91
i KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. C DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI RUANG TULIP RUMAH SAKIT TK III BRAWIJAYA SURABAYA Oleh : NINDYA CAHYANI NIM : 1902055 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2020

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. C DENGAN …eprints.kertacendekia.ac.id/165/1/KTI NINDIA.pdf · 2020. 7. 1. · ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. C DENGAN DIAGNOSA

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    KARYA TULIS ILMIAH

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. C DENGAN DIAGNOSA

    MEDIS HIPERTENSI DI RUANG TULIP RUMAH SAKIT TK III

    BRAWIJAYA SURABAYA

    Oleh :

    NINDYA CAHYANI

    NIM : 1902055

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

    AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

    SIDOARJO

    2020

  • ii

    KARYA TULIS ILMIAH

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. C DENGAN DIAGNOSA

    MEDIS HIPERTENSI DI RUANG TULIP RUMAH SAKIT TK III

    BRAWIJAYA SURABAYA

    Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar

    Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep)

    Di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

    Oleh :

    NINDYA CAHYANI

    NIM : 1902055

    PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

    AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA

    SIDOARJO

    2020

  • iii

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Nindya Cahyani

    NIM : 1902055

    Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 26 April 1996

    Institusi : Akademi Keperawatan Kerta Cendekia

    Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ASUHAN

    KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.C DENGAN DIAGNOSA MEDIS

    HIPERTENSI DI RUANG TULIP RUMAH SAKIT TK III BRAWIJAYA

    SURABAYA” adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun

    keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

    pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

    Sidoarjo, 20 Agustus 2019

    Yang Menyatakan,

    Nindya Cahyani

    Mengetahui,

    Pembimbing 1 Pembimbing 2

    Ns. Faida Annisa, S.Kep.,MNS Ns. Riesmiyatiningdyah, S.Kep.,M.Kes

    NIDN. 0708078606 NIDN. 0725027901

  • iv

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Nama : Nindya Cahyani

    Judul : Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. C Dengan Diagnosa

    Medis Hipertensi Di Ruang Tulip Rumah Sakit TK III

    Brawijaya Surabaya

    Telah disetujui untuk di ujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

    pada tanggal 20 Agustus 2019

    Oleh :

    Mengetahui,

    Direktur

    Pembimbing 2

    Ns. Riesmiyatiningdyah, S.Kep.,M.Kes

    NIDN. 0725027901

    Pembimbing 1

    Ns. Faida Annisa, S.Kep.,MNS

    NIDN. 0708078606

  • v

    HALAMAN PENGESAHAN

    Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di Program D3

    Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

    Tanggal: …………..

    TIM PENGUJI

    Tanda Tangan

    Ketua : Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes ……………………

    Anggota : 1. Ns. Riesmiyatiningdyah, S.Kep., M.Kes ……………………

    2. Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS ……………………

    Mengetahui,

    Direktur

  • vi

    MOTTO

    Ku olah kata, kubaca makna, kurangkai dalam alinea, kubingkai dalam bab

    sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar ahli madya kuterima, orangtua, calon

    suami dan calon mertua pun bahagia.

    Ada tiga hal yang bisa membuat merasa bahagia yaitu : seseorang untuk dicintai,

    sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    taufik dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

    dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. C Dengan Diagnosa Medis

    Hipertensi di Ruang Tulip Rumah Sakit TK III Brawijaya Surabaya”, sebagai

    salah satu persyaratan program pendidikan D3 Keperawatan di Akademi

    Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

    Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan berhasil sesuai dengan

    yang diharapkan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih tidak

    lupa disampaikan dengan hormat kepada :

    1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam

    menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

    2. Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes, Selaku Direktur dan Ketua Penguji di

    Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo yang telah mengesahkan.

    3. Faida Annisa, S.Kep., Ns., MNS, Selaku Pembimbing I yang selalu

    memberikan bimbingan dengan sangat baik, memberi nasehat dan perhatian,

    serta meluangkan waktunya untuk membantu menyelesaikan Karya Tulis

    Ilmiah ini.

    4. Riesmiyatiningdyah, S.Kep., Ns., M.Kes, Selaku Pembimbing II yang selalu

    memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penulisan Karya Tulis

    Ilmiah ini.

    5. Seluruh Dosen Program Studi D3 Keperawatan di Akademi Keperawatan

    Kerta Cendekia Sidoarjo.

    6. Kedua orang tua teruntuk mama wanita hebat tersegalanya yang dengan tulus

    memberikan semangat, motivasi, support yang tiada henti, menasehati,

    mendoakan, memberi dukungan dan pengorbanan baik berupa spiritual

    maupun material yang tak terhingga nilainya.

    7. Kedua kakak saya Yosita Rahmasari dan Lilik Sri Rahayu, Keluarga dan

    seluruh teman-teman seperjuangan yang sudah memberi semangat, dukungan

    serta mendo’akan.

  • viii

    8. Dan terakhir untuk best support Adam Maulana Afuan, yang selalu menemani

    selalu mendo’akan hingga awal sampai terselesaikan, sabar dengan segala

    keluh kesahku dan dengan ketulusannya menjadi tempat terbaik.

    Selanjutnya penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih

    banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, sarana dan kritik yang

    konstruktif senantiasa penulis harapkan. Penulis berharap semoga Karya Tulis

    Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama di

    Civitas Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo dan bagi keperawatan.

    Sidoarjo, 20 Agustus 2019

    Penulis

    (NindyaCahyani)

  • ix

    DAFTAR ISI

    SAMPUL DEPAN ........................................................................................... i

    SAMPUL DALAM dan PRASYARAT GELAR ............................................ ii

    SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii

    HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

    MOTTO………… ........................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

    BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................... 2 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 3

    1.3.1 Tujuan umum ................................................................ 3 1.3.2 Tujuan khusus ............................................................... 3

    1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................... 3 1.4.1 Manfaat akademis ......................................................... 3 1.4.2 Manfaat praktisi ............................................................ 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8

    2.1 Definisi Hipertensi ........................................................................ 8

    2.2 Etiologi .......................................................................................... 9

    2.3 Patofisiologi .................................................................................. 12

    2.4 WOC ........................................................................................... 14

    2.5 Klasifikasi ...................................................................................... 15

    2.6 Tanda dan Gejala ........................................................................... 15

    2.7 Komplikasi .................................................................................... 16

    2.8 Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 15

    2.9 Penatalaksanaan............................................................................. 18

    2.10 Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................... 19

    2.11 Diagnosa Keperawatan ................................................................ 22

    2.12 Intervensi Keperawatan ............................................................... 21

    2.13 Implementasi Keperawatan ......................................................... 29

    2.14 Evaluasi Keperawatan ................................................................. 29

    BAB 3 TINJAUAN KASUS........................................................................... 30

    3.1 Pengkajian Keperawatan ................................................................ 30

    3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................... 39

    3.3 Intervensi Keperawatan .................................................................. 41

    3.4 Implementasi Keperawatan ............................................................ 44

    3.5 Evaluasi .......................................................................................... 56

    BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................. 59

    4.1 Pengkajian ...................................................................................... 59

    4.2 Diagnosa ......................................................................................... 61

    4.3 Perencanaan .................................................................................... 62

  • x

    4.4 Pelaksanaan .................................................................................... 64

    4.5 Evaluasi .......................................................................................... 65

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 67

    5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 67

    5.2 Saran… ........................................................................................... 68

    5.2.1 Saran bagi peneliti lanjutan .................................................... 68

    5.2.2 Saran bagi kegunaan praktisi .................................................. 68

    5.2.3 Saran bagi keluarga ................................................................ 69

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Judul Tabel Halaman

    Tabel 2.5 : Klasifikasi Hipertensi (Nanda,2015) 13

    Tabel 3.3 : Analisa Data 34

    Tabel 3.4 : Perencanaan Keperawatan 36

    Tabel 3.5 : Implementasi Keperawatan 41

    Tabel 3.6 : Evaluasi 64

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Judul Gambar Halaman

    Gambar 2.4 : Web Of Coution (Nanda, 2015) 12

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Judul Tabel Halaman

    Lampiran 1 : Format Pengkajian

    Lampiran 2 : Inform Concent

    Lampiran 3 : Surat Ijin Penelitian

    Lampiran 4 : Surat Balasan Penelitian

    Lampiran 5 : Lembar Konsul Laporan Tugas Akhir

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Hipertensi meruapkan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan

    tekanan darah di atas normal yang di tunjukkan oleh angka sistolik (>140 mmHg)

    dan angka diastolik (>90 mmHg) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat

    pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) atau

    alat digital. Penyakit hipertensi terus mengalami kenaikan dan prevalensinya cukup

    tinggi dari tahun ketahun. Penyakit ini sering dijumpai di masyarakat maju, baik pria

    ataupun wanita, tua ataupun muda, dan gejalanya tidak terasa. Penyakit ini disebut

    sebagai silent diseases dan merupakan faktor risiko utama dari perkembangan atau

    penyebab penyakit jantung dan stroke. Karena tidak dapat di lihat tanda-tanda gejala

    dari luar. Perkembangan hipertinsi berjalan. Secara perlahan tetapi secara potensial

    sangat berbahaya, Bila tidak terkontrol akan menyebabkan kerusakan pada organ

    tubuh lainnya, seperti otak, ginjal, mata dan kelumpuhan organ-organ gerak (Wahdah

    N, 2011).

    Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi usia 18 tahun

    keatas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi mengalami stroke. Sedangkan

    sisanya mengalami penyakit jantung, gagal ginjal, dan tuberkolosis, jumlah mencapai

    6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia. Riskesdas

    (dalam Endang Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia terus terjadi

    peningkatan. Menurut data kementrian RI tahun 2009 menunjukkan bahwa

  • 2

    prevalensi hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2010

    (Apriany, 2012). Profil data kesehatan Indonesia tahun 2013 menyebutkan bahwa

    hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak

    di rumah sakit pada tahun 2014, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62%

    wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2015). Menurut hasil riset

    dinas kesehatan provinsi Jawa Timur tahun 2016 mempunyai prevalensi sebesar

    37,4%. Menurut survey terpadu penyakit atau di singkat STP Puskesmas di Jatim

    (tahun 2015), sejumlah daerah di Jatim yang paling banyak menyumbang pasien

    penderita hipertensi Kabupaten Malang, jumlah penderita 31.789 orang. Disusul

    Kota Surabaya peringkat ke -2 sejumlah 28.970 penderita, Madura peringkat ke -3

    sebanyak 28.955 penderita.

    Penyakit hipertensi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah gaya

    hidup terutama dalam pengaturan diet sehari-hari. Perubahan pola makan menjurus

    ke sajian siap santap yang mengandung lemak, protein dan garam tinggi tapi rendah

    serat pangan (dietaryfiber), membawa konsekuensi terhadap berkembangnya

    penyakit degeneratif (jantung, diabetes militus, kanker, osteoporosis). Apabila

    penyakit hipertensi tidak segera ditangani maka akan terjadi komplikasi penyakit

    diantaranya stroke, serangan jantung, edema paru, gagal ginjal, kebutaan dan fungsi

    pendengaran menurun (Infodatin, 2014). Hipertensi juga dapat disebabkan karena

    adanya perubahan alami jantung, pembuluh darah dan kadar hormon (Junaedi, dkk,

    2013).

    Kementrian Kesehatan RI membuat kebijakan yaitu mengembangkan dan

    memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining) sebagai upaya

  • 3

    pencegahan dan penanggulangan hipertensi yang dimulai dengan meningkatkan

    kesadaran masyarakat untuk menuju ke perubahan pola hidup sehat melalui promosi

    kesehatan seperti diet sehat dengan cara makan cukup sayur, buah, rendah garam dan

    lemak, minum air kesehatan serta rajin melakukan aktifitas dan tidak merokok, di

    akses tanggal 9 Desember 2017. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan

    menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi

    gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari –

    sendok teh (6 gr/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein,

    rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi,

    dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5

    x per minggu.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dapat disusun rumusan

    masalah sebagai berikut : “ Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan

    diagnose medis Hipertensi di ruang rawat inap Tulip RS TK III Brawijaya Surabaya?

    1.3 Tujuan Penulisan

    1.3.1 Tujuan Umum

    Melakukan Asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis

    Hipertensi di ruang rawat inap Tulip RS TK III Brawijaya Surabaya.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1) Melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnose medis Hipertensi di

    ruang rawat inapTulip RS TK III Brawijaya Surabaya.

  • 4

    2) Merumuskan diagnosis keperawatan pada klien dengan diagnose medis

    Hipertensi di ruang rawat inap Tulip RS TK III Brawijaya Surabaya.

    3) Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose medis

    Hipertensi di ruang rawat inap Tulip RS TK III Brawijaya Surabaya.

    4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose medis

    Hipertensi di ruang rawat inap Tulip RS TK III Brawijaya Surabaya.

    5) Mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose medis

    Hipertensi di ruang rawat inap Tulip RS TK III Brawijaya Surabaya.

    6) Dokumentasi hasil tindakan keperawatan pada klien dengan diagnose

    medis Hipertensi di ruang rawat inap Tulip RS TK III Brawijaya

    Surabaya.

    1.4 Manfaat Penulisan

    Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat:

    1.4.1 Dari segi akademis

    Studi kasus ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan

    pengalaman yang nyata bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan

    keperawatan pada klien dengan diagnose Hipertensi.

    1.4.2 Dari segi praktisi

    1) Bagi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.

    Hasil studi kasus ini dapat menjadi inspirasi dan perbandingan bagi

    pelayanan di rumah sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan

    pada klien dengan diagnose hipertensi.

    2) Bagi peneliti selanjutnya.

  • 5

    Hasil studi ini dapat menjadi salah satu acuan bagi penulis berikutnya

    yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan pada klien

    dengan diagnose medis hipertensi.

    3) Bagi profesi kesehatan

    Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan

    pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada klien

    dengan diagnosa hipertensi.

    1.5 Metode Penulisan

    1.5.1 Metode Penelitian

    Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa

    atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi

    kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dan

    menggunakan studi pendekatan proses keperawatan dengan langkah-

    langkah pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan

    pendekatan studi kasus

    1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

    1) Wawancara

    Data diambil atau diperoleh melalui anamnesa baik dengan pasien,

    keluarga maupun tim kesehatan lain.

    2) Observasi

    Data yang diambil melalui pengamatan secara langsung terhadap

    keadaan, reaksi, sikap dan perilaku klien yang dapat diamati.

    3) Pemeriksaan

  • 6

    Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat

    menunjang menegakan diagnose dan penanganan selanjutnya.

    1.5.3 Sumber Data

    1) Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh dari klien.

    2) Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga atau

    orang terdekat dengan klien, catatan medik perawat, hasil-hasil

    pemeriksaan dan tim kesehatan lain.

    1.5.4 Studi kepustakaan

    Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan

    dengan judul karya tulis dan masalah yang dibahas.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Supaya lebih jelas dan lebih muda dalam mempelajari dan memahami studi

    kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjad itiga bagian yaitu :

    1.6.1 Bagian Awal

    Bagian ini memuat halaman judul, surat pernyataan, lembar persetujuan

    pembimbing, lembar pengesahan, motto, abstraks, kata pengantar, daftar

    isi, daftar skema, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran.

    1.6.2 Bagian Inti

    Bagian inti terdiri dari 5 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab

    berikut ini :

    1) BAB 1 : Pendahuluan

  • 7

    Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat,

    metode dan sistematika penulisan.

    2) BAB 2 : Landasan Teori

    Berisi tentang konsep penyakit secara medis dan asuhan keperawatan

    pada klien dengan diagnose hipertensi

    3) BAB 3 : Hasil

    Berisi tentang deskriptif data hasil pengkajian, diagnosa, perencanaan,

    pelaksanaan, dan evaluasi.

    4) BAB 4 : Pembahasan

    Berisi tentang perbandingan antara teori dengan kenyataan yang ada

    di lapangan.

    5) BAB 5 : Penutup

    Berisi tentang kesimpulan dan saran.

    1.6.3 Bagian akhir

    Terdiri dari daftar pustaka dan lampiran

  • 8

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Hipertensi

    2.1.1 Definisi Hipertensi

    CBN (dalam Endang Triyanto, 2014) Hipertensi adalah suatu keadaan

    dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang

    mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka

    kematian/mortalitas.Tekanan darah 140/90 mmHg di dasarkan pada fase dalam

    setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menujukan fase darah yang sedang di

    pompa oleh jantung dan fase diastolic 90 menujukan fase darah yang kembali ke

    jantung.

    Menurut WHO (2009), penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan

    sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama

    atau lebih besar 95 mmHg.

    Hipertensi didefiniskan oleh Joint National Committee on Prevention,

    Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC sebagai tekanan

    yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai degan derajat

    keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai

    hipertensi maligna.

    Jadi dapat disimpulakan bahwa hipertensi adalah tekanan darah

    persistendimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di

    atas 90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai dengan derajat keparahannya, mempunyai

    rentang dari tekanan darah normal.

  • 9

    2.2 Etiologi

    Menurut smiltzer dan bare (dalam Endang Triyanto, 2014), penyebab

    hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu:

    2.2.1 Hipertensi Esensial atau primer

    Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum

    dapat diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi

    esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi skunder. Onset hipertensi

    primer terjadi pada usia 30/40 tahun. Hipertensi primer adalah suatu kondisi

    hipertensi di mana penyebab skunder dari hipertensi tidak di temukan ( lewis,

    2000 ) pada hipertensi primer tidak di temukan penyakit renovaskuler,

    aldostronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya.

    Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya

    hipertensi primer, termasuk faktor lain yang di antaranya adalah faktor stress,

    intake alkohol moderat, merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.

    1) Genetik Peran faktor genetik terhadap hipertensi esensial dibuktikan

    bahwa kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada penderita

    kembar monozigot dari pada heterozigot, apabila salah satu diantara

    menderita hipertensi. Pada 70% kasus hipertensi esensial didapatkan

    riwayat hipertensi esensial.

    2) Usia Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.

    Hipertensi padayang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas

    menaikkan insiden penyakit arterikoroner dan kematian prematur.

  • 10

    3) Obesitas Adanya penumpukan lemak terutama pada pembuluh darah

    mengakibatkan penurunan tahanan perifer sehingga meningkatkan akt

    ivitas saraf simpatik yang mengakibatkan peningkatan vasokontriksi

    dan penurunan vasodilatasi dimana hal tersebut dapat merangsang

    medula adrenal untuk mensekresi epinerpin dan norepineprin yang

    dapat menycebabkan hipertensi.

    4) Hiperkolesterol Lemak pada berbagai proses akan menyebabkan

    pembentukan plaque pada pembuluh darah. Pengembangan ini

    menyebabkan penyempitan dan pengerasan yang disebut

    aterosklerosis.

    5) Asupan Natrium meningkat (keseimbangan natrium) Kerusakan

    ekskresi natrium ginjal merupakan perubahan pertama yang

    ditemukan padaproses terjadinya HT. Retensi Na+ diikuti dengan

    ekspansi volume darah dan kemudian peningkatan output jantung.

    Autoregulasi perifer meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer

    dan berakhir dengan HT.

    6) Rokok. Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran

    adrenalin yang merangsang denyutan jantung dan tekanan darah.

