Karya Ilmiah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aa

Citation preview

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    1/10

    PENGARUH PERUBAHAN MUKA AIR TANAH TERHADAP NILAI FAKTOR

    KEAMANAN LERENG HIGHWALL PADA TAMBANG BATUBARA DI DAERAH

    ASAM-ASAM, KECAMATAN JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT, PROVINSI

    KALIMANTAN SELATAN

    Muhammad Fauzan1,Irvan Sophian

    2,Zufialdi Zakaria

    2,Endang Wawan

    3

    1Student at the Dept. Of Geological Engineering, Padjadjaran University, Jatinangor,Sumedang2Lecturer at the Dept. Of Geological Engineering, Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang

    3PT. Arutmin Indonesia

    SARI

    Pendirian suatu konstruksi pertambangan sangat erat hubungannya dengan persoalan pemotonganlereng batuan maupun ketahanan suatu batuan yang menyangga beban diatasnya. Namun perlu dipahami

    dengan adanya pemotongan lereng, batuan cenderung menjadi kurang atau bahkan tidak stabil, ataudengan kata lain bahwa potensi keruntuhan lereng batuan akan meningkat. Adapun salah satu faktor yangmempengaruhi kestabilan dari suatu lereng yang dikaji dalam penelitian ini adalah adanya muka air tanah

    pada dinding highwallPT Arutmin Indonesia.Analisis dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu pemetaan geoteknik, uji laboratorium terhadap

    batuan hasil pengeboran geoteknik, pemodelan highwall final tiap section, dan mencari nilai faktorkeamanan dari masing-masingsection dengan bantuan perangkat lunak GeoStudio 2004 dan Slide 6.0.

    Analisis kestabilan lereng highwall keseluruhan pada 8sectionmenunjukan bahwa padasection3hingga section8 didapatkan nilai faktor keamanan yang tidak stabil. Dari hasil analisis maka diperlukan

    proses dewatering untuk menurunkan muka air tanah. Dengan adanya penurunan muka air tanah,

    disimpulkan bahwa nilai keamanan lereng semakin besar.

    Kata kunci:Highwall, Section, Dewatering

    ABSTRACT

    The establishment of a mining construction has a very close relationship with the rockslopes cutting issue as well as its resistance which withstands the heavy load above it. However, it should

    be known that the cutting of the slopes makes the rocks tend to be less stable or even unstable. In otherwords, there will be an increase in the potential collapse of rock slopes. One of the factors that affects thestability of a slope that was examined in this research is the presence of the ground water seepage in thehighwall PT Arutmin Indonesia. Therefore, the value of the ground water level resulted by dewateringthat can raise the value of the factor of safety of the slopes is needed

    The analysis of this research was performed by several stages of geotechnical mapping,laboratory testing in rocks from geotechnical drilling, the final highwall modeling for each sections, andfinding the value of the factor of safety for each sections using GeoStudio 2004 and Slide 6.0 software.

    The analysis of the whole highwall slopes stability in 8 section showed that the value of the factor

    of safety from section 3 to section 8 were not stable. From the analysis result, it was necessary to have thedewatering-process to reduce groundwater levels. With a decrease in groundwater level, it was concludedthat the value of the value of the factor of safety of the slopes will be greater.

    Keyword:Highwall, Section, Dewatering

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    2/10

    PendahuluanAir merupakan hal yang harus

    diperhatikan dalam kestabilan lereng suatubukaan tambang karena dengan

    meningkatnya jumlah air dalam tanah akan

    meningkatkan kadar air tanah, derajatkejenuhan tanah, muka air tanah, tingkatkelembaman tanah dan akan memperkecil

    ketahanan geser dari massa lereng karena

    menurunkan sifat fisik tanah dan mekaniktanah serta meningkatkan tekanan pori

    massa batuan sangaT dipengaruhi oleh

    diskontinuitas-diskontinuitasnya dan kondisi

    air di dalam tanah yang keluar melaluibidang diskontinuitas Adapun penelitian ini

    meliputi analisis perubahan muka air tanah

    maupun air rembesan berdasarkan geologiteknik dengan menggunakan metode RMR

    (Rock Mass Rating) dan analisis kestabilan

    lereng dengan menggunakan metode

    kesetimbangan batas (limit equilibrium) dilokasi penelitian yang merupakan lereng

    batuan hasil kegiatan pertambangan yang

    terletak di PT Arutmin IndonesiasiteAsam-Asam.

