Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
KARYA TULIS ILMIAH
KHIFDATUL KHOIRIYAH 14.131.0055
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi persyaratan pendidikan pada
Program Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendkia Medika Jombang
KHIFDATUL KHOIRIYAH
14.131.0055
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
iii
IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM
RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Khifdatul Khoiriyah¹, Awaluddin Susanto², Miftachul Sobirin³
Diploma III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
ABSTRAK
Kualitas air kolam renang harus cukup terpelihara secara teratur dan terus
menerus sehingga air kolam renang dapat bebas dari pencemaran serta harus memenuhi syarat-syarat kualitas air kolam renang, karena air kolam renang yang tercemar ini dapat menyebabkan beberapa penyakit salah satunya adalah infeksi saluran kemih yang mana penyakit tersebut penyebarannya ditularkan dari air kolam renang yang terkontaminasi oleh bakteri Proteus sp. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di wilayah Kecamtan Jombang Kabupaten Jombang.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Populasinya air kolam renang di wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang sebanyak empat sampel. Sampling menggunakan total sampling dan variabelnya adalah bakteri Proteus sp., pengumpulan data menggunakan observasi laboratories. Pengolahan data menggunakan tabel dan hitung persentase air kolam renang yang positif bakteri Proteus sp.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di Laboratorium STIKes ICMe Jombang, dari empat sampel air kolam renang ditemukan satu sampel air kolam renang (25%) adanya bakteri Proteus sp., sedangkan pada ketiga sampel air kolam renang (75%) tidak ditemukan adanya bakteri Proteus sp. namun pada kedua sampel air kolam renang ditemukan adanya bakteri Coliform dan satu sampel air kolam renang tidak ditemukan adanya bakteri.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan hasil positif ditemukan adanya bakteri Proteus sp. pada satu sampel air kolam renang dengan persentase 25% dari empat sampel air kolam renang di wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Kata kunci : Proteus sp., Air kolam renang
iv
IDENTIFICATION OF Proteus sp. BACTERIA TO SWIMMING
POOL WATER
(Study in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Khifdatul Khoiriyah¹, Awaluddin Susanto², Miftachul Sobirin³ Diploma III Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang [email protected]
ABSTRACT
Quality of swimming pool must be well maintained regularly and continuously so
that the water can be free from contamination also must fulfill requirements the quality of swimming pool water, because this contaminated water can cause some diseases one of them was urinary infection which the spreadness of that disease by swimming pool water that contaminated by Proteus sp. bacteria. The purpose of this research to know the existence of Proteus sp. bacteria to swimming pool water in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Research method used was kind of descriptive. Population were swimming pool water in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang a number of four samples. Sampling used was total sampling and its variable was Proteus sp. bacteria, data were collected by using laboratory observation. Data were processed by table and counted the percentage of swimming pool water that positively containing Proteus sp. bacteria.
Based on examination result that has been done in Laboratory of STIKes ICMe Jombang, from four samples of swimming pool water was found one of samples (25%) is contained Proteus sp. bacteria, while the third samples of swimming pool water (75%) weren’t found the existence of Proteus sp. but both of samples of swimming pool water were found the existence of Coliform bacteria and one sample of swimming pool water wasn’t found the existence of bacteria.
Conclusion of this research known that was positive found the existence of Proteus sp. bacteria in one sample of swimming pool water with percentage of 25% of four samples of swimming pool water in Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Keywords : Proteus sp., Swimming Pool Water
v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Pasir, 06 Juli
1996 dari pasangan bapak Junaidi dan ibu Wasilah. Penulis merupakan putri
pertama dari dua bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari TK Tunas Mulia Kayungo 1A Pasir
Kalimantan Timur, tahun 2008 penulis lulus dari MI Mathla’un Najah Bragung
Sumenep, tahun 2011 penulis lulus dari MTS 1 putri Annuqayah Guluk-guluk,
dan tahun 2014 penulis lulus dari MA 1 Annuqayah putri Guluk-guluk Sumenep.
Pada tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika”
Jombang melalui jalur PMDK. Penulis memilih Program Studi DIII Analis
Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia
Medika” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, 19 Juli 2017
Yang menyatakan
Khifdatul Khoiriyah
ix
MOTTO
“ Yang kalah adalah wujud hukuman atas kegagalan
Pemenang adalah penghargaan atas kesuksesan “.
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puji syukur atas segala Rahmat, dan karunia-Mu Ya Allah
SWT. Engkau berikan kemudahan dalam setiap langkah hidup saya, serta saya
haturkan sholawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW. Dengan
penuh kecintaan dan keikhlasannya. Pembuatan dan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini tentu tidak terlepas dari adanya peran serta dukungan orang-orang
yang saya sayangi. Untuk itu saya ucapkan terimaksih kepada semua pihak-
pihak terkait. Saya persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada :
1. Kedua orang tua saya Bapak Junaidi dan Ibu Wasilah, yang selalu
memberikan semangat, kepercayaan dan harapan dalam diri saya, yang
tidak pernah bosan menegur, menuntun, menyayangi dan mendo’akan di
setiap langkah hidup saya.
2. Fakhrur Rozi Alharisy yang senantiasa memberi semangat kepada saya,
sehingga saya mampu menyelesaikan tugas ini sampai selesai.
3. Pembimbing utama dan pembimbing anggota (Awaluddin Susanto, S.Pd.,
M.Kes dan Miftachul Sobirin, S.Pd., M.Si) yang telah memberi bimbingan
dengan penuh kesabaran.
4. Dosen-dosen STIKes ICMe Jombang khususnya Prodi DIII Analis Kesehatan.
5. Sahabat-sahabat saya (Sucay, Rizkot) yang sudah menemani saya, atas
kebersamaan dan kekompakan kita tidak akan saya lupakan.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis hingga terselesaikannya pembuatan karya tulis ilmiah ini.
xi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten jombang)” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang.
Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menghaturkan
terima kasih kepada: H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns., MH, selaku ketua
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang, Erni Setiyorini, S.KM., MM., selaku
ketua Program Studi D III Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang. Awaluddin Susanto, S. Pd., M.Kes dan Miftachul Sobirin, S.Pd., M.Si
atas kesediaan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
masukan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Serta kedua orang tua untuk
doa dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa mendatang. Akhir kata, semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jombang, 19 Juli 2017
Penulis,
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................ iii
ABSTRACT ......................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH .............................. v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... vi
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................ viii
MOTTO ............................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ................................................................................. x
KATA PENGANTAR ............................................................................ xi
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolam Renang .................................................................... 4
2.2 Air Kolam Renang .............................................................. 11
2.3 Bakteri Proteus sp .............................................................. 16
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual ......................................................... 22
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ....................................... 23
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 24
4.2 Desain Penelitian ................................................................ 24
4.3 Kerangka Kerja ................................................................... 25
4.4 Populasi, Sampling ............................................................. 26
Halaman
xiii
4.5 Definisi Operasional ........................................................... 26
4.6 Alat dan Bahan ................................................................... 27
4.7 Prosedur Penelitian ............................................................ 28
4.8 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ....................... 31
4.9 Analisa Data ....................................................................... 32
4.10 Etika Penelitian ................................................................. 33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ................................................................... 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan......................................................................... 42
6.2 Saran.................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar Morfologi Proteus sp...........................................
Kerangka Konseptual........................................................
Kerangka Kerja Penelitian.................................................
17
22
25
xv
DAFTAR TABEL Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 5.1
Definisi Operasional Variabel……………………………….
Panduan Penulisan Hasil di Laboratorium………………...
Hasil Pemeriksaan Bakteri Proteus sp...............................
27
32
37
xvi
DAFTAR SINGKATAN dan SIMBOL
DAFTAR SINGKATAN
BAP
CFU
DEPKES
EMB
HPC
HJK
HAAs
ISK
KB
MCA
MPN
Proteus sp.
