66
1

KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

1

Page 2: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

2

KATA PENGANTAR

Page 3: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

3

Hal KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................... .................................. ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................ 1

I PENDAHULUAN .......................................................................... 7

1.1. Latar Belakang................................................................... 7

1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan kewenangan ................... 8

1.3. Organisasi dan Tata Kerja ................................................ 8

1.4. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas.............................. 8

II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA........................... 9

III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................... 27

3.1. Capaian Kinerja Organisasi............................................... 27

3.2 Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja....................... 29

3.3 Realisasi Anggaran............................................................ 50

IV PENUTUP .................................................................................... 55

LAMPIRAN .

1. PERJANJIAN KINERJA

2. PENGUKURAN KINERJA

3. PENGUKURAN EFISIENSI

DAFTAR ISI

Page 4: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

4

Dalam perjalanan kinerja Badan Karantina Pertanian tahun 2016 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) asal luar negeri. Sebagai pendukung terhadap susksesnya pencegahan masuk dan tersebar HPHK/OPTK telah terefleksi dalam program dan kegiatan Badan Karantina Pertanian sebagai upaya pencapaian visi dan misi.

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya Badan Karantina Pertanian pada tahun 2016 telah melakukan sertifikasi karantina komoditas tumbuhan dan produknya, dengan total 700.703 kali dan melakukan sertifikasi karantina komoditas hewan dan produknya, dengan total frekuensi 688.372 kali, sehingga secara keseluruhan total sertifikasi sebanyak 1.389.075 kali. Dari hasil pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK/OPTK maka Badan Karantina Pertanian telah mencegah masuk dan menyebarnya sejumlah HPHK/ OPTK. Beberapa HPHK yang terdeteksi positif dan tercegah masuk maupun keluarnya di antar area sebagai berikut : Johne’s Disease terdeteksi positif sewaktu PSI di negara asal (Australia) sehingga ditolak pemuatannya ke Indonesia. Selain itu Tindakan Karantina Hewan di tempat pemasukan yaitu di BKP II Palangkaraya ditemukan positif Johne’s Disease sehingga dilakukan pemusnahan; Enzootic Bovine Leucosis (EBL) terdeteksi positif sewaktu PSI di negara asal (Australia) sehingga ditolak pemuatannya ke Indonesia; Brucellosis yang terinfestasi pada sapi, kambing, kerbau di BKP Kelas I Balikpapan, SKP Kelas I Samarinda, SKP Kelas I Pare- Pare, SKP Kelas II Mamuju, SKP Kelas I Sumbawa Besar, BKP Kelas II Palu, SKP Kelas II Ende, BKP Kelas II Kendari, BKP Kelas II Ternate; Septichaema Epizootica (SE) yang terinfestasi pada sapi diBKP Kelas II Kendari, BVD yang terinfestasi pada sapi di BKP Kelas II Pangkal Pinang; Bovine Anaplasmosis, Bovine Babesiosis yang terinfestasi pada sapi di BKP Kelas I Jambi, Trypanosomosis pada kuda dan kerbau di SKP Kelas II Ended an BKP Kelas I Mataram, Avian Influenza yang terinfestasi pada unggas di BBKP Surabaya. Sedangkan OPTK yang terdeteksi posistif dan tercegah pemasukannya ke dalam Wilayah Republik Indonesia adalah : Aphelenchoides besseyi yang terinfestasi pada benih padi asal Phillippina, Pseudomonas syringae pv. syringae yang terinfestasi pada bibit krisan asal Belanda, Pseudomonas viridiflava yang terinfestasi pada benih kubis asal Jepang, Dasheen Mosaic Potyvirus (DsMV) yang terinfestasi pada bibit Calla Lily asal Belanda di BBKP Soekarno-Hatta di BBKP Soekarno-Hatta; Burkholderia glumae yang terinfestasi pada benih padi asal Cina, Tilletia laevis, T. tritici yang terinfestasi pada biji gandum asal Argentina dan Ukraina di BBKP Surabaya dan BBKP Makasar dan BKP Kelas II Cilegon dan yang terinfestasi pada bungkil kedele asal Argentina di BBKP Surabaya; Helminthosporium solani yang terinfestasi pada bibit kentang asal Scotlandia, Pantoea stewartii subsp. stewartii yang terinfestasi pada benih jagung manis dan jagung asal Thailand melalui BBKP Tanjung Priok;, Peronospora manshurica yang terinfestasi pada kedele asal Amerika Serikat melalui BBKP Surabaya, BKP Kelas I B Lampung; Sitophlius granarius yang terinfestasi pada biji gandum

IKHTISAR EKSEKUTIF

Page 5: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

5

asal Ukraina melalui BKP Kelas II Cilegon; Asphodelus fistulosus yang terinfestasi pada gandum biji asal Australia di BBKP Surabaya; Stenocarpella maydis yang terinfestasi pada gandum biji asal Amerika Serikat di BKP Kelas II Cilegon; Ditylenchus dipsaci yang terinfestasi pada bawang putih asal Cina di BBKP Surabaya. Sesuai dengan rencana strategis Badan Karantina Pertanian tahun 2015-2019 bahwa sasaran program Badan Karantina Pertanian, indikator-indikator serta targetnya yaitu :

1) Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan

keluarnya HPHK dan OPTK, dengan indikator : 1. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (95 %)

2. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (87 %)

3. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan (87 %)

2) Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati, dengan indikator : Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan (≤ 0,1 %)

3) Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian

1. Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya (5 %)

2. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) (78) Berdasarkan hasil pengukuran dengan indikator kinerja utama di atas dapat diketahui bahwa capaian sasaran kinerja Badan Karantina Pertanan pada tahun 2016 dengan hasil sebagai berikut :

Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi %

Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (Indikator ke-1)

95% 98,775 % 103,97

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat

87% 87,923 % 101,06

Page 6: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

6

pemasukan yang telah ditetapkan (Indikator ke-2)

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan (indikator ke-3)

87% 87,783 % 100,90

Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati

Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan (indikator ke-4)

≤ 0,1 % 0,0199% 119,20

Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian

Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya (indikator ke-5)

5% 45,45 % 120,00

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) (indikator ke-6)

78 83,88 107,54

Apabila dilihat dari capaian target yang ada dan diukur menggunakan 6 indikator kinerja, maka keseluruhan target yang ada telah tercapai. Secara ideal bahwa seharusnya target indikator ke-1 adalah 100%. Hal ini berdasarkan pertimbangan peraturan perundangan, pedoman, juklak, juknis terkait impor media pembawa HPHK dan OPTK yang belum lengkap dan yang sudah terbit perlu penyempurnaan. Selain itu yang menjadi titik lemah adalah sumber daya Badan Karantina Pertanian yang ada pada saat ini, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana untuk melakukan tindakan karantina. Sehingga indikator ke-1 pada tahun 2016 hanya ditargetkan sebesar 95%. Apabila melihat target Renstra Badan Karantina Pertanian tahun 2019 sebesar 98%, maka hal ini sebetulnya telah terpenuhi pada tahun 2016 sebesar 98,775%. Sehingga capaian indikator kinerja ke-1 tinggal mempertahankan sampai dengan tahun 2019. Untuk target indikator ke-2 dan ke-3 idealnya juga 100%, tetapi untuk tahun 2016 hanya ditargetkan sebesar 87%. Hal ini karena selain lebih besarnya frekuensi lalu lintas antar área dibandingkan dengan impor, juga masih belum lengkapnya aturan-aturan antar área baik dari Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan terbukti masih adanya permasalahan antar area. Selain itu seperti untuk tindakan karantina impor, juga tindakan karantina antar area yang menjadi titik lemah adalah sumber daya Badan Karantina Pertanian yang ada pada saat ini, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana untuk melakukan tindakan

Page 7: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

7

karantina. Apabila melihat target indikator kinerja ke-2 dan ke-3 Renstra Badan Karantina Pertanian 2019 sebesar 90 %, maka capaian indikator kinerja ke-2 dan ke-3 memungkinkan dapat tercapai pada tahun 2019. Hal ini karena indikator tersebut telah memenuhi target tahun 2016 dengan capaian berturut-turut : 87,923% dan 87,783% Dalam rangka mendukung akselerasi ekspor yang efektif Badan Karantina Pertanian sesuai dengan indikator ke-4, mengukur dengan persentase jumlah kiriman produk pertanian ke luar negeri yang telah disertifikasi kesehatannya dan mendapatkan komplain ketidaksesuaian dari Negara tujuan. Hasil ini masih memenuhi target, karena capaiannya masih ≤ 0,1%. Dengan melihat target indikator kinerja ke-4 Renstra Badan Karantina Pertanian sampai tahun 2019 tetap ≤ 0,1 %. Sehingga capaian tahun 2016 sebesar 0,0199 % perlu dipertahankan sampai tahun 2019. Hal ini karena antara lain disebabkan adanya pemantauan yang efektif terhadap perusahaan-perusahaan fumigasi dan kemasan kayu yang telah teregistrasi melalui sistem audit, dilaksanakan review dokumen sistem mutu skim audit barantan secara periodik, meningkatnya kompetensi petugas karantina karena adanya desiminasi terkait perlakuan untuk keperluan ekspor Terkait dengan capaian indikator ke-5 dimana kasus pelanggaran tahun 2016 turun 45,45% dibandingkan tahun 2015 dari yang ditargetkan turun 5%. Hal yang menyebabkan menurunnya kasus pelanggaran antara lain : (1) sosiaisasi terkait aturan perkarantinaan terus dilakukan sehingga masyarakat semakin paham (2) adanya petugas PPNS dan Intelijen karantina yang semakin kompeten untuk berkoordinasi dengan PPNS/Intelijen instansi terkait (4) adanya perjanjian kerjasama antara TNI AD dan TNI AL tahun 2016. Pada tahun 2016 Nilai IKM lingkup Badan Karantina Pertanian ditargetkan 78. Berdasarkan perhitungan IKM tahun 2016 didapatkan nilai 83,88 sehingga memenuhi target. Hal ini dikarenakan sumber daya yang ada di UPT dari tahun ke tahun meningkat mulai dari kompetensi SDM, layanan sertifikasi yang didukung dengan semakin baiknya instalasi karantina, fasilitas laboratorium, bahkan pada tahun 2016 Badan Karantina Pertanian menerima penghargaan dari Ombudman Republik Indonesia tentang Kepatuhan Pelayanan Publik di 46 layanan UPT dengan predikat kepatuhan tinggi (zona hijau). Walaupun 5 indikator kinerja telah memenuhi target, namun demikian beberapa hambatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di lapangan yang muncul sebagai berikut : Dalam rangka perbaikan kualitas untuk mengendalikan risiko masuk, menyebar dan keluarnya HPHK/OPTK beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sebagai berikut : 1) Meningkatkan kualitas SDM Badan Karantina Pertanian dengan terus mengasah

dan meningkatkan kompetensinya sebagai petugas karantina melalui diklat teknis, pendidikan formal S-2/S-3 sesuai bidang tugas dan fungsinya, mengikut sertakan petugas karantina dalam even-even strategis baik nasional maupun internasional (Workshop, Seminar, Short Course terkait dengan Karantina)

Page 8: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

8

2) Melakukan identifikasi dan prioritas pembangunan atau renovasi terhadap tempat-tempat pemasukan yang menjadi titik kritis dalam upaya pengendalian risiko masuk, menyebar dan keluarnya HPHK/OPTK, seperti sarana dan prasarana pemeriksaan laboratories, sarana dan prasarana tindakan perlakuan dan pemusnahan.

3) Berupaya mendorong penyelesaian beberapa konsep kebijakan karantina hewan,

karantina tumbuhan yang posisinya masih di Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

4) Pengembangan kebijakan pengendalian impor dengan melakukan analisis risiko

ke Negara asal, seperti : Pre Shipment Inspection (PSI), Pest Free Area (PFA), Pest Free Production Side (PFPS), Registrasi Laboratorium di Negara Mitra Dagang.

Adapun masih munculnya NNC ini kemungkinan salah satunya karena pelaksanaan tindakan karantina khususnya perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketiga tidak standar sehingga dimungkinkan masih ada ditemukan serangga hidup di Negara tujuan. Sehingga perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut : 1) Peningkatan efektifitas pengawasan untuk produk-produk pertanian ekspor

terutama yang memerlukan tindakan perlakuan karantina. 2) Peningkatan kuantitas dan kompetensi terhadap petugas-petugas karantina yang

melakukan pengawasan perlakuan karantina 3) Terus melakukan kajian-kajian terhadap alternative perlakuan selain dengan

metil bromide Masih sering munculnya kasus-kasus pelanggaran terhadap UU No 16 Tahun 1992, karena tidak sebandingnya antara jumlah petugas karantina dengan rentang kendali garis pantai yang ada. Untuk menjaga pintu-pintu yang telah ditetapkan saja keperluan petugas karantina masih kurang, apalagi terhadap pintu-pintu yang belum ditetapkan. Untuk mengupayakan solusi terhadap permasalahan tersebut sebetulnya sudah dilakukan secara bertahap termasuk pada tahun 2016, antara lain : 1) Pengembangan kerjasama dengan instansi terkait untuk koordinasi pengawasan

karantina, yaitu : PKS BARANTAN - TNI AD tanggal 5 April 2016 dan PKS BARANTAN – TNI AL tanggal 20 Mei 2016. Sehingga tahun 2017 perlu dikembangkan dan diperkuat untuk koordinasi pengawasan di daerah zona rawan pemasukan illegal / Pos Lintas Batas Negara (PLBN)

2) Pengembangan dan penguatan kerja sama perkarantinaan secara regional dengan BIMP-EAGA (Brunai, Indonesia, Malaysia dan Phillipine).