    Metode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada pit 1DH yang dibagi menjadi 8 section dengan

    jarak antar section 125 meter . Dalam

    pengerjaan penelitian ini, dilakukanlahbeberapa tahapan pengerjaan meliputi

    pengambilan data lapangan dan tahap

    pengolahan data. Tahapan pengambilan datalapangan dalam penelitian ini antara lain

    adalah pemetaan geologi dan geoteknik

    berupa penentuan kualitas batuan serta

    deskripsi batuan maupun kedudukan

    lapisan,pengambilan data muka air tanahdan pengambilan sampel untuk sifat fisik

    material . Tahapan pengolahan data antara

    lain pemodelan lereng serta analisiskestabilan lereng . Untuk menentukan

    kualitas batuan digunakan metode scanline

    maping menurut klasifikasi RMR (RockMass Rating) dengan cara mengamati

    bidang-bidang diskontinuitas pada setiap

    lapisan, analisis sifat fisik tanah

    menggunakan data primer yang diambil darilaboratorium geoteknik berupa nilai

    (kohesi,sudut geser dalam,bobot isi,kuat

    tekan uniaksial) yang digabungkan dengandata hasil pemetaan digunakan untukmembuat pemodelan lereng. Terakhir

    mencari nilai kestabilan lereng yang

    dianggap paling aman dengan caramenurunkan muka air tanah pada ketinggian

    tertentu dengan menggunakan bantuan

    perangkat lunak serta mencari nilai SMR

    (Slope Mass Rating) dan kemampugaruandari hasil pemetaan geoteknik

    Geologi Daerah PenelitianDaerah Penelitian berada pada Sub-

    Cekungan Asam-Asam yang terdiri dari

    beberapa formasi batuan sedimen pembawa

    batubara. Formasi batuan sedimen tertuaadalah formasi tanjung yang berumur

    Miosen. Menurut peta geologi Lembar

    Banjarmasin (Sikumbang & Heryanto,1994), daerah Tambang Asam-Asam

    termasuk ke dalam Formasi Warukin

    (Tmw). Di bagian bawah Formasi Warukin

    terendapkan Formasi Berai (Tomb) danFormasi Tanjung (Tet). Sedangkan di bagian

    atas Formasi Warukin terendapkan Formasi

    Dahor (TQd). Formasi Warukin diendapkandalam fase regresi yang disebabkan oleh

    pengangkatan Meratus di Miosen tengah,

    sehingga cekungan terisolasi dari lautterbuka. Formasi Warukin yang berumur

    Miosen Tengah hingga Miosen Akhir

    menindih Formasi Berai secara selaras.

    Formasi ini terdiri atas batuan sedimen

    klastik berbutir halus, batulempung dansedikit batulanau dan batupasir, serta lapisan

    batubara. Formasi Warukin terbagi menjadi

    dua anggota, yaitu Warukin Bagian Bawahdan Warukin Bagian Atas. Warukin bagian

    bawah tersusun atas perselingan batupasir

    dan batulempung dengan sisipanbatugamping. Warukin Bagian Atas tersusun

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    3/10

    Atas tersusun atas perselingan batupasir dan

    batulempung dengan sisipan batubara.

    Formasi Warukin diendapkan padalingkungan litoral-paralis dengan ketebalan

    mencapai 1250 meter.

    Litologi Hasil Pemetaan Geologi dan

    GeoteknikDari hasil pemetaan didapatkan 3

    material/litologi penyusun lereng . Materialtersebut antara lain batupasir (Sandstone),

    batulempung,batulanau,maupun

    batulempung pasiran (Mudstone), dan

    batubara (Coal). Sepanjang daerah yangdiamati, material tersebut mengalami

    pengulangan sehingga material

    dikelompokkan menjadi beberapa tipeberdasarkan klasifikasi RMR maupun

    perbedaan deskripsi. Pada Mudstone dibagi

    menjadi 6 tipe dengan RMR berada pada

    kisaran 48-66 . Pada Sandstone dibagimenjadi 4 tipe dengan RMR berada pada

    kisaran 57-68, Pada Coal dibagi menjadi 2

    tipe dengan RMR berada pada kisaran 64.Dari hasil pemetaan geoteknik yang

    dilakukan dengan cara langsung mengamati

    singkapan, didapatkan hasil estimasi

    kekuatan batuan berada pada rentang low-medium, sedangkan material pembentuk

    lereng dengan metode Bienawski (1989)

    tersebut berada pada kelas fair rock-goodrock. Dari seluruh material pengisi lereng

