Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMIPREEKLAMPSIA DI RSUD KOTA KENDARI
PERIODE 2016/2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Jurusan Kebidanan Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
ST. ARIYANTI ARIFIN LP00324015077
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D-III KEBIDANAN2018
111
222
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
Nama : ST. Ariyanti Arifin L
Tempat, tanggal lahir : Desa Lamboo, 23 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia
Alamat : Desa Lamboo, Kec Moramo
B. PENDIDIKAN
1. SD Moramo Cempedak Kec Laonti, Tamat Tahun 2009.
2. SMP 4 Moramo, Tamat Tahun 2012.
3. SMA 5 Moramo, Tamat Tahun 2015.
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-III Kebidanan Tahun 2015
sampai sekarang.
Foto
4
ABSTRAK
IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMILDI RSUD KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
ST. Ariyanti Arifin L 1, Sitti Aisa2, Yustiari, SST, M.Kes 2
Latar Belakang : Indonesia merupakan Negara di Asia Tenggara dengan angkakematian ibu dan perinataltertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikanpelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruhdan lebih bermutu. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut SDKI tahun2012 tercatat mencapai 349 kematian per 100 ribu kelahiran hidup meningkatdibandingkan tahun 2007 yang hanya mencapai 228 kematian per 100 ribukelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan(28%), hipertensi dalam kehamilan (24%), dan infeksi (11%).Tujuan Penelitian: Untuk mengidentifikasi Karakteristik ibu hamil yangmengalami Preeklampsia RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017.Metode Penelitian :Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitiandeskriptif yang dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengantujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa Ibu hamil yang mengalamipreeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai umur >35 tahun yakni46,1%, mempunyai graviditas ≥IV yakni 38,2% dan graviditas I yakni 32,9% dandengan pendidikan rendah yakni 39,5%.Saran:Ibu hamil khususnya ibu hamil yang beresiko tinggi agar rajinmemeriksakan diri secara teratur ke rumah sakit, puskesmas, ataupun pusat-pusat layanan kesehatan terdekat.Kata Kunci:Preeklampsia (umur, graviditas, pendidikan).
1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
5
ABSTRACT
IDENTIFICATION OF HYPEREMESIS GRAVIDARUM EVENTS IN PREGNANTWOMEN IN RSUD KOTA KENDARI PROVINCE OF TENGGARA SULAWESI
ST. Ariyanti Arifin L 1, Sitti Aisa2, Yustiari, SST, M.Kes2
Background: Indonesia is a country in Southeast Asia with the highest maternaland perinatal mortality rates, which means that the ability to provide healthservices still requires comprehensive and more quality improvement. Thematernal mortality rate (MMR) in Indonesia according to the 2012 IDHS was 349deaths per 100 thousand live births, compared to 2007, which only reached 228deaths per 100,000 live births. The main causes of maternal mortality inIndonesia are bleeding (28%), hypertension in pregnancy (24%), and infection(11%).ResearchObjectives: To identify the characteristics of pregnant women whoexperienced preeclampsia in the Kendari City General Hospital 2016/2017period.ResearchMethod: The type of research that will be used is descriptive researchwhich is intended to describe variables that are in accordance with the objectiveof the research about a situation objectively.Results: The results showed that most pregnant women who experiencedpreeclampsia in mothers who had age> 35 years were 46.1%, had gravidity ≥IVthat is 38.2% and gravidity I was 32.9% and with low education namely 39.5%.
Suggestion: Pregnant women, especially pregnant women who are at high risk sothat they are diligently checked regularly to hospitals, health centers, or nearesthealth centers.Keywords: Preeclampsia (age, gravidity, education).
1. Students of the Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery2. Lecturer of Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis.Sungguh
hanya Allah-lah yang berkehendak sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Karakteristik Ibu yang mengalami
Preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
banyak mengalami tantangan dan hambatan. Namun, dengan segala
usaha dan doa serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Melalui
kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati ingin
mengucapkan terima kasih kepada pembimbing I Ibu Sitti Aisa, Am.Keb,
S.Pd, M.Pd dan pembimbing II Ibu Yustiari, SST, M.Kes dan semua pihak
yang telah mendukung dan memberikan bantuan baik moril maupun
materil. Teristimewa kepada yang terhormat:
1. Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Ibu Aswita, S.Si.T, MPH, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
7
4. Ibu dr. Hj. Asrida Mukaddim, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
5. DR. Nurmiaty, S.Si.T, MPH, Arsulfa, S.Si.T, M.Keb, Heyrani, S.Si.T,
M.Kessebagai penguji Karya Tulis Ilmiah atas saran dan kritik untuk
kelengkapan Karya Tulis Ilmiah.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari yang telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan
selama penulis mengikuti pendidikan.
Kekurangan dan kesalahan sebagai insan biasa tercermin dalam
wujud Karya Tulis Ilmiah ini yang masih jauh dari kesempurnaan.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya.
Kendari, Agustus 2018
Penulis
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………. iv
ABSTRAK………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR…………………………………………………… vi
DAFTAR ISI...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... x
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian............................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka................................................................... 9
B. Landasan Teori................................................................... 37
C. Kerangka Teori.................................................................... 39
D. Kerangka Konsep................................................................ 40
9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian......................................... 41
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................. 41
C. Populasi dan Sampel........................................................... 41
D. Variabel Penelitian.............................................................. 42
E. Definisi Operasional............................................................ 42
F. Instrumen Penelitian............................................................ 42
G. Jenis dan Sumber Data………...………………................... 43
H. Pengelolahan dan Penyajian Data...................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………
B. Hasil………………………………………………………………...
C. Pembahasan ………………………………………………………
44
49
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………… 55
B. Saran ……………………………………………………………… 56
DAFTAR PUSTAKA
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori Karakteristik Ibu Hamil yang
Mengalami Preeklampsia di RSUD Kota Kendari
Periode 2016/2017……………………………………… 39
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Karakteristik Ibu Hamil yang
mengalami Preeklampsia di RSUD Kota Kendari
Periode 2016/2017……………………………………… 40
11
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Data Ketenagaan RSUD Kota Kendari
tahun2018.……………………………………………… 47
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Menurut Umur Ibu di RSUD Kota KendariPeriode
2016/2017…………………………………………………. 49
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Menurut Graviditas Ibu di RSUD Kota Kendari Periode
2016/2017…………………………………………………. 50
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Preeklampsia
Menurut PendidikanIbu di RSUD Kota KendariPeriode
2016/2017……………………………………….. 51
12
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian
2. Surat Izin Meneliti
3. Surat Keterangan telah Meneliti
4. Master Tabel Penelitian
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin
adalah preeklampsia. Preeklampsia sampai sekarang masih menjadi
salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian ibu dan bayi di
seluruh dunia (Sibai, 2000). Kematian dan kesakitan ibu masih
merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang.
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara
memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa,
Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka
kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per
100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup,
Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000
kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,
2014).
Indonesia merupakan Negara di Asia Tenggara dengan
angka kematian ibu dan perinataltertinggi, yang berarti kemampuan
untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan
yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Angka kematian ibu (AKI)
di Indonesia menurut SDKI tahun 2012 tercatat mencapai 349
2
kematian per 100 ribu kelahiran hidup meningkat dibandingkan tahun
2007 yang hanya mencapai 228 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan (28%),
hipertensi dalam kehamilan (24%), dan infeksi (11%) (Depkes, 2008).
