39
esepsi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Tentang Pembelajaran Aqidah Akhlak Di UIN ALAUDDIN MAKASSAR BAB I PENDAHULUAN ar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan di luar sekolah. Maka dari itu peranan dosen sangatlah penting karena dengan belajar pendidikan agama di perguruan tinggi dapat bertingkah laku dengan baik agar tidak tejerumus dalam pergaulan bebas.

Karya Ilmiah Arab

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahasa Arab

Citation preview

Presepsi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Tentang Pembelajaran Aqidah Akhlak 

Di UIN ALAUDDIN MAKASSAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan

pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik didik

agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan belajar terprogram dalam

bentuk pendidikan formal, non formal dan informal di sekolah dan di luar sekolah. Maka

dari itu peranan  dosen sangatlah penting karena dengan belajar pendidikan agama di

perguruan tinggi  dapat bertingkah laku dengan baik agar tidak tejerumus dalam

pergaulan bebas.

            Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003

Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu pendidikan Nasional adalah pendidikan yang

berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar yang berakar pada nilai-nilai gama,

kebudayaan Nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Tidak bisa

dipungkiri bahwa pendidikan aqidah akhlak merupakan bagian integral dari system

pendidikan Nasional.

Kegiatan belajar aqidah akhlak terhadap perilaku mahasiswa adalah salah satu kegiatan

yang harus dilakukan dan diterapkan kepada mahasiswa, agar mahasiswa tersebut tidak

terpengaruh oleh dunia bebas dan pergaulan bebas.

            Dengan demikian manfaat belajar pedidikan aqidah akhlak sangatlah penting dan

sangat diperlukan untuk membimbing dan membina siswa agar memahami  masalah

Aqidah dan Akhlak secara benar.

Salah satu faktor yang ikut mempengaruhi minat mahasiswa dalam pembelajaran

Aqidah dan Akhlak adalah pemilihan metode oleh seorang dosen. Persepsi mahasiswa

menyangkut pengalaman indrawi setelah ia melihat dan merasakan secara langsung

proses pembelajaran Aqidah dan Akhlak yang kurang diminati oleh siswa dan karena

pola pembelajaran dosen yang tidak mampu menyentuh kesadaran dan keaktifan

mahasiswa. Pola pembelajaran yang digunakan hanya membuat mahasiswa menjadi

obyek pasif dan dosen sebagai obyek aktif. Padahal seharusnya dosen mampu

memposisikan mahasiswa sebagai subyek aktif dalam pembelajaran.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, penulis terinspirasi untuk meneliti langsung di lapangan mengenai

persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran Aqidah dan Akhlak. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi tentang persepsi mahasiswa kelas jurusan Pendidikan terhadap pola

pembelajaran dosen Aqidah dan Akhlak di UIN Alauddin Makassar khususnya, dan perguruan

tinggi di manapun berada pada umumnya. Fokus penelitian dalam hal ini terkait dengan faktor

pemilihan metode pembelajaran oleh seorang dosen Aqidah dan Akhlak

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan dan batasan masalah penelitian

ini dapat diformulasikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1.      Bagaimana persepsi mahasiswa kelas Pendidikan Bahasa Arab semester satu

dalam memahami pelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar?

2.      Apa saja fusngsi dari metode pembelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin

Makassar?  

3.       

C. Tujuan Penelitian

            Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Apa saja kegunaan dari metode metode pembelajaran pembelajaran Akidah Akhlak di

UIN Alauddin Makassar.

2. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa kelas Pendidikan Bahasa Arab semester satu

dalam memahami pelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.

3.  Menerapkan teori-teori pendidikan melalui sebuah kegiatan penelitian yang bisa

diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

             Hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan

sebagai berikut :

       1. Memberikan salah satu informasi bahan bahan pertimbangan bagi khususnya bagi

dosen Aqidah Akhlak dalam menerapkan metode pembelajaran yang dapat memberikan

citra positif terhadap mahasiswa.

