20
 BAB 1 PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Dalam penyusunan laporan karya tulis ini,penyusun mendapat objek  be rda sar kan zia roh dan pen elit ian yang di laksan aka n pad a tangga l 31 Desember 2008 dan penyusun mengambil judul: KEANEKARAGAMAN AVES DI KEBUN BINATANG WONOKROMO SURABAYA Ad ap un pe nulis me ng ambi l judul te rsebut karena be be rapa alasan diantaranya adalah: 1. Untuk menget ahui secara ter peri nci tent ang keanekar agama n hayati khususnya di kebun binatang wonokromo Surabaya. 2. Untuk me nget ahui ber apa ban yak aves yang masi h ada. 3. Untuk men ambah il mu d an wawasan yan g ma sih bel um kami ket ahu i. B. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian penulis dalam pembuatan karya tulis adalah: 1. Memenu hi per sya rata n meng iku ti u jian nas ion al ata u madr asa h 2. Mengun gka pkan s esu atu yan g te lah dip ela jari dal am karya tu lis i ni 3. Leb ih mengeta uhi jenis-j eni s av es d ike bun bin atan g di sur aba ya 4. Me lati h k er ja sama da la m k el ompo k 5. Melaksanakan program tahunan madrasah aliyah el-bayan 6. Bel aja r me nci nta i da n meny ayangi marga sat wa teru tama bur ung C. MET ODE PENGUMPUL AN DATA Metode yaitu cara atau langkah yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang di pakai dalam penyusunan karya tulis ini adalah: 1. Metode observasi Yaitu metode yang di lakukan dengan cara mengamati secara langsung objek yang di teliti 2. Metode literatur  Ya it u me to de ya ng di la ku ka n de ng an me nc ar i in formas i ya ng  berkaitan dengan objek 

KARYA TULIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 1/19

 

BAB 1

PENDAHULUAN

A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Dalam penyusunan laporan karya tulis ini,penyusun mendapat objek 

  berdasarkan ziaroh dan penelitian yang di laksanakan pada tanggal 31

Desember 2008 dan penyusun mengambil judul:

KEANEKARAGAMAN AVES DI KEBUN BINATANG

WONOKROMO SURABAYA

Adapun penulis mengambil judul tersebut karena beberapa alasan

diantaranya adalah:

1. Untuk mengetahui secara terperinci tentang keanekaragaman hayati

khususnya di kebun binatang wonokromo Surabaya.

2. Untuk mengetahui berapa banyak aves yang masih ada.

3. Untuk menambah ilmu dan wawasan yang masih belum kami ketahui.

B. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian penulis dalam pembuatan karya tulis adalah:

1. Memenuhi persyaratan mengikuti ujian nasional atau madrasah

2. Mengungkapkan sesuatu yang telah dipelajari dalam karya tulis ini

3. Lebih mengetauhi jenis-jenis aves dikebun binatang disurabaya

4. Melatih kerja sama dalam kelompok 

5. Melaksanakan program tahunan madrasah aliyah el-bayan

6. Belajar mencintai dan menyayangi marga satwa terutama burung

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode yaitu cara atau langkah yang ditempuh untuk mencapai suatu

tujuan. Metode yang di pakai dalam penyusunan karya tulis ini adalah:

1. Metode observasi

Yaitu metode yang di lakukan dengan cara mengamati secara langsung

objek yang di teliti

2. Metode literatur 

Yaitu metode yang dilakukan dengan mencari informasi yang

 berkaitan dengan objek 

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 1

Page 2: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 2/19

 

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami laporan ini kami

menyajikan sistematika penulisan dengan susunan:

Bab 1: Pendahuluan, meliputi:

Alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metode pengumpulan data, dan

sistematika penulisan.

Bab II:Pembahasan, meliputi:

Deskripsi lokasi, keanekaragaman hayati, keanekaragaman aves.

Bab III: Penutup , meliputi:

Saran – saran dan kata penutup.

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 2

Page 3: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 3/19

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI

Kebun binatang Wonokromo terletak di kota Surabaya ditandai

dengan sebuah bangunan/monumen berlambang ikan Hiu (Sura) dan Buaya

(Baya) yang sedang berkelahi. Kebun binatang Wonokromo terletak di

 jalan Setail no.01 Surabaya, kira-kira 200 meter dari terminal Wonokromo,

dan tidak jauh dari terminal Bungurasih, serta stasiun kereta api, seperti:

stasiun Semut, Gubeg, dan stasiun Pasar Turi. Banyak kendaraan yang

dapat dijadikan sarana transportasi untuk menuju kebun binatang, seperti:

taksi, minibus, dan ojek.

