26
LAPORAN KASUS SEORANG PRIA72 TAHUN DENGAN OD KATARAK SENILIS IMATUR DAN OS KATARAK SENILIS MATUR Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh: Donny Austine Wibisono 22010111200060 Penguji kasus : dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M Pembimbing : dr. Rakhmasari Yan A

Kasbes Mata - Katarak

  • Upload
    deap27

  • View
    267

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

Page 1: Kasbes Mata - Katarak

LAPORAN KASUS

SEORANG PRIA72 TAHUN DENGANOD KATARAK SENILIS IMATUR DAN OS KATARAK

SENILIS MATUR

Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior

Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

Donny Austine Wibisono

22010111200060

Penguji kasus : dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M

Pembimbing : dr. Rakhmasari Yan A

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2012

Page 2: Kasbes Mata - Katarak

HALAMAN PENGESAHAN

Melaporkan kasus seorang pria 72 tahun dengan OD Katarak Senilis Imatur dan

OS Katarak Senilis Matur

Nama : Donny Austine Wibisono

NIM : 22010111200060

Penguji : dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M

Pembimbing : dr. Rakhmasari Yan A

Dibacakan tanggal : 13 Maret 2012

Diajukan guna memenuhi tugas Kepaniteraan Senior di Bagian Ilmu Kesehatan

Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Semarang, 13 Maret 2012

Penguji Kasus, Pembimbing,

dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M dr. Rakhmasari Yan A

1

Page 3: Kasbes Mata - Katarak

LAPORAN KASUS

SEORANG PRIA 72 TAHUN DENGAN OD KATARAK SENILIS

IMATUR DAN OS KATARAK SENILIS MATUR

Penguji kasus : dr. Fatimah Dyah Nur A, Sp. M

Pembimbing : dr. Rakhmasari Yan A

Dibacakan oleh : Donny Austine Wibisono

Dibacakan tanggal : 13 Maret 2012

I. PENDAHULUAN

Tajam penglihatan dipengaruhi oleh refraksi, kejernihan media

refrakta dan saraf. Bila terdapat kelainan/gangguan pada komponen

tersebut, akan dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Salah

satunya adalah katarak, yakni kekeruhan lensa mata karena terganggunya

metabolisme lensa.1 Katarak dapat terjadi akibat penuaan, trauma fisik,

radiasi, pegaruh zat kimia, penyakit intraokuler, penyakit sistemik ataupun

kongenital.2,3

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi nasional

kebutaan di Indonesia yakni sebesar 0,9% dengan penyebab utama adalah

katarak, disusul glaukoma, gangguan refraksi, penyakit mata degeneratif

dan penyakit mata lainnya. Prevalensi kasus katarak di Indonesia pada

tahun 2007 sebesar 1,8%, mengalami peningkatan dibandingkan dengan

data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, yaitu 1,2%.4

Berikut ini adalah laporan kasus seorang wanita 62 tahun dengan

oculi dextra katarak senilis imatur dan oculi sinistra katarak senilis matur.

2

Page 4: Kasbes Mata - Katarak

II. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. W

Usia : 72 tahun

Agama : Islam

Alamat :Gilingsari Selatan kecamatan Temanggung RT002/RW002

Pekerjaan : Pensiunan PNS

No. CM : C342778

III. ANAMNESIS

(Autoanamnesis pada tanggal 7 Maret 2012)

Keluhan utama :Penglihatan kedua mata kabur

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak ± 7 tahun yang lalu, penderita mengeluh penglihatan mata

kiri kabur, seperti tertutup kabut, perlahan-lahan, semakin lama dirasakan

semakin kabur.± 3 bulan yang lalu penderita mengeluh penglihatan mata

kanan juga mulai kabur seperti mata kirinya.Penderita mengeluh

penglihatan mata kiri lebih kabur dari mata kanannya.Penglihatan kedua

mata kabur terus menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari

dan saat melihat dekat maupun jauh.Mata merah (-), kotoran mata (-),

nrocos (-), gatal (-), cekot-cekot (-), nyeri (-),melihat bayangan hitam

melayang-layang (-), kilatan cahaya (-), silau (+) pada mata kanan bila

terkena sinar lampu.Karena mengganggu aktivitas terutama pada mata kiri,

penderita memutuskan berobat ke RSUDTemanggung. Di

RSUDTemanggung dikatakan bahwa penglihatan penderita kabur karena

mata kiri menderita katarak, kemudian disarankan oleh dokter untuk

menjalankan operasi katarak, lalu dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi untuk

dilakukan operasi katarak, dan penderita telah setuju untuk dioperasi.

