38

Click here to load reader

Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

  • Upload
    hathuan

  • View
    448

  • Download
    22

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

1

KARAKTERISTIK PREFERENSI RISIKO INVESTOR BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN DAN EFIKASI DIRI

(Studi Empiris pada Sentra Inventasi Danareksa Salatiga)

Kristina 212008002

PENDAHULUAN Maraknya perkembangan pasar modal di Indonesia tidak terlepas dari

peran serta pemodal (investor) yang melakukan transaksi di pasar modal. Definisi

investasi menurut Halim (2005:4) adalah sebagai penanaman sejumlah dana pada

saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

Investasi juga dapat dikatakan sebagai penundaan konsumsi saat ini untuk

konsumsi di masa yang akan datang. Harapan keuntungan di masa yang akan

datang ini merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu

investasi yang dilakukan. Investasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, baik

untuk saat ini maupun di masa datang, dengan cara membeli suatu aset yang

diharapkan di masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih

tinggi.

Seberapa besar investor bersedia menanggung risiko tertentu saat mereka

melakukan investasi, berbeda antara investor yang satu dengan yang lain. Sembel

dalam Putra (2011) mengklasifikasikan tipe investor menurut preferensi risiko

menjadi tiga kelompok, yaitu tipe investor yang berani mengambil risiko yang

disebut risk taker atau risk lover atau risk seeker, tipe investor yang takut atau

enggan menanggung risiko yang disebut risk averter dan tipe investor yang hanya

Page 2: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

2

berani menanggung risiko yang sebanding dengan return yang akan diperolehnya

atau disebut moderate investor atau indifference investor.

Tim Research DWAC (http://dcoins.co.id) memperoleh hasil penelitian

investor yang sukses memiliki kepercayaan diri dan stamina yang kuat untuk

setiap hari bergelut dengan gejolak pasar. Naik turunnya harga saham merupakan

pergulatan setiap hari, dan membutuhkan kekuatan psikis yang kuat untuk bisa

bertahan. Jika investor tidak dapat bertahan, maka investor akan kehilangan

kepercayaannya terhadap investasi (baik investasi jangka pendek maupun jangka

panjang). Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malinda

(2005) yang menyimpulkan bahwa pedoman dasar bagi investor pemula adalah

cakap, uang, keberanian, ukuran, dan percaya. Penelitian ini ingin melihat

karakteristik preferensi risiko yang dimiliki oleh investor berdasarkan efikasi diri

investor itu sendiri, dimana efikasi diri merupakan salah satu mekanisme dalam

merefleksikan diri manusia (Bandura dalam Feist & Feist, 2010:211).

Efikasi diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya mengenai

seberapa besar kemampuannya dalam mencapai suatu hasil dan tingkah laku

tertentu terhadap suatu tugas pada situasi tertentu (Bandura, 1997). Teori efikasi

diri diduga mempengaruhi keberanian seseorang dalam menghadapi risiko sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya. Individu dengan keyakinan diri rendah

akan menarik diri dari proyek yang gagal karena individu tersebut tidak percaya

akan kemampuan yang dimilikinya dan mudah berkecil hati menghadapi

kenyataan (Evelin, 2010).

Page 3: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

3

Zarutskie (2008) menemukan bahwa manajer investasi yang sebelumnya

berprofesi sebagai manajer bisnis atau sebagai venture capitalist memiliki

performa yang lebih baik daripada manajer investasi yang hanya memiliki latar

belakang pendidikan MBA. Dalam penelitian ini peneliti juga akan

mengungkapkan (mengeksplorasi) karakteristik preferensi risiko investor dilihat

dari sisi jenis pekerjaan yang sedang digeluti oleh investor.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena peneliti-peneliti

sebelumnya yang meneliti tentang preferensi risiko, sebagian besar

menghubungkan preferensi risiko dengan tipe kepribadian investor. Beberapa

diantaranya adalah Agustina (2009) dengan hasil penelitian sebagian besar dari

pegawai BUMN Salatiga memiliki ciri kepribadian piawai dengan preferensi

risiko sedang. Putra (2011) menyatakan bahwa mayoritas pedagang etnis Jawa

dan Tionghoa di Salatiga memiliki ciri kepribadian luwes dan berpreferensi risiko

rendah. Sedangkan penelitian yang membahas mengenai karakteristik preferensi

risiko berdasarkan jenis pekerjaan dan efikasi diri investor, masih terbatas

jumlahnya.

Penelitian yang mengkaitkan efikasi diri terhadap preferensi risiko, sangat

jarang ditemukan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui gambaran tipe preferensi risiko investor berdasarkan jenis pekerjaan

dan efikasi dirinya.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan persoalan

penelitian sebagai berikut:

Page 4: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

4

1. Karakteristik preferensi risiko seperti apa yang dimiliki oleh investor di Outlet

SID Salatiga berdasarkan jenis pekerjaan?

2. Karakteristik preferensi risiko seperti apa yang dimiliki oleh investor di Outlet

SID Salatiga berdasarkan efikasi diri?

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Dalam bidang akademis, sebagai referensi dalam bidang manajemen keuangan

berbasis perilaku (behavioural finance) terutama yang berkaitan dengan

karakteristik preferensi risiko investor.

2. Memberi masukan terhadap Manajer Investasi dalam menganalisis karakter

investor berdasarkan jenis pekerjaan dan efikasi diri investor.

3. Untuk investor agar dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan

karakteristik dirinya sendiri.

TELAAH TEORETIS

Telaah Teoretis

Di dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai konsep-konsep yang

menjadi landasan dalam menjawab persoalan penelitian.

Preferensi Risiko

Setiap investor pasti ingin memperoleh keuntungan dalam berinvestasi

pada suatu barang tertentu. Namun, dalam berinvestasi dalam bentuk apapun,

pasti ada risiko yang terkandung di dalamnya. Risiko yang ditanggung oleh

Page 5: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

5

investor dapat berupa capital loss atau justru mendapatkan keuntungan. Besarnya

tingkat risiko yang bersedia ditanggung oleh investor satu dan lainnya tidaklah

sama, walaupun kepribadian investor tersebut sama (Sembel dan Sembel dalam

Putra, 2011).

Vaughan dalam Darmawi (2006:18) mengemukakan beberapa definisi

mengenai risiko sebagai berikut:

• Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian)

Chance of loss biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu

keadaan dimana terdapat kemungkinan untuk terjadi rugi.

• Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)

Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Griffin dan

Ebert dalam Fahmi (2006:103) yaitu risiko adalah uncertainty about

future events. Ketidakpastian muncul dari ilusi seseorang akibat

terbatasnya pengetahuan orang tersebut di bidangnya. Dengan adanya

ketidakpastian berarti bahwa penerimaan yang diperoleh seorang

investor di masa mendatang belum diketahui nilainya (Hartono,

1998:100).

Hartono (2009:7) mengungkapkan dalam berinvestasi, investor bisa

memilih menginvestasikan dananya pada berbagai aset, baik aset yang berisiko

maupun aset yang bebas risiko, ataupun kombinasi dari kedua aset tersebut. Aset

berisiko adalah aset-aset yang tingkat return aktualnya di masa depan masih

mengandung ketidakpastian. Salah satu contoh aset berisiko adalah saham.

