20
Kasus 1 “kram (karena olahraga tanpa pemanasan)” Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan mendadak kedua kakinya kram setelah berlari mengelilingi stadion sebanyak dua kali. Setelah ditanya oleh dokter ternyata ternyata laki-laki tersebut tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum olahraga. Oleh dokter dijelaskan tentang hal tersebut diatas, oleh dokter diberikan terapi untuk menangani kram tersebut. Step 1 “Klasifikasi” Kontraksi :Pemendekan atau pengurangan dalam ukuran; dalam kaitannya dengan otot, kontraksi menunjukkan pemendekan dan/atau pembangunan tegangan. Terapi : Usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang, dengan cara memberikan pengobatan atau terapeutik untuk mengurangi gejala suatu penyakit. Mekanisme : cara kerja suatu alat atau sistem organ. Olahraga : gerak badan untuk menyehatkan dan menguatkan tubuh. Pemanasan : kegiatan yang dilakukan sebelum olahraga agar mencegah timbunan asam

kasus 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kasus 1

Kasus 1 “kram (karena olahraga tanpa pemanasan)”

Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan

mendadak kedua kakinya kram setelah berlari mengelilingi stadion sebanyak dua

kali. Setelah ditanya oleh dokter ternyata ternyata laki-laki tersebut tidak

melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum olahraga. Oleh dokter dijelaskan

tentang hal tersebut diatas, oleh dokter diberikan terapi untuk menangani kram

tersebut.

Step 1 “Klasifikasi”

Kontraksi :Pemendekan atau pengurangan dalam ukuran; dalam

kaitannya dengan otot, kontraksi menunjukkan pemendekan dan/atau

pembangunan tegangan.

Terapi : Usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang, dengan

cara memberikan pengobatan atau terapeutik untuk mengurangi gejala

suatu penyakit.

Mekanisme : cara kerja suatu alat atau sistem organ.

Olahraga : gerak badan untuk menyehatkan dan menguatkan tubuh.

Pemanasan : kegiatan yang dilakukan sebelum olahraga agar mencegah

timbunan asam laktat yang akan mengurangi resiko cedera

otot.

Otot : Organ yang memulai kontraksi menimbulkan gerakan

pada suatu organisme organ.

Kram : Kontraksi muskular spasmodik yang nyeri, khususnya

suatu spasme tonik.

- Spasme Penyempitan jalan, saluran atau lubang keluar

secara mendadak tetapi sebentar; kontraksi involunter otot atau

sekelompok otot secara mendadak dan keras, yang disertai

nyeri dan gangguan fungsi, yang menghasilkan gerakan

involunter dan distorsi.

Page 2: kasus 1

- Spasme tonik spasme yang kekakuannya menetap

beberapa waktu.

Step 2 “Menemukan Masalah”

1. Mengapa lelaki tersebut mengalami kram?

2. Manfaat apa saja yang didapat setelah melakukan pemanasan?

3. Mekanisme kontraksi otot?

4. Mekanisme kram otot?

5. Apakaah ada hubungannya kram dengan usia?

6. Terapi penanganan kram?

Step 3 “Analisis Problem”

1. Lelaki tersebut mengalami kram disebabkan oleh, karena orang

tersebut tidak melakukan pemanasan. Hal yang sebaiknya dilakukan

saat olahraga adalah pemanasan dan pendinginan. Dengan kedua hal

tersebut diatas dapat mencegah terjadinya cedera otot/ kram saat

aktivitas olahraga berlangsung.

Kram disebabkan karena kurangnya alirah darah ke otot yang

disebabkan penumpukan asam laktat pada aliran darah akibat kurang

sempurnanya metabolism. Kram pada otot dapat terjadi karena

kelelahan otot yang maksimal.

