10
KASUS 2 A. Identitas Nama : Bp. M Usia : 54 tahun Alamat : Ngaglik, Sleman Status : Menikah Pekerja an : Manajer Pemasaran Dari identitas pasien, dapat diketahui faktor risiko dari pasien tersebut yang berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal atau status dengan penyakit : 1. Usia Usia-usia 40 hingga 60 tahun perlu dicurigai terhadap penyakit jantung. Salah satunya adalah insiden penyakit jantung koroner yang meningkat lima kali lipat pada usia ini. Penyakit jantung koroner tentu saja tidak muncul begitu saja pada usia ini, tapi muncul perlahan-lahan dari usia muda. Misalnya pembentukan bercak-bercak lemak pada dinding arteri koronaria yang disebut dengan aterosklerosis yang menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung koroner. 2. Jenis Kelamin Secara keseluruhan, risiko aterosklerosis koroner lebih besar pada laki-laki daripada perempuan (Wilson, 2005). Perempuan relatif kebal terhadap

KASUS 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bp. M, 54 tahun sewaktu masih berada di kantor tiba-tiba mengeluhkan rasa sakit dada sejak ± 45 menit yang lalu. Nyeri dada dirasakan merambat ke rahang bawah dan lengan kiri, terasa seperti diremas-remas sampai susah bernapas. Sebelumnya pernah sakit yang seperti ini 1 bulan yang lalu, tetapi tidak selama dan sesakit yang sekarang. Bp. M belum pernah minum obat ataupun memeriksakan keluhannya ini.

Citation preview

Page 1: KASUS 2

KASUS 2

A. Identitas

Nama : Bp. M

Usia : 54 tahun

Alamat : Ngaglik, Sleman

Status : Menikah

Pekerja an : Manajer Pemasaran

Dari identitas pasien, dapat diketahui faktor risiko dari pasien tersebut

yang berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal atau status dengan

penyakit :

1. Usia

Usia-usia 40 hingga 60 tahun perlu dicurigai terhadap penyakit jantung. Salah

satunya adalah insiden penyakit jantung koroner yang meningkat lima kali

lipat pada usia ini. Penyakit jantung koroner tentu saja tidak muncul begitu

saja pada usia ini, tapi muncul perlahan-lahan dari usia muda. Misalnya

pembentukan bercak-bercak lemak pada dinding arteri koronaria yang disebut

dengan aterosklerosis yang menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung

koroner.

2. Jenis Kelamin

Secara keseluruhan, risiko aterosklerosis koroner lebih besar pada laki-laki

daripada perempuan (Wilson, 2005). Perempuan relatif kebal terhadap

penyakit ini sampai usia setelah menopause, dan kemudian menjadi sama

rentannya seperti pada laki-laki. Efek perlindungan estrogen dianggap

menjelaskan adanya imunitas wanita pada usia sebelum menopouse, tetapi

pada kedua jenis kelamin dalam usia 60 hingga 70-an, frekuensi infark

miokard menjadi setara. Hal ini dikarenakan pada hormon estrogen

mempunyai anti clot function yang mencegah trombus dan menghindari

aterosklerosis.

3. Pekerjaan

Page 2: KASUS 2

Dilihat dari pekerjaan, Bp. M adalah seorang manager pemasaran sehingga

kemungkinan Bp. M seorang yang sibuk. Jadi kemungkinan berolahraganya

sangat kurang.

4. Tempat tinggal

Kemungkinan faktor ini tidak berpengaruh karena dilihat dari

epidemiologinya penyakit jantung tidak ada hubungannya dengan tempat

tinggal.

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Bp. M, 54 tahun sewaktu masih berada di kantor tiba-tiba mengeluhkan rasa sakit

dada sejak ± 45 menit yang lalu. Nyeri dada dirasakan merambat ke rahang bawah

dan lengan kiri, terasa seperti diremas-remas sampai susah bernapas. Sebelumnya

pernah sakit yang seperti ini 1 bulan yang lalu, tetapi tidak selama dan sesakit

yang sekarang. Bp. M belum pernah minum obat ataupun memeriksakan

keluhannya ini.