    Selain itu asap rokok mengandung karbon monoksida yang memiliki

    kemampuan lebih kuat dari pada Hb dalam menarik oksigen.

    Sehingga jaringan kekurangan oksigen termasuk ke jantung.

    7) Alkohol. Penggunaan alkohol atau etanol jangka panjang dapat

    menyebabkan peningkatan lipogenesis (terjadi hiperlipidemia) sintesis

  • 11

    kolesterol dari asetil ko enzim A, perubahan seklerosis dan fibrosis

    dalam arteri kecil.

    8) Obat-obatan tertentu atau pil anti hamil. Pil anti hamil mengandung

    hormon estrogen yang juga bersifat retensi garam danair, serta dapat

    menaikkan kolesterol darah dan gula darah.

    9) Stres psikologis Stres dapat memicu pengeluaran hormone adrenalin

    dan katekolamin yang tinggi yang bersifat memperberat kerjaya arteri

    koroner sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu. Stres dapat

    mengaktifkan saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah

    secara intermiten.

    2.2.2 Hipertensi sekunder

    Hipertensi skunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

    diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan klelenjar

    tiroid (hipertiroit), penyakit kelenjar adrenal (hipraldosteronisme) golongan

    terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensi esensial, maka

    penyelidikan dan pengobatan lebih banyak di tujukan ke penderita hipertensi

    esensial

    1) Penyakit ginjal Kerusakan pada ginjaml menyebabkan renin oleh

    sel-sel juxtaglomerular keluar, mengakibatkan pengeluaran angiostensin II

    yang berpengaruh terhadap sekresialdosteron yang dapat meretensi Na dan

    air.

    2) Diabetes Mellitus Disebabkan oleh kadar gula yang tinggi dalam

    waktu yang sama mengakibatkan gula darah pekat dan terjadi

  • 12

    pengendapan yang menimbulkan arterosklerosis meningkatkan tekanan

    darah.

    2.3 Patofisiologi

    Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa terjadi melalui berbagai

    beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak

    cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku

    sehingga mereka tidaak dapat mengembangkan pada saat jantung memompa darah

    melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui

    pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah

    yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding arterinya telah menebal dan kaku

    karena arterioskalierosis.

    Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi

    vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut

    karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam

    sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.Hal ini terjadi jika terdapat

    kelainan fungsi ginjal sehigga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari

    dalam tubuh.Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga

    meningkat.

    Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengaalami

    pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, makan tekanan darah akan menurun.

    Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakn oleh perubahan di dalam

    fungsi ginjal dan sisten saraf otonom(bagian dari sistem saraf yang mengatur

    berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal

  • 13

    mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah meningkat,

    ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan

    berkurangnya volume darah dan mengebalikan tekanan darah ke normal.

    Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan

    air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Ginjal

    juga bisa meningkatkan tekanan darah yang menghasilkan enzim yang disebut renin,

    yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu

    pelepasan hormon aldosteron ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan

    tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat

    menyebabkan tejadinya tekanan darah tinggi misalnya penyempitan arteri yang

    menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.

    Peradangan dan cidera pada salah satu ata kedua ginjal juga bisa menyebabkan

    naiknya tekanan darah.

  • 14

    Gambar 2.4 : Web Of Coution (Nanda, 2015)

    2.4 Web Of Coution (WOC)

    HIPERTENSI

    Kerusakan pembuluh darah

    Penyumbatan pembuluh darah

    Vasokonstriksi

    Gangguan sirkulasi

    Otak Ginjal Pembuluh darah Perubahan status

    sistemik kesehatan

    Suplai O2 Resistensi pembuluh Vasokonstriksi Vasokonstriksi Kurang

    menurun darah otak pembuluh darah informasi

    ginjal mengenai

    Kesadaran Merangsang Kelelahan penyakit

    Hipotalamus Aliran darah

    menurun menurun Kelemahan Koping

    Nyeri kepala fisik tidak

    Vasokonstriksi adekuat

    Rangsang aldesteron

    Retensi Na

    Edema

    Penurunan

    curah

    jantung

    Nyeri Akut

    Kelebihan volume

    cairan

    Intoleransi

    aktivitas

    Defisiensi

    pengetahuan

  • 15

    2.5 Klasifikasi

    Hipertensi di klasifikasikan dalam beberapa tingkatan berdasarkan tinggi sistolik dan

    diastolik.

    Table 2. 5: Klasifikasi Hipertensi ( Nanda,2015 )

    Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik

    Optimal 120 mmHg

    2.6 Tanda Dan Gejala

    Manifestasi klinik pada hipertensi dibedakan menjadi :

    2.1.6.1 Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

    peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang

    memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika

    tekanan arteri tidak terukur.

  • 16

    2.1.6.2 Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

    hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

    merupakan 6 gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari

    pertolongan medis.

    Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:

    1) Mengandung sakit kepala dan pusing

    2) Lemes, lelah

    3) Sesak nafas

    4) Gelisah

    5) Mual

    6) Muntah

    7) Epistaksis

    8) Kesadaran menurun

    2.7 Komplikasi

    Komplikasi menurut Tambayong (2009) yang mungkin terjadi pada hipertensi

    adalah sebagai berikut :

    2.1.7.1 Payah jantung (gagal jantung) ketidakmampuan jantung dalam memompa

    darah yang kembali ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan

    terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan di

    dalam paru-paru sering membuat sesak nafas, timbunan cairan di tungkai

    menyebabkan kaki bengkak dan sering di bilang edema. Ensefalofati

    dapat terjadi terutama pada hipertensi melikna (hipertensi yang cepat)

  • 17

    2.1.7.2 Pendarahan otak (stroke) strok dapat timbul akibat perdarahan tekanan

    tinggi di otak, yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajang

    tekanan tinggi.

    2.1.7.3 Hipertensi maligna: kelainan retina, ginjal dan cerebral

    2.1.7.4 Hipertensi ensefalopati: komplikasi hipertensi maligma dengan gangguan

    otak.

    2.1.7.5 Infark miokardiumDapat terjadi apabila arteri koroner yang

    arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau

    apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran yang menghambat

    aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.

    2.1.7.6 Gagal ginjal terjadi dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat

    tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomelorus. Dengan rusaknya

    glomelorus, darah akan mengalir ke unit unit fungsional ginjal, nefron

    akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.

    2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

    2.1.8.1 Pemeriksaan laboratorium

    1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume

    (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti

    hipikoagulabilitas.

    2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi

    ginjal.

    3) Glucose: hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat

    diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

  • 18

    4) CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

    5) EKG: dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian

    gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung

    hipertensi.

    6) IUP: meginditifikasi penyebab hipertensi seperti: batu ginjal,

    perbaikan ginjal.

    7) Photo dada: menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup,

    pembesaran jantung.

    2..9 Penatalaksanaan

    Didasarkan pada Program Perawatan Bertahap (Rodman, 1991)

    2.1.9.1 Langkah I : Tindakan-tindakan konservatif :

    1) Modifikasi diet :

    - Pembatasan natrium

    - Penurunan masukan kolesterol dan lemak jenuh

    - Penurunan masukan kalori untuk mengontrol berat badan

    - Menurunkan masukan minuman beralkohol

    2) Menghentikan merokok

    3) Penatalaksanaan stress

    4) Program latihan regular untuk menurunkan berat badan

    2.1.9.2 Langkah II : farmakoterapi bila tindakan-tindakan konservatif gagal

    untuk mengontrol TD secara adekuat.

  • 19

    2.1.9.3 Langkah III : Dosis obat dapat dikurangi, obat kedua dari kelas yang

    berbeda dapat ditambahkan, atau pengganti obat lainnya dari kelas

    yang berbeda.

    2.1.9.4 Langkah IV : obat ketiga dapat ditambahkan atau obat kedua

    digantikan yang lain dari kelas yang berbeda.

    2.1.9.5 Langkah V : Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atau obat

    ketiga atau keempat dapat ditambahkan masing-masing dari kelas

    yang berbeda

    2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

    2.2.1 Pengkajian Keperawatan

    2.2.1.1 Identitas Klien

    Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis

    kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal

    dan jam MRS, nomor register dan diagnosis medis

    2.2.1.2 Keluhan Utama

    Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan

    adalah sakit kepala disertai rasa berat di tengkuk, sakit kepala

    berdenyut.

    2.2.1.3 Riwayat kesehatan sekarang

    Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan

    gejala.Gejala yang dimaksud adalah sakit di kepala, pendarahan di

    hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi

    pada penderita hipertensi.Jika hipertensinya berat atau menahun dan

  • 20

    tidak di obati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, muntah,

    sesak napas, pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya

    kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.Kadang penderita

    hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma.

    2.2.1.4 Riwayat kesehatan dahulu

    Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes militus, penyakit

    ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan

    alcohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral, dan lain-lain.

    2.2.1.5 Riwayat kesehatan keluarga

    Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.

    2.2.1.6 Data dasar pengkajian pasien

    1) Aktivitas/istirahat

    Gejala: kelemahan, letih, sesak napas, gaya hidup monoton.

    Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

    takipnea.

    2) Sirkulasi

    Gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

    koroner dan penyakit serebrovaskuler.

    Tanda: kenaikan tekanan darah meningkat,denyutan nadi jelas dan

    karotis.

    3) Integritas ego

    Gejala: perubahan kepribadian, ansietas, euphoria, marah

    kronik(dapat mengindikasikan kerusakan serebral).

  • 21

    Tanda: gelisah, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, peningkatan

    pola bicara.

    4) Eliminasi

    Gejala: gangguan saat ini atau yang lalu/obstruksi riwayat penyaki

    ginjal.