1. Manfaat yang didapat setelah melakukan pemanasan antara lain,

- Menaikkan aliran darah melalui otot-otot aktif

- Mempersiapkan agar otot dan jantung sedikit renggang

- Menurunnya ketegangan otot-otot

- Meningkatkan pertukaran oksigen dalam hemoglobin setelah

melakukan peregangan

- Meningkatnya energi yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh

- Menaikkan suhu tubuh

Page 3: kasus 1

- Mempersiapkan mental sebelum berolahraga

- Meningkatkan efisiensi / memudahkan otot-otot berkontraksi

dan rileks secara lebih cepat dan efisien

- Meningkatkan kemampuan jaringan penghubung dalam

gerakan memanjang / meregang

- Meningkatkan kecepatan perjalanann sinyal saraf yang

memerintah gerakan tubuh

2. Mekanisme kontraksi otot

a. Potensial aksi saraf motorik diujung serabut otot

b. Setiap ujung menyekresi substansi neurotransmitter/asetilkolin

dalam jumlah sedikit

c. Asetikolin membuka banyak kanal”bergerbang asetilkolin”melalui

molekul-molekul protein terapung di atas membrane

d. Pontesial aksi menimbulkan depolarisari,aliran listrik mengalir

melalui pusat serabut otot,disebut setikulum

e. Sarkoplasma melepaskan ion kalsium

f. Ion kalsium menarik filament aktin dan filament myosin saling

bergeser kemudian kontraksi

g. >1 detik ion kalsium dipompa membrane Ca++, ion kalsium dari

myofibril menyebabkan kontraksi otot berhenti

3. Mekanisme kram otot

- Rangsang berulang yang diionkan sebelum masa relaksasi

menghasilkan penggiatan tambahan pada elemen kontraktil, dan

tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Tegangan yang

terbentuk sebelum penambahan kontraksi lebih besar dari kontraksi

kedutan.

- Dengan rangsangan yang hilang dengan cepat penggiliran mekanisme

kontraksi terjadi berulang-ulang sebelum mencapai masa relaksasi.

Page 4: kasus 1

- Masing-masing respon tersebut digabung jadi satu kontraksi

berkesinambungan yang dinamakan tetanik atau mekanisme otot

berlebihan atau kram otot.

4. Hubungan kram otot dengan usia

Orang-orang yang beresiko lebih besar terkena kram adalah bayi

dan anak-anak karena memiliki kelebihan panas tubuh, serta orang

tua yang berusia diatas 40 tahun karena otot normalnya berkurang

sehingga otot tidak dapat bekerja sekeras dan secepat biasanya.

Namun, pasien pada kasus ini usianya 30 tahun yang termasuk usia

produktif, otot yang dimiliki tentu masih bekerja secara normal,

berarti dalam kasus ini usia pasien tidak mempengaruhi kram yang

terjadi.

5. Terapi penanganan kram

- Peregangan otot

- Kompres air hangat untuk dilatasi kapiler

- Pemijatan secara diurut

- Banyak minum air mineral

Page 5: kasus 1

Step 4 “Formulasi (dalam tingkat hipotesis)”

Sasaran Belajar

1. Anatomi extremitas inferior

2. Histologi jaringan pada otot

3. Fisiologi

a. Mekanisme kontraksi otot

b. Mekanisme terjadinya kram

c. Menjelaskan kram

4. Biokimiawi pada kontraksi otot

5. Penanganan kram secara umum

Step 7

Pasien laki-laki, usia 40 tahun.

Keluhan : kedua kakinya kram

Kontraksi Otot

Kontraksi Otot

Penyebab :

Tidak melakukan pemanasan

sebelum berlari mengelilingi

lapangan sebanyak 2 kali.

Penyebab :

Tidak melakukan pemanasan

sebelum berlari mengelilingi

lapangan sebanyak 2 kali.