Pembahasan :

Gejala positif pada kasus diatas adalah :

1. Nyeri dada sejak ± 45 menit yang lalu.

Gejala ini dapat muncul karena ketidak seimbangan pasokan oksigen dengan

kebutuhan. Misalnya, pasokan berkurang meskipun kebutuhan bertambah,

ataupun kebutuhan meningkat, tapi pasokan tetap. Ketidak seimbangan ini

akan membahayakan fungsi miokardium. Ketika miokardium kekurangan

oksigen (hipoksia) maka arteri koronaria berdilatasi dan meningkatkan aliran

pembuluh koroner. Pembuluh koroner ini normal dapat melebar dan

meningkatkan aliran darah sekitar lima sampai enam kali di atas tingkat

istirahat. Namun, pembuluh darah yang mengalami stenosis (penyempitan)

atau gangguan tidak dapat melebar, sehingga terjadi kekurangan oksigen

apabila kebutuhan oksigen meningkat melebihi kapasitas pembuluh darah

untuk meningkatkan aliran. Keadaan ini disebut dengan iskemia. Apabila

Page 3: KASUS 2

iskemia berlangsung lama akan menyebabkan kelemahan otot atau nekrosis

yang disebut infark miokardium.

Berkurangnya kadar oksigen mendorong miokardium untuk mengubah

metabolisme aerob menjadi metabolisme anaerob (pembentukan asam laktat).

Hal ini menyebabkan kekuatan kontraksi daerah miokardium berkurang.

Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung menyebabkan

perubahan hemodinamika. Pada iskemia, manifestasi hemodinamika yang

sering terjadi adalah peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung

sebelum timbul nyeri. Hal ini merupakan respon kompensasi simpatis

terhadap berkurangnya fungsi miokardium. Dengan timbulnya nyeri, sering

terjadi perangsangan lebih lanjut oleh katekolamin. Penurunan tekanan darah

merupakan tanda bahwa miokardium yang terserang iskemia cukup luas atau

merupakan suatu respons vagus. Timbulnya nyeri dada adalah suatu gejala

angina pektoris yang menyertai iskemia miokardium. Mekanisme pasti

bagaimana iskemia dapat menyebabkan nyeri masih belum jelas. Hal ini

dimungkinkan karena pembentukan asam laktat atau oleh stress mekanik lokal

akibat kelainan kontraksi miokardium. Penyebab sakit dada bisa juga

berhubungan dengan pengisian arteri koronaria sewaktu diastol. Setiap

keadaan yang akan meningkatkan denyut jantung akan meningkatkan juga

kebutuhan jantung yang tidak bisa dipenuhi oleh pasok aliran darah koroner

dan akan mengakibatkan sakit.

Lamanya nyeri juga tergantung berat ringannya iskemia. Pada kasus ini nyeri

dada berlangsung ± 45 menit. Hal ini menyebabkan kerusakan sel ireversibel

serta nekrosis (kematian otot) yang berarti sudah mengarah ke infark

miokardium.

2. Nyeri dada dirasakan merambat ke rahang bawah dan lengan kiri, terasa

seperti diremas-remas sampai susah bernapas.

Nyeri yang merambat ke rahang bawah dan lengan kiri karena jantung sendiri

tidak mempunyai reseptor nyeri sebab merupakan organ visceral, maka ketika

jantung nyeri karena asam laktat menekan ujung saraf, nyeri tersebut

Page 4: KASUS 2

dialihkan ke bagian organ-organ lain di dekat jantung seperti lengan kiri dan

rahang bawah. Pengalihan reseptor nyeri tersebut diperantai oleh nervus ....

(repeat pain), Mekanisme simpatis dan parasimpatis kemudian respon nyeri

dihantarkan simpatis menuju medula spinalis cornu posterior (sensorik)

disampaikan ke otak (talamus) sebagai relay station yang kemudian

disampaikan medula spinalis anterior (impuls motorik) disampaikan ke saraf

segment T1-T2 (segment dermatom) dan cardiacus segment (T1-T5).

Evaluasi sakit dada iskemia dimulai dengan lima pertanyaan berikut : lokasi,

sifat sakitnya, sebab, kemana menjalarnya, apa yang mengurangi sakitnya,

dan apa yang dilakukan jika sakitnya datang. Sakit yang khas adalah

retrosternal, dan radiasi dapat ke leher dengan perasaan tercekik. Sering

menyebar ke bagian dalam tangan kiri dibawah ketiak sedangkan sakit dari

muskuloskeletal biasanya terasa di bahu atau di bagian luar tangan. Sifat

sakitnya seperti tertekan, perasaan kencang atau berat, seperti diperas, rasa

sesak atau pegal. Perasaan seperti ditusuk pisau biasanya bukan disebabkan

iskemia miokard apalagi kalau bisa ditunjuk dengan jarinya. Pada kasus ini

nyeri seperti diremas-remas sampai susah bernapas yang menandakan sakit

pada jantung yang disebabkan oleh iskemia.

