79
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Dosen Pembina Ir. H. Dadang Supriyatno, MT Surabaya, September 2013

Karakteristik Lalu Lintas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknik Lalu Lintas

Citation preview

Page 1: Karakteristik Lalu Lintas

JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Dosen Pembina Ir. H. Dadang Supriyatno, MTSurabaya, September 2013

Page 2: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

Page 3: Karakteristik Lalu Lintas

LLAJ

PRASARANA

PERATURAN

PENGEMUDIKENDARAAN

Page 4: Karakteristik Lalu Lintas

Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan melakukan optimalisasi penggunaan prasarana yang ada melalui peredaman atau pengecilan tingkat pertumbuhan lalu lintas, memberikan kemudahan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan

Secara umum yang dimaksud manajemen lalu lintas, adalah memanfaatkan semaksimal mungkin sistem jaringan jalan yang ada, atau :- Menampung lalu lintas sebanyak mungkin- Menampung penumpang sebanyak mungkin ( + barang)- Dengan memperhatikan keterbatasan lingkungan- Dengan memberikan prioritas untuk kelompok-kelompok yang sangat membutuhkan, melakukan penyesuaian kebutuhan terhadap pemakai jalan lainnya

Page 5: Karakteristik Lalu Lintas

Tujuan dilakukannya manajemen lalu lintas adalah :

a. Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dengan menyeimbangkan permintaan dengan sarana penunjang yang tersedia b. Meningkatkan tingkat keselamatan dari pengguna yang dapat dit erima oleh semua pihak dan memperbaiki tingkat keselamatan tersebut sebaik mungkin c. Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan dimana arus lalu lintas tersebut berada d. Mempromosikan penggunaan energi secara efisien ataupun pengguna energi lain yang dampak negatifnya lebih kecil dari pada energi yang ada

Page 6: Karakteristik Lalu Lintas

Sasaran dari Manajemen Lalu lintas adalah :

a. Mengatur dan menyederhanakan lalu lintas dengan melakukan pemisahan terhadap type, kecepatan dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimum kan gangguan terhadap lalu lintas b. Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan menaikkan kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan, melakukan optimalisasi ruas jalan dengan menentukan fungsi dari jalan dan kontrol terhadap aktivitas aktivitas yang tidak cocok dengan fungsi jalan tersebut harus dikontrol

Page 7: Karakteristik Lalu Lintas

PENGERTIAN MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

1. Manajemen Lalu LintasManajemen lalu lintas meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian lalu lintas.

Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, dan dilakukan antara lain dengan :

a. usaha peningkatan kapasitas ruas jalan, persimpangan, dan/atau jaringan jalan;b. pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pemakai jalan tertentu;c. penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan tertentu dengan mempertimbangkan

keterpaduan intra dan antar moda;d. penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan dan/atau perintah bagi pemakai jalan.

2. Rekayasa lalu lintas adalah salah satu cabang dari teknik sipil yang menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan lalu lintas orang dan barang secara aman dan effisien dengan merencanakan, membangun dan mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta alat pemberi isyarat lalu lintas.

Didalam memecahkan permasalahan lalu lintas, perlu mengenali permasalahan yang terjadi dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan lalu lintas. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk kemudian direncanakan usulan perbaikaan geometric, pembangunan fasilitas pengaman jalan, pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu lintas tertentu.

3. Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan seluruh jaringan jalan, guna peningkatan keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Page 8: Karakteristik Lalu Lintas

REKAYASA LALU LINTAS

• Kegiatan rekayasa lalu lintas meliputi: a. perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan; b. perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan.

• Perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan jalan dilaksanakan oleh pembina jalan.

• Perencanaan perlengkapan jalan meliputi:a. inventarisasi kebutuhan perlengkapan jalan;b. perhitungan kebutuhan perlengkapan jalan;c. penetapan jumlah kebutuhan dan lokasi pemasangan perlengkapan jalan;d. penyusunan program pengadaan dan/atau pemasangan, serta pemeliharaan perlengkapan

jalan.

• Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan meliputi:a. penetapan lokasi rinci pemasangan perlengkapan jalan;b. penyusunan spesifikasi teknis yang dilengkapi dengan gambar teknis perlengkapan jalan;c. pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 9: Karakteristik Lalu Lintas

• Pemeliharaan perlengkapan jalan meliputi:a. memantau keberadaan dan kinerja perlengkapan jalan;b. menghilangkan/menyingkirkan benda-benda yang dapat mengurangi/ menghilangkan

fungsi/kinerja perlengkapan jalan;c. memperbaiki atau mengembalikan pada posisi sebenarnya apabila terjadi

perubahan/pergeseran posisi perlengkapan jalan;d. mengganti perlengkapan jalan yang rusak, cacat atau hilang.

• Perlengkapan jalan meliputi:a. rambu-rambu lalu lintas;b. marka jalan;c. alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL);d. alat pengendali pemakai jalan, terdiri dari:

1) alat pembatas kecepatan;2) alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan

e. alat pengaman pemakai jalan, terdiri dari:1) pagar pengaman;2) cermin tikungan;3) tanda patok tikungan (delineator);4) pulau-pulau lalu lintas;5) pita penggaduh.

Page 10: Karakteristik Lalu Lintas

KELASTIPE JALAN

KENDARAAN

Panjang Lebar MST

I Arteri 18 m 2,5 m > 10 Ton

II Arteri 18 m 2,5 m 10 Ton

III A Arteri/kolektor 18 m 2,5 8 Ton

III B Kolektor 12 m 2,5 8 Ton

III C 9 M 2,1 m 8 Ton

a. Jalan

Page 11: Karakteristik Lalu Lintas

Terdiri dari: Rambu, marka, Apill/TL, alat pengendali dan pengaman jalan, fasilitas pendukung kegiatan LLAJ di jalan dan diluar jalan.

