Upload
phamduong
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT/Tuhan Yang Maha
Esa, Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Badan
Perencanaan pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda
Litbang) Kabupaten Barito Utara Tahun 2017 telah rampung kami susun.
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bappeda Litbang
tahun 2017 disusun sesuai dengan ketentuan Pasal 69 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentan Pemerintahan Daerah, yang kemudian diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah , Laporan Keterangan
Pertanggung Jawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada
Masyarakat. Dengan demikian LKPJ Bappeda Litbang Kabupaten Barito Utara
tahun 2017 ini merupakan informasi capaian pelaksanaan kinerja pembangunan
selama satu tahun anggaran 2017 dan merupakan bagian tak teripisahkan dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barito Utara
tahun 2013-2018.
Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bappeda
Litbang Kabupaten Barito Utara Tahun 2017 merupakan suatu kewajiban yang
akan disampaikan Kepada Bupati Kabupaten Barito Utara untuk selanjutnya
dievaluasi oleh Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Kalimantan Tengah.
Demikian Laporan ini disampaikan sebagai bahan evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahaan Daerah di Bappeda Litbang.
Muara Teweh, Februari 2018Kepala Bappeda LitbangKabupaten Barito Utara
Drs. M U H L I SPembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19681230 199203 1 005
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan................................................................................. 1
A. Dasar Hukum....................................................................................... 1
B. Gambar Umum Daerah ....................................................................... 2
BAB II Kebijakan Pemeriah Tahun 2017.................................................. 1
A. Visi dan Misi ........................................................................................ 1
B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah ................................................... 8
BAB III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah........................ 1
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah........................................................ 1
B. Pengelolaan Belanja Daerah............................................................... 11
C. Permasalahan dan Solusi.................................................................... 20
BAB IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah.............................. 1
A. Urusan Wajib yang Dilaksanakan........................................................ 1
BAB V Penutup......................................................................................... 1
A. Kesimpulan.......................................................................................... 1
1
I -I -
I -
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUMSebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Barito Utara
merupakan salah satu Badan Daerah Kabupaten unsur penunjang urusan
pemerintah di bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan.
Bappeda Litbang Kabupaten Barito Utara mempunyai tugas membantu
bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas
menyelenggarakan fungsi penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan
tugas dukungan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas dukungan teknis, dan pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-
fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah di bidang perencanaan,
penelitian dan pengembangan.
Bappeda Litbang sebagai suatu organisasi dituntut mampu menyesuaikan
diri dengan iklim perubahan (learning organization). Hal demikian sangat
dibutuhkan terutama dalam menyikapi restrukturisasi organisasi perangkat
daerah Kabupaten Barito Utara sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 03 Tahun 2008 yang telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 38 Tahun
2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.
Nomenklatur Bappeda Litbang menjadi Sekretariat, Bidang Perencanaan
Pembangunan Sosial Budaya, Bidang Perencanaan Pembangunan
Ekonomi, Bidang Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana, dan
Bidang Pengendalian Pengembangan dan Penelitian.
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 05 Tahun 2015
sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Daerah 38 Tahun 2016
2
I -I -
I -
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Barito Utara tersebut menetapkan tugas pokok dan fungsi Bappeda
Kabupaten Barito Utara sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
Menyelenggarakan tugas tertentu dibidang perencanaan
pembangunan Ekonomi, Fisik Prasarana, Sosial Budaya,
Penelitian dan Pengembangan, serta pengendalian
pembangunan.
2. Fungsi
a. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
perencanaan pembangunan ekonomi, fisik prasarana, sosial
budaya, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian.
b. Pembinaan dan pelayanan umum dibidang perencanaan
pembangunan bidang ekonomi, fisik prasarana, sosial budaya,
penelitian dan pengembangan, serta pengendalian.
c. Pelaksanaan dan bimbingan teknis dibidang perencanaan
pembangunan bidang ekonomi, fisik prasarana, sosial budaya,
penelitian dan pengembangan, serta pengendalian.
d. Pembinaan urusan tata usaha badan.
B. GAMBARAN UMUM DAERAH1. Kondisi Geografis Daerah, Batas Administrasi Daerah, Topografis
dan Hal Lainnya yang dianggap perlu.
Kabupaten Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Provinsi
Kalimantan Tengah yang berada di tengah-tengah Pulau Kalimantan
dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 114°27'3,32'' -
115°50'47'' Bujur Timur dan 0°49'00'' Lintang Utara - 1°27'00''
Lintang Selatan. Pada umumnya Kabupaten Barito Utara dari
sebelah Selatan ke Timur merupakan dataran agak rendah
sedangkan ke arah Utara dengan bentuk daerah berbukit-bukit
3
I -I -
I -
lipatan, patahan yang dijajari oleh pegunungan Muller/Schwaner.
Bagian wilayah dengan kelerengan 0- 2% terletak dibagian selatan
tepi Sungai Barito yaitu Kecamatan Montallat dan Teweh Tengah
seluas 165 Km² atau (2%). Bagian wilayah dengan kemiringan 2-
15% tersebar di semua kecamatan seluas 1.785 Km² atau (21,5%).
Bagian wilayah dengan kemiringan 15-40% tersebar di semua
kecamatan seluas 4.275 Km² atau (51,5 persen) dan Bagian wilayah
dengan kemiringan di atas 40% seluas 2.075 Km² atau (25%).
Sungai di Kabupaten Barito Utara sangat memegang peranan
penting, jauh sebelum adanya jalur jaringan jalan darat, transportasi
sungai paling banyak digunakan khususnya pada daerah yang
berbasis utama pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito dan anak
sungainya.Wilyah Kabupaten Barito Utara dialiri oleh Daerah Aliran
Sungai Barito memanjang dari Hulu Barito dan ke hilir yang sejalur
dengan Kabupaten Barito Selatan dengan panjang sungai lebih
kurang 900 Km dan lebar aliran sungai kurang lebih 650 m dengan
kedalaman mencapai kurang lebih 8 m, bermuara ke Laut Jawa.
Selain itu juga terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke sungai
Barito, antara lain :
Anak Sungai Montallat dengan panjang kurang lebih 11,25
Km dan lebar 68 meter dengan kedalaman 4-5 meter.
Anak Sungai Teweh dengan panjang kurang lebih 87,50 Km
dan lebar 84 meter dengan kedalaman 4-5 meter.
Anak Sungai Lahei dengan panjang kurang lebih 77,50 Km
dan lebar 90 meter dengan kedalaman 5-6 meter.
Di Kabupaten Barito Utara terdapat juga danau yang berada di
sekitar Desa Butong. Menurut keadaan wilayahnya, Kabupaten
Barito Utara tanahnya terdiri dari berbukit-bukit dengan ketinggian
dari permukaan laut antara 25-400 m. Sedangkan dataran rendah
terdapat pada bagian Selatan membentang sejauh lebih kurang 150
Km ke Utara dan merupakan tanah dengan derajat keasaman
4
I -I -
I -
kurang dari 7. Pada kiri kanan dataran rendah tersebut terdiri dari
dataran tinggi, perbukitan, pegunungan lipatan dan patahan,
terdapat adanya tanah berwarna merah, kuning serta batuan induk
hasil endapan, batuan beku dan batu-batuan lainnya. Berdasarkan
keadaan tanah yang ada, maka jenis tanah yang terdapat di
Kabupaten Barito Utara yaitu : Aluvial terdapat di aliran sungai,
Regosol, terdapat menyebar di bagian selatan wilayah Kabupaten
Barito Utara, Podsolik, merah kuning dengan induk batu-batuan dan
batuan beku, terdapat pada wilayah yang berbukit, Kambisol, Okisol
(Laterik) terdapat di wilayah bagian atas dan paling luas, keadaan
medan bergelombang dan berbukit.
Secara administratif, Kabupaten yang terletak di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Barito ini mempunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Murung Raya dan
Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan
dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat dan
Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas dan
Kabupaten Murung Raya.
Luas Wilayah Kabupaten Barito Utara atas dasar Digitasi
Planimetris adalah 1.019.143 ha atas peta RTRWP Provinsi
Kalimantan Tengah dalam Perda Nomor 08 Tahun 2003 tentang
Peta RTRWP Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan publikasi
statistik daerah dari BPS Kabupaten Barito Utara Tahun 2017, luas
wilayah Kabupaten Barito Utara adalah 8300 Km². Luas Wilayah
Barito Utara adalah 5,28% dari bagian wilayah Provinsi Kalimantan
Tengah yang terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan, 93 desa dan 10
kelurahan, dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki wilayah
terluas di Kabupaten Barito Utara adalah Kecamatan Lahei dengan
5
I -I -
I -
luas wilayah 1.618,48 Km², atau 19,50% terhadap luas Kabupaten
Barito Utara, kemudian Kecamatan Gunung Purei seluas 1.468,00
Km² atau 17,69% dari luas Kabupaten Barito Utara, Sedangkan
Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Teweh Selatan yaitu hanya 485,64 Km² atau 5,85% dari luas
Kabupaten Barito Utara.
Secara terperinci luas wilayah masing-masing kecamatan di
Kabupaten Barito Utara menurut data tahun 2016, yaitu :
Tabel I.1Luas Wilayah per Kecamatan
Kabupaten Barito Utara Tahun 2016
No Kecamatan Luas (Km²)Persentase
(%)
1 Montallat 553,00 6,66
2 Gunung Timang 890,00 10,72
3 Gunung Purei 1.468,00 17,69
4 Teweh Timur 592,22 7,14
5 Teweh Tengah 585,36 7,05
6 Teweh Baru 812,78 9,79
7 Teweh Selatan 485,64 5,85
8 Lahei 1618,48 19,50
9 Lahei Barat 1294,52 15,60
Total Luas Wilayah 8.300,00 100,00
Keadaan iklim di daerah Kabupaten Barito Utara termasuk iklim
sangat basah. Sesuai pengamatan Stasiun Meteorologi Beringin
Muara Teweh, keadaan temperatur udara rata-rata maximum lebih
kurang 33,5ºC dan minimum kurang lebih 23,4ºC (keadaaan bulan
Januari s/d Desember 2016) dengan rata-rata curah hujan tercatat
6
I -I -
I -
291 mm dan rata-rata hari hujan sebanyak 20 hari setiap bulan
dengan kelembaban udara rata-rata 84%. Berdasarkan data dari
Stasiun Beringin Muara Teweh tahun 2016, intensitas curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Februari 2016, yaitu selama 28 hari
dengan curah hujan sebesar 484 m³.
Penggunaan Lahan
Salah satu wujud peran pemerintah sebagai fasilitator untuk
tumbuh dan berkembangnya prakarsa masyarakat di sektor
perumahan dan permukiman, antara lain dengan diterbitkannya
surat-surat keputusan pemerintah mengenai hak-hak atas tanah
seperti Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak-Hak
Lainnya melalui Institusi Pemerintah yaitu Badan Pertanahan
Nasional (BPN). Berdasarkan data yang tersedia, nampaknya status
kepemilikan tanah ini harus menjadi perhatian utama pada masa-
masa mendatang, karena yang tercatat hanya di kawasan perkotaan
saja yang sudah memiliki Sertifikat Hak Milik yaitu di kecamatan
Teweh Tengah. Sedangkan kecamatan lainnya belum tercatat
memiliki adanya Sertifikat Hak Milik. Hal ini juga berarti kawasan
pedesaan belum memiliki status penguasaan lahan/tanah yang
jelas.
Akselerasi pembangunan ekonomi pada era otonomi daerah
yang berorientasi pada peningkatan daya serap investasi daerah di
Kabupaten Barito Utara menyebabkan terjadinya ekpansi aktivitas
ekonomi yang cukup signifikan.
Hal ini terutama terjadi pada ruang-ruang wilayah tempat
terkonsentrasinya sumberdaya alam dan alokasi-alokasi
sumberdaya ekonomi, kondisi ini sangat berpengaruh pada pola
struktur ruang wilayah dan distribusi penggunaan lahan daerah.
Oleh karena itu, tantangan kedepan tata ruang dan
pengembangan wilayah di Kabupaten Barito Utara adalah seoptimal
mungkin meminimalisir terjadinya disparitas dan kesenjangan
7
I -I -
I -
spasial sebagai dampak dari ekpansi investasi dan pertumbuhan
ekonomi lokal daerah. Berdasarkan data pada Raperda RTRW
Kabupaten Barito Utara Tahun 2011 yang telah mendapat
persetujuan substansi dari Kementerian Pekerjaan Umum Republik
Indonesia, Wilayah Kabupaten Barito Utara dipergunakan untuk
berbagai kepentingan.
Kawasan Hutan Lindung yang terdiri dari daerah sempadan,
cagar alam dan hutan lindung dengan total mencapai 5,57% dari
total wilayah Kabupaten Barito Utara. Kawasan budidaya kehutanan
yang meliputi Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi
(HT) dengan total mencapai 44,78% dari total wilayah Kabupaten
Barito Utara. Kawasan budidaya non kehutanan adalah kawasan
yang terluas dengan total mencapai 49,65% dari total wilayah
Kabupaten Barito Utara yang meliputi kawasan pertanian tanaman
pangan, kawasan cadangan lahan pertanian, kawasan perkebunan
dan holtikultura, kawasan permukiman perkotaan, kawasan
permukiman pedesaan, areal transmigrasi, kawasan pertambangan
migas, kawasan pertambangan batubara operasi produksi, kawasan
industri, kawasan peruntukan pariwisata dan kawasan budidaya
lainnya.
Pada kawasan budidaya non kehutanan ini nampaknya harus
menjadi perhatian, karena pada kawasan inilah penduduk dan
segala aktivitasnya dapat dikembangkan dikemudian hari. Dari Total
peruntukan ruang di wilayah Kabupaten Barito Utara tersebut masih
terdapat kawasan yang di Holding Zone dengan kawasan lain yaitu
antara kawasan pertambangan batubara operasi produksi dengan
kawasan budidaya kehutanan, daerah sempadan sungai/danau,
kawasan perkebunan holtikultura, kawasan pertanian tanaman
pangan, kawasan pertambangan migas, kawasan permukiman
perkotaan, kawasan permukiman desa, areal transmigrasi dan
kawasan pariwisata, dengan total Holding Zone mencapai 10,28%.
8
I -I -
I -
Perkembangan terkini mengenai penggunan ruang ini, dengan
adanya perubahan Rencana Tata Ruang yang nampaknya masih
belum berhasil dilegalkan karena Rencana Tata Ruang Provinsi
Kalimantan Tengah masih belum mendapatkan persetujuan dari
Pemerintah Pusat.
Akibat dari semua itu menyebabkan tidak bisa dilakukan
pengesahan terhadap Rencana Tata Ruang Kabupaten.