Page 6: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

6

Misalnya kita hari ini membeli saham perusahaan tertentu, kita tidak tahu pasti

berapa return aktual yang akan diperoleh di masa yang akan datang baik yang

berupa dividen maupun keuntungan dari selisih harga saham tersebut. Demikian

halnya apabila kita membeli obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, kita

tidak dapat memastikan bahwa pada saat jatuh tempo, obligasi tersebut akan dapat

terbayarkan atau tidak oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi. Aset bebas

risiko merupakan aset yang tingkat return-nya di masa depan sudah bisa

dipastikan pada saat ini. Contoh aset bebas risiko adalah obligasi yang diterbitkan

pemerintah (ORI), atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diterbitkan oleh

Bank Indonesia. Pilihan investor atas aset-aset tersebut akan tergantung dari

sejauh mana preferensi investor terhadap risiko.

Hsee dan Weber (1998) mengungkapkan bahwa preferensi risiko

didefinisikan sebagai kecenderungan seorang individu untuk memilih opsi

berisiko. Dapat diartikan juga bahwa preferensi risiko adalah sikap pembuat

keputusan atau investor untuk sebuah risiko. Dilihat dari kesediaannya

menanggung resiko investasi, investor dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok

atau tipe (Sembel dalam Agustina, 2009; Fred, Weston, Copeland dalam Cahyadi,

2010) yaitu:

a. Tipe investor yang berani mengambil resiko yang disebut risk taker atau

risk lover atau risk seeker. Investor tipe ini adalah investor yang berani

menanggung risiko. Widoatmojo dalam Putra (2011) mengungkapkan

bahwa investor berpreferensi risiko tinggi sangat menikmati risiko.

Sebagai contoh investor saham akan lebih senang apabila ditawari saham

Page 7: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

7

yang memiliki gejolak harga yang tinggi atau beta saham yang tinggi.

Mereka berani melakukan investasi yang mengandung risiko tinggi seperti

instrumen derivatif dan deposito valas. Beberapa investor dengan tipe risk

taker biasanya sering menghadapi risiko yang tinggi di lingkungan

kerjanya, misalnya mantan pedagang yang pernah jatuh bangun, mantan

penjudi, mantan pengusaha entertaintment dan mantan koruptor

(Widoatmojo dalam Putra, 2011).

b. Tipe investor yang takut atau enggan menanggung resiko yang disebut risk

averter atau risk aversion. Investor yang masuk dalam kategori preferensi

risiko rendah memiliki kecenderungan menggunakan pendekatan investasi

yang konservatif atau mengutamakan keamanan (Sembel dan Sembel

dalam Putra, 2011). Sedangkan menurut Harefa, dkk dalam Putra (2011)

sebagian besar individu adalah investor yang konservatif. Mereka

cenderung tidak mau mengambil risiko tambahan yang mereka anggap

tidak terlalu diperlukan. Tipe risk averter akan merasa senang ditawari

saham yang memiliki beta yang rendah karena risikonya juga rendah.

Investor yang termasuk tipe risk averse, contohnya pegawai berpendapatan

tetap dan pedagang yang berpenghasilan cukup untuk menutupi

kebutuhannya. Mereka cenderung memilih investasi dengan tingkat risiko

yang rendah seperti tabungan deposito, unit link, dan obligasi pemerintah.

c. Tipe investor yang hanya berani menanggung risiko yang sebanding

dengan return yang akan diperolehnya atau disebut risk moderate,

moderate investor atau indifference investor. Semakin besar risiko yang

Page 8: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

8

akan dihadapi, semakin tinggi return yang diharapkan, semakin kecil

resiko atas suatu investasi, semakin kecil return yang diharapkan atau

dikenal dengan istilah high risk high return, low risk low return. Tipe

moderate investor tidak hanya melihat beta saham tetapi juga melihat

return yang ditawarkan oleh saham bersangkutan. Saham yang memiliki

beta saham tinggi dan return yang juga tinggi dalam jumlah sebanding

sangat disenangi oleh tipe moderate investor. Investor tipe moderate akan

mempertimbangkan secara hati-hati jenis instrumen yang akan dimilikinya

dan membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikannya ke dalam

instrumen berisiko hingga porsi tertentu (Kusumastuti dalam Putra, 2011).

Investor dengan preferensi sedang memilih jenis investasi yang memiliki

risiko relatif rendah seperti obligasi pemerintah, saham unggulan, maupun

reksadana saham (Sembel dalam Indrayana, 2011).

Jenis Pekerjaan

Menurut Slovic (1972) seseorang yang telah mendapatkan pelatihan dan

terbiasa dalam situasi menghadapi risiko akan cenderung berperilaku memilih

pilihan yang berisiko dibandingkan dengan orang lain. Pendapat Slovic tersebut

sejalan dengan Alderfer dan Bierman (1970), dimana dalam penelitian mereka

terdapat perbedaan dalam pembuatan keputusan antara pelajar/mahasiswa dan

manajer serta diantara anggota kelompok manajer. Perbedaan terlihat pada asumsi

yang diambil oleh subjek terhadap situasi dalam simulasi pilihan risiko personal

dan tingkat penerimaan risiko pribadi. Peneliti lain juga mengungkapkan bahwa

Page 9: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

9

tingkat tanggung jawab atas keputusan dapat mempengaruhi keputusan yang

diambil apakah berisiko atau cenderung berhati-hati (Staw; Fox; Bazerman et al.

dalam Biyanto, 2003).

Self employed investor lebih cenderung suka mengambil risiko yang lebih

tinggi karena karakteristik yang melekat pada dirinya, seperti kepercayaan diri,

motivasi tinggi dan ketekunan. Sehingga individu yang bekerja mandiri biasanya

akan memilih investasi yang lebih berisiko dan menerima volatilitas investasi

yang meningkat jika dibandingkan dengan salaried investor (Sultana dan

Pardhasaradhi, 2011). Para peneliti telah menyimpulkan bahwa status pekerjaan

(seperti eksekutif bisnis) memegang peranan penting sebagai salah satu faktor

yang ikut mempengaruhi besarnya toleransi risiko yang sanggup diterima investor

(Sultana dan Pardhasaradhi, 2011). Individu yang berhati-hati terhadap risiko

biasanya memilih pekerjaan dengan risiko politik dan ekonomi yang kecil.

Jenis pekerjaan mempengaruhi investor dalam menentukan jenis investasi

yang dipilih (Cahyadi, 2010). Misalnya investor yang bekerja pada perusahaan

yang dipercaya dapat menjamin masa depannya, akan cenderung memilih jenis

investasi dengan risiko yang tidak terlalu tinggi seperti investasi di sektor riil.

Sedangkan investor yang bekerja di perusahaan yang dinilai belum cukup

memberikan jaminan masa depan, lebih memilih investasi dengan return tinggi

seperti saham. Barnewall dalam Cahyadi (2010) mengemukakan bahwa kelompok

pekerjaan tertentu seperti eksekutif perusahaan, pengacara, dokter lebih

menghindari resiko dalam berinvestasi. Dari karakteristik keputusan investasi ini

dapat diketahui tipe preferensi risiko yang dipilih oleh seorang investor.

Page 10: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

10

Efikasi Diri

Efikasi diri (self efficacy) adalah keyakinan seseorang mengenai

peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu (Kreitner dan Kinicki dalam

Engko, 2006). Menurut Philip dan Gully dalam Engko (2006), self efficacy dapat

dikatakan sebagai faktor personal yang membedakan setiap individu dan

perubahan self efficacy dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku

terutama dalam penyelesaian tugas dan tujuan. Penelitian Philip dan Gully dalam

Engko (2006) menemukan bahwa self efficacy berhubungan positif dengan

penetapan tingkat tujuan. Individu yang memiliki self efficacy tinggi akan mampu

menyelesaikan pekerjaan atau mencapai tujuan tertentu, mereka juga akan

berusaha menetapkan tujuan lain yang tinggi. Efikasi diri lebih mengarah ke

penilaian individu terhadap kemampuannya.

