Upload
doannhan
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KATA PENGANTAR
Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian 2015-2019. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya
meningkatkan peran melalui penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan
pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk dan pestisida, serta alat
mesin pertanian yang mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian
dalam mewujudkan swasembada padi, jagung dan kedelai. Pencapaian sasaran strategis
ini sejalan dengan pencapaian nawacita kabinet kerja periode ini dalam pembangunan
infrastruktur pertanian khususnya melalui kegiatan perluasan sawah dan rehabilitasi
jaringan irigasi.
Sebagaimana tujuan dan sasaran tahun 2015 yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019,
Ditjen PSP sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melaksanakan program/kegiatan
sebagaimana yang diperjanjikan dalam Perjanjian kinerja antara Dirjen PSP dengan
Menteri Pertanian pada tahun 2015. Selanjutnya hasil pencapaian kinerja tersebut akan
dijelaskan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PSP tahun 2015. Dengan mengacu
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka telah disusun Laporan
Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2015 yang memuat
hal-hal menyangkut pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome)
dan keluaran (output) yang mendukung.
Disadari bahwa Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Tahun 2015 masih perlu penyempurnaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai
pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan di masa yang akan datang.
Jakarta, Februari 2016
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP. 19601024 198703 1001
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta memenuhi instruksi Presiden
RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka
dilaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PSP. Penyusunan Laporan Kinerja ini
didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (PK) Ditjen PSP,
dengan megacu pada Peraturan Presiden Nomor. 29 tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang
organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian, telah ditetapkan tugas pokok dan fungsi
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu mendorong upaya penyediaan infrastruktur
menyangkut aspek perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan,
pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian yang mendukung pembangunan
subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dalam
pelaksanaan tugas dimaksud, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6
unit kerjas eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat
Pengelolaan Air Irigasi, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Pembiayaan
Pertanian, Direktorat Pupuk dan Pestisida dan Sekretariat Direktorat Jenderal.
Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai motor
penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk mendukung pembangunan
industri berbasis pertanian (bioindustri) dalam rangka kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan pula misi sebagai
berikut : (1). Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan
dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian
berkelanjutan; (2). Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan
lahan dan pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di
pedesaan; (3). Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian
yang fleksibel dan sederhana; (4). Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, penggunaan,
dan pengawasan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat,
iii
waktu, mutu dan harga); (5). Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida;
(6). Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan mesin
pertanian; (7). Mewujudkan sistem manajemen dan administrasi pembangunan prasarana
dan sarana pertanian berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Pada tahun 2015, sesuai dengan penetapan kinerja Dirjen Prasarana dan Sarana
Pertanian dengan Menteri Pertanian, telah ditetapkan sasaran program yaitu
Penambahan luas pertanaman yang diukur melalui 2 indikator kinerja yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi seluas 23.000 Ha dan jumlah penambahan luas tanam padi seluas 600.000 Ha. Dari pengukuran 2 indikator kinerja tersebut dapat
disimpulkan bahwa 1 indikator yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi tercapai
18.789 Ha dari target seluas 23.000 Ha (81,96%), termasuk kategori berhasil, sedangkan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai 312.646 Ha dari target 600.000 Ha (52,11%) termasuk kategori kurang berhasil. Pengukuran
capaian indikator kinerja penambahan luas baku lahan dilakukan dengan cara
membandingkan angka realisasi kegiatan perluasan sawah TA. 2015 dengan target,
sedangkan pengukuran indikator kinerja penambahan luas tanam padi dilakukan dengan
cara membandingkan angka realisasi Jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2015
dengan angka target penambahan luas tanam padi yang tercantum dalam Perjanjian
Kinerja. Angka realisasi perluasan sawah adalah angka realisasi per 31 Desember 2015.
Angka realisasi luas tanam tahun 2015 adalah angka yang dirilis oleh BPS per 25 Januari
2016, sedangkan angka luas tanam tahun 2014 adalah angka tetap yang dirilis oleh BPS.
Secara umum, jumlah penambahan luas tanam padi pada tahun 2015 dibandingkan tahun
sebelumnya tercapai peningkatan sebesar 2,29% atau terjadi peningkatan sebesar
312.646 Ha. Berdasarkan peningkatan ini, dapat dikatakan Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian melalui dukungan kegiatan prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan
sepanjang tahun 2015 berhasil mendukung capaian luas tambah tanam padi di tengah-
tengah terjadinya pengaruh el nino yang kuat. Namun secara target PK Ditjen PSP,
capaian Indikator Jumlah penambahan Luas tanam padi pada tahun 2015 yang
dikontribusikan melalui kegiatan utama pengembangan jaringan irigasi termasuk kurang
berhasil, hal ini karena beberapa kendala yang dihadapi, sebagai berikut :
1) Kebijakan; Adanya kebijakan tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain dari
Kementerian Pertanian mengakibatkan mundurnya transfer dana dan pekerjaan fisik
kegiatan pengembangan jaringan irigasi.
iv
2) Administrasi; Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan antar
provinsi.
3) Geografis; kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat hingga Kuat
dengan index yang kuat pada angka 2,48 yang notabene melebihi index el nino kuat
tahun 1997 yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997 dengan index el nino yang kuat
menghasilkan luas tanam padi sebesar 10.105.741 Ha menurun tajam dari luas
tanam tahun 1996 yaitu seluas 11.797.984 atau menurun sebesar 14,34%, namun
pada tahun 2015 ini, dengan index el nino kuat pada 2,48, masih dapat mencapai luas
tanam seluas 13.981.580 Ha dari tahun sebelumnya seluas 13.668.934 Ha atau
surplus sebesar 2,29% dari tahun sebelumnya walaupun angka ini masih dibawah dari
target PK Ditjen PSP.
Bila dibandingkan dari kejadian el nino tahun 1997 yang berakibat penurunan luas
tanam sebesar 14,34% dengan el nino tahun 2015 yang dapat menambah luas tanam
sebesar 2,29%, boleh dikatakan Ditjen PSP berhasil.
4) Fisik; Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat diselesaikan
menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap penambahan luas tanam belum
seluruhnya dapat dimanfaatkan pada tahun anggaran berjalan, tetapi dapat
dimanfaatkan pada musim tanam berikutnya.
5) Perencanaan Kinerja ; penetapan target jumlah penambahan luas tanam padi seluas
600.000 ha diperhitungkan dengan kontribusi pengembangan jaringan irigasi yang
dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi penambahan IP sebesar 0,5 dan bukan
ditetapkan dengan mempertimbangkan capaian penambahan luas tanam beberapa
periode tahun ke belakang sehingga terjadi penetapan target yang cukup tinggi.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan anggaran
tahun 2015 melalui dana APBN senilai Rp3.205.732.300.000,00. Dalam perjalanan tahun
anggaran tepatnya Bulan Maret 2015 terjadi penambahan anggaran melalui dana APBNP,
sehingga total anggaran Ditjen PSP adalah senilai Rp14.392.200.941.000,00. Dari total
anggaran tersebut, kegiatan dilaksanakan oleh Ditjen PSP, Ditjen Tanaman Pangan,
Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian yang sebagian besar dana tersebut
dialokasikan di daerah dalam bentuk Dana Tugas Pembantuan senilai
Rp10.827.043.416.000,00 dan Dana Dekonsentrasi sebesar Rp678.180.980.000,00 dan
juga dana satker pusat senilai Rp2.886.976.545.000,00. Secara total sampai dengan 31
Desember 2015, realisasi penyerapan anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
v
adalah senilai Rp. Rp. 12.978.293.505.478,00 dari target anggaran Rp. 14.392.200.941.000,00 atau sebesar 90,18%.
Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata mulai dari proses perencanaan hingga
implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang melalui : 1). Perbaikan/review dokumen
perencanaan, 2). Peningkatan pembinaan dan pengawalan mulai dari penyusunan RAB
kegiatan, pemberkasan bansos, transfer dana dan pelaksanaan konstruksi, 3).
Peningkatkan sistim monitoring dan pengendalian untuk dapat mengidentifikasi
permasalahan dan solusinya sejak dini serta 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan
seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan prasarana dan sarana pertanian, dan 5). Peningkatan tindakan preventif
dan antisipasi terhadap kondisi perubahan iklim yang terjadi.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... viii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Kedudukan Tugas dan Fungsi ............................................................. 2
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja ................................................... 2
1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia........................................................ 6
1.5. Dukungan Anggaran ……..................................................................... 7
II. PERENCANAAN KINERJA .......................................................................... 10
2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019 ............................................... 10
2.1.1. Visi ............................................................................................ 10
2.1.2. Misi ............................................................................................ 10
2.1.3. Tujuan dan Sasaran ................................................................. 11
2.1.4. Arah Kebijakan ......................................................................... 11
2.1.5. Rencana Aksi ............................................................................. 15
2.1.6. Program dan Kegiatan .............................................................. 15
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ............................................................. 16
III. AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... 17
3.1. Capaian Kinerja Organisasi .................................................................. 17
3.1.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ................... 17
3.1.2 Pencapaian Sasaran Program Ditjen PSP Tahun 2015 ............. 17
3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Program Ditjen PSP TA. 2015 .......... 18
vii
3.1.3.1. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015
terhadap Tahun 2014 dan Beberapa Periode
Sebelumnya serta Periode Jangka
Menengah……………………………………… .............. 18
3.1.3.1.1 Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan
Padi ............................................................... 18
3.1.3.1.2 Jumlah Penambahan Luas tanam Padi ........ 21
3.1.3.2. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 atas
efisiensi penggunaan sumber daya .............................. 26
3.1.3.3 Analisis Capaian Kegiatan Prasarana dan Sarana
Pertanian Lainnya Pendukung Pencapaian
Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai...................... 28
3.1.3.3.1 Pupuk, Benih, Alsintan, Pengembangan
Metode Hazton, SRI, Optimasi lahan, PAT
PIP Kedelai, Optimasi Pertanian dengan
Budidaya Varietas Unggul, Pengendalian
OPT dan DPI, Pembiayaan Pertanian ........ 28
3.1.3.3.2 Pendampingan Kegiatan oleh TNI AD ......... 35
3.1.3.3.3 Pendampingan Penyuluh dan Perguruan
Tinggi (Dosen dan Mahasiswa) ................... 37
3.1.3.3.4 Dukungan Manajemen ................................. 40
3.1.4 Tambahan Informasi Lainnya ...................................................... 41
3.2 Realisasi Anggaran ............................................................................... 51
3.2.1 Realisasi Anggaran Ditjen PSP TA. 2015 ................................... 51
3.2.2 Efisiensi Penggunaan Anggaran Ditjen Prasarana dan
Sarana Pertanian ......................................................................... 53
3.3 Hambatan dan Kendala ........................................................................ 54
3.4 Upaya dan Tindak Lanjut ...................................................................... 56
IV. PENUTUP ...................................................................................................... 58
LAMPIRAN .... .................................................................................................... 60
viii
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1 : Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PSP TA. 2015 ....................................... 16
Tabel 2 : Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA.
2015....................................................................................................... 18
Tabel 3 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan
Padi TA. 2015 ....................................................................................... 19
Tabel 4 : Perbandingan Capaian Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi
TA. 2015 dengan TA. 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-
2019....................................................................................................... 19
Tabel 5 : Capaian Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan Perbandingan Capaian
Luas Tanam Padi Tahun 2015 dengan Tahun 2014 ........................... 22
Tabel 6 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi
Tahun 2015 ........................................................................................... 22
Tabel 7 : Penambahan Luas Tanam dan Persentase Penambahan Luas
Tanam 2011 - 2015............................................................................... 23
Tabel 8 : Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan
perbandingan Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2014
dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019 ......................................... 23
Tabel 9 : Capaian PJI tahun 2015 dan Perbandingan Capaian PJI Tahun 2015
dengan Tahun 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019 ....... 24
Tabel 10 : Bantuan Pupuk Mendukung Upsus Padi dan Jagung ......................... 28
Tabel 11 : Bantuan Pupuk Bersubsidi Tahun 2015 ............................................... 29
Tabel 12 : Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2015 .................................. 31
Tabel 13 : Capaian Kegiatan Dukungan Manajemen Ditjen PSP ......................... 40
Tabel 14 : Daftar Pagu dan Realisasi Ditjen PSP Per Kewenangan .................... 51
Tabel 15 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Eselon II.............................. 52
Tabel 16 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Kegiatan ............................. 52
Tabel 17 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen PSP per Pelaksana ........ 53
ix
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GRAFIK Halaman
Grafik 1 : Target dan Realisasi Perluasan Sawah TA. 2011-2015 ...................... 20
Grafik 2 : Target dan Realisasi Anggaran Perluasan Sawah TA. 2011-2015 ..... 20
Grafik 3 : Realisasi Luas Tanam 2010- 2015 ....................................................... 23
Grafik 4 : Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2011-2015 .................................. 25
Grafik 5 : Anggaran Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2011-2015 ................. 25
Grafik 6 : Anggaran kegiatan perluasan sawah dan PJI TA.2014-2015 ............. 27
Grafik 7 : Realisasi Luas Tanam Tahun 2014 dan 2015 ..................................... 27
Grafik 8 : Hubungan Luas Tanam Padi dengan Index El nino............................. 27
x
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1 : Tanam Serentak di Desa Tambong, Kec Babat, Kab Banyuwangi ... 36
Gambar 2 : Tanam Serentak di Desa Kalibaru Wetan, Kec Kalibaru, Kab
Banyuwangi ......................................................................................... 36
Gambar 3 : Dukungan Aparat TNI di Kab. Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan .. 37
Gambar 4 : Pengawalan Penyuluh dalam rangka UPSUS PAJALE ..................... 39
Gambar 5 : Kegiatan Pelatihan Pertanian mendukung UPSUS ............................ 39
Gambar 6 : Pengawalan Mahasiswa terkait Pengenalan Mekanisasi Pertanian
pada Kelompok Tani Budaya, Desa Mekerasih, Kec. Banyusari
Kab. Karawang .................................................................................... 40
Gambar 7 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Subang, Prov Jawa Barat . 42
Gambar 8 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Tanjab Timur, Prov Jambi .. 42
Gambar 9 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Pinrang, Prov Sulsel........... 43
Gambar 10 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Wajo, Prov Sulsel ............... 43
Gambar 11 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Sumbawa Barat, Prov NTB 44
Gambar 12 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kota Bima, Prov NTB ................. 44
Gambar 13 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Sikka, Prov NTT ................. 45
Gambar 14 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Lebak, Prov Banten............ 45
Gambar 15 : Pengembangan SRI di Kab Pemalang, Prov Jawa Tengah .............. 46
Gambar 16 : Optimasi Lahan di Kab Aceh Tamiang, Prov Aceh ............................ 46
Gambar 17 : Perluasan Sawah di Kab. Dharmas Raya Prov Sumatera Barat ....... 47
Gambar 18 : Mekanisasi Pertanian di Kab Sukoharjo, Prov Jawa Tengah ............ 48
Gambar 19 : Penggunaan TR 4 di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur .................. 48
Gambar 20 : Penggunaan Transplanter di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur ...... 49
Gambar 21 : Penggunaan Excavator Mini di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur .. 49
Gambar 22 : Pembangunan UPPO di Kab Purworejo, Prov Jawa Tengah ............ 50
Gambar 23 : Pembangunan UPPO di Kab Cilacap, Prov Jawa Tengah ................ 50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Ditjen PSP Tahun 2015 ...................................... 61
Lampiran 2 : Jumlah Pegawai Ditjen PSP Tahun 2015 ........................................... 63
Lampiran 3 : Rencana Aksi Indikator Kinerja Utama Ditjen PSP Tahun 2015 ........ 65
Lampiran 4 : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP Tahun 2015 (Semula) ......................... 70
Lampiran 5 : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP Tahun 2015 (Revisi) ........................... 75
Lampiran 6 : Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan
Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
(Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi dan
Perluasan Sawah) ............................................................................... 80
Lampiran 7 : Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan Pembangunan
Tahun 2015 – 2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian ............ 82
Lampiran 8 : Luas Tanam Periode Jan – Des 2014 dan Jan – Des 2015 .............. 83
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Arah pembangunan pertanian ke depan sesuai agenda prioritas kabinet kerja yang
tertuang dalam Nawa Cita adalah mewujudkan kedaulatan pangan. Kedaulatan
pangan dimaksud harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap
diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk
meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan swasembada pangan
tersebut, prasarana dan sarana pertanian memiliki peranan yang penting sebagai
penggerak pembangunan pertanian.