Selain itu, tingginya angka kematian ibu dan bayi juga
disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekuensi
pemeriksaan antenatal careyang tidak teratur. Kunjungan
antenatalyang pertama sangat penting karena merupakan kesempatan
pertama untuk menilai keadaan kesehatan ibu dan janin sekaligus juga
menentukan kualitas interaksi antara pelaksana pelayanan dengan ibu
sebagai klien. Pemeriksaan kehamilan selanjutnya sama pentingnya
dengan pemeriksaan pertama. Pemeriksaan yang dilakukan secara
teratur akan memberikan kesempatan untuk menemukan kelainan
secara dini serta perkembangan dari keadaan dan keluhan pada
kunjungan sebelumnya. Oleh karena itu, ibu hamil memerlukan
pemantauan selama kehamilannya (Wiknjosastro, 2010).
Preeklamsia merupakan keadaan dimana tekanan darah
lebih dari 140/90mmHg disertai dengan protein dalam urine pada usia
kehamilan diatas 20 minggu, pada wanita yang tidak memiliki riwayat
hipertensi sebelumnya. Tidak semua kasus pre eklamsia ditemukan
bersamaan dengan gejala edema, sehingga diagnose pre eklamsia
ditentukan dari peningkatan tekanan darah dan hasil pemeriksaan
protein urine (Alam, 2012).
3
Faktor-faktor penyebab preeklampsia merupakan suatu hal
yang cukup kompleks yang digolongkan berdasarkan pada faktor
reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan, dan sosial
ekonomi, adapun faktor-faktor lain terjadinya preeklampsia yaitu faktor
gizi, paritas tinggi, serta melahirkan terlalu muda dan usia lanjut pada
ibu hamil (Angsar, 2009).
Beberapa peneliti telah menganalisa hubunganumur,
pendidikan dan graviditas dengan kejadian preeclampsia pada ibu
hamil. Rizki Meysita (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Usia dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di
RSUD Wonosari Tahun 2013” mendapatkan bahwa ada hubungan
usia dengan kejadian preeklampsia yang ditunjukkan dengan nilai
p=0,006 dan nilai OR yakni 2,654.
Hasil Penelitian Utami Eka Novaliasari (2014)didapatkan
bahwa kurang dari setengah responden mengalami preeklampsi berat
berpendidikan SMP yaitu sebanyak 42 responden (27,2%) dan
sebagian kecil responden tidak sekolah pengalami pre eklampsi ringan
yaitu sebanyak 15 responden (9,7%). hasil analisis uji chi square
dengan tingkat signifikan a = 0,05 dimana didapatkan ρ value= 0,300
maka ρ value = 0,300 > a = 0,05 yang artinya H1 ditolak sehingga
dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan dengan pre
eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten
Situbondo.
4
Hasil penelitian lain menurut Sumarni, Dan kawan-kawan
(2010) Sebagian besar responden pada kategori gravida beresiko,
sebagian besar responden mengalami preeklamsia dan hasil analisa
data uji statistik Chi Square dengan hasil sig: 0,001(
5
yang melakukan pemeriksaan kehamilan yang mengalami
preeclampsia (Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari, 2018).
Penelitian ini dilakukan penulis di RSUD kota Kendari,
karena RSUD Kota Kendari merupakan rumah sakit umum daerah
yang menerima berbagai jaminan kesehatan selain itu RSUD Kota
Kendarijuga merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang
menerima pasien patologi sehingga berbagai kasus penyakit banyak
ditangani di rumah sakit tersebut salah satunya di bidang
obstetrik/kebidanan termasuk kasus preeklampsia dimana setiap
tahunnya angka kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Kota
Kendarimenurun. Walau tidak mengalami penurunan yang drastis tiap
tahunnya namun kasus ini sangat berbahaya bagi ibu hamil yang
mengalaminya apabila tidak ditangani secara dini. Oleh sebab itu,
penulis tertarik melakukan penelitian di RSUD Kota Kendari.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Karakteristik Ibu Hamil yang mengalami
Preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Karakteristik Ibu yang mengalami Preeklampsia di
RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
6
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi Karakteristik ibu hamil yang mengalami
Preeklampsia RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi Umur pada ibu hamil yang mengalami
preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017.
b. Untuk mengidentifikasi Pendidikan pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode
2016/2017.
c. Untuk mengidentifikasi Graviditas pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode
2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan yang dapat menambah wawasan khususnya
mengenai karakteristik ibu hamil dengan kehamilan preeKlampsia.
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi secara obyektif tentang kejadian hipertensi
pada ibu hamil sehingga dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat
perencanaan penelitian tentang kejadian hipertensi pada ibu hamil.
3. Manfaat bagi Tempat Penelitian
7
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan di RSUD kota
Kendari khususnya di Poli KIA untuk melakukan upaya promotif dan
preventif dalam menurunkan angka kejadian hipertensi pada ibu
hamil.
4. Manfaat bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, keterampilan, serta menambah
pengalaman bagi penulis dari kegiatan yang dilakukan dalam
melaksanakan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Prasetyo Dan kawan-kawan
pada tahun 2015 dengan judul “Hubungan antara Karakteristik Ibu
Hamil dengan Kejadian Preeklamsi di RSUD Al-Ihsan Kabupaten
Bandung”. Hasilnya terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil
dengan kejadian preeklampsia ditinjau dari segi paritas, usia dan
pekerjaan dengan kejadian preeclampsia. Perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan terdapat pada jenis penelitian, variabel
independent, dan cara pengambilan sampel. Jenis penelitian yang
akan dilakukan adalah penelitian deskriptif, variabel independent yaitu
umur; graviditas dan pendidikan, pengambilan sampel dengan cara
total sampling. Sedangkan pada penelitian Prasetyo, Dan kawan-
kawan jenis penelitian yang telah dilakukan adalah observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independent yaitu
8
umur; paritas dan pekerjaan, pengambilan sampel dengan cara
consecutive sampling.
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Tentang Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester I
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester II
dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan trimester III dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Wiknjosastro, 2010).
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang
dihitung sejak hari pertama haid terakhir hingga dimulainya
persalinan sejati. Yang menandai awal periode antepartum.
(Varney, 2006).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
10
b. Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan menurut Wiknjosastro (2010)
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea(tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari
pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan
dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan
memakai rumus Neagle: HT-3 (bulan + 7).
b) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir trimester pertama. Sering terjadi pada pagi hari
disebut morning sickness.
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan
tetapi menghilan dengan makin tuanya kehamilan.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan
padat. Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e) Anoreksia(tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan,
tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
11
f) Mamae menjadi tegang dan membesar.
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
g) Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan
hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir
kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan
oleh kepala janin.
h) Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang
berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap
terdapat pada perut bagian bawah.
j) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae(gusi berdarah). Sering
terjadi pada trimester pertama.
k) Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron
terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penampakan
12
pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki
dan betis, dan payudara.
2) Tanda Kemungkinan Kehamilan
a) Perut membesar setelah kehamilan 14 minggu, rahim
dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut.
b) Uterus membesar. Terjadi perubahan dalam bentuk,
besar, dan konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan
dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan
bentuknya makin lama makin bundar.
c) Tanda Hegar yaitu konsistensi rahim dalam kehamilan
berubah menjadi lunak, terutama daerah ismus. Pada
minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi
seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada trimester
pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih
lunak.
d) Tanda Chadwick yaitu perubahan warna menjadi
kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks.
Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen.
e) Tanda Piscaseck yaitu uterus mengalami pembesaran,
kadang–kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah
telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
13
menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan
hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f) Tanda Braxton-Hicks yaitu bila uterus dirangsang mudah
berkontraksi. Tanda khas untuk uterus dalam masa
hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak
ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda
Braxton-Hicks tidak ditemukan.
g) Teraba ballotemen merupakan fenomena bandul atau
pantulan balik. Ini adalah tanda adanya janin di dalam
uterus.
h) Reaksi kehamilan positif dengan cara khas yang dipakai
dengan menentukan adanya human chorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing
pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3) Tanda Pasti Kehamilan
a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga
bagian-bagian janin.
b) Denyut jantung janin yaitu, didengar dengan stetoskop-
monoral laennec, dicatat dan didengar dengan alat
doppler, dicatat dengan feto-elektro kardiogram dan
dapat dilihat pada ultrasonograf.
c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
14
d) Diagnosa banding kehamilan
Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba
(2009), meliputi:
(1) Hamil palsu. Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi
dengan pemeriksaan alat canggih dan tes biologis
tidak menunjukkan kehamilan.
(2) Tumor kandungan atau mioma uteri. Terdapat
pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil,
bentuk pembesaran tidak merata dan perdarahan
banyak saat menstruasi.
(3) Kista ovarium. Terjadi pembesaran perut tetapi tidak
disertai tanda hamil, datang bulan terus berlangsung,
lamanya perbesaran perut dapat melampaui umur
kehamilan, dan pemeriksaan tes biologis kehamilan
dengan tes negatif.
(4) Hematometra. Terlambat datang bulan dapat
melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit setiap
bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan
pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang
positif.
(5) Kandung kemih yang penuh. Dengan melakukan
kateterisasi, maka pembesaran perut akan
menghilang.
15
c. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
Antenatal care ialah pemeriksaan kehamilan untuk
mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai (Saifuddin, Dan kawan-kawan.,
2008).
1) Tujuan dilakukan pemeriksaan antenatal bagi ibu hamil
adalah:
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental dan sosial ibu dan janin.
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
16
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara
normal.
2) Cara Pelayanan Antenatal Care
Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan
standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI (2008)
yang terdiri dari :
a) Kunjungan Pertama
Catat identitas ibu hamil, catat kehamilan riwayat
sekarang, catat riwayat kehamilan dan persalinan lain,
catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan,
pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium,
pemeriksaan obstetrik, pemberian imunisasi tetanus
toxoid (TT), pemberian obat rutin seperti tablet Fe,
kalsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-
obatan khususnya atas indikasi, serta penyuluhan.
b) Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu (a) satu kali pada
trimester pertama (sebelum 14 minggu), (b) satu kali
pada trimester ke dua (antara minggu 14-28) dan (c) dua
kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu
dan sesudah minggu ke 36).
17
c) Pelayanan/Asuhan Standar Minimal termasuk 10 T
Pelayanan asuhan kebidana 10 T yaitu timbang
berat badan dan ukur tinggi badan, ukur (Tekanan)
darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), ukur
tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan
berikan imunisasi TT bila diperlukan, pemberian Tablet
zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan, tes
laboraturium, tatalaksana kasus dan temu wicara.
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di
berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak
dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu
kebijakan teknis untuk ibu hamil secara keseluruhan yang
bertujuan untuk mengurangi risiko dan komplikasi
kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi
komponen-komponen seperti mengupayakan kehamilan
yang sehat, melakukan deteksi dini komplikasi,
melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman,
serta perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk
melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
18
d) Pemberian Imunisasi
Adapun pemberian imunisasi meliputi (a) TTI diberikan
pada kunjungan antenatal pertama, (b) TT2 diberikan 4
minggu setelah TTI dengan lama perlindungan 3 tahun
perlindungan yang diberikan 80% (c) TT3 deberikan 6
bulan setelah TT2 dengan lama perlindungan 5 tahun
perlindungan yang diberikan 95% (d) TT4 diberikan 1
tahun setelah TT3 dengan lama perlindungan 10 tahun
perlindungan yang diberikan 99% dan (e) TT5 diberikan
1 tahun setelah TT4 dengan lama perlindungan 25
tahun/seumur hidup perlindungan yang diberikan 99%.
e) Pemberian Vitamin Zat Besi
Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet
mengandung FeSO4 320 M (zat besi 60 Mg) dan asam
folat 500 Mg, minimal masing-masing 120 tablet. Tablet
besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi,
karena mengganggu penyerapan. Zat besi paling baik di
konsumsi di antara waktu makan bersama jus jeruk
(vitamin C).
f) Jadwal Kunjungan Ulang
Kunjungan I (16 minggu) di lakukan untuk
penapisan dan pengobatan anemia, perencanaan
19
persalinan, pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya.
Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III
(32 minggu) dilakukan untuk pengenalan komplikasi
akibat kehamilan dan pengobatannya, penapisan pre
eklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan serta mengulang perencanaan persalinan.
Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) yaitu sama
seperti kunjungan II dan III, mengenali adanya kelainan
letak dan presentasi serta mengenali tanda-tanda
persalinan.
d. Tanda dan Bahaya Kehamilan
Tanda dan bahaya kehamilan yang berhubungan dengan
preeklampsia adalah sebagai berikut :
1) Trimester I
Adalah usia kehamilan 1-3 bulan atau kehamilan
berusia 0-12 minggu, salah satu asuhan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu
melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit
yang mungkin terjadi selama hamil muda. Salah satu yang
harus di waspadai pada kehamilan trimester yaitu sakit
kepala yang hebat. Sakit kepala yang bisa terjadi selama
kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan
20
yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah
sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur
atau berbayang.Hal ini merupakan gejala dari pre eklamsia
dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan
dan umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah
diotak akibat hormon kehamilan, khusunya hormon
progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau
tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala
akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya
menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah
selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan.
Penanganan umum yaitu jika ibu tidak sadar atau
kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan. Segera lakukan
observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital
(nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan
keluarganya (Saifuddin,Dan kawan-kawan., 2008).
21
Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu nyeri
kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre
eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita
hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang
maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
2) Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan
berusia 13-28 minggu. Tanda bahaya yang harus diwaspadai
pada kehamilan trimester II yaitu bengkak pada wajah, kaki
dan tangan. Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih
dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan
berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk
penentuan diagnosis pre eklampsia. Hampir separuh dari ibu-
ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.
Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul
mendadak dan cenderung meluas.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari
dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan kaki
lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah
serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah
22
beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre
eklamsia. Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita
hamil mempengaruhi sistem kerja tubuh sehingga
menghasilkan kelebihan cairan.Ini dapat terlihat setelah
kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara
temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan
dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi
urin. Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara
optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan
disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu
memprosesnya lebih lanjut. Terkadang bengkak membuat
kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat,
tegang dan sangat tidak nyaman.
Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur.
Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan
perubahan sirkulasi. Pengobatan cina menganggap kram
ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah
dan ginjal.
Penanganan umum yaitu istirahat cukup, mengatur
diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang
23
mengandung protein dan mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat serta lemak dam jika keadaan
memburuk namun memungkinkan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi
keselamatan ibu dan bayi.
Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu kondisi ibu
disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan
kehamilan dengan tanda tanda oedema (pembengkakan)
terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah
tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada
pemeriksaan urin dan laboratorium.
3) Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan
berusia 29-42 minggu. Tanda bahaya kehamilan trimester III
meliputi penglihatan kabur. Penglihatan menjadi kabur atau
berbayang. Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang
dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang),
dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau
pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre eklampsia.
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,
24
misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-
bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-
eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam
pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina
(oedema retina dan spasme pembuluh darah).Penanganan
umum jika tidak sadar atau kejang segera dilakukan
mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas
tindakan gawat darurat. Segera dilakukan penilaian terhadap
keadaan umum termasuk tanda tanda vital sambil
menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari
pasien atau keluarganya (Saifuddin, Dan kawan-kawan.,
2008). Komplikasi yang ditimbulkan adalah kejang dan
eklamsia.
2. Tinjauan Tentang Preeklamsia
a. Pengertian Preeklamsia
Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein urin
dan edema, yang kadang-kadang disertai komplikasi sampai
koma. Sindroma preeklampsi ringan seperti hipertensi, edema,
dan proteinuria sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa
25
disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre eklampsi berat,
bahkan eklampsi (Angsar, 2009).
b. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya komplikasi kehamilan
termasuk pre eklampsi yaitu faktor kekurangan gizi dan anemia,
paritas tinggi, usia melahirkan terlalu muda dan usia lanjut pada
ibu hamil. Lebih lanjut insiden pre eklampsi umumnya terjadi
pada wanita multipara, molahidatidosa, diabetes mellitus,
kehamilan ganda, usia lebih dari 35 tahun, obesitas dan
hipertensi, adanya pertambahan berat badan yang berlebihan
merupakan faktor utama penyebab timbulnya preeklampsi
(Wiknjosastro, 2010).
c. Dasar diagnosis pre eklamsia
Kejadian pre eklamsia sulit dicegah, tetapi diagnosis dini
sangat menentukan prognosa janin. Diagnosis ditetapkan
dengan dua dari trias preeklampsia yaitu kenaikan tekanan
darah, proteinuria dan oedema (Manuaba, 2009).
1) Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting guna
menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan.
Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer,
sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah
jantung.
26
Pada preeklamsia peningkatan reaktivitas vaskular
dimulai pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi
dideteksi umumnya pada trimester II. Tekanan pada
preeklamsia bersifat labil dan mengikuti irama sirkadian
normal.
Timbulnya hipertensi adalah akibat volume spasme
menyeluruh dengan ukuran tekanan darah ≥140/90 mmHg
selang 6 jam. Tekanan diastolik ditentukan pada hilangnya
suara Korotkoff”s phase V. Dipilihnya tekanan darah diastolik
90 mmHg sebagai batas hipertensi, karena batas tekanan
diastolik 90 mmHg yang disertai proteinuria, mempunyai
korelasi dengan kematian perinatal tinggi. Mengingat
proteinuria berkolerasi dengan bilai absolut tekanan darah
diastolik, maka kenaikan (perbedaan) tekanan darah tidak
dipakai sebagai kriteria diagnosis hipertensi, hanya sebagai
tanda waspada (Angsar, 2009).
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis
preeklampsia, tetapi proteinuria umumnya timbul jauh pada
akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai preeklampsia
tanpa proteinuria, karena janin sudah lahir terlebih dulu
(Angsar, 2009).
27
Pengukuran proteinuria dapat dilakukan dengan (a)
urin dipstik : 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya
diperiksa 2 kali urin acak selang 6 jam dan (b) pengumpulan
proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran
proteinuria ≥300 mg/24 jam (Angsar, 2009).
Preeklamsia dibagi dalam golongan ringan dan berat.
Penyakit ini digolongkan berat bila, satu atau lebih
tanda/gejala ini ditemukan : Tekanan sistolik 160 mmHg atau
lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih,
proteinuria +++ atau ++++ pada pemeriksaan kualitatif,
oliguria, air kencing ≤500 cc, gangguan penglihatan atau
nyeri di daaerah epigastrium (Wiknjosastro, 2010).
3) Oedema
Oedema adalah akumulasi cairan berlebihan di dalam
jaringan secara menyeluruh yang umumnya dapat dilihat
dengan adanya pembengkakan pada ekstremitas dan muka.
Menurut ringan beratnya, secara klinis oedema dapat dibagi
atas :
a) oedema ringan di daerah dorsum pedis dan pretibial
b) oedema hebat di daerah ektremitas bawah
c) oedema didaerah muka dan tangan, dinding abdomen
bagian bawah atau sakrum
28
d) oedema anasarka dan asites (Wiknjosastro, 2010).
Oedema dapat terjadi pada kehamilan normal. Oedema
yang terjadi pada kehamilan mempunyai banyak interpretasi,
misalnya 40% oedema dijumpai pada hamil normal, 60%
oedema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan
80% oedema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi
dan proteinuria. Biasanya oedeme disertai dengan kenaikan
berat badan yang mendadak (Angsar, 2009).
d. Patofisiologi
Kelainan patofisiologi yang mendasari preeklamsi pada
umumnya karena peningkatan tekanan darah dapat ditimbulkan
oleh peningkatan cardiac output dan resistensi sistem pembuluh
darah. Aliran darah renal dan angka filtrasi glomerolus pada
pasien dengan kehamilan normal dengan usia kehamilan yang
sama. Penurunan aliran darah renal diakibatkan oleh konstriksi
di pembuluh darah afferen yang dapat megakibatkan
kerusakkan membran glomerolus dan kemudian meningkatkan
permeabilitas terhadap protein yang berakibat proteinuria.
Resistensi vaskular cerebral selalu tinggi pada pasien
preeklampsi (Benson dan Pernoll, 2008).
e. Klasifikasi Preeklampsia
Preeklampsi digolongkan kedalam preeklampsi ringan
dan berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut :
29
1) Preeklampsia ringan
Preeklampsi ringan adalah suatu sindroma spesifik
kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat
terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel
(Angsar, 2009).
Gejala preeklampsi ringan meliputi tekanan darah
sekitar 140/90 mmHg atau kenaikan tekanan darah 30
mmHg untuk sistolik atau 15 mmHg untuk diastolik dengan
interval pengukuran selama 6 jam (Manuaba, 2009).
2) Preeklampsia berat
Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan
darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110
mmHg disertai proteinuria 5 g/24 jam (Angsar, 2009).
Gejala preeklampsia berat (kelanjutan preeklamsia ringan)
meliputi tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih,
pengeluaran protein urine lebih dari 5g/24 jam, terjadi
penurunan produksi urine kurang dari 400 cc/24 jam,
terdapat edema paru dan sianosis (kebiruan) dan sesak
napas serta terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan
penglihatan, nyeri di daerah perut atas) (Manuaba, 2009).
f. Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat
menemukan tanda-tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu
30
harus dilakukan penanganan semestinya. Kita perlu lebih
waspada akan timbulnya preeklampsia dengan adanya faktor-
faktor predisposisi seperti apa yang telah diuraikan diatas.
Walaupun timbulnya preeklampsia tidak dapat dicegah
sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan
pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil
(Wiknjosastro, 2010).
Pemberian diet juga sangat penting bagi ibu hamil untuk
guna mencapai dan mempertahankan status gizi optimal,
mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal,
mencegah atau mengurangi retensi garam atau air, menjaga
keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan berat
badan tidak melebihi normal, dan mengurangi atau mencegah
timbulnya faktor risiko lain atau penyulit baru saat kehamilan
atau setelah melahirkan (Banudi, 2013).
