80
KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMPSIA DI RSUD KOTA KENDARI PERIODE 2016/2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Kebidanan Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH ST. ARIYANTI ARIFIN L P00324015077 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN D-III KEBIDANAN 2018

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI …PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin ... merupakan masalah kesehatan yang serius di negara

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMIPREEKLAMPSIA DI RSUD KOTA KENDARI

    PERIODE 2016/2017

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Jurusan Kebidanan Diploma III Kebidanan

    Politeknik Kesehatan Kendari

    OLEH

    ST. ARIYANTI ARIFIN LP00324015077

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    JURUSAN D-III KEBIDANAN2018

  • 111

  • 222

  • 3

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    A. IDENTITAS PENULIS

    Nama : ST. Ariyanti Arifin L

    Tempat, tanggal lahir : Desa Lamboo, 23 September 1996

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia

    Alamat : Desa Lamboo, Kec Moramo

    B. PENDIDIKAN

    1. SD Moramo Cempedak Kec Laonti, Tamat Tahun 2009.

    2. SMP 4 Moramo, Tamat Tahun 2012.

    3. SMA 5 Moramo, Tamat Tahun 2015.

    4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-III Kebidanan Tahun 2015

    sampai sekarang.

    Foto

  • 4

    ABSTRAK

    IDENTIFIKASI KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMILDI RSUD KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    ST. Ariyanti Arifin L 1, Sitti Aisa2, Yustiari, SST, M.Kes 2

    Latar Belakang : Indonesia merupakan Negara di Asia Tenggara dengan angkakematian ibu dan perinataltertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikanpelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruhdan lebih bermutu. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurut SDKI tahun2012 tercatat mencapai 349 kematian per 100 ribu kelahiran hidup meningkatdibandingkan tahun 2007 yang hanya mencapai 228 kematian per 100 ribukelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan(28%), hipertensi dalam kehamilan (24%), dan infeksi (11%).Tujuan Penelitian: Untuk mengidentifikasi Karakteristik ibu hamil yangmengalami Preeklampsia RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017.Metode Penelitian :Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitiandeskriptif yang dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengantujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa Ibu hamil yang mengalamipreeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai umur >35 tahun yakni46,1%, mempunyai graviditas ≥IV yakni 38,2% dan graviditas I yakni 32,9% dandengan pendidikan rendah yakni 39,5%.Saran:Ibu hamil khususnya ibu hamil yang beresiko tinggi agar rajinmemeriksakan diri secara teratur ke rumah sakit, puskesmas, ataupun pusat-pusat layanan kesehatan terdekat.Kata Kunci:Preeklampsia (umur, graviditas, pendidikan).

    1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

  • 5

    ABSTRACT

    IDENTIFICATION OF HYPEREMESIS GRAVIDARUM EVENTS IN PREGNANTWOMEN IN RSUD KOTA KENDARI PROVINCE OF TENGGARA SULAWESI

    ST. Ariyanti Arifin L 1, Sitti Aisa2, Yustiari, SST, M.Kes2

    Background: Indonesia is a country in Southeast Asia with the highest maternaland perinatal mortality rates, which means that the ability to provide healthservices still requires comprehensive and more quality improvement. Thematernal mortality rate (MMR) in Indonesia according to the 2012 IDHS was 349deaths per 100 thousand live births, compared to 2007, which only reached 228deaths per 100,000 live births. The main causes of maternal mortality inIndonesia are bleeding (28%), hypertension in pregnancy (24%), and infection(11%).ResearchObjectives: To identify the characteristics of pregnant women whoexperienced preeclampsia in the Kendari City General Hospital 2016/2017period.ResearchMethod: The type of research that will be used is descriptive researchwhich is intended to describe variables that are in accordance with the objectiveof the research about a situation objectively.Results: The results showed that most pregnant women who experiencedpreeclampsia in mothers who had age> 35 years were 46.1%, had gravidity ≥IVthat is 38.2% and gravidity I was 32.9% and with low education namely 39.5%.

    Suggestion: Pregnant women, especially pregnant women who are at high risk sothat they are diligently checked regularly to hospitals, health centers, or nearesthealth centers.Keywords: Preeclampsia (age, gravidity, education).

    1. Students of the Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery2. Lecturer of Kendari Health Ministry Polytechnic Department of Midwifery

  • 6

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis.Sungguh

    hanya Allah-lah yang berkehendak sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Karakteristik Ibu yang mengalami

    Preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017”.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

    banyak mengalami tantangan dan hambatan. Namun, dengan segala

    usaha dan doa serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka

    penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Melalui

    kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati ingin

    mengucapkan terima kasih kepada pembimbing I Ibu Sitti Aisa, Am.Keb,

    S.Pd, M.Pd dan pembimbing II Ibu Yustiari, SST, M.Kes dan semua pihak

    yang telah mendukung dan memberikan bantuan baik moril maupun

    materil. Teristimewa kepada yang terhormat:

    1. Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

    Kendari.

    2. Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan

    Poltekkes Kemenkes Kendari.

    3. Ibu Aswita, S.Si.T, MPH, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan

    Poltekkes Kemenkes Kendari.

  • 7

    4. Ibu dr. Hj. Asrida Mukaddim, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit

    Umum Daerah Kota Kendari yang telah memberikan izin untuk

    melakukan penelitian.

    5. DR. Nurmiaty, S.Si.T, MPH, Arsulfa, S.Si.T, M.Keb, Heyrani, S.Si.T,

    M.Kessebagai penguji Karya Tulis Ilmiah atas saran dan kritik untuk

    kelengkapan Karya Tulis Ilmiah.

    6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes

    Kendari yang telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan

    selama penulis mengikuti pendidikan.

    Kekurangan dan kesalahan sebagai insan biasa tercermin dalam

    wujud Karya Tulis Ilmiah ini yang masih jauh dari kesempurnaan.Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

    membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua

    pihak dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya.

    Kendari, Agustus 2018

    Penulis

  • 8

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

    HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… ii

    HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii

    RIWAYAT HIDUP………………………………………………………. iv

    ABSTRAK………………………………………………………………. v

    KATA PENGANTAR…………………………………………………… vi

    DAFTAR ISI...................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... x

    DAFTAR TABEL………………………………………………………… xi

    DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah.............................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian................................................................. 6

    D. Manfaat Penelitian............................................................... 6

    E. Keaslian Penelitian.............................................................. 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka................................................................... 9

    B. Landasan Teori................................................................... 37

    C. Kerangka Teori.................................................................... 39

    D. Kerangka Konsep................................................................ 40

  • 9

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian......................................... 41

    B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................. 41

    C. Populasi dan Sampel........................................................... 41

    D. Variabel Penelitian.............................................................. 42

    E. Definisi Operasional............................................................ 42

    F. Instrumen Penelitian............................................................ 42

    G. Jenis dan Sumber Data………...………………................... 43

    H. Pengelolahan dan Penyajian Data...................................... 43

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………

    B. Hasil………………………………………………………………...

    C. Pembahasan ………………………………………………………

    44

    49

    51

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan………………………………………………………… 55

    B. Saran ……………………………………………………………… 56

    DAFTAR PUSTAKA

  • 10

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Teori Karakteristik Ibu Hamil yang

    Mengalami Preeklampsia di RSUD Kota Kendari

    Periode 2016/2017……………………………………… 39

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep Karakteristik Ibu Hamil yang

    mengalami Preeklampsia di RSUD Kota Kendari

    Periode 2016/2017……………………………………… 40

  • 11

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Distribusi Data Ketenagaan RSUD Kota Kendari

    tahun2018.……………………………………………… 47

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Preeklampsia

    Menurut Umur Ibu di RSUD Kota KendariPeriode

    2016/2017…………………………………………………. 49

    Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Preeklampsia

    Menurut Graviditas Ibu di RSUD Kota Kendari Periode

    2016/2017…………………………………………………. 50

    Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dengan Preeklampsia

    Menurut PendidikanIbu di RSUD Kota KendariPeriode

    2016/2017……………………………………….. 51

  • 12

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

    2. Surat Izin Meneliti

    3. Surat Keterangan telah Meneliti

    4. Master Tabel Penelitian

  • 13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Salah satu penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin

    adalah preeklampsia. Preeklampsia sampai sekarang masih menjadi

    salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian ibu dan bayi di

    seluruh dunia (Sibai, 2000). Kematian dan kesakitan ibu masih

    merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang.

    Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka

    Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara

    memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa,

    Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka

    kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per

    100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup,

    Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000

    kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO,

    2014).

