.

2. Mengetahui perkembangan kawasan komunitas suku Tamil India

khususnya Kampung Madras di kota Medan.

3. Mengetahui peranan, pengaruh dan potensi arsitektur dalam kaitannya

terhadap budaya suku Tamil India di kota Medan.

4. Mengumpulkan kesesuaian data-data informasi penelitian yang dihimpun

dalam sebuah laporan penelitian.

I.3. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana asal usul kedatangan suku Tamil India di kota Medan?

2. Bagaimana peranan dan sistem kehidupan masyarakat Suku Tamil India di

Kota Medan?

3. Bagaimana pengaruh, situasi dan kondisi keberadaan bangunan

arsitektural Jalan Kyai Haji Zainul Arifin di Kampung Madras Kota Medan

sebagai Sejarah Peradaban dan Pengembangan Suku Tamil India di Kota

Medan?

4. Bagaimana kaitan potensi kawasan terhadap kota Medan dalam

konservasi perkotaan?

5. Bagaimana solusi pelestarian kawasan bersejarah dalam penanggulangan

nilai budaya Hindu di kota Medan?

I.4. Batasan MasalahAdapun batasan masalah dari penelitian ini, yaitu:

Studi kasus berupa kawasan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung Madras dibatasi

dengan radius 50 meter bertujuan untuk spesifikasi informasi lokasi khusus

suku Tamil India di Kampung Madras, Medan.

I.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yaitu:

4

Page 5: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

1. Bagi akademis (dunia pendidikan)

a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kawasan Kampung

Madras sebagai pemukiman penduduk mayoritas keturunan India dalam

konservasi kota Medan.

b. Menjelaskan pentingnya nilai-nilai arsitektur dalam usaha konservasi

kota Medan.

2. Bagi pemerintah setempat

Menambah informasi khusus tentang kawasan Kampung Madras sehingga

pemerintah setempat mampu melaksanakan kajian usaha dalam langkah

konservasi perkotaan sebagai Sejarah Perkembangan dan Peradaban

suku Tamil India di Kota Medan.

I.6. Kerangka Berpikir

I.7. Sistematika Pembahasan

BAB I : Merupakan Pendahuluan berisi tentang latar belakang permasalahan

tentang Sejarah Peradaban dan Perkembangan Suku Tamil India di

Kota Medan.

BAB II : Merupakan Metodologi berisi menjelaskan tentang penggunaan

metode dalam penelitian, bertujuan untuk dengan memperoleh

5

LATAR BELAKANG

MAKSUD DAN TUJUAN

IDENTIFIKASI

BATASAN MASALAH

METODE PENELITIAN

DATA

ANALIS

KESIMPULAN DAN SARAN

FEEDBACK

Langkah selanjutnya

Page 6: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

keseluruhan pemahaman tentang studi kasus yang diteliti sebagai

pendekatan secara menyeluruh.

BAB III : Merupakan Tinjauan Pustaka berisi tentang kajian literatur dalam

penelitian meliputi terminologi judul, kaitan teori judul dan studi

banding.

BAB IV : Merupakan Hasil dan Pembahasan berisi tentang kajian akhir analisa

studi kasus yaitu Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung

Madras, Medan, Sumatera Utara, yang diperoleh melalui kumpulan

data fisik maupun non fisik sebagai objek penelitian, pengolahan hasil

uji responden, variabel-variabel dan kajian teori dengan penggunaan

metode penelitian.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan akhir penelitian

tentang Sejarah Peradaban dan Perkembangan Suku Tamil India di

Kota Medan, yang diikuti dengan saran.

6

Page 7: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

II.1. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian

dilaksanakan (methods : tata cara). Dengan kata lain, metode penelitian adalah

cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan

dan memiliki langkah-langkah sistematis. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif – kualitatif.

Metode penelitian deskriptif – kualitatif merupakan penelitian yang

merupakan situasi, peristiwa atau bidang tertentu secara aktual dan cermat.

Tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau

membuat prediksi, melainkan memaparkan situasi atau peristiwa tersebut.

Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta daerah tertentu. Jadi

penelitian deskriptif adalah suatu pengumpulan fakta-fakta dari suatu keadaan

yang bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang sesuatu

dengan jelas terhadap suatu keadaan.