Kebun binatang tersebut kurang lebih seluas 15 hektar dihuni lebih

dari 4.000 satwa dari 300 spesies yang di datangkan dari penjuru dunia

seperti burung, mamalia, reptil, ikan, dan lain – lain. Selain sebagai

 penangkaran hawan, kebun binatang Wonokromo juga di lengkapi dengan

ribuan koleksi flora dari berbagai wilayah di Indonesia sehingga disebut

“BOTANICAL AND ZOOLOGICAL GARDENS SOCIETY OF

SURABAYA” (Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya).

Pada waktu tertentu untuk meramaikan sekaligus mengundang minat para pengunjung, kebun binatang Wonokromo mengadakan berbagai acara,

diantaranya: Tunggang gajah, setiap hari (pukul 10.00 - 13.00 WIB), kereta

onta, tunggang kuda, dan aneka pertunjukan satwa, Sabtu dan Minggu

(pukul 10.00 - 13.00 WIB).

B. KEANEKARAGAMAN HAYATI

Makhluk hidup yang ada di dunia ini sangat banyak jenis dan

  jumlahnya, dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan,

mulai dari organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi misalnya, dari

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 3

Page 4: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 4/19

 

makhluk bersel satu hingga bersel banyak, dari tingkat organisasi kehidupan

individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai

ekosistem.

Keanekaragaman mahluk hidup ditunjukan dengan adanya variasi

 bentuk, ukuran, jumlah dan ruang pada setiap kondisi lingkungan yang

 berbeda. Mahluk hidup yang sejenis (dalam sepesies yang sama) memiliki

ciri yang sama, jadi didalam spesies yang sama terdapat keseragaman ciri

mahluk hidup, sedangkan spesies yang berbeda terdapat keanekaragaman.

Keanekaragaman mahluk hidup disebut sebagai keanekaragaman

hayati atau biodiversitas, dalam satu jenis mahluk hidup juga dijumpai

  perbedaan/keberagaman, dan perbedaan sifat dalam satu jenis disebut

variasi, jadi keanekaragaman hayati terbentuk karena adaya keseragaman

dan keberagaman sifat/ciri mahluk hidup.

C. KEANEKARAGAMAN AVES

Aves adalah tergolong hewan bertulang belakang yang memiliki

 bulu dan sayap, fosil tertua aves ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai

 Archaeo pteryx . Jenis aves sangat bervariasi, mulai dari aves yang kecil

sampai dengan aves yang besar, diperkirakan terdapat 8.800-10.200 spesies

aves diseluruh dunia. Sekitar 1500 spesies ditemukan di Indonesia.

Berbagai jenis burung secara ilmiah digolongkan kedalam kelas AVES.

Aves memiliki ciri-ciri antara lain badan tertutup dengan bulu yang di

milikinya, sebagian besar aves menggunakan sayapnya sebagai alat gerak 

yang utama. aves termasuk hewan berdarah panas dengan suhu tubuh yang

tinggi. Peredaran darah aves tersusun oleh jantung sebagai pusat peradaran

darah. Selain jantung, pembuluh darah juga sangat berperan dalam

 peredaran darah. Pembuluh darah di bedakan menjadi dua yaitu pembuluh

darah vena dan pembuluh darah arteri. aves mempunyai alat pernapasan

 berupa pundi-pundi udara yang terletak di rongga dada, perut,leher dan di

antara tulang selangka.

Tubuh Aves hampir semuanya ditutupi oleh bulu-bulu halus yang

 berfugsi untuk menjaga kehangatan badan. Bulu tutup adalah bulu yamg

melindungi bulu halus dan memberi bentuk pada aves. Bulu tutup yang

 besar dan tersusun rapat terdapat pada sayap dan ekor yang digunakan untuk 

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 4

Page 5: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 5/19

 

terbang. Bulu sayap berbentuk panjang, kuat, ringan dan kaku sehingga

mudah diangkat di udara. Bulu ekornya digunakan untuk mengemudi pada

waktu terbang. Bangsa aves memiliki indra penglihatan yang tajam, dan

saluran pancernaannya mulai dari mulut/paruh, kerongkongan, tembolok,

lambung kelenjar, lambung dan kloaka. Aves berkembang biak dengan cara

  bertelur, kebanyakan aves membuat sarang untuk mengerami dan

menetaskan telurnya untuk kelangsungan hidup keturunannya.. aves yang

kami jadikan objek Penelitian diantaranya ialah:

1. Aceros everetti Deskripsi Bentuk 

Lebih kurang 70 cm. Sebagian besar hitam. Jantan:

kepala dan leher merah-karat. Betina: kepala dan leher 

hitam.