    Indonesia merupakan Negara di Asia Tenggara dengan

    angka kematian ibu dan perinataltertinggi, yang berarti kemampuan

    untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan

    yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Angka kematian ibu (AKI)

    di Indonesia menurut SDKI tahun 2012 tercatat mencapai 349

  • 2

    kematian per 100 ribu kelahiran hidup meningkat dibandingkan tahun

    2007 yang hanya mencapai 228 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.

    Penyebab utama kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan (28%),

    hipertensi dalam kehamilan (24%), dan infeksi (11%) (Depkes, 2008).

    Selain itu, tingginya angka kematian ibu dan bayi juga

    disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu dan frekuensi

    pemeriksaan antenatal careyang tidak teratur. Kunjungan

    antenatalyang pertama sangat penting karena merupakan kesempatan

    pertama untuk menilai keadaan kesehatan ibu dan janin sekaligus juga

    menentukan kualitas interaksi antara pelaksana pelayanan dengan ibu

    sebagai klien. Pemeriksaan kehamilan selanjutnya sama pentingnya

    dengan pemeriksaan pertama. Pemeriksaan yang dilakukan secara

    teratur akan memberikan kesempatan untuk menemukan kelainan

    secara dini serta perkembangan dari keadaan dan keluhan pada

    kunjungan sebelumnya. Oleh karena itu, ibu hamil memerlukan

    pemantauan selama kehamilannya (Wiknjosastro, 2010).

    Preeklamsia merupakan keadaan dimana tekanan darah

    lebih dari 140/90mmHg disertai dengan protein dalam urine pada usia

    kehamilan diatas 20 minggu, pada wanita yang tidak memiliki riwayat

    hipertensi sebelumnya. Tidak semua kasus pre eklamsia ditemukan

    bersamaan dengan gejala edema, sehingga diagnose pre eklamsia

    ditentukan dari peningkatan tekanan darah dan hasil pemeriksaan

    protein urine (Alam, 2012).

  • 3

    Faktor-faktor penyebab preeklampsia merupakan suatu hal

    yang cukup kompleks yang digolongkan berdasarkan pada faktor

    reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan, dan sosial

    ekonomi, adapun faktor-faktor lain terjadinya preeklampsia yaitu faktor

    gizi, paritas tinggi, serta melahirkan terlalu muda dan usia lanjut pada

    ibu hamil (Angsar, 2009).

    Beberapa peneliti telah menganalisa hubunganumur,

    pendidikan dan graviditas dengan kejadian preeclampsia pada ibu

    hamil. Rizki Meysita (2014) dalam penelitiannya yang berjudul

    “Hubungan Usia dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu Bersalin di

    RSUD Wonosari Tahun 2013” mendapatkan bahwa ada hubungan

    usia dengan kejadian preeklampsia yang ditunjukkan dengan nilai

    p=0,006 dan nilai OR yakni 2,654.

    Hasil Penelitian Utami Eka Novaliasari (2014)didapatkan

    bahwa kurang dari setengah responden mengalami preeklampsi berat

    berpendidikan SMP yaitu sebanyak 42 responden (27,2%) dan

    sebagian kecil responden tidak sekolah pengalami pre eklampsi ringan

    yaitu sebanyak 15 responden (9,7%). hasil analisis uji chi square

    dengan tingkat signifikan a = 0,05 dimana didapatkan ρ value= 0,300

    maka ρ value = 0,300 > a = 0,05 yang artinya H1 ditolak sehingga

    dapat disimpulkan tidak ada hubungan pendidikan dengan pre

    eklampsia pada ibu hamil di RSUD Dr. Abdoer Rahem Kabupaten

    Situbondo.

  • 4

    Hasil penelitian lain menurut Sumarni, Dan kawan-kawan

    (2010) Sebagian besar responden pada kategori gravida beresiko,

    sebagian besar responden mengalami preeklamsia dan hasil analisa

    data uji statistik Chi Square dengan hasil sig: 0,001(

  • 5

    yang melakukan pemeriksaan kehamilan yang mengalami

    preeclampsia (Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari, 2018).

    Penelitian ini dilakukan penulis di RSUD kota Kendari,

    karena RSUD Kota Kendari merupakan rumah sakit umum daerah

    yang menerima berbagai jaminan kesehatan selain itu RSUD Kota

    Kendarijuga merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang

    menerima pasien patologi sehingga berbagai kasus penyakit banyak

    ditangani di rumah sakit tersebut salah satunya di bidang

    obstetrik/kebidanan termasuk kasus preeklampsia dimana setiap

    tahunnya angka kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Kota

    Kendarimenurun. Walau tidak mengalami penurunan yang drastis tiap

    tahunnya namun kasus ini sangat berbahaya bagi ibu hamil yang

    mengalaminya apabila tidak ditangani secara dini. Oleh sebab itu,

    penulis tertarik melakukan penelitian di RSUD Kota Kendari.

    Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan

    penelitian dengan judul “Karakteristik Ibu Hamil yang mengalami

    Preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017”.

    B. Rumusan Masalah

    Bagaimanakah Karakteristik Ibu yang mengalami Preeklampsia di

    RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017?

    C. Tujuan Penelitian

  • 6

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengidentifikasi Karakteristik ibu hamil yang mengalami

    Preeklampsia RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengidentifikasi Umur pada ibu hamil yang mengalami

    preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017.

    b. Untuk mengidentifikasi Pendidikan pada ibu hamil yang

    mengalami preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode

    2016/2017.

    c. Untuk mengidentifikasi Graviditas pada ibu hamil yang

    mengalami preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode

    2016/2017.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu

    pengetahuan yang dapat menambah wawasan khususnya

    mengenai karakteristik ibu hamil dengan kehamilan preeKlampsia.

    2. Manfaat Praktis

    Memberikan informasi secara obyektif tentang kejadian hipertensi

    pada ibu hamil sehingga dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat

    perencanaan penelitian tentang kejadian hipertensi pada ibu hamil.

    3. Manfaat bagi Tempat Penelitian

  • 7

    Memberikan informasi kepada petugas kesehatan di RSUD kota

    Kendari khususnya di Poli KIA untuk melakukan upaya promotif dan

    preventif dalam menurunkan angka kejadian hipertensi pada ibu

    hamil.

    4. Manfaat bagi Peneliti

    Menambah pengetahuan, keterampilan, serta menambah

    pengalaman bagi penulis dari kegiatan yang dilakukan dalam

    melaksanakan penelitian selanjutnya.

    E. Keaslian Penelitian

    Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Prasetyo Dan kawan-kawan

    pada tahun 2015 dengan judul “Hubungan antara Karakteristik Ibu

    Hamil dengan Kejadian Preeklamsi di RSUD Al-Ihsan Kabupaten

    Bandung”. Hasilnya terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil

    dengan kejadian preeklampsia ditinjau dari segi paritas, usia dan

    pekerjaan dengan kejadian preeclampsia. Perbedaan dengan

    penelitian yang akan dilakukan terdapat pada jenis penelitian, variabel

    independent, dan cara pengambilan sampel. Jenis penelitian yang

    akan dilakukan adalah penelitian deskriptif, variabel independent yaitu

    umur; graviditas dan pendidikan, pengambilan sampel dengan cara

    total sampling. Sedangkan pada penelitian Prasetyo, Dan kawan-

    kawan jenis penelitian yang telah dilakukan adalah observasional

    analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independent yaitu

  • 8

    umur; paritas dan pekerjaan, pengambilan sampel dengan cara

    consecutive sampling.

    BAB II

  • 9

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    1. Tinjauan Tentang Kehamilan

    a. Pengertian Kehamilan

    Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai

    lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40

    minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

    terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester I

    dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester II

    dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan trimester III dari bulan

    ketujuh sampai 9 bulan (Wiknjosastro, 2010).

    Periode antepartum adalah periode kehamilan yang

    dihitung sejak hari pertama haid terakhir hingga dimulainya

    persalinan sejati. Yang menandai awal periode antepartum.

    (Varney, 2006).

    Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

    dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

    implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine

    mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan

  • 10

    b. Tanda dan Gejala Kehamilan

    Tanda dan gejala kehamilan menurut Wiknjosastro (2010)

    dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

    1) Tanda tidak pasti kehamilan

    a) Amenorea(tidak dapat haid)

    Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil

    tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari

    pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan

    dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan

    memakai rumus Neagle: HT-3 (bulan + 7).

    b) Mual dan muntah

    Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga

    akhir trimester pertama. Sering terjadi pada pagi hari

    disebut morning sickness.

    c) Mengidam (ingin makanan khusus)

    Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan

    tetapi menghilan dengan makin tuanya kehamilan.

    d) Pingsan

    Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan

    padat. Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

    e) Anoreksia(tidak ada selera makan)

    Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan,

    tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.