Karakteristik dari penelitian kualitatif diantaranya yaitu:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen

kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk

kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau

outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

7

Page 8: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa metode penelitian

kualitatif dilakukan secara intensif. Penulis ikut berpartisipasi di lapangan,

mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif

terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan dan membuat

laporan penelitian secara mendetail.

Pengumpulan Data- Menurut Hasan, pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa,

hal-hal, keterangan-keterangan atau karakterisitik-karakteristik sebagian

atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung

penelitian.

- Menurut Lofland, menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain.

Data Primer Menurut Hasan, data primer adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan

penelitian atau yang bersangkutan memerlukannya.

Menurut Sugiyono, data primer adalah sumber langsung yang

memberikan data pada pengumpul data. Sedangkan menurut

Ruslan, data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Salah

satu contohnya adalah wawancara (interview).

Jadi dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh

langsung melalui:

A. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden dan

jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam. Dalam

wawancara selalu ada dua pihak yang masing-masing mempunyai

kedudukan yang berlainan.

a. Interview sebagai pengejar informasi yang mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, meminta penjelasan dan menggali

8

Page 9: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

keterangan-keterangan yang lebih mendalam terhadap

jawaban, interviewer menilai, menafsirkan dan mencatatnya.

b. Interview sebagai pemberi informasi.

B. Observasi

Menurut Hasan, observasi adalah pemilihan, pencatatan dan

pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang

berkenaan dengan organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan

empiris.

Menurut Nasution dan Sugiyono, observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi.

Kelebihan dari teknik observasi yaitu:

a. Data yang diperoleh adalah data aktual. Dalam arti bahwa data

diperoleh melalui kejadian tingkah laku.

b. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Tingkah

laku yang diharapkan muncul, mungkin akan muncul atau juga

tidak muncul. Karena tingkah laku dapat dilihat atau diamati

maka dapat dikatakan yang diukur memang sesuatu yang

dimaksud untuk diukur. Selain melalui wawancara, penulis

melakukan penelitian juga melalui observasi yaitu mengamati

secara langsung perkembangan penggunaan jejaring sosial

yang disalahgunakan untuk hal-hal negatif.

Data sekunderData sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang telah

jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di

berbagai organisasi atau perusahaan. Seperti dari buku, media cetak,

media elektronik sera media online dan sumber lainnya yang

berhubungan dengan penelitian.

9

Page 10: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Pengumpulan VariabelVariabel penelitian adalah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya

ingin diperoleh. Dinamakan variabel karena nilai dari data tersebut beragam.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

- Umur

- Pekerjaan

- Alamat

Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian

Tempat penelitian berhubung kepada lokasi studi kasus.

Waktu PenelitianWaktu penelitian berkisar pada jadwal penelitian lokasi studi kasus.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka metode penelitian yang digunakan oleh

penulis meliputi:

1. Metode dan Instrumen

a. Perencanaan ini menggunakan metode deskriptif dari sumber data

primer dan sekunder.

b. Dalam rangka pengumpulan data disertai keterangan yang objektif, asli

dan benar maka digunakan survey serta observasi lapangan serta

analisa data.

c. Jenis data yang diperoleh berdasarkan:

Studi literatur.

Studi kasus.

Studi kuisioner.

Survey lapangan dan observasi.

Hasil wawancara dan studi banding.

Bentuk serta jenis data gambar, baik sketsa maupun foto lokasi.

2. Analisa data

Jenis data yang terkumpul lengkap dengan penjelasan serta dimensi dan

fungsinya maka perlu dianalisa berdasarkan jenis sumbernya.

Analisa data mengenai kegiatan-kegiatan fungsi.

10

Page 11: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Anailsa data lokasi studi kasus dan lingkungan sekitar.

Analisa data mengenai pengaruhnya terhadap lingkungan.

Untuk metodologi penelitian dalam konservasi kota Medan.