P3K
WHO
: Blood Agar Plate
: Colony Forming Unit
: Departemen Kesehatan
: Eosin Methylen Blue
: Heterotrophic Plate Count
: Hitung Jenis Kuman
: Haloacetic acids
: Infeksi Saluran Kemih
: Keluarga Berencana
: Mac Conkey Agar
: Most Probable Number
: Spesies Proteus
: Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
: World Health Organization
DAFTAR SIMBOL
% : Persentase
˚C : Derajat Celcius
± : Kurang Lebih
Ppm
m²
: Part Per Million
: Meter Persegi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat pernyataan
Lampiran 2 Pemberitahuan siap seminar proposal dan seminar hasil
Lampiran 3 Lembar formulir penggunaan laboratorium
Lampiran 4 Lembar persetujuan penggunaan laboratorium
Lampiran 5 Surat keterangan penelitian
Lampiran 6 Lembar konsultasi
Lampiran 7 Tabel hasil
Lampiran 8
Lampiran 9
Dokumentasi
Surat keterangan bebas plagiasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air yang terdapat di muka bumi ini selain digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan rekreasi misalkan kolam
renang, water boom, water park dan lain-lain. Pemanfaatan air untuk
kegiatan rekreasi khususnya kolam renang sudah di atur oleh pemerintah
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun (2014), yaitu :
“persyaratan kesehatan air untuk kolam renang dan pemandian umum
terlindung dari sumber pencemaran, makhluk hidup pembawa penyakit,
tempat perkembang biakan vektor (nyamuk Aedes aegypti dan lain-lain), dan
aman dari kemungkinan kontaminasi’’. Kolam renang atau pemandian umum
merupakan media yang cukup baik dalam perkembangbiakan beberapa
penyakit, adanya kontak langsung antara manusia dalam satu tempat,
mengakibatkan penyakit-penyakit tersebut dapat ditularkan oleh
mikroorganisme patogen dalam air kolam renang seperti bakteri, virus, jamur
dan protozoa (WHO, 2006).
Sebagian besar kolam renang ternyata tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun (2014), hal ini diperkuat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2010) menyatakan bahwa
air kolam renang di salah satu kolam renang yang berada di Yogyakarta
sudah terkontaminasi bakteri Escherichia coli, hal ini dikarenakan sumber air
kolam renang tersebut berasal dari air tanah yang telah terkontaminasi
sebagai akibat dari adanya pencemaran limbah yang masuk ke dalam air
tanah.
1
2
Bakteri yang biasanya berada di kolam renang di antaranya
Escherichia coli, Pseudomonas sp., Klebsiella sp., Proteus sp. dan lain-lain.
Salah satu bakteri tersebut adalah dari genus Proteus sp., bakteri ini
merupakan salah satu genus bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia
dan hewan lainnya, habitat utama Proteus sp. adalah saluran usus hewan
(burung, reptil, hama tanaman) dan manusia (Herendra, 2009). Proteus sp.
merupakan bakteri batang lurus, gram negatif, tidak membentuk spora, hidup
secara anaerobik fakultatif, bergerak dengan flagel (Bergey, 2014). Bakteri
ini sering ditemukan di tanah, dan air serta merupakan flora normal pada
saluran pencernaan manusia dan mamalia (Wassif C., 2008). Bakteri
Proteus sp. merupakan bakteri nomor dua yang menyebabkan infeksi
saluran kemih atau kelainan bernanah seperti abses, infeksi luka, dan diare
terutama pada anak-anak (Herendra, 2009).
Kebiasaan berenang di kolam renang dapat menimbulkan pengaruh
yang kurang baik bagi kesehatan dan keamanan para perenang. Hal ini
dapat terjadi karena keadaan kolam renang yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Kolam
renang perlu mendapatkan perhatian khusus terutama kualitas airnya agar
para perenang terhindar dari penularan penyakit dan kecelakaan (Permana,
T. 2012). Karena kualitas air kolam renang yang kurang baik akan mudah
tercemar oleh bakteri patogen seperti Proteus sp. yang mana air yang
tercemar oleh bakteri ini akan memberikan dampak yang fatal bagi
pengguna kolam renangnya.
Sehingga berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin
melakukan ”Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di
Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah terdapat bakteri
Proteus sp. pada air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi secara laboratorium adanya bakteri Proteus sp. pada
air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi ilmiah untuk
penelitian selanjutnya dan memberikan sumbangan pemikiran bagi
perkembangan ilmu kesehatan umumnya dan dalam bidang Bakteriologi
khususnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolam Renang
2.1.1 Definisi Kolam Renang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 66 Tahun (2014)
kolam renang didefinisikan sebagai suatu usaha bagi umum yang
menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga, serta
jasa pelayanan lainnya, yang menggunakan air bersih yang telah diolah.
Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa
melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang
bertujuan untuk olahraga maupun hanya sekedar mencari kesenangan
(Sitanggang, 2000).
2.1.2 Klasifikasi Kolam Renang
Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut
pemakaian, letak, dan cara pengisian airnya.
Berdasarkan pemakaiannya, kolam renang dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kolam renang perorangan (private swimming pool) adalah kolam
renang milik pribadi yang terletak di rumah perseorangan.
2. Kolam renang semi umum (semi public swimming pool) adalah kolam
renang yang biasanya terdapat di hotel, sekolah, atau perumahan
sehingga tidak semua orang dapat menggunakannya.
3. Kolam renang umum (public swimming pool) adalah kolam renang
yang diperuntukan untuk umum dan biasanya terdapat di perkotaan
(WHO, 2006).
4
5
Berdasarkan letaknya, tipe kolam renang terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Outdoor swimming pool, yaitu kolam renang yang terletak di tempat
terbuka.
2. Indoor swimming pool, yaitu kolam renang yang terletak di tempat
tertutup atau yang berada di dalam ruangan (WHO, 2006).
Berdasarkan cara pengisian air pada pemandian buatan termasuk
kolam renang, dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Fill and draw pool, yaitu pengisian air pada kolam renang yang
apabila kondisi airnya kotor akan diganti secara keseluruhan.
Penentuan kondisi air tersebut ditetapkan dengan melihat kondisi fisik
air atau dari jumlah perenang yang menggunakan.
2. Flow trough pool, yaitu sistem airan dimana air di dalam kolam akan
terus-menerus bergantian dengan yang baru. Tipe ini dianggap yang
terbaik namun membutuhkan banyak air yang berasal dari satu mata
air di alam.
3. Recirculation pool, merupakan tipe pengisian air kolam renang
dimana airnya dialirkan secara sirkulasi dan menyaring air kotor
dalam filter-filter (Suparlan, 1988 dalam Hasibuan, 2009).
2.1.3 Sanitasi Kolam Renang
Kolam renang yang ideal adalah kolam renang yang memenuhi
syarat keamanan, kebersihan, dan kenyamanan. Suatu kolam renang
diharapkan mampu memberikan kenyamanan bagi para pengunjung
namun tetap harus mengedepankan faktor keamanan, terutama untuk
semua fasilitas penunjang yang berada di dalam area kolam renang.
Selain itu, aspek kebersihan juga merupakan hal penting untuk
diperhatikan karena berkaitan erat dengan aspek kesehatan khususnya
faktor penularan penyakit. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan di
6
kolam renang meliputi semua penyakit food and water borne disease,
seperti penyakit mata, penyakit kulit, penyakit kuning (hepatitis), dan
penyakit yang berhubungan dengan pencernaan (Mukono, 2007).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.66
Tahun 2014, suatu kolam renang harus memenuhi persyaratan
kesehatan lingkungan kolam renang, antara lain :
1. Persyaratan umum
1) Lingkungan Kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan
dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta
tidak menjadi sarang dan perkembangbiakan vektor penular
penyakit.
2) Bangunan Kolam renang dan semua peralatan yang digunakan
harus memenuhi persyaratan kesehatan serta dapat mencegah
terjadinya kecelakaan.
2. Persyaratan tata bangunan
Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus tertata sesuai
fungsinya dan harus memenuhi persyaratan kesehatan sehingga
tidak menyebabkan pencemaran terhadap air kolam renang.
3. Persyaratan konstruksi bangunan
1. Lantai
1. Lantai kolam renang harus kuat, kedap air, memiliki permukaan
yang rata, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
2. Lantai kolam renang yang selalu kontak dengan air harus
memiliki kemiringan yang cukup (2-3%) ke arah saluran
pembuangan air limbah.
7
2. Dinding kolam renang
1. Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.