3

Page 5: Kasbes Mata - Katarak

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat penggunaan kacamata baca (+), sejak 3 tahun lalu

Riwayat sakit kencing manis disangkal

Riwayat sakit tekanan darah tinggi disangkal

Riwayat minum jamu dan obat-obat tetes mata dalam jangka

panjang disangkal

Riwayat trauma pada daerah mata disangkal

Riwayat operasi mata sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit seperti ini.

Riwayat Sosial Ekonomi :

- Penderita seorang pensiunan PNS dan tinggal bersama anaknya

- Pasien mempunyai 3 orang anak yang sudah berkeluarga dan bekerja.

- Pembiayaan pengobatan pasien ditanggung ASKES.

Kesan sosial ekonomi : cukup.

IV. PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 6Maret 2012)

Status Praesens :

Keadaan umum : Baik

Kesadaran :Komposmentis

Tanda vital : Tekanan darah : 130/80 mmHg

Nadi : 84x/menit

Frekuensi napas : 20x/menit

Suhu : afebris

Pemeriksaan fisik : kepala : mesosefal, normal

leher : tidak ada kelainan

4

Page 6: Kasbes Mata - Katarak

thoraks :cor : tidak ada kelainan

paru : tidak ada kelainan

abdomen : tidak ada kelainan

ekstremitas : tidak ada kelainan

Status Oftalmologi :

Oculus Dexter Oculus Sinister6/7,5 VISUS 1/300NC KOREKSI Tidak dikoreksi

Tidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukanGerak bola mata kesegala arah

baikPARASE/PARALYSE Gerak bola mata kesegala arah

baikTidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainan

Edema (-), spasme (-) PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), spasme (-)Edema (-), spasme (-) PALPEBRA INFERIOR Edema (-), spasme (-)

Hiperemis (-), sekret (-), edema (-), mix injeksi (-)

CONJUNGTIVA PALPEBRALIS

Hiperemis (-), sekret (-), edema (-), mix injeksi (-)

Hiperemis (-), sekret (-), edema (-)

CONJUNGTIVA FORNICES Hiperemis (-), sekret (-), edema(-)

Injeksi (-), sekret (-) CONJUNGTIVA BULBI Injeksi (-), sekret (-)Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainan

Jernih CORNEA JernihKedalaman cukup, jernih,

Tyndall Efek (-)CAMERA OCULI

ANTERIORKedalaman cukup, jernih,

Tyndall Efek (-)Kripte (+), sinekia (-) IRIS Kripte (+), sinekia(-)Bulat, central, regular,

d : 3 mm, RP (+) NPUPIL Bulat, central, regular,

d : 3 mm, RP (+) N.Keruh tidak

merata(N1K1SKP0)LENSA Keruh merata

iris shadow (-)

5

Lensa keruh tidak merata

Lensa keruh merata

Page 7: Kasbes Mata - Katarak

iris shadow (+)(+) kurang cemerlang FUNDUS REFLEKS (-)

T(digital) normalTschiotz = 5/5,5 = 17,3 mmHg

TENSIO OCULI T(digital) normalTschiotz = 5/5,5 = 17,3 mmHg

Tidak dilakukan SISTEM CANALIS LACRIMALIS

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan TEST FLUORESCEIN Tidak dilakukan

V. RESUME

Seorang Pria 72 tahun datang dengan keluhan sejak ± 7 tahun yang

lalu pada OS terjadi penurunan visus, seperti tertutup kabut, perlahan-

lahan, semakin lama semakin kabur.± 3 bulan yang lalu penderita

mengeluh OD juga mulai terjadi penurunan visus seperti OS.Penurunan

visus terjadi terus menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari

dan saat melihat dekat maupun jauh.Karena mengganggu aktivitas

terutama pada OS, penderita memutuskan berobat ke RSUDTemanggung.

