98
i KATA PENGANTAR Buku Panduan Budidaya Tembakau Virginia ini merupakan petunjuk untuk melaksanakan praktek budidaya tembakau yang baik (Good Tobacco Practices/GTP) bagi petani tembakau. Materi yang tertuang dalam buku panduan ini merupakan Paket Teknologi Usahatani Tembakau Virginiai mulai dari pemilihan lokasi lahan, kegiatan budidaya (prapanen) sampai teknis pengolahan hasil (pasca panen) yang sangat berguna dan menentukan bagi keberhasilan usaha tani tembakau Virginia. Buku ini disusun dalam rangka meningkatkan pembinaan pertembakauan di Jawa Timur. Dengan harapan dapat menambah wawasan dan dijadikan acuan bagi para penyuluh perkebunan khususnya dan petani pada umumnya. Kami menyadari bahwa dalam buku panduan ini akan dijumpai adanya kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharap adanya masukan dari semua pihak untuk penyempurnaan buku panduan ini selanjutnya. Semoga buku panduan ini bermanfaat untuk mendukung kegiatan petani dalam melaksanakan usaha tani tembakau virginia, sehingga diperoleh hasil yang lebih memadai dan menguntungkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Surabaya, Pebruari 2011

KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

  • Upload
    vancong

  • View
    238

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

i

KATA PENGANTAR

Buku Panduan Budidaya Tembakau Virginia ini merupakan petunjuk untuk melaksanakan praktek budidaya tembakau yang baik (Good Tobacco Practices/GTP) bagi petani tembakau. Materi yang tertuang dalam buku panduan ini merupakan Paket Teknologi Usahatani Tembakau Virginiai mulai dari pemilihan lokasi lahan, kegiatan budidaya (prapanen) sampai teknis pengolahan hasil (pasca panen) yang sangat berguna dan menentukan bagi keberhasilan usaha tani tembakau Virginia.

Buku ini disusun dalam rangka meningkatkan pembinaan pertembakauan di Jawa Timur. Dengan harapan dapat menambah wawasan dan dijadikan acuan bagi para penyuluh perkebunan khususnya dan petani pada umumnya.

Kami menyadari bahwa dalam buku panduan ini akan dijumpai adanya kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharap adanya masukan dari semua pihak untuk penyempurnaan buku panduan ini selanjutnya.

Semoga buku panduan ini bermanfaat untuk mendukung kegiatan petani dalam melaksanakan usaha tani tembakau virginia, sehingga diperoleh hasil yang lebih memadai dan menguntungkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Surabaya, Pebruari 2011