Penerangan tentang istirahat cukup berguna dalam
pencegahan preeklampsia. Istilah yang dimaksud tidak selalu
berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari
perlu dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan
berbaring (Wiknjosastro, 2010).
g. Penanganan preeklamsia
Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas
pengobatan medik dan penanganan obstetrik. Pada
31
preeklampsia ringan penanganan sistomatis dan berobat jalan
masih mungkin ditangani di puskesmas dan di bawah
pengawasan dokter. Tindakan yang diberikan yaitu :
1) Rawat Jalan
a) Ibu hamil dengan preeklampsia ringan dianjurkan untuk
banyak istirahat (berbaring atau tidur miring), tetapi tidak
harus mutlak selalu tirah baring.
b) Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring
dengan posisi miring untuk menghilangkan tekanan rahim
vena kava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah
balik dan akan menambah curah jantung darah ke organ-
organ vital. Peningkatan curah jantungakan meningkatkan
aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta dan
memperbaiki kondisi janin dalam rahim.
c) Diet yang mengandung 2 g natrium atau 4-6 g NaCl
(garam dapur) adalah cukup. Kehamilan sendiri lebih
banyak membuang garam lewat ginjal, tetapi
pertumbuhan janin justru membutuhkan lebih banyak
konsumsi garam. Bila konsumsi garam hendak dibatasi
maka harus diimbangi dengan konsumsi cairan yang
banyak, berupa susu atau air buah.
32
d) Tidak diberikan obat-obat diuretik, anti hipertensi dan
sedativ. Melainkan pemeriksaan laboratorium Hb,
hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi ginjal.
2) Rawat inap (di rumah sakit)
Kriteria ibu hamil dengan preeklampsi ringan yang
perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit yaitu (a) bila
tidak ada perbaikan tekanan darah, kadar proteinuria selama
2 minggu dan (b) adanya satu atau lebih gejala dan tanda-
tanda preeklampsi berat.
Selama di rumah sakit dilakukan anamnesis,
pemeriksaan USG dan Doppler khususnya untuk evaluasi
pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion. Pemeriksaan
nonstress test dilakukan 2 kali seminggu dan konsultasi
dengan bagian mata, jantung dan lain-lain.
Perawatan obstetrik yaitu sikap terhadap
kehamilannya yaitu :
a) Pada kehamilan preterm (37 minggu), persalinan ditunggu
sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan
untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal
persalinan (Angsar, 2009).
33
Penanganan preeklampsia berat segera dimasukkan
di rumah sakit atau merujuk penderita dan memperhatikan hal
berikut yaitu bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih,
protein urin 1 plus atau lebih. Kenaikan berat badan 11,2 kg
atau lebih dalam seminggu, oedeme bertambah dengan
mendadak. Terdapat gejala dan keluhan subyektif. Penderita
di usahakan agar :
a) Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara
ataupun sinar
b) Dipasang infus glukosa 5%
c) Dilakukan pemeriksaan : Pemeriksaan umum yaitu
pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan.
Pemeriksaan kebidanan : pemeriksaan leopold, denyut
jantung janin, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan
dan keadaan janin dalam rahim), pemasangan kateter,
evaluasi keseimbangan cairan
d) Setelah keadaan preeklampsia berat dapat diatasi
pertimbangakan mengakhiri kehamilan berdasarkan
kehamilan cukup bulan, mempertahankan kehamilan
sampai mendekati cukup bulan, kegagalan pengobatan
preeklampsia berat, kehamilan diakhiri tanpa memandang
umur, merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan
yang adekuat (Manuaba, 2009).
34
Pada kasus preeklampsia berat dan eklampsi,
magnesium sulfat yang diberikan secara parenteral adalah
obat anti kejang yang efektif tanpa menimbulkan depresi
susunan saraf pusat baik bagi ibu maupun janinnya. Obat
ini dapat diberikan secara intravena melalui infus atau
intramuskular dengan injeksi. Berikan 4 gram MgSOsebagai larutan 20% secara intravena dengan kecepatan
tidak melebihi 1g/menit. Lanjutkan segera dengan 10 gram
MgSO 50%. Sebagian (5%) disuntikkan dalam kuadranlateral atas bokong (penambahan 1 ml lidokain 2% dapat
mengurangi nyeri (Susanto, 2003).
h. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada preeklampsia
berat dan eklampsia, yaitu :
1) Perdarahan intrakranial meskipun jarang, tapi dapat terjadi
pada preeklampsia dan eklampsia.
2) Penderita preeklampsia berat mempunyai risiko besar
terjadinya edema paru disebabkan oleh payah jantung.
3) Pengaruh buruk pada kesehatan janin yang disebabkan oleh
menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia,
vasospasme dan kerusakan sel endotel pembuluh darah
plasenta. Dapat terjadi persalinan prematuritas,
oligohidramnion dan solusio plasenta.
35
4) Kerusakan sel glomerolus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan proteinuria (Wiknjosastro, 2010).
3. Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Preeklampsia
a. Umur
Usia terbaik untuk seorang wanita hamil antara usia 20
tahun hingga 25 tahun. Pengawasan pada ibu hamil dengan
usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun perlu diperhatikan
karena sering terjadi anemia, hipertensi menuju
preeklampsia/eklampsia, persalinan dengan berat badan lahir
rendah, kelamin disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang
diakhiri dengan tindakan operasi (Sunaryo, 2008).
Preeklamsia hampir selalu merupakan penyakit wanita
nullipara. Meskipun preeklamsia lebih sering didapatkan pada
masa awal dan akhir usia reproduktif, yaitu usia remaja atau
usia di atas 35 tahun, namun preeklampsia pada usia diatas 35
tahun biasanya menunjukkan hipertensi yang diperberat oleh
kehamilan. Preeklamsia biasanya terjadi pada usia yang ekstrim
(35 tahun). Preeklamsia juga terjadi pada usia
≥35 tahun, disuga akibat hipertensi yang diperberat oleh
kehamilan. Oleh karena itu, insiden hipertensi meningkat di atas
usia 35 tahun (Helda, 2008).
b. Graviditas
36
Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami
oleh ibu. Insiden preeklampsia 7-12 % terjadi pada primigravida
sedangkan untuk multigravida insiden preeklampsia 5-8 %. Hal
ini terjadi pada primigravida disebabkan karena baru pertama
kali hamil (Cunningham, 2005)
Graviditas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami
oleh ibu.Kriteria objektif:
1) Graviditas I,
2) Graviditas II,
3) Graviditas III,
4) Graviditas ≥ IV(Manuaba, 2004).
c. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan suatu
kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Kategori pendidikan menurut Arikunto
(2015) terdiri dari pendidikan rendah (SD-SMP) dan Pendidikan
tinggi (SMA-Perguruan tinggi).
Pendidikan adalah faktor yang ada dalam individu seperti
pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat pendidikan.
Dimana untuk berprilaku kesehatan misalnya (pemeriksaan
kesehatan bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan tengang
manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun
bagi janinnya (Sumijatun.Dan kawan-kawan, 2006).
37
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang
yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih
rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh
mana keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan
tersebut (Notoatmodjo, 2007).
B. Landasan Teori
Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein urin dan edema,
yang kadang-kadang disertai komplikasi sampai koma. Sindroma
preeklampsi ringan seperti hipertensi, edema, dan proteinuria sering
tidak diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat
timbul pre eklampsi berat, bahkan eklampsi (Angsar, 2009).
