67
i KATA PENGANTAR Pembangunan peternakan merupakan salah satu bagian dari lima komoditas strategis nasional tersebut pada dasarnya adalah untuk penyediaan pangan hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) dan turut berperan dalam mendorong terhadap peningkatan kualitas sumberdaya manusia dari sisi pemenuhan gizi melalui penyediaan konsumsi protein hewani asal ternak yaitu daging, telur dan susu. Selain itu mendorong tumbuhnya ekonomi yang berkerakyatan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat peternakan. Pencanangan target 2 (dua) juta ekor sapi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara oleh Gubernur Kaltim pada acara puncak bulan bakti peternakan dan kesehatan hewan di Samarinda pada tanggal 23 Nopember 2013 menjadi landasan penetapan kebijakan strategis pembangunan peternakan di Kalimantan Timur. Untuk itu di perlukan dukungan dari berbagai pihak baik Pemerintah maupun sata untuk mensukseskan target 2 (dua) juta ekor sapi di Kalimantan Timur. Sebagai bagian dari Revitalisasi Pertanian tahap II/meningkatkan produksi dan ketahanan pangan/kecukupan pupuk maka pembangunan peternakan Kalimantan Timur diharapkan dapat: 1. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak serta terpenuhinya kebutuhan konsumsi hasil ternak yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH) dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. 2. Meningkakan daya saing, mutu dan nilai tambah komoditas peternakan bagi kesejahteraan dan kemandirian peternak sehingga dapat meningkatkan NTP khususnya Peternakan. 3. Peningkatan peranan kelembagaan peternakan dalam mendukung ekonomi kerakyatan dan berdaya saing. 4. Meningkatkan teknologi pengolahan limbah peternakan sehingga dapat menurunkan krisis lingkungan seperti pengolahan pupuk organik dan pemanfaatan biogas. Masterplan Pertanian merupakan suatu rencana strategis untuk menempatkan pertanian yang tangguh sebagai core bussiness suatu daerah. Adanya suatu penataan pemanfaatan ruang pertanian yang terencana dengan baik, lebih terarah dan lebih optimal. Oleh karena itu,

KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

i

KATA PENGANTAR

Pembangunan peternakan merupakan salah satu bagian dari lima komoditas strategis nasional

tersebut pada dasarnya adalah untuk penyediaan pangan hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan

Halal (ASUH) dan turut berperan dalam mendorong terhadap peningkatan kualitas sumberdaya

manusia dari sisi pemenuhan gizi melalui penyediaan konsumsi protein hewani asal ternak yaitu

daging, telur dan susu. Selain itu mendorong tumbuhnya ekonomi yang berkerakyatan sehingga

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat

peternakan.

Pencanangan target 2 (dua) juta ekor sapi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara oleh

Gubernur Kaltim pada acara puncak bulan bakti peternakan dan kesehatan hewan di

Samarinda pada tanggal 23 Nopember 2013 menjadi landasan penetapan kebijakan strategis

pembangunan peternakan di Kalimantan Timur. Untuk itu di perlukan dukungan dari berbagai

pihak baik Pemerintah maupun sata untuk mensukseskan target 2 (dua) juta ekor sapi di

Kalimantan Timur.

Sebagai bagian dari Revitalisasi Pertanian tahap II/meningkatkan produksi dan ketahanan

pangan/kecukupan pupuk maka pembangunan peternakan Kalimantan Timur diharapkan dapat:

1. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak serta terpenuhinya kebutuhan konsumsi

hasil ternak yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH) dalam rangka meningkatkan

ketahanan pangan.

2. Meningkakan daya saing, mutu dan nilai tambah komoditas peternakan bagi

kesejahteraan dan kemandirian peternak sehingga dapat meningkatkan NTP khususnya

Peternakan.

3. Peningkatan peranan kelembagaan peternakan dalam mendukung ekonomi kerakyatan

dan berdaya saing.

4. Meningkatkan teknologi pengolahan limbah peternakan sehingga dapat menurunkan

krisis lingkungan seperti pengolahan pupuk organik dan pemanfaatan biogas.

Masterplan Pertanian merupakan suatu rencana strategis untuk menempatkan pertanian

yang tangguh sebagai core bussiness suatu daerah. Adanya suatu penataan pemanfaatan

ruang pertanian yang terencana dengan baik, lebih terarah dan lebih optimal. Oleh karena itu,

Page 2: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

ii

Masterplan Pertanian dalam arti luas berisikan pedoman pembangunan pertanian sebagai

acuan penataan ruang pertanian melalui pengembangan komoditas unggulan untuk

menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif, aman dan berkelanjutan. Hasil penelitian

pustaka, lapang dan analisis data secara keseluruhan telah disampaikan dalam Laporan Akhir

yang menyajikan arah dan strategi pengembangan pertanian di Provinsi Kalimantan Timur, baik

percepatan ketahanan pangan dan diversifikasi pangan lokal, percepatan pertumbuhan

perekonomian rakyat maupun percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Kepada seluruh

anggota Tim Peneliti dan semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyelesaian Laporan

Akhir ini disampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih. Semoga laporan ini bermanfaat,

khususnya dalam mendukung pembangunan pertanian di wilayah Provini Kalimantan Timur.

Samarinda, September 2016

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim

Ir.H. Dadang Sudarya, MMT

Pembina Utama Muda

NIP. 19601004 198703 1 009

Page 3: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

iii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 1

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN .................................................. 2

1.3 DASAR HUKUM .................................................................................. 3

1.4 PENGERTIAN ..................................................................................... 3

1.5 RUANG LINGKUP............................................................................... 4

BAB II. ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN .................... 5

2.1 Isu Strategis dalam Pengembangan Kawasan Pertanian .................... 5

2.2 Arah dan Kebijakan (pusat dan daerah) .............................................. 5

BAB III. KERANGKA PIKIR ............................................................................... 7

BAB IV. METODOLOGI ...................................................................................... 9

4.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 9

4.2 Analisis Data ....................................................................................... 9

BAB V. POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN ................... 11

5.1. Sapi Potong ........................................................................................ 11

5.1.1 Karakteristik Sapi Potong ........................................................ 11

5.1.2 Location Quetion...................................................................... 13

5.1.3 Indek Konsentrasi Ternak ........................................................ 18

5.1.4 Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia .............. 23

5.2. Babi ..................................................................................................... 28

5.2.1 Karakteristik Ternak Babi ......................................................... 28

5.2.2 Location Question dan Indek Konsentrasi Ternak .................... 30

5.2.3 Pengembangan Kawasan Ternak Babi .................................... 35

5.3. Ayam Buras......................................................................................... 37

5.3.1 Karakteristik Ayam Buras ......................................................... 37

5.5.1 Location Quetion...................................................................... 39

5.5.2 Indek Konsentrasi Ternak ........................................................ 40

5.5.3 Pengembangan Ayam Buras di Kota Samarinda ..................... 41

Page 4: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

iv

BAB VI. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN ............... 42

6.1 Pengembangan Infrastruktur Dasar .................................................... 42

6.2 Penyediaan sarana dan Prasarana Peternakan .................................. 42

6.3 Pengembangan pasar dan kelembagaan ............................................ 43

6.4 Pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia...................... 43

6.5 Skenario pembiayaan dan peluang usaha .......................................... 44

BAB VII. RENCANA AKSI DA ROAD MAP PENGEMBANGAN KAWASAN

PETERNAKAN ................................................................................... 46

7.1 Program Pengembangan Kawasan Peternakan ................................. 46

7.2 Rencana aksi pengembangan kawasan peternakan ........................... 47

7.3 Rencana Skenario Kebutuhan Anggara .............................................. 48

7.4 Bagan Road Map Pengembangan Kawasan Peternakan .................... 51

BAB VIII. KRITERIA DAN INDIKATOR KEBERHASILAN ................................. 52

8.1 Kriteria keberhasilan (aspek manajemen, aspek teknis)...................... 52

8.2 Indikator ............................................................................................. 52

BAB XI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ................................... 54

9.1 Monitoring dan Evaluasi ...................................................................... 54

9.2 Pelaporan .......................................................................................... 55

BAB X. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN .................................... 57

Kesimpulan ............................................................................................... 57

Page 5: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

v

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Populasi kerbau di provinsi Kalimantan Timur menurut kabupaten dan kota pada tahun 2010 sampai 2014............................................................... 12

2. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Paser. ..................................................... 14 3. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Kutai Kartanegara. .................................. 15 4. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Kutai Timur. ............................................ 16 5. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Berau. ..................................................... 17 6. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Penajam Paser Utara. ........................... 18 7. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Paser. ................................... 19 8. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Kutai Kartanegara. ................ 20 9. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Kutai Timur. ........................... 21 10. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Berau. ................................... 22 11. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Penajam Paser Utara ............ 22 12. Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR) Kabupaten

Paser ............................................................................................................. 24 13. Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR) Kabupaten

Kutai Timur. .................................................................................................. 25 14. Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR) Kabupaten

Kutai Kartanegara. ....................................................................................... 26 15. Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR) Kabupaten

Berau ............................................................................................................ 27 16. Populasi babi di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2009 – 2013.............. 29 17. Populasi ternak mamalia di provinsi Kalimantan Timur menurut jenis

ternak dan kabupaten/kota tahun 2014. ...................................................... 30 18. Nilai LQ Ternak Babi di Provinsi Kalimantan Timur. .................................... 32 19. Indeks Konsentrasi Ternak (IKT) Babi di Provinsi Kalimantan Timur. ........... 33 20. Nilai LQ Ternak Babi di Kabupaten Kutai Barat. ........................................... 34 21. Indeks Konsentrasi Ternak (IKT) Babi di Kabupaten Kutai Barat. ................. 35 22. Nilai LQ ayam buras di kota Samarinda. ...................................................... 40 23. Indeks konsentrasi ternak (IKT) ayam buras di kota Samarinda .................... 41 24. Skenario Pembiayaan Pengembangan Kawasan Peternakan ....................... 44 25. Sumber Dana Pengembangan Bibit Sapi Potong 2 Juta Ekor Sapi

Tahun 2014 -2018 di Prov. Kalimantan Tiimur ............................................... 45 26. Rekapitulasi rencana anggaran 1 unit Kawasan Sapi di Prov.

Kalimantan Timur .......................................................................................... 48 27. Rekapitulasi rencana anggaran 1 unit Kawasan Ayam Lokal di Prov.

Kalimantan Timur .......................................................................................... 50 28. Rekapitulasi rencana anggaran 1 unit Kawasan Babi di Prov.

Kalimantan Timur ......................................................................................... 51 29. Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ....................................................... 51

Page 6: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan Timur. .............. 61

Page 7: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah administratif Provinsi Kalimantan Timur terdir dari 14 Kabupaten/kota namun sejak

tanggal 25 April 2013 telah dikukuhkan Daerah otonomi baru yaitu Provinsi Kalimantan

Utara (UU Nomor 20 tahun 2012; Lembaran Negara RI nomor 229 tahun 2012 dan

Kabupaten Mahakam Hulu (UU Nomor 2 tahun 2013; Lembaran Negara RI nomor 17

tahun 2013), sehingga wilayah administratif Provinsi Kalimatan Timur Menjadi 10

Kabupaten/kota, dengan luas wialyah daratan menjadi 127.267,52 km2 (data statistik tahun

2010). Jumlah penduduk Kalimantan Timur tahun 2012 sebesar 3.250.125 jiwa (hanya ±

2,6% dari jumlah penduduk di P. Jawa) dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 3,60

/tahun. Sebagaimana pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk di Kalimantan Timur

juga tidak merata, porsi terbesar berada di Samarinda (24%), selebihnya berada di

Kabupaten Kutai Kartanegara (20,75%), Balikpapan (18,33%), dan tersebar di

Kabupaten/kota lain berkisar ± 5%. Jumlah penduduk ini merupakan akan komoditas ternak

seperti daging, telur dan susu.

Sebagai Provinsi yang mempunyai kawasan yang sangat luas menyimpan potensi

yang dapat diandalkan untuk pengembangan sektor pertanian pada skala regional.

Regionalisasi pertanian diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani, sekaligus

memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) melalui penciptaan

investasi dan arus perdagangan antar pulau.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur dengan migas

menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang memiliki peran dalam pembentukan PDRB

Kaltim adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 48,16% diikuti sektor industri

pengolahan 23,31%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 9,55%serta sektor pertanian

5,89%.

Untuk mendukung pembangunan peternakan tersebut perlu disusun kerangka kerja

yang terencana dan terarah dan hal ini memerlukan landasan yang kuat dalam

pelaksanaanya. Kesesuaian penggunaan lahan atau kecocokan suatu tipe lahan untuk

penggunaan tertentu merupakan dasar perencanaan penggunaan lahan karena akan

menempatkan sumberdaya lahan ke dalam penggunaan yang lebih produktif dan pada

waktu yang sama melestarikannya untuk kepentingan generasi yang akan datang.

Rencana pembangunan peternakan Provinsi Kalimantan Timur tertuang dalam Masterplan

Page 8: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 2

Kawasan Peternakan. Masterplan Kawasan Peternakan ini berisikan pedoman

pembangunan peternakan sebagai acuan penataan ruang untuk pengembangan komoditas

unggulan Provinsi Kalimantan Timur. Adanya suatu penataan pemanfaatan ruang pertanian

dalam arti luas yang terencana dengan baik, lebih terarah dan lebih optimal akan

menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif, aman dan berkelanjutan.

1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran

Maksud dari pengembangan Masterplan Kawasan Peternakan adalah untuk

memadukan serangkaian program dan kegiatan pertanian menjadi suatu kesatuan yang

utuh baik dalam perpektif sistem maupun kewilayahan, sehingga dapat mendorong

peningkatan daya saing komoditas, wilayah serta pada gilirannya kesejahteraan petani

sebagai pelaku usaha tani.

Adapun tujuan Masterplan Kawasan Peternakan adalah mendukung tercapainya

1. Mengidentifikasi potensi peternakan di Provinsi Kalimantan Timur

2. Peningkatan swasembada dan swasembada berkelanjutan (daging sapi);

3. Peningkatan diversifikasi pangan

4. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta

5. Peningkatan kesejahteraan petani

Maksud Masterplan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimantan Timur adalah:

1. Membantu Pemerintah Pusat menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah

2. Menyusun suatu kerangka kerja bagi pemenuhan akan kebutuhan pemanfaatan

ruang pertanian khususnya peternakan dalam rangka pelaksanaan pembangunan

peternakan yang berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Timur, dan

3. Menetapkan suatu arahan alokasi pemanfaatan ruang untuk pengembangan

komoditas peternakan unggulan provinsi Kalimantan Timur

Tujuan penyusunan Masterplan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimantan Timur adalah:

1. Menetapkan suatu kerangka kerja atau acuan pembangunan peternakan wilayah

Kalimantan Timur. Dengan kerangka kerja ini diharapkan pembangunan perternakan

yang akan dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Timur dapat terencana dengan baik

dan lebih terarah, sehingga pembangunan peternakan berjalan lebih optimal.

Page 9: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 3

2. Menanggapi tuntutan pembangunan yang terus berkembang dari waktu ke waktu,

terutama pembangunan peternakan yang efektif di wilayah Kalimantan Timur di

masa yang akan datang.

Sasaran penyusunan Masterplan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimantan Timur adalah:

1. Terjaminnya dukungan perencanaan wiliayah dalam penyelenggaraan program dan

kegiatan pembangunan peternakan yang terkait dengan pencapian target dan

perlindungan lahan berkelanjutan bagi komoditas strategi nasional guna

mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor.

2. Terumuskan instrumen untuk mendukung perencanaan wilayah bagi kepala Daerah

dalam menetapkan kebijakan operasional dalam merencanakan dan

mengimplementasikan Rencana Umum tata Ruang Wilayah Provinsi dan

Kabupaten/Kota

3. Terumuskan bahan koordinasi lintas sektoral dan lintas jenjang pemerintahan dalam

meningkatkan daya saing wilayah dan komoditas strategi unggulan pertanian

nasional.

1.3 Dasar Hukum

1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 50/Permentan/CT.140/8/2012 tentang

Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian;

2) Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 43/Kpts/PD.410/1/2015 tentang Penetapan

Kawasan Sapi Potong, Kerbau, Kambing, Sapi Perah, Domba, dan Babi Nasional.

1.4 Pengertian

Kawasan peternakan berdasarkan kelompok komoditas

Peternakan

Kawasan peternakan adalah kawasan Existing atau lokasi baru yang memiliki

SDA sesuai agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan dan atau spot

partial (luasan terpisah) yang terhubung secara fungsional mealui aksebilitas yang

baik dalam satu kawasan, dilengkapi dengan prasarana dan sarana pengembangan

kawasan ternak yang memadai. Kawasan Peternakan harus memiliki lahan padang

penggembalaan dan atau makanan hijauan pakan ternak, serta dapat

dikembangankan dengan pola integrasi ternak-perkebunan, ternak-tanaman pangan,

Page 10: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 4

ternak – hortikultura dan ternak dengan kelapa sawit. Batasan minimal populasi ternak

pada suatu kawasan Peternakan dan aspek-aspek teknis lainnya.

1.5 Ruang Lingkup

Beberapa kendala dihadapi oleh tim penyusun dalam pengumpulan data di

lapangan, dan hal ini menyulitkan kerja tim secara keseluruhan. Pembatas utama

penyusunan Masterplan Peternakan adalah terbatasnya sarana dan prasarana

perhubungan. Hal lain yang lebih pokok dan muncul pada saat proses penyusunan

laporan adalah keterbatasan data yang tersedia pada tiap instansi dan kecamatan.