Peneliti dapat melakukan analisis data ketika sedang melakukan

wawancara dan observasi di lapangan. Hal ini berarti bahwa analisis data

tidak hanya dilakukan pada saat setelah pulang dari lapangan saja akan

tetapi di lapangan peneliti sudah mulai mengklasifikasikan data yang

didapat. Setelah pulang dari lapangan, peneliti akan menganalisa data

yang sudah didapat dari lapangan dengan mengumpulkan data yang

sejenis kedalam kategori-kategori yang telah ditentukan

(mengklasifikasikan yang sejenis). Setelah itu, peneliti akan memeriksa

ulang data untuk kelengkapan data. Data yang diperoleh dari lapangan

kemudian dianalisis secara kualitatif. Data-data yang akan ditulis diperkuat

dengan data kepustakaan yang berupa teori-teori. Dalam menulis dan

menganalisis, peneliti juga menambahkan data-data berupa hasil observasi

yang peneliti dapat pada saat berada di lapangan sebagai penguat data

hasil wawancara yang telah diklasifikasikan tadi.

II.2. Pengumpulan DataPengumpulan data dilaksanakan melalui hasil observasi, wawancara dan

pembagian kuisioner.

1. ObservasiObservasi meliputi pengamatan langsung ke lokasi studi kasus yaitu

Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung Madras, Medan,

Sumatera Utara. Hasil observasi berupa data-data bangunan dengan

kaitannya terhadap konservasi perkotaan, pengaruh prilaku komunitas

masyarakat sekitar, keadaan lokasi, kondisi bangunan yang berupa

dokumentasi keadaan setempat, sistem kehidupan, potensi kawasan dan

informasi lainnya.

2. WawancaraWawancara dilakukan kepada masyarakat sekitar kawasan Kampung

Madras Medan. Seperti wawancara juga dilakukan kepada seorang kepala

kepustakaan Kuil Shri Mariamman yang bernama Bapak Pinandita R.

11

Page 12: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Wilayutham. Kuil Shri Mariamman merupakan kuil Hindu tertua di Medan

sebagai ciri identifikasi landmark untuk Kampung Madras di kota Medan.

Wawancara dimulai dengan pengenalan diri yang kemudian berlanjut

kepada pencarian dan pertanyaan berupa informasi mengenai kapan,

mengapa dan bagaimana kuil ini dibangun serta lingkupan sejarah yang

berkaitan dengan studi kasus lokasi Kampung Madras identik terhadap

suku Tamil India. Pengumpulan data juga dilakukan kepada masyarakat

setempat untuk mengetahui informasi mengenai pola perilaku dan sistem

kehidupan suku Tamil, kaitan potensi kawasan terhadap kota Medan dalam

konservasi perkotaan dan solusi pelestarian kawasan bersejarah dalam

penanggulangan nilai budaya Hindu di kota Medan.

3. Pembagian KuisionerPembagian kuisioner ditujukan kepada penduduk masyarakat setempat

guna mengumpulkan kelengkapan data informasi yang berkaitan dengan

pemilihan judul yaitu ‘Sejarah Perkembangan dan Peradaban Suku Tamil

India di Kota Medan.’

II.3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian

Lokasi : Kampung Madras

Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Medan, Sumatera Utara.

Kecamatan : Medan Petisah

Kelurahan : Petisah Tengah

Kota : Medan

Waktu PenelitianAdapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Maret

2012 hingga 25 Juli 2012.

12

Page 13: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Adapun metode penelitian yang dispesifikasi dalam studi kasus yaitu sebagai

berikut:

PETA LOKASI

Gambar 1. Peta Lokasi Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung Madras, Medan, Sumatera Utara, dengan radius 50 meter.

Gambar 2. Peta Lokasi Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung Madras, Medan, Sumatera Utara.

13

Page 14: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Gambar 3. Kawasan Kampung Madras, Medan, Sumatera Utara.

KONDISI EKSISTING

Luas Kampung Madras berkisar 10 hektar.

Kondisi eksisting pada Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung

Madras, Medan, Sumatera Utara, dispesifikasi dengan radius 50 meter yang

dikellilingi oleh bangunan-bangunan berpengaruh dalam kawasan Kampung

Madras ini. Seperti:

1. Kuil Shri Marriaman

Kuil Shri Mariamman adalah kuil Hindu tertua di Kota Medan, Sumatera

Utara, Indonesia. Kuil ini dibangun pada tahun 1884 untuk memuja dewi

Kali. Kuil ini terletak di kawasan yang dikenal sebagai Kampung Madras.

14

Page 15: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Kuil ini dikelola oleh salah seorang keluarga pemilik perusahaan besar

Texmaco, Lila Marimutu. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah ‘gopuram’, yaitu

menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil

Hindu dari India Selatan atau semacam gapura.

