27
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa juga saya mengucapkan terimasih banyak kepada Ibu dosen dan teman- teman sekelas yang turut mendukung saya dalam terselesaikannya makalah ini dengan baik.Makalah ini dibuat sebagai salah satu nilai tugas dari mata kuliah Kimia Analitik-II. Selanjutnya demi kesempurnaan dari makalah ini saya mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari Ibu dosen serta teman-teman sekalian. Terimakasih. Penulis

Kata Pengantar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-

Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa juga saya

mengucapkan terimasih banyak kepada Ibu dosen dan teman-teman sekelas yang

turut mendukung saya dalam terselesaikannya makalah ini dengan baik.Makalah ini

dibuat sebagai salah satu nilai tugas dari mata kuliah Kimia Analitik-II.

Selanjutnya demi kesempurnaan dari makalah ini saya mengharapkan saran serta

kritik yang membangun dari Ibu dosen serta teman-teman sekalian.

Terimakasih.

Penulis

Page 2: Kata Pengantar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................5

2.1. Sejarah Destilasi.........................................................................................5

2.2. Defenisi Destilasi........................................................................................6

2.3. Bagian – Bagian Alat Destilasi...................................................................7

2.4. Macam – Macam Destilasi.........................................................................9

2.5. Klasifikasi Destilasi..................................................................................15

2.6. Aplikasi.....................................................................................................16

BAB III PENUTUP.....................................................................................................17

3.1. Kesimpulan...............................................................................................19

3.2. Saran.........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................20

Page 3: Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di

Mesopotamia pada millennium ke-2 sebelum masehi. Namun untuk industri dibawa

oleh kimiawan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat parfum. Pada

abad ke-8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan kimia yang benar-

benar murni melalui proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir ibnu

Hayam menjadi insiprasi dalam destilasi skala mikro, karena penemuannya di bidang

destilasi yang masih dipakai sampai sekarang. Petroleum pertama kali di dsetilasi

oleh kimiawan muslim yang bernama Al-Razi pada abad ke-9, untuk destilasi karosin

minyak tanah pertama ditemukan oleh Avicenna pada awal abad ke-11. Destilasi

merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan

pada titik didih. Secara sederhana destisi dilakukan dengan memanaskan/menguapkan

zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya jadi cair dengan bantuan

kondensor. Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih

yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran

dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih

dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan

sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.

Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan destilasi?

2. Siapakah yang pertama kali mengenalkan destilasi?

3. Ada berapa jenis destilasi?

4. Bagaimana aplikasi detilasi?

1.3.Tujuan

Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa tentang destilasi.

Page 4: Kata Pengantar

1.4.Manfaat

Agar mahasiswa dapat memahami apa yang di maksud dengna destilasi dan

aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 5: Kata Pengantar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Destilasi

Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama

masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan

akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat

untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan

secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4.

Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam

pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol

menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi

semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The

Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang

lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat

terbakar. Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan

masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan

dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).

Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak

mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi,

pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen

seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi

juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas

terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.

2.2. Defenisi Destilasi

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau

didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih.

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini

Page 6: Kata Pengantar

kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih

lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi

kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa

pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.

Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

2.3. Bagian – Bagian Dari Satu Set Alat Destilasi

Berikut adalah susunan rangkaian alat ditilasi sederhana:

1. wadah air

2. labu distilasi

3. sambungan

4. termometer

5. kondensor

6. aliran masuk air dingin

7. aliran keluar air dingin

8. labu distilat

9. lubang udara

10. tempat keluarnya distilat

13. penangas

14. air penangas

15. larutan zat

16. wadah labu distilat.

2.4. Macam – Macam Destilasi

Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi

fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif

dan distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion,

distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.

Page 7: Kata Pengantar

2.4.1. Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang

jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan

maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain

perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah

substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi

distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.

2.4.2. Destilasi Fraksionisasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua

atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga

dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan

bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi

jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-

komponen dalam minyak mentah.

Perbedaan destilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom

fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang

berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk

pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin

tidak volatil cairannya.

2.4.3. Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik

didih mencapai 200 °C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa

ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap

atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi

campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.

Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di

semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah

untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,

Page 8: Kata Pengantar

minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari

tumbuhan.

Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan

mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas

menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

2.4.4.Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak

stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya

atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak

dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya

menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi

oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.

Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.

2.4.5.Azeotrop

Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik

didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil

distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam

pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua

titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop

bukanlah komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval

suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi

dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan.

Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu,

misalnya penambahan benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut

akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar

penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan air lagi.

Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.