Keyakinan diri merupakan suatu bentuk kepercayaan yang dimiliki

seseorang terhadap kapabilitas masing-masing untuk meningkatkan prestasi

kehidupannya (Eveline, 2010). Keyakinan ini dapat berupa perasaan seseorang,

cara ia berpikir, motivasi diri dan besarnya keinginan terhadap sesuatu.

Penelitian yang dilakukan oleh Lee dan Bobko dalam Engko (2006:4)

menyatakan bahwa individual yang memiliki efikasi diri tinggi pada situasi

tertentu akan mencurahkan semua usaha dan perhatiannya sesuai dengan tuntutan

situasi tersebut dalam mencapai tujuan dan kinerja yang telah ditentukannya.

Kegagalan dalam mencapai suatu target tujuan akan membuat individu tersebut

berusaha lebih giat lagi dan tetap bertahan sampai keberhasilan diraihnya. Mereka

mengatasi rintangan yang membuat gagal dan kemudian akan menetapkan target

Page 11: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

11

lain yang lebih tinggi lagi. Sehingga dengan efikasi diri yang tinggi, seseorang

akan lebih ulet dan memiliki daya tahan yang lebih kuat dalam mengerjakan tugas

dibandingkan dengan orang yang mempunyai efikasi diri rendah. Hal ini sejalan

dengan apa yang telah diungkapkan oleh Philip dan Gully dalam Engko (2006)

dan Evelin (2010).

Individu yang mempunyai self efficacy rendah ketika menghadapi situasi

yang sulit dan tingkat kompleksitas tugas yang tinggi akan cenderung malas

berusaha atau lebih menyukai kerja sama. Individu yang mempunyai self efficacy

rendah menetapkan target yang lebih rendah pula serta keyakinan terhadap

keberhasilan akan pencapaian target yang juga rendah sehingga usaha yang

dilakukan lemah (Bandura dalam Engko, 2006).

Bandura dalam Engko (2006) mendefinisikan self efficacy sebagai

judgment individu atas kemampuan mereka untuk mengorganisasi dan melakukan

serangkaian tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja yang

ditentukan.

Self efficacy menurut Bandura dalam Feist dan Feist (2010:213) dapat

ditumbuhkan dan dipelajari melalui 4 sumber yaitu kinerja atau pengalaman masa

lalu, model perilaku (mengamati orang lain yang melakukan tindakan yang sama),

persuasi dari orang lain, serta keadaan faktor fisik dan emosional. Pencapaian

prestasi merupakan sumber pengharapan efikasi yang terbesar karena didasarkan

pada pengalaman-pengalaman pribadi individu berupa keberhasilan atau

kegagalan.

Page 12: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

12

Caprara, et al. dalam Sawitri (2008) mengemukakan bahwa efikasi diri

tidak datang dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil dari berbagai

pengetahuan dan tanggung jawab, hubungan yang beragam, tugas-tugas yang

bermanfaat, dan interaksi dengan orang lain.

Kepribadian seseorang akan mempengaruhi perilaku pembeliannya

(Kotler, 1987:262). Kepribadian yang dimaksud meliputi kepercayaan diri,

otonomi, keramahan, kesanggupan menyesuaikan diri, dan lainnya. Tim Research

DWAC (http://dcoins.co.id) memperoleh hasil penelitian investor yang sukses

memiliki kepercayaan diri dan stamina yang kuat untuk setiap hari bergelut

dengan gejolak pasar. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Malinda (2005) bahwa dengan memiliki efikasi diri yang tinggi, investor

akan lebih yakin terhadap keputusan investasinya, sehingga apabila dihubungkan

dengan tingkat kesanggupan investor dalam menanggung risiko, ia akan

cenderung risk taker. Kurniati, dkk dalam Triono (2010) juga mendapatkan hasil

dari penelitian yang mereka lakukan mengenai faktor psikologi yang

mempengaruhi perilaku investor bahwa faktor kepercayaan diri dapat digunakan

untuk memprediksi perilaku seseorang (investor) terhadap risiko.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah investor yang sedang melakukan

investasi. Metode pemilihan sampel adalah purposive sampling, yaitu peneliti

Page 13: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

13

terlebih dahulu menetapkan kriteria tertentu untuk sampel. Kriteria yang

dimaksud adalah investor yang memiliki alamat e-mail, untuk mempermudah

pendistribusian kuesioner. Yang menjadi sampel adalah investor yang menjadi

nasabah di Outlet Sentra Investasi Danareksa cabang Salatiga yang terletak di

Plasa UKSW. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner

sejumlah 40 lembar. Untuk menjawab permasalahan penelitian, digunakan daftar

pertanyaan yang beberapa diantaranya telah dikembangkan oleh peneliti

sebelumnya:

• Preferensi risiko investor diukur dengan menggunakan daftar pertanyaan dari

Sembel dalam Putra (2011) yang terdiri dari 9 butir pertanyaan.

• Jenis pekerjaan diukur dengan pertanyaan mengenai jenis profesi pekerjaan

yang digeluti oleh investor. Peneliti mengelompokkan menjadi 5 tipe

pekerjaan, yaitu wirausahawan, karyawan swasta, pegawai negeri sipil,

profesional, dan lainnya (mahasiswa, pelajar, dan ibu rumah tangga).

• Efikasi diri diukur dengan menggunakan 6 item pertanyaan yang sebelumnya

dipakai oleh Padan (2009) dengan dilakukan penyesuaian.

Teknik Analisis

Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner akan diolah dengan uji

validitas, uji reliabilitas, serta analisis deskriptif kuantitatif. Suatu kuesioner

dikatakan valid apabila pertanyaannya mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan perhitungan

statistik angka korelasi yang diperoleh dan selanjutnya dibandingkan dengan

Page 14: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

14

angka kritis pada tabel korelasi nilai r dengan taraf signifikansi 5 persen. Untuk

megukur kekonsistenan jawaban responden, dilakukan uji reliabilitas. Berikut

adalah tabel yang berisi indikator yang dipakai untuk mengukur variabel.

Tabel 1. Pengukuran Variabel

Variabel Indikator

Preferensi Risiko

1. Kerugian keuangan tidak membuat pesimis untuk terus melakukan investasi.

2. Lebih baik mempunyai satu investasi dengan laba tinggi daripada beragam investasi dengan risiko laba rendah.

3. Tetap berinvestasi walaupun pasar tidak menentu. 4. Mengambil waktu sebanyak mungkin untuk

memperhatikan investasi. 5. Menikmati tren perdagangan investasi. 6. Tidak terlalu memperhatikan fluktuasi harga pada

investasi yang miliki. 7. Lebih suka pertumbuhan modal daripada pendapatan

deviden yang tetap. 8. Tidak masalah jika investasi tidak termasuk dalam

kategori saham yang cepat terjual. 9. Tidak merasa perlu mengecek portofolio sesering

mungkin dan membiarkannya bertumbuh sendiri.