    5) Makanan dan cairan

    Gejala: makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol,

    gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori, mual, muntah,

    perubahan berat badan.

    Tanda: berat badan obesitas, adanya edema, kongesti vena,

    glikosuria.

    6) Neorosensori

    Gejala: keluhan Pening/pusing, berdenyut, sakit kepala

    subosipital, gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)

    Tanda: status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola

    bicara, proses pikiir, respon motorik: penurunan kekuatan

    ganggaman tangan/reflex tendon dalam.

    7) Gejala: angina, nyeri tulang timbulpada tungkai, sakit kepala

    oksipital berat, nyeri abdomen.

    8) Pernapasan

    Gejala: dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea,

    ortopnea, noktural, paroksimal,batuk dengan/tanpa pembentukan

    sputum, riwayat merokok.

  • 22

    Tanda: Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan,

    bunyi napas tambahan, sianosis.

    9) Keamanan

    Gejala: gangguan koordinasi/ cara berjalan

    Tanda: episode Parestesia unilateral transient, hipotensi postural.

    10) Pembelajaran/ penyuluhan

    Gejala: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit

    serebrovaskular.

    11) Rencana pemulangan

    2.2.1.7 Bantuan dengan pemantauan ATD, perubahan dalam terapi obat.

    2.11 Diagnosa Keperawatan

    1) Penurunan curah jantung b.d kesadaran menurun

    2) Nyeri akut b.d nyeri kepala akut

    3) Kelebihan volume cairan b.d retensi Na ditandai dengan edema

    4) Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan fisik

    5) Defisiensi pengetahuan b.d koping tidak adekuat

    2.12 Intervensi Keperawatan

    2.12.1 Penurunan curah jantung b.d kesadaran menurun

    Tujuan : Kebutuhan metabolik tubuh terpenuhi.

    Kriteria Hasil :

    1) TTV dalam rentang normal

    2) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan

    3) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites

  • 23

    4) Tidak ada penurunan kesadaran

    Pemantauan Respirasi

    Tindakan

    Observasi

    1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas

    R/ untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel

    2) Monitor adanya sumbatan jalan napas

    R/ untuk melancarkan jalan napas

    Terapeutik

    1) Auskultasi suara napas

    R/ untuk mengetahui adanya hipertropi ventrikel

    Edukasi

    1) Berikan lingkungan tenang dan nyaman

    R/ untuk membantu menurunkan rangsang simpatis,

    meningkatkan relaksasi

    Kolaborasi

    1) Kolaborasi pemberian analgetik

    R/ untuk menurunkan rangsangan dan meningkatkan relaksasi

    2.12.2 Nyeri akut b.d nyeri kepala akut

    Tujuan : Kontrol rasa sakit dan tingkat kenyamanan

    Kriteria Hasil :

    1) Mampu mengontrol nyeri

  • 24

    2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang

    3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda

    nyeri)

    4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

    Manajemen Nyeri

    Tindakan

    Observasi

    1) Identifikasi skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

    kualitas, intensitas nyeri

    R/ untuk menentukan terapi yang cocok serta mengevaluasi

    keefektifan dari terapi

    Terapeutik

    1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

    (terapi musik, terapi pijat, aromaterapi)

    R/ untuk memperlambat respon simpatis efektif dalam

    menghilangkan sakit kepala

    2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

    R/ untuk meminimalkan stimulus/ tindakan relaksasi

    Edukasi

    1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

    R/ dapat mengontrol nyeri secara mandiri

    2) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

  • 25

    R/ untuk mengurangi dan menghilangkan nyeri

    Kolaborasi

    1) Kolaborasi pemberian analgetik

    R/ untuk menurunkan/mengontrol nyeri

    2 Kelebihan volume cairan b.d retensi Na ditandai dengan edema

    Tujuan : Cairan dan elektrolit seimbang

    Kriteria Hasil :

    a. Terbebas dari edema, efusi, anaskara

    b. Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu

    c.Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan

    d.Menjelaskan indikator kelebihan cairan

    Manajemen Cairan

    Tindakan

    Observasi

    1) Monitor status hidrasi

    R/ pantau intake-output cairan dan hitung balans cairan 24 jam

    Terapeutik

    1) Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan

    R/ memenuhi cairan tubuh sesuai kebutuhan

    Edukasi

    1) Jelaskan pentingnya cairan bagi tubuh

    R/ dapat mempertahankan cairan dalam tubuh dengan baik

  • 26

    2) Ajarkan jenis, fungsi, perhitungan cairan sesuai dengan

    kebutuhan tubuh

    R/ dapat melakukan secara mandiri

    Kolaborasi

    1) Kolaborasi pemberian diuretik

    R/ sebagai terapi konservatif

    2.12.3 Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan fisik

    Tujuan : Menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang

    ingin dilakukan

    Kriteria Hasil :

    1) TTV dalam batas normal

    2) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan

    tekanan darah, nadi, dan RR

    3) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

    4) Keseimbangan aktivitas dan istirahat

    Terapi Aktivitas

    Tindakan

    Observasi

    1) Identifikasi kemampuan dalam beraktivitas

    R/ mengetahui respon fisiologis terhadap aktivitas

    Terapeutik

    1) Sepakati komitmen dan anjurkan teknik menyimpan tenaga

  • 27

    R/ mengurangi penggunaan energi yang berlebihan

    2) Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari

    R/ sesuai kebutuhan untuk mencegah peningkatan kerja

    jantung

    3) Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas

    R/ apresiasi dan semangat kemajuan untuk sembuh

    Edukasi

    1) Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih

    R/ melakukan aktivitas sesuai dengan apa yang diinginkan

    2) Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan

    kognitif dalam menjaga fungsi dan kesehatan

    R/ kooperatif dalam melakukan aktivitas menjaga kesehatan

    2.2.3.4 Defisit pengetahuan b.d koping tidak adekuat

    Tujuan : Mengetahui proses penyakit dan perilaku kesehatan

    Kriteria hasil :

    1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,

    kondisi, prognosis, dan program pengobatan

    2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang

    dijelaskan secara benar

    3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembli apa yang

    dijelaskan oleh perawat

  • 28

    Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi

    Tindakan

    Observasi

    1) Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini

    R/ mengetahui terapi yang akan dilakukan

    Terapeutik

    1) Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk

    menerima informasi

    R/ memberikan informasi dengan baik agar pasien dan

    keluarga mampu menerima dengan baik

    Edukasi

    1) Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar

    R/ untuk memudahkan pasien mendapatkan informasi

    kesehatan

    2) Anjurkan keluarga mendampingi pasien selama fase akut,

    progresif atau terminal jika memungkinkan

    R/ kemampuan keluarga mendampingi dalam segala kondisi

  • 29

    2.13 Implementasi Keperawatan

    Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,

    dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan

    hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan.

    2.14 Evaluasi Keperawatan

    Menurut Wilkinson (2007), evaluasi keperawatan adalah suatu aktivitas yang

    disetujui, terus menerus aktivitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat

    juga tenaga kesehatan professional lainnya.

  • 30

    BAB 3

    TINJAUAN KASUS

    Tinjauan kasus ini penulis susun dengan menerapkan Asuhan

    keperawatan pada pasien dengan pendekatan keperawatan melalui langkah

    langkah pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

    evaluasi.

    3.1. Pengkajian keperawatan

    Pengkajian di lakuka pada tanggal 22 juli 2019 pukul 08 : 00 Di ruang

    tulip Rumah sakit tingkat III brawijaya surabaya

    Tanggal Masuk : 21 – 07 – 2019 Jam Masuk : 06 : 30

    Ruang/ Kelas : TULIP Kamar No. : 1

    Pengkajian Tanggal : 22 – 07 – 2019 Jam : 08.00

    3.1.1 IDENTITAS KLIEN

    Nama : Ny C. No. Reg. : 08 05 xx

    Umur : 78 tahun Tgl. MRS : 21 – 07 – 2019

    Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis: Hipertensi

    Suku/Bangsa : Jawa

    Agama : Kristen

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Pendidikan : SMP

    Alamat : Duku pakis

  • 31

    3.1.2 Keluhan Utama : Pusing, penglihatan kabur, leher

    terasa tegang

    Riwayat Sebelum Sakit

    Penyakit berat yang pernah diderita : Asam urat

    Obat-obat yang biasa dikonsumsi : Captopril

    Kebiasaan berobat : Tidak ada

    Alergi : Tidak ada

    Kebiasaan merokok/ alkohol : Tidak pernah

    3.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien datang ke rumah sakit mengatakan pusing di sertai leher terasa

    tegang, keluhan di rasakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, di

    sertai penglihatan kabur .

    Upaya yang telah dilakukan : Rawat jalan sama bidan yang

    berada di depan rumah pasien

    Terapi operasi yang pernah dilakukan : Keluarga pasien mengatakan

    pernah terapi tusuk jarum tetapi

    jika operasi keluarga pasien

    mengatakan pasien tidak pernah

    di operasi

    3.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga pasien mengatakan

    tidak ada keluarga yang

    menderita hipertensi saperti

    pasien

  • 32

    Genogram Klien Ny. C :

    Keterangan

    Keluarga pasien (meninggal)

    Perempuan

    Laki laki

    Pasien (Menderita hipertensi)

    Tinggal satu rumah

    3.1.5 Riwayat Kesehatan Lingkungan : keluarga pasien mengatakan lingkungan

    rumah yang di tempati bersih

    3.1.6 Keadaan umum : Lemah

    Tanda – tanda vital :

    TD : 170 / 90 mmHg

    Nadi : 90x/mnt

    Suhu : 36,5 0C

    RR : 24 x/mnt

    Lainnya (sebutkan) : Tidak ada

  • 33

    3.1.7 Body system

    3.1.7.1 Pernapasan (B1: Breathing)

    Pada inspeksi pasien dengan tingkat kesadaran composmetis,

    pernafasan tidak ada kelainan, palpasi bentuk dada simetris tidak

    ada nyeri tekan, perkusi tidak ada kelainan, auskultasi tidak

    didapatkan bunyi nafas tambahan wheezing maupun ronchi.