Tabel I.2Peruntukan Ruang Kabupaten Barito Utara
No.Peruntukan
RuangLuas (Ha)
Persentase(%)
Keterangan
I KAWASAN LINDUNG1 Daerah
Sempadan (DS)
18.647,29 1,83
2 Cagar Alam
(CA)
5.885,00 0,58 Sesuai
SK.Menhutbun
No.85/Kpts-
II/1999 tgl. 25-
02-1999
3 Hutan Lindung
(HT)
32.201,87 3,16
Sub Jumlah I 56.734,16 5,57
II KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN
1 Hutan Produksi
Terbatas (HPT)
326.461,69 32,03
2 Hutan Produksi
(HP)
129.929,17 12,75
Sub Jumlah II 456.390,85 44,78
III KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN
9
I -I -
I -
1 Pertanian
Tanaman
Pangan
8.538,28 0,84
2 Cadangan
Lahan Pertanian
1.872,23 0,18
3 Perkebunan dan
Hortikultura
69.183,286 6,79
4 Permukiman
Perkotaan
8.512,67 0,84
5 Permukiman
Pedesaan
43.998,35 4,32
6 Areal
Transmigrasi
31.757,33 3,12
7 Pertambangan
Migas
24.378,40 2,39
8 Pertambangan
Batubara
Operasi
Produksi
104.273,62 10,23
9 Kawasan
Industri
969,04 0,10
10 Peruntukan
Pariwisata
2.038,34 0,20
11 Kawasan
Budidaya
Lainnya
210.496,45 20,65
Sub Jumlah III 506.017,99 49,65
TOTALPERUNTUKANRUANG I+II+III
1.019.143,00 100,00
IV PERTAMBANGAN BATUBARA OPERASI PRODUKSI(HOLDING ZONE)
10
I -I -
I -
1 Kawasan
Budidaya
Kehutanan
63.513,26 6,23 Holding Zone
2 Daerah
Sempadan
Sungai/Danau
4.842,06 0,48 Holding Zone
3 Kawasan
Perkebunan
Holtikultura
12.192,24 1,20 Holding Zone
4 Kawasan
Pertanian
Tanaman
Pangan
1.612,89 0,16 Holding Zone
5 Kawasan
Pertambangan
Migas
2.951,07 0,29 Holding Zone
6 Kawasan
Permukiman
Perkotaan
2.367,79 0,23 Holding Zone
7 Kawasan
Permukiman
Desa
13.319,76 1,31 Holding Zone
8 Areal
Transmigrasi
3.478,31 0,34 Holding Zone
9 Kawasan
Pariwisata
540,00 0,05 Holding Zone
TOTAL HOLDINGZONE
104.817,38 10,28
Sumber : Raperda RTRW Kabupaten Barito Utara 2011
2. Gambaran Umum Demografis, Jumlah Penduduk, Komposisi
Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Struktur Usia, Jenis Pekerjaan,
dan Pendidikan.
11
I -I -
I -
Jumlah penduduk Kabupaten Barito Utara pada tahun 2016
berjumlah 128.400 jiwa berdasarkan Badan Pusat Statistik. Jumlah
penduduk perempuan lebih kecil dari penduduk lak-laki, yaitu
48,04% perempuan dan 51,96% laki-laki. Penduduk Kabupaten
Barito Utara didominasi penduduk usia muda (0-19 Tahun). Dengan
luas wilayah 8.300 km2 , kepadatan penduduk pada tahun 2016
adalah 15 jiwa/km² . Hal ini berarti setiap wilayah seluas 1 km² dihuni
sekitar 15 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan
Teweh Tengah, yaitu sebesar 76 jiwa/km² . Penyebabnya adalah
pusat ekonomi masyarakat di Kabupaten Barito Utara berada di Kota
Muara Teweh yang terletak di Kecamatan Teweh Tengah.
Sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan
Gunung Purei, yaitu sebesar 2 jiwa/km².
Tabel I.3Jumlah Desa/Kelurahan dan Penduduk
Kabupaten Barito Utara Tahun 2016
No KecamatanIbukota
Kecamatan
Jumlah JumlahPendudukDesa Kelurahan
1 Montallat Tumpung
Laung
6 4 11.202
2 Gunung
Timang
Kandui 16 0 10.531
3 Gunung Purei Lampeong 11 0 2.547
4 Teweh Timur Benangin 12 0 6.085
5 Teweh
Tengah
Muara
Teweh
8 2 44.519
6 Lahei Lahei 11 2 12.382
7 Teweh Baru Hajak 8 2 17.750
12
I -I -
I -
8 Teweh
Selatan
Traheyan 10 0 13.346
9 Lahei Barat Benao 11 0 10.038
JUMLAH 93 10 128.400
Sumber : Kabupaten Barito Utara Dalam Angka Tahun 2017
Secara umum, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
jumlah penduduk perempuan. Hal ini ditunjukkan dari angka sex ratio
yang nilainya lebih besar dari 100. Sex ratio pada tahun 2016
sebesar 108 yang berarti bahwa terdapat sekitar 108 penduduk laki-
laki pada setiap 100 penduduk perempuan. Berdasarkan komposisi
penduduk menurut kelompok umur, persentase penduduk usia
produktif (15-64 tahun) lebih besar dibanding penduduk usia tidak
produktif yaitu sekitar 67,97 persen dari jumlah seluruh penduduk.
Apabila penduduk usia produktif dapat diberdayakan secara
maksimal, maka akan berdampak pada semakin baiknya
pembangunan ekonomi maupun sosial di Kabupaten Barito Utara.
Tabel I.4Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin Kabupaten Barito Utara Tahun 2016
Kelompok UmurJenis Kelamin
JumlahLaki-laki Perempuan
0 - 4 6.241 6.096 12.337
5 - 9 6.522 6.083 12.605
10 - 14 6.239 6.019 12.258
15 - 19 5.563 5.362 10.925
20 - 24 5.058 4.901 9.959
25 - 29 5.603 5.340 10.943
30 - 34 5.900 5.456 11.356
35 - 39 5.895 5.703 11.958
40 - 44 5.705 4.939 10.644
45 – 49 4.564 3.938 8.502
13
I -I -
I -
50 - 54 3.482 2.619 6.101
55 - 59 2.301 1.916 4.217
60 - 64 1.683 1.344 3.027
65 - 69 956 926 1.882
70 - 74 541 518 1.059
75 + 462 525 987
Jumlah/Total 66.715 61.685 128.400Sumber : Kabupaten Barito Utara Dalam Angka Tahun 2017
Tabel I.5Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang BekerjaSelama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan
Utama dan Jenis Kelamindi Kabupaten Barito Utara, 2015
LapanganPekerjaan
Utama
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 20.341 11.399 31.740
2 2.709 - 2.709
3 1.296 1.054 2.350
4 - - -
5 2.164 232 2.396
6 3.580 6.128 9.708
7 2.481 83 2.564
8 472 225 697
9 7.528 4.082 11.610
Jumlah/Total 40.571 23.203 63.774
Keterangan :
1 . Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan.
2. Pertambangan dan Penggalian.
3. Industri Pengolahan.
14
I -I -
I -
4. Listrik, Gas, dan Air.
5. Bangunan.
6. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel.
7. Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi.
8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa
Perusahaan.
9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan.
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2015.
Kabupaten Barito Utara Dalam Angka 2017.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Barito Utara
antara tahun 2013 sampai 2015, cenderung menurun. TPAK pada
tahun 2015 sebesar 74,29 persen. Hal ini berarti dari total penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas) di Kabupaten Barito Utara, sebesar
74,29 persen penduduk usia 15 tahun keatas termasuk dalam
angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari orang yang bekerja dan
pengangguran terbuka. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun
2015 sebesar 4,78 persen atau sebanyak 3.199 orang dari total
angkatan kerja sebanyak 66.973 orang. Salah satu usaha
Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Utara untuk mengurangi
tingkat pengangguran adalah melalui pendidikan/ kursus di Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kabupaten Barito Utara. Pada tahun 2016, beberapa kursus yang
dilaksanakan antara lain kursus las (teknologi mekanik), sepeda
motor (otomotif), menjahit dan akuntansi.
15
I -I -
I -
Tabel I.6
Statistik Ketenakerjaan
Kabupaten Barito Utara, 2013-2015
Uraian 2013 2014 2015
Jumlah Penduduk
Usia Kerja
83.249 88.988 90.148
Angkatan Kerja 63.220 67.216 66.973
Bekerja 61.316 64.974 63.774
Pengangguran
Terbuka
1.904 2.242 3.199
Bukan Angkatan
Kerja
20.029 21.772 23.175
TPAK (%) 75,94 75,53 74,29
TPT (%) 3,01 3,34 4,78
Sumber : Kabupaten Barito Utara Dalam Angka 2014 - 2016
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kualitas SDM. Gambaran umum keadaan pendidikan di Kabupaten
Barito Utara antara lain tercermin dari ketersediaan jumlah sarana
dan prasarana penunjang pendidikan, murid dan guru di setiap
sekolah. Di Kabupaten Barito Utara pada jenjang Sekolah Dasar/SD
untuk tahun ajaran 2016/2017 seorang guru rata-rata mengajar 9
murid. Untuk jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah/MI rata-rata
seorang guru mengajar 13 murid, Sekolah Menengah Pertama/SMP
10 murid, Madrasah Tsanawiyah/MTs 12 murid, Sekolah Menengah
Atas/SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan/SMK 8 murid dan di
jenjang Madrasah Aliyah/MA beban seorang guru mengajar 10
murid. Selama tahun 2013-2015, rata-rata lama sekolah penduduk
di Barito Utara tidak berubah, yaitu 8 tahun. Hal ini berarti rata-rata
penduduk Kabupaten Barito Utara hanya menyelesaikan jenjang
pendidikan hingga kelas 2 Sekolah Menengah Pertama/SMP. Angka
ini menunjukkan bahwa program wajib belajar 9 tahun yang
16
I -I -
I -
dicanangkan Pemerintah masih belum tercapai di Kabupaten Barito
Utara. Tingkat partisipasi sekolah cenderung menurun seiring
dengan bertambahnya usia. Pada tahun 2014-2016, sekitar 98,21
persen anak usia 7-12 tahun masih bersekolah, sekitar 94,98 persen
anak usia 13-15 tahun masih bersekolah, sekitar 64,54 persen anak
usia 16-18 tahun yang bersekolah dan sekitar 32,72 persen saja
anak usia 19-24 tahun yang bersekolah. Ini menunjukkan bahwa
semakin berkurangnya jumlah anak yang melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Tabel I.7
Indikator Pendidikan Kabupaten Barito Utara
2014–2016
Uraian 2014 2015 2016
Harapan Lama
Sekolah (Tahun)
11,15 11,50 11,96
Rata-Rata Lama
Sekolah (Tahun)
8,00 8,33 8,34
Tingkat Partisipasi Sekolah
7-12 100,00 99,19 98,21
13-15 94,78 97,63 94,98
16-18 63,02 77,32 64,54
19 - 24 10,84 12,91 32,72
Sumber: BPS, Susenas (2014-2016) & Kabupaten Barito Utara DalamAngka 2017
17
I -I -
I -
Tabel I.8
Persentase Penduduk Usia 7–24 Tahun Menurut JenisKelamin, Kelompok Umur Sekolah, dan Partisipasi Sekolah di
Kabupaten Barito Utara, 2016
Jenis Kelamindan KelompokUmur Sekolah
Partisipasi Sekolah
Tidak/BelumPernah Sekolah
MasihSekolah
Tidak SekolahLagi
Laki-Laki
7-12 0,00 100,00 0,00
13-15 0,00 98,09 1,91
16-18 0,00 61,19 38,81
19-24 0,00 31,54 68,46
7-24 0,00 76,09 23,91
Perempuan
7-12 2,24 96,12 1,64
13-15 0,00 91,88 8,12
16-18 3,94 68,58 27,49
19-24 0,00 34,33 65,67
7-24 1,47 77,28 21,25
Laki-Laki + Perempuan
7-12 1,04 98,21 0,76
13-15 0,00 94,98 5,02
16-18 1,78 64,54 33,68
19-24 0,00 32,72 67,28
7-24 0,67 76,64 22,69Sumber : BPS, Susenas 2016 & Kabupaten Barito Utara Dalam Angka 2017
3. Kondisi Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dari
perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan
18
I -I -
I -
perekonomian global. Terdapat berbagai faktor perekonomian yang
tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti menyangkut kebijakan
Pemerintah Pusat di sektor moneter maupun di sektor riil. Di samping
itu, perekonomian daerah juga dipengaruhi perekonomian global
seperti fluktuasi harga minyak dunia dan nilai tukar mata uang asing
serta pengaruh krisis keuangan global yang telah berdampak pada
meningkatnya pemutusan hubungan kerja dan melemahnya pasar
ekspor dunia.
Besaran daya tumbuh yang diturunkan dari perubahan nilai
produk domestik regional bruto (PDRB) harga konstan pada 2 (dua)
titik waktu akan menghasilkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi
yang merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan,
karena indikator ini dapat memberikan implikasi pada kinerja
perekonomian makro. Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah
dapat diukur dari laju/lambatnya pertumbuhan ekonomi setiap
tahunnya. Apabila data laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke
tahun menunjukkan adanya percepatan, berarti pembangunan
ekonomi mengalami peningkatan. Namun, apabila percepatan
pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan pemerataan
kesejahteraan (pengentasan masalah kemiskinan) dan penyediaan
lapangan kerja (pengurangan pengangguran), maka menjadi
polemik tersendiri bagi pembangunan. Pembangunan bisa dikatakan
berhasil apabila laju pertumbuhan ekonominya tinggi, laju inflasi
rendah, penduduk miskin semakin berkurang dan tingkat
pengangguran semakin rendah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator
yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu wilayah dalam satu periode tertentu. Dari PDRB dapat
diketahui perkembangan ekonomi suatu daerah pada periode
tertentu. PDRB Kabupaten Barito Utara atas dasar harga berlaku
(PDRB ADHB) tahun 2016 sebesar 7.358.842,9 juta rupiah.
19
I -I -
I -
Lapangan usaha yang memegang kontribusi tinggi dalam
perekonomian Kabupaten Barito Utara adalah kategori
pertambangan dan penggalian (50,58 persen), pertanian (10,37
persen), dan industri pengolahan (6,94 persen). Sementara itu
kategori yang memiliki kontribusi terkecil adalah kategori jasa
perusahaan (0,01 persen). Selama tahun 2012-2016, PDRB Atas
Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) maupun PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (PDRB ADHB) mengalami peningkatan. PDRB ADHK
Kabupaten Barito Utara pada tahun 2016 sebesar 6.008.690,0 juta
rupiah dan mengalami pertumbuhan sebesar 5,48 persen.
Peningkatan ini menggambarkan besarnya pertumbuhan ekonomi
suatu daerah.
Tabel I.10Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
BerlakuKabupaten Barito Utara Menurut Lapangan Usaha, 2014-2016Lapangan Usaha 2014 2015 2016
Pertanian,
kehutanan dan
perikanan
742.420,5 826.190,1 894.606,2
Pertambangan
dan penggalian2.923.510,1 2.874.141,7 3.150.674,5
Industri
pengolahan487.596,3 547.680,2 579.976,0
Pengadaan listrik
dan gas1.266,1 1.969,8 2.267,1
Pengadaan air,
pengelolaan
sampah, limbah
dan daur ulang
8.598,8 10.102,7 11.124,5
Konstruksi 316.839,6 368.755,0 399.558,8
20
I -I -
I -
Perdagangan
besar dan eceran,
reparasi mobil dan
sepeda motor
332.147,7 385.262,7 444.551,0
Transportasi dan
pergudangan334.623,1 386.871,2 424.096,1
Penyediaan
akomodasi dan
makan minum
84.500,3 99.045,0 113.630,6
Informasi dan
komunikasi64.956,5 72.331,2 79.112,8
Jasa keuangan
dan asuransi112.109,3 120.132,6 129.619,0
Real estate 96.096,1 106.525,4 119.568,2
Jasa Perusahaan 746,9 836,5 929,7
Administrasi
pemerintahan,
pertahanan dan
jaminan sosial
wajib
312.267,1 363.201,0 389.060,6
Jasa pendidikan 275.135,8 309.911,8 350.056,2
Jasa kesehatan
dan kegiatan
sosial
125.009,8 143.911,9 164.881,0
Jasa lainnya 80.807,8 91.156,1 105.130,7
PDRB 6.298.631,7 6.708.024,8 7.358.842,9
Sumber : Kabupaten Barito Utara Dalam Angka 2017
21
I -I -
I -
Perkembangan PDRB Kabupaten Barito Utara2014-2016
Uraian 2014 2015 2016
PDRB ADHB
(Juta Rp)6.298.631,7 6.708.024,8 7.358.842,9
PDRB ADHK
(Juta Rp)5.410.378,5 5.696.609,8 6.008.690,0
Laju
Pertumbuhan
(%)
4,20 5,29 5,48
Sumber : Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2015-2017
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Barito Utara pada tahun
2016 mengalami peningkatan dibanding tahun 2015. . Pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Barito Utara pada tahun 2016 sebesar 5,48
persen. Peningkatan ini
1II -
BAB II
KEBIJAKAN PEMERINTAH TAHUN 2017
A. VISI DAN MISIDalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
sesuai dengan amanat UUD 1945, maka penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kabupaten Barito Utara diharapkan dapat
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan, sebagai upaya untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Prinsip-prinsip reformasi birokrasi dan good governance pada
dasarnya mengandung nilai yang bersifat obyektif dan universal
yang menjadi acuan dalam menentukan tolak ukur atau indikator dan
ciri-ciri atau karakteristik penyelengaraan pemerintahan daerah yang
baik. Prinsip-prinsip good governance dalam praktek
penyelengaraan Negara dituangkan dalam 7 (tujuh) asas-asas
umum penyelengaraan negara sebagaimana dimaksud dalam UU
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Dalam hubungan ini, kata
prinsip mempunyai makna yang sama dengan asas, karena asas
dan/atau prinsip pada hakekatnya merupakan awal suatu kebenaran
yang menjadi pokok dasar tujuan berpikir, berpendapat, dan
bertindak. Asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi :
a). Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam Negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
Penyelenggara Negara.