Jenis Pekerjaan

1. Wirausahawan 2. Karyawan Swasta 3. Pegawai Negeri Sipil 4. Profesional 5. Lainnya

Efikasi Diri

• Penilaian atas kesanggupan kerja • Memiliki keyakinan teguh • Optimis • Motivasi berprestasi

Untuk mengetahui tipe preferensi risiko dan tingkat efikasi diri investor,

peneliti menggunakan jumlah skor yang didapat dari jawaban atas pertanyaan

yang tertera pada kuesioner. Di dalam penelitian ini peneliti membagi preferensi

risiko investor menjadi tiga, yakni rendah, sedang, dan tinggi (Sembel dalam

Putra, 2011). Apabila tingkat preferensi risiko investor rendah, maka ia masuk ke

Page 15: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

15

dalam kategori risk averter. Jika tingkat preferensi risiko investor sedang, maka ia

tergolong ke dalam risk moderat, dan apabila tingkat preferensi risikonya tinggi,

maka investor tersebut masuk ke dalam kategori risk seeker. Demikian pula

dengan efikasi diri, peneliti membagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang,

dan tinggi.

Dalam menentukan batas skor dalam pengkategorian di atas, digunakan

rumus interval skoring (Padan, 2009) sebagai berikut:

interval = jumlah skor tertinggi−jumlah skor terendahjumlah kategori

……………..(1)

Setiap kategori jawaban dalam pertanyaan yang berkaitan dengan

preferensi risiko diberikan skor berikut:

Tabel 2. Skor Tiap Jawaban Petanyaan

Variabel Pertanyaan Skor Tiap Kategori Jawaban

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Netral Setuju Sangat

Setuju

Preferensi Risiko

1 1 2 3 4 5 2 5 4 3 2 1 3 1 2 3 4 5 4 5 4 3 2 1 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 7 1 2 3 4 5 8 1 2 3 4 5 9 1 2 3 4 5

Efikasi Diri

1 1 2 3 4 5 2 1 2 3 4 5 3 5 4 3 2 1 4 1 2 3 4 5 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5

Sumber: data primer (2012)

Page 16: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

16

Dari skoring di atas dapat diketahui bahwa skor total tertinggi preferensi

risiko untuk tiap responden adalah 45 (9 x 5 = 45). Sedangkan skor terendah

adalah 9 (9 x 1 = 9). Berikut adalah hasil perhitungan dengan menggunakan

rumus interval skoring untuk mengkategorikan tingkat preferensi risiko investor:

interval = jumlah skor tertinggi−jumlah skor terendahjumlah kategori

interval =45 − 9

3

interval = 12

Berdasarkan nilai interval tersebut di atas, ditentukan kategori skor untuk

mengukur tingkat preferensi risiko investor sebagai berikut:

9 ≤ x ≤ 19 = rendah

20 ≤ x ≤ 32 = sedang

33 ≤ x ≤ 45 = tinggi

Tabel 3. Hasil Pengkategorian Tingkat Preferensi Risiko

Skor Kriteria Frekuensi Persentase Min. Max 9 ≤ x ≤ 19 Rendah 0 0.00%

23 33 20 ≤ x ≤ 32 Sedang 29 93.55% 33 ≤ x ≤ 45 Tinggi 2 6.45%

Total 31 100.00% Mean 28.5483871

Standart Deviasi 2.742732332 Sumber: data primer (2012)

Dapat dilihat pada tabel 3 diatas bahwa tidak ada investor dengan tingkat

preferensi risiko rendah. Dengan kata lain tidak ada risk averter diantara

responden dalam penelitian ini. Investor dengan tingkat preferensi sedang

berjumlah 29 orang dimana kelompok ini merupakan dominan dalam responden.

Sedangkan investor dengan tingkat preferensi risiko tinggi atau risk taker

Page 17: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

17

sebanyak 2 orang dengan 6,45%. Dan dari tabel diatas didapatkan mean 28,55 dan

standart deviasi sebesar 2,74 dengan nilai minimum sebesar 23 dan nilai

maksimum sebesar 33.

Dari pemberian skor pada tiap jawaban untuk mengetahui tingkat efikasi

diri investor, didapatkan nilai tertinggi yaitu 30 (6 x 5 = 30) dan skor terendah

adalah 6 (6 x 1 = 6). Interval skor untuk setiap kategori tingkat efikasi diri

investor dapat diketahui melalui perhitungan berikut:

interval = jumlah skor tertinggi−jumlah skor terendahjumlah kategori

interval =30 − 6

3

interval = 12

Nilai interval untuk tingkat efikasi diri investor adalah sebagai berikut:

6 ≤ x ≤ 12 = rendah

13 ≤ x ≤ 21 = sedang

22 ≤ x ≤ 30 = tinggi

Dari analisis deskriptif variabel efikasi diri diperoleh nilai minimum 18

dan nilai maksimum 26, dengan mean 21,16 dan standart deviasi sebesar 1,95.

Analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 18: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

18

Tabel 4. Hasil Pengkategorian Tingkat Efikasi Diri

Skor Kriteria Frekuensi Persentase Min. Max 6 ≤ x ≤ 12 Rendah 0 0.00%

18 26 13 ≤ x ≤ 21 Sedang 11 35.48% 22 ≤ x ≤ 30 Tinggi 20 64.52%

Total 31 100.00% Mean 21.16129032

St. Dev. 1.951012971 Sumber: data primer (2012)

Dari hasil perhitungan yang ada pada tabel di atas diketahui bahwa efikasi

diri yang masuk ke kategori tinggi merupakan dominan dengan persentase 64,52%

dari seluruh jumlah responden. Responden yang mempunyai efikasi diri sedang

berjumlah 11 orang dengan persentase 35,48%. Sedangkan persentase terkecil

yakni 0,00% adalah efikasi diri kategori rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa tidak ada investor yang memiliki efikasi diri rendah.

ANALISIS DATA

Gambaran Subyek Penelitian

Outlet SID UKSW Salatiga merupakan salah satu dari 35 jumlah SID yang

didirikan oleh PT. Danareksa. Tujuan didirikannya Sentra Investasi Danareksa

(SID) yaitu sebagai jalur distribusi PT. Danareksa dalam memasarkan berbagai

macam produk serta melayani transaksi masyarakat dalam bidang pasar modal.

Selain itu, dengan adanya SID, masyarakat dapat mengenal lebih dekat dunia

pasar modal.

Pengumpulan data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner melalui

e-mail terhadap nasabah di Sentra Investasi Danareksa cabang Salatiga selama

Page 19: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

19

dua bulan. Jenis investasi yang dipilih oleh para nasabah ini beragam. Mulai dari

investasi yang mengandung resiko tinggi, seperti saham, sampai investasi yang

berisiko rendah, seperti obligasi. Dari 40 kuesioner yang disebarkan, terkumpul 31

responden (77,5%) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

oleh peneliti.

Dari data 31 responden yang diperoleh, diketahui bahwa sebanyak

29,03% dari total responden berusia di bawah 25 tahun, dan responden yang

berusia antara 25 – 40 tahun mendominasi sebesar 51,61%, sedangkan proporsi

terkecil yaitu 19,35% merupakan responden berusia lebih dari 40 tahun (lihat

tabel 5).

Tabel 5. Karakteristik Usia terhadap Tolerasi Risiko Investor

Usia Toleransi Risiko Investor Total Skor Rata-Rata Sedang Tinggi

< 25 8 88.89% 1 11.11% 9 29.03% 29.78 25 - 40 16 100.00% 0 00.00% 16 51.61% 27.38

> 40 5 83.33% 1 16.67% 6 19.35% 29.83 Total 29 93.55% 2 6.45% 31 100.00%

Sumber: data primer (2012)

Responden dengan usia kurang dari 25 tahun didominasi oleh investor

dengan tingkat toleransi sedang terhadap risiko dengan nilai rata-rata 29,78.