Deskripsi Suara

Dideskripsikan dengan berbagai cara sebagai nada

ketukan parau berulang-ulang; suara dua nada singkat,

erm-err; dan kokokokokokokoko.

Kebiasaan

Sendiri, berpasangan dan berkelompok hingga 15 ekor, dan dalam kelompok 

 besar hingga 70 ekor di pohon tidur. Kebanyakan sering di kanopi, adakalanya di

  bawah kanopi. Biasanya teramati ketika terbang dan di pohon-pohon buah.

Terbang diantara bekas-bekas hutan.

Nama Inggris : Sumba Hornbill

Nama Indonesia : Julang sumba

Ketinggian : 0 - 950 m

Daerah Sebaran : Nusa Tenggara;

Endemik  : Nusa Tenggara; (endemik Indonesia);

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Ya

Status CITES : appendix_2;

Burung Sebaran Terbatas : Ya

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 5

Page 6: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 6/19

 

Penyebaran Global : Endemik di Sumba, Nusa Tenggara barat.

Penyebaran lokal : Tidak umum. Menghuni hutan primer dan

sekunder lama selalu hijau; kadang tepi hutan,

 petak-petak pohon yang terisolasi dan pohon-

 pohon di lahan budidaya. Dari dataran rendah

sampai ketinggian 950+ m.

Habitat : Hutan primer dan hutan sekunder selalu hijau

2. Aethopyga duyvenbodei 

Deskripsi Bentuk 

Lebih kurang 12 cm. Jantan: bagian atas hijau metalik dan

  biru; punggung zaitun kekuningan; pita-tunggir kuning;

tenggorokan kuning. Betina: bagian atas zaitun kekuningan;

tunggir kekuningan; mahkota bersisik; tenggorokan dan

 bagian bawah kuning.

Deskripsi Suara

Tidak terdokumentasi, tapi mungkin memiliki suara dengan nada tinggi dan nyanyian

menggoda seperti jenis burung-madu lainnya.

Kebiasaan

Sendiri, berpasangan dan adakalanya dalam kelompok kecil. Biasanya teramati

  bergabung bersama dalam kelompok burung pencari makan, khususnya dengan

 burung-madu dan burung cabai. Mengumpulkan serangga dari vegetasi dan sarang

laba-laba.

Nama Inggris : Elegant Sunbird

Nama Indonesia : Burung-madu sangihe

Ketinggian : 0 - 900 m

Daerah Sebaran : Bali; Sulawesi;

Endemik  : Sulawesi; (endemik Indonesia);

Status IUCN : EN

Jenis Dilindungi : Ya

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik di Sangihe dan Siau (pulau-pulau kecil

di Sulawesi bagian utara).

Penyebaran lokal : Cukup umum di Sangihe. Menghuni perkebunan

campuran di sekitar petak-petak hutan yang

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 6

Page 7: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 7/19

 

tersisa; juga petak-petak hutan, tepi hutan dan

 pertumbuhan sekunder yang tinggi. Dari dataranrendah sampai ketinggian sekitar 900 m. Di Siau

hanya diketahui dari sebuah spesimen tunggal

yang dikoleksi pada abad yang lalu.

Habitat : Hutan, kebun

3. Aquila clanga

Deskripsi Bentuk 

62-74 cm. Pemangsa berukuran besar, berwarna gelap.

Dewasa coklat gelap dengan bulu-bulu terbang pucat

yang ramping. Sayap bagian bawah umumnya lebih

gelap daripada bulu-bulu terbang. Anak: garis

melintang dengan bintik-bintik putih pada sayap bagian

atas.

Deskripsi Suara

Menyalak kyak pada saat kawin

Kebiasaan

Ditemukan di hutan dataran rendah primer, bersarang di pohon tinggi dan berburu

di daerah rawa terbuka. Pada saat migrasi mengunjungi gurun, semak, lahan basah

dan mangrove.

Nama Inggris : Geater Spotted Eagle

Nama Indonesia : Rajawali totol

Ketinggian : 0 - 0 m

Daerah Sebaran : Sumatera;Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Ya

Status CITES : appendix_2;

Burung Sebaran Terbatas : Tidak 

Penyebaran Global : Berbiak mulai dari Finlandia sampai Cina, pada

musim dingin bermigrasi ke Kenya hingga

Jepang.