2II -
b). Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas yang
menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan
keseimbangan, dalam pengendalian Penyelenggara Negara.
c). Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif,
dan selektif.
d). Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap
hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif, tentang penyelenggaraan
Negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara.
e). Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara
Negara.
f). Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
perundang-uandangan yang berlaku.
g). Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara
Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
Dalam kerangka besar itulah, Visi, Misi dan Program Kerja
Bupati Barito Utara terpilih Tahun 2013-2018 merupakan tahap
kedua Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025,
diarahkan untuk membawa masyarakat Kabupaten Barito Utara
menuju suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, berkeadilan,
berakhlak, bermartabat, berkarakter dan bermakna. Maka Visi
Pembangunan Kabupaten Barito Utara Tahun 2013-2018 adalah :
“Terwujudnya Percepatan Pembangunan di Berbagai Bidang
3II -
serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Secara BerkeadilanMenuju Kabupaten Barito Utara Yang Lestari dan Sejahtera”
Visi Pembangunan Kabupaten Barito Utara Tahun 2013-2018
ini menjadi arah dan cita-cita pembangunan daerah bagi
penyelenggara pemerintahan dan segenap pemangku kepentingan
pembangunan di Kabupaten Barito Utara.
Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Percepatan pembangunan mengandung makna upaya sadar
untuk lebih mempercepat pembangunan daerah dengan
melakukan usaha-usaha yang menjadi pendorong kemajuan
daerah dimaksud seperti :
a) Peningkatan investasi untuk menambah barang modal
(perumahan, jalan, jembatan, pembangunan pabrik-pabrik
dan atau barang-barang modal lain;
b) Pemberdayaan masyarakat, terutama masyarakat miskin
sasaran potensial;
c) Peningkatan pengeluaran Pemerintah Daerah, khususnya
untuk membeli barang-barang buatan asli daerah dan atau
dalam negeri;
2. Pembangunan di berbagai bidang mengandung makna
bahwa pembangunan seluruh sektor pemerintahan dan
pembangunan yang pada implementasinya diprioritaskan
kepada sektor tata kelola pemerintahan, kesehatan,
pendidikan, infrastruktur dasar dan ekonomi kerakyatan serta
lingkungan hidup sebagaimana uraian berikut :
a. Pembangunan dan perbaikan ketatakelolaan
pemerintahan yang baik;
1) Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good
Governance) dan bersih dari tindak KKN, peningkatan
kinerja aparatur yang professional yang
mengedepankan disiplin kerja tinggi dalam
menjalankan administrasi pemerintahan yang dapat
4II -
dipertanggungjawabkan secara nyata dalam rangka
pencapaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
dari Badan Pemeriksa Keuangan.
2) Mendekatkan dan meningkatkan efektifitas serta
transparansi pelayanan umum yang menyangkut hajat
hidup orang banyak berkenaan dengan layanan
pendidikan, kesehatan dan hak-hak masyarakat
lainnya dalam berinvestasi dan usaha.
3) Mengoptimalkan fungsi monitoring dan evaluasi kinerja
pemerintahan oleh lembaga pengawas dalam rangka
perbaikan kinerja dan laporan pemerintah daerah
kearah yang lebih baik.
b. Pembangunan kesehatan yang berkualitas;
1) Pembangunan infrastruktur kesehatan yang
berkualitas berupa Rumah Sakit, Puskesmas dan
Pustu.
2) Mampu memberikan layanan kesehatan yang bermutu
dan berstandar nasional.
3) Mencerminkan daerah yang sadar akan kesehatan
bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi
manusia.
c. Pendidikan berkualitas;
1) Pembangunan pendidikan dirahkan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk
mendukung terwujudnya masyarakat berharkat,
bermartabat, berakhlak mulia dan menghargai
keragaman sehingga mampu bersaing dalam era
global dengan tetap berlandaskan pada norma
kehidupan masyarakat Barito Utara dan tanpa
diskriminasi.
2) Peningkatan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek) melalui pelayanan pendidikan yang mencakup
5II -
semua jaluar, jenis dan jenjang, pendidikan. Oleh
karena itu, perlu disediakan Pendidikan Menengah
Universal (PMU) yang bermutu.
3) Penyediaan pelayanan pendidikan sepanjang hayat
sesuai perkembangan iptek untuk meningkatkan
kualitas hidup dan produktifitas penduduk Kabupaten
Barito Utara, terutama bagi penduduk usia produktif.
4) Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Barito
Utara harus memiliki kualitas yang berstandar nasional
sesuai amanat Undang-Undang dengan menyediakan
dana pendidikan minimal sebesar 20 persen dari
APBD.
5) Memiliki keunggulan kompetitif dalam penguasaan,
pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam rangka meningkatkan kompetensi
pendidik dan peserta didik sekaligus mampu
berkompetensi di ajang kompetisi ataupun
perlombaan.
6) Mampu menciptakan manusia seutuhnya yaitu
keseimbangan antara kecerdasan intelegensi,
kecerdasan spiritual dan kesehatan fisik (kinestetik).
7) Pemberian Bantuan Operasional Sekolah Daerah
(Bosda), Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bantuan
Siswa Berprestasi.
8) Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai dengan membangun serta merehabilitasi
ruang, kelas, gedung sekolah dan fasilitas sekolah
lainnya termasuk rumah dinas (Kepala Sekolah, Guru
dan Penjaga Sekolah).
d. Pembangunan infrastruktur dasar daerah;
Upaya pembangunan infrastruktur dasar daerah
terencana dan berkelanjutan yang memperhatikan pada
6II -
keserasian tata ruang, lingkungan hidup, nilai-nilai religius,
sosial, budaya dan kearifan lokal ke dalam proses
pembangunan.
e. Pembangunan ekonomi kerakyatan;
1) Mendorong dan memfasilitasi berjalannya ekonomi
kerakyatan yang berkualitas, berkelanjutan, berbasis
wilayah, dan berpihak kepada masyarakat Barito
Utara.
2) Mendorong perekonomian yang senantiasa
menyelaraskan antara kondisi potensi SDA dan SDM
daerah dengan kinerja ekonomi berdasar kearifan
lokal.
3) Pembangunan ekonomi yang berbasis pada ekonomi
rakyat yang mampu memberikan dampak nyata
kepada masyarakat luas di Kabupaten Barito Utara.
f. Pengelolaan lingkungan hidup terutama difokuskan
kepada pelestarian hutan dari degradasi lahan, eksploitasi
hutan dan tambang serta pengendalian pencemaran
tanah, air, dan udara.
3. Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Peningkatan ekonomi masyarakat dalam hal ini berkonotasi
pengembangan ekonomi lokal yang merupakan proses
penyesuaian diri yaitu proses menyusun lembaga-lembaga baru,
pengembangan dan pemilihan berbagai industri, perbaikan
kualitas kerja dalam kapasitas produksi barang-barang,
identifikasi pasar-pasar baru, transfer ilmu pengetahuan dan
pengembangan perusahaan-perusahaan baru.
4. Secara berkeadilan mengandung makna suatu rangkaian usaha
terintegrasi di berbagai bidang, guna membentuk suatu yang
mengarah pada kebaikan dengan memperhatikan setiap bobot
yang ada agar tidak terjadi kesewenang-wenangan.
5. Kabupaten Barito Utara yang lestari dan sejahtera.
7II -
Lestari merupakan sesuatu yang berkelanjutan, sementara
pengertian sejahtera bermakna kebutuhan dasar masyarakat
Kabupaten Barito Utara dapat terpenuhi secara lahir dan batin
serta adil dan merata.
Dalam mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten Barito Utara
Tahun 2013-2018 tersebut ditempuh melalui 5 (lima) Misi
Pembangunan sebagai berikut :
1. Memfokuskan pada percepatan pembangunan ekonomi
kerakyatan serta mengembangkan BUMD yang berbasis
keunggulan lokal guna mendorong laju investasi, pembangunan
infrastruktur yang memadai serta pembangunan memperhatikan
keserasian tata ruang.
2. Meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan, kesehatan,
perizinan dan penyiapan lapangan kerja dalam rangka
pengentasan kemiskinan.
3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi Sumber Daya
Alam (SDA) yaitu pertambangan, kehutanan, perkebunan dan
pertanian) serta potensi lainnya ke arah yang lebih baik secara
terintegrasi dan lestari demi kepentingan kemakmuran rakyat
sesuai skala prioritas berbasis ilmu pengetahuan sesuai tuntutan
kebutuhan lokal dan nasional.
4. Meningkatkan sistem penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance) dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan serta pelaksanaan reformasi birokrasi yang
menempatkan SDM aparatur yang tepat pada tempat yang
benar.
5. Memantapkan pelaksanaan pembangunan berdasarkan budaya
kearifan lokal, toleransi kultural, kerukunan antar umat
beragama, suku, ras maupun golongan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
8II -
B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH (sesuai denganRPJMD)
Pembangunan daerah harus didasarkan pada sasaran
tertentu yang hendak dicapai, untuk itu kebijakan yang dibuat dalam
rangka melaksanakan pembangunan daerah harus memiliki arah
yang jelas. Arah kebijakan pembangunan disusun berdasarkan
analisis kebutuhan pembangunan daerah dengan
mempertimbangkan aspirasi masyarakat, kondisi dan kemampuan
daerah, termasuk kinerja pelayanan pemerintah pada tahun-tahun
sebelumnya. Arah kebijakan pembangunan ini selanjutnya menjadi
pedoman perencanaan bagi seluruh pemangku kepentingan
pembangunan di daerah. Oleh karenanya, penting bagi Pemerintah
Daerah menyusun arah kebijakan pembangunan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat
pernyataan-pernyataan kebijakan pembangunan selama 5 (lima)
tahun.
Arah kebijakan umum pembangunan Pemerintah Kabupaten
Barito Utara untuk jangka menengah adalah merupakan arah bagi
SKPD maupun lintas SKPD dalam merumuskan kebijakan guna
mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dengan
memperhatikan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati serta
mencermati gambaran umum situasi daerah guna mencapai tujuan
strategis pembangunan daerah, maka Pemerintah Kabupaten
Barito Utara ke depan akan memprioritaskan 5 (lima) bidang
pengembangan, yaitu :
1. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good
governance) sebagai berikut :
- Evaluasi dan reformasi kelembagaan.
- Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat
(kependudukan, investasi, dan UMKM).
- Peningkatan disiplin, profesionalisme dan layanan
aparatur.
9II -
- Peningkatan dan pemantapan sistem perencanaan,
penganggaran dan pengawasan pembangunan.
- Peningkatan litbang, inovasi dan kreativitas kerja.
- Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan (WTP).
- Menjamin penegakan hukum, keamanan dan ketertiban
serta demokratisasi.
2. Terpenuhinya sarana dan prasarana umum secara integrative
dan komprehensif, layanan kesehatan dan pendidikan yang
berkualitas dalam rangka pengentasan kemiskinan :
- Peningkatan kuantitas dan kualitas jalan (jalan yang
menghubungkan Ibu Kota Kecamatan dengan Ibu Kota
Kabupaten dan Provinsi).
- Peningkatan ketersediaaan air bersih (perkotaan dan
pedesaan).
- Peningkatan infrastruktur perhubungan (dermaga,
pelabuhan sungai, komunikasi, bandara).
- Peningkatan/pengembangan listrik (PLTD, PLTG, PLTS).
- Peningkatan infrastruktur dan areal kepariwisataan.
- Pemantapan RTRWK (makro dan detail/rinci).
- Pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh.
- Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup dan
penanggulangan bencana.
3. Peningkatan SDM dan ekonomi masyarakatnya secara
berkeadilan :
- Peningkatan indeks pendidikan (tuntas buta huruf,
peningkatan kualitas pelayanan dan pemenuhan sarana
10II -
prasarana pendidikan sampai dengan SLTA, pembinaan
dan pengembangan perguruan tinggi).
- Peningkatan indeks kesehatan (peningkatan kualitas
pelayanan dan pemenuhan sarana dan prasarana
kesehatan sampai ke pedesaan, pemberantasan penyakit
menular, penanggulangan kekurangan gizi).
- Peningkatan pendapatan, daya beli dan ketersediaan
kebutuhan masyarakat, dan pengembangan BUMD.
4. Peningkatan kapasitas keuangan daerah melalui peningkatan
kuantitas dan kualitas investasi dengan memberikan jaminan
keamanan dan kepastian hukum, menciptakan iklim usaha
yang kondusif, promosi dan kerjasama investasi :
- Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah
- Peningkatan upaya pendanaan APBD Provinsi, APBN
serta CD/CSR.
- Pengembangan BUMD dalam penanganan usaha
produktif (Perusda Batara Membangun, participating
Interest, dll).
- Pengembangan investasi skala menengah-besar untuk
penyerapan tenaga kerja (perkebunan, kehutanan,
pertanian, peternakan serta migas, dll).
- Peningkatan kualitas promosi serta kerjasama investasi
dan pembangunan.
5. Pemberdayaan masyarakat dan pembangunan budaya
kearifan lokal, toleransi kultural antar umat beragama :
- Peningkatan partisipasi (swadaya) dan pemberdayaan
masyarakat dalam mendukung keberagaman suku, ras
dan agama dalam menciptakan ketertiban umum.
11II -
- Peningkatan ketahanan masyarakat melalui revitalisasi
linmas yang membuka wawasan kebangsaan.
- Pengembangan ekonomi lokal pariwisata.
Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik,
diarahkan untuk meningkatkan kualitas, baik kualitas sumberdaya
aparatur maupun kualitas penyelenggaraan administrasi
pemerintahan. Sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya
aparatur pemerintah yang handal dan pemerintahan yang baik,
bersih, dan sehat. Terpenuhinya sarana dan prasarana umum
secara integrative dan komprehensif dalam rangka peningkatan
daya dukung terhadap pembangunan daerah yang diupayakan
melalui peningkatan pembangunan infrastruktur daerah serta
terpenuhinya ketersediaan air bersih, sarana komunikasi, pelayanan
kesehatan, pendidikan, penerangan jalan (aliran listrik ke pelosok
desa), akses jalan ke pedesaan diarahkan untuk menghindari
kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan,
antar wilayah, antar kecamatan dan antar pedesaan serta membuka
isolasi wilayah.
Infrastruktur jalan akan menjadi stimulan bagi pengembangan
wilayah di bidang lain, seperti kehutanan, perkebunan,
pertambangan, pariwisata dan bidang lainnya. Pembangunan
Bandar Udara Trinsing, Jalan Kereta Api dan Sarana
Telekomunikasi/Informasi perlu terus dipacu penyelesaiannya guna
mendukung distribusi dan pemasaran hasil-hasil pertanian
khususnya karet dan perkebunan kelapa sawit. Sasaran yang ingin
dicapai adalah integrasi wilayah secara terpadu, peningkatan
perekonomian daerah dan menarik investor dari berbagai sektor
potensial.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan ekonominya,
diarahkan untuk mencapai SDM yang berkualitas yang mampu
12II -
mengelola sekaligus mempertahankan sumberdaya alam yang
dimiliki oleh Kabupaten Barito Utara dengan baik. Sejalan dengan
itu, sumberdaya yang bias diperbaharui seperti pertanian dalam arti
luas dan budidaya perikanan serta pariwisata juga bias berkembang
pesat karena dikelola oleh SDM yang cerdas.