Preeklamsia hampir selalu merupakan penyakit wanita nullipara.
Meskipun preeklamsia lebih sering didapatkan pada masa awal dan
akhir usia reproduktif, yaitu usia remaja atau usia di atas 35 tahun,
namun preeklampsia pada usia diatas 35 tahun biasanya menunjukkan
hipertensi yang diperberat oleh kehamilan. Preeklamsia biasanya
terjadi pada usia yang ekstrim (35 tahun). Preeklamsia
juga terjadi pada usia ≥35 tahun, disuga akibat hipertensi yang
diperberat oleh kehamilan. Oleh karena itu, insiden hipertensi
meningkat di atas usia 35 tahun (Helda, 2008).
38
Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh ibu.
Insiden preeklampsia 7-12 % terjadi pada primigravida sedangkan
untuk multigravida insiden preeklampsia 5-8 %. Hal ini terjadi pada
primigravida disebabkan karena baru pertama kali hamil (Cunningham,
2005)
Pendidikan adalah faktor yang ada dalam individu seperti
pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat pendidikan.
Dimana untuk berprilaku kesehatan misalnya (pemeriksaan kesehatan
bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan tengang manfaat periksa
hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun bagi janinnya
(Sumijatun.Dan kawan-kawan, 2006).
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi
respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional
terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan tersebut
(Notoatmodjo, 2007).
C. Kerangka Teori
Faktor penyebab terjadinya preeklampsi yaitu :
1. faktor kekurangan gizi dan anemia,2. paritas tinggi,3. usia melahirkan terlalu muda dan usia lanjut pada ibu hamil4. molahidatidosa,5. diabetes mellitus,6. kehamilan ganda,7. obesitas8. hipertensi,9. graviditas, dan10. pendidikan.
39
Gambar 2. 1 Kerangka TeoriKarakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Preeklampsia di
RSUD Kota KendariPeriode 2016/2017. Hasil modifikasi dari Sumijatun,Dan kawan-
kawan (2006) dan winkjosastro (2010).
D. Kerangka Konsep
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Kehamilan
Preeklampsia di RSUDKota Kendari Periode 2016/2017.
Keterangan :
Variabel Bebas (Independen) : Umur, Graviditas dan Pendidikan
Variabel Terikat (Dependen) : Preeklampsia
Preeklampsia
Umur
Gravidaitas
PendidikanGravidaitas
Pendidikan
Preeklampsia
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif
yang dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan
tujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif
(Notoadmojo, 2010).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan diRSUD Kota Kendari.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
mengalami preeklampsia sebanyak 76 orang yang tercatat dalam
rekam medikRSUD Kota Kendari Periode 2016/2017.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
mengalami preeklampsia sebanyak 76 orang yang tercatat dalam
rekam medikRSUD Kota Kendari periode 2016/2017. Teknik
pengambilan sampel adalah total sampling.
41
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu preeklampsia.
2. Variabel bebas(independent) yaitu umur, graviditas, dan
pendidikan.
E. Defenisi Operasional
1. Preeklampsia
Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan dan
persalinan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah,
protein urin dan edema, yang kadang-kadang disertai komplikasi
sampai koma. Sindroma pre eklampsi ringan seperti hipertensi,
edema, dan proteinuria sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa
disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre eklampsi berat,
bahkan eklampsi (Angsar, 2009).
2. Umur
Usia ibu merupakan lamanya waktu ibu hidup, dihitung saat
ibu dilahirkan sampai ibu mengalami hiperemesis gravidarum.
Kriteria Objektif :
a. < 20 tahun,
b. 20 - 35 tahun,
c. >35 tahun(Ridwan, 2007).
42
3. Graviditas
Graviditas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh
ibu.Kriteria objektif:
5) Graviditas I,
6) Graviditas II,
7) Graviditas III,
8) Graviditas ≥ IV(Manuaba, 2004).
4. Pendidikan Ibu
Menurut Arikunto (2015) pendidikan adalah suatu usaha
mengembangkan suatu kepribadian dan kemampuan di dalam dan
diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Kriteria objektif:
a. Pendidikan Dasar : SD, SMP
b. Pendidikan Menengah : SMA/ Sederajat
c. Pendidikan Tinggi : Diploma/ S1
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu menggunakan instrumen pengumpulan
data berupa salinan data sekunder rekam medikRSUD Kota Kendari
Tahun 2017 yang meliputi data kejadian preeklampsia.
G. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008). Data diperoleh
43
dari rekam medikRSUD Kota Kendari Sartika Tahun 2017 yang
meliputi data kejadian preeklampsia.
H. Pengelolaan dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
Data diolah secara manual dengan untuk menggunakan
kalkulator sebelum mengggunaka pengelolaan data terlebih dahulu
dilakukan.
a. Seleksi (merupakan pemilihan data)
b. Editing (mengecek kembali data yang telah dikumpulkan dan
melengkapin data yag kurang)
c. Coding (pekerjaan membuat table data yang dijumlah,
dipreesntasikan kemudian diuraikan makan presentasinya).
Adapun rumus yang digunakan adalah:
X = x K (100%)Keterangan:
X : presentasi hasil yang dicapai
F : frekuensi fariabel yang diteliti
n : jumlah sampel peneliti
K :konstanta
2. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel yang dipresentasekan dan
diuraikan dalam bentuk narasi.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak geografis RSUD Kota Kendari
Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas terletak di Kota
Kendari, tepatnya di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu atau
terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No. 39 Kel.Kambu Kec.Kambu
Kota Kendari dengan luas lahan 13.000 M2. Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari memiliki batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua
2. Sejarah Singkat
RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari,
tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas
lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2.
RSUD Kota Kendari merupakan bangunan peninggalan
pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan
telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :
a. Dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1927
b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun
1942-1945Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945-1960
45
c. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960-1989
d. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001
e. Menjadi RSU Kota Kendari pada Tahun 2001 berdasarkan
Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001
f. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota
Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari
2003
g. Pada tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah
membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah
Sakit, yang dibangun secara bertahap.
h. Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah
Abunawas Kota Kendari resmi menempati gedung baru yang
terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No:39 Kel. Kambu Kec.
Kambu Kota Kendari
i. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil
terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan (Administrasi dan
Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Medik, dan IGD)
j. Berdasarkan SK Walikota Kendari No.16 Tahun 2015 tanggal
13 Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota
Kendari sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 tahun 2001
3. Visi dan Misi RSUD Abunawas Kota Kendari
46
Dalam menjalankan tugas dan fungsi RSUD Abunawas Kota
Kendari mempunyai visi dan misi :
1) Visi
Visi RSUD Kota Kendari yaitu sebagai “Rumah Sakit Pilihan
Masyarakat
2) Misi
a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan
pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau
b) Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota
Kendari menjadi rumah sakit mitra keluarga.
c) Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis dan non
medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang
aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan kelurganya
serta masyarakat pada umumnya.