  • 11

    f) Mamae menjadi tegang dan membesar.

    Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan

    progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

    g) Miksi sering

    Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih

    tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan

    hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada akhir

    kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan

    oleh kepala janin.

    h) Konstipasi atau obstipasi

    Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan

    oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan

    kesulitan untuk buang air besar.

    i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)

    Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang

    berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap

    terdapat pada perut bagian bawah.

    j) Epulis

    Suatu hipertrofi papilla ginggivae(gusi berdarah). Sering

    terjadi pada trimester pertama.

    k) Varises (pemekaran vena-vena)

    Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron

    terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penampakan

  • 12

    pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki

    dan betis, dan payudara.

    2) Tanda Kemungkinan Kehamilan

    a) Perut membesar setelah kehamilan 14 minggu, rahim

    dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut.

    b) Uterus membesar. Terjadi perubahan dalam bentuk,

    besar, dan konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan

    dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan

    bentuknya makin lama makin bundar.

    c) Tanda Hegar yaitu konsistensi rahim dalam kehamilan

    berubah menjadi lunak, terutama daerah ismus. Pada

    minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi

    seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada trimester

    pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih

    lunak.

    d) Tanda Chadwick yaitu perubahan warna menjadi

    kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan serviks.

    Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon

    estrogen.

    e) Tanda Piscaseck yaitu uterus mengalami pembesaran,

    kadang–kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah

    telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini

  • 13

    menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan

    hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.

    f) Tanda Braxton-Hicks yaitu bila uterus dirangsang mudah

    berkontraksi. Tanda khas untuk uterus dalam masa

    hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak

    ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda

    Braxton-Hicks tidak ditemukan.

    g) Teraba ballotemen merupakan fenomena bandul atau

    pantulan balik. Ini adalah tanda adanya janin di dalam

    uterus.

    h) Reaksi kehamilan positif dengan cara khas yang dipakai

    dengan menentukan adanya human chorionic

    gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing

    pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu

    menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

    3) Tanda Pasti Kehamilan

    a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga

    bagian-bagian janin.

    b) Denyut jantung janin yaitu, didengar dengan stetoskop-

    monoral laennec, dicatat dan didengar dengan alat

    doppler, dicatat dengan feto-elektro kardiogram dan

    dapat dilihat pada ultrasonograf.

    c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

  • 14

    d) Diagnosa banding kehamilan

    Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba

    (2009), meliputi:

    (1) Hamil palsu. Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi

    dengan pemeriksaan alat canggih dan tes biologis

    tidak menunjukkan kehamilan.

    (2) Tumor kandungan atau mioma uteri. Terdapat

    pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil,

    bentuk pembesaran tidak merata dan perdarahan

    banyak saat menstruasi.

    (3) Kista ovarium. Terjadi pembesaran perut tetapi tidak

    disertai tanda hamil, datang bulan terus berlangsung,

    lamanya perbesaran perut dapat melampaui umur

    kehamilan, dan pemeriksaan tes biologis kehamilan

    dengan tes negatif.

    (4) Hematometra. Terlambat datang bulan dapat

    melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit setiap

    bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan

    pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang

    positif.

    (5) Kandung kemih yang penuh. Dengan melakukan

    kateterisasi, maka pembesaran perut akan

    menghilang.

  • 15

    c. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

    Antenatal care ialah pemeriksaan kehamilan untuk

    mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan

    memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta

    ditangani secara memadai (Saifuddin, Dan kawan-kawan.,

    2008).

    1) Tujuan dilakukan pemeriksaan antenatal bagi ibu hamil

    adalah:

    a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

    kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.

    b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

    mental dan sosial ibu dan janin.

    c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

    komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

    riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

    pembedahan.

    d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan

    dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma

    seminimal mungkin.

    e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

    pemberian ASI eksklusif.

  • 16

    f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

    kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara

    normal.

    2) Cara Pelayanan Antenatal Care

    Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan

    standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI (2008)

    yang terdiri dari :

    a) Kunjungan Pertama

    Catat identitas ibu hamil, catat kehamilan riwayat

    sekarang, catat riwayat kehamilan dan persalinan lain,

    catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan,

    pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium,

    pemeriksaan obstetrik, pemberian imunisasi tetanus

    toxoid (TT), pemberian obat rutin seperti tablet Fe,

    kalsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-

    obatan khususnya atas indikasi, serta penyuluhan.

    b) Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

    Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling

    sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu (a) satu kali pada

    trimester pertama (sebelum 14 minggu), (b) satu kali

    pada trimester ke dua (antara minggu 14-28) dan (c) dua

    kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36 minggu

    dan sesudah minggu ke 36).

  • 17

    c) Pelayanan/Asuhan Standar Minimal termasuk 10 T

    Pelayanan asuhan kebidana 10 T yaitu timbang

    berat badan dan ukur tinggi badan, ukur (Tekanan)

    darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), ukur

    tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan denyut

    jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan

    berikan imunisasi TT bila diperlukan, pemberian Tablet

    zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan, tes

    laboraturium, tatalaksana kasus dan temu wicara.

    Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di

    berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak

    dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu

    kebijakan teknis untuk ibu hamil secara keseluruhan yang

    bertujuan untuk mengurangi risiko dan komplikasi

    kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi

    komponen-komponen seperti mengupayakan kehamilan

    yang sehat, melakukan deteksi dini komplikasi,

    melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila

    diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman,

    serta perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk

    melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

  • 18

    d) Pemberian Imunisasi

    Adapun pemberian imunisasi meliputi (a) TTI diberikan

    pada kunjungan antenatal pertama, (b) TT2 diberikan 4

    minggu setelah TTI dengan lama perlindungan 3 tahun

    perlindungan yang diberikan 80% (c) TT3 deberikan 6

    bulan setelah TT2 dengan lama perlindungan 5 tahun

    perlindungan yang diberikan 95% (d) TT4 diberikan 1

    tahun setelah TT3 dengan lama perlindungan 10 tahun

    perlindungan yang diberikan 99% dan (e) TT5 diberikan

    1 tahun setelah TT4 dengan lama perlindungan 25

    tahun/seumur hidup perlindungan yang diberikan 99%.

    e) Pemberian Vitamin Zat Besi

    Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera

    mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet

    mengandung FeSO4 320 M (zat besi 60 Mg) dan asam

    folat 500 Mg, minimal masing-masing 120 tablet. Tablet

    besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi,

    karena mengganggu penyerapan. Zat besi paling baik di

    konsumsi di antara waktu makan bersama jus jeruk

    (vitamin C).

    f) Jadwal Kunjungan Ulang

    Kunjungan I (16 minggu) di lakukan untuk

    penapisan dan pengobatan anemia, perencanaan

  • 19

    persalinan, pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

    pengobatannya.

    Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III

    (32 minggu) dilakukan untuk pengenalan komplikasi

    akibat kehamilan dan pengobatannya, penapisan pre

    eklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran

    perkemihan serta mengulang perencanaan persalinan.

    Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) yaitu sama

    seperti kunjungan II dan III, mengenali adanya kelainan

    letak dan presentasi serta mengenali tanda-tanda

    persalinan.

    d. Tanda dan Bahaya Kehamilan

    Tanda dan bahaya kehamilan yang berhubungan dengan

    preeklampsia adalah sebagai berikut :

    1) Trimester I

    Adalah usia kehamilan 1-3 bulan atau kehamilan

    berusia 0-12 minggu, salah satu asuhan yang dilakukan oleh

    tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu

    melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit

    yang mungkin terjadi selama hamil muda. Salah satu yang

    harus di waspadai pada kehamilan trimester yaitu sakit

    kepala yang hebat. Sakit kepala yang bisa terjadi selama

    kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan

  • 20

    yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang

    menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah

    sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan

    beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

    mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur

    atau berbayang.Hal ini merupakan gejala dari pre eklamsia

    dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,

    stroke, koagulopati dan kematian.

    Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan

    dan umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah

    diotak akibat hormon kehamilan, khusunya hormon

    progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau

    tertekan atau pandangan mata bermasalah, sakit kepala

    akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya

    menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah

    selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan.