Peningkatan kemampuan keuangan daerah melalui
peningkatan kuantitas dan kualitas investasi dengan memberikan
jaminan keamanan dan kepastian hukum, menciptakan iklim usaha
yang kondusif, promosi dan kerjasama investasi, diarahkan untuk
memberikan pelayanan yang bermutu, mudah, murah, cepat dan
tepat kepada seluruh masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi
dan investor. Penekanan pelayanan ini disamping pada sisi
pemerintahan yang baik, juga diharapkan partisipasi masyarakat
dalam mendukung iklim usaha yang kondusif, bersinergi dan
kebersamaan dalam sistem usaha yang saling menguntungkan.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terbukanya lapangan kerja baru
dengan melibatkan masyarakat setempat.
Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi
Lokal, diarahkan untuk mengembangkan ekonomi masing-masing
wilayah dengan didasarkan pada pendayagunaan potensi
sumberdaya lokal dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
berperan aktif dalam mengatasi ketertinggalannya disbanding
dengan kelompok masyarakat lain, di bidang ekonomi, sosial,
budaya dan pembangunan wilayah. Sasaran yang ingin dicapai
adalah terpenuhinya kebutuhan sosial dasar masyarakat,
peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat,
kemampuan kewirausahaan dan berkembangnya industri kecil dan
menengah.
Untuk mengimplementasikan arah kebijakan pembangunan di
atas ditempuh melalui strategi pokok yang terkait, yaitu :
13II -
1. Menginventarisir semua potensi pembangunan baik itu
potensi ekonomi, sosial, budaya, alamiah dan skill
pemerintahan dan masyarakat, sebagai modal
pembangunan.
Sasaran strategi ini adalah terwujudnya Lembaga Pemerintah
Kabupaten Barito Utara yang efisien, efektif, kompetitif,
responsif, adaptif dengan memperhatikan aspek kewibawaan,
akuntabel dan responsibel.
2. Memberikan ruang lingkup yang luas guna terciptanya iklim
pembangunan yang kondusif dengan menyediakan perangkat
hukum dan keberpihakan aparatur pemerintah dalam
kemajuan yang dikehendaki.
Sasaran strategi ini adalah terwujudnya pembangunan dan
pelayanan yang demokratis dengan kebijakan yang berpijak
pada kepentingan dan hajat rakyat serta hubungan baik dari
setiap elemen pembangunan.
3. Membuat sketsa potensi daerah berdasarkan geografis agar
pembangunan dan pergerakan ekonomi, sosial dan budaya
tidak tumpang tindih dan dapat berjalan dengan efektif sesuai
dengan waktunya serta memenuhi hajat hidup masyarakat.
Sasaran strategi ini adalah terwujudnya peran serta aktif
masyarakat dan sektor swasta dengan meningkatnya
kapasitas dan meningkatnya pendapatan serta kesejahteraan
sektor swasta dan masyarakat.
4. Melaksanakan pembangunan yang benar-benar menyangkut
kepentingan umum seperti ketersediaan air bersih, jalan,
pelayanan kesehatan, sarana komunikasi, pendidikan,
penerangan, sarana ibadah, kepemudaan, kebudayaan dan
pariwisata. Sasaran strategi ini adalah : (a) Terwujudnya
peningkatan PADS, PAD serta potensi keuangan daerah
lainnya guna pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan
rakyat dan peningkatan sistem pelayanan publik dengan
14II -
memperhatikan tingkat kepuasan dan menurunnya tingkat
keluhan dan komplain terhadap pemerintah, (b) Terwujudnya
kelancaran arus transportasi, telekomunikasi, informasi dan
perdagangan barang dan jasa dengan memperhatikan
keseimbangan ekosistem demi tercapainya lingkungan yang
bersih, indah, tertib dan asri.
5. Membuka pintu investasi yang seluas-luasnya dengan
berbagai pihak guna percepatan pertumbuhan ekonomi,
sosial dan budaya, selain pembukaan lapangan kerja yang
berimplikasi pada penurunan angka pengangguran dan
angka kriminalitas serta terbukanya akses pertumbuhan
masyarakat. Sasaran strategi ini adalah : Mewujudkan Barito
Utara sebagai pusat ekonomi, perdagangan, wisata dan
layanan jasa bagi daerah sekitar dengan melihat letak
geografisnya di tengah DAS Barito Wilayah Kalimantan
Tengah.
Strategi pokok menginventarisir semua potensi
pembangunan baik itu potensi ekonomi, sosial, budaya, alamiah dan
skill pemerintahan dan masyarakat, sebagai modal pembangunan
diimpementasikan melalui kebijakan :
a. Evaluasi kinerja lembaga pemerintah Kabupaten Barito Utara
yang telah ada.
b. Analisis lembaga pemerintah Kabupaten Barito Utara untuk
mengetahui lembaga yang perlu ada dan benar-benar
dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Barito Utara.
c. Penetapan struktur dan proses kewenangan dan tanggung
jawab organisasi secara jelas dan tegas.
d. Penetapan tugas pokok, fungsi, kewenangan dan tanggung
jawab organisasi secara jelas, tegas dan fleksibel.
e. Rekruitmen, penempatan, promosi dan mutasi sesuai dengan
kualifikasi teknis atau hasil analisa jabatan.
15II -
f. Penataan aparatur sesuai dengan prinsip “The right man on
the right job”.
g. Peningkatan kompetensi aparatur pemerintah.
h. Penetapan kualifikasi aparatur.
i. Penegakan disiplin kerja, etika dan profesi aparatur
pemerintah.
j. Sistem kontrol dan evaluasi kinerja.
Strategi pokok memberikan ruang lingkup yang luas guna
terciptanya iklim pembangunan yang kondusif dengan menyediakan
perangkat hukum dan keberpihakan aparatur pemerintah dalam
kemajuan yang dikehendaki diimplementasikan melalui kebijakan :
a. Membuka dan dibuka saluran komunikasi dengan pihak
sektor swasta dan komponen masyarakat.
b. Sistem perencanaan bottom up planning.
c. Sistem dan mekanisme keterlibatan sektor swasta dan
masyarakat dalam proses penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan layanan masyarakat.
d. Mendorong partisipasi tiga sektor dalam proses pembuatan
kebijakan.
e. Transparansi dan keterbukaan dalam proses pembuatan
kebijakan strategis, teknis, dan operasional.
f. Membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk berkonsultasi dengan aparatur pemerintah.
g. Membuka dan dibuka forum konsultasi dan dialogis antara
pemerintah, DPRD dan komponen masyarakat.
h. Intensitas komunikasi dengan DPRD, swasta dan
masyarakat.
Strategi pokok membuat sketsa potensi daerah berdasarkan
geografis agar pembangunan dan pergerakan ekonomi, sosial dan
budaya tidak tumpeng tindih dan dapat berjalan dengan efektif
sesuai dengan waktunya serta memenuhi hajat hidup masyarakat,
diimplementasikan melalui kebijakan : (1) intensifikasi dan
16II -
ekstensifikasi sumber pendapatan asli daerah; (2)
mendayagunakana potensi alam dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam; (3) mereformasi
manajemen pemungutan dan pengelolaan sumber PAD; (4)
efektivitas dan efisiensi penggunaan PAD; (5) menekan biaya
pemungutan PAD; (6) mempromosikan Kabupaten Barito Utara
untuk menarik investor masuk ke Kabupaten Barito Utara baik level
lokal, regional maupun internasional dan (7) mendorong dan
memberi kemudahan fasilitas dan kesempatan pihak investor yang
akan menanamkan modalnya ke Kabupaten Barito Utara.
Strategi pokok melaksanakan pembangunan yang benar-
benar menyangkut kepentingan umum seperti ketersediaan air
bersih, jalan, pelayanan kesehatan, sarana komunikasi, pendidikan,
penerangan, sarana ibadah, kepemudaan, kebudayaan dan
pariwisata diimplementasikan melalui kebijakan : 1). Meningkatkan
kualitas jalan raya; 2). Meningkatkan sarana dan prasarana air
bersih; 3). Penyediaan fasilitas umum (taman kota, lapangan
olahraga, jalur hijau); 4). Rekayasa lingkungan Kabupaten Barito
Utara sesuai aturan yang berlaku; 5). Pengendalian lingkungan; 6).
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan;
7). Meningkatkan kualitas jalan yang menghubungkan daerah
sekitarnya; 8). Menyediakan sarana transportasi udara; 9).
Memfasilitasi penyediaan pasar, pusat pertokoan, dan pusat
perdagangan; 10). Memfasilitasi kegiatan ekonomi dan
perdagangan; 11). Mendorong sektor swasta dan masyarakat untuk
melakukan kegiatan ekonomi; 12). Memfasilitasi dan memberi
kemudahan bagi sektor swasta dan masyarakat untuk melakukan
kegiatan usaha; 13). Memberi bantuan modal usaha, teknologi dan
manajemen usaha; 14). Memfasilitasi usaha kemitraan antara
pengusaha kecil dan menengah; 15). Menata kembali tata ruang
Kabupaten Barito Utara sesuai dengan kondisi geografis; 16).
Penegakan hukum dibidang properti dan izin mendirikan bangunan;
17II -
17). Pengendalian dan pengawasan kegiatan pembangunan dengan
bertumpu pada pembangunan ramah lingkungan; 18). Menjalin
usaha kemitraan dengan daerah lain; 19). Membudidayakan potensi
wisata; 20). Membudidayakan seni budaya dan produk unggulan
lokal.
Strategi pokok membuka pintu investasi yang seluas-luasnya
dengan berbagai pihak guna percepatan pertumbuhan ekonomi,
sosial dan budaya, selain pembukaan lapangan kerja yang
berimplikasi pada penurunan angka pengangguran dan angka
kriminalitas serta terbukanya akses pertumbuhan masyarakat yang
diimplementasikan melalui kebijakan : (1). Mempromosikan
Kabupaten Barito Utara untuk menarik investor masuk ke Kabupaten
Barito Utara, baik level lokal, regional maupun nasional; (2).
Mendorong dan memberi kemudahan fasilitas dan kesempatan
pihak investor yang akan menanamkan modalnya di Kabupaten
Barito Utara.
Seluruh kebijakan tersebut, selanjutnya menjadi pedoman
bagi SKPD di lingkungan pemerintahan Kabupaten Barito Utara.
Setiap SKPD akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program yang menjadi bagian dari tugas pokok dan fungsinya. Selain
itu, SKPD juga melaksanakan kegiatan lintas SKPD dan
kewilayahan. Pengembangan program dan kegiatan di kelima sector
unggulan diatas memiliki lingkup yang luas.
Secara umum program dan kegiatan yang terkait dengan
peningkatan keimanan dan ketaqwaan merupakan tanggung jawab
seluruh masyarakat Kabupaten Barito Utara, termasuk Pemerintah
beserta seluruh unit SKPD yang ada. Program dan kegiatan pada
peningkatan infrastruktur dalam arti luas hendaknya dikoordinasikan
oleh SKPD yang menangani bidang infrastruktur didukung oleh
SKPD-SKPD lainnya yang terkait dalam kerangka pembangunan
wilayah secara terpadu sesuai dengan kondisi dan potensi daerah.
Begitu pula halnya dengan pengembangan sektor yang lain, akan
18II -
melibatkan program dan kegiatan utama serta pendukung dalam
koordinasi SKPD yang tugas pokok dan fungsinya bertanggung
jawab terhadap bidangnya.
Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah
pusat/daerah untuk mencapai tujuan. Sedangkan program adalah
instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga atau masyarakat
yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah untuk mencapai
tujuan dan sasaran serta memperoleh alokasi anggaran.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa ada
9 fungsi yang menjadi wewenang pemerintah kabupaten yaitu : 1).
Pelayanan umum; 2). Ketertiban dan ketentraman; 3). Ekonomi; 4).
Lingkungan Hidup; 5). Perumahan dan Fasilitas Umum; 6).
Kesehatan; 7). Pariwisata dan Budaya; 8). Pendidikan; 9).
Perlindungan Sosial.
Sebagaimana arah kebijakan yang diuraikan didalam RPJMD
Kabupaten Barito Utara Tahun 2013-2018, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) melaksanakan kebijakan umum
dan program sebagai berikut ;
1. Kebijakan Umum dan Program Perencanaan ProgramDaerahKebijakan umum dan program perencanaan pembangunan
daerah berupaya untuk mewujudkan peningkatan koordinasi,
sinkronisasi, kontinuitas pelaksanaan penyusunan rencana,
penetapan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah Kabupaten Barito Utara Tahun 2013-
2018 yang akan dilakukan melalui fungsi bidang perencanaan
sebagai berikut :
19II -
Tabel 2.1Kebijakan Umum dan Program Perencanaan Pembangunan
Daerah
Kebijakan Umum ProgramMeningkatkan Kualitas
Perencanaan Pembangunan
Daerah
Program pengembangan
data/informasi
Program kerjasama
pembangunan
Program perencanaan
pembangunan daerah
Program perencanaan
pembangunan ekonomi
Program perencanaan
pembangunan sosial budaya
Program perencanaan
prasarana wilayah dan sumber
daya alam
2. StrategiDalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan nasional disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan strategi adalah langkah-langkah
berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi
dan misi. Sedangkan yang dimaksud dengan program adalah
instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan
oleh instansi pemerintah. Kemudian yang dimaksud dengan
kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah
Pusat/daerah untuk mencapai tujuan.
20II -
Dalam RPJMD Kabupaten Barito Utara Tahun 2013-2018 ada
5 (lima) misi pembangunan daerah yang harus dituntaskan
dengan strategi pembangunan daerah yang akan ditetapkan.
Adapun kelima misi pembangunan daerah tersebut yaitu :
1. Memfokuskan pada percepatan pembangunan ekonomi
kerakyatan serta mengembangkan BUMD yang berbasis
keunggulan lokal, mendorong laju investasi, dan
pembangunan infrastruktur yang memadai serta
pembangunan yang memperhatikan keserasian tata
ruang.
2. Meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan,
kesehatan, perizinan, dan penyiapan lapangan kerja
dalam rangka pengentasan kemiskinan.
3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi
Sumber Daya Alam (pertambangan, kehutanan,
perkebunan, pertanian) serta potensi lainnya ke arah yang
lebih baik secara terintegrasi dan lestari demi kepentingan
kemakmuran rakyat sesuai skala prioritas berbasis ilmu
pengetahuan sesuai tuntutan lokal dan nasional.
4. Meningkatkan sistem penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) dan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta
pelaksanaan reformasi birokrasi, dengan menempatkan
SDM aparatur yang tepat pada tempat yang benar.
5. Memantapkan pelaksanaan pembangunan berdasarkan
budaya kearifan lokal, toleransi kultural, kerukunan antar
umat beragama, suku, ras maupun golongan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
21II -
VISI DAN MISI BAPPEDA KABUPATEN BARITO UTARASebagai salah satu komponen dari perencanaan strategis,
visi yang dirumuskan merupakan gambaran tentang keadaan masa
depan yang diinginkan. Adapun visi Bappeda adalah
“TERWUJUDNYA SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNANDAERAH KABUPATEN BARITO UTARA YANG OPTIMAL,TERARAH DAN REALISTIS DIDUKUNG SUMBER DAYAMANUSIA YANG PROFESIONAL SERTA DATA DAN INFORMASIYANG AKURAT”
Sebagai salah satu lembaga perencana, produk perencanaan
pembangunan yang dihasilkan oleh Bappeda harus dapat
diandalkan dalam arti merupakan alternatif terbaik dalam mengatasi
permasalahan daerah, terintegrasi secara horizontal dan vertikal,
dan sesuai dengan kondisi regional maupun sektoral serta dapat
diimplementasikan.