2. Permukaan dinding yang selalu kontak dengan air harus terbuat
dari bahan yang kuat dan kedap air.
3. Ventilasi
Sistem ventilasi harus dapat menjamin peredaran udara di
dalam ruang dengan baik.
4. Sistem pencahayaan
1. Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas yang sesuai.
2. Untuk kolam renang yang digunakan saat malam hari harus
dilengkapi dengan lampu berkapasitas 12 volt.
5. Atap
Atap tidak boleh bocor agar tidak memungkinkan terjadinya
genangan air.
6. Langit-langit
Langit-langit harus memiliki ketinggian minimal 2,5 meter dari
lantai dan mudah dibersihkan.
7. Pintu
Pintu harus dapat mencegah masuknya vektor penyakit
seperti serangga, tikus, dan binatang pengganggu lain.
4. Persyaratan kelengkapan kolam renang
Kolam renang harus memiliki fasilitas kelengkapan diantaranya:
bak cuci kaki, kamar dan pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan
barang, kamar P3K, fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan
peturasan, serta tempat cuci tangan) dan gudang bahan-bahan kimia
dan perlengkapan lain.
8
5. Persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi
1) Area kolam renang
1. Harus ada pemisah yang jelas antara area kolam renang
dengan area lainnya.
2. Lantai dan dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, berwarna
terang, dan mudah dibersihkan. Sudut dinding dan dasar
kolam harus melengkung
3. Dinding kolam renang harus rata dan vertikal, jika terdapat
injakan maka pegangan dan tangga tidak boleh ada
penonjolan, terbuat dari bahan berbentuk bulat dan tahan
karat.
4. Kolam harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah
sisinya.
2) Bak cuci kaki
1. Harus terdapat bak cuci kaki yang berukuran minimal panjang
1,5 meter, lebar 1,5 meter, dan kedalaman 20 cm dengan
pengisian air yang penuh.
2. Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki kurang lebih 2 ppm.
3) Kamar dan pancuran bilas
1. Minimal terdapat 1 pancuran bilas untuk 40 perenang.
2. Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari pancuran bilas
untuk wanita.
4) Tempat sampah
1. Memiliki tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori
tangan.
9
2. Tempat sampah terbuat dari bahan yang ringan, tahan karat ,
kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya.
3. Tempat sampah harus mudah dibersihkan dan memiliki
volume yang sesuai untuk menampung sampah dari tiap
kegiatan.
4. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak
terbuat dari beton permanen dan tidak menjadi ternpat
perindukan vektor penyakit.
5. Tempat pengumpul sampah sementara harus dikosongkan
minimal 3x 24 jam.
5) Jamban dan peturasan
1) Tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita
dan 1 buah jamban untuk tiap 60 orang pria dan harus
terpisah antara jamban untuk pria dan wanita.
2) Tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria.
3) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah
pengunjung diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah
jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan 3 buah jamban
untuk wanita.
4) Jamban yang tersedia kedap air dan tidak licin, dinding
berwarna terang, jamban leher angsa, memiliki ventilasi dan
penerangan cukup, tersedia air pembersih yang cukup, dan
memiliki luas lantai minimal 1 m².
5) Konstruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan
karat, sistem leher angsa, luas lantai minimal 1,5 m².
10
6) Jika peturasan dibuat sistem talang atau memanjang, maka
untuk tiap satu peturasan panjangnya minimal 60 meter.
6) Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan terletak di tempat yang mudah dijangkau
dan berdekatan dengan jamban peturasan dan kamar ganti
pakaian serta dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan
cermin.
7) Gudang bahan kimia
1. Tersedia gudang khusus untuk tempat pengelolaan bahan
kimia.
2. Penempatan kalsium hipoklorit harus terpisah dengan
aluminium sulfat atau bahan-bahan kimia lainnya.
8) Perlengkapan lain
1. Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain larangan
berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin,
penyakit epilepsi, penyakit jantung dan lain-lain.
2. Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang, antara lain
pelampung, tali penyelamat dan lain-lain.
3. Tersedia alat untuk mengukur kadar pH dan sisa khlor air
kolam renang secara berkala. Hasil pengukuran sisa khlor dan
pH air kolam renang harian, diumumkan kepada pengunjung
melalui papan pengumuman.
4. Tersedia tata tertib berenang dan anjuran menjaga kebersihan
(Depkes, 2013).
11
2.2 Air Kolam Renang
2.2.1 Sumber Air Kolam Renang
Air yang digunakan sebagai air kolam renang dapat berasal dari
beberapa sumber air. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi
menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah (Budiman,
2007).
1. Air angkasa (hujan)
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi.
Pada saat presipitasi air tersebut merupakan air yang paling bersih,
namun cenderung akan mengalami pencemaran ketika berada di
atmosfer. Pencemaran tersebut dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya gas karbon dioksida, nitrogen,
dan amonia.
2. Air permukaan
Air permukaan meliputi badan-badan air seperti sungai, danau,
telaga, waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan yang sebagian
besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan
tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah,
sampah, maupun pencemar lainnya
3. Air tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau
penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara
alamiah. Proses yang telah dialami air hujan tersebut dalam
perjalanannya ke bawah tanah akan membuat air tanah menjadi lebih
baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Akan tetapi, air
tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi.
12
Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral seperti magnesium,
kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan
kesadahan air.
2.2.2 Pencemaran Air Kolam Renang
Pencemaran air kolam renang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
pencemaran mikrobiologis dan pencemaran kimia.
1. Pencemaran Mikrobiologis
Pencemaran mikrobiologis pada air kolam renang dapat
disebabkan karena kontaminasi fekal dan kontaminasi non-fekal.
Kontaminasi fekal berasal dari kotoran yang dikeluarkan oleh
pengguna kolam renang maupun dari kotoran yang terdapat pada
sumber air yang digunakan sebagai air kolam renang. Pada kolam
renang terbuka, kontaminasi fekal juga dapat berasal dari kotoran
hewan seperti burung dan tikus yang berada di area kolam renang.
Kontaminasi non-fekal di kolam renang dapat berasal dari
pengguna kolam renang, yaitu dari muntahan, lendir, air liur, atau
lapisan kulit yang mencemari air kolam renang. Kontaminasi tersebut
merupakan sumber potensial dari mikroorganisme patogen seperti
bakteri, virus, jamur, dan protozoa dalam air yang dapat
menyebabkan infeksi pada pengguna kolam renang lain apabila
kontak dengan air yang telah terkontaminasi tersebut (WHO, 2006).
2. Pencemaran kimia
Pencemaran kimia pada air kolam renang berasal dari bahan
kimia yang dihasilkan dari proses desinfeksi serta berasal dari bahan
kimia yang dihasilkan oleh pengguna kolam renang seperti keringat,
urin, sisa sabun, dan lotion kosmetik yang melekat pada tubuh
pengguna kolam renang (WHO, 2006).
13
Senyawa kimia yang dihasilkan dari proses desinfeksi berupa
senyawa khlor dapat bereaksi dengan senyawa organik dalam air
seperti amonia dan urea yang berasal dari urin dan keringat.
Senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi dan membentuk produk
sampingan dari proses desinfeksi seperti Trihalomethane (THM),
Chloramines, dan Haloacetic acids (HAAs). Produk sampingan
tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan
seperti iritasi pada mata, kulit, dan saluran pernafasan (Zarzoso M, et
al, 2010).
2.2.3 Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang
Kualitas air yang digunakan sebagai air kolam renang harus
memenuhi standar persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014 Tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Adapun persyaratan kualitas air
untuk kategori kolam renang yang telah ditetapkan meliputi persyaratan
fisik, persyaratan kimia, dan persyaratan biologi.
1. Persyaratan fisik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014,
syarat fisik yang ditetapkan untuk air kolam renang antara lain :
1) Bau
Air yang digunakan dalam kolam renang harus terbebas dari
bau yang mengganggu. Bau pada air kolam renang dapat
disebabkan oleh tumbuhan algae yang berlebihan, serta dari
kontaminasi limbah. Selain itu, bau pada air juga dapat
disebabkan karena kandungan khlor yang tinggi dalam air kolam
renang akibat proses desinfeksi (Soemirat, 2011).