    3.1.7.2 Kardiovaskuler (B2: Bleeding)

    Irama jantung reguler, tidak ada nyeri dada, tidak ada kelainan

    suara jantung, tidak ada odema dan EKG abnormal (aritmia)

    3.1.7.3 Persyarafan (B3: Brain)

    Kesadaran : Composmetis

    Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera

    tidak ikterus

    Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar

    tiroid, terdapat vena jugularis

    Reflek : Reflek cahaya normal dan

    rangsangan cahaya normal

    Sistem Penginderaan : Tidak ada gangguan pendengaran.

    Penciuman normal, pengecapan

    normal bisa merasakan manis, asin,

    pahit, asam. Perabaan bisa

    merasakan rabaan panas, dingin dan

    tekanan.

    Nyeri kepala : Di rasakan seminggu sebelum sakit

  • 34

    dan di rasakan sangat nyeri di

    bagian tengkuk belakang

    P : Peningkatan tekanan pembuluh

    darah otak naik

    Q : Nyeri seperti tertusuk

    R : Pada bagia kepala bagian

    belakang

    S : Skala nyerinya 5

    T : Nyeri hilang timbul kurang lebih

    5 menit.

    3.1.7.4 Perkemihan - Eliminasi Uri (B4: Bladder)

    Produksi urine : 1200 ml / 24 jam

    Frekuensi : 5 – 7 x/hari

    Warna : Khas kuning keruh

    Bau : Khas

    Perkemihan : Tidak ada masalah keperawatan

    3.1.7.5 Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)

    Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stiomatitis,

    tenggorokan tidak ada kelainan

    Abdomen : Simetris terdapat nyeri tekan pada ulu hati,

    bising usus 12x/ menit

    Rectum : Tidak ada hemoroid

    BAB : 2 x/1 hari

    Konsistensi : Lembek

  • 35

    3.1.7.6 Tulang – Otot – Integumen (B6: Bone)

    Ekstrimitas : Ekstremitas atas tidak ada kelainan ekstremitas

    bawah tidak ada kelainan

    Kulit : Bersih sawo mateng, tidak ada nyeri tekan, tidak

    ada lesi, turgor kulit kembali 3 detik

    Akral : Dingin

    3.1.7.7 Sistem Endokrin

    Terapi hormon : Tidak ada kelainan hormonal yang lain

    3.1.7.8 Sistem Reproduksi

    Jenis kelamin : Perempuan

    Alat kelamin : Ada

    Bentuk : Normal

    3.1.8 Pola Fungsi Kesehatan

    3.1.8.1 Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit:

    Pasien mengatakan belum mengerti tentang riwayat penyakit yang

    dialami pasien dan pasien hanya ingin sembuh

    3.1.8.2 Nutrisi – Metabolisme:

    TB : 150 cm

    BB sebelum sakit : 48 kg

    BB saat sakit : 47 kg

    Diet khusus : Diet rendah garam

    5

    5

    5

    5

  • 36

    Frekuensi : 3x / hari

    Jenis makanan di rumah : Nasi, sayur, lauk pauk seadanya

    Jenis makanan di R.S : Nasi,lauk, sayur.

    Nafsu makan : Menurun 1 minggu sebelum sakit dan

    Selama sakit pasien hanya menghabiskan 3

    sendok per kali makan

    Alergi : Tidak ada alergi, baik makanan, obat

    obatan, ataupun terhadap suhu

    Minuman : Air putih dan teh

    Jumlah : 1200 cc / 24 jam

    Jenis : Cair

    Keluhan : Nafsu makan berkurang

    3.1.8.3 Pola tidur dan istirahat: Saat sakit tidur malam 4 – 5 jam

    3.1.8.4 Kognetif – Perseptual: Komunikasi baik dan lancar

    3.1.8.5 Persepsi diri – konsep diri :

    1) Body image : Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit

    2) Identitas diri : Pasien mengatakan dirinya berjenis

    kelamin perempuan

    3). Ideal diri : Pasien berharap agar cepat sembuh

    4). Harga diri : Pasien tidak malu dengan penyakitnya

    5). Peran : Pasien selalu dapat menjelaskan

    Perannya di keluarga sebagai nenek

    6). Peran hubungan : Pasien dengan perawat sangat

    kooperatif

  • 37

    Berkomonikasi : Lancar antara pasien dan petugas

    kesehatan saling percaya

    Bahasa sehari hari : Bahasa jawa dan indonesia

    Berbicara : Normal

    Hubungan dengan keluarga : Baik pasien dan keluarga saling

    menolong dan mendukung satu sama

    lain untuk kesembuhan pasien.

    Hubungan dengan teman /petugas kesehatan : Antara pasien dan

    petugas kesehatan

    sangat koperaktif dan

    saling percaya

    3.1.8.6 Pemeriksaan Penunjang

    Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 21 Juli 2019

    Nama Pemeriksaan : Hasil : Normal

    Darah lengkap Hasil Rentang

    Normal

    Hemoglobin 10,6 13-18 g%

    Hit Leokosit 10.310 4.000-11.000/mm3

    Hitung jenis (diff Count)

    LED 0-20 mm\jam

    Hematokrit 30,1 30-48 %

    Jumlah Trombosit 223.000 150.000-400.000

  • 38

    Ginjal Lengkap

    BUN 10 8-20 mg/dl

    Creatinine (P) 0,9 0,6-1,1 mg/dl

    Urin Acid (P) 3,2 2.4-5,7 mg/dl

    Ureum 40 10-50

    Hati lengkap

    Alkali Phospatase 201 98-279 u/l

    Bilirubin Total 0,5 0,2-279 u/lBilirubin

    Direk 0,2 0,1-0,4 mg/dl

    S – GON (P) 16 0-37 u/l

    S – GPT (P) 8 0-31 u/l

    Cholesterol 180 0-200 mg/dl

    Trigliseride 97 0-200 mg/dl

    Terapi tanggal 21 Juli 2019 – 24 Juli 2019 :

    1) Inf. RL 20 tpm,

    2) Amlodipine tablet 2x10 mg

    3) Captopril tablet 2x75 mg

  • 39

    3.2 Diagnosa Keperawatan

    Tabel 3.2 Analisa Data

    DATA ETIOLOGI MASALAH

    KEPERAWATAN

    DS:

    Pasien mengatakan kepala

    pusing, dan leher terasa tegang

    semejak sebelum masuk

    Rumah sakit hingga di rawat di

    Rumah sakit

    DO:

    a) Kondisi badan

    lemas, K/U Lemah

    P: peningkatan tekanan

    pembuluh darah otak

    naik

    Q:nyeri seperti tertusuk

    R: pada bagia kepala

    bagian belakang

    S: Skala nyerinya 5

    T: nyeri hilang timbul

    kurang lebih setiap 5

    menit sekali.

    b) Hasil TTV

    Umur

    Hipertensi

    Gangguan sirkulasi otak

    Resistensi Tekanan

    pembuluh darah otak

    naik

    Merangsang hipotalamus

    Nyeri kepala

    Nyeri akut

  • 40

    TD : 170 / 90 mmHg

    N : 90x / mnt

    S : 35,5 C

    RR : 24x / mnt

    DS:

    Pasien mengatakan kurang

    mengetahui tentang penyakit

    hipertensi

    DO:

    a) K/U lemah, pasien

    b) menanyakan tentang

    penyakitnya.

    c) Hasil TTV :

    TD: 170 / 90 mmHg

    N : 90x /menit

    S : 35,5 C

    RR: 24x /menit

    Perubahan status

    kesehatan

    kurang informasi

    mengenai penyakit

    Koping tidak adekuat

    Defisiensi pengetahuan

    Defisiensi

    pengetahuan

    3.2.1 Daftar Diagnosa Keperawatan

    1) Nyeri akut b/d resistensi tekanan pembuluh darah otak meningkat

    2) Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya informasi penyakit

  • 41

    3.3 Intervensi Keperawatan

    Tabel 3.3 Perencanaan Keperawatan

    No. Diagnosa Keperawatan Intervensi

    1.

    Nyeri akut b/d resistensi

    tekanan pembuluh darah

    otak meningkat.

    Tujuan:

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3x24

    jam, diharapkan rasa nyeri

    berkurang dan control

    tingkat kenyamanan.