Sebagai institusi pemerintah yang bertugas di bidang
perencanaan pembangunan daerah, Bappeda secara proaktif
berperan dalam menentukan arah pencapaian tujuan pembangunan
daerah melalui pelaksanaan analisis kebijakan/kajian pembangunan
daerah, pelaksanaan koordinasi dan integrasi perencanaan
pembangunan serta menjalankan konsultasi, pendampingan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Untuk mewujudkan visi Bappeda Kabupaten Barito Utara,
maka dirumuskan misi Bappeda Kabupaten Barito Utara sebagai
berikut :
1) Meningkatkan peran dan fungsi Bappeda dalam sistem
perencanaan pembangunan;
2) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan
penguatan kelembagaan perencanaan;
3) Meningkatkan ketersediaan dan pengelolaan data, informasi,
dokumen perencanaan, penelitian dan pengembangan yang
akurat untuk rencana pembangunan;
22II -
Misi Pertama : meningkatkan peran dan fungsi Bappeda
dalam Sistem Perencanaan Pembangunan merupakan keinginan
Bappeda Kabupaten Barito Utara sebagai “leader” penggerak
perencanaan, maka Bappeda harus berperan sebagai pelaksana
fungsi manajemen dalam bidang perencanaan. Institusi
perencanaan pembangunan harus mampu mengkoordinasikan
proses perencanaan pembangunan daerah secara intensif dan
menyeluruh serta melakukan kajian/analisis dalam rangka
pengendalian perencanaan yang telah dirumuskan.
Misi Kedua : yaitu kapasitas sumber daya manusia dan
penguatan kelembagaan perencanaan. Sebagai institusi perencana
pembangunan, kualitas dan profesionalisme SDM perencana
pembangunan menjadi sangat penting dan menjadi kunci
keberhasilan proses perencanaan pembangunan. Kualitas
perencanaan sangat bergantung pada kemampuan dan keahlian
para perencana secara teknis maupun kemampuan lain yang
bersifat intersektoral, multidisipliner dan berpikir komprehensif.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan peningkatan
kapasitas individu dalam mengemban beban tugas masing-masing
dalam organisasi. Peningkatan profesionalisme merupakan upaya
peningkatan kinerja berkait dengan kesetiaan, logika dan etika.
Misi Ketiga : meningkatkan ketersediaan data dan informasi
serta dokumen perencanaan, penelitian yang akurat untuk
perencanaan pembangunan adalah untuk memberikan landasan
yang benar dalam melakukan analisis perencanaan, pengambilan
kebijakan (decision support system) bagi semua stakeholder. Dalam
perencanaan pembangunan daerah harus tetap memperhatikan
data dan informasi yang akurat, efektif dan terpercaya.
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Dengan berlakunya Undang-Undang tentang Pemerintahan
daerah, maka Pemerintah Daerah memiliki lebih banyak
kewenangan dalam mengelola Daerah. Kewenangan tersebut harus
didukung oleh kemampuan sebagimana yang tertuang dalam
Undang-Undang tentang Perimbangan Keuangan sebagai sub
sistem dan sistem Pemerintahan Daerah. Dengan mengacu pada
Undang-Undang tersebut, maka salah satu kemampuan yang harus
dimiliki Daerah adalah kemampuan dalam mengelola keuangan
daerah sehingga Pemerintah Kabupaten Barito Utara harus dapat
berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan serta
memaksimalkan potensi-potensi penerimaan yang ada khususnya
untuk penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli
Daerah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 jo
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, Pajak Daerah yang menjadi kewenangan Kabupaten
sifatnya limitatif, sehingga Pemerintah Kabupaten tidak
dimungkinkan untuk menambah jenis-jenis pajak baru, upaya
peningkatan penerimaan daerah harus dilakukan melalui
intensifikasi yaitu suatu upaya dengan menambah subyek dan
obyek pajak terhadap pajak sejenis serta meningkatkan kegiatan
penagihan pajak terhutang dan melakukan terobosan-terobosan
penggalian sumber baru pada sektor non pajak daerah.
Untuk penerimaan Retribusi Daerah masih dapat dikembangkan
lebih jauh, khususnya terhadap Retribusi Jasa Usaha,
pengembangan Retribusi Jasa Usaha dilakukan pada jenis-jenis
retribusi yang memberikan jasa, manfaat timbal balik kepada
masyarakat, sehingga pengenaan retribusi tidak membebani
masyarakat, bahkan sebaliknya masyarakat memperoleh manfaat
langsung dari fasilitas yang diberikan Pemerintah Kabupaten. Di
samping itu, beberapa upaya telah dilakukan untuk penggalian
penerimaan dari lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah,
khususnya kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis relatif tinggi
yang dilakukan oleh kelompok masyarakat. Beberapa upaya
tersebut antara lain : penerimaan dari pengembangan salah satu
komoditas unggulan kakao/cokelat, yang berada di wilayah Desa
Batu Raya Kecamatan Gunung Timang, yang selain memberikan
penghasilan kepada para petani lokal dan masyarakat juga
memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Barito Utara.
Sedangkan mengenai Bagian Dana Perimbangan dari
Pemerintah Pusat yaitu Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak dari Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB, Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Pajak
Penghasilan Orang Pribadi (Termasuk PPh Pasal 21). Sementara
itu Dana Perimbangan dari Provinsi yaitu Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Pengambilan dan
Pemanfaatan Air Bawah tanah dan Air Permukaan (P3ABT & AP).
Berdasarkan kewenangan yang dimiliki tersebut, maka sumber-
sumber penerimaan daerah dapat dikembangkan sedemikian rupa,
yang pada akhirnya semua akan membentuk suatu potensi bagi
daerah. Potensi tersebut akan membentuk suatu kekuatan dan
kemampuan bagi daerah dalam melaksanakan pembangunan yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Upaya yang telah dilakukan dalam rangka intensifikasi dan
optimalisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), antara lain
dengan kegiatan :
a. Pendataan ulang wajib pajak/wajib retribusi untuk mendapatkan
data potensi pajak/retribusi yang lebih akurat.
b. Melaksanakan pungutan/tagihan pajak dan retribusi daerah yang
intensif.
c. Diberlakukannya SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
bagi pengusaha hotel dengan self assessment (menghitung
pajak sendiri tentang jumlah kamar dan hunian hotel per
bulannya).
d. Melaksanakan sosialisasi pajak/retribusi daerah kepada
masyarakat.
e. Meminimalisasi tunggakan pajak/retribusi daerah.
f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pajak dan
retribusi.
g. Melaksanakan pembukuan dan pelaporan yang lebih transparan
dan akuntabel.
h. Upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, meningkatkan
koordinasi dengan Dinas/Instansi yang terkait dengan jenis
pungutan sesuai kewenangannya.
Sedangkan untuk ekstensifikasi pendapatan daerah melalui
penggalian potensi baru dengan dilaksanakannya pemungutan
pajak untuk pengusaha sarang burung wallet di seluruh wilayah
Kabupaten Barito Utara dan sekitarnya.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Target Penerimaan Daerah dimaksud, utamanya didukung dari
Dana Perimbangan yang berasal dari Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Sementara
itu Pendapatan Asli Daerah, penerimaan terbesar berasal dari Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar 63,17%
dan penerimaan terkecil berasal dari Hasil Pajak Daerah sebesar
48,80%.
Realisasi Pendapatan daerah Kabupaten Barito Utara pada
Tahun Anggaran 2017 telah ditetapkan sebesar Rp
1.013.125.540.366,54 sedangkan pada Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2017 Pendapatan Daerah menjadi sebesar Rp
1.112.693.848.479,54 bertambah sebesar Rp 99.568.308.113,00
atau 9,83%.
Pendapatan Daerah Kabupaten Barito Utara pada Tahun
Anggaran 2017 sebagian besar berasal dari Dana Perimbangan
yaitu sebesar Rp 913.365.038.500,00 atau 9,53%. Sementara
Pendapatan Asli Daerah memberikan kontribusi sebesar Rp
79.613.404.613,00 atau 18,83%. Hal ini menunjukkan adanya
keberhasilan Pemerintah daerah dalam mengoptimalkan PAD.
Selanjutnya penjelasan setiap komponen Pendapatan Daerah,
dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Pendapatan Asli Daerah.Dari target semula pada APBD murni Tahun Anggaran
2017 sebesar Rp 67.000.000.000,00, maka pada Perubahan
APBD Tahun Anggaran 2017 menjadi sebesar Rp
79.613.404.613,00 bertambah sebesar Rp 12.613.404.613,00
atau 18,83%. Jika dibandingkan dengan realisasi Pendapatan
Asli Daerah Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp
39.970.930.000,00 pada APBD murni dan sebesar Rp
46.401.029.094,00 pada APBD Perubahan, maka realisasi
Pendapatan Asli Daerah Tahun 2017 mengalami peningkatan
sebesar Rp 33.212.375.519,00 dari tahun sebelumnya.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, dan lain-Lain PAD yang sah. Penjelasan masing-
masing komponen PAD tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1) Pajak DaerahDari target Penerimaan Pajak Daerah pada Tahun
Anggaran 2017 sebesar Rp 20.118.970.906,00 terealisir
sebesar Rp 10.300.000.000,00 atau -48,80%. Jika
dibandingkan dengan realisasi penerimaan pajak daerah
pada Tahun 2016 sebesar Rp 6.520.000.000,00 maka
realisasi penerimaan Pajak Daerah pada tahun 2017
mengalami kenaikan sebesar Rp 3.780.000.000,00.
2) Retribusi DaerahDari target penerimaan Retribusi Daerah pada Tahun
Anggaran 2017 sebesar Rp 5.458.700.000,00 terealisir
sebesar Rp 5.458.700.000,00 atau 0,00%. Jika
dibandingkan dengan realisasi penerimaan retribusi daerah
pada Tahun 2016 sebesar Rp 5.458.700.000,00, maka
realisasi penerimaan retribusi daerah pada Tahun 2017 tidak
mengalami kenaikan.
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang DipisahkanDari target Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan pada Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp
4.831.224.481,00 terealisir sebesar Rp 7.883.000.000,00
atau 63,17%. Jika dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2016 sebesar Rp 4.831.224.481,00 maka realisasi
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada
Tahun Anggaran 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp
3.051.775.519,00.
4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sahTarget penerimaan dari Lain-Lain PAD yang sah pada
Tahun Anggaran 2017 Rp 36.591.104.613,00 terealisir
sebesar Rp 55.971.704.613,00 atau 52,97%. Jika
dibandingkan dengan realisasi penerimaan dari Lain-Lain
PAD yang sah pada Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp
29.591.104.613,00 maka realisasi penerimaan dari Lain-Lain
PAD yang sah pada Tahun Anggaran 2017 mengalami
kenaikan sebesar Rp 7.000.000.000,00.
5) Penerimaan Dana PerimbanganTarget penerimaan Dana Perimbangan pada Tahun
Anggaran 2017 sebesar Rp 833.910.135.000,00 terealisir
sebesar Rp 913.365.038.500,00 atau 9,53%. Jika
dibandingkan dengan realisasi penerimaan Dana
Perimbangan pada Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp
1.082.736.737.000,00 maka realisasi penerimaan Dana
Perimbangan Tahun Anggaran 2017 mengalami penurunan
sebesar Rp 169.371.699.500,00.
6) Lain-Lain Pendapatan Yang SahPenerimaan ini merupakan penerimaan yang bersifat
insidentil yang menampung beberapa penerimaan dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah atau dari
Pemerintah Propinsi kepada Pemerintah Daerah sebagai
akibat dari suatu kebijakan, sehingga Pemerintah Daerah
memerlukan alokasi dana tambahan. Komponen penerimaan
ini dimulai pada Tahun 2002 dan berfluktuasi
perkembangannya dari Tahun ke Tahun. Fluktuasi
penerimaan ini terjadi akibat dari kebijakan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Propinsi seperti : kenaikan gaji pokok PNS,
pemberian gaji ke-13, pelimpahan wewenang organisasi
vertikal kepada Pemerintah Kabupaten, dan adanya
kebijakan perubahan tarif pajak yang menimbulkan adanya
restitusi.
Untuk tahun 2017 target penerimaan dari Lain-Lain
Pendapatan daerah Yang Sah sebesar Rp
185.431.986.651,47 terealisir sebesar Rp
102.353.208.651,47 atau -44,80%. Komponen penerimaan
ini terdiri dari dana bagi hasil pajak dari Propinsi dan bantuan
keuangan dari Propinsi.
3. Permasalahan dan Solusi.Hakekat pemberian otonomi seluas-luasnya kepada
Pemerintahan Daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat., pelayanan umum, dan daya saing daerah dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga pada
dasarnya Pemerintahan Daerah Kabupaten adalah Pemerintahan
yang berfungsi untuk mengakumulasikan pemanfaatan sumberdaya
menjadi kekuatan ekonomi daerah. Keberadaan Daerah Kabupaten
di bidang pembangunan daerah adalah untuk mensinergikan segala
potensi pembangunan yang ada, sehingga dapat meningkatkan
kapasitas fiskal yang dimiliki dalam melakukan pembangunan.
Dengan demikian diharapkan proses pembangunan dapat
dilaksanakan secara berkelanjutan dan serasi sehingga akan
muncul suatu kekuatan ekonomi daerah yang semakin besar.
Kewenangan untuk pengakumulasian pemanfaatan potensi
sumber daya daerah Kabupaten akan dapat dilaksanakan secara
efektif apabila mendapatkan dukungan sumber daya yang sangat
besar, terutama dukungan berupa sejumlah dana yang berasal dari
potensi di daerah. Pemberlakuan Undang-Undang tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah memberikan peluang dan wewenang yang lebih besar bagi
Daerah kabupaten untuk menghimpun pendapatan daerah melalui
berbagai sumber penerimaan. Upaya menghimpun PAD tersebut
sedapat mungkin harus dilakukan tanpa menambah beban
masyarakat, melainkan melalui upaya peningkatan pelayanan,
perbaikan sistem pemungutan, intensifikasi dan ekstensfikasi
sumber pendapatan daerah. Beberapa hambatan yang dihadapi
dalam upaya peningkatan pendapatan daerah diantaranya adalah :
a) HambatanHambatan utama yang dihadapi Pemerintah Kabupaten
Barito Utara terkait dengan masyarakat dan pemerintah pusat
yang akan dijabarkan sebagai berikut :
1) Kualitas Pelayanan Belum OptimalPeningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu
misi Pemerintah Daerah dalam era otonomi daerah, yaitu
peningkatan kualitas pelayanan umum dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Seluruh upaya peningkatan
kualitas pelayanan umum tersebut diarahkan pada tujuan
untuk semakin mendekatkan dan memudahkan masyarakat
serta menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan dan
kepuasan masyarakat.
Masih ada keluhan dari masyarakat terhadap kualitas
pelayanan umum menunjukkan bahwa penyelenggaraan
pelayanan umum di Kabupaten Barito Utara masih kurang
optimal. Kurangnya jumlah sarana dan prasarana menjadi
salah satu hambatan dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan terhadap masyarakat di Kabupaten Barito Utara.
Kondisi sarana dan prasarana yang masih memerlukan
perbaikan-perbaikan juga menjadi hambatan dalam upaya
penghantaran jasa pelayanan terhadap masyarakat.
2) Perencanaan Penerimaan Daerah Belum MendasarkanPada Potensi Yang Ada.
Terdapat beberapa jenis pungutan yang menjadi
kewenangan daerah Kabupaten, yaitu pajak hotel dan pajak
restoran yang merupakan pajak langsung. Perencanaan
penerimaan daerah besarnya tergantung pada jumlah obyek
pajak yang ada. Namun selama ini perencanaan target
penerimaan ini masih berdasarkan data historis dari tahun-
tahun sebelumnya sehingga belum mendasarkan pada
potensi yang ada di lapangan. Hal ini mengakibatkan kurang
optimalnya penerimaan PAD.
