9
 Acara IV EKSTRAKSI KARAGENAN LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI HASIL LAUT Disusun oleh:  Nama : Rehuel Safira Soebroto  NIM : 12.70.0054 Kelompok B3 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2014 

KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Karagenan merupakan polisakarida rumput laut yang diperoleh dari dinding sel Rhodophyceae (alga merah) milik kelompok Chondrus, Gigartina, Kappahycus dan Eucheuma. Karagenan diklasifikasi berdasarkan kandungan sulfat yang terkandung di dalamnya.

Citation preview

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    Acara IV

    EKSTRAKSI KARAGENAN

    LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI HASIL LAUT

    Disusun oleh:

    Nama : Rehuel Safira Soebroto

    NIM : 12.70.0054

    Kelompok B3

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG

    2014

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    1

    1. HASIL PENGAMATAN

    Pengujian untuk mengetahui % rendemen dari karagenan yang telah dibuat dapat diketahui

    pada Tabel 1.

    Tabel 1. Karagenan

    Kelompok Berat Awal (g) Berat Kering (g) Rendemen (%)

    B1 40 2,645 6,613

    B2 40 1,552 3,880B3 40 2,033 5,083

    B4 40 2,610 6,525

    B5 40 2,228 5,570

    B6 40 2,326 5,815

    Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 1, dapat diketahui dengan berat awal adalah 40

    gram, % rendemen yang dihasilkan pada masing-masing kelompok berbeda-beda. Nilai %

    rendemen tertinggi adalah 6,525 % dengan berat kering 2,610 gr pada kelomopk B4.

    Sedangkan nilai % rendemen terendah adalah 3,880 % pada kelompok B2 dengan berat

    kering sebesar 1,552 gr.

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    2

    2. PEMBAHASAN

    Karagenan merupakan polisakarida rumput laut yang diperoleh dari dinding sel

    Rhodophyceae (alga merah) milik kelompok Chondrus, Gigartina, Kappahycus dan

    Eucheuma. Karagenan diklasifikasi berdasarkan kandungan sulfat yang terkandung di

    dalamnya. Jenis karagenan dibagi menjadi 3 macam yaitu kappa, iota dan lambda; dimana

    perbedaan dari ketiganya terletak pada letak ikatan sulfat berada (Oroian & Gutt, 2010).

    Teori ini juga diperkuat oleh Mishra et al., (2006), yang mengatakan bahwa karagenan

    secara komersial merupakan polisakarida sulfat yang sangat penting yang berasal dari

    kelompok galaktan dengan ikatan galaktosa 1,3 dan 1,4 pada rumput laut merah. Karagenan

    tidak dapat dicerna oleh tubuh tapi dapat berperan sebagai zat aditif dalam industrymakanan karena memiliki sifat fungsional yang dapat digunakan untuk mengontrol

    kelembaban, tekstur dan untuk menstabilkan makanan. Kegunaan karagenan 70-80% dalam

    industri pangan digunakan dalam produk daging dan produk dairy(Tripathy, 2009).

    Kappa karagenan mempunyai susunan ikatan 3,6 anhidro-D-galaktosa dan memiliki

    kandungan ester sulfat dimana mudah sekali larut pada saat dipanaskan. Kappa dan iota

    karagenan merupakan karagenan yang tahan panas atau gel akan terbentuk bila diberikan

    panas dengan cara mengubah ikatan helix menjadi double atau triple helix. Kemudian

    dilanjutkan dengan proses agregasi untuk menghasilkan gel yang kuat dan stabil (Mishra et

    al.,2006).