1). Terminal Penumpang, terdiri dari : Tipe A, melayani kendaraan AKAP, AKADP, Angkot/Angdes. Tipe B, melayani kendaraan AKDP, Angkot/angdes. Tipe C, melayani kendaraan Angdes.

2). Terminal Barang.

Page 12: Karakteristik Lalu Lintas

• Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus sesuai dengan peruntukannya, memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta sesuai dengan kelas jalan (Pasal 12).

• Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, keretan tempelan dan kendaraan khusus yang dioperasikan dijalan wajib di uji (Pasal 13).

• Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan wajib didaftarkan (Pasal 14).

• Untuk keselamatan, keamanan dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan, dapat dilakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan (Pasal 16).

Page 13: Karakteristik Lalu Lintas

SETIAP PENGEMUDI SETIAP PENGEMUDI HARUSHARUS MEMILIKIMEMILIKI

KEMAMPUAN MENGEMUDI YANG KEMAMPUAN MENGEMUDI YANG

DIBUKTIKAN DENGAN PENERBITAN DIBUKTIKAN DENGAN PENERBITAN

SIMSIM SESUAI PERUNTUKANNYA SESUAI PERUNTUKANNYA

(Psl 18 UU 14 tahun 1992, Psl 211 (1) PP 44 tahun 1993)(Psl 18 UU 14 tahun 1992, Psl 211 (1) PP 44 tahun 1993)

Page 14: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik antara pengemudi, kendaraan, dan jalan. Tidak ada arus lalu lintas yang sama bahkan pada keadaan yang serupa, sehingga arus pada suatu ruas jalan tertentu selalu bervariasi.

Walaupun demikian diperlukan parameter yang dapat menunjukkan kondisi ruas jalan atau yang akan dipakai untuk desain.

Parameter tersebut adalah volume, kecepatan dan kerapatan, tingkat pelayanan (level of service), derajat kejenuhan (degree of saturation).

Page 15: Karakteristik Lalu Lintas

SKEMA KARAKTERISTIK LALU LINTAS

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

KARAKTERISTIK PRIMER KARAKTERISTIK SEKUNDER

VOLUME LALU LINTAS

KECEPATAN

KEPADATAN

WAKTU ANTARA

JARAK ANTARA

Page 16: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

Page 17: Karakteristik Lalu Lintas

Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik antara pengemudi, kendaraan, dan jalan.

Tidak ada arus lalu lintas yang sama bahkan pada keadaan yang serupa, sehingga arus pada suatu ruas jalan tertentu selalu bervariasi

Kondisi lalu lintas jalan adalah hasil dari perilaku arus lalu lintas. Perilaku arus lalu lintas sendiri adalah hasil pengaruh gabungan antara manusia, kendaraan dan jalan dalam suatu lingkungan tertentu. Dalam hal manusia, dapat berupa pengemudi maupun manusia sebagai pejalan kaki.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK LALU LINTAS

Page 18: Karakteristik Lalu Lintas

1. Faktor Manusia

a. Manusia Sebagai Pengemudi Perilaku seorang pengemudi dipengaruhi oleh faktor luar berupa

keadaan sekelilingnya, cuaca, daerah pandangan serta penerangan jalan di malam hari. Selain itu juga dipengaruhi oleh emosinya sendiri seperti sifat tidak sabar dan marah - marah.

Seorang pengemudi yang sudah hafal dengan jalan yang dilaluinya akan berbeda sifatnya dengan seorang pengemudi pada jalan yang belum dikenalnya. Dalam hal yang terakhir ini, pengemudi cenderung untuk mengikuti kelakuan pengemudi-pengemudi lainnya.

Selain faktor-faktor tersebut diatas, faktor lain yang mempengaruhi perilaku manusia adalah sifat perjalanan (bekerja, rekreasi atau hanya berjalan-jalan) serta faktor kecakapan, kemampuan dan pengalaman mengemudi.

Manusia merupakan faktor yang paling tidak stabil dalam pengaruhnya terhadap kondisi lalu lintas serta tidak dapat diramalkan secara tepat. Beberapa tinjauan terhadap faktor manusia ini perlu dilakukan guna menghasilkan perencanaan operasi lalu lintas yang lebih tepat.

Page 19: Karakteristik Lalu Lintas

b. Sistem lndera Seperti halnya pada semua sistem

komunikasi, waktu merupakan suatu elemen yang penting jika harus bekerja secara tepat dan efektif. Pemancaran sinyal indera ke dan dari organ-organ indera juga mengaktifkan sel-sel di dalam otak, yang mengkoordinasikan dan memberi penilaian sebelum reaksi timbul melalui otot dan bagian tubuh yang lain.

Waktu reaksi bervariasi. Rangsangan yang lemah pada situasi yang jelek akan memerlukan waktu berpikir yang lebih lama dibandingkan dengan rangsangan yang kuat.

Respon terkondisikan untuk kasus-kasus yang sederhana dan mudah dipelajari akan menghasilkan waktu reaksi yang singkat, akan tetapi untuk situasi yang baru dan kompleks diperlukan waktu yang lebih lama untuk menganalisis rangsangan sebelum suatu reaksi dilakukan.

WAKTU RESPON TERHADAP

RANGSANGAN

RANGSANGAN

WAKTU RESPON

(detik)

Suara 0,14

Sentuhan 0,14

Cahaya 0,18

Page 20: Karakteristik Lalu Lintas

c. Penglihatan Mata adalah indera terpenting bagi pemakai jalan. Reaksi yang dihasilkan oleh

gelombang cahaya pada retina memungkinkan seseorang untuk membedakan ukuran, bentuk, warna, jarak dan kecepatan melalui persepsi dari lingkungan sekitarnya.

