133
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN TOKOH DALAM NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) ELFIRA YANTI NPM 14080024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2019

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN TOKOH DALAM NOVEL ...repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7039/1/14080024...ABSTRAK Elfira Yanti (NPM 14080024), “Karakteristik Kepribadian Tokoh Dalam

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN TOKOH DALAM

    NOVEL DI KAKI BUKIT CIBALAK KARYA AHMAD TOHARI

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

    ELFIRA YANTI

    NPM 14080024

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

    SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    (STKIP)PGRI SUMATERA BARAT

    PADANG

    2019

  • ABSTRAK

    Elfira Yanti (NPM 14080024), “Karakteristik Kepribadian Tokoh Dalam

    Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari”. Skripsi. Program Studi

    Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat,

    Padang 2019.

    Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan karakteristik

    kepribadian yang terdapat pada tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya

    Ahmad Tohari. Setiap manusia pasti mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

    Orang-orang yang sehat secara psikilogis tidak terbebas dari kelemahan ataupun

    keanehan yang membuat mereka unik. Kepribadian merupakan sifat dalam diri

    manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik

    kepribadian tokoh yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad

    Tohari.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif

    analisis. Data penelitian ini adalah teks yang berupa kalimat yang

    menggambarkan karakteristik kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit

    Cibalak karya Ahmad Tohari. Sumber data penelitian ini adalah novel Di Kaki

    Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan data yaitu membaca dan

    memahami isi novel, menandai hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik

    kepribadian sehat dalam novel, mengiventarisaskikan data yakni mencatat data-

    data yang berhubungan dengan karakteristik kerpibadian tokoh dalam novel,

    mengklasifikasikan data yang terdapat dalam novel.

    Berdasarkan penelitian terhadap karakteristik kepribadian tokoh dalam

    novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari terdapat sebelas karakteristik

    kepribadian sehat. Karakteristik kepribadian sehat tersebut sebagai berikut:

    pertama karakteristik kepribadian sehat yang meliputi mampu menilai diri secara

    realistis dimiliki tokoh Pambudi dan Runtah. kedua mampu menilai situasi secara

    realistis, dimiliki tokoh Pak Danu dan Pambudi. Ketiga mampu menilai prestasi

    yang diperoleh secara realistik, dimiliki tokoh Pambudi dan Runtah. Keempat

    menerima tanggung jawab, yang dimiliki tokoh Pak Barkah. Kelima kemandirian

    (autonomy), memiliki sifat mandiri dalam berfikir dan bertindak dimiliki tokoh

    Pambudi. keenam dapat mengontrol emosi dimiliki tokoh Pambudi. ketujuh

    berorientasi tujuan dimiliki tokoh Pambudi dan Topo. Kedelapan berorientasi

    keluar dimiliki oleh tokoh Sanis, Mbok Ralem dan Pambudi. Kesembilan

    penerimaan sosial dimiliki tokoh Pambudi, Topo. Kesepuluh memiliki filsafat

    hidup dimiliki tokoh Pambudi. kesebelas kebahagiaan. Karakteristik kepribadian

    tidak sehat terdapat lima kategori yaitu pertama menunjukkan kekhawatiran dan

    kecemasan, kedua mempunyai kebiasaan berbohong, ketiga kurang mempunyai

    rasa tanggung jawab, keempat kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran

    agama, kelima bersikap pesimis.

    i

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan

    rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Karakteristik Kepribadian Tokoh Pada Novel Di Kaki Bukit Cibalak

    Karya Ahmad Tohari.

    Kerja keras serta berusaha memperbaiki kesalahan telah penulis lakukan

    demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

    tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini:

    1. Dr. Zusmelia, M. Si, ketua STKIP PGRI Sumatera Barat.

    2. Sri Imelwaty, M.Pd, Ph. D sebagai wakil ketua I STKIP PGRI Sumatera

    Barat.

    3. Liza Husnita, M. Pd. sebagai wakil ketua II STKIP PGRI Sumatera Barat.

    4. Jaruddin, M. A, Ph. D sebagai wakil ketua III STKIP PGRI Sumatera Barat.

    5. Emil Septia, S.S., M.Pd. sebagai pembimbing I saya yang telah bersedia

    berbagi ilmu dan membantu penulis untuk menulis proposal ini.

    6. Yulia Pebriani, M.Pd. sebagai pembimbing II, yang telah bersedia membantu

    penulis untuk menulis proposal ini.

    7. Dra. Indriani Nisja, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

    dan Sastra Indonesia.

    8. Upit Yulianti, M.Pd. selaku Penasehat Akademik yang telah membimbing

    dan memberikan nasehat sejak awal penulisan skripsi.

    ii

  • 9. Bapak dan ibuk dosen STKIP PGRI Sumatera Barat, terkhusus untuk Prodi

    Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membekali penulis

    dengan ilmu pendidikan.

    10. Fuaddillah Putra, M. Pd., Kons dosen prodi Bimbingan dan Konseling dan

    sekaligus sebagai validator dalam penelitian ini.

    11. Orang tua dan keluarga yang telah memberi dorongan semangat dan doa agar

    penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    12. Teman-teman yang telah memberi semangat dan doa untuk menyelesaikan

    ini.

    Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan dari

    skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Maka

    dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tercapainya

    kesempurnaan dari skripsi ini.

    Padang, Februari 2019

    Elfira Yanti

    iii

  • DAFTAR ISI

    ABTRAK .............................................................................................................i

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................iv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1

    B. Fokus Masalah ............................................................................................5

    C. Rumusan Masalah .......................................................................................5

    D. Tujuan Penelitian ........................................................................................5

    E. Manfaat Penelitian ......................................................................................5

    F. Batasan Istilah .............................................................................................6

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Landasan Teori ...........................................................................................8

    1. Hakikat Novel...................................................................... 8

    a. Pengertian Novel ....................................................................................8

    b. Unsur Pembangun Novel .......................................................................9

    1) Unsur-Unsur Intrinsik .......................................................................10

    a) Tema Dan Amanat ........................................................................10

    b) Tokoh Dan Penokohan .................................................................11

    c) Alur ...............................................................................................12

    d) Latar ..............................................................................................13

    e) Sudut Pandang ..............................................................................14

    f) Gaya Bahasa .................................................................................15

    2) Unsur Ektrinsik .................................................................................16

    a) Konvensi Sastra .....................................................................16

    b) Konvensi bahasa ....................................................................17

    c) Konvensi budaya ...................................................................17

    d) Ideologi..................................................................................18

    2. Hakikat Kepribadian.................................................................................19

    a. Pengertian Keribadian ............................................................................19

    iv

  • b. Karakteristik Kepribadian ......................................................................20

    1) Karakteristik Kepribadian Sehat ................................................22

    2) Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat ......................................24

    3. Pendekatan Psikologi Sastra dalam Menelaah Karya Sastra ...................25

    B. Penelitian yang Relevan .............................................................................26

    C. Kerangka Konseptual ..................................................................................28

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ...........................................................................................30

    B. Metode Penelitian .......................................................................................30

    C. Data dan Sumber Data ................................................................................31

    D. Instrumen Penelitian ...................................................................................31

    E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................32

    F. Teknik Pengabsahan Data...........................................................................33

    G. Teknik Analisis Data ..................................................................................34

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Temuan Penelitian ...................................................................................36

    a. Karakteristik kepribadian sehat.......................................................37

    1. Mampu Menilai Diri Secara Realistis .........................................37

    2. Mampu Menilai Situasi Secara Realistis .....................................37

    3. Mampu Menilai Prestasi yang Diperoleh ....................................38

    4. Menerima Tanggung Jawab ........................................................39

    5. Kemandirian (Autonomy) ............................................................39

    6. Dapat Mengontrol Emosi ............................................................39

    7. Berorientasi Tujuan .....................................................................40

    8. Berorientasi Keluar ......................................................................40

    9. Penerimaan Sosial .......................................................................41

    10. Memiliki Filsafat Hidup ..............................................................41

    11. Kebahagiaan ................................................................................42

    b. Karakteristik kepribadian tidak sehat..............................................42

    1. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan ..............................42

    2. Mempunyai kebiasaan berbohong ..............................................43 v

    3. Kurang memiloki rasa tanggung jawab ......................................44

  • 4. Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama ..........44

    5. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan .......................45

    B. Analisis Data ...........................................................................................45

    a. Karakteristik kepribadian sehat .......................................................46

    1. Mampu Menilai Diri Secara Realistis ...................................46

    2. Mampu Menilai Situasi Secara Realistis ...............................48

    3. Mampu Menilai Prestasi yang Diperoleh Secara Realistis ...50

    4. Menerima Tanggung Jawab ..................................................52

    5. Kemandirian (Autonomy) ......................................................53

    6. Dapat Mengontrol Emosi ......................................................54

    7. Berorientasi Tujuan ...............................................................60

    8. Berorientasi Keluar ...............................................................63

    9. Penerimaan Sosial .................................................................66

    10. Memiliki Filsafat Hidup ........................................................68

    11. Kebahagiaan ..........................................................................69

    b. Karakteristik kepribadian tidak sehat ..............................................75

    1. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan .........................75

    2. Mempunyai kebiasaan berbohong .........................................76

    3. Kurang memiliki rasa tanggung jawab ..................................79

    4. Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama .....82

    5. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan ...................84

    C. Pembahasan .............................................................................................85

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .............................................................................................89

    B. Saran ........................................................................................................90

    Daftar Pustaka

    vi

  • Daftar Isi Lampiran

    Lampiran I Sinopsis Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari

    Lampiran II Inventarisasi Data Karakteristik Kepribadian

    vii

  • Daftar Isi Bagan

    Kerangka konseptual ......................................................................................... 29

    Format inventarisasi data kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak

    karya Ahmad Tohari ......................................................................................... 32

    Inventarisasi data karakteristik kepribadian tokoh dalam novel DI Kaki Bukit

    Cibalak karya Ahmad Tohari ............................................................................. 97

    viii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kepribadian berupa sifat yang terdapat dalam diri seorang manusia.