Page 2: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................ ii

I. PEMILIHAN LOKASI LAHAN ............................ 1

II. MENGENAL VARIETAS TEMBAKAU

VIRGINIA ............................................................. 6

- Mengenal varietas tembakau Virginia ............ 6

- Memilih benih yang akan disemaikan ............ 7

III. TEKNIS PEMBIBITAN ........................................ 8

- Lokasi pembibitan ........................................... 8

- Pengolahan tanah untuk bedengan. .............. 8

- Ukuran bedengan ........................................... 9

- Penaburan benih. ........................................... 10

- Penyiraman bibit ............................................ 12

- Atap bedengan................................................ 13

- Pengendalian hama dan penyakit .................. 13

- Melatih bibit ..................................................... 15

- Kliping ............................................................. 16

- Pencabutan dan pengangkutan bibit. ............. 17

- Bibit yang memenuhi syarat ........................... 18

IV. TEKNIS PENANAMAN ....................................... 19

- Pengolahan tanah ........................................... 19

- Penanaman ..................................................... 21

Page 3: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

iii

- Pendangiran .................................................... 23

- Pemupukan ..................................................... 23

- Cara megairi tanaman .................................... 24

- Topping & Suckering ..................................... 27

- Hama tembakau dan pengendaliannya ......... 33

- Penyakit tembakau dan pengendaliannya ..... 49

V. PANEN DAN PENGANGKUTAN ....................... 61

- Panen .............................................................. 61

- Pengangkutan ................................................. 70

VI. TEKNIS PENGOLAHAN HASIL......................... 73

- Prinsip Pengolahan Hasil ............................... 73

- Persiapan Pengolahan ................................... 75

- Pengaturan Suhu dan Kelembapan ............... 77

- Menurunkan dan Menyimpan Glantangan

Krosok ............................................................. 82

- Sortasi dan Pengebalan ................................. 86

- Daftar Pustaka ................................................ 93

Page 4: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

1

I. PEMILIHAN LOKASI LAHAN

Di Jawa Timur telah tersedia koleksi varietas yang

potensial (produksi dan mutu tinggi) untuk bahan

pengembangan tembakau virginia. Oleh karena

kebutuhan tembakau virginia fc masih cukup tinggi,

yang selama ini diperoleh dari impor maka

pengembangan varietas melalui perakitan varietas

unggul tembakau virginia yang sesuai kebutuhan

kosumen sangat diperlukan. Pada dasarnya Jawa Timur

memiliki lokasi pengembangan yang potensial seperti

wilayah Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Bondowoso,

Jember dan Blitar dan lain-lain.

Tembakau Virginia FC di Jawa Timur

dibudidayakan dengan tingkat teknologi yang relatif

beragam. Keragaman teknologi ini selain karena

keterbatasan (modal dan pengetahuan) petani, juga

karena karakteristik lahan dan agroklimatnya wilayah

yang sangat heterogen, sehingga banyak dikenal

kekhasan nama hasil produksi tembakaunya.

Page 5: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

2

Tipe dan mutu tembakau yang dihasilkan sangat

dipengaruhi oleh karakteristik tanah, terutama sekali

tekstur permukaan (top-soils) dan bawah permukaan

tanah (sub-soils).

Tanah ringan cenderung untuk menghasilkan

suatu daun tipis dan besar, bobot ringan dan warna

cerah, rasa lembut dan aroma harum, sedangkan daun

yang diproduksi pada tanah berat, tebal dan berat,

berwarna gelap, berbau kuat dan aromatik.

Sebagai hasil interaksi varietas dengan faktor

lingkungan yang kompleks, maka pemilihan lokasi untuk

produksi tembakau Virginia di Jawa Timur telah

dipusatkan pada zona pengembangan tertentu, seperti

tersebut diatas.

Tembakau tumbuh pada berbagai tipe tanah mulai

dari tanah pasiran sampai lempung berpasir (sandy

loams), tanah lempungan (Loam), liat hitam (heavy black

clay). Tanah tembakau tersebut memiliki perbedaan

yang luas pada produktivitas alaminya terutama pada

kesuburan tanah dan tingkat pengelolaan yang

dibutuhkan. Sifat tanah merupakan faktor yang

menentukan dalam pilihan tipe kualitas krosok fc yang

dihasilkan. Disamping itu tanah memainkan peranan

Page 6: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

3

dalam keputusan mutu dan nilai komersial produk

tembakau. Pada kondisi terbuka, di tanah bertekstur

ringan (pasiran) perakaran tembakau dapat mencapai

kedalaman 120 cm untuk mendapatkan air dan hara

pada lapisan tanah terdalam. Dalam pertumbuhan daun

tembakau mencapai maksimum terdapat tiga kunci

utama yang harus dipenuhi yaitu kecukupan penyediaan

hara tanaman, oksigen dan air.

Persyaratan karakteristik tanah yang sesuai untuk

produksi tembakau virginia flue-cured bermutu tinggi

adalah:

Memiliki tanah permukaan (top-soils) dengan

kedalaman 25 sampai 30 cm

Reaksi tanah (pH) berkisar 5.5 sampai 6.5

Sub-soils bertekstur liat berpasir (sandy clay)

sampai kedalaman > 150 cm

Simpanan hara tanaman esensial rendah sampai

sedang

Kadar bahan organik tanah rendah

Kadar Chloride (Cl) tanah sangat rendah (< 40 ppm)

dan Cl air pengairan < 25 ppm

Kemiringan lereng, letak lapisan padas, kedalaman

air tanah, tekstur tanah, permeabilitas tanah dan

Page 7: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

4

drainase makro (drainase di luar areal tembakau)

merupakan komponen-komponen lahan yang sangat

mempengaruhi keberhasilan pengendalian kadar air

tanah. Kemiringan lereng yang besar akan mempercepat

drainase air ke samping. Kedalaman air tanah dangkal

dan lapisan padas akan menghambat drainase air ke

bawah.