Jika alat bantu penglihatan apapun bentuknya, diperlukan untuk meningkatkan kemampuan melihat pada tingkat tertentu, maka peraturan perundangan harus mengatur agar alat bantu tersebut efisien, tepat guna dan dapat dipakai.

d. Pendengaran Telinga adalah organ persepsi yang menerima suara. Sementara seseorang

bereaksi terhadap rangsangan suara lebih cepat dari cahaya, pendengaran pada umumnya kurang penting bagi pemakai jalan. Akan tetapi suara gesekan ban dengan perkerasan jalan, angin, suara mesin, klakson dan suara lalu lintas yang lain merupakan indikator tambahan yang berguna dan khususnya bagi pejalan kaki berusia lanjut yang mungkin mengandalkan kemampuan mendengar daripada melihat, khsuusnya pada malam hari.

Page 21: Karakteristik Lalu Lintas

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengemudi

1. Kelelahan

Kelelahan fisik seringkali berkaitan dengan kurang tidur, postur yang tidak benar disebabkan oleh kondisi sakit dan gerakan otot yang salah, mengantuk disebabkan oleh panas kendaraan, getaran ritmis, silau dari ketidakmampuan mata untuk menyesuaikan terhadap tingkat cahaya yang berbeda dan dikenal sebagai adaptasi yang jelek. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan sehingga kehilangan kontrol atas kendaraan.

Kelelahan dapat meyebabkan seseorang pengendara tidak melihat tanda-tanda lalu lintas, berbelok sebelum ada tanda, salah mengantisipasi ruang dan waktu atau terlambat berbelok pada tikungan yang tajam.

Jalan yang dirancang dengan jelek, atau jalan-jalan dengan alinemen dan situasi yang monoton dan pemandangan ritmis yang ditimbulkan oleh suatu pola pagar dan pohon yang tertentu dapat pula mengurangi kinerja yang pada akhirnya dapat meyebabkan kantuk.

Kombinasi berbagai jenis kelelahan dapat terjadi pada akhir masa mengemudi yang panjang dan untuk itu diperlukan posisi mengemudi yang nyaman dan posisi duduk yang dapat diubah-ubah. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan pada perjalanan angkutan barang jarak jauh terjadi pada beberapa jam pertama dari waktu mengemudi (???).

Page 22: Karakteristik Lalu Lintas

2. Alkohol dan ObatAlkohol dan obat-obat tertentu dapat meyebabkan tekanan pada sistem saraf sentral. Jumlah yang berlebihan mempengaruhi perhatian dan penilaian, memperpanjang waktu reaksi dan lambat laun menghilangkan koordinasi antara otot dan saraf-saraf sehingga tidak mampu melaksanakan tugas mengemudi yang sederhana sekalipun. Obat-obat perangsang yang dapat meyebabkan perilaku kasar dan aneh juga mempengaruhi kemampuan mengambil keputusan dan mengendalikan kendaraan.

3. SakitRasa sakit seperti demam, sangat mengganggu tingkat emosi dan fisik yang menyebabkan kinerja yang tidak sempurna. Kondisi sulit menyesuaikan diri ke lingkungan dan psikopatis, tekanan darah tinggi dan epilepsi adalah sebagian penyakit yang sering dikaitkan dengankecenderungan untuk mengalami kecelakaan.

4 CuacaPerubahan situasi normal dapat terjadi berkaitan dengan kondisi eksternal seperti cuaca. Dingin dan panas yang berlebihan dapat mempengaruhi temperamen tetapi hal ini dapat diatasi dengan rancangan kendaraan yang memenuhi syarat.

5. PosturPosisi pengemudi di dalam kendaraan harus dipertimbangkan pada perancangan alinemen jalan dan letak kelengkapan jalan yang ditentukan berdasarkan pengukuran. Ini meliputi tinggi mata, posisi memanjang dan melintang kendaraan.

Page 23: Karakteristik Lalu Lintas

Kendaraan• Faktor kedua yang mempengamhi perilaku arus lalu lintas adalah kendaraan.

• Kendaraan yang berada di jalan mempunyai berbagai bentuk, ukuran dan kemampuan dimana hal ini disebabkan masing-masing kendaraan direncanakan untuk suatu maksud kegunaan tertentu.

• Untuk keperluan perencanaan geometrik, AASHTO mengelompokkan kendaran dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu mobil penumpang dan truk.

• Pengelompokkan ini didasarkan pada berat, dimensi dan karakteristik operasionalnya.

• Kendaraan yang termasuk dalam kelompok kendaraan mobil penumpang adalah semua kendaraan ringan dan truk pengangkut yang ringan seperti Van dan Pick up.

• Kendaraan yang termasuk dalam kelompok kendaran truk adalah single unit truk, kendaraan rekreasi, bus, truk, trailer dan semi trailer. Total terdapat 10 jenis kendaraan yang dapat digunakan dalam perencanaan geometrik.

• Di Indonesia ukuran kendaraan ditetapkan dengan lebar maksimum 2,25 meter dan tinggi maksimum 3,5 meter.

• Berat maksimum kendaraan ditetapkan berdasarkan kekuatan jembatan yang akan dilalui serta kekuatan mesinnya. Setiap kendaraan harus dilengkapi peralatan atau perlengkapan tambahan seperti lampu, kaca spion, pelindung ban dan lain-lain.

Page 24: Karakteristik Lalu Lintas

3. Jalan Disain geometrik jalan mencakup tiga aspek utama yakni

potongan melintang, alinemen horisontal dan vertikal. Ketiga aspek ini harus dikoordinasikan sedemikian sehingga lalu lintas dapat bergerak secara aman dan lancar.

Potongan melintang jalan mencakup perkerasan jalan, bahu jalan, median trotoar, dan saluran drainase serta aspek superelevasi jalan.

Alinemen horisontal mencakup aspek lengkung horisontal; lengkung lingkaran, lengkung peralihan, kelandaian relatif.

Alinemen vertikal mencakup aspek-aspek : lengkung cembung dan cekung, kelandaian maksimum, landai kritis dan lajur pendakian.