    Sifat yang terdapat dalam diri manusia bisa saja sifat yang baik dan sifat yang

    kurang baik. Sifat yang tidak baik dan sifat yang baik itu disebabkan oleh situasi,

    dan keadaan yang dialami manusia. Kalau situasi dan keadaan manusia tersebut

    menggantungkan dirinya maka sifat yang tidak baik akan muncul. Kepribadian itu

    sama halnya dengan karakter dari seseorang makhluk hidup, bagaimana dia

    bersikap antar manusia lainnya.

    Hal tersebut juga dikemukakan oleh Heri Gunawan (2012) karakter

    tidak bisa diwariskan, karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar

    hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah

    sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari. Setiap

    orang bertanggung jawab atas karakternya. Kita memiliki kontrol penuh atas

    karakter kita, artinya kita tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter kita

    yang baik atau buruk, karena kita yang bertanggung jawab pribadi kita sendiri.

    Dengan kepribadian ini banyak muncul-munculnya karya sastra yang di tulis oleh

    pengarang-pengarang hingga menjadi tulisan seperti novel.

    Sebuah novel dapat dijadikan acuan untuk mempelajari kehidupan

    manusia yang sesungguhnya. Novel sangat erat kaitannya dengan kehidupan

    manusia karena pengarang menceritakan permasalahan kehidupan yang dialami

    1

  • 2

    beserta sikap dan sifat (karakter) manusia yang digambarkan melalui tokoh- tokoh

    manusia karena pengarang menceritakan permasalahan kehidupan yang dialami

    beserta sikap dan sifat (karakter) manusia yang digambarkan melalui tokoh-

    tokohnya. Salah satu tokoh cerita dalam novel yang mendapatkan pusat perhatian

    pengarang dalam mengekplorasi karakter adalah tokoh utama. Melalui tokoh

    utama ini pengarang menceritakan semua permasalahan kehidupan yang

    dialaminya. Melalui tokoh pengarang memperlihatkan kepribadiannya.

    Kepribadian antar tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya

    Ahmad Tohari, dari tokoh Pak Dirga yang sangat keras dan sangat suka untuk

    menggelapkan dana serta tidak sesuainya aturan pekerjaannya dengan semestinya.

    Pak Dirga yang suka marah, bersikap kejam serta sangat gemar dalam berbohong.

    Hal tersebut dikatakan sebagai kepribadian yang tidak sehat pada bagian

    kepribadian tidak sehat mudah marah dan mempunyai kebiasaan berbohong.

    Sangat berbeda dengan Pambudi yang sangat baik, dia hanya ingin bekerja sesuai

    dengan ukurannya, dia tidak ingin menyusahkan warganya. Pambudi sangat

    menerima sebuah tanggung jawab dalam kehidupannya, yang dialami Pambudi

    banyak termasuk kedalam karakteristik kepribadian sehat pada bagian menerima

    tanggung jawab dan berorientasi tujuan. Pambudi juga sangat dapat mengontrol

    sebuah emosi dalam situasi apapun yang dia hadapi bersama Pak Dirga dalam

    urusan apapun. Ketika Pak Dirga yang tidak mau membantu Mbok Ralem dalam

    mengatasi masalah nya untuk meminjam uang berobat kanker Pambudi lah yang

    menolong hingga semuanya tidak terjadi masalah lagi dengan Mbok Ralem.

    Banyak karakteristik tokoh yang terdapat dalam novel ini.

  • 3

    Masalah penokohan dalam karya sastra tidak hanya berhubungan

    dengan masalah pemilihan jenis kepribadian, melainkan juga bagaimana

    melukiskan kehadiran dan penghadiran kepribadian tokoh-tokoh secara tepat

    sehingga mampu menciptakan dan mendukung tujuan artistik karya yang

    bersangkutan. Seorang pengarang yang baik akan memperlihatkan teknik

    penggambaran kepribadian tokoh yang bervariasi sehingga menantang untuk

    dibaca dan dianalisis. Selain itu, cara penggambaran kepribadian tokoh yang

    bervariasi juga akan membuat cerita lebih menarik dan tidak monoton.

    Tokoh yang dimunculkan pengarang dalam novel juga memiliki

    karakter kepribadian yang beragam. Karakter kepribadian yang beragam itu

    digambarkan dari tingkah laku, sifat, sikap, dan kebiasaan seseorang. Hal

    demikian akan muncul ketika seorang tokoh berada dalam situasi. Situasi tersebut

    misalnya seorang tokoh mengalami permasalahan dan keberhasilan hidup setelah

    melalui proses yang panjang dan penuh rintangan.

    Beberapa dari banyak novel Indonesia yang membahas tentang

    karakteristik kepribadian adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad

    Tohari. Selain itu ada novel yang membahas karakteristik kepribadian yaitu novel

    Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Kepribadian tokoh novel Di Kaki

    Bukit Cibalak dengan novel Ronggeng Dukuh Paru. Sama-sama memiliki

    semangat dan tekat yang kuat.

    Novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari. Ahmad Tohari

    merupakan salah seorang sastrawan Indonesia yang telah lama di dunia

    kepenulisan. Sudah banyak karya-karya Ahmad Tohari, salah satunya novel yang

  • 4

    berjudul Di Kaki Bukit Cibalak. Ia berhasil memenangkan berbagai penghargaan

    dalam lingkup nasional maupun internasional. Selepas menempuh pendidikan

    formalnya di SMAN 2 Purwokerto, pria kelahiran Banyumas, 13 Juni 1948 ini

    pernah kuliah dibeberapa fakultas. Namun ia tidak menyelesaikan kuliahnya

    lantaran kendala non akademik. Banyak penghargaan yang diraih oleh Ahmad

    Tohari salah satunya novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari (1986)

    menjadi pemenang salah satu hadiah Sayembara Mengarang Roman Dewan

    Kesenian Jakarta tahun 1979. Pada tahun 1995 Ahmad Tohari menerima hadiah

    sastra Asean, SEA Write Award. Sekitar tahun 2007 Ahmad Tohari menerima

    Hadiah Sastra Rance.

    Banyak yang meneliti mengenai kepribadian tokoh dalam novel, namun

    penelitian ini lebih memfokuskan pada kepribadian dalam novel Di Kaki Bukit

    Cibalak karya Ahmad Tohari. Adapun alasan penelitian ini dilakukan (1) novel Di

    Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari sangat dekat kepribadiannya dengan

    keadaan jaman sekarang, (2) kehidupan masyarakat di desa yang lebih

    menggantungkan segalanya terhadap lurahnya, (3) serta karakteristik kepribadian

    sehat tokoh Pambudi yang baik dan berkepribadian bertanggung jawab.

    Karakteristik para tokoh tersebut bisa menjadi motivasi untuk pembaca seperti

    bermacam ragam penghidupan para tokoh, sehingga novel Di Kaki Bukit Cibalak

    karya Ahmad Tohari ini layak untuk teliti.

  • 5

    B. Fokus Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini

    difokuskan pada karakteristik kepribadian tokoh yang terdapat pada novel Di Kaki

    Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan fokus masalah, maka rumusan maslah dalam penelitian ini

    adalah “Bagaimanakah karakteristik kepribadian tokoh pada novel Di Kaki Bukit

    Cibalak karya Ahmad Tohari?”

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

    untuk mendeskripsikan karakteristik kepribadian tokoh pada novel Di Kaki Bukit

    Cibalak karya Ahmad Tohari.

    E. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini dihrapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara

    praktis.

    1) Secara teoritis,

    a) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu

    sastra, khusunya terkait dengan karakteristik kepribadian tokoh.

    b) Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penggunaan teori-

    teori karya sastra secara teknik analisis karya sastra.

    2) Secara praktis,

    a) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman

    berpikir ilmiah melalui penyusunan dan penulisan skripsi, sehingga dapat

  • 6

    menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dalam bidang

    pendidikan khususnya terhadap analisis sastra psikologis berkaitan dengan

    kepribadian bagi peneliti.

    b) Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah minat baca dalam

    pengapresiasian karya sastra yang berhubungan dengan psikologi,

    khususnya tentang karakteristik kepribadian.

    c) Dapat dijadikan bahan perbandingan dalam penelitian yang akan dilakukan

    oleh peneliti selanjutnya.

    d) Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai

    karakteristik kepribadian, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

    sehari-hari.

    F. Batasan Istilah

    Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pengertian, baik yang

    berkenaan dengan istilah maupun judul, perlu dijelaskan batasan istilah berikut:

    a) Novel adalah karya sastra prosa yang panjang dan mengandung rangkaian

    cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan

    menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

    b) Kepribadian merupakan terjemahaan dari bahasa inggris personality. Kata

    personality berasal dari bahasa latin persona yang berarti topeng yang

    digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Para

    aktor menyembunyikan kepribadian yang asli, dan menampilkan dirinya

    sesuai dengan topeng yang digunakan (Menurut Yusuf dan Nurhisan

    2008:3)

  • 7

    c) Penokohan adalah pelukisan atau gambaran tingkah laku, dan sifat tokoh,

    yang ditunjang oleh keadaan fisik dan psikis tokoh, yang harus pula

    mendukung perwatakan tokoh dan permasalahn fiksi. (Muhardi dan

    Hasanuddin 1992:24)

    d) Karakteristik adalah kualitas tertentu atau ciri yang khas dari seseorang

    atau sesuatu.

    e) Novel Di Kaki Bukit Cibalak adalah karya fiksi Ahmad Tohari. Jumlah

    halaman 176 cetakan kelima, Maret 2015

  • 8

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Landasan Teori

    Sehubungan dengan masalah penelitian, maka hal-hal yang dibahas

    dalam landasan teori ini adalah: (1) hakikat novel, (2) hakikat kepribadian, dan

    (3) pendekatan psikologi sastra dalam menelaah karya sastra.

    1. Hakikat Novel

    Pada hakikat novel, akan dijelaskan tentang pengertian novel, unsur-

    unsur pengembang novel, yaitu unsur intrinsik yang terdiri dari: alur,

    penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, tema dan amanat, serta unsur

    ekstrinsik.

    a. Pengertian Novel

    Nurgiyantoro (2012:22), menyatakan bahwa novel merupakan sebuah

    totalitas, suatu mntyeluruh yang bersifat artistik. Sebagai totalitas, novel

    mempunyai bagian-bagin, unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang

    lain secara erat dan saling menguntungkan. Secara garis besar unsur tersebut

    dapat dikelempokan menjadi dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur

    ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri

    seperti, tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan

    amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra

    itu dari luar, seperti nilai pendidikan, sosial, agama, ekonomi, dan lain-lain

    Menurut Muhardi dan Hasanuddin (2006:6) menjelaskan bahwa novel

    memuat beberapa kesatuan permasalahan. Permasalahan dalam novel disamping

    8

  • 9

    diikuti oleh faktor penyebab dan akibatnya, terjadi rangkaian dengan

    permasalahan berikut, yakni dengan mengungkapkan kembali permasalahn atau

    akibat tersebut menjadi faktor penyebab untuk permasalahan lainnya.