Investor muda hanya mau menanggung risiko yang sepadan dengan return yang

akan ia dapatkan. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Pratomo (et al.,

2001), dimana ia menyatakan bahwa semakin muda usia investor, akan cenderung

memberikan toleransi yang cukup tinggi pada risiko. Meskipun pada umumnya

orang muda senang dengan risiko, namun hal ini tidak berlaku pada investor usia

muda. Sebagian besar pendapatan investor usia muda bersumber dari orang tua.

Page 20: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

20

Dengan dana yang terbatas, mereka akan berpikir ulang untuk memilih jenis

investasi beserta risikonya. Selain itu, pemahaman serta pengalaman yang didapat

dalam berinvestasi juga masih terbatas. Hal inilah yang membuat para investor

muda bersikap risk moderat.

Pada usia 25 sampai 40 tahun, seluruh investor berpreferensi risiko

sedang. Seperti halnya investor berusia kurang dari 25 tahun, investor usia 25

sampai 40 tahun memiliki kecenderungan berperilaku risk moderate. Dengan

demikian, tidak terdapat perbedaan sikap terhadap toleransi risiko pada investor

usia 25 tahun dan investor berusia 25 sampai 40 tahun. Hasil penelitian ini

berbeda dengan Evans (2004) yang menyimpulkan bahwa investor usia muda

(dibawah 30 tahun) lebih cenderung risk seeker dibanding investor yang berusia

lebih tua (diatas 30 tahun).

Investor dengan usia lebih dari 40 tahun, 83,33% termasuk dalam tingkat

preferensi risiko sedang dengan nilai rata-rata 29,83. Sama seperti investor dengan

usia kurang dari 25 tahun dan investor berusia 25 tahun sampai 40 tahun. Hal ini

mengindikasikan bahwa usia investor tidak menunjukkan perbedaan sikap

terhadap toleransi risiko.

Tabel 6. Karakteristik Jenis Kelamin terhadap Tolerasi Risiko Investor Jenis

Kelamin Toleransi Risiko Investor Total Skor

Rata-Rata Sedang Tinggi Pria 26 92.86% 2 7.14% 28 90.32% 28.50

Wanita 3 100.00% 0 0.00% 3 9.68% 29.00 Total 29 93.55% 2 6.45% 31 100.00%

Sumber: data primer (2012)

Berdasarkan tabel 6, proporsi responden berdasarkan jenis kelamin

didominasi oleh pria yakni 90,32%, sedangkan wanita sebesar 9,68%. Hal ini

Page 21: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

21

menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin pria lebih suka berinvestasi

dibandingkan dengan wanita. Seperti yang telah diungkapkan oleh Barber dan

Odean (2001) dalam jurnal mereka yang berjudul “Boys Will Be Boys : Gender,

Overconvidence, And Common Stock Investment”, bahwa pria lebih banyak

melakukan trading dibandingkan dengan wanita. Lewellen, Lease, dan

Schlarbaum (1977) juga mengungkapkan hal serupa, yakni pria menginvestasikan

waktu dan uang untuk menganalisa surat-surat berharga serta melakukan transaksi

lebih banyak daripada investor wanita.

Sejumlah 92,86% pria memiliki tingkat toleransi risiko sedang, sedangkan

sisanya sebesar 7,14% memiliki toleransi risiko tinggi. Pada investor wanita,

semua responden termasuk dalam kategori tingkat toleransi risiko sedang. Skor

rata-rata pria yaitu 28,50 lebih rendah daripada skor rata-rata wanita senilai 29.

Perbedaan ini menunjukkan wanita lebih menyukai risiko, meskipun perbedaan

ini tidak terlalu jauh. Hal ini berbeda dengan pendapat Pawlowski et al. (2008)

dimana pada umumnya pria lebih suka risiko.

Berdasarkan pengumpulan data, maka dapat diperoleh hasil sebagai

berikut:

Gambar 1. Jenis Pekerjaan Responden

42%

16% 6%

36%

Jenis Pekerjaan Responden

Wirausahawan

Karyawan Swasta

PNS

Lainnya

Page 22: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

22

Berdasarkan gambar diagram pie di atas, pekerjaan investor didominasi

dari jenis pekerjaan wirausahawan yaitu sebesar 42%. Sedangkan investor yang

memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta sebesar 16%, pegawai negeri sipil

sebesar 6% dan sisanya, yakni sebesar 36% merupakan investor dengan jenis

pekerjaan lainnya. Jenis pekerjaan dengan kategori lainnya meliputi mahasiswa,

pelajar dan ibu rumah tangga. Pada tabel 7 berikut dapat dilihat responden yang

masih tergolong pelajar berjumlah 1 orang dengan persentase 9,09% dari total

responden dengan jenis pekerjaan berkategori lainnya. Persentase terbesar yaitu

72,73% yang merupakan mahasiswa. Sedangkan responden yang bekerja sebagai

ibu rumah tangga memiliki proporsi sebesar 18,18%.

Tabel 7. Jenis Pekerjaan Lainnya

Sumber: data primer (2012)

Gambar 2 di bawah ini menunjukkan jumlah responden yang memiliki

efikasi diri tinggi yakni 65% responden atau 20 orang dari total keseluruhan 31

responden. Sedangkan responden dengan efikasi diri sedang berjumlah 11 orang

atau 35%. Dalam data yang diperoleh, tidak ada responden yang memiliki efikasi

diri rendah. Dengan demikian, responden didominasi oleh efikasi diri tinggi.

Jenis Pekerjaan F Persentase Pelajar 1 9.09% Mahasiswa 8 72.73% Ibu Rumah Tangga 2 18.18%

Total 11 100.00%

Page 23: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

23

Gambar 2. Efikasi Diri Responden

Tipe preferensi risiko responden yang paling dominan adalah tipe

preferensi sedang yang mencapai 94% dari total jumlah responden dalam

penelitian ini. Sisanya, yakni sebesar 6% atau 2 orang mempunyai preferensi

risiko yang tinggi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada responden yang

memiliki preferensi risiko rendah.

Gambar 3. Preferensi Risiko Responden

Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui apakah skala yang telah ditetapkan mampu

menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu

65%

35%

Efikasi Diri Responden

Tinggi

Sedang

94%

6%

Preferensi Risiko Responden

Sedang

Tinggi

Page 24: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

24

pengujian validitas. Di dalam penelitian ini, item-item pertanyaan yang tertera di

dalam kuesioner akan diuji berdasarkan Corrected Item – Total Corellation untuk

mendukung validitas data. Apabila nilai r-hitung lebih besar daripada r-tabel,

maka item pertanyaan dinyatakan valid. Nilai r-hitung didapat dari nilai Corrected

Item – Total Corellation yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan

SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).

Dalam penelitian dengan menggunakan metode kuesioner, sangatlah

penting untuk mengetahui apakah instrumen yang terdapat dalam kuesioner dapat

digunakan lebih dari satu kali. Instrumen dikatakan reliabel apabila hasilnya tetap

konsisten, baik dengan responden yang sama maupun berbeda. Untuk menguji

reliabilitas data, digunakan Cronbach’s Alpha. Apabila nilai Cronbach’s

Alphanya lebih besar dari 0,600, maka data tersebut dinyatakan reliabel. Namun,

apabila kurang dari 0.600, maka data tersebut dianggap tidak reliabel (Nugroho,

2005:72).