Page 9: Kata Pengantar

2.4.6.Efektifitas Destilasi

Secara teori, hasil distilasi dapat mencapai 100% dengan cara menurunkan

tekanan hingga 1/10 tekanan atmosfer. Dapat pula dengan menggunakan distilasi

azeotrop yang menggunakan penambahan pelarut organik dan dua distilasi tambahan,

dan dengan menggunakan penggunaan cornmeal yang dapat menyerap air baik dalam

bentuk cair atau uap pada kolom terakhir. Namun, secara praktek tidak ada distilasi

yang mencapai 100%.[1]

2.4.7. Destilasi Skala Industri

Umumnya proses distilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara, oleh

karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut sebagai menara distilasi (MD).

Menara distilasi biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan tinggi berkisar

antara 6-15 meter. Masukan dari menara distilasi biasanya berupa cair jenuh, yaitu

cairan yang dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap dan

memiliki dua arus keluaran, arus yang diatas adalah arus yang lebih volatil (mudah

menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen berat. Menara distilasi terbagi

dalam 2 jenis kategori besar:

1.      Menara Distilasi tipe Stagewise, menara ini terdiri dari banyak piringan yang

memungkinkan kesetimbangan terbagi-bagi dalam setiap piringannya, dan

2.      Menara Distilasi tipe Continous, yang terdiri dari pengemasan dan kesetimbangan

cair-gasnya terjadi di sepanjangkolom menara.

2.4.8.Refluks/destruksi

Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam destilasi walau

pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi

dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana

pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran

reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan

baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat

Page 10: Kata Pengantar

cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara

refluks.

2.4.9.Destilasi kering

Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.

Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.

Contohnya: CaO

Kalsium (Latin calcis, bermaksud “kapur”) telah diketahui seawal abad pertama

apabila orang Rom kuno menyediakan kapur dalam bentuk kalsium oksida. Namun

hanya pada tahun 1808 di England, Sir Humphrey Davy telah mengasingkannya

dengan mengelektrolisiskan campuran kapur dan raksa oksida. Davy pada masa itu

coba untuk mengasingkan kalsium apabila beliau terdengar bahwa Berzelius dan

Pontin telah menyediakan kalsium amalgam dengan mengelektrolisiskan kapur dalam

raksa, lantas beliau telah mencobanya sendiri. Beliau telah menggunakan elektrolisis

sepanjang hayatnya dan telah menemui mengasingkan magnesium, strontium dan

barium.Kapur boleh didapati dengan membakar batu kapur (Kalsium karbonat

CaCO3). Apabila dibakar dengan suhu tertentu ia mengeluarkan gas yang dipanggil

karbon diaksida (CO2) dan menjadi kalsium oksida (CaO). Kalsium oksida ini

kemudiannya dicampur dengan sedikit air yang menyebabkan ia mencerap dan

mengembang disamping menghasilkan haba serta menjadi serbuk kapur yang dikenal

sebagai kalsium hidroksida (Ca(OH2).

Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium

hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida

dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat

dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida

(CaCl2) dengan larutan natrium hidroksia (NaOH).

Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated

lime (kapur yang di-airkan). Nama mineral Ca(OH)2 adalah portlandite, karena

senyawa ini dihasilkan melalui pencampuran air dengan semen Portland. Suspensi

partikel halus kalsium hidroksida dalam air disebut juga milk of lime (Bahasa

Inggris:milk=susu, lime=kapur). Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan

Page 11: Kata Pengantar

basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam,

dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi

keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat.

Pada 512°C kalsium hidroksida terurai menjadi kalsium oksida dan air.

Kalsium oksida (kapur) digunakan dalam kebanyakan proses penapis kimia dan

dihasilkan dengan memanaskan dan mencampurkan air secara berhati-hati kepada

batu kapur. Apabila kapur bercampur dengan pasir, ia mengeras menjadi mortar dan

diubah menjadi plaster melalui pengambilan karbon dioksida. Jika dicampur dengan

sebatian-sebatian lain, kapur membentuk bahagian penting dalam simen Portland.

2.5.Klasifikasi Destilasi

1. Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Distilasi kontinyu

b. Distilasi batch

2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. Distilasi atmosferis

b. Distilasi vakum

c. Distilasi tekanan

3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Destilasi system biner

b. Destilasi system multi komponen

4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Single-stage Distillation

b. Multi stage Distillation

Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam –

macam destilasi, yaitu :

1. Destilasi sederhana

2. Destilasi bertingkat ( fraksional )

3. Destilasi azeotrop

4. Destilasi vakum

5. Refluks / destruksi

Page 12: Kata Pengantar

6. Destilasi kering

2.6. Aplikasi

Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan

minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk

transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-

komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon.

Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan

panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk

memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh.

Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh

senyawa murninya. Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran akan

menguap pada saat mencapai titik didih masing – masing.

Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang

didestilasi selama proses destilasi berlangsung. Seringnya thermometer yang

digunakan harus memenuhi syarat:

a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan didestilasi.

b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE

sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor. Labu didih berfungsi sebagai tempat

suatu campuran zat cair yang akan didestilasi .

Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat

pendingin ( kondensor ) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang berfungsi

sebagai steel head. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar

yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin

yang digunakan biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah

agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga

pendinginan lebih sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna. Penampung

destilat bisa berupa erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi tergantung

Page 13: Kata Pengantar

pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun mantel

listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator.

Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap

senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan

molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan,

tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap

atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan

sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai

tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempnyai titik didih lebih

rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.

Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama

dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile

atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan

dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi

senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih

lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan

mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.

Dalam diskusi yang lalu disinggung mengenai bagaimana aplikasi dari

destilasi sederhana ini. pada bab sebelumnya dibahas bahwa aplikasi destilasi secara

umum yaitu pada pengolahan minyak mentah, namun itu dengan destilasi vakum atau

fraksional. Destilasi sederhana digunakan untuk pemurnian senyawa yang biasanya

telah diekstraksi. Misalnya ekstraksi padat-cair dan.pada sintesis kloroform. Pada

dasarnya prinsip atau metode pemisahannya sama. Sintesis koroform tanpa ekstraksi,

dengan mereaksikan kaporit dan aseton yang akan menghasilkan kloroform.

Mula – mula kaporit dihaluskan menggunakan lumpang porselen dengan

penambahan akuades sedikit demi sedikit. Hal ini bertujuan untuk memperluas

permukaan kaporit sehingga mudah bereaksi. Setelah halus kaporit dituangkan ke

dalam labu destilasi. Kemudian dimasukkan aquades ke dalam penampung destilasi.

Aquades berfungsi untuk mengurangi penguapan destilat. Selanjutnya aseton dituang

Page 14: Kata Pengantar

ke dalam corong pisah dan diencerkan dengan aquades yang berfungsi sebagai media

reaksi. Selanjutnya aseton diteteskan ke dalam labu destilasi yang berisi kaporit.

Dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 60 ˚C. Campuran yang menguap

mengandung kloroform dan air. Uap ini mengalir melewati tabung kondensor dan

mengembun. Embun ini mencair dan mengalir ke dalam penampung destilat yang

telah berisi aquades. Destilat didinginkan di dalam baskom berisi es untuk

mengurangi penguapan klorofom. Klorofom yang masih mengandung air dipisahkan

dengan penambahan NaOH dalam corong pisah sehingga terbentuk lapisan dimana

klorofom lapisan bawah karena masa jenisnya lebih kecil. Kloroform selanjutnya

diteteskan kedalam CaCl anhidrat untuk mengikat air pada kloroform dan disaring.

Pada diskusi kemarin juga ditanyakan mengapa hasil klorofom yang diperoleh

sangat sedikit. Alasan pertama, pada dasarnya koloroform merupakan senyawa yang

volatile dengan titik didih yang rendah yaitu 60 ˚C oleh karenanya pemanasan harus

konstan dan dijaga. Bila melewati titik didihnya maka klorofom akan habis menguap

dan terlarut ke dalam larutannya. Yang kedua adalah pada proses pemisahan pada

corong pisah dimana klorofom belum semuanya turun ke bawah sehingga ketika

dipisahkan pun hasilnya sedikit.

Ditanyakan pula pada diskusi tersebut mengenai perubahan fase tampak.

Maksud dari fase tampak ialah perubahan fase senyawa itu jelas. Yaitu kloroform

atau senyawa lain yang kita inginkan dalam suatu campuran dalam fase cair itu

menguap sehingga senyawa tersebut dalam fase gas kemudian terkondensasi menjadi

embun lalu menetes menjadi air ( fase cair kembali ).

Page 15: Kata Pengantar

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berbagai campuran dapat dimurnikan dengan destilasi sederhana. Distilasi sederhana

merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian dan pemisahan suatu

larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relative jauh. Aplikasinya

seperti pada sintesis kloroform dan ekstraksi padat – cair yang pemurniannya

menggunakan destilator. Selain itu salah satu penerapan terpenting dari metode

distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan

khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Destilator terdiri

dari thermometer, labu didih, steel head, pemanas, kondensor, dan labu penampung

destilat yang memiliki fungsi tertentu.

3.2. Saran

Diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar mempelajari tentang destilasi serta

prosesnya agar pada saat praktikum dapat mengerti cara destilasi atau penyulingan

dalam pembuatan suatu larutan.

Page 16: Kata Pengantar

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/distilasi , diakses tanggal 13 april 2013

http://gedehace.blogspot.com/2009/03/ kuliah/destilasi/distilasi-part-1.html ,diakses

tanggal 13 april 2013

http:// www-chem-is-try:org/sect=belajar&ext=destilation07-03 , diakses tanggal 13

april 2013

Ristiyani, Janik. 2008 .Laporan praktikum Kimia Organik II . Sintesis Klorofom .

Yogyakarta: Laboratorium UIN Sunan Kalijaga

Page 17: Kata Pengantar

TUGAS KIMIA ORGANIK

DESTILASI

Disusun Oleh :

SUSI SUSANTI

XI – AK

SMK ANALIS KIMIA YPPT MAJALENGKA

2013 - 2014

Page 18: Kata Pengantar