    Kreteria hasil:

    1. Mampu mengontrol

    nyeri

    2. Melaporkan bahwa

    nyeri berkurang

    dengan

    menggunakan

    menejemen nyeri

    3. Mampu mengenali

    nyeri (skala,

    intensitas, frekuensi

    1.Identifikasiskala,lokasi, karakteristik,

    intensitas nyeri

    R/untuk menentukan terapi yang cocok

    serta mengevaluasi keefektifan dari

    terapi

    2. Berikan teknik non farmakologis

    (terapi pijat) untuk mengurangi rasa

    nyeri

    R/ untuk memperlambat respon

    simpatis efektif dalam

    menghilangkan rasa nyeri

    3. Kontrol lingkungan yang dapat

    mempengaruhi nyeri seperti suhu

    ruangan, pencahayaan dan kebisingan

    R/ untuk meminimalkan stimulus atau

    tindakan rileksasi

    4. Berikan edukasi pada pasien dan

    keluarga dengan menjelaskan penyebab

    dan pemicu nyeri

  • 42

    2.

    dan tanda nyeri)

    4. Menyatakan rasa

    nyaman setelah

    nyeri berkurang

    Defisiensi pengetahuan b/d

    kurangnya informasi

    penyakit

    Tujuan :

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3x24 jam,

    diharapkan mengetahui

    proses penyakit dan

    perilaku kesehatan

    R/ Agar pasien dan keluarga dapat

    mengontrol atau mencegah nyeri

    secara mandiri dirumah

    5. Kolaborasi dengan tim medis dalam

    pemberian terapi :

    a. Inf. RL 20 tpm

    b. Amlodipine tablet 2x10 mg

    c. Captopril tablet

    2x75 mg

    R/ untuk mengurangi/menghilangkan

    nyeri dan proses penyembuhan

    1.Identifikasi pemahaman tentang

    kondisi kesehatan saat ini

    R/untuk pemahaman bahwa tekanan

    darah tinggi dapat terjadi tanpa gejala

    sehingga memungkinkan pasien

    untuk melanjutkan pengobatan

    meskipun sudah merasa sehat

    2.Lakukan penguatan potensi pasien

    dan keluarga untuk menerima

    informasi

  • 43

    Kreteria hasil:

    1. Pasien dan keluarga

    menyatakan

    pemahaman tentang

    penyakit, kondisi,

    dan program

    pengobatan

    2. Pasien dan keluarga

    mampu

    melaksanakan

    prosedur yang

    dijelaskan secara

    benar

    3. Pasien dan

    keluarga mampu

    menjelaskan

    kembali apa yang

    sudah dijelaskan

    R/memberikan informasi dengan baik

    agar pasien dan keluarga menerima

    dengan baik

    3.Berikan pendidikan kesehatan

    tentang cara mencegah dan mengatasi

    hipertensi

    R/menambah pengetahuan pasien

    sehingga pasien dapat mencegah dan

    mengatasi penyakit secara mandiri

    4.Anjurkan pasien untuk tidak

    mengkonsumsi makanan dan minuman

    yang dapat meningkatkan tekanan

    darah

    R/untuk menghindari peningkatan

    tekanan darah

    5.Evaluasi tingkat pengetahuan pasien

    R/mengetahui sejauh mana pasien

    memahami tentang penyakitnya

  • 44

    3.4 Implementasi Keperawatan

    Tabel 3.4 Implementasi Keperawatan

    TANGGAL WAKTU IMPLEMENTASI PARAF

    22-07-2019

    Dx 1

    08.00

    08.30

    09.00

    09 : 15

    09 : 30

    1) BHSP (menanyakan nama,

    umur, keluhan, dan

    menjelaskan tujuan untuk

    melakukan tindakan)

    2) Observasi TTV

    3) Pemberian terapi obat

    a) Inf. RL 20 tpm

    b) Amlodipine

    tablet 2x10 mg

    c) Captopril tablet 2x75 mg

    4) Melakukan pengkajian

    penyebab, skala, lokasi,

    karakteristik, dan intensitas

    nyeri

    5) Mengobservasi reaksi non

    verbal dari ketidaknyamanan.

    6) Memberikan lingkungan yang

    nyaman yang dapat

    mempengaruhi nyeri seperti

  • 45

    12 : 00

    12.15

    15.30

    16.00

    19.00

    20.00

    suhu ruangan, pencahayaan

    dan kebisingan.

    7) Mengedukasikan kepada

    pasien dan keluarga tentang

    makanan rendah garam.

    8) Observasi TTV pasien.

    9) Kolaborasi dengan tim medis

    lain dalam pemberian analgetik

    untuk mengurangi nyeri.

    Terapi :

    a) Inf. RL 20 tpm,

    b) Amlodipine tablet 2x10 mg

    c) Captopril tablet 2x75 mg

    10) Monitor posisi tidur pasien

    11) Edukasi kepada pasien dan

    keluarga untuk mengetahui

    penyebab dan cara mencegah

    hipertensi

    12) Mengajarkan teknik non

    farmakologi (terapi pijat)

    kepada pasien dan keluarga

    untuk mengurangi rasa nyeri

    13) Mengobservasi TTV

  • 46

    Dx II

    08.00

    10.00

    12.00

    14) Pemberian terapi obat :

    a. Inf. RL 20 tpm

    d. Amlodipine tablet 2x10 mg

    e. Captopril tablet 2x75 mg

    1) Observasi TTV dan

    menjelaskan pengertian

    hipertensi kepada pasien

    TTV :

    TD : 170/90 mmHg

    N : 90x/menit

    S : 35,5 C

    RR : 24x/menit

    2) Memberikan pendidikan

    kesehatan tentang cara

    mencegah dan mengatasi

    hipertensi

    3) Observasi TTV dan

    menjelaskan tentang terapi

    obat yang diberikan yaitu

    Captopril 75 mg diminum 2x1

    setelah makan, Amlodipine 10

    mg diminum 2x1 setelahmakan

  • 47

    15.30

    16.00

    19.00

    20.00

    TD : 160/90 mmHg

    N : 86x/menit

    S : 36 C

    RR : 22x/menit

    4) Menjelaskan kepada pasien

    tentang pentingnya menjaga

    lingkungan yang tenang

    5) Menganjurkan pasien untuk

    istirahat yang cukup untuk

    menghindari stress

    6) Menjelaskan faktor yang

    mempengaruhi hipertensi

    seperti menganjurkan untuk

    tidak mengkonsumsi makanan

    rendah garam, hindari

    minum kopi karena dapat

    meningkatkan tekanan darah

    7) Observasi TTV dan evaluasi

    atau menanyakan kembali

    tentang informasi yang

    diberikan hari ini untuk

    mengetahui tingkat

    pengetahuan pasien

  • 48

    TTV :

    TD : 140/90 mmHg

    N : 85x/menit

    S : 36,5 C

    RR : 21x/menit

    23-07-2019

    Dx I

    08.00

    08.30

    08.45

    09.15

    09.30

    12.00

    1) Melakukan pengkajian tentang

    keluhan, penyebab, skala,

    lokasi, karakteristik, dan

    intensitas nyeri

    2) Observasi TTV

    3) Pemberian terapi obat :

    a. Inf. RL 20 tpm

    b. Amlodipine tablet 2x10 mg

    c. Catropil tablet 2x75 mg

    4) Mengobservasi reaksi non

    verbal dari ketidaknyamanan.

    5) Mengedukasikan kepada pasien

    dan keluarga tentang makanan

    rendah garam.

    6) Observasi TTV

    7) Kolaborasi dengan tim medis

  • 49

    12. 15

    15.30

    16.00

    19.00

    20.00

    lain dalam pemberian analgetik

    untuk mengurangi nyeri.

    Terapi :

    a. Inf. RL 20 tpm

    b. Amlodipine tablet 2x10 mg

    c. Captopril tablet 2x75 mg.

    8) Monitor posisi tidur pasien

    9) Edukasi kepada pasien dan

    keluarga untuk mengetahui

    penyebab dan cara mencegah

    hipertensi

    10) Mengajarkan teknik non

    farmakologi (terapi pijat)

    kepada pasien dan keluarga

    untuk mengurangi rasa nyeri

    11) Mengobservasi TTV

    12) Pemberian terapi

    obat :

    a. Inf. RL 20 tpm

    b. Amlodipine tablet 2x10 mg

    c. Catropil tablet 2x75 mg

  • 50

    Dx II

    08.00

    10.00

    12.00

    1) Observasi TTV dan

    menjelaskan pengertian

    hipertensi kepada pasien

    TTV :

    TD : 150/90 mmHg

    N : 90x/menit

    S : 37 C

    RR : 22x/menit

    2) Memberikan pendidikan

    kesehatan tentang cara

    mencegah dan mengatasi

    hipertensi

    3) Observasi TTV dan

    menjelaskan tentang terapi obat

    yang diberikan yaitu Captopril

    75 mg diminum 2x1 setelah

    makan, Amlodipine 10 mg

    diminum 2x1 setelah makan

    TD : 140/90 mmHg

    N : 86x/menit

    S : 36 C

    RR : 22x/menit

  • 51

    15.30

    16.00

    19.00

    20.00

    4) Menjelaskan kepada pasien

    tentang pentingnya menjaga

    lingkungan yang tenang

    5) Menganjurkan pasien untuk

    istirahat yang cukup untuk

    menghindari stress

    6) Menjelaskan faktor yang

    mempengaruhi hipertensi

    seperti menganjurkan untuk

    tidak mengkonsumsi makanan

    tinggi garam, hindari minum

    kopi karena dapat

    meningkatkan tekanan darah

    7) Observasi TTV dan evaluasi

    atau menanyakan kembali

    tentang informasi yang

    diberikan hari ini untuk

    mengetahui tingkat

    pengetahuan pasien

    TTV :

    TD : 140/90 mmHg

    N : 85x/menit

    S : 36,5 C

  • 52

    24-07-2019

    Dx I

    08.00

    08.15

    08.30

    09.00

    10.00

    11.30

    12.00

    1) Melakukan pengkajian tentang

    keluhan, penyebab, skala,

    lokasi, karakteristik, dan

    intensitas nyeri

    2) Observasi TTV

    TD : 130/80 mmHg

    N : 90x/menit

    S : 37 C

    RR: 22x / menit

    3) Pemberian terapi obat :

    a. Inf. RL 20 tpm

    b. Amlodipine tablet 2x10 mg

    c. Captopril tablet 2x75 mg

    4) Mengobservasi reaksi non

    verbal dari ketidaknyamanan

    5) Mengedukasikan kepada pasien

    dan keluarga tentang

    makanan rendah garam

    6) Observasi TTV

    7) Kolaborasi dengan tim medis

    lain dalam pemberian analgetik

    untuk mengurangi nyeri.