    Dalam praktikum kali ini, menggunakan rumput laut jenis Eucheuma cottonii dimana

    rumput laut ini merupakan salah satu contoh dari kelompokKappahycus(Varadarajan et al.,

    2009). Rumput laut basah ditimbang sebanyak 40 gram dan dipotong kecil-kecil, lalu

    diblender atau dihaluskan. Pemotongan dan penghalusan rumput laut bertujuan untuk

    memperluas kontak antara permukaan bahan dengan larutan (solvent) sehingga akan

    mempercepat waktu pereaksian yang lebih efisien (Arpah, 1993). Kemudian rumput laut

    diekstrak dengan air 500 ml selama 1 jam dengan suhu 80-90C. pemanasan memiliki

    tujuan untuk mengekstraksi karagenan. Menurut jurnal Ice Cream Properties Affected by

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    3

    Lambda-Carrageenan or Iota-Carrageenan Interaction with Locust Bean

    Gum/Carboxymethylcellulose Mixtures, karagenan merupakan senyawa yang larut air

    (hidrokoloid) serta dapat meningkatkan viskositas (Pintor & Totosaus, 2012). Oleh karena

    karagenan merupakan memiliki sifat hidrokoloid, maka membutuhkan suhu yang tinggi

    untuk mengekstrak karagenan dalam rumput laut serta mempermudah karagenan untuk

    membentuk gel (Mappiratu, 2009).

    Setelah itu pH larutan diatur hingga didapatkan pH 8 dengan pemberian larutan HCl 0,1 N

    atau NaOH 0,1 N. Dalam proses ekstraksi karagenan dibutuhkan kondisi yang netral yaitu

    pH 8, dimana bila larutan terlalu asam atau terlalu basa akan menyebabkan penurunan sifat

    gel yang akan terbentuk (Stephen, 1995). Larutan disaring menggunakan kain saring. Filtratditambahkan NaCl 10% sebanyak 5% volume filtrate. Filtrat dipanaskan sampai diperoleh

    suhu 60C. Penambahan larutan NaCl harus diperhatikan, sebab larutan basa dapat

    mempengaruhi hasil dari kekuatan gel nantinya. Dalam jurnal Yield and quality of

    carrageenan from Kappaphycus alvarezii subjected to different physical and chemical

    treatments, pada penggunaan rumput laut Kappaphycus alvareziiyang dipanaskan dalam

    larutan alkali potassium hidrosida selama 2 jam akan mereduksi jumlah ion sulfat di dalam

    karagenan dan akan meningkatkan kekuatan gel dari karagenan tersebut (Mishra et al.,

    2006).

    Filtrat dituangkan ke dalam wadah yang berisi cairan isoprophylalcohol (IPA) sebanyak

    300 ml dan diaduk selama 10-15 menit. Endapan karagenan ditiriskan dan direndamkan

    kembali dalam larutan IPA sampai diperoleh serat yang lebih kaku. Larutan IPA memiliki

    tujuan untuk memurnikan karagenan yang memiliki sifat larut air dan tidak larut dalam

    alcohol(Pintor & Totosaus, 2012). Serat yang dihasilkan dibentuk kecil-kecil dan tipis-tipis,

    kemudian dikeringkan dalam oven selama 12 jam dengan suhu 50-60C. Proses

    pengeringan memiliki tujuan untuk menghilangkan atau menguapkan sisa-sisa air yang

    terdapat dalam karagenan, sehingga karagenan dapat digunakan dalam proses selanjutnya

    (Desmorieux & Dacaen, 2006). Serat yang telah dikeringkan diblender atau dihancurkan

    kemudian ditimbang. Berat % rendemen karagenan dihitung menggunakan rusmus:

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    4

    Hasil yang diperoleh pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa berat kering pada masing-masingkelompok berbeda-beda walaupun memiliki perlakuan yang sama. Hal ini disebabkan oleh

    beberapa faktor seperti macam larutan alkali yang digunakan untuk mengekstraksi rumput

    laut, waktu yang dibutuhkan pada saat kontak dengan larutan basa dan suhu yang diberikan

    pada saat pengolahan. Ketiga faktor inilah yang mempengaruhi kekuatan gel dan struktur

    dari karagenan itu sendiri (Mishra et al., 2006). Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui

    bahwa nilai tertinggi dari berat kering adalah 2,645 g pada kelompok B1 serta nilai

    rendemen tertinggi adalah 6,613% pada kelompok B1. Oleh karena itu dapat disimpulkan

    bahwa semakin tinggi berat kering yang dihasilkan setelah proses pemanasan maka berat

    rendemen yang dihasilkan juga akan semakin tinggi pula.