Page 25: Karakteristik Lalu Lintas

a. Penampang Melintang

Penampang melintang merupakan potongan melintang dari suatu jalan yang meliputi bagian-bagian yang langsung berguna untuk mengalirkan lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki seperti jalur lalu lintas, median, bahu, trotoar dan bagian-bagian jalan yang mendukung jalan seperti saluran drainase, penerangan, dll.

Elemen-elemen penampang melintang mengatur dan mengendalikan arus lalu lintas untuk alasan-alasan efisiensi dan keselamatan.

Jenis-jenis elemen penampang melintang tiap ruas jalan bervariasi menurut kelas jalannya demikianpun ukuran-ukuran standard tiap elemennya.

Page 26: Karakteristik Lalu Lintas

Elemen Penampang Melintang Jalan Perkotaan

Komponen penampang melintang untuk jalan-jalan dalam kota lebih lengkap dibandingkan dengan jalan luar kota atau di daerah pedesaan.

Elemen-elemen tersebut dibagi menjadi tiga golongan, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengalirkan arus lalu lintas, yang berfungsi mempertahankan kondisi jalan, dan bagian-bagian pelengkap jalan.

Elemen-elemen jalan mencakup: Jalur lalu lintas (traveled way) Median Bahu Jalan (Shoulder) Trotoir (Side Walk) Jalur sepeda (Bike Way) Jalur pepohonan / jalurhijau (Planted Stip) Jalur Pembatas (Frontage Road) Batas Luar Jalan (Outer Separation)

Page 27: Karakteristik Lalu Lintas

Gambar Penampang Melintang Jalan

Page 28: Karakteristik Lalu Lintas

Contoh Penampang melintang jalan jalur tunggal

Page 29: Karakteristik Lalu Lintas

Contoh Penampang melintang jalan jalur ganda

Page 30: Karakteristik Lalu Lintas

Desain Penampang Melintang Jalan

Jalur Lalu LintasPenentuan lebar jalan antar kota atau di daerah pedesaan berdasarkan kepada LHRT (Lintas Harian Rata-rata Tahunan), sementara jalan-jalan perkotaan didisain berdasarkan volume jam perencanaan, yaitu volume pada jam sibuk.

Median Daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada segmen jalan

Bahu JalanJalur lalu lintas hendaknya dilengkapi dengan bahu jalan. Tetapi jika jalur lalu lintas telah dilengkapi dengan median, jalur pemisah atau jalur parkir, maka bahu jalan tidak diperlukan lagi.

Jalur ParkirLebar dari jalur parkir standard ialah 2,50 m, kecuali jika kendaraan berat proporsinya tidak terlalu besar maka dapat dikurangi sampai dengan 2,0 m.

Page 31: Karakteristik Lalu Lintas

Trotoar

Di daerah pinggiran kota di mana pejalan kaki lebih dar 300 per 12 jam dan volume kendaraan melebihi 1000 kendaraan per 12 jam maka diperlukan trotoar.

Jalur Sepeda

Jika volume sepeda melebihi 500 per 12 jam dan volume lalu lintas melebihi 2000 per 12 jam maka sebaiknya disediakan jalur sepeda dan atau pejalan kaki. Dan dalam hal tersebut jika jumlah pejalan kaki melebihi 1000 orang per 12 jam, maka sebaiknya jalur pejalan kaki dipisahkan dengan jalur sepeda.

Ruang Bebas Kendaraan

Bangunan, fasilitas utilitas, pohon dan benda-benda yang tidak bergerak tidak diperkenankan berada dalam ruang bebas ini. Ruang bebas kendaraan berorientasi ke samping dan ke atas.

Page 32: Karakteristik Lalu Lintas

Standar Tipe Jalan dan Penampang Melintang

Tipe Jalan/Kode

Lebar Jalan (m)

Bahu/Kerb Lebar Bahu (m) Jarak Kerb-penghalang

(m)

Lebar Median

Luar Dalam

2/2 UD 6,0 6,0 Bahu 1,50

Kerb 2,00

2/2 UD 7,0 7,0 Bahu 1,50

Kerb 2,00

2/2 UD 10,0 10,0 Bahu 1,50

Kerb 2,00

4/2 UD 12,0 12,0 Bahu 1,50

Kerb 2,00

4/2 UD 14,0 14,0 Bahu 1,50

Kerb 2,00

4/2 D 12,0 12,0 Bahu 1,50 0,50 2,00

Kerb 2,00 2,00

4/2 D 14,0 14,0 Bahu 1,50 0,50 2,00

Kerb 2,00 2,00

6/2 D 18,0 18,0 Bahu 1,50 0,50 2,00

Kerb 2,00 2,00

Page 33: Karakteristik Lalu Lintas

b. Alinyemen Longitudinal

Disain as atau alinemen longitudinal jalan dikembangkan untuk memungkinkan kendaraan melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman pada atau sekitar kecepatan rencana jalan tersebut.

Hal ini berarti bahwa :• Pengemudi harus dapat melihat cukup jauh untuk berhenti secara nyaman dan aman bila ada halangan• Pengemudi harus dapat melihat cukup jauh untuk menyiap secara aman• Pengemudi dan penumpang harus tidak mendapat gaya-gaya vertikal dan horisontal yang berlebihan yang mana membuat perjalanan menjadi tidak aman dan tidak nyaman.

Page 34: Karakteristik Lalu Lintas

Jarak Pandang Jarak Pandang Henti

Jarak pandang henti adalah jarak yang dibutuhkan oleh pengemudi untuk menghentikan kendaraannya jika ada gangguan yang tidak diharapkan dijalan. Perhitungan jarak jarak ini berdasarkan pada :• Waktu persepsi-reaksi dari pengemudi• Kecepatan kendaraan• Tingkat perlambatan

Waktu persepsi Waktu Persepsi didefinisikan sebagai waktu antara pengemudi melihat objek di jalan dan sesaat sebelum menginjak rem. Persepsi yang aman adalah 2,5 detik untuk jaian diluar kota dan 1,5 detik untuk jaian di dalam kota.

