5
248 OPEN ACCES Vol. 13 No. 2: 248-252 Oktober 2020 Peer-Reviewed AGRIKAN Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.248-252 Karakteristik Proksimat Produk Ikan Layang Asin Asap ( Proximate Characteristics of Smoked Salted Mackarel Fish Products) Vanessa Natalie Jane Lekahena 1 1 Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia, Email : [email protected] Info Artikel: Diterima: 21 Okt. 2020 Disetujui: 22 Okt. 2020 Dipublikasi: 25 Okt. 2020 Research Article Keyword: Karakteristik proksimat, ikan layang asin asap, Proximate characteristics, smoked salted mackerel fish. Korespondensi: Vanessa Natalie Jane Lekahena Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia Email: [email protected] Copyright© Oktober 2020 AGRIKAN Abstrak. Penggaraman dan pengasapan ikan merupakan metode pengolahan tradisional yang bertujuan untuk pengawetan dengan menambahkan garam, asap dan panas pada produk yang diolah, karena dapat mengurangi kadar air pada produk olahan yang menghambat pertumbuhan mikroba sehingga memiliki umur simpan yang lama dengan rasa dan aroma yang khas. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik proksimat ikan layang asin asap yang diolah menggunakan konsentrasi larutan garam yang berbeda, sedangkan manfaatnya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembangan industri rumah tangga dan petani pengolahan hasil perikanan di Maluku Utara. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi larutan garam yang digunakan untuk proses perendaman ikan sebelum proses pengeringan dan pengasapan berpengaruh terhadap karakteristik proksimat ikan layang asin asap dengan nilai kadar air 16.1099-22.7264%; abu 15.4686-18.9986%; lemak 7.0559-9.6603%; dan protein 47.3287-49.6388%, serta karbohidrat 0.7752-15.4068%. Abstract. Salting and smoking fish is a traditional processing method that aims to preserve by adding salt, smoke and heat to the processed product, because it can reduce the moisture content of processed products that inhibit microbial growth so that it has a long shelf life with distinctive taste and aroma. This study aims to determine the proximate characteristics of smoked salted mackerel fish processed using different concentrations of salt solution, while the benefits can be used as input for the development of home industries and fisheries processing farmers in North Maluku. The results of this study stated that the increase the concentration of salt solution used for the process of immersion of fish before the drying and smoking processes affect the proximate characteristics of salted smoked mackerel fish with moisture content value of 16.1099-22.7264%; ash 15.4686- 18.9986%; fat 7.0559-9.6603%; and protein 47.3287-49.6388%, and carbohydrates 0.7752-15.4068% I. PENDAHULUAN Ikan layang adalah jenis ikan pelagis kecil hasil perikanan tangkap menggunakan alat tangkap purse seine, bagan, jaring insang dan jaring lingkar. Hasil tangkapan jenis ikan ini ±15% dijual dalam bentuk segar di beberapa pasar lokal untuk konsumsi harian masyarakat guna pemenuhan sumber protein dan sisanya dikirim ke luar daerah dalam bentuk beku. Selain itu, ikan layang merupakan ikan pelagis kecil yang paling dominan digunakan sebagai ikan umpan dalam perikanan tangkap dibandingkan jenis ikan lainnya (Zulham et al., 2017). Ikan layang seperti jenis ikan lainnya mudah mengalami penurunan mutu, akibat kandungan kadar air dan protein yang tinggi yang merupakan media yang ideal bagi pertumbuhan mikroba, sehingga perlu diaplikasikan teknik pengolahan untuk memperlambat proses penurunan mutu sensori dan gizi ikan. Teknik pengolahan tradisional seperti pengaraman dan pengasapan adalah cara yang digunakan menurunkan kandungan air ikan dan menghambat pertumbuhan mikroba (Imbir et al., 2015). Penggaraman adalah metode pengawetan lama yang dilakukan dengan penambahkan sejumlah garam (NaCl) yang terserap masuk ke jaringan produk pangan sehingga menghambat pertumbuhan bakteri dan aktivitas enzim (Binici & Kaya, 2018), sebelum dikeringkan. Ikan hasil penggaraman dikenal sebagai ikan asin (Adawyah, 2011). Produk ini disukai oleh masyarakat, karena mudah diperoleh, murah, dan tahan lama, akan tetapi memiliki tampilan yang tidak menarik dan terlalu asin, serta perlu olahan lanjut sebelum dikonsumsi. Metode penggaram ikan dapat dilakukan melalui penggaraman basah dan kering (Barat et al. 2003). Penggaraman basah adalah ikan direndam dalam larutan garam, sedangkan penggaraman kering, garam diaplikasikan pada permukaan ikan. Pengasapan ikan merupakan metode pengawetan ikan melalui penambahan senyawa