    Menurut jurnal Different Regulation of Haloperoxidation During Agar Oligosaccharide-

    Activated Defence Mechanisms in Two Related Red Algae, Gracilaria sp. and Gracilaria

    chilensis, rumput laut Gracilaria sp dan Gracilaria chilensis memiliki kesamaan pada

    persedian enzimatik untuk proses halogenasi. Proses halogenasi dipengaruhi oleh H2O2dan

    dibantu oleh enzim haloperoksidase. Hal ini dapat dihambat dengan penggunaan ion fosfat.

    Elisitasi dari Gracilaria sp dengan oligosakarida ditandai dengan peningkatan brominasi,

    iodinasi dan klorinasi. Tingkat produksi halocarbondan phenol red brominationditandai

    dengan beberapa faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan haloperoksidasi H2O2

    selama proses oksidatif. Oksidasi agar oligosakarida dalam G. chilensis tidak dapat

    meningkatkan proses halogenasi. Hal ini dikarenakan, oksidasi agar oligosakarida tidak

    dapat menghasilkan asam hypohalous yang cukup oleh karena dalam produksi G. chilensis

    tidak memberikan H2O2pada situs aktif enzim haloperoksidase (Weinberger et al.,2007).

    Menurut jurnal In vitro anti-inflammatory activity of hydroalcoholic extract of Asparagus

    racemosus roots, inflamasi adalah proses perlindungan mikrosirkulasi dari kerusakan

    jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, keracunan oleh karena bahan kimia, panas,

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    5

    reaksi antibody dan efek mikrobial. Penyakit inflamasi ini menyebabkan reaksi oksigen

    lepas dari neutrofil dan makrofag. Penghambatan dilakukan dengan menggunakan (HRBC)

    dan metode denaturasi protein. Proses penghambatan dari sel hipotonik diinduksi ke dalam

    membrane lisis HRBC, lalu terjadi proses denaturasi dimana dilakukan pengukuran dari

    aktifitas dari anti inflamasi. Hasil presentase dari stabilisasi membrane dan denaturasi

    protein dari ekstrak hydroalcoholic dan natrium Diclofenac dilakukan pada konsentrasi

    yang berbeda. Dosis yang digunakan untuk menstabilisasi pada dosis 1600g/ml dan

    mendenaturasi protein ditemukan pada dosis 2000g/ml (Mittal et al.,2013).

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    6

    3. KESIMPULAN

    Karagenan diperoleh dari dinding sel Rhodophyceae dari kelompok Chondrus,

    Gigartina, Kappahycus dan Eucheuma.

    Kegunaan karagenan 70-80% dalam industri pangan digunakan dalam produk daging

    dan produk dairy.

    Eucheuma cottoniimerupakan salah satu contoh kelompokKappahycus.

    Pemotongan dan penghalusan rumput laut bertujuan untuk memperluas kontak antara

    permukaan bahan dengan larutan dan mempercepat waktu pereaksian.

    Karagenan memiliki sifat larut air (hidrokoloid).

    Pemanasan digunakan untuk mengekstrak karagenan dari rumput laut dan

    mempermudah dalam pembentukan gel.

    Larutan yang basa dapat mempengaruhi kualitas dari gel yang terbentuk.

    Perendaman dalam larutan IPA untuk memurnikan karagenan yang larut air dan tidak

    larut dalam alcohol.

    Pengeringan untuk mengurangi kandungan kadar air di dalam karagenan.