Keterbatasan tersebut sangat mempengaruhi proses penyusunan laporan selanjutnya.

Page 11: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 5

BAB II

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

2.1 Isu Strategis dalam Pengembangan Kawasan Peternakan

Produksi daging di Kalimantan Timur pada umumnya masih relatif rendah jika

dibandingkan dengan konsumsi. Data produksi daging tahun 2013 mencapai 68,668 ton

sedangkan konsumsi pada tahun 2013 mencapai 75.734 ton.

Beberapa penyebab rendahnya produksi daging diantaranya adalah:

a) Rendahnya populasi ternak

b) Rendahnya produktifitas ternak

c) Adanya kasus kejadian penyakit hewan

Tiga komoditas peternakan diantaranya daging, telur dan susu masih didatangkan

dari luar Kalimantan Timur guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun 2013

angka pemasukan produk daging sapi 80% yaitu 53.107,84 ton.

Disamping itu, kasus penyakit sangat berpengaruh pada peningkatan populasi

ternak. Pengawasan lalu lintas ternak sangat penting karena merupakan salah satu upaya

pencegahan keluar masuknya penyakit hewan menular serta produka sal ternak dari dan

ke provinsi Kalimantan Timur.

2.2 Arah dan Kebijakan (pusat dan daerah)

- Visi pengembangan kawasan

Terwujudnya agribisnis peternakan yang berdaya saing menuju dua juta ekor sapi.

Visi tersebut mengandung 2 (dua) kata kunci yang merupakan pernyataan

keinginan yang mencerminkan mimpi Dinas Peternakan Provinsi Kaliamantan Timur.

Kedua kata kunci tersebut yakni: 1) agribisnis Peternakan; dan 2) berdaya saing.

Agribisnis Peternakan, berarti kegiatan usahaa yang terkait subsektor

peternakan mulai dari penyediaan sarana porduksi, (budidaya), penanganan pasca

panen, pengolahan sampai pemasaran produk ke konsumen.

Daya Saing, berati mampu menghasilkan keluaran berkualitas unggul secara

kompetitif dan komparatif.

Page 12: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 6

- Misi (dalam rangka mencapai visi)

Mewujudkan daya saing ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber daya alam dan

energi terbarukan

- Program Prioritas (RPJMN/D)

1) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap produk pangan asal

ternak (daging dan telur)

2) Meningkatkan efisiensi budidaya peternakan dan kelestarian lingkungan

3) Meningkatkan jaminan kemanan pangan produk peternakan

Misi 1 bahwa meningkatkan produksi daging untuk memenuhi konsumsi

masyarakat adalah merupakan upaya pemenuhan akan kebutuhan masyarakat

terhadap produk asal peternakan seperti daging, telur dan susu. Daging dapat berasal

dari daging sapi, daging ayam, daging kambing serta aneka ternak lainnya,

sedangkan susu merupakan susu sapi. Untuk telur dapat dipenuhi dari telur ayam ras,

ayam kampung maupun itik.

Misi 2 bahwa meningkatkan penerapan teknologi peternakan tepat guna yang

ramah lingkungan adalah penerapan teknologi pada proses (on farm) seperti

inseminasi buatan (IB), intensitifikasi kawin alam (INKA), rekayasa genetika serta

teknologo lainnya.

Misi 3 bahwa meningkatkan usaha pengolahan hasil peternakan dalam rangka

penyediaan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal merupakan upaya

penerapan penanganan pasca panen seperti penyembelihan ternak, pengolahan hasil

ternak serta pemasaran hasil.

Page 13: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 7

BAB III

KERANGKA PIKIR

Sebagian besar masyarakat Kalimantan Timur menggantungkan hidupnya pada

kekayaan sumberdaya alam, khususnya bidang pertanian dalam arti luas yang secara turun

temurun telah memberikan manfaat bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat, sehingga

sebagian besar aktivitas sosial ekonominya terfokus pada bidang pertanian dalam arti luas.

Ketergantungan sistem dan pola budidaya pertanian yang mengandalkan potensi kesuburan

tanah serta daya dukung alam yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan hidup dan

berproduksi dari generasi ke generasi. Sistem dan pola budidaya seperti ini juga belum terarah

pada eksploitasi sumberdaya alam/pertanian secara besar-besaran atau dengan kata lain

belum berorientasi pada skala investasi secara sistematis yang lebih mengandalkan modal,

keahlian, peralatan, dan akses pasar. Dengan demikian sistem dan pola pertanian masyarakat

Kaimana lebih bersifat subsisten, yakni sebagian besar hasil produksi pertanian lebih

diutamakan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Potensi tanah yang subur dengan luas lahan pertanian yang sangat luas belum

dimanfaatkan atau dikelola secara optimal untuk meningkatkan pendapatan ekonomi

masyarakat, mengingat ketidakmampuan masyarakat mengelola sumberdaya pertanian

disamping minat investasi masih sangat terbatas. Di sisi lain, kebutuhan konsumsi masyarakat

kota atau kebutuhan pasar akan hasil produksi pertanian terus meningkat. Orientasi produksi

dari subsisten mulai mengalami pergeseran ke arah produksi yang berorientasi pasar, namun

hal ini masih dalam skala yang terbatas, sehingga beberapa komoditas masih didatangkan dari

luar daerah Kalimantan Timur guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Timur dengan migas

menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang memiliki peran dalam pembentukan PDRB Kaltim

adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 48,16% diikuti sektor industri pengolahan

23,31%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 9,55%serta sektor pertanian 5,89%.

Mengingat pentingnya sektor pertanian dalam pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur,

maka sudah selayaknya segala upaya yang dapat memajukan sektor pertanian perlu dilakukan.

Berikut dijelaskan kebijakan pemerintah daerah dalam berbagai sektor pertanian dan

peternakan.

Page 14: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 8

Sektor Peternakan

a) Meningkatnya skala produk produksi peternakan terutama komoditas pertanian

berdaya saing tinggi.

b) Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap protein hewani dari ternak.

c) Tersedianya akses masyarakat terhadap sumber-sumber produksi yang meliputi

modal, akses pasar dan informasi.

d) Tersedianya akses dan jaringan distribusi pemasaran dari dan ke Kalimantan Timur

e) Meningkatnya kapasitas kelembagaan peternakan.

Page 15: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 9

BAB IV

METODOLOGI

Mencakup jenis data yang diperlukan dan sumbernya, metode pengumpulan data serta

pengolahan dan analisisnya sesuai dengan kerangka pikir Masterpalan Kawasan Peternakan

4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang berasal dari Dinas Peternakan

Provinsi Kalimantan Timur dan Dinas yang menangani fungsi peternakan se Kalimantan

Timur.

4.2 Analisa Data

1. Jumlah populasi dan satuan ternak.

Data populasi ternak setiap kabupaten berasal dari Laporan Dinas Peternakan

Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan untuk analisis Location Quotient (LQ), Indeks

Konsentrasi Ternak (IKT), dan Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR)

setiap kecamatan di setiap kabupaten menggunakan data yang berasal dari Badan

Pusat Statistik masing-masing kabupaten. Untuk menghitung jumlah satuan ternak (ST)

dianalisis dengan menghitung populasi ternak berdasarkan struktur populasi (ekor)

dikalikan dengan standar satuan ternak. Satu ekor ternak dewasa dengan bobot badan

400 kg sama dengan 1 ST.

2. Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ) adalah suatu alat pendekatan dalam pengembangan

ekonomi yang sederhana, yang dapat menentukan suatu wilayah merupakan wilayah

basis atau non basis dari suatu komoditas. Wilayah basis artinya bahwa suatu

komoditas dari wilayah tersebut merupakan komoditas unggulan dan memiliki potensi

untuk disalurkan (ekspor) ke luar wilayah, sedangkan wilayah non basis sebaliknya

cukup untuk kebutuhan wilayah itu sendiri bahkan harus mendatangkan dari luar

wilayah.

Page 16: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 10

Secara umum formula untuk menghitung LQ adalah sebagai berikut :. Rumus yang

digunakan adalah:

LQ = Si/Ni

Si = rasio antara populasi ternak suatu kecamatan terhadap jumlah penduduk

suatu kecamatan

Ni = rasio antara populasi ternak suatu kabupaten terhadap jumlah penduduk

suatu kabupaten

Kriteria :

LQ > 1 : Sektor basis artinya komoditas i disuatu wilayah memiliki keunggulan

komparatif

LQ = 1 : Sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki

keunggulan, produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan

wilayah sendiri

LQ < 1 : Sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak dapat

memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan dari luar

3. Indeks konsentrasi ternak (IKT).

Indeks konsentrasi ternak (IKT) dihitung berdasarkan nisbah populasi ternak

kecamatan terhadap rataan populasi kabupaten. Indeks konsentrasi tersebut dapat

menggambarkan kepadatan populasi ternak komparatif antar kecamatan. Secara tidak

langsung indeks tersebut juga dapat menggambarkan kesesuaian wilayah pada jenis

ternak.

4. Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia (KPPTR)

Nilai KPPTR di suatu kecamatan dihitung sebagai selisih antara daya dukung

pakan baik dari limbah tanaman pangan maupun hijauan dari lahan dengan jumlah

ternak ruminansia yang ada, berdasarkan daya dukung potensial pakan.

Page 17: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 11

BAB V

POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN

5.1. Sapi Potong

5.1.1 Karakteristik Sapi Potong

Sapi potong merupakan jenis ternak ruminansia yang dapat memanfaatkan bahan

pakan dengan kandungan serat yang tinggi. Keistimewaan ternak ruminansia

dibandingkan jenis ternak non-ruminansia (unggas dan babi) ini, memungkinkan untuk

dibudidayakan secara terintegrasi dengan komoditas pertanian lainnya, seperti tanaman

pangan, tanaman perkebunan, atau tanaman kehutanan. Bila melihat kenyataan di

wilayah-wilayah pertanian, nampak bahwa dalam usahataninya, petani selalu

mengintegrasikan usahataninya dengan ternak ruminansia.

Dalam pengembangan sapi potong di Indonesia banyak yang dibudidayakan

dengan berbagai breed dan persilangannya. Namun demikian, di setiap wilayah

pengembangan ternak sapi potong perlu disesuaikan dengan karakter spesifik dari lokasi

pengembangan atas dasar basis ekologinya yang dominan. Dalam hal ini, Usri et al.

(1995) mengelompokkannya menjadi tiga basis ekologi, yaitu: 1) ekologi sawah, dengan

komoditas utama padi; 2) ekologi lahan kering, dengan komoditas utama yang beragam,

seperti tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan, dan sebagainya; dan

3) ekologi pantai, dengan komoditas utama hasil laut dan pantai.

Di provinsi Kalimantan Timur memiliki basis ekologi yang beragam mulai dari pantai

hingga hutan, namun lebih didominasi oleh lahan kering, sehingga pengembangan

ternakpun diarahkan kepada ternak yang berbasis ekologi lahan kering. Karena daerah

tersebut relatif lembab, maka hanya tiga jenis ternak ruminansia yang memiliki potensi

untuk dikembangkan, yaitu sapi potong, kerbau, dan kambing. Dari ketiga jenis ternak

tersebut, sapi potong merupakan ternak yang paling banyak dipelihara, selanjutnya diikuti

kambing dan kerbau.

Dalam lima tahun terakhir ini populasi ternak sapi potong di provinsi Kalimantan

Timur terjadi peningkatan. Pada tahun 2010, populasi sapi potong di provinsi Kalimantan

Timur tercatat 83.729 ekor dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 101,743 ekor.

Peningkatan populasi sapi potong tertinggi adalah di kabupaten Paser meningkat dari

10.334 ekor (2010) menjadi 17.345 ekor (2014) atau terjadi peningkatan sebesar 67,84%

(Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur, 2015). Perkembangan populasi sapi

Page 18: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 12

potong berdasarkan kabupaten dan kota di provinsi Kalimantan Timur disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Populasi sapi potong di provinsi Kalimantan Timur menurut Kabupaten dan kota

pada tahun 2010 sampai 2014.

No. Kabupaten/Kota Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

……………………. Ekor …………………. Provinsi Kalimantan Timur 83.729 83.611 91.728 95.085 101.743 1. Paser 10.334 12.189 15.398 14.136 17.345 2 Kutai Barat 7.608 6.236 6.999 7.582 6.942 3 Kutai Kartanegara 20.857 23.464 25.467 25.640 26.198 4 Kutai Timur 18.312 15.022 15.983 17.177 17.406 5 Berau 10.972 8.426 9.763 11.573 12.580 6 Penajam Paser Utara 8.407 10.440 10.879 11.531 11.629 7 Mahakam Ulu 0 0 0 0 1.108 8 Balikpapan 1.418 1.652 2.944 2.962 3.398 9 Samarinda 5.525 5.681 3.671 3.772 4.266

10 Bontang 296 501 624 712 871

Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur (2015)

Memperhatikan 4 kabupaten terpilih dalam sentra pengembangan sapi potong di

provinsi Kalimantan Timur, yaitu kabupaten Paser, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau

dan Penajam Paser Utara terdapat 2 kabupaten yang mengalami peningkatan populasi

cukup besar dalam periode 5 tahun, yaitu kabupaten Paser dan Kutai kartanegara,

sedangkan kabupaten Kutai Timur, Berau dan Penajam Paser Utara karena pernah

mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2011, maka peningkatannya relatif

kecil, bahkan di kabupaten Kutai Timur hanya mengalami peningkatan yang sangat kecil

pada tahun 2014.

Dalam hal jumlah ternak, umumnya menggunakan istilah satuan ternak. Satuan

ternak (ST) merupakan ukuran yang biasa digunakan untuk mengetahui jumlah ternak.

Untuk setiap satu satuan ternak (unit ternak = UT) dapat digunakan ukuran bobot badan,

status fisiologi ternak, atau konsumsi bahan kering. Untuk mengetahui satuan ternak

berdasarkan bobot badannya, biasanya digunakan patokan sapi jantan dewasa dengan

bobot badan 400 kg setara dengan 1 ST. Status fisiologi ternak juga bisa digunakan untuk

menentukan suatu satuan ternak. Misalnya sapi dewasa setara dengan 1 ST, sapi muda

0,5 ST, dan anak sapi 0,25 ST. Penentuan satuan ternak berdasarkan tingkat konsumsi

bahan kering juga bisa digunakan sebagai ukuran untuk menentukan satu satuan ternak.

Ternak dengan konsumsi bahan kering sebesar 6,25 kg per hari setara dengan 1 ST.

Pada ternak ruminansia kecil penyetaraannya adalah 1 banding 8. Satu satuan ternak

Page 19: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 13

ruminansia besar sama dengan 8 ekor ternak ruminansia kecil dewasa. Jadi, seekor sapi

dewasa dengan bobot badan 400 kg sama dengan 1 ST, atau setara dengan 2 ekor sapi

dengan bobot badan masing-masing 200 kg atau 8 ekor kambing atau domba dewasa

(Direktorat Jenderal Peternakan, 1998).

5.1.2. Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ) adalah suatu metode sederhana untuk mengembangan

ekonomi dalam suatu wilayah (Hood, 1998). Tehnik LQ ini menilai komoditas unggulan

dalam suatu wilayah atau wilayah unggulan dalam mengembangkan suatu komoditas.

Keseluruhannya adalah dalam kerangka mengembangkan komoditas yang memiliki

keunggulan komparatif atau wilayah yang memiliki keunggulan komparatif dalam

mengembangkan suatu komoditas. Komoditas unggulan yang dimaksud dicirikan oleh

superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial

ekonomi petani di suatu wilayah. Sedangkan dari sisi permintaan, komoditas unggulan

dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik pasar domestik maupun internasional

(Syafaat dan Supena, 2000).

Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model

ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami kegiatan yang menjadi pemacu

pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan

ekonomi melalui pendekatan perbandingan. Inti dari model ekonomi basis menerangkan

bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah (Hendayana,

2003). Teori ekonomi basis mengklarifikasikan seluruh kegiatan ekonomi ke dalam dua

sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis merupakan kegiatan suatu

masyarakat yang hasilnya baik berupa barang maupun jasa ditujukan untuk ekspor ke

luar dari lingkungan masyarakat atau yang berorientasi keluar, regional, nasional dan

internasional. Konsep efisiensi teknis maupun efisiensi ekonomis sangat menentukan

dalam pertumbuhan basis suatu wilayah. Sedangkan kegiatan non basis merupakan

kegiatan masyarakat yang hasilnya baik berupa barang atau jasa diperuntukkan bagi

masyarakat itu sendiri dalam kawasan kehidupan ekonomi masyarakat tersebut. Konsep

swasembada, mandiri, kesejahteraan dan kualitas hidup sangat menentukan dalam

kegiatan non basis ini (Rusastra, dkk., 2002). Apabila nilai LQ > 1, maka komoditas atau

wilayah tersebut merupakan basis dari pengembangan ekonomi. Artinya, komoditas

tersebut merupakan komoditas unggulan yang telah mencukupi wilayah dan sudah dapat

diekspor ke luar wilayah. Sedangkan apabila LQ < 1 berarti komoditas tersebut

Page 20: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 14

merupakan non basis dalam pengembangan ekonomi wilayah tersebut, sehingga

komoditas tersebut hanya cukup untuk kebutuhan wilayah yang bersangkutan atau

bahkan perlu mendatangkan dari luar wilayah.