Penyebaran lokal : Di Asia berbiak di Rusia, Cina dataran utara,

Pakistan, India. Pengunjung musim dingin di

Jepang, Korea Selatan, Cina daratan,

Hongkong, Taiwan, Pakistan, India, Nepal,

Bhutan, Bangladesh, Thailand, Laos,

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 7

Page 8: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 8/19

 

Kambodia, Vietnam, Semenajung Malaysia,

Singapura dan Indonesia (Sumatera)Habitat : Hutan dataran rendah

Tekanan : Hilangnya habitat dan perburuan

4. Cacatua moluccensis

Deskripsi Bentuk 

46-52 cm. Jambul merah-jambu bangbang tua. Bagian

 bawah dan bulu terbang berwarna merah-jambu bangbang

tua; ekor bawah jingga kuning dan merah-jambu

 bangbang tua.

Deskripsi Suara

Dapat segera diidentifikasi sebagai suara kakatua, tapi

tidak keras, bernada tinggi, atau parau seperti kebanyakan jenis kakatua.

Kebiasaan

Sendiri, berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok 

hingga 16 ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari

lokasi pohon tidur ketika petang dan menjelang fajar. Walaupun terlihat terbang di

atas kanopi tapi kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan

dengan tenang di kanopi dan lapisan tengah kanopi.

Nama Inggris : Salmon-crested Cockatoo

Nama Indonesia : Kakatua maluku

Ketinggian : 0 - 1000 m

Daerah Sebaran : Maluku;

Endemik  : Maluku; (endemik Indonesia);

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Ya

Status CITES : appendix_1;

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik di Maluku selatan.

Penyebaran local : Seram, Ambon, Haruku dan Saparua. Dulu

umum, jenis ini sekarang langka sampai tidak 

umum. Menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi; juga hutan yang rusak. Dari

 permukaan laut sampai ketinggian 1000 m.

Habitat : Hutan primer, hutan sekunder 

Tekanan : Penangkapan untuk perdagangan

5. Carpococcyx viridis

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 8

Page 9: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 9/19

 

Deskripsi Bentuk 

55 cm. Tohktor berukuran besar, terestrial, dan penghuni hutan. Ekor panjang dan penuh. Kaki dan

 paruh hijau kokoh. Mahkota hitam, bercorak hijau pada

mahkota belakang. Mantel, bagian atas, leher samping,

  penutup sayap dan penutup sayap tengah berwarna

hijau pudar. Bagian bawah coklat dengan palang coklat kehijauan luas. Sayap

dan ekor hitam kehijauan mengilap. Tenggorokan bawah dan dada bawah hijau

 pudar, bagian bawah sisanya bungalan kayu manis, sisi tubuh kemerahan. Kulitgundul sekitar mata hijau, lila dan biru.

Deskripsi Suara

Belum ada informasi

Kebiasaan

Penghuni permukaan tanah, diperkirakan memakan vertebrata kecil dan

invertebrata besar dari lantai hutan.

Nama Inggris : Sumatran Ground-cuckoo

Nama Indonesia : Tokhtor sumatera

Ketinggian : 500 - 700 m

Daerah Sebaran : Sumatera;

Endemik  : Sumatera; (endemik Indonesia);

Status IUCN : CR 

Jenis Dilindungi : Tidak 

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik Sumatera.

Penyebaran lokal : Tertangkap oleh kamera pada bulan November 

1997 di Bukit Barisan Selatan National Park 

(ketinggian sekitar 500 m). Catatan tambahan

yang belum terkonfirmasi pada tahun 2000 dari

Suaka Margasatwa Bukit Rimbang-Baling di

daerah perbukitan, hutan sekunder terbuka pada

ketinggian 700 m. Sangat sedikit informasi

tentang status populasi.

Habitat : Hutan perbukitan sekunder, hutan pegunungan

 bawah

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 9

Page 10: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 10/19

 

6. Casuarius unappendiculatus

Deskripsi Bentuk 

1,2-1,5 m. Kasuari besar dari dataran rendah bagian

utara, bertanduk tinggi dan tebal, menyegitiga dan leher 

 bergelambir tunggal.

Deskripsi Suara

Mendengkur mirip dengan jenis lainnya.