Waktu reaksi

Waktu reaksi didefinisikan sebagai waktu yang digunakan oleh pengemudi untuk menginjak rem. Waktu ini diperlukan sebesar 1 detik.

Page 35: Karakteristik Lalu Lintas

Jarak Pandang Menyiap

Jarak pandang menyimpang didefinisikan sebagai jarak pandang yang mana memungkinkan sebuah kendaraan yang bergerak cepat untuk menyiap sebuah kendaraan yang bergerak lebih lambat tanpa gangguan sedemikian rupa pada kecepatan rencana dari jalan itu.

Page 36: Karakteristik Lalu Lintas

c. Alinemen Horisontal

Karakteristik yang paling penting dalam disain alinemen horisontal adalah disain lengkung.

Kecepatan maksimum yang nyaman terutama tergantung kepada:• Jari-jari lengkung• Superelevasi (kemiringan) jalan pada tikungan

Untuk meningkatkan keamanan kendaraan pada saat bergerak di alinemen horisontal ditolong oleh:• Pelebaran jalan pada tikungan• Lengkung peralihan antar-bagian yang lurus dan bagian yang lengkung

Page 37: Karakteristik Lalu Lintas

Pelebaran Dalam Lengkung

Page 38: Karakteristik Lalu Lintas

d. Alinemen Vertikal

Alinemen vertikal juga terdiri dari bagian yang lurus dan lengkung seperti terlihat pada Gambar. Bagian yang lurus dibagi dalam lurus mendatar dan lurus landai. Bagian-bagian yang lurus berpotongan pada PI. Titik-titik ini juga disebut VIP (Vertical Intersection Point). Dalam disain alinemen vertikal, lengkung parabola dipergunakan untuk menghubungkan bagian lengkung kc bagian vang lurus.

Alasan utama untuk penggunaan lengkung parabola adalah mudah, di mana mereka dapat dikonstruksikan dan peralihan yang nyaman dari satu kelandaian ke kelandaian yang lain.

Page 39: Karakteristik Lalu Lintas

Berbagai Contoh Lengkung Vertikal Cekung dan Cembung

Page 40: Karakteristik Lalu Lintas

Kelandaian Ada tiga kriteria untuk kelandaian. Dua dari kriteria ini tergantung pada tipe

kendaraan yang menggunakan jalan dan jumlah kendaraan yang menggunakan jalan ini, khususnya mengenai kendaraan truck dan bus.

Kriteria ini adalah:a. Kelandaian maksimum yang diizinkanMobil penumpang dapat menghadapi kelandaian sampai dengan 15% dan mudah mendaki kelandaian 10%. Kelandaian 3% memberi pengaruh yang sangat kecil pada kinerjanya. Untuk truck dan bus kelandaian yang lebih besar dari 5% harus dihindari.b. Panjang Landai KritisKelandaian yang melebihi maksimum atau panjang kritis harus dihindari. c. Kelandaian minimum.Kelandaian minimum kadang-kadang diperlukan untuk mencapai drainase longitudinal pada saluran samping (misalnya dalam galian dan bagian kerb)

Page 41: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

Page 42: Karakteristik Lalu Lintas

ISITILAH DAN DEFINISI

Page 43: Karakteristik Lalu Lintas
Page 44: Karakteristik Lalu Lintas
Page 45: Karakteristik Lalu Lintas

GEOMETRIK JALAN PERKOTAAN

Page 46: Karakteristik Lalu Lintas
Page 47: Karakteristik Lalu Lintas

VISUAL JENIS HAMBATAN SAMPING

Page 48: Karakteristik Lalu Lintas
Page 49: Karakteristik Lalu Lintas
Page 50: Karakteristik Lalu Lintas
Page 51: Karakteristik Lalu Lintas

ARUS DAN KOMPOSISI LALU LINTAS

Page 52: Karakteristik Lalu Lintas

KECEPATAN

Page 53: Karakteristik Lalu Lintas

KECEPATAN ARUS BEBAS

Page 54: Karakteristik Lalu Lintas

KAPASITAS

Page 55: Karakteristik Lalu Lintas

DERAJAD KEJENUHAN

Page 56: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

Page 57: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik antara pengemudi, kendaraan, dan jalan. Tidak ada arus lalu lintas yang sama bahkan pada keadaan yang serupa, sehingga arus pada suatu ruas jalan tertentu selalu bervariasi.

Walaupun demikian diperlukan parameter yang dapat menunjukkan kondisi ruas jalan atau yang akan dipakai untuk desain.

Parameter tersebut adalah volume, kecepatan dan kerapatan, tingkat pelayanan (level of service), derajat kejenuhan (degree of saturation).

Page 58: Karakteristik Lalu Lintas

SKEMA KARAKTERISTIK LALU LINTAS

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

KARAKTERISTIK PRIMER KARAKTERISTIK SEKUNDER

VOLUME LALU LINTAS

KECEPATAN

KEPADATAN

WAKTU ANTARA

JARAK ANTARA

Page 59: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK PRIMER

VOLUME LALU LINTAS Volume adalah jumlah kendaraan yang melalui satu titik yang tetap pada jalan

dalam satuan waktu. Volume biasanya dihitung dalam satuan kendaraan/hari atau kendaraan/jam. Volume dapat juga dinyatakan dalam periode waktu yang lain. q = 1/h, dimana :

q = arus lalu lintas h = waktu antara (time headway)

KECEPATAN Kecepatan adalah perubahan jarak dibagi waktu. Kecepatan dapat diukur sebagai kekepatan titik, kecepatan perjalanan,

kecepatan ruang dan kecepatan gerak. Kelambatan merupakan waktu yang hilang pada saat kendaraan berhenti atau

tidak dapat berjalan sesuai dengan kecepatan yang diinginkan karena adanya sistem pengendali atau kemacetan lalu lintas.