Dalam beberapa dekade ini, kondisi prasarana dan sarana pertanian dihadapkan
pada berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang dinamis.
Permasalahan dalam pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana
pertanian yang dihadapi saat ini, sehingga berpengaruh terhadap penurunan
produktivitas hasil pertanian dan pencapaian peningkatan produksi pertanian
diantaranya : 1). aspek lahan; penguasaan lahan pertanian per kapita yang sempit
dan jumlah petani gurem yang semakin meningkat (jumlah petani gurem 13,7 juta
KK dan laju peningkatan 2,4 % per tahun) dan terjadinya laju peningkatan konversi
lahan pertanian ke lahan non pertanian (+ 110.000 ha/tahun), 2). aspek air;
sebagian besar infrastruktur irigasi rusak ringan sampai dengan berat sekitar 53 %
sehingga mengalami penurunan fungsi, 3). aspek pembiayaan; terdapat
kesenjangan yang sangat lebar antara kebutuhan dana pembangunan pertanian
dengan ketersediaan dana pihak perbankan (hasil evaluasi perkembangan
penyaluran kredit/ pembiayaan dari perbankan yang hanya berkisar 5,2 -5,6% per-
tahun kepada sektor pertanian), 4). aspek pupuk; penerapan pemupukan
berimbang spesifik lokasi belum merata, terutama penggunaan pupuk organik
masih sangat rendah sehingga kondisi lahan pertanian semakin menurun
produktivitasnya; 5). aspek alsintan; ketersediaan alsin pra panen maupun pasca
panen yang belum mencukupi, penempatan dan pemanfaatan alsin yang belum
optimal, kemampuan petani yang masih terbatas dalam penggunaan alsin serta
kemampuan ekonomi petani pengguna alsintan yang masih rendah.
2
Sejalan dengan kondisi tersebut, Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor
24 tahun 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 telah menetapkan unit organisasi Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian yang secara spesifik menangani prasarana dan
sarana pertanian. Tugas pokok dan fungsi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
yang utama adalah mendorong upaya penyediaan infrastruktur pada aspek
perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk dan
pestisida, serta alat mesin pertanian. Pada tahun 2015 ini telah ditetapkan
Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang organisasi dan tata kerja
Kementerian Pertanian, namun belum sepenuhnya diimplementasikan di tahun
2015 ini.
Dalam pencapaian tujuan Nawa Cita dimaksud, maka pembangunan infrastruktur
pertanian pada TA 2015 mendapatkan peningkatan alokasi anggaran yang sangat
signifikan. Utamanya yaitu untuk peningkatan layanan irigasi seluas 3 juta ha dan
pembukaan 1 juta ha sawah baru. Untuk memantau capaian kinerja Ditjen PSP
dalam tahun anggaran berjalan ini, maka perlu dilakukan penyusunan laporan
kinerja. Laporan kinerja ini menjadi pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sekaligus memenuhi instruksi Presiden
RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
1.2. Kedudukan Tugas, dan Fungsi
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas
“merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk,
pestisida, dan alat mesin pertanian”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi : (1) Penyiapan
perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk,
pestisida, dan alat mesin pertanian (2) Pelaksanaan kebijakan di bidang
pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin
pertanian. (3) Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria di bidang
pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin
pertanian (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan
lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. (5)
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
3
Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian didukung oleh 6 (enam) Unit Kerja Eselon II , yaitu :
1. Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan
2. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi
3. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
4. Direktorat Pembiayaan Pertanian
5. Direktorat Pupuk dan Pestisida
6. Sekretariat Direktorat Jenderal.
Masing-masing Unit Kerja Direktorat didukung oleh 3 (tiga) sampai 5 (lima) unit
Eselon III dan 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) unit Eselon IV. Sedangkan
Sekretariat Direktorat Jenderal didukung oleh 4 (empat) unit Eselon III dan 12 (dua
belas ) unit Eselon IV.
1.3. Susunan Organisasi dan Tata kerja
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian ditetapkan berdasarkan
Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I
Kementerian Negara Republik Indonesia dengan susunan organisasi yang terdiri
dari Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 unit Direktorat, 24 Unit kerja Eselon III dan 57
Unit kerja Eselon IV. Struktur organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
sebagaimana dalam lampiran 1.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka tugas dan fungsi dari
masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut:
1) Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis
dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian
menyelenggarakan fungsi :
a) Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja
sama di bidang prasarana dan sarana pertanian;
b) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
4
c) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan
kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,
serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;
d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan; dan
e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian.
2) Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perluasan dan pengelolaan lahan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan menyelenggarakan fungsi :
a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang basis data lahan, pengendalian
lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan perluasan
kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan, pengendalian lahan,
optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan;
c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis data lahan,
pengendalian lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan
perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan;
d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang basis data lahan,
pengendalian lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan
perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan; dan
e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan.
3) Direktorat Pengelolaan Air Irigasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengelolaan air irigasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
Pengelolaan Air Irigasi menyelenggarakan fungsi :
5
a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber air,
pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan
lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan
jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta
kelembagaan pengelolaan air irigasi;
c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan
sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air
dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi;
d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan sumber
air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan
lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi;
e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengelolaan Air Irigasi.
4).Direktorat Pembiayaan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pembiayaan pertanian.
a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembiayaan program,
pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta
kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah
dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan
pemberdayaan agribisnis;
c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembiayaan
program, pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta
kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis;
d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembiayaan program,
pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta
kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; dan
e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pembiayaan Pertanian.
5) Direktorat Pupuk dan Pestisida mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
6
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan
pestisida pertanian.
a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan
pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk
dan pestisida;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah
tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan
pestisida;
c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan
pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta
pengawasan pupuk dan pestisida;
d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan pupuk
organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta
pengawasan pupuk dan pestisida; dan
e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pupuk dan Pestisida.
6) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang alat dan
mesin pertanian.
a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan,
peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian;
b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran,
kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian;
c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan,
pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin
pertanian;
d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan,
pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin
pertanian; dan
e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Alat dan Mesin Pertanian.
7
1.4. Dukungan Sumberdaya Manusia
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 349 orang
yang tersebar pada 6 (enam) Direktorat dengan perincian sebagai berikut:
Sekretariat Direktorat sebanyak 84 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan
Lahan sebanyak 60 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 65 orang,
Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 46 orang, Direktorat Pupuk dan
Pestisida sebanyak 58 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebanyak
36 orang. Semua sumber daya Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian tersusun secara sistematis untuk mendukung kelancaran kinerja guna
mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
serta tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian. Secara rinci jumlah pegawai
Ditjen PSP tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran 2.
1.5. Dukungan Anggaran
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan
anggaran tahun 2015 melalui dana APBN senilai Rp3.205.732.300.000,00. Dalam
perjalanan tahun anggaran tepatnya Bulan Maret 2015 terjadi penambahan
anggaran melalui dana APBNP, sehingga total anggaran Ditjen PSP adalah senilai
Rp14.392.200.941.000,00. Sebagian besar dana tersebut dialokasikan di daerah
dalam bentuk Dana Tugas Pembantuan senilai Rp10.827.043.416.000,00 dan
Dana Dekonsentrasi sebesar Rp678.180.980.000,00 dan juga dana satker pusat
senilai Rp2.886.976.545.000,00. Jumlah Dipa Satker lingkup Ditjen Prasarana dan
Sarana Pertanian sebanyak 115 Satker.
Dari dana Pusat sebesar Rp2.886.976.545.000,00 digunakan untuk mendukung
kegiatan di 6 (enam) Eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan
senilai Rp11.667.500.000,00, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi senilai
Rp28.065.772.000,00 yang terdiri dari Rp9.627.697.000,00 (RM) ditambah dengan
anggaran yang bersumber dari bantuan luar negeri senilai Rp18.438.075.000,00
(RK dan RMP). Direktorat Pembiayaan Pertanian senilai Rp506.096.850.000,00
Direktorat Pupuk dan Pestisida senilai Rp224.825.449.000,00, Direktorat Alat dan
Mesin Pertanian senilai Rp1.697.998.403.000,00 dan Sekretariat Direktorat
Jenderal senilai Rp418.322.571.000,00.
8
Dari alokasi anggaran senilai Rp14.392.200.941.000,00 yang tercantum dalam
DIPA Ditjen PSP, yang kegiatannya dilaksanakan oleh Ditjen PSP adalah senilai
Rp10.573.633.557.000,00 dan senilai Rp3.818.567.384.000,00 dilaksanakan oleh
Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Adapun
penjelasan dari anggaran tersebut sebagai berikut :
A. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, dengan
pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut :
1). Direktorat Pupuk dan Pestisida, Ditjen PSP ;
Bantuan pupuk mendukung jaringan irigasi tersier senilai
Rp764.164.079.000,00.
Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS padi senilai
Rp541.705.384.000,00.
Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS Jagung senilai
Rp24.159.210.000,00.
Bantuan pupuk mendukung optimasi pemanfaatan sarana pertanian
pada lahan jaringan irigasi tersier senilai Rp64.600.215.000,00.
2). Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan ;
Bantuan Benih dalam rangka UPSUS Padi senilai
Rp515.153.461.000,00.
Bantuan Benih mendukung Optimasi Pemanfaatan Sarana Pertanian
Pada Lahan Jaringan Irigasi Tersier senilai Rp25.472.436.000,00.
3). Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Ditjen PSP ;
Bantuan pengolahan tanah mendukung optimasi pemanfaatan sarana
pertanian pada lahan jaringan irigasi tersier senilai Rp25.419.922.000,00.
B. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan,
dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut :
1). Direktorat Pupuk dan Pestisida, Ditjen PSP ;
Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS pengembangan jagung senilai
Rp640.790.965.000,00.
2). Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan ;
Bantuan Benih dalam rangka mendukung produksi jagung senilai
Rp685.982.100.000,00.
Pengembangan 1000 desa mandiri benih senilai Rp176.894.283.000,00
9
3). Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan ; Optimasi pertanian padi varietas unggul senilai Rp136.804.500.000,00. Pengembangan padi teknologi Hazton senilai Rp11.846.200.000,00.
4). Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan ; Percepatan Optimasi PAT-PIP Kedelai senilai Rp387.261.480.000,00.
C. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut ; 1). Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, BPPSDMP
Pengembangan alat dan mesin pertanian Pra Panen senilai Rp28.888.305.000,00
Pengembangan alat dan mesin pertanian Pasca Panen senilai Rp8.504.768.000,00
2). Direktorat Pasca Panen, Ditjen Tanaman Pangan Pengembangan alat dan mesin pertanian Pasca Panen senilai
Rp915.168.402.000,00 3). Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP
Pengembangan alat dan mesin pertanian pengolahan hasil pertanian senilai Rp271.979.200.000,00.
D. Anggaran tercantum pada Sekretariat Ditjen PSP, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut : 1). Pusat Penyuluhan Pertanian, BPPSDMP
Pengawalan dan pendampingan penyukuhan SDM Pertanian senilai Rp272.128.172.000,00
2). Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, BPPSDMP Fasilitasi pendampingan mahasiswa dan pengawalan dosen senilai
Rp129.009.027.000,00 3). Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP
Penyelenggaraan pelatihan pertanian mendukung UPSUS senilai Rp129.260.309.000,00.
4). Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, BPPSDMP Dukungan manajemen SDM Pertanian mendukung padi, jagung, kedelai
senilai Rp665.660.000,00.
E. Anggaran tercantum pada Direktorat Pupuk dan Pestisida, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut : 1). Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan
Pengendalian OPT dan Dampak Perubahan Iklim senilai Rp123.549.081.000,00.
10
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis 2015-2019
Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019
disusun dengan mengacu kepada Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun
2015 – 2019 memuat program/kegiatan untuk mendukung pencapaian kedaulatan
pangan yang menjadi agenda pemerintah dalam nawacita. Renstra Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019 menjabarkan kebijakan sebagai
berikut :
2.1.1. Visi Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Mewujudkan
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai motor penggerak
tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk mendukung pembangunan
industri berbasis pertanian (bioindustri) dalam rangka kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani.
2.1.2. Misi Untuk mencapai Visi tersebut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
mengemban Misi sebagai berikut :
1) Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan
dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan
pertanian berkelanjutan.
2) Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan
pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di
pedesaan
3) Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang
fleksibel dan sederhana
11
4) Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, penggunaan , dan pengawasan pupuk
dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu
dan harga)
5) Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida
6) Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan
mesin pertanian
7) Mewujudkan sistem manajemen dan administrasi pembangunan prasarana
dan sarana pertanian berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas
2.1.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan strategis Ditjen PSP adalah “Melaksanakan penyediaan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian yang meliputi aspek pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan pertanian, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin pertanian”. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran yang ingin dicapai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu Penambahan Luas Pertanaman
seluas 1.850.000 Ha. Terwujudnya penambahan luas pertanaman seluas
1.850.000 Ha dicapai melalui kegiatan :
1) Perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan (cetak sawah)
seluas 1.000.000 Ha
2) Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air seluas 3.547.714 Ha
2.1.4. Arah Kebijakan
Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam
rangka menunjang pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan yang
menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis
sumberdaya lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan
petani sebagai berikut :
1) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pertanian aspek
lahan adalah adalah pengembangan jalan pertanian pada kawasan tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
12
2) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran meningkatnya luas areal
pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan, ditempuh melalui:
a) Penambahan Baku Lahan (PBL)
b) Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi
c) Kesesuaian daya dukung dan agropedoklimat
d) Partisipasi dan pemberdayaan petani.
e) Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan.
3) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran terwujudnya upaya optimasi,
konservasi, pengembangan dan reklamasi lahan pertanian :
a) Kebijakan optimasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat
petani/peternak pada lahan terlantar, dan lahan yang berpotensi untuk
ditingkatkan IP-nya melalui:
Kebijakan pengembangan usahatani dan konservasi DAS hulu yang
dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat.
Kebijakan Reklamasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat/
petani pada lahan rawa, bekas tambang, dan bekas industri.
Kebijakan perbaikan kesuburan lahan sawah melalui pengembangan
rumah kompos dan UPPO untuk pemberian/ penambahan bahan organik/
kompos.
Peningkatan efektifitas pembelajaran melalui pendampingan.
b) Kebijakan peningkatan kesuburan dan produktivitas lahan melalui
pengembangan pertanian ramah lingkungan yang dikenal dengan System
of Rice Intensification (SRI).
4) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran tercapainya pengembangan
sumber air alternatif dan skala kecil, adalah :
a) Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendayagunakan baik air
permukaan maupun air tanah.
b) Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan
dengan cara partisipatif.
5) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran tercapainya pengembangan
jaringan irigasi dan optimasi pemanfaatan air irigasi, adalah:
a) Peningkatan fungsi prasarana irigasi,
b) Penerapan teknologi hemat air
c) Peningkatan partisipasi masyarakat.
13
d) Pengembangan dan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air
(P3A), melalui :
Peningkatan kemampuan P3A dalam Pengelolaan Air Irigasi dan
Produksi Pertanian;
Pengelolaan irigasi secara partisipatif;
Pengembangan jejaring dan kemitraan P3A.
6) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan konservasi air dan lingkungan
hidup serta antisipasi perubahan iklim, adalah :
a) Pengembangan teknik pemanenan air dengan pembangunan embung.
b) Pengembangan teknik penyerapan air ke dalam tanah dengan sumur
resapan
c) Pengembangan Model Adaptasi Perubahan Iklim (PMAPI)
7). Kebijakan terkait dengan revitalisasi pembiayaan petani dan kelembagaan
petani dalam rangka meningkatkan ketersediaan pembiayaan/kredit bagi
petani, fokus pada :
a) Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan ;
b) Pembiayaan yang bersumber dari dana BUMN/ CSR
c) Pembiayaan yang bersumber dari dana lembaga Keuangan Non Bank;
d) Pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan swasta dan masyarakat;
e) Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat tani dan atau
f) masyarakat yang peduli terhadap pertanian ;
g) Pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN) dan
h) pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota) ;
i) Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan mikro dan
lembaga
j) adat yang berkembang di masyarakat; serta sumber pembiayaan lainya.
8). Kebijakan terkait pupuk dan pestisida, adalah:
a) Fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian guna
mendorong penerapan pemupukan secara berimbang guna meningkatkan
produktivitas dan kualitas hasil komoditas pertanian.
14
b) Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida ramah
lingkungan.
c) Fasilitasi pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian.
9). Kebijakan pengembangan alsintan, didalamnya memuat beberapa hal
sebagai berikut :
a) Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan
alsintan pada 33 propinsi sebesar 3 – 5 %, adalah : (a) sosialisasi
pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan, (b) koordinasi dengan Dinas
Propinsi dan Kabupaten/Kota guna pemantapan kegiatan kepemilikan
alsintan, (c) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan.
b) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan
pengembangan UPJA Pemula, Berkembang dan Profesional, meningkat
masing-masing 10%, 10% dan 15% per tahun, adalah : (a) sosialisasi
Permentan No.25 Tahun 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan
Pengembangan UPJA, (b) Pembentukan Tim UPJA, (c) kebijakan
pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA , (d) peningkatan peranan UPJA
dalam pengembangan alsintan, (e) kebijakan peningkatan integrasi
subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan
dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA.
c) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan
bengkel alsintan di 33 propinsi, adalah : (a) sinkronisasi dan koordinasi
dengan instansi terkait, (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam
pengembangan bengkel, (c) peningkatan keahlian pengelola bengkel
alsintan.
d) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan
pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang
berdayaguna dan berhasilguna di 33 provinsi meliputi : (a) sosialisasi
pengawasan alsintan (b) meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas
pengawas alsintan dan (c) meningkatkan sarana pengawasan alsintan.
e) Kebijakan yang terkait dengan kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam
pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan di 33 Provinsi
dalam rangka peningkatan forum komunikasi dan informasi
pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan.
15
2.1.5. Rencana Aksi Dalam pencapaian sasaran program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian telah
disusun rencana aksi selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkaian waktu
periodik triwulan dengan jenis kegiatan sebagai berikut :
1) Penerbitan pedoman kegiatan PSP
2) Sosialisasi Kegiatan
3) Identifikasi calon petani dan calon lokasi
4) Pengawalan pemberkasan dokumen bansos sampai dengan transfer dana
5) Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan
6) Pemantauan dan pengendalian secara periodik (triwulan)
7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan
8) Pelaporan
Rencana Aksi Indikator Kinerja per triwulan selama tahun 2015 sebagaimana
dalam lampiran 3.
2.1.6. Program dan Kegiatan Dalam Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019 ditetapkan
Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
adalah ”Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian”.
Kegiatan yang tersebut dalam program tersebut sebagai berikut :
1) Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian
2) Pengelolaan air irigasi untuk pertanian
3) Penyaluran pupuk bersubsidi
4) Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian
5) Pelayanan pembiayaan pertanian
6) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian
2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015
Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian untuk melaksanakan kegiatan
16
yang mendukung Program Kementerian Pertanian. Perjanjian Kinerja Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2015 ditandatangani pada Bulan
Maret 2015 (lampiran 4), namun karena terdapat perubahan anggaran pada
beberapa kegiatan, maka dilakukan penyesuaian melalui proses revisi dokumen
PK pada Bulan November 2015 (lampiran 5). Adapun yang menjadi kesepakatan
dalam perjanjian kinerja Ditjen PSP sebagai berikut :
Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PSP TA. 2015
No Sasaran Program Indikator Kinerja Target
1. Penambahan Luas Pertanaman
Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi
23.000 Ha
Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi
600.000 Ha
Sumber data : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP (Revisi), 2015
Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu “Penambahan Luas Pertanaman”
diukur melalui indikator kinerja ; 1). jumlah penambahan luas baku lahan padi dan
2). jumlah penambahan luas tanam padi. Penambahan luas baku lahan padi
dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu perluasan sawah dan penambahan
luas tanam padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu pengembangan
jaringan irigasi.
Disamping kegiatan utama tersebut, terdapat kegiatan lain yang mendukung
pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai pada : 1). Pengelolaan air
irigasi untuk pertanian, 2). Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian, 3).
Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat dan mesin pertanian, 4).
Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian, 5). Fasilitasi pupuk dan pestisida, 6). Pelayanan pembiayaan pertanian
dan pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP). Pada tahun 2015 ini juga
terdapat kegiatan yang mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan
kedelai yang penganggarannya dialokasikan pada DIPA Ditjen PSP, namun
dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan, Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian dan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
3.1.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2015 ditetapkan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil
(capaian >100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 60-
79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah
ditetapkan.
3.1.2. Pencapaian Sasaran Program Ditjen PSP Tahun 2015
Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu “Penambahan Luas Pertanaman”
diukur melalui indikator kinerja : 1). jumlah penambahan luas baku lahan padi dan 2). jumlah penambahan luas tanam padi. Penambahan luas baku lahan padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu perluasan sawah dan penambahan luas tanam padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu pengembangan jarigan irigasi. Pengukuran capaian indikator kinerja
penambahan luas baku lahan dilakukan dengan cara membandingkan angka
realisasi kegiatan perluasan sawah TA. 2015 dengan target, sedangkan
pengukuran indikator kinerja penambahan luas tanam padi dilakukan dengan cara
membandingkan angka realisasi Jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2015
dengan angka target penambahan luas tanam padi yang tercantum dalam
Perjanjian Kinerja. Angka realisasi perluasan sawah adalah angka realisasi per 31
Desember 2015. Angka realisasi luas tanam tahun 2015 adalah angka yang dirilis
oleh BPS per 25 Januari 2016, sedangkan angka luas tanam tahun 2014 adalah
angka tetap yang dirilis oleh BPS.
Dari pengukuran 2 indikator kinerja Ditjen PSP dalam pencapaian sasaran
program “penambahan luas pertanaman “dapat disimpulkan bahwa 1 indikator
yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi tercapai 81,69% termasuk
18
kategori berhasil, sedangkan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam
padi tercapai 52,11% termasuk kategori kurang berhasil (Tabel 2).
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2015
No Sasaran Program Indikator Kinerja % Capaian
Kategori
1. Penambahan luas pertanaman
Jumlah penambahan luas baku lahan padi
23.000 Ha 18.789 Ha 81,69 Berhasil
Jumlah penambahan luas tanam padi
600.000 Ha 312.646 Ha 52,11 Kurang Berhasil
Target Realisasi
Sumber data : PK dan Hasil Pengukuran Kinerja Ditjen PSP, 2015
3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Program Ditjen PSP TA. 2015
Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu penambahan luas pertanaman
tidak lain adalah untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian
Pertanian khususnya yaitu swasembada padi. Pencapaian sasaran strategis
Kementerian Pertanian tahun 2015 ini diupayakan melalui program upaya khusus
peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (UPSUS PAJALE). Untuk
pencapaian sasaran program Ditjen PSP dan mendukung program UPSUS
PAJALE, Ditjen PSP mendapatkan sumber dana dari APBN maupun APBNP
dalam melaksanakan kegiatan prasarana dan sarana pertanian. Kegiatan utama
untuk penambahan luas pertanaman khususnya padi dilaksanakan melalui
kegiatan pengembangan jaringan irigasi dan perluasan sawah, namun selain itu
terdapat kegiatan lain yang mendukung pencapaian swasembada padi, jagung
dan kedelai melalui : a). bantuan alsintan, pupuk, benih, fasilitasi pembiayaan
pertanian, b). pendampingan TNI dan c). pendampingan penyuluh maupun
Perguruan Tinggi (dosen dan mahasiswa).
Pencapaian sasaran program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2015
yaitu penambahan luas pertanaman khususnya mendukung swasembada padi,
sebagai berikut :
3.1.3.1. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 terhadap Tahun 2014 dan
beberapa periode sebelumnya serta periode jangka menengah
3.1.3.1.1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi
19
Pada tahun 2015 tercapai penambahan luas baku lahan padi melalui
kegiatan perluasan sawah sebesar 18.789 Ha dari target seluas 23.000 Ha (81,96%), capaian ini termasuk kategori “berhasil” (Tabel 5).
Alokasi anggaran kegiatan perluasan sawah yang terdiri dari anggaran
untuk konstruksi dan non konstruksi adalah senilai
Rp476.829.895.000,00 dan terealisasi senilai Rp398.281.837.719,00
(83,53%). Khusus untuk kegiatan konstruksi perluasan sawah
terealisasi senilai Rp318.120.633.972,00 dari target anggaran
Rp391.043.080.000,00 (81,35%).
Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi TA. 2015
Target
(Ha)
Realisasi
(Ha)
Target
(Rp.)
Realisasi
(Rp.)
23.000 18.789 81,69 Berhasil 391.043.080.000 318.120.633.973 81,35
Kriteria
KEUANGAN
%Indikator Kinerja
FISIK
%
Jumlah
Penambahan Luas
Baku Lahan Padi
Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015
Capaian penambahan luas baku lahan padi melalui kegiatan perluasan
sawah tahun 2015 sebesar 18.789 Ha bila dibandingkan dengan
capaian tahun 2014 sebesar 25.597 Ha, mengalami penurunan sebesar
6.808 Ha atau 26,60% (Tabel 4).
Tabel 4. Perbandingan Capaian Jumlah Penambahan Luas Baku
Lahan Padi TA. 2015 dengan TA. 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019
% Selisih % Selisih
Jumlah Penambahan 29.282 23.000 1.000.000 25.597 18.789 -26,60 -6.808 81,69 1,88 -981.211
Luas Baku Lahan Padi
capaian 2014 Target
2015
target 2015-2019Indikator Kinerja
Target Capaian Capaian 2015 terhadap
2014 2015 2015-2019 2014 2015
Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
1) Terdapat perubahan unit cost kegiatan perluasan sawah di tahun
2015 sehingga dengan anggaran yang lebih besar dari tahun
sebelumnya tercakup volume ha yang lebih kecil dari tahun
sebelumnya. Anggaran untuk konstruksi kegiatan perluasan sawah
pada tahun 2015 yaitu senilai Rp391.043.080.000,00 lebih besar
20
dari anggaran kegiatan perluasan sawah pada TA. 2014 senilai Rp
294.159.000.000,00. Namun secara kuantitave volume, target
kegiatan perluasan sawah pada TA. 2015 seluas 23.000 Ha lebih
rendah dari target pada tahun 2014 seluas 29.282 Ha.
2) Kegiatan perluasan sawah tahun 2015 terealisasi 18.789 Ha
(81,96%) yang mulai dilaksanakan pada Bulan Oktober (sesuai
anggaran yang teralokasikan melalui revisi DIPA pada Bulan
Oktober 2015), sedangkan perluasan sawah tahun 2014 terealisasi
seluas 25.597 Ha (87,42%) yang dilaksanakan mulai dari awal
Bulan Januari –Desember 2014, sehingga dari sisi efisiensi waktu
yang lebih singkat dari tahun 2014, capaian kegiatan perluasan
sawah tahun 2015 ini tercapai lebih efektif dibandingkan dengan
capaian 2014.
Pencapaian jumlah penambahan luas baku lahan padi selama periode
2011-2015 yang dikontribusikan melalui kegiatan perluasan sawah
cenderung menurun. Terlihat dari anggaran untuk kegiatan perluasan
sawah, cenderung meningkat pada tahun 2012, kemudian menurun di
periode tahun 2013 hingga 2014. Dengan adanya kebijakan pemerintah
untuk mencapai swasembada pangan pada jangka waktu 3 tahun mulai
2015-2017, maka pada tahun 2015 anggaran untuk kegiatan perluasan
sawah menunjukkan tren peningkatan kembali, namun pencapaian
realisasi fisik pada tahun 2015 masih lebih rendah dibandingkan tahun
2014, karena terjadi perbedaan unit cost sehingga dengan anggaran
lebih tinggi, target dan realisasi fisik lebih rendah (Grafik 1 dan 2).
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
2011 2012 2013 2014 2015
Perluasan Sawah (Ha) 2011-2015
TARGET REALISASI
-
200.000.000.000.000
400.000.000.000.000
600.000.000.000.000
800.000.000.000.000
1.000.000.000.000.000
1.200.000.000.000.000
2011 2012 2013 2014 2015
Anggaran Perluasan Sawah (Rp)
TARGET REALISASI
Grafik 2. Target dan Realisasi Anggaran Perluasan Sawah TA. 2011-2015
Grafik 1. Target dan Realisasi Perluasan Sawah TA. 2011-2015
21
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian jumlah
penambahan luas baku lahan padi melalui Kegiatan perluasan sawah
TA. 2015, sebagai berikut :
1) Rencana anggaran biaya yang disusun masih bersifat umum dan
hanya menggambarkan besaran nilai biaya per tahapan kegiatan,
belum terinci sesuai dengan spesifikasi desain yang dibuat.
2) Gambar hasil pembuatan SID masih belum operasional karena belum
dibuat dengan kaidah pemetaan yang sesuai sehingga masih
terdapat lokasi dalam SID yang tidak dapat dilakukan kegiatan cetak
sawah atau masuk dalam lokasi peruntukan lainnya.
3) Lahan yang ditentukan masih ada yang belum clear and clean dan
masih ada yang masuk dalam kawasan hutan.
4) Kesulitan dalam mobilisasi alat khususnya untuk lokasi yang sulit
dijangkau transportasi atau lokasi yang harus menyeberang sehingga
terdapat kekurangan alat berat pada beberapa lokasi.
5) Belum adanya komitmen dari instansi terkait dalam penyelesaian
dokumen lingkungan sehingga waktu yang dibutuhkan beragam
bahkan cukup lama dan belum menggunakan SOP yang seragam
antar daerah.
Untuk itu telah dilakukan upaya tindak lanjut berikut :
1) Meningkatkan pembinaan dalam penyusunan RAB serta persiapan
SID oleh propinsi
2) Meningkatkan kualitas SID yang disusun pada T-1 dengan
mengalokasikan anggaran melalui dana dekosentrasi untuk
penyusunan SID
3) Bekerja sama dengan TNI AD untuk penyediaan alat-alat berat dalam
membantu proses konstruksi di lapangan
Jumlah penambahan luas baku lahan padi tahun 2015 yaitu seluas
18.789 Ha bila dibandingkan dengan target jangka menengah seluas
1.000.000 Ha, maka baru mencapai 1,88% dan masih terdapat
kekurangan seluas 981.211 Ha (98,12%) yang harus terwujudkan di
periode 2016-2019 ke depan (Tabel 4).
22
Untuk pencapaian kekurangan target jangka menengah, maka pada
tahun 2016 ini selain adanya dukungan anggaran untuk kegiatan
perluasan sawah yang meningkat dari tahun 2015, juga dilakukan
strategi melalui kerjasama dengan TNI AD dalam pelaksanaan
konstruksi serta pengawalan sejak awal oleh petugas pusat dan daerah.
3.1.3.1.2. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi
Pada tahun 2015 tercapai realisasi luas tanam padi sebesar 13.981.580
Ha dari target tanam seluas 14.268.934 Ha (97,99%). Apabila
dibandingkan dengan capaian luas tanam padi pada tahun 2014 sebesar
13.668.934 Ha, maka luas tanam padi pada tahun 2015 ini meningkat
2,29% sehingga terjadi surplus luas tanam padi seluas 312.646 Ha
(Tabel 5).