Keadaan produksi pada cuaca kering dan

kekurangan air menyebabkan penyerapan hara yang

terhambat, tanaman berkembang kurang normal dan

pada gilirannya akan menurunkan produksi. Kerugian

terbesar dari kekeringan tersebut adalah berkurangnya

luas daun.

Produksi pada musim hujan berlebihan atau berciri

basah kualitas krosok yang dihasilkan tipis, lemas dan

teksturnya tidak berbutir, karena terjadinya pencucian

terus menerus getah, lilin dan garam-garam yang ada di

permukaan helaian daun. Hujan yang terlalu banyak

tersebut tidak menguntungkan untuk tanah di daerah

lowland maupun upland. Untuk mengatasi musim tanam

yang tepat maka dibuat prakiraan musim.

Prakiraan musim ditujukan untuk memperkirakan

permulaan musim dan sifat hujan pada periode musim.

Page 8: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

5

Sifat hujan adalah perbandingan curah hujan tiap tahun

dengan curah hujan rata-ratanya selama periode musim.

Permulaan musim hujan didefinisikan, bila curah hujan

selama 10 hari (satu dekade) pada umumnya lebih

besar dari 50 mm dan diikuti oleh dekade berikutnya,

sedang musim kemarau adalah sebaliknya yaitu lebih

kecil dari 50 mm. Dengan demikian waktu dalam satu

tahun dibagi menjadi 36 dekade.

Kondisi fisik dan kimia tanah merupakan ciri

spesifik yang melekat pada setiap karakteristik varietas

tembakau, didukung iklim yang terjadi sepanjang musim

bertumbuh, dan praktek budidaya akan menghasilkan

kualitas produksi yang spesifik.

Tembakau Virginia fc. di daerah Bojonegoro dan

sekitarnya yang mempunyai tipe tanah berat (vertisol)

hitam dan kelabu, menghasilkan krosok fc berwarna

lemon dan tipis tetapi elastis berbeda dengan krosok fc

dari tanah-tanah liat berpasir yang berwarna orange atau

kuning tua. Untuk saat ini tanah-tanah berat seperti

vertisol dan grumusol yang berliat berat kualitas

produksinya relatif kurang baik. Hal ini karena seringnya

kekurangan air sehingga perakaran tanaman tidak

berkembang.

Page 9: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

6

II. MENGENAL VARIETAS TEMBAKAU VIRGINIA

Mengenal Varietas Tembakau Virginia

Varietas yang baik seharusnya berasal dari

varietas yang produktivitas dan kualitasnya tinggi.

Kualitas baik adalah kualitas yang diterima oleh

perusahaan calon pembeli. Misalnya untuk diolah

menjadi tembakau rajangan saat ini banyak digunakan

varietas K326, DB 101 atau T45. Sedangkan untuk

diolah menjadi krosok fc dapat digunakan PVH09, C176,

NC 95, Coker atau yang lain.

Petani mitra perusahaan umumnya mendapatkan

suplai bibit dari perusahaan mitra. Bibit ini dipilih oleh

mitra dan disemaikan bersama dalam bedengan untuk

akhirnya dibagikan sesuai kebutuhan masing-masing

petani.

Pemakaian benih murni, unggul dan bersertifikat

merupakan salah satu persyaratan utama untuk

mendukung peningkatan mutu dan produksi tembakau.

Pengadaan benih di tingkat petani dilakukan dengan tiga

cara: 1) melakukan pembenihan sendiri dari tanaman

sebelumnya dan 2) mendapatkan benih dari

Page 10: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

7

perusahaan/pengelola mitra usahanya dan 3) bantuan

pemerintah melalui Dinas setempat yang diproduksi oleh

Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat

(Balittas).