Kebiasaan

Hutan hujan pamah dan hutan rawa; di Sepik sering dipelihara dalam penangkaran. Burung yang liar sangat pemalu.

Nama Inggris : Northern Cassowary

Nama Indonesia : Kasuari gelambir-tunggal

Ketinggian : 0 - 700 m

Daerah Sebaran : Papua;

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Ya

Burung Sebaran Terbatas : Tidak Penyebaran lokal : Dataran rendah bagian utara P. Papua, dari

timur Daerah Kepala Burung sampai S. Ramu,

dan P. Yapen, P. Batanta, dan P. Salawati, dari

ketinggian permukaan laut sampai 700 m.

Habitat : Hutan pamah, hutan rawa

7. Ciconia stormi 

Deskripsi Bentuk 

Berukuran besar (80 cm), berwarna hitam dan putih

dengan paruh merah yang melengkung sedikit ke atas.

Sayap, punggung, mahkota, dan dada hitam;

tenggorokan, tengkuk, perut, dan ekor putih. Kulit

muka merah kemerahjambuan, terutama pada masa

 berbiak. Lingkar mata kuning. Perbedaannya dengan

Bangau sandang-lawe adalah sisi leher hitam, lingkar mata kuning, dahi sedikit

  putih, dan paruh lebih merah. Tetapi Bangau sandang-lawe dari Jawa

mempunyai paruh kemerahan, tersebar sampai Sumatera selatan. Remaja: bulu

hitam diganti dengan coklat. Iris dan paruh merah, tungkai dan kaki merah

muda.

Deskripsi Suara

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 10

Page 11: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 11/19

 

Keprakan paruh

Kebiasaan

Hidup di hutan rawa rapat dan bersarang dalam kelompok.

Nama Inggris : Storm\'s Stork 

Nama Indonesia : Bangau storm

Ketinggian : 0 - 0 m

Daerah Sebaran : Sumatera; Kalimantan; Jawa;

Status IUCN : EN

Jenis Dilindungi : Tidak 

Burung Sebaran Terbatas : Tidak Penyebaran Global : Semenanjung Malaysia, Kalimantan, dan

Sumatera.

Penyebaran lokal : Tersebar jarang di rawa air tawar dan hutan

rawa di dataran rendah Sumatera (termasuk 

Mentawai) dan Kalimantan. Tercatat satu kali

di Jawa barat pada tahun 1920 (spesimennya

disimpan di Museum Zoologi Bogor).

Habitat : Hutan rawa

Tekanan : Hilangnya habitat

8. Egretta eulophotes

Deskripsi Bentuk 

Berukuran sedang (68 cm), berwarna putih dengan

kaki kehijauan. Paruh hitam dengan pangkal bawah

kuning. Pada musim dingin, perbedaannya dengan

Kuntul kecil adalah pada ukuran (besar) dan pada

warna kaki. Perbedaan dengan bentuk putih dari Kutul

karang adalah kaki panjang serta paruh lebih runcing

dan berwarna lebih gelap. Pada masa berbiak: paruh kuning dan kaki hitam. Iris

kuning coklat, paruh hitam dengan pangkal bawah kuning, kaki kuning hijau

sampai abu-abu - biru.

Deskripsi Suara

Umumnya pendiam. Erangan rendah ketika merasa terganggu.

Kebiasaan

Seperti Kuntul kecil, aktif mencari mangsa di air dangkal. Sering mengunjungi

gosong lumpur pasang surut, muara sungai dan laguna.

Nama Inggris : Chinese Egret

Nama Indonesia : Kuntul cina

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 11

Page 12: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 12/19

 

Ketinggian : 0 - 0 m

Daerah Sebaran : Sumatera; Kalimantan; Jawa; Bali; Sulawesi;

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Ya

Burung Sebaran Terbatas : Tidak 

Penyebaran Global : Berbiak di pulau-pulau lepas pantai barat Korea

utara dan pulau-pulau lepas pantai Shanghai,

Cina. Pada musim dingin kebanyakan terlihat

 berada di Filipina.

Penyebaran lokal : Pernah terlihat di Berbak, Sumatera (dan satu

ekor pernah dikoleksi di Mentawai, tetapi

sekarang hilang). Pada awal abad ini ditemukan

di Kalimantan bagian utara. Masih secara teratur 

dilaporkan dari Kalimantan, termasuk dari

 belahan selatan (muara Mahakam). Pernah sekali

terlihat di Jawa (Pangandaran). Kecuali pada

masa berbiak, pengamatan harus dilakukan agak hati-hati. Tercatat juga di Sulawesi dan

Manterawu.

