Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan tentang karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha

Citation preview

  • i

    KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA

    MAHASISWA PENGUSAHA

    DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    SKRIPSI

    FRANDY TAQWA SUBACHTIAR

    H34080093

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR 2013

  • ii

    KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA

    MAHASISWA PENGUSAHA

    DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    SKRIPSI

    FRANDY TAQWA SUBACHTIAR

    H34080093

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR 2013

  • ABSTRAK

    FRANDY TAQWA SUBACHTIAR. Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa

    Pengusaha di Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh BURHANUDDIN.

    Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat.

    Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah generasi muda yaitu

    mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan perilaku

    mahasiswa pengusaha IPB dan menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan

    perilaku wirausahanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik mahasiswa

    pengusaha yang memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan,

    memiliki IPK antara 3,00-3,50, pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha

    selain pertanian, sumber modal dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun,

    mempunyai penghasilan lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas

    wirausaha.Berdasarkan hasil uji Range Spearmandan uji Chi-Square menunjukkan bahwa

    sebagian besar karakteristik responden tidak memiliki hubungan yang nyata dengan unsur-

    unsur perilaku wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ibu dengan

    pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha usaha

    dengan tindakan wirausaha, lama usaha dengan perilaku wirausaha, dan keikutsertaan

    komunitas bisnis dengan sikap wirausaha.

    Kata kunci: kewirausahaan, karakteristik, perilaku, mahasiswa pengusaha

    ABSTRACT

    Entrepreneurship is essential to the welfare of the community. One of the drivers and

    the main actors of the youth entrepreneurship is the student. The aims of this study was to

    analyze the characteristics and behaviors of entrepreneurs IPB students and analyze the

    relationship between individual characteristics of entrepreneurial behavior. Results showed

    that characteristics of student entrepreneurs who have the highest behavior are women

    entrepreneurs, have a GPA between 3.00 to 3.50, the father and mother work as private

    employees, type of business other than farming, sources of capital grants, operating more

    than two years, have income more than six million per month, and actively participate in the

    entrepreneurial community. Based on the range Spearman correlation test and Chi-Square

    showed that most of the characteristics of the respondents had no real relationship with the

    elements contained in entrepreneurial behavior. There is a real relation between mother work

    with an entrepreneurial knowledge, a period of entrepreneurial businesses with the

    knowledge, period of entrepreneurial businesses with action, and participation of the

    business community with an entrepreneurial attitude.

    Keywords: entrepreneurship, characteristics, behavior, student entrepreneurs

  • iii

    RINGKASAN

    FRANDY TAQWA SUBACHTIAR. Karakteristik dan Perilaku Wirausaha

    Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Departemen

    Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di

    bawah bimbingan BURHANUDDIN).

    Data BPS menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka pada bulan

    Agustus 2012 mencapai angka 7.244.956 orang. Tingkat pengangguran yang

    tinggi menyebabkan munculnya masalah-masalah baru seperti kemiskinan dan

    kriminalitas. Salah satu solusi mengatasi pengangguran adalah dengan

    menciptakan lapangan pekerjaan melalui jalur wirausaha. Kewirausahaan

    memiliki peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat.

    Kewirausahaan berperan menambah daya tampung tenaga kerja, generator

    pembangunan, memberdayakan karyawan, dan hidup efisien. Jiwa kewirausahaan

    akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu

    yang menguntungkan. Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan

    adalah para generasi muda yaitu mahasiswa. Mahasiswa pengusaha Institut

    Pertanian Bogor tentunya memiliki karakteristik khas dan perilaku yang berbeda

    dengan wirausaha lain yang bukan mahasiswa karena mahasiswa mempunyai

    peran ganda yaitu sebagai seorang akademisi sekaligus sebagai pengusaha.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan perilaku

    mahasiswa pengusaha IPB serta menganalisis hubungan antara karakteristik

    individu dengan perilaku wirausahanya. Karakteristik yang diteliti meliputi jenis

    kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti,

    sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan

    dalam komunitas wirausaha. Sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis

    meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Lokasi

    penelitian ini adalah di lingkungan sekitar kampus Institut Pertanian Bogor. Alat

    analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika

    Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Chi-Square (Khi

    Kuadrat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa

    pengusaha Institut Pertanian Bogor adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki

    yang berasal dari keluarga pegawai negeri sipil, mempunyai usaha di bidang

    pertanian, baru memulai usahanya kurang dari satu tahun, dan aktif ikut serta

    dalam komunitas kewirausahaan. Karakteristik mahasiswa pengusaha yang

    memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan, pekerjaan

    ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha selain pertanian, sumber modal

    dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun, mempunyai penghasilan

    lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas wirausaha.

    Berdasarkan hasil uji korelasi range Spearman dan Chi-Square

    menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik mahasiswa pengusaha memiliki

    hubungan tidak nyata dengan unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku

    wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata antara pekerjaan Ibu dengan

    pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha

    dengan tindakan wirausaha, lama usaha dengan perilaku wirausaha, dan

    keikutsertaan dalam komunitas wirausaha dengan sikap wirausaha.

  • iv

    KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA

    MAHASISWA PENGUSAHA

    DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    FRANDY TAQWA SUBACHTIAR

    H34080093

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

    Departemen Agribisnis

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    2013

  • v

    Judul Skripsi : Karakteristik dan Perilaku Wirausaha

    Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor

    Nama : Frandy Taqwa Subachtiar

    NIM : H34080093

    Disetujui,

    Pembimbing

    Ir. Burhanuddin, MM NIP. 19680215 199903 1 001

    Diketahui

    Ketua Departemen Agribisnis

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

    Tanggal Lulus :

  • vi

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Karakteristik dan

    Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor adalah

    karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

    manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

    maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

    dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor, Mei 2013

    Frandy Taqwa Subachtiar

    H34080093

  • vii

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama Frandy Taqwa Subachtiar, dilahirkan di kota Kediri pada

    tanggal 13 Februari 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari

    pasangan Bapak Imam Muchsin dan Ibu Dewi Maryam.

    Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kunjang II Kediri

    pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1

    Kunjang dan pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Pada tahun 2005, penulis

    melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 2 Pare dan lulus pada tahun 2008

    kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor. Penulis

    berhasil diterima menjadi mahasiswa di Departemen Agribisnis, Fakultas

    Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan

    Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008.

    Selama masa perkuliahan, penulis telah dikenal sebagai sosok pengusaha

    muda. Perusahaan yang telah didirikan oleh penulis adalah PENDEKAR GRUP

    yang merupakan perusahaan dalam bidang sandang kreatif. Beberapa prestasi

    yang telah diraih penulis berhubungan dengan wirausaha antara lain menjadi juara

    pertama Bisnis Challange SAKERAH IMAJATIM IPB 2009, menjadi

    narasumber di RRI Bogor dengan tema Berwirausaha Saat Mahasiswa, Siapa

    Takut!, menjadi pembicara dalam kajian kewirausahaan HIPMA IPB dengan

    tema Strategi Mengembangkan Ide dalam Berbisnis dan Pengembangan

    Kreativitas dalam Usaha, tulisan berjudul Kebangkitan Entrepreneurship Negeri

    ini dimuat di media online okezone.com pada Februari 2011, dan terakhir diliput

    oleh tabloid INSPIRASI edisi Januari 2013 sebagai sosok Inspiratif.

    Penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, antara lain sebagai

    Sekjen LDF FORMASI IPB tahun 2010-2011, sebagai Sekjen HIPMI PT IPB

    tahun 2012, dan sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan IMAJATIM IPB tahun

    2009-2010.

    Penulis juga memiliki prestasi di luar kampus antara lain menjadi finalis

    putra Jawa Timur sebagai duta wisata Jawa Timur 2011, juara pertama putra

    favorit Jawa Timur 2011, dan sebagai penerima beasiswa mahasiswa berprestasi

    PPSDMS Nurul Fikri tahun 2010-2012.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Karakteristik dan

    Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan perilaku

    wirausaha mahasiswa pengusaha Institut pertanian Bogor serta menganalisis

    hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku wirausahanya.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

    keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi. Harapan penulis,

    semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

    Bogor, Mei 2013

    Frandy Taqwa Subachtiar

  • ix

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

    segala nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis senantiasa mendapatkan

    kemudahan-kemudahan dari awal penyusunan hingga akhir penyelesaian skripsi

    ini. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan,

    arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan

    penyusunan skripsi ini.

    2. Suprehatin, SP, MAB selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan,

    arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan

    penyusunan skripsi ini.

    3. Yeka Hendra Fatika, SP selaku dosen pembimbing akademik yang telah

    memberikan masukan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis.

    4. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku penguji utama dan Ir. Wahyu Budi Priatna,

    Msi selaku dosen penguji perwakilan Komisi Pendidikan yang telah

    memberikan saran serta masukan untuk perbaikan skripsi penulis.

    5. Ibunda tercinta Dewi Maryam atas segala kasih sayang, semangat, serta doa-

    doa yang tulus untuk keberhasilan anak-anaknya. Ayahanda tercinta Imam

    Muchsin atas segala pengajaran tentang kesabaran, keberanian, keuletan, dan

    semangat hidup yang luar biasa. Semoga ini bisa menjadi salah satu hadiah

    terindah untuk Ayah dan Ibu.