    Penanganan umum yaitu jika ibu tidak sadar atau

    kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan

    siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan. Segera lakukan

    observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital

    (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari

    riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan

    keluarganya (Saifuddin,Dan kawan-kawan., 2008).

  • 21

    Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu nyeri

    kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre

    eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita

    hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang

    maternal, stroke, koagulopati dan kematian.

    2) Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan

    berusia 13-28 minggu. Tanda bahaya yang harus diwaspadai

    pada kehamilan trimester II yaitu bengkak pada wajah, kaki

    dan tangan. Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih

    dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan

    berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.

    Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada

    kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk

    penentuan diagnosis pre eklampsia. Hampir separuh dari ibu-

    ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang

    biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.

    Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul

    mendadak dan cenderung meluas.

    Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak

    yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari

    dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkan kaki

    lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah

    serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah

  • 22

    beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini

    bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre

    eklamsia. Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita

    hamil mempengaruhi sistem kerja tubuh sehingga

    menghasilkan kelebihan cairan.Ini dapat terlihat setelah

    kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara

    temporer semakin parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan

    yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin

    selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan

    dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi

    urin. Oleh karena ginjal belum mampu bekerja secara

    optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan

    disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu

    memprosesnya lebih lanjut. Terkadang bengkak membuat

    kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat mengkilat,

    tegang dan sangat tidak nyaman.

    Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur.

    Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan

    perubahan sirkulasi. Pengobatan cina menganggap kram

    ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah

    dan ginjal.

    Penanganan umum yaitu istirahat cukup, mengatur

    diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang

  • 23

    mengandung protein dan mengurangi makanan yang

    mengandung karbohidrat serta lemak dam jika keadaan

    memburuk namun memungkinkan dokter akan

    mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi

    keselamatan ibu dan bayi.

    Adapun komplikasi yang dapat terjadi yaitu kondisi ibu

    disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan

    kehamilan dengan tanda tanda oedema (pembengkakan)

    terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah

    tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada

    pemeriksaan urin dan laboratorium.

    3) Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan

    berusia 29-42 minggu. Tanda bahaya kehamilan trimester III

    meliputi penglihatan kabur. Penglihatan menjadi kabur atau

    berbayang. Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,

    sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan

    resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang

    dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang),

    dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau

    pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre eklampsia.

    Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang

    mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,

  • 24

    misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-

    bintik (spot), berkunang-kunang.

    Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia

    merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-

    eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini

    disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam

    pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina

    (oedema retina dan spasme pembuluh darah).Penanganan

    umum jika tidak sadar atau kejang segera dilakukan

    mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas

    tindakan gawat darurat. Segera dilakukan penilaian terhadap

    keadaan umum termasuk tanda tanda vital sambil

    menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari

    pasien atau keluarganya (Saifuddin, Dan kawan-kawan.,

    2008). Komplikasi yang ditimbulkan adalah kejang dan

    eklamsia.

    2. Tinjauan Tentang Preeklamsia

    a. Pengertian Preeklamsia

    Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan

    yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein urin

    dan edema, yang kadang-kadang disertai komplikasi sampai

    koma. Sindroma preeklampsi ringan seperti hipertensi, edema,

    dan proteinuria sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa

  • 25

    disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre eklampsi berat,

    bahkan eklampsi (Angsar, 2009).

    b. Etiologi

    Faktor penyebab terjadinya komplikasi kehamilan

    termasuk pre eklampsi yaitu faktor kekurangan gizi dan anemia,

    paritas tinggi, usia melahirkan terlalu muda dan usia lanjut pada

    ibu hamil. Lebih lanjut insiden pre eklampsi umumnya terjadi

    pada wanita multipara, molahidatidosa, diabetes mellitus,

    kehamilan ganda, usia lebih dari 35 tahun, obesitas dan

    hipertensi, adanya pertambahan berat badan yang berlebihan

    merupakan faktor utama penyebab timbulnya preeklampsi

    (Wiknjosastro, 2010).

    c. Dasar diagnosis pre eklamsia

    Kejadian pre eklamsia sulit dicegah, tetapi diagnosis dini

    sangat menentukan prognosa janin. Diagnosis ditetapkan

    dengan dua dari trias preeklampsia yaitu kenaikan tekanan

    darah, proteinuria dan oedema (Manuaba, 2009).

    1) Hipertensi

    Hipertensi merupakan tanda terpenting guna

    menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan.

    Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer,

    sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah

    jantung.

  • 26

    Pada preeklamsia peningkatan reaktivitas vaskular

    dimulai pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi

    dideteksi umumnya pada trimester II. Tekanan pada

    preeklamsia bersifat labil dan mengikuti irama sirkadian

    normal.

    Timbulnya hipertensi adalah akibat volume spasme

    menyeluruh dengan ukuran tekanan darah ≥140/90 mmHg

    selang 6 jam. Tekanan diastolik ditentukan pada hilangnya

    suara Korotkoff”s phase V. Dipilihnya tekanan darah diastolik

    90 mmHg sebagai batas hipertensi, karena batas tekanan

    diastolik 90 mmHg yang disertai proteinuria, mempunyai

    korelasi dengan kematian perinatal tinggi. Mengingat

    proteinuria berkolerasi dengan bilai absolut tekanan darah

    diastolik, maka kenaikan (perbedaan) tekanan darah tidak

    dipakai sebagai kriteria diagnosis hipertensi, hanya sebagai

    tanda waspada (Angsar, 2009).

    2) Proteinuria

    Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis

    preeklampsia, tetapi proteinuria umumnya timbul jauh pada

    akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai preeklampsia

    tanpa proteinuria, karena janin sudah lahir terlebih dulu

    (Angsar, 2009).

  • 27

    Pengukuran proteinuria dapat dilakukan dengan (a)

    urin dipstik : 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya

    diperiksa 2 kali urin acak selang 6 jam dan (b) pengumpulan

    proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran

    proteinuria ≥300 mg/24 jam (Angsar, 2009).

    Preeklamsia dibagi dalam golongan ringan dan berat.

    Penyakit ini digolongkan berat bila, satu atau lebih

    tanda/gejala ini ditemukan : Tekanan sistolik 160 mmHg atau

    lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih,

    proteinuria +++ atau ++++ pada pemeriksaan kualitatif,

    oliguria, air kencing ≤500 cc, gangguan penglihatan atau

    nyeri di daaerah epigastrium (Wiknjosastro, 2010).

    3) Oedema

    Oedema adalah akumulasi cairan berlebihan di dalam

    jaringan secara menyeluruh yang umumnya dapat dilihat

    dengan adanya pembengkakan pada ekstremitas dan muka.

    Menurut ringan beratnya, secara klinis oedema dapat dibagi

    atas :

    a) oedema ringan di daerah dorsum pedis dan pretibial

    b) oedema hebat di daerah ektremitas bawah

    c) oedema didaerah muka dan tangan, dinding abdomen

    bagian bawah atau sakrum

  • 28

    d) oedema anasarka dan asites (Wiknjosastro, 2010).

    Oedema dapat terjadi pada kehamilan normal. Oedema

    yang terjadi pada kehamilan mempunyai banyak interpretasi,

    misalnya 40% oedema dijumpai pada hamil normal, 60%

    oedema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan

    80% oedema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi

    dan proteinuria. Biasanya oedeme disertai dengan kenaikan

    berat badan yang mendadak (Angsar, 2009).

    d. Patofisiologi

    Kelainan patofisiologi yang mendasari preeklamsi pada

    umumnya karena peningkatan tekanan darah dapat ditimbulkan

    oleh peningkatan cardiac output dan resistensi sistem pembuluh

    darah. Aliran darah renal dan angka filtrasi glomerolus pada

    pasien dengan kehamilan normal dengan usia kehamilan yang

    sama. Penurunan aliran darah renal diakibatkan oleh konstriksi

    di pembuluh darah afferen yang dapat megakibatkan

    kerusakkan membran glomerolus dan kemudian meningkatkan

    permeabilitas terhadap protein yang berakibat proteinuria.

    Resistensi vaskular cerebral selalu tinggi pada pasien

    preeklampsi (Benson dan Pernoll, 2008).

    e. Klasifikasi Preeklampsia

    Preeklampsi digolongkan kedalam preeklampsi ringan

    dan berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut :

  • 29

    1) Preeklampsia ringan

    Preeklampsi ringan adalah suatu sindroma spesifik

    kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat

    terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel

    (Angsar, 2009).