Di RSUDTemanggung dikatakan bahwa penglihatan penderita kabur

karena mata kiri menderita katarak, kemudian disarankan oleh dokter

untuk menjalankan operasi katarak, lalu dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi

untuk dilakukan operasi katarak, dan penderita telah setuju untuk

dioperasi.

Pemeriksaan fisik :status presen dan pemeriksaan fisik dalam batas normal

Status oftalmologis :

Oculus dexter (OD) Pemeriksaan Oculus sinister (OS)

6/7,5 VISUS 1/300NC KOREKSI Tidak dikoreksi

Keruh tidak merata(N1K1SKP0)

iris shadow (+)

LENSA Keruh merata

(+) kurang cemerlang FUNDUS REFLEKS (-)

6

Page 8: Kasbes Mata - Katarak

VI. DIAGNOSIS BANDINGOD : Katarak Senilis Imatur

OS : Katarak Senilis Matur

Katarak Senilis Hipermatur

VII. DIAGNOSIS KERJAOD : Katarak Senilis Imatur

OS : Katarak Senilis Matur

VIII. TERAPI

OD : Catarlent ED 3 gtt I (OD)

OS : Operasi Ekstraksi Katarak dan pemasangan Intra Ocular Lens

IX. PROGNOSIS

OD OSQuo ad visam Dubia ad bonam ad bonamQuo ad sanam Dubia ad bonam ad bonamQuo ad vitam Ad bonamQuo ad cosmetican Ad bonam

X. SARAN

Lakukan pemeriksaan pre-operasi

a. Pemeriksaan mata : funduskopi, biometri, keratometri, retinometri,

USG B Scan, pemeriksaan sekret mata.

b. Pemeriksaan sistemik : Tanda Vital, EKG, Pemeriksaan darah

(darah rutin, kadar gula darah, PTT dan PTTK), elektrolit, ureum,

kreatinin.

XI. EDUKASI

- Menjelaskan kepada penderita bahwa penglihatan kedua mata kabur

disebabkan terjadinya katarak pada kedua lensa mata.

- Menjelaskan bahwa katarak pada mata kiri lebih berat daripada mata

kanan, dan akan dilakukan operasi ekstraksi katarak pada mata kiri.

- Katarak tidak dapat diobati dengan obat, tetapi diobati dengan operasi

ekstraksi katarak dan pemasangan lensa tanam pada mata.

7

Page 9: Kasbes Mata - Katarak

- Sebelum dilakukan operasi harus dilakukan pemeriksaan untuk

mengetahui kondisi saraf mata, keadaan bagian dalam mata dan

menentukan kekuatan lensa yang akan ditanam.

- Menjelaskan tentang komplikasi yang terjadi apabila tidak dioperasi,

nantinya lensa akan mencair, isi lensa akan keluar, menimbulkan

radang dan peningkatan tekanan bola mata. Awalnya akan timbul rasa

cekot-cekot lalu berlanjut menjadi kebutaan.

XII. DISKUSI

Katarak

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat

terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa dan denaturasi protein

lensa.Penuaan merupakan penyebab katarak yang terbanyak, tetapi dapat

juga akibat kelainan kongenital, trauma (fisik, kimia), toksin, penyakit

sistemik (diabetes, galaktosemi, distrofi miotonik), penyakit mata

(glaukoma, ablasi, uveitis, retinitis pigmentosa), merokok.

Proses patogenesis utama terjadinya katarak adalah akibat hidrasi

(penambahan cairan) lensa dan sklerosis. Peningkatan hidrasi

menyebabkan separasi lamellar dan terkumpulnya cairan yang

mengandung sedikit protein diantara serabut lensa. Proses sklerosis

menyebabkan terjadinya denaturasi protein dan aggregasi protein yg

berlangsung terus menerus. Kedua hal ini akan menghamburkan berkas

cahaya dan mengurangi transparansinya. Perubahan protein lainnya akan

mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Pada

katarak juga ditemukan vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel

epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang. Kekeruhan pada

lensa dapat ditemukan pada berbagai lokasi di lensa seperti kapsul, kortek,

dan nukleus.1,4.