       2. Menjadi dasar penelitian bagi peneliti selanjutnya khususnya para praktisi dan

pemerhati pendidikan dalam rangka meneruskan penelitian yang serupa pada ruang

lingkup yang lebih luas.

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Persepsi

            Istilah  persepsi kerap terdengar dalam diskursus - diskursus intelektual yang

dimaksudkan untuk mengetahui pandangan orang tentang sesuatu. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, persepsi diartikan sebagai tanggapan (panarimaan langsung) dari

sesuatu, atau proses seseorang mengetahui sesuatu melalui panca indera.[1]

7

             Mengacu pada pengertian di atas, maka dapat diketahui bahwa persepsi adalah

proses munculnya tanggapan atas informasi yang diterima melalui pancaindera  yang

melahirkan pemahaman tentang sesuatu sebagai hasil interaksinya.

2. Pengertian Aqidah dan Ruang lingkupnya

            Dari  Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari  Pengertian Aqidah Secara Bahasa

(Etimologi) :

Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam

(pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu

biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-

itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-

jazmu(penetapan). (Al-Maa-idah : 89).

Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi) Yaitu perkara yang wajib

dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu

kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Adapun ruang lingkup Akidah adalah

1.      Keistimewaan Aqidah Islam

2.      Tauhid

3.      Syahadat

4.      Percaya kepada takdir Allah

3. pengertian Akhlak dan Ruang Lingkupnya

Akhlak dari kata Al-Akhlak, jamak dari Al-khuluq yang artinya kebiasaan,

perangai, tabiat dan agama.

Akhlak disebut juga ilmu tingkah laku / perangai (Imal-Suluh) atau Tahzib al-

akhlak (Filsafat akhlak), atau Al-hikmat al-Amaliyyat, atau al-hikmat al- khuluqiyyat.

Yang dimaksudkan dengan ilmu tersebut adalah pengetahuan tentang kehinaan-kehinaan

jiwa untuk mensucikannya. Dalam bahasa Indonesia akhlak dapat diartikan dengan

moral, etika, watak, budi pekertim, tingkah laku, perangai, dan kesusilaan.

Ruang Lingkup Akhlak

1.      Akhlak terhadap Allah swt

2.      Akhlak terhadap Rasullah Swt

3.      Akhlak Pribadi

4.      Akhlak dalam keluarga

5.      Akhlak bermasyarakat

6. Akhl;ak bernagara[2]

4. Jenis-Jenis Metode pembelajaran dan Pengunaannya

Berikut dikemukakan jenis-jenis metode pembelajaran:

1.      Metode ceramah, adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan. Metode ini

menempatkan guru sebagai pusat perhatian siswa.

2.      Metode tanya jawab, dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa.

Hal ini sangat baik untuk memancing daya tangkap siswa terhadap pelajaran tertentu.

3.      Metode Diskusi, merupakan forum pembicaraan yang dipimpin oleh seorang pemimpin

dengan proses pembicaraan yang terarah pada pemahaman dan pertimbangan mengenai

suatu permasalahan yang disertai oleh pertukaran ide, pendapat, pengalaman, saran dari

peserta diskusi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh

peserta.

4.      Metode drill, adalah latihan yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan

keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.

5.      Metode resitasi, digunakan untuk merangsang anak tekun, rajin, dan giat belajar. Metode

ini lebih menekankan pemberian tugas yang melatih kemandirian anak mengerjakan

tugas dari guru.

6.      Metode demonstrasi, adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu

proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini

menghendaki guru lebih aktif daripada anak didik atau guru dan anak didik sama-sama aktif.

B. Kajian dan Hasil-Hasil Penelitian

            Telah banyak literatur yang membahas tentang pembinaan akhlak, akan tetapi

berlainan dengan masalah yang ada dalam skripsi ini dan obyek penelitian yang berbeda.