Tabel 5. Capaian Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan Perbandingan Capaian Luas Tanam Padi Tahun 2015 dengan Tahun 2014
Target
% Selisih
Luas Tanam (Ha) 14.268.934 13.668.934 13.981.580 2,29 312.646 97,99
Uraian
Capaian Capaian 2015 terhadap
2015 2014*) 2015**) capaian 2014 Target
2015
Sumber data : *) Angka Tetap BPS, 2015 **) Angka BPS per 25 Januari, 2016 Berdasarkan capaian ini, dapat dikatakan dukungan kegiatan Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian yang dilaksanakan sepanjang tahun
2015 berhasil mendukung capaian luas tambah tanam padi, walaupun
secara target capaian sasaran program Ditjen PSP dalam PK yang
diukur melalui jumlah penambahan luas tanam padi, dikategorikan
kurang berhasil yaitu dari target jumlah penambahan luas tanam padi
sebesar 600.000 Ha tercapai 312.646 Ha (52,11,%) sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2015
Target*) Capaian**)
Jumlah Penambahan
Luas Tanam Padi (Ha)
600.000 312.646 52,11 Kurang Berhasil
Indikator KinerjaTahun 2015
% Kriteria
Keterangan : *) target PK Ditjen PSP,2015 **) selisih angka realisasi tanam 2015 per 25 Januari 2016, BPS dengan angka realisasi tanam 2014 , BPS.
23
Apabila mengacu pada pencapaian target PK 2015, capaian
penambahan luas tanam sebesar 312.646 Ha memang kurang berhasil,
tetapi capaian penambahan luas tanam tahun 2015 menunjukkan
adanya peningkatan seperti disajikan pada grafik dan tabel berikut :
12.600.000
12.800.000
13.000.000
13.200.000
13.400.000
13.600.000
13.800.000
14.000.000
14.200.000
14.400.000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Luas Tanam (Ha) 2010-2015
Tahun Luas Tanam Delta Luas
Tanam
%
2010 14.161.992
2011 13.243.302 -918.690 -6,49
2012 13.602.690 359.388 2,71
2013 13.896.793 294.103 2,16
2014 13.668.934 -227.859 -1,64
2015 13.981.580 312.646 2,29
Selain itu, perlu diperhatikan juga kondisi iklim tahun 2015, bila
dibandingkan dari kejadian el nino tahun 1997, dampak el nino berakibat
penurunan luas tanam sebesar 14,34% sedangkan dengan kondisi el
nino tahun 2015 tercapai penambahan luas tanam sebesar 2,29%.
Berdasarkan hal ini, boleh dikatakan Ditjen PSP berhasil.
Capaian jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2015 seluas
312.646 Ha bila dibandingkan dengan tahun 2014 meningkat sebesar
137,21%. Apabila dibandingkan dengan target jumlah penambahan luas
tanam padi jangka menengah sesuai Renstra sebesar 850.000 Ha,
maka capaian jumlah penambahan luas tanam padi pada TA. 2015 ini
baru mencapai 41,69% dan masih mengalami defisit seluas 537.354 Ha
(Tabel 8) yang harus terwujudkan di periode 2016-2019 ke depan.
Tabel 8. Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan
Perbandingan Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019
% Selisih % Selisih
Jumlah Penambahan
Luas Tanam Padi (Ha)
600.000 850.000 -227.859 312.646 137,21 540.505 52,11 36,78 -537.354
Capaian Capaian 2015 terhadap
2015 2015-2019 2014 2015capaian 2014 Target
2015
target 2015-2019
Target
Indikator Kinerja
Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015
Tabel 7. Penambahan Luas Tanam dan Persentase Penambahan Luas Tanam 2011-2015
Grafik 3. Realisasi Luas Tanam Tahun 2010-2015
24
Dukungan terbesar jumlah penambahan luas tanam padi, terkontribusi
melalui capaian kegiatan pengembangan jaringan irigasi. Pada tahun
2015 tercapai pengembangan jaringan irigasi seluas 2.458.471 Ha dari
target 2.478.182 Ha (99,20%), dengan realisasi anggaran senilai
Rp2.671.968.692.800,00 dari target Rp2.696.553.900.000,00 (99,09%).
Pada target PK, kegiatan pengembangan jaringan irigasi adalah senilai
Rp2.696.844.625.000,00, karena terdapat tambahan kegiatan dari hasil
revisi Kabupaten Merauke berupa kegiatan Pengembangan sumur tanah
dalam untuk mendukung cetak sawah sebesar Rp290.725.000, namun
tidak dapat terealisasi karena keterbatasan waktu.
Capaian Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi tahun 2015 seluas
2.458.471 Ha apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 seluas
443.836 Ha mengalami peningkatan sebesar 453,91%. Hal ini sejalan
dengan meningkatnya anggaran untuk pengembangan jaringan irigasi
tahun 2015 sebesar 537,46% dari tahun 2014.
Tabel 9. Capaian PJI Tahun 2015 dan Perbandingan Capaian PJI
Tahun 2015 dengan Tahun 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019
% Selisih % Selisih
Pengembangan Jaringan 446.810 2.478.182 3.547.714 443.836 2.458.471 453,91 2.014.635 99,20 69,30 -1.089.243
Irigasi (Ha)
Kegiatan
Target Capaian Capaian 2015 terhadap
2014 2015 2015-2019 2014 2015capaian 2014 Target
2015
target 2015-2019
Sumber data : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015
Apabila dibandingkan dengan target jangka menengah 2015-2019
seluas 3.547.714 Ha (Tabel 11), maka capaian kegiatan pengembangan
jaringan irigasi pada TA. 2015 seluas 2.458.471 Ha ini baru mencapai
69,30% dan masih defisit seluas 1.089.243 Ha (30,70%) yang harus
terwujudkan di periode 2016-2019 ke depan.
Pengembangan jaringan irigasi selama periode 2011-2015 cenderung
fluktuatif. Peningkatan secara nyata terjadi pada tahun 2015 seiring
dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pengembangan
infrastruktur irigasi mendukung pencapaian swasembada padi melalui
program upsus pajale. Tren alokasi anggaran dan Pengembangan
25
Jaringan Irigasi mulai dari tahun 2011-2015 seperti pada grafik 3 dan 4
berikut :
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
2011 2012 2013 2014 2015
Pengembangan Jaringan Irigasi (Ha)TA. 2011-2015
TARGET REALISASI
-
500.000.000.000
1.000.000.000.000
1.500.000.000.000
2.000.000.000.000
2.500.000.000.000
3.000.000.000.000
2011 2012 2013 2014 2015
Anggaran Pengembangan Jaringan Irigasi TA.2011-2015
TARGET REALISASI
Belum tercapainya jumlah penambahan luas tanam padi sesuai target
PK Ditjen PSP yang dikontribusikan melalui kegiatan utama
pengembangan jaringan irigasi karena beberapa hal berikut :
1) Adanya kebijakan bahwa pelaksanaan kegiatan tidak boleh duplikasi
dengan kegiatan lain dari Kementerian Pertanian mengakibatkan
mundurnya transfer dana dan pekerjaan fisik PJI.
2) Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan
antar provinsi.
3) kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat
hingga Kuat sehingga terjadi periode kering yang lebih lama.
4) Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat
diselesaikan menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap
penambahan luas tanam belum seluruhnya dapat dirasakan pada
tahun anggaran berjalan.
5) penetapan target jumlah penambahan luas tanam padi seluas
600.000 ha diperhitungkan dari kontribusi pengembangan jaringan
irigasi yang dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi
penambahan IP sebesar 0,5 dan tidak mempertimbangkan capaian
penambahan luas tanam beberapa periode tahun ke belakang
sehingga terjadi penetapan target penambahan luas tanam yang
cukup tinggi.
Grafik 4. Pengembangan Jaringan Irigasi TA.2011-2015
Grafik 5. Anggaran Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2011-2015
26
Adapun upaya tindak lanjut yang sudah dilakukan sebagai berikut :
1) Melakukan koordinasi melalui surat, telepon serta menugaskan Tim
ke Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan Pengembangan Jaringan
Irigasi untuk memaksimalkan lahan sawah yang belum mendapatkan
perbaikan irigasi dan tidak duplikasi dengan kegiatan lain.
2) Mengawal proses revisi Dipa dan percepatan pelaksanaan kegiatan
setelah revisi DIPA/realokasi terbit.
3) Meningkatkan tindakan antisipasi terhadap terjadinya perubahan
iklim melalui optimalisasi sumber air yang ada.
4) Mengawal percepatan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan.
5) Mereview dokumen perencanaan terutama dalam penetapan target
jumlah penambahan luas tanam padi dengan pertimbangan
kontribusi kegiatan PJI dan capaian penambahan luas tanam
beberapa periode tahun ke belakang.
Untuk pencapaian kekurangan jumlah penambahan luas tanam padi
sesuai target jangka menengah yang dikontribusikan melalui kegiatan
utama pengembangan jaringan irigasi, maka mulai tahun 2016 ke depan,
dilakukan pengawalan mulai dari penyusunan anggaran kegiatan PJI
dengan menuliskan cpcl pada RKAKL, pendampingan kegiatan fisik di
lapangan dengan melibatkan TNI serta pengawalan dan pembinaan
kegiatan sejak awal oleh petugas pusat dan daerah.
3.1.3.2. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 atas Efisiensi
Penggunaan Sumber Daya
Sasaran program Ditjen PSP yaitu penambahan luas pertanaman yang
diukur melalui capaian 2 indikator kinerja Ditjen PSP dapat disimpulkan
bahwa 1 indikator yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi
tercapai 18.789 Ha atau 81,96% dari target PK (berhasil) dan 1 indikator
kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai 312.646 Ha atau
52,11% dari target PK (kurang berhasil).
Apabila dilihat dari sisi efisiensi anggaran dalam pencapaian sasaran
program Jumlah penambahan luas tanam padi pada TA.2015, maka
dapat dikatakan cukup efisien. Keefisienan ini dapat terlihat sebagai
berikut :
27
1) Adanya capaian surplus tanam pada tahun 2015 sebesar 312.646
Ha (selisih luas tanam tahun 2015 sebesar 13.981.580 Ha dengan
tahun 2014 seluas 13.668.934 Ha) atau 2,29% dari tahun
sebelumnya sejalan dengan adanya peningkatan alokasi anggaran
Ditjen PSP terutama pada kegiatan pengembangan jaringan irigasi
dan kegiatan perluasan sawah.
Grafik 6. Anggaran Kegiatan Peluasan Grafik 7. Realisasi Luas Tanam Sawah dan PJI TA.2014-2015 Tahun 2014 dan 2015 2) Pada tahun 2015 dimana kondisi iklim dipengaruhi oleh el nino
moderat hingga kuat masih dapat tercapai surplus tanam. Pada
tahun 2015 index el nino mencapai 2,48 yang notabene melebihi
index el nino kuat tahun 1997 yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997
dengan index el nino kuat menghasilkan luas tanam padi sebesar
10.105.741 Ha menurun tajam dari luas tanam tahun 1996 yaitu
seluas 11.797.984 atau menurun sebesar 14,34%, namun pada
tahun 2015 ini, dengan index el nino kuat pada 2,48, masih dapat
mencapai surplus luas tanam padi sebesar 2,29% dari tahun
sebelumnya.
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
16.000.000
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
El Nino
Series1
Linear (Series1)
Grafik 8. Hubungan Luas Tanam Padi dengan Index El nino
28
3.1.3.3. Analisis Capaian Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian Lainnya
Pendukung Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai
3.1.3.3.1.Pupuk, Benih, Alsintan, Pengembangan Metode Hazton, SRI, Optimasi
lahan, PIP-PAT Kedelai, Optimasi Pertanian dengan Budidaya Varietas
Unggul, Pengendalian OPT dan DPI, Pembiayaan Pertanian
Selain kegiatan perluasan sawah dan pengembangan jaringan irigasi
yang berkontribusi langsung terhadap penambahan luas pertanaman padi
mendukung pencapaian swasembada padi, terdapat juga kegiatan
prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan oleh Ditjen PSP
mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai. Pada
tahun 2015 ini juga terdapat kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Ditjen
Tanaman Pangan, BPPSDMP dan Ditjen PPHP mendukung pencapaian
swasembada padi jagung dan kedelai dengan anggaran yang melekat
pada Ditjen PSP. Capaian kegiatan dimaksud sebagai berikut :
1) Bantuan Pupuk dilaksanakan oleh Ditjen PSP melalui kegiatan
bantuan langsung pupuk mendukung upsus pajale, kegiatan pupuk
bersubsidi dan pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik, berikut :
a). Bantuan langsung pupuk mendukung upsus padi dan jagung
Dalam upaya peningkatan produksi padi dan jagung, dilaksanakan
bantuan pupuk untuk membantu petani yang belum mampu
memenuhi kebutuhan pupuk. Bantuan ini di alokasikan pada lokasi
kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi yang telah dilakukan namun
belum dapat diperoleh hasil yang optimal terhadap peningkatan
produksi. Total bantuan pupuk urea dan pupuk NPK mendukung
upsus padi dan jagung sebesar 397.487 ton dan terealisasi sebesar
326.068 ton (82.03%) dengan realisasi anggaran senilai
Rp1.720.698.193.644,00 dari target senilai Rp2.046.107.239.046,00
(84,10%). Rincian bantuan pupuk dimaksud sebagai berikut :
29
Sumber Data : Ditjen PSP TA. 2015
Tabel 10. Bantuan Pupuk Mendukung Upsus Padi dan Jagung
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %* Total Bantuan Pupuk dalam rangka UPSUS
padi dan jagung (Ton)397.487 326.068 82,03 2.046.107.239.046 1.720.698.193.644 84,10
Bantuan Pupuk dalam rangka UPSUS padi (Ton)
243.603 216.463 88,86 1.316.582.051.001 1.166.838.081.487 88,63
Bantuan Pupuk mendukung optimasi pemanfaatan sarana pertanian pada lahan jaringan irigasi (Ton)
31.500 7.689 24,41 64.575.000.000 15.763.680.000 24,41
Bantuan Pupuk dalam rangka UPSUS jagung (Ton)
122.384 101.916 83,28 664.950.188.045 538.096.432.157 80,92
FISIK KEUANGANKEGIATAN
b). Bantuan Pupuk Bersubsidi
Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang
pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan harga
eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di lini IV.
Sasaran kegiatan ini adalah diterapkannya pemupukan berimbang
spesifik lokasi di tingkat petani, untuk mendukung peningkatan
produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil
komoditas pertanian. Pada TA 2015 telah dialokasikan bantuan
pupuk bersubsidi sebesar 9.550.000 ton dan terealisasi sebesar
8.570.232,00 ton (89,74%). Anggaran pupuk bersubsidi terdapat
pada Dipa Kementerian Keuangan, terealisasi senilai
Rp20.406.765.186.837,00 dari target Rp28.256.344.852.000,00
(72,22%). Rincian pupuk bersubsidi sebagai berikut :
Tabel 11. Bantuan Pupuk Bersubsidi Tahun 2015
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %* Pupuk Bersubsidi (Ton) 9.550.000 8.570.232 89,74 28.256.344.852.000 20.406.765.186.837 72,22
- Pupuk Urea 4.100.000 3.655.477 89,16 11.572.330.119.000 8.081.254.886.784 69,83- Pupuk SP-36 850.000 798.758 93,97 3.203.677.200.000 2.407.524.251.789 75,15- Pupuk ZA 1.050.000 944.896 89,99 2.213.751.750.000 1.559.302.784.791 70,44- Pupuk NPK 2.550.000 2.404.672 94,30 9.832.758.103.000 7.506.969.730.764 76,35- Pupuk Organik 1.000.000 766.429 76,64 1.433.827.680.000 851.713.532.709 59,40
FISIK KEUANGANKEGIATAN
Sumber Data : Ditjen PSP TA. 2015
c). Pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)
Untuk pemenuhan kebutuhan pupuk organik juga diupayakan
melalui pembangunan Unit pengolah pupuk organik . Pada tahun
2015 ini teralokasikan anggaran untuk pembangunan unit
pengolah pupuk organik dan pendampingan pengembangan
UPPO senilai Rp206.876.100.000,00 dengan realisasi senilai
30
Rp206.831.417.526,00 (99,98%). Sedangkan realisasi bansos
untuk pembangunan UPPO adalah senilai Rp206.310.000.000,00
dari target Rp.206.310.000.000,00 (100%) dengan realisasi fisik
sebanyak 897 unit dari target 897 unit (100%).