3) Pengembangan kebijakan terkait pengawasan dan penindakan 4) Penguatan sumber daya secara bertahap baik dari aspek sumber daya manusia

serta sarana dan prasarana terutama di pintu-pintu yang rawan dengan pemasukan illegal. Selain itu dalam aspek kelembagaan diperlukan adanya struktur di bidang pengawasan dan penindakan maupun intelijen pada organisasi UPT Badan Karantina Pertanian

Page 9: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

9

Gambar 1. Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Buah Segar Asal Luar Negeri

Page 10: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

10

1.1. Latar Belakang Pembangunan perkarantinaan ditempatkan pada upaya melindungi

pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarian ketahanan dan keamanan pangan serta sumber daya hayati. Terkait dengan upaya ini maka peranan karantina meliputi aspek pengamanan pelestarian sumber daya hayati, pencegahan masuk/tersebarnya HPHK/OPT, kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh, dan halal.

Dalam hal peningkatan daya saing dan pemberdayaan ekonomi

rakyat, peranan karantina harus mampu membantu para pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary and Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor. Dalam perdagangan bebas dimana negara- negara berupaya menekan tarif bea masuk maka instrument non tariff dan SPS-WTO merupakan persyaratan sebagai instrumen perdagangan. Oleh karena itu, Badan Karantina Pertanian harus diperkuat secara bertahap seiring dengan perkembangan IPTEK dibidang perkarantinaan.

Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di

Indonesia, Badan Karantina Pertanian senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup Badan Karantina Pertanian) maupun eksternal (kerja sama dengan instansi terkait baik secara nasional maupun internasional) dalam rangka optimalisasi tugas dan fungsi. Pembenahan-pembenahan tersebut erat kaitannya dengan yang sudah dilakukan Badan Karantina Pertanian yang terangkum dalam program dan kegiatan tahun 2015

Kinerja yang optimal dari seluruh Organisasi Badan Karantina

Pertanian dapat diukur beberapa indikator kinerja, yaitu : 1. Tercegahnya masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK dari luar negeri 2. Tercegahnya penyebaran HPHK/OPTK antar area di dalam wilayah RI 3. Tercegahnya pemasukan pangan segar asal hewan dan asal tumbuhan

yang tidak aman untuk konsumsi 4. Meningkatkan akses ekspor komoditas pertanian strategis yang semula

terkena hambatan teknis/SPS 5. Meningkatkan pelayanan prima (cepat, efektif, transparan dan akuntanel) 6. Meningkatkan kredibilitas laboratorium karantina pertanian di tingkat

internasional 7. Diterapkannya sistem teknologi informasi karantina 8. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan pertanian dan

meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia.

Untuk mewujudkan kinerja yang optimal tersebut di atas, maka peran Badan Karantina Pertanian adalah menumbuhkan iklim kondusif bagi terselenggaranya misi Badan Karantina Pertanian berdasarkan peraturan perundangan serta ketentuan yang berlaku, baik yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat maupun UPT yang ada di daerah. Namun demikian kinerja Badan Karantina Pertanian tidak mungkin dicapai secara optimal tanpa

BAB I PENDAHULUAN

Page 11: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

11

dukungan dan koordinasi yang serasi dengan unit kerja dilingkup internal Barantan dan Kementerian Pertanian, institusi-institusi tingkat internasional serta pengguna jasa karantina.

1.2. Kedudukan, tugas dan fungsi Berdasarkan Permentan No. 43/Permentan OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, pada Bab XIII Bagian Kesatu menyatakan bahwa kedudukan, tugas dan Fungsi Badan Karantina Pertanian adalah sbb : Kedudukan Badan Karantina Pertanian dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pertanian RI. Tugas Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas melaksanakan perkarantinaan pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan fungsi : 1) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan,

tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; 2) pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan

keamanan hayati; 3) peningkatan sistem perkarantinaan hewan dan tumbuhanh serta

pengawasan keamanan hayati 4) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan

dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; 5) pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian; dan 6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri

1.3. Organisasi dan Tata Kerja

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala Badan Karantina Pertanian selama tahun 2015 dibantu oleh unsur-unsur: Sekretariat Badan Karantina Pertanian; Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Pusat Kepatuhan Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan 52 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian

Secara rinci struktur organisasi Badan Karantina Pertanian terdapat pada Lampiran

1.4. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas

UU No. 28 / 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851)

UU No. 16 / 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan

PP No. 82 / 2000 tentang Karantina Hewan

PP No 14 / 2002 tentang Karantina Tumbuhan

PP No. 28 /2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

Page 12: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

12

Rencana Strategis Badan Karantina pada dasarnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistimatis untuk meningkatkan kinerja serta pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati serta pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur karantina dengan terus menerus melakukan pengawasan dan pengendalian manajemen agar tercapainya efektifitas, efisiensi dan produktifitas dalam penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati

Dalam rangka memberi arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan dibidang perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati yang selaras dengan arah kebijakan strategis Kementerian Pertanian, maka Kepala Badan Karantina Pertanian menetapkan rencana strategis Badan Karantina Pertanian 2015 – 2019 sebagai dasar acuan dalam penyusunan kebijakan operasional, program dan kegiatan serta sebagai pedoman pengendalian kinerja dalam rangka pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada 2015 – 2019. 2.1. Visi dan Misi

Visi “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan”. Tangguh (sebagai benteng terdepan, karantina harus mampu melindungi pertanian Indonesia dari ancaman masuk dan tersebarnya HPHK, OPTK dan Keamanan Hayati dengan menerapkan peraturan perundang-undangan karantina secara tegas dan konsisten) Terpercaya (setiap kebijakan dan tindakan karantina perlu mendapatkan kepercayaan yang tinggi. Kepercayaan akan diperoleh antara lain melalui akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dibidang perkarantinaan dan keamanan hayati).

Misi Untuk mencapai VISI tersebut, ditetapkan misi Badan Karantina Pertanian yang menggambarkan ruang lingkup hal yang harus dilaksanakan, yaitu:

1) Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK), dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

2) Mendukung terwujudnya keamanan pangan 3) Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan

akses pasar komoditas pertanian 4) Memperkuat kemitraan perkarantinaan 5) Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik .

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Page 13: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

13

2.2. Tujuan dan Sasaran Visi dan Misi memiliki sifat yang relatif sulit diukur oleh karena itu perlu diturunkan/di derivasi menjadi tujuan dan sasaran strategis. Tujuan Merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Barantan dalam kurun 5 tahun kedepan. Sesuai sifat tugas dan fungsi Barantan, maka hasil yang dapat digambarkan adalah tingkat efektifitas penyelenggaraannya. Tujuan Barantan 2015-2019 adalah : 1) Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan

HPHK dan OPTK 2) Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan

tumbuhan 3) Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan

masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK 4) Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan 5) Mewujudkan pelayanan prima

2.3 Sasaran Program

Sasaran Program (SP) adalah kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh BARANTAN dalam pembangunan lima tahun mendatang sebagai dampak/ hasil (outcome) dari program/kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis Kementerian Pertanian. Menurut Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelahaan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga, kedudukan Sasaran Strategis berada pada level kementerian. Sedangkan pada level eselon I, dalam hal ini BARANTAN, maka istilah yang dipergunakan adalah Sasaran Program (SP), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Gambar2. Kerangka Logis Penyusunan Renstra K/L (Sumber: Peraturan Menteri PPN/Ka Bappenas No 5 Tahun 2014)

Page 14: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

14

Sasaran Program BARANTAN adalah : 1) Meningkatnya efektivitas pengendalian risiko masuk, tersebar dan

keluarnya HPHK dan OPTK. 2) Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati.

3) Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.

Peningkatan efektivitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK diperlukan dalam rangka memaksimalkan tugas dan fungsi BARANTAN, mengingat besarnya ancaman dan risiko berbagai jenis HPHK dan OPTK yang dapat masuk dan tersebar ke wilayah RI karena sangat luasnya wilayah yang harus diawasi dan dijaga. Besarnya risiko dan ancaman tersebut berdampak terhadap kesiapsiagaan seluruh jajaran BARANTAN dalam menjaga wilayah RI sehingga diperlukan implementasi yang konsisten dalam pelaksanaan dan efektivitas tindakan karantina mulai dari tingkat pre border, at border dan post border. Peningkatan kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor media pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati, diperlukan dalam rangka memberikan pelayanan perkarantinaan yang maksimal sesuai dengan standar internasional. Pengembangan sistem pengendalian resiko penyakit hewan secara In-line Inspection akan mampu mendukung upaya pengawasan, dan penegakan hukum yang sekaligus mendukung rangkaian proses penjaminan kesehatan sehingga pemasaran produk pertanian yang sesuai standar dapat diterima oleh negara mitra yang sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global. Peningkatan kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian diperlukan dalam rangka memberikan jaminan terhadap kesehatan dan keamanan produk pertanian kepada masyarakat Indonesia dan negara mitra sesuai tata aturan internasional. Pemerintah, dalam hal ini BARANTAN sebagai regulator perkarantinaan memiliki mandat konstitusional untuk memberikan perlindungan terhadap warga negara Indonesia dalam rangka penyediaan kebutuhan produk pertanian yang bermutu tinggi dan produk yang akan diekspor sesuai persyaratan negara mitra. Oleh karena itu memberikan kepastian regulasi yang harus ditaati dan melaksanakannya dengan konsisten dan konsekuan serta perbaikan sistem pelayanan publik dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasa karantina pertanian dalam kegiatan ekspor dan impor produk pertanian. Adapun Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah Badan Karantina Pertanian terlihat pada Tabel berikut :

Page 15: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

Tabel 1. Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah Badan Karantina Pertanian 2015 - 2019

No. PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9

12 PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PENGKARANTINAAN PERTANIAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI

Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan

94% 95% 96% 97% 98%

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan

86% 87% 88% 89% 90%

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan

86% 87% 88% 89% 90%

Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati

Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan

≤0,1% ≤0,1% ≤0,1% ≤0,1% ≤0,1%

Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian

Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya

5% 5% 5% 5% 5%

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 77 78 79 80 81

12.1 Peningkatan Kepatuhan, Kerja Sama dan Pengembangan Sistem Informasi Perkarantinaan

Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pengawasan dan penindakan perkarantinaan pertanian (DOKUMEN)

2 2 2 2 2

Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pengawasan dan penindakan (LAPORAN)

4 4 4 4 4

Meningkatnya kualitas kerjasama nasional/internasional

Jumlah harmonisasi kerjasama perkarantinaan dengan negara mitra yang terimplementasikan (LAPORAN)

1 2 2 2 1

Page 16: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

Jumlah MOU dengan K/L terkait yang terimplementasikan (DOKUMEN)

1 1 1 1 1

Meningkatnya desiminasi SPS dengan stakeholder dan instansi terkait

Jumlah desiminasi SPS 1 1 1 1 1

Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses

Jumlah Aplikasi berbasis IT terkait internal dan eksternal perkarantinaan pertanian (APLIKASI)

2 2 2 2 2

12.2 Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

peraturan/keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya HPHK, dan keamanan hayati hewani (DOKUMEN)

2 2 2 2 2

Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya HPHK, dan keamanan hayati hewani (DOKUMEN)

8 8 8 8 8

Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarnya HPHK dan keamanan hayati hewani (LAPORAN)

18 18 18 18 18

Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian

Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya

3 3 3 3 3

Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

Jumlah dokumen Analisis Resiko HPHK (DOKUMEN)

10 10 10 10 10

12.3 Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan

peraturan/keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK, dan keamanan hayati nabati (DOKUMEN)

2 2 2 2 2

Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK, dan keamanan hayati nabati(DOKUMEN)

10 10 10 10 10

Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati (LAPORAN)

18 18 18 18 18

Page 17: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian

Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya

3 3 3 3 3

Meningkatnya kemampuan deteksi risiko

Jumlah dokumen Analisis Resiko HPHK (DOKUMEN)

10 10 10 10 10

12.4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya pada Badan Karantina Pertanian

Tersedianya SDM aparatur yang kompeten dan professional

Jumlah kegiatan pelatihan yang diselenggarakan (KEG)

6 13 13 13 13

Jumlah aparatur yang mengikuti pendidikan / pelatihan (ORG)

500 500 500 500 500

Terkelolanya anggaran secara optimal

Opini BPK terhadap laporan keuangan BARANTAN

WTP WTP WTP WTP WTP

Terwujudnya good governance & clean government

Jumlah dokumen perencanaan, evaluasi & pelaporan karantina pertanian (Dokumen)

17 17 17 17 17

Jumlah dokumen rencana kinerja & penyusunan anggaran

65 65 65 65 65

Jumlah dokumen pengembangan & pengelolaan kepegawaian (Dokumen)

5 5 5 5 5

Jumlah dokumen pengembangan integritas barantan dan reformasi birokrasi (Dokumen)

1 3 3 3 3

Jumlah dokumen tata laksana dan inisiatif anti korupsi

1 3 3 3 3

Jumlah peraturan perkarantinaan yang telah disahkan (Dokumen)

3 3 3 3 3

Jumlah laporan indeks kepuasan informasi layanan perkarantinaan (Bulan Layanan)

12 12 12 12 12

Jumlah laporan pengelolaan TU & rumah tangga (Laporan)

12 12 12 12 12

Tingkat Dukungan Aparatur pegawai & Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN)