    6. Kakak-kakakku yang luar biasa, Nugroho Hadi Ichda Saputra dan Iqlima Dwi

    kurnia, atas dukungan dan dorongan semangatnya yang selalu menjadi

    penyemangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

    7. Keluarga besar PENDEKAR GRUP, khususnya kepada Agung Suryo

    Wibowo, Firman Raditya, Ivan Noor, Riki Prasetyo, Dani Yoga, Baharudin,

    dan Azis yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan semangat sehingga

    penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

    8. Keluarga besar PPSDMS Nurul Fikri khususnya kepada Ustadz Musholi,

    Bang Bachtiar Firdaus, Bang Adji, Bang Nazrul Anwar, dan segenap teman-

    teman seperjuangan Ary Kristianto, Affan iqbal, Asep Syarifudin, Rinaldy,

  • x

    Yuris Aprilian, dan semua keluarga besar PPSDMS regional 5 Bogor yang

    tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

    9. Pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB atas bantuan yang telah diberikan

    dalam penelitian ini.

    10. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Agribisnis dan Fakultas

    Ekonomi dan Manajemen IPB.

    11. Keluarga besar mentee YOT Pojok BNI IPB khususnya mas Taufan Akbari

    yang telah mengajarkan ilmu karakter yang sangat penting bagi

    pengembangan diri penulis.

    12. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya.

    13. Firman Raditya yang telah bersedia menjadi pembahas seminar penulis.

    14. Teman-teman satu lingkaran dan ustadz Hidayat.

    15. Teman-teman penghuni kosan sarang rayap khususnya Kahfi dan Affan.

    16. Teman-teman pengurus FORMASI FEM IPB.

    17. Teman-teman Agribisnis yang luar biasa, khususnya angkatan 45 (Jauhar

    Samudra, Firman Raditya, Tubagus, Vaudhan, Arifah, Rendi, Elisa, Edwin)

    dan teman-teman satu gladikarya di Desa Gudangkahuripan (Herawati, Risti,

    Stefi, dan Junita).

    18. Saudara-saudaraku seperjuangan di manapun kalian berada, pengusaha muda

    yang berjuang untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat, ingatlah

    bahwa Allah melihat dan malaikat mencatat segala perjuangan dan

    pengorbanan kita.

    19. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis

    yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Bogor, Mei 2013

    Frandy Taqwa Subachtiar

  • i

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL ................................................................................. iii

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... iv

    I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 4 1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 4 1.5. Ruang Lingkup ................................................................ 4

    II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6

    2.1. Karakteristik Individu ....................................................... 6

    2.2. Perilaku Wirausaha .......................................................... 6

    2.3. Penelitian Terdahulu ....................................................... 7

    III. KERANGKA PEMIKIRAN .................................................... 9

    3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................ 9

    3.1.1. Wirausaha dan Kewirausahaan............................... 9

    3.1.2. Karakteristik Individu ........................................... 10

    3.1.3. Perilaku Wirausaha ................................................. 11

    3.1.3.1. Pengetahuan Wirausaha .......................... 11

    3.1.3.2. Sikap Wirausaha ..................................... 11

    3.1.3.3. Tindakan Wirausaha ............................... 12

    3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................... 12

    IV. METODE PENELITIAN ......................................................... 14

    4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 14

    4.2. Jenis dan Sumber Data .................................................... 14

    4.3. Populasi dan Sampel ....................................................... 14

    4.4. Data dan Instrumentasi .................................................... 16

    4.5. Metode Pengumpulan Data ............................................. 16

    4.4. Metode Pengolahan Data ............................................... 17

    4.4.1. Analisis Statistika Deskriptif .................................. 17

    4.4.2. Analisis Chi-Square dan Range Spearman ............ 19

    V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 20

    5.1. Sejarah Ringkas IPB ......................................................... 20

    5.2. Lokasi Kampus IPB ........................................................ 21

    5.3. Visi dan Misi IPB ............................................................ 22

    5.4. Motto dan Tujuan IPB ..................................................... 23

    VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 24

    6.1. Karakteristik Mahasiswa Wirausaha IPB ........................ 24

    6.1.1. Jenis Kelamin ........................................................ 24

    6.1.2. Fakultas ................................................................. 25

    6.1.3. Indeks Prestasi Kumulatif ..................................... 26

    6.1.4. Pekerjaan Ayah ..................................................... 27

  • ii

    6.1.5. Pekerjaan Ibu ......................................................... 28

    6.1.6. Jenis Usaha ............................................................ 30

    6.1.7. Sumber Modal Usaha ............................................ 30

    6.1.8. Lama Usaha ........................................................... 32

    6.1.9. Penghasilan Usaha Per Bulan ................................ 33

    6.1.10.Keikutsertaan Dalam Komunitas Wirausaha ........ 34

    6.2. Perilaku Wirausaha ......................................................... 35

    6.3. Hubungan antara Karakteristik Responden dengan

    Perilaku Wirausaha .......................................................... 38

    VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 46

    7.1. Kesimpulan ...................................................................... 47

    7.2. Saran ................................................................................ 48

    DAFTAR PUSATAKA ........................................................................... 49

    LAMPIRAN ........................................................................................... 52

  • iii

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Kelompok Populasi dan Sampel Penelitian ................................ 18

    2. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner ............................................. 21

    3. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 27

    4. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Fakultas ................................................................ 27

    5. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan IPK ....................................................................... 28

    6. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Pekerjaan Ayah ..................................................... 29

    7. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Pekerjaan Ibu ........................................................ 30

    8. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Jenis Usaha ........................................................... 31

    9. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Sumber Modal Usaha ........................................... 31

    10. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Lama Usaha .......................................................... 32

    11. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Penghasilan Usaha ................................................ 33

    12. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

    Berdasarkan Keikutsertaan dalam Komunitas ........................... 34

    13. Rataan Hitung Skor Perilaku Responden .................................. 35

    14. Sebaran Responden Berdasarkan Unsur-Unsur Perilaku

    Wirausaha .................................................................................. 35

    15. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha

    Responden ................................................................................. 38

  • iv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ........................................... 49

    2. Hasil Uji Chi Square dan Range Spearman ............................... 52

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar

    di dunia. Potensi sumberdaya manusia yang besar merupakan aset bernilai bagi

    bangsa. Tetapi potensi sumberdaya manusia bisa menjadi sebuah bomerang dan

    menjadi sumber berbagai permasalahan jika sumberdaya manusia yang ada

    mempunyai kualitas rendah. Data BPS menunjukkan bahwa jumlah

    pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2012 mencapai angka 7.244.956

    orang.1Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan munculnya masalah-

    masalah baru seperti kemiskinan dan kriminalitas. Pengangguran menjadi

    masalah yang serius sehingga menjadi sebuah tantangan untuk menciptakan

    lapangan kerja baru. Salah satu solusi mengatasi pengangguran adalah dengan

    berusaha menciptakan lapangan pekerjaan sendiri melalui jalur wirausaha.

    Menurut Alma (1999) kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi

    kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan berperan menambah daya tampung

    tenaga kerja, generator pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu

    orang lain, memberdayakan karyawan, hidup efisien, dan menjaga keserasian

    lingkungan. Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang memanfaatkan

    peluang yang ada menjadi sesuatu yang menguntungkan.

    Semangat kewirausahaan di Indonesia telah mencuri perhatian pada

    periode krisis ekonomi 1997. Selama krisis terjadi, ternyata usaha-usaha kecil

    menunjukkan ketahanannya bahkan menjadi sabuk pengaman bagi perokonomian

    bangsa secara kesuluruhan. Fungsi penyelamatan ini bisa dilihat pada sektor-

    sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui kegiatan produksi dan

    distribusi. Hal yang sama juga ditunjukkan ketika dunia mengalami krisis pada

    penghujung tahun 2008 yang dipicu oleh krisis kredit perumahan di Amerika

    Serikat yang efeknya menjalar ke polosok dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan

    sebuah survei yang dipublikasikan HSBC pada Januari 2009 menunjukkan bahwa

    13 persen usaha kecil menengah Indonesia justru merencanakan menambah

    pegawai padahal kondisi ekonomi pada waktu itu cenderung menurun.

    1Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2004 2012.

    http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel [Diakses pada 20 November 2012]

  • 2

    Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah para

    generasi muda yaitu pemuda. Zimmerer dan Scarborough (1998), diacu dalam

    Riyanti (2003), menggambarkan bahwa usia potensial saat seseorang memulai

    usaha sendiri adalah pada usia 20-24 tahun yang merupakan kisaran usia

    mahasiswa. Sebagai intelektual muda, peran mahasiswa di sini sangat penting

    untuk mendorong munculnya wirausaha-wirausaha baru dan menjadi pelaku

    utama wirausaha muda negeri ini.

    Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

    menyatakan bahwa hanya 17 persen lulusan perguruan tinggi yang tertarik

    menjadi wirausahawan. Lulusan sarjana lebih memilih hidup aman dan nyaman

    dengan mencari kerja. Sadar akan pentingnya kewirausahaan, pemerintah melalui

    Kemenkop UMKM mendukung inisiatif berbagai pihak dalam mengadakan

    pelatihan atau pengembangan kewirausahaan, khususnya bagi mahasiswa yang

    akan lulus dari perguruan tinggi.

    Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu perguruan tinggi negeri juga

    memahami pentingnya kewirausahaan. Hal ini tercermin pada visi Institut

    Pertanian Bogor, yaitu Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia

    dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter

    kewirausahaan. Visi ini diimplementasikan oleh IPB dengan menyelenggarakan

    berbagai program dengan tujuan utama mendorong minat mahasiswa menjadi

    wirausaha muda. Berbagai program baik yang berupa kerja sama dengan pihak

    lain maupun yang murni diadakan sendiri oleh Institut Pertanian Bogor antara

    lain adalah Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program

    Mahasiswa Wirausaha (PMW), program Wirausaha Muda Mandiri (WMM), dan

    program Pojok Wirausaha BNI dan Young On Top.

    Munculnya wirausaha-wirausaha muda baru dari golongan mahasiswa

    mengandung arti bahwa persepsi mahasiswa terhadap kewirausahaan mulai

    berubah. Kewirausahaan dianggap menjadi sebuah pilihan pekerjaan yang layak

    dan terhormat serta menjadi alternatif pilihan untuk masa depan yang lebih baik

    bagi seorang lulusan sarjana dan bukan lagi menjadi sebuah pilihan terakhir bagi

    mahasiswa. Keberadaan mahasiswa pengusaha perlu mendapatkan apresiasi

    tersendiri, mengingat mereka adalah calon-calon pengusaha masa depan yang

  • 3

    akan memajukan perekonomian bangsa dengan menciptakan lapangan pekerjaan

    baru.

    Mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor memiliki karakteristik

    khas dan perilaku yang berbeda dengan pengusaha lain yang bukan mahasiswa.

    Hal ini karena mahasiswa pengusaha mempunyai peran ganda. Di satu sisi

    mahasiswa pengusaha harus menjalankan kewajibannya belajar di kampus, di sisi

    lain mahasiswa pengusaha harus mampu mengelola bisnis yang dimilikinya.

    Berbagai hambatan dan tantangan pasti dihadapi para mahasiswa yang telah

    memilih berwirausaha. Hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka para

    mahasiswa pengusaha. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh seorang

    mahasiswa, bukan berarti mahasiswa pengusaha tidak mempunyai prestasi.

    Karakter dan perilaku khas yang dimiliki mahasiswa pengusaha akan menjadi

    objek penelitian yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut.

    1.2. Perumusan Masalah

    Mahasiswa pengusaha memiliki karakteristik khas dan perilaku yang

    berbeda dengan pengusaha lain yang bukan mahasiswa karena mahasiswa

    pengusaha mempunyai peran ganda yaitu sebagai mahasiswa dan sebagai

    pengusaha. Tidak semua mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor memilih

    tetap menjadi pengusaha setelah lulus dari perguruan tinggi. Keputusan untuk

    beralih profesi menjadi selain pengusaha disebabkan beberapa alasan seperti

    alasan kemantapan dan kesiapan diri menjadi pengusaha maupun karena alasan

    tekanan dari orang tua. Dalam hal ini, pentingnya mahasiswa pengusaha memiliki

    perilaku wirausaha yang baik agar meningkatkan kemungkinan keberhasilan

    dalam usaha sehingga akan berpengaruh terhadap kemantapan diri menjadi

    pengusaha setelah lulus dan mendapat kepercayaan dari orang tua dalam hal

    memilih profesi sebagai seorang pengusaha. Diperlukan adanya kajian penelitian

    mengenai karakteristik mahasiswa pengusaha serta hubungannya dengan perilaku

    wirausaha mahasiswa pengusaha sehingga akan diketahui karakteristik mana yang

    berhubungan dengan perilaku wirausaha. Hasil Penelitian ini dapat menjadi

    pertimbangan bagi IPB, dan lembaga-lembaga yang terkait dengan kewirausahaan

    untuk meningkatkan perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

  • 4

    Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor?

    2. Bagaimana perilaku mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor?

    3. Bagaimana hubungan antara karakteristik wirausaha mahasiswa pengusaha

    Institut Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusahan masalah yang ada, tujuan penelitian adalah :

    1. Mendeskripsikan karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian

    Bogor.

    2. Menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha Institut Pertanian

    Bogor.

    3. Menganalisis hubungan antara karakteristik mahasiswa pengusaha Institut

    Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi Institut Pertanian Bogor, hasil penelitian ini diharapkan dapat

    menjadi bahan masukan dan evaluasi terhadap metode pembelajaran

    kewirausahaan serta pembinaan-pembinaan yang diberikan berkaitan

    dengan kewirausahaan untuk meningkatkan perilaku wirausaha

    mahasiswa dan jumlah mahasiswa pengusaha.

    2. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana latihan bagi

    penulis dalam menulis dan menganalisis serta mengaplikasikan konsep-

    konsep ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.

    3. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

    studi pustaka bagi pembaca tentang karakteristik dan perilaku wirausaha

    mahasiswa pengusaha, serta menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya

    mengenai kewirausahaan khususnya kewirausahaan di kalangan

    mahasiswa.

  • 5

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini mengenai karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa

    pengusaha Institut Pertanian Bogor. Karakteristik yang diteliti meliputi jenis

    kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti,

    sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan

    dalam komunitas wirausaha. Sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis

    meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Lokasi

    penelitian ini adalah di daerah sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor. Alat

    analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika

    Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, Analisis Chi Square, dan analisis

    tabel silang antara karakteristik dan perilaku wirausaha.

  • 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Karakteristik Individu

    Menurut Kotler (1980) dalam Ilyas dan Sudarnika (2002), karakteristik

    individu dapat dikategorikan menjadi dua yaitu demografik dan psikografik.

    Karakteristik demografi mencakup jenis kelamin, umur, penghasilan, pekerjaan,

    pendidikan, ras, agama, kebangsaan, ukuran keluarga, dan tingkat sosial.

    Sedangkan gaya hidup dan kepribadian merupakan karakteristik psikografik.

    Lionberger (1960) dalam Pambudy (1999) menjelaskan bahwa

    karakteristik individu seseorang meliputi umur, pendidikan, dan karakteristik

    psikologis. Hijriyah (2004) pada penelitiannya memasukkan umur, tingkat

    pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berdagang, lama

    bekerja, pasokan ayam, dan penerimaan usaha sebagai komponen karakteristik

    individu responden, sedangkan Yuliantin (2009) memasukkan usia, jenis kelamin,

    IPK, sifat, dan kepribadian sebagai komponen karakteristik individu.

    2.2. Perilaku Wirausaha

    Perilaku wirausaha adalah segala kegiatan ekonomi dan bisnis yang

    polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu inovasi, kepemimpinan,

    akumulasi modal, manajerial dan keberanian menanggung risiko. Pendidikan,

    pengalaman usaha, motivasi, dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku

    wirausaha (Yuliadini 2000).

    Wijandi dalam Setiawan (2003) mengemukakan bahwa perilaku wirausaha

    adalah pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan serta sikap kewaspadaan

    yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa

    yang akan datang. Menurut Lunandi dalam Ramanti (2006), perilaku seseorang

    dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya serta

    dalam hal tertentu oleh material yang tersedia. Oleh karena itu, proses belajar

    manusia dewasa ke arah perubahan perilaku hendaknya digerakkan melalui usaha

    perubahan sikap baru, memberinya pengetahuan baru, dan dalam hal tertentu

    disertai dengan penyediaan material baru.

    Atmakusuma dalam Setiawan (2003), pengetahuan didefenisikan sebagai

    tingkat kemampuan berpikir seseorang. Pada umumnya kemampuan berpikir lebih

  • 7

    banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan baik formal maupun non formal,

    meskipun secara langsung tidak ada kaitan antara pengetahuan atau pendidikan

    dengan semangat berusaha. Dalam menjalankan usahanyas seorang wirausahawan

    perlu memiliki beberapa pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya

    berhasil. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berkembang seiring dengan

    majunya zaman dan teknologi. Sebagai pelaku usaha maka pengetahuan yang

    terkini harus didapat dan diikuti untuk kemajuan usahanya.

    Pambudy (1999) menjelaskan sikap dasar seorang wirausaha adalah

    kemauan yang kuat, kemampuan dan kesempatan untuk selalu memperhatikan

    usahanya. Keterampilan adalah suatu kemauan dan kemampuan serta kesempatan

    yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya

    dalam mengembangkan usahanya tersebut. Unsur ini berhubungan dengan kerja

    fisik anggota badan terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk bekerja.

    2.3. Penelitian terdahulu

    Pambudy et al. (2011) dalam penelitiannya bertujuan untuk menganalisis

    perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor secara keselurahan.

    Populasi dalam kajian tersebut adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor

    program sarjana. Sampel kajian ditentukan dengan teknik cluster random

    unproporsional sampling yang diambil dari sembilan fakultas di Institut

    Pertanian Bogor. Metode pengolahan data menggunakan Analisis Statistika

    Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, Analisis Korelasi Chi-Square, dan

    Analisis Plotter. Karakteristik individu responden yang dikaji dibedakan atas jenis

    kelamin, fakultas, Indeks Prestasi Kumulatif, uang saku per bulan, pekerjaan

    Ayah, pekerjaan Ibu, suku daerah, keikutsertaan dalam pelatihan kewirausahaan,

    keikutsertaan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa, dan kegiatan berwirausaha

    yang sedang dijalankan. Perilaku wirausaha yang dikaji terdiri dari pengetahuan,

    sikap, dan tindakan wirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku

    wirausaha mahasiswa IPB tergolong tinggi, dengan pengetahuan wirausaha yang

    sangat tinggi, sikap wirausaha sedang, dan tindakan wirausaha yang tinggi. Faktor

    yang mempengaruhi perilaku dan karakter wirausaha mahasiswa IPB adalah

    semester, angkatan, IPK, uang saku, uang dari orang tua, mengikuti pelatihan

    PKM, dan pengalaman berwirausaha.