2. Cambridge Condominium City Square & Swiss Bel Hotel

PROFIL BANGUNAN

Developer : PT. Global Medan Town Square

Luas Tanah : 1 hektar

Lokasi : Jalan Letjen S. Parman (Simpang Jalan Kyai Haji

Zainul Arifin), Medan, Sumatera Utara, Indonesia

Tinggi Bangunan : 108 meter

Kedalaman Basement : 24 lantai

Jumlah Tower : 4 tower (Mozart tower, Newton Tower, Picasso

Tower dan Grand Swiss Bel International Hotel)

Cambridge Condominium City Square & Swiss Bel Hotel berfungsi sebagai

five-star hotel, condominium dan shopping mall dan selesai dibangun pada

tahun 2008. Bangunan ini juga telah menjadi salah satu ikon High Rise

Building pertama di kota Medan yang berkembang dan ramai dikunjungi.

3. Sun Plaza

15

Page 16: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Sun Plaza telah menjadi ikon berkembangnya pusat hiburan kota Medan

pada tahun 2000. Sun Plaza terletak di lokasi strategis dimana berada di

kawasan elite kota Medan dengan fungsi bangunan sekitar adalah gedung

– gedung perkantoran High Rise Building dan terletak di pangkal Jalan Kyai

Haji Zainul Arifin.

4. Bel Mondoe Restaurant

Bel Mondoe Restaurant berlokasi di Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, tepat di

seberang Sun Plaza. Restoran ini menyediakan makanan bergaya barat

(Western) sebagai ciri khas hidangan penggugah selera masyarakat.

5. NAV Family Karaoke

6. Kuliner Pagaruyung

16

Page 17: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

7. Medan Bakery

8. Mitra Dental Clinic

9. Batik Semar

17

Page 18: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

10.Crispo Antiques

11.Dll.

Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin, Kampung Madras, Medan, Sumatera

Utara yang dikelilingi bangunan komersil maupun publik ini memberi pengaruh

kepada masyarakat kota Medan. Dimana terdapatnya beragam jenis fungsi

18

Page 19: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

bangunan publik yang bergerak dalam bidang bisnis dan fungsi bangunan

komersil menyebabkan kawasan ini berkembang sebagai kawasan elite.

Dengan kondisi eksisting yang mendukung, masyarakat lebih mudah dalam

berolah mata pencaharian secara efektif khususnya masyarakat suku Tamil

India di kota Medan yang berinteraksi dengan mata pencaharian berbisnis dan

berekonomi kuliner dan usaha pertokoan lainnya. Hal ini justru

mengidentifikasikan kawasan Kampung Madras sebagai perkumpulan

komunitas suku Tamil India sebagai Sejarah Perkembangan dan Peradaban

Suku Tamil India di kota Medan.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

19

Page 20: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

III.1. Pengertian JudulI.1. Sejarah Peradaban dan Perkembangan Suku Tamil India di Kota

Medan• Sejarah

Menurut Jan Romein, kata “sejarah” memiliki arti yang sama

dengan kata “history” (Inggris), “geschichte” (Jerman) dan

“geschiedenis” (Belanda), yaitu cerita tentang kejadian atau peristiwa

yang terjadi pada masa lampau.

Sementara menurut sejarahwan, William H. Frederick, kata sejarah

berasal dari bahasa Arab, “syajaratun” yang berarti “pohon” atau

“keturunan” atau “asal-usul” yang kemudian berkembang dalam bahasa

Melayu “syajarah”. Dalam bahasa Indonesia menjadi “sejarah”.

Menurutnya, kata “syajarah” atau sejarah dimaksud sebagai gambaran

silsilah atau keturunan.

• Peradaban Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan

masyarakat manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada

suatu masyarakat yang kompleks, dicirikan oleh praktik dalam pertanian,

hasil karya dan pemukiman. Berbanding dengan budaya lain, anggota-

anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian

kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.

Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih

luas dari istilah "budaya" yang populer dalam kalangan akademis.

Dimana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya,

yang dapat diartikan sebagai "seni, adat istiadat, kebiasaan,

kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang

merupakan sebuah cara hidup masyarakat". Namun, dalam definisi yang

banyak digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan

kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan

dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial dan beragam

kegiatan ekonomi dan budaya.