Karakteristik Proksimat Produk Ikan Layang Asin Asap

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karakteristik Proksimat Produk Ikan Layang Asin Asap

248

OPEN ACCES

Vol. 13 No. 2: 248-252 Oktober 2020

Peer-Reviewed

AGRIKAN

Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)

URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/

DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.248-252

Karakteristik Proksimat Produk Ikan Layang Asin Asap

(Proximate Characteristics of Smoked Salted Mackarel Fish Products)

Vanessa Natalie Jane Lekahena1

1Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia, Email : [email protected]

Info Artikel:

Diterima: 21 Okt. 2020

Disetujui: 22 Okt. 2020

Dipublikasi: 25 Okt. 2020

Research Article

Keyword:

Karakteristik proksimat, ikan

layang asin asap, Proximate

characteristics, smoked salted

mackerel fish.

Korespondensi:

Vanessa Natalie Jane Lekahena

Universitas Muhammadiyah

Maluku Utara, Ternate,

Indonesia

Email:

[email protected]

Copyright© Oktober 2020

AGRIKAN

Abstrak. Penggaraman dan pengasapan ikan merupakan metode pengolahan tradisional yang bertujuan

untuk pengawetan dengan menambahkan garam, asap dan panas pada produk yang diolah, karena dapat

mengurangi kadar air pada produk olahan yang menghambat pertumbuhan mikroba sehingga memiliki umur

simpan yang lama dengan rasa dan aroma yang khas. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik

proksimat ikan layang asin asap yang diolah menggunakan konsentrasi larutan garam yang berbeda,

sedangkan manfaatnya dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembangan industri rumah tangga

dan petani pengolahan hasil perikanan di Maluku Utara. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa peningkatan

konsentrasi larutan garam yang digunakan untuk proses perendaman ikan sebelum proses pengeringan dan

pengasapan berpengaruh terhadap karakteristik proksimat ikan layang asin asap dengan nilai kadar air

16.1099-22.7264%; abu 15.4686-18.9986%; lemak 7.0559-9.6603%; dan protein 47.3287-49.6388%, serta

karbohidrat 0.7752-15.4068%.

Abstract. Salting and smoking fish is a traditional processing method that aims to preserve by adding salt,

smoke and heat to the processed product, because it can reduce the moisture content of processed products that

inhibit microbial growth so that it has a long shelf life with distinctive taste and aroma. This study aims to

determine the proximate characteristics of smoked salted mackerel fish processed using different concentrations

of salt solution, while the benefits can be used as input for the development of home industries and fisheries

processing farmers in North Maluku. The results of this study stated that the increase the concentration of salt

solution used for the process of immersion of fish before the drying and smoking processes affect the proximate

characteristics of salted smoked mackerel fish with moisture content value of 16.1099-22.7264%; ash 15.4686-

18.9986%; fat 7.0559-9.6603%; and protein 47.3287-49.6388%, and carbohydrates 0.7752-15.4068%

I. PENDAHULUAN

Ikan layang adalah jenis ikan pelagis kecil

hasil perikanan tangkap menggunakan alat

tangkap purse seine, bagan, jaring insang dan

jaring lingkar. Hasil tangkapan jenis ikan ini ±15%

dijual dalam bentuk segar di beberapa pasar lokal

untuk konsumsi harian masyarakat guna

pemenuhan sumber protein dan sisanya dikirim

ke luar daerah dalam bentuk beku. Selain itu, ikan

layang merupakan ikan pelagis kecil yang paling

dominan digunakan sebagai ikan umpan dalam

perikanan tangkap dibandingkan jenis ikan

lainnya (Zulham et al., 2017).