Habitat : Gosong lumpur, laguna, muara sungai

Informasi lainnya : Migran yang langka di kawasan Wallacea,

tercatat hanya tiga atau empat kali: di awal

Oktober, Februari dan April.

9. Habroptila wallacii 

Deskripsi Bentuk 

40 cm. Abu-abu sabak tua; paruh panjang, merah terang; mata dan tungkai merah.

Deskripsi Suara

Dilaporkan oleh masyarakat lokal bersuara seperti dentaman genderang pelan.

Kebiasaan

Hanya sedikit diketahui. Kemungkinan penyendiri? Sangat tidak mencolok,

 pemalu dan sulit diamati. Adakalanya melintasi daerah terbuka, termasuk anak 

sungai.

Nama Inggris : Drummer Rail

Nama Indonesia : Mandar gendang

Ketinggian : 0 - 0 m

Daerah Sebaran : Maluku;

Endemik  : Maluku; (endemik Indonesia);

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 12

Page 13: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 13/19

 

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Tidak 

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik di Halmahera, Maluku Utara

Penyebaran lokal : Tidak umum. Menghuni daerah yang sangat

 berawa, khususnya rawa-rawa sagu; juga tepian

 payau, pertumbuhan sekunder dan tepi hutan.

Sebagian besar burung yang menghuni hutan

dilaporkan oleh penduduk lokal.

Habitat : Rawa, tumbuhan sekunder, tepi hutan

10. Lophura hoogerwerfi 

Deskripsi Bentuk 

Berukuran besar (40-50 cm), berwarna gelap. Jantan

  belum pernah dikoleksi, tetapi pernah diambil

gambarnya di Lembah Mamas, Taman Nasional G.

Leuser, terlihat seperti Sempidan Sumatera, hitam

kebiruan mengilap dan tanpa jambul. Betina: mirip

sekali dengan Sempidan Sumatera, tetapi punggung lebih coklat, tubuh bagian

 bawah kurang coklat dan seluruhnya bercoretkan hitam. Terlihat lebih seragam

tanpa pola sisik pada bulu tengah yang berwarna pucat yang terdapat pada

Sempidan Sumatea. Tubuh bagian bawah coklat kekuningan, tenggorokan

keputih-putihan, ekor hitam.

Deskripsi Suara

Tidak ada informasi.Kebiasaan

Hidup di lantai hutan pegunungan, dalam kelompok kecil dengan satu jantan dan

 beberapa betina.

Nama Inggris : Hoogerwerf\'s Pheasant

Nama Indonesia : Sempidan aceh

Ketinggian : 1200 - 2000 m

Daerah Sebaran : Sumatera;

Endemik  : Sumatera; (endemik Indonesia);

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Tidak 

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik di Sumatera.

Penyebaran lokal : Dikenal dari Sumatera utara di hutan pegunungan

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 13

Page 14: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 14/19

 

antara ketinggian 1.200-2.000 m. Ada sedikit

catatan dari Dataran Tinggi Gayo (termasuk Taman Nasional G. Leuser).

Habitat : Hutan pegunungan

Informasi lainnya : Status taksonomi tidak pasti. Hanya diketahui

dari dua betina. Oleh beberapa pakar mungkin

dimasukkan sebagai ras dari Sempidan Sumatera.

11. Megalurus albolimbatus

Deskripsi Bentuk 

15 cm. Terbatas di daerah S. Fly. Perhatikan tubuh

  bagian bawah putih bersih, mahkota merah-karat

 polos, dan nada panggilan sendu.

Deskripsi Suara

Bersuara paling keras pada petang hari; siulan dua nada yang sendu mirip suara

Cica-koreng kecil; suara tanda bahaya tchit atau tchit-tchit - churrr mudah

ditirukan; kicauan berupa campuran nada yang parau dan merdu yang kompleks,

 jauh lebih menarik daripada kicauan Cica-koreng timur, dan lebih kompleks

daripada kicauan Cica-koreng kecil yang sederhana.

Kebiasaan

Burung yang aktif bebas dengan gerakan tersentak-sentak, dan terbang cukup

kuat dan terarah; tidak selamban Cica-koreng timur; ekor ditegakkan dan sayap

terkulai; suka bersembunyi, tetapi dapat dipancing oleh suara tiruan. Di antara

teki-tekian yang tergenang di sepanjang mata air dan danau.