Kekeruhan ini dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa

seperti pada korteks, nucleus, subkapsular. Pemeriksaan yang dilakukan

pada pasien katarak meliputi pemriksaan tajam pengelihatan, slit lamp,

8

Page 10: Kasbes Mata - Katarak

funduskopi, serta tonometri bila memungkinkan. Berdasarkan usia katarak

dapat diklasifikasikan dalam :1,2

1. Katarak kongenital (usia <1 tahun)

2. Katarak juvenile (usia >1 tahun)

3. Katarak senile (usia >50 tahun)

Diagnosis Katarak

Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau berkurang

dalam beberapa bulan atau tahun merupakan gejala utama dari katarak.

Secara umum dapat digambarkan gejala katarak adalah sebagai berikut :1,4

1. Silau. Penderita mengeluh silau bila melihat cahaya pada katarak

imatur, terjadi perubahan daya lihat warna. Penglihatan kurang saat

berkendaraan di malam hari dan menghadapi sinar yang datang

2. Penglihatan berkabut. Keluhan ini dapat berupa penglihatan berkabut,

berasap, atau penglihatan tertutup film dengan karakteristik tidak nyeri

dan kaburnya penglihatan berlangsung progresif

3. Cahaya pelangi. Penderita mengeluh melihat sinar cahaya berwarna-

warni di sekitar sumber cahaya, sehingga cahaya lampu dan matahari

terasa mengganggu

4. Melihat dobel

5. Bisa melihat dekat pada pasien rabun dekat

6. Sering meminta ganti resep kacamata

Tanda yang dapat ditemui pada penderita katarak melalui

pemeriksaan, diantaranya :4

1. Penurunan tajam penglihatan. Banyak pasein katarak tidak

menunjukkan penurunan tajam penglihatan pada pemeriksaan. Akan

tetapi, pada tempat dengan penerangan terang atau di bawah sinar

matahari, penglihatan dapat sangat menurun karena merasa silau

2. Leukocoria. Pupil tampak putih

3. Iris Shadow. Tampak pada katarak imatur. Bayangan iris tampak pada

pupil saat pemeriksaan obliq iluminasi

9

Page 11: Kasbes Mata - Katarak

4. Fundus reflex negatif pada katarak yang sudah lanjut

Katarak Senile

Perubahan lensa pada usia lanjut berupa :3

1. Kapsul

- Menebal dan mengalami sklerosis → kurang elastis → daya akomodasi pun

berkurang (presbiopia)

- Lamela kapsul berkurang atau kabur

- Terlihat bahan granular

2. Epitel

- Makin tipis

- Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat

- Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata

3. Serat lensa

- Rusak dan menjadi lebih ireguler, terutama pada korteks

- Sinar UV semakin lama akan merusak protein nukleus (histidin, triptofan,

metionin, sistein dan tirosin) membentuk brown sclerotic nucleus.

Katarak senile secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur,

hipermatur.Tabel 1. Perbedaan stadium katarak senile

10

Page 12: Kasbes Mata - Katarak

Gejala Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Lensa

Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah(air masuk)

Normal Berkurang(air&masa lensa

keluar)Iris Normal Terdorong

(intumesen)Normal Tremulans

Iris Shadow Normal Positif Negatif PseudopositifCOA Normal Dangkal

(intumesen)Normal Dalam

Sudut Iridosiklitis

Normal Sempit Normal Terbuka

Penyulit - Glaucoma Fakomorfik

- Glaucoma Fakolitik; Uveitis

Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi terjadinya :

1. Katarak inti (nuklear)

Merupakan yang paling banyak terjadi.Lokasinya terletak pada nukleus

atau bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan.

Keluhan yang biasa terjadi :

- Menjadi lebih rabuh jauh sehingga mudah melihat dekat dan untuk

melihat dekat melepas kacamatanya.

- Setelah mengalami penglihatan kedua ini (melihat dekat tidak perlu

kacamata) penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning.

Lensa lebih coklat.

- Menyetir malam hari silau dan sukar.

- Sukar membedakan warna biru dan ungu.