Kaitannya dengan kegiatan ini, maka pengembangan sapi potong di provinsi

Kalimantan Timur telah diarahkan kepada 5 kabupaten, yaitu kabupaten Paser, Kutai

Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Penajam Paser Utara. Di setiap kabupaten

memiliki wilayah unggulan dalam mengembangkan sapi potong tersebut. Berdasarkan

hasil analisis LQ yang dibandingkan dengan jumlah penduduk di setiap kecamatan dalam

suatu kabupaten diketahui memiliki LQ > 1. Hasil analisis LQ di masing-masing

kabupaten disajikan pada Tabel 2, 3, 4, 5 dan 6

Tabel 2. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Paser.

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(Jiwa) Populasi Sapi Potong (Ekor)

LQ

1 Batu Sopang 28.582 382 0,22

2 Muara Samu 4529 150 0,55

3 Batu Engau 12.818 500 0,65

4 Tanjung Harapan 8.493 0 0,00

5 Pasir Belengkong 25.775 2.216 1,44

6 Tanah Grogot 73.570 730 0,17

7 Kuaro 25.824 2.585 1,67

8 Long Ikis 37.991 7.109 3,13

9 Muara Komam 13.403 603 0,75

10 Long Kali 25.327 1.051 0,69

Jumlah 256.312 15.326

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser (2014).

Page 21: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 15

Tabel 3. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Kutai Kartanegara.

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa) Populasi Sapi Potong (ekor)

LQ

1 Samboja 59.038 7.366 3,35

2 Muara Jawa 37.718 855 0,61

3 Sanga-Sanga 19.754 263 0,36

4 Loa Janan 63.719 659 0,28

5 Loa Kulu 44.423 2.679 1,62

6 Muara Muntai 19.045 639 0,90

7 Muara Wis 9.449 757 2,15

8 Kota Bangun 34.768 2.209 1,70

9 Tenggarong 106.304 1.458 0,37

10 Sebulu 39.544 930 0,63

11 Tengggarong Seberang 65.707 1.780 0,73

12 Anggana 35.495 541 0,41

13 Muara Badak 43.871 905 0,55

14 Marang Kayu 25.783 1.201 1,25

15 Muara Kaman 36.651 1.429 1,05

16 Kenohan 10.822 1.007 2,50

17 Kembang Janggut 24915 551 0,59

18 Tabang 10494 411 1,05

Jumlah 687.500 25.640

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara (2014).

Berdasarkan hasil analisis LQ sapi potong dalam kaitannya dengan jumlah

penduduk di setiap kecamatan di kabupaten Paser, nampak bahwa beberapa kecamatan

merupakan basis pengembangan sapi potong, yaitu kecamatan Pasir Belengkong (LQ =

1,44), kecamatan Kuaro (LQ = 1,67), dan kecamatan Long Ikis (LQ = 3,13). Berarti hanya

3 kecamatan yang merupakan basis pengembangan sapi potong di kabupaten Paser.

Pada tahun 2013, penduduk kabupaten Paser sebagian besar (39,81%) berusaha

dalam bidang pertanian, sedangkan sisanya tersebar dalam bidang pertambangan dan

penggalian, industri, konstruksi, perdagangan, transportasi dan komunikasi, jasa, dan

lainnya. Potensi tenaga kerja inilah yang dapat mendukung dalam mengembangkan sapi

potong di kabupaten Paser.

Di kabupaten Kutai Kartanegara, kecamatan yang memiliki nilai LQ > 1 berada di

kecamatan Samboja (LQ = 3,35), Loa Kulu (LQ = 1,62), Muara Wis (LQ = 2,15), Kota

Bangun (LQ = 1,70), Marang Kayu (LQ = 1,25), Muara Kaman (LQ = 1,05), Kenohan

(2,50), dan Tabang (LQ = 1,05). Kecamatan-kecamatan tersebut merupakan basis

Page 22: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 16

pengembangan sapi potong di kabupaten Kutai Kartanegara yang berkaitan dengan

jumlah penduduk.

Tabel 4. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Kutai Timur.

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa) Populasi Sapi Potong (ekor)

LQ

1 Muara Ancalong 14.785 599 0,71

2 Busang 5.112 4 0,01

3 Long Mesangat 5.023 1.431 5,01

4 Muara Wahau 18.594 1.799 1,70

5 Telen 6.814 796 2,06

6 Kombeng 18.472 626 0,60

7 Muara Bengkal 13.390 901 1,18

8 Batu Ampar 4.965 184 0,65

9 Sangata Utara 85.270 91 0,02

10 Bengalon 26.823 411 0,27

11 Teluk Pandan 14.427 799 0,97

12 Sangata Selatan 21.501 972 0,80

13 Rantau Pulung 8.512 1.270 2,62

14 Sangkulirang 19.122 3.280 3,02

15 Kaliorang 9.542 1.999 3,69

16 Sandaran 7.674 583 1,34

17 Kaubun 11.371 232 0,36

18 Karangan 10.793 1.200 1,96

Jumlah 302.190 17.177

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur (2014).

Untuk kabupaten Kutai Timur, wilayah yang merupakan basis pengembangan sapi

potong, yaitu dengan LQ > 1 berada di kecamatan Long Mesangat (LQ = 5,01), Muara

Wahau (LQ = 1,70), Telen (LQ = 2,06), Muara Bengkal (LQ = 1,18), Rantau Pulung (LQ =

2,62), Sangkulirang (LQ = 3,02), Kaliorang (LQ = 3,69), Sandaran (LQ = 1,34), dan

Karangan (LQ = 1,96). Kecamatan-kecamatan tersebut memiliki potensi yang baik dalam

mengembangkan sapi potong ditinjau dari jumlah penduduk.

Page 23: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 17

Tabel 5. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Berau.

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa) Populasi Sapi Potong (ekor)

LQ

1 Kelay 4.636 38 0,14

2 Talisayan 11.236 2.528 3,92

3 Tabalar 5.446 440 1,41

4 Biduk Biduk 5.447 1.109 3,55

5 P. Derawan 9.710 19 0,03

6 Maratua 3.190 0 0,00

7 Sambaliung 26.277 1.835 1,22

8 Tanjujng Redeb 71.729 189 0,05

9 Gunung Tabur 16.584 1.486 1,56

10 Segah 9.746 770 1,38

11 Teluk Bayur 24.148 1.565 1,13

12 Batu Putih 7.662 660 1,50

13 Biatan 5.754 934 2,83

Jumlah 201.565 11.573

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau (2014).

Di Kabupaten Berau, dari 13 kecamatan terdapat 9 kecamatan diantaranya

(69,23%) merupakan wilayah basis dalam pengembangan sapi potong. Wilayah tersebut

adalah kecamatan Talisayan (LQ = 3,92), Tabalar (LQ = 1,41), Biduk-biduk (LQ = 3,55),

Sambaliung (LQ = 1,22), Gunung Tabur (LQ = 1,56), Segah (LQ = 1,38), Teluk Bayur (LQ

= 1,13), Batu Putih (LQ = 1,50), dan Biatan (LQ = 2,83).

Sebagian besar penduduk di kabupaten Berau bekerja di sektor Pertanian

(34,66%), selebihnya bekerja di sektor pertambangan dan penggalian (15,67%), industri

pengolahan (3,12%), listrik, gas dan air minum (1,32%), konstruksi/bangunan (7,25%),

Perdagangan, rumah makan dan jasa (15,62%), transportasi, pergudangan dan

komunikasi (2,47%), lembaga keuangan (4,15%), dan jasa kemasyarakatan (15,72%).

Oleh karena itu, dengan potensi populasi sapi potong dan tenaga kerja yang tersedia

memungkinkan untuk mengembangkan sapi potong di wilayah-wilayah tersebut.

Page 24: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 18

Tabel 6. Nilai LQ sapi potong di kabupaten Penajam Paser Utara.

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(Jiwa)* Populasi Sapi Potong (Ekor)*

LQ

1 Babulu 32.185 1.344 0,61

2 Waru 17.722 1.151 0,94

3 Penajam 76.423 5.478 1,04

4 Sepaku 31.613 2.906 1,33

Jumlah 157.943 10.879

* BPS kabupaten Penajam Paser Utara (2014)

Berdasarkan nilai LQ > 1, maka kecamatan yang menjadi basis pengembangan sapi

potong di kabupaten Penajam Paser Utara adalah kecamatan Penajam dan kecamatan

Sepaku.

5.1.3. Indeks Konsentrasi Ternak (IKT)

Indeks konsentrasi ternak (IKT) dihitung berdasarkan nisbah populasi ternak

kecamatan terhadap rataan populasi kabupaten. Indeks konsentrasi tersebut dapat

menggambarkan kepadatan populasi ternak komparatif antar kecamatan. Secara tidak

langsung indeks tersebut juga dapat menggambarkan kesesuaian sapi potong pada suatu

wilayah. Apabila IKT > 1 maka dapat diasumsikan bahwa wilayah tersebut dapat menjadi

basis pengembangan ternak, tetapi apabila IKT < 1, maka wilayah tersebut kurang sesuai

untuk mengembangkan ternak. Hasil perhitungan IKT untuk kabupaten Paser, Kutai

Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Penajam Paser Utara disajikan pada Tabel 7, 8, 9,

10 dan 11.

Page 25: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 19

Tabel 7. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Paser.

No Kecamatan Populasi Sapi Potong

(ekor) IKT

1 Batu Sopang 382 0,14

2 Muara Samu 150 0,05

3 Batu Engau 500 0,18

4 Tanjung Harapan 0 0,00

5 Pasir Belengkong 2.216 0,80

6 Tanah Grogot 730 0,26

7 Kuaro 2.585 0,93

8 Long Ikis 7.109 2,55

9 Muara Komam 603 0,22

10 Long Kali 1.051 0,38

Jumlah 15.326

Rata-Rata 2.786,55

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser (2014).

Berdasarkan hasil analisis IKT untuk sapi potong di Kabupaten Paser (Tabel 7),

wilayah yang memiliki IKT > 1 adalah kecamatan long Ikis (IKT = 2,55). Kecamatan Long

Ikis berperan sebagai basis pengembangan ternak sapi potong, karena memiliki

kepadatan ternak di atas rata-rata populasi sapi potong di kabupaten Paser.

Untuk kabupaten Kutai Kartanegara (Tabel 8) yang menjadi basis pengembangan

sapi potong berada di kecamatan Samboja, dengan IKT 2,73. Pada tahun 2013 populasi

sapi potong di kecamatan Samboja mencapai 7.366 ekor, jauh melampaui populasi sapi

potong di kecamatan lainnya di kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh karena itu, basis

pengembangan sapi potong di kabupaten Kutai Kartanegara berada di kecamatan

Samboja.

Page 26: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 20

Tabel 8. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Kutai Kartanegara.

No Kecamatan Populasi Sapi Potong

(ekor) IKT

1 Samboja 7.366 2,73

2 Muara Jawa 855 0,32

3 Sanga-Sanga 263 0,10

4 Loa Janan 659 0,24

5 Loa Kulu 2.679 0,99

6 Muara Muntai 639 0,24

7 Muara Wis 757 0,28

8 Kota Bangun 2.209 0,82

9 Tenggarong 1.458 0,54

10 Sebulu 930 0,34

11 Tengggarong Seberang 1.780 0,66

12 Anggana 541 0,20

13 Muara Badak 905 0,34

14 Marang Kayu 1.201 0,44

15 Muara Kaman 1.429 0,53

16 Kenohan 1.007 0,37

17 Kembang Janggut 551 0,20

18 Tabang 411 0,15

Jumlah 25.640 Rata-Rata 2.698.95 Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara (2014).

Kabupaten Kutai Timur terdiri atas 18 kecamatan. Dari 18 kecamatan tersebut

yang memiliki populasi sapi potong tertinggi berada di kecamatan Sangkulirang diikuti

oleh kecamatan Kaliorang dan Muara Wahau. Namun berdasarkan hasil perhitungan IKT

di kabupaten Kutai Timur (Tabel 9) yang memiliki IKT > 1 hanya terdapat di kecamatan

Sangkulirang dan Kaliorang. Dengan demikian, basis pengembangan sapi potong di

kabupaten Kutai Timur berada di kecamatan Sangkulirang dan Kaliorang, sedangkan

kecamatan lainnya merupakan non basis.

Page 27: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 21

Tabel 9. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Kutai Timur.

No Kecamatan Populasi Sapi Potong

(ekor) IKT

1 Muara Ancalong 599 0,33

2 Busang 4 0,00

3 Long Mesangat 1.431 0,79

4 Muara Wahau 1.799 0,99

5 Telen 796 0,44

6 Kombeng 626 0,35

7 Muara Bengkal 901 0,50

8 Batu Ampar 184 0,10

9 Sangata Utara 91 0,05

10 Bengalon 411 0,23

11 Teluk Pandan 799 0,44

12 Sangata Selatan 972 0,54

13 Rantau Pulung 1.270 0,70

14 Sangkulirang 3.280 1,81

15 Kaliorang 1.999 1,11

16 Sandaran 583 0,32

17 Kaubun 232 0,13

18 Karangan 1.200 0,66

Jumlah 17.177 Rata-Rata 1.808,11 Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur (2014).

Populasi sapi potong di kabupaten Berau pada tahun 2013 tercatat 11.573 ekor.

Jumlah sapi potong tersebar di 13 kecamatan dengan penyebaran yang tidak merata,

sehingga memungkinkan adanya perbedaan potensi dalam pengembangan sapi potong

di kabupaten Berau. Berdasarkan hasil analisis IKT di kabupaten Berau (Tabel 10),

nampak bahwa kecamatan yang memiliki IKT > 1 berada di kecamatan Talisayan dan

Sambaliung. Kedua kecamatan tersebut memiliki populasi sapi potong yang relatif lebih

tinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Dengan demikian, yang menjadi basis

pengembangan sapi potong di kabupaten Berau berada di kecamatan Talisayan dan

Sambaliung, sedangkan kecamatan lainnya merupakan non basis.

Page 28: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 22

Tabel 10. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Berau.

No Kecamatan Populasi Sapi Potong

(ekor) IKT

1 Kelay 38 0,02

2 Talisayan 2.528 1,53

3 Tabalar 440 0,27

4 Biduk Biduk 1.109 0,67

5 P. Derawan 19 0,01

6 Maratua 0 0,00

7 Sambaliung 1.835 1,11

8 Tanjujng Redeb 189 0,11

9 Gunung Tabur 1.486 0,90

10 Segah 770 0,47

11 Teluk Bayur 1.565 0,95

12 Batu Putih 660 0,40

13 Biatan 934 0,56

Jumlah 11.573 Rata-Rata 1.653,29 Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau (2014).

Populasi sapi potong di kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2013 tercatat

10.879 ekor. Jumlah sapi potong tersebar di 4 kecamatan dengan penyebaran yang tidak

merata, sehingga memungkinkan adanya perbedaan potensi dalam pengembangan sapi

potong di kabupaten Penajam Paser Utara. Berdasarkan hasil analisis IKT di kabupaten

Penajam Paser Utara (Tabel 11), wilayah yang memiliki IKT > 1 adalah kecamatan

Penajam (IKT = 1,26). Kecamatan Penajam berperan sebagai basis pengembangan

ternak sapi potong di kabupaten Penajam Paser Utara, karena memiliki kepadatan ternak

di atas rata-rata populasi sapi potong di kabupaten Penajam Paser Utara. sedangkan

kecamatan lainnya merupakan non basis.

Tabel 11. Indeks konsentrasi ternak (IKT) di kabupaten Penajam Paser Utara.

No Kecamatan Populasi Sapi Potong

(Ekor)* IKT

1 Babulu 1.344 0,31

2 Waru 1.151 0,26

3 Penajam 5.478 1,26

4 Sepaku 2.906 0,67

Jumlah 10.879

Rata-rata 4.351,60

* BPS kabupaten Penajam Paser Utara (2014)

Page 29: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 23

5.1.4. Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR)

Nilai KPPTR di suatu kecamatan dihitung sebagai selisih antara daya dukung

pakan, baik yang berasal dari limbah tanaman pangan maupun hijauan yang berasal dari

lahan dengan jumlah ternak yang ada.

Hijauan pakan yang berasal dari limbah tanaman pangan ketersediaannya sangat

tergantung dari musim, pola tanam, dan dan luas panen dari suatu wilayah. Limbah

tanaman pangan yang biasanya dimanfaatkan oleh ternak baik langsung maupun melalui

tahap pengolahan adalah jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, jerami kacang tanah,

jerami kacang hijau, dan jerami ubi jalar.

Jerami padi merupakan limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya dan belum

sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Produksi jerami padi berkisar 12-15 ton

per hektar atau 4-5 ton bahan kering per hektar per panen. Dibakar dan dikembalikan ke

tanah berkisar antara 36% sampai 62%, dimanfaatkan untuk industri sekitar 7% dan

dimanfaatkan sebagai pakan ternak berkisara antara 34% sampai 39%.

Sebagai pakan, jerami padi tergolong pakan kasar (roughage) karena mengandung

serat kasar yang tinggi dan kecernaannya rendah. Namun demikian, sebenarnya jerami

mengandung 80% zat makanan yang potensial sebagai sumber energi (Komar, 1984).

Untuk memanfaatkannya sebagai pakan, jerami perlu dilakukan pengolahan terlebih

dahulu, misalnya melalui fermentasi. Hasil analisis jerami padi yang dikemukakan oleh

Widiyazid et al. (2002) menunjukkan bahwa jerami yang difermentasi mampu ditingkatkan

kualitasnya seperti protein kasar (PK) dari 3,73 menjadi 5,90, menurunkan serat kasar

(SK) dari 24,80 menjadi 20,72 dan meningkatkan BETN dari 7,22 menjadi 11,77.