Diantara buku dan literatur tersebut antara lain:

            1. Nasruddin Razak dalam bukunya Dinul Islam mengemukakan bahwa

pendidikan dan pembinaan akhlakul karimah adalah faktor penting dalam membina suatu

umat atau membangun suatu bangsa. Suatu pembangunan tidaklah ditentukan semata-

mata dengan kredit atau investasi material. Betapapun melimpahnya investasi material

kalau manusia pelaksananya tidak memiliki akhlakul karimah, maka investasi tersebut

akan habis oleh perilaku korup. Yang diperlukan dalam pembangunan adalah keikhlasan,

kejujuran, jiwa kemanusiaan yang tinggi, sesuainya kata dengan perbuatan, prestasi kerja,

kedisip1linan, jiwa dedikasi, dan selalu berorientasi kepada hari depan dan pembaharuan.

[3] Itulah sebabnya sering dikatakan bahwa mengisi kemerdekaan adalah jauh lebih berat

daripada perjuangan bersenjata merebut kemerdekaan.

            2. Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, dalam bukunya yang berjudul Pelajaran Tauhid Untuk pemula, Akidah dan tauhid adalah pondasi bangunan agama. Anak-anak yang baru tumbuhadalah laksana sebidang tanah yang di atasnya siap didirikan bangunan. Maka menanamkan akidah dan tauhid sejak dini bagi anak-anak muslim adalah suatu keharusan. Agar pondasi bangunan agamanya kuat. Agar tidak didahului oleh ajaran-ajaran lain yang bertentangan dengan akidah. Agar mengetahui agamanya yang murni. Agar mengamalkan kebenaran dan menjauhi kebatilan. Dan yang lebih penting, agar selamat dunia akhirat.            Dari berbagai literatur tersebut di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa secara teoritis banyak teori yang mendukungnya. Sehingga masalah yang ada pada skripsi ini layak untuk diteliti karena disamping banyak literatur yang mendukung, selain itu juga belum pernah ada penelitian yang dilakukan pada obyek yang sama.

C. Hipotesis

Berpijak pada rumusan dan batasan masalah yang penulis kemukakan pada bab

sebelumnya, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. metode bertujuan strategi pembelajaran, karena tidak semua anak didik mampu

berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik juga bermacam-

macam. Ada yang kuat daya serapnya, sedang, dan ada juga yang sangat lemah.

Perbedaan daya serap inilah memerlukan strategi pengajaran yang tepat, termasuk di

dalamnya metode menjadi sangat menentukan hal tersebut.

2. presepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang digunakan akan

mempengaruhi minat belajar mereka. Jika metode yang di gunakan oleh seorang dosen

sesuai dengan keadaan temapt dia mengajar maka pembelajaran lebih mudah dipahami.

 BAB III

 METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian            Dalam penelitian ini, digunakan desain kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini berusaha untuk memperoleh dan menganalisis data tentang persepsi

mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab terhadap metode pengajaran Aqidah

Akhlak,  agar dapat diketahui metode mana yang efektif untuk meningkatkan pemahaman

mahasiswa mengenai pembelajaran Aqidah Akhlak.

B. Prosedur Penilitian             Agar penelitian lebih terarah dan sistematis, maka penelitian ini dirancang melalui

tiga tahapan, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pengumpulan data, dan (3) tahap

pengolahan data menyangkut pengklasifikasian data dan penyusunan hasil penelitian,

yang selanjutnya dideskripsikan sebagai hasil laporan penelitian.

C. Variabel Penelitian

            Penelitian ini menggunakan variabel tunggal, yaitu variabel persepsi mahasiswa

terhadap pengajaran Aqidah Akhlak pada  jurusan pendidikan bahsa Arab di UIN

Alauddin Makassar.