14
2) Kejernihan
Kejernihan air kolam renang dapat dilihat dengan piringan
yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam. Air kolam
renang dapat dikatakan jernih apabila piringan tersebut dapat
dilihat dengan jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7 meter.
3) Benda terapung
Benda terapung merupakan benda-benda asing yang ada di
permukaan air yang dapat berasal dari kotoran-kotoran. Kotoran
dapat dibawa oleh pengguna kolam renang maupun berasal dari
lingkungan di sekitar kolam renang. Air kolam renang harus
terbebas dari benda terapung supaya tidak mengganggu
kenyamanan dari pengguna kolam renang.
2. Persyaratan kimia
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014,
syarat kimia yang ditetapkan untuk air kolam renang antara lain :
1) Alumunium
Alumunium merupakan metal yang mudah dibentuk. Sumber
alamiah dari alumunium adalah bauksit dan kryolit. Pada dosis
tinggi alumunium dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Sifat
toksisitas alumunium bergantung dari senyawanya, jika berikatan
dengan arsen seperti Al-arsenat zat tersebut sangat toksik
(Soemirat, 2011). Batasan maksimal kandungan alumunium dalam
air kolam renang adalah sebesar 0,2 mg/l.
2) Kesadahan
Kesadahan dalam air dapat disebabkan oleh ion-ion
magnesium atau kalsium. Ion-ion tersebut terdapat dalam air
dalam bentuk sulfat, klorida, hidrogen karbonat. Sedangkan pada
15
air alam, kesadahan dapat disebabkan oleh garam karbonat atau
garam asamnya. Adanya kalsium klorida atau magnesium sulfat
disebabkan oleh geologi tanah disekitarnya (Sastrawijaya, 2009).
Batasan minimum kesadahan dalam air kolam renang adalah 50
mg/l dan maksimalnya adalah 500 mg/l.
3) pH
pH dalam air sebaiknya netral yaitu tidak asam maupun
basa. Kualitas air dengan pH 6,7 - 8,6 dapat dikatakan normal dan
tidak terganggu. Air yang berasal dari pegunungan biasanya
memiliki pH yang tinggi. Akan tetapi semakin lama pH akan
menurun menuju suasana asam akibat dari pertambahan bahan-
bahan organik yang kemudian membebaskan CO2 jika mengurai
(Sastrawijaya, 2009). Standar pH untuk air kolam renang adalah
6,5 – 8,5.
4) Sisa khlor
Sisa khlor merupakan sebagian khlor yang tersisa akibat dari
reaksi antara senyawa khlor dengan senyawa organik maupun
anorganik yang terdapat di dalam air (Tri, 2010). Kandungan sisa
khlor bebas dalam air sengaja dipertahankan sebesar 0,2 mg/l
untuk membunuh kuman patogen dalam air (Budiman, 2007).
Batas kandungan sisa khlor dalam air kolam renang sebesar 0,2 -
0,5 mg/l.
5) Tembaga (Cu)
Tembaga pada umumnya diperlukan oleh tubuh untuk
perkembangan tubuh manusia. Akan tetapi jika dosisnya terlalu
tinggi, tembaga justru bersifat racun yaitu dapat mengganggu
enzim yang terkait dengan pembentukan sel darah, dapat
16
menimbulkan gejala pada ginjal, hati, muntaber, pusing, lemah,
anemia, kram dan lain sebagainya. Pada dosis yang terlalu
rendah, tembaga dalam air dapat menimbulkan rasa kesat,
berwarna, dan korosi pada pipa (Soemirat, 2011). Kadar maksimal
tembaga dalam air kolam renang sebesar 1,5 mg/l.
3. Persyaratan Biologi
Persyaratan biologi yang ditetapkan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.66 Tahun 2014 untuk kategori kolam renang antara
lain :
1) Bakteri Coliform
Bakteri Coliform merupakan kelompok bakteri yang memiliki
ciri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, serta
bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi
laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam
pada suhu 35ºC (APHA 1989 dalam Kusnadi dkk, 2005). Batasan
kandungan bakteri Coliform dalam air kolam renang adalah 0 per
100 ml sampel air.
2) Kuman
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.66 tahun 2014,
batas maksimum jumlah angka kuman yang ada di dalam air
kolam renang adalah 200 koloni per 100 ml sampel air.
2.3 Bakteri Proteus sp.
2.3.1 Pengertian Bakteri Proteus sp.
Bakteri Proteus sp. merupakan salah satu anggota dari famili
Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri
gram negatif berbentuk batang yang habitat alaminya berada pada
sistem usus manusia dan binatang. Keluarga Enterobacteriaceae
17
meliputi banyak jenis yaitu (Escherichia, Shigella, Salmonella,
Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus, dan lainnya).
Enterobacteriaceae merupakan fakultatif anaerob atau aerob yang dapat
memfermentasikan karbohidrat, memiliki struktur antigenik yang
komplek, dan menghasilkan berbagai toksin yang mematikan.
Enterobacteriaceae merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang
yang mempunyai terminologi, tetapi bakteri tersebut dapat disebut
coliform (Jawetz, 2005).
2.3.2 Morfologi Bakteri Proteus sp.
Gambar 2.1 Morfologi Proteus sp. (Sumber. http://lookfordiagnosis.com 2009)
Proteus sp. merupakan bakteri bentuk batang, gram negatif,
tidak berspora, tidak berkapsul, berflagel peritrik, bakteri ini berukuran
0,4 – 0,8 × 1,0 - 3,0 µm. Proteus sp. termasuk dalam bakteri non laktosa
fermenter, bersifat fakultatif aerob/anaerob (Wahyu, 2005). Sifat koloni
Proteus sp. pada media MCA membentuk koloni sedang besar, tidak
berwarna atau berwarna merah muda, non lactose fermented, smooth,
menjalar atau tidak menjalar, kalau menjalar permukaan koloni kasar,
sedangkan pada media EMB koloni tidak berwarna, transparan, dan
halus. Proteus sp. mengeluarkan bau khas dan swarming pada media
BAP. Proteus sp. menunjukkan pertumbuhan yang menyebar pada suhu
37ºC. Proteus sp. membentuk asam dan gas dari glukosa sifatnya khas
18
antara lain mengubah fenil alanin menjadi asam fenil alanin piruvat atau
PAD dan menghidrolisa urea dengan cepat karena adanya enzim
urease pada TSIA bersifat alkali asam dengan membentuk S (Jawetz,
2005). Secara umum morfologi bakteri Proteus sp. dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
2.3.3 Klasifikasi Bakteri Proteus sp.
Menurut Jawetz (2005) Proteus sp. dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Spesies : Proteus vulgaris
Proteus morganii
Proteus mirabilis
Proteus rittgeri
2.3.4 Patogenitas Bakteri Proteus sp.
Proteus sp. sering ditemukan di tanah, air dan merupakan flora
normal pada saluran pencernaan manusia. Bakteri ini menyebabkan
infeksi pada manusia apabila manusia mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri tersebut atau menggunakan air yang kurang
bersih yang kemungkinan terkontaminasi oleh Proteus sp. kemudian
bakteri ini meninggalkan saluran usus dan menginfeksi organ seperti
kantong kemih dengan cara berkembang biak yang mengakibatkan
penyumbatan pada aliran kemih kemudian menyebabkan peradangan
19
atau infeksi pada saluran kemih dan pada sebagian kasus Proteus sp.
ditemukan sebagai penyebab diare pada anak-anak (Jawetz, 2005).
Proteus sp. adalah bakteri patogen oportunistik, dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan seperti abses, infeksi
luka, infeksi telinga atau saluran napas. Proteus sp. dapat menyebabkan
infeksi pada manusia hanya bila bakteri tersebut meninggalkan saluran
usus (Jawetz, 2005). Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih
dan menyebabkan bakterimia, pneumonia dan lesi fokal pada penderita
yang lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena, pada
infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Proteus sp. ini urin bersifat
basa sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak
mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus sp.
mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies
Proteus sp. menghasilkan urease mengakibatkan hidrolisis urea yang
cepat dengan pembebasan amonia (Radji, 2009).