Untuk mengukur variabel tipe preferensi risiko, peneliti menggunakan

kuesioner yang telah baku. Yaitu kuesioner yang disusun oleh Sembel yang

peneliti peroleh dari Putra (2011). Kuesioner ini telah teruji validitas dan

reliabilitasnya. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya peneliti yang menggunakan

kuesioner tersebut untuk mengukur variabel preferensi risiko investor, beberapa

diantaranya yaitu Agustina (2009), Indrayana (2011), Kusuma (2011) dan Putra

(2011). Oleh karena telah teruji validitas dan reliabilitas-nya, peneliti tidak perlu

menguji ulang reliabilitas dan validitas kuesioner tersebut

(http://fourseasonnews.blogspot.com).

Page 25: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

25

Variabel efikasi diri diukur dengan kuesioner yang digunakan sebelumnya

oleh Padan (2009) dengan dilakukan penyesuaian. Sebelum menyebarkan

kuesioner efikasi diri kepada responden, dilakukan pretest terhadap 20 orang

responden terlebih dahulu. Tujuan dilakukan pretest adalah untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertera

di dalam kuesioner. Dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas, maka dapat

diketahui sejauh mana pemahaman responden tersebut.

Uji Validitas Pretest Efikasi Diri

Dengan menggunakan jumlah responden pretest sebanyak 20 responden,

maka nilai r-tabel dapat diperoleh melalui degree of freedom (df) = n – 2. N

merupakan jumlah kasus dalam suatu variabel. Sehingga df = 20 – 2 = 18, maka

r-tabel = 0,4438. Butir pertanyaan dikatakan valid apabila nilai r-hitung yang

didapat dari Corrected Item – Total Corellation lebih besar dari r-tabel. Analisis

output dapat dilihat pada tabel 8 di bawah.

Page 26: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

26

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation Keterangan

ED1 75.5714 41.757 .046 Tidak Valid ED2 74.8571 40.129 .363 Tidak Valid ED3 75.1905 42.362 .014 Tidak Valid ED4 75.6190 37.548 .515 Valid ED5 75.7619 38.890 .364 Tidak Valid ED6 75.4762 39.062 .351 Tidak Valid ED7 75.7143 36.014 .657 Valid ED8 76.5714 40.357 .080 Tidak Valid ED9 75.4286 40.457 .248 Tidak Valid ED10 75.1429 39.329 .414 Tidak Valid ED11 75.6667 37.933 .406 Tidak Valid ED12 75.2857 40.214 .273 Tidak Valid ED13 75.2857 38.714 .412 Tidak Valid ED14 75.4762 36.962 .491 Valid ED15 75.5238 40.362 .186 Tidak Valid ED16 75.3810 39.348 .321 Tidak Valid ED17 75.7143 37.614 .332 Tidak Valid ED18 75.4286 37.257 .538 Valid ED19 75.4286 37.557 .502 Valid ED20 75.5238 37.062 .461 Valid

Nilai r Tabel = 0.4438

Hasil SPSS di atas menunjukkan bahwa item pertanyaan ED1, ED2, ED3,

ED5, ED6, ED8, ED9, ED10, ED11, ED12, ED13, ED15, ED16, dan ED17 tidak

dapat digunakan dalam penelitian ini. Semua item tersebut masing-masing

mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari r-tabel. Item

pertanyaan yang memenuhi persyaratan valiliditas adalah ED4, ED7, ED14,

ED18, ED19, dan ED20. Keenam item pertanyaan tersebut masing-masing

mempunyai nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r-tabel.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari 20 item pertanyaan dalam kuesioner

pretest efikasi diri terdapat 6 item pertanyaan yang valid dan dapat digunakan

dalam analisis data selanjutnya. Jika dilakukan proporsi, maka 30,00% dari

jumlah total item pertanyaan efikasi diri yang dibagikan kepada responden pretest

Tabel 8. Hasil Pengolahan Validitas Efikasi Diri

Sumber: data diolah (2012)

Page 27: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

27

merupakan item pertanyaan yang mampu mengukur variabel efikasi diri. Item

pertanyaan yang tidak dapat digunakan untuk mengukur variabel efikasi diri

dalam kuesioner pretest berjumlah 70,00% dari total item pertanyaan efikasi diri.

Tabel 9. Persentase Hasil Validitas Efikasi Diri Item Pertanyaan Valid Item Pertanyaan Tidak Valid Total

ED4, ED7, ED14, ED18, ED19, ED20

ED1, ED2, ED3, ED5, ED6, ED8, ED9, ED10, ED11, ED12, ED13,

ED15, ED16, ED17 20

30.00% 70.00% 100.00% Sumber: data diolah (2012) Uji Reliabilitas Pretest Efikasi Diri

Pengukuran reliabilitas dilakukan untuk menilai sejauh mana instrumen

(kuesioner) yang telah dibuat oleh peneliti dapat diandalkan untuk mencapai

tujuan penelitian. Apabila alat ukur yang sama digunakan untuk mengamati lebih

dari satu kali, hasil pengamatan-pengamatan tersebut seharusnya sama. Jika

hasilnya berbeda-beda atau tidak sama, maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak

reliabel.

Dari 20 item pertanyaan, yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah

sejumlah 6 item pertanyaan yang telah valid.

Tabel 10. Hasil Pengolahan Reliabilitas Efikasi Diri

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.802 .805 6

Sumber: data diolah (2012)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas, terlihat bahwa nilai Cronbach’s

Alpha untuk variabel efikasi diri adalah sebesar 0,802. Karena lebih besar dari

Page 28: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

28

0,60, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan terkait dengan efikasi

diri adalah reliabel.

Analisis Deskriptif

Jenis Pekerjaan terhadap Preferensi Risiko

Tabel 11 dibawah memaparkan secara detail jumlah sampel yang memiliki

preferensi risiko tertentu berdasarkan jenis pekerjaan. Dari 31 responden, yang

memiliki preferensi risiko sedang berjumlah 29 orang (93,55%) dan yang

berpreferensi risiko tinggi sebanyak 2 orang (6,45%).

Tabel 11. Kategori Preferensi Risiko Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Total Wirausahawan Karyawan

Swasta PNS Lainnya

Preferensi Sedang Count 13 4 2 10 29 Risiko Tinggi Count 0 1 0 1 2 Total Count 13 5 2 11 31

Sumber: data diolah (2012)

Mayoritas responden dengan preferensi risiko sedang memiliki pekerjaan

sebagai wirausahawan dengan 13 orang responden (42%). Responden dengan

jenis pekerjaan lainnya berjumlah 10 orang responden (36%). Sedangkan 16%

merupakan karyawan swasta dan sisanya, yakni 6% adalah PNS. Terlihat pada

tabel bahwa responden dengan preferensi risiko tinggi berasal dari golongan

karyawan swasta sejumlah 1 orang dan pekerjaan lainnya (pelajar, mahasiswa,

dan ibu rumah tangga) sebanyak 1 orang. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa dari data 31 responden yang terkumpul, mayoritas berpreferensi risiko

sedang dengan berlatar belakang pekerjaan sebagai wirausahawan.

Page 29: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

29

Beveridge dan Davidson (1989:143) menyatakan bahwa dalam

menjalankan bisnisnya, seorang wiraswastawan harus mengambil risiko terbatas.