Memilih Benih Yang Akan Disemaikan

Bibit yang ideal antara lain mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

a. Berasal dari varietas yang produktivitas dan

mutunya tinggi. Mutu baik adalah mutu yang

diterima oleh perusahaan calon pembeli.

b. Berasal dari benih yang daya kecambahnya tinggi

dan vigornya pendek. Daya kecambah 80% atau

lebih dan dapat berkecambah setelah 5-7 hari

adalah cukup baik.

c. Bibit harus seragam dalam ukuran, terutama

diameter batang dan panjang batang serta

kemampuan tumbuh

d. Bibit seragam dalam memberikan respon terhadap

pupuk maupun kondisi lingkungan pertumbuhan di

lapang setelah dipindahkan.

e. Bibit harus sehat, bebas dari bibit penyakit

semenjak dicabut dari bedengan.

Page 11: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

8

III. TEKNIK PEMBIBITAN

Lokasi Pembibitan

Pemilihan lokasi untuk bedengan tembakau

secara umum dan berlaku untuk semua jenis tembakau,

hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Pilih lahan dengan top-soil dalam (20 cm atau lebih)

dan subur.

b. Pilih lahan yang ringan, poreus dengan daya

pegang air rendah.

c. Pilih sumber air yang bersih untuk siraman.

d. Pilih lahan yang bersih atau bebas penyakit.

e. Hindari lahan sekitar rumah pemukiman.

f. Hindari lahan bekas tanaman satu famili seperti

tomat, cabai dan lain-lain.

g. Pilih lokasi yang mendapat panas matahari cukup.

Pengolahan Tanah Untuk Bedengan

Pengerjaan lahan dimulai dengan membersihkan

sisa-sisa tanaman seperti rumput-rumputan, tunggak

dan lain-lain, kemudian dicangkul dengan kedalaman

20 cm atau lebih. Sisa-sisa tanaman jangan ditimbun

karena akan menjadi sarang rayap atau mendorong

Page 12: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

9

berkembangnya bibit-bibit penyakit. Jika masih banyak

bongkahan tanah yang besar perlu dipecah ulang,

sehingga ukuran tanah

tinggal 2 - 3 cm atau

kurang. Jika bongkahan

tanah terlalu kecil atau

terlalu lembut, tanah akan

mudah mampat saat

disiram air dan aerasi kedalam tanah kurang baik.

Ukuran Bedengan

Selanjutnya ditetapkan ukuran bedengan 1,2 m x

10 m dan jarak antar guludan 50 cm dengan cara

menaikkan tanah dari bagian calon selokan. Gunakan

bantuan patok dan tali untuk memisahkan antar

bedengan. Setiap 20 bedengan harus dibuatkan saluran

atau got drainase untuk membuang air hujan atau air

sisa pengairan. Ukuran bedengan 1,2 m x 10 m,

memudahkan pengelolaan bedengan terutama

pengawasan yang harus dilakukan intensif.

Page 13: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

10

Penaburan Benih

Penyebaran benih dilakukan dengan alat penabur

benih setelah benih dikecambahkan selama 36 jam dan

diikuti penirisan selama delapan jam. Seluruh waktu

perendaman dan penirisan memerlukan 48 jam atau

sekitar dua hari. Penirisan diperlukan untuk membuang

racun yang larut dalam air rendaman benih.

Alat penabur be-

nih menggunakan

gembor yang di-

sambung dengan

pipa penabur atau

shading-boom

(seperti Gambar).

Diameter lubang pada shading-boom sekitar 1-2 mm

dengan jarak 1 cm. Untuk setiap gembor volume 10 liter

sebaiknya diisi 8-9 liter air, agar

tidak mudah tumpah, terutama

setelah diisi benih yang sedang

berkecambah. Selanjutnya

sambil sering digojok tetapi

pelan dan disiramkan melalui shading-boom ke

permukaan bedengan (Gambar berikut). Penaburan

Pralon

berlubang k a w a t

gem

bor

pipa

prlon

Page 14: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

11

dengan shading-boom harus pelan dan dibagi untuk dua

bedengan setiap gembor. Setelah bedengan siap dan

semua bahan telah tersedia

terutama plastik tutup

bedengan, kerangka bambu,

tali dan lain-lain penaburan

benih dapat dimulai.