D. Definisi Operasional Variabel

            Yang dimaksud dengan persepsi siswa terhadap metode pengajaran Aqidah

Akhlak pada  pada  jurusan pendidikan bahsa Arab di UIN Alauddin Makassar. adalah

pandangan mahasiswa yang lahir dari pengamatan, penglihatan atau proses dari panca

indera yang dialami langsung oleh mahasiswa pada saat dosen menyajikan materi

pelajaran Aqidah Akhlak di kelas.

E. Populasi dan Sampel

Suharsimi Arikunto menguraikan tentang pengertian populasi dan sampel sebagai

berikut:

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.[4]

            Mengenai besarnya populasi dan sampel, Suharsimi Arikunto mengemukakan

bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan obyek yang sedang diteliti, apabila subyeknya

kurang dari seratus maka lebih baik diambil semua. Tetapi jika jumlah subyeknya besar

dapat diambil 10-15%, atau 20-25%.[5]

            Berkaitan dengan populasi dan sampel dalam penelitian ini, maka akan

dikemukakan secara rinci tentang jumlah populasi yang ada dan jumlah populasi  yang

diteliti, digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1 (Populasi)

Jumlah Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab Semester Satu UIN Alauddin

Makassar

Tahun Ajaran 2010/2011

No Kelompok Jumlah Siswa

1 I 12

2 II 13

3 III 13

4 IV 13

Jumlah 51

Sumber data: Daftar Mahasiswa Jurusan Pendidkan Bahsa Arab

2. Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian kualitatif, Moleong mengemukakan bahwa penelitian

kualitatif, sampel penelitian diartikan sebagai konteks dengan ruanglingkup tertentu yang

dijadikan wahana untuk menjaring berbagai informasi dan bebagai sumber.[6]

            Pengambilan sampel dalam penelitian kuantitatif pada penelitian ini yang dipilih adalah

sampel proporsional/berimbang. Jumlah subjek penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini

adalah 24 siswa   dari  53  jumlah populasi.

Tabel 2 (sampel)

Jumlah Sampel Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab Semester Satu UIN

Alauddin Makassar

Tahun Ajaran 2010/2011

No Kelompok Jumlah Siswa

1 I 9

2 II 9

3 III 9

4 IV 9

Jumlah 37

           

Berdasarkan tabel tersebut di atas, menunjukkan bahwa penelitian ini dapat

dilakukan dengan mengambil beberapa responden yang dapat  mewakili sebagai sampel.

Dengan demikian dapat dijadikan pedoman untuk mencari data dan penelitian selanjutnya

dengan tidak mengurangi nilai dari persentase yang diteliti. Sehingga presentase sampel

37 dari  populasi 51adalah 72,5%.

F. Data

            Data  yang dimaksud dalam penelitian ini adalah informasi yang diperoleh

melalui wawancara dan angket yang terkait dengan kegiatan pembelajaran Aqidah

Akhlak pada jurusan pendidikan bahsa Arab semester satu di UIN Alauddin Makassar.

G. Teknik Pengumpulan Data

       a. Library research, yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dari buku dan literatur

yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, dengan  mengutip yaitu:

        1) Kutipan langsung, yaitu mengutip beberapa teks dari buku tanpa mengubah kata-

kata dari teks yang dikutip.

        2) Kutipan tidak langsung, yaitu mengutip beberapa teks dan mengubah kata-kata

dari teks yang dikutip.

        b. Field research, yaitu dengan mendatangi lokasi penelitian untuk mendapatkan

informasi. Adapun teknik yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah :

        1) Observasi, yaitu metode pengumpulan data  dengan melakukan penngamatan

langsung pada obyek yang menjadi sasaran penelitian yang berhubungan dengan masalah

yang dibahas.

        2) Interview, yakni suatu pengumpulan data dengan tanya jawab. Dalam

melaksanakan interview yakni dengan mengadakan wawancara dengan dosen Akidah

Akhlak.

        3) Dokumentasi yaitu metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang tidak

diperoleh melalui angket. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

melalui catatan-catatan danketerangan tertulus yang berisi data dan informasi yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti.