4. Sarana Gedung
RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sebagai
berikut :
a. Gedung Anthurium (Kantor)
b. Gedung Bougenville (Poliklinik)
c. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)
d. Gedung Matahari (Radiologi)
e. Gedung Crysant (Kamar Operasi)
f. Gedung Asoka ( ICU)
g. Gedung Teratai (Obgyn-Ponek)
47
h. Gedung Lavender ( Rawat Inap Penyakit Dalam)
i. Gedung Mawar (Rawat Inap Anak)
j. Gedung Melati (Rawat Inap Bedah)
k. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf dan THT)
l. Gedung Angggrek (Rawat Inap VIP, Kelas I dan Kelas II)
m. Gedung Instalasi Gizi
n. Gedung Loundry
o. Gedung Laboratorium
p. Gedung Kamar Jenazah
q. Gedung VIP (dalam tahap penyelesaian)
r. Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) dalam proses
pembangunan
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari
dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur,
10 buah mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda
motor.
5. Ketenagaan
Tabel 4.1 Distribusi Data Ketenagaan RSUD Kota Kendaritahun 2018.
No. Jenis Tenaga PNS NonPNS
PNSMOU
Jumlah
I. Tenaga Dokter1. Dokter spesialis2. Dokter Umum3. Dokter Gigi
1293
450
831
24174
II. Tenaga Paramedis1. S1 Ners 3 18 0 21
48
2. S1 Perawat3. DIII Perawat4. SPK5. DIV Kebidanan6. DIII Kebidanan7. S1 Perawat Gigi8. D3 Perawat Gigi9. SPRG10.S2 Kesmas11.S1 Kesmas12.D3 Kesling13.Apoteker14.S1 Farmasi15.D3 Farmasi16.S1 Gizi17.D3 Gizi18.D3 Analis Kesehatan19.S1 Fisioterapi20.D3 Fisioterapi21.D3 Rekam Medik22.D3 Akupuntur23.D3 Okupasi Terapi24.Radiologi25.Teknik Gigi26.S1 Psikologi
193111820121714243406411111112
710010350300100013321200000100
0100000000040000000000000
26132128551517242447381611111212
III. Tenaga Non Medis1. S1 Ekonomi2. S1 Komputer3. D3 komputer4. D1 Komputer5. S1 Sosial Politik6. S1 Teknologi Pangan7. S2 Hukum8. S2 Manajemen9. D3 Manajemen10.S1 Informatika11.SMA12.SMP13.SD
1111211200911
41001000112534
0000000000000
52113112113445
Jumlah 194 244 13 451Sumber : Profil RSUD Kota Kendari, 2018
49
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang
Karakteristik Ibu Hamil yang mengalami Preeklampsia di RSUD Kota
Kendari Periode 2016/2017. Datayang didapatkan dari RSUD Kota
Kendari pada tahun 2015 terdapat 39 orang (4,8%) yang mengalami
preeklampsia dari 813 ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan,
tahun 2016 terdapat 39 orang (2,8%) dari 1055 ibu hamil yang
memeriksakan kehamilan. Pada tahun 2017 meningkat menjadi 37
orang (3,6%) dari 1194 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan yang mengalami preeklampsia. Sampel dalam penelitian ini
adalah semua ibu hamil yang mengalami preeklampsia sebanyak 76
orang yang tercatat dalam rekam medikRSUD Kota Kendari periode
2016/2017. Untuk lebih jelasnya maka hasil penelitian ini akan dibahas
berdasarkan variable berikut :
1. Umur
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil denganPreeklampsia Menurut Umur Ibu di RSUD KotaKendariPeriode 2016/2017.
Umur Ibu n %
35 tahun 35 46,1
Total 76 100
Sumber : data primer terolah.
50
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami
preeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai umur>35
tahun yakni 46,1%, sedangkan ibu hamil yang mengalami
preeclampsia paling sedikit pada ibu dengan 20-35 tahun yakni
13,1% , dan
51
3. Pendidikan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil denganPreeklampsia Menurut PendidikanIbu di RSUD KotaKendariPeriode 2016/2017.
Sumber : data sekunder terolah.
Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami
preeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai pendidikan
rendah yakni 39,5%, sedangkan ibu hamil yang mengalami
preeklampsia paling sedikit pada ibu dengan pendidikan tinggi
yakni 23,7% dan pendidikan menengahyakni 36,8%.
C. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik ibu yang
mengalami preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017,
berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder dari rekam medik,
ditemukan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
sebanyak 76 orang yang datang memeriksakan kehamilanya. Untuk
lebih jelasnya secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat di bahas
berdasarkan variabel berikut.
Pendidikan n %
Dasar 30 39,5
Menengah 28 36,8
Tinggi 18 23,7
Total 76 100
52
1. Umur
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi penderita
hiperemesis gravidarum menurut umur ibu terlihat bahwa ibu hamil
yang mengalami preeklampsia paling banyak pada ibu yang
mempunyai umur>35 tahun yakni 46,1%, sedangkan ibu hamil
yang mengalami preeklampsia paling sedikit pada ibu dengan 20-
35 tahun yakni 13,1% , dan 35 tahun.
Ibu dengan usia resiko kehamilan menunjukkanbahwa fungsi organ
reproduksi yang sudah tidak maksimal dalam menghadapi
kehamilan, hal ini akan berpengaruh terhadapkehamilan dan ibu
sangat beresiko mengalami berbagai komplikai kehamilan salah
satunya adalah preeklampsia, dimana ketidakmampuan sistem
tubuh dapat meningkatkan tekanan darah ibu, dan
menyebabkanretensi cairan.Masturoh (2014) pada penelitian
tentang Analisis Faktor RisikoStatus Kesehatan Ibu terhadap
Kejadian Pre Eklampsia Di KabupatenTegal. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ibu hamil dengan usia < 20 tahun dan >35
tahun mempunyai resiko terjadi pre eklampsia 7,9 kalidibanding ibu
hamil dengan usia reproduksi sehat (20-35 tahun).Lamminpaa
(2012) dalam penelitiannya di Finland juga mengungkapkanbahwa
53
pre eklampsia lebih dipengaruhi oleh usia ibu. ibu lanjut usia (>35
tahun) yang hamil pertama kali merupakan faktor risikoindependen
terjadinya preeklampsia. Hal ini kemungkinan terjadi karenafungsi
organ reproduksi yang sudah tidak maksimal dalam menghadapi
kehamilan pada umur >35 tahun..
2. Graviditas
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami
preeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai
graviditas≥IVyakni 38,2% dan graviditas I yakni 32,9%.sedangkan
ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit
pada ibu dengan graviditas III yakni 13,1%, graviditas II yakni
15,8%.
Berdasarkan laporan Villiar, Dan kawan-kawan (2008)
hipertensi karena kehamilan ditemukan pada 31% dari primigravida
muda dan kehamilan ≥IV(Cunningham, 2005). Hal ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh (Sudinaya, 2007) bahwa
preeklamsia sering terjadi pada primigravida dan kehamilan ≥IV.
Hal ini diduga karena adanya suatu mekanisme imunologi di
samping endokrin dan genetik dan pada kehamilan pertama
pembentukan blocking antibodiesterhadap antigen plasenta yang
belum sempurna.
Primigravida merupakan masa yang mempunyai frekuensi
yang lebih tinggi terjadinya preeklampsia begitu juga pada ibu
54
dengan kehamilan keempat atau lebih. Peningkatan resiko
terjadinya komplikasi obstetrik lebih besar. Sedangkan pada
kehamilan kedua dan ketiga relatif aman dibanding dengan kedua
kelompok tadi (Wiknjosastro, 2010).