    Atmazaki (2007:170), menjelaskan bahwa novel adalah suatu bentuk

    karya sastra prosa yang bersifat imajinatif yang panjang secara substansial.

    Novel menceritakan tindakan karakter tokoh yang semua merupakan imajinasi

    pengarang, sehingga disbut dengan fisik. Meskipun ada fakta sejarah dengan

    tokoh-tokoh yang benar-benar hidup, mamun tidak mengurangi aspek fisik

    dalam novel. Fakta sejarah yang dapat diverivikasi sebagai karya imajinatif.

    Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

    novel adalah sebuah karya sastra yang imajinatif yang bersifat tidak nyata tetapi

    menyentuh jiwa. Novel juga menceritakan kehidupan manusia yang dituliskan

    oleh pengarang dengan menggunakan imajinasinya.

    b. Unsur Pembangun Novel

    Sebuah karya sastra, fiksi, atau puisi, menurut kaum strukturalisme

    adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur

    pembangunnya. Struktur karya fiksi menyaran pada pengertian hubungan antar

    unsur (intrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling

    mempengaruhi, yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh

    (Nurgiyantoro, 2013:36).

    Menurut Muhardi dan Hasanuddin (2006:22), mengemukakan bahwa

    unsur-unsur ektrinsik tidaklah terlepas satu sama lainnya, tetapi secara bersama-

    sama membentuk kesamaan dan kepaduan fisik. Kesatuan kepaduan unsur

  • 10

    intrinsik tersebut hanya dapat dipisahkan dalam kepentingan teoritis dan praktis

    penganalisisannya.

    Novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyeluruhan yang artistik.

    Sebagai sebuah totalitas, novel memiliki bagian-bagian, unsur-unsur yang saling

    berkaitan satu dengan yang lain. Unsur-unsur pembangun sebuah novel yang

    secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.

    1) Unsur Intrinsik

    Nurgiyantoro (2012:23), menyatakan unsur intrinsik adalah unsur-

    unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang

    menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya satra, yang secara langsung turut

    membangun karya sastra tersebut. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu, tema,

    tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.

    Menurut Muhardi dan Hasanuddin ( 1995:22), unsur-unsur intrinsik

    tidaklah terlepas satu sama lainnya, tetapi secara bersama-sama membentuk

    kesamaan dan kepaduan fiksi. Kesatuan kepaduan unsur fiksi tersebut hanya

    dapat dipisahkan kepentingan teoritis dan praktis penganalisisannya. Tetapi

    dalam mengkonklusikannya haruslah dipandang sebagai unsur yang tidak

    mungkin dipisahkan, dan harus diinterpretasikan secara simultan.

    a) Tema dan Amanat

    Tema (theme), menurut Stanton dan Kenny (dalam Nurgiyantoro,

    2012:67) adalah makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Hal senada

    dikemukakan Rahmanto dan Hariyanto (1998:2.20) bahwa tema adalah makna

    cerita, gagasan utama, atau dasar cerita. Sedangkan Hartoko dan Rahmanto juga

  • 11

    sebagaimana dikutip Nurgiyantoro (2000:68) menafsirkan bahwa tema

    merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang

    dikandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut

    persamaan-persamaan dan perbedaan–perbedaan.

    Muhardi dan Hasanuddin (2006:38), menyatakan bahwa amanat

    merupakan opini, kecendrungan, dan visi pengarang terhadap tema yang

    dikemukakannya, sedangkan amanat dalam sebuah fiksi dapat terjadi lebih dari

    satu, asal semua itu terkait dengan tema.

    Tarigan (2011:125), setiap fiksi harus mempunyai dasar atau tema yang

    merupakan sasaran tujuan. Penulis melukiskan watak para tokoh dalam karyanya

    dengan dasar tersebut. Dengan demikian tidaklah berlebihan bila dikatakan

    bahwa tema ini merupakan hal yang paling penting dalam seluruh cerita.

    Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

    bahwa tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok yang ingin dikemukakan

    oleh pengarang didalam karyanya. Sedangkan amanat merupakan opini atau

    pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.

    b) Tokoh dan Penokohan

    Nurgiyantoro (2012: 176) membedakan tokoh dilihat dari segi peranan

    atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita sebagai tokoh utama dan tokoh

    tambahan. Tokoh utama senantiasa ada dalam setiap peristiwa di dalam cerita.

    Untuk menentukan siapa tokoh utama dalam cerita, kriteria yang biasa

    digunakan ialah (1) tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain,

  • 12

    (2) tokoh yang paling banyak dikisahkan oleh pengarangnya, dan (3) tokoh yang

    paling banyak terlibat dengan tema cerita.

    Muhardi dan Hasanuddin (2006:24), penokohan adalah pelukisan atau

    gambaran tingkah laku, dan sifat tokoh, yang ditunjang oleh keadaan fisik dan

    psikis tokoh, yang harus pula mendukung perwatakan tokoh dan permasalahan

    fiksi. Menurut jones (dalam Nurgiyantoro, 2012:165), penokohan adalah

    pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang ditampilkan dalam sebuah

    cerita.

    Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa tokoh

    adalah orang-orang yang dihadirkan pengarang dalam ceritanya sedangkan

    penokohan adalah karakter atau sifat yang diperankan oleh tokoh tersebut.

    c) Alur

    Muhardi dan Hasanuddin (2006:29), menyatakan alur dibagi menjadi

    dua yaitu konvensional dan inkonvensional. Konvensional adalah jika peristiwa

    yang disajikan lebih dahulu selalu menjadi penyebab sesudahnya. Peristiwa yang

    muncul kemudian selalu menjadi akibat dari peristiwa yang diceritakan

    sebelumnya. Sedangkan inkonvensional adalah peristiwa yang diceritakan

    kemudian menjadi penyebab dari peristiwa yang diceritakan sebelumnya, atau

    peristiwa yang diceritakan lebih dahulu menjadi akibat dari peristiwa yang

    diceritakan sesudahnya.

    Menurut Staton (dalam Nurgiyantoro, 2012: 113), plot (alur) adalah

    cerita yang berisi urutan kejadian. Namun setiap kejadian itu hanya dihubungkan

  • 13

    sebab akibatnya, peristiwa yang disebabkan atau diakibatkan terjadinya

    peristiwa yang lain.

    Pendapat di atas menegaskan bahwa adanya susunan-susunan dalam

    cerita terjadi karena adanya unsur novel yang disebut alur. Kehadiran alur dapat

    membuat cerita berkesinambungan. Oleh sebab itu, antara peristiwa yang satu

    dengan peristiwa yang lain dalam alur harus saling berhubungan. Dengan kata

    lain, alur harus memiliki keterpaduan, sehingga apabila salah satu peristiwa

    dihilangkan dengan sengaja, maka keseluruhan cerita akan rusak.

    d) Latar

    Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran

    pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

    terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro,

    2000:216).

    Muhardi dan Hasanuddin (2006:30), latar merupakan penanda identitas

    permasalahan fiksi yang mulai secara samar diperlihatkan alur atau penokohan.

    Jika permasalahan fiksi sudah diketahui melalui alur atau penokohan, maka latar

    memperjelas suasana, tempat, dan waktu peristiwa itu berlaku. Menurut Abrams

    (dalam Nurgiantoro, 2012:216), latar atau setting yang disebut juga sebagai

    landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

    lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar

    memberikan pijakan cerita secara konkret danjelas. Hal ini penting untuk

    memberikan kesan realita kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang

    seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.

  • 14

    Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa latar

    merupakan unsur yang memberikan keterangan baik itu tempat, waktu, ataupun

    suasana guna untuk memperjelas jalan ceritanya.

    e) Sudut Pandang

    Sudut pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya,

    sebab pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita

    (Nurgiyantoro, 2012:246). Sudut pandang, point of view, menyaran pada cara

    sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang

    dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,

    dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kapada

    pembaca (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2012:248).

    Nurgiyantoro (2012:248), mengemukakan bahwa sudut pandang pada

    hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih

    pengarang untuk mengemukan gagasan ceritanya. Segala sesuatu yang

    dikemukakan pengarang dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan

    hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun semuanya itu dalam karya

    fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh dan lewat kaca mata tokoh cerita.

    Menurut Atmazaki (2007:105), sudut pandang atau pusat pengisahan

    adalah posisi narator dalam meceritakan kisahnya. Abrams (dalam

    Nurgiyantoro, 2012:248), menyatakan sudut pandang merupakan cara atau

    pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh,

    tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah

    karya fiksi pada pembaca. Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya

  • 15

    merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk

    mengemukakan gagasan dan cerita.

    Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan yang dimaksud

    dengan sudut pandang strategi atau teknik pengarang untuk megemukakan posisi

    di dalam karyanya.

    f) Gaya Bahasa

    Menurut Muhardi dan Hasanuddin (2006:37), gaya bahasa merupakan

    variasi dan pengembangan dari perbedaan-perbedaan bagaimana seharusnya

    tokoh berbahasa dapat diikuti berdasarkan pola hubungan peran dalam

    penokohan. Pada hakekatnya bahasa yang digunakan oleh tokoh-tokoh cerita

    tersebut, semuanya merupakan kemahiran pengarang dalam menetapkan pilihan

    kata dan aturan kalimatnya. Pengarang yang mahir akan membedakan

    penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra.

    Selanjutnya menurut Atmazaki (2007:107), gaya bahasa dalam karya

    satra naratif merupakan bentuk-bentuk ungkapan yang digunakan oleh

    pengarang untuk menyampaikan ceritanya. Penggunaan bahasa dalam

    menggunakan ide atau tema yang dijukan dalam karya satra dapat beragam dari

    pengarang dengan pengarang lain. Dengan demikian gaya bahasa merupakan

    ungkapan bahasa yang digunakan oleh pengarang untuk memberikan sebuah

    nilai di dalam cerita.