H. Analisis Data

            Analisis data yang sifatnya kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menata secara sistematis catatan hasil wawancara. Data yang sudah terkumpul

diidentifikasi dan diklasifikasikan dalam bentuk uraian. Selanjutnya, dideskripsikan

sebagai temuan dalam laporan penelitian. Perkataan lain, teknik analisis data yang

ditempuh, yaitu : (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan.

Kemudian data kuantitatif dalam penelitian ini selanjutnya dianalisa dengan

menggunakan rumus:

  F

 P =         x 100%                                                 Keterangan : 

P = Persentase                                                                        F = Frekwensi

N = Nilai

I. Instrumen

            Penilitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif sehingga instrument yang

digunakan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu sesuatu kegiatan yang dialakukan untuk menjaring sejumlah

informasi atau pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan-pertanyaan.

2. Angket, yaitu serangkaian daftar pertanyaan yang disusun  secara sistematis,

yang terdiri atas beberapa butir dan disajikan dalam beberapa alternatif untuk disebarkan

kepada mahasiswa.

J. Judul Penelitian

            Karya Ilmiah ini ini berjudul presepsi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab

Semester satu terhaap Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi presepsi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Semester Satu terhadap

Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.

1.      Pendapat mahasiswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan oleh dosen Aqidah

Akhlak.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa dari 37 responden, terdapat 6

(16,2 %) mahasiswa yang memilih sangat setuju, terdapat 25 (67,6 %) yang memilih

setuju, sedangkan yang memilih kurang setuju 5 (13,5 %) dan tidak setuju yang 1 (2,7

%).

Tabel 3Pendapat Siswa Terhadap Metode Pembelajaran yang Digunakan Guru

Aspek yang dinilai Kategori Jumlah PersentasePendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pendidikan agama islam.

Sangat SetujuSetuju

Kurang SetujuTidak setuju

62551

16,2 %67,6 %13,5 %2,7 %

Jumlah 37 100 %Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa siswa setuju terhadap metode

pembelajaran yang telah digunakan oleh dosen Aqidah Akhlak selama ini dalam

pembelajaran.

2.      Metode yang sering digunakan dosen Aqidah Akhlak ketika mengajar.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui dari 37 responden, terdapat 1 atau

persentasenya 2,7 %, mahasiswa yang menjawab metode yang sering digunakan dosen

Aqidah Akhlak adalah metode ceramah, 2 mahasiswa yang memilih metode tanya jawab

atau persentasenya      5,4 %, terdapat 24 mahasiswa yang menjawab metode diskusi atau

persentasenya 64,9 %, dan yang menjawab metode yang bervariasi sebanyak 10

mahasiswa atau persentasenya 27,0 %. Untuk lebih jelasnya lihat table di bawah ini

Tabel 4Metode yang Sering Digunakan Dosen Ketika Mengajar

Aspek yang dinilai Kategori Jumlah PersentaseMetode yang sering digunakan guru pendidikan agama islam ketika mengajar.

CeramahTanya Jawab

DiskusiBervariasi

122410

2,7 %5,4 %64,9 %27,0 %

Jumlah 37 100 %Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa dosen Aqidah Akhlak ketika

mengajar lebih banyak menggunakan metode diskusi.

3.      Metode Pembelajaran yang Paling Disenangi Mahasiswa

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 3 (8,1

%) siswa yang menjawab metode ceramah, yang menjawab metode diskusi sebesar 24

atau persentasenya 64,9 %, yang memilih metode tanya jawab 6 siswa atau persentasenya

16,2 %, sedangkan yang memilih metode demonstrasi terdapat 4 siswa atau

persentasenya 10,8 %.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 5

Metode Pembelajaran yang Paling Siswa SenangiAspek yang dinilai Kategori Jumlah Persentase

Metode pembelajaran apa Ceramah 3 8,1 %

yang paling siswa senangi.