  • 53

    15.30

    16.00

    19.00

    20.00

    Terapi :

    a. Inf. RL 20 tpm

    b. Amlodipine tablet 2x10 mg

    c. Catropil tablet 2x75 mg.

    8) Monitor posisi tidur pasien

    9) Edukasi kepada pasien dan

    keluarga untuk mengetahui

    penyebab dan cara mencegah

    hipertensi

    10) Mengajarkan teknik non

    farmakologi (terapi pijat)

    kepada pasien dan keluarga

    untuk mengurangi rasa nyeri

    11) Mengobservasi TTV

    TD : 130/80 mmHg

    N : 85x/mnt

    S : 36,5 C

    RR : 21x/mnt

    12) Pemberian terapi

    obat :

    a. Inf. RL 20 tpm

    b. Amlodipine tablet 2x10 mg

    c. Catropil tablet 2x75 mg

  • 54

    Dx II

    08.00

    10.00

    12.00

    1) Observasi TTV dan

    menjelaskan pengertian

    hipertensi kepada pasien

    TTV :

    TD : 130/80 mmHg

    N : 90x/menit

    S : 37 C

    RR : 22x/menit

    2) Memberikan pendidikan

    kesehatan tentang cara

    mencegah dan mengatasi

    hipertensi

    3) Observasi TTV dan

    menjelaskan tentang terapi obat

    yang diberikan yaitu Captopril

    75 mg diminum 2x1 setelah

    makan, Amlodipine 10 mg

    diminum 2x1 setelah makan

    TD : 130/80 mmHg

    N : 86x/menit

    S : 36 C

    RR : 22x/menit

  • 55

    15.30

    16.00

    19.00

    20.00

    4) Menjelaskan kepada pasien

    tentang pentingnya menjaga

    lingkungan yang tenang

    5) Menganjurkan pasien untuk

    istirahat yang cukup untuk

    menghindari stress

    6) Menjelaskan faktor yang

    mempengaruhi hipertensi

    seperti menganjurkan untuk

    tidak mengkonsumsi makanan

    tinggi garam, hindari minum

    kopi karena dapat

    meningkatkan tekanan darah

    7) Observasi TTV dan evaluasi

    atau menanyakan kembali

    tentang informasi yang

    diberikan hari ini untuk

    mengetahui tingkat

    pengetahuan pasien

    TTV :

    TD : 130/80 mmHg

    N : 85x/menit

    S : 36,5 C

  • 56

    3.5 Evaluasi

    3.5 Tabel Evaluasi

    HARI/

    TANGGAL

    DIAGNOSA

    KEPERAWATAN

    EVALUASI

    Selasa

    23-07-2019

    Nyeri akut b/d

    resistensi pembuluh

    darah otak

    meningkat

    S: Pasien mengatakan kepala pusing

    berkurang leher masih terasa sedikit

    tegang.

    O: K/U cukup, kondisi badan tidak

    lemah

    TTV:

    TD : 140 / 90 mmHg

    N : 85 x / menit

    S : 36,5 C

    RR: 21x / menit

    P: Peningkatan pembulu darah otak

    naik

    Q : nyeri seperti tertindih beban berat.

    R :ada bagian kepala bagian belakang

    S: Skala nyerinya 4

    T: nyeri hilang timbul kurang lebih

    setiap 5 menit.

    A: Masalah teratasi sebagian

    P: Lanjut intervensi

  • 57

    Defisiensi

    pengetahuan b/d

    kurangnya informasi

    penyakit

    S : Pasien mengatakan mengetahui

    pengertian hipertensi, terapi obat, dan

    makanan yang tidak boleh dikonsumsi

    O : - K/U cukup

    - Pasien sedikit memahami

    - Pasien respon mengangguk mau

    mengikuti saran perawat

    TTV :

    TD : 140 / 90 mmHg

    N : 85 x / menit

    S : 36,5 C

    RR : 21 x /menit

    A : Masalah teratasi sebagian

    P : Intervensi dilanjutkan

    Rabu

    24-07-2019

    Nyeri akut b/d

    resistensi pembuluh

    darah otak

    meningkat

    S: Pasien mengatakan kepala

    kadang kadang pusing keadaan

    lebih baik dari sebelumnya

    O: K/U baik,

    TTV:

    TD : 130 / 80 mmHg

    N : 85 x / menit

    S : 36,5 C

    RR: 21x / menit

  • 58

    Defisiensi

    pengetahuan b/d

    kurangnya informasi

    penyakit

    Sekala nyeri 3

    A: Masalah teratasi

    P: Lanjut intervensi (pasien rawat jalan)

    S : Pasien mengatakan mengetahui

    tentang pengertian dan penyebab

    hipertensi, cara mencegah, terapi obat,

    dan makanan apa saja yang tidak

    boleh dikonsumsi

    O : - K/U baik

    - Pasien tampak sudah mengerti

    - Pasien respon mengangguk mau

    mengikuti saran perawat

    TTV :

    TD : 130 / 80 mmHg

    N : 85 x / menit

    S : 36,5 C

    RR : 21 x /menit

    A : Masalah teratasi

    P : Lanjutkan intervensi (pasien rawat

    jalan)

  • 59

    BAB 4

    PEMBAHASAN

    Dalam pembahasan ini penulis menguraikan kesenjangan antara tinjauan

    pustaka dengan tinjauan kasus dalam Asuhan Keperawatan pada pasien Hipertensi

    yang meliputi Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi

    dalam melakukan pengkajian maka peneliti akan melakukan pemeriksaan yang

    meliputi data objektif dan data subjektif. Tahap pengkajian terdiri dari

    pengumpulan data, diagnosis , perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

    4.1 Pengkajian

    Pada pengkajian didapatkan data Ny.C mengeluh pusing di sertai leher terasa

    tegang keluhan di rasakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien juga

    mengeluhkan penglihatan kabur.

    Pasien kemudian di bawa oleh keluarganya ke IGD RS TK III Brawijaya

    Surabaya pada tanggal 21 Juli 2019 pukul 06.30. Setelah dilakukan pemeriksaan

    didapatkan Tekanan darah TD: 170/100 S: 37C RR: 22 x/menit, N : 100x/menit.

    Pasien juga mengatakan pernah mempunyai penyakit asam urat. obat yang sering

    di konsumsi adalah obat captopril, amlodipine.

    Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Persyarafan (B3: Brain) didapatkan

    kesadaran komposmetis, pada mata ada keluhan mata kabur di kedua mata

    pasien, fungsi penglihatan normal, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

    reflek cahaya normal dan rangsangan cahaya normal, tidak ada gangguan

    pendengaran, penciuman normal, pengecapan normal bisa merasakan manis, asin,

  • 60

    pahit, asam, perabaan bisa merasakan rabaan panas, dingin dan tekanan. Nyeri

    kepala di rasakan seminggu sebelum sakit dan di rasakan sangat nyeri di bagian

    tengkuk belakang P: peningkatan pembuluh darah otak naik Q: nyeri seperti

    tertusuk R: pada bagia kepala bagian belakang S: Skala nyerinya 5 T: kurang lebih

    setiap 5menit sekali. tinggi badan klien 150cm. Berat Badan sebelum sakit 48kg

    saat ini 47kg. Diet khusus rendah garam. Hasil pemeriksaan laboratorium pada

    tanggal 21 Juli 2019 meliputi : Hemoglobin 10.0 g/dl, Leukosit 10.310 ribu/mm3,

    Trombosit 223.000 ribu/mm3, Hematokrit 30.1 %, SGON 16 U/L, SGPT 8 U/L.

    Selama di rawat klien mendapatkan terapi : Inf. RL 20 tpm, amlodipine tablet

    2x10 mg , captopril tablet 2x75 mg.

    Menurut Rokhaeni, 2011, tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi

    tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

    tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal

    ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri

    tidak terukur, Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang

    menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

    merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari

    pertolongan medis diantaranya mengalami sakit kepala dan pusing, lemes, lelah,

    Sesak nafas, gelisah ,mual, muntah, epistaksis, kesadaran menurun

    Berdasarkan teori dan fakta terdapat kesenjangan.

    Fakta dan dimana pada Teori, terdapat tanda dan gejala hipertensi yaitu sesak

    nafas dan epistaksis. sedangkan pada kasus Ny.C tidak ditemukan tanda dan

    gejala tersebut. Alasannya biasanya dalam kasus hipertensi, epitaksis timbul bila

    terjadi peningkatan tekanan darah 180/110 mmHg. Untuk itu penanganan dini

  • 61

    pada penderita hipertensi sangat diperlukan karena jika tidak ditangani lebih lanjut

    dapat menimbulkan komplikasi seperti pendarahan otak yang dapat timbul akibat

    perdarahan tekanan tinggi di otak. dan untuk mencegah penularan penyakit

    hipertensi optimalkan dosis atau penambahan jenis obat sampai target tekanan

    darah tercapai, pertimbangkan konsultasi dengan spesialis hipertensi, serta diet

    dengan rendah garam.

    4.2 Diagnosa Keperawatan

    Dari gejala yang ada pada Ny.C serta dari hasil pemeriksaan laboratorium

    dapat ditegakkan diagnosa medis pada Ny.C yaitu Hipertensi. Pada kasus Ny.C

    muncul 2 diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut dan defisiensi pengetahuan. dan

    yang menjadi prioritas masalah yaitu Nyeri akut berhubungan dengan resistensi

    pembuluh darah otak meningkat. Didukung oleh data subjektif pasien yang

    mengatakan pusing, leher terasa tegang keluhan di rasakan 1 minggu sebelum

    masuk rumah sakit, pasien juga mengeluhkan penglihatan kabur, disertai adanya

    data objektif didapatkan yaitu kondisi badan lemah keadaan umum baik dan hasil

    pemeriksaan Tanda-‘tanda vital yaitu Tekanan Darah 170/90 mmHg, Suhu 37 0C,

    Nadi 90x/mnt , RR 22 x/mnt.