Kontribusi kegiatan ini adalah memenuhi kebutuhan pupuk organik
insitu oleh dan untuk petani, utamanya untuk mendukung
kegiatan SRI di lokasi setempat atau masyarakat.
2) Bantuan Benih Padi dan Jagung
Bantuan benih padi dan jagung diberikan dalam rangka meningkatkan
produksi dan produktivitas tanaman pangan. Bantuan benih tersebut
teralokasi melalui anggaran DIPA Ditjen PSP namun kegiatannya
dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan, berikut ini:
a) Bantuan benih padi inbrida
Untuk mendukung kegiatan Rehabilitasi Pengembangan Jaringan
Irigasi (PJI) tahun 2015, dialokasikan bantuan benih padi inbrida
sebanyak 54.251 Ton dan terealisasi sebanyak 45.478 Ton
(83,83%). Realisasi anggaran sebesar Rp418.384.141.576,00 dari
target senilai Rp515.153.461.000,00. (81,22%).
b) Bantuan benih jagung hibrida
Untuk mendukung kegiatan Perluasan Areal Tanam (PAT) jagung,
pada tahun 2015 dialokasikan bantuan benih jagung hibrida
sebanyak 13.719 Ton dan terealisasi sebanyak 13.965 Ton
(101,79%). Realisasi anggaran senilai Rp675.655.798.486,00 dari
target senilai Rp685.982.100.000,00 (98,49%).
c) Pengembangan seribu desa mandiri benih
Kegiatan pengembangan seribu desa mandiri benih bertujuan
untuk menumbuhkembangkan penangkar benih di pedesaan,
sehingga dapat mengatasi kebutuhan benih yang berkualitas dan
tepat waktu di lokasi. Kegiatan ini terealisasi sebanyak 995 unit dari
target 1000 unit (99,50%), dengan realisasi anggaran senilai
Rp169.320.000.000,00 dari target senilai Rp170.000.000.000,00
(99,60%).
31
3) Bantuan Alat dan Mesin Pertanian
Bantuan alat dan mesin pertanian dialokasikan dalam jenis alsintan pra
panen dan pasca panen. Anggaran untuk pengadaan alsintan ini
terdapat pada Dipa Ditjen PSP, namun pelaksanaannya ada yang
dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan dan BPPSDMP untuk jenis
alsin pasca panen dan oleh Ditjen PSP untuk jenis alsin pra panen.
Secara keseluruhan, realisasi pengadaan alsintan pusat dan APBNP-
TP Provinsi TA. 2015 adalah sejumlah 357.165 unit dan terealisasi
sejumlah 357.038 unit (99,96%), dengan realisasi anggaran senilai
Rp2.985.483.482.705,00 dari target Rp3.301.014.215.500,00
(90,44%). Adapun rincian dari bantuan alsintan dimaksud sebagai
berikut :
Tabel 12. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2015
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %348.827 348.896 100,02 2.089.738.034.500 1.980.933.027.459 94,79
* Traktor Roda 2 (unit) 27.125 27.812 102,53 672.415.856.000 650.815.367.149 96,79* Traktor Roda 4 (Unit) 1.349 1.472 109,12 528.055.795.000 486.989.793.400 92,22* Pompa Air (Unit) 22.635 21.615 95,49 446.649.343.500 420.677.622.910 94,19* Cultivator 190 228 120,00 4.109.320.000 3.759.920.000 91,50* Rice Transplanter (Unit) 5.638 5.879 104,27 396.237.600.000 383.936.883.500 96,90* RT Indojarwa (unit) 38 38 100,00 2.477.220.000 2.476.408.500 99,97* Excavator 30 30 100,00 25.201.800.000 22.509.300.000 89,32* Nursery Tray 291.822 291.822 100,00 14.591.100.000 9.767.732.000 66,94
8.338 8.142 97,65 1.211.276.181.000 1.004.550.455.246 82,93* Combine Harvester (Unit) 3.246 3.246 100,00 464.837.965.000 411.502.205.134 88,53
Combine Harvester sedang (Unit) 18 18 100,00 2.533.950.000 2.505.950.000 98,90Corn Combine Harvester (unit) 11 11 100,00 3.807.150.000 3.746.750.000 98,41
* Vertical Dryer padi (Unit) 166 165 99,40 154.788.701.000 129.659.266.070 83,77Vertical Dryer jagung (Unit) 207 207 100,00 190.920.339.000 164.914.777.579 86,38Bad Dryer 6 6 100,00 4.239.900.000 4.146.040.000 97,79Dryer 18 18 100,00 2.124.450.000 2.122.850.000 99,92
* Corn Sealer (Unit) 2.088 2.088 100,00 61.985.023.000 50.342.032.068 81,22* Pemipil jagung (unit) 28 28 100,00 671.916.000 669.150.000 99,59* Power Thresher (unit) 1.836 1.646 89,65 53.387.587.000 38.920.212.015 72,90* RMU (Unit) 714 709 99,30 271.979.200.000 196.021.222.380 72,07
357.165 357.038 99,96 3.301.014.215.500 2.985.483.482.705 90,44
FISIK KEUANGAN
Pra Panen (total)
Pasca Panen (total)
total pra panen dan pasca panen
KEGIATAN
Sumber Data : Ditjen PSP TA. 2015
Mekanisasi atau bantuan alsintan memberikan kontribusi pada
percepatan jadwal tanam karena mempercepat olah tanah, menekan
biaya produksi, menurunkan susut panen, mengurangi biaya olah
tanah, biaya tanam dan biaya panen dari pola manual.
4) Pengembangan Padi dengan Teknologi Hazton
Pengembangan padi dengan teknologi hazton merupakan cara
bertanam padi dengan menggunakan bibit padat (20-30 bibit) per
lubang. Pada tahun 2015 ini dialokasikan seluas 1.200 ha terealisasi
32
seluas 1.200 Ha (100%) di Propinsi Kalimantan Barat dan Sumatera
Utara. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan dengan
anggaran yang teralokasikan pada Dipa Ditjen PSP senilai Rp
Rp11.846.200.000,00 (terdiri dari bansos dan non bansos), dengan
realisasi bansos senilai Rp10.826.400.000,00 dari target
Rp10.826.400.000,00 (100%). Kontribusi dari penerapan metode
hazton ini adalah peningkatan produktivitas tanaman hingga 2 kali lipat
dan meningkatkan pendapatan petani.
5) Pengembangan System of Rice Intensification (SRI).
System of Rice Intensification (SRI) adalah cara budidaya padi pada
lahan sawah beririgasi dan lahan tadah hujan yang ketersediaan airnya
terjamin secara intensif dan efisien dalam pengolahan tanah, tanaman
dan pengelolaan air melalui pemberdayaan petani/kelompok
tani/P3A/Gapoktan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ditjen PSP dengan
realisasi fisik mencapai seluas 161.705 Ha dari target 163.833 Ha
(98,70%). Realisasi anggaran mencapai Rp328.060.362.300,00 dari
target Rp343.703.825,00 (95,45%).
6) Pengembangan Optimasi Lahan Pertanian
Optimasi lahan merupakan salah satu upaya dalam mengantisipasi
kekurangan lahan untuk memproduksi padi. Kegiatan optimasi lahan
difokuskan untuk meningkatkan Indek Pertanaman (IP) dan
produktifitas melalui penyediaan sarana produksi (pupuk dan atau
kapur) serta bantuan pengolahan tanah.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ditjen PSP dengan anggaran senilai Rp
Rp1.144.264.459.000,00 (terdiri dari bansos dan non bansos), dengan
realisasi bansos senilai Rp1.109.958.452.000,00 dari target
Rp1.141.561.200.000,00 (97,23%) sehingga tercapai optimasi lahan
seluas 927.404 Ha dari target 951.301 Ha (97,49%).
7) Perluasan Areal Tanam-Peningkatan Indeks Pertanaman Kedelai
Kegiatan PAT-PIP kedelai diarahkan untuk peningkatan luas tanam,
luas panen dan produksi. Kegiatan ini secara penganggaran ada pada
Dipa Ditjen PSP senilai Rp387.261.480.000,00 (terdiri dari bansos dan
non bansos), namun pelaksanaannya dilakukan oleh Ditjen Tanaman
33
Pangan dengan realisasi bansos senilai Rp299.998.335.000,00
(88,88%) dari target senilai Rp337.546.156.000,00 dan realisasi fisik
seluas 100.344 ha (58,83%) dari target seluas 170.564 ha.
8) Optimasi Pertanian dengan Budidaya Varietas Unggul
Kegiatan optimasi lahan untuk meningkatkan produksi padi juga
dilaksanakan melalui optimasi dengan varietas unggul. Kegiatan ini
secara penganggaran ada pada Dipa Ditjen PSP senilai
Rp136.804.500.000,00 (terdiri dari bansos dan non bansos), namun
pelaksanaannya dilakukan oleh Ditjen Tanaman Pangan dengan
realisasi bansos senilai Rp116.067.750.000,00 (84,84%) dari target
senilai Rp117.535.125.000,00 dan realisasi fisik seluas 26.197 ha
(72,29%) dari target seluas 35.990 ha. Kegiatan dilaksanakan di 7
provinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.
9) Pengendalian OPT dan DPI
Dalam rangka pengamanan produksi padi dari gangguan serangan
OPT, dilaksanakan kegiatan pengendalian OPT dan DPI. Anggaran
kegiatan ini terdapat pada Dipa Ditjen PSP senilai
Rp123.549.081.000,00 dan terealisasi senilai Rp108.022.187.037,00
(87,43%). Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh Ditjen Tanaman
Pangan, sebagai berikut :
a) kegiatan PPPHT seluas 3.965 Ha dengan anggaran
Rp6.286.775.000,00. Realisasi mencapai seluas 3.650 Ha
(92,06%), dan realisasi anggaran Rp5.434.765.000,00 (86,45%).
b) Dalam rangka mengurangi resiko kehilangan hasil akibat dampak
perubahan iklim (banjir/kekeringan), dilaksanakan kegiatan
Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) seluas
150 Ha dengan anggaran Rp521.700.000,00. Sampai dengan
Desember 2015 terealisasi seluas 120 Ha (80%), dan realisasi
anggaran Rp417.360.000,00 (80,00%).
c) Dalam rangka upaya menekan perkembangan populasi OPT
sehingga serangan OPT dapat diturunkan dan tidak meluas,
34
dilaksanakan kegiatan gerakan pengendalian OPT padi (reguler dan
bersama TNI) sebanyak 510 kali, dengan anggaran
Rp13.750.000.000,00. Realisasi gerakan pengendalian OPT
sebanyak 494 kali (96,86%), dan serapan anggaran
Rp12.667.070.972,00 (92,12%).
d) Pembangunan/renovasi gudang sebesar Rp2.000.000.000,00 di 8
provinsi yaitu provinsi Banten, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan
Sulawesi Tenggara. Realisasi pembangunan/renovasi gudang pada
tahun 2015 sebesar Rp1.685.468.860,00 atau 84,27% dari pagu
anggaran Rp2.000.000.000,00.
e) Sarana pengendalian OPT diperlukan sebagai cadangan yang
dapat dimobilisasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Stok
cadangan saran (bahan dan alat) pengendalian OPT untuk propinsi
disimpan di gudang-gudang brigade, sedangkan kabupaten/kota di
gudang dinas pertanian kabupaten/kota dengan mempertimbangkan
aspek efektifitas, efisiensi dan keamanan. Jenis bahan
pengendalian OPT dapat berupa insektisida, rodentisida, bahan
asap, fungsida, bakterisida, moluskisida dan akarisida. Sedangkan
alat pengendalian OPT dapat berupa handsprayer, mist blower,
jaring serangga, jaring tikus, emposan tikus, masker, sarung tangan
dll. Realisasi anggaran kegiatan ini sebesar Rp87.817.522.205,00
atau 96,89% dari pagu anggaran Rp90.636.614.000,00.
10) Pembiayaan Pertanian
Pelayanan pembiayaan pertanian dilaksanakan melalui
pengembangan usaha agribisnis perdesaan, koordinasi dengan
berbagai mitra dalam bentuk KKPE, pengembangan LKMA dan
asuransi pertanian, sebagai berikut :
a) Pengembangan usaha agribisnis perdesaan dilaksanakan dalam
rangka mempermudah akses petani terhadap pembiayaan. Dengan
sistem pemberian modal dana bergulir diharapkan petani dapat
mengembangkan modal usaha agribisnis dan mengembangkan
Pembiayaan
35
menjadi lembaga keuangan mikro agribisnis. Pada tahun 2015
tersalurkan dana BLM PUAP kepada 3.000 gapoktan dari target
3.000 gapoktan (100%) dengan realisasi anggaran senilai
Rp300.000.000.000,00 dai target Rp300.000.000.000,00 (100%).
b) Penyaluran kredit ketahanan pangan dan energy (KKPE) oleh
perbankan terealisasi sebesar 1,13 triliun dari target sebesar 2 triliun
(56,65%).
c) Asuransi Pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat
memberikan ganti rugi akibat kerugian usahatani sehingga
keberlangsungan usahatani dapat terjamin. Melalui asuransi
usahatani padi memberikan jaminan terhadap kerusakan tanaman
akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit
tumbuhan atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT), sehingga
petani akan memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk
keberlangsungan usahataninya.
Pelaksanaan asuransi pertanian pada tahun 2015 mencapai
233.496 Ha dari target 1.000.000 Ha (23.35 %). Anggaran untuk
asuransi pertanian adalah senilai Rp146.000.000.000,00 (terdiri dari
bansos asuransi pertanian dan operasional) terealisasi senilai
Rp34.801.206.317,00 (23,84%). Sedangkan untuk realisasi serapan
bansos asuransi pertanian sebesar 233.496 Ha mencapai Rp
33.623.935.518,00 (23,35%) dari pagu Rp144.000.000.000,00.
Asuransi pertanian ini memberikan manfaat kepada petani untuk
melindungi dari sisi finansial terhadap kerugian gagal panen,
menaikkan posisi petani di mata lembaga pembiayaan untuk
mendapatkan kredit petani dan meningkatkan produksi dan
produktivitas sektor pertanian. Dari Rp. 180.000,00 total premi,
petani hanya cukup membayar 20 persen. Sebesar 80 persen premi
disubsidi pemerintah.
d) Peningkatan kemampuan SDM Gapoktan sebagai pengelola dana
BLM-PUAP. Pada tahun 2015 ini, telah dilaksanakan pelatihan
terhadap 50 LKMA dari target 50 LKMA (100%) dengan realisasi
anggaran senilai Rp160.940.000,00 (65,03%) dari target
36
Rp247.500.000,00. Dengan kemampuan yang baik dalam
pengelolaan dana BLM PUAP, akan menciptakan keberlanjutan
perguliran dana untuk pengembangan usaha agribisnis pertanian di
perdesaan.
3.1.3.3.2. Pendampingan Kegiatan oleh TNI AD
Dengan adanya Nota Kesepahaman antara Menteri Pertanian dengan
Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) No.01/MOU/RC.120/M/1/2015
tentang Mewujudkan Kedaulatan Pangan tanggal 8 Januari 2015, maka
dalam pencapaian kedaulatan pangan melalui program UPSUS Pajale
dilibatkan dukungan jajaran TNI. Dukungan dari jajaran TNI ini telah
diwujudkan sejak persiapan pertanaman sampai pengawalan benih dan
pupuk. Peran dari jajaran TNI adalah :
1) menggerakkan dan memotivasi petani untuk melaksanakan : (a)
tanam serentak; (b) perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi; (c)
gerakan pengendalian OPT dan panen;
2) melaksanakan dukungan dalam keadaan tertentu untuk: (a) penyaluran
benih, pupuk dan alsintan; (b) infrastruktur jaringan irigasi;
3) Melakukan pengawasan terhadap pemberkasan administrasi dan
penyaluran bantuan kepada penerima manfaat.