    Gejala preeklampsi ringan meliputi tekanan darah

    sekitar 140/90 mmHg atau kenaikan tekanan darah 30

    mmHg untuk sistolik atau 15 mmHg untuk diastolik dengan

    interval pengukuran selama 6 jam (Manuaba, 2009).

    2) Preeklampsia berat

    Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan

    darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110

    mmHg disertai proteinuria 5 g/24 jam (Angsar, 2009).

    Gejala preeklampsia berat (kelanjutan preeklamsia ringan)

    meliputi tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih,

    pengeluaran protein urine lebih dari 5g/24 jam, terjadi

    penurunan produksi urine kurang dari 400 cc/24 jam,

    terdapat edema paru dan sianosis (kebiruan) dan sesak

    napas serta terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan

    penglihatan, nyeri di daerah perut atas) (Manuaba, 2009).

    f. Pencegahan

    Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat

    menemukan tanda-tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu

  • 30

    harus dilakukan penanganan semestinya. Kita perlu lebih

    waspada akan timbulnya preeklampsia dengan adanya faktor-

    faktor predisposisi seperti apa yang telah diuraikan diatas.

    Walaupun timbulnya preeklampsia tidak dapat dicegah

    sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan

    pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil

    (Wiknjosastro, 2010).

    Pemberian diet juga sangat penting bagi ibu hamil untuk

    guna mencapai dan mempertahankan status gizi optimal,

    mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal,

    mencegah atau mengurangi retensi garam atau air, menjaga

    keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan berat

    badan tidak melebihi normal, dan mengurangi atau mencegah

    timbulnya faktor risiko lain atau penyulit baru saat kehamilan

    atau setelah melahirkan (Banudi, 2013).

    Penerangan tentang istirahat cukup berguna dalam

    pencegahan preeklampsia. Istilah yang dimaksud tidak selalu

    berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari

    perlu dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan

    berbaring (Wiknjosastro, 2010).

    g. Penanganan preeklamsia

    Pada dasarnya penanganan preeklampsia terdiri atas

    pengobatan medik dan penanganan obstetrik. Pada

  • 31

    preeklampsia ringan penanganan sistomatis dan berobat jalan

    masih mungkin ditangani di puskesmas dan di bawah

    pengawasan dokter. Tindakan yang diberikan yaitu :

    1) Rawat Jalan

    a) Ibu hamil dengan preeklampsia ringan dianjurkan untuk

    banyak istirahat (berbaring atau tidur miring), tetapi tidak

    harus mutlak selalu tirah baring.

    b) Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring

    dengan posisi miring untuk menghilangkan tekanan rahim

    vena kava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah

    balik dan akan menambah curah jantung darah ke organ-

    organ vital. Peningkatan curah jantungakan meningkatkan

    aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta dan

    memperbaiki kondisi janin dalam rahim.

    c) Diet yang mengandung 2 g natrium atau 4-6 g NaCl

    (garam dapur) adalah cukup. Kehamilan sendiri lebih

    banyak membuang garam lewat ginjal, tetapi

    pertumbuhan janin justru membutuhkan lebih banyak

    konsumsi garam. Bila konsumsi garam hendak dibatasi

    maka harus diimbangi dengan konsumsi cairan yang

    banyak, berupa susu atau air buah.

  • 32

    d) Tidak diberikan obat-obat diuretik, anti hipertensi dan

    sedativ. Melainkan pemeriksaan laboratorium Hb,

    hematokrit, fungsi hati, urin lengkap, dan fungsi ginjal.

    2) Rawat inap (di rumah sakit)

    Kriteria ibu hamil dengan preeklampsi ringan yang

    perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit yaitu (a) bila

    tidak ada perbaikan tekanan darah, kadar proteinuria selama

    2 minggu dan (b) adanya satu atau lebih gejala dan tanda-

    tanda preeklampsi berat.

    Selama di rumah sakit dilakukan anamnesis,

    pemeriksaan USG dan Doppler khususnya untuk evaluasi

    pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion. Pemeriksaan

    nonstress test dilakukan 2 kali seminggu dan konsultasi

    dengan bagian mata, jantung dan lain-lain.

    Perawatan obstetrik yaitu sikap terhadap

    kehamilannya yaitu :

    a) Pada kehamilan preterm (37 minggu), persalinan ditunggu

    sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan

    untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal

    persalinan (Angsar, 2009).

  • 33

    Penanganan preeklampsia berat segera dimasukkan

    di rumah sakit atau merujuk penderita dan memperhatikan hal

    berikut yaitu bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih,

    protein urin 1 plus atau lebih. Kenaikan berat badan 11,2 kg

    atau lebih dalam seminggu, oedeme bertambah dengan

    mendadak. Terdapat gejala dan keluhan subyektif. Penderita

    di usahakan agar :

    a) Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara

    ataupun sinar

    b) Dipasang infus glukosa 5%

    c) Dilakukan pemeriksaan : Pemeriksaan umum yaitu

    pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan.

    Pemeriksaan kebidanan : pemeriksaan leopold, denyut

    jantung janin, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan

    dan keadaan janin dalam rahim), pemasangan kateter,

    evaluasi keseimbangan cairan

    d) Setelah keadaan preeklampsia berat dapat diatasi

    pertimbangakan mengakhiri kehamilan berdasarkan

    kehamilan cukup bulan, mempertahankan kehamilan

    sampai mendekati cukup bulan, kegagalan pengobatan

    preeklampsia berat, kehamilan diakhiri tanpa memandang

    umur, merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan

    yang adekuat (Manuaba, 2009).

  • 34

    Pada kasus preeklampsia berat dan eklampsi,

    magnesium sulfat yang diberikan secara parenteral adalah

    obat anti kejang yang efektif tanpa menimbulkan depresi

    susunan saraf pusat baik bagi ibu maupun janinnya. Obat

    ini dapat diberikan secara intravena melalui infus atau

    intramuskular dengan injeksi. Berikan 4 gram MgSOsebagai larutan 20% secara intravena dengan kecepatan

    tidak melebihi 1g/menit. Lanjutkan segera dengan 10 gram

    MgSO 50%. Sebagian (5%) disuntikkan dalam kuadranlateral atas bokong (penambahan 1 ml lidokain 2% dapat

    mengurangi nyeri (Susanto, 2003).

    h. Komplikasi

    Komplikasi yang biasanya terjadi pada preeklampsia

    berat dan eklampsia, yaitu :

    1) Perdarahan intrakranial meskipun jarang, tapi dapat terjadi

    pada preeklampsia dan eklampsia.

    2) Penderita preeklampsia berat mempunyai risiko besar

    terjadinya edema paru disebabkan oleh payah jantung.

    3) Pengaruh buruk pada kesehatan janin yang disebabkan oleh

    menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia,

    vasospasme dan kerusakan sel endotel pembuluh darah

    plasenta. Dapat terjadi persalinan prematuritas,

    oligohidramnion dan solusio plasenta.

  • 35

    4) Kerusakan sel glomerolus mengakibatkan meningkatnya

    permeabilitas basalis sehingga terjadi kebocoran dan

    mengakibatkan proteinuria (Wiknjosastro, 2010).

    3. Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Preeklampsia

    a. Umur

    Usia terbaik untuk seorang wanita hamil antara usia 20

    tahun hingga 25 tahun. Pengawasan pada ibu hamil dengan

    usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun perlu diperhatikan

    karena sering terjadi anemia, hipertensi menuju

    preeklampsia/eklampsia, persalinan dengan berat badan lahir

    rendah, kelamin disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang

    diakhiri dengan tindakan operasi (Sunaryo, 2008).

    Preeklamsia hampir selalu merupakan penyakit wanita

    nullipara. Meskipun preeklamsia lebih sering didapatkan pada

    masa awal dan akhir usia reproduktif, yaitu usia remaja atau

    usia di atas 35 tahun, namun preeklampsia pada usia diatas 35

    tahun biasanya menunjukkan hipertensi yang diperberat oleh

    kehamilan. Preeklamsia biasanya terjadi pada usia yang ekstrim

    (35 tahun). Preeklamsia juga terjadi pada usia

    ≥35 tahun, disuga akibat hipertensi yang diperberat oleh

    kehamilan. Oleh karena itu, insiden hipertensi meningkat di atas

    usia 35 tahun (Helda, 2008).

    b. Graviditas

  • 36

    Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami

    oleh ibu. Insiden preeklampsia 7-12 % terjadi pada primigravida

    sedangkan untuk multigravida insiden preeklampsia 5-8 %. Hal

    ini terjadi pada primigravida disebabkan karena baru pertama

    kali hamil (Cunningham, 2005)

    Graviditas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami

    oleh ibu.Kriteria objektif:

    1) Graviditas I,

    2) Graviditas II,

    3) Graviditas III,

    4) Graviditas ≥ IV(Manuaba, 2004).

    c. Pendidikan Ibu

    Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan suatu

    kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan

    berlangsung seumur hidup. Kategori pendidikan menurut Arikunto

    (2015) terdiri dari pendidikan rendah (SD-SMP) dan Pendidikan

    tinggi (SMA-Perguruan tinggi).