DiskusiTanya JawabDemonstrasi

2464

64,9 %16,2 % 10,8 %

Jumlah 37 100 %            Berdasarkan tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa mahasiswa lebih senang apabila

dosen Aqidah Akhlak menggunakan metode diskusi dalam memberikan pembelajaran

kepada siswa.

4.      Bagaimana Perasaan Mahasiswa Saat Dosen Menjelaskan Materi Pelajaran Dengan

Menggunakan Metode.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 6

(16,2 %) siswa yang menjawab sangat senang, yang menjawab senang 25 siswa dengan

persentasenya 67,6 %, sedangkan yang menjawab tidak senang terdapat 6 siswa dengan

persentase 16,2 %.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6Perasaan Siswa Pada Saat Guru Menjelaskan Materi Pelajaran

Dengan Menggunakan MetodeAspek yang dinilai Kategori Jumlah Persentase

Bagaimana perasaan Anda saat guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode?

Sangat SenangSenang

Tidak Senang

6256

16,2 %67,6 %16,2 %

Jumlah 37 100 %Berdasarkan tabel 6 di atas, menunjukkan bahwa mahasiswa senang apabila dosen

Aqidah Akhlak menggunakan metode pada saat memberikan materi pembelajaran. Hal

ini ditunjukkan dengan besarnya persentase yang dicapai.

5.      Apakah Metode yang Digunakan Dosen Sesuai dengan Kondisi Kelas

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 16

(43,3%) mahasiswa yang memilih bahwa metode yang digunakan oleh guru ketika

mengajar sesuai dengan kondisi kelas, dan yang memilih kadang-kadang terdapat 17

mahasiswa atau 45,9 %, sedangkan yang memilih tidak sesuai sebanyak 4 mahasiswa

atau 10,8 %.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7

Apakah Metode yang Digunakan Guru Sesuai dengan Kondisi KelasAspek yang dinilai Kategori Jumlah Persentase

Apakah metode yang digunakan guru sesuai dengan kondisi kelas.

SesuaiKadang-Kadang

Tidak Sesuai

16174

43,3 %45,9 %10,8 %

Jumlah 37 100 %Berdasarkan tabel 7 di atas, menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh

dosen Aqidah Akhlak kadan-kadang sesuai dengan kondisi kelas pada saat ia mengajar.

6.       Apakah Metode yang Digunakan Dosen Sesuai dengan Kondisi Mahasiswa.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 5

mahasiswa atau 13,4 % yang memilih bahwa metode yang digunakan dosen Aqidah

Akhlak adalah sesuai dengan kondisi mahasiswa, yang memilih kadang-kadang terdapat

26 mahasiswa atau persentasenya 70,4 %, sedangkan yang melilih tidak sesuai terdapat 6

mahasiswa atau persentasenya 16,2 %.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8

Apakah Metode yang Digunakan Guru Sesuai Dengan Kondisi Mahasiswa

Aspek yang dinilai Kategori Jumlah PersentaseApakah metode yang digunakan guru sesuai dengan materi yang diajarkan.

SesuaiKadang-Kadang

Tidak Sesuai

5266

13,4 %70,4 %16,2 %

Jumlah 37 100 %Berdasarkan tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa metode yang digunakan dosen

Aqidah Akhlak  kadang-kadang sesuai dengan kondisi mahasiswa.

7.       Apakah Media yang Digunakan Dosen Sesuai dengan Materi yang Diajarkan

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 20

mahasiswa atau 54,9 % yang memilih bahwa metode yang digunakan dosen Aqidah

Akhlak kadang sesuai dan kadang pula tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, yang

memilih sesuai terdapat 16 mahasiswa atau persentasenya 43,3 %, sedangkan yang

melilih tidak sesuai terdapat 4 mahasiswa atau persentasenya 10,8 %.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9

Apakah Metode yang Digunakan Guru Sesuai dengan Kondisi Siswa

Aspek yang dinilai Kategori Jumlah PersentaseApakah metode yang digunakan guru sesuai dengan kondisi siswa.