2. Katarak kortikal

Katarak kortikal terjadi pada kortek, mulai dengan kekeruhan putih

pada tepi lensa dan berjalan ke tengah sehingga mengganggu

11

Page 13: Kasbes Mata - Katarak

penglihatan. Banyak terdapat pada penderita DM. Keluhan yang biasa

terjadi :

- Penglihatan jauh dan dekat terganggu

- Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

3. Katarak subkapsular

Mulai dengan kekeruhan kecil di bawah kapsul lensa, tepat pada lajur

jalan sinar masuk.Diabetes melitus, retinitis pigmentosa, dan pemakaian

kortikosteroid dalam jangka lama dapat mencetuskan kelainan

ini.Biasanya dapat terlihat pada kedua mata. Keluhan yang biasa terjadi:

- Mengganggu saat membaca

- Memberikan keluhan silau dan halo

- Mengganggu penglihatan.

Tatalaksana katarak

Terapi utama katarak adalah pembedahan yakni dengan EKIK,

fakoemulsifikasi ataupun EKEK dengan pemasangan IOL. Untuk katarak

stadium insipien ataupun imatur dapat diberikan medikamentosa yang

diharapkan dapat mencegah/ menghambat progresifitas kekeruhan lensa.

Misalnya obat yang mengandung pirenoxine, suatu antioksidan yang

berfungsi untuk menghambat oksidasi lipid pada lensa mata. Seperti telah

diketahui, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pengeruhan

lensa pada katarak senilis adalah oksidasi lensa mata oleh senyawa

oksidan seperti oxidized glutathione. Obat yang mengandung pirenoxine

anatara lain catalin dan Kary Uni.4

Indikasi pembedahan pada katarak senilis :

- Bila katarak menimbulkan penyulit seperti uveitis atau glukoma,

meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga

setelah keadaan menjadi tenang.

12

Page 14: Kasbes Mata - Katarak

- Bila sudah masuk dalam stadium matur

- Bila visus meskipun sudah dikoreksi, tidak cukup untuk melakukan

pekerjaan sehari-hari (visus < 6/12 atau buta sosial 3/60).5

Terapi pembedahan :

1. EKEK

Dilakukan dengan merobek kapsul anterior, mengeluarkan

nucleus dan korteks. Sebagian kapsul anterior dan seluruh kapsul

posterior ditinggal. Cara ini umumnya dilakukan pada katarak

dengan lensa mata yang sangat keruh sehingga sulit dihancurkan

dengan teknik fakoemulsifikasi. Selain itu, juga dilakukan pada

tempat-tempat dimana teknologi fakoemulsifikasi tidak tersedia.

Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebar, karena lensa harus

dikeluarkan dalam keadaan utuh. Setelah lensa dikeluarkan, lensa

buatan (IOL) dipasang untuk menggantikan lensa asli, tepat di

posisi semula. Lalu dilakukan penjahitan untuk menutup luka.

Teknik ini dihindari pada penderita dengan zonulla zinii yang

rapuh.2,4

a. Keuntungan :

- Luka insisi lebih kecil (8-12 mm) dibanding EKIK

- Karena kapsul posterior utuh maka :

Mengurangi resiko hilangnya vitreus intra operasi

Posisi anatomis yang lebih baik untuk pemasangan IOL

Mengurangi insidensi ablasio retina, edema kornea,

perlengketan vitreus dengan iris dan kornea

Menyediakan barier yang menahan pertukaran beberapa

molekul antara aqueous dan vitreus

Menurunkan akses bakteri ke kavitas vitreus yang dapat

menyebabkan endofthalmitis.

b. Kerugian :

13

Page 15: Kasbes Mata - Katarak

- Dapat timbul katarak sekunder.

2. EKIK

Teknik ini sudah jarang digunakan setelah adanya teknik

EKEK. Pada EKIK dilakukan pengangkatan seluruh lensa,

termasuk kapsul lensa. Pada teknik ini dilakukan sayatan 12-

14mm, lebih besar dibandingkan dengan teknik EKEK. Dapat

dilakukan pada zonula zinn yang telah rapuh/ berdegenerasi/

mudah diputus.2

a. Keuntungan :

- Tidak timbul katarak sekunder

- Diperlukan instrumen yang tidak terlalu canggih (lup

operasi, cryoprobe, forsep kapsul)

b. Kerugian :

- Insisi yang lebih besar dapat mengakibatkan penyembuhan

dan rehabilitasi visual tertunda, astigmatisma yang

signifikan, serta inkarserasi iris dan vitreus

- Sering menimbulkan penyulit seperti sistoid makular

edema, distrofi kornea, coloboma iridis, glaukoma, uveitis,

endolftalmitis.