Nama Inggris : Fly River Grassbird

Nama Indonesia : Cica-koreng mahkota-polos

Ketinggian : 0 - 0 m

Daerah Sebaran : Papua;

Endemik  : Papua;

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Tidak 

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : PapuaPenyebaran lokal : Diketahui dari dua lokasi di daerah Fly di bagian

tengah Fly, di Danau Daviumbu, dan di

Bensbach, dekat perbatasan Papua Barat.

Habitat : Teki-tekian sepanjang danau dan sungai

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 14

Page 15: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 15/19

 

12. Macrocephalon maleo

Deskripsi Bentuk 

55-60 cm. Bertanduk; ekor lebar; hitam kecoklatan

dengan perut putih kemerahjambuan; muka kuning

gundul; tungkai abu-abu. Anak: mahkota abu-abu

kekuningan tua tidak bertanduk.

Deskripsi Suara

 Nada aneh, sering, berlarut-larut, bergetar, meringkik, sengau kee-ourrrrrrrrrrrrr 

atau coo-ourrrrrrrrrrrrrr oleh jantan. Dua nada, seperti suara itik kuk-kuk, yangdisuarakan oleh betina pada saat merespon suara panggilan pertama oleh jantan.

Suara seperti angsa gak-gak-gak, pada saat diserang atau diganggu oleh maleo

lain di tempat bersarang. Suara erangan tetap, tenang mm-mm, mm-mm....., saat

menggali atau berjalan di sekitar tempat bersarang.

Kebiasaan

Biasanya berpasangan. Jarang terlihat jauh dari sarangnya. Pemalu.

Nama Inggris : Maleo Maleo

Nama Indonesia : Maleo senkawor 

Ketinggian : 0 - 1200 m

Daerah Sebaran : Bali; Sulawesi;

Endemik  : Sulawesi; (endemik Indonesia);

Status IUCN : EN

Jenis Dilindungi : Ya

Status CITES : appendix_1;

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik di subkawasan Sulawesi: Sulawesi,

Bangka, Lembeh dan Butung. Juga Sangihe

(status?), dan dulu di Siau dan Tahulandang, yang

mungkin diintroduksi.

Penyebaran lokal : Biasanya langka. Sarang-sarangnya bersama di

 pasir dan pantai gunung berapi dan di tanah-tanah

yang hangat dari panas bumi di hutan pamah

  primer dan hutan perbukitan. Menghindari

  pembiakan di hutan primer, hutan sekunder,

sungai dan rawa-rawa. Dari permukaan laut

sampai ketinggian 1200+ m.

Habitat : Hutan pamah primer dan hutan perbukitan

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 15

Page 16: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 16/19

 

13. Otus angelinae

Deskripsi Bentuk 

Berukuran kecil (20 cm), berwarna gelap. Berkas telinga

mencolok, alis putih. Tubuh bagian atas coklat keabuan,

 bercoret rapat, dan berbercak-bercak hitam. Tubuh bagian

  bawah bergaris dan bercoret hitam pada dada, keputih-

  putihan pada perut. Iris kuning emas, paruh kuning, kaki

kuning kotor.

Deskripsi SuaraBurung muda yang sedang belajar terbang: keras "tch-tschschsch", diulang setiap

enam detik, mengingatkan pada Celepuk reban muda. Suara dewasa mirip

Celepuk raja, tetapi sangat jarang terdengar.

Kebiasaan

Sedikit sekali diketahui, terdapat di hutan pegunungan antara ketinggian 1.500-

2.500 m.

Nama Inggris : Javan Scops-owl

Nama Indonesia : Celepuk jawa

Ketinggian : 1500 - 2500 m

Daerah Sebaran : Jawa;

Endemik  : Jawa; (endemik Indonesia);

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Tidak 

Status CITES : appendix_2;

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik di Jawa.

Penyebaran lokal : Diketahui dari berbagai tempat di Jawa, tercatat

dari G. Salak, G. Pangrango, G. Tangkuban

Perahu, G. Ciremai, dan Dataran Tinggi Ijen.

Sangat sedikit catatan lapangan, akan tetapi

karena menggunakan jala kabut, diperoleh kesan

 bahwa jenis ini tidak terlalu jarang, tetapi sering

terlewat.

Habitat : Hutan pegunungan

14. Aepypodius bruijnii

Deskripsi Bentuk 

43 cm. Mirip dengan Maleo gunung kecuali bagian bawah coklat kadru dan leher 

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 16

Page 17: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 17/19

 

  jantan bergelambir tiga. Satu-satunya maleo di P.