12 12 12 12 12

Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai

Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai (UNIT)

88 100 100 100 100

12.5 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Laboratorium Uji Standar dan Uji Terap Teknik dan

Pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium

Jumlah teknik dan metoda pengujian laboratorium yang dikembangkan (DOKUMEN)

1 8 8 8 8

Jumlah validasi metode pengujian 1 8 8 8 8

Page 18: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

Metoda Karantina Pertanian

(LAPORAN)

Jumlah koleksi HPHK dan OPTK (DOKUMEN)

10 10 10 10 10

Jumlah akreditasi ruang lingkup pengujian HPHK dan OPTK (LAPORAN)

6 6 6 6 6

Jumlah Sampel Uji Rujukan (LAPORAN) 1600 1440 1296 1166 1050

Jumlah ruang lingkup yang tersertifikasi (LAPORAN)

1 1 1 1 1

Dukungan Internal Administrasi (BULAN) 12 12 12 12 12

pengembangan teknik dan metoda uji terap

Jumlah teknik dan metode uji terap yang dikembangkan (DOKUMEN)

3 3 3 3 3

Jumlah uji terap yang dapat dipublikasikan melalui jurnal nasional / internasional (DOKUMEN)

1 1 1 1 1

Jumlah juklak/juknis yang di desiminasi

6 6 6 6 6

Dukungan Internal Administrasi (BULAN) 12 12 12 12 12

Terwujudnya good governance & clean government

Dukungan aparatur pegawai & layanan perkantoran (BULAN LAYANAN)

12 12 12 12 12

Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai

Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai (UNIT)

79 100 100 100 100

12.6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati

Meningkatnya tindakan karantina

Jumlah sertifikat karantina Impor, ekspor dan Antar Area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina (LAPORAN)

1.000.00

0

1.000.00

0

1.000.00

0

1.000.00

0

1.000.000

Dukungan Internal Administrasi pengelolaan Sertifikasi Karantina Pertanian (BULAN)

12 12 12 12 12

Terwujudnya good governance & clean government

Dukungan Aparatur Pegawai & Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN)

12 12 12 12 12

Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai

Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai (UNIT) :

1982 2000 2000 2000 2000

Penambahan jumlah instalasi karantina hewan dan tumbuhan yang sesuai standar

20% 20% 20% 20% 20%

Page 19: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

19

2.3. Program dan Kegiatan

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian serta Badan Karantina Pertanian, dalam Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati maka kegiatan Badan Karantina Pertanian yang menunjang hal tersebut dijabarkan dalam kegiatan sebagai berikut:

1. Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kegiatan prioritas ini melekat pada Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dengan sasaran “Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan” Indikator kinerja ke-1 dari kegiatan ini adalah Jumlah peraturan / keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya HPHK, dan keamanan hayati hewani (DOKUMEN). Indikator kinerja ke-2 Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya HPHK, dan keamanan hayati hewani (DOKUMEN). Dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan ini maka pada tahun 2016 telah direncanakan menyusun beberapa kebijakan karantina hewan dan keamanan hayati hewani, yaitu : 1) Konsep Permentan Tentang Tata Cara TKH di Pulau Karantina. 2) Konsep Permentan Tentang Sistim Sertifikasi Ekspor Produk Hewan. 3) Konsep Permentan Tentang Invasive Aliens Spesies (IAS). 4) Konsep Permentan Tentang PRG. 5) Konsep Juklak/Juknis TKH Terhadap Alat Angkut dan Kemasan. 6) Konsep Juklak/Juknis TKH Terhadap Vektor HPHK. 7) Konsep Juklak/Juknis TKH Terhadap Satwa Liar 8) Konsep Juklak/Juknis TKH Tentang TKH di TPK. 9) Analisis Risiko Pemasukan Hewan dari Luar Negeri 10) Analisis Risiko Pemasukan Hewan Antar Area 11) Konsep Pedoman Teknis Aplikasi Penetapan IKH On-Line

2. Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Kegiatan prioritas ini melekat pada Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dengan sasaran “Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan” Indikator kinerja ke-1 dari kegiatan ini adalah Jumlah peraturan / keputusan Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK, dan keamanan hayati nabati (DOKUMEN). Indikator kinerja ke-2 Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK, dan keamanan hayati nabati (DOKUMEN). Dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan ini maka pada tahun 2016 telah direncanakan menyusun beberapa kebijakan karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati, yaitu : 1) Konsep Revisi Permentan 51/2015 Tentang Jenis OPTK 2) Perumusan Prosedur Ekspor Benih Per Komoditas

Page 20: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

20

3) Kajian Rekomendasi Permohonan Pemasukan Agens Hayati Ke Dalam Wilayah RI.

4) Konsep Pre-Clearance Terhadap Pemasukan Komoditas Strategis 5) Sistem Sertifikasi Phytosanitary Bahan Pakan Ternak Asal Tumbuhan

Tujuan China. 6) Sistem Sertifikasi Antar Area 7) Pedoman Pengkajian Dokumen Pengakuan Sistem Keamanan Pangan. 8) Pengkajian Permohonan Pengakuan (Recognisi) Sistem Pengawasan

Keamanan Pangan/ Registrasi Laboratorium Keamanan Pangan 9) Pedoman Monitoring Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan

(PSAT) 10) AROPT Benih 11) AROPT Non Benih

3. Peningkatan Kepatuhan, Kerjasama dan Pengembangan Sistem

Informasi Perkarantinaan Kegiatan prioritas ini melekat pada Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan dengan 3 sasaran. Sasaran pertama yaitu “Kebijakan Teknis Pengawasan dan Penindakan Yang Dapat Mendukung Meningkatnya Kepatuhan Pengguna Jasa Karantina dan Integritas Petugas Karantina. Indikator kinerja yang pertama yaitu kebijakan pengawasan dan penindakan karantina hewan/karantina tumbuhan dan keamanan hayati yang dapat diimplementasikan Untuk mendukung kinerja tersebut maka direncanakan beberapa kegiatan penting sebagai berikut :

1) Perumusan Pedoman POLSUS Barantan 2) Kode Etik PPNS Badan Karantina Pertanian 3) Perumusan Pedoman Kerjasama Barantan dengan TNI -AD

Sasaran kedua yaitu “Meningkatnya kualitas kerjasama nasional/ internasional, dengan indikator kinerja yaitu Jumlah harmonisasi kerjasama perkarantinaan dengan negara mitra yang terimplementasikan (LAPORAN) dan Jumlah MOU dengan K/L terkait yang terimplementasikan (DOKUMEN). Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran tersebut adalah : 1) Koordinasi dan Kerjasama Internasional, antara lain :

a) Kerjasama Multilateral b) Kerjasama Bilateral c) Koordinasi Tindak lanjut Hasil Pertemuan Internasional d) Seminar Hasil Pertemuan Internasional e) Perundingan Multilateral

2) Draft Regulasi Yang Dinotifikasi ke SPS WTO, antara lain :

a) Koordinasi dan Kerjasama SPS b) Koordinasi Tim SPS Antar KL terkait c) Evaluasi Implementasi Prinsip SPS Dalam Tindakan Karantina di UPT

Page 21: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

21

Sasaran terkait informasi perkarantinaan dari Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan adalah Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses dengan indikator kinerja yaitu Jumlah Aplikasi berbasis IT terkait internal dan eksternal perkarantinaan pertanian (APLIKASI). Dengan rincian kegiatan antara lain sebagai berikut : 1) Pedoman Kebijakan MPTI Barantan 2) Pedoman Pengamanan Sistem Inrformasi IT Barantan 3) Pembinaan dan Bimtek dan Monitoring Pengembangan Sistem Informasi

Perkarantinaan 4) Sistem Aplikasi

a) Penyempurnaan Sistem Aplikasi o Update Aplikasi Simponi-Barantan o Update Aplikasi berbasis Android o Update Aplikasi Data Integrasi INSW o Update Aplikasi E-Cert o Update Aplikasi Pengawasan Food Savety o Pengembangan Aplikasi TPK o Pengembangan Aplikasi IKH

b) Pembuatan Sistem Aplikasi o Pengadaan dan Uji Coba Aplikasi Integrasi ASW o Pengadaan Aplikasi layanan Utama o Pengadaan Aplikasi Layanan Pendukung InHouse System TI Barantan o Pengadaan dan Uji Coba Aplikasi Pengolahan Data Kantor Pusat

4. Dukungan manajemen dan tugas-tugas teknis Badan Karantina

Pertanian Kegiatan prioritas ini melekat pada Sekretariat Badan Karantina Pertanian dengan sasaran (1) tersedianya SDM aparatur yang kompeten dan professional, (2) terkelolanya anggaran secara optimal, (3) terwujudnya good governance & clean government dan (4) tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai. Adapun kegiatan-kegiatan yang mendukung antara lain : 1) Pendidikan dan Pelatihan Dasar Teknis Calon Medik Veteriner 2) Pendidikan dan Pelatihan Dasar Teknis Paramedik Veteriner 3) Pendidikan dan Pelatihan Dasar Teknis POPT Ahli 4) Pendidikan dan Pelatihan Dasar Teknis POPT Terampil 5) Pendidikan dan Pelatihan Lan’Gaskara 6) Pendidikan dan Pelatihan PPNS 7) Pendidikan dan Pelatihan POLSUS 8) Pendidikan dan Pelatihan Intelijen 9) Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dan Laporan Keuangan. o Pengelolaan Perbendaharaan o Penyusunan Laporan BMN o Penyusunan Laporan Keuangan o Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa

Page 22: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

22

10) Dokumen Rencana Kinerja dan Penyusunan Anggaran o Penyusunan Rencana Jangka Menengah o Penyusunan Renja Barantan o Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) o Penyusunan Standar Kinerja Barantan

11) Dokumen Evaluasi dan Pelaporan Barantan o Penyusunan Laporan Barantan o Penyusunan LAKIN o Penyusunan Pedoman Evaluasi Barantan o Monev Barantan Penyusunan Data Statistik o Penyusunan Data Statistik o Penyelenggaraan SPI Barantan

12) Dokumen Pengembangan dan Pengelolaan Kepegawaian o Pengelolaan administrasi kepegawaian o Penyusunan formasi pegawai o Rekruitmen Pegawai o Penyusunan Pedoman Pegawai o Pengelolaan Pengembangan Pegawai o Bimbingan, Pembinaan, Monev Kepegawaian o Fasilitasi Penilaian Angka Kredit o Fasilitasi Uji Kompetensi Jabatan Fungsional

13) Dokumen Pengembangan Integritas Barantan dan RB

o Pengelolaan Reformasi dan Birokrasi o Pengelolaan IKM dan IPNBK o Pengembangan Organisasi o Bimbingan, Monev Pengembangan Integritas dan RB

14) Dokumen Tatalaksana dan Inisiatif Anti Korupsi

o Pengelolaan dan Pengembangan Prosedur Tata Laksana o Analisa Jabatan dan Beban Kerja o Pengembangan Standar Kompetensi o Bimbingan, Monev Tata Laksana o Pengembangan Pelayanan Publik

15) Peraturan Perkarantinaan dan Keamanan Hayati

o Fasilitasi Penyusunan Rancangan Peraturan KH dan KHH o Fasilitasi Penyusunan Rancangan Peraturan KT dan KHN o Pertimbangan dan Bantuan Hukum o Koordinasi dan Konsultasi Peraturan Perkarantinaan o Tinjaun dan Evaluasi Peraturan Perkarantinaan o Analisa dan Internalisasi Peraturan Perkarantinaan o Monev Pelaksanaan Peraturan o Fasilitasi Revisi Peraturan

16) Laporan Indeks Kepuasan Informasi Layanan Perkarantinaan

o Promosi dan Publikasi o Fasilitasi Jumpa Pers

Page 23: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

23

o Pelayanan SMS Center dan Pengembangan Website Barantan o Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan o Pelaksanaan Koordinasi Kehumasan o Survey dan Monitoring Public Awareness

17) Laporan Ketatausahaan 18) Layanan Perkantoran 19) Kendaraan Bermotor R-4 20) Kendaraan Bermotor R-2 21) Alat Pengolah Data dan Komunikasi 22) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Barantan 23) Peralatan dan Mesin

5. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan laboratorium Uji Standar dan Uji

Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian Kegiatan prioritas ini melekat pada tupoksi Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) dan Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP). Sasaran kegiatan ini (1) meningkatnya pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium, (2) meningkatnya pengembangan teknik dan metoda uji terap Dalam mendukung sasaran tersebut kegiatan penting di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian adalah : 1) Rekomendasi teknik dan metode pemeriksaan laboratorium 2) Fasilitasi akreditasi laboratorium Karantina Hewan 3) Fasilitasi akreditasi laboratorium Karantina Tumbuhan 4) Layanan pemeriksaan sampel uji laboratorium standar

a. Uji rujukan dan konfirmasi b. Uji profisiensi c. Uji banding d. Koleksi standar

Sedangkan kegiatan penting di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian, sebagai berikut : 1. Rekomendasi teknik dan metode tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati a. Pengujian standar teknik dan metode tindakan karantina hewan

sesuai OIE. b. Pengujian standar teknik dan metode tindakan karantina tumbuhan

sesuai IPPC. c. Pengujian standar teknik dan metode pengawasan keamanan

hayati hewani sesuai standar CAC & SNI. 2. Desiminasi teknik dan metode karantina dan pengawasan keamanan

hayati a. Desiminasi teknik dan metode pengawasan keamanan hayati b. Desiminasi teknik dan metode tindakan karantina tumbuhan c. Desimenasi teknik dan metode tindakan karantina hewan

Page 24: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

24

6. Peningkatan Kualitas Pelayanan karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati Kegiatan prioritas ini melekat pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian di daerah berjumlah 50 UPT yaitu terdiri dari 5 Balai Besar, 27 Balai Kelas I/II dan 18 Stasiun kelasI/II. Sasaran kegiatan ini meningkatnya tindakan karantina.