    Menurut sumber Brunner dan Sudart, 2002, dari Keperawatan Medikal

    Bedah Patofisiologi Krdiovaskuler, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

    pada kasus hipertensi diantaranya Penurunan curah jantung b.d kesadaran menurun,

    Nyeri akut b.d nyeri kepala akut, Kelebihan volume cairan b.d retensi Na ditandai dengan

    edema, Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik, Defisiensi pengetahuan b.d koping tidak

    adekuat.

  • 62

    Berdasarkan fakta dan teori yang ada, penulis menyimpulkan bahwa ada

    kesesuaian antara diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Ny.C dengan

    teori , di mana diagnosa teori yang diperkirakan muncul pada kasus Hipertensi

    diantaranya adalah Penurunan curah jantung b.d kesadaran menurun, Nyeri akut b.d

    nyeri kepala akut, Kelebihan volume cairan b.d retensi Na ditandai dengan edema,

    Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik, Defisiensi pengetahuan b.d koping tidak

    adekuat. Pada yang ditemukan penulis dengan kasus Ny.C terdapat 2 diagnosa

    yang sama dengan teori yaitu nyeri akut dan defisiensi pengetahuan, dimana 1

    diagnosa yang menjadi prioritas yaitu Nyeri akut.

    4.3 Perencanaan

    Rencana Tindakan Keperawatan untuk mengatasi Nyeri akut (Kepala)

    pada Ny.C Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan

    nyeri dapat terkontrol, nyeri berkurang, pasien merasa nyaman. Dengan kriteria

    hasil mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu mengunakan tehnik

    nonfarmokologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan), melaporkan bahwa

    nyeri berkurang dengan mengunakan menejemen nyeri, mampu mengenali nyeri

    (nyeri skala intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), menyatakan rasa nyaman

    setelah nyeri berkurang. Untuk tindakan keperawatan yang dilakukan meliputi

    melakukan pengkajian nyeri secara komperhensif, termasuk lokasi, durasi,

    frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, observasi reaksi non verbal dari

    ketidaknyamanan, kontrol lingkungan seperti yang dapat mempengaruhi nyeri

    seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan, ajarkan tentang teknik

    tindakan no farmakologi berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, tingkatkan

  • 63

    istirahat, kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak

    berhasil.

    Menurut sumber Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018, dari Standar Intervensi

    Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan, intervensi

    keperawatan dalam lakukan menejemen nyeri termasuk lokasi, kareteristik, durasi,

    frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, observasi reaksi nonverbal dari

    ketidaknyamanan, gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

    pengalaman nyeri pasien, kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri, evaluasi

    pengalaman nyeri masa lampau, evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain

    tentang ketidakefektifan control nyeri masa lampau bantu pasien dan keluarga

    untuk mencari dan menemukan dukungan, kontrol lingkungan yang dapat

    mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan, kurangi

    faktor presipitasi nyeri, pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non

    farmakologi dan interpersonal), kaji tipe dan sumber nyeri untuk menetukan

    intervensi, ajarkan tentang tehnik no farmakologi, berikan analgetik untuk

    mengurangi nyeri, evaluasi keefektifan control nyeri, tingkatan istirahat,

    kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil,

    monitor penerimaan pasien tentang menejemen nyeri.

    Berdasarkan fakta dan teori, penulis menyimpulkan bahwa tindakan

    Keperawatan yang penulis rencanakan sudah sesuai teori, namun terdapat

    beberapa perencanaan pada teori yang tidak penulis masukan dalam perencanaan

    pada kasus Ny.C. Perencanaan ini sudah dalam pertimbangan yang sangat tepat

    sehingga dapat diterapkan sesuai kebutuhan pasien. Perencanaan tindakan

  • 64

    keperawatan dilakukan selama 1x24 jam dan dapat di evaluasi secara langsung

    setelah dilakukan asuhan keperawatan.

    4.4 Pelaksanaaan

    Implementasi yang dilakukan penulis tidak menemukan hambatan dan

    penulis tidak melakukan tindakan yang melenceng dari perencanaan yang

    ditetapkan, pada tanggal 22 Juli 2019, untuk diagnosa keperawatan nyeri akut

    (kepala) berhubungan dengan resistensi pembuluh darah otak meningkat.

    Implementasi yang telah dilakukan adalah melakukan pengkajian nyeri secara

    koperensif, termasuk lokasi, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi,

    mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, memberikan lingkungan

    yang nyaman seperti yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

    pencahayaan dan kebisingan, mengedukasikan kepada pasien dan keluarga

    tentang makanan rendah garam, observasi Tanda-tanda vital pasien, kolaborasi

    dengan tim medis lain dalam pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri. Terapi

    yang didapatkan adalah Inf. RL 20 tpm, amlodipine tablet 2x10 mg , catropil

    tablet 2x75 mg. Untuk tanggal 23 Juli 2019 untuk diagnosa nyeri akut (kepala)

    berhubungan dengan resistensi pembuluh darah otak meningkat, penulis

    mengulang implementasi yang sama dengan tanggal 22 Juli 2019, karena masalah

    teratasi sebagian. Dan pada tanggal 24 Juli 2019, penulis melakukan tindakan

    keperawatan pada diagnosa nyeri akut (kepala) berhubungan dengan resistensi

    pembuluh darah otak meningkat karena masalah sudah teratasi dan pasien rawat

    jalan.

    Implementasi pada Ny.C dapat dilakukan penulis sesuai rencana tindakan

    keperawatan yang ada. Penulis melakukan semua perencanaan yang telah

  • 65

    direncanakan tanpa mengalami kesulitan. Hal ini terbukti selama 3 hari

    pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan, keluhan pasien berkurang. Dalam

    kasus ini ada pelaksanaan yang tidak penulis masukan dari teori dalam

    perencanaan pada kasus Ny.C.

    4.5 Evaluasi

    Hasil evaluasi penulis bisa mengatasi masalah keperawatan nyeri akut (kepala)

    berhubungan peningkatan tekanan vaskuler serebral. untuk evaluasi hari pertama

    tanggal 22 Juli 2019 masalah belum teratasi, dikarenakan pasien Pasien

    mengatakan nyeri kepala, pusing, leher terasa sedikit tegang pemeriksaan

    Tekanan Darah 170 / 90 mmHg. Pengkajian nyeri di dapatkan P: Peningkatan

    pembulu darah otak naik, Q : nyeri seperti tertindih beban berat, R : ada bagian

    kepala bagian belakang, S: Skala nyerinya 5, T: nyeri hilang timbul kurang lebih

    setiap 5 menit. Pada evaluasi hari kedua pada tanggal 23 Juli 2019 diagnosa masih

    teratasi sebagian, dikarenakan Pasien mengatakan kepala pusing berkurang leher

    masih terasa sedikit tegang. Pemeriksaan Tekanan Darah 160 / 90 mmHg.

    Pengkajian nyeri di dapatkan P: Peningkatan pembulu darah otak naik, Q : nyeri

    seperti tertindih beban berat, R : ada bagian kepala bagian belakang, S: Skala

    nyerinya 4, T: nyeri hilang timbul kurang lebih setiap 5 menit, dan pada evaluasi

    tanggal 24 Juli 2019 masalah sudah teratasi dan pasien rawat jalan. Pasien

    mengatakan kepala kadang-kadang pusing namun keadaan lebih baik dari

    sebelumnya. TD : 130 / 80 mmHg, Sekala nyeri 3.

    Evaluasi pada Ny.C dilakukan dengan metode SOAP. Keberhasilan dalam

    mengurangi nyeri ditunjang oleh beberapa hal diantaranya Skala nyeri berkurang

  • 66

    dan tekanan darah dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan hasil dari penulis

    yang ada bahwa dari seluruh tindakan keperawatan, nyeri kepala disebabkan

    karena terjadi resistensi pembuluh darah otak meningkat. Sebelum dilakukan

    tindakan keperawatan, pada evaluasi hari pertama, penulis belum mampu

    mengatasi masalah keperawatan nyeri akut (kepala) berhubungan dengan

    resistensi pembuluh darah otak meningkat karena pasien belum mampu

    mengontrol nyeri, pada evaluasi hari kedua masalah teratasi sebagian dikarenakan

    pasien sudah mampu mengontrol nyeri namun TD masih 160/90 mmHg serta

    skala nyari masih 4. Dan untuk evaluasi hari ketiga kondisi pasien sudah membaik

    dengan masalah telah teratasi. dikarenakan pasien sudah bisa mengontrol nyeri

    sehingga nyeri dapat berkurang dan kondisi pasien berangsur membaik dalam

    waktu 3 hari atau 3x24 jam.

  • 67

    BAB 5

    PENUTUP

    Pada bab ini akan di sajikan kesimpulan dan saran kecil study kasus

    mengenai pasien hipertensi.

    5.1 Kesimpulan

    5.1.1 Pada pengkajian tahap pengumpulan data terdapat kesenjangan antara

    tinjauan pustakan dan tinjauan kasus.

    5.1.2 Diagnosa yang di temukan pada Ny C. penulis menemukan 3 (Tiga)

    diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan dengan resistensi tekanan

    pembuluh darah otak meningkat, penurunan curah jantung berhubungan

    dengan aliran darah ke jantung dan otak tidak adekuat, defisiensi

    pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit.

    Dimana terdapat kesenjangan pada teori yang terdapat 5 diagnosa.

    5.1.3 Perencanaan keperawatan pada tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat

    kesenjangan.

    5.1.4 Pelaksanan tindakan keperawatan pada pasien Ny. C dengan diagnose

    media Hipertensi dalam fakta