    RMR berada pada rentang 40-60 maka

    menurut Laubscher sudut lereng yangdisarankan adalah 55

    otetapi untuk beberapa

    lokasi rawan longsor , sudut sebesar ini

    masih dianggap beresiko apalagi jika

    material lereng masih mengandung materai

    lepas dan adanya faktor air tanah. Hubunganantara kualitas massa batuan dengan

    kemampu galian maka dengan nilai RMR

    yang berada pada rentang 40-60 menurutWeaver (1975) termasuk dalam kategori

    Very Hard Ripping . Disimpulkan bahwa

    pada areal penambangan tersebut tidakdiperlukan metode blasting pada saat

    penambangan berlangsung dan longsoran

    yang terjadi biasanya berbentuk busur

    dikarenakan tidak terlalu berkembangnyastruktur di daerah penelitian tersebut serta

    material tersusun dari batuan sedimen saja.

    Pemodelan Geometri LerengSetelah didapatkan data material

    penyusunlereng, langkah selanjutnya adalah

    memodelkan material tersebut ke dalamsoftware. Dalam pemodelan ini, digunakan

    software Minescape dari Mincom. Posisi

    relatif material ditentukan menggunakan

    koordinat acuan yang telah ditentukansebelumnya. Dalam penentuan posisi ini

    digunakan total station untuk mengukur

    koordinat dari setiap masing-masing lapisanyang relatife mempunyai strike N70oE

    dengan dip 30o Untuk mempermudah

    analisis, pit selatan Tambang Asam Asam

    dibagi ke dalam 8 section. Jarak masing-masingsectionadalah 125 meter.

    Analisis Kestabilan LerengPenentuan faktor keamanan atau

    analisis kestabilan lereng dilakukan dengan

    metode kesetimbangan batas. Prosedur

    analisis kestabilan lereng menggunakanmetode kesetimbangan batas meliputi

    tahapan pembuatan geometri lereng,

    penentuan jenis longsoran, perhitungan daninterpretasi. Analisis ini dilakukan dengan

    metode kesetimbangan batas (Fellenius

    1984) dengan bantuan program Slide 6.0dari Rocscience Data-data parameter sifat

    fisik dan mekanik tanah dan batuan

    penyusun lereng yang dipergunakan untuk

    simulasi analisis kestabilan lereng antara

    lain kohesi (c), bobot isi jenuh (sat), dansudut geser dalam () diambil dari data hasil

    uji laboratorium.

    Untuk mengetahui pengaruhturunnya kedalaman muka air tanah

    terhadap nilai faktor kestabilan lereng (Fs),

    dilakukan simulasi kestabilan lereng denganmenurunkan kedalaman muka air tanah

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    4/10

    alami dengan bantuan perangkat lunak

    hingga mendapatkan nilai FS 1,25

    Pada section1 dan 2, nilai FK lebihdari 1.25, hal ini menunjukkan bahwa lereng

    relatif stabil dikarenakan section tersebut

    dekat dengan sidewall dan lereng masihrelatif landai. Sedangkan pada section 3hingga section 8, nilai FK bernilai lebih

    kecil dari 1.25 maka lereng kritis dan

    dibutuhkan dewatering untuk menurunkanmuka air tanah pada daerah penelitian.

    Kesimpulan

    Berdasarkan sifat fisik dan mekanikbatuan dari masing-masing titik bor dan

    hasil pemetaan geoteknik dapat disimpulkan

    bahwa kualitas massa batuan pada kelasfairrockgood rockdengan RMR berada pada

    rentang 40-60 dan SMR sebesar 550. Untuk

    kemampugalian berdasarkan nilai RMR

    didapatkan hasil Very Hard Ripping.Analisis Kestabilan lereng Dari hasil

    simulasi lereng highwall pada daerah

    penelitian didapatkan bahwa pada section 1dan 2 relatif stabil sedangkan pada section 3

    sampai section 8 relatif kritis. Penyebab

    section tersebut kritis adalah lemahnya

    kekuatan material dan pemotongan lerengyang menembus MAT. Keberadaan MAT

    mengakibatkan turunnya sudut gesek dalam

    dan kohesi material serta menambah beratmassa batuan itu sendiri.. Dari hasil

    simulasi kestabilan lereng dengan

    menurunkan MAT pada 6 section yangdianggap paling kritis didapatkan hasil yaitu

    menurunkan MAT sejauh 40 m dari MAT

    aktual atau berada pada elevasi -42 mdpl.