• Perkembangan

20

Page 21: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang

terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan

terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

• SukuSuku memiliki struktur sosial yang jelas dan tertata baik sejak

dahulu kala, khususnya masyarakat Sumatera Utara, Sulawesi Utara,

Nusa Tenggara, Kepulauan Timor dan Tanah Papua.

Suku ialah unit sosial mandat tertinggi yang terdiri dari satu atau lebih

marga. Setiap marga terdiri dari minimal satu nama keluarga. Setiap

marga memiliki minimal satu keluarga. Dalam kasus unik, khususnya di

antara bangsa Papua, ada contoh di mana satu marga hanya terdiri dari

satu keluarga atau satu suku memiliki satu marga saja.

• IndiaIndia adalah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk

terbanyak kedua di dunia dengan populasi lebih dari satu milyar jiwa dan

negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis. Jumlah

penduduk India tumbuh pesat sejak pertengahan 1980-an. Negara

dengan sistem demokrasi liberal terbesar di dunia ini juga telah muncul

sebagai kekuatan regional yang penting dan memiliki kekuatan militer

terbesar dan memiliki kemampuan senjata nuklir.

Ada beberapa kelompok suku India-Indonesia yang telah lama

menetap di Indonesia. Kelompok suku masyarakat Tamil dari India

Selatan banyak terdapat di daerah Sumatera Utara (Medan, Pematang

Siantar, dll). Banyak dari mereka yang didatangkan oleh pemerintah

kolonial Inggris untuk bekerja di perkebunan-perkebunan yang dibuka di

daerah tersebut. Marimutu Sinivasan adalah seorang pengusaha India-

Indonesia yang berasal dari suku Tamil, yang dilahirkan di Sumatera

Utara.

Suku Tamil adalah sebuah kelompok etnis yang berasal dari Asia

Selatan. Komunitas Tamil paling tua berasal dari India bagian selatan

dan Sri Lanka bagian timur laut. Di Indonesia, komunitas Tamil dalam

jumlah signifikan dapat ditemukan di Sumatera Utara.

• TamilTamil merupakan suku India.

21

Page 22: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

• KotaKota merupakan kawasan pemukiman yang seraa fisik ditunjukkan

oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan

memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya

secara mandiri.

• MedanMedan dalam bahasa Melayu berarti tempat berkumpul, karena

pada zaman dahulu, Medan merupakan tempat berkumpulnya orang

dari Hamparan Perak, Sukapiring dan lainnya untuk berdagang,

bertaruh, dll. Kota Medan adalah ibukota propinsi Sumatera Utara,

Indonesia. Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi

pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang

mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang

bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang

pemimpin bernama Tuanku Pulau Brayan sudah sejak beberapa tahun

bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut

lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi

memperoleh status sebagai kota.

I.2. Kampung Madras• Kampung

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Kampung / Desa, disebut bahwa Kampung / Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Desa bukanlah bawahan Kecamatan, karena kecamatan

merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa

bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan

Kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun

dalam perkembangannya, sebuah desa dapat dirubah statusnya

menjadi kelurahan.

22

Page 23: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Menurut Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang

Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menyebutkan pengertian

Kampung atau disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dalam sistim Pemerintahan Nasional dan

berada di daerah Kabupaten / Kota.

• Madras

Madras merupakan gubahan nama lokasi permukiman yang

penduduk mayoritasnya suku Tamil atau keturunan India dengan awal

nama “Kampung Keling” didasarkan oleh keputusan pemerintah kota

Medan secara resmi.

III.2. Studi KasusStudi kasus yang diambil yaitu Kawasan Jalan Kyai Haji Zainul Arifin,

Kampung Madras, Medan, Sumatera Utara.

Kampung Madras merupakan Pemukiman yang penduduk mayoritasnya

keturunan suku Tamil India. Komunitas Suku Tamil India telah hadir dan

menjadi bagian signifikan dalam perkembangan kebudayaan di Nusantara

sejak beberapa abad yang lalu, terutama sebagian masyarakat di Pulau

Sumatera. Kampung Madras juga dikategorikan sebagai kota bersejarah dan

bukti peradaban suku Tamil India yang merupakan jantung kebudayaan India

di kota Medan.