2.3.5 Cara Uji Bakteriologi Laboratorium
Untuk pemeriksaan mikrobiologi air terdapat 4 metode yang
secara rutin dilakukan dan direkomendasikan sesuai standart
(Permenkes, 2010). Metode tersebut adalah:
1. Heterotrophic Plate Count (HPC)
Heterotrophic Plate Count dikenal di Indonesia sebagai
pemeriksaan metoda lempeng total, Hitung Jenis Kuman (HJK) atau
Total Plate Count (TPC). Dalam metode ini digunakan 1 ml sampel
cair dimasukkan pada petridish dan menambahkan sekitar 15 ml
media mikrobiologi cair dicampur merata dan menunggu sampai
padat. Setelah itu menginkubasi selama 48 jam pada suhu 35ºC.
20
Hasil koloni yang tumbuh dinyatakan sebagai Colony Forming Unit
(CFU).
2. Presence Absence
Tujuan metode ini adalah mendapatkan informasi data kualitatif
ada tidaknya sebuah bakteri atau group bakteri dalam sampel. Dalam
metode ini digunakan 100 ml sampel yang disimpan dalam botol
media. Kemudian ditambahkan media mikrobiologi cair.
3. Most Probable Number (MPN) atau Multiple Tube Technique
Teknik MPN merupakan modifikasi dari metode presence
absence. Sampel yang akan dianalisa dibagi menjadi beberapa
tabung dengan konsentrasi yang berbeda. Jika sampel yang
digunakan 5-10 ml maka media mikrobiologi yang digunakan adalah
single strength, untuk sampel dengan volume 10-100 ml digunakan
media mikrobiologi double strength, dan sampel di atas 100 media
yang digunakan adalah triple strength. Nilai MPN dapat dibaca
menggunakan tabel MPN yang bisa didapatkan di standar metode.
4. Membrane Filter
Membrane filter merupakan metode yang lebih mudah dan
memberikan hasil yang lebih cepat. Sampel yang digunakan
biasanya 100 ml dan jumlah sampel yang lebih besar dalam analisa
air kolam renang yaitu 500 ml, biasanya membrane filter yang sering
digunakan mempunyai porositas 0,45 mikron dengan diameter sekitar
50 mm.
Pengujian mikrobiologi juga dapat dilakukan dengan cara
mengisolasi bakteri pada media selektif. Selanjutnya dilakukan
serangkaian uji biokimia yang meliputi uji fisiologis (uji motil), uji metil-
21
red, uji voges-proskauer, uji TSIA, uji KIA, sehingga diperoleh data
yang menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh bakteri tersebut.
2.3.6 Pencegahan dan Pengobatan
Infeksi yang disebabkan oleh Proteus sp. dapat dicegah dengan
menjaga kebersihan tubuh, memperhatikan makanan yang dikonsumsi,
dan melakukan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit, antara
lain: pemakaian antibiotika secara tepat, tindakan antiseptik yang benar,
misalnya pada pemakaian kateter urina. Bakteri Proteus sp. yang
diisolasi dari infeksi yang terjadi di masyarakat biasanya sensitif
terhadap obat anti mikroba yang efektif terhadap bakteri Gram-negatif
meskipun ada galur yang resisten. Galur yang resisten terutama
dijumpai pada penderita yang memiliki riwayat pengobatan antibiotik.
Cairan infus dan elektrolit perlu diberikan pada penderita diare berat
(Radji, 2009).
22
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan gambaran dan arahan asumsi
mengenai variabel-variabel yang akan di teliti, atau memiliki arti hasil sebuah
sintesis dan proses berpikir deduktif maupun induktif, dengan kemampuan
kreatif dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru (Iskandar, 2008). Kerangka
konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang.
Air kolam
renang
Bakteri Proteus sp.
Negatif Positif
Kontaminasi bakteri Proteus
sp. dapat menyebabkan :
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Infeksi Luka
3. Infeksi Saluran Napas
Faktor pencemaran adanya bakteri
Proteus sp. pada air kolam renang :
1. Kontaminasi oleh pengguna
kolam renang.
2. Saluran air kolam renang.
3. Sumber air itu sendiri.
22
23
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konsep pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan
bahwa faktor penyebab adanya bakteri Proteus sp. pada air kolam renang
terdiri dari kontaminasi oleh pengguna kolam renang, saluran air kolam
renang, dan sumber air itu sendiri. Faktor-faktor tersebut semuanya tidak
diteliti. Pada penelitian ini peneliti hanya mengidentifikasi bakteri Proteus sp.
pada air kolam renang yang ditunjukkan dengan hasil positif dan negatif. Jika
hasil positif maka kontaminasi bakteri Proteus sp. dapat menyebabkan
infeksi saluran kemih (ISK), infeksi luka, serta infeksi saluran pernapasan.
24
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses
penelitian. Dalam menyusun proposal, metode penelitian harus diuraikan secara
rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengambilan data,
analisis data, cara penafsiran, dan penyimpulan hasil penelitian. Untuk penelitian
yang menggunakan metode kualitatif dapat dijelaskan metode pendekatan yang
digunakan secara lebih mendetail (Hidayat, 2008).
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
4.1.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari perencanaan penyusunan
proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir, yaitu sejak bulan
November 2016 sampai bulan Agustus 2017.
4.1.2 Tempat Penelitian
Pada penelitian ini sampel diambil dari 4 kolam renang yang
berada di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dan
pengujian bakteri Proteus sp. pada air kolam renang dilaksanakan di
Laboratorium Bakteriologi Program Studi Diploma III Analis Kesehatan
STIKes ICMe Jombang.
4.2 Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi
tanpa mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap obyek
atau wilayah penelitian (Arikunto 2010, h. 3). Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif karena peneliti hanya ingin melihat positif atau
negatif bakteri Proteus sp. pada air kolam renang di Wilayah Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang.
24
25
4.3 Kerangka Kerja
Kerangka kerja dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di
Wilayah Kecamatan Jombang.
Penentuan Masalah
Penyusunan Proposal
Penyusunan Laporan Akhir
Sampling
Total Sampling
Populasi
Semua kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang sebanyak 4 kolam renang.
Analisa Data
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Observasi
Cooding dan tabulating
k
Jenis Penelitian
Deskriptif
26
4.4 Populasi Penelitian, Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah semua obyek yang menjadi sasaran penelitian
yang akan diteliti (Isgiyanto 2009, h. 4). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua air kolam renang di Kecamatan Jombang yang
berjumlah 4 kolam renang.
4.4.2 Sampling
Sampling adalah cara mengambil sampel dari populasinya dengan
tujuan sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang akan diteliti
(Nashir dkk 2011, h. 209). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah
Non Probability Sampling dengan metode Total Sampling adalah cara
pengambilan sampel dengan mengambil anggota populasi semua
menjadi sampel (Aziz, 2010).
4.5 Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini
adalah Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam renang.
4.5.2 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel
secara operasional berdasarkan kriteria yang diamati, memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi dan pengukuran secara cermat
terhadap suatu objek atau fenomena (Nasir, Muhith & Ideputri, 2011).
Definisi operasional variabel pada penelitian ini disajikan pada Tabel
4.2.
27
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel tentang identifikai bakteri Proteus sp.
Variabel Definisi operasio
nal
Parameter Alat ukur Skala data
Kriteria
Identifika
si bakteri
Proteus
sp. pada
air
kolam
renang
pemeriks
aan untuk
mengetah
ui Positif
(+) atau
Negati (-)
adanya
Bakteri
Proteus
sp.
a.Makrospis Pada media EMB permukaan koloni halus, transparan, tidak berwarna.
Pada mediaTSIA bersifat Alkali-asam dengan membentuk H2S.
b.
Mikroskopis :Gram negatif, warna merah, bentuk batang.
Observasi Ordinal
1.Positif (+) terdapat Proteus sp.