  • 8

    Azzahra (2009) dalam penelitiannya bertujuan menganalisis karakteristik

    dan perilaku mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas

    Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan

    Mahasiswa (PPKM). Responden penelitian ini berjumlah 25 orang dengan

    menggunakan metode sensus. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis

    Statistika Deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik responden, serta

    Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi-Square untuk menganalisis hubungan

    antara karakteristik individu responden dengan perilaku wirausahanya.

    Karakteristik individu yang diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks

    Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu,

    suku daerah, bidang usaha PKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam

    PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan mata kuliah kewirausahaan.

    Sedangkan perilaku wirausaha yang diteliti terdiri dari pengetahuan, sikap, dan

    perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36 persen responden

    memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64 persen sangat tinggi. Pada taraf 0,05

    terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku

    daerah dengan tindakan wirausaha, dan keikutsertaan pada seminar/pelatihan

    kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha.

    Penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Pambudy et al. (2011) dan Azzahra (2009). Perbedaan terletak pada objek

    penelitian yang dilakukan, metode penentuan sample, serta analisis yang

    dilakukan terhadap karakteristik dan perilaku wirausaha. Responden penelitian ini

    adalah mahasiswa pengusaha di Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan

    metode purposive sampling.

  • 9

    III. KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

    3.1.1. Wirausaha dan Kewirausahaan

    Joewono (2010) dalam bukunya berjudul The Five Arrows of

    Entrepreneurship, meredifinisi kewirausahaan sebagai sebuah gairah untuk

    mengembangkan sebuah bisnis baru. Bisnis yang dikembangkan seorang

    wirausaha tidak hanya bisnis independen yang dimiliki oleh satu orang atau lebih

    akan tetapi juga bisa berupa bisnis yang dikembangkan dalam sebuah perusahaan

    atau sering disebut sebagai corporate entrepreneurship.

    Sutanto (2002) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu sikap

    mental yang berani menanggung risiko, berani berdiri di atas kaki sendiri, dan

    berpikiran maju. Sikap mental ini perlu ditanamkan serta ditumbuhkembangkan

    dalam diri angkatan muda Indonesia, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan

    bangsa-bangsa lain di dunia.

    Wirausaha adalah seseorang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk

    membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Hal ini berarti wirausaha harus

    mempunyai mental mandiri dan berani memulai usaha, mempunyai keyakinan dan

    percaya diri yang tinggi akan peluang yang ada dan yakin berhasil sekalipun

    dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu

    berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat

    memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal yang biasa karena

    mereka memegang prinsip bahwa kerugian adalah sebuah faktor yang sepaket

    dengan kesuksesan. Bahkan, semakin besar risiko suatu bisnis, semakin besar pula

    keuntungan yang akan diperoleh (Kasmir 2006).

    Perhatian besar pada kewirausahaan antara lain tergambar pada World

    Entrepreneurship Forum ketiga di Lyon, Perancis pada November 2010

    menghasilkan rekomendasi yang diberi judul Shaping The World of 2050 : The

    Entrepreneurial Impact. Beberapa rekomendasi dari forum tersebut adalah :

    1) Percepatan pengembangan perusahaan inovatif dan hight growth.

    Kewirausahaan bisa ditingkatkan dengan penyelenggaraan pertemuan para

    wirausaha sukses di seluruh dunia, mendukung perspektif internasional

  • 10

    mereka, dan menciptakan kondisi saling berbagi pengalaman serta

    mengembangkan jejaring global inkubator growth. Penyelenggaraan temu

    bisnis perusahaan multinasional dengan para wirausaha baru juga akan efektif

    untuk mendorong kewirausahaan.

    2) Mendorong kewirausahaan Base of the Pyramid (BoP).

    Kewirausaan bisa ditumbuhkembangkan dengan mempercepat perubahan

    mindset warga miskin, menyusun kebijakan pemerintah yang kondusif dan

    menciptakan inkubator melalui BoP.

    3) Mempromosikan lingkungan yang mendorong kewirausahaan di daerah.

    Kewirausahaan bisa ditingkatkan melalui pengembangan kerja sama riset

    dengan berbagai pihak terkait, mengangkat duta wirausaha dengan kepala

    daerah sebagai motor utama.

    4) Mengedukasi wirausaha dunia.

    Edukasi bisa dilakukan secara optimal dengan merancang sistem akreditasi

    dan metode pengajaran yang dibutuhkan untuk mempercepat terciptanya

    wawasan kewirausahaan, mendorong kreatifitas dan keberanian mengambil

    risiko, mendorong berbagai pihak untuk menghargai kewirausahaan baik dari

    segi sosial maupun ekonomi.

    3.1.2. Karakteristik Individu

    Menurut Rakhmat (2001), karakteristik individu adalah ciri yang dimiliki

    seseorang yang ditampilkan melalui pola pikir, pola tindak, dan pola sikap.

    Terdapat dua faktor yang mempengaruhi karakteristik manusia yaitu faktor

    personal dan faktor situasional. Robbins (1996) mengemukakan bahwa

    karakteristik individu terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan

    kedudukan seseorang.

    Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pambudy at al. (2011)

    dan Azzahra (2009) serta penyesuaian dengan kondisi responden, maka

    karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi jenis

    kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti,

    sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, serta keikutsertaan

    dalam komunitas wirausaha.

  • 11

    3.1.3. Perilaku Wirausaha

    Hersey dan Blanchard (1992) menyatakan bahwa perilaku pada dasarnya

    berorientasi tujuan, pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh

    tujuan tertentu. Perilaku adalah semua aktifitas manusia, baik yang dapat diamati

    langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo 2003).

    Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam

    tiga ranah yaitu ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau sikap, dan

    ranah psikomotorik atau keterampilan atau tindakan. Komponen pengetahuan

    dalam perilaku meliputi awareness dan knowledge terhadap suatu obyek atau

    fenomena. Komponen sikap mengacu pada liking dan preference, sedangkan

    komponen keterampilan mengacu pada intention dan actual behaviour terhadap

    suatu obyek atau fenomena.

    Mengacu kepada teori yang dikemukakan Rakhmat (2001), maka unsur-

    unsur perilaku dalam penelitian ini terdiri dari tiga ranah yaitu pengetahuan,

    sikap, dan perilaku. Penelitian ini membahas tentang perilaku wirausaha, sehingga

    variabel perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan

    wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha.

    3.1.3.1. Pengetahuan Wirausaha

    Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang mengingat-ingat

    kembali nama, istilah, ide, gejala, rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan

    kemampuan untuk menggunakannya. Ranah kognitif adalah ranah yang

    mencakup kegiatan mental. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses

    berpikir, yang salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah kemampuan

    seseorang untuk mengingat-ngingat kembali atau mengenali kembali tentang

    nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan

    kemampuan untuk menggunakannya (Sudjono 1996).

    3.1.3.2. Sikap Wirausaha

    Menurut Notoatmojo (2003), ranah afektif adalah ranah yang berkaitan

    dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat

    diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif

  • 12

    tingkat tinggi. Sikap merupakan respon seseorang yang masih tertutup terhadap

    suatu stimulus.

    Lima pengertian sikap menurut Rakhmat (2001) yaitu: Pertama, sikap

    adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam

    menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Objek sikap boleh berupa benda, orang,

    tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Kedua, sikap mempunyai daya

    penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga

    menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan

    apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, dan apa yang harus dihindari.

    Ketiga, sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok

    cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Keempat, sikap

    mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak

    menyenangkan. Kelima, sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir,

    tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

    3.1.3.3. Tindakan Wirausaha

    Tindakan adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk selalu

    menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut.

    Tindakan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki

    dan mulut (suara) untuk berkerja (Pambudy 1999). Tindakan merupakan ranah

    yang berkaitan dengan keterampilan setelah seseorang menerima pengalaman

    belajar tertentu. Tindakan wirausaha adalah perbuatan seseorang dalam mengenali

    produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk

    pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

    Tindakan wirausaha merupakan perilaku wirausaha yang paling nyata dan mudah

    diamati. Tindakan dapat menjadi cerminan dari pengetahuan dan sikap seorang

    wirausaha. Tindakan inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan

    dalam berwirausaha.

    3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

    Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pambudy et al. (2011)

    dan Azzahra (2009) serta penyesuaian dengan kondisi responden, maka

    karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi jenis

  • 13

    kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, jenis usaha yang digeluti,

    sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, serta keikutsertaan

    dalam komunitas wirausaha. Mengacu kepada teori yang dikemukakan Rakhmat

    (2001), unsur-unsur perilaku dalam penelitian ini terdiri dari tiga ranah yaitu

    pengetahuan, sikap, dan perilaku. Penelitian ini membahas tentang perilaku

    wirausaha, sehingga variabel perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Gambar 1 di

    bawah ini menggambarkan tentang kerangka operasional penelitian.

    Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Karakteristik dan Perilaku

    Wirausaha Mahasiswa Pengusaha Institut Pertanian Bogor

    Masalah Pengangguran di Indonesia,

    Kewirausahaan merupakan salah satu

    solusi mengatasi pengangguran

    Mahasiswa Pengusaha IPB

    Karakteristik mahasiswa

    pengusaha

    Perilaku Wirausaha

    1.Jenis kelamin 2. Fakultas

    3. IPK

    4. Pekerjaan ayah 5. Pekerjaan Ibu

    6. Jenis usaha yang digeluti

    7. Sumber modal usaha 8. Penghasilan usaha per bulan

    9. Lama usaha

    10. Keikutsertaan dalam komunitas

    kewirausahaan

    1. Pengetahuan

    Wirausaha

    2. Sikap Wirausaha

    3. Tindakan Wirausaha

    Rekomendasi strategi bagi IPB dalam menerima,

    mengelola, dan mencetak mahasiswa pengusaha.

    Potensi wirausaha di kalangan mahasiswa

  • 14

    IV. METODE PENELITIAN

    4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di daerah sekitar kampus Institut Pertanian Bogor

    (IPB) Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

    dilakukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa Institut Pertanian

    Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi yang mencetak banyak mahasiswa

    pengusaha. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2012 hingga April 2013.

    4.2. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

    data sekunder. Data primer berupa keterangan mengenai karakteristik responden

    dan perilaku wirausahanya yang didapat melalui pengisian kuesioner. Kuesioner

    berisi pertanyaan yang mengarah kepada pengumpulan data-data yang diperlukan

    dalam penelitian. Data sekunder berupa daftar responden yang diperoleh melalui

    data Direktorat Kemahasiswaan IPB, HIPMI PT IPB, YOT BNI IPB, IPB EC, dan

    studi literatur baik melalui buku, artikel, maupun internet.

    4.3. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengusaha Institut

    Pertanian Bogor. Pengertian mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor pada

    penelitian ini adalah setiap orang yang menjalankan usaha bisnis nyata,

    mempunyai produk barang atau jasa komersil yang ditawarkan kepada konsumen

    dan masih berstatus sebagai mahasiswa aktif di Institut Pertanian Bogor. Populasi

    penelitian yaitu mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari

    berbagai kelompok populasi. Data populasi mahasiswa pengusaha Institut

    Pertanian Bogor diperoleh dari basis data CDA, basis data HIPMI PT IPB,

    Mahasiswa pengusaha di Pojok BNI YOT IPB 2012, dan mahasiswa pengusaha di

    IPB Entrepreneur Community.

  • 15

    Tabel 1. Kelompok Populasi dan Sampel Penelitian

    No Kelompok Populasi Populasi Sampel

    Sampel

    diolah

    1 Basis data CDA ( WMM dan

    PMW )

    267 133 103

    2 Basis data HIPMI PT IPB 68 56 54

    3 Mahasiswa pengusaha di Pojok

    BNI YOT IPB 2012

    50 37 37

    4 Mahasiswa pengusaha di IPB

    Entrepreneur Community

    58 32 32

    Jumlah total 443 258 226

    Sumber : CDA IPB, HIMPI PT IPB, dan data primer (2012)

    Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 258 yang ditentukan

    dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling artinya bahwa

    penetuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat

    terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini penelitian

    dilakukan terhadap mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Ternyata

    tidak semua orang dalam kelompok populasi adalah mahasiswa pengusaha.

    Sehingga peneliti melakukan pengecekan satu persatu terhadap anggota populasi

    apakah memenuhi kriteria penelitian ataukah tidak. Pengecekan dilakukan secara

    langsung melalui tatap muka dan telepon. Setelah dilakukan pengecekan, terpilih

    258 responden yang akan diberikan kuesioner penelitian. Kuesioner diberikan

    secara langsung secara tatap muka kepada responden dan melalui email.

    Sebanyak 32 kuesioner yang dikirim melalui e-mail tidak kembali kepada peneliti

    karena alasan kesibukan dan alasan sudah lulus dari IPB sehingga tidak masuk

    dalam kriteria sebagai responden. Akhirnya jumlah keseluruhan kuesioner yang

    diolah berjumlah 226 kuesioner.

    4.4. Data dan Instrumentasi

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, alat

    penyimpan data elektronik, dan alat tulis menulis. Sebelum kuesioner diberikan

    kepada responden, maka dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas. Uji validitas

  • 16

    digunakan untuk mengetahui valid tidaknya instrumen pengukuran. Instrumen

    dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang semestinya diukur atau mampu

    mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Valid tidaknya suatu instrumen

    dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya

    pada taraf signifikan 5%. Singarimbun (1989) menyatakan bahwa reliabilitas

    adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya

    atau dapat diandalkan Untuk mengetahui apakah alat ukur reliable atau tidak,

    diuji dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebuah instrumen dianggap

    telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai koefisien

    reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,6.

    Uji validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 30

    orang responden sebagai pengujian awal kuesioner. Hasil uji validitas

    menunjukkan semua pertanyaan valid untuk digunakan dalam penelitian

    (Lampiran 1). Hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan Cronbachs Alpha

    lebih besar dari 0,600 yaitu sebesar 0,752 untuk pertanyaan pengetahuan

    wirausaha, 0,784 untuk pertanyaan sikap wirausaha, dan 0,803 untuk pertanyaan

    tindakan wirausaha. Hal ini berarti semua pertanyaan reliabel untuk digunakan

    dalam penelitian. Setelah melalui tahap uji validitas dan realibilitas, kuesioner

    disebar kepada responden lainnya.

    4.5. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan mulai 6 Mei 2012. Kegiatan ini bertempat di

    kampus IPB Dramaga dan sekitarnya dengan pengisian kuesioner oleh responden,

    studi literatu. Pengisian kuesioner oleh responden dilakukan dengan temu

    langsung dan pengisian lewat e-mail.

    Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan

    masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang

    mempunyai makna dalam menguji hipotesis atau yang mengarah kepada tujuan

    penelitian. Nazir (2005) menjelaskan bahwa setiap pertanyaan merupakan bagian

    dari hipotesis yang diuji, maka secara umum isi dari kuesioner dapat berupa :

    1) Pertanyaan tentang fakta

    2) Pertanyaan tentang pendapat

    3) Pertanyaan tentang persepsi diri.

  • 17

    Penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.

    Pertanyaan tertutup membatasi jawaban responden. Responden diberi suatu

    pertanyaan dengan pilihan jawaban, namun tidak punya kesempatan menulis

    tanggapannya sendiri. Jenis pertanyaan tertutup lainnya ialah pertanyaan dua

    pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi responden karena hanya memungkinkan

    untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah,

    setuju atau tidak setuju. Pertanyaan tertutup digunakan untuk mengetahui hal-hal

    yang mempunyai sedikit alternatif jawaban seperti umur, pendapatan, kepunyaan,

    dan hal lain yang dapat dijawab dengan sedikit alternatif jawaban. Berbeda

    dengan pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka memberikan pilihan bagi

    responden untuk memberikan alternatif jawaban yang bermacam-macam. Mereka

    terbuka dan bebas merespons setiap pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan terbuka

    dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik

    responden. Pertanyaan untuk unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam

    bentuk pertanyaan tertutup benar/salah. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha

    diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban skala likert

    lima kategori mulai dari sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai dan pertanyaan

    untuk unsur tindakan wirausaha berupa pertanyaan ya/tidak.

    4.6. Metode Pengolahan Data

    Ada tiga jenis analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

    Analisis Statistika Deskriptif, Analisis tabel silang, Analisis Korelasi Range

    Spearman, dan Analisis Korelasi Chi-Square.

    4.6.1. Analisis Statistika Deskriptif dan Tabel Silang

    Dalam penelitian ini, Analisis Statistika Deskriptif digunakan untuk

    mendeskripsikan karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha

    Institut Pertanian Bogor. Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah dan

    disajikan dalam bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama.

    Hasil yang diperoleh kemudian dipersentase berdasarkan jumlah responden dan

    tabulasi silang antara karakteristik dan perilaku wirausaha.

    Menurut Nazir (2005), nilai pusat digunakan untuk mewakili keseluruhan

    skor yang terdapat dalam data. Jenis ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-

  • 18

    rata hitung (mean). Mean adalah kecenderungan tengah yang memberikan

    gambaran umum dari suatu seri pengamatan. Rata-rata hitung dapat dirumuskan

    sebagai berikut:

    =

    Keterangan : = nilai rata-rata

    i = Pengamatan ke-i

    N = jumlah data

    Menurut Nazir (2005), pembagian klasifikasi penilaian untuk pengetahuan,

    sikap, tindakan, dan perilakau, dapat dilakukan dengan formulasi sebagai berikut :

    =R

    Keterangan:

    = besar interval kelas

    R = range

    k = jumlah interval kelas

    Tabel 2. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner

    No Range skor

    pengetahuan

    Range skor

    sikap

    Range skor

    tindakan

    Range skor

    perilaku

    Kriteria

    1 0-20 20-36 0-20 20-76 Sangat

    rendah

    2 20-40 36-52 20-40 76-132 Rendah

    3 40-60 52-68 40-60 132-188 Sedang

    4 60-80 68-84 60-80 188-244 Tinggi

    5 80-100 84-100 80-100 244-300 Sangat tinggi

    Skor untuk pengetahuan dan tindakan wirausaha dilakukan dengan nilai

    tertinggi 100 dan terendah 0 sedangkan pemberian skor untuk sikap wirausaha

    nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 10 karena pengetahuan diukur dengan skala

    likert. Skor perilaku wirausaha adalah penjumlahan dari skor pengetahuan, sikap,

    dan tindakan dengan skor tertinggi 300 dan skor terendah 20. Kriteria penilaian

    skor secara rinci ditunjukkan pada Tabel 2.