    Pendidikan adalah faktor yang ada dalam individu seperti

    pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat pendidikan.

    Dimana untuk berprilaku kesehatan misalnya (pemeriksaan

    kesehatan bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan tengang

    manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun

    bagi janinnya (Sumijatun.Dan kawan-kawan, 2006).

  • 37

    Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

    memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang

    yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

    rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh

    mana keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan

    tersebut (Notoatmodjo, 2007).

    B. Landasan Teori

    Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang

    ditandai dengan peningkatan tekanan darah, protein urin dan edema,

    yang kadang-kadang disertai komplikasi sampai koma. Sindroma

    preeklampsi ringan seperti hipertensi, edema, dan proteinuria sering

    tidak diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat

    timbul pre eklampsi berat, bahkan eklampsi (Angsar, 2009).

    Preeklamsia hampir selalu merupakan penyakit wanita nullipara.

    Meskipun preeklamsia lebih sering didapatkan pada masa awal dan

    akhir usia reproduktif, yaitu usia remaja atau usia di atas 35 tahun,

    namun preeklampsia pada usia diatas 35 tahun biasanya menunjukkan

    hipertensi yang diperberat oleh kehamilan. Preeklamsia biasanya

    terjadi pada usia yang ekstrim (35 tahun). Preeklamsia

    juga terjadi pada usia ≥35 tahun, disuga akibat hipertensi yang

    diperberat oleh kehamilan. Oleh karena itu, insiden hipertensi

    meningkat di atas usia 35 tahun (Helda, 2008).

  • 38

    Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh ibu.

    Insiden preeklampsia 7-12 % terjadi pada primigravida sedangkan

    untuk multigravida insiden preeklampsia 5-8 %. Hal ini terjadi pada

    primigravida disebabkan karena baru pertama kali hamil (Cunningham,

    2005)

    Pendidikan adalah faktor yang ada dalam individu seperti

    pengetahuan, sikap terhadap kesehatan serta tingkat pendidikan.

    Dimana untuk berprilaku kesehatan misalnya (pemeriksaan kesehatan

    bagi ibu hamil) diperlukan pengetahuan tengang manfaat periksa

    hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun bagi janinnya

    (Sumijatun.Dan kawan-kawan, 2006).

    Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi

    respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang

    berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional

    terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana

    keuntungan yang mungkin akan diperoleh dari gagasan tersebut

    (Notoatmodjo, 2007).

    C. Kerangka Teori

    Faktor penyebab terjadinya preeklampsi yaitu :

    1. faktor kekurangan gizi dan anemia,2. paritas tinggi,3. usia melahirkan terlalu muda dan usia lanjut pada ibu hamil4. molahidatidosa,5. diabetes mellitus,6. kehamilan ganda,7. obesitas8. hipertensi,9. graviditas, dan10. pendidikan.

  • 39

    Gambar 2. 1 Kerangka TeoriKarakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Preeklampsia di

    RSUD Kota KendariPeriode 2016/2017. Hasil modifikasi dari Sumijatun,Dan kawan-

    kawan (2006) dan winkjosastro (2010).

    D. Kerangka Konsep

    Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Kehamilan

    Preeklampsia di RSUDKota Kendari Periode 2016/2017.

    Keterangan :

    Variabel Bebas (Independen) : Umur, Graviditas dan Pendidikan

    Variabel Terikat (Dependen) : Preeklampsia

    Preeklampsia

    Umur

    Gravidaitas

    PendidikanGravidaitas

    Pendidikan

    Preeklampsia

  • 40

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

    yang dimaksud untuk mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan

    tujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif

    (Notoadmojo, 2010).

    B. Waktu dan Tempat Penelitian

    1. Waktu Penelitian

    Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli 2018.

    2. Tempat Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan diRSUD Kota Kendari.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

    mengalami preeklampsia sebanyak 76 orang yang tercatat dalam

    rekam medikRSUD Kota Kendari Periode 2016/2017.

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang

    mengalami preeklampsia sebanyak 76 orang yang tercatat dalam

    rekam medikRSUD Kota Kendari periode 2016/2017. Teknik

    pengambilan sampel adalah total sampling.

  • 41

    D. Variabel Penelitian

    1. Variabel terikat (dependent) yaitu preeklampsia.

    2. Variabel bebas(independent) yaitu umur, graviditas, dan

    pendidikan.

    E. Defenisi Operasional

    1. Preeklampsia

    Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan dan

    persalinan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah,

    protein urin dan edema, yang kadang-kadang disertai komplikasi

    sampai koma. Sindroma pre eklampsi ringan seperti hipertensi,

    edema, dan proteinuria sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa

    disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre eklampsi berat,

    bahkan eklampsi (Angsar, 2009).

    2. Umur

    Usia ibu merupakan lamanya waktu ibu hidup, dihitung saat

    ibu dilahirkan sampai ibu mengalami hiperemesis gravidarum.

    Kriteria Objektif :

    a. < 20 tahun,

    b. 20 - 35 tahun,

    c. >35 tahun(Ridwan, 2007).

  • 42

    3. Graviditas

    Graviditas adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh

    ibu.Kriteria objektif:

    5) Graviditas I,

    6) Graviditas II,

    7) Graviditas III,

    8) Graviditas ≥ IV(Manuaba, 2004).

    4. Pendidikan Ibu

    Menurut Arikunto (2015) pendidikan adalah suatu usaha

    mengembangkan suatu kepribadian dan kemampuan di dalam dan

    diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

    Kriteria objektif:

    a. Pendidikan Dasar : SD, SMP

    b. Pendidikan Menengah : SMA/ Sederajat

    c. Pendidikan Tinggi : Diploma/ S1

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yaitu menggunakan instrumen pengumpulan

    data berupa salinan data sekunder rekam medikRSUD Kota Kendari

    Tahun 2017 yang meliputi data kejadian preeklampsia.

    G. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu sumber yang

    tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

    lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008). Data diperoleh

  • 43

    dari rekam medikRSUD Kota Kendari Sartika Tahun 2017 yang

    meliputi data kejadian preeklampsia.

    H. Pengelolaan dan Penyajian Data

    1. Pengolahan Data

    Data diolah secara manual dengan untuk menggunakan

    kalkulator sebelum mengggunaka pengelolaan data terlebih dahulu

    dilakukan.

    a. Seleksi (merupakan pemilihan data)

    b. Editing (mengecek kembali data yang telah dikumpulkan dan

    melengkapin data yag kurang)

    c. Coding (pekerjaan membuat table data yang dijumlah,

    dipreesntasikan kemudian diuraikan makan presentasinya).

    Adapun rumus yang digunakan adalah:

    X = x K (100%)Keterangan:

    X : presentasi hasil yang dicapai

    F : frekuensi fariabel yang diteliti

    n : jumlah sampel peneliti

    K :konstanta

    2. Penyajian Data

    Data disajikan dalam bentuk tabel yang dipresentasekan dan

    diuraikan dalam bentuk narasi.

  • 44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    1. Letak geografis RSUD Kota Kendari

    Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas terletak di Kota

    Kendari, tepatnya di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu atau

    terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No. 39 Kel.Kambu Kec.Kambu

    Kota Kendari dengan luas lahan 13.000 M2. Rumah Sakit Umum

    Daerah Kota Kendari memiliki batas wilayah sebagai berikut :

    a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga

    b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia

    c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau

    d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua

    2. Sejarah Singkat

    RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari,

    tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas

    lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2.

    RSUD Kota Kendari merupakan bangunan peninggalan

    pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan

    telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :

    a. Dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1927

    b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun

    1942-1945Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945-1960

  • 45

    c. Menjadi RSU Kabupaten Kendari pada tahun 1960-1989

    d. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001

    e. Menjadi RSU Kota Kendari pada Tahun 2001 berdasarkan

    Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001

    f. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD Abunawas Kota

    Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari

    2003

    g. Pada tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah

    membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah

    Sakit, yang dibangun secara bertahap.

    h. Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah

    Abunawas Kota Kendari resmi menempati gedung baru yang

    terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No:39 Kel. Kambu Kec.