2. Negatif (-) tidak terdapat Proteus sp.
4.6 Alat dan Bahan
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010). Untuk
identifikasi bakteri Proteus sp. menggunakan alat dan bahan sebagai berikut
4.6.1 Alat
1. Beaker glass 7. Ose jarum
2. Tabung reaksi 8. Hot plate
3. Rak tabung reaksi 9. Autoclave
4. Batang pengaduk 10. Cawan petri
5. Incubator 11. Obyek
6. Ose bulat 12. Deck glass
13. Mikroskop
28
14. Nampan pewarnaan
15. Bunsen
16. Timbangan Analitik
17. Pipet tetes
4.6.2 Bahan
1. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
2. Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
3. Air kolam renang ± 1 ml
4. Oil imersi
5 .Kapas
6. Alumunium foil
7. Pengecatan Gram
Gram 1 : Gentian Violet
Gram 2 : Lugol
Gram 3 : Asam Alkohol
Gram 4 : Safranin
4.7 Prosedur Penelitian
A. Pembuatan Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) sebanyak 6,5 gram.
3. Memasukkan media ke dalam beaker glass dan menambahkan
dengan 100 ml aquadest.
4. Memanaskan hingga mendidih di atas hot plate dan mengaduk
dengan batang pengaduk.
5. Setelah mendidih menuangkan media TSI (Triple sugar Iron Agar) ke
dalam tabung reaksi kemudian menutupnya dengan kapas dan
alumunium foil.
29
6. Membiarkan media tersebut membeku atau memadat.
7. Mensterilkan media TSI di dalam autoclave pada suhu 121˚C selama
15 menit.
8. Memiringkan media TSI pada tabung reaksi sehingga diperoleh agar
miring.
9. Memasukkan media ke dalam kulkas dan menginkubasi selama 24
jam.
B. Pembuatan Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang media EMB (Eosin Methylene Blue Agar) sebanyak 3,6
gram kemudian memasukkan ke dalam beaker glass dan melarutkan
dalam 100 ml aquadest.
3. Memanaskan di atas hot plate
4. Mengaduk dengan batang pengaduk sampai homogen hingga
mendidih
5. Menuangkan media ke dalam cawan petri dan membungkus dengan
Koran
6. Mensterilkan media di dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu
121˚C.
7. Memasukkan media ke dalam kulkas selama 24 jam
C. Pengambilan sampel
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Botol yang digunakan dalam pengambilan sampel air kolam renang
harus memiliki mulut lebar dan bertutup serta memiliki volume yang
cukup.
3. Mensterilkan alat yang akan digunakan dalam pengambilan sampel.
30
4. Membuka bungkus kertas pada botol tersebut kemudian memegang
botol pada bagian bawah yang masih ada kertas pembungkusnya
sehingga tangan tidak bersentuhan dengan botol.
5. Membuka tutup botol tersebut kemudian menurunkan pelan-pelan
sampai mulut botol masuk dan mencapai kedalaman kolam.
6. Setelah botol terisi penuh,mengangkat botol dan sebagian isinya
dibuang kemudian menutup rapat.
D. Penanaman Sampel ke dalam Media
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Melakukan penanaman pada media EMBA (Eosin Methylene Blue
Agar) dengan cara menggoreskan sampel air secara zig-zag kemudian
menginkubasi pada suhu 37˚C selama 24-48 jam dan memasukkan ke
dalam inkubator.
3. Melakukan pengamatan makroskopis pada media EMBA, jika terdapat
koloni khusus yang memiliki ciri-ciri seperti bakteri Proteus sp. maka
mengambil koloni tersebut dan melakukan pembuatan preparat dan
melakukan pengamatan mikroskopis pada preparat tersebut.
4. Mengambil koloni yang sama kemudian melakukan penanaman pada
media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) dan menginkubasi selama 24-48
jam.
5. Melakukan pengamatan secara Makroskopis pada media TSIA yang
akan membentuk S dan bersifat alkali asam.
E. Pembuatan Preparat
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memfiksasi bagian luar cawan petri di dekat spiritus.
3. Mengambil sedikit koloni dengan ose bulat yang sudah difiksasi.
31
4. Menggoreskan aquadest.koloni di atas obyek glass yang ditetesi
dengan
5. Membiarkan sampai kering.
6. Melakukan pengecatan gram menunggu sampai kering kemudian
mengamati bakteri di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x
menggunakan oil imersi.
F. Pengecatan Gram
1. Meletakkan preparat di atas rak pengecatan
2. Meneteskan cat utama (Gentian Violet) 2-3 tetes dan mendiamkan
selama 1 menit, membilas dengan air mengalir, mengeringkan.
3. Meneteskan cat kedua (Lugol), membiarkan selama 1 menit,
membilas dengan air mengalir , mengeringkan.
4. Meneteskan cat ketiga (Asam Alkohol) selama 10 detik, membilas
dengan air mengalir, mengeringkan.
5. Meneteskan cat keempat (Safranin) selama 1 menit, membilas
dengan air mengalir, mengeringkan.
6. Mengamati preparat dengan perbesaran 100x menggunakan oil
imersi.
4.8 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan
terhadap sampel secara laboratorium, kemudian mendokumentasikan
hasil dari penelitian dan mencatat setiap hasil yang diperoleh.
4.8.2 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui
tahapan cooding, dan tabulating.
32
a. Cooding
Adalah kegiatan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan (Notoadmodjo, 2010). Pada
penelitian ini, peneliti memberikan kode sebagai berikut :
Sampel
Sampel no.1 kode S1
Sampel no. 2 kode S2
Sampel no. 3 kode S3
Sampel no. 4 kode S4
b.Tabulating
Tabulasi yaitu membuat tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoadmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel sesuai
dengan jenis variabel yang diolah yang menggambarkan hasil
pemeriksaan bakteri Proteus sp.. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat
Panduan Penulisan Hasil di Laboratorium.
Tabel 4.3 Panduan Penulisan Hasil di Laboratorium
No. Sampel Positif
Negatif Keterangan
1. S1
2. S2
3 S3
4 S4
4.9 Analisa Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai
tujuan pokok penelitian (Nursalam, 2008).
33
Analisa data menggunakan rumus :
Keterangan :
P = Persentase
N = Jumlah seluruhnya kolam renang yang diteliti
F = Frekuensi air kolam renang yang positif mengandung bakteri Proteus
sp.
Setelah diketahui persentase dari perhitungan, kemudian ditafsirkan
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Seluruhnya : 100%
2. Hampir seluruhnya : 76% - 99%
3. Sebagian besar : 51% - 75%
4. Setengahnya : 50%
5. Hampir setengahnya : 26% - 49%
6. Sebagian kecil : 1% - 25%
7. Tidak satupun : 0%
4.10 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini mengajukan permohonan pada instansi terkait
untuk mendapatkan persetujuan, setelah disetujui dilakukan pengambilan
data, dengan menggunakan etika antara lain:
4.10.1 Informed Consent (Lembar persetujuan)
Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada
subjek penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan
penelitian. Jika subjek bersedia responden menandatangani lembar
persetujuan.
34
4.10.2 Anonimity (Tanpa nama)
Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar
pengumpulan data. Cukup menulis nomor responden untuk menjamin
kerahasiaan identitas.
4.10.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Penyajian data atau hasil penelitian hanya ditampilkan pada
forum Akademis.
35
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang dan pengujian bakteri Proteus sp. pada air kolam
renang dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Program Studi
Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Di Laboratorium
ini dilengkapi dengan alat dan bahan pendukung praktikum bakteriologi
diantaranya yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri
atau alat yang digunakan untuk proses penanaman bakteri sehingga
penanaman berlangsung steril, bunsen atau lampu spiritus yang juga
sebagai pendukung proses penanaman agar berlangsung steril.
Adapun keempat kolam renang yang diteliti adalah :
1. Kolam renang ini beralamatkan di desa Keplaksari Kecamatan
Jombang, tempat wisata lokal ini terdapat balekambang, kolam
pancing, kolam renang dan lapangan tenis. Tempat ini sering
diselenggarakan berbagai konser, baik artis regional hingga artis
ibukota, namun karena tempatnya yang kurang terawat sehingga
tempat wisata ini kurang diminati oleh masyarakat. Keadaan
lingkungan sekitar kolam renang ini pada setiap sudut terdapat
tumpukan lumut dan pada air kolam renang sedikit keruh serta
terdapat banyak sampah yang berserakan di pinggir kolam renang.
2. Kolam renang ini beralamatkan di desa Mojongapit Kecamatan
Jombang, selain terdapat kolam renang yang bersih, terdapat juga
alat-alat fitnes yang lengkap, tempat yoga dan senam yang memadai.