Untuk mencapai sasaran dari UPT maka dilakukan kegiatan penting sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan Media Pembawa hama penyekit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)

2) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK/OPTK 3) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK/OPTK 4) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan Nabati 5) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan

tumbuhan; 6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan

hayati hewani dan nabati 7) Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina

hewan dan tumbuhan; 8) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati

Pada tahun 2016 telah ditandatangani Penetapan Kinerja antara Kepala Badan Karantina Pertanian dengan Menteri Pertanian, sebagai berikut :

Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan

95%

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan

87%

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan

87%

Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati

Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan

≤ 0,1 %

Page 25: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

25

Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian

Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya

5%

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

78

2.3. Analisis Lingkungan Strategik Perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat dan pesat akan mempengaruhi kinerja penyelenggaraan perkarantinaan pertanian. Pengaruh lingkungan strategis tersebut berhubungan dengan kondisi internal Badan Karantina Pertanian dan pengaruh lingkungan eksternal sebagai tantangan yang dihadapi serta peluang yang dapat diraih dalam menyusun rencana strategis Badan Karantina Pertanian

Berdasarkan Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman), banyak faktor yang berhubungan dengan ancaman resiko penyakit pada hewan dan tumbuhan, serta status penyakit di suatu area yang terkait dengan fungsi BARANTAN sebagai berikut :

Tabel 2. Faktor Internal

No Aspek Kekuatan

(Strengths) Kelemahan

(Weaknesses)

1 Regulasi/ Kebijakan

a. Karantina merupakan salah satu dari 3 unsur teknis (CIQ) berdasarkan ketentuan international (Annex IX) bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan di tempat pemasukan dan pengeluaran suatu negara

b. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan SK Mentan Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati

c. Peraturan Nomor 49/Permentan/OT.140/8/2012 menetapkan tempat-tempat pemasukan / pengeluaran yang merupakan tanggung jawab Badan Karantina Pertanian

d. Karantina memiliki landasan hukum yang kuat dalam operasionalnya, yang terdiri dari Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Kep/Peraturan Menteri serta Juklak/Juknis dan

a. Kebijakan teknis operasional yang merupakan tindak lanjut amanah PP Nomor 82/2000 yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan ada 10 Pasal sedangkan PP Nomor 14/2002 ada yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan ada 4 Pasal

b. Proses revisi UU Nomor 16/1992, pengamatan fungsi terkait keamanan hayati, tentang pengawasan dan penindakan, penambahan sanksi masih belum selesai.

c. Protokol karantina antar negara pengimpor/pengekspor (MOU) masih perlu ditingkatkan terkait dalam pelaksanaan sistem perkarantinaan

d. Kebijakan teknis

Page 26: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

26

No Aspek Kekuatan

(Strengths) Kelemahan

(Weaknesses)

Manual operasional, standar teknik dan metoda masih perlu dilengkapi untuk meningkatkan cakupan pengendalian resiko dan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan dan pelayanan

2 Kelembagaan dan manajemen organisasi

Keanggotaan Indonesia dalam organisasi internasional yaitu Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Organisasi Pangan & Pertanian (FAO), Organisasi Kesehatan Hewan Sedunia (OIE), Konvensi International Perlindungan Tanaman (IPPC) dan Komisi Kesehatan Pangan Sedunia (CODEX)

a. Sistem informasi tingkat Pusat dan UPT perlu peningkatan pelaporan dan manajemen internal

b. Data dan pelaporan tingkat UPT - Pusat - UPT untuk proses pengambilan sistem keputusan belum terintegrasi

c. Kemampuan analisa resiko dibidang karantina hewan masih lemah dan belum didokumentasikan sebagai salah satu dasar pelaksanaan sistem perkarantinaan

d. Kelembagaan karantina masih memerlukan penyesuaian terhadap strategi perlindungan sumberdaya hayati dan keamanan pangan

e. Perlu penyempurnaan dalam sistem pengendalian dan sistem pengukuran kinerja mengikuti perkembangan reformasi birokrasi

3 Sumber daya manusia

a. BARANTAN telah memiliki SDM yang berkompeten dalam penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, yang terdiri dari tenaga fungsional karantina hewan (Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner), fungsional karantina tumbuhan (Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan – POPT), Penyidik Pegawai Negeri Sipil

a. Distribusi SDM belum memperhitungkan analisis beban kerja baik tingkat Pusat dan UPT

b. Kualitas, kompetensi dan jumlah SDM masih memerlukan peningkatan mengikuti meningkatnya beban kerja operasional

Page 27: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

27

No Aspek Kekuatan

(Strengths) Kelemahan

(Weaknesses)

(PPNS), POLSUS, dan Intelijen Karantina

b. Kompetensi SDM BARANTAN semakin meningkat

c. Kemampuan BARANTAN dalam penyediaan diklat teknis meningkat

4 Sarana prasarana/infrastruktur

Mempunyai sarana dan prasarana operasional pokok diseluruh provinsi di Indonesia yang mampu mendukung terlaksananya operasional pengawasan dan pelayanan karantina

a. Sarana/prasarana operasional perlu penataan dan peningkatan kualitas sesuai peruntukkannya dan standar

b. Belum semua sarana pelayanan memenuhi standar minimal

c. Teknologi dan sistem informasi belum cukup memuaskan pemanfaatannya dalam meningkatkan pelayanan dan manajemen kinerja internal

d. Sarana dan Prasarana Operasional masih memerlukan penataan dan peningkatan kualitas mengikuti peningkatan beban operasional dan kepuasan masyarakat dalam pelayanan

5 Pelayanan Publik

a. Komitmen dari pimpinan dan pegawai BARANTAN untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik semakin menguat

b. Semakin membaiknya mutu sarana prasarana untuk peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat;

c. Telah adanya pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai bagian dari sistem monev perbaikan pelayanan publik.

Sistem pelayanan dan pengawasan pelaksanaan perkarantinaan yang telah dituangkan dalam suatu produk hukum belum optimal penerapannya

6 Pengelolaan Anggaran

Dari aspek pendanaan, selain APBN Rupiah Murni, Barantan mempunyai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang sampai dengan saat ini merupakan PNBP terbesar di lingkungan Kementerian Pertanian

Alokasi anggaran operasional BARANTAN masih terbatas

Page 28: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

28

Tabel 3. Faktor Eksternal

No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats)

1 Sistem Ekonomi/Perdagangan Internasional

a. Peningkatan jumlah konsumen produk pertanian dunia

b. Integrasi perdagangan dunia atau antar kawasan (WTO, MEA, APEC, EU, dsb)

c. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan dunia menghasilkan sejumlah perjanjian dan kesepakatan

d. Adanya ketentuan-ketentuan antar Negara yang harus disepakati dan telah harmoni di dalam MoU

e. Terdapat berbagai kesepakatan internasional terkait penjaminan akses pasar (OIE, Codex, dsb)

f. Berlakunya Kebijakan Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement - FTA). Antara lain yaitu Indonesia – China; Indonesia – Korea; Indonesia – Jepang

a. Semakin meningkatnya hambatan non tarif terhadap produk-produk pangan yang dikenakan oleh Negara tujuan ekspor utama (USA, EU, Asia Timur Jauh, dan Australia) terutama terkait dengan Sanitary and Phytosanitary (SPS).

b. Meningkatnya volume dan kompleksitas perdagangan

c. Kebijakan proteksi dari negara mitra

d. Standarisasi produk pertanian dari negara pengimpor

e. Tingginya frekuensi lalu lintas perdagangan internasional untuk produk pertanian

f. Meningkatnya permintaan konsumen di negara tujuan ekspor terkait produksi pertanian yang sehat bermutu dan aman konsumsi serta bebas penyakit

g. Meningkatnya ancaman kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan selain HPHK dan OPTK, seperti IAS dan GMO serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati

h. Adanya kebijakan zoning dalam importasi produk hewan (daging)

i.

2 Perkembangan Iptek

a. Kerjasama penerapan standarisasi mutu secara internasional berbasis ISO

b. Pembelajaran dari praktik Otoritas Kompeten dari negara-negara lain

c. Tawaran kerjasama pengembangan jejaring riset internasional

a. Data hasil riset yang dilakukan oleh pihak Indonesia sangat mudah diakses pihak luar

b. Data hasil riset yang dilakukan pihak asing sangat sulit diakses oleh peneliti Indonesia

c. Kemajuan teknologi

Page 29: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

29

No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats)

d. Ketersediaan sumber pendanaan internasional

e. Kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan di luar negeri

transportasi, perdagangan dan pariwisata mengakibatkan peningkatan kegiatan lalu lintas komoditas

d. Kemajuan dalam bidang bioteknologi dan teknologi pengolahan pangan

e. Banyaknya HPHK dan OPTK dari berbagai negara

f. Makin beragamnya jenis media pembawa HPHK & OPTK

3 Volume & kompleksitas perdagangan

a. Pengembangan dan produksi berbagai produk untuk kesehatan hewan dan tanaman (pencegahan, diagnosis dan pengobatan)

b. Jenis asing invasif (Invassive Allien Species/IAS) telah dapat diidentifikasi berdampak penting terhadap lingkungan dan kelestarian sumberdaya hayati

a. Adanya bioterorisme. b. Semakin beragamnya

bentuk dan jenis komoditas berkaitan dengan produk produk rekayasa genetik (Genetically Modified Organism/GMO)

c. Sulitnya menelusuri tempat asal suatu produk.

Page 30: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

30

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran kinerja program dilingkup Badan Karantina Pertanian Tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi sasaran dengan indikator kinerja. Matrik pengukuran kinerja untuk mengetahui tingkat capaian kinerja sasaran dapat dilihat pada Lampiran.

Keberhasilan dan ketidakberhasilan setiap sasaran ditentukan dengan persentase pencapaian target yang telah ditetapkan, adapun kisarannya seperti berikut :

A. Sangat Berhasil : > 100 % B. Berhasil : 80 – 100 % C. Cukup Berhasil : 60 – (< 80 %) D. Kurang Berhasil : < 60 %

Secara ringkas disampaikan bahwa tarfet masing-masing sasaran yang telah ditetapkan sebagai berikut : 1) Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan

keluarnya HPHK dan OPTK, dengan indikator : 1. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (95 %)

2. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (87%)

3. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan (87 %)

2) Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati, dengan indikator : Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan (≤ 0,1 %)

3) Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina

pertanian 1. Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding

tahun sebelumnya (5 %) 2. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) (78)

Berikut akan diuraikan realisasi pencapaian sasaran Badan Karantina Pertanian Tahun 2016, yang diukur menggunakan indikator kinerja sebagai berikut :

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Page 31: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

31

Sasaran Program

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan

95% 98,775 % 103,97

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan

87% 87,923 % 101,06

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan

87% 87,783 % 100,90

Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati

Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan

≤ 0,1 % 0,0199% 119,20

Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian

Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya

5% 45,45 % 120,00

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

78 83,84 107,54

Adapun penjelasan dari capaian kinerja setiap sasaran dapat dilihat dari sub bab evaluasi dan analisis kinerja berikut :

Page 32: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

32

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja Sasaran program ke-1 dari Badan Karantina Pertanian adalah meningkatnya efektitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK yang diukur dari indikator kinerja sebagai berikut :

1. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (95 %). Jaminan kesehatan ini diharapkan setelah dilakukan sertifikasi (tindakan pelepasan adalah bebas dari HPHK atau OPTK, target pada tahun 2016 sebesar 95%. Adapun cara perhitungan untuk menghitung indikator ini adalah :

Indikator 1 = 100 % - (A + B)/2

A = persentase temuan HPHK golongan I (Eksotik) hasil pemantauan B = persentase temuan OPTK A1 hasil pematauan

Selama tahun 2016 tidak ada temuan hasil pemantauan HPHK golongan I (eksotik), maka A = 0 / jumlah HPHK x 100 % = 0. Sedangkan untuk temuan OPTK A1 hasil pematauan sebagai berikut :

No Kelompok OPTK Jumlah Temuan Persentase

1 Serangga 235 1 0.425532

2 Tungau 23 3 13.04348

3 Snail and Slug 30 0 0

4 Nematoda 62 0 0

5 Gulma 39 0 0

6 Cendawan 120 2 1,666666

7 Bakteri 55 8 14.54545

8 Phytoplasna 11 0 0

9 Virus 117 3 2.564103

TOTAL 692 17 2.456647

No. Kelompok OPTK A1 OPTK A2

1. Bakteri 8 5

2. Cendawan 2 10

3. Nematoda 0 2

4. Serangga 1 15

5. Tungau 3 4

6. Virus/viroid 3 1

7. Gulma 0 1

Jumlah 17 38

Page 33: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

33

Rata-rata persentase temuan OPTK, B = 17/692 = 2,45 % Sehingga hasil perhitungan indikator-1 = 100 % – ( 0 + 2,45)/2 %