  • 19

    Analisis tabel silang dilakukan untuk menghubungkan variabel

    karakteristik dengan variabel perilaku. Dengan melakukan analisis ini, dapat

    diketahui perbedaan tinggi rendahnya perilaku wirausaha pada masing-masing

    karakteristik. Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan total skor rata-rata

    perilaku yang diperoleh dari hasil pengolahan kuesioner penelitian.

    4.6.2 . Analisis Chi-Square dan Range Spearman

    Nazir (2005) menyatakan bahwa uji Chi-square digunakan untuk menguji

    apakah beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak. Uji

    tersebut berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai

    distribisi yang sama. Secara umum, uji Chi-Square digunakan dalam penelitian

    untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara

    beberapa populasi. Sedangkan Analisis Korelasi Rank Spearman digunakan jika

    pengamatan dari dua variabel minimal dalam bentuk skala ordinal .

    Analisis Korelasi Chi-Square dan Rank Spearman digunakan untuk

    mengetahui hubungan antara karakteristik mahasiswa pengusaha Institut

    Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya. Variabel karakteristik yang

    berupa data kategori seperti jenis kelamin, fakultas, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu,

    jenis usaha, dan sumber modal dapat dianalisis menggunakan uji Chi-Square.

    sementara variabel lainnya seperti IPK, penghasilan per bulan, lama usaha, dan

    keikutsertaan dalam komunitas kewirausahaan yang merupkan data ordinal

    menggunakan uji Korelasi Range Spearman .

  • 20

    V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    5.1. Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor

    Cikal bakal Institut Pertanian Bogor (IPB) diawali dengan adanya lembaga

    pendidikan tinggi sebagai kelanjutan dari lembaga pendidikan menengah dan

    tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20 di

    Bogor. Lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middlebare

    Landbouw School, Middlebare Bosbouw School, dan Nederlandsch Indische

    Veeartsen School.

    Landbouw Hogenschool dibuka kembali dengan nama Faculteit voor

    Landbouw-wetwnschappen sebagai kelanjutan Landbouw Hogenschool yang

    mempunyai jurusan Pertanian dan Kehutanan pada tahun 1947. Kemudian

    Faculteit voor Landbouw-wetenschappen berubah nama menjadi Fakultas

    Pertanian UI dengan tiga jurusan yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam, dan

    Kehutanan pada tahun 1950 serta dibentuk jurusan Perikanan Darat pada tahun

    1957. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan

    (PTIP) Nomor 91 tahun 1963, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan,

    Fakultas Peternakan UI melepaskan diri menjadi Institut Pertanian Bogor pada

    tanggal 1 September 1963.2

    Awalnya IPB hanya terdiri dari lima fakultas yaitu Fakutas Pertanian,

    Fakultas Kehutanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan, dan

    Fakultas Perikanan. IPB berkembang menjadi enam fakultas dengan didirikannya

    Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian pada tahun 1964 yang saat ini

    bernama Fakultas Teknologi Pertanian. Sekolah pascasarjana pertama di

    Indonesia dibuka di IPB yang pada tahun 1980 diresmikan menjadi Fakultas

    Pascasarjana IPB. Fakultas Pascasarjana IPB beralih status menjadi Program

    Pendidikan Pascasarjana dengan terbitnya PP 30/1990.3

    Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Sains dan Matematika pada

    tahun 1981 dan berubah nama menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam pada tahun 1983. IPB mulai menyelenggarakan Program

    2Tahap Embrional http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-embrional-step [ diakses pada 16

    September 2012] 3Loc.cit

  • 21

    Diploma Pada tahun 1979 dan menjadi Fakultas Politeknik Pertanian pada tahun

    1980. IPB membuka program pendidikan pascasarjana professional setingkat S2

    dalam bidang Manajemen Agribisnis pada tahun 1992.

    Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    pada tahun 2000. IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai

    Badan Hukum Milik Negara pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan

    Pemerintah Nomor 154. IPB mulai menerapkan Kurikulum sistem mayor minor

    karena sesuai dengan Kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan

    kurikulum program pendidikan. Kurikulum ini mulai berlaku bagi mahasiswa

    tahun masuk 2005/2006. Akhirnya IPB membentuk fakultas baru dengan nama

    Fakultas Ekologi Manusia pada tahun 2006.4

    5.2. Lokasi Kampus IPB

    Institut Pertanian Bogor memiliki lima Kampus yang tersebar di beberapa

    lokasi yaitu:

    1. Kampus IPB Darmaga seluas 267 Ha digunakan sebagai kantor rektorat dan

    pusat kegiatan belajar-mengajar S1, S2 dan S3.

    2. Kampus IPB Baranangsiang Bogor seluas 11,5 Ha digunakan sebagai pusat

    kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat serta pendidikan

    pascasarjana eksekutif.

    3. Kampus IPB Taman Kencana Bogor seluas 3.4 Ha yang direncanakan untuk

    pendirian rumah sakit internasional.

    4. Kampus IPB Gunung Gede Bogor seluas 14.5 Ha sebagai pusat kegiatan

    pendidikan manajemen dan bisnis yang dilengkapi dengan techno-park.

    5. Kampus IPB Cilibende Bogor seluas 3.2 Ha sebagai pusat kegiatan

    pendidikan vokasional diploma.

    Institut Pertanian Bogor memiliki 385 laboratorium fisik dan 12 Lahan

    Percobaan untuk membekali keterampilan mahasiswa dalam bentuk "hands on

    practical training" yang tersebar di daerah Darmaga (33 Ha), Sukamantri (39.13

    Ha), Sindangbarang (937 Ha), Pasir Kuda (1.86 Ha), Tajur (20.42 Ha), Babakan

    (10.51 Ha), Jonggol-Kabupaten Bogor (268.74 Ha), Pasir Sarongge-Cianjur (7.13

    4Tahap Pendewasaan http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-maturation-phase ( Diakses pada 16

    September 2012]

  • 22

    Ha), Gunung Walat (350 Ha) danPelabuhan Ratu-Sukabumi (5.23 Ha), Ancol-

    Jakarta (0.2 Ha), Pulau Tinjil-Pandeglang (600 Ha). Terdapat UPT Bahasa dan

    UPT Lab Terpadu yang digunakan untuk praktikum mahasiswa dan wahana

    penelitian untuk mahasiswa S1, S2, S3 maupun dosen IPB. Institut Pertanian

    Bogor memiliki perpustakaan yang terkatagori 5 besar di Indonesia dan

    dilengkapi dengan IPB electronic library semuanya untuk melayani informasi

    yang lengkap dan mutakhir kepada mahasiswa. 5

    Institut Pertanian Bogor menyediakan asrama mahasiswa bagi mahasiswa

    tingkat persiapan bersama dengan kapasitas 3000 orang. Di sekeliling kampus

    terdapat Bank dan ATM, Poliklinik, sarana ibadah, bus keliling kampus dan track

    sepeda kampus semuanya untuk mempermudah aktivitas warga IPB. Kampus juga

    menyediakan Gymnasium, Pusat Kegiatan Mahasiswa, dan Gedung Olah Raga

    untuk menunjang pengembangan bakat dan minat.

    5.3. Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor

    Visi Institut Pertanian Bogor adalah Menjadi perguruan tinggi berbasis

    riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta

    berkarakter kewirausahaan.

    Misi Institut Pertanian Bogor adalah :6

    1) Menyelengarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan

    kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya

    saing bangsa.

    2) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan

    masyarakat agraris dan bahari pada masa sekarang dan kecenderungan

    pada masa yang akan datang.

    3) Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter

    kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

    4) Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan

    hak asasi manusia.

    5 Lokasi Kampus http://ipb.ac.id/about/campus-location [ Diakses pada 16 September 2012]

    6 Visi dan Misi http://ipb.ac.id/about/vision-and-mission [ Diakses pada 16 September 2012]

  • 23

    5.4. Motto dan Tujuan Institut Pertanian Bogor

    Motto Institut Pertanian Bogor adalah Mencari dan Memberi yang

    Terbaik.

    Tujuan dari Institut Pertanian Bogor adalah:

    1) Menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan fokus

    menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dan kompetitif.

    2) Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terintegrasi sehingga

    menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi yang bermutu

    dan bermanfaat bagi masyarakat.

    3) Meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan bantuan/subsidi

    bagi pendidikan mahasiswa.

    4) Meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun ketangguhan

    institut.

    5) Menguatkan sistem manajemen untuk menyempurnakan sistem

    manajemen institut dalam rangka mencapai kesehatan organisasi.

  • 24

    VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

    6.1. Karakteristik Mahasiswa Pengusaha Institut Pertanian Bogor

    Karakteristik responden yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

    jenis kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang

    digeluti, sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan

    keikutsertaan dalam komunitas kewirausahaan. Karakteristik responden yang

    diteliti dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi pihak-pihak yang

    membutuhkan informasi mengenai karakteristik mahasiswa pengusaha Institut

    Pertanian Bogor.

    Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Institut Pertanian

    Bogor yang mempunyai kegiatan bisnis atau yang sedang menjalankan usahanya.