35
36
Sehingga tempat ini cukup diminati oleh masyarakat. Keadaan
lingkungan sekitar kolam renang ini cukup bersih dan terawat serta
adanya fasilitas penunjang seperti adanya tempat sampah pada
setiap sudut kolam renang ini membuat para pengunjung tidak
membuang sampah di sembarang tempat.
3. Kolam renang ini beralamatkan di desa Kepanjen Kecamatan
Jombang. Kolam renang ini terdapat banyak wahana bermain dalam
ruang (indoor), karena lokasinya yang strategis yang terletak di
depan Kebon Rojo atau di seberang jalan kolam renang ini cukup
diminati oleh kalangan masyarakat. Keadaan lingkungan sekitar
kolam renang ini cukup kotor karena pada saat pengambilan sampel
kolam renang ini dalam proses perbaikan pada bagian depan
sehingga keadaan air kolam renang sedikit keruh.
4. Kolam renang ini beralamatkan di desa Sengon Kecamatan Jombang
ini merupakan salah satu kolam renang berskala Internasional yang
ada di Indonesia. Setelah melalui proses yang cukup panjang
akhirnya proses pembangunannya selesai juga dan sudah launching
pada saat berdekatan dengan hari olahraga nasional atau tepatnya
pada bulan September. Kolam renang ini banyak diminati oleh
berbagai kalangan masyarakat karena keindahan dan kebersihannya
yang selalu terawat. Keadaan lingkungan sekitar kolam renang ini
sangat bersih dan adanya resirkulasi air kolam renang yang rutin
membuat air kolam renang ini sangat jernih.
5.1.2 Data Penelitian
Hasil pemeriksaan yang diperoleh dari kolam renang Wilayah
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dapat dilihat pada tabel 5.1.
37
Tabel 5.1 Hasil pemeriksaan Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
No. Hasil Pemeriksaan Bakteri Frekuensi Persentase (%) 1. Positif Proteus sp. 1 25
2. Negatif - 3 75 Total 4 100
Berdasarkan hasil pemeriksaan bakteri Proteus sp. pada air kolam
renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang diketahui
pada satu sampel air kolam renang (25%) yang diperiksa positif
ditemukan adanya bakteri Proteus sp., dan pada ketiga sampel air
kolam renang (75%) yang diperiksa negatif tidak ditemukan adanya
bakteri Proteus sp.
5.1.3 Pembahasan
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian kecil kolam
renang yang diteliti positif ditemukan bakteri Proteus sp. tetapi sebagian
besar positif ditemukan bakteri Coliform.
Air kolam renang yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari
kolam renang di wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Berdasarkan penelitian tersebut dari empat sampel air kolam renang
didapatkan hasil pada sampel pertama air kolam renang (25%) positif
terdapat adanya bakteri Proteus sp., pada sampel kedua dan ketiga air
kolam renang (50%) tidak ditemukan bakteri Proteus sp. namun
ditemukan adanya bakteri Coliform, dan pada sampel keempat air
kolam renang (25%) tidak ditemukan adanya bakteri.
Sampel air kolam renang dikatakan positif terdapat adanya
bakteri Proteus sp. yang ditunjukkan dengan ciri-ciri pada media EMB
(Eosin Methylene Blue Agar) adanya koloni tidak berwarna, transparan,
38
dan halus yang dilanjutkan dengan uji TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
yang menunjukkan pada slant (bagian atas) media bersifat alkali
(berwarna merah), butt (bagian dasar) bersifat asam (berwarna kuning),
dan terjadinya pembentukan gas dengan adanya endapan berwarna
hitam. Pada pemeriksaan mikroskopis bakteri Proteus sp. dapat
ditunjukkan dengan bentuk batang, bersifat gram negatif dan berwarna
merah.
Air kolam renang yang positif tercemar bakteri Proteus sp. bisa
disebabkan karena kondisi kolam renang yang kotor dan lingkungan
sekitar kolam renang yang kurang terawat dimana pada pinggir kolam
renang terdapat tumpukan lumut sehingga air kolam renang tersebut
bisa terkontaminasi oleh bakteri Proteus sp. Sedangkan pada saat
dilakukan pemeriksaan di laboratorium dipengaruhi oleh udara yang
berada di sekitar sehingga bakteri bisa mencemari preparat yang akan
diteliti. Faktor lain yang dapat mencemari air kolam renang adalah
sistem resirkulasi yang tidak bekerja dengan baik yang mana fungsi dari
sistem resirkulasi adalah untuk menyaring pencemaran dan
membersihkan air kolam renang, ketika hal itu tidak bekerja dengan baik
air kolam renang dapat dengan cepat menjadi kotor dan desinfektan
akan kurang memadai untuk membunuh bakteri. Sedangkan menurut
(WHO, 2006) pencemaran mikroorganisme pada air kolam renang dapat
disebabkan karena kontaminasi fekal yang berasal dari kotoran yang
dikeluarkan oleh pengguna kolam renang ataupun kontaminasi non-
fekal yang berasal dari pengguna kolam renang, seperti lendir,
muntahan, dan air liur.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dian (2013)
mengenai uji kandungan bakteri Proteus mirabillis pada air kolam
39
renang didapatkan hasil air kolam renang di salah satu kolam renang di
Makasar sudah terkontaminasi bakteri Proteus mirabillis (13%) dan
bakteri Escherichia coli (19%) hal ini dikarenakan letak kolam renang
yang berdekatan dengan pabrik pangan sehingga air kolam renang bisa
terkontaminasi oleh bakteri, dari penelitian tersebut didapatkan bakteri
terbanyak adalah bakteri Escherichia coli. Penyakit yang ditimbulkan
bakteri Escherichia coli paling sering menyebabkan masalah perut dan
usus, seperti diare dan muntah, pneumonia, endocarditis, dan infeksi
pada luka-luka dan abses pada bagian organ.
Menurut Jawetz (2005) bakteri Proteus sp. merupakan salah satu
anggota dari famili Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae merupakan
kelompok bakteri gram negatif berbentuk batang yang habitat alaminya
berada pada sistem usus manusia dan binatang. Keluarga
Enterobacteriaceae meliputi banyak jenis yaitu (escherichia, shigella,
salmonella, enterobacter, klebsiella, serratia, proteus, dan lainnya).
Enterobacteriaceae merupakan fakultatif anaerob atau aerob yang dapat
memfermentasikan karbohidrat, memiliki struktur antigenik yang
kompleks, dan menghasilkan berbagai toksin yang mematikan.
Enterobacteriaceae merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang
yang mempunyai terminologi. Bakteri Proteus sp. dapat menyebabkan
infeksi saluran kemih atau kelainan seperti abses, infeksi luka, infeksi
telinga atau saluran napas.
Pada penelitian ini selain ditemukan adanya bakteri Proteus sp.
juga ditemukan adanya bakteri Coliform. Keberadaan bakteri Coliform
dapat ditunjukkan dengan media agar miring bersifat Asam/Asam
(berwarna kuning-kuning), dan menghasilkan gas. Menurut Leboffe
(2011), warna kuning pada keseluruhan media tersebut dikarenakan
40
bakteri Coliform pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) dapat
menfermentasikan glukosa, laktosa dan sukrosa. Sedangkan
terbentuknya gas dikarenakan gas yang dihasilkan oleh fermentasi
karbohidrat akan muncul sebagai celah di media atau akan mengangkat
agar-agar dari bagian bawah tabung.