    Dari tujuh unsur intrinsik, pada penelitian ini peneliti memfokuskan

    atau menggunakan unsur intrinsik pada alur dan unsur intrinsik tokoh atau

    penokohan.

  • 16

    2) Unsur Ekstrinsik

    Muhardi dan Hasanuddin (2006:20), mengemukakan bahwa unsur

    ekstrinsik fisik yang utama adalah pengarang, sedangkan pengaruh lain akan

    masuk kedalam fiksi melalui pengarang. Nurgiantoro (2013:23-24), unsur

    ekstrinsik adalah unsur-unur yang berada di luar karya itu sendiri, tapi secara

    tidak langsung mempengaruhi bangunan cerita atau sistem organisasi karya

    sastra. Unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita

    yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik haruslah tetap dipandang

    sebagai suatu yang pentig.

    Welek dan Werren (dalam Nurgiyantoro, 2012:24), unsur ekstrinsik

    juga terdiri dari sejumlah unsur yaitu keadaan subjektifitas individu pengarang

    yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemua itu akan

    memoengaruhi krya yang ditulisnya.

    Dari pendapat ahli ditas dapat disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik

    merupakan unsur yang berada di luar karya sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik

    merupakan hal yang penting untuk mempengaruhi karya yang ditulis oleh

    pengarang.

    a) Konvensi Sastra

    Konvensi sastra menurut A. Teeuw (2002:47) adalah aturan sosial dan

    sesuatu yang disetujui atau disepakati masyarakat. Sistim sastra merupakan

    norma-norma sastra yang sudah tersusun secara teratur yang sudah disepakati.

    Karya sastra sifatnya longar dan dicipta individual karena itu karya sastra sering

    melanggar norma-normanya. Konvensi sastra menurut Preminger (2000: 980)

  • 17

    adalah konvensi tambahan untuk melengkapi konvensi bahasa. Karena konvensi

    sastra sering melanggar aturannya sendiri.

    b) Konvensi bahasa

    Karya sastra adalah karya seni yang mendiumnya sudah bersifat tanda

    yang mempunyai arti, yaitu bahasa. Tanda kebahasaan itu adalah bunyi yang

    dipergunakan sebagai simbol, yaitu tanda yang hubungannya dengan artinya itu

    bersifat arbiter atau semau-maunya. Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi

    masyarakatnya. Para pemakai bahasa tunduk kepada sistem konvensi bahasa itu,

    seperti konvensi tata bahasa. Artinya para sastrawan sebagai pemakai bahasa

    untuk karya sastranya tunduk kepada sistem konvensi bahasa yang

    dipergunakannya (Teeuw, 2002:96).

    Seringkali sastrawan mempergunakan bahasa yang tampaknya

    menyimpang dari penggunaan bahasa yang umum. Akan tetap,sesungguhnya

    sastrawan dalam ruang lingkup konvensi bahasa yang dipergunakan. Bila tidak

    demikan bahasanya tidak komunikatif, berarti makna karya sastranya tidak dapat

    diproduksi berdasarkan sistem konvensi bahasa yang dipergunakan.

    c) Konvensi budaya

    Konvensi budaya adalah pemahaman terhadaplatar kehidupan, konteks,

    dan sistem sosial budaya. Kelahiran karya sastra diprakondisikan oleh kehidupan

    sosial budaya pengarangnya. Karena itu, sikap dan pengarang dalam karyanya

    mencerminkan kehidupan sosial budaya masyarakat. Karya sastra sebagai tanda

    terikat pada konvensi masyarakatnya, karena merupakan cermin realitas budaya

    masyarakat yang menjadi modelnya.

  • 18

    Kaitan budaya dan sastra memang dua sisi yang tidak bisa dipisahkan

    dalam hal ini. Mengemukakan bahwa yang memaknai sastra itu hanya

    masyarakatlah. Sejalan dengan pernyataan Teeuw (2002:83) bahwa untuk

    memahami suatu roman kita harus memahami konvensi sosiologi budaya

    setempat.

    d) Ideologi

    Ideologi itu paham yang abstrak dalam sastra. Ideologi memang dekat

    dengan politik dan kekuasaan. Sebagai paham, ideologi masih perlu ditafsirkan.

    Ideologi itu ilmu ide, yang mirip dengan kekuasaan. Sastra jelas kaya ide. Maka

    sastra yang bagus memang berideologi. Dalam ilmu sastra terdapat disiplin ilmu

    lain, dan istilah non sastra yang dibagi atas beberapa bagian dari sastra, salah

    satunya adalah ideologi serta wacana yang berputar dengan persoalan itu,

    khususnya dalam kerangka teori kritik sastra (Endraswara 2006:3).

    Sastra yang berideologi tersebut memang seolah-olah berkaitan kepada

    agama dan religi. Membahas tentang idelogi secara kategirikal menjelajahi dunia

    keyakinan, nilai-nilai dan konsep ideal. Ideologi sastra juga memuat pemahaman

    cara kerja dunia dan seorang manusia merespon orang lan dan lingkungannya.

    Ideologi sastra sebagai sebuah representasi dari hubungan imajinasi individu

    dengan kondisi yang baik dan mempunyai eksistensi. Ideologi sastra memang

    memuat tekanan-tekanan tertentu.

    Unsur ekstrinsik yang digunakan dalam penelitian ini konvensensi

    sastra. Konvensi sastra adalah aturan sosial yang disetujui oleh masyarakat yang

    dikaitkan dengan karya sastra. Sebab karya sastra sering melanggar aturannya.

  • 19

    2. Hakikat Kepribadian

    Pada hakikat kepribadian ini, akan dijelaskan tentang pengertian

    kepribadian secara umum serta kepribadian dalam karya sastra yang digunakan

    sebagai teori untuk penelitian.

    a. Pengertian Kepribadian

    Menurut Yusuf dan Nurhisan (2008:3), kepribadian merupakan

    terjemahaan dari bahasa inggris personality. Kata personality berasal dari bahasa

    latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu

    permainan atau pertunjukan. Para aktor menyembunyikan kepribadian yang asli,

    dan menampilkan dirinya sesuai dengan topeng yang digunakan. Ahli lain

    menjelaskan kepribadian merupakan organisasi atau pola yang diberikan kepada

    berbagai respon lepas individu.

    Hall dan Lindzey (dalam Yusuf dan Nurhisan 2007:3), mengatakan

    bahwa kepribadian dapat diartikan sebagai: (1) keterampilan atau kecakapan

    sosial, dan (2) kesan yang paling menonjol, yang ditunjukkan seorang terhadap

    orang lain (seperti seseorang yang dikesankan sebagai orang yang agresif atau

    pendiam).

    Darlega, Winstead dan Jones (dalam Yusuf dan Nurhisan 2007:3),

    mengatakan bahwa kepribadian adalah system yang relativ stabil mengenai

    karakteristik individu yang bersifat internal yang berkontribusi terhadap pikiran,

    perasaan, dan tingkah laku yang konsisten.

    Menurut Gordon willard Allport (dalam Winarti 2015: 26) kepribadian

    adalah suatu organisasi yang dinamis dalam diri individu yang sistem

  • 20

    psikofisiknya menentukan karakteristik tingkah laku serta cara berfikir

    seseorang.

    Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkam bahwa kepribadian

    adalah mencalup keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah laku, kesadaran dan

    ketidaksadaran.

    b. Karakteristik Kepribadian

    Kata kunci dari kepribadian adalah adjustment. Menurut Alexander

    (dalam Hamdi 2016:11), penyesuaian dapat diartikan sebagai suatu respon

    individu, baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi

    kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustasi dan

    konflik dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut

    dengan tuntutan (normal) lingkungan.

    Karakteristik kepribadian terbagi ke dalam karakteristik kepribadian

    yang sehat dan karakteristik kepribadian yang tidak sehat. menurut Amin

    (2005:113), menjelaskan ciri-ciri utama dan lawannya di dalam kepribadian

    seseorang. Ciri-ciri utama, yaitu sebagai berikut: (1) tak banyak susah, kawatir

    tentang sesuatu, baik hati, bersikap ramah, bersemangat, tidak egois, suka

    menolong, (2) cerdas, mandiri, bertindak sendiri, tak mempercayai diri

    sepenuhnya pada orang lain, dapat dipercaya, (3) suasana diri stabil, realistis,

    praktis, objektif, tetap tabah, konsisten, (4) menguasai, ingin memerintah,

    memegang pimpinan, sukar menjadi anggota biasa, menonjolkan diri, menuntut

    peran dengan keras, (5) tenang, gembira, suka bergaul, ramah, tidak dingin, suka

    bicara, (6) sensitif (sangat peka), emosional, mudah kasihan merasahati orang

  • 21

    dan menunjukkan simpati, (7) terpelajar, berbudi, dapat menilai,

    mempertimbangkan, punya rasa estetis, seni, (8) seksama, teliti, jujur, bertindak

    sesuai dengan kata hati, bertanggung jawab, waspada, (9) berani, suka mencari

    pengalaman, kejadian hebat, baik hati, (10) kuar, giat, aktif, bersikeras,

    bersemangat dalam berusaha, (11) sangat perasa, sangat mudah kasihan, mudah

    bergolak, gugup, gelisah, (12) suka bergaul, penuh kepercayaan pada orang lain.

    Lebih lanjut lagi, Amin menjelaskan selain ciri-ciri utama kepribadian

    seseorang, terdapat juga lawan dari ciri-ciri tersebut, yaitu: (1) keras hati, tenang,

    dingin, tak periang perasannya, tidak mudah bergolak, malu-malu, tidak bersikap

    ramah, (2) bodoh, tak mempertimbangkan sesuatu, tak berfikir panjang,

    sembrono, tak ada kesungguhan, dangkal, (3) perasa dan suasana diri mudah

    goncang, mengelak kesukaran secara tidak langsung, perasa berubah-ubah, (4)

    patuh, menerima, tidak menentang, tak menonjolkan diri, mementingkan diri,

    diam-diam, tak mau diperhatikan, (5) sedih, duka, gundah, tak bersemangat, tak

    bergairah, menyendiri, mengasingkan, diri, bingung, (6) perasaan kasar, tak

    malu, bermuka papan, bersikap acuh, tidak emosional, (7) kasar, dangkal,

    rendah, tak terpelajar, tak tahu etika, kampungan, (8) bertindak menurut

    keinginan, perasaan yang tiba-tiba muncul (spontan), tak punya perimbangan,

    tak bertanggung jawab, (9) memendam rasa, tertutup, menyisih diri, hati-hati,

    menarik diri, (10) lemah, lengah, tak cekatan, lalai, malas, suka melamun, (11)

    kepala dingin, tenang, lamban, berfikir, bersedia membiarkan orang lain, (13)

    curiga, berprasangka buruk, cepat marah, tidak bersikap ramah.