3. Pendidikan
Hasil penelitian menyebutkanbahwa bahwa ibu hamil yang
mengalami preeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai
pendidikan rendah yakni 39,5%, sedangkan ibu hamil yang
mengalami preeklampsia paling sedikit pada ibu dengan pendidikan
tinggi yakni 23,7% dan pendidikan menengahyakni 36,8%.
Pendidikan dapat mempengaruhiseseorang termasuk juga
perilaku terhadappola hidup dalam memotivasi untuk siapberperan
serta dalam perubahan kesehatan.Rendahnya pendidikan
seseorang makinsedikit keinginan untuk memanfaatkanpelayanan
kesehatan, dan sebaliknya makintingginya pendidikan seseorang,
makinmudah untuk menerima informasi danmemanfaatkan
pelayanan kesehatan yangada.Pendidikan merupakan faktor
predisposisi adalah faktor yang ada dalamindividu seperti
pengetahuan, sikap terhadapkesehatan serta tingkat
pendidikan.Dimanauntuk berprilaku kesehatan
misalnya(pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil)diperlukan
pengetahuan tentang manfaatperiksa hamil, baik bagi kesehatan
ibu
55
sendiri maupun bagi janinnya (Sumijatun,.Dan kawan-kawan,
2006).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ibu hamil yang mengalami preeklampsia paling banyak pada ibu
yang mempunyai umur>35 tahun yakni 46,1%, sedangkan ibu
hamil yang mengalami preeclampsia paling sedikit pada ibu dengan
20-35 tahun yakni 13,1% , dan
56
1. Ibu hamil khususnya ibu hamil yang beresiko tinggi agar rajin
memeriksakan diri secara teratur ke rumah sakit, puskesmas,
ataupun pusat-pusat layanan kesehatan terdekat.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dapat lebih meningkatkan
pengawasan dan pelayanan serta aktif dalam memberikan
penyuluhan terutama mengenai tanda dan bahaya kehamilan.
3. Bagi institusi diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan
dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya yang lebih
relavan dengan konteks yang berbeda, misalnya faktor-faktor
predisposisi terjadinya pre eklamsia.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, D. (2012). Warning Ibu Hamil Kenali Penyakit & Gangguan yangBiasa Terjadi pada Ibu Hamil. Surakarta: Ziyad Visi Media.
Angsar, D.( 2009). Hipertensi dalam Kehamilan. Jakarta : YBP-SP.
Banudi, (2013). Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.
Benson R. C., & Pernoll M.L. (2009). Benson & Pernoll’sHandbook ofObstetrics and Gynecology. Susiani Wijaya , Dan kawan-kawan(Alih Bahasa ). 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :EGC.
Cuningham, F. Gary.Dan kawan-kawan. (2005). Obstetri Williams. EGC:Jakarta
Depkes RI. (2008). Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI.
Helda. (2008). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: SalembaMedika
Lamminpää et al. 2012. Preeclampsia complicated by advancedmaternalage: aregistry-based study on primiparouswomen inFinland 1997–2008. BMCPregnancy and Childbirth 2012, 12:47
Manuaba, IBG.,Dan kawan-kawan. (2009). Memahami KesehatanReproduksi Wanita. Jakarta : EGC.
Masturoh. (2014). Analisis Faktor Risiko Status Kesehatan Ibu TerhadapKejadianPre Eklamsia Di Kabupaten Tegal.BHAMADA, JITK. 5 (2): 143-150.
Notoatmodjo,S. (2012).Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Profil Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara. (2016). Penyebab Kematian IbuSulawesi Tenggara Tahun 2015 dan 2016.
Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari. (2018). Preeklampsi padaIbu Hamil. RSUD Kota Kendari: Sulawesi tenggara.
Rizki Meysita (2014). Hubungan Usia dengan Kejadian Preeklampsiapada Ibu Bersalin di RSUD Wonosari Tahun 2013. NaskahPublikasi. Program Studi Pendidikan Bidan Pendidikan Jenjang D-IV, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah: Yogyakarta.
Saifuddin, Dan kawan-kawan. (2008). Buku Acuan NasionalPelayananMaternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
Sibai, B.M. (2000). Prevention of preeclampsia: a big disappointment.American Journal Obstetrics and Gynecology.
Sumarni, Dan kawan-kawan. (2010). Hubungan Gravidan IIbu denganKejadian Preeklampsia. Jurnal. Program Studi Keperawatan UNIJA.
Sumenep.
Sumijatun, Dan kawan-kawan. (2006).Konsep Dasar KeperawatanKomunitas. Jakarta: EGC.
Sunaryo, R. (2008). Diagnosis dan Penatalaksanaan Preeklampsia.Surakarta : FK.
Susanto, H. (2003). Obstetri Patologi Fakultas Kedokteran UniversitasPadjadjaran, Bandung.
Utami., E., N. (2014). Usia dan Pendidikan dengan Preeklampsia diRSUD Dr. Abdoer Rahem Situbondo. Jurnal. Situbondo.
Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
MASTER TABEL
KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMPSIADI RSUD KOTA KENDARI PERIODE 2016/2017
No.Resp.
Umur (Tahun) Graviditas Pendidikan TekananDarah35 I II III ≥IV Dasar Menengah Tinggi
1. √ √ √ 140/902. √ √ √ 150/903. √ √ √ 160/904. √ √ √ 150/905. √ √ √ 160/1006. √ √ √ 150/1007. √ √ √ 140/908. √ √ √ 140/909. √ √ √ 140/9010. √ √ √ 150/9011. √ √ √ 160/9012. √ √ √ 150/9013. √ √ √ 140/9014. √ √ √ 160/11015. √ √ √ 170/10016. √ √ √ 140/9017. √ √ √ 150/9018. √ √ √ 160/9019. √ √ √ 150/9020. √ √ √ 160/10021. √ √ √ 150/10022. √ √ √ 140/9023. √ √ √ 140/9024. √ √ √ 140/9025. √ √ √ 140/9026. √ √ √ 150/9027. √ √ √ 160/9028. √ √ √ 150/9029. √ √ √ 140/9030. √ √ √ 140/9031. √ √ √ 150/9032. √ √ √ 160/9033. √ √ √ 150/9034. √ √ √ √ 160/10035. √ √ 150/10036. √ √ √ 140/9037. √ √ √ 140/9038. √ √ √ 150/9039. √ √ √ 160/9040. √ √ √ 150/9041. √ √ √ 160/100
42. √ √ √ 150/10043. √ √ √ 140/9044. √ √ √ 140/9045. √ √ √ 150/9046. √ √ √ 160/9047. √ √ √ 150/9048. √ √ √ 140/9049. √ √ √ 160/11050. √ √ √ 170/10051. √ √ √ 140/9052. √ √ √ 140/9053. √ √ √ 150/9054. √ √ √ 160/9055. √ √ √ 140/9056. √ √ √ 140/9057. √ √ √ 150/9058. √ √ √ 160/9059. √ √ √ 150/9060. √ √ √ 140/9061. √ √ √ 160/11062. √ √ √ 140/9063. √ √ √ 150/9064. √ √ √ 160/9065. √ √ √ 150/9066. √ √ √ 160/10067. √ √ √ 150/10068. √ √ √ 140/9069. √ √ √ 140/9070. √ √ √ 150/9071. √ √ √ 160/9072. √ √ √ 150/9073. √ √ √ 160/10074. √ √ √ 150/10075. √ √ √ √ 140/9076. √ √ √ 140/90
Jumlah 31 10 35 25 12 10 29 30 28 18 31
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1.Pengambilan data awal
Gambar 2.Pengolahan data