    Ekstraksi karagenan dipengaruhi oleh larutan alkali yang digunakan, waktu ekstraksi

    dan suhu saat pengolahan. Semakin tinggi berat kering yang dihasilkan maka semakin tinggi hasil rendemen yang

    dihasilkan.

    Semarang, 1 Oktober 2014

    Praktikan

    Rehuel Safira Soebroto

    12.70.0054

    Asisten Dosen

    Aletheia Handoko

    Margaretha Rani K.

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    7

    4. DAFTAR PUSTAKA

    Arpah, M. (1993). Pengawetan Mutu Pangan. Tarsito. Bandung.

    Desmorieux H. Decaen N. (2006). Convective drying of Spirulinain thin layer.Journal Of

    Food Engineering,77:64-70.

    Mappiratu. (2009). Kajian Teknologi Pengolahan Karaginan Dari Rumput LautEucheuma

    cottonii Skala Rumah Tangga. Media Litbang Sulteng 2 (1) : 0106

    Mishra, Pathik Chandra; Reeta Jayasankar & C. Seema. (2006). Yield and quality of

    carrageenan from Kappaphycus alvarezii subjected to different physical and chemical

    treatments.Seaweed Re. Utiln., 28 (1) : 113-117,2006.

    Mital, Suchita; Praveen K Dixit; Rupesh K Gautam & Gupta M.M. (2013). In vitro anti-

    inflammatory activity of hydroalcoholic extract of Asparagus racemosus roots. Int. J. Res.Pharm. Sci., 4(2), 203-206 ISSN: 0975-7538.

    Oroian, Mircea-Adrian & Gheorghe Gutt. (2010). Influence of -carrageenan, agar-agar

    and starch on the rheological properties of blueberries yogurt.

    Pintor, A. & Totosaus, A. (2012). Ice Cream Properties Affected by Lambda-Carrageenan

    or Iota-Carrageenan Interactions with Locust Bean Gum/Carboxymethylcellulose Mixtures.

    Internation Food Research Journal 19(4): 1409-1414 (2012).

    Stephen, M.A.(1995). Food Polysacharides and Their Aplication. Pp. 187-199, Marcel

    Dekker, Inc., Cape Town

    Tripathy, J., Dinesh K.M., M. Yadav, Arpit Sand & Kunj Behari. (2009). Modification of j-Carrageenan by Graft Copolymerization of Methacrylic Acid: Synthesis and

    Applications.Wiley, Inc.

    Varadarajan, Soovendran A/l; Nazaruddin Ramli; Arbakariya Ariff; Mamot Said &

    Suhaimi Md Yasir. (2009). Development of High Yielding Carragenan Extraction Method

    From Eucheuma cotonii using cellulose and Aspergillus niger. Prosiding Seminar Kimia

    Bersama UKM-ITB VIII 9-11 Jun 2009.

    Weinberger, Florian; Boris Coquempot; Sandra Forner; Pascal Morin; Bernard Kloareg &

    Philippe Potin. (2007). Different regulation of haloperoxidation during agar

    oligosaccharide-activated defense mechanisms in two realted red algae, Gracilaria sp. andGracilaria chilensis. Journal of Experimental Botany, Vl. 58, No. 15/16, pp. 4365-4372,

    2007 DOI: 10.1093/jxb/erm303.

  • 5/19/2018 KARAGENAN - Rehuel Safira Soebroto - 12.70.0054 - B3 - Unika Soegijapranata - slide...

    http:///reader/full/karagenan-rehuel-safira-soebroto-12700054-b3-unika-soegij

    8

    5. LAMPIRAN

    5.1.Perhitungan

    Kelompok B1

    = 6,613%

    Kelompok B2

    = 3,880 %

    Kelompok B3

    = 5,083 %

    Kelompok B4

    = 6,525 %

    Kelompok B5

    = 5,570 %

    Kelompok B6

    = 5,815 %

    5.2.Laporan Sementara

    5.3.Diagram Alir

    5.4.Viper