Untuk mengetahui apakah setiap kecamatan dari setiap kabupaten masih bisa

menerima ternak ruminansia, khususnya sapi potong, maka dianalisis berdasarkan

KPPTR. Hasil analisis ini dapat menunjukkan apakah suatu wilayah cukup potensial untuk

dikembangkan ternak ruminansia. Pada Tabel 12, 13, 14, dan 15 menjelaskan bahwa

setiap kecamatan dalam setiap kabupaten memiliki potensi menambah ternak. Apabila

memiliki angka positip berarti wilayah tersebut masih bisa menampung sejumlah ternak

(ST), namun bila memiliki angka negatip berarti wilayah tersebut sudah jenuh, bahkan

untuk penyediaan pakannya harus mengusahakan dari luar wilayah.

Page 30: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 24

Tabel 12. Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR) Kabupaten Paser.

No Kecamatan SDHP

(ton BK) KT (ST)

KPPTR (ST)

Ranking

1 Batu Sopang 5.168,87 2.265,81 1.856,93 9

2 Muara Samu 8.634,78 3.785,11 3.620,11 5

3 Tanjung Harapan 5.424,18 2.377,72 1.781,97 10

4 Batuengau 49.431,95 21.668,80 21.668,80 1

5 Pasir Belengkong 35.432,57 15.532,09 13.218,59 2

6 Tanah Grogot 9.114,30 3.995,31 3.177,06 6

7 Kuaro 22.266,14 9.760,50 7.101,37 4

8 Long Ikis 23.557,35 10.326,51 2.826,01 7

9 Muara Komam 7.593,94 3.328,85 2.673,10 8

10 Long Kali 30.218,63 13.246,52 12.001,90 3

Kabupaten Paser 69.925,84 Keterangan:

SDHP : Sumberdaya Hijauan Pakan yang berasal dari limbah pertanian dan hijauan pakan yang tumbuh di pertanian dan perkebunan; KT : Kapasitas Tampung ternak ruminansia; KPPTR : Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia.

Dengan memperhatikan sumberdaya pakan yang tersedia, baik yang berasal dari

hijauan hasil sisa pertanian (HHSP) maupun yang berasal dari lahan, termasuk lahan

perkebunan dan lahan sawah, maka dapat diketahui kapasitas peningkatan populasi

ternak ruminansia (KPPTR). Di Kabupaten Paser wilayah yang paling besar potensinya

untuk mengembangkan ternak ruminansia berada di kecamatan Batuengau, sedangkan

yang paling kecil berada di kecamatan Tanjung Harapan. Berdasarkan data dari BPS

kabupaten Paser (2014), kecamatan Batuengau tidak terdata memiliki ternak ruminansia,

sementara sumber pakannya cukup melimpah. Meskipun demikian, seluruh wilayah di

kabupaten Paser pada dasarnya masih memungkinkan untuk mengembangkan sapi

potong. Populasi yang masih bisa ditambahkan adalah 69.925,84 ST.

Page 31: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 25

Tabel 13. Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR) Kabupaten Kutai Timur.

No Kecamatan SDHP (ton BK)

KT (ST) KPPTR (ST)

Ranking

1 Muara Ancalong 21.784,49 9.549,36 8.898,99 6

2 Busang 10.614,55 4.652,95 4.646,45 10

3 Long Mesangat 10.947,14 4.798,74 3.326,37 13

4 Muara Wahau 47.917,54 21.004,95 19.104,95 1

5 Telen 18.839,47 8.258,40 7.383,65 7

6 Kombeng 28.303,13 12.406,85 11.765,48 4

7 Muara Bengkal 9.104,10 3.990,84 3.043,71 14

8 Batu Ampar 5.600,50 2.454,82 2.240,32 15

9 Sangata Utara 501,92 220,02 72,89 17

10 Bengalon 36.669,68 16.074,38 15.496,13 2

11 Teluk Pandan 3.24386 1.421,96 521,34 16

12 Sangata Selatan 1.966,95 862,22 -206,28 18

13 Rantau Pulung 18.970,30 8.315,75 6.867,25 8

14 Sangkulirang 18.225,98 7.989,47 4.615,22 11

15 Kaliorang 15.757,92 6.907,58 4.600,45 12

16 Sandaran 24.522,24 10.749,47 9.926,35 5

17 Kaubun 33.770,09 14.803,33 14.516,08 3

18 Karangan 18.024,13 7.900,99 6.613,49 9

Kabupaten Kutai Timur 123.432,84 Keterangan:

SDHP : Sumberdaya Hijauan Pakan yang berasal dari limbah pertanian dan hijauan pakan yang tumbuh di pertanian dan perkebunan; KT : Kapasitas Tampung ternak ruminansia; KPPTR : Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia.

Berbeda dengan kabupaten Paser, di kabupaten Kutai Timur tidak semua wilayah

bisa dikembangkan sapi potong. Berdasarkan sumberdaya pakan yang tersedia dan

populasi ternak ruminansia yang ada maka di kecamatan Sangata Selatan merupakan

wilayah yang sudah melampaui kapasitas tamping ternak ruminansia. Wilayah ini sudah

kelebihan populasi sebanyak 206,28 ST. Berarti penyediaan pakannya harus berasal dari

luar kecamatan Sangata Selatan.

Wilayah yang paling besar potensinya untuk mengembangkan sapi potong di

kabupaten Kutai Timur berada di kecamatan Muara Wahau. Muara Wahau masih

memungkinkan untuk menambah ternak sapi potong sebanyak 19.104,95 ST. Kondisi ini

disebabkan oleh populasi ternak ruminansia yang tersedia dan sumberdaya pakan yang

tersedia, terutama hijauan yang berasal dari perkebunan kelapa sawit. Secara

keseluruhan kabupaten Kutai Timur masih bisa menampung sapi potong tambahan

sebanyak 123.432,84 ST.

Page 32: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 26

Tabel 14. Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR) Kabupaten Kutai

Kartanegara.

No Kecamatan SDHP (ton

BK) KT (ST)

KPPTR

(ST) Ranking

1 Samboja 18.902,35 8.285,96 300,33 15

2 Muara Jawa 7.032.74 3.082,85 2.130,47 11

3 Sanga-Sanga 891,83 390,94 99,31 16

4 Loa Janan 7.836,03 3.434,97 2.683,72 10

5 Loa Kulu 29.441,98 12.906,07 10.073,95 2

6 Muara Muntai 4.065,33 1.782,06 -238,94 17

7 Muara Wis 2.176,76 954,20 -646,55 18

8 Kota Bangun 15.178,49 6.653,59 3.753,21 7

9 Tenggarong 17.322,91 7.593,60 6.039,60 4

10 Sebulu 15.738,01 6.898,86 5.818,48 6

11 Tengggarong Seberang 36.410,06 15.960,57 13.982,82 1

12 Anggana 9.373,26 4.108,82 3.532,45 8

13 Muara Badak 4.891,37 2.144,16 1.156,29 13

14 Marang Kayu 19.721,30 8.644,95 7.101,08 3

15 Muara Kaman 16.740,71 7.338,39 5.667,52 5

16 Kenohan 3.150.00 1.380,82 336,95 14

17 Kembang Janggut 4.978,43 2.182,32 1.573,32 12

18 Tabang 7.689,08 3.370,56 2.953,93 9

Kabupaten Kutai Kartanegara 66.317,95

Keterangan:

SDHP : Sumberdaya Hijauan Pakan yang berasal dari limbah pertanian dan hijauan pakan

yang tumbuh di pertanian dan perkebunan; KT : Kapasitas Tampung ternak ruminansia;

KPPTR : Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia.

Populasi ternak ruminansia saat ini (2013) di kabupaten Kutai Kartanegara tercatat

30.795,75 ST. Jumlah tersebut masih memungkinkan untuk ditambah sesuai dengan

daya dukung pakan yang tersedia. Berdasarkan hasil analisis KPPTR di kabupaten Kutai

Kartanegara masih berpotensi untuk menambah ternak ruminansia, termasuk sapi potong

sebesar 66.317,95 ST. Wilayah yang paling potensial untuk menambah ternak adalah

kecamatan Tenggarong Seberang dengan potensi penambahan ternak sebanyak

13.982,82 ST.

Meskipun secara umum kabupaten Kutai Kartanegara masih berpotensi untuk

dikembangkan sapi potong, namun tidak semua wilayah dapat dikembangkan ternak

ruminansia, terdapat 2 wilayah yang sudah jenuh terhadap penambahan ternak, yaitu

kecamatan Muara Muntai dan Kecamatan Muara Wis. Kecamatan Muara Muntai saat ini

terdapat 2.021 ST sementara kapasitas tampungnya hanya 1782,06 ST, sehingga

Page 33: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 27

wilayah ini membutuhkan pakan dari luar kecamatan. Begitu juga kecamatan Muara Wis

yang hanya dapat menampung 954,20 ST populasi riil terdapat 1600,75 ST, sehingga

kebutuhan pakan ternak harus berasal dari luar kecamatan.

Tabel 15. Kapasitas Peningkatan Ternak Ruminansia (KPPTR) Kabupaten Berau

No Kecamatan SDHP

(ton BK) KT (ST)

KPPTR (ST)

Ranking

1 Kelay 7.042,77 3.087,24 3.030,49 4

2 Talisayan 9.378,13 4.110,96 1.408,84 6

3 Tabalar 8.091,64 3.547,02 3.470,52 2

4 Biduk Biduk 1.445,59 633,68 -579,19 13

5 P. Derawan 769,19 337,18 290,56 10

6 Maratua 225,00 98,63 98,63 11

7 Sambaliung 10.150,10 4.449,36 2.574,24 5

8 Tanjung Redeb 196,04 85,94 -125,69 12

9 Gunung Tabur 22.372,54 9.807,14 8.281,39 1

10 Segah 9.691,20 4.248,20 3.452,07 3

11 Teluk Bayur 4.728,61 2.072,81 430,81 9

12 Batu Putih 4.499,12 1.972,22 1.156,47 7

13 Biatan 6.698,34 2.93626 867,51 8

Kabupaten Berau 24.356,65 Keterangan:

SDHP : Sumberdaya Hijauan Pakan yang berasal dari limbah pertanian dan hijauan pakan yang tumbuh di pertanian dan perkebunan; KT : Kapasitas Tampung ternak ruminansia; KPPTR : Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia

Populasi ternak ruminansia di kabupaten Berau tercatat 13.030 ST sedangkan

kapasitas tampungnya sebesar 37.386,65 ST, sehingga masih potensial untuk

ditingkatkan. Wilayah yang paling potensial untuk dikembangkan adalah kecamatan

Gunung Tabur. Kapasitas Tampung Kecamatan Gunung Tabur adalah 9.807,14,

sedangkan populasi riil adalah 1.525,75 ST sehingga masih memungkinkan untuk

ditingkatkan.

Di Kabupaten Berau terdapat dua wilayah yang tidak dapat ditingkatkan lagi

populasinya, yaitu kecamatan Tanjung Redeb dan kecamatan Biduk-Biduk. Kecamatan

Tanjung Redeb berdasarkan daya dukung pakannya hanya dapat menampung 85,94 ST

sedangkan populasinya saat ini adalah 211,63 ST sehingga untuk memenuhi kebutuhan

pakannya harus disediakan dari luar kecamatan. Begitu juga di kecamatan Biduk-Biduk,

dimana kapasitas tampungnya hanya 633,68 ST tetapi populasi riil yang ada adalah

1.212,88. Dengan demikian, kedua kecamatan ini sudah tidak dapat dikembangkan lagi.

Page 34: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 28

5.2. Babi

5.2.1 Karakteristik Ternak Babi

Ternak babi merupakan kelompok ternak pemakan segala (omnivora), sehingga

dalam beberapa hal berkompetisi dengan manusia terhadap makananya, tetapi juga

merupakan terrnak yang sangat baik memanfaatkan makanan sisa dapur. Ternak babi

termasuk hewan prolifik karena cepat sekali berkembang. Babi merupakan ternak yang

mempunyai daya pertumbuhan dan perkembangan yang relatif cepat, selain itu babi

juga merupakan sumber daging yang sangat efisien sehingga memiliki nilai ekonomi

yang tinggi sebagai ternak potong.

Dalam pengembangan babi di Indonesia terdapat berbagai breeds. Telah diketahui

sebanyak 312 breeds tetapi hanya 87 breeds yang resmi diakui sebagai bangsa babi

(recognized breeds) dan yang 255 lagi belum diakui secara resmi. Tiap bangsa babi ini

memiliki ciri-ciri khas dan beberapa diantaranya masih menempati geografis tertentu

(Sihombing, 1997). Di Indonesia, beberapa bangsa babi lokal berasal dari Sus scrofa dan

salah satu babi lokal yang berasal dari Sus scrofa yaitu babi Bali. Menurut Hartatik et al.

(2014) alel cytochrome B yang dimiliki oleh babi Bali sama dengan alel babi Landrace.

Jadi babi Bali dan Kupang merupakan babi yang berasal dari Sus scrofa. Beberapa

bangsa babi lokal seperti babi Bali dan Kupang juga dipelihara oleh peternak. Selain babi

Bali ada beberapa babi lokal lain yang dipelihara oleh peternak seperti babi Timor, Nias,

Papua, Toba, Samosir dan Toraja (Gea 2009; Bernaddeta et al. 2011; Hartatik, 2013;

Hartatik et al., 2014; Siagian, 2014). Menurut Rothschild et al (2011) ada empat babi lokal

yang ada di Indonesia yang tidak berasal dari spesies Sus scrofa yaitu Sus verrucosus

(Javan warty pig), Sus barbatus (bearded pig), Sus celebensis (Sulawesi wartypig) dan

Babyroussa babyrussa (Babirusa).

Di Indonesia, populasi babi terkonsentrasi pada beberapa daerah antara lain di Bali,

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi dan Papua.

Penyebaran populasi babi tersebut baik jenis lokal maupun impor dapat dijadikan salah

satu sumber daging bagi sekitar 13% penduduk Indonesia (Soewandi dan Talib, 2015).

Page 35: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 29

Populasi babi di Indonesia dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Populasi babi di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2009 – 2013

Provinsi Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Nusa Tenggara Timur 1.583.052 1.724.591 1.669.705 1.697.252 1.729.659 Sumatera Utara 734.034 660.662 749.354 866.207 947.414 Bali 925.290 922.947 922.739 890.598 900.662 Sulawesi Selatan 546.351 608.335 612.414 603.337 624.724 Papua 540.480 537.782 518.963 577.407 588.086 Kep. Bangka Belitung 265.171 472.757 462.319 452.271 497.498 Kalimantan Barat 474.804 476.422 484.689 484.284 485.314 Sulawesi Utara 320.136 345.926 375.198 393.724 409.473 Maluku 185.828 214.668 247.984 286.470 330.929

Sumber: Ditjen PKH (2013)

Populasi babi di provinsi Kalimantan Timur bila dibandingkan dengan populasi babi

di Indonesia relatif rendah, pada tahun 2014 tercatat hanya 64.214 ekor (Dinas

Peternakan Provinsi Kalimantan Timur, 2015). Namun bila dibandingkan dengan populasi

ternak mamalia di provinsi KalimantanTimur, babi menduduki posisi ke dua setelah sapi

potong atau sekitar 28% dari seluruh populasi ternak mamalia di Kalimantan Timur (Tabel

17).

Populasi ternak babi di Kalimantan Timur dalam kurun waktu 5 tahun terakhir

mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 populasi ternak babi tercatat 22.853 ekor

meningkat menjadi 64.214 ekor pada tahun 2014. Namun demikian, peningkatan populasi

ini tidak merata di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Sebagai contoh, populasi

babi di kota Bontang pada tahun 2010 sebanyak 2.229 ekor, pada tahun 2014 meningkat

menjadi 4.231 ekor atau mengalami peningkatan hampir 90% dalam kurun waktu 5 tahun.

Sebaliknya di kabupaten Kutai Barat mengalami penurunan dari yang semula 33.084 ekor

pada tahun 2010 menurun menjadi 28.939 ekor pada tahun 2014 atau mengalami

penurunan sebesar 12,5% selama 5 tahun.

Page 36: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 30

Tabel 17. Populasi ternak mamalia di provinsi Kalimantan Timur menurut jenis ternak

dan kabupaten/kota tahun 2014.