= 100 % – 1,225 % = 98,775 %

Hasil realisasi angka ini apabila dibandingkan dengan targetnya masih melebihi (98,775% dibandingkan 95%) atau nilai persentasenya sebesar 103,973%. Capaian sebesar 98,775% sebetulnya telah melebihi capaian yang ditargetkan tahun 2019 yaitu sebesar 98%. Sehingga capaian ini perlu dipertahankan. Secara ideal bahwa seharusnya target indikator ke-1 adalah 100%. Hal ini berdasarkan pertimbangan peraturan perundangan, pedoman, juklak, juknis terkait impor media pembawa HPHK dan OPTK yang belum lengkap dan yang sudah terbit perlu penyempurnaan. Selain itu yang menjadi titik lemah adalah sumber daya Badan Karantina Pertanian yang ada pada saat ini, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana untuk melakukan tindakan karantina. Namun demikian pada tahun 2016 Badan Karantina Pertanian telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik yaitu melakukan sertifikasi karantina hewan dan karantina tumbuhan impor. Adapun trend sertifikasi impor tahun 2012 - 2016 sebagai berikut :

Tabel 4. Sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan Impor Tahun 2012 – 2016

No Golongan MP HPHK

/ OPTK Sertifikasi KH Impor (Kali)

2012 2013 2014 2015 2016 A Karantina Hewan 1 Hewan Hidup 2789 1886 1859 1750 2291

2 BAH 14939 14606 11872 8187 16200

3 HABAH 17259 15266 18800 23122 25967

4 MP Lain/Benda Lain 7566 4015 3902 4521 6343

Sub Total 42.553 35.773 36.433 37.580 50.801

B Karantina Tum buhan

1 Benih 663 579 848 667 725

2 HTH 57069 40311 40558 33724 32912

3 HTM 50190 45842 46080 47371 49782

4 Benda Lain 1267 5537 5363 7113 7918

Sub Total 109.189 92.269 92.849 88.875 91.337

Total 151,742 128,042 129,282 126,455 142.138

Page 34: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

34

Gambar 3. Trend Sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan Kegiatan Impor Tahun 2012 – 2016. Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat dilihat frekuensi sertifikasi karantina hewan ada kecenderungan sedikit naik. Sedangkan frekuensi karantina tumbuhan cenderung menurun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Terkait dengan pencegahan HPHK impor, telah berhasil dilakukan pencegahan masuknya HPHK sejak di negara asal (Australia) melalui kegiatan PSI yaitu: 6 + EBL dan 202 + Johne’s Disease ditolak pemuatannya ke Indonesia, melalui TKH di tempat pemasukan BKP II Palangkaraya 3 + Johne’s Disease dilakukan pemusnahan, serta melalui pelarangan masuknya media pembawa Avian Influenza dari Eropa, Jepang dan India sebagai dampak terjadinya wabah di negara-negara tersebut. Walaupun masih ditemukan 17 jenis OPTK A1 berdasarkan hasil pemantauan OPTK tahun 2016, namun hasil perhitungan setelah digabungkan dengan tidak ditemukannya adanya wabah HPHK eksotik, maka capaian kinerja indikator ke-1 masih di atas yang ditargetkan (95%) yaitu 98,775 %. Sasaran Program ke-1, indikator ke-1 pada tahun 2016 hanya ditargetkan sebesar 95%. Apabila melihat target Renstra Badan Karantina Pertanian tahun 2019 sebesar 98%, maka hal ini sebetulnya telah terpenuhi pada tahun 2016 sebesar 98,775%. Sehingga capaian indikator kinerja ke-1 tinggal mempertahankan sampai dengan tahun 2019. Adapun keberhasilan capaian dari indikator ke-1 ini yang dapat melampaui target, karena jaminan kesehatan terhadap media pembawa HPHK/OPTK tersebut dikeluarkan berdasarkan pemeriksaan oleh petugas-petugas karantina yang mempunyai kompetensi dibidangnya. Selain itu juga karena peraturan perkarantinaan dan keamanan hayati khususnya terkait dengan pengendalian impor, misalnya Permentan No. 42/2012 dan Permentan

Page 35: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

35

43/2012 dapat terimplementasi dengan baik, dan bahkan Badan Karantina Pertanian sering melakukan penindakan yang nyata terhadap pelanggaran aturan tersebut. Hal lain yang mendukung terhadap tercapainya indikator ke-1 ini karena ada kegiatan análisis risiko di negara asal (negara mitra dagang yang melakukan ekspor komoditas pertanian ke Indonesia, misal : benih padi, produk-produk hortikultura), kegiatan PSI terhadap sapi impor di negara asal sehingga kegiatan ini secara langsung dapat mengurangi risiko terbawanya HPHK dan OPTK ke dalam Wilayah Republik Indonesia. Keberhasilan terhadap pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK asal luar negeri selama tahun 2016 dapat ditunjukkan pada Tabel berikut :

Tabel 5. Temuan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) Asal Luar Negeri Hasil Pemeriksaan Karantina Tumbuhan Yang Terdeteksi Positif dan Tercegah Masuk dan Menyebarnya Ke Dalam Wilayah Rl Tahun 2016

No Temuan OPTK MP OPTK Negara

Asal Tempat Pemasukan

1. Aphelenchoides besseyi

Benih Padi Filipina BBKP Soekarno Hatta

2. Burkholderia glumae Benih Padi Cina BBKP Surabaya

3. Helminthosporium solani

Bibit Kentang Scodlandia BBKP Tj Priok

4. Poronospora manshurica

Kedelai Amerika Serikat

BKP Kelas I BD Lampung, BBKP Surabaya

5. Pseudomonas syringae pv. syringae

Bibit Krisan Belanda BBKP Soekarno Hatta

6. Pseudomonas viridiflava

Benih Kubis Jepang BBKP Soekarno Hatta

7. Tilletia laevis Gandum Biji Argentina, Ukraina

BBKP Surabaya,BBKP Makassar, BKP Kelas II Cilegon

Bungkil Kedele Argentina BBKP Surabaya

8. Tilletia tritici Gandum Biji Ukraina BBKP Surabaya,BBKP Makassar, BKP Kelas II Cilegon

9. Asphodelus fistulosus

Gandum Biji Australia BKP Kelas II Cilegon

10. Stenocarpella maydis

Gandum Biji Amerika Serikat

BKP Kelas II Cilegon

11. Dasheen Mosaic Potyvirus (DsMV)

Bibit Calla Lily Belanda BBKP Soekarno Hatta

12. Pantoea stewartii Subsp.stewartii

Benih Jagung Manis Benih Jagung

Thailand BBKP Tanjung Priok

13. Sitophlius granarius Gandum Ukraina BKP Kelas II Cilegon

14. Ditylenchus dipsaci Bawang Putih Cina BBKP Surabaya

Sumber : Pusat Karantina Tumbuhan

Page 36: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

36

Gambar 4. Kegiatan Pemantauan OPTK

2. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (87 %)

Jaminan kesehatan ini diharapkan setelah dilakukan sertifikasi karantina domestik masuk maupun domestik keluar (tindakan pelepasan adalah bebas dari HPHK atau OPTK, target pada tahun 2016 sebesar 87%. Target ini lebih rendah dari pada impor karena frekuensi tindakan karantina hewan maupun karantina tumbuhan jauh lebih besar. Adapun cara perhitungan untuk menghitung indikator-2 ini adalah :

Indikator 2 = 100 % - (A + B)/2

A = persentase temuan HPHK berdasarkan ada tidaknya wabah B = persentase temuan OPTK A2 hasil pemantauan

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan (87%) Adapun cara perhitungan untuk menghitung indikator-2 ini adalah :

Indikator 3 = 100 % - (A + B)/2

A = persentase hasil pencegahan masuknya HPHK antara area dari tempat pengeluaran B = persentase temuan OPTK A2 hasil pemantauan

Page 37: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

37

Selama tahun 2016 tidak ada temuan kejadian wabah akibat HPHK, maka A = 0 / jumlah HPHK x 100 % = 0. Sedangkan untuk temuan OPTK A2 hasil pematauan sebagai berikut :

Rata-rata persentase temuan OPTK A2, B = 217,394/9 = 24.155 % Sehingga hasil perhitungan indikator ke-2 = 100 % – ( 0 + 24,155)/2 %

= 100 % – 12,077 % = 87.923 %

Tabel 6. Data Sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan Tahun 2012 – 2016.

NO URAIAN

KEGIATAN FREKUENSI SERTIFIKASI (KALI)

2012 2013 2014 2015 2016

A KARANTINA HEWAN

1 IMPOR 42553 35773 36433 37580 50801

2 EKSPOR 22667 17965 18888 26459 27014

3 DOMESTIK MASUK 146677 117963 142365 194946 224743

4 DOMESTIK KELUAR 231504 241579 274182 340715 398145

SUB TOTAL 443401 413280 471868 599700 700703

B KARANTINA TUMBUHAN

1 IMPOR 109189 92269 92849 88875 91337

No. Kelompok OPTK A1 OPTK A2

1. Bakteri 8 5

2. Cendawan 2 10

3. Nematoda 0 2

4. Serangga 1 15

5. Tungau 3 4

6. Virus/viroid 3 1

7. Gulma 0 1

Jumlah 17 38

No Kelompok OPTK A2 Jumlah Temuan Persentase

1 Serangga 42 15 16.67

2 Tungau 7 4 42.86

3 Snail and Slug 2 - 0

4 Nematoda 12 2 8.33

5 Gulma 3 - 0

6 Cendawan 27 10 14.81

7 Bakteri 8 5 50

8 Phytoplasna - - 0

9 Virus 12 1 8.33

TOTAL 217,394

Rata-rata 24,155

Page 38: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

38

2 EKSPOR 98687 106113 118763 130362 135483

3 DOMESTIK MASUK 95547 89313 110151 120675 144176

4 DOMESTIK KELUAR 165069 165299 234548 235918 317376

SUB TOTAL 468492 452994 556311 575830 688372

TOTAL 911893 866274 1028179 1175530 1389075

Gambar 5. Trend Frekuensi Sertifikasi Karantina Hewan Tahun 2012 – 2016

Page 39: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

39

Gambar 6. Trend Frekuensi Sertifikasi Karantina Tumbuhan Tahun 2012 – 2016

Gambar 7. Tindakan Karantina Pada Burung di BBKP Tanjung Priok

Page 40: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

40

Sedangkan untuk perhitungan indikator ke-3

Selama tahun 2016 berdasarkan data dari seluruh UPTKP yang telah dilaporkan, terdapat temuan HPHK pada kegiatan antar area pemasukan untuk mengevaluasi tindakan karantina hewan pengeluaran. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan hasil persentase temuan HPHK yang berhasil dicegah pemasukannya adalah sebesar 0,278%. Adapun tabel secara terperinci sebagai berikut :

No UPT Jenis Temuan

HPHK Positif

Total Pemasukan MP Rentan

Persentase

1. SKP I Samarinda

Brucellosis pada Sapi

57 RBT Confirmed CFT 14

21.738 0,064403349

2. BKP II Kendari

Septichaemia Epizootica (SE) pada Sapi

1 575 0,1739130435

3 BKP I Balikpapan

Brucellosis pada Sapi Brucellosis pada Kambing

5 RBT TIDAK Confirmed CFT 2 RBT reagen Brucella abortus (bukan reagen Brucella melitensis) TIDAK Confirmed CFT

23.074

22.619

0,0216694115

0,0088421239

4. BKP II Pangkal Pinang

BVD pada Sapi

1 ELISA Antigen

10.417 0,0095996928

Total 0,2784276207

Adapun temuan HPHK yang berhasil dicegah pengeluaran Antar Area-nya adalah sebagai berikut:

No UPT Jenis Temuan

HPHK Positif

Total Pengeluaran MP Rentan

Persentase

1. SKP I Parepare

Brucellosis pada Sapi

60 RBT Confirmed 1 CFT

7055 0,0141743444

Page 41: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

41

2. SKP II Mamuju

Brucellosis pada Sapi

52 RBT TIDAK Confirmed CFT

10.230 0.5083088954

Trypanosomosis pada Sapi

Ulas Darah 1 10.230 0,0097751711

3. SKP I Sumbawa Besar

Brucellosis pada Sapi Brucellosis pada Kerbau

3 RBT TIDAK Confirmed CFT 1 RBT TIDAK Confirmed CFT

43.326

5.757

0,0069242487 0,0173701581

Trypanosomosis pada Sapi Trypanosomosis pada Kerbau Trypanosomosis pada Kuda

1 Ulas Darah 3 Ulas Darah 1 Kuda

43.326

5.757

4.768

0,0023080829 0,0521104742 0,0209731544

4. BKP I Jambi Bovine Anaplasmosis pada Sapi

2 Ulas Darah 5.725 0,349344978

Bovine Babesiosis pada Sapi

1 Ulas Darah 5.725 0,0174672489

5. BKP II Palu Brucellosis pada Sapi

2 RBT TIDAK Confirmed CFT

20.946 0,0095483625

6. SKP II Ende Brucellosis pada Sapi

7 RBT TIDAK Confirmed CFT

11.429 0,0612477032

Trypanosomosis pada Kuda

7 UlasDarah 1555 0,4501607717

7. BKP I Mataram

Trypanosomosis pada Kerbau

1 Ulas Darah 91 1,0989010989

8. BBKP Surabaya

Avian Influenza pada Unggas kecil dan dewasa

32 PCR 12.616.575 0,0002536346

9. BKP II Kendari

Brucellosis pada Sapi

6 Confirmed CFT

3.611 0,1661589587

10. BKP Kelas II Ternate

Brucellosis pada Sapi

17 RBT TIDAK Confirmed CFT

3.782 0,4494976203

Page 42: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

42

11. BKP Kelas I Kupang

Brucellosis pada Sapi Brucellosis pada Kuda

175 1

78.089

7.140

0,2241032668 0,0140056022

Dengan demikian, total persentase HPHK yang berhasil dicegah pengeluarannya sepanjang tahun 2016 adalah sejumlah 10,989010989 atau 11%. Angka ini sebagai deskripsi HPHK yang berhasil dicegah pengeluarannya di tempat pengeluaran dan tidak menjadi variabel perhitungan dalam mengukur indikator sistem jaminan kesehatan antar area, karena yang diperhitungkan adalah jumlah temuan HPHK yang berhasil dicegah pemasukannya di tempat pemasukan yaitu sebesar 0,278% serta ada tidaknya wabah HPHK setelah dibebaskan dari tempat pemasukan. Selama tahun 2016 berdasarkan data dari seluruh UPT terdapat temuan HPHK pada kegiatan antar area pemasukan untuk mengevaluasi tindakan karantina hewan pengeluaran. Berdasarkan tabel di atas terdapat temuan HPHK pada kegiatan antar area pengeluaran. Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil persentase temuan sebesar 0,278 %. Sedangkan rata-rata untuk persentase temuan OPTK sebesar 15,67 %