Terapi untuk kram

Terapi untuk kram

Jenis-jenis kram

Jenis-jenis kram

Mekanisme kram

Mekanisme kram

Otot yang ikut

berperan

Otot yang ikut

berperan

Page 6: kasus 1

1. Anatomi extremitas inferior

Ossa

1. Cingulum extremitas inferior

Os coxae dekstra e sinistra

Os sacrum

2. Extremitas inferior liberae

Regio femur : os. Femur

Regio genu : os. Patella

Regio cruis : os. Tibia

Regio cruis : os. Fibula

Ossa pedis, terdiri dari 4 :

a) Ossa tarsal

b) Ossa metatarsal

c) Phalanges

Musculus

Anterior = Fleksi

m. sartorius

m. iliacus

m. psoas

m. pectoneus

Posterior = Ekstensi

m. biceps femoris

m. semitendinous

m. semimembranous

m. obturatorius externus

Musculus pada tungkai bawah

Anterior = ekstensi

m. Tibialis anterior

m. Ekstensor digitorum longus

Page 7: kasus 1

m. Ekstensor digitorum brave

m. Ekstensor hallucis longus

m. Peroneus tertius

Posterior = Fleksi

m. Tibialis posterior

m. Flexor digitorum longus

m. Flexor hallucis longus

m. Gastrocnemius

m. Soleus

m. Plantaris

m. Popliteus

Musculus yang biasanya lebih sering terjadi kram adalah m. Gastrocnemius, m.

Soleus, m. Plantaris karena berfungsi sebagai plantar flexor yang kuat sendi

pergelangan kaki. Otot-otot ini terutama memberi tenaga untuk gerakan maju pada

waktu berjalan dan berlari.

Inervasi

Vaskularisasi

Arteri

N. Plantaris Medial

N. Femoralis

N. Tibialis

N. Ischiadicus

N. Saphenus

N. cutaneus surae medialis

N. Plantaris Lateral

N. Fibularis Communis

N. Fibularis Superficial

N. Fibularis Profundus

N. cutaneus surae lateralis

R. Comunicans fibularis

N. suralis

Page 8: kasus 1

Vena

2. histologi jaringan pada otot

Ciri-ciri Otot polos

- Berbentuk gelondong,kedua ujungnya meruncing dan dibagian

tengahnya menggelembung

- Mempunyai satu inti sel

- Tidak memiliki garis-garis melintang(polos)

- Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah perintah otak, oleh

karena itu otot polos disebut sebagai otak tak sadar

a.femoralis

a.poplitea

a.profunda femoris

a.tibialis anterior

a.tibialis posterior

a.dorsalis pedis

a.fibularis

a.iliaca externa

a.iliaca communis

v.iliaca externa

v.iliaca communis

v.femoralis

v.poplitea

v.profunda femoris

v.tibialis anterior

v.tibialis posterior

v.saphena parva

v.saphena magna

Page 9: kasus 1

- Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran

kemih dll.

Ciri-ciri otot jantung

- otot jantung ini hanya terdapat pada jantung. Struktunya sama seperti

otot lurik,gelap terang secara berselang-seling dan terdapat

percabangan sel

- kerja otot jantung tidak bias dikendalikan oleh kemauan kita,tetapi

bekerja sesuai dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut

bentuknya seperti otot lurik dan dari proses kerjanya seperti otot

polos,oleh karena itu disebut juga otot special.

Ciri-ciri otot lurik

- Berbentuk silindris,memanjang

- tampak adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah

gelap dan terang secara berselang-seling(lurik)

- mempunyai banyak inti sel

- bekerja dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak,oleh karena

itu otot lurik disebut sebagai otot sadar

- terdapat pada otot paha, otot betis,otot dada

fungsi : pergerakan, mempertahankan fungsi tubuh,

menstabilkan sendi, menghasilkan panas.

Karakteristik :

o Kontraktilitas : hanya satu kerja untuk memendek,

pemendekan menghasilkan tenaga mekanik.

o Eksitabilitas : serabut sataf mengakibatkan

perjalanan impuls.

o Ekstensibilitas : dengan kontraksinya akan meregangkan

otot uang berlawanan.

Page 10: kasus 1

o Elastisitas : membalik dengan pasif setelah diregang.