Waigeo.Deskripsi Suara

Belum diketahui, tapi mungkin serial suara berkokok 

atau klakson pendek.

Nama Inggris : Waigeo Brush-turkey

Nama Indonesia : Maleo waigeo

Ketinggian : 0 - 0 m

Daerah Sebaran : Papua;

Endemik  : Papua; (endemik Indonesia);

Status IUCN : EN

Jenis Dilindungi : Tidak 

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik Pulau Waigeo, Papua barat

Penyebaran lokal : Tampaknya penghuni yang jarang di P. Waigeo,

 beberapa spesimen yang diketahui diperoleh dari

 pengumpul di lapangan.

Habitat : Hutan pegunungan

15. Treron floris

Deskripsi Bentuk 

29 cm. Hijau, bagian bawah agak kuning; mahkota abu-

abu pucat; dahi keputih-putihan.

Deskripsi Suara

Belum ada informasi

Kebiasaan

Biasanya dalam kelompok kecil hingga 10 ekor, adakalanya dalam kelompok besar 

hingga 20 ekor, dan kadang-kadang dalam satu atau dua kelompok besar. Waspadadan tidak mencolok. Memakan buah-buah kecil, termasuk buah ara di kanopi. Jarang

 bertengger di tempat terbuka. Mungkin berpindah-pindah tempat secara lokal.

Nama Inggris : Flores Green Pigeon

Nama Indonesia : Punai flores

Ketinggian : 0 - 1000 m

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 17

Page 18: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 18/19

 

Daerah Sebaran : Nusa Tenggara;

Endemik  : Nusa Tenggara; (endemik Indonesia);

Status IUCN : VU

Jenis Dilindungi : Tidak 

Burung Sebaran Terbatas : Ya

Penyebaran Global : Endemik di Nusa Tenggara barat: Lombok,

Sumbawa, Flores, Besar, Solor, Lomblen, Pantar,

Alor.

Penyebaran lokal : Tidak umum. Menghuni petak-petak hutan primer 

dan sekunder yang tinggi, hutan pesisir, juga lahan

 budidaya yang pohonnya jarang dan semak. Dari

  permukaan laut sampai ketinggian 600 m

(Lombok), 550 m (Sumbawa) dan 1000 m

(Flores).

Habitat : Hutan primer, hutan sekunder, hutan pesisir, lahan

 budidaya, semak.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari laporan yang kami uraikan diatas, maka dapat disimpulkan

 bahwa:

1. Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkatan

kehidupan serta keseragaman dan keberagaman ciri makhluk hidup.

2. Spesies yang sama terdapat keseragaman ciri makhluk hidup,

sedangkan antar spesies terdapat perbedaan ciri.

3. Aves adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang yang

memiliki bulu dan sayap.

4. Kebun binatang Surabaya merupakan perkumpulan taman flora dan

fauna yang cukup besar karena koleksinya cukup banyak 

B. SARAN

Demi kemajuan kebun binatang Surabaya perlu adanya:

1. Penertiban para pedagang.

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 18

Page 19: KARYA TULIS

5/12/2018 KARYA TULIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/karya-tulis-55a4d5ab81e06 19/19

 

2. Penyesuaian antara nama satwa yang terpampang dengan satwa yang

dipamerkan seperti pada area akuarium.

C. KATA PENUTUP

Tiada kata yang terindah yang dapat diucapkan kecuali rasa syukur 

kepada Alloh SWT. Yang telah menganugerahkan nikmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelasaikan laporan karya tulis ini meskipun

terdapat kekurangan disana - sisni.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita

nabi Muhammad SAW. Serta kami haturkan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya laporan ini .

Akhirnya dengan segala kerendahan hati yang paling dalam, kami

mohon dengan segala harapan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

 penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Dipenghujung karya tulis ini penyusun memohon maaf apabila

terdapat kata-kata atau penulisan yang kurang baik dan tepat, hal ini

disebabkan kelalaian penyusun dan kekurangan ilmu dan wawasan

 penyusun.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, D.A, dkk. 2005. Biologi SMA 1. Jakarta; Erlangga

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi SMA 1A. Jakarta; Erlangga

Whitten, Tony, dkk. 1996. Ekologi Jawa dan Bali. Jakarta; Prenhallindo

Wnatasasmita, Djamhur dan Sukarno. 1993. Biologi SMU 1. Jakarta; PT.Garuda

Maju Cipta.

karya tulis-keanekaragaman “ AVES” 19