    Kambu Kota Kendari

    i. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM

    Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil

    terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan (Administrasi dan

    Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,

    Pelayanan Medik, dan IGD)

    j. Berdasarkan SK Walikota Kendari No.16 Tahun 2015 tanggal

    13 Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota

    Kendari sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 tahun 2001

    3. Visi dan Misi RSUD Abunawas Kota Kendari

  • 46

    Dalam menjalankan tugas dan fungsi RSUD Abunawas Kota

    Kendari mempunyai visi dan misi :

    1) Visi

    Visi RSUD Kota Kendari yaitu sebagai “Rumah Sakit Pilihan

    Masyarakat

    2) Misi

    a) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan

    pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau

    b) Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota

    Kendari menjadi rumah sakit mitra keluarga.

    c) Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis dan non

    medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang

    aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan kelurganya

    serta masyarakat pada umumnya.

    4. Sarana Gedung

    RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sebagai

    berikut :

    a. Gedung Anthurium (Kantor)

    b. Gedung Bougenville (Poliklinik)

    c. Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD)

    d. Gedung Matahari (Radiologi)

    e. Gedung Crysant (Kamar Operasi)

    f. Gedung Asoka ( ICU)

    g. Gedung Teratai (Obgyn-Ponek)

  • 47

    h. Gedung Lavender ( Rawat Inap Penyakit Dalam)

    i. Gedung Mawar (Rawat Inap Anak)

    j. Gedung Melati (Rawat Inap Bedah)

    k. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf dan THT)

    l. Gedung Angggrek (Rawat Inap VIP, Kelas I dan Kelas II)

    m. Gedung Instalasi Gizi

    n. Gedung Loundry

    o. Gedung Laboratorium

    p. Gedung Kamar Jenazah

    q. Gedung VIP (dalam tahap penyelesaian)

    r. Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) dalam proses

    pembangunan

    Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD Kota Kendari

    dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur,

    10 buah mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda

    motor.

    5. Ketenagaan

    Tabel 4.1 Distribusi Data Ketenagaan RSUD Kota Kendaritahun 2018.

    No. Jenis Tenaga PNS NonPNS

    PNSMOU

    Jumlah

    I. Tenaga Dokter1. Dokter spesialis2. Dokter Umum3. Dokter Gigi

    1293

    450

    831

    24174

    II. Tenaga Paramedis1. S1 Ners 3 18 0 21

  • 48

    2. S1 Perawat3. DIII Perawat4. SPK5. DIV Kebidanan6. DIII Kebidanan7. S1 Perawat Gigi8. D3 Perawat Gigi9. SPRG10.S2 Kesmas11.S1 Kesmas12.D3 Kesling13.Apoteker14.S1 Farmasi15.D3 Farmasi16.S1 Gizi17.D3 Gizi18.D3 Analis Kesehatan19.S1 Fisioterapi20.D3 Fisioterapi21.D3 Rekam Medik22.D3 Akupuntur23.D3 Okupasi Terapi24.Radiologi25.Teknik Gigi26.S1 Psikologi

    193111820121714243406411111112

    710010350300100013321200000100

    0100000000040000000000000

    26132128551517242447381611111212

    III. Tenaga Non Medis1. S1 Ekonomi2. S1 Komputer3. D3 komputer4. D1 Komputer5. S1 Sosial Politik6. S1 Teknologi Pangan7. S2 Hukum8. S2 Manajemen9. D3 Manajemen10.S1 Informatika11.SMA12.SMP13.SD

    1111211200911

    41001000112534

    0000000000000

    52113112113445

    Jumlah 194 244 13 451Sumber : Profil RSUD Kota Kendari, 2018

  • 49

    B. Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang

    Karakteristik Ibu Hamil yang mengalami Preeklampsia di RSUD Kota

    Kendari Periode 2016/2017. Datayang didapatkan dari RSUD Kota

    Kendari pada tahun 2015 terdapat 39 orang (4,8%) yang mengalami

    preeklampsia dari 813 ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan,

    tahun 2016 terdapat 39 orang (2,8%) dari 1055 ibu hamil yang

    memeriksakan kehamilan. Pada tahun 2017 meningkat menjadi 37

    orang (3,6%) dari 1194 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

    kehamilan yang mengalami preeklampsia. Sampel dalam penelitian ini

    adalah semua ibu hamil yang mengalami preeklampsia sebanyak 76

    orang yang tercatat dalam rekam medikRSUD Kota Kendari periode

    2016/2017. Untuk lebih jelasnya maka hasil penelitian ini akan dibahas

    berdasarkan variable berikut :

    1. Umur

    Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil denganPreeklampsia Menurut Umur Ibu di RSUD KotaKendariPeriode 2016/2017.

    Umur Ibu n %

    35 tahun 35 46,1

    Total 76 100

    Sumber : data primer terolah.

  • 50

    Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami

    preeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai umur>35

    tahun yakni 46,1%, sedangkan ibu hamil yang mengalami

    preeclampsia paling sedikit pada ibu dengan 20-35 tahun yakni

    13,1% , dan

  • 51

    3. Pendidikan

    Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil denganPreeklampsia Menurut PendidikanIbu di RSUD KotaKendariPeriode 2016/2017.

    Sumber : data sekunder terolah.

    Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang mengalami

    preeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai pendidikan

    rendah yakni 39,5%, sedangkan ibu hamil yang mengalami

    preeklampsia paling sedikit pada ibu dengan pendidikan tinggi

    yakni 23,7% dan pendidikan menengahyakni 36,8%.

    C. Pembahasan

    Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik ibu yang

    mengalami preeklampsia di RSUD Kota Kendari Periode 2016/2017,

    berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder dari rekam medik,

    ditemukan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum

    sebanyak 76 orang yang datang memeriksakan kehamilanya. Untuk

    lebih jelasnya secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat di bahas

    berdasarkan variabel berikut.

    Pendidikan n %

    Dasar 30 39,5

    Menengah 28 36,8

    Tinggi 18 23,7

    Total 76 100

  • 52

    1. Umur

    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi penderita

    hiperemesis gravidarum menurut umur ibu terlihat bahwa ibu hamil

    yang mengalami preeklampsia paling banyak pada ibu yang

    mempunyai umur>35 tahun yakni 46,1%, sedangkan ibu hamil

    yang mengalami preeklampsia paling sedikit pada ibu dengan 20-

    35 tahun yakni 13,1% , dan 35 tahun.

    Ibu dengan usia resiko kehamilan menunjukkanbahwa fungsi organ

    reproduksi yang sudah tidak maksimal dalam menghadapi

    kehamilan, hal ini akan berpengaruh terhadapkehamilan dan ibu

    sangat beresiko mengalami berbagai komplikai kehamilan salah

    satunya adalah preeklampsia, dimana ketidakmampuan sistem

    tubuh dapat meningkatkan tekanan darah ibu, dan

    menyebabkanretensi cairan.Masturoh (2014) pada penelitian

    tentang Analisis Faktor RisikoStatus Kesehatan Ibu terhadap

    Kejadian Pre Eklampsia Di KabupatenTegal. Hasil penelitian

    menunjukan bahwa ibu hamil dengan usia < 20 tahun dan >35

    tahun mempunyai resiko terjadi pre eklampsia 7,9 kalidibanding ibu

    hamil dengan usia reproduksi sehat (20-35 tahun).Lamminpaa

    (2012) dalam penelitiannya di Finland juga mengungkapkanbahwa

  • 53

    pre eklampsia lebih dipengaruhi oleh usia ibu. ibu lanjut usia (>35

    tahun) yang hamil pertama kali merupakan faktor risikoindependen

    terjadinya preeklampsia. Hal ini kemungkinan terjadi karenafungsi

    organ reproduksi yang sudah tidak maksimal dalam menghadapi

    kehamilan pada umur >35 tahun..

    2. Graviditas

    Tabel 4.3 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami

    preeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai

    graviditas≥IVyakni 38,2% dan graviditas I yakni 32,9%.sedangkan

    ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum paling sedikit

    pada ibu dengan graviditas III yakni 13,1%, graviditas II yakni

    15,8%.

    Berdasarkan laporan Villiar, Dan kawan-kawan (2008)

    hipertensi karena kehamilan ditemukan pada 31% dari primigravida

    muda dan kehamilan ≥IV(Cunningham, 2005). Hal ini sejalan

    dengan teori yang dikemukakan oleh (Sudinaya, 2007) bahwa

    preeklamsia sering terjadi pada primigravida dan kehamilan ≥IV.