Untuk pajak hiburan, pajak reklame, pajak pengambilan
galian golongan C, serta retribusi daerah merupakan jenis
pungutan yang besarnya sangat dipengaruhi oleh besar
kecilnya pendapatan usaha barang/jasa yang terkena
pajak/retribusi tersebut.
b) SolusiPerbaikan sistem atau mekanisme pemungutan dan
variabel-variabel perhitungan pajak yang menjadi penerimaan
daerah tidak saja akan memberikan dampak berupa peningkatan
penerimaan, melainkan juga memberikan dampak berupa
peningkatan kualitas pelayanan. Dengan adanya perbaikan
sistem atau mekanisme pemungutan dan variabel-variabel
perhitungan pajak, maka diharapkan pelayanan akan semakin
efektif, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan
secara maksimal.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut di atas, maka
sistem perencanaan PAD dilakukan dengan mendasarkan pada
prinsip :
1) Kejelasan penghitungan potensi.
2) Pengaruh pendapatan masyarakat.
3) Pencermatan ketaatan dan penyimpangan terhadap perilaku
wajib pajak/wajib bayar.
4) Situasi Kamtibnas.
Pemanfaatan asset daerah, model-model land
management maupun optimalisasi penerimaan dari UPTD yang
lain perlu lebih diintensifkan implementasinya sebagai alternatif
sumber penerimaan daerah yang selama ini hanya
mengandalkan pajak daerah dan retribusi daerah yang
perkembangannya tidak signifikan, namun demikian optimalisasi
sumber-sumber penerimaan daerah harus dibarengi dengan
kualitas layanan publik yang memadai.
Untuk mengetahui perkembangan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada Pendapatan Daerah sebelum dan sesudah perubahan
di tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel III.2Pendapatan Daerah Kabupaten Barito Utara Tahun 2017
KODE URUSAN
JUMLAH ANGGARANBERTAMBAH/BERKURANG
SEBELUMPERUBAHAN
SETELAHPERUBAHAN
(Rp) %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
4 PENDAPATAN DAERAH 1.013.125.540.366,54 1.112.693.848.479,54 99.568.308.113,00 9,83
4.1 PENDAPATAN ASLIDAERAH
67.000.000.000,00 79.613.404.613,00 12.613.404.613,00 18,83
4.1.1 HASIL PAJAK DAERAH 20.118.970.906,00 10.300.000.000,00 (9.818.970.906,00) -48,80
4.1.2 HASIL RETRIBUSI
DAERAH5.458.700.000,00 5.458.700.000,00 - 0,00
4.1.3 HASIL PENGELOLAAN
KEKAYAAN DAERAH
YANG DIPISAHKAN
4.831.224.481,00 7.883.000.000,00 3.051.775.519,00 63,17
4.1.4 LAIN-LAIN
PENDAPATAN ASLI
DAERAH YANG SAH
36.591.104.613,00 55.971.704.613,00 19.380.600.000,00 52,97
KODE URUSAN
JUMLAH ANGGARANBERTAMBAH/BERKURANG
SEBELUMPERUBAHAN
SETELAHPERUBAHAN
(Rp) %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
4.2 DANA PERIMBANGAN 833.910.135.000,00 913.365.038.500,00 79.454.903.500,00 9,53
4.2.1 BAGI HASIL
PAJAK/BAGI HASIL
BUKAN PAJAK
158.744.197.000,00 158.941.642.500,00 197.445.500,00 0,12
4.2.2 DANA ALOKASI UMUM 569.672.938.000,00 559.665.616.000,00 (10.007.322.000,00) -1,76
4.2.3 DANA ALOKASI
KHUSUS105.493.000.000,00 194.757.780.000,00 89.264.780.000,00 84,62
4.3 LAIN-LAINPENDAPATANDAERAH YANG SAH
112.215.405.366,54 119.715.405.366,54 7.500.000.000,00 6,68
4.3.1 PENDAPATAN HIBAH - - - -
4.3.2 DANA DARURAT - - - -
4.3.3 DANA BAGI HASIL
PAJAK DARI PROVINSI
DAN PEMERINTAH
DAERAH LAINNYA
38.172.496.366,54 38.172.496.366,54 - 0,00
4.3.4 DANA PENYESUAIAN
DAN OTONOMI
KHUSUS
- 7.500.000.000,00 7.500.000.000,00 -
4.3.5 BANTUAN KEUANGAN
DARI PROVINSI ATAU
PEMERINTAH DAERAH
LAINNYA
- - - -
4.3.6 DANA DESA 74.042.909.000,00 74.042.909.000,00 - 0,00
Sumber : Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Barito
Utara
B. Pengelolaan Belanja Daerah1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah tersebut, dimana terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan
urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menentukan
besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan berlandaskan
pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu
mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai
dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa
pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas utama
pembangunan daerah, prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran
yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan
sesuai dengan skala prioritas.
Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos
belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja
bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, serta
belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang
bersangkutan. Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan
jumlah belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana
yang dapat diberikan sebagai pagu indikatif kepada setiap SKPD.
Belanja penyelenggaraan pembangunan hendaknya diprioritaskan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat
diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar
pelayanan minimal sesuai dengan peraturan-perundang-undangan.
Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari
kelompok Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan publik pada
struktur anggaran 2005-2006 (berdasar Kepmendagri Nomor 29
Tahun 2002) berubah menjadi kelompok Belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung pada struktur anggaran 2010-2013 (berdasar
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga Permendagri Nomor
59 Tahun 2007) dengan uraian sebagai berikut :
1. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja :
a. Belanja pegawai berupa penyediaan gaji dan tunjangan serta
tambahan penghasilan lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
b. Belanja bunga digunakan untuk pembayaran atas pinjaman
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Dalam
pemenuhan pendanaan sejalan dengan penyelengaraan
pemerintah daerah, khususnya pengalokasian anggaran
dalam APBD, Kabupaten Barito Utara tidak melakukan
pinjaman, sehingga tidak ada pembayaran bunga pinjaman.
c. Belanja subsidi hanya diperuntukkan kepada
perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan untuk
membantu biaya produksi agar harga jual produksi/jasa yang
dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat seperti subsidi
air bersih, pelayanan listrik desa dan kebutuhan pokok
masyarakat lainnya. Dalam menetapkan belanja subsidi,
pemerintah daerah hendaknya melakukan pengkajian
terlebih dahulu sehingga pemberian subsidi dapat tepat
sasaran. Dengan pertimbangan kemampuan keuangan
daerah, makan Pemerintah Kabupaten Barito Utara tidak
menganggarkan belanja subsidi.
d. Belanja hibah digunakan untuk mendukung fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka pemerintah
daerah dapat melakukan pemberian hibah kepada instansi
vertikal (seperti untuk kegiatan TMMD dan penyelenggaran
pemilu yang dilaksanakan KPUD), dan instansi semi
pemerintah (seperti PMI, KONI, Pramuka, KORPRI, PKK, dan
GOW), pemberian hibah kepada pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, serta masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya, sepanjang dianggarkan dalam APBD.
Pemberian hibah harus dilakukan secara selektif sesuai
dengan urgensi dan kepentingan daerah serta kemampuan
keuangan daerah, sehingga tidak mengganggu
penyelenggaraan urusan wajib dan tugas-tugas
pemerintahan daerah lainnya dalam meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat.
e. Belanja bantuan sosial digunakan dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat, bantuan sosial diberikan kepada
kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan secara
selektif/tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi.
f. Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana
bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada
kabupaten/Kabupaten atau pendapatan
kabupaten/Kabupaten kepada pemerintah desa atau
pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah
daerah lainnya yang disesuaikan dengan kemampuan
belanja daerah yang dimiliki.
g. Belanja bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari
pemerintah daerah kepada pemerintah kelurahan/pemerintah
desa. Bantuan keuangan yang bersifat umum diberikan
dalam rangka peningkatan kemampuan keuangan bagi
penerima bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus
dapat dianggarkan dalam rangka untuk membantu capaian
program prioritas pemerintah daerah yang dilaksanakan
sesuai urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah
seperti pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan.
Bantuan keuangan yang bersifat khusus dari pemerintah
daerah, pemerintah kelurahan/pemerintah desa diarahkan
untuk percepatan atau akselerasi pembangunan di
kelurahan/desa. Pemerintah Kabupaten Barito Utara tidak
menempuh pemberian belanja bantuan keuangan yang
bersifat khusus. Pemberian bantuan keuangan kepada partai
politik tetap mengacu pada peraturan-perundang-undangan
yang terkait.
h. Belanja tidak terduga ditetapkan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya
dan perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat
diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah,
serta sifatnya tidak biasa/tanggap darurat yang tidak
diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk
program/kegiatan.
2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
yang terdiri dari jenis belanja :
a. Belanja pegawai ; merupakan pengeluaran untuk
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintahan daerah.
b. Belanja barang dan jasa ; merupakan pengeluaran untuk
pembelian/pengadaan barang yang dinilai manfaatnya
kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa
dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan
daerah.
c. Belanja modal ; merupakan pengeluaran untuk pengadaan
asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari
12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan.
Untuk mengetahui perkembangan belanja, maka untuk
belanja tahun 2017 disesuaikan (mapping) ke struktur Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006. Pada Kabupaten Barito Utara, belanja
daerah pada dasarnya merupakan perwujudan dari kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang
berkesinambungan dari program-program yang dilaksanakan dapat
dibaca ke arah mana pembangunan Kabupaten Barito Utara yang
digerakkan.
Dari perkembangan yang terjadi selama pelaksanaan
otonomi daerah, sistem dan mekanisme APBD menggunakan
sistem anggaran kinerja. Pelaksanaan tersebut membawa implikasi
kepada struktur belanja daerah. Berpedoman pada regulasi yang
ada, belanja daerah bisa dirinci menurut urusan pemerintahan
daerah, organisasi daerah, program, kegiatan, kelompok, jenis,
obyek dan rincian obyek belanja.
Sedangkan belanja menurut kelompok belanja terdiri dari
belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak
langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, sedangkan
belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Gambaran perkembangan Belanja Daerah di Kabupaten Barito
Utara Tahun 2012-2017, selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel III.3Struktur Belanja Pemerintah Kabupaten Barito Utara Tahun
2012-2017
No.
Tahun
Belanja TidakLangsung
(Rp)
BelanjaLangsung
(Rp)Belanja APBD (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
01 2012 408.339.453.733,07
314.305.962.405,56
722.645.416.138,63
02 2013 335.979.632.864,00
333.089.212.876,00
669.068.845.740,00
03 2014 446.756.540.884,00
501.308.923.521,00
948.065.464.402,00
04 2015 489.987.483.083,00
481.389.694.113,00
971.377.177.196,00
05 2016 635.282.677.119,72
638.530.638.427,56
1.273.813.315.547,28
06 2017 641.041.270.034,31
675.972.860.971,47
1.317.014.131.005,78
Sumber : Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Barito
Utara
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 59 Tahun 2007, Belanja Daerah dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok belanja, yaitu : Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung. Belanja langsung adalah belanja yang secara langsung
dipengaruhi oleh ada tidaknya suatu kegiatan. Belanja langsung
terbagi dalam 2 (dua) urusan, yaitu urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang
berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat
yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah, diprioritaskan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem
jaminan sosial. Dalam menjalankan urusan wajib, daerah diminta
untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Sedangkan urusan pilihan meliputi urusan pemerintahan
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi keunggulan daerah (core competence), serta urusan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah
atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan.
Selanjutnya urusan-urusan dimaksud dijabarkan dalam
bentuk Program dan Indikasi Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
SKPD selama kurun waktu 2013-2018 sesuai dengan visi-misi dari
Bupati Barito Utara Tahun 2013-2018. Belanja langsung meliputi 3
(tiga) komponen, yaitu belanja pegawai, belanja barang/jasa, dan
belanja modal. Sedangkan belanja tidak langsung adalah belanja
yang tidak terkait langsung dengan ada tidaknya sebuah kegiatan.
Belanja Tidak Langsung terdiri atas : (i) Belanja Pegawai; (ii) Belanja
Bunga; (iii) Belanja Subsidi; (iv) Belanja Hibah; (v) Belanja Bantuan
Sosial ; (vi) Belanja Bagi Hasil; (vii) Belanja Bantuan Keuangan; dan
(viii) Belanja Tidak Terduga.
2. Target dan Realisasi Belanja.Pemerintah Kabupaten Barito Utara dengan kemampuan
anggaran yang dimiliki telah melaksanakan beberapa program dan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Pada Tahun Anggaran
2016, sebagian besar realisasi penggunaan dana APBD untuk
pelaksanaan beberapa program dan kegiatan dan berada dibawah
plafon yang ditetapkan. Begitu pula pada Tahun Anggaran 2017, dari
plafon Belanja Daerah yang ditetapkan sebesar Rp
1.066.314.631.235,78 terealisir sebesar Rp 1.317.014.131.005,78
atau 23,51% dan bertambah sebesar Rp 250.699.499.770,00 dari
plafon Belanja Daerah yang ditetapkan. Selisih tersebut antara lain
disebabkan oleh terjadinya pergeseran/pengurangan anggaran
antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja serta
penambahan anggaran untuk pelaksanaan program dan kegiatan
SOPD sesuai dengan urusan pemerintahan masing-masing SOPD.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 maka komponen belanja juga
berubah dari Belanja Aparatur dan Belanja Publik menjadi Belanja
Tidak Langsung dan Belanja langsung. Belanja Langsung
merupakan pos pengeluaran terbesar dari Belanja Daerah yaitu
sebesar Rp 675.972.860.971,47 atau 46,58% dan sisanya 5,93%
adalah pengeluaran untuk Belanja Tidak Langsung. Gambaran lebih
lanjut akan dikemukakan pada pembahasan belanja daerah dari
urusan wajib dan urusan pilihan yang dilaksanakan.
Selanjutnya penjelasan mengenai masing-masing komponen
Belanja Daerah pada Tahun Anggaran 2017 dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Belanja Tidak LangsungDari plafon belanja tidak langsung sebesar Rp
605.151.321.034,31 terealisir Rp 641.041.270.034,31 atau
5,93%. Adapun komponen Belanja Tidak Langsung terdiri dari :
1) Belanja Pegawai dengan plafon sebesar Rp
460.005.692.584,31 terealisir sebesar Rp
470.959.231.584,31 atau 2,38%.
2) Belanja Hibah dengan plafon sebesar Rp 19.700.000.000,00
terealisir sebesar Rp 37.833.060.000,00 atau 92,05%.
3) Belanja Bantuan Sosial dengan plafon sebesar Rp
1.635.000.000,00 terealisir sebesar Rp 2.035.000.000,00
atau 24,46%.
4) Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan
Pemerintah Desa dengan plafon sebesar Rp
1.363.520.000,00 terealisir sebesar Rp 1.575.870.000,00
atau 15,57%.
5) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota,
Pemdes dan Partai Politik dengan plafon sebesar Rp
121.947.108.450,00 terealisir sebesar Rp
128.138.108.450,00 atau 5,08%
6) Belanja Tidak Terduga dengan plafon sebesar Rp
500.000.000,00 terealisir sebesar Rp 500.000.000,00 atau
0,00%.
b. Belanja LangsungDari plafon Belanja Langsung sebesar Rp
461.163.310.201,47 terealisir sebesar Rp 675.972.860.971,47
atau 46,58%. Adapun komponen Belanja Langsung terdiri dari :
1) Belanja Pegawai dengan plafon sebesar Rp
40.733.814.000,00.
2) Belanja Barang dan Jasa dengan plafon sebesar Rp
127.065.747.677,47.
3) Belanja Modal dengan plafon sebesar Rp
293.363.748.524,00.