Sebelum penaburan benih

dengan shading-boom seperti tersebut diatas, bedengan

ditaburi sekam setebal satu

lapis dengan jarak rapat

seperti gambar di samping.

Sekam berfungsi sebagai

mulsa untuk menjaga

kelembaban benih selama

pertumbuhan. Jerami padi juga dapat digunakan sebagai

mulsa, dengan meratakan satu lapis tetapi tidak boleh

terlalu rapat dan dilakukan setelah tabur benih. Setelah

selesai penaburan dan pemberian mulsa bedengan

segera disiram air merata (seperti gambar tersebut).

Usahakan menyiram bedengan tidak sampai berlebih

agar tidak ada benih yang belum punya pegangan

tersebut tergelincir keluar area bedengan.

Page 15: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

12

Penyiraman bibit

Benih yang sudah ditabur perlu dijaga

kelembabannya selain perlu dikenalkan pada panas

matahari langsung secara bertahap. Jadwal penyiraman

seperti pada Tabel di bawah dapat digunakan sebagai

pedoman. Pada umur 30 hari setelah tabur benih

penyiraman dihentikan, tetapi perlu memperhatikan

keadaan tanaman. Jika bibit masih nampak dalam

keadaan lemah penyiraman masih perlu ditambah.

Jadwal penyiraman

Umur (HSS = hari setelah tanam)

Jumlah kali (-) Jumlah

(gembor/bedeng, 1 gembor=10 l/)

0-10 3 kali sehari 5

11-20 2 kali sehari 6

21-25 1 kali sehari 5

25-30 2 hari sekali 5

> 30 dihentikan -

30-cabut, jika layu sebelum jam 10

pagi

Siram seperlunya

Page 16: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

13

Atap Bedengan

Atap bedengan dari bahan plastik pudar yang diberi

kerangka dari bambu yang

dilengkungkan paling murah

dan bentuk bedengan seperti

Gambar di bawah. Tutup dari

bahan plastik polypropylene

tebal 0,1 - 0,2 mm cukup

baik, dibentuk setengah lingkaran dengan kerangka

bambu cukup baik.

Pemasangan tutup plastik untuk setiap bedengan

dimulai dengan mengikat pada bagian pojok dari plastik

pada pojok kerangka, kemudian di bagian tengah. Ikatan

harus mudah dibuka dan dilipat ke tengah atau digeser

kearah punggung kerangka bedengan. Tutup bedengan

yang berbentuk bulat memanjang menutup bedengan

sampai jarak 10 - 15 cm dari tanah.

Pengendalian hama dan penyakit

Pada hari ketiga atau keempat benih mulai

tumbuh. Mulsa dari jerami harus segera disingkirkan.

Bibit yang masih berada pada awal pertumbuhan, perlu

diperiksa saksama setiap saat, apakah ada gejala

Page 17: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

14

serangan penyakit seperti bibit yang kecil, ”londod” dan

berair karena serangan bakteri atau jamur, atau putus

dimakan semut dan lain-lain. Bibit terserang penyakit,

perlu dicabut dan membuang beserta sebagian tanah

dibawahnya dan diikuti penyemprotan fungisida yang

sudah disiapkan. Untuk menghindari semut, dipinggir

bedengan dapat diberi campuran dedak dicampur gula.

Jika sudah terserang semut perlu segera disemprot

dengan insektisida. Rumput yang mulai tumbuh segera

dicabut, sisa-sisa potongan rumput dan lain-lain segera

diambil dan dibuang jauh dari kawasan bedengan.

Pengendalian penyakit di bedengan seperti diuraikan

diatas dapat menggunakan pestisida dan cara aplikasi

sebagaimana tabel dibawah.