Artinya, wiraswastawan adalah pengambil risiko sedang. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian dimana semua responden yang bekerja sebagai wiraswastawan

berpreferensi risiko sedang.

Di dalam dunia bisnis juga penuh dengan risiko, seperti harga naik turun,

barang tidak terjual, munculnya pesaing. Semua tantangan ini harus dihadapi

dengan penuh perhitungan (Chang, 2010:13) dan berpikir secara realistis

(Beveridge dan Davidson, 1989:143). Sifat penuh perhitungan inilah yang

membuat wirausahawan cenderung bersikap moderat terhadap toleransi risiko.

Selain itu, wirausahawan kurang menyukai risiko yang terlalu rendah karena akan

memperoleh sukses yang relatif rendah. Mereka juga tidak terlalu suka risiko yang

terlalu tinggi. Seperti prinsip high risk high return, low risk low return, untuk

memperoleh sukses yang tinggi selalu ada resiko tinggi yang harus dihadapi.

Sehingga mereka lebih menyukai risiko yang seimbang antara risiko dan return-

nya.

Responden yang berprofesi sebagai karyawan swasta berjumlah 5 orang,

dengan 4 orang memiliki preferensi risiko sedang dan seorang berpreferensi risiko

tinggi. Di lain sisi, responden dengan profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil yang

berjumlah 2 orang, juga memiliki preferensi risiko sedang.

Investor yang mendapatkan upah tetap dari pekerjaannya mengganggap

upah yang mereka dapatkan telah mencukupi kebutuhan mereka. Hal ini membuat

mereka merasa tidak perlu menanggung risiko yang terlalu tinggi untuk investasi

Page 30: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

30

yang mereka pilih. Karena untuk mendapatkan return yang tinggi, mereka harus

sanggup menanggung risiko yang tinggi pula. Dengan penghasilan mereka yang

tetap, mereka lebih memilih risiko yang sebanding dengan return yang akan

mereka dapatkan (Sultana dan Pardhasaradhi, 2011).

Seperti halnya responden dengan pekerjaan sebagai wirausahawan, jenis

pekerjaan lainnya yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga, juga

didominasi oleh responden berpreferensi risiko sedang. Dari 11 responden yang

termasuk dalam jenis pekerjaan lainnya hanya 1 orang yang berpreferensi risiko

tinggi, sedangkan 10 orang (90,9%) sisanya berpreferensi risiko sedang.

Kesepuluh responden ini terdiri atas 10% pelajar; 70% mahasiswa; dan 20% ibu

rumah tangga.

Efikasi Diri terhadap Preferensi Risiko

Dari tabel Kategori Preferensi Risiko Berdasarkan Efikasi Diri berikut ini,

didapatkan responden berpreferensi risiko sedang cenderung memiliki efikasi diri

yang tinggi dengan 19 orang responden (65,52%). Sedangkan 34,48% (10 orang)

adalah reponden yang memiliki tingkat preferensi risiko sedang dengan efikasi

diri sedang. Preferensi risiko yang tinggi sebanyak 2 orang adalah investor dengan

efikasi diri sedang (1 orang) dan tinggi (1 orang).

Page 31: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

31

Tabel 12. Kategori Preferensi Risiko Berdasarkan Efikasi Diri

Efikasi Diri

Total Sedang Tinggi Preferensi Sedang Count 10 19 29 Risiko Tinggi Count 1 1 2 Total Count 11 20 31 Sumber: data primer (2012) Hasil penelitian ini tidak sepenuhnya sejalan dengan penelitian Malinda

(2005) dimana seseorang dengan efikasi diri tinggi akan cenderung ke risk taker.

Dalam penelitian ini responden dengan efikasi diri tinggi berpreferensi risiko

sedang. Sedangkan responden dengan efikasi diri sedang mempunyai preferensi

risiko sedang.

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini memaparkan karakteristik preferensi risiko berdasarkan jenis

pekerjaan dan efikasi diri investor. Berikut adalah beberapa kesimpulan hasil

penelitian:

a. Mayoritas responden memiliki profesi sebagai wirausahawan. Investor dengan

jenis pekerjaan sebagai wirausahawan cenderung memiliki preferensi risiko

sedang. Mereka berani menghadapi risiko yang sebanding dengan return yang

akan diperoleh. Hasil yang sama juga didapatkan untuk jenis pekerjaan

karyawan swasta, PNS, dan profesi lainnya (pelajar, mahasiswa, dan ibu

rumah tangga).

Page 32: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

32

b. Investor dengan efikasi diri tinggi dan sedang sama-sama menunjukkan

kecenderungan berpreferensi risiko sedang. Investor hanya akan menanggung

risiko sampai batas tertentu dalam menjalankan investasi mereka. Selain

melihat karakteristik preferensi risiko dari sisi jenis pekerjaan investor,

penelitian ini juga melihat dari sisi efikasi diri investor. Efikasi diri merupakan

keyakinan seseorang akan kesanggupannya menyelesaikan tugas tertentu.

Dalam dunia investasi, seseorang dengan efikasi diri tinggi belum tentu akan

berperilaku berani mengambil risiko. Hal ini terbukti dalam hasil penelitian

ini. Investor dengan efikasi diri tinggi dan sedang cenderung berperilaku

sebagai risk moderat terhadap toleransi risiko investasi.

Implikasi Terapan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan kepada para

manajer investasi Outlet Sentra Investasi Danareksa Salatiga sebaiknya ikut

mempertimbangkan karakteristik preferensi risiko berdasarkan jenis pekerjaan dan

efikasi diri dalam melakukan pengambilan keputusan investasi. Dengan

mengetahui karakteristik tersebut, manajer investasi dapat menawarkan produk

investasi yang sesuai bagi investor mereka. Di samping itu, pengetahuan

mengenai karakteristik preferensi risiko ini bermanfaat bagi investor. Melalui

karakteristik preferensi risiko, investor dapat menentukan jenis investasi yang

tepat bagi dirinya. Sehingga dapat mengurangi risiko kerugian investasi.

Page 33: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

33

Implikasi Teori

Hasil penelitian ini menambah wacana mengenai karakteristik investor

seperti jenis pekerjaan dan efikasi dirinya terhadap toleransi risiko dalam

berinvestasi. Sejalan dengan pendapat Beveridge dan Davidson (1989), bahwa

wirausahawan mengambil risiko terbatas dalam menjalankan bisnisnya. Di dalam

penelitian ini sebagian besar responden yang berprofesi sebagai wirausahawan

terbukti berpreferensi risiko sedang, dimana risiko yang sanggup ditanggung

dalam menjalankan investasinya terbatas.

Investor dengan jenis pekerjaan lainnya (pelajar, mahasiswa, dan ibu

rumah tangga) cenderung berpreferensi risiko sedang. Begitupula dengan

responden yang berprofesi sebagai karyawan swasta dan Pegawai Negeri Sipil

dimana mereka juga cenderung berperilaku risk moderate.

Dari penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa efikasi diri yang tinggi

pada investor belum tentu membuat investor tersebut berperilaku risk taker.

Sebagian besar responden dengan efikasi diri tinggi hanya memiliki tingkat

preferensi risiko sedang. Hasil ini berbeda dengan penelitian Malinda (2005) yang

mengungkapkan bahwa investor dengan efikasi diri tinggi akan berperilaku risk

taker.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat

dihindari oleh peneliti. Adapun keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:

Page 34: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

34

1. Peneliti tidak memasukkan pertanyaan mengenai jenis investasi kepada

para responden.