No. Kabupaten/Kota

Jenis Ternak

Sapi potong

Sapi perah

kerbau kambing domba Babi Kuda

Provinsi Kalimantan Timur 101.743 77 5.908 55.259 239 64.214 57 1. Paser 17.345 0 528 6.469 33 2.885 0 2 Kutai Barat 6.942 0 659 5.706 0 28.939 0 3 Kutai Kartanegara 26.198 0 3.061 7.682 0 4.367 2 4 Kutai Timur 17.406 51 617 9.953 33 6.528 10 5 Berau 12.580 0 289 7.766 5 2.659 16 6 Penajam Paser Utara 11.629 18 578 4.377 0 949 0 7 Mahakam Ulu 1.108 0 0 277 0 4.816 0 8 Samarinda 4.266 0 60 9.730 51 8.071 7 9 Balikpapan 3.398 0 97 2.603 11 769 22 10 Bontang 871 8 19 696 106 4.231 0

Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur (2015)

Konsumsi daging babi di kabupaten Kutai Barat relatif tinggi dibandingkan

kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Timur. Konsumsi daging babi di kabupaten Kutai

Barat pada tahun 2014 sebesar 274,5 ton. Jumlah tersebut menempati posisi kedua

setelah kota Samarinda yaitu 408,2 ton, namun konsumsi per kapita per tahun mencapai

1,90 kg sedangkan Samarinda hanya 0,50 kg. Kondisi ini memberikan gambaran

tingginya pemotongan ternak babi di kabupaten Kutai Barat. Pada tahun 2014

pemotongan ternak babi, baik di RPH maupun di non RPH, tercatat sebanyak 4.500 ekor

menurun dibandingkan tahun 2013 yaitu 5.234 ekor. Meskipun demikian tetap akan

menguras populasi ternak babi bila tidak dilakukan pengaturan pemasukan dan

pengeluaran ternak. Oleh karena itu, sebelum dapat memenuhi kebutuhan daging babi di

masing-masing kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Timur perlu dilakukan upaya

pemasukan ternak bibit maupun ternak bakalan. Pada tahun 2013, provinsi Kalimantan

Timur memasukkan ternak babi sebanyak 4.891 ekor yang tersebar di empat

kabupaten/kota, yaitu kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Timur, kota Balikpapan, dan

Samarinda. Namun pada tahun 2014 tidak dilakukan pemasukan ternak babi, sehingga

berpotensi mengurangi populasi yang ada.

5.2.3. Location Quotient (LQ) dan Indeks Konsentrasi Ternak (IKT)

Location Quotient (LQ) adalah suatu metode sederhana untuk mengembangan

ekonomi dalam suatu wilayah (Hood, 1998). Tehnik LQ ini menilai komoditas unggulan

dalam suatu wilayah atau wilayah unggulan dalam mengembangkan suatu komoditas.

Keseluruhannya adalah dalam kerangka mengembangkan komoditas yang memiliki

Page 37: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 31

keunggulan komparatif atau wilayah yang memiliki keunggulan komparatif dalam

mengembangkan suatu komoditas. Komoditas unggulan yang dimaksud dicirikan oleh

superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi sosial

ekonomi petani di suatu wilayah. Sedangkan dari sisi permintaan, komoditas unggulan

dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik pasar domestik maupun internasional

(Syafaat dan Supena, 2000).

Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model

ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami kegiatan yang menjadi pemacu

pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi

melalui pendekatan perbandingan. Inti dari model ekonomi basis menerangkan bahwa

arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah (Hendayana, 2003).

Teori ekonomi basis mengklarifikasikan seluruh kegiatan ekonomi ke dalam dua sektor

yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis merupakan kegiatan suatu

masyarakat yang hasilnya baik berupa barang maupun jasa ditujukan untuk ekspor ke

luar dari lingkungan masyarakat atau yang berorientasi keluar, regional, nasional dan

internasional. Konsep efisiensi teknis maupun efisiensi ekonomis sangat menentukan

dalam pertumbuhan basis suatu wilayah. Sedangkan kegiatan non basis merupakan

kegiatan masyarakat yang hasilnya baik berupa barang atau jasa diperuntukkan bagi

masyarakat itu sendiri dalam kawasan kehidupan ekonomi masyarakat tersebut. Konsep

swasembada, mandiri, kesejahteraan dan kualitas hidup sangat menentukan dalam

kegiatan non basis ini (Rusastra, et al., 2002). Apabila nilai LQ > 1, maka komoditas atau

wilayah tersebut merupakan basis dari pengembangan ekonomi. Artinya, komoditas

tersebut merupakan komoditas unggulan yang telah mencukupi wilayah dan sudah dapat

diekspor ke luar wilayah. Sedangkan apabila LQ < 1 berarti komoditas tersebut

merupakan non basis dalam pengembangan ekonomi wilayah tersebut, sehingga

komoditas tersebut hanya cukup untuk kebutuhan wilayah yang bersangkutan atau

bahkan perlu mendatangkan dari luar wilayah.

Kaitannya dengan kegiatan ini, maka pengembangan ternak babi di provinsi

Kalimantan Timur perlu membandingkan antar kabupaten/kota dalam hal potensinya. Di

setiap kabupaten memiliki wilayah unggulan, dan hal ini bisa berdasarkan hasil analisis

LQ yang dibandingkan dengan jumlah penduduk di setiap kabupaten/kota di provinsi

Kalimantan Timur yang diketahui memiliki LQ > 1. Hasil analisis LQ di masing-masing

kabupaten di provinsi Kalimantan Timur disajikan pada Tabel 18.

Page 38: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 32

Tabel 18. Nilai LQ Ternak Babi di Provinsi Kalimantan Timur.

No Kabupaten/kota Jumlah Penduduk

(Jiwa)1

Populasi Babi (Ekor)

2

LQ

1 Paser 256.175 2.885 0,59

2 Kutai Barat 144.892 28.939 10,42

3 Kutai Kartanegara 700.439 4.367 0,33

4 Kutai Timur 306.974 6.528 0,49

5 Berau 203.223 2.659 0,68

6 Penajam Paser Utara 152.119 949 0,33

7 Mahakam Ulu 25.894 4.816 9,71

8 Samarinda 797.006 8.071 0,53

9 Balikpapan 605.096 769 0,07

10 Bontang 159.614 4.231 1,38

Jumlah 3.351.432 64.214

Sumber data :

1 Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur (2015)

2 Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur (2015)

Berdasarkan nilai LQ, kabupaten/kota yang cukup potensial untuk

mengembangkan ternak babi di provinsi Kalimantan Timur adalah kabupaten Kutai Barat

(LQ 10,42), kabupaten Mahakam Ulu (LQ 9,71), dan kota Bontang (LQ 1,38). Ketiga

kabupaten/kota tersebut memiliki populasi ternak babi di atas rata-rata provinsi

Kalimantan Timur serta sumberdaya manusia yang memadai bila dibandingkan dengan

kabupaten/kota lainnya di provinsi Kalimantan Timur. Banyaknya populasi babi

dibandingkan jumlah penduduk juga merupakan keunggulan dalam hal pengembangan

ternak babi di tiga kabupaten/kota tersebut.

Untuk memastikan wilayah pengembangan ternak babi di Kalimantan Timur,

perlu juga memperhatikan indeks konsentrasi ternak (IKT). IKT dihitung berdasarkan

nisbah populasi ternak kabupaten/kota terhadap rataan populasi provinsi atau rataan

populasi kecamatan terhadap rataan populasi kabupaten. Indeks konsentrasi tersebut

dapat menggambarkan kepadatan populasi ternak komparatif antar kabupaten/kota atau

kecamatan. Secara tidak langsung indeks tersebut juga dapat menggambarkan

kesesuaian ternak babi pada suatu wilayah. Apabila IKT > 1 maka dapat diasumsikan

bahwa wilayah tersebut dapat menjadi basis pengembangan ternak babi, tetapi apabila

IKT < 1, maka wilayah tersebut kurang sesuai untuk mengembangkan ternak babi. Hasil

perhitungan IKT untuk provinsi Kalimantan Timur disajikan pada Tabel 19.

Page 39: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 33

Tabel 19. Indeks Konsentrasi Ternak (IKT) Babi di Provinsi Kalimantan Timur.

No Kabupaten/Kota Populasi Babi (ekor) IKT

1 Paser 2.885 0,45

2 Kutai Barat 28.939 4,51

3 Kutai Kartanegara 4.367 0,68

4 Kutai Timur 6.528 1,02

5 Berau 2.659 0,41

6 Penajam Paser Utara 949 0,15

7 Mahakam Hulu 4.816 0,75

8 Samarinda 8.071 1,26

9 Balikpapan 769 0,12

10 Bontang 4.231 0,66

Jumlah 64214

Rata-rata 6421,40

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, IKT yang berada di atas 1 adalah

kabupaten Kutai Barat (IKT 4,51), kabupaten Kutai Timur (IKT 1,02), dan kota Samarinda

(IKT 1,26). Ketiga wilayah tersebut memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan

ternak babi berdasarkan populasi ternak babi yang di atas rata-rata. Namun demikian,

untuk menetapkan kabupaten/kota yang akan dikembangkan sebagai kawasan

peternakan babi perlu dilakukan overlay antara hasil perhitungan LQ dan IKT. Irisan dari

kedua hasil analisis inilah yang kemudian digunakan sebagai dasar pemilihan kawasan.

Yang dimaksud dengan irisan ini adalah wilayah yang memiliki LQ > 1 yang sekaligus

memiliki IKT > 1.

Dari 10 kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Timur yang memilki nilai LQ dan

sekaligus memiliki IKT >1 hanya kabupaten Kutai Barat. Dengan demikian, wilayah

pengembangan ternak babi di provinsi Kalimantan Timur diarahkan di kabupaten Kutai

Barat.

Untuk menentukan kecamatan yang potensial untuk mengembangkan ternak

babi di kabupaten Kutai Barat, digunakan metode yang sama halnya dalam menentukan

kabupaten/kota dalam mengembangkan ternak babi di provinsi Kalimantan Timur.

Berdasarkan hal tersebut maka nilai LQ ternak babi di kabupaten Kutai Barat disajikan

pada Tabel 20.

Page 40: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 34

Tabel 20. Nilai LQ Ternak Babi di Kabupaten Kutai Barat.

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(Jiwa) Populasi Babi

(Ekor) LQ

1 Bongan 10.762 1.210 0,65

2 Jempang 10.034 2.121 1,23

3 Penyinggahan 4.268 0 0,00

4 Muara Pahu 9.066 453 0,62

5 Muara Lawa 9.477 2.582 1,58

6 Damai 10.037 2.866 1,66

7 Barong Tongkok 28.009 5.026 1,04

8 Melak 14.243 845 0,34

9 Long Iram 7.752 380 0,28

10 Bentian Besar 3.425 1.395 2,36

11 Linggang Bigung 16.594 2.116 0,74

12 Siluq Ngurai 5.870 2.698 2,67

13 Nyuatan 6.880 1.720 1,45

14 Sekolaq Darat 9.964 2.226 1,30

15 Mook Manaar Bulatn 9.167 1.620 1,02

16 Tering 12.266 1.681 0,79

Jumlah 167.814 28.939

Sebanyak 9 kecamatan dari 16 kecamatan di kabupaten Kutai Barat memiliki

nilai LQ > 1. Artinya terdapat 52% lebih kecamatan yang memiliki potensi untuk

mengembangkan ternak babi di kabupaten Kutai Barat. Namun untuk menentukan

wilayah prioritas dalam pengembangan kawasan ternak babi di kabupaten Kutai Barat,

maka perlu dilakukan overlay dengan IKT. Hasil perhitungan IKT ternak babi di kabupaten

Kutai barat disajikan pada Tabel 21.

Page 41: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 35

Tabel 21. Indeks Konsentrasi Ternak (IKT) Babi di Kabupaten Kutai Barat.

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa) Populasi Babi

(ekor) IKT

1 Bongan 10.762 1210 0,67

2 Jempang 10.034 2.121 1,17

3 Penyinggahan 4.268 0 0,00

4 Muara Pahu 9.066 453 0,25

5 Muara Lawa 9.477 2.582 1,43

6 Damai 10.037 2.866 1,58

7 Barong Tongkok 28.009 5.026 2,78

8 Melak 14.243 845 0,47

9 Long Iram 7.752 380 0,21

10 Bentian Besar 3.425 1.395 0,77

11 Linggang Bigung 16.594 2.116 1,17

12 Siluq Ngurai 5.870 2.698 1,49

13 Nyuatan 6.880 1.720 0,95

14 Sekolaq Darat 9.964 2.226 1,23

15 Mook Manaar Bulatn 9.167 1.620 0,90

16 Tering 12.266 1.681 0,93

Jumlah 167.814 28.939

Rata-Rata 10.488 1.809

Setelah dilakukan overlay antara LQ dan IKT, maka terdapat 6 kecamatan yang

memiliki potensi besar sebagai kawasan pengembangan ternak babi di kabupaten Kutai

Barat, yaitu kecamatan Muara Lawa, Damai, Barong Tongkok, Siluq Nguray, dan Sekolaq

Darat.

5.2.3. Pengembangan Kawasan Ternak Babi

Di dalam mengembangkan kawasan ternak babi perlu diperhatikan mengenai

daya dukung lahan sebagai media pengembangan ternak (land base farming) dan pelaku

usaha ternak babi (human base farming). Land base farming berarti perlu melakukan

pemetaan potensi sumberdaya lahan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pakan ternak

dan tempat mobilitas ternak. Selama ini pakan untuk babi, jarang diusahakan dalam

bentuk yang dapat berkelanjutan. Sebagian besar petani memberi pakan babi berasal dari

sisa makanan manusia atau pakan unggas, sehingga belum disiapkan secara khusus

pakan untuk babi. Melalui pemetaan pakan babi dapat teridentifikasi sumberdaya pakan

yang tersedia maupun yang perlu disediakan agar ketersediaan pakan dapat

berkelanjutan.

Page 42: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 36

Model pemeliharaan ternak babi sering ditemukan secara ekstensif. Babi

berkeliaran disekitar rumah, makan makanan yang ada disekitar rumah bercampur baur

dengan ternak lainnya. Pola pemeliharaan semacam ini tidak bisa memperkirakan

kebutuhan pakan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu, sehingga sulit untuk

menyediakan pakan secara berkelanjutan. Dalam hal kesehatan menjadi rentan terhadap

berbagai penyakit dan parasit. Dalam suatu kawasan peternakan babi, model

pemeliharaan babi secara bertahap diarahkan kepada model pemeliharaan secara

intensif, selain dapat mengontrol kebutuhan pakan juga dapat melakukan pemeriksaan

kesehatan.

Petani, sebagai pelaku usaha ternak babi, perlu mendapat pengetahuan teknis

mengenai tatacara pemeliharaan ternak babi yang baik. Pelatihan-pelatihan teknis

maupun kunjungan dari penyuluh perlu dirancang dengan baik dan dilakukan secara

berkala. Kunjungan dari para penyuluh ini dapat memberikan motivasi dan sebagai ajang

diskusi dalam berbagai persoalan tatacara pemeliharaan babi. Oleh karena itu,

kelembagaan petani juga perlu dibangun. Pembentukan kelompok-kelompok tani ternak

babi akan memberikan manfaat yang besar dalam peningkatan keterampilan teknis

pemeliharaan ternak babi. Bantuan pemerintah dalam pelayanan kesehatan ternak babi

maupun bantuan lainnya juga dapat diterima sesuai dengan sasaran. Dengan demikian,

melalui pembentukan kelembagaan petani ternak ini akan sangat berarti dalam

pembangunan kawasan peternakan babi.

Page 43: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 37

5.3. Ayam Buras

5.3.1 Karakteristik Ayam Buras

Ayam Bukan Ras (BURAS) atau ayam kampung banyak dijumpai di daerah

pedesaan dan hampir setiap rumah tangga memeliharanya. Hal ini disebabkan

pemeliharaan ayam buras relatif mudah dan tidak membutuhkan modal besar, dapat

beradaptasi dengan lingkungan dan mampu memanfaatkan limbah serta dapat

diusahakan oleh setiap lapisan masyarakat tanpa mengganggu lahan usaha tani lainnya.

Namun masih banyak kendala usaha ayam buras seperti tingkat kematian yang

tinggi hal ini disebabkan latar belakang pemeliharaannya adalah sekedar sebagai usaha

sampingan dengan tujuan untuk diambil daging dan telurnya sebagai penambah gizi

keluarga serta dijual pada saat membutuhkan uang. Dengan kata lain usaha ini hanya

merupakan pelengkap, tanpa didorong oleh manfaat lain dari hasil ternak ayam tersebut.

Oleh karena itu cara pemeliharaan yang dilakukan pada umumnya tradisional, yang

belum dikelola dengan teknik beternak yang baik biasanya ayam-ayam dibiarkannya

berkeliaran (diumbar) di kebun atau di pekarangan untuk mencari makan karena peternak

jarang memberi pakan pada ayam-ayamnya.

Selain faktor teknis, juga perlu adanya pembinaan motivasi kearah usaha yang

bernilai ekonomis untuk peningkatan pendapatan keluarga petani. Untuk mencapai

keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan suatu program penyuluhan dan pembinaan

untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam melakukan usahatani ayam buras yang

lebih ekonomis. Ayam buras atau ayam kampung ada juga yang menyebut ayam lokal

atau ayam sayur. Di beberapa daerah pemberian nama ayam buras selain berdasarkan

asal daerah ayam juga berdasarkan pada besar dan bentuknya

Perkembangan ayam buras atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di

Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun

masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi

keluarga serta meningkatkan pendapatan. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan

betina ± 1,2 - 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam

buras, dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat mencegah wabah penyakit

dan memudahkan tata laksana. Sistem penggemukan ayam buras meliputi : bibit,

pemeliharaan, perkandangan, pakan dan pencegahan penyakit.Perbandingan antara

jantan dan betina adalah 1 : 7-8 atau 1 : 10, artinya 1 ekor pejantan dapat melayani 7

sampai 8 ekor betina atau 1 ekor pejantan dapat melayani 10 ekor induk. Ayam pejantan

perlu istirahat untuk menjaga kondisi agar tetap sehat dan subur. Lama istirahat biasanya

Page 44: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 38

satu minggu dalam waktu satu bulan dengan cara dikurung terpisah dari betina. Bila ayam

jantan cukup banyak, istirahat dilakukan secara bergiliran. Untuk mencegah terjadinya

penurunan produksi pada generasi berikutnya maka dianjurkan perkawinan jangan secara

acak dan hindarkan perkawinan antar sesama seketurunan.