Perlekatan : dalam otot terdapat perlekatan terhadap minimal

dua tulang, perlekatan terhadap tulang tersebut, dibagi menjadi dua

jenis yaitu:

o Origin perlekatan yang lebih aktif

o Insersi perlekatan yang lebih pasif

Otot rangka terbagi 2:

1. Otot rangka putih

Bereaksi cepat terhadap rangsang, bekerja dalam waktu yang

singkat dan untuk ini sanggup menggunakan sejumlah energi

berasal dari glikolisis anaerob. Sehingga mengandung tidak terlalu

banyak mitokondria dan mioglobin, begitupula sitokrom dan enzim

suksinat oksidase tidak terlalu aktif. Tentunya otot kerangka putih

lebih cepat mengalami kelelahan.

2. Otot kerangka merah

Berlainan dengan otot kerangka putih diman areaksi terhadap

rangsang saraf lebih lambat, memerlukan kerja dalam waktu yang

lebih lama sehingga memungkinkan reaksi glikolisis untuk

pengadaan energi lebih sempurna. Berarti lebih banyak

mengandung mioglobin, mitokondria, sitokrom serta enzim

suksinat oksidase lebih aktif. Sehingga otot kerangka merah tidak

cepat mengalami kelelahan.

(hardjasasmita, pantjita. Ikhtisar Biokimia Dasar A. 1991. Jakarta:

FKUI.)

Motor and plate pada otot : (Lesson,C.R.1990.Buku Ajar Histologi,alih

bahasa oleh siswono,dkk,edisi 5.Jakarta:EGC)

o Gelendong otot – saraf

Bagunan berbentuk gelendong tersusun memanjang dalam

otot, dibentuk oleh serat – serat otot halus dan kecil dan

dibungkus sesuatu sampai jaring ikat yang berhubungan

Page 11: kasus 1

dengan suatu ujung saraf. Ujungnya sensoris bersifat

propriseptif dan bereaksi terhadap regangan, karena

berhubungan dengan refleks tegang.

o Ujung saraf – tendo

Terdapat pada twndo dekat batas otot-otot tendo dan

memoerlihatkan serat-serat saraf sensoris yang berakhir

diantara gabungan serat-serat tendo. Serat – serat ini

dirangsang oleh tegang / regangan tendo selama kontraksi

otot.

3. Fisiologi

a. Mekanisme kontraksi otot secara umum

o Potensial aksi saraf motorik diujung serabut otot

o Setiap ujung menyekresi substansi neurotransmitter/asetilkolin

dalam jumlah sedikit

o Asetikolin membuka banyak kanal”bergerbang

asetilkolin”melalui molekul-molekul protein terapung di atas

membrane

o Pontesial aksi menimbulkan depolarisari,aliran listrik mengalir

melalui pusat serabut otot,disebut setikulum

o Sarkoplasma melepaskan ion kalsium

o Ion kalsium menarik filament aktin dan filament myosin saling

bergeser kemudian kontraksi

o >1 detik ion kalsium dipompa membrane Ca++, ion kalsium

dari myofibril menyebabkan kontraksi otot berhenti

b. Mekanisme terjadinya kram

o Kram otot merupakan jenis spasme lokal. Melalui penelitian

elektromiografik dapat dijelaskan beberapa penyebab kram otot,

sebagai faktor yang menyebabkan iritasi atau keadaan metabolisme

Page 12: kasus 1

abnormal pada otot, seperti sangat kedinginan, kurangnya aliran

darah, atau latihan yang berlebihan, dapat menimbulkan nyeri atau

sinyal sensorik lainnya yang akan dijalarkan dari otot ke medula

spinalis, yang selanjutnya menimbulkan refleksi umpan balik

kontraksi otot. Kontraksi ini dipercaya merangsang reseptor

sensorik yang sama sama lebih hebat lagi, dan menyebabkan

medula spinalis meningkatkan intensitas kontraksinya. Jadi, timbul

suatu mekanisme umpan balik positif, sehingga sedikit saja iritasi

sudah dapat menimbulkan kontraksi yang terus-menerus sampai

akhirnya timbul kram otot yang menyeluruh.