    Jumlah responden yang diberikan kuesioner berjumlah 258 mahasiswa. Akan

    tetapi kuesioner yang terkumpul dan diolah sebagai data sebanyak 226 kuesioner.

    Hal ini disebabkan kendala yang dihadapi saat mengumpulkan kembali kuesioner

    dari para responden. Sebanyak 12 responden sudah lulus dan sisanya sebanyak 20

    responden tidak mengembalikan kuesioner penelitian dengan alasan yang

    berbeda-beda. Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai karakteristik

    mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor.

    6.1.1. Jenis Kelamin

    Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 226 mahasiswa

    pengusaha. Responden laki-laki berjumlah 155 orang dengan persentase sebesar

    68,6 persen dan responden perempuan berjumlah 71 orang dengan persentase

    sebesar 31,4 persen. Data ini menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki lebih

    banyak yang berwirausaha dari pada mahasiswa perempuan. Perempuan lebih

    sedikit yang tertarik berwirausaha saat mahasiswa karena perempuan lebih

    memilih fokus pada kuliah daripada merintis usaha saat mahasiswa yang menurut

    mereka akan menyita banyak waktu dan tenaga. Berbeda dengan laki-laki yang

    memilih berwirausaha sejak mahasiswa, mereka memilih menjadi wirausaha sejak

    mahasiswa karena ingin hidup mandiri dan sudah mempunyai penghasilan yang

    layak saat lulus perguruan tinggi.

  • 25

    Tabel 3. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis

    Kelamin

    No Jenis Kelamin Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 Laki-laki 155 83,05 81,30 81,08 245,43

    2 Perempuan 71 81,64 82,70 83,07 247,41

    Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Kuesioner Penelitian Diolah (2012)

    Tabel 3 menunjukkan bahwa skor rata-rata perilaku wirausaha mahasiswa

    pengusaha perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Walaupun perbedaan kecil, hal

    ini menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mampu

    mempunyai perilaku wirausaha yang baik. Hal ini karena kemajuan teknologi dan

    informasi yang sangat canggih, akses informasi yang bisa diakses siapapun tanpa

    batasan jenis kelamin. Bahkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

    perempuan mempunyai perilaku yang lebih tinggi dalam sikap dan tindakan. Hasil

    ini tidak mengherankan, terbukti banyak bermunculan saat ini pengusaha wanita

    yang sukses. Maraknya bisnis online sangat berpengaruh terhadap gaya dan cara

    dalam berbisnis. Banyak sekali pelaku bisnis online wanita yang menjual

    produknya seperti aneka baju muslim, aksesoris wanita, kosmetik, hingga obat-

    obatan herbal secara online.

    6.1.2. Fakultas

    Tabel 4 menunjukkan bahwa fakultas teknologi pertanian mempunyai

    mahasiswa yang berwirausaha paling banyak sebesar 52 orang atau sekitar 23

    persen dari total responden. Disusul oleh fakultas ekonomi dan manajemen

    sebesar 41 orang atau sebesar 18 persen. Fakultas pertanian di urutan ketiga

    dengan jumlah mahasiswa yang berwirausaha berjumlah 33 orang atau sebesar 15

    persen. Fakultas peternakan berjumlah 27 mahasiswa wirausaha atau sebesar 13

    persen.

    Hasil data ini menunjukkan bahwa semangat untuk berwirausaha tidak

    hanya berasal dari fakultas yang langsung berkaitan dengan mata kuliah

    kewirusahaan seperti fakultas Ekonomi dan Manajemen melainkan juga berasal

    dari fakultas lain seperti fakultas Teknologi Pertanian dengan jumlah responden

    terbesar yaitu 23 persen. Skor rata-rata perilaku wirausaha hampir sama di setiap

  • 26

    fakultas. Hal ini bisa terjadi karena pada masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB)

    seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor memperoleh mata kuliah wajib

    kewirausahaan. Selain itu, iklim kewirausahaan yang tumbuh subur di Institut

    Pertanian Bogor dengan adanya program-program kewirausahaan seperti seminar,

    workshop, dan pelatihan kewirausahaan juga mendukung mahasiswa untuk

    berwirausaha tanpa adanya batasan fakultas.

    Tabel 4. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Fakultas

    No Fakultas Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 Pertanian 34 83,38 81,24 80,15 244,77

    2 Kedokteran

    Hewan

    10 83,00 81,20 82,50 246,70

    3 Perikanan dan

    ilmu Kelautan

    17 83,50 82,90 82,40 248,80

    4 Peternakan 29 82,20 81,70 82,80 246,70

    5 Kehutanan 5 84,20 82,70 80,80 247,70

    6 Teknologi

    Pertanian

    52 82,10 80,50 81,20 243,80

    7 Matetamatika

    dan IPA

    24 83,40 82,90 84,00 250,30

    8 Ekonomi dan

    Manajemen

    40 82,60 81,70 81,60 245,90

    9 Ekologi

    Manusia

    15 78,30 83,9 80,30 242,50

    Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Kuesioner Penelitian Diolah (2012)

    Skor perilaku tertinggi berasal dari fakultas matematika dan IPA, hal ini

    karena terlihat dari daftar responden bahwa mahasiswa pengusaha yang berasal

    dari fakultas matematika dan IPA sebagian besar sudah memulai usahanya lebih

    dari satu tahun. Hal ini berkaitan dengan penjelasan selanjutnya mengenai lama

    usaha dimana semakin lama seseorang menjalani kegiatan usaha, maka semakin

    tinggi perilaku wirausahanya.

  • 27

    6.1.3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

    Hasil data yang terkumpul menunjukkan bahwa mahasiswa Institut

    Pertanian Bogor yang berwirausaha mempunyai prestasi akademik cukup baik.

    Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa persentase terbesar sebesar 37,2

    persen mahasiswa wirausaha mempunyai IPK antara 2,50 sampai 3,00.

    Sementara sebanyak 29,2 persen wirausaha mahasiswa mempunyai IPK antara

    3,00 sampai 3,50. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.

    Tabel 5. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan IPK

    No IPK Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 < 2,00 1 80,00 76,00 80,00 236,00

    2 2,00 2,50 33 83,10 80,10 81,00 244,20

    3 2,50 3,00 84 82,00 81,70 81,50 245,20

    4 3,00 3,50 66 82,80 82,60 82,60 248,00

    5 >3,50 42 83,10 82,30 81,70 247,10

    Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Data Primer (2012)

    Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa mengenai

    kewirausahaan sudah mulai berubah. Dulu, kewirausahaan atau profesi sebagai

    wirausaha identik dengan orang yang gagal akademik atau kurang pintar di kelas.

    Akan tetapi saat ini, wirausaha banyak menjadi pilihan bagi mahasiswa yang juga

    berprestasi secara akademik di kelas. Hal ini juga merupakan dampak dari

    gencarnya program-program kewirausahaan yang dilakukan pemerintah dan juga

    IPB untuk meningkatkan jumlah wirausaha melalui seminar-seminar dan

    pelatihan bisnis.

    Skor rata-rata perilaku wirausaha mempunyai kecenderungan naik seiring

    dengan kenaikan IPK responden walaupun kembali turun pada kelompok terakhir

    yaitu IPK diatas 3,5. Bagaimanapun juga, kemampuan kognitif tidak boleh

    disepelekan oleh seorang pengusaha apalagi oleh seorang mahasiswa pengusaha.

    Karena selain sebagai pengusaha, mahasiswa pengusaha juga mempunyai

    kewajiban untuk menuntut ilmu dan mengikuti pelajaran di kampus IPB.

  • 28

    6.1.4. Pekerjaan Ayah

    Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan ayah mahasiswa

    pengusaha IPB adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebesar 35,8 persen,

    diikuti oleh profesi sebagai pegawai swasta sebesar 27,9 persen. Hal ini

    menunjukkan bahwa profesi ayah tidak berpengaruh terhadap keputusan

    mahasiswa wirausaha Institut Pertanian Bogor untuk mengikuti jejak profesi sang

    ayah.

    Tabel 6. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan

    Ayah

    No Pekerjaan Ayah Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 PNS 81 83,60 81,10 81,00 245,70

    2 Pegawai Swasta 63 82,40 81,80 82,70 246,90

    3 Wirausaha 39 81,50 81,00 81,60 244,10

    4 Petani 12 80,00 83,30 75,80 239,10

    5 Tidak bekerja 11 82,90 80,40 82,90 246,20

    6 Lainnya 20 80,70 82,10 82,70 245,50

    Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Data Primer (2012)

    Hasil ini menunjukkan bahwa responden ingin melakukan hal yang

    berbeda dengan memilih profesi yang berbeda dengan profesi sang Ayah. Selain

    itu, dengan berwirausaha responden ingin merubah kehidupan ke arah yang lebih

    baik dengan penghasilan yang lebih besar serta kebebasan dalam mengelola

    waktu.

    Skor rata-rata perilaku wirausaha hampir sama di setiap profesi sang ayah.

    Skor tertinggi berada pada profesi ayah sebagai pegawai swasta dan ayah yang

    tidak bekerja. Kondisi ayah yang sangat sibuk bekerja sebagai pegawai swasta

    sehingga tidak mempunyai waktu bagi keluarga, mungkin menjadi motivasi bagi

    responden untuk lebih bersemangat dalam berwirausaha, sehingga semakin cepat

    mencapai kebebasan dalam pengelolaan waktu. Kondisi ayah yang tidak bekerja

    menjadi semangat dan motivasi untuk merubah kehidupan yang lebih dengan

    berwirausaha.