Dalam mempersiapkan kesiapan TNI melaksanakan pengawalan program
UPSUS ini, maka telah dilaksanakan pelatihan singkat kepada para
Babinsa oleh para pakar yaitu penyuluh, para peneliti dari Dinas Pertanian
dan Balitbangtan untuk memudahkan operasionalisasi di lapangan.
Beberapa materi pelatihan yang diberikan kepada para Babinsa antara
lain: optimalisasi lahan, peningkatan penggunaan benih bermutu,
penerapan teknologi pemupukan yang tepat, pengamanan produksi dari
OPT, serta mengoptimalkan pupulasi tanam melalui teknologi “Jajar
Legowo” pada tanaman padi.
37
Pendampingan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Oleh TNI
Untuk mengawal kegiatan pengembangan jaringan irigasi, sesuai dengan
Nota Kesepahaman antara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian
dengan Asisten Teritorial KASAD No.06/SR.120/B.1/01/2105 tentang
Mendukung Peningkatan Padi, Jagung, Kedelai melalui Program
Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukung tanggal 8 Januari 2015,
maka pada TA 2015 ini dilakukan bantuan pendampingan oleh aparat TNI
sampai tingkat desa. Bantuan pendampingan ini bertujuan untuk
memotivasi petani dalam mengoptimalkan penanaman padi, jagung dan
kedelei dengan adanya perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukung
lainnya.
Anggaran yang dialokasikan untuk Pendampingan Kegiatan
Pengembangan Jaringan Irigasi terkait program TNI AD Kegiatan Sarana
dan Prasarana adalah senilai Rp6.786.813.000,00 dan terealisasi senilai
Rp3.466.642.521,00 (51,08%). Pendampingan dilaksanakan pada seluruh
propinsi dan kabupaten penerima bantuan RJIT untuk mengoptimalkan
pemanfaatan bantuan prasarana dan sarana pertanian umumnya dan
khususnya bantuan prasarana dan sarana pertanian yang dialokasikan
dalam mendukung aspek pengelolaan air irigasi.
Adanya dukungan pendampingan TNI ini dapat membantu terbatasnya
petugas yang ada di tingkat lapangan sehingga pelaksanaan
pengembangan jaringan irigasi yang dialokasikan sangat luas pada tahun
ini dapat terlaksana. Dukungan kegiatan TNI AD ini selain berupa
kegiatan pendampingan juga fasilitasi dan koordinasi dengan instansi
terkait, sehingga memudahkan akses koordinasi dengan instansi terkait
Gambar 1. Tanam Serentak di Desa Tambong, Kec. Babat, Kab. Banyuwangi
Gambar 2. Tanam Serentak di Desa Kalibaru Wetan, Kec. Kalibaru, Kab. Banyuwangi
38
yang selama ini cukup kesulitan. Berikut dukungan TNI AD dalam
pendampingan kegiatan pengembangan jaringan irigasi.
Pendampingan Kegiatan Perluasan Sawah Oleh TNI
Kegiatan Pendampingan Kegiatan Perluasan Sawah Oleh TNI
dilaksanakan berdasarkan Nota Kesepahaman antara Menteri Pertanian
dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) No
01/MOU/RC.120/M/1/2015 tentang Mewujudkan Kedaulatan Pangan
tanggal 8 Januari 2015. Kegiatan ini dianggarkan sebagai salah satu
komponen kegiatan dalam alokasi anggaran non konstruksi cetak sawah
dan salah satu komponen kegiatan pendampingan cetak sawah.
Anggaran Pendampingan Kegiatan Perluasan Sawah Oleh TNI sebesar
Rp3.126.800.000,00 berasal dari anggaran perluasan sawah sebesar
Rp1.447.000.000,00 dan dari anggaran pendampingan cetak sawah
sebesar Rp1.679.800.000,00 terealisasi sebesar Rp1,221,839,360,00
dari komponen kegiatan perluasan sawah.
3.1.3.3.3. Pendampingan Penyuluh dan Perguruan Tinggi (Dosen dan Mahasiswa)
Dengan sasaran produksi pajale yang telah ditetapkan melalui dukungan
kegiatan dan anggaran yang sangat besar, diperlukan pendampingan
penyuluh dan perguruan tinggi. Petani sebagai penerima manfaat
kegiatan sekaligus sebagai pelaku peningkatan produksi pajale diberikan
pendampingan agar hasil yang dicapai dapat lebih efektif. Pendampingan
ini dilaksanakan oleh BPPSDMP melalui kegiatan penyuluhan pertanian,
pelatihan pertanian, pendidikan pertanian dan dukungan manajemen
dengan realisasi anggaran senilai Rp445.492.204.107.00 (78,37%) dari
target senilai Rp568.456.241.000,00. Kontribusi atau peran dari
Gambar 3. Dukungan Aparat TNI AD di Kab. Banjar, Provinsi Kalimantan
Selatan Selatan
39
pendampingan penyuluh dan perguruan tinggi pada pengawalan UPSUS
Pajale ini sebagai berikut :
Peran penyuluh: 1). Melaksanakan pengawalan dan pendampingan
pelaksanaan GP-PTT, POL, RJIT dan demfarm, 2). Meningkatkan
kemampuan kelembagaan petani (poktan, gapoktan, P3A dan GP3A) dan
kelembagaan ekonomi petani, 3).Mengembangkan jejaring dan kemitraan
dengan pelaku usaha.
Peran Perguruan Tinggi (Dosen dan Mahasiswa): 1). Membantu
pelaksanakan pengawalan dan pendampingan pelaksanaan GP-PTT,
POL, RJIT dan demfarm; 2). Membantu penyuluh dalam memfasilitasi
introduksi teknologi peningkatan produkai padi, jagung dan kedelai yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi melalui demfarm, 3). Mengembangkan
model pemberdayaan petani.
Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian
Pengawalan dan pendampingan penyuluh dilaksanakan di wilayah kerja
penyuluh pertanian. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan
keswadayaan dan kemampuan agribisnis petani dalam upaya
meningkatkan produksi dan produktivitas padi, jagung, dan kedelai dan
komoditas strategis lainnya. Dalam Pengawalan dan pendampingan
penyuluh ini juga dilaksanakan kegiatan pemberdayaan petani terpadu,
dengan alokasi anggaran seluruhnya senilai Rp272.128.172.000,00 dan
terealisasi senilai Rp191.464.122.325,00 (70,36%). Pelaksanaan kegiatan
ini dilakukan oleh 25.412 penyuluh PNS dan 20.439 penyuluh THL-TB PP
pada 5.232 BP3K di 24.000 wilayah kerja penyuluh pertanian.
Gambar 4. Pengawalan Penyuluh dalam rangka Upsus Pajale
40
Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian Mendukung UPSUS
Pelatihan bagi petani, penyuluh dan babinsa bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi aparatur dan non aparatur, khususnya dalam
teknis pertanian maupun metodologi penyuluhan. Untuk pelaksanaan
pelatihan ini dialokasikan anggaran senilai Rp129.260.309.000,00 dan
terealisasi senilai Rp108.660.473.637,00 (84,96%) dengan peserta
pelatihan terealisasi kepada 32.360 orang.
Pendampingan Mahasiswa
Program dan kegiatan pembangunan pertanian yang diluncurkan kepada
para petani dan kelompok tani perlu secara massif dilakukan
pendampingan. Tenaga pendamping salah satunya adalah mahasiswa
yang berperan dalam (i) membantu penyuluh pertanian/THL-TBPP dalam
kegiatan UPSUS di tingkat kecamatan/desa; (ii) bermitra dengan penyuluh
pertanian dan babinsa dalam pendampingan program Kegiatan UPSUS
kepada petani; (iii) membantu dosen dan penyuluh dalam melaksanakan
kegiatan Pengujian Teknologi. Program Pendampingan mahasiswa dalam
UPSUS pada tahun 2015 melibatkan 8.610 mahasiswa, 5 STPP dan 14
Perguruan Tinggi yang ada di 16 Provinsi. Kegiatan ini dialokasikan
dengan anggaran senilai Rp129.009.027.000,00 dan terealisasi senilai
Rp97.328.618.970,00 (75,44%).
Gambar 5. Kegiatan Pelatihan Pertanian mendukung UPSUS
41
3.1.3.3.4. Dukungan Manajemen
Pembangunan prasarana dan sarana pertanian dalam mencapai tujuan
program juga didukung melalui dukungan manajemen dan dukungan
teknis lainnya baik di pusat maupun daerah. Capaian kegiatan dukungan
manajemen di pusat, sebagai berikut :
a). Capaian kegiatan dukungan manajemen
Capaian kegiatan dukungan manajemen Ditjen PSP sebagai berikut:
Tabel 13. Capaian Kegiatan Dukungan Manajemen Ditjen PSP
NO SASARAN KEGIATAN TARGET REALISASI SATUAN % CAPAIAN1. 1. Jumlah dokumen perencanaan
program, anggaran dan kerjasama6 6 dokumen
100,00
2. Jumlah administrasi keuangan dan perlengkapan
34 34 provinsi 100,00
3. Jumlah SAK dan SIMAK BMN 34 34 provinsi 100,004. Jumlah Standar Operasional
Prosedur (SOP) tata laksana kepegawaian
4 4 dokumen100,00
5. Jumlah peraturan perundang-undangan dan kebijakan prasarana dan sarana pertanian
1 1 dokumen
100,00
6. Jumlah informasi prasarana dan sarana pertanian yang dipublikasikan
6 6 leaflet100,00
7. Jumlah dukungan Prasarana dan Sarana kerja untuk Direktorat Jenderal
1 1 paket100,00
8. Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan
5 5 laporan100,00
9. Jumlah laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan dan audit (LHP dan LHA)
4 4 dokumen100,00
INDIKATOR KINERJAMeningkatnya fasilitasi pelayanan teknis dan administrasi untuk mendukung pelaksanaan kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Sumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015
Kegiatan dimaksud dilaksanakan untuk mengatur dan mengarahkan
agar penggunaan segala sumber daya berjalan secara efisien dan efektif,
yang pelaksanaannya meliputi mulai dari proses perencanaan hingga
implementasi kegiatan diantaranya melalui ; 1). Penerbitan pedoman, 2).
Sosialisasi pedoman, 3). Pembentukan Tim Teknis Kabupaten sebagai
sarana pendampingan, supervisi dan advokasi bagi kelompok tani.
Gambar 6. Pengawalan Mahasiswa terkait Pengenalan Mekanisasi Pertanian pada Kelompok Tani Budaya, Desa Mekarasih, Kec. Banyusari, Kab Karawang
42
Namun pada implementasinya, masih terdapat kekurangan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia di daerah baik dari segi kuantitas maupun kompetensi sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan. Sebagai upaya yang serius, sudah seharusnya dilakukan penambahan kuantitas sumber daya di daerah yang memiliki kompetensi, sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi efisien dan efektif.
b). Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PSP
Capaian penilaian SAKIP Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2014 yang dinilai pada tahun 2015, diperoleh nilai SAKIP 77,90 (predikat “A”). Nilai ini meningkat dari hasil capaian tahun 2014 yaitu 71,03 (predikat “B”).
Sedangkan untuk pengawasan melalui penerapan Sistem Pengendalian Intern, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian termasuk dalam “sangat handal” dengan 5 unit Eselon II yang memperoleh sertifikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK). Predikat ini meningkat dari tahun sebelumnya yang memperoleh predikat handal.
3.1.4. Tambahan Informasi Lainnya
Dalam pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana pertanian, banyak dijumpai potret keberhasilan dari kinerja pelaksanaan kegiatan yang berkontribusi terhadap peningkatan luas baku lahan pertanian, luas pertanaman (IP) dan produktivitas pertanian. Beberapa potret keberhasilan pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana pertanian, sebagai berikut :
Pengembangan Jaringan Irigasi
Gambar 7. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Subang Prov. Jawa Barat
43
Gambar 8. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Tanjab Timur Prov. Jambi
Gambar 9. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Pinrang Prov. Sulsel
44
Gambar 10. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Wajo Prov. Sulsel
Gambar 11. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Sumbawa Barat Prov. NTB
45
Gambar 12. Pengembangan jaringan irigasi di Kota Bima Prov. NTB
Gambar 13. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Sikka Prov. NTT
46
Gambar 14. Pengembangan jaringan irigasi di Kab. Lebak Prov. Banten
Pengembangan Metode SRI
Gambar 15. Pengembangan SRI di Kab. Pemalang, Prov Jateng
47
Gubernur Sumatera Barat melakukan penaburan pupuk di lahan sawah
cetak baru di Jorong Koto, Nagari Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.
Panen perdana cetak sawah baru di Koto Baru Dhamasraya telah
mencapai 4,3 ton gkg dengan produksi padi sebesar 59.940 ton GKG,
yang masih di bawah rata-rata Sumatera Barat 5 ton/ha gkg. Tahun 2014
kabupaten Dhamasraya mencapai 70.058 ton, meningkat signifikan di
atas 20%. Peningkatan produksi padi kabupaten Dhamasraya diharapkan
terjadi melalui peningkatan luas tanam dan luas panen maupun
peningkatan produktivitas. Peningkatan luas tanam dan panen sebesar
2.000 ha dari 12.000 ha menjadi 14.000 Ha.
Cetak Sawah Baru di Kabupaten Dharmasraya
Optimasi Lahan
Gambar 16. Optimasi Lahan di Kab. Aceh Tamiang, Prov.Aceh
Perluasan Sawah
Gambar 17. Perluasan Sawah di Kab. Dharmasraya, Sumatera Barat
48
Mekanisasi Pertanian
Gambar 18. Mekanisasi Pertanian di Kab Sukoharjo, Prov Jawa Tengah
Gambar 19. Penggunaan TR 4 di Kab. Bojonegoro, Prov Jawa Timur
49
Gambar 20. Penggunaan Transplanter di Kab. Bojonegoro, Prov Jawa Timur
Gambar 21. Penggunaan Excafator Mini di Desa Kab. Bojonegoro, Prov. Jawa Timur
50
Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik
Gambar 22. Pembangunan UPPO di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
Gambar 23. Pembangunan UPPO di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
51
3.2. Realisasi Anggaran
3.2.1. Realisasi Anggaran Ditjen PSP TA.2015
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan
anggaran tahun 2015 melalui dana APBN senilai Rp3.205.732.300.000,00. Dalam
perjalanan tahun anggaran tepatnya Bulan Maret 2015 terjadi penambahan
anggaran melalui dana APBNP, sehingga total anggaran Ditjen PSP adalah senilai
Rp14.392.200.941.000,00. Sebagian besar dana tersebut dialokasikan di daerah
dalam bentuk Dana Tugas Pembantuan senilai Rp10.827.043.416.000,00 dan
Dana Dekonsentrasi sebesar Rp678.180.980.000,00 dan juga dana satker pusat
senilai Rp2.886.976.545.000,00. Jumlah Dipa Satker lingkup Ditjen Prasarana dan
Sarana Pertanian sebanyak 115 Satker.