3. Fakoemulsifikasi

Pada fakoemulsifikasi, dengan menggunakan mikroskop

operasi, dilakukan sayatan yang sangat kecil (3mm) pada kornea.

Kemudian, melalui sayatan tersebut dimasukkan sebuah pipa

melewati COA-pupil-kapsul lensa. pipa tersebut akan bergetar dan

mengeluarkan gelombang ultrasonik yang akan menghancurkan

lensa mata. Pada saat yang sama, melalui pipa ini dilalukan cairan

garam fisiologis atau cairan lain sebagai irigasi untuk

membersihkan kepingan lensa. Melalui pipa tersebut cairan

diaspirasi bersama sisa-sisa lensa.3

14

Page 16: Kasbes Mata - Katarak

Teknik ini menghasilkan insidensi komplikasi luka yang

lebih rendah, proses penyembuhan dan rehabilitasi visual lebih

cepat. Teknik ini membuat sistem yang relatif tertutup sepanjang

fakoemulsifikasi dan aspirasi, oleh karenanya mengontrol

kedalaman COA sehingga meminimalkan risiko prolaps vitreus.

Teknik ini dihindari pada pasien sindroma eksfoliativa, subluksasio

dan dislokasi lensa.3

Pasien ini didiagnosis sebagai OD Katarak Senilis Imatur

dan OS Katarak Senilis Matur dengan dasar pemikiran sebagai

berikut:

Dari anamnesis didapatkan bahwasejak 7 tahun yang lalu

penglihatan penderita kabur pada mata kiri seperti tertutup kabut,

semakin lama menjadi semakin kabur.±3 bulan yang lalu

penglihatan mata kanan mulai kabur.Penglihatannya kedua mata

kabur terus menerus, sepanjang hari baik siang ataupun malam hari

dan saat melihat dekat maupun jauh.Tidak ada tanda infeksi

maupun inflamasi dan penderita berusia >50 tahun (72 tahun).Dari

pemeriksaan oftalmologis pada OD didapatkan Visus 6/7,5 NC,

kekeruhan lensa tidak merata(N1K1SKP0) dengan iris shadow (+),

pemeriksaan fundus refleks (+) kurang cemerlang. Sedangkan pada

OS didapatkan Visus 1/300, kekeruhan lensa merata dengan iris

shadow (-), dan pemeriksaan fundus refleks(-).

Untuk persiapan pra operasi, pasien disarankan untuk

dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, PTT/PTTK, gula

darah sewaktu, ureum kreatinin dan elektrolit, serta pemeriksaan

USG Biometri Scan, retinometri, keratometri, tonometri, spoeling

test, sekret mata, EKG.

15

Page 17: Kasbes Mata - Katarak

Pada pasien ini rencana akan dilakukan operasi ekstraksi

katarak pada OS, dengan pertimbangan bahwa katarak pada OS

sudah mulai mengganggu aktivitas penderita, katarak pada OS

merupakan katarak stadium matur, dan apabila tidak dilakukan

operasi ekstraksi katarak dikhawatirkan akan menimbulkan

komplikasi lainnya.

Pada kasus ini, pada OS akan dilakukan EKEK dan

pemasangan IOLdengan pertimbangan teknik ini menghasilkan

insidensi komplikasi yang berhubungan dengan luka yang lebih

rendah, penyembuhan yang lebih cepat, dan rehabilitasi visual yang

lebih cepat dari teknik operasi lain yang memerlukan insisi yang

lebih besar.Sedangkan pada OD diberikan obat tetes mata Catarlent

(kalium iodida, potassium iodida) untuk mencegah progresifitas

katarak.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 18: Kasbes Mata - Katarak

1. Vaughan DG, Taylor A, Paul R. Oftalmologi umum edisi 17. Jakarta :

Widya Medika; 2008

2. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai penerbit FK UI; 2009

3. Bobrow JC, Mark HB, David B et al. Section 11: Lens and Cataract.

Singapore : American Academy of Ophthalmology; 2008.

4. www.diglib.litbang.depkes.go.id

5. PERDAMI, Panduan Menejemen Klinis PERDAMI, Jakarta : PP

PERDAMI, 2006.

17