Ikan layang seperti jenis ikan lainnya

mudah mengalami penurunan mutu, akibat

kandungan kadar air dan protein yang tinggi yang

merupakan media yang ideal bagi pertumbuhan

mikroba, sehingga perlu diaplikasikan teknik

pengolahan untuk memperlambat proses

penurunan mutu sensori dan gizi ikan. Teknik

pengolahan tradisional seperti pengaraman dan

pengasapan adalah cara yang digunakan

menurunkan kandungan air ikan dan

menghambat pertumbuhan mikroba (Imbir et al.,

2015).

Penggaraman adalah metode pengawetan

lama yang dilakukan dengan penambahkan

sejumlah garam (NaCl) yang terserap masuk ke

jaringan produk pangan sehingga menghambat

pertumbuhan bakteri dan aktivitas enzim (Binici

& Kaya, 2018), sebelum dikeringkan. Ikan hasil

penggaraman dikenal sebagai ikan asin (Adawyah,

2011). Produk ini disukai oleh masyarakat, karena

mudah diperoleh, murah, dan tahan lama, akan

tetapi memiliki tampilan yang tidak menarik dan

terlalu asin, serta perlu olahan lanjut sebelum

dikonsumsi. Metode penggaram ikan dapat

dilakukan melalui penggaraman basah dan kering

(Barat et al. 2003). Penggaraman basah adalah ikan

direndam dalam larutan garam, sedangkan

penggaraman kering, garam diaplikasikan pada

permukaan ikan.

Pengasapan ikan merupakan metode

pengawetan ikan melalui penambahan senyawa

Page 2: Karakteristik Proksimat Produk Ikan Layang Asin Asap

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

249

kimia asap dan panas, sehingga menghasilkan

produk ikan dengan aroma khas dan awet

(Heruwati, 2002). Pengasapan merupakan

gabungan efek membunuh bakteri oleh senyawa

fenol dalam asap dan pemasakan karena

pengolahan suhu tinggi (Adeyeye & Oyewole,

2016). Pengolahan menggunakan metode

pengasapan memiliki nilai lebih dibandingkan

dengan metode penggaraman, karena memiliki

flavor dan kenampakan yang khas (Martinez et al.,

2007), keunggulan lain produk ikan asap dapat

langsung dikonsumsi tanpa diolah lebih lanjut,

tetapi kekurangannya adalah produk lebih mudah

rusak dan turun mutunya.

Proses pengaraman dan pengasapan pada

ikan layang akan menghasilkan ikan layang asin

asap dengan daya awet yang lama, rasa dan aroma

yang khas serta dapat langsung di konsumsi.

Selama proses penggaraman dan pengasapan ikan

layang mengakibatkan perubahan komposisi gizi

atau proksimat daging ikan. Komposisi proksimat

produk pangan meliputi kadar air, abu, lemak,

protein dan karbohidrat, yang merupakan faktor

penting dalam industri pangan terutama untuk

pengembangan produk, kontrol mutu atau

regulasi pangan (Thangaraj, 2015).

Penelitian merupakan lanjutan dari

penelitian tentang pengaruh konsentrasi garam

terhadap karakteristik sensori ikan layang asin

asap yang dilakukan oleh Bahmid et al. (2019),

dengan nilai kenampakan 6.20-8.40, aroma 7.00-

8.10, rasa 6.10-7.70, dan konsistensi 6.80-7.80.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

karakteristik proksimat ikan layang asin asap yang

diolah menggunakan konsentrasi larutan garam

yang berbeda, sedangkan manfaatnya dapat

digunakan sebagai bahan masukan bagi

pengembangan industri rumah tangga dan nelayan

pengolahan hasil perikanan Maluku Utara.

II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga)

bulan mulai dari Oktober s/d Desember 2019, yang

bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil

Perikanan (THP) Fakultas Pertanian, Universitas

Muhammadiyah Maluku Utara Ternate untuk

proses persiapan sampel, sementara pengujian

proksimat dilakukan Laboratorium Layanan Jasa

Analisis (LJA) Fakultas Teknologi Pertanian, IPB

Bogor.

2.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian yang

digunakan untuk persiapan sampel adalah wadah

plastik, talenan, timbangan, pisau, plastik

kemasan, nyiru bambu, dan tungku pengasapan,

sedangkan untuk analisis.menggunakan peralatan

seperti oven, oven furnace, timbangan analitik,

dan perangkat alat analisis proksimat lainnya.