Secara total sampai dengan 31 Desember 2015, realisasi penyerapan anggaran
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian adalah senilai Rp12.978.293.505.478,00
dari target anggaran Rp14.392.200.941.000,00 atau sebesar 90,18%. Realisasi
anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian per kewenangan seperti pada
tabel 14 berikut :
Tabel 14. Daftar Pagu dan Realisasi Ditjen PSP per Kewenangan
Rp %1. Pusat 2.886.976.545.000 2.549.710.627.008 88,32
2. Dekonsentrasi 678.180.980.000 538.177.887.093 79,36
3. Tugas Pembantuan 10.827.043.416.000 9.890.404.991.377 91,35
JUMLAH 14.392.200.941.000 12.978.293.505.478 90,18
No. SATKER PAGU REAL. PENYERAPAN
Sumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015
Dari dana Pusat sebesar Rp2.886.976.545.000,00 digunakan untuk mendukung
kegiatan di 6 (enam) Eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan
senilai Rp11.667.500.000,00, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi senilai Rp
28.065.772.000,00 yang terdiri dari Rp9.627.697.000,00 (RM) ditambah dengan
anggaran yang bersumber dari bantuan luar negeri senilai Rp18.438.075.000,00
(RK dan RMP). Direktorat Pembiayaan Pertanian senilai Rp506.096.850.000,00
Direktorat Pupuk dan Pestisida senilai Rp224.825.449.000,00, Direktorat Alat dan
Mesin Pertanian senilai Rp1.697.998.403.000,00 dan Sekretariat Direktorat
52
Jenderal senilai Rp418.322.571.000,00. Adapun realisasi anggaran dari masing-
masing eselon II seperti pada tabel 15 berikut :
Tabel 15. Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Eselon II
No Kegiatan Pagu Realisasi %1. Setditjen PSP 418.322.571.000 284.986.572.266 68,13
2. Direktorat Perluasan Areal danPengelolaan Lahan 11.667.500.000 10.185.732.467 87,30
3. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi 28.065.772.000 17.804.095.915 63,44
4. Direktorat Pembiayaan Pertanian 506.096.850.000 388.565.950.266 76,78
5. Direktorat Pupuk dan Pestisida 224.825.449.000 218.820.434.934 97,33
6. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian 1.697.998.403.000 1.629.347.841.160 95,96
2.886.976.545.000 2.549.710.627.008 88,32JUMLAHSumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015
Adapun realisasi anggaran Ditjen PSP per kegiatan seperti pada tabel 16 berikut :
Tabel 16. Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Kegiatan
No Kegiatan Pagu Realisasi %
1. Dukungan Manajemen dan DukunganTeknis Lainnya Ditjen PSP 1.299.685.351.000 1.009.239.210.838 77,65
2. Perluasan Areal dan Pengelolaan LahanPertanian 4.105.466.518.000 3.759.248.628.705 91,57
3. Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian 4.698.371.684.000 4.325.729.646.251 92,07
4.Pelayanan Pembiayaan Pertanian danPengembangan Usaha AgribisnisPerdesaan (PUAP)
523.724.950.000 402.027.790.829 76,76
5. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 460.739.892.000 427.313.612.834 92,75
6. Pengelolaan Sistem Penyediaan danPengawasan Alat dan Mesin Pertanian 3.304.212.546.000 3.054.734.616.021 92,45
14.392.200.941.000 12.978.293.505.478 90,18JUMLAHSumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015
Pada TA. 2015 terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman
Pangan, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian yang
53
anggarannya tercantum pada Dipa Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Adapun
alokasi anggaran dan realisasi anggaran yang tercapai, sebagai berikut :
Tabel 17. Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen PSP per Pelaksana
Rp %1. Ditjen PSP 10.573.633.557.000 10.216.833.454.647 96,632. Ditjen Tanaman Pangan 2.978.131.943.000 2.119.946.624.344 71,183. Ditjen PPHP 271.979.200.000 196.021.222.380 72,074. BPPSDMP 568.456.241.000 445.492.204.107 78,37
JUMLAH 14.392.200.941.000 12.978.293.505.478 90,18
REAL. PENYERAPANNo. Eselon I PAGU
Sumber data : Ditjen PSP, Kementerian Pertanian, 2015
3.2.2. Efisiensi Penggunaan Anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian
Realisasi anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian senilai Rp. 12.978.293.505.478,00 dari target Rp. 14.392.200.941.000,00 (90,18%), sebagian
besar dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan fisik pembangunan prasarana
dan sarana pertanian di daerah melalui tugas pembantuan dan pengadaan alsintan
secara e-catalog. Mekanisme pengelolaan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan
fisik di lapangan dilakukan secara bantuan sosial (bansos), sehingga tercapai
efisiensi penggunaan anggaran melalui : 1). Tidak adanya unsur pengambilan
keuntungan dari anggaran bansos yang diserahkan, 2). Adanya potensi
penambahan volume pekerjaan dari volume yang ditargetkan melalui swadaya
masyarakat/petani. Selain itu, efisiensi penggunaan anggaran juga tercapai melalui
diterapkannya pengadaan alsintan secara e-catalog. Dengan sistem e-catalog ini
telah disepakati perjanjian antara LKPP dan pengusaha terkait adanya jaminan dari
pengusaha bahwa harga alsintan yang diusulkan dalam e-catalog adalah lebih
rendah dari harga pasar.
3.3. Hambatan Dan Kendala
Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu penambahan luas pertanaman yang
diukur melalui 2 indikator kinerja memberikan hasil bahwa 1 indikator yaitu jumlah
penambahan luas baku lahan padi tercapai 81,69% termasuk kategori berhasil, sedangkan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai 52,11%
54
termasuk kategori kurang berhasil. Beberapa kendala yang dihadapi sehingga
mempengaruhi capaian kinerja tersebut, sebagai berikut :
a). Jumlah penambahan luas baku lahan padi; capaian ini berhasil namun belum
tercapai 100%. Kegiatan ini dikontribusikan melalui kegiatan perluasan sawah.
Kendala yang dihadapi sebagai berikut :
1). administrasi
Belum adanya komitmen dari instansi terkait dalam penyelesaian dokumen
lingkungan sehingga waktu yang dibutuhkan beragam bahkan cukup lama
dan belum menggunakan SOP yang seragam antar daerah.
2). Perencanaan Kinerja
a) Rencana anggaran biaya yang disusun masih bersifat umum dan hanya
menggambarkan besaran nilai biaya per tahapan kegiatan, belum
terinci sesuai dengan spesifikasi desain yang dibuat.
b) Gambar hasil pembuatan SID masih belum operasional karena belum
dibuat dengan kaidah pemetaan yang sesuai sehingga masih terdapat
lokasi dalam SID yang tidak dapat dilakukan kegiatan cetak sawah atau
masuk dalam lokasi peruntukan lainnya.
3). Teknis
a) Lahan yang ditentukan masih ada yang belum clear and clean dan
masih ada yang masuk dalam kawasan hutan.
b) Kesulitan dalam mobilisasi alat khususnya untuk lokasi yang sulit
dijangkau transportasi atau lokasi yang harus menyeberang sehingga
terdapat kekurangan alat berat pada beberapa lokasi.
b). Jumlah penambahan luas tanam padi; capaian ini termasuk dalam kategori
kurang berhasil. Kegiatan ini dikontribusikan melalui kegiatan pengembangan
jaringan irigasi. Kendala yang dihadapi sebagai berikut :
1). Kebijakan
Adanya kebijakan tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain dari
Kementerian Pertanian mengakibatkan mundurnya transfer dana dan
pekerjaan fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi.
55
2). Administrasi
Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan antar
provinsi.
3). Geografis
kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat hingga Kuat
dengan index kuat pada index 2,48 yang notabene melebihi index el nino
kuat tahun 1997 yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997 dengan index el nino
kuat menghasilkan luas tanam padi sebesar 10.105.741 Ha menurun tajam
dari luas tanam tahun 1996 yaitu seluas 11.797.984 atau menurun sebesar
14,34%, namun pada tahun 2015 ini, dengan index el nino kuat pada 2,48,
masih dapat mencapai luas tanam seluas 13.981.580 Ha dari tahun
sebelumnya seluas 13.668.934 Ha atau surplus sebesar 2,29% dari tahun
sebelumnya.
4). Fisik
Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat
diselesaikan menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap
penambahan luas tanam belum seluruhnya dapat dirasakan pada musim
tanam berikutnya.
5). Perencanaan Kinerja
Dari perencanaan kinerja, penetapan target jumlah penambahan luas tanam
padi seluas 600.000 ha diperhitungkan dengan kontribusi pengembangan
jaringan irigasi yang dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi
penambahan IP sebesar 0,5 dan bukan ditetapkan dengan
mempertimbangkan trend penambahan luas tanam beberapa periode tahun
ke belakang sehingga terjadi penetapan target yang cukup tinggi.
3.4. Upaya dan Tindak Lanjut
Untuk mengatasi kendala tersebut di atas, maka diperlukan upaya tindak lanjut dan
tindakan antisipatif ke depan sebagai berikut :
a). Jumlah penambahan luas baku lahan padi;
56
1). administrasi
Melakukan pengawalan terhadap proses penyusunan dokumen lingkungan
yang dilakukan oleh unit SKPD pelaksana.
2). Perencanaan Kinerja
a) Meningkatkan pembinaan dalam penyusunan RAB serta persiapan SID
oleh propinsi.
b) Meningkatkan kualitas SID yang disusun pada T-1 dengan
mengalokasikan anggaran melalui dana dekosentrasi untuk penyusunan
SID.
3). Teknis
Meningkatkan kerja sama dengan TNI AD untuk penyediaan alat-alat berat
dalam membantu proses konstruksi di lapangan.
b). Jumlah penambahan luas tanam padi;
1). Kebijakan
Mereview dan menelaah kembali kebijakan terkait ketentuan calon lokasi
pelaksanaan kegiatan yang tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain,
mengingat berbagai program kegiatan yang cukup banyak sementara calon
lokasi terbatas.
2). Administrasi
Melakukan pengawalan terhadap proses revisi DIPA sehingga dapat
mempercepat proses pencairan dana.
3). Geografis
Melakukan upaya antisipasi terhadap kondisi iklim melalui fasilitasi kegiatan
RJIT dan konservasi air dan percepatan tanam melalui pengadaan pupuk
dan alsintan.
57
4). Fisik
Melakukan pengawalan dan pembinaan terhadap pelaksanaan pekerjaan
fisik.
5). Perencanaan Kinerja
Melakukan perhitungan target dalam PK dengan mempertimbangkan
capaian target-target sebelumnya, selain dengan memperhitungkan
kontribusi dari kegiatan pendukung utama.
58
BAB IV PENUTUP
Pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan dan
pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian dalam pencapaian sasaran strategis
Ditjen PSP TA. 2015 disampaikan dalam Laporan Kinerja Ditjen PSP. Dalam Laporan
kinerja ini disajikan informasi capaian kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan
analisis sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan.
Pencapaian sasaran program Ditjen PSP tahun 2015 yang ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja yaitu penambahan luas pertanaman. Dari pengukuran 2 indikator
kinerja, 1 indikator kinerja yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi seluas 18.789 Ha dari target 23.000 Ha (81,96%) dikategorikan “Berhasil” dan I indikator kinerja yaitu
jumlah penambahan luas tanam padi seluas 312.646 Ha dari target 600.000 Ha (52,11%) dikategorikan “kurang berhasil”. Indikator Jumlah penambahan Luas tanam padi pada
tahun 2015 yang dikontribusikan melalui kegiatan utama pengembangan jaringan irigasi
ini kurang berhasil karena beberapa kendala yang dihadapi, sebagai berikut :
1) Adanya kebijakan tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain dari Kementerian
Pertanian mengakibatkan mundurnya transfer dana dan pekerjaan fisik kegiatan
pengembangan jaringan irigasi
2) Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan antar provinsi
3) kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat hingga Kuat dengan
index kuat pada index 2,48 yang notabene melebihi index el nino kuat tahun 1997
yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997 dengan index el nino kuat menghasilkan luas
tanam padi sebesar 10.105.741 Ha menurun tajam dari luas tanam tahun 1996 yaitu
seluas 11.797.984 atau menurun sebesar 14,34%, namun pada tahun 2015 ini,
dengan index el nino kuat pada 2,48, masih dapat mencapai luas tanam seluas
13.981.580 Ha dari tahun sebelumnya seluas 13.668.934 Ha atau surplus sebesar
2,29% dari tahun sebelumnya. Namun angka ini masih dibawah dari target PK Ditjen
PSP.
4) Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat diselesaikan
menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap penambahan luas tanam belum
seluruhnya dapat dimanfaatkan pada tahun anggaran berjalan.
59
5) Dari perencanaan kinerja, penetapan target jumlah penambahan luas tanam padi
seluas 600.000 ha diperhitungkan dengan kontribusi pengembangan jaringan irigasi
yang dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi penambahan IP sebesar 0,5 dan
bukan ditetapkan dengan mempertimbangkan capaian penambahan luas tanam
beberapa periode tahun ke belakang sehingga terjadi penetapan target yang cukup
tinggi.
Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata mulai dari proses perencanaan hingga
implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang melalui : 1). Perbaikan/review dokumen
perencanaan, 2). Peningkatan pembinaan dan pengawalan mulai dari penyusunan RAB
kegiatan, pemberkasan bansos, transfer dana dan pelaksanaan konstruksi, 3).
Peningkatkan sistim monitoring dan pengendalian untuk dapat mengidentifikasi
permasalahan dan solusinya sejak dini, 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan seluruh
stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
prasarana dan sarana pertanian, dan 5). Peningkatan tindakan preventif dan antisipasi
terhadap kondisi perubahan iklim yang terjadi.
60
LAMPIRAN 1.
Struktur Organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
61
62
LAMPIRAN 2.
Jumlah Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
63
Lampiran 2.
a b c d a b c d a b c d e
1 Setditjen PSP 0 2 8 3 10 32 10 10 5 2 1 0 1 84
2 Dit.Perluasan dan Pengelolaan Lahan 0 1 3 5 3 19 8 11 6 3 1 0 0 60
3 Dit. Pengelolaan Air Irigasi 0 4 0 5 6 20 12 7 7 3 0 1 0 65
4 Dit. Pembiayaan Pertanian 0 0 1 1 3 17 4 12 5 2 1 0 0 46
5 Dit. Pupuk dan Pestisida 0 0 3 2 7 15 14 10 3 3 0 1 0 58
6 Dit. Alat dan Mesin Pertanian 1 1 1 2 2 14 4 4 4 2 1 0 0 36
1 8 16 18 31 117 52 54 30 15 4 2 1 349
No Unit Kerja JmlII Total III
9 45 11
Total IV Total
13 62 9
Golongan
5 24 7
Total 43 254 52
2 36 8
5 46 7
9 41 10
Sumber : Subbagian Kepegawaian, Setditjen PSP, Desember TA. 2015
64
LAMPIRAN 3.
Rencana Aksi Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
65
Lampiran 3.
RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA. 2015
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian
Tahun Anggaran : 2015
Rencana Aksi Triwulan 1 (B03)
Volume Volume B03
1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 100.000 Ha 1. Diterbitkannya Pedoman Teknis Pengembangan Jaringan Irigasi;
2. Sosialisasi Pedoman;
3. Teridentifikasinya CPCL seluas 700.000 ha
4. Terlaksananya transfer dana pengembangan jaringan irigasi seluas 400.000 ha;
5. Terlaksananya Pengembangan Jaringan Irigasi seluas 200.000 Ha
6. Pembinaan dan pengawalan kegiatan;
7. Pengendalian dan evaluasi triwulan I.
RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA.2015
Indikator Kinerja
Jadwal Pelaksanaan
No Sasaran StrategisOutcome
Januari Februari Maret
Target Triwulan I
(B03)Target Setahun
66
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian
Tahun Anggaran : 2015
Rencana Aksi Triwulan 2 (B06)
Volume Volume B06
1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 250.000 Ha 1. Teridentifikasinya CPCL seluas 1.300.000 ha;
2. Terlaksananya transfer dana pengembangan jaringan irigasi seluas 1.000.000 ha;
3. Terlaksananya pengembangan jaringan irigasi seluas 600.000 ha;
4. Pembinaan dan pengawalan kegiatan;
5. Pengendalian dan evaluasi triwulan II.
RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA.2015
Jadwal Pelaksanaan
April Mei Juni
No Sasaran StrategisOutcome
Indikator Kinerja Utama
Target Triwulan II
(B06)Target Setahun
67
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian
Tahun Anggaran : 2015
Rencana Aksi Triwulan 3 (B09)
Volume Volume B09
1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 450.000 Ha 1. Teridentifikasinya CPCL seluas 2.600.000 ha;
2. Terlaksananya transfer dana pengembangan jaringan irigasi seluas 2.200.000 ha;
3. Terlaksananya pengembangan jaringan irigasi seluas 1.600.000 ha;
4. Pembinaan dan pengawalan kegiatan;
5. Pengendalian dan evaluasi triwulan III.
Jadwal Pelaksanaan
Juli Agustus September
RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA.2015
No Sasaran StrategisOutcome
Indikator Kinerja
Target Triwulan III
(B09)Target Setahun
68
Unit Organisasi Eselon I : Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian
Tahun Anggaran : 2015
Rencana Aksi Triwulan 4 (B12)
Volume Volume B12
1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas baku lahan padi 23.000 Ha 23.000 Ha 1. Terlaksananya transfer dana perluasan sawah seluas 23.000 Ha
2. Terlaksananya perluasan sawah seluas 23.000 ha;
3. Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan pengembangan jaringan irigasi triwulan IV.
1. Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 600.000 Ha 1. Terlaksananya transfer dana pengembangan jaringan irigasi seluas 2.478.182 Ha
2. Terlaksananya pengembangan jaringan irigasi seluas 2.478.182 ha;
3. Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan pengembangan jaringan irigasi triwulan IV.
RENCANA AKSI INDIKATOR KINERJA DITJEN PSP TA.2015
Jadwal Pelaksanaan
Oktober November Desember
No Sasaran StrategisOutcome
Indikator Kinerja
Target Triwulan IV
(B12)Target Setahun
Ket : Rencana Aksi dapat berubah sesuai dengan kondisi dan kebijakan pada tahun berjalan Sumber : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 2015
69
LAMPIRAN 4.
PERJANJIAN KINERJA (PK) DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN
2015 (Semula)
70
71
72
73
74
LAMPIRAN 5.
PERJANJIAN KINERJA (PK) DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN
2015 (Revisi)
75
76
77
78
79
LAMPIRAN 6
Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi
Dan Perluasan Sawah)
- Renstra 2015-2019 Awal-
80
LAMPIRAN 6. Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Dan Perluasan Sawah)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
PROGRAM PENYEDIAAN DAN
PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA
PERTANIAN
7.113,45 7.993,75 9.507,82 9.739,64 9.977,24 44.331,89
Penambahan Luas Pertanaman
Tercapainya Perluasan Areal Tanam
1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi (Ha) - 200.000 266.700 266.700 266.600
2. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi (Ha) 600.000 60.000 45.000 30.000 15.000
3. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan HPT (Ha) - 25.000 25.000 25.000 25.000
Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 3.120,0 868,3 908,1 943,7 970,5 6.810,5
Meningkatnya Ketersediaan Air Irigasi
dalam Mendukung Produksi Pertanian
Jumlah pengembangan jaringan dan optimasi air (Ha) 2.600.000 500.000 500.000 500.000 500.000 3.120,00 600,00 600,00 600,00 600,00 5.520,0
Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan
Pertanian
1.656,0 5.918,3 7.219,6 7.408,6 7.535,2 29.737,5
Meningkatnya luasan areal pertanian,
pengembangan optimasi lahan, dan
metode SRI, serta mengendalikan laju
alih fungsi lahan pertanian ke non
pertanian dan mendorong peningkatan
status kepemilikan lahan petani serta
mengevaluasi pemanfaatan sertipikat
tanah petani.
Jumlah perluasan sawah (Ha) - 200.000 266.700 266.700 266.600 - 2.800 3.734 3.734 3.732
14.000,0
TOTAL ALOKASI
2015-2019INDIKATOR
TARGET ALOKASI (Rp Miliar)PROGRAM/KEGIATAN SASARAN
81
LAMPIRAN 7
Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian (Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Dan Perluasan Sawah)
(Renstra 2015-2019 Revisi)
82
LAMPIRAN 7. Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian.
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
12.331,72 11.346,41 9.928,30 10.333,57 11.038,86 54.978,86
Penambahan Luas Pertanaman
Tercapainya Perluasan Areal Tanam
1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi (Ha) 23.000 200.600 243.100 266.700 266.600
2. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi (Ha) 600.000 118.964 65.000 40.000 26.036
Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 4.698,0 1.461,3 870,0 670,0 500,0 8.199,3Meningkatnya Ketersediaan Air Irigasi
Jumlah pengembangan jaringan dan optimasi air (Ha) 2.478.182 469.532 300.000 200.000 100.000 4.698,0 751 480 320 160 6.409,3
Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian 2.065,8 3.837,0 4.766,9 5.203,3 5.214,4 21.087,4
Meningkatnya luasan areal pertanian, Jumlah perluasan sawah (Ha) 23.000 200.600 243.100 266.700 266.600 577,9 3.801 4.619 5.067 5.065 19.130,5
ALOKASI (Rp Miliar) TOTAL ALOKASI
2015-2019INDIKATOR
TARGETPROGRAM/KEGIATAN SASARAN
83
LAMPIRAN 8
LUAS TANAM PERIODE JAN – DES 2014 DAN JAN-Des 2015
(BPS, per 25 Januari 2016)
84
LAMPIRAN 8. LUAS TANAM PERIODE JAN – DES 2014 DAN JAN-Des 2015
JAN-DES 2014
Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) (12) (13) (14) (15) (17)
1100000 N. Aceh Darussalam 87.429 19.333 12.613 4.954 10.366 75.147 40.583 7.507 11.883 15.881 58.954 94.883 439.533
1200000 Sumatera Utara 36.608 28.628 32.125 61.251 50.296 66.156 37.189 39.779 90.443 88.079 102.568 96.329 729.451
1300000 Sumatera Barat 34.406 35.536 45.321 39.653 47.143 42.580 31.622 32.711 56.597 47.455 43.404 40.391 496.819
1400000 R I A U 9.085 5.906 6.670 7.765 4.848 950 765 3.163 29.556 24.984 15.202 7.554 116.448
1500000 J A M B I 14.699 6.882 5.112 7.016 9.222 13.362 10.170 9.876 17.962 11.167 17.184 17.416 140.068
1600000 Sumatera Selatan 56.485 17.926 19.652 52.206 97.359 129.430 37.379 13.206 27.824 49.835 157.899 139.362 798.563
1700000 B E N G K U L U 9.653 11.010 7.836 6.914 10.146 20.604 13.341 7.223 5.348 8.306 12.594 19.877 132.852
1800000 L A M P U N G 66.406 28.678 31.635 36.225 80.462 89.123 25.345 7.569 8.397 12.631 65.751 174.522 626.744
1900000 Kep. Bangka Belitung 668 1.003 363 126 226 82 180 2.382 4.459 1.276 1.306 786 12.857
2100000 Kepulauan Riau 23 64 31 5 38 - - 96 14 44 48 39 402
3100000 D K I Jakarta 182 - 85 175 487 10 14 90 141 284 37 37 1.542
3200000 Jawa Barat 245.689 120.827 124.884 196.627 218.754 195.425 129.256 105.910 73.512 66.793 176.480 326.378 1.980.535
3300000 Jawa Tengah 216.768 87.644 187.157 223.601 166.457 114.965 76.456 63.170 38.851 63.068 185.771 380.853 1.804.761
3400000 D I Yogyakarta 5.410 7.525 12.740 18.187 8.880 4.015 3.871 4.596 7.666 4.824 48.750 27.556 154.020
3500000 Jawa Timur 278.425 75.281 143.896 330.917 151.986 89.282 93.936 80.052 49.289 42.277 155.697 535.782 2.026.820
3600000 Banten 41.063 16.825 19.484 37.672 51.053 47.902 14.505 6.525 14.298 12.319 32.865 73.556 368.067
5100000 B A L I 23.129 14.303 8.393 6.191 9.214 11.818 15.718 14.379 9.256 3.157 4.296 14.497 134.351
5200000 Nusa Tenggara Barat 102.904 32.118 8.778 50.663 37.865 14.441 4.302 10.101 8.733 4.856 12.726 129.588 417.075
5300000 Nusa Tenggara Timur 59.408 40.728 10.890 3.932 6.071 9.719 12.219 8.034 7.269 3.020 14.834 70.947 247.071
6100000 Kalimantan Barat 6.378 1.154 4.009 19.759 37.937 21.422 8.922 31.862 132.253 92.929 64.297 31.024 451.946
6200000 Kalimantan Tengah 7.596 11.317 24.277 42.293 25.072 10.864 3.173 915 22.811 39.928 37.085 22.638 247.969
6300000 Kalimantan Selatan 78.386 47.865 82.894 77.500 36.354 20.629 29.251 22.348 6.219 1.517 21.294 69.922 494.179
6400000 Kalimantan Timur 17.197 4.987 1.378 996 6.412 15.748 5.129 1.857 7.074 10.020 11.311 17.043 99.152
6500000 Kalimantan Utara 410 102 798 472 2.150 1.475 1.764 4.864 8.926 12.847 8.378 3.053 45.239
7100000 Sulawesi Utara 4.599 18.973 9.211 16.862 10.024 8.825 7.129 12.755 14.095 10.022 9.486 9.384 131.365
7200000 Sulawesi Tengah 30.197 20.398 14.366 10.963 15.790 28.643 28.610 14.176 10.825 5.490 10.342 23.883 213.683
7300000 Sulawesi Selatan 137.088 58.716 36.649 50.148 267.073 114.139 34.339 36.714 30.398 11.323 59.995 147.830 984.412
7400000 Sulawesi Tenggara 19.488 14.816 12.260 13.840 11.639 12.534 12.377 12.768 7.057 5.633 6.450 7.410 136.272
7500000 Gorontalo 3.946 749 3.970 9.252 9.119 4.789 1.362 2.422 1.248 3.115 8.758 14.263 62.993
7600000 Sulawesi Barat 13.266 8.293 4.296 7.901 7.602 10.659 4.236 4.719 3.521 5.934 9.136 8.683 88.246
8100000 M A L U K U 2.189 601 6 166 1.966 6.398 922 959 10 9 561 4.281 18.068
8200000 Maluku Utara 3.535 1.906 1.890 2.339 1.673 1.026 1.516 1.489 474 627 2.804 2.230 21.509
9100000 Papua Barat 838 856 1.102 527 219 241 240 468 881 899 871 128 7.270
9300000 Papua 6.526 2.340 642 2.380 11.361 3.636 2.482 120 2.107 2.956 2.769 1.333 38.652
JUMLAH 1.620.079 743.290 875.413 1.339.478 1.405.264 1.186.039 688.303 564.805 709.397 663.505 1.359.903 2.513.458 13.668.934
85
JAN-DES 2015
Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan-Des
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) (12) (13) (14) (15) (17)
1100000 Aceh 70.036 29.635 6.845 5.600 22.504 89.960 32.930 17.427 26.018 9.475 40.994 113.026 464.450
1200000 Sumatera Utara 34.788 37.316 51.035 47.451 59.985 64.307 46.749 48.986 128.827 71.383 81.545 82.444 754.816
1300000 Sumatera Barat 33.705 43.988 46.865 41.853 45.607 39.986 26.792 33.905 60.429 38.117 41.705 50.222 503.174
1400000 Riau 5.321 4.020 11.834 2.396 4.725 6.584 1.744 1.902 22.588 15.713 13.462 8.760 99.049
1500000 Jambi 11.010 10.939 9.807 6.945 10.521 15.371 5.418 3.896 5.277 6.758 15.024 26.137 127.103
1600000 Sumatera Selatan 65.675 16.055 28.234 49.383 169.487 143.592 25.998 11.096 37.604 36.812 157.886 165.534 907.356
1700000 Bengkulu 13.030 9.982 7.011 4.562 12.384 18.677 10.071 5.633 5.971 3.967 5.968 22.190 119.446
1800000 Lampung 104.190 33.925 66.770 47.021 77.007 73.101 30.176 10.083 27.449 3.942 52.308 159.377 685.349
1900000 Kepulauan Bangka Belitung 547 496 571 382 798 653 205 3.471 2.571 2.284 3.611 1.379 16.968
2100000 Kepulauan Riau 58 12 6 9 19 6 1 38 7 50 1 39 246
3100000 Dki Jakarta 60 77 236 273 20 114 44 51 108 1 79 31 1.094
3200000 Jawa Barat 278.742 119.919 100.666 194.599 247.756 152.509 94.717 84.967 69.417 41.005 86.679 341.812 1.812.788
3300000 Jawa Tengah 222.263 105.543 259.814 194.745 207.036 107.343 63.420 54.463 55.518 46.539 151.953 395.968 1.864.605
3400000 Di Yogyakarta 7.422 6.206 15.694 19.882 6.584 4.081 3.605 3.932 8.013 1.918 21.959 51.968 151.264
3500000 Jawa Timur 308.961 83.749 233.903 285.189 178.988 91.652 94.623 94.393 61.933 34.457 102.726 534.575 2.105.149
3600000 Banten 60.446 17.893 22.161 41.988 57.420 38.125 9.629 13.489 20.901 7.329 16.633 78.297 384.311
5100000 Bali 22.762 20.784 8.558 5.190 8.919 12.494 13.763 11.655 12.747 2.569 4.010 11.396 134.847
5200000 Nusa Tenggara Barat 117.300 35.514 11.585 45.655 54.730 25.407 9.706 9.432 12.767 5.844 6.267 82.362 416.569
5300000 Nusa Tenggara Timur 65.744 46.697 18.858 6.169 5.445 9.395 19.630 9.302 2.831 2.430 5.157 69.536 261.194
6100000 Kalimantan Barat 5.608 816 2.714 25.494 39.779 24.374 8.387 42.991 120.890 83.181 66.789 39.285 460.308
6200000 Kalimantan Tengah 14.377 11.681 38.949 35.176 19.783 15.273 2.181 327 10.026 33.565 54.397 30.159 265.894
6300000 Kalimantan Selatan 75.196 62.696 80.255 84.385 36.962 35.584 41.117 14.647 397 841 28.008 80.276 540.364
6400000 Kalimantan Timur 22.803 4.490 827 643 6.747 20.373 3.211 1.077 10.569 7.259 11.966 10.260 100.225
6500000 Kalimantan Utara 1.054 190 585 788 844 246 1.799 2.516 28.286 9.850 1.645 121 47.924
7100000 Sulawesi Utara 12.782 11.912 8.936 8.306 10.231 14.060 12.628 11.106 9.316 3.297 6.310 890 109.774
7200000 Sulawesi Tengah 37.558 24.997 14.738 8.289 15.534 27.938 26.840 17.105 7.051 3.335 11.599 16.872 211.856
7300000 Sulawesi Selatan 180.749 82.621 60.369 47.194 279.697 125.886 30.714 37.593 48.871 6.316 14.322 124.353 1.038.685
7400000 Sulawesi Tenggara 18.279 18.515 22.615 12.319 11.912 13.081 16.990 11.867 7.552 4.331 5.829 4.848 148.138
7500000 Gorontalo 4.916 1.296 4.211 2.904 9.706 10.984 806 56 1.124 613 4.881 15.726 57.223
7600000 Sulawesi Barat 24.127 6.640 9.220 3.456 6.694 11.125 6.493 4.165 6.089 883 3.275 12.263 94.430
8100000 Maluku 7.126 711 436 21 2.603 6.464 413 26 292 1.005 534 1.915 21.546
8200000 Maluku Utara 5.819 1.124 521 1.170 1.404 2.525 1.174 1.291 1.706 680 2.495 3.936 23.845
9100000 Papua Barat 465 1.103 793 331 254 360 970 1.430 352 759 19 227 7.063
9400000 Papua 7.372 12.392 3.596 454 2.632 10.701 1.147 2.500 494 346 1.015 1.878 44.527
JUMLAH 1.840.291 863.934 1.149.218 1.230.222 1.614.717 1.212.331 644.091 566.818 813.991 486.854 1.021.051 2.538.062 13.981.580