Ada beberapa jenis ayam-ayam lokal yang mempunyai potensi produksi daging dan

telur di beberapa daerah banyak dipelihara ayam lokal lain yang seperti ayam Cemani,

Nunukan, Pelung, Walik, sentul, bekisar, merawang dan lain-lainnya. Tingkat

pertumbuhan ayam buras relatif lambat dan ini berpengaruh nyata terhadap produksi

telurnya. Tingkat pertumbuhan ayam buras relatif lambat dan ini berpengaruh nyata

terhadap produksi telurnya. Produksi telur ayam buras masih sangat rendah,

dibandingkan dengan ayam ras, namun daya tetas ayam buras tinggi menunjukkan

fertilitas bukanlah merupakan persoalan. Pengeraman secara alamiah nampaknya lebih

efisien dan bukan merupakan faktor pembatas terhadap produksi. Produksi telur ayam

buras pada kondisi pedesaan adalah induk yang tidak mengerami telurnya, adalah sekitar

132 butir per ekor per tahun; induk mengeram dan setelah menetaskan anak dipisahkan

dari induknya, berproduksi telur sekitar 115 butir per ekor per tahun dan induk ayam yang

mengeram dan mengasuh anaknya sampai lepas sapih, produksi telurnya hanya 52 butir

per ekor per tahun dengan berat telur berkisar 45 gram. Sedangkan produksi telur ayam

ras dapat mencapai 200-300 butir per tahun. Perkembangan populasi ayam buras

berdasarkan kabupaten dan kota di provinsi Kalimantan Timur disajikan pada Tabel 1.

Target populasi ternak ayam buras pada tahun 2014 sebesar 5.729.013 ekor

dengan realisasi mencapai 4.287.075 ekor atau dengan capaian sebesar 74,83%.

Sedangkan realisasi tahun 2013 mencapai 5.616.679 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa

target tahun 2014 tidak tercapai dan adanya penurunan populasi ayam buras sebesar

23,67% atau sebanyak 1.329.604 ekor. Adanya penurunan populasi ayam buras

disebabkan karena : 1) pemotongan ayam buras cukup tinggi yaitu sebesar 70,17% atau

sejumlah 3.941.086 ekor; 2) angka kematian sebesar 22,95% atau sebanyak 1.288.957

ekor; serta 3) pengeluaran sebesar 19,59% atau 1.100.158 ekor. Perhitungan data

populasi ternak ayam buras selama ini berdasarkan laporan dari petugas lapangan dan

diverifikasi dengan penggunaan parameter kelahiran, kematian dan pemotongan ternak

untuk masing-masing jenis ternak.

Page 45: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 39

5.3.2 Location Quotient (LQ)

Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model

ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami kegiatan yang menjadi pemacu

pertumbuhan. LQ mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi

melalui pendekatan perbandingan.Inti dari model ekonomi basis menerangkan bahwa

arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah (Hendayana, 2003).

Teori ekonomi basis mengklarifikasikan seluruh kegiatan ekonomi ke dalam dua sektor

yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis merupakan kegiatan suatu

masyarakat yang hasilnya baik berupa barang maupun jasa ditujukan untuk ekspor ke

luar dari lingkungan masyarakat atau yang berorientasi keluar, regional, nasional dan

internasional. Konsep efisiensi teknis maupun efisiensi ekonomis sangat menentukan

dalam pertumbuhan basis suatu wilayah.Sedangkan kegiatan non basis merupakan

kegiatan masyarakat yang hasilnya baik berupa barang atau jasa diperuntukkan bagi

masyarakat itu sendiri dalam kawasan kehidupan ekonomi masyarakat tersebut. Konsep

swasembada, mandiri, kesejahteraan dan kualitas hidup sangat menentukan dalam

kegiatan non basis ini (Rusastra, dkk., 2002). Apabila nilai LQ > 1, maka komoditas atau

wilayah tersebut merupakan basis dari pengembangan ekonomi. Artinya, komoditas

tersebut merupakan komoditas unggulan yang telah mencukupi wilayah dan sudah dapat

diekspor ke luar wilayah. Sedangkan apabila LQ < 1 berarti komoditas tersebut

merupakan non basis dalam pengembangan ekonomi wilayah tersebut, sehingga

komoditas tersebut hanya cukup untuk kebutuhan wilayah yang bersangkutan atau

bahkan perlu mendatangkan dari luar wilayah.

Kaitannya dengan kegiatan ini, maka pengembangan ayam buras di kota

Samarinda disajikan pada Tabel 22.

Page 46: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 40

Tabel 22. Nilai LQ ayam buras di kota Samarinda.

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(Jiwa)* Populasi Ayam Buras (Ekor)*

LQ

1 Palaran 54.353 134.881 4,30

2 Samarinda Ilir 73.383 74.417 1,76

3 Samarinda Kota 36.604 0 0,00

4 Sambutan 48.342 0 0,00

5 Samarinda Seberang 63.715 65.115 1,77

6 Loa Janan Ilir 62.740 0 0,00

7 Sungai Kunjang 126.302 69.767 0,96

8 Samarinda Ulu 134.659 55.813 0,72

9 Sungai Pinang 105.695 0 0,00

10 Samarinda Utara 99.894 65.116 1,13

Jumlah 805.687 465.109

* BPS kota Samarinda (2014)

Berdasarkan nilai LQ > 1, maka kecamatan yang menjadi basis pengembangan

ayam buras di kota Samarinda adalah kecamatan Palaran, Samarinda Ilir, Samarinda

Seberang, dan Samarinda Utara.

5.3.3 Indeks Konsentrasi Ternak (IKT)

Indeks konsentrasi ternak (IKT) dihitung berdasarkan nisbah populasi ternak

kecamatan terhadap rataan populasi kabupaten. Indeks konsentrasi tersebut dapat

menggambarkan kepadatan populasi ternak komparatif antar kecamatan. Secara tidak

langsung indeks tersebut juga dapat menggambarkan kesesuaian ayam buras pada suatu

wilayah. Apabila IKT > 1 maka dapat diasumsikan bahwa wilayah tersebut dapat menjadi

basis pengembangan ternak, tetapi apabila IKT < 1, maka wilayah tersebut kurang sesuai

untuk mengembangkan ternak. Hasil perhitungan IKT untuk kota Samarinda disajikan

pada Tabel 23.

Page 47: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 41

Tabel 23. Indeks konsentrasi ternak (IKT) ayam buras di kota Samarinda.

No Kecamatan Populasi Ayam Buras (Ekor) IKT

1 Palaran 134.881 1,59

2 Samarinda Ilir 74.417 0,88

3 Samarinda Kota 0 0,00

4 Sambutan 0 0,00

5 Samarinda Seberang 65.115 0,77

6 Loa Janan Ilir 0 0,00

7 Sungai Kunjang 69.767 0,83

9 Sungai Pinang 0 0,66

10 Samarinda Utara 65.116 0,00

Jumlah 465.109

Rata-rata 84.565,27

Berdasarkan hasil analisis IKT untuk ayam buras di kota Samarinda, wilayah yang

memiliki IKT > 1 adalah kecamatan Palaran (IKT = 1,59). Kecamatan Palaran berperan

sebagai basis pengembangan ternak ayam buras di kota Samarinda, karena memiliki

kepadatan ternak di atas rata-rata populasi ayam buras di kota Samarinda.

5.3.4 Pengembangan Ayam Buras di Kota Samarinda

Untuk menentukan wilayah pengembangan ayam buras di kota Samarinda dapat

digunakan hasil analisis LQ maupun IKT dengan cara melakukan overlay. Hasil overlay

tersebut, yaitu kecamatan yang memilki nilai LQ maupun IKT > 1, hanya terdapat di

kecamatan Palaran. Dengan demikian basis pengembangan ayam buras di kota

Samarinda dipusatkan di kecamatan Palaran.

Page 48: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 42

BAB VI

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PETERNAKAN

6.1 Pengembangan Infrastruktur Dasar

Salah satu persyaratan atau kriteria pokok yang harus dipenuhi dalam penentuan

lokasi untuk pengembangan kawasan adalah ketersediaan prasarana dan sarana

infrastruktur yng mendukung. Disamping kuantitas maka ketersediaan infrastruktur sangat

berpengaruh terhadap kualitas layanan serta kualitas produk yang dihasilkan. Oleh

karena itu maka infrastuktur dalam kawasan harus memadahi dan mudah diakses dengan

baik oleh para pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan aktifitas kegiatan usaha serta

dapat berdapak pada produksi komoditas yang diusahakan.

Infrastruktur kawasan dapat dikelompokan dalam beberapa bagian diantaranya

adalah jenis infratruktur transportasi, produksi, pemasaran, air bersih, teknologi, penelitian

dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, keuangan, listrik dan enegi,

telekomunikasi dan energy; kebijakan dan kelembagaan perencanaan serta kesehatan.

Jika dilihat dari fungsi utama pendukung aktivitas kawasan peternakan maka infrastruktur

transportasi dan produksi merupakan hal terpenting dalam pengembangan infrastruktur

kawasan peternakan. Transportasi memerlukan fasilitas jalan dalam rangka memenuhi

kebutuhan produksi sekaligus berfungsi sebagai sarana pemasaran hasil peternakan,

biasanya berupa jalan produksi dan jalan usaha tani. Infrastrukur produksi terkait dengan

akses terhadap kebutuhan bibit/benih, pakan, pupuk, kesehatan hewan, kandang maupun

padang penggembalaan harus tersedia dan memiliki tingkat kemudahan tinggi, namun

demikian yang selama ini terjadi adalah usaha peternakan menjadi pembuka suatu

kawasan, setelah itu lingkungan akan berubah dan berkembang pesat sehingga justru

kawasan peternakan yang harus dipindahkan. Adanya konsep pengembangan kawasan

yang tertuang dalam masterplan kawasan peternakan ini akan menguatkan posisi

kawasan peternakan untuk tidak dapat dipindah-pindahkan lagi, hamya saja hal ini masih

sebatas harapan saja mengingat dalam RTRW peternakan selalu belum mendapatkan

porsi kawasan yang jelas.

6.2 Penyediaan sarana dan Prasarana Peternakan

Hal yang tidak kalah penting adalah penyediaan sarana pelayanan kesehatan

hewan, baik berupa pos keswan, checkpoint, klinik hewan bahkan rumah sakit hewan.

Setidaknya dalam satu kawasan peternakan ada pos keswan yang dapat berfungsi

Page 49: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 43

sebagai tempat pelayanan kesehatan hewan, pelayanan Inseminasi Buatan dan

pelayanan jasa konsultasi teknis lainnya. Tentu saja pada setiap pos pelayanan harus

didukung dengan petugas yang handal sehingga kesulitan yang dihadapai peternak

dalam satu kawasan dapat dihadapi. Sudah waktunya untuk memperhatikan kebutuhan

checkpint seiring dengan meningkatnya lalulintas ternak dan komoditas ternak, terlebuh

lagi jika masuk dalam wilayah perbatasan dengan negara lain seperti Kabupaten

Mahakam Hulu. Sedangkan gerbang masuk ke Kalimantan Timur adalah Balikpapan

yang telah didukung baik oleh Karantina Pertanian, namun untuk wilayah Kabupatern

Paser berbatasan langsung dengan wilayah Kalsel dan Kabupaten Berau berbatasan

langsung dengan Kaltara sudah selayaknya dibangun checkpoint sebagai bentuk upaya

pengendalian penyakit hewan menular.

Rumah potong Hewan(RPH) dan Rumah potong Unggas (RPU) sudah hamper

semua wilayah Kabupaten/Kota memiliki fasilitas tersebut, hanya saja perlu ditingkatkan

manajemen dan operasinalnya sehingga dari sisi kuantitas sudah cukup memenuhi

namun belum pada kualitas yang representative. Khusus untuk RPU masih perlu

dukungan agar semua memanfaatkan fasilitas yang ada mengingat kesadaran untuk

memotong di RPH msih sangat rendah sehingga berpengaruh terhadap kualitas produk

yang dihasilkan.

6.3 Pengembangan pasar dan kelembagaan

Disektor hilir juga diperlukan sarana pasar hewan maupun kios daging hegienis,

saat ini di Kaltim baru memiliki embrio pasar ternak yaitu di Paser Belengkong Kabupaten

Paser. Sebenarnya jika sudah ada pasar ternak maka tidak akan ada lagi penjual sapi

dan kambing dipinggir jalan pada saat momentum hari raya Idul Adha, dengan pasar

hewan maka pengamatan penyakit juga lebih mudah. Sebagaimana disebutkan terdahulu

maka pasar hewan saat ini belum dapat berfungsi dengan baik, kelembagaan pesar

hewan juga masih ada pada satu kelompok saja belum juga gapoktan. Kedepan dengan

pengembangan kawasa peternakan maka harus dilengkapi dengan sarana pasar hewan

dan kelembagaannya, bahkan jika diperlukan terbentuk UPTD pasar hewan.

6.4 Pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia

Dalam upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan peternak maupun petugas

maka dapat digunakan beberpa metode penyuluhan diantaranya adalah kursus singkat,

pelatihan, magang, bimbingan teknis dan sosialisasi. Perkembangan teknologi, informasi

Page 50: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 44

pasar dan publikasi sangat pesat sehingga petugas maupun peternak tidak boleh

ketingglan informasi. Namun untuk penyebar luasan informasi ini diperlukan sarana dan

pembiayaan yang cukup tinggi sedangkan biaya pemerintah masih sangat terbatas maka

dukungan swasta sangat diperlukan.

Program SMS gateway saat ini sudah banyak dipergunakan dalam

penanggulangan, pengendalian dan pencegahan penyakit hewan menular demikinan juga

dalam hal informasi harga pasar komoditas peternakan. Perkembangan teknologi

peternakan juga sangat pesat seperti pengolahan lombah kotoran hewan baik faeces

maupun urine, pengolahan pakan ternak serta pemanfaatan IB dengan sexing straws juga

sudah biasa dimanfaatkan oleh peternak di Pulau Jawa. Kedepan diharapkan bukan

hanya dapat memanfaatkan teknologi yang sudah ada saja namun dapat menciptakan

teknologi tepat guna sesuai lokasi usaha taninya.

6.5 Skenario pembiayaan dan peluang usaha

Berbicara pembiayaan tidak akan lepas dari kondisi keuangan pemerintah pusat,

provinsi maupun kabupaten/kota yang sedang mengalami penurunan pendapatan,

sehingga kita harus memacu dan mendorong partisipasi swasta dalam melaksanakan

pembangunan peternakan. Sebagai gambaran dapat di uraikan scenario pemmbiayaan

sbb. :

Tabel 24. Skenario Pembiayaan Pengembangan Kawasan Peternakan

No. Sumber Pembiayaan Uraian Kegiatan

1 APBN Jalan Produksi, embung, sumur air, pasar hewan, Checkpoint, pos IB, bibit ternak, pakan ternak, straws/embrio

2 APBD Provinsi Pos Keswan, RPH, RPU, starws, bibit ternak, instalasi biogas, alsin pengolah pakan ternak, alsin pengolahan hasil, obat-obatan dan peralatan veteriner, Peningkatan SDM

3 APBD Kab/Kota Bibit ternak, pakan, obat-obatan, peningkatan SDM 4 Swasta Jalan usaha tani, instalasi air, peningkatan SDM, publikasi

dan alih teknologi

Page 51: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 45

Tabel 25. Sumber Dana Pengembangan Bibit Sapi Potong 2 Juta Ekor Sapi Tahun 2014 -

2018 di Prov. Kalimantan Tiimur

NO SUMBER DANA TAHUN

2014 2015 2016 2017 2018 TOTAL

100.0000 475.000 475.000 475.000 475.000 2.000.000 1 APBD I 2.500 11.875 11.875 11.875 11.875 50.000 2 APBN 1.250 5.938 5.938 5.938 5.938 25.000 3 APBD II 7.500 35.625 35.625 35.625 35.625 150.000 4 BANK KALTIM 12.500 59.375 59.375 59.375 59.375 250.000 5 BRI 7.500 35.625 35.625 35.625 35.625 150.000 6 PERUS. TAMBANG 12.500 59.375 59.375 59.375 59.375 250.000 7 PERUS. SAWIT 56.250 267.188 267.188 267.188 267.188 1.125.000

Page 52: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 46

BAB VII

RENCANA AKSI DAN ROAD MAP PENGEMBANGAN KAWASAN

7.1 Program Pengembangan Kawasan Peternakan

Sistem pemeliharaan ternak sapi potong di Provinsi Kalimantan Timur pada

umumnya adalah ekstensif dan semi ekstensif dan pemeliharaan ayam dan babi umunya

intensif. Oleh karena itu, program-program pokok dalam pengembangan kawasan

peternakan sapi potong, babi dan ayam buras di Provinsi Kalimantan Timur pada

prinsipnya adalah menggunakan konsep Sentra Peternakan Rakyat (SPR) berbasis

kandang kelompok.

Program-program pokok yang perlu dilakukan antara lain adalah:

a. Sosialisasi dan pemberian motivasi kepada para peternak terkait dengan

program SPR.

b. Rekruitmen para peternak calon anggota SPR dengan ketentuan:

1) Memiliki ternak induk produktif dengan performansi bagus sebanyak

minimal 2 ekor dan maksimal 10 ekor.

2) Bersedia memasang tanda regristrasi.

3) Bersedia mengelola ternak secara bersama-sama.