V = dx/dt, dimana : V = kecepatan dx = jarak yang ditempuh Dt = waktu yang diperlukan untuk menemput dx

Page 60: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK PRIMER

KEPADATAN Kepadatan adalah rata-rata jumlah kendaraan per satuan panjang jalan. k = n/l atau k ‘ 1/s. dimana :

k = kepadatan lalu lintas (kend/jam)

n = jumlah kendaraan pada lintasan l (kendaraan)

l = panjang lintasan

S = jarak antara (space headway)

1. Dalam arus lalu lintas, ketiga karakteristik ini akan terus bervariasi karena jarak antara kendaraan yang acak.

2. Untuk merangkum dan menanalisi arus lalu lintas maka nilai rata-rata dari volume, kecepatan dan kepadatan harus dihitung dalam suatu periode waktu.

Page 61: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK SEKUDER

Karakteristik sekunder yang terpenting adalah jarak antara. Terdapat 2 parameter dari jarak antara, yakni:

Waktu antara kendaraan (time headway), yaitu waktu yang diperlukan antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya untuk melalui satu titik tertentu yang tetap. Waktu antara kendaraan rata-rata = 1/volume.

Jarak antara kendaraan (space headway), yaitu jarak antara bagian depan satu kendaraan dengan bagian depan kendaraan berikutnya. Jarak antara kendaraan rata-rata = 1/kepadatan.

Besarnya jarak antara menentukan kapan seorang pengemudi harus mengurangi kecepatan (mengerem) dan kapan harus mempercepat kendaraan.

Jarak antara dimana kendaraan yang berada di depan mempengaruhi pengemudi dibelakangnya disebut jarak antara yang mengganggu (interference headway).

Hasil studi yang pernah dilakukan menunjukkan besarnya nilai jarak antara yang mengganggu berkisar antara 6 – 9 detik.

Page 62: Karakteristik Lalu Lintas

HUBUNGAN FUNDAMENTAL ANTARA VOLUME, KECEPATAN DAN KEPADATAN

Gambar 2. Hubungan Kecepatan dan KepadatanKepadatan (Kend/km)

Kepadatan (Kend/km)

Gambar 3. Hubungan Arus dan Kepadatan

Gambar 1. Bentuk umum Hubungan Kecepatan dan Arus

Page 63: Karakteristik Lalu Lintas

HUBUNGAN FUNDAMENTAL ANTARA VOLUME, KECEPATAN DAN KERAPATAN

1. Kecepatan berkurang jika arus bertambah. Pengurangan kecepatan akibat penambahan arus adalah kecil pada arus rendah tetapi lebih besar pada arus yang lebih tinggi. Dekat kapasitas, pertambahan arus yang sedikit akan menghasilkan pengurangan kecepatan yang besar. Hal ini terlihat pada Gambar 1.

2. Kecepatan berkurang jika kepadatan bertambah. Pengurangan kecepatan akibat kepadatan arus adalah kecil pada arus rendah tetapi lebih besar pada arus yang lebih tinggi. Dekat kapasitas, pertambahan arus yang sedikit akan menghasilkan pengurangan kecepatan yang besar. Hal ini terlihat pada Gambar 2.

3. Arus bertambah seiring dengan penambahan kepadatan. Dekat kapasitas, pertambahan kepadatan yang sedikit akan menghasilkan pengurangan arus yang besar. Hal ini terlihat pada Gambar 3.

4. Semakin tinggi volume lalu lintas maka kecepatan akan semakin menurun dan kepadatan semakin meningkat.

5. Hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan membentuk suatu hiperbola dimana titik puncaknya merupakan kapasitas.

Page 64: Karakteristik Lalu Lintas

HUBUNGAN KECEPATAN DAN VOLUME LALU LINTAS

Prinsip dasar analisa kapasitas segmen jalan adalah kecepatan berkurang jika arus bertambah.

Hubungan kecepatan dan volume dapat dikelompokkan kedalam beberapa kelompok seperti ditunjukkan dalam gambar.

Keempat pembagian kurva hubugnan antara kecepatan dan volume arus diatas dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Arus bebas terjadi pada volume lalu lintas rendah, dimana kendaraan dapat dengan bebas memilih kecepatan

2. Arus stabil terjadi pada saat volume meningkat dan kecepatan berkurang karena pengemudi tidak bebas lagi memilih kecepatannya mengingat kendaraan sudah saling menghalangi (juga dikenal dengan arus normal)

3. Arus tidak stabil terjadi pada saat volume mencapai kapasitasnya; penambahan volume lalu lintas sedikit dapat mengurangi kecepatan (rata-rata) yang besar.

4. Arus dipaksakan terjadi pada saat lebih banyak kendaraan yang mencoba memakai jalan; volume dan kecepatan menjadi rendah dan tidak dapat diperkirakan.

Arus Bebas

Arus Stabil

Arus Tidak Stabil

Arus DipaksakanKapasitas

Page 65: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

Page 66: Karakteristik Lalu Lintas

VARIASI LALU LINTASVolume lalu lintas pada suatu Jalan bervariasi tergantung pada volume total dua arah, arah lalu

lintas, volume harian, bulanan dan ahunan dan pada komposisi kendaraan. VARIASI HARIAN

Arus lalu lintas bervariasi sesuai dengan hari dalam seminggu. Maksud dari seseorang untuk melakukan perjalanan adalah bervariasi dalam satu minggu, dan pergerakan barang juga bervariasi dalam minggu tersebut.

Alasan utama terjadinya variasi harian adalah karena adanya hari minggu, hari libur (toko dan kantor tutup), hari keagamaan, hari pasar, cuaca, siklus perjalanan angkutan barang yang lebih dan satu hari.

Variasi harian di Indonesia akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa atau Amerika, karena di Indonesia sebagian kantor tetap buka di hari sabtu.

Dengan demikian, jalan perkotaan akan terus sibuk selama enam hari, dan di jalan antar-kota akan menjadi sibuk di hari sabtu dan minggu sore.