Bahan yang digunakan adalah ikan layang segar,

air, garam (NaCl), dan kayu bakau serta

tempurung kelapa untuk proses pengasapan, serta

bahan dan larutan kimia untuk analisis proksimat.

2.3. Prosedur Penelitian

Ikan layang segar diperoleh dari pasar lokal

di Kota Ternate dibersihkan menggunakan air

mengalir, disiangi untuk pembuangan isi perut

dan insang, selanjutnya di belah bentuk kupu-

kupu dan direndam selama ±30 menit dalam

larutan garam pada konsentrasi 5%, 10%, 15% dan

20%, disisihkan dan dikeringkan menggunakan

pengeringan alami selama ± 24 jam dan diasapi

selama ±4 jam, sehingga menjadi ikan layang asin

asap (Gambar 1.) dan dilakukan karakterisasi nilai

proksimat ikan layang asin asap meliputi: kadar

air (SNI 01.2354.2-2006), abu (SNI 01.2354.1-2006),

lemak (SNI 01-2354.3.2006) dan protein (SNI 01-

2354.4-2006) serta karbohidrat (by difference).

2.3. Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan pada

penelitian ini adalah rancangan acak lengkap

(RAL) faktor tunggal yaitu konsentrasi larutan

garam (5%; 10%; 15% dan 20%) dengan 3 kali

ulangan pada setiap perlakuan dan apabila

terdapat beda nyata yang signifikan antar

perlakuan dilakukan uji Duncan Multiple Range

Test (DMRT).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik proksimat produk ikan layang

asin asap seperti ditampilkan pada Tabel 1. Data

pada tabel tersebut secara statistik menunjukkan

bahwa peningkatan konsentrasi larutan garam

yang digunakan untuk perendaman ikan layang

berpengaruh nyata terhadap karakteristik

proksimat pada nilai kadar air, abu, lemak, protein

dan karbohidrat produk ikan layang asin asap. Hal

ini membuktikan bahwa konsentrasi larutan

garam berpengaruh terhadap laju difusi garam ke

daging sehingga menyebabkan perubahan kualitas

produk selama proses perendaman (Raoult-Wack,

1994 dalam Jeyasanta et al, 2016).

Page 3: Karakteristik Proksimat Produk Ikan Layang Asin Asap

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

250

Gambar 1. Produk Ikan Layang Asin Asap

Tabel 1. Karakteristik Proksimat Ikan Layang Asin Asap

Karakteristik Konsentrasi Garam

5% 10% 15% 20%

Kadar Air (%) 22.7264d ± 0.8717 22.2364c ± 0.2126 18.3650b ± 0.2115 16.1099a ± 0.0932

Kadar Abu (%) 18.9986c ± 0.2959 17.9712b ± 0.1782 17.8679b ± 0.0960 15.4686a ± 0.3147

Kadar Lemak (%) 9.5093c ± 0.0578 9.6603c ± 0.2533 7.0559b ± 0.3176 4.6778a ± 0.0913

Kadar Protein (%) 47.9905b ± 0.2498 49.6388a ± 0.1823 47.3287b ± 0.1628 48.3367b ± 0.1233

Karbohidrat (%) 0.7752a ± 0.8600 1.4932a ± 0.0366 9.3823b ± 0.0394 15.4068c ± 0.1932

Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada α 0.05

Grafik pada Gambar 2 menunjukkan

karakteristik proksimat kadar air, abu dan lemak

mengalami penurunan seiring peningkatan

konsentrasi larutan garam yang digunakan untuk

perendaman ikan sebelum proses pengeringan dan

pengasapan. Sementara, kadar protein bersifat

fluktuatif dimana terjadi peningkatan kadar

protein pada konsentrasi larutan garam 10%,

kemudian menurun pada konsentrasi 15% dan

meningkat lagi pada konsentrasi 20%, sedangkan

karbohidrat mengalami peningkatan sejalan

dengan peningkatan konsentrasi larutan garam.