4) Bersedia tidak memotong betina produktif.

5) Melalukan pencacatan teratur dalam satu data base.

6) Bersedia bergabung dalam satu pintu bisnis dan satu manajemen.

c. Pembetukan, pemantapan, dan penyehatan organisasi SPR (rekruitman

manajer, dokter hewan, pendamping, pelatihan kelembagaan, dll).

d. Membangun POS IB beserta kelengkapannya sesuai kebutuhan.

e. Pembangunan infrastruktur (perkandangan, gudang pakan, instalasi

pembuatan pupuk organik dan biogas, pembangunan instalasi air untuk

minum dan pembersihan kandang).

f. Pengolahan pakan ternak dari bahan limbah dan hasil sisa pertanian untuk

stok pakan terutama pada musim kemarau.

g. Pemberian subsidi pakan untuk induk bunting dan menyusui.

Page 53: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 47

7.2 Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Peternakan

Rencana aksi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai penjabaran dari

program pengembangan. Rencana aksi yang perlu dilakukan pada masing-masing

program adalah sebagai berikut.

a. Sosialisasi dan memberi motivasi kepada para peternak secara massal dan kelompok

tentang program Sentra Peternakan Rakyat (SPR) sehingga para peternak tertarik

dan bersedia bergabung dalam program SPR.

b. Pembentukan, pemantapan, dan penyehatan organisasi SPR, meliputi kegiatan:

1) Rekruitmen satu orang manajer, satu orang dokter hewan, dua orang tenaga

pendamping untuk 1 unit SPR.

2) Pemilihan DPPT (Dewan Perwakilan Pemilik Ternak) secara demokratis.

3) Pelatihan bagi manajer, dokter hewan, tenaga pendamping, dan DPPT

mengenai manajemen SPR.

4) Mempersiapkan bangunan kantor sederhana.

5) Pengadaan sarana-prasarana administrasi, komunikasi, dan transportasi.

c. Pelatihan dasar teknologi peternakan tepat guna (produksi, reproduksi, pakan,

manajemen bisnis) kepada semua anggota SPR.

d. Pemasangan eartag (tanda registrasi) pada sapidan babi induk anggota SPR.

e. Pengadaan sapi pejantan unggul sesuai kebutuhan optimal ( 1 pejantan untuk 25

ekor induk).

f. Pembangunan infrastruktur meliputi kegiatan:

1) Pembangunan/renovasi perkandangan dan perlengkapannya menggunakan

rancang bangun yang ideal untuk sapi perbibitan.

2) Pembangunan/renovasi gudang pakan pada setiap kelompok atau gabungan

kelompok sekaligus sebagai tempat pengolahan pakan.

3) Pembangunan/renovasi instalasi pembuatan pupuk organik/bio gas dan instalasi

air.

g. Pembangunan/revitalisasi POS IB lengkap dengan perlengkapan, bahan, dan

petugasnya sesuai kebutuhan.

h. Pemberian subsidi pakan untuk induk bunting dan menyusui, meliputi kegiatan:

1) Subsidi pakan untuk sapi bunting dan menyusui selama 3 bulan.

2) Pengelolaan khusus sapi bunting dan menyusui dalam kandang khusus.

i. Pembinaan pelaku usaha pengolahan hasil peternakan

j. Pembentukan Village Breeding Centre Ayam Lokal

Page 54: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 48

7.3 Rencana Skenario Kebutuhan Anggaran

Rencana Kebutuhan Anggaran Disusun Untuk Satu Unit SPR Dari Tahun Anggaran 2016

S/D 2020

Tabel 26. Rekapitulasi rencana anggaran 1 unit Kawasan Sapi di Prov. Kalimantan Timur

2016 2017 2018 2019 2020

Pengembangan Budidaya Sapi Potong di Kab. Paser 888,720,000 977,275,000 1,052,567,700 1,144,209,470 1,245,015,415

Agroinput

Belanja Bahan

- Pengadaan Obat-obatan dan Vitamin 3 PAKET 9,450,000 28,350,000 31,185,000 34,303,500 37,733,850 41,507,235

- Kartu Recording 50 BUAH 10,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Buku Induk Ternak 1 BUAH 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Kelengkapan Administrasi Kelompok 1 TAHUN 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Pita ukur 1 UNIT 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000

- Tongkat Ukur 1 UNIT 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

- Eartag 50 BUAH 50,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000

- Pengembangan HMT @ 25.000 Stek 75,000 STEK 1,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000

Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

> Pengembangan Budidaya Sapi Potong di Kab. Paser (1 Kelompok @ 30 Ekor)

- Ternak Betina 80 EKOR 7,840,000 627,200,000 689,920,000 758,912,000 834,803,200 918,283,520

- Ternak Jantan 10 EKOR 10,182,000 101,820,000 120,020,000 123,202,200 135,522,420 149,074,660

Administrasi Kegiatan

Belanja Bahan

- Pembuatan Juklak 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Pembuatan Juknis 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- ATK Kegiatan 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- ATK Pengadaan 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Laporan 1 LAP 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

Honor Output Kegiatan

> Honor Panitia Pengadaan :

- Ketua 1 ORANG 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000

- Anggota 2 ORANG 800,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000

- Honor Petugas Pendamping @ 1 x 10 Bulan 30 OB 250,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000

Belanja perjalanan biasa

- Verifikasi dari Provinsi ke Kab. Paser 3 OP 2,600,000 7,800,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

- Koordinasi / Konsultasi dari Kab. Paser ke Prov 2 OP 2,600,000 5,200,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

- Pendampingan Penyebaran dari Prov ke Kab.Paser 2 OP 2,600,000 5,200,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

- Pembinaan dari Prov ke Kab. Paser 3 OP 2,600,000 7,800,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

- Perjalanan Tim Penerima Hasil Ternak 2 OP 2,600,000 5,200,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

- Konsultasi Kelompok ke Kabupaten 3 OH 500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

- Pembinaan dari Kab. Paser ke Lokasi 3 OH 550,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000

- CP/CL dari Kab/Kota ke Lokasi Kab. Paser 3 OH 600,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

URAIAN VOL SAT HARGA SATRENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN

2016 2017 2018 2019 2020

Pengembangan Budidaya Sapi Potong di Kab. Berau 699,981,000 754,548,000 811,234,980 881,528,478 958,851,324

Agroinput

Belanja Bahan

- Pengadaan Obat-Obatan dan Vitamin 2 PAKET 9,450,000 18,900,000 20,790,000 22,869,000 25,155,900 27,671,490

- Kartu Recording 50 BUAH 10,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Buku Induk Ternak 1 BUAH 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Kelengkapan Administrasi Kelompok 1 TAHUN 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Pita ukur 1 UNIT 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000

- Tongkat Ukur 1 UNIT 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

- Eartag 50 BUAH 50,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000

- Pengembangan HMT @ 25.000 Stek 50,000 STEK 1,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000

Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

> Pengembangan Budidaya Sapi Potong di Kab. Berau (1 Kelompok @ 34 Ekor)

- Ternak Betina 60 EKOR 7,994,000 479,640,000 517,440,000 569,184,000 626,102,400 688,712,640

- Ternak Jantan 9 EKOR 10,349,000 93,141,000 108,018,000 110,881,980 121,970,178 134,167,194

Administrasi Kegiatan

Belanja Bahan

- Pembuatan Juklak 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Pembuatan Juknis 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- ATK Kegiatan 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Laporan 1 LAP 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

Honor Output Kegiatan

- Honor Petugas Pendamping @ 1 x 10 Bulan 20 OB 250,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000

Belanja perjalanan biasa

- Verifikasi dari Prov. ke Kab. Berau 2 OP 5,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000

- Koordinasi/Konsultasi dari Kab. Berau ke Prov. 2 OP 5,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000

- Pendampingan Penyebaran dari Prov. ke Kab.Berau 1 OP 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000

- Pembinaan dari Prov. ke Kab. Berau 2 OP 5,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000

- Perjalanan Tim Penerima Hasil Ternak 1 OP 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

- Konsultasi dari Kab. Berau ke Lokasi 2 OH 600,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

- Pembinaan dari Kab. Berau ke Lokasi 2 OH 600,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

- CP/CL dari Kab. Berau ke Lokasi 2 OH 600,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

URAIAN VOL SAT HARGA SATRENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN

Page 55: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 49

2016 2017 2018 2019 2020

Pengembangan Budidaya sapi Potong di Kab. Kutai Timur 888,719,500 973,825,000 1,049,117,700 1,140,759,470 1,241,565,415

Agroinput

Belanja Bahan

- Pengadaan Obat-Obatan dan Vitamin 3 PAKET 9,000,000 27,000,000 31,185,000 34,303,500 37,733,850 41,507,235

- Kartu Recording 50 BUAH 10,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Buku Induk Ternak 1 BUAH 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Kelengkapan Administrasi Kelompok 1 TAHUN 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Pita ukur 1 UNIT 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000

- Tongkat Ukur 1 UNIT 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

- Eartag 50 BUAH 50,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000

- Pengembangan HMT @ 26.000 Stek 78,000 STEK 1,000 78,000,000 78,000,000 78,000,000 78,000,000 78,000,000

Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

> Pengembangan Budidaya Sapi Potong di Kab. Kutim (1 Kelompok @ 30 Ekor)

- Ternak Betina 80 EKOR 7,840,000 627,200,000 689,920,000 758,912,000 834,803,200 918,283,520

- Ternak Jantan 10 EKOR 10,181,950 101,819,500 120,020,000 123,202,200 135,522,420 149,074,660

Administrasi Kegiatan

Belanja Bahan

- Pembuatan Juklak 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Pembuatan Juknis 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- ATK Kegiatan 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- ATK Pengadaan 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Laporan 1 LAP 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000

Honor Output Kegiatan

- Honor Petugas Pendamping @ 1 x 10 Bulan 30 OB 250,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000

Belanja perjalanan biasa

- Verifikasi dari Prov. ke Kab. Kutim 3 OP 2,600,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000

- Koordinasi/Konsultasi dari kab. Kutim ke Provinsi 2 OP 2,600,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000

- Pendampingan Penyebaran dari Prov. ke Kab. Kutim 2 OP 2,600,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000

- Pembinaan dari Prov. ke Kab. Kutim 3 OP 2,600,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000 7,800,000

- Perjalanan Tim Penerima Hasil Ternak 2 OP 2,600,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000 5,200,000

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

- Konsultasi Kelompok ke Kabupaten 3 OH 600,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

- Pembinaan dari Kab. Kutim Ke Lokasi 3 OH 600,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

- CP/CL dari Kab. Kutim ke Lokasi 3 OH 600,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

URAIAN VOL SAT HARGA SATRENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN

2016 2017 2018 2019 2020

Pengembangan Budidaya Sapi Potong Kab. Penajam Paser Utara 867,750,000 949,035,000 1,022,248,700 1,111,603,570 1,209,893,925

Agroinput

Belanja Bahan

- Pengadaan Obat-Obatan dan Vitamin 3 PAKET 9,000,000 27,000,000 10,395,000 11,434,500 12,577,950 13,835,745

- Kartu Recording 50 BUAH 10,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Buku Induk Ternak 1 BUAH 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Kelengkapan Administrasi Kelompok 1 TAHUN 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Pita ukur 1 UNIT 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000

- Tongkat Ukur 1 UNIT 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000 400,000

- Eartag 50 BUAH 50,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000

- Pengembangan HMT @ 25.000 Stek 75,000 STEK 1,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000

Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

> Pengembangan Budidaya Sapi Potong di Kab. PPU (1 Kelompok @ 30 Ekor)

- Ternak Betina 80 EKOR 7,655,000 612,400,000 689,920,000 758,912,000 834,803,200 918,283,520

- Ternak Jantan 10 EKOR 9,965,000 99,650,000 120,020,000 123,202,200 135,522,420 149,074,660

Administrasi Kegiatan

Belanja Bahan

- Pembuatan Juklak 1 KEG 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000

- Pembuatan Juknis 1 KEG 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000

- ATK Kegiatan 1 KEG 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- ATK Pengadaan 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Laporan 1 LAP 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

Honor Output Kegiatan

- Honor Petugas Pendamping @ 1 x 10 Bulan 30 OB 250,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000

Belanja perjalanan biasa

- Verifikasi dari Prov. ke Kab.PPU 2 OP 2,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

- Koordinasi / Konsultasi dari Kab. PPU ke Prov. 2 OP 2,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

- Pendampingan Penyebaran dari Prov. ke Kab. PPU 2 OP 2,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

- Pembinaan dari Prov. ke Kab. PPU 2 OP 2,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

- Perjalanan Tim Penerima Hasil Ternak 2 OP 2,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000

- Konsultasi ke Pusat / Pertemuan 2 OP 6,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000 12,000,000

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

- Konsultasi Kelompok ke Kabupaten 3 OH 550,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000

- Pembinaan dari Kab. PPU ke Lokasi 3 OH 550,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000

- CP/CL dari Kab. PPU ke Lokasi 3 OH 600,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

URAIAN VOL SAT HARGA SATRENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN

Page 56: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 50

Rencana kebutuhan anggaran disusun untuk satu unit SPR dari tahun anggaran 2016 s/d

2019

Tabel 27. Rekapitulasi rencana anggaran 1 unit Kawasan Ayam Lokal di Prov. Kalimantan

Timur

2016 2017 2018 2019 2020

Pengembangan Budidaya Ayam Lokal di Kota Samarinda 245,550,000 248,050,000 250,800,000 253,824,000 257,152,000

Pengembangan Budidaya Ayam Lokal Di Kelompok

Agroinput Pengembangan Budidaya Ayam Lokal

Belanja Barang Persediaan Lainnya

- Bahan dan Alat Biosekurity 1 PAKET 8,500,000 8,500,000 8,500,000 8,500,000 8,500,000 8,500,000

- Obat dan Vaksin (1 klp) 1 PKT 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000

- Pengadaan Pakan ( 1 Kelompok x 7.000 Kg) 7,000 KG 9,500 66,500,000 66,500,000 66,500,000 66,500,000 66,500,000

Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

- Peralatan Kandang [1 PAKET x 1 KLP] 1 PAKET 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000

Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

- Bantuan Bahan Material Kandang [1 PAKET x 1 KLP] 1 PAKET 65,000,000 65,000,000 65,000,000 65,000,000 65,000,000 65,000,000

- Pengadaan DOC [2000 EKOR x 1 KLP] 2,000 EKOR 12,500 25,000,000 27,500,000 30,250,000 33,274,000 36,602,000

Operasional Kegiatan

Belanja Bahan

- Administrasi Kelompok [1 PAKET x 1 KLP] 1 PAKET 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- ATK, Fotocopy 1 PAKET 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

Belanja perjalanan biasa

- Perjalanan dalam rangka CPCL 3 OP 200,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

- Perjalanan dalam rangka verifikasi kelompok 2 OP 550,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000

- Perjalanan dalam rangka penyerahan ternak [1 ORANG x 1 KLP x 1 KALI] 1 OP 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000

- Koordinasi ke Provinsi 2 OP 550,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000 1,100,000

- Pembinaan kelompok oleh Kabupaten [1 ORANG x 1 KLP x 3 KALI] 3 OP 200,000 600,000 600,000 600,000 600,000 600,000

- Pembinaan oleh Provinsi [1 ORANG x 1 KLP x 1 KALI] 1 OP 550,000 550,000 550,000 550,000 550,000 550,000

Komponen Provinsi

Sosialisasi Kegiatan

Belanja Bahan

- ATK, Fotocopy 1 PAKET 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

Belanja Jasa Profesi

- Honor Narasumber [2 ORANG x 2 JAM] 4 OJ 900,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000

Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota

- Transport Panitia 5 OH 200,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Transport Narasumber daerah 1 OP 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000

- Transport dan Uang Saku Peserta [15 ORANG x 1 HARI] 15 OH 200,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

- Pelaksanaan Kegiatan [20 ORANG x 1 HARI] 20 OH 300,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

Workshop

Belanja Bahan

- ATK, Fotocopy 1 PAKET 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000

Belanja Jasa Profesi

- Honor Narasumber [2 ORANG x 2 JAM] 4 OJ 900,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000

Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota

- Transport Panitia 5 OH 200,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Transport Narasumber Daerah 1 OP 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000

- Transport dan Uang Saku Peserta 10 OH 200,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000

- Pelaksanaan Kegiatan [20 ORANG x 1 HARI] 20 OH 300,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

Koordinasi/Konsultasi

Belanja perjalanan biasa

- Koordinasi/Konsultasi ke Pusat 2 OP 6,500,000 13,000,000 13,000,000 13,000,000 13,000,000 13,000,000

Pelelangan

Belanja Bahan

- Fotocopy dan Pelaporan Lelang 1 PAKET 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

Honor Output Kegiatan

- Honor Panitia Penerima dan Pemeriksa Barang [1 PAKET x 3 ORANG] 3 OK 500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

- Honor Panitia Pengadaan [1 PAKET x 3 ORANG] 3 OK 600,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

Belanja perjalanan biasa -

- Perjalanan Verifikasi Pelelangan 3 OP 550,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000

- Perjalanan dalam rangka pemeriksaan barang [1 ORANG x 1 KLP x 1 KALI] 3 OP 550,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000

Pelaporan Kegiatan

Belanja Bahan

- Konsumsi 20 OH 60,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000

URAIAN VOL SAT HARGA SATRENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN

Page 57: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 51

Rencana kebutuhan anggaran disusun untuk satu unit SPR dari tahun anggaran 2016 s/d