Kampung Madras merupakan gubahan nama lokasi permukiman yang

penduduk mayoritasnya suku Tamil atau keturunan India dengan awal nama

“Kampung Keling” didasarkan oleh keputusan pemerintah kota Medan secara

resmi. Meskipun pemerintah kota Medan telah resmi mengubah nama

kampung ini menjadi Kampung Madras, masyarakat India setempat tetap

mengenal areal seluas 10 hektar ini sebagai Kampung Keling, karena kata

“keling” berkonotasi dengan kulit gelap.

III.2.1. Sejarah kedatangan suku Tamil India di kota Medan

Bangsa India, khususnya suku Tamil, datang ke Sumatera Utara

pada akhir abad ke-19 semasa masa penjajahan Belanda. Mereka

23

Page 24: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

mengadu nasib dengan menjadi kuli perkebunan. Dalam catatan

Badan Warisan Sumatera (BWS), rombongan pertama orang Tamil

yang datang ke Medan sebanyak 25 orang pada tahun 1873.

Mereka dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang pengusaha Belanda

perkebunan tembakau yang dikenal sebagai tembakau Deli. Tembakau

yang mengakibatkan tanah Deli menjadi termasyur di dunia

internasional. Hingga pada akhirnya dikenal sebagi “Tanah Sejuta

Dollar”. Setelah itu, semakin banyak para buruh dan tenaga kerja yang

didatangkan dari India untuk bekerja di Tanah Deli sebagai buruh

perkebunan, supir, penjaga malam, sais kereta lembu, membangun

jalan dan waduk.

Kontrak kerja pekerja didatangkan melalui Penang, Singapura

dan juga melalui bangsa India lain. Seperti dari Punjab, India Utara

yang pada umumnya menganut agama Sikh, Bombay, dan bangsa

Chettyar yang pintar berbisnis. Mereka tidak bekerja sebagai kuli di

perkebunan, melainkan membuka usaha sendiri dan bekerja di sektor

lain.

Saat Belanda membuka cabang De Jawasche Bank di Medan,

sejumlah Sikh dipekerjakan sebagai penjaga pada tahun 1879. Melihat

situasi dan kesempatan ekonomi di kota Medan, beberapa Sikh

membuka usaha peternakan lembu untuk meningkatkan permintaan

pasokan susu dari Belanda. Banyak yang berhasil dengan mata

pencaharian ini, hingga sekarang masyarakat keturunan India terkenal

sebagai produsen susu sapi murni. Pada akhir tahun 1930, penganut

Sikh di Medan mencapai 5 ribu orang.

Saat ini, keturunan India di Medan bukanlah mereka yang datang

langsung dari India. Mereka adalah generasi ketiga atau keempat dari

pendatang awal yang kebanyakan menolak disebut sebagai bangsa

India karena memang sudah lahir di Indonesia dan menjadi warga

negara Indonesia.

24

Page 25: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Orang India di Sumatera Utara diperkirakan sudah bermukim

sejak sebelum Masehi, yaitu agama Hindu dan Buddha. Mereka selalu

berkunjung pada masa arus angin dari India ke Barus pada tiap bulan

November dan Desember. Sekitar abad ke-4 atau ke-5 Masehi,

gelombang dari India Selatan membawa agama Buddha ke Sumatera

dan memperkenalkan aksara Nagari yang menjadi cikal bakal

penulisan aksara Melayu Kuno, Batak, dan lain-lain. Besar

kemungkinan, masyarakat India Tamil telah ikut dalam mobilitas

tersebut. Kedatangan masyarakat India Tamil ke Sumatera Utara dapat

dibuktikan jejaknya secara pasti sejak zaman Hindia Belanda melalui

usaha dagang VOC (Verenigde Oost Indische Companie) pada 20

Maret 1602 hingga 31 Desember 1799. Pada saat itulah, mereka

menginjakkan kaki di ''negeri seberang'' ini. Keahlian membuat jalan

dan bekerja di perkebunan tembakau menjadi alasan pemerintah

Belanda pada masa penjajahan mendatangkan pekerja dari India.

Pekerja ditempatkan di perkebunan Belanda di Sumatera Utara pada

tahun 1830. Namun, pada masa perjuangan kemerdekaan RI, orang-

orang India Tamil turut berpartisipasi bersama kaum pribumi untuk

merebut kebebasan. Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus

1945, banyak orang Tamil yang ingin kembali ke India. Sekitar tahun

1948, pemerintah India mendatangkan dua kapal, yaitu kapal

Sidambaran dan Chandra Bus untuk mengangkut kepulangan mereka.