    Ucapan Terima KasihPenulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada Bapak Raden Irvan

    Sophian, ST. MT. dan Bapak Ir. Zufialdi

    Zakaria, MT. selaku Dosen Pembimbing

    dalam melaksanakan pekerjaan Skripsi ini.

    Juga Penulis ucapkan terima kasih kepadaBapak Endang Wawan selaku pembimbing

    teknis di PT.Arutmin Juga kepada semua

    pihak yang telah mendukung untukterlaksananya penelitian ini

    Daftar Pustaka

    Bieniawski, Z.T. 1989. Engineering RockMass Clasification : A Complete

    Manual for Engineers and

    Geologist in Mining, Civil, and

    Petroleum Engineering. Canada: John Wiley & Sons Inc.

    Darlan, Yudi et al. Studi Regional Cekungan

    Batubara Wilayah Pesisir TanahLautKotabaru,KalimantanSelatan.(ht

    tp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?

    option=com_content&view=article&

    id=351&Itemid=388, diakses April 2013)

    Fellenius.1984.Stability of slopes

    (http://osp.mans.edu.eg/sfoundation/s tability.htm)

    Hoek, E dan Bray, J.W. 1981. Rock Slope

    Engineering, Revised Third Edition.

    London : Institution of Miningand Metallurgy.

    Hirnawan, F., dan Zakaria, Z. 2002.

    Geoteknik & Geomekanika.Bandung : Laboratorium

    Geoteknik- Fakultas Teknik Geologi

    Universitas PadjadjaranSikumbang & Heryanto (1994) Peta Geologi

    Regional Lembar Banjarmasin. Pusat

    Penelitian dan Pengembangan

    Geologi, Bandung

    Weaver . 1975. Rippability Ratting Chart(http://usacetechnicalletters.tpub.com

    /ETL-1110-2- 282/ETL-1110-2- 2820007.htm

    http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.phphttp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.phphttp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.phphttp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.phphttp://osp.mans.edu.eg/sfoundation/s%09tability.htmhttp://osp.mans.edu.eg/sfoundation/s%09tability.htmhttp://osp.mans.edu.eg/sfoundation/s%09tability.htmhttp://osp.mans.edu.eg/sfoundation/s%09tability.htmhttp://osp.mans.edu.eg/sfoundation/s%09tability.htmhttp://osp.mans.edu.eg/sfoundation/s%09tability.htmhttp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.phphttp://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php
  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    5/10

    Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian

    Gambar 2 Lokasi Pemetaan Geoteknik (Sidewallbarat danHighwallpit1 DH)

    Peta lintasan

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    6/10

    Tabel 1Rock Mass Rating

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    7/10

    Gambar 3 ModelPitArea Penelitian

    Gambar 4 Model Penampang Lereng 2D Section5

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    8/10

    Tabel 2Data Hasil Uji Laboratorium

    Lithology Unit name s C (MPa)

    (Mpa) (gr/cm3) Peak Peak

    Mudstone

    MS 1 1.29 2.24 0.107 23.75

    MS 2 0.26 2.15 0.11 24.39

    MS 3 0.5 2.03 0.117 25.94

    Ms 4 2.38 2.07 0.144 25.85

    MS 5 2.96 2.11 0.142 29.35

    MS 6 1.01 2.15 0.129 31.12

    Sandstone

    SS 1 0.16 2.35 0.116 31.5

    SS 2 0.73 2.38 0.122 30.5

    SS 3 1.33 2.36 0.137 32.3

    SS 4 0.49 2.32 0.117 28.87

    CoalCO 1 4.09 1.25 0.182 43.59

    CO 2 5.45 1.29 0.187 41.71

    Gambar 5 Analisis Kestabilan Lereng pada Section1

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    9/10

    Gambar 6 Grafik Hubungan Muka Air Tanah dengan Nilai Keamanan Lereng . Pada lereng

    Highwallsetiapsection

  • 5/22/2018 Karya Ilmiah

    10/10