SesuaiKadang-Kadang

Tidak Sesuai

16204

43,3 %54,9%10,8%

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan tabel 9 di atas, menunjukkan bahwa metode yang digunakan dosen

Aqidah Akhlak kadang sesuai dan kadang tidak sesuai dengan kondisi siswa

8.       Apakah Metode Mengajar yang Digunakan Dosen Turut Mempengaruhi Prestasi Belajar

Siswa

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 17

siswa atau 45,9 % siswa yang memilih sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya,

yang memilih berpengaruh terdapat 16 siswa dengan persentase 43,3 %, sedangkan yang

memilih kurang berpengaruh dan tidak berpengaruh masing-masing berjumlah 2

mahasiwa (5,4%).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10Apakah Metode yang Digunakan Guru Turut Mempengaruhi

Prestasi Belajar Siswa

Aspek yang dinilai Kategori Jumlah PersentaseApakah metode mengajar yang digunakan guru turut mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Sangat BerpengaruhBerpengaruh

Kurang BerpengaruhTidak Berpengaruh

171622

45,9 %43,3 %5,4 %5,4 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan tabel 10 di atas, menunjukkan bahwa metode yang digunakan dosen

Aqidah Akhlak sangat berpengaruh kepada mahasiswa.

B. Fungsi-Fungsi Metode Pembelajaran Akidah Akhlak di UIN Alauddin Makassar.

            Agar pengajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien, maka harus ada

keterkaitan antara metode pengajaran yang digunakan dengan unsur tujuan yang akan

dicapai, juga dengan situasi murid yang belajar serta dengan bahan yang akan diajarkan.

Karena metode pada dasarnya mempunyai ciri dan kegunaan secara khusus. Seorang guru

tidak cukup hanya dengan mengetahui berbagai metode itu dengan unsur-unsur lainnya

dalam proses belajar mengajar, tetapi juga harus memperhatikan beberapa faktor dalam

memilih metode pembelajaran.

            Dari hasil wawancara ketua tingkat jurusan pendidikan bahasa Arab semester

satu, Muh Hayyu. Beliau memberikan pemahaman tentang kedudukan metode sebagai

alat motivasi, sebagai strategi, dan sebagai alat mencapai tujuan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dari uraian sebagai berikut:

1.      Metode sebagai alat motivasi

            Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode ini menempati peranan yang

tidak kalah pentingnya dengan komponen yang lainnya. Metode yang dipilih oleh guru

hendaknya bisa memberikan dorongan kepada anak didik untuk lebih giat belajar. Anak

didik mencintai mata pelajaran yang diberikan, dan pada akhirnya akan mampu

mendongkrak prestasi siswa.

2.      Metode sebagai rujukan pendidik

Agar materi lebih mudah dipahami oleh peserta didik maka materi yang di sampaikan

harus terarah sesuai rujukan, disinilah fungsi dari metode tersebut, yaitu untuk menjedi

bahan rujukan utama untuk mefokuskan pembahsan

3.      Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

            Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar mengajar

baik jangka panjang, menengah, maupun tujuan jangka pendek dari sebuah proses

pendidikan. Oleh karena itu, metode mengajar harus menjadi media yang efektif untuk

menyampaikan kepada siswa tujuan yang dimaksudkan. Dengan demikian akan ada

kesesuaian antara tujuan yang telah ditetapkan dan metode yang digunakan.

            Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan sebuah metode yaitu:

1.      Kesesuaian antara metode dan keadaan mahasiswa.

Prinsip ini diperlukan agar mahasiswa saat menerima pelajaran ketika diterapkan sebuah

metode mereka lebih mudah memahami peajaran yang diberikan.

2.      Kesesuaian antara metode dan keadaan kelas.

Hal ini sangat dibutuhkan karena jika kelas tidak memadai untuk diadakan sebuah

metode maka metode itu tidak akan efektif.