2019

Tabel 28. Rekapitulasi rencana anggaran 1 unit Kawasan Babi di Prov. Kalimantan Timur

7.4 Bagan Road Map Pengembangan kawasan Pertanian (peternakan)

Road map ini disusun untuk jangka waktu 5 tahun, mulai tahun 2014 s/d 2018. Roadmap

hanya menyajikan perkembangan populasi tahun 2014-2018

Tabel 29 Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018

No Indikator Kinerja Tujuan Tahun

Populasi Ternak (ekor) 2014 2015 2016 2017 2018

1 Sapi Potong 178.580 590.762 1.002.996 1.415.227 1.827.482 2 Babi 62.708 63.962 65.241 66.546 67.877 3 Ayam buras 5.729.013 5.843.593 5.960.465 6.079.674 6.201.267

2016 2017 2018 2019 2020

Pengembangan Budidaya Babi di Kab. Kutai Barat 370,900,000 406,950,000 441,325,000 479,137,500 520,731,250

Agroinput

Belanja Bahan

- Pengadaan Obat-obatan dan Vitamin 1 PAKET 12,500,000 12,500,000 13,750,000 15,125,000 16,637,500 18,301,250

- Buku Induk Ternak 1 BUAH 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Kelengkapan Administrasi Kelompok 1 TAHUN 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000

- Eartag 125 BUAH 50,000 6,250,000 6,250,000 6,250,000 6,250,000 6,250,000

Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda

> Pengembangan Budidaya Babi di Kab. Kutai Barat (1 Kelompok @ 125 Ekor)

- Ternak Betina 25 EKOR 2,000,000 50,000,000 55,000,000 60,500,000 66,550,000 73,205,000

- Ternak Jantan 100 EKOR 2,500,000 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000

Administrasi Kegiatan

Belanja Bahan

- Pembuatan Juklak 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Pembuatan Juknis 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- ATK Kegiatan 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- ATK Pengadaan 1 KEG 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

- Laporan 1 LAP 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

Honor Output Kegiatan

> Honor Panitia Pengadaan :

- Ketua 1 ORANG 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000 900,000

- Anggota 2 ORANG 800,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000

- Honor Petugas Pendamping @ 1 x 10 Bulan 30 OB 250,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000

Belanja perjalanan biasa

- Verifikasi dari Provinsi ke Kab. Kutai Barat 3 OP 2,600,000 7,800,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

- Koordinasi / Konsultasi dari Kab. Kutai Barat ke Prov 2 OP 2,600,000 5,200,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

- Pendampingan Penyebaran dari Prov ke Kab.Paser 2 OP 2,600,000 5,200,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

- Pembinaan dari Prov ke Kab. Kutai Barat 3 OP 2,600,000 7,800,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000 9,000,000

- Perjalanan Tim Penerima Hasil Ternak 2 OP 2,600,000 5,200,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

- Konsultasi Kelompok ke Kabupaten 3 OH 500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

- Pembinaan dari Kab. Paser ke Lokasi 3 OH 550,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000 1,650,000

- CP/CL dari Kab/Kota ke Lokasi Kab. Kutai Barat 3 OH 600,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

RENCANA KEBUTUHAN ANGGARANURAIAN VOL SAT HARGA SAT

Page 58: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 52

BAB VIII

KRITERIA DAN INDIKATOR KEBERHASILAN

8.1 Kriteria keberhasilan

Indikator Outcome dari Pengembangan Kawasan Pertanian adalah :

Aspek Manajemen

1. Tersusunnya Masterpalan dan Rencana Aksi pengembangan kawasan pertanian

secara komprehensip di daerah

2. Adanya kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan pertanian di

derah

3. Tersedianya alokasi anggaran non APBD Kementan yang mendukung

pengembangan kawasan pertanian secara berkelanjutan (multy years).

Aspek Teknis

1. Meningkatkan produksi, produksi, produktivitas, dan mutu komoditas unggulan

yang dikembangkan

2. Meningkatnya aktivitas pasca panen dan kualitas produk1 DSS

3. Meningkatnya aktivitas pengolahan dan nilai tambah produk

4. Meningkatkan jaringan pemasaran komoditas

5. Meningkatknya jaringan pendapatan pelaku usaha komoditas

6. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja

8.2 Indikator

Program pengembangan kawasan dimaksudkan untuk mempertahankan dan

meningkatkan wilayah wilayah pengembangan peternakan yang potensiel, serta

membentuk dan meningkatkan wilayah-wilayah pengembangan dengan komoditas

unggulan. Program pengembangan kawasan meliputi kawasan khusus peternakan

maupun kawasan integrasi peternakan dengan perkebunan, hortikultura, tanaman pangan,

kehutanan dan perikanan.

Pengembangan peternakan dengan pendekatan kawasan akan mempunyai banyak

keuntungan diantaranya adalah adanya jaminan usaha apabila suatu kawasan sudah

ditetapkan sebagai kawasan khusus peternakan maupun kawasan integrasi oleh

pemerintah. Selain itu akan diperoleh sinergi dari berbagai macam kegiatan yang

Page 59: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 53

diarahkan ke dalam suatu lokasi kawasan tersebut, sehingga memudahkan dalam

pembinaan dan pelayanan.

Pengembangan kawasan integrasi ternak dengan perkebunan kelapa sawit akan

dikaitkan dengan pola kemitraan antara perusahaan dengan petani (plasma) yang ada di

wilayah perkebunan swasta maupun pemerintah. Dalam kemitraan tersebut perusahaan

bertindak sebagai inti yang menjamin penyediaan sarana produksi dan pemasaran,

membantu permodalan dan bimbingan teknis (pendampingan) kepada petani peternak

yang bertindak sebagai plasma dalam melaksanakan budidaya ternak,

Page 60: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 54

BAB XI

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

9.2 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi suatu program merupakan bagian manajemen yang sangat

penting untuk memberikan penilaian tingkat keberhasilan program pada waktu tertentu dan

sebagai pedoman perencanaan tahap berikutnya untuk mencapai tujuan pokoknya.

Monitoring merupakan suatu proses assessment yang dilakukan secara

berkesinambungan terhadap pelaksanaan suatu program yang bermanfaat untuk

memberikan informasi berupa umpan balik yang berkelanjutan dari pelaksanaan suatu

program. Monitoring diharapkan dapat sedini mungkin mampu mengidentifikasi

keberhasilan dan permasalahan. Evaluasi merupakan suatu proses assessment yang

dilakukan secara berkala (periodik) yang menyangkut relevansi, kinerja, efisiensi dan

dampak (baik yang diharapkan maupun tidak diharapkan) terkait dengan tujuan yang telah

ditetapkan pada awal desain program. Indikator keberhasilan yang perlu di monev meliputi,

input, output, outcome, dan benefit/impact.

Dalam program pengembangan kawasan peternakan sapi potong, babi dan ayam

buras berbasis SPR ini perlu dilakukan monev menyangkut indikator-indikator tersebut,

yaitu:

1. Input:

a. Jumlah dan performansi induk

b. Jumlah dan performansi pejantan unggul

c) Kelengkapan organisasi (manajer, dokter hewan, pendamping, sarana

prasarana)

d. Jumlah anggaran yang tersedia.

2. Output:

a. Jumlah kelahiran dan performansi lahir

b. Tingkat kematian

c. Produksi bakalan dan bibit.

3. Outcome:

a. Pendapatan usaha ternak dalam unit SPR

b. Pendapatan usaha ternak per peternak.

Page 61: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 55

4. Benefit:

a. PAD yang dapat diperoleh

b. Peluang Investasi yang tumbuh (multiplier effect).

9.3 Pelaporan

Pelaporan perlu dilakukan secara berkala mulai dari bulanan, triwulan, semester, dan

tahunan. Dalam manajemen SPR perlu disusun SOP yang salah satunya mengatur

mekanisme pelaporan.

Laporan minimal berisi hal-hal berikut:

1). Struktur populasi sapi menurut jenis kelamin dan umur,

2). Data perkawinan ternak,

3). Data kelahiran ternak,

4). Data kematian ternak,

5). Data kesehatan ternak,

6). Data penjualan, dan

7). Data perkembangan keuangan.

Mekanisme alur pelaporan dapat dilakukan sebagai berikut:

Peternak mempunyai peran penting dalam validitas data perkembangan ternak, karena

mereka yang mengetahui langsung kondisi ternak sehari-hari. Oleh karena itu, perlu terus

menerus dilakukan pemberdayaan dan pemberian motivasi agar para peternak menyadari

akan manfaat pencataan perkembangan ternak baik tentang produksi, kesehatan,

perkawinan ternak, reproduksi, maupun penjualan/pembelian ternak.

PETERNAK

PENDAMPING

MANAJER

DINAS YANG MENANGANI FUNGSI PETERNAKAN DI KOTA SAMARINDA KAB. KUTAI KARTANEGARA, KAB. KUTAI BARAT,

KAB. KUTAI TIMUR DAN KAB. BERAU

DINAS PETERNAKAN PROV. KALTIM

Page 62: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 56

Pendamping harus aktif memberdayakan dan memotivasi para peternak dalam hal

pencacatan individu ternak serta aktif mengorganisir pelaporan secara berkala. Data yang

telah dikumpulkan oleh pendamping dilaoran kepada manajer dan selanjutnya manajer

menyusun laporan keseluruhan untuk dilaporan kepada secara simultan kepada Dinas

Peternakan Provinsi Kalimanatan Timur Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Hewan R.I.

Page 63: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 57

BAB X

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Berdasarkan kondisi saat ini (existing) yang dikaitkan dengan populasi sapi potong dan

sumberdaya manusia yang tersedia, maka wilayah yang termasuk wilayah basis di

kabupaten Paser adalah kecamatan Long Ikis, Kuaro, dan Pasir Belengkong. Untuk

kabupaten Kutai Kartanegara adalah kecamatan Samboja, Kenohan, Muara Wis, Kota

Bangun, Loa Kulu, Marang Kayu, dan Muara Kaman. Di kabupaten Kutai Timur wilayah

yang termasuk basis adalah kecamatan Long Mesangat, Telen, Muara Wahau, dan

Muara Bengkal, di kabupaten Berau yang termasuk wilayah basis adalah kecamatan

Talisayan, Biduk-Biduk, Tabalar, Gunung Tabur, Segah, Teluk Bayur, Batu Putih,

Biatan, dan Sambaliung. Sedangkan di kabupaten Penjam Paser Utara yang termasuk

wilayah basis adalah Penajam dan Sepaku

2. Penilaian berdasarkan indeks konsentrasi ternak, wilayah yang merupakan basis

pengembangan ternak di kabupaten Paser adalah kecamatan Long Ikis, di kabupaten

Kutai Kartanegara adalah kecamatan Samboja, di kabupaten Kutai Timur di kecamatan

Sangkulirang dan Kaliorang, di kabupaten Berau di kecamatan Talisayan dan

Sambaliung, dan di kabupaten Penajam Paer Utara di kecamatan Penajam.

3. Potensi pengembangan sapi potong di kabupaten Paser berdasarkan KPPTR terdapat

di semua wilayah kecamatan. Bila tidak ada rekayasa penyediaan pakan lokal yang

lebih baik, maka di kabupaten Kutai Kartanegara hanya di kecamatan Muara Muntai dan

Muara Wis yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi, dan di kecamatan Kutai Timur

hanya kecamatan Sangata selatan yang tidak bisa dikembangkan, sedangkan di

kabupaten Berau hanya di kecamatan Tanjung Redeb dan Biduk-Biduk yang tidak bisa

dikembangkan.

4. Berdasarkan kondisi saat ini (existing) yang dikaitkan dengan populasi ternak babi dan

sumberdaya manusia yang tersedia, maka wilayah yang termasuk wilayah basis di

provinsi Kalimantan Timur adalah kabupaten Kutai Barat.

5. Penilaian berdasarkan location quotient (LQ) dan indeks konsentrasi ternak (IKT),

wilayah yang merupakan basis pengembangan ternak di kabupaten Kutai Barat adalah

kecamatan Muara Lawa, Damai, Barong Tongkok, Siluq Nguray, dan Sekolaq Darat.

6. Dalam membangun kawasan peternakan babi di kabupaten Kutai Barat perlu melakukan

pemetaan land base farming dan human base farming.

Page 64: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 58

7. Berdasarkan kondisi saat ini (eksisting) yang dikaitkan dengan populasi ayam buras dan

sumberdaya manusia yang tersedia, maka wilayah yang termasuk wilayah basis di kota

Samarinda adalah kecamatan Palaran Penilaian berdasarkan indeks konsentrasi

ternak, wilayah yang merupakan basis pengembangan ternak di kota Samarinda adalah

kecamatan Palaran.

Page 65: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 59

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur, 2014. Penyusunan Masterplan Hiliriasi Produk Pertanian Dalam Arti Luas Untuk Meningkatkan Daya Saing Sektor Pertanian Provinsi Kalimantan Timur 2014 - 2018. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

Bernaddeta WIR, Warsono IU, Basna A. 2011. Pengembangan babi lokal di lahan kelapa sawit

(palm-pig) untuk menunjang ketahanan pangan spesifik lokal Papua. Dalam: Rahayu S, Alimon AR, Susanto A, Sodiq A, Indrasanti D, Haryoko I, Ismoyowati, Sumarmono J, Muatip K, Iriyanti N, et al., penyunting. Prospek dan Potensi Sumberdaya Ternak Lokal dalam Menunjang Ketahanan Pangan Hewani. Prosiding Seminar Nasional. Purwokerto, 15 Oktober 2011. Purwokerto (Indonesia): UNSOED Press. hlm. 266-270

Budiman Hadi; Pius Kateren; Tatan Kostaman., 1995. Iformasi Teknis Teknologi Pemeliharaan

Ayam Buras. Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan, Bogor. Dinas Peternakan Provini Kalimantan Timur. 2010-2014. Laporan Tahunan. Samarinda. Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur. 2015. Statistik Peternakan Provinsi Kalimanatn

Timur Tahun 2010-2014. Samarinda: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Ditjen PKH. 2013. Statistik peternakan dan kesehatanhewan 2013. Jakarta (Indonesia):

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Jakarta. Ditjen Tanaman Pangan. 2012. Pedoman Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk mencapai Sawsembada dan Sawsembada Berkelanjutan.

Djatnika DH; Endang Sugiharti., 1996. Beternak Ayam Kampung. CV Simplex, Jakarta. Gea M. 2009. Penampilan ternak babi lokal periode growerdengan penambahan biotetes

”SOZOFM-4” dalam ransum. Bogor (Indonesia): Institut Pertanian Bogor. Hartatik T. 2013. Analisis genetika ternak lokal. Hartatik T, penyunting. Yogyakarta (Indonesia):

Universitas Gadjah Mada Press. Hendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam Penentuan Komoditas

Unggulan Nasional.. Informatika Pertanian 12 : 1-21 Hood, R. 1998. Economic Analysis: A Location Quotient. Primer. Principal Sun Region

Associates, Inc. Iskandar Andi Nuhung, 2004. Bedah Terapi Pertanian Nasional, PT Bhuana Ilmu Populer,

Jakarta.

Page 66: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 60

Iskandar Sofyan; Elizabeth Januarini; Desmayanti Zainudin; Heti Resniawati; Broto Wibowo; Sumanto., 1991. Teknologi Tepat Guna Ayam Buras. Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan, Bogor

Marsoedi, Ds., Widagdo, J. Dai, N. Suharta, Darul SWP, S. Hardjowigeno, J. M. Sukardi,

Ismangun, Marsudi Ds, N. Suharta, L. Hakim, Widagdo, J. Dai, V. Suwandi, S. Bachri, E. R. Jordens, 1994. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kehutan. Laporan Teknis No. 7, Bersi 1.0. Centre for Soil and Agroclimate Research, Bogor.

Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur, 2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-201. Kaltim. Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur, 2014. Rencana Strategi Tahun 2013 -2018, Kaltim. Rothschild MF, Ruvinsky A, Larson G, Gongora J, Cucchi T,Dobney K, Andersson L, Plastow

G, Nicholas FW,Moran C, et al. 2011. The genetics of the pig. 2nd ed. Rothschild MF, Ruvinsky A, editors. London: CAB International.

Rusastra, I.W., Simatupang, P., dan Benny Rachman, B. 2000. Pembangunan Ekonomi

Pedesaan Berlandaskan Agribisnis. Dalam Tahlim Sudaryanto, dkk (Penyunting). Analisis Kebijaksanaan: Pembangunan Pertanian Andalan Berwawasan Agribisnis. Monograph Series N0 23. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Siagian PH. 2014. Pig production in Indonesia. Animal Genetic Resources Knowledge Bank in

Taiwan [Internet]. [cited 24 November 2014]. Available from: http://www.angrin.tlri.gov. tw/English/2014 Swine/p175-186.pdf

Soewandi, BDP dan Talib, C. 2015. Pengembangan Ternak Babi Lokal di Indonesia. Wartazoa

25 (1) : 39-46.

Syafaat, N dan Supena, F. 2000. Analisis Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja dan Identifikasi Komoditas Andalan Sektor Pertanian di WilayahSulawesi : Pendekatan Input-Output. Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Vol. XLVIII No.4.

Page 67: KATA PENGANTAR - pertanian.go.id Kalimantan... · Road Map Populasi Ternak 2014 - 2018 ..... 51 . vi DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimanatan

Master Plan Kawasan Peternakan Prov. Kaltim | 61

lampiran 1. Peta Master Plan Kawasan Peternakan Provinsi Kalimantan Timur