Sehingga hasil perhitungan indikator ke-3 = 100 % – ( 0.278 + 24,155)/2 %

= 100 % – 12,2165 % = 87, 7835 %

Untuk capaian indikator ke-2 dan ke-3 juga telah tercapai dan melampaui target. Untuk kegiatan karantina antara area (domestik masuk dan domestik keluar), pemeriksaan karantina hewan maupun karantina tumbuhan jauh lebih tinggi frekuensinya bila dibandingkan dengan kegiatan karantina impor ataupun ekspor seperti terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Secara ideal bahwa seharusnya target indikator ke-2 dan ke-3 adalah 100%, tetapi untuk tahun 2016 hanya ditargetkan sebesar 87%. Hal ini karena selain lebih tingginya frekuensi lalu lintas antar área (Domestik Masuk dan Domestik Keluar) dibandingkan dengan kegiatan impor, juga masih belum lengkapnya aturan-aturan antar area baik dari Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan terbukti masih adanya permasalahan antar area. Selain itu seperti untuk tindakan karantina impor, juga tindakan karantina antar area yang menjadi titik lemah adalah sumber daya Badan Karantina Pertanian yang ada pada saat ini, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana untuk melakukan tindakan karantina.

Target indikator kinerja ke-2 dan ke-3 Renstra Badan Karantina Pertanian tahun 2016 sebesar 87% sedangkan pada tahun 2019 sebesar 90%, maka capaian indikator kinerja ke-2 dan ke-3 memungkinkan dapat tercapai pada tahun 2019. Hal ini karena indikator tersebut telah memenuhi target tahun 2016 dengan capaian berturut-turut : 87,923% dan 87,783%

Page 43: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

43

Rata-rata persentase 3 indikator sebagai Sasaran Program ke-1 sebesar : (103,97% + 101,06% + 100,90%)/3 = 101,98 % atau dapat dikatakan Sangat Berhasil. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015 agak sedikit menurun, yaitu sebesar 105,63%. Hal ini kemungkinan karena data rata-rata sertifikasi karantina hewan dan karantina tumbuhan cenderung mengalami kenaikan sehingga risiko masuk dan menyebarnya HPHK/OPTK juga meningkat. Sasaran program ke-2 dari Badan Karantina Pertanian adalah Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati yang diukur dari indikator kinerja sebagai berikut :

Indikator ke-4 adalah Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan.

Dalam rangka mendukung akselerasi ekspor yang efektif Badan Karantina Pertanian mengukur dengan jumlah kiriman produk pertanian ke luar negeri yang telah disertifikasi kesehatannya dan mendapatkan komplain ketidaksesuaian dari Negara tujuan dibandingkan dengan total ekspor komoditas pertanian. Target dari indikator ini sebesar ≤ 0,1 % artinya sebesar kurang dari 0,1% dari produk pertanian yang telah mendapatkan sertifikasi ekspor tidak mendapatkan complain dari Negara tujuan. Adapun realisasinya adalah sebesar 27 kali complain dari total ekspor sebanyak 135.204 kali sehingga (27 : 135.204 x 100 %) = 0,0199% (artinya masih memenuhi target karena ≤ 0,1 %). Apabila dibandingkan dengan tahun 2015 angka keefektifannya sedikit lebih baik karena jumlah complain dari Negara tujuan pada waktu itu sebanyak 27 kali dari total ekspor sebesar 130.362 kali sehingga nilai persentasenya sebesar 0,0207%. Secara umum efektifitas pelayanan ekspor terhadap komoditas pertanian dan produk tertentu yang dipersyaratkan masih sangat baik karena sesuai dengan apa yang ditargetkan. Adapun data bukti penerimaan Notification of Non Compliance (NNC) dari Negara Tujuan Ekspor sebagai berikut :

Tabel 7. Rekapitulasi Notification of Non Compliance (NNC) Ekspor Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih Tahun 2016

No Tgl / UPT/ Neg

Tujuan Komoditas Alasan NNC Tindak Lanjut

1 15 Feb 2016 BBKP Surabaya Italia

Aquarium Plant

Tdk imencantumkan Informasi pada Additional Declaration

Penolakan

2 24 Feb 2016 BKP Semarang Belanda

Cidhy (Citrus Hystrix)

Ditemukan Bakteri Xantci (Xanthomonas axonopodis pv.citri)

Penolakan

Page 44: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

44

3 22 Feb 2016 BKP Jambi malaysia

Beetel Nut (Areca Catechum)

Tanpa Impor Permint, Tanpa Additional declaration pada PC.

Diberi perlakuan

4 25 Feb 2016 BBKP Tanjung Priok Malaysia

Tobacco (Nicotiana tabaccum)

Tanpa Additional declaration pada PC.

Diberi perlakuan

5 5 Maret 2016 BBKP Soetta Belanda

Manes (Manihot Esculenta)

Ditemukan Serangga Bemita (Bemisia tabaci).

Ditolak

6 7 Maret 2016 BBKP Soetta Perancis

Cidhy (Citrus Hystrix)

Informasi Pada PC tidak lengkap[ .

Ditolak

7 29 Maret 2016 BBKP Soetta Perancis

Cidhy (Citrus Hystrix)

Informasi Pada PC tidak lengkap[ .

Ditolak

8 22 April 2016 BBKP Soetta United Kingdom

Ludss (Ludewigia, sp)

Ditemukan Bemisia tabaci

Dimusnakan.

9 29 April 2016 BBKP Tanjung Priok Jerman

Dunnage Tidak di marking Dimusnakan.

10 11 Mei 2016 BKP Semarang Swiss

Wood Pallet Ditemukan Serangga Hidup

Dimusnakan

11 31 Mei 2016 BBKP Tanjung Priok Swiss

Wood Pallet Ditemukan Serangga Hidup

Dimusnakan

12 15 Juni 2016 BBKP Soetta Jerman

Wood Pallet Tidak memenuhi Persyaratan ISPM # 15.

Dimusnakan.

13 19 Juli 2016 BKP Yogyakarta Jerman

Psigu (Psidium guajava)

Ditemukan Serangga Dacudo (Bactrocera dorsalis).

Dimusnakan.

14 2 Agustus 2016 BBKP Soetta Jerman

Wooden Crate Tidak memenuhi persyaratam ISPM 15

Dimusnakan.

15 10 Agustus 2016 BKP Semarang Swiss

Wood Pallet Ditemukan Serangga Dinobi ((Dinoderus bifoveolatus)

Dimusnakan.

Page 45: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

45

16 26 Agustus 2016 BKP Batam Jerman

Wood Packaging Material

Tidak di marking Dimusnahkan

17 26 Agustus 2016 BBKP Surabaya Jerman

Wooden Crate Tidak ada marking ISPM 15 .

Dimusnakan.

18 26 Agustus 2016 BKP Palangkaraya Italia

Araceae Tidak Disertai PC , Additional Declaration .

Ditolak.

19 30 Agustus 2016 BBKP Soetta Belanda

Cidhy (Citrus hystrix)

Ditemukan Bakteri Xanthomonas campestris pv.citri

Ditolak

20 31 Agustus 2016 BBKP Tanjung Priok Korea Selatan

Poliscias pinnata variegated

Terkontaminasi Nematoda Radopholus sp.

Seluruh barang kiriman dimusnakan

21 21 September 2016 BBKP Surabaya Rep. Czech

Aquarium Plants Tidak dilengkapi PC. Ditolak

22 11 Oktober 2016 BKP Semarang Jerman

Wood Crate Ditemukan Serangga Hidup Lyctus (lyctus sp)

Dimusnakan

23 26 Oktober 2016 BKP Semarang Jerman

Wood Crate Ditemukan Serangga Hidup Sino, sp ( Sinoxylon,sp.)\

Dimusnakan

24 28 Oktober 2016 BBKP Tanjung Priok United Kingdom

Iknyg (Cryptocoryne)

- Produck Terkontaminansi;

- Packing Material - Bagian kiriman yang

terintersepsi OPT

Ketiganya dimusnakan

25 28 Oktober 2016 BBKP Surabaya Hungaria

Nypss (Nynphoides, sp.)

Tidak disertai PC Ditolak

26 12 Desember 2016 BBKP Belawan Perancis

001 Dunnage Persyaratan ridak terpenuhi karna tidak ada marking ISPM 15

Dimusnakan

27 22 Desember 2016 BBKP Soetta Belanda

Manes (Manihot Esculenta)

Ditemukan Bemita (Bemisia Tabaci)

Ditolak

Sasaran Program ke-2 mendapatkan skor 119,20 % atau dapat dikatakan Sangat Berhasil. Beberapa hal yang mendukung terhadap keefektifan sertifikasi ekspor antara lain adalah : a) Pemantauan yang efektif terhadap perusahaan-perusahaan fumigasi dan

kemasan kayu yang telah teregistrasi melalui sistem audit.

Page 46: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

46

Untuk memonitor kegiatan fumigasi yang dilakukan pihak ketiga Tim Sistem Audit dan Penilaian (SAP) dari Badan Karantina Pertanian baik secara periodik maupun eksidentil melakukan audit sekaligus pembinaan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas media pembawa OPT/OPTK yang akan dikirim keluar negeri agar tetap bebas dari OPT/OPTK. Berdasarkan hasil audit bahwa sampai dengan akhir tahun 2015 terdapat perusahaan-perusahaan fumigasi maupun kemasan kayu mendapatkan sangsi karena tidak sesuai dengan standar Barantan, yaitu :

Uraian Registrasi/Penetapan (perusahaan)

Fumigasi MB Fumigasi PH3 Kemasan Kayu

Aktif 91 45 72

Pembekuan 3 -- 5

Pencabutan 60 2 50

Total 155 47 127

Sangsi yang keras dan tegas senantiasa diterapkan sebagai upaya kedisiplinan dalam melaksanakan tindakan perlakuan, sampai tahun 2015 terdapat 63 perusahaan fumigasi MB dan 2 perusahaan fumigasi PH3 yang terkena sangsi pembekuan/pencabutan dan terdapat 55 perusahaan kemasan kayu. Jadi untuk perusahaan fumigasi MB, PH3 dan Kemasan Kayu yang aktif sebanyak 208 perusahaan.

Uraian Registrasi/Penetapan (perusahaan)

Fumigasi MB Fumigasi PH3 Kemasan Kayu

Aktif 94 49 76

Pembekuan - - -

Pencabutan 61 3 51

Total 155 52 127

Sumber : Pusat KT dan KHN Sehingga sampai dengan tahun 2016 jumlah perusahaan fumigasi MB, PH3 dan Kemasan Kayu yang aktif meningkat menjadi 219 perusahaan. Hal ini karena telah dicabutnya pembekuan untuk perusahaan fumigasi MB dan kemasan kayu, dan bertambahnya terhadap perusahaan fumigasi PH3 yang aktif.

b) Melakukan review dokumen SAB secara periodik Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi, memperbaiki dan menyusun ulang kembali dokumen sistem mutu skim audit barantan dan pedoman registrasi sesuai dengan standar kebijakan yang berlaku, Pedoman Registrasi Perusahaan Fumigasi dan Pedoman Registrasi Perusahaan Kemasan Kayu serta Instalasi Karantina Tumbuhan. Dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan SAP dapat lebih berdayaguna dan berhasil guna serta pelaksanaan SAP diberbagai tempat di Indonesia dapat dilakukan dengan cara dan standar yang sama.

Page 47: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

47

Beberapa agenda yang dilakukan adalah review sistem manajemen mutu SAP dan prosedur-prosedurnya, Sistem Manajemen Mutu IKT, pedoman registrasi (perusahaan kemasan kayu dan fumigasi) parameter penilaian, persyaratan serta pallet epal (european palet), bagaimana menuangkan persyaratan epal ke pedoman registrasi Barantan, parameter penilaian.

c) Meningkatnya Jumlah personal SDM Badan Karantina Pertanian yang

kompeten dalam pengawasan perlakuan karantina tumbuhan ekspor. Dalam rangka melakukan pengawasan tindakan perlakuan karantina tumbuhan, pada tahun 2016 telah diselenggarakan pelatihan teknis karantina tumbuhan melalui Diseminasi Perlakuan Fumigasi SF dan EF pada tanggal 17-22 Oktober 2016 yang diikuti oleh POPT lingkup Badan Karantina Pertanian sebanyak 25 orang.