Keberadaan bakteri Coliform yang mengkontaminasi air kolam
renang bisa juga disebabkan oleh penampungan yang digunakan untuk
menampung sumber air kolam renang tidak pernah dibuka atau tidak
pernah dibersihkan oleh pengelola kolam renang sehingga air tersebut
tercemar oleh bakteri Coliform, yang mana bakteri tersebut umumnya
dapat dijumpai di air.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Gamaiwarivoni (2010)
mengenai studi kualitas bakteriologis air kolam renang dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya di kolam renang kota Semarang didapatkan
hasil dari tiga puluh tiga sampel air yang diperiksa bakteri Coliform total
tertinggi sebesar >240 per 100 ml sampel, sedangkan bakteri Coliform
total terendah sebanyak 7,5 per 100 ml sampel. Adanya kandungan
bakteri Coliform dalam air kolam renang dapat menimbulkan gangguan
pada manusia terutama penyakit yang berhubungan dengan air, seperti
diare, filariasis, disentri, dan lain-lain. Oleh karena itu, maka kandungan
MPN bakteri Coliform yang disyaratkan harus 200/100 ml sampel air
(Permenkes, 2010).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghambat
adanya pertumbuhan bakteri pada air kolam renang yaitu dengan
menjaga kebersihan lingkungan kolam renang, karena aspek kebersihan
merupakan hal penting untuk diperhatikan dan berkaitan erat dengan
aspek kesehatan khususnya faktor penularan penyakit. Menurut Mukono
41
(2007) cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas air
kolam renang adalah dengan desinfeksi, cara desinfeksi yang paling
sering digunakan adalah penggunaan klorin Ca(OCl)², serta kolam
renang tersebut harus memenuhi syarat kesehatan lingkungan kolam
renang yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Tahun (2014) baik dari tata bangunan, konstruksi bangunan,
kelengkapan kolam renang dan fasilitas kolam renang.
42
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Air kolam renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
sebagian kecil didapatkan positif bakteri Proteus sp.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Masyarakat
Disarankan untuk memilih kolam renang yang memenuhi standart
yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
6.2.2 Bagi Dinas Kesehatan
Disarankan untuk memberikan sosialisasi dan penyuluhan
terhadap pengelola kolam renang serta adanya pengujian bakteri
Proteus sp. secara rutin pada kolam renang.
6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan untuk digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut
mengenai bakteri Proteus sp. yang terdapat dalam air kolam renang
42
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Aziz, Alimul. 2010. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta
Bergey, 2014. Journal Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology.Baltimore: Amerika.
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC: Jakarta.
Dian, R. 2013. Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan Pengguna Kolam Renang di Sidoarjo. Airlangga University Press: Surabaya.
Endang, P. 2011. Leukosituria, Bakteriuria dan Pengecatan Gram Urin sebagai Kriteria Diagnostik Infeksi Saluran Kemih pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Semarang: Universitas Diponegoro.
Gamaiwarivoni, W. 2010. Perilaku Perenang, Fasilitas Sanitasi, Sisa Klor dan
Coliform Total Air Kolam Renang di Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Kerja UGM.
Hasibuan, Elpizunianti. 2009. Kadar Sisa Khlor pada Beberapa Kolam Renang di
Kotamadya Medan Tahun 2009. Skripsi: Universitas Sumatera Medan.Hidayat, AA. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Health Books, Publishing: Surabaya.
Herendra. 2009. Jurnal Bakteri Proteus. USU Digital Library: Sumatera Utara.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Gaung Persada: Jakarta.
Isgiyanto, A. 2009. Teknik Pengambilan Sampel. Mitra Cendekia : Yogyakarta.
Joko, Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Jaweetz. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika: Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2014 Tentang Syarat - Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian. Jakarta.
Kusnadi, dkk. 2005. JICA Common Textbook :Mikrobiologi. FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Leboffe, M. 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology Laboratory. Amerika Serikat : Morton Publishing Company.
Mukono, HJ. 2007. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press: Surabaya.
Nashir A, Muhith A & Idieputri. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan:
Konsep Pembuatan Karya tulis dan thesis untuk mahasiswa kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Salemba Medika: Jakarta.
Permana, T. 2012. Penularan Penyakit Pada Pemakai Kolam Renang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.
Prasetyo, 2010. Analis Kelayakan Kolam Renang. Jurnal Universitas Diponegoro. Semarang.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Persyaratan Kualitas Air (492/MENKES/PER/IV/2010), Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Rahardjo, P. 2006. Infeksi Saluran Kemih, dalam Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-IV. Penerbit FKUI: Jakarta.
Radji, M . 2009. Buku Ajar Mikrobiologi, Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Rusdidjas, 2009. Infeksi Saluran kemih. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Sitanggang, Antony. 2000. Jurnal Tinjauan Sanitasi Kolam Renang Pamatang Siantar.
Soemirat. 2011. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Sastrawijaya, Tresna, A. 2009. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta: Jakarta.
Sukandar, E. 2007. Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Dewasa dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.
WHO. 2006. Guidelines For Safe Recreational Water Environment Volume 2 Swimming Pools And Similar Environments. WHO Press,Switzerland.
Wassif, C. 2008. Molekuler Analysis of a Metalloproteae from Proteus Mirabilis. Journal of Bacteriology.
Wahyu, L. 2005. Mikrobiologi Lingkungan. Universitas Muhammadiyah: Malang.
Zarzoso, M., et all. 2010. Potential Negative Effects Of Chlorinated Swimming Pool Attendance On Health Of Swimmers And Associated Staff. Journal Biology Of Sport.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Soffa Marwa Lesmana, A. Md. AK
Jabatan : Staf Laboratorium Klinik Prodi DIII Analis Kesehatan
Menerangkan bahwa mahawasiswa di bawah ini :
Nama : Khifdatul Khoiriyah
NIM : 14. 131. 0055
Telah melaksanakan pemeriksaan Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam
Renang di laboratorium Mikrobiologi prodi DIII Analis Kesehatan Mulai Selasa 13
Juni 2017 sampai dengan Jum’at 16 Juni 2017 dengan hasil sebagai berikut :
No. Kode Sampel Hasil (+) / (-)
Keterangan
3. S1 (+) /positif Proteus sp.
4. S2 (+) /positif Coliform
3 S3 (+) /positif Coliform
4 S4 (-) /negatif Tidak Ada
YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN “INSAN CENDEKIA MEDIKA”
Prodi D3 Analis Kesehatan SK Mendiknas No. 141/D/O/2005
Jl. K.H. Hasyim Asyari 171, Mojosongo – Jombang, Telp. 0321-877819, Fax.: 0321-
864903
Jl. Halmahera 33 – Jombang, Telp.: 0321-854915, 0321-854916, e-Mail:
LAMPIRAN 7
Lembar Identifikasi Bakteri Proteus sp. pada Air Kolam Renang di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang
No. Kode Sampel Positif Negatif Keterangan
1. S1 + Proteus sp.
2. S2 + Coliform
3 S3 + Coliform
4 S4 - Tidak Ada
Keterangan :
S : Air Kolam Renang
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM RENANG
(Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Gambar 2.1
Pengambilan sampel Air kolam renang
Gambar 2.2
Pembuatan media EMB dan TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Gambar 2.3
Penanaman sampel Air kolam renang pada media EMB
Gambar 2.4
Penanaman sampel Air kolam renang pada TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
Gambar 2.5
Pembuatan preparat dan pengecatan Gram
Gambar 2.6
Identifikasi bakteri Proteus sp. dibawah mikroskop
HASIL IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp. PADA AIR KOLAM RENANG (Studi di Wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Gambar 3.1
Pertumbuhan koloni pada media EMB : koloni tidak berwarna, transparan dan halus
Gambar 3.2
Pertumbuhan koloni pada media EMB : koloni berwarna merah muda, berbentuk bulat dan sedang
Gambar 3.3
Pertumbuhan koloni pada media EMB : koloni berwarna hitam, berbentuk bulat dan koloninya kecil
Gambar 3.4
Media EMB yang tidak tumbuh koloni
Gambar 3.5
Hasil pertumbuhan bakteri Proteus sp. pada Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar). Lereng media berwarna merah (bersifat basa), dasar media berwarna kuning (bersifat asam) dan terjadi pembentukan gas dengan adanya endapan berwarna hitam
Gambar 3.6
Hasil pertumbuhan bakteri Coliform pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar). Lereng media berwarna kuning (bersifat asam), dasar media berwarna kuning (bersifat asam) dan terbentuknya gas
Gambar 3.7
Hasil positif bakteri Proteus sp. di bawah mikroskop : berbentuk batang, bersifat gram negatif dan berwarna merah
Gambar 3.8
Hasil positif bakteri Coliform di bawah mikroskop : berbentuk batang, bersifat gram negatif dan berwarna merah
LAMPIRAN 9