  • 22

    Hurlock (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2008:12-14), mengemukakan

    bahwa karakteristik kepribadian terbagi atas karakteristik kepribadian sehat dan

    karakteristik kepribadian tidak sehat.

    1) Karakteristik Kepribadian Sehat

    Menurut Winarti (2015: 30) Pribadi yang sehat biasanya masa kecil yang

    relatif tidak traumatis walaupun pada tahun-tahun berikutnya mereka dapat

    menghadapi konflik dan penderitaan. Orang-orang yang sehat secara psikologis

    tidak terbebas dari kelemahan-kelemahan ataupun keanehan-keanehan yang

    membuat mereka unik. Selain itu usia tidak diperlukan untuk kedewasaan

    walaupun manusia yang sehat kelihatan menjadi lebih dewasa saat mereka

    bertambah umurnya.

    Menurut E.B Hurlock (dalam Yusuf, 2008: 12-14) mengemukakan

    bahwa karakteristik penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang sehat (healthy

    personality) ditandai dengan beberapa karakter. Karakter kepribadian yang sehat

    akan dijelaskan sebagai berikut:

    a. Mampu menilai diri diri secara realistis. Individu yang kepribadiannya

    sehat mampu menilai diri apa adanya, baik kelebihan maupun

    kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan, dan

    kesehatan) dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan)

    b. Mampu menilai situasi secara realistis, individu dapat menghadapi situasi

    atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau

    menerimanya secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan

    itu sebagai suatu yang harus sempurna.

  • 23

    c. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, individu dapat

    menilai prestasinya (keberhasilan yang diperolehnya) secara realistik dan

    mereaksinya secara rasional. Dia tidak menjadi sombong, angkuh atau

    mengalami “superiority complex”, apabila memperoleh prestasi yang

    tinggi atau kesuksesan dalam hidupnya. Apabila mengalami kegagalan,

    dia tidak mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimistik

    (penuh harapan).

    d. Menerima tanggung jawab, individu yang sehat adalah individu yang

    bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya

    untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

    e. Kemandirian (autonomy). Individu memiliki sifat mandiri dalam cara

    berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, dan

    mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku

    di lingkungannya.

    f. Dapat mengontrol emosi. Individu merasa nyaman dengan emosinya. Dia

    dapat menghadapi situasi frustasi, drepresi atau stres secara positif atau

    konstruktif, tidak destruktif (merusak).

    g. Berorientasi tujuan. Setiap orang mempunyai tujuan yang dicapainya.

    Namun, dalam merumuskan tujuan itu ada yang realistik dan ada yang

    tidak realistik. Individu yang sehat kepribadiannya dapat merumuskan

    tujuannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas

    dasar paksaan dari luar. Dia berupaya untuk mencapai tujuan tersebut

    dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan) dan keterampilan.

  • 24

    h. Berorientasi keluar. Individu yang sehat memiliki orientasi keluar

    (ekstrovert). Dia bersifat respek (hormat), empati terhadap orang lain

    mempunyai kepedulian terhadap situasi, atau masalah-masalah

    lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir.

    i. Penerimaan sosial. Individu dinilai positif oleh orang lain, mau

    berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan memiiki sikap bersahabat

    dalam hubungan dengan orang lain.

    j. Memiliki filsafat hidup. Dia mengakrabkan hidupnya berdasarkan filsafat

    hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.

    k. Kebahagiaan. Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai

    kebahagiaan.kebahagiaan ini didukung oleh faktor-faktor achievement

    (pencapaian prestasi), acceptance (penerimaan dari orang lain), dan

    affection (perasaan dicintai atau disayangi oran lain).

    Karakteristik kepribadian sehat berkembang atas dasar dari pola pikir

    manusia. Pola pikir dan tingkah laku yang mampu mencerminkan bagaimana

    karakteristik dari seseorang tersebut.

    2) Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat

    Yusuf dan Nurihsan (2008:12-14) karakteristik kepribadian tidak sehat

    yaitu dalam upaya memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah-masalah

    yang dihadapi diantara mereka banyak juga yang mengalaminya secara tidak

    wajar, tidak sehat.

    (a) Mudah marah ( tersinggung), (b) Menunjukkan kekhawatiran dan

    kecemasan, (c) Sering merasa tertekan (stres atau drepresi), (d) Bersikap kejam

  • 25

    dan suka mengganggu orang yang lebih muda dan mengganggu hewan

    (binatang), (e) ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang

    meskipun sudah diperingati atau dihukum, (f) mempunyai kebiasaan berbohong,

    (g) Hiperaktif, (h) bersikap memusuhi semua bentuk otoritas, (i) Senang

    mengkritik atau mencemooh orang lain, (j) Sulit tidur, (k) Kurang memiliki rasa

    tanggung jawab, (l) Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya

    bukan bersifat organis), (m) Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran

    agama, (n) Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan, dan (o) Kurang

    bergairah (bermuram durja) dalam menghadapi kehidupan.

    Karakteristik kepribadian yang berkembang atas pola pikir dan tingkah

    laku yang dimiliki seseorang.

    3. Pendekatan Psikologi Sastra dalam Menelaah Karya Sastra

    Rockhan ( Endraswara, 2013:97-98) mengemukakan pada dasarnya,

    psikologi sastra akan ditopang oleh tiga pendekatan. Pertama, pendekatan

    tekstual, yang mengkaji aspek tokoh dalam karya sastra. Kedua, reseptif-

    pragmatik, yang mengkaji aspek psikologimembaca sebagai penikmat karya

    sastra yang terbentuk dari pengaruh dari karya satra yang dibacanya, serta proses

    resepsi pembaca dalam menikmati karya sastra. Ketiga, pendekatan ekspresif,

    yang mengkaji aspek psikologi sang penulis ketika melakukan kreatif yang

    terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai pribadi maupun wakil

    masyarakatnya.

    Menurut Atmazaki (2007:14), menjelaskan bahwa pendekatan

    psikologi, yaitu kritik sastra yang ingin memperlihatkan proses kejiwaan

  • 26

    pengarang sewaktu menciptakan karya sastra karya sastra dan proses kejiwaan

    pengarang sewaktu menciptakan karya sastra dan proses kejiwaan tokoh yang

    ada di dalam karya sastra. Karya sastra dianggap sebagai hasil proses kejiwaan.

    Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan, bahwa pendekatan

    psikologi sastra tidak hanya mengkaji karya sastra itu sendiri dan juga mengkaji

    dampak psikologi sastra kepada pembaca. Jadi, kata-kata yang disuguhkan

    pengarang dlam karya sastra dapat dinilai psikologi pengarang.

    B. Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang berhubungan dengan kepribadian sudah banyak

    dilakukan. Akan tetapi, penelitian yang akan dilakukan memiliki fokus atau

    sumber data yang berbeda dengan peneliti sebelumnya sebagai berikut ini

    Pertama, oleh Novrianti (2017) “Karakteristik Kepribadian Tokoh Utama Dalam

    Novel Cinta 2 Kodi Karya Asma Nadia”. Berdasarkan hasil penelitian ini lebih

    mengutamakan krakteristik kepribadian tokoh utamanya. Perbedaan penelitian

    ini dengan penelitian Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari adalah pada

    sumber data yang digunakan. Penelitian ini menggunakan sumber data novel Di

    Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

    Kedua, Putri (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Kepribadian

    Alif Fikri Dalam Novel “Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi”. Berdasarkan

    hasil penelitian tokoh Alif Fikri memiliki semua karakteristik kepribadian

    berdasarkan konsep Alfred Adler yakni individualitas, finansialisme semu, dua

    dorongan pokok dan gaya hidup. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan

    penelitian di atas, yaitu sama-sama menganalisis karakteristik kepribadian tokoh

  • 27

    dalam novel. Namun penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya

    Ahmad Tohari sedangkan penelitian diatas adalah novel Ranah 3 Warna karya

    Ahmad Fuadi. Perbedaan penelitian ini terdapat pada teori yang digunakan.

    Ketiga, Sari (2017), meneliti tentang “Karakteristik Kepribadian Tokoh

    Utama Dalam Novel 728 Hari: Ibu Jembatanmu Menuju Surga Karya Djono W.

    Oesman”. Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini lebih menfokuskan pada

    kepribadian tokoh utama. Aspek kepribadian ini diteliti berdasarkan karakteristik

    kepribadian sehat dan karakteristik kepribadian tidak sehat yang terdapat pada

    tokoh Eva dalam novel 728 Hari: Ibu Jembatanmu Menuju Surga karya Djono

    W. Oesman. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian diatas, yaitu

    sama-sama menganalisis kepribadian tokoh dalam novel. Namun penelitian ini

    juga memiliki perbedaan yaitu berbeda pada sumber data penelitiannya dan

    penelitian ini hanya menfokuskan kepada karakteristik tidak sehat nya saja.

    Sumber data penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad

    Tohari sedangkan objek penelitian di atas adalah novel 728 Hari: Ibu

    Jembatanmu Menuju Surga karya Djono W. Oesman.

    Berdasarkan penelitian relevan di atas terdapat persamaan dan

    perbedaan dalam penelitian. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama

    memfokuskan pada karakteristik tokoh dan perbedaannya terdapat pada sumber

    datapenelitiannya, yaitu penelitian lebih menfokuskan pada karakteristik

    kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

  • 28

    C. Kerangka Konseptual

    Karya sastra adalah karya yang lahir dari perpaduan realitas objektif

    dengan imajinasi pengarang. Dengan demikian, dunia sastra dapat dikatakan

    dunia otonom dan berada diantara posisi realita dengan imajinasi.

    Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.

    Unsur intrinsik yang termasuk kedalam penelitian ini yaitu latar, alur,

    tokoh/penokohan, tema, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik yang

    membangun karya sastra dari luar. Unsur ekstrinsik yang termasuk kedalam

    penelitian ini yaitu pengarang dan juga realita objektif. Dalam penelitian ini,

    penulis meneliti kepribadian yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak

    karya Ahmad Tohari. Analisis kepribadian dalam novel ini penulis teliti dengan

    melihat Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat. Untuk lebih jelasnya dapat

    dilihat pada bagan berikut:

  • 29

  • 30

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu

    penelitian yang tidak menggunakan penghitungan angka-angka melainkan

    menggunakan kata-kata sebagai medianya. Endaswara ( 2013: 5), mengatakan

    bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data mengutamakan

    kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji

    secara empiris.

    Ratna (2010:46) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah

    penelitian yang memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya

    dalam bentuk deskripsi. Penelitian yang memperkenankan hakikat nilai-nilai

    yang mana objek penelitiannya bukan gejala sosial secara substantif,

    melainkan makna-makna yang terkandung dibalik tindakan, yang justru

    menimbulkan gejala sosial tersebut.

    B. Metode Penelitian

    Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang digunakan adalah

    metode deskriptif analisis. Ratna (2010:53), menjelaskan bahwa metode

    deskriptif analisis adalah metode penelitian yang diperoleh dari gabungan dua

    metode yaitu metode deskriptif dan analisis yang dilakukan dengan cara

    mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis data.

    30

  • 31

    C. Data dan sumber data

    Menurut Ratna (2010:47), menyatakan bahwa data dalam penelitian

    sastra adalah kata-kata dan kalimat yang terdapat dalam karya sastra. Data dalam

    penelitian ini yaitu kata, frasa dan kalimat berkaitan dengan karakteristik

    kepribadian dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari berkaitan

    dengan karakteristik kepribadian dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya

    Ahmad Tohari yang memperlihatkan persoalan kepribadian tokoh, sedangkan

    sumber data penelitian ini adalah novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad

    Tohari yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta cetakan kelima

    2015 yang terdiri dari 176 halaman:20 cm.

    Ratna (2010:47), menjelaskan dalam ilmu sastra sumber datanya adalah

    karya dan naskah sedangkan data penelitiannya sebagai data formal adalah kata,

    frasa, kalimat dan wacana.

    D. Instrumen Penelitian

    Menurut Moleong (2010:121) menyatakan bahwa instrumen penelitian

    merupakan perencanaan dalam melakukan penelitian. Instrumen lain adalah

    format invetarisasi data. Peneliti membaca, menandai objek yang diteliti,

    mencatat data yang ditemukan, dan mengklasifikasi persoalan kepribadian tokoh

    dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

    .

  • 32

    Format Inventarisasi Data Data Kepribadian Tokoh Dalam

    Novel Di Kaki Bukit Cibalak Karya Ahmad Tohari

    No

    Tokoh

    Peristiwa

    Karakteristik Kepribaian Tokoh yang sehat

    Hal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    Keteragan:

    Karakteristik kepribadian tokoh yang sehat

    1. Mampu menilai diri secara realistis. 2. Mampu menilai situasi secara realistis. 3. Mampu menlai prestasi yang diperoleh secara realistik. 4. Menerima tanggung jawab. 5. Kemandirian (autonomy). 6. Dapat mengontrol emosi. 7. Berorientasi tujuan. 8. Berorientasi keluar. 9. Penerimaan sosial. 10. Memiliki filsafat hidup. 11. Kebahagiaan.

    No

    Tokoh

    Peristiwa

    Karakteristik Kepribaian Tokoh yang tidak sehat

    Hal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

  • 33

    Keteragan:

    Karakteristik kepribadian tokoh yang tidak sehat

    1. Mudah marah ( tersinggung) 2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan 3. Sering merasa tertekan (stres atau drepresi) 4. Bersikap kejam dan suka mengganggu orang yang lebih muda dan

    mengganggu hewan (binatang)

    5. ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum,

    6. Mempunyai kebiasaan berbohong 7. Hiperaktif 8. bersikap memusuhi semua bentuk otoritas 9. Senang mengkritik atau mencemooh orang lain 10. Sulit tidur 11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab 12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan bersifat

    organis)

    13. Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama 14. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan 15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menghadapi kehidupan.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    deskriptif dengan studi kepustakaan. Ratna (2010:17), mengatakan bahwa studi

    kepustakaan dilakukan dalam kaitanya dengan objek dalam bentuk karya

    tertentu. Artinya, objek tersebut dianggap sah, sudah cukup dari untuk mewakili

    keseluruhan data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan

    dengan cara: (1) membaca dan memahami isi novel Di Kaki Bukit Cibalak karya

    Ahmad Tohari, (2) menandai hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik

    kepribadian sehat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari, (3)

    menginventarisasikan data yakni mencatat data-data yang berhubungan

    kepribadian sehat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari dan

    (4) mengklasifikasikan data yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak

    karya Ahmad Tohari.

  • 34

    F. Teknik Pengabsahan Data

    Dalam penelitian ini, teknik pengabsahan data yang digunakan adalah

    teknik triangulasi. Moleong (2010:330), menyatakan bahwa dalam teknik

    triagulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

    sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

    pembandingan terhadap data tersebut. Pada penelitian ini teknik triagulasi yang

    digunakan adalah teknik triagulasi penyidik. Teknik triagulasi dalam bentuk

    penyidik merupakan teknik pengabsahan data dengan memanfaatkan peneliti

    atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan

    data. Pemanfaatan yang lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam

    pengumpulan data.

    Validator dalam pengabsahan data ini adalah Fuaddillah Putra,

    M.Pd.,Kons. Beliau dosen Prodi Bimbingan dan Konseling. Pria kelahiran

    Padang,18 Mei 1988, menempuh pendidikan SI Bimbingan dan Konseling di

    Unirversitas Negeri Padang, S2 Bimbingan dan Konseling di Unirversitas

    Negeri Padang. Keahlian yang dimiliki beliau (1) psikologi remaja, (2) psikologi

    keluarga, (3) psikologi bembingan kelompok. Prestasi yang pernah diraih yaitu

    Dosen terbaik I tingkat prodi Bimbingan dan Konseling. Beliau juga pernah

    menjadi validator data mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

    yaitu Serli Yuliarsih dengan judul Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel

    Kalatidha Karya Seno Gumira : Tinjauan Psikologi.

  • 35

    G. Teknik Analisis Data

    Teknik analisi data adalah proses mengatur urutan data atau

    mengkategorikan sebuah data. Menurut Patton (Moleong, 2008:280), analisis

    data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu

    pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

    Teknik analisis data yang dilakukan berdasarkan kerangka teori yang

    digunakan dalam penelitian ini. Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara

    berikut ini:

    1. Mendeskripsikan atau menggambarkan data yang berhubungan dengan

    persoalan kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya

    Ahmad Tohari.

    2. Menganalisis data yang berhubungan dengan persoalah kepribadian

    tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari.

    3. Membahas data yang berhubungan dengan persoalan persoalah

    kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad

    Tohari.

    4. Menyimpulkan hasil temuan.

    5. Menulis laporan dan hasil penelitian dengan lengkap.

  • 36

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Pada bab ini akan dijelaskan tentang temuan dan pembahasan.

    Pembahasan dilakukan dengan menganalisis data yang berhubungan dengan

    karakteristik kepribadian tokoh yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak

    karya Ahmad Tohari. Temuan penelitian yang akan dipaparkan adalah

    karakteristik kepribadian sehat dan karakteristik kepribadian tidak sehat tokoh

    yang terdapat dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari

    A. Temuan Penelitian

    Berdasarkan data yang telah di inventarisasikan dan diklarifikasikan maka

    temuan penelitian terkait dengan permasalahan karakteristik kepribadian tokoh

    adalah karakteristik kepribadian. Jumlah keseluruhan yang terdapat pada

    karakteristik kepribadian tokoh dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad

    Tohari adalah lima puluh sembilan data.

    Karakeristik kerpibadian sehat terdiri dari sebelas poin. Yang pertama

    karakteristik kepribadian sehat mampu menilai diri secara realistis.

    Keduakarakteristik kepribadian sehat mampu menilai situasi secara realistis.

    Ketiga karakteristik kepribadian sehat mampu menilai prestasi. Keempat

    karakteristik kepribadian sehat menerima tanggung jawab, kelimakarakteristik

    kepribadian sehatkemandirian (autonomy). Keenam karakteristik kepribadian

    sehat dapat mengontrol emosi, ketujuh karakteristik kepribadian sehat berorientasi

    tujuan, kedelapanberorientasi keluar. Kesembilan karakteristik kepribadian sehat

    penerimaan sosial, kesepuluhkarakteristik kepribadian sehat memiliki filsafat

    36

  • 37

    hidup. Kesebelas karakteristik kepribadian sehat kebahagiaan. Karakteristik

    kepribadian sehat terdapat empat puluh tujuh data. Sedangkan karakteristik

    kepribadian tidak sehat terdapat dua belas data. Berikut deskripsi temuan data

    penelitian:

    a. Karakteristik Kepribadian Sehat.

    1) Mampu Menilai Diri Secara Realistis

    Individu yang kepribadiannya sehat mampu menilai diri apa adanya, baik

    kelebihan maupun kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah,

    keutuhan, dan kesehatan) dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan).

    Mampu menilai diri secara realistis dideskripsikan melalui tokoh-tokoh

    sebagai berikut: pertama tokoh Pambudi, tokoh Pambudi mampu menilai diri

    secara realistis ketika dia melakukan pekerjaan rumah seperti memperbaiki

    kandang ayam, menyulam dinding yang telah lapuk, dan membersihkan parit-

    parit, tokoh Pambudi bisa dikatakan mampu menilai diri secara realistis karena dia

    mempunyai keterampilan dan kecerdasan dalam dirinya melakukan kelebihan

    yang dimilikinya. Kedua tokoh Runtah, tokoh Runtah mampu menilai diri secara

    realistis ketika Runtah yang mempunyai insting tinggi terhadap kesukaan

    suaminya mengganggu wanita-wanita lain. Runtah yang mampu menilai dirinya

    secara realistis dalam hal yang dia lakukan sehari-hari. Dia mempunyai

    kemampuan atau kecerdasan dalam menilai tingkah laku suaminya.