C. Anamnesis System

1. Sistem Serebrovaskuler : pusing (-), pingsan (-)

Pusing ditanyakan karena berkaitan dengan keadaan hipoksia (kekurangan

oksigen) yang bisa menyebabkan pusing. Menurunnya fungsi ventrikel

kiri dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya volume

sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)

juga dapat menurunkan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan

pusing. Jika tidak terdapat pusing, mungkin penyakit ini belum parah.

Pernah pingsan atau perlu ditanyakan juga karena jika sudah pernah

pingsan

2. Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (+), berdebar-debar (+)

Page 5: KASUS 2

Nyeri dada dan rasa berdebar-debar karena terjadi kekurangan oksigen,

cardiac output turun, frekuensi denyut jantung meningkat.

3. Sistem respirasi : batuk (-), sesak napas (-)

Hal ini ditanyakan karena untuk menegakan diagnosis penyakit jantung

iskemia. Jika sudah terjadi batuk dan sesak napas menandakan kelanjutan

dari penyakit jantung iskemia yang sudah mengarah ke gagal jantung.

4. Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (+) berupa cairan

bewarna bening kekuningan, BAB (+) N

5. Sistem urogenital : BAK (+) N

6. Sistem musculoskeletal : bengkak (-) pada kedua tungkai

Hal ini ditanyakan karena untuk menegakan diagnosis penyakit jantung

iskemia. Jika sudah terjadi batuk dan sesak napas menandakan kelanjutan

dari penyakit jantung iskemia yang sudah mengarah ke gagal jantung.

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah merasakan nyeri dada 1 bulan yang lalu. Riwayat hipertensi dan penyakit

gula disangkal. Riwayat mondok di rumah sakit di sangkal.

Nyeri dada yang dirasakan satu bulan lalu kemungkinan berasal dari penyakit

jantung iskemi. Penyakit ini diawali dengan kolesterol yang menumpuk pada

dinding endotel. Penumpukan ini lama kelamaan akan menjadi plak aterosklerotik

yang mana plak ini terdiri dari inti yang mengandung banyak lemak dan

pelindung jaringan fibrotik. Plak ini akan menyebabkan bekuan darah lokal yang

disebut trombus yang selanjutnya menyumbat arteri. Trombus ini baru timbul bila

plak sudah menembus endotel, jadi berhubungan dengan darah yang mengalir.

Karena plak menyebabkan permukaan pembuluh darah menjadi tidak rata, maka

trombosit mulai melekat pada plak ini dan fibrin mulai tertimbun dan sel darah

Page 6: KASUS 2

mulai terperangkap dan semakin lama akan semakin membesar. Jika plak ini

sudah menutupi arteri sampai 75% maka akan terjadi iskemi.

Iskemi akan menyebabkan perubahan proses pada jantung menjadi proses

anaerob.

Jadi kemungkinan 1 bulan yang lalu Bp. M sudah menderita penyakit jantung

iskemi tapi karena didiamkan saja sehingga penyakit nya semangin berlanjut dan

bertambah parah.

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Ayah menderita hipertensi. Kakak laki-laki meninggal mendadak saat sedang

bermain tenis lapangan.

Hipertensi adalah salah satu faktor resiko terjadinya PJI.

F. Kebiasaan dan Lingkungan

Bp. M adalah manajer yang sibuk, sejak 1 bulan ini sedang mempersiapkan

laporan tahunan. Makan tidak teratur, lebih sering makan fastfood. Merokok sejak

20 tahun yang lalu. Jarang berolahraga

G. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak gelisah dan kesakitan

Vital sign :

- Tekanan darah : 150/95 mmHg

- Nadi : 100 x/menit

- Napas : 32 x/menit

Tinggi Badan : 160 cm

Berat Badan : 95 kg

Kepala : Conjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Leher : tidak ada pembesaran limfonodi, JVP 5+2 cm

Thorax :

Inspeksi : ictus cordis tampak di SIC 5 medial linea midklavikularis

sinistra

Page 7: KASUS 2

Palpasi : ictus cordis teraba kuat angkat, tidak teraba thrill di area

trikuspidal, septal, pulmonal maupun aorta

Perkusi : batas kanan : batas relatif di SIC 4 linea sternalis dekstra,

batas absolut di SIC 4 linea midsternalis

Batas kiri : batas relatif di SIC 5,2 cm medial dari linea

midkla

H. Pemeriksaan Penunjang