Gambar 8. Pengembangan Alternatif Perlakuan Karantina Tumbuhan dengan Fumigasi Sulfuryl Fluoride

Sasaran program ke-3 dari Badan Karantina Pertanian adalah Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian yang diukur dari indikator kinerja sebagai berikut : Indikator ke-5 : Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya (5 %)

Perhitungan indikator ke-5 ini dengan menggunakan perbandingan jumlah kasus antara tahun 2015 dan tahun 2016. Target penurunan pelanggaran per tahunnya adalah 5%. Apabila dibandinglan frekuensi pelanggaran antara tahun 2015 dan 2016 sebagai berikut :

Page 48: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

48

Penurunan Pelanggaran = Jumlah kasus Th 2015 Jumlah kasus Th 2016 Penurunan pelanggaran = 100 % - (6/11 x 100 %) = 100 % - 54,55% = 45,45 %

Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa persentase pelanggaran turun sebesar 45,45 %. Adapun penyelesaian kasus-kasus pelanggaran yang ditangani berdasarkan : (1) di tempat pemasukan, (2) ditangani oleh PPNS Badan Karantina Pertanian, dan (3) mencapai P-21 pada tahun 2015 dan 2016 :

Tabel 8. Rekapitulasi Frekuensi Penegakan Hukum di Lingkup Badan Karantina Pertanian Tahun 2015

No Uraian Jumlah Kasus P-21 PPNS

1. Karantina Hewan 11 11 Barantan

2. Karantina Tumbuhan - - -

Total 11 11 Barantan

Tabel 9. Rekapitulasi Frekuensi Penegakan Hukum di Lingkup Badan Karantina Pertanian Tahun 2016

No Uraian Jumlah Kasus P-21 PPNS

1. Karantina Hewan 5 5 Barantan

2. Karantina Tumbuhan 1 1 Barantan

Total 6 6 Barantan

Adapun kasus-kasus penegakan hukum dilingkup Badan Karantina Pertanian pada tahun 2016 secara terperinci sebagai berikut :

NO UPT KH/ KT Kasus Yang Ditangani Jumlah Status

1 BKP Kelas II Mataram

KH Antar Area Ayam petelur afkir

1.098 ekor P21

2 BKP Kelas II Cilegon

KH Antar Area (Penyeberangan) Burung tidak berdokumen

513 ekor P21

3 BBKP Soetta KH Impor Love bird dan wambi

23 dan 22 ekor P21

4 BBKP Soetta KH Impor Burung Cicak dan Wambi

13 dan 10 ekor P21

5 BBKP KT Impor Jeruk P21

Page 49: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

49

Surabaya

Buah Apel, Huzlenut, kurma merah, pear

sebanyak 7.367 kolli = 66.303 kg yang dicampur dengan buah pear dalam 3 (tiga) kontainer 40 feat, dan buah apel sebanyak 5.348 kolli = 85.739 kg yang dicampur dengan buah pear dalam 5 kontainer 40 feat

6 BKP Kelas II Cilegon

KH Antar Area Daging Celeng

2.807 Kg P21

Sumber : PK2IP

Terkait dengan capaian indikator ke-5 dimana kasus pelanggaran tahun 2016 turun 45,45% dibandingkan tahun 2015 dari yang ditargetkan yaitu penurunan 5%. Hal yang menyebabkan menurunnya kasus pelanggaran antara lain : (1) sosiaisasi terkait aturan perkarantinaan terus dilakukan sehingga masyarakat semakin paham (2) adanya petugas PPNS dan Intelijen karantina yang semakin kompeten untuk berkoordinasi dengan PPNS/Intelijen instansi terkait (4) adanya perjanjian kerjasama antara TNI AD dan TNI AL tahun 2016 untuk memperkuat pengawasan pemasukan illegal.

Gambar 9. Tindakan Pemusnahan Bawang Merah Di BKP Kelas I Pekanbaru

Page 50: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

50

Indikator ke-6 : Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) (78)

Pada tahun 2016 Nilai IKM lingkup Badan Karantina Pertanian ditargetkan 78. Berdasarkan perhitungan IKM tahun 2016 didapatkan nilai 83,88 sehingga memenuhi target. Capaian ini bahkan sebetulnya telah memenuhi dan melebihi target tahun 2019 yaitu sebesar 81.

Beberapa hal yang mendukung terhadap capaian adalah karena Badan karantina Pertanian merupakan salah satu institusi pelayanan. Setiap tahun terus berupaya meningkatkan pelayanannya terhadap pengguna jasa karantina mulai dari permohonan pemeriksaan sampai dengan pelepasan MP HPHK/OPTK. Peningkatan pelayanan tersebut dengan terus berupaya memperbaiki sarana dan prasarana tindakan karantina, kompetensi SDM, peningkatan sistem informasi yang lebih mudah didapatkan melalui media online/website Barantan. Hasil penilaian dari Ombudman RI tahun 2015 khususnya terhadap Unit Layanan yang masih tergolong zoma merah (kepatuhan rendah) telah difasilitasi anggarannya tahun 2016 sehingga dapat lebih baik. Ada bukti dari perbaikan pelayanan terdapat beberapa penghargaan sebagai berikut :

Gambar 10. Kepala Badan Menerima Penghargaan dari Ombudsman Republik Indonesia (ORI)

Page 51: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

51

a) Adanya Penghargaan Terhadap Pelayanan Karantina Oleh Ombudman RI (ORI) Predikat Kepatuhan Tinggi (Zona Hijau) Periode Mei s/d Agustus 2016 Berdasarkan Surat Ombudsman Republik Republik Indonesia Nomor : 1518/ORI-SRT/XI/2016 perihal Hasil Penilaian Kepatuhan Standar Pelayanan Publik dan Kompetensi Penyelenggara Sesuai UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, maka Unit Layanan lingkup Badan Karantina Pertanian yang mendapatkan predikat kepatuhan tinggi (Zona Hijau), yaitu: 1. BKP Kelas I Denpasar 2. BKP Kelas I Mataram 3. BKP Kelas I Kupang 4. BKP Kelas II Cilegon 5. SKP Kelas I Bengkulu 6. BKP Kelas II Yogyakarta 7. BBKP Surabaya 8. BKP Kelas I Pontianak 9. BKP Kelas I Banjarmasin 10. BKP Kelas I Pekanbaru 11. BKP Kelas I Pekanbaru Wilayah Kerja Dumai 12. BKP Kelas II Palangkaraya 13. BKP Kelas II Pangkal Pinang 14. BKP Kelas II Pangkal Pinang Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Tanjung

Pandan 15. BKP Kelas I Bandar Lampung 16. SKP Kelas I Ambon Wilayah Kerja Namlea 17. BKP Kelas II Ternate 18. BKP Makassar 19. BBKP Soekarno Hatta 20. BBKP Belawan 21. BBKP Tanjung Priok 22. BKP Kelas I Palembang 23. BKP Kelas I Jambi 24. BKP Kelas I Balikpapan 25. BKP Kelas I Semarang 26. BKP Kelas I Manado 27. BKP Kelas I Jayapura 28. BKP Kelas I Batam 29. BKP Kelas I Batam Wilayah Kerja Bandara Hang Nadim 30. BKP Kelas I Batam Wilayah Kerja Pelabuhan Punggur 31. BKP Kelas II Tanjung Pinang Wilayah Kerja Bandara Raja Haji Fisabilillah 32. BKP Kelas II Tanjung Pinang Wilayah Kerja Bandara Pelabuhan Sri Bintan

Pura 33. BKP Kelas II Tanjung Pinang Wilayah Kerja Bandara Pelabuhan Sri

Payung 34. BKP Kelas II Palu 35. BKP Kelas II Kendari 36. BKP Kelas II Tarakan Wilayah Kerja Berau 37. SKP Kelas II Mamuju

Page 52: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

52

38. SKP Kelas I Bandung 39. SKP Kelas I Samarinda 40. SKP Kelas II TB Karimun 41. SKP Kelas II TB Karimun Wilayah Kerja Pelabuhan Parit Rempak 42. SKP Kelas II TB Karimun Wilayah Kerja Pelabuhan Laut TB Karimun 43. SKP Kelas I Sumbawa Besar 44. SKP Kelas I Sumbawa Besar Wilayah Kerja Bima 45. SKP Kelas I Biak 46. SKP Kelas I Biak Wilayah Kerja Serui

b) Bertambahnya jumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian Yang mendapatkan Sertifikat ISO 17025-2008 Kualitas dan pengakuan pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam rangka pengambilan keputusan terhadap temuan hasil HPHK/OPTK. Jumlah laboratorium yang mendapatkan sertifikat ISO-17025 : 2008 sampai dengan tahun 2016 sebanyak 28 UPT. Adapun 28 laboratorium di UPT sebagai berikut : 1. Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUS-KP) 2. Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya 3. BBKP Makasar 4. BBKP Tanjung Priok 5. BBKP Soekarno-Hatta 6. BKP Kelas I Palembang 7. BKP Kelas I Balikpapan 8. BKP Kelas I Denpasar 9. BBKP Belawan 10. BKP Kelas I Medan 11. BKP Kelas I Banjarmasin 12. BKP Kelas I Mataram 13. BKP Kelas I Jambi 14. BKP Kelas II Cilegon 15. BKP Kelas I Bandar Lampung 16. BKP Kelas II Kendari 17. SKP Kelas I Banda Aceh 18. BKP Kelas II Yogyakarta 19. BKP kelas II Pangkal Pinang 20. BKP Kelas II Kendari 21. BKP Kelas II Tanjung Pinang 22. BKP Kelas I Batam 23. SKP Kelas I Bengkulu 24. SKP Kelas II Bangkalan 25. BKP Kelas I Jayapura 26. BKP Kelas II Ternate 27. SKP Kelas II Mamuju 28. SKP Kelas I Pare-Pare Pada tahun 2015 jumlah UPT uang mendapatkan sertifikat sejumlah 17 UPT, yang berarti ada tambahan 11 UPT pada tahun 2016.

Page 53: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

53

3.3. Realisasi Anggaran Serapan anggaran Badan Karantina Pertanian tahun 2012 - 2016 berfluktuasi, seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 11. Serapan Anggaran Badan Karantina Pertanian TA 2012 – 2016

URAIAN

SERAPAN TA 2011 – 2015

2012 2013 2014 2015 2016*)

PAGU (Rp) 734,303,739,000 807,354,242,000 604,699,761,000 749,498,063,000

894,424,353,000

REALISASI (Rp) 623,122,158,005 755,271,997,838 583,724,337,022 710,051,956,135 848,409,848,021

PERSENTASE 84.86 93.55 96,58 94,74 94,86

Catatan : *) Pemotongan Rp 35 M masih diperhitungkan sebagai pembagi. Apabila Rp 35 M tidak diperhitungkan sbg pembagi, serapan = 98,72% Adapun anggaran Badan Karantina Pertanian dan realisasinya berdasarkan jenis belanja TA 2016 dengan sebagai berikut :

No Satker/ Kode

Jenis Belanja

Pagu (Rp)

Realisasi (Rp)

%

1. 51 Blj. Pegawai 251,602,736,000 250,401,277,400 99,53

2. 52 Blj. Barang 380,223,198,000 353.714.573.837 93,63

3. 53 Blj. Modal 262,598,419,000 244.293.996.785 93,03

Total 894,424,353,000 848,409,848,021 94,86

Sedangkan anggaran dan realisasinya per kegiatan utama sebagai berikut :

Kode Program/Kegiatan

Utama Pagu (Rp)

Realisasi (Rp)

%

Peningkatan Kualitas karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati

894,424,353,000 859,424,353,000 976,685,338,000

848,409,848,021 94,86 98,72

1818 Peningkatan Kepatuhan Kerjasama dan Pengembangan Sistem Informasi

10,952,334,000 9,486,564,000 10,409,610,000

9,395,454,184 85,78 99,04

1819 Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

7,227,012,000 5,662,253,000

8,357,436,000

5,483,776,662 75,88 96,85

Page 54: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

54

1820 Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

8,781,316,000 7,077,303,000

10,088,340,000

6,971,200,851 79,39 98,50

1821 Dukungan manajemen

dan dukungan teknis lainnya

78,851,113,000 72,703,097,000

89,852,591,000

71,821,669,981 91,08 98,78

1822 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Laboratorium Uji Standard an Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian

37,951,582,000 35,613,749,000 40,267,264,000

35,107,468,073 92,51 98,58

1823 Peningkatan kualitas pelayanan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati

750,660,996,000 728,881,387,000 817,710,097,000

719,630,278,270 95.87 98.73

Keterangan : Pagu dan serapan apabila pemotongan Rp 35 M diperhitungkan (cetak biru) dan pagu awal sesuai Perjanjian Kinerja (cetak merah)

Pada tahun 2016 terjadi 3 kali pemotongan anggaran sehingga pagu Badan Karantina Pertanian yang awalnya Rp. 976,685,338,000 (sesuai Perjanjian Kinerja) menjadi Rp 894,424,353,000 (Pagu Akhir). Berdasarkan pagu akhir tersebut, apabila pagu pemotongan Badan Karantina Pertanian tidak dijadikan pembagi, maka capaian serapan anggaran tahun 2016 (98,86%) jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2015 (94,74 %). Hal ini karena telah dilakukan rekonsiliasi kegiatan lingkup satker Barantan secara periodik, sehingga dapat melakukan pergeseran atau pengumpulan anggaran anggaran yang tidak terserap. Hasil pergeseran anggaran antar satker maupun hasil pengumpulan sisa-sisa anggaran yang tidak teserap kemudian direvisi, sehingga anggaran lebih optimal digunakan. Apabila melihat trend serapan anggaran tahun 2015 dan 2016 antara target dengan realisasi polanya sudah cukup baik mengingat telah mengikuti pola serapan target (tidak menumpuk dibelakang), seperti terlihat pada gambar berikut :

Uraian Serapan (%)

JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEP OKT NOV DES

Target 8.33 16.67 25 33.33 41.67 50 58.33 66.67 75 83.33 91.67 100

2015 3.8 8.03 13.56 22.23 28.49 36.9 48.5 57.47 63.71 72.71 84.16 94.74

2016 4.79 7.68 14.98 24.75 33.56 42.9 49.7 59.3 66.4 74.6 84.8 98.72

Page 55: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

55

Gambar 11. Trend Serapan Anggaran Tahun 2015 dan Tahun 2016

Untuk mengetahui efisiensi penggunaan anggaran yang diberikan Badan Karantina Pertanian TA 2016 maka digunakan perbandingan antara realisasi pagu maupun fisik kegiatan dengan rumus sebagaimana terlampir. Hasil perhitungannya bahwa efisiensinya = 10,25% dengan nilai efisiensi 75,62%. Sedangkan berdasarkan perhitungan dengan aplikasi PMK 249/2011 bahwa nilai kinerja Badan Karantina Pertanian = 93,57 %.