    2) Mampu Menilai Situasi Secara Realistis

    Mampu menilai situasi secara realistis, individu dapat menghadapi situasi

    atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerimanya

  • 38

    secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai suatu yang

    harus sempurna.

    Mampu menilai situasi secara realistis dideskripsikan melalui tokoh-tokoh

    sebagai berikut: pertama tokoh Pak Danu, Pak Danu mampu menilai situasi

    secara realistis ketika Pak Danu menerima pekerjaan yang sekarang dia lakukan,

    walaupun sebagai tukang timbang ampas singkong . Kedua tokoh Pambudi, tokoh

    Pambudi yang menerima dan menikmati bahwa dia pengangguran. Dia menerima

    bahwa kondisi kehidupannya tersebut tidak harus sempurna.

    3) Mampu menilai prestasi yang diperoleh

    Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, individu dapat

    menilai prestasinya (keberhasilan yang diperolehnya) secara realistik dan

    mereaksinya secara rasional. Dia tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami

    “superiority complex”, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan

    dalam hidupnya. Apabila mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan

    frustasi, tetapi dengan sikap optimistik (penuh harapan).

    Mampu menilai prestasi yang diperoleh dideskripsikan melalui tokoh-

    tokoh sebagai berikut: pertama tokoh Pambudi, tokoh Pambudi mampu menilai

    prestasi yang diperoleh, Pambudi yang tidak mau menyombongkan dirinya bahwa

    dia menolong Mbok Ralem dalam proses pengobatan. Kedua tokoh Runtah, tokoh

    Runtah mampu menilai prestasi yang diperoleh, Runtah tidak sombong setelah

    mendapatkan prestasi dengan pujian.

  • 39

    4) Menerima Tanggung Jawab

    Menerima tanggung jawab, individu yang sehat adalah individu yang

    bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk

    mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Menerima tanggung

    jawab dideskripsikan melalui tokoh Pak Barkah, Pak barkah mampu menerima

    tanggung jawab yang diberikan masyarakat terhadapnya. Pak barkah tidak mau

    merusak kepercayaan tersebut.

    5) Kemandirian (autonomy)

    Individu memiliki sifat mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, mampu

    mengambil keputusan, mengarahkan, dan mengembangkan diri serta

    menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Kemandirian

    dideskripsikan melalui tokoh Pambudi. Pambudi yang mampu berfikir dan

    mengambil keputusan dengan sebaik mungkin.

    6) Dapat Mengontrol Emosi

    Individu merasa nyaman dengan emosinya. Dia dapat menghadapi situasi

    frustasi, drepresi atau stres secara positif atau konstruktif, tidak destruktif

    (merusak). Dapat mengontrol emosi dideskripsikan melalui tokoh Pambudi.

    Pambudi mampu mengontrol emosi, Pambudi yang dituduh melarikan uang

    lumbung hingga Pak Dirja yang ingin berbuat jahat terhadap Pambudi, tetapi

    Pambudi tetap sabar dan menontrol emosi, dia menyerahkan semuanya kepada

    hukum.

  • 40

    7) Berorientasi Tujuan

    Setiap orang mempunyai tujuan yang dicapainya. Namun, dalam

    merumuskan tujuan itu ada yang realistik dan ada yang tidak realistik. Individu

    yang sehat kepribadiannya dapat merumuskan tujuannya berdasarkan

    pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar. Dia

    berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara mengembangkan

    kepribadian (wawasan) dan keterampilan.

    Berorientasi tujuan dideskripsikan melalui tokoh-tokoh sebagai

    berikut:tokoh Pambudi dan tokoh topo, tokoh Pambudi yang mampu berorientasi

    tujuan agar mampu mencapai sebuah tujuan yang diinginkannya tersebut.

    Pambudi merumuskan motivasi dalam hidupnya agar pencapaian melanjut

    sekolahnya itu berhasil dilaksanakan. Begitupun dengan Topo yang selalu

    memberi semangat dan motivasi agar Pambudi bisa melakukan seperti yang

    pernah dia lakukan dahulunya dalam melanjutkan sekolah.

    8) Berorientasi Keluar

    Individu yang sehat memiliki orientasi keluar (ekstrovert). Dia bersifat

    respek (hormat), empati terhadap orang lain mempunyai kepedulian terhadap

    situasi, atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir.

    Berorientasi keluar dideskripsikan melalui tokoh-tokoh sebagai berikut: pertama

    tokoh Sanis, tokoh sanis yang selalu respek atau dengan rasa hormat melirikkan

    bola matanya terhadap orang yang memanggilnya. Kedua tokoh Mbok Ralem,

    tokoh Mbok Ralem yang tidak mempunyai kemampuan dalam membiayai

    pengobatannya. Mbok Ralem dengan rasa hormat dia meminjam uang kepada

  • 41

    lurahnya. Ketiga tokoh Pambudi, tokoh Pambudi yang mempunyai kepedulian

    terhadap Mbok Ralem berniat membantu Mbok Ralem dalam pengobatannya

    tersebut, Pambudi yang hatinya selalu dikacaui dengan rasa kasihan membuat dia

    ingin menolong pengobatan Mbok Ralem tersebut.

    9) Penerimaan Sosial

    Individu dinilai positif oleh orang lain, mau berpartisipasi aktif dalam

    kegiatan sosial, dan memiiki sikap bersahabat dalam hubungan dengan orang lain.

    Penerimaan sosial dideskripsikan melalui tokoh-tokoh sebagai berikut:

    pertamatokoh Pambudi, tokoh Pambudi memiliki sikap yang positif, dia bertekat

    untuk menolong pengobatan Mbok Ralem, hingga ketika Mbok Ralem dalam

    masa pengobatan Pambudi membelikan pakaian bekas untuk Mbok Ralem karna

    Pambudi mengetahui bahwa Mbok Ralem sama sekali tidak membawa pakaian

    ganti. Kedua tokoh pejabat, tokoh Pejabat sangat menyesal karna dia tidak mampu

    merawat Mbok Ralem dengan gratis karna tuntutan peraturan dari pihak rumah

    sakit. Ketiga tokoh Topo, tokoh Topo memiliki sikap bersahabat terhadap

    Pambudi, Topo yang dengan senang hati menumpangkan Pambudi dan untuk

    makan pun Topo akan menanggung semuanya.

    10) Memiliki Filsafat Hidup

    Memiliki filsafat hidup. Dia mengakrabkan hidupnya berdasarkan filsafat

    hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya. Memiliki filsafat hidup

    dideskripsikan melalui tokoh Pambudi. Pambudi yang bersyukur atas pencapaian

    yang telah dilaluinya. Pambudi bersyukur dengan lulusan ujian sarjana mudanya

    tersebut.

  • 42

    11) Kebahagiaan

    Kebahagiaan. Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai

    kebahagiaan. Kebahagiaan ini didukung oleh faktor-faktor achievement

    (pencapaian prestasi), acceptance (penerimaan dari orang lain), dan affection

    (perasaan dicintai atau disayangi oran lain).

    Kebahagiaan dideskripsikan melalui tokoh-tokoh sebagai berikut: pertama

    tokoh Pambudi, tokoh Pambudi merasa bahagia ketika hal yang dia lakukan untuk

    menolong pengobatan Mbok Ralem berhasil, Pambudi juga bahagia setelah

    menyelesaikan pencapaian prestasi ujian sarjana mudanya. Pambudi juga

    merasakan kebahagiaan dengan teman-temat tempat dia berkuli. Kedua tokoh

    Sanis, tokoh Sanis yang merasa bahwa dirinya merasa dicintai atau disayangi.

    Sanis yang menjadi salah tingkah ketika Pambudi menemuinya. Ketiga tokoh

    Mbok Ralem, Mbok Ralem merasa bahwa dirinya disayang dan dicintai oleh

    orang lain. Mbok Ralem diperhatikan, dimanjakan sedemikian telitinya. Keempat

    tokoh Runtah, tokoh runtah yang bahagia karna mencapai sebuah prestasi, Runtah

    bahagia atas prestasi yang sudah ia capai tersebut. Runtah merasa bangga atas

    pencapaiaannya tersebut. Kelima tokoh Mulyani, tokoh Mulyani merasa bahagia

    karna merasa dicintai atau disayangi karna perlakuan Pambudi terhadapnya

    membuat Mulyani sangat merasa kebahagiaan.

    b. Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat

    1) Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan

    Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan adalah kondisi emosional

    yang tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti

  • 43

    ketegangan, ketakutan, kekhawatiran, dan ciri-ciri tidak percaya, sinis, dan

    skeptis, seperti yang terlihat. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan

    dideskripsikan melalui tokoh Pak Dirga, tokoh Pak Dirga yang merasa

    kekhawatiran dan ketakutan atas yang dilakukan oleh Pambudi dalam menolong

    Mbok Ralem mengobati penyakitnya. Pak Dirga sangat takut dengan panggilan

    yang dilakukan oleh Bupati terhadapnya.

    2) Mempunyai Kebiasaan Berbohong

    kebohongan adalah kegagalan-kegagalan yang tidak dapat ditamggung

    oleh orang tersebut. Dirinya terlalu lemah untuk menerima kejatuhan dan

    kegagalan. Kegagalan keluarga, studi, pekerjaan, asmara, dan masalh hidup

    lainnya menjadi gangguan terhadap kebohongan yang dilakukan. Melakukan

    kebohongan adalah caranya untuk melarikan diri dari kenyataan sebenarnya.

    Semangkin orang lain percaya dengan kebohongannya, ia merasa lega

    karena kenyataan yang sulit diterimanya itu terasa berkurang. Mempunyai

    kebiasaan berbohong ini dideskripsikan melalui tokoh pertama Pak Danu. Pak

    Danu dengan bangganya memamerkan sebuah tabungan yang dicurinya dari

    rumah rakyat. Kedua, tokoh Poyo dengan melakukan kebohongan harga penjualan

    padi sebenarnya dapat membuat dia lebih mendapatkan keuntungan yang sangat

    besar. Ketiga, tokoh Pak Dirga. Pak Dirga yang mempunyai kegemaran dalam

    melakukan kebohongan terhadap rakyatnya. Dia menindas rakyat bawahan agar

    dapat hidup berlimpah dengan harta.