C. Permasalahan dan SolusiPermasalahan utama Belanja Daerah adalah :
a. Besaran/alokasi dana yang terbatas dibanding dengan volume
fasilitas layanan publik yang terus berkembang ;
b. Efisiensi yang relatif masih kurang bagus ;
c. Efektifitas pemanfaatan belanja yang belum baik, yang disebabkan
oleh pemanfaatan belanja yang kurang fokus pada sasaran program
;
d. Dukungan dari dana dekonsentrasi maupun dana-dana lain yang
tidak berada pada jangka waktu perencanaan belanja yang sama ;
Penerimaan daerah sebagai acuan dalam pengalokasian belanja
daerah menjadi variabel yang sangat penting. Penerimaan daerah
dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun Dana Perimbangan
masih merupakan sumber penerimaan yang menjadi acuan dalam
pengalokasian belanja daerah. Pinjaman daerah dimungkinkan,
namun sifatnya terbatas. Dengan kondisi demikian, spektrum
belanja daerah masih sempit untuk mampu mengakomodasikan
setiap beban belanja daerah. Permasalahan tersebut hampir ada
disemua daerah. Sebagai pertimbangan terhadap masalah tersebut,
untuk ke depannya perlu dilakukan penetapan prioritas belanja
daerah secara tepat, agar setiap item belanja daerah dalam
spektrum kegiatan ekonomi mampu mengembalikan modal awal
dari besaran belanja daerah yang akan menjadi sumber penerimaan
pada Tahun berikutnya. Dengan demikian, akan sedikit menambah
spektrum belanja daerah baik menyangkut volume maupun lokasi.
Satu hal yang perlu dipikirkan pula adalah mengatasi terbatasnya
besaran belanja daerah dari penerimaan yang terbatas.
1
IV -
IV -IV -
BAB IV
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
A. Urusan Wajib yang dilaksanakan1. Program dan Kegiatan
Program dan kegiatan Bappeda Litbang Kabupaten Barito
Utara Tahun 2017 yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) yang kemudian mengalami perubahan
sebagaimana tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Perubahan (DPPA) Bappeda Kabupaten Barito Utara Tahun
Anggaran 2017 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Program dan Kegiatan Bappeda Litbang
Tahun Anggaran 2017No.
Kode
Program Kegiatan
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.1. Penyediaan jasa surat menyurat
1.2. Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
1.3. Penyediaan jasa peralatan dan
perlengkapan kantor
1.6. Penyediaan jasa pemeliharaan dan
perizinan kendaraan
dinas/operasional
1.7. Penyediaan jasa administrasi
keuangan
1.8. Penyediaan jasa kebersihan kantor
1.10. Penyediaan alat tulis kantor
1.11. Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan
1.12. Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantor
1.14. Penyediaan peralatan rumah tangga
1.15. Penyediaan bahan bacaan dan
2
IV -
IV -IV -
No.
Kode
Program Kegiatan
peraturan perundang-undangan
1.16. Penyediaan bahan logistik kantor
1.17. Penyediaan makanan dan minuman
1.18. Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi keluar daerah
1.19. Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke dalam daerah
1.20. Penyediaan jasa PNS dan Non PNS
1.22. Penyediaan jasa keamanan gedung
kantor
2. Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
2.7. Pengadaan perlengkapan gedung
kantor
2.9. Pengadaan peralatan gedung
kantor
2.10. Pengadaan mebeleur
2.22. Pemeliharaan rutin/berkala gedung
kantor
2.24. Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/operasional
2.29. Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 3.5. Pengadaan pakaian khusus hari-hari
tertentu
5. Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
5.3. Bimbingan teknis implementasi
peraturanperundang-undangan
3
IV -
IV -IV -
No.
Kode
Program Kegiatan
6. Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
danKeuangan
6.1. Penyusunanlaporancapaiankinerja
dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
6.2. Penyusunan pelaporan keuangan
semesteran
6.3. Penyusunan pelaporan prognosis
realisasi anggaran
6.4. Penyusunan pelaporan keuangan
akhir tahun
6.5. Penyusunan RKA/DPA-SKPD
6.7. Penyusunan LKPJ SKPD
6.8. Penyusunan Rencana Kerja SKPD
15. Program Penelitian dan
Pengembangan
15.1. Penelitian dan pengembangan
bidang fisik dan prasarana wilayah
15.2. Penelitian dan pengembangan
bidang sosial budaya
15.3. Penelitian dan pengembangan
bidang ekonomi
15 15.13. Inventarisasi program
pembangunan daerah
15.15. Pelaksanaan sistem informasi
pembangunan daerah
16. Program Kerjasama Pembangunan 16.2. Koordinasi kerjasama
pembangunan antar daerah
4
IV -
IV -IV -
No.
Kode
Program Kegiatan
21. Program Perencanaan Pembangunan
Daerah
21.3. Penyusunan RPJMD
21.4. Penyusunan RKPD
21.5. Penyelenggaraan MUSRENBANG
(RKPD, RPJMD,RPJPD)
21.13. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan rencana pembangunan
daerah
21.14. Penyusunan KUA dan PPAS
21.15. Sistem Informasi Perencanaan
Pembangunan Daerah
21.17. Pelaksanaan evaluasi pengawasan
dan penyerapan anggaran (TEPPA)
21.18. Evaluasi RPJMD, RKPD dan
RENJA Kabupaten Barito Utara
22. Program Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
22.3. Penyusunan perencanaan
pengembangan ekonomi
masyarakat
22.4. Koordinasi perencanaan
pembangunan bidang ekonomi
23. Program Perencanaan Sosial Budaya 23.3. Koordinasi perencanaan
pembangunan bidang sosial dan
budaya
24. Program Perencanaan Prasarana
Wilayah dan Sumber Daya Alam
24.4. Perencanaan pembangunan bidang
prasarana wilayah
24.5. Pembangunan percepatan sanitasi
permukiman (PPSP)
5
IV -
IV -IV -
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan KegiatanTabel 4.2 Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan yang bersumber dari Dana APBD II (DAU)
Bappeda Litbang Kabupaten Barito Utara Tahun Anggaran 2017
No. DPA Uraian Program / KegiatanAPBD
KabupatenDAU (Rp)
Realisasi s/d 31 Desember 2017Sisa Anggaran
(Rp)Realisasi Keuangan FisikRp. % (%)
1 2 3 4 5 6 7
05/DPA/
SKPD/2017
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1,610,038,400 1,490,303,655 92.56 98.35 119,734,745
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 7,500,000 7,500,000 100.00 100.00 0
2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 167,418,800 141,247,252 84.37 100.00 26,171,548
3 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor 71,000,000 70,977,000 99.97 100.00 23,000
4Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas /Operasional
12,060,000 7,333,700 60.81 100.00 4,726,300
5 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 155,880,000 145,840,000 93.56 100.00 10,040,000
6 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 72,000,000 66,327,000 92.12 100.00 5,673,000
7 Penyediaan Alat Tulis Kantor 63,980,000 63,964,700 99.98 100.00 15,300
8 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 86,499,600 80,540,900 93.11 100.00 5,958,700
9 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 22,000,000 21,999,100 100.00 100.00 900
10 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 7,500,000 7,260,000 96.80 97.00 240,000
11 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan 24,000,000 23,677,500 98.66 100.00 322,500
12 Penyediaan bahan logistik kantor 50,000,000 34,405,400 68.81 75.00 15,594,600
6
IV -
IV -IV -
No. DPA Uraian Program / KegiatanAPBD
KabupatenDAU (Rp)
Realisasi s/d 31 Desember 2017Sisa Anggaran
(Rp)Realisasi Keuangan FisikRp. % (%)
1 2 3 4 5 6 713 Penyediaan Makanan dan Minuman 60,000,000 54,859,000 91.43 100.00 5,141,000
14 Rapat-rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 310,000,000 309,853,403 99.95 100.00 146,597
15 Rapat-rapat Kordinasi dan perjalanan dalam Daerah 100,000,000 84,518,700 84.52 100.00 15,481,300
16 Penyediaan Jasa PNS dan Non PNS 342,600,000 314,800,000 91.89 100.00 27,800,000
17 Penyedia Jasa Keamanan Gedung Kantor 57,600,000 55,200,000 95.83 100.00 2,400,000
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 397,701,000 158,435,669 39.84 100.00 239,265,33118 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 30,000,000 29,963,000 99.88 100.00 37,000
19 Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan Dinas/Operasional 119,051,000 102,584,169 86.17 100.00 16,466,831
20 Pemeliharaan rutin/berkala Mebeleur 28,000,000 25,888,500 92.46 100.00 2,111,500
21 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 32,000,000 28,402,000 88.76 100.00 3,598,000
22 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 116,500,000 106,810,000 91.68 100.00 9,690,000
23 Pengadaan Mebeleur 72,150,000 67,430,000 93.46 100.00 4,720,000
Program peningkatan disiplin aparatur 49,890,000 42,914,000 86.02 100.00 6,976,00024 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu 49,890,000 42,914,000 86.02 100.00 6,976,000
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 175,000,000 173,062,190 98.89 100.00 1,937,81025 Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan 175,000,000 173,062,190 98.89 100.00 1,937,810
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan CapaianKinerja dan Keuangan
86,497,000 75,788,125 93.99 97.31 10,708,875
26Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerjaSKPD
7,000,000 6,774,100 96.77 100.00 225,900
7
IV -
IV -IV -
No. DPA Uraian Program / KegiatanAPBD
KabupatenDAU (Rp)
Realisasi s/d 31 Desember 2017Sisa Anggaran
(Rp)Realisasi Keuangan FisikRp. % (%)
1 2 3 4 5 6 727 Penyusunan pelaporan Keuangan Semesteran 5,000,000 4,994,800 99.90 100.00 5,200
28 Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran 5,000,000 4,993,200 99.86 100.00 6,800
29 Penyusunan pelaporan Keuangan Akhir Tahun 10,000,000 9,972,800 99.73 100.00 27,200
30 Penyusunan RKA- SKPD/DPA-SKPD 34,999,000 27,859,325 79.60 90.67 7,139,675
31 Penyusunan LKPJ SKPD 5,000,000 4,933,800 98.68 100.00 66,200
32 Penyusunan RENJA-SKPD 19,498,000 16,260,100 83.39 90.50 3,237,900
Program Penelitian dan Pengembangan 329,500,000 241,094,693 74.14 74.29 88,405,30733 Penelitian dan Pengembangan Bidang Fisik dan Prasarana Wilayah 101,500,000 88,432,600 87.13 82.71 13,067,400
34Penelitian dan Pengembangan Bidang Pemerintahan dan SosialBudaya
101,500,000 75,049,674 73.94 71.00 26,450,326
35 Penelitian dan Pengembangan Bidang Ekonomi 126,500,000 77,612,419 61.35 69.14 48,887,581
Program pengembangan data/informasi 128,650,000 122,466,051 92.97 92.97 6,183,94936 Inventarisasi Program Pembangunan Daerah 34,000,000 30,010,000 88.26 88.26 3,990,000
37 Pelaksanaan Sistem Informasi Pembangunan Antar Daerah 94,650,000 92,456,051 97.68 97.68 2,193,949
Program Kerjasama Pembangunan 18,500,000 15,474,000 83.64 87.50 3,026,00038 Koordinasi Kerjasama Pembangunan Antar Daerah 18,500,000 15,474,000 83.64 87.50 3,026,000
Program perencanaan pembangunan daerah 1,116,571,100 947,156,496 82.93 86.15 169,414,60439 Penyusunan RPJMD 80,000,000 60,062,000 75.08 83.33 19,938,000
40 Penyusunan RKPD 97,400,000 88,272,660 90.63 100.00 9,127,340
41 Penyelenggaraan MUSREMBANG (RKPD, RPJMD, RPJPD) 147,784,000 146,114,000 98.87 99.67 1,670,000
8
IV -
IV -IV -
No. DPA Uraian Program / KegiatanAPBD
KabupatenDAU (Rp)
Realisasi s/d 31 Desember 2017Sisa Anggaran
(Rp)Realisasi Keuangan FisikRp. % (%)
1 2 3 4 5 6 7
42Monitoring, Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencanapembangunan daerah
76,900,000 63,170,000 82.15 82.15 13,730,000
43 Penyusunan KUA dan PPAS 248,900,000 158,550,222 63.70 76.88 90,349,778
44 Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah 117,132,300 102,417,121 87.44 93.33 14,715,179
45Pelaksanaan Evaluasi Pengawasan dan Penyerapan Anggaran(TEPRA)
314,454,800 305,275,493 97.08 85.35 9,179,307
46 Evaluasi RPJMD, RKPD dan RENJA Kab.Barut 34,000,000 23,295,000 68.51 68.51 10,705,000
Program perencanaan pembangunan ekonomi 101,500,000 96,105,516 96.61 100.00 5,394,48447 Penyusunan Perencanaan pengembangan ekonomi masyarakat 12,000,000 11,896,500 99.14 100.00 103,500
48 Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi 89,500,000 84,209,016 94.09 100.00 5,290,984
Program perencanaan sosial dan budaya 189,000,000 168,255,658 89.41 85.14 20,744,34249 Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya 84,000,000 78,006,000 92.86 96.00 5,994,000
50 Penanggulangan Kemiskinan 105,000,000 90,249,658 85.95 74.29 14,750,342
Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam 128,900,000 115,684,867 91.35 96.88 13,215,13351 Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Prasarana Wilayah 80,000,000 67,771,667 84.71 93.75 12,228,333
52 Pembangunan Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP) 48,900,000 47,913,200 97.98 100.00 986,800
J U M L A H 4,331,747,500 3,646,740,920 84.19 93.22 685,006,580
9
IV -
IV -IV -
Dari jumlah pagu anggaran Bappeda Litbang Tahun 2017
setelah perubahan untuk Belanja Langsung sebesar
Rp4.331.747.500,00 yang terealisasi adalah sebesar
Rp3.646.740.920,00 (realisasi keuangan = 84,19% dan realisasi fisik
= 93,22%).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
program/kegiatan yang dilaksanakan Bappeda Litbang Kabupaten
Barito Utara pada tahun anggaran 2017 secara umum telah dapat
direalisasikan secara optimal sesuai dengan tugas dan fungsi
Pemerintahan sebagaimana yang diamanatkan pada Bappeda
Litbang Kabupaten Barito Utara.
Pada bagian ini, akan diuraikan hasil pengukuran kinerja,
evaluasi dan termasuk didalamnya diuraikan secara sistematis
keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan
yang dihadapi serta langkah-langkah yang akan diambil.
Beberapa kegiatan belanja langsung, diluar kegiatan rutin
dan belanja aparatur yang dilaksanakan Bappeda Litbang adalah
sebagai berikut :
1. Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan kreativitas
SDM Aparatur Sipil Negara, Bappeda Litbang melaksanakan
kegiatan bimbingan teknis implementasi Peraturan Perundang-
Undangan. Selama kurun waktu tahun 2017 Bappeda Litbang
telah mengikuti sebanyak 8 kegiatan Bimtek, Diklat dan Kursus-
Kursus, diantaranya adalah sebagai berikut :
10
IV -
IV -IV -
Tabel 4.3 Daftar Kegiatan Bimtek Bappeda Litbang KabupatenBarito Utara
Tahun 2017No. Kegiatan Jumlah Peserta1 Bimtek Menguasai Perhitungan & Pengisian
SPT Massa PPh pasal 21, 22, 23, & 26
serta Pengisian SPT Tahunan-SPT Massa
PPn Atas Pembelian Barang dan Jasa serta
mengetahui faktur pajak asli dan valid dari
rekanan dan Simulasi Penggunaan e-Billing
System dan e-Filling System di
Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan
Satu orang
2 Sosialisasi Perpres No. 4 Tahun 2015 dan
Diklat 3 Perpres No. 70 Tahun 2012 dan 1
hari Ujian Nasional Sertifikasi Ahli
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
dilaksanakan di Hotel Banjarmasin
International (HBI) Jl. Achmad Yani
Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan
Empat orang
3 Undangan Workshop Pengelolaan
Persediaan Berbasis Teknologi Informasi
yang dilaksanakan di Hotel Luwansa
Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah
Tiga orang
4 Bimbingan Teknis Aplikasi Simda
Perencanaan di Palangkaraya, Provinsi
Kalimantan Tengah
Dua orang
5 Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah Bidang Non Perpajakan yang
dilaksanakan di Hotel Novotel Bogor Golf
Resort and Convention Center Golf Estate
Bogor Raya, West Java, Sukaraja, Bogor,
Provinsi Jawa Barat
Tiga orang
6 Bimbingan Teknis Pimpinan dan Anggota
DPRD yang dilaksanakan di Hotel
Millenium, Jalan Fahrudin No.3 Tanah
Abang, Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta
Tiga orang
7 Bimbingan Teknis Manajemen Biaya Satu orang
11
IV -
IV -IV -
No. Kegiatan Jumlah PesertaPerjalanan Dinas serta
Pertanggungjawabannya yang
dilaksanakan di Mataram, Provinsi Nusa
Tenggara Barat dan dilanjutkan dengan
Bimbingan Teknis Pimpinan dan Anggota
DPRD yang dilaksanakan di Jakarta Pusat,
Provinsi DKI Jakarta
8 Bimtek Penyusunan Standar Operasional
dan Prosedur (SOP) yang dilaksanakan di
Hotel Mercure Banjarmasin, Provinsi
Kalimantan Selatan
Dua Orang
2. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi
Kinerja SKPD dalam pelaksanaan
Penyusunan laporan capaian kinerja berupa dokumen
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang dibuat
untuk bahan evaluasi kinerja SKPD. Laporan AKIP disusun oleh
SKPD pada setiap akhir tahun anggaran untuk disampaikan
kepada Kepala Daerah.
3. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
Disusun untuk menyediakan informasi mengenai
pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset,
kewajiban, ekuitas, dana, dan arus kas selama dua semester,
yaitu semester pertama dan kedua di Tahun Anggaran 2017.
4. Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran
Disusun untuk menginformasikan target pencapaian
kinerja, baik yang sedang berjalan maupun target yang akan
dicapai selama satu periode pelaporan prognosis dalam satu
tahun anggaran.
5. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
12
IV -
IV -IV -
Dibuat dan disusun untuk menyediakan informasi
mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan,
pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas selama
satu periode pelaporan sehingga laporan dapat digunakan untuk
membandingkan realisasi pendapatan dan belanja dengan
anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
mengetahui efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, serta
memenuhi ketentuan tentang tatacara pertanggung jawaban
keuangan daerah sesuai peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
6. Penyusunan RKA-SKPD/DPA-SKPD
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran SKPD merupakan
kegiatan untuk menuangkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang telah
ditetapkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Setiap
Tahun SKPD wajib menyusun dua dokumen yaitu RKA Murni dan
RKA Perubahan serta DPA Murni dan DPA Perubahan.
7. Penyusunan LKPJ SKPD
Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban
merupakan kewajiban SKPD untuk disampaikan kepada Kepala
Daerah. Dokumen LKPJ yang disusun oleh SKPD terdiri dari dua,
yaitu dokumen LKPJ dan dokumen LPPD (Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah).
8. Penysunan RENJA-SKPD
Penyusunan dokumen Rencana Kerja SKPD merupakan
penjabaran dari dokumen Rencana Strategis (Renstra). Setiap
tahun SKPD harus menyusun dua dokumen RENJA, yaitu
RENJA Murni dan RENJA Perubahan.
13
IV -
IV -IV -
9. Pelaksanaan Sistem Informasi Pembangunan Daerah
Sistem Informasi Pembangunan Daerah adalah kegiatan
yang bertujuan untuk penyampaian informasi pembangunan di
Kabupaten Barito Utara. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
menggunakan sistem aplikasi (software) website yang bisa
diakses oleh seluruh SOPD dengan adopsi database informasi
pembangunan Ditjen Bina Bangda Kemendagri. Pada Tahun
2017 telah dilakukan perubahan sistem dan upgrade website
untuk menyesuaikan dengan perkembangan pemanfaatannya.
Disamping itu, Bappeda Litbang Kabupaten Barito Utara
melakukan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan pada SOPD
di lingkup Pemerintah Kabupaten Barito Utara dalam pengisian
form aplikasi ini, dimana memuat informasi pembangunan
berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan, data umum dan data
tambahan. Apikasi SIPD ini bisa diakses pada alamat website :
http://bappedabarut.com pada hyperlink website
sipd.bangda.kemendagri.go.id
10.Koordinasi Kerjasama Pembangunan Antar Daerah
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah yang salah satunya ditindaklanjuti
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.22 Tahun 2009
tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah, maka
Pemerintah Daerah mengadakan forum Kerjasama Antar Daerah
dan maksud kegiatan ini adalah menggali potensi ekonomi dan
sosial untuk dijadikan fokus kerjasama yang saling
menguntungkan antar kabupaten yang berbatasan khususnya
batas administrasi yang menjadi isu aktual.
Program/kegiatan yang dikerjasamakan antar 12
(duabelas) Kabupaten yang telah menandatangani MoU
kerjasama, selanjutnya dikoordinasikan dengan Pemerintah
Provinsi terkait guna pelaksanaan kegiatan tersebut. Forum
14
IV -
IV -IV -
konsolidasi kerjasama pembangunan antara 12 (duabelas)
daerah Kabupaten pada tiga Provinsi (Kalteng, Kaltim, dan
Kalsel) tahun 2016 yang berlangsung pada tanggal 1-2
Desember 2015 di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara
menghasilkan Sembilan rumusan kesepakatan pertemuan yang
ditandatangani oleh masing-masing perwakilan dari Kabupaten
Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur,
Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Tabalong,
Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten Tanah Bumbu.
11.Penyusunan Rancangan RKPD
Penyusunan Rancangan RKPD Tahun 2017 dilaksanakan
sebagai acuan bagi semua SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten
Barito Utara dalam menyusun Rencana Kerja (RENJA) SKPD
Tahun 2018 yang memuat rencana program dan kegiatan serta
pagu indikatif masing-masing SKPD T.A 2018. Disamping itu,
dokumen rancangan Perubahan RKPD Tahun 2017 tersebut
merupakan dokumen perencanaan tahunan daerah sebagai revisi
rencana dari acuan utama perencanaan teknis operasional
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). RKPD
juga merupakan pedoman utama dalam penyusunan dalam
penyusunan RAPBD tahun berkenaan, oleh karena itu
kedudukan dan peranannya sangat penting dalam menentukan
arah perkembangan pembangunan daerah dalam kurun waktu
satu tahun kedepan. Pada Tahun 2017 telah disusun buku RKPD
sesuai rencana kebutuhan yaitu :
15
IV -
IV -IV -
Tabel 4.4 Buku RKPD Bappeda Litbang Kabupaten BaritoUtara
Tahun 2017No Buku Jumlah Buku
1 Buku Rancangan RKPD Tahun 2018 50
2
Buku RKPD Tahun 2018 dan Lampiran
Matrik Program/Kegiatan 50
3
Buku Rancangan Perubahan RKPD Tahun
2017 50
4 Buku Perubahan RKPD Tahun 2017 100
12. Penyelenggaraan Musrenbang RKPD
Musrenbang RKPD dilaksanakan setiapn tahun dan
diselenggarakan secara berjenjang, yaitu mulai dari tingkat
Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota hingga tingkat
Provinsi. Di dalam kegiatan ini juga termasuk penyelenggaraan
Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (Forum SKPD) di tingkat
Kabupaten dan tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota. Pada
tingkat Desa/Kelurahan telah dilakukan inventarisasi usulan-
usulan dan aspirasi-aspirasi dari masyarakat pada sembilan
Kecamatan yang kemudian dibahas dan dirumuskan kembali
pada Musrenbang Kabupaten/Kota. Untuk mendapatkan
keselarasan RKPD dan Renja Desa dan Kecamatan, maka
diperlukan masukan dari Desa/Kelurahan, khususnya yang akan
mempengaruhi kegiatan pembangunan. Musrenbang pada
Sembilan kecamatan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari
sampai dengan tanggal 28 Februari 2017. Kemudian
pelaksanaan Forum SKPD Kabupaten Barito Utara dilaksanakan
pada tanggal 3 Maret 2017 dan pelaksanaan Musrenbang tingkat
Kabupaten Barito Utara pada hari senin tanggal 20 Maret 2017.
16
IV -
IV -IV -
13.Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah merupakan salah
satu instrument pendukung yang turut menentukan keberhasilan
program/kegiatan pembangunan Kabupaten Barito Utara Tahun
Anggaran 2017. Monitoring dan evaluasi adalah suatu cara untuk
mengetahui apakah suatu kegiatan berjalan sesuai dengan
rencana atau tidak. Dengan kata lain, monitoring dan evaluasi
adalah kegiatan untuk mengecek dan menilai jalannya program
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga ke kegiatan
penyelesaian pembangunan fisik dan pemeliharaannya. Program
dan kegiatan yang dimonitoring & dievaluasi adalah
program/kegiatan di dinas/instansi yang melaksanakan kegiatan
fisik. Pada tahun 2017, pelaksanaan kegiatan monitoring,
evaluasi dan pelaporan berupa Rapat Koordinasi Pengendalian
Pembangunan (Rakordal) yang dilaksanakan setiap tiga
bulan/triwulan I, II, III, dan IV tahun anggaran 2017.
14. Penyusunan KUA dan PPAS
Melaksanakan Penyusunan dokumen Kebijakan Umum
Perubahan Anggaran (KUPA) dan Prioritas dan Plapond
Perubahan Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2017 serta
dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan
Plapond Anggaran Sementara (PPAS) Murni Tahun 2018.
Adapun tujuan penyusunan KUA dan PPAS adalah sebagai
pedoman dan arah penyusunan dalam APBD dalam menyusun
rumusan program strategis dalam skala prioritas yang lebih tajam
dan merupakan indikasi program APBD Kabupaten Barito Utara.
Masing-masing dokumen KUA dan PPAS ini harus disepakati
oleh Eksekutif dan Legislatif.
17
IV -
IV -IV -
No DOKUMEN NOTA KESEPAKATAN
Dokumen KUA Perubahan Kabupaten
Barito Utara Tahun Anggaran 2017 telah
disepakati antara Pemerintah Kabupaten
Barito Utara dengan DPRD Kabupaten
Barito Utara
No.1/KEP-DPRD/2017;
No.
050.13/319/BAPPEDALIT
BANG/A2 Tanggal 8
September 2017
Dokumen PPAS Perubahan Kabupaten
Barito Utara Tahun Anggaran 2017 telah
disepakati antara Pemerintah Kabupaten
Barito Utara dengan DPRD Kabupaten
Barito Utara
No.2/KEP-DPRD/2017;
No.
050.13/320/BAPPEDALIT
BANG/A2 Tanggal 8
September 2017
Dokumen KUA Kabupaten Barito Utara
Tahun Anggaran 2018 telah disepakati
antara Pemerintah Kabupaten Barito Utara
dengan DPRD Kabupaten Barito Utara
No.4/KEP-DPRD/2017;
No.
050.13/373/BAPPEDALIT
BANG/A2 Tanggal 9
November 2017
Dokumen PPAS Kabupaten Barito Utara
Tahun Anggaran 2018 telah disepakati
antara Pemerintah Kabupaten Barito Utara
dengan DPRD Kabupaten Barito Utara
No.5/KEP-DPRD/2017;
No.
050.13/374/BAPPEDALIT
BANG/A2 Tanggal 9
November 2017
15. Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah.
Kegiatan ini merupakan pengumpulan data pelaksanaan
pembangunan sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Pembangunan Daerah. Hal ini semakin memperkuat posisi
SIPD sebagai bahan rujukan dalam proses penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan daerah. Namun
penggunaan aplikasi SIPD sebagai acuan dalam penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan daerah difokuskan
kepada pemanfaatan informasi yang dihasilkan berdasarkan
18
IV -
IV -IV -
pengolahan data yang telah diinput oleh pemerintah daerah
melalui Batara Plan pada situs bataraplan.id.
16. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Ekonomi
Dalam rangka menciptakan sinkronisasi program-program
pembangunan daerah dan agar lebih terarahnya perencanaan
pembangunan di berbagai bidang, maka pada tahun 2017
Bappeda Kabupaten Barito Utara telah melakukan koordinasi
dan konsultasi ke provinsi dan pusat melalui beberapa kegiatan,
antara lain : kegiatan koordinasi perencanaan pembangunan
bidang ekonomi
17. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Sosial dan
Budaya
Kegiatan yang merupakan tupoksi Bidang Sosial dan Budaya
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan
kebijakan teknis dan koordinasi perencanaan pembangunan
kependudukan, keluarga berencana, kesehatan, tenaga kerja,
transmigrasi, kemiskinan, kesejahteraan sosial, serta
pemberdayaan perempuan, anak dan masyarakat, pendidikan,
pemuda dan olah raga, dan kebudayaan. Pada tahun 2017
kegiatan ini telah dilaksanakan dengan capaian fisik sebesar
96,00% dengan realisasi keuangan sebesar 92,86%.
18. Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Pelaksanaan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Tingkat Kabupaten Barito Utara dilaksanakan pada tanggal
tanggal 16 Desember 2015, bertujuan untuk mengevaluasi
pelaksanaan program/kegiatan Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten Barito Utara khususnya pada klaster I, II, dan III
serta bidang pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan dan
19
IV -
IV -IV -
infrastruktur dasar. Tujuan kedua yaitu untuk penguatan
kelembagaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) Kabupaten Barito Utara.Rapat Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan tingkat Provinsi di Palangka Raya
dilaksanakan satu kali yaitu pada tanggal 11 November 2016
yang dihadiri oleh Wakil Bupati Barito Utara selaku Ketua TKPD
di Kabupaten.
19. Koordinasi Perencanaan Pembangunan Bidang Prasarana
Wilayah
Ragam kegiatan ini pada tahun 2017 diantaranya adalah telah
dilaksanakan rapat-rapat konsolidasi internal terkait penyusunan
rancangan RKPD T.A 2018 yang merupakan pembahasan
ulang kebijakan pembangunan di 37 (tiga puluh tujuh) SOPD,
Monitoring lapangan terkait kemajuan fisik proyek multiyears
(ruas jalan Kandui-Montallat, Kandui-Batu Raya, dan Simpang
Jl.Negara km.52-Trans 52-55) dan penyusunan buku Database
Infrastruktur Daerah edisi 2 tahun 2017.
20. Pembangunan Perepatan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Pada tahun 2017, Bappeda Barito Utara sebagai leading sector
dengan SKPD Mitra (Dinas PU, Dinas Kesehatan dan BPMD)
telah melaksanakan kegiatan perencanaan yang berkenaan
dengan penyediaan air minum dan sanitasi daerah melalui
kegiatan PAMSIMAS III. Kegiatan dimaksud mencakup proses
penjaringan lokasi sasaran sampai dengan penetapan desa
lokasi Pamsimas III oleh Bupati Bupati Barito Utara.
Perencanaan Pamsimas III Tahun 2017 telah ditetapkan 15
desa (3 APBD dan 12 APBN) untuk pelaksanaan Tahun 2018
yang dituangkan dalam dalam 15 dokumen Rencana Kerja
Masyarakat (RKM).
20
IV -
IV -IV -
3. Permasalahan dan Solusi
Pada tahun anggaran 2017 Bappeda Litbang Kabupaten
Barito Utara melaksanakan program kegiatan yang tertuang
dalam DPA Bappeda Litbang Kabupaten Barito Utara yang
kemudian mengalami perubahan sebagaimana pada DPPA
Bappeda Litbang Kabupaten Barito Utara yang berjumlah 52
kegiatan. Anggaran pada DPPA Bappeda Litbang mengalami
penambahan sebesar Rp 1.451.747.500, (50,41%).
1V -
BAB V
PENUTUP
A. KesimpulanProgram dan kegiatan Bappeda Litbang Kabupaten Barito
Utara pada Tahun Anggaran 2017 secara umum dapat dilaksanakan
secara optimal sesuai dengan tugas dan fungsi Pemerintahan
sebagaimana yang diamanatkan pada Bappeda Litbang Kabupaten
Barito Utara.