Namun, ternyata banyak diantaranya yang turun di Malaysia dan

Singapura saat perjalanan pulang, karena tertarik dengan dua negara

yang pernah menjadi bagian wilayah Indonesia di zaman Kerajaan

Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada itu. Akhirnya, banyak orang Tamil

yang menetap dan bercocok tanam hingga membuat komunitas sendiri

sampai sekarang. Keturunan Tamil sampai saat ini masih tetap

bertahan di Medan. Kulit hitam, hidung mancung dan kumis lebat

menjadi ciri khas kebanyakan keturunan India Tamil.

Umumnya di Indonesia (kata Indonesia berasal dari bahasa Latin

Indus "India" dan bahasa Yunani nêsos "pulau" yang secara harafiah

berarti 'Kepulauan India'), masyarakat Tamil di berbagai kota telah

25

Page 26: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

hidup dan bertempat tinggal, begitu pula di Medan, Sumatera Utara.

Kedatangan masyarakat Tamil sejak masa penjajahan kolonial Belanda

telah melahirkan suatu multikulturalisme masyarakat Sumatera Utara,

khususnya kota Medan. Medan mempunyai kekayaan etnis yang

menjadi kekayaan budaya masyarakat Medan. Adanya etnis melayu,

batak, tionghoa hingga etnis Tamil membuat Medan sebagai kota

dengan budaya majemuk. Dengan kemajemukannya, Medan menjadi

kota yang maju dan metropolitan jika dengan sinergis dipelihara

sebagai suatu kekayaan regionalisme dalam kaitannya dengan

Konservasi Perkotaan, yang mungkin tidak dimiliki oleh kota lain di

Indonesia.

Komunitas India Tamil telah hadir dan menjadi bagian yang

signifikan dalam perkembangan kebudayaan di Nusantara sejak

beberapa abad yang lalu, terutama sebagian masyarakat Pulau

Sumatera. Dengan perpindahan manusia yang masif tersebut,

terjadilah proses difusi kebudayaan, akulturasi dan assimilasi. Kisah

kehadiran satu kaum di tengah-tengah kaum lain sebagai akibat dari

gerak migrasi penduduk sudah lama menjadi perhatian dan bahan

kajian kalangan ilmuwan sosial. Di Medan, mereka hidup dalam

keseharian dan melebur dengan masyarakat setempat. Terdapat

sebuah tempat dimana mereka beraktifitas, hidup dan berkembang

seiring dengan perkembangan kota Medan.

III.2.2. Kampung Madras

Dinamakan Keling karena di daerah ini dikenal sebagai komunitas

orang Tamil yang berkulit hitam. Di daerah ini, sejarah ajaran Hindu

berkembang dan diawali dengan berdirinya Kuil Sri Mariamman.

Bersebelahan dengan kuil, berdiri kantor Parisada Hindu Dharma

Indonesia (PHDI) Sumut. Selain Kuil Shri Mariamman, masih banyak

tempat ibadah umat Hindu di Sumut. Adanya kampung ini menjadi

bukti bahwa masyarakat suku Tamil telah lama bermukim di kota

Medan.

26

Page 27: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

Sekitar dua tahun yang lalu tepatnya tanggal 17 Juli 2008,

Pemerintah Kota Medan serta DPD Kota Medan telah men-sah-kan

kawasan perkampungan India di kota Medan yang dahulu disebut

sebagai Kampung Keling menjadi Kampung Madras. Bahkan beberapa

trayek angkutan kota yang bertuliskan Kampung Keling telah diubah

namanya menjadi Kampung Madras. Sejak pengesahan nama

tersebut, martabat dan nama masyarakat Tamil sendiri terangkat dan

dikenal oleh masyarakat.

Jumlah penduduk suku Tamil di kota Medan cukup banyak.

Namun, setiap tahunnya berkurang karena adanya migrasi ke tempat

lain dan angka kematian yang meningkat. Migrasi ini terutama

disebabkan oleh faktor ekonomi. Masyarakat etnis Tamil kebanyakan

berpenghasilan rendah karena mata pencaharian mereka adalah

berdagang, yang telah menjadi kebiasaan mereka. Berdagang adalah

salah satu mata pencaharian yang diajarkan pendahulu mereka. Tak

heran, hanya sedikit saja dari mereka yang bermata pencaharian lain.