o Satu potensial aksi tunggal menyebabkan satu kontraksi singkat

yang kemudian diikuti relaksasi. Kontraksi singkat seperti ini

disebut kedutan otot. Potensial aksi dan kontraksi diplot pada skala

waktu yang sama. Kontraksi timbul kira-kira 2 mdet setelah

dimulainya depolarisasi membran, sebelum masa repolarisasi

potensial aksi selesai. Lamanya kontraksi kedutan beragam sesuai

dengan jenis otot yang dirangsang. (Ganong, 1998)

c. Menjelaskan tentang kram

Penyebab kram otot

1. Kurang pemanasan saat olahraga

2. Kekurangan cairan (dehidrasi)

3. Terlalu banyak konsumsi alkohol

4. Kekurangan zat kalsium/magnesium

5. Perokok

6. Melakukan hal berat secara tiba-tiba

7. Terlalu lama diam pada satu posisi

8. Melakuakan olahraga berat secara mendadak

9. Kondisi tubuh terganggu sehingga aliran darah kedalam

tubuh

10. Kekurangan magnesium,kalsium,B1,B5,B6

Page 13: kasus 1

Jenis kram

Paraphysioogic : kram yang terjadi pada orang-

orrang normal yang sehat tetapi disebabkan oleh suatu

peristiwa, seperti olahraga.

EAMC (Exercise Associated Muscle Cramping) : kram

yang terjadi karena otot tersebut sengaja dilatih.

4. Biokimiawi pada mekanisme kontraksi otot

Kejadian biokimiawi yang penting selama satu siklus kontraksi dan

relaksasi otot dapat digambarkan dalam 5 tahap:

1) Dalam fase relaksasi pada kontraksi otot, kepala S-1 miosin

menghidrolisis ATP menjadi ADP + Pi , tetapi kedua produk ini

tetap terikat. Resultan kompleks ADP-Pi-miosin telah

mendapatkan energi dan berada dalam bentuk yang dikatakan

sebagai bentuk energi tinggi.

2) Kalau kontraksi otot distimulasi (lewat kejadian yang melibatkan

Ca2+, troponin, tropomiosin dan aktin), maka aktin akan dapat

terjangkau dan kepala S-1 miosin akan menemukannya,

mengingatnya, serta membentuk kompleks aktin-miosin-ADP-Pi.

3) Pembentukan kompleks ini meningkatkan pelepasan Pi yang akan

dimulai cetusan kekuatan. Peristiwa ini diikuti oleh pelepasan ADP

dan disertai dengan perubahan bentuk yang besar pada kepala

miosin dalam hubungannya dengan bagian ekornya yang akan

menarik aktin sekitar 10 nm ke arah bagian pusat sarkomer.

Kejadian ini dinamakan cetusan kekuatan (power stroke), miosin

kini berada dalam keadaan berenergi rendah yang ditunjukkan

sebagai aktin-miosin.

4) Molekul ATP yang lain terikat pada kepala S-1 dengan membentuk

kompleks aktin-miotin-ATP.

5) Kompleks miotin-ATP mempunyai afinitas yang rendah terhadap

aktin, dan dengan demikian aktin akan dilepaskan. Tahap terakhir

Page 14: kasus 1

ini merupakan komponen relaksasi yang sangat penting dan

bergantung pada pengikatan ATP, dengan kompleks aktin-miosin.

5. Penanganan kram secara umum

Penanganan kram dengan:

Peregangan otot

Pemijatan pada otot yang kram

Kompres air hangat

Minum cairan elektrolit

Obat-obatan penanganan kram

Quinesulfate

Magnesium karbonat

Benzodiazepines

Namun penggunaan obat-obatan tersebut dapat menimbulkan efek

samping. Maka dari itu sebaiknya untuk mengantisipasi kram.

Pencegahan yang dilakukan antara lain:

o Melakukan pemanasan dan pendinginan pada saat aktivitas

berat

o Cukup minum selama dan sesudah aktivitas

o Pemberian larutan elektrolit

o Hindari lelah berlebihan saat cuaca panas