3.      Metode itu harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan

Prinsip ini sangat di butuhkan, karena hal ini akan mempengruhi bobot materi yang akan

di sampaikan.

4.      Menggunakan Media dalam menunjang penerapan metode.

Dalam menerapkan metode seoarang dosen kranya menyediakan berbagai media untuk

menunjang metode yang diterapkan. Sebagai contoh ketika menerapkan metode ceramah

menggunakan media bantu seperti lap Top dan LCD, tentu itu akan lebih membuat bobot

metode ceramah itu lebih bertambah.

 BAB V

P E N U T U P

A.    Kesimpulan

            Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap sejumlah masalah yang

telah diajukan dan dianalisis sesuai data-data baik yang bersumber dari referensi maupun

data yang diperoleh dari lokasi penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yakni sebagai

berikut:

1.      Metode dalam pengajaran pendidikan agama Islam memegang peranan yang

sangat signifikan terhadap siswa dalam menganalisa, memahami, serta menerapkan

muatan-muatan yang terdapat dalam pendidikan agama Islam. Metode yang digunakan

oleh guru harus mampu memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pendidikan

agama Islam dan membuat pembelajaran pendidikan agama Islam semakin menarik dan

diminati oleh siswa karena metode penyampaiannya yang mampu meningkatkan minat

belajar siswa.

2.     

 Terdapat hubungan yang signifikan antara metode pembelajaran yang diterapkan oleh

guru dengan prestasi belajar siswa. Minimal dengan metode pembelajaran yang tepat,

dapat menjadi media penyampai yang efektif materi pendidikan agama Islam dan siswa

menjadi bersemangat untuk belajar pendidikan agama Islam. Oleh karena itu kemampuan

guru dalam memilih dan menerapkan metode secara tepat akan terus menjadi perhatian

sekolah untuk ditingkatkan.

3.      Seorang guru yang mampu mengelola pembelajaran termasuk di dalamnya

memilih dan mempergunakan etode dengan baik, akan menjadi tolak ukur tentang

kemampuan profesionalitas seorang guru. Secara langsung akan berpengaruh terhadap

hasil belajar, dan secara psikologis akan mampu membangun kedekatan dengan siswa

karena dalam proses belajar mengajar pendidikan agama Islam berlangsung komunikasi

edukatif.

B.     Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat disarankan

1.      Guru

      Sebagai sebuah pekerjaan profesional, diharapkan guru meningkatkan

kemampuan mengajarnya terutama yang menyangkut kemampuan praktis memilih dan

menggunakan metode secara tepat. Tentunya kemauan para guru untuk meningkatkan

skill mengajar bisa dilakukan dengan secara intens membaca berbagai literatur-literatur

keguruan dan mengikuti pelatihan-pelatihan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

maupun oleh organisasi keguruan.

2.      Sekolah

      Agar kiranya melengkapi sekolah dengan berbagai media dan alat peraga yang

sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan

pendidikan agama Islam. Dengan alat peraga yang memadai, maka proses belajar

mengajar akan semakin kondusif dan akan memecahkan kebosanan siswa yang

diakibatkan oleh metode belajar yang monoton.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta : Yayasan Penterjemah Al-Qur'an, 1992

Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodik Khusus Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : 1981

Djamarah,  Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Cetakan I; Jakarta: Rineka Cipta, 2000 

Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid. Cetakan I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000 

Roestiyah. Masalah Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem. Cetakan III; Jakarta: Rineka Cipta, 1994

Sriyono. Teknik  Belajar Mengajar dalam CBSA. Cetakan I; Jakarta: Rineka Cipta, 1992

Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama  Islam,  Jakarta : 2002

Takariawan, Cahyadi. Pernik-Pernik Rumah Tangga Islami.  Cetakan II;  Solo: Intermedia, 2000

Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Cet. I;  Jakarta  :  Ciputat Press

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Rineka Cipta, 2003