Ini yang menyebabkan mereka menjadi masyarakat ekonomi

menengah kebawah. Tak jarang juga, mereka bekerja sebagai

pembantu rumah tangga. Akibatnya, terjadilah migrasi ke daerah lain

yang mungkin dapat merubah nasib dan peruntungan mereka, seiring

berkembangnya kota Medan sebagai kota metropolitan.

Kuil menjadi salah satu unsur visual eksistensi suku Tamil yang

sangat penting. Selain itu terdapat juga mesjid yang bercorak suku

Tamil, sekolah Khalsa yang merupakan sekolah suku Tamil pertama di

Medan yang juga merupakan sekolah pertama di kota Medan yang

mengajarkan Bahasa Inggris dalam kurikulumnya. Ada juga tempat-

tempat berjualan seperti toko makanan dan toko olahraga yang

bercorak Tamil. Hal ini menunjukkan bahwa kampung ini pernah

menjadi suatu tempat dimana masyarakat etnis Tamil tumbuh

berkembang dan membentuk suatu daerah teritorial mereka di kota

Medan. Pertumbuhan penduduk tionghoa semakin mendominasi,

pembangunan bangunan-bangunan komersil dan modern disekitar

27

Page 28: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

kampung Keling dipelopori oleh pertumbuhan kota yang sangat cepat,

memacu hilangnya identitas mereka.

Kebudayaan Tamil di kota Medan menjadi salah satu nilai budaya

bangsa. Indonesia sebagai bangsa Bhineka Tunggal Ika adalah wadah

keberadaan budaya Tamil. Bahwa budaya Tamil telah ada dan

berkembang di kota Medan. Pengaruh kebudayaan Tamil dalam

kehidupan bangsa Indonesia sudah menjadi pengetahuan dan proses

penyerapan unsur-unsur budaya India. Temuan-temuan arkeologis di

Sumatera maupun di Jawa mulai dari abad ke-7 M hingga abad ke-14

memperlihatkan kesinambungan kehadiran peradaban India di

Kepulauan Nusantara. Kehadiran orang-orang India sudah terekam

dalam sebuah prasasti bertarikh 1010 Saka atau 1088 M tentang

perkumpulan pedagang Tamil di Barus ditemukan pada tahun 1873 di

situs Lobu Tua (Barus) yaitu sebuah kota purba di pinggir pantai

Samudera Hindia. Segala bukti peninggalan dan warisan buday India

seharusnya dilestarikan untuk memunculkan sebuah eksistensi kuat

dan berdampak pada pengetahuan masyarakat akan budaya Tamil.

Perspektif sejarah peradaban dan perpindahan manusia dalam

berbagai kurun waktu, lebih tepat dikategorikan sebagai pendatang

awal dan pendatang kemudian. Sejarah peradaban manusia selalu

dipenuhi oleh peristiwa perpindahan masif dari satu tempat ke tempat

lain, baik yang berlangsung secara alamiah maupun terpaksa. Dengan

perpindahan manusia yang masif terjadilah proses difusi kebudayaan,

akulturasi dan assimilasi.

Pusat budaya suku Tamil di kota Medan seharusnya diperlukan

sebagai bukti peninggalan, warisan, nilai-nilai budaya, adat istiadat,

dan filosofi dalam upaya konsevasi perkotaan sehingga eksistensi yang

ditimbulkan dapat tercapai. Dengan perbedaan penguatan paham

multikulturalisme, dimana prinsip kesetaraan, penghargaan, pengakuan

dan penghormatan atas hak-hak kultural semua kelompok etnik dan

budaya harus diutamakan maka pilihan untuk menguatkan kembali

identitas suku Tamil juga bukanlah sesuatu yang tabu. Dengan prinsip

28

Page 29: k   Web viewMedan merupakan kota yang diwarnai dengan budaya berbagai etnis yang menempatinya, tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi

multikulturalisme, kita memandang keanekaragaman suku dan

kebudayaan sungguh-sungguh sebagai sebuah mozaik indah yang

membangun Indonesia dengan hakikat Bhinneka Tunggal Ika.

29