Page 67: Karakteristik Lalu Lintas

VARIASI JAM-AN Volume lalu lintas umumnya rendah pada malam hari, tetapi meningkat secara cepat

sewaktu orang mulai pergi ke tempat kerja. Volume jam sibuk biasanya terjadi di jalan perkotaan pada saat orang melakukan

perjalanan ke dan dari tempat kerja atau sekolah. Volume jam sibuk pada jalan antar-kota lebih sulit untuk diperkirakan. Arus lalu lintas puncak merupakan permintaan (demand) maksimum pada jaringan jalan. Istilah yang umum digunakan untuk itu adalah jam sibuk, tetapi pemakaian waktu sejam

hanya merupakan cara untuk menyatakan waktu yang dianggap cocok. Arus puncak dapat berlangsung jauh lebih lama atau lebih pendek dari sejam.

Karateristik arus puncak biasanya disurvai dalam interval waktu antara 5 sampai 15 menit.

Arus maksimum yang terjadi secara singkat yang nilainya melebihi tingkat arus puncak di dalam perioda jam sibuk merupakan indikasi lain yang menentukan permintaan maksimum terhadap fasjiitas lalu lintas.

Variasi permintaan di dalam jam sibuk seringkali digunakan dalam desain dan analisis persimpangan.

Page 68: Karakteristik Lalu Lintas

VARIASI BULANAN Sebab utama adanya variasi latu lintas bulanan adalah :

adanya perbedaan musim seperti pada saat (iburan, misalnya menjdang lebaran. musim panen dan lain sebagainya.

VARIASI ARAH Volume arus lalu lintas dalam satu hari pada masing-masmg arah biasanya

sama besar, tetapi kalau dilihat pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada jam sibuk banyak orang akan melakukan perjalanan dalam satu arah, demikian juga pada daerah-daerah wisata atau pada saat upacara keagamaan juga terjadi hal seperti ini dan akan kembali lagi pada akhir masa liburan tersebut.

Jenis variasi ini merupakan suatu kasus yang khusus, tetapi hal ini dapat mewakili permintaan lalu lintas tertinggi terhadap sistem transportasi dalam setahun

Page 69: Karakteristik Lalu Lintas

DISTRIBUSI LAJUR

Apabila 2 atau lebih lajur lalu lintas disediakan pada arah yang sama, maka distribusi kendaraan pada masing-masing lajur tersebut akan tergantung dari volume, kecepatan dan proporsi dari kendaraan yang bergerak lambat, dan sebagainya. Pengemudi yang menggunakan lajur pinggir cenderung untuk mengemudikan kendaraannya lebih lambat. Standard jalan dan aturan dan perundangan talu lintas mungkin akan dapat mengatur pengemudi untuk menggunakan lajur kiri, sedangkan lajur kanan hanya untuk menyiap. Kendaraan lambat mungkin dengan sendirinya akan mendapatkan hambatan daiam memilih lajur. Semya faktor ini dapat menyebabkan variasi di datam pendistnbusian lalu iintas dan dapat mengurangi kapasitas potensial jalan.

Page 70: Karakteristik Lalu Lintas

KOMPOSISI LALU LINTAS KLASIFIKASI KENDARAAN

Jenis kendaraan adalah faktor penting di dalam mendesain jalan. Pencacahan terklasifikasi biasanya membedakan sampai 20 kelas kendaraan. Tergantung dari

tujuannya. maka hasil dari survai terklasifikasi ini dapat dikombinasikan kedalam kategori kelas kendaraan yang lebih diinginkan. Kombinasi tipikaI adalah:

• Berat kendaraan, terutama beban sumbu. Hal ini berhubungan dengan desain konstruksi perkerasan dan penanganan jalan yang merupakan perhatian utama dari Bina Marga. Pembagiannya berdasarkan atas kendaraan ringan, sedang dan berat.

• Dimensi kendaraan untuk menentukan lebar lajur dan radius belokan.• Karakteristik kecepatan kendaraan, percepatan dan pengereman untuk menentukan kapasitas jalan.

Pembagiannya berdasarkan atas kendaraan tidak bermotor. bermotor kecil. sedang dan besar. • Penggunaan kendaraan. Pengklasifikasiannya adalah angkutan pribadi (umumnya mobil), angkutan

umumT penumpang (umumnya bus) dan angkutan barang (umumnya truk). SATUAN MOBIL PENUMPANG Setiap jenis kendaraan mempunyai karakteristik pergerakan yang berbeda karena dimensi.

kecepatan, percepatan maupun kemampuan manuver masing-masing type kendaraan berbeda serta berpengaruh terhadap geometrik jalan. oleh karena itu digunakan suatu satuan yang bisa dipakai dalam perencanaan lalu lintas yang disebut Satuan Mobil Penumpang atau disingkat SMP.

Page 71: Karakteristik Lalu Lintas
Page 72: Karakteristik Lalu Lintas

KARAKTERISTIK LALU LINTAS

Page 73: Karakteristik Lalu Lintas

VOLUME LALU LINTAS

Arus lalu Lintas hanrus dianalisis dan disajikan menurut standard tertentu yang dapat diperbandingkan dan tahun ke tahun.

Di daerah perkotaan, volume lalu lintas puncak per jam digunakan untuk kepertuan desain, karena vovume ini jauh lebih besar dari pada volume pada waktu lainnya dalam sehari, dan pada saat itu variasi arah yang besar juga terjadi.

Pada jalan antar-kota. variasi lalu lintas dalam sejam cendemng untuk jauh lebih kecil dan variasi menurut arahnya biasanya tidak terialu besar. Oleh karena itu. untuk jalan antar-kota arus lalu lintas harian digunakan untuk kepertuan desain.

