Upload
yusuf-putra
View
49
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Kasus Persengketaan Antara Karayawan dengan PT. Metro Batavia
Siapa yang harus didahulukan jika suatu perusahaan pailit: membayar upah karyawan
perusahaan atau utang ke Kantor Pelayanan Pajak? Masalah inilah yang kini muncul dalam
kasus kepailitan PT Metro Batavia (pengelola maskapai Batavia Air) setelah 150-an pekerja
perusahaan itu berunjuk rasa di depan Pengadilan Niaga PN Jakarta Pusat pada 14 Maret lalu.
Para pekerja tersebut meminta kurator dan hakim pengawas mendahulukan upah karyawan
ketimbang utang pajak. Karyawan berdalih hak mereka dilindungi dua Undang-Undang
sekaligus, yaitu UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU No. 37 Tahun
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Sedangkan
utang pajak, kata karyawan, hanya diatur dalam UU Kepailitan dan PKPU.
Dengan dalih itu, karyawan meminta untuk mendapatkan prioritas ketimbang pajak.
“Mereka hanya punya satu Undang-Undang dan kami punya dua Undang-Undang. Jadi, hak
pekerja yang pertama,” ucap kuasa hukum 576 karyawan, Odie Hudiyanto, Kamis (14/3).
Selain berebut posisi, karyawan juga merasa terancam atas jumlah tagihan yang diajukan
Direktorat Pajak ke PT Metro Batavia sebanyak Rp 309 miliar. Angka tersebut adalah pajak
yang tidak dibayar perusahaan sejak 2010. Hal ini menimbulkan kecurigaan karyawan karena
pajak 2010 baru ditagih pada 2013. “Mengapa Direktorat Pajak membiarkan adanya
pengemplangan pajak sejak 2010 dan baru ditagih sekarang? Kami hanya menyetujui tagihan
awal pajak sebesar Rp40 miliar,” tutur Odie kepada hukumonline, Minggu (17/3).
Untuk itu, para karyawan melakukan pengawalan rapat kreditor dan kerja kurator agar
tidak ada lagi tagihan siluman dan menjadi hak istimewa. Selain mengawal proses tersebut,
para karyawan juga akan melakukan aksi merebahkan diri di depan pengadilan sampai
kurator dan hakim pengawas membuat Berita Acara yang menyatakan pembayaran hak-hak
pekerja senilai Rp14,4 miliar. Dari situ, Pengadilan menyerahkan proses penyelesaian
sengketa antara karyawan dan PT Metro Batavia Air terkait pembayaran Upah dibawa ke
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). “Karena pihak kurator yang mewakili PT Metro
Batavia Air tidak hadir dalam panggilan ketiga, maka Disnaker akan membuat nota anjuran
agar bisa dapat diselesaikan di Pengadilan Hubungan Industrial terkait pembayaran tersebut”,
kata Kabid Hubungan Industri dan Jamsostek Disnaker Kota Tangerang, Suprapti di
Tangerang. Sesaat setelah mengumumkan hal tersebut, Suprapti mendapatkan telpon dari
seorang kurator, Andra Pasaribu yang menyatakan akan membayar pesangon karyawan
setelah aset perusahaan terjual.