  • 29

    6.1.5. Pekerjaan Ibu

    Tabel 7 menunjukkan bahwa pekerjaan Ibu responden yang paling besar

    adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 74 orang atau sebesar 32,7

    persen. Disusul kemudian yang tidak bekerja sebanyak 56 orang atau sebesar 24,8

    persen. Hasil ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tidak mempengaruhi

    keputusan responden untuk mengikuti jejak profesi sang ibu.

    Seperti pada karakter pekerjaan ayah, responden memilih berwirausaha

    karena ingin melakukan hal berbeda yang lebih bermanfaat dengan menciptakan

    lapangan pekerjaan serta keinginan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan

    penghasilan yang lebih besar dan kebebasan pengelolaan waktu.

    Tabel 7. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan

    .Ibu

    No Pekerjaan Ibu Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 PNS 74 82,00 80,80 80,60 243,40

    2 Pegawai

    Swasta

    32 83,60 84,30 83,60 251,50

    3 Wirausaha 45 80,80 81,50 82,00 244,30

    4 Petani 11 85,00 82,30 80,40 247,70

    5 Tidak bekerja 56 84,40 81,70 82,30 248,40

    6 Lainnya 8 78,80 80,50 80,60 239,90

    Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Data Primer (2012)

    Skor rata-rata perilaku wirausaha yang menarik di sini adalah skor rata-

    rata sikap pada profesi ibu sebagai pegawai swasta yang mempunyai perbedaan

    cukup besar dibandingkan skor rata-rata yang lain. Kondisi ibu yang sangat sibuk

    bekerja sebagai pegawai swasta membuat ibu tidak mempunyai waktu banyak

    bagi keluarga. Hal ini bisa menjadi motivasi bagi responden untuk lebih

    bersemangat dalam berwirausaha sehingga lebih cepat mencapai kebebasan dalam

    pengelolaan waktu.

  • 30

    6.1.6. Jenis Usaha

    Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dari semua fakultas yang ada

    mempunyai kompetensi dasar dalam ilmu pertanian. Kompetensi dasar ini

    diberikan sejak awal di waktu Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan ditambah di

    fakultas masing-masing. Hal ini sedikit banyak juga mempengaruhi terhadap jenis

    usaha yang dilakukan oleh mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Selain

    itu, bidang pertanian memang mencakup bidang yang luas mulai dari pertanian

    pangan hingga pertanian non pangan, bidang usaha hulu hingga bidang usaha

    hilir. Tabel 8 menunjukkan bahwa jenis usaha yang dilakukan oleh responden

    sebagian besar berada di bidang pertanian. Data selengkapnya dapat dilihat pada

    Tabel 8.

    Bidang usaha pertanian adalah bidang usaha luas yang mencakup segala

    jenis kegiatan bisnis mulai dari hulu sampai kegiatan bisnis hilir. Institut Pertanian

    Bogor mendirikan fakultas dari A sampai I dalam rangka memberikan

    kompetensi yang lengkap mulai dari hulu sampai hilir. Masing-masing

    kompetensi khusus yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peluang bisnis yang

    dapat dikembangkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan.

    Tabel 8. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis Usaha

    No Jenis Usaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 Pertanian 134 82,60 81,50 81,30 245,40

    2 Non

    Pertanian

    92 82,70 82,10 82,30 247,10

    Total/Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Data Primer (2012)

    Skor rata-rata perilaku wirausaha responden yang mempunyai usaha di

    bidang pertanian dengan responden yang berwirausaha di bidang non pertanian

    hampir sama. Semua bisnis mempunyai karakter dan tingkat kesulitan masing-

    masing. Kesuksesan atau kegagalan bisnis tidak semata-mata bergantung kepada

    jenis usaha yang dijalankan, tetapi sangat bergantung kepada baik buruknya

    pengelolaan suatu bisnis.

  • 31

    6.1.7. Sumber Modal Usaha

    Modal usaha merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan

    sebuah usaha. Meskipun modal bukanlah syarat utama untuk memulai dan

    menjalankan usaha, tetapi keterbatasan modal akan menjadi masalah serius bagi

    pengusaha jika pelaku usaha tidak mengetahui sumber mendapatkan modal

    tersebut. Sebagai pelaku usaha, mahasiswa wirausaha Institut Pertanian Bogor

    membutuhkan modal untuk menjalankan usahanya. Tabel 9 menunjukkan sumber

    modal yang didapatkan oleh responden.

    Sebagian besar responden memperoleh sumber modal dari investor

    terdekat seperti temen dekat dan keluarga dengan sistem bagi hasil. Jumlah

    responden dengan pembiayaan investor berjumlah 97 orang atau sebesar 42,9

    persen. Responden memilih mendapatkan modal dari investor karena cara ini

    adalah cara paling mudah untuk mendapatkan modal yang lumayan besar dengan

    syarat-syarat yang tidak sulit.

    Tabel 9. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Sumber

    Modal Usaha

    No Sumber Modal Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 Sendiri 52 82,70 81,70 81,70 246,10

    2 Investor

    (Kerabat,

    keluarga, teman,

    dll)

    97 81,80 81,50 80,80 244,10

    3 Dana Hibah

    (PKMK, PMW)

    28 83,90 81,00 84,30 249,20

    4 Lembaga

    Keuangan

    (Bank, BPR, dll)

    1 80,00 75,00 80,00 235,00

    5 Lainnya

    (perlombaan,

    patungan)

    48 83,60 82,90 82,10 248,60

    Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Data Primer (2012)

  • 32

    Sumber modal kedua dan ketiga berasal dari diri sendiri dan patungan

    dengan teman atau kolaborasi yaitu sebesar 23 persen dan 21,2 persen. Sebanyak

    12,4 persen responden memperoleh modal dari dana hibah. Responden ini adalah

    mahasiswa yang mengawali usahanya dari keikutsertaan dalam program

    Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Mahasiswa

    Wirausaha (PMW CDA IPB) yang sampai saat ini bertahan dan terus berjalan.

    Responden dalam kategori ini mempunyai skor rata-rata perilaku tertinggi karena

    mahasiswa pengusaha yang mengikuti program ini mendapatkan pelatihan secara

    intensif dari pihak bank mandiri serta adanya mekanisme controling terhadap

    kegiatan bisnis yang dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Pendanaan

    usaha melalui lembaga keuangan berada pada urutan yang terakhir, karena

    mahasiswa mengalami kendala syarat-syarat pendanaan dan administrasi sehingga

    kucuran dana yang diperoleh mahasiswa dari lembaga keuangan masih sangat

    sulit.

    6.1.8. Lama Usaha

    Pengalaman tidak akan bisa dibeli dengan uang. Kata-kata tersebut berarti

    bahwa pengalaman dalam berusaha sangatlah penting dalam keberhasilan sebuah

    usaha. Pengalaman dalam berwirausaha dapat diukur dengan lamanya usaha.

    Semakin lama pelaku usaha menjalankan usahanya, maka semakin banyak ilmu

    dan pengetahuan yang diperoleh tentang bidang usaha yang digeluti. Tabel berikut

    ini memperlihatkan secara lengkap sebaran responden berdasarakan lama usaha

    yang dilakukan.

    Tabel 10. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Lama

    Usaha

    No Lama Usaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 < 1 tahun 135 80,80 81,50 80,10 242,40

    2 1 2 tahun 67 84,60 82,20 83,30 250,10

    3 >2 tahun 24 86,90 82,40 85,80 255,10

    Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Data Primer (2012)

  • 33

    Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu

    sebesar 59,7 persen baru memulai usahanya dan masih berjalan kurang dari satu

    tahun. Sebesar 29,6 persen mahasiswa telah menjalankan usahanya selama rentan

    waktu satu sampai dua tahun. Sedangkan mahasiswa yang telah menjalankan

    usahanya selama lebih dari dua tahun sebesar 10,6 persen atau sebanyak 24 orang

    mahasiswa. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden

    adalah sebagai pemula dalam bisnis. Masa awal memulai bisnis adalah masa yang

    paling sulit dalam mendirikan suatu bisnis.

    Berdasarkan Tabel 10 terlihat jelas bahwa skor rata-rata perilaku

    responden mengalami kenaikan sesuai dengan lama usahanya. Semakin lama

    responden dalam berwirausaha, maka semakin tinggi perilaku wirausahanya.

    Perbedaan yang sangat jelas terdapat pada pengetahuan, tindakan, dan perilaku

    wirausaha responden.

    6.1.9. Penghasilan Usaha per Bulan

    Besarnya jumlah penghasilan pelaku usaha merupakan salah satu indikator

    keberhasilan sebuah usaha. Penghasilan yang dimaksud di sini adalah penghasilan

    bersih yang diterima oleh pengusaha selama satu bulan. Sebagai pelaku usaha,

    mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor juga mempunyai penghasilan

    yang berbeda-beda jumlahnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11.

    Tabel 11. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan

    .Penghasilan Usaha per Bulan

    No Penghasilan Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

    1 < 1 juta 119 82,50 81,50 81,80 245,80

    2 1 juta 3 juta 61 82,70 82,00 80,70 245,40

    3 3 juta 6 juta 32 82,30 82,20 82,70 247,20

    4 >6 juta 14 85,00 82,20 84,20 251,40

    Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05

    Sumber : Data Primer (2012)