Hambatan /Kendala dan Solusinya Apabila capaian keenam indikator semuanya telah memenuhi target bahkan melebihi. Namun demikian masih diketemukannya OPTK A1 berdasarkan hasil pemantauan daerah sebar OPTK TA 2016 menjadi permasalahan tersendiri terhadap tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja Badan Karantina Pertanian terhadap permasalahan yang masih muncul , antara lain : Terkait dengan sasaran ke-1 yaitu “meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK” sampai saat ini yang masih perlu mendapatkan perbaikan adalah 3 aspek, yaitu : Kebijakan, SDM dan Sarana/Prasarana Tindakan Karantina yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya . Seperti diketahui bahwa secara geografis Negara Republik Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang terletak diantara 2 benua yaitu Asia dan Australia. Resiko masuk dan menyebarnya HPHK dan OPTK ke dalam wilayah RI dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan frekuensi sertifikasi yang terus meningkat sampai dengan tahun 2016. Disisi lain jumlah

Page 56: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

56

petugas karantina masih belum sebanding dengan jumlah pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang menjadi kendali tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian. Bahkan total SDM Badan Karantina pertanian pada tahun 2016 cenderung menurun bila dibandingkan tahun 2015 karena pensiun, meninggal dunia serta terkena punishment, sedangkan tahun 2016 tidak ada penerimanaan pegawai. Apabila melihat sarana dan prasarana tindakan karantina, Badan Karantina Pertanian terus melakukan upaya perbaikan dengan melihat keterbatasan anggaran yang ada di UPT. Apalagi pada tahun 2016 telah dilakukan kebijakan pemotongan anggaran. Hal ini sedikit banyak dapat mempengaruhi kualitas dari pelaksanaan tindakan 8 P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pelepasan) di pintu-pintu pemasukan/ pengeluaran.. Dari aspek kebijakan perkarantinaan dan keamanan hayati masih perlu terus dilakukan upaya pelengkapan dan perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kebijakan karantina hewan dan karantina tumbuhan yang masih terhutang yang merupakan turunan dari PP 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan serta PP 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan. Menurut data yang ada terdapat 10 pasal yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan terkait dengan Karantina Hewan serta terdapat 4 pasal yang belum ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan terkait dengan Karantina Tumbuhan. Sampai saat ini Revisi Undang-Undang No 16 Tahun 1992 belum selesai (sebetulnya ditargetkan tahun 2016), sebagai penguatan kebijakan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian. Dalam rangka perbaikan kualitas untuk mengendalikan risiko masuk, menyebar dan keluarnya HPHK/OPTK beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sebagai berikut : 1) Meningkatkan kualitas SDM Badan Karantina Pertanian dengan terus mengasah

dan meningkatkan kompetensinya sebagai petugas karantina melalui diklat teknis, pendidikan formal S-2/S-3 sesuai bidang tugas dan fungsinya, mengikut sertakan petugas karantina dalam even-even strategis baik nasional maupun internasional (Workshop, Seminar, Short Course terkait dengan Karantina)

2) Melakukan identifikasi dan prioritas pembangunan atau renovasi terhadap

tempat-tempat pemasukan yang menjadi titik kritis dalam upaya pengendalian risiko masuk, menyebar dan keluarnya HPHK/OPTK, seperti sarana dan prasarana pemeriksaan laboratories, sarana dan prasarana tindakan perlakuan dan pemusnahan.

3) Berupaya mendorong penyelesaian beberapa konsep kebijakan karantina

hewan, karantina tumbuhan yang posisinya masih di Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

4) Pengembangan kebijakan pengendalian impor dengan melakukan analisis risiko

ke Negara asal, seperti : Pre Shipment Inspection (PSI), Pest Free Area (PFA),

Page 57: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

57

Pest Free Production Side (PFPS), Registrasi Laboratorium di Negara Mitra Dagang.

Terkait dengan sasaran ke-2 yaitu meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati yang sampai saat masih perlu mendapatkan perhatian antara lain adalah kurangnya kualitas dalam melakukan tindakan perlakuan terhadap komoditas ekspor sehingga mendapatkan Notification of Non Compliance (NNC). Namun jumlah NNC yang diterbitkan dari Negara tujuan TA 2016 masih aman apabila dibandingkan dengan target NNC sesuai dengan Indikator Kinerja Utama. Adapun masih munculnya NNC ini kemungkinan salah satunya karena pelaksanaan tindakan karantina khususnya perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketiga tidak standar sehingga dimungkinkan masih ada ditemukan serangga hidup di Negara tujuan. Sehingga perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut : 1) Peningkatan efektifitas pengawasan untuk produk-produk pertanian ekspor

terutama yang memerlukan tindakan perlakuan karantina. 2) Peningkatan kuantitas dan kompetensi terhadap petugas-petugas karantina yang

melakukan pengawasan perlakuan karantina 3) Terus melakukan kajian-kajian terhadap alternative perlakuan selain dengan

metil bromide Terkait dengan sasaran ke-3 yaitu meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian yang masih perlu mendapatkan perhatian antara lain : bahwa masih adanya kasus-kasus pelanggaran terhadap UU Nomor 16 Tahun 1992, seperti maraknya pemasukan media pembawa HPHK/OPTK secara illegal. Hal ini karena tidak sebandingmya antara jumlah petugas karantina dengan rentang kendali garis pantai yang ada. Untuk menjaga pintu-pintu yang telah ditetapkan saja keperluan petugas karantina masih kurang, apalagi terhadap pintu-pintu yang belum ditetapkan. Untuk mengupayakan solusi terhadap permasalahan tersebut sebetulnya sudah dilakukan secara bertahap termasuk pada tahun 2016, antara lain : 1) Pengembangan kerjasama dengan instansi terkait untuk koordinasi pengawasan

karantina, yaitu : PKS BARANTAN - TNI AD tanggal 5 April 2016 dan PKS BARANTAN – TNI AL tanggal 20 Mei 2016. Sehingga tahun 2017 perlu dikembangkan dan diperkuat untuk koordinasi pengawasan di daerah zona rawan pemasukan illegal / Pos Lintas Batas Negara (PLBN)

2) Pengembangan dan penguatan kerja sama perkarantinaan secara regional dengan BIMP-EAGA (Brunai, Indonesia, Malaysia dan Phillipine).

3) Pengembangan kebijakan terkait pengawasan dan penindakan 4) Penguatan sumber daya secara bertahap baik dari aspek sumber daya manusia

serta sarana dan prasarana terutama di pintu-pintu yang rawan dengan pemasukan illegal. Selain itu dalam aspek kelembagaan diperlukan adanya struktur di bidang pengawasan dan penindakan maupun intelijen pada organisasi UPT Badan Karantina Pertanian

Page 58: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

58

Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian 2016 ini memberikan gambaran tentang pencapaian kinerja Badan Karantina Pertanian berdasarkan target-target yang tersurat dalam Indek Kinerja Utama (IKU) Badan Karantina Pertanian. Laporan ini merupakan wujud dari transparansi dan akuntabilitas Badan Karantina Pertanian dalam melaksanakan berbagai kewajiban dalam rangka pembangunan pertanian. Apabila dilihat capaian kinerja dari sasaran yang ada dan telah dilakukan perhitungan secara kuantitatif maka untuk sasaran program ke-1, ke-2 dan ke-3 termasuk Sangat Berhasil. Namun demikian keberhasilan kinerja juga perlu ditingkatkan kualitasnya dan tentunya kegagalan wajib diperbaiki di tahun-tahun mendatang. Beberapa permasalahan/hambatan serta strategi pemecahan masalah sebagai upaya peningkatan kinerja, antara lain : Dalam rangka perbaikan kualitas untuk mengendalikan risiko masuk, menyebar dan keluarnya HPHK/OPTK beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sebagai berikut : 1) Meningkatkan kualitas SDM Badan Karantina Pertanian dengan terus mengasah

dan meningkatkan kompetensinya sebagai petugas karantina melalui diklat teknis, pendidikan formal S-2/S-3 sesuai bidang tugas dan fungsinya, mengikut sertakan petugas karantina dalam even-even strategis baik nasional maupun internasional (Workshop, Seminar, Short Course terkait dengan Karantina)

2) Melakukan identifikasi dan prioritas pembangunan atau renovasi terhadap

tempat-tempat pemasukan yang menjadi titik kritis dalam upaya pengendalian risiko masuk, menyebar dan keluarnya HPHK/OPTK, seperti sarana dan prasarana pemeriksaan laboratories, sarana dan prasarana tindakan perlakuan dan pemusnahan.

3) Berupaya mendorong penyelesaian beberapa konsep kebijakan karantina

hewan, karantina tumbuhan yang posisinya masih di Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

4) Pengembangan kebijakan pengendalian impor dengan melakukan analisis risiko

ke Negara asal, seperti : Pre Shipment Inspection (PSI), Pest Free Area (PFA), Pest Free Production Side (PFPS), Registrasi Laboratorium di Negara Mitra Dagang.

Adapun masih munculnya NNC ini kemungkinan salah satunya karena pelaksanaan tindakan karantina khususnya perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketiga tidak standar sehingga dimungkinkan masih ada ditemukan serangga hidup di Negara tujuan. Sehingga perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut : 1) Peningkatan efektifitas pengawasan untuk produk-produk pertanian ekspor

terutama yang memerlukan tindakan perlakuan karantina. 2) Peningkatan kuantitas dan kompetensi terhadap petugas-petugas karantina

yang melakukan pengawasan perlakuan karantina

BAB IV PENUTUP

Page 59: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

59

3) Terus melakukan kajian-kajian terhadap alternative perlakuan selain dengan metil bromide

Masih sering munculnya kasus-kasus pelanggaran terhadap UU No 16 Tahun 1992, karena tidak sebandingmya antara jumlah petugas karantina dengan rentang kendali garis pantai yang ada. Untuk menjaga pintu-pintu yang telah ditetapkan saja keperluan petugas karantina masih kurang, apalagi terhadap pintu-pintu yang belum ditetapkan. Untuk mengupayakan solusi terhadap permasalahan tersebut sebetulnya sudah dilakukan secara bertahap termasuk pada tahun 2016, antara lain : 1) Pengembangan kerjasama dengan instansi terkait untuk koordinasi pengawasan

karantina, yaitu : PKS BARANTAN - TNI AD tanggal 5 April 2016 dan PKS BARANTAN – TNI AL tanggal 20 Mei 2016. Sehingga tahun 2017 perlu dikembangkan dan diperkuat untuk koordinasi pengawasan di daerah zona rawan pemasukan illegal / Pos Lintas Batas Negara (PLBN)

2) Pengembangan dan penguatan kerja sama perkarantinaan secara regional dengan BIMP-EAGA (Brunai, Indonesia, Malaysia dan Phillipine).

3) Pengembangan kebijakan terkait pengawasan dan penindakan 4) Penguatan sumber daya secara bertahap baik dari aspek sumber daya manusia

serta sarana dan prasarana terutama di pintu-pintu yang rawan dengan pemasukan illegal. Selain itu dalam aspek kelembagaan diperlukan adanya struktur di bidang pengawasan dan penindakan maupun intelijen pada organisasi UPT Badan Karantina Pertanian

Page 60: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

60

LAMPIRAN

Page 61: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

61

Page 62: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

62

Page 63: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

63

Page 64: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

64

Lampiran 2

PENGUKURAN KINERJA

Unit Eselon I K/L : Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Tahun : 2016

Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi %

Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (Indikator ke-1)

95% 98,775 % 103,97

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (Indikator ke-2)

87% 87,923 % 101,06

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan (indikator ke-3)

87% 87,783 % 100,90

Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati

Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan (indikator ke-4)

≤ 0,1 %

0,0199% 119,20

Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian

Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya (indikator ke-5)

5% 46,15 % 120,00

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) (indikator ke-6)

78 83,88 107,54

Jumlah Anggaran Kegiatan Tahun 2016 : Rp 894,424,353,000,- Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan 2016 : Rp 848,409,848,021,-

Page 65: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

65

Page 66: KATA PENGANTAR - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/ISI LAKIN BADAN 2016 REV2 edit... · Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas..... 8 II PERENCANAAN ... Penurunan persentase

66