Kadar air ikan layang asin asap mengalami

penurunan seiring meningkatnya konsentrasi

larutan garam yang digunakan untuk perendaman

ikan, hal ini disebabkan terjadinya penetrasi

garam kedalam tubuh ikan yang mengaibatkan

cairan dalam tubuh ikan keluar karena perbedaan

konsentrasi (Hadinoto & Kolanus, 2017),

selanjutnya Adeyeye & Oyewole, (2016),

menyatakan bahwa proses penggaraman dengan

cara ikan direndam pada larutan garam

mengakibatkan penyerapan garam ke dalam

daging ikan yang menyebabkan turunnya

konsentrasi larutan garam karena terlepasnya air

dari tubuh ikan. Proses penurunan kadar air pada

produk ikan layang asin asap selain diakibatkan

oleh penetrasi garam pada daging ikan, juga

disebabkan oleh pengeringan dan pengasapan

pada suhu tinggi yang menyebabkan melepaskan

air permukaan pada daging ikan akibat proses

evaporasi (Adeyeye & Oyewole. 2016). Makin

tinggi suhu pengeringan dan pengasapan semakin

rendah kadar air produk yang dihasilkan

(Lekahena & Jamin, 2018).

Kadar abu dan lemak ikan layang asin asap

mengalami penurunan nilai dengan meningkatnya

konsentrasi larutan garam, hal ini disebabkan

selama proses perendaman kandungan bahan

anorganik dan lemak terlepas dan larut dalam

larutan garam karena proses difusi garam ke

dalam daging ikan.

Nilai kadar protein ikan layang asin asap

menunjukkan tren fluktuatif ketika direndam

pada konsentrasi larutan garam yang berbeda.

yang menyebabkan terjadinya proses denaturasi

protein protein daging ikan, mengakibatkan

perubahan N total (nitrogen total) pada produk

(Syahruddin, 2013), selanjutnya dikatakan bahwa

N total ikan layang hasil penggaraman pada

kisaran 0.42-3.53% dengan kadar protein berada

pada kisaran 2.625-22.0625%. Kadar protein pada

penelitian tersebut lebih kecil dibandingkan kadar

protein ikan layang asin asap, hal ini diduga

akibat perbedaan teknik penggaraman, proses

pengeringan dan proses penanganan lanjut serta

proses pengujian sampel.

Page 4: Karakteristik Proksimat Produk Ikan Layang Asin Asap

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

251

Gambar 2. Grafik Karakteristik Proksimat Ikan Layang Asin Asap

Kadar karbohidrat semakin meningkat nilai

dengan peningkatan konsentrasi larutan garam

yang digunakan untuk perendaman ikan layang

sebelum proses pengeringan dan pengasapan.

Metode penentuan karbohidrat by difference yang

dipengaruhi dipengaruhi oleh parameter

proksimat (komponen nilai gizi) lainnya, semakin

rendah parameter proksimat lainnya, semakin

tinggi kadar karbohidrat produk dan begitu pula

sebaliknya (Fatkurahman et al., 2012). Metode ini

dapat diterima jika digunakan untuk penentuan

kalori bahan pangan.

Penggaraman, pengeringan dan pengasapan

mengakibatkan penurunan kadar air, sehingga

meningkatkan daya awet produk, akan tetapi

selama proses kehilangan kadar air banyak

vitamin larut dalam air dapat hilang atau

berkurang, tetapi besar kandungan gizinya tetap

(Turner, 2005). Proses perendaman pada

konsentrasi garam 20% menghasilkan ikan layang

asin asap dengan karakteristik proksimat terbaik

dengan nilai kadar air, abu dan lemak yang rendah

serta nilai kadar protein dan karbohidrat tinggi.

IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

peningkatan konsentrasi larutan garam yang

digunakan untuk proses perendaman ikan

sebelum proses pengeringan dan pengasapan

berpengaruh terhadap karakteristik proksimat

ikan layang asin asap pada nilai kadar air, abu,

lemak, protein dan karbohidrat produk.

4.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka

disarankan untuk melakukan kajian lanjutan

berhubungan dengan teknik pengeringan yang

berbeda dan penentuan umur simpan ikan layang

asin asap.

REFERENSI

Adawyah R. 2011. Pengolahan dan Pengawetan ikan. PT. Bumi Aksara. xvi + 160 hlm. Jakarta.

Adeyeye SAO, Oyewole O, 2016. An Overview of Traditional Fish Smoking In Africa. Journal of

Culinary Science & Technology 14 (3) 198-215, DOI: 10.1080 /15428052.2015.1102785.