  • 44

    3) Kurang Memiliki Rasa Tanggung Jawab

    Tanggung jawab adalah menanggung segala sesuatu yang telah atau sudah

    terjadi dan dialami. Tanggung jawab itu kesadaran diri manusia terhadap semua

    tingkah laku dan perbuatan yang disengaa atapun tidak disengaa. Tanggung jawab

    juga harus berasal dari dalam hati dan kemauan diri sendiri atas kewajiban yang

    harus ditanggung jawabkan. Kurang memiliki rasa tanggung jawab itu merupakan

    seseorang yang tidak mampu memepertanggung jawabkan atas sesuatu yang telah

    dia lakukan itu.

    Kurang memiliki rasa tanggung jawab dapat dideskripsikan melalui tokoh

    pertama, tokoh Poyo. Tokoh Poyo yang tidak menjaga tanggung jawab dalam

    melakukan penjagaan lumbung koperasi. Poyo yang melakukan korupsi atas

    lumbung koperasi dengan menentukan harga jual padi seenak dia saja. Kedua,

    tokoh Pak Dirga yang kurang memiliki rasa tanggung jawab atas jabatan yang

    dianutnya tersebut. Dia sesuka hati memakai uang lumbung. Pak Dirga yang tidak

    mampu memegang tanggung jawabnya sendiri. Pak Dirga juga menghasut

    Pambudi untuk melakukan penggelapan dana untuk membangun jembatan dan

    ganti rugi penebangan pohon kelapa milik warga yang telah ditentukan oleh

    pemerintah.

    4) Kurang Memiliki Kesadaran Untuk Menaati Ajaran Agama

    Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama dapat

    dideskripsikan melalui tokoh pertama, tokoh Pak Dirga. Pak Dirga sama sekali

    tidak menaati ajaran agama. Dia selalu mengutamakan kepentingan diri sendiri.

    Mementingkan keuntungan yang berlipat ganda yang akan diperolehnya. Dengan

  • 45

    hal demikian membuat Pak Dirga serakah dan tergolong tidak menaati ajaran

    agama. Kedua, tokoh Eyang yang tidak memiliki kesadaran untuk menaati ajaran

    agama. Eyang dengan yakin mantranya akan masuk terhadap Pambudi. Sifat

    syirik sangat jauh dari ajaran agama.

    5) Bersikap Pesimis dalam Menghadapi Kehidupan

    Bersifat pesimis adalah individu selalu khawatir akan memperoleh

    kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana. Sehingga ia tidak mau berusaha

    untuk mencoba dengan ciri-ciri tidak percaya, sinis, dan skeptis dan kehilangan

    semangat hidup, pesimis seperti yang dihadapi tokoh Mbok Ralem. Mbok Ralem

    bersikap pesimis dalam menghadapi hidupnya yang sangat jauh dari kata

    sederhana tersebut. Dia kehilangan semangat untuk mencoba lagi meminjam uang

    kepada lurah karna dia tidak mempunyai jaminan untuk mengganti uang tersebut.

    B. Analisis Data

    Pada berikut ini, akan dianalisis data Karakteristik Kepribadian Sehat dan

    Karakteristik Kepribadian Tidak Sehat Tokoh dalam Novel Di Kaki Bukit Cibalak

    Karya Ahmad Tohari akan dijabarkan.

    a. Karakteristik Kepribadian Sehat

    Pribadi yang sehat biasanya masa kecil yang relatif tidak traumatis

    walaupun pada tahun-tahun berikutnya mereka dapat menghadapi konflik dan

    penderitaan. Orang-orang yang sehat secara psikologis tidak terbebas dari

    kelemahan-kelemahan ataupun keanehan-keanehan yang membuat mereka unik.

    Selain itu usia tidak diperlukan untuk kedewasaan walaupun manusia yang sehat

    kelihatan menjadi lebih dewasa saat mereka bertambah umurnya.

  • 46

    Menurut E.B Hurlock (dalam Yusuf, 2008: 12-14) mengemukakan bahwa

    karakteristik penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang sehat (healthy

    personality) ditandai dengan beberapa karakter.

    1. Mampu Menilai Diri Secara Realistis

    Menurut Hurlock (dalam Yusuf dan Nurhisan, 2008:12), Individu yang

    kepribadiannya sehat mampu menilai diri apa adanya, baik kelebihan maupun

    kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan, dan kesehatan)

    dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan). Sesuai dengan teori yang

    disampaikan oleh Hurlock di atas, maka dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya

    Ahmad Tohari juga terdapat kepribadian mampu menilai diri sendiri secara

    realistis yang dimiliki oleh tokoh Pambudi dan Runtah.

    Pambudi dapat mengerjakan suatu pekerjaan-pekerjaan kecil untuk

    mengisi waktu luangnya. Dengan kreativitas Pambudi membuat dia bisa

    menabung dengan rutin. Pambudi dapat menilaia hal yang ada pada dirinya.

    Sehubung dengan pernyataan di atas, kutipan yang dapat mendukung pernyataan

    tersebut adalah sebagai berikut:

    Data 6

    Untuk mengisi waktunya, Pambudi melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil.

    Memperbaiki kandang ayam yang membuatnya bisa menabung

    dengan teratur selama ini, menyulami dinding bambu yang telah

    lapuk, atau menggali parit-parit sekitar perkarangan rumah. (Tohari,

    2015:28)

    Pada data ke-6 terdapat karakteristik kepribadian sehat berupa mampu

    menilai diri secara realistis. Data tersebut dapat dianalisis bahwa, Pambudi adalah

    memiliki kreativitas dalam memperbaiki kandang ayam dan menyulami dinding

  • 47

    yang sudah lapuk sangat baik. Dengan beraktifitas melakukan pekerjaan-

    pekerjaan kecil ini Pambudi selalu menghasilkan uang dan bisa menabung secara

    teratur. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Pambudi ini merupakan sebah

    pekerjaan yang telah biasa dia lakukan.

    Kemampuan yang dimiliki oleh Pambudi, menunjukkan bahwa dalam diri

    Pambudi terdapat kepribadian yang sehat, bahwa Pambudi mampu mengelurkan

    kemapuannya dalam melakukan pekerjaan memperbaiki kandang ayamnya.

    Melalui pekerjaan itu Pambudi mampu menghasilkan uang dan memperbaiki

    sulaman dinding yang telah lapuk dan membersihkan parit-parit seperkarangan

    rumahnya, pekerjaan itu bisa menciptakan sesuatu hal yang berguna dan

    bermanfat dalam kehidupannya. Dari kutipan tersebut sudah dapat dikatakan

    bahwa Pambudi memiliki kepribadian sehat, dimana Pambudi sudah mampu

    menilai dirinya secara realistis. Menilai realistis yang dimaksud di sini adalah

    Pambudi dapat melakukan pekerjaan kreativitasnya dengan sangat baik untuk

    dapat menghasilkan uang.

    Mampu menilai diri secara realistis juga ada dalam diri tokoh Runtah,

    Runtah yang mempunyai kelebihan dalam menilai dari setiap perkataan suaminya

    seperti kutipan di bawah ini:

    Data 26

    “Runtah adalah istri Pak Dirga dari perkawinan yang ketujuh. Ia

    mempunyai perasaan yang amat peka, terutama tentang kebajulan

    suaminya. Bahkan Bu Runtah sudah dapat menangkap isyarat mengapa

    suaminya tanpak salah tingkah.” (Tohari, 2015:80)

    Pada data ke-26 terdapat karakteristik kepribadian sehat berupa mampu

    menilai diri secara realistis. Data tersebut dapat dianalisis bahwa, Runtah yang

  • 48

    memiliki kelebihan yaitu memiliki insting tinggi terhadap suaminya yag suka

    mengganggu wanita-wanita lainnya. Runtah telah paham betul mengenai isyarat-

    isyarat suaminya jika sesuatu yang dilakukan suaminya berbeda dan salah tingkah.

    Bagaimana mungkin Runtah tidak paham mengenai suaminya, Runtah sendiri saja

    dari perkawinan yang ketujuh dari Pak Dirga. Kelebihan yang dimiliki oleh

    Runtah ini menunjukkan bahwa Runtah memiliki kepribadian sehat. Dengannaluri

    yang dimiliki Runtah terhadap kesukaan suaminya mengganggu wanita-wanita

    termasuk kepada mampu menilai diri dengan kelebihan yang dimiliki.

    2. Mampu Menilai Situasi Secara Realistis.

    Menurut Hurlock (dalam Yusuf dan Nurhisan, 2008:12), individu dapat

    menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan

    mau menerimanya secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu

    sebagai suatu yang harus sempurna. Sesuai dengan teori yang disampaikan oleh

    Hurlock, maka dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari juga

    terdapat kepribadian mampu menilai situasi secara realistis yang dimiliki oleh

    tokoh Pak Danu dan Pambudi.

    Mampu menilai diri situasi secara realistis adalah individu dapat mengatasi

    situasi atau kondisi kehidupan yang dialami secara realistik dan mau

    menerimanya menanyakan secara wajar, seperti yang terlihat pada tokoh Pak

    Danu yang mampu menerima bagaimanapun penghidupannya. Hal ini dapat

    dilihat pada kutipan berikut:

  • 49

    Data 1

    Pak Danu misalnya, yang dulu dikagumi orang karena kecakapa nnya

    memainkan bajak, kini bekerja pada Akiat.Ia menjadi tukang

    timbang ampas singkong. Gajinya berupa makanan yang ia terima

    padahari itu plus sedikit uang. Dua orang anak gadis Pak Danu dibawa

    oleh makelar, menjadi babu di Jakarta, empat ratus kilometer jauhnya

    dari Desa Tanggir. (Tohari, 2005:6)

    Pada data ke-1 terdapat karakteristik kepribadian sehat berupa mampu

    menilai situasi secara realisits. Data tersebutmenyatakan bahwa Pak Danu tidak

    sama sekali mengeluh dalam hal apapun, dia menerima bagaimanapun yang dia

    hadapi walaupun semuanya jauh dari harapannya tapi dia tetap m