Page 74: Karakteristik Lalu Lintas

LALU LINTAS MARIAN RATA-RATA TAHUNAN (LHRT)

Ada dua tahapan yang periu dilakukan untuk menentukan LHRT : Suatu program pencacahan yang sifatnya menyeluruh selama setahun untuk

menentukan arus lalu lintas rata-rata harian dan faktor variasi harian dan bulanan. Pencacahan rinci harus dilakukan pada lokasi yang sama dengan sekurang-kurangnya 4

kali dalam satu tahun. dan lebih baik lag! Jika sebulan sekali. Pencacahan volume lalu lintas selama 7 hari direkomendasikan untuk dilakukan guna memperkecil variasi. Hal ini harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya 1 hari pencacahan lalu lintas terklasifikasi (classified count), dengan maksud untuk menyediakan:

* data klasifikasi kendaraan pada daerah yang disurvai * pengecekan keakuratan dari alat pencacah lalu lintas mekanis * analisis tertiadap kondisi yang hjar biasa dari pencacahan volume latu lintas.

Pencacahan lanjutan kemudian dapat dilakukan untuk tahun-tahun berikutnya dengan frekuensi yang lebih sedikit dan/atau untuk periode waktu yang lebih pendek.

Pencacahan lanjutan ini kemudian dapat dikonversikan menjadi LHRT dengan menggunakan faktor variasi.

Pencacahan lanjutan tebih di»nginkan untuk dapat dilakukan selaina 7 hari. tetapi sekurang-kurangnya adalah 2 hari. Jika hasil dari pencacahan 2 hari sulit untuk dianalisis, maka pencacahan tersehut harus dilakukan lagi.

Page 75: Karakteristik Lalu Lintas

VOLUME JAM PERENCANAAN (VJP) Sepanjang tahun akan terdapat 1 jam dimana volume lalu lintas adalah tertinggi. Hal ini

disebut "Volume Jam Tersibuk dalam satu tahun". Suatu jalan yang didesain berdasarkan Volume Jam Tersibuk mungkin akan lebih disukai

menurut sudut pandang pengemudi, tetapi hal ini adalah sangat boros dan mahal untuk disediakan.

Pada Gambar berikut diperlihatkan hasil penelitian di Australia bahwa pada sekitar Jam tersibuk yang ke 30 volume mulai meningkat secara besar.

Volume Jam Tersibuk yang ke 30 dalam satu tahun tidak jauh lebih besar daripada misalnya jam tersibuk yang ke 50. Akan tetapi volume jam yang tersibuk adalah hampir 3 kali lebih tinggi daripada volume jam tersibuk yang ke 30 tersebut.

Berdasarkan hal ini, maka arus jam tersibuk yang ke 30 pada umumnya digunakan sebagai arus untuk keperluaan desain dan disepakati bahwa kapasitas jalan akan dilampaui sebanyak 30 kali dalam tahun (desain) yang merupakan biaya karena ketidaksesuaian yang harus dipikul.

Arus Jam tersibuk yang ke 30 dapat dikaitkan terhadap LHRT dengan menggunakan suatu faktor; di Amerika dan Inggris, faktor untuk jalan antar-kota telah ditentukan sekitar 15%. sedangkan untuk jalan kota adalah antara 10% sampai 12%.

Page 76: Karakteristik Lalu Lintas

KECEPATAN

Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu. atau nilai perubahan jarak tertiadap waktu, yang secara matematis dapat diekspresikan sebagai d(d)/d(t).

Kecepatan dan suatu kendaraan dipengaruhi oleh faktor-faktor manusia, kendaraan dan prasarana. serta dipenaruhi pula oleh arus lalu lintas, kondisi cuaca dan lingkungan alam disekitamya.

Kecepatan merupakan parameter yang penting khususnya dalam desain jalan, sebagai informasi mengenai kondisi perjalanan, tingkat pelayanan dan kualitas arus lalu lintas (kemacetan dan unjuk kerja lalu lintas). Kemacetan lalu lintas umumnya tidak dikehendaki, karena hal ini akan dapat• Meningkatkan waktu perjalanan dan biaya perjalanan.• Meningkatkan biaya operasi kendaraan (vehicle overating cost).• Meningkatkan jumlah kecelakaan (meskipun biasanya kecelakaan tidak begitu

serius karena kecepatan yang rendah).• Mengurangi kenyamanan pengemudi.• Mempengaruhi tingkah laku pengemudi.

Page 77: Karakteristik Lalu Lintas

Ada 4 (empat) klasifikasi utama yang senng digunakan dalam mempelajarikecepatan arus latu lintas. yaitu:1. Kecepatan tttik/sesaat (spot speed).Kecepatan titik/sesaat: kecepatan kendaraan sesaat pada waktukendaraan tersebut melintasi suatu titik tetap tertentu di jalan.2. Kecepatan perjalanan (journey speed).Kecepatan perjalanan: kecepatan rata-rata kendaraan efektif antara duatitik tertentu di jalan, yang dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagidengan total waktu perjalanan yang dihitung dengan persamaansederhana seperti berikut ini:v=s/t.dimanav = kecepatan perjalanan, km/jams = jarak perjalanan, kmt= total waktu perjalanan, jam

Page 78: Karakteristik Lalu Lintas

3. Kecepatan bergerak (running speed).Kecepatan bergerak : kecepatan rata-rata kendaraan untuk melintasi suatu jarak tertentu dalam kondisi kendaraan tetap berjalan. yaitu kondisi setelah dikurangi oleh waktu hambatan terjadi (misalnya hambatan pada persimpangan). Kecepatan bergerak ini dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagi dengan total waktu perjalanan yang telah dikurangi dengan waktu berhenti karena adanya hambatan yang disebabkan gangguan yang terjadi pada lintas

` sv =

(t – t’)dimanaV = kecepatan bergeraks = jarak perjalanant = totat waktu perjalanant'= waktu bertienti karena gangguan lalu lintas

4. Hambatan (delay);• Hambatan-hambatan tetap (fixed delay)• Hambatan bergerak (running delay)

Page 79: Karakteristik Lalu Lintas