Bahmid J, Lekahena VNJ, Titaheluw SS. 2019. Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam Terhadap

Karakteristik Sensori Produk Ikan Layang Asin Asap. Jurnal Biosainstek 1(1): 70-76

http://www.jurnal.ummu.ac.id/index.php/biosainstek.

Barat JM, Rodriguez-Barona S, Andres A, Fito P. 2003. Cod Salting manufacturing analysis. Food

Reserach International No. 36 p 447-453.

Binici A, Kaya GK. 2017. Effect of brine and dry salting methods on the physicochemical and microbial

quality of chub (Squalius cephalus Linnaeus, 1758). Food Science Technology 38 (Suppl. 1): 66-

70. doi:Dhttps://doi.org/10.1590/1678-457X.15717.

Page 5: Karakteristik Proksimat Produk Ikan Layang Asin Asap

Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)

252

Fatkurahman R, Atmaka W, Basito. 2012. Karakteristik Sensoris dan Sifat Fisikokimia Cookies dengan

Subtitusi Bekatul Beras Hitam (Oryza sativa L.) dan tepung Jagung (Zea mays L.). Jurnal

Teknosains Pangan 1(1) 49 – 57.

Hadinoto S, Kolanus JPM. 2017. Evaluasi Nilai Gizi dan Mutu Ikan Layang (Decapterus sp) Presto

Dengan Penambahan Asap Cair dan Ragi. Majalah BIAM 13 (01): 22-30.

Heruwati ES. 2002. Pengolahan ikan secara tradisional: prospek dan peluang pengembangan. Jurnal

litbang pertanian, 21 (3): 92-99.

Imbir E, Onibala H, Pongoh J. 2015. Studi Pengeringan Ikan Layang (Decapterus sp) Asin Dengan

Penggunaan Alat Pengering Surya. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 3 (1): 13-18.

Jeyasanta KI, Prakash S, Patterson J. 2016. Wet and dry salting processing of double spotted queen fish

Scomberoides lysan (Forsskål, 1775). International Journal of Fisheries and Aquatic Studies 4(3):

330-338.

Lekahena VNJ, Jamin R. 2018. The Quality of Smoked Skipjack During Storage Time at Room

Temperature. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 175 012003 doi:10.1088/1755-

1315/175/1/012003.

Martinez I, Santaella M, Ros G, Periago MJ. 1998. Content and in Vitro availibility of Fe, Zn and P in

homogenized fish-base weaning food after bone addition. Food Chem. 63 p. 299-305.

SNI. 2006. SNI: 01-2354.1-2006. Cara Uji Kimia Bagian 1: Penentuan Kadar Abu Pada Produk Perikanan.

ICS. 67.120.30 Badan Standar Nasional Indonesia. Jakarta.

SNI. 2006. SNI: 01-2354.2-2006. Cara Uji Kimia Bagian 2: Penentuan Kadar Air Pada Produk Perikanan.

ICS. 67.120.30 Badan Standar Nasional Indonesia. Jakarta.

SNI. 2006. SNI: 01-2354.3-2006. Cara Uji Kimia Bagian 3: Penentuan Kadar Lemak Total Pada Produk

Perikanan. ICS. 67.120.30 Badan Standar Nasional Indonesia. Jakarta.

SNI. 2006. SNI: 01-2354.4-2006. Cara Uji Kimia Bagian 4: Penentuan Kadar Proteindengan Metode Total

Nitrogen Pada Produk Perikanan. ICS. 67.120.30 Badan Standar Nasional Indonesia. Jakarta.

Syahuddin H. 2013. Pengaruh Penggaraman Terhadap Protein Ikan Layang (Decapterus rusell). Calyptra.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2(1): 1-11.

Thangaraj P. 2015. Proximate Composition Analysis in: Pharmacological Assays of Plant-Based Natural

Products. Progress in Drug Research, vol 71 pp 21-31. Springer, Cham.

Turner SR. 2005. Salting fish. The international Journal of Recirculation Aquaculture, College of

agriculture and life sciences. Virginia-USA. http://www.ijra.com.

Zulham A, Subaryono, Mahulette RT. 2017. Rekomendasi Pengembangan Perikanan Tangkap di Ternate

dan Sekitarnya. PT Rajagrafindo Persada Depok.