2. Penelitian ini hanya mengamati karakteristik preferensi risiko berdasarkan

jenis pekerjaan dan efikasi diri investor saja.

3. Dengan responden yang terbatas jumlahnya, peneliti merasa hasil

penelitian yang dicapai belum sepenuhnya mencerminkan karakteristik

preferensi risiko investor yang sebenarnya apabila dilihat dari jenis

pekerjaan dan efikasi diri.

Penelitian Mendatang

Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan penelitian yang telah diuraikan

sebelumnya, maka pada penelitian mendatang diharapkan untuk:

1. Mengamati pula jenis investasi yang diambil oleh investor sesuai dengan

preferensi risiko mereka.

2. Manambahkan faktor demografi lainnya, seperti keyakinan, suku, ras,

status perkawinan, jumlah anggota keluarga, penghasilan per bulan, dan

tingkat pendidikan yang dikaitkan dengan kesanggupan investor dalam

menanggung risiko investasi.

3. Memperluas cakupan responden, sehingga hasil yang diperoleh dapat

mencerminkan keadaan yang sebenarnya (tidak bias).

Page 35: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

35

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Amita, 2009, Profil Kepribadian dan Preferensi Risiko Investor

dalam Investasi Aset Finansial (Studi pada Pegawai Badan Usaha Milik

Negara di Salatiga), Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).

Alderfer, Clayton P. dan Harold Bierman Jr., 1970, Choices with Risk: Beyond

the Mean and Variance, Business of Journal, Vol. 43, Juli, pp. 341-353.

Bandura, Albert, 1997, Self-Efficacy: Exercise of Control, New York: W. H.

Freeman and Company.

Barber, M. dan Odean Terrance, 2001, Boys Will Be Boys : Gender,

Overconvidence, And Common Stock Investment, The Quarterly Journal

of Economics, Vol. 116, Juni, pp. 261-292.

Beveridge, Don Jr. dan Jeffrey P. Davidson, 1989, Tantangan Berprestasi:

Menjadi Nomor Satu dalam Bisnis, Jakarta: Binarupa Aksara.

Biyanto, Frasto, 2003, Hubungan Pembingkaian Informasi Anggaran, Tanggung

Jawab, dan Pengalaman Terhadap Pilihan Keputusan pada Investasi

Berisiko, Jurnal Akuntansi dan Manajemen STIE YKPN, April.

Cahyadi, Sonny Mey, 2010, Pengaruh Faktor Demografi terhadap Perilaku

Investor dan Jenis Investasi, Skripsi Program S1 Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Perbanas.

Chang, Pa’e Pay, 2010, Membangun Bisnis yang Berhasil dan Seluk Beluk

Bisnis Pribumi, Keturunan Cina dan Jepang, Pena Saran Publishing.

Darmawi, Herman, 2006, Manajemen Risiko, Jakarta: Bumi Aksara.

Page 36: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

36

Engko, Cecilia, 2006, Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual

dengan Self Esteem dan Self Efficacy sebagai Variabel Intervening,

Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang 1 Universitas Pattimura

Padang, 23-26 Agustus 2006 K-AMEN 06.

Evans, Jeffrey, 2004, Wealthy Investor Attitudes, Expectations, and Behaviors

Toward Risk and Returns, Journal of Wealth Management, Vol. 7, pp.

12-18.

Evelin, Farida, 2010, Pengaruh Adverse Selection, Pembingkaian Negatif, dan

Self Efficacy terhadap Eskalasi Komitmen Proyek Investasi yang Tidak

Menguntungkan, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol.21, No. 2,

Agustus, pp. 181-198.

Fahmi, Irham, 2006, Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi dan Politik,

Bandung: PT Refika Aditama.

Feist, Jess dan G. J. Feist, 2010, Teori Kepribadian, Jakarta: Salemba Humanika.

Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Jakarta: Salemba Empat.

Hartono, Jogiyanto, 1998, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta:

BPFE.

, 2009, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE.

Hsee, Christopher dan Elke U. Weber, 1998, Cross-cultural Differences in Risk

Perception, but Cross-cultural Similarities in Attitudes Towards Perceived

Risk, Management Science, Vol. 44, No. 9, September, pp. 1205-1217.

http://dcoins.co.id/index.php/id/penelitian/trader-aktif-disini (diunduh pada 15

Oktober 2011).

Page 37: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

37

http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/05/pengertian-uji-validitas-

kuesioner.html (diunduh pada 3 September 2012).

http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/02/efikasi-diri.html (diunduh pada 17

September 2011).

Indrayana, 2011, Tipe Kepribadian dan Preferensi Risiko Investor dalam

Investasi Aset Financial (Studi pada Investor Outlet Sentra Investasi

Danareksa Salatiga dan PT. Fasting Futures Semarang), Skripsi

Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana (tidak dipublikasikan).

Kusuma, Surya Probo, 2011, Framming Effect dan Preferensi Risiko dalam

Pengambilan Keputusan Investasi Pedagang Kaki Lima di Salatiga,

Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen

Satya Wacana (tidak dipublikasikan).

Kotler, Philip, 1987, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: Intermedia.

Lewellen, Wilbur, Ronald C Lease dan Gary G. Schlarbaum, 1977, Patterns of

Investment Strategy and Behavior Among Individual Investors, The

Journal of Business, Vol. 50, Juli, pp. 296-333.

Malinda, Maya, 2005, Investasi Keuangan dengan Pedoman “CUKUP”.

Nugroho, Bhuono Agung, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik

Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Padan, Widya Hiltraut, 2009, Pengaruh Sensation Seeking dan Self Efficacy

terhadap Motivasi Mendaki Gunung pada Para Pendaki Gunung,

Skripsi Program S1 Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

(tidak dipublikasikan).

Page 38: Karakteristik Preferensi Risiko Investor Berdasarkan Jenis …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2610/2/T1_212008002_Full... · risk taker . atau . risk lover. atau . risk seeker,

38

Pawlowski et al., 2008, Sex Differences in Everyday Risk-Taking Behavior in

Humans. Evolusionary Psychology, Vol. 6, No. 1.

Pratomo, Eko Priyo et al., 2001, Reksa Dana: Solusi Perencanaan Investasi di

Era Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Putra, Bima Ekawarna, 2011, Analisis Ciri Kepribadian dan Preferensi Risiko

pada Pedagang di Salatiga, Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan).

Sawitri, Dian Ratna, 2009, Pengaruh Status Identitas dan Efikasi Diri Keputusan

Karir terhadap Keraguan Mengambil Keputusan Karir pada Mahasiswa

Tahun Pertama di Universitas Diponegoro, Jurnal Psikologi Undip, Vol. 5,

No. 2, Desember.

Slovic, Paul, 1972, Psychological Study of Human Judgment: Implications for

Investment Decision Making, Journal of Finance, Vol. 27, September, pp.

779-799.

Sultana dan Pardhasaradhi, 2011, An Empirical Investigation of the Relation

Between Risk Tolerance and Socioeconomic Characteristics of Individual

Investors, Advances in Management, Vol. 4, Oktober, pp. 60-65.

Triono, Wahyudi Pujo, 2010, Pengaruh Faktor Psikologi terhadap Perilaku

Investor dan Jenis Investasi, Skripsi Program S1 Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Perbanas.

Zarutskie, Rebecca, 2008, The role of top management team human capital in

venture capital markets: evidence from first‐time funds. SSRN Accepted

Paper Series.