    Hal ini diduga karena adanya suatu mekanisme imunologi di

    samping endokrin dan genetik dan pada kehamilan pertama

    pembentukan blocking antibodiesterhadap antigen plasenta yang

    belum sempurna.

    Primigravida merupakan masa yang mempunyai frekuensi

    yang lebih tinggi terjadinya preeklampsia begitu juga pada ibu

  • 54

    dengan kehamilan keempat atau lebih. Peningkatan resiko

    terjadinya komplikasi obstetrik lebih besar. Sedangkan pada

    kehamilan kedua dan ketiga relatif aman dibanding dengan kedua

    kelompok tadi (Wiknjosastro, 2010).

    3. Pendidikan

    Hasil penelitian menyebutkanbahwa bahwa ibu hamil yang

    mengalami preeklampsia paling banyak pada ibu yang mempunyai

    pendidikan rendah yakni 39,5%, sedangkan ibu hamil yang

    mengalami preeklampsia paling sedikit pada ibu dengan pendidikan

    tinggi yakni 23,7% dan pendidikan menengahyakni 36,8%.

    Pendidikan dapat mempengaruhiseseorang termasuk juga

    perilaku terhadappola hidup dalam memotivasi untuk siapberperan

    serta dalam perubahan kesehatan.Rendahnya pendidikan

    seseorang makinsedikit keinginan untuk memanfaatkanpelayanan

    kesehatan, dan sebaliknya makintingginya pendidikan seseorang,

    makinmudah untuk menerima informasi danmemanfaatkan

    pelayanan kesehatan yangada.Pendidikan merupakan faktor

    predisposisi adalah faktor yang ada dalamindividu seperti

    pengetahuan, sikap terhadapkesehatan serta tingkat

    pendidikan.Dimanauntuk berprilaku kesehatan

    misalnya(pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil)diperlukan

    pengetahuan tentang manfaatperiksa hamil, baik bagi kesehatan

    ibu

  • 55

    sendiri maupun bagi janinnya (Sumijatun,.Dan kawan-kawan,

    2006).

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Ibu hamil yang mengalami preeklampsia paling banyak pada ibu

    yang mempunyai umur>35 tahun yakni 46,1%, sedangkan ibu

    hamil yang mengalami preeclampsia paling sedikit pada ibu dengan

    20-35 tahun yakni 13,1% , dan

  • 56

    1. Ibu hamil khususnya ibu hamil yang beresiko tinggi agar rajin

    memeriksakan diri secara teratur ke rumah sakit, puskesmas,

    ataupun pusat-pusat layanan kesehatan terdekat.

  • 2. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dapat lebih meningkatkan

    pengawasan dan pelayanan serta aktif dalam memberikan

    penyuluhan terutama mengenai tanda dan bahaya kehamilan.

    3. Bagi institusi diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan

    dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya yang lebih

    relavan dengan konteks yang berbeda, misalnya faktor-faktor

    predisposisi terjadinya pre eklamsia.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Alam, D. (2012). Warning Ibu Hamil Kenali Penyakit & Gangguan yangBiasa Terjadi pada Ibu Hamil. Surakarta: Ziyad Visi Media.

    Angsar, D.( 2009). Hipertensi dalam Kehamilan. Jakarta : YBP-SP.

    Banudi, (2013). Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

    Benson R. C., & Pernoll M.L. (2009). Benson & Pernoll’sHandbook ofObstetrics and Gynecology. Susiani Wijaya , Dan kawan-kawan(Alih Bahasa ). 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :EGC.

    Cuningham, F. Gary.Dan kawan-kawan. (2005). Obstetri Williams. EGC:Jakarta

    Depkes RI. (2008). Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI.

    Helda. (2008). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: SalembaMedika

    Lamminpää et al. 2012. Preeclampsia complicated by advancedmaternalage: aregistry-based study on primiparouswomen inFinland 1997–2008. BMCPregnancy and Childbirth 2012, 12:47

    Manuaba, IBG.,Dan kawan-kawan. (2009). Memahami KesehatanReproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

    Masturoh. (2014). Analisis Faktor Risiko Status Kesehatan Ibu TerhadapKejadianPre Eklamsia Di Kabupaten Tegal.BHAMADA, JITK. 5 (2): 143-150.

    Notoatmodjo,S. (2012).Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

    Profil Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara. (2016). Penyebab Kematian IbuSulawesi Tenggara Tahun 2015 dan 2016.

    Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari. (2018). Preeklampsi padaIbu Hamil. RSUD Kota Kendari: Sulawesi tenggara.

    Rizki Meysita (2014). Hubungan Usia dengan Kejadian Preeklampsiapada Ibu Bersalin di RSUD Wonosari Tahun 2013. NaskahPublikasi. Program Studi Pendidikan Bidan Pendidikan Jenjang D-IV, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah: Yogyakarta.

    Saifuddin, Dan kawan-kawan. (2008). Buku Acuan NasionalPelayananMaternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

  • Sibai, B.M. (2000). Prevention of preeclampsia: a big disappointment.American Journal Obstetrics and Gynecology.

    Sumarni, Dan kawan-kawan. (2010). Hubungan Gravidan IIbu denganKejadian Preeklampsia. Jurnal. Program Studi Keperawatan UNIJA.

    Sumenep.

    Sumijatun, Dan kawan-kawan. (2006).Konsep Dasar KeperawatanKomunitas. Jakarta: EGC.

    Sunaryo, R. (2008). Diagnosis dan Penatalaksanaan Preeklampsia.Surakarta : FK.

    Susanto, H. (2003). Obstetri Patologi Fakultas Kedokteran UniversitasPadjadjaran, Bandung.

    Utami., E., N. (2014). Usia dan Pendidikan dengan Preeklampsia diRSUD Dr. Abdoer Rahem Situbondo. Jurnal. Situbondo.

    Varney, H. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

    Wiknjosastro. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

  • MASTER TABEL

    KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMPSIADI RSUD KOTA KENDARI PERIODE 2016/2017

    No.Resp.

    Umur (Tahun) Graviditas Pendidikan TekananDarah35 I II III ≥IV Dasar Menengah Tinggi

    1. √ √ √ 140/902. √ √ √ 150/903. √ √ √ 160/904. √ √ √ 150/905. √ √ √ 160/1006. √ √ √ 150/1007. √ √ √ 140/908. √ √ √ 140/909. √ √ √ 140/9010. √ √ √ 150/9011. √ √ √ 160/9012. √ √ √ 150/9013. √ √ √ 140/9014. √ √ √ 160/11015. √ √ √ 170/10016. √ √ √ 140/9017. √ √ √ 150/9018. √ √ √ 160/9019. √ √ √ 150/9020. √ √ √ 160/10021. √ √ √ 150/10022. √ √ √ 140/9023. √ √ √ 140/9024. √ √ √ 140/9025. √ √ √ 140/9026. √ √ √ 150/9027. √ √ √ 160/9028. √ √ √ 150/9029. √ √ √ 140/9030. √ √ √ 140/9031. √ √ √ 150/9032. √ √ √ 160/9033. √ √ √ 150/9034. √ √ √ √ 160/10035. √ √ 150/10036. √ √ √ 140/9037. √ √ √ 140/9038. √ √ √ 150/9039. √ √ √ 160/9040. √ √ √ 150/9041. √ √ √ 160/100

  • 42. √ √ √ 150/10043. √ √ √ 140/9044. √ √ √ 140/9045. √ √ √ 150/9046. √ √ √ 160/9047. √ √ √ 150/9048. √ √ √ 140/9049. √ √ √ 160/11050. √ √ √ 170/10051. √ √ √ 140/9052. √ √ √ 140/9053. √ √ √ 150/9054. √ √ √ 160/9055. √ √ √ 140/9056. √ √ √ 140/9057. √ √ √ 150/9058. √ √ √ 160/9059. √ √ √ 150/9060. √ √ √ 140/9061. √ √ √ 160/11062. √ √ √ 140/9063. √ √ √ 150/9064. √ √ √ 160/9065. √ √ √ 150/9066. √ √ √ 160/10067. √ √ √ 150/10068. √ √ √ 140/9069. √ √ √ 140/9070. √ √ √ 150/9071. √ √ √ 160/9072. √ √ √ 150/9073. √ √ √ 160/10074. √ √ √ 150/10075. √ √ √ √ 140/9076. √ √ √ 140/90

    Jumlah 31 10 35 25 12 10 29 30 28 18 31

  • DOKUMENTASI PENELITIAN

    Gambar 1.Pengambilan data awal

    Gambar 2.Pengolahan data