Pestisida yang digunakan harus sesuai ketentuan

GAP (Good Agricultural Practices) yaitu menghindari

pestisida yang menyebabkan residu pada daun

tembakau, seperti halnya pestisida yang mengandung

bahan aktif Carbendazim maupun turunannya. Demikian

juga penyemprot harus menggunakan pakaian yang

aman terutama masker, agar pernafasan tidak

terganggu oleh gas beracun dari pestisida. Sebelum

memegang bibit, tangan harus dicuci dengan ditergen.

Page 18: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

15

Jenis Bahan aktif Dosis Saat aplikasi

Insektisida, sistemik

Imidacloprid 5% 0,5 gr/lt Saat sebar

Fungisida, sistemik

Metalaxyl-M 4%, Manozeb 64%

3 gr/lt Saat sebar

Insektisida-kontak

Methomyl 2 gr/lt Seminggu

setelah sebar

Jika diperlukan bisa diulang setelah 30 hari setelah sebar

Melatih Bibit (Hardening)

Buka tutup bedengan terkait dengan usaha

melatih bibit terhadap panas matahari. Seperti halnya

penyiraman juga harus dibuat bertahap. Waktu buka-

tutup bedengan makin lama makin luas bukaannya.

Tutup bedengan pada tahap akhir disingkirkan atau tidak

dibuka penuh sampai beberapa hari sebelum benih

dicabut.

Jadwal buka tutup bedengan seperti pada Tabel

berikut dapat dijadikan pedoman. Sampai umur 10 hari

setelah tabur bedengan tidak dibuka sama sekali. Energi

pertumbuhan hanya disediakan dari sinar matahari tidak

langsung. Hal ini dimaksudkan agar kecambah benih

cepat memanjang karena mencari asal sinar matahari.

Page 19: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

16

Jadwal buka tutup bedengan

Umur (HSS=Hari setelah sebar)

Jam Tutup Luas bukaan

(%)

0-10 Siang-malam 0 %

11-15 6-10 100 %

26-20 6-13 100 %

21-35 Siang*) 100%

*) Malam ditutup untuk menghindari embun malam yang merusak daun

Kliping

Kliping adalah kegiatan memotong sebagian daun

bibit tembakau (Gambar di bawah) setelah daun men-

capai luasan tertentu. Luas yang dipotong 50 - 75 % dari

luas daun. Kliping mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Menyeragamkan ukuran bibit dengan memotong

daunnya yang lebar supaya ada peluang tanaman

disebelahnya untuk tumbuh menyamai bibit lainnya.

b. Menjadikan lingkungan pertumbuhan bibit tidak

terlalu lembab.

c. Memperkuat pertumbuhan akar. Akibat pemotongan

sebagian daun, akar akan terangsang untuk lebih

aktif lagi.

d. Menjadikan batang bibit lebih keras dan lebih kuat

dan diameter batang lebih besar.

Page 20: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

17

Bibit yang terserang TMV (tobacco mozaic virus) jangan

dikliping. Gunting dan alat lain untuk kliping harus dicuci

lebih dahulu dengan

larutan formalin encer

atau larutan khlorin 50%.

Tangan harus dicuci

dengan sabun sebelum

mulai bekerja. Kliping dimulai saat tanaman mencapai

panjang 5 - 7 cm atau bibit mencapai umur 25 - 30 hari

setelah tabur benih. Pemotongan benih sekitar 2 - 3 cm

diatas ujung tunas bibit

Pencabutan dan pengangkutan bibit

Pencabutan bibit dimulai dengan mengairi

bedengan sampai jenuh sehingga tanah menjadi lembek

dan akar dapat dengan mudah dicabut dan tidak

terputus. Satu hari sebelum penanaman bibit, bedengan

diairi sampai tiga perempat ketinggian selokan.

Pencabutan dilakukan pada pagi hari atau sore

hari atau saat intensitas matahari tidak tinggi. Pilih bibit

yang sehat, kekar, batang agak keputihan kira-kira

sebesar pensil. Panjang bibit yang baik umumnya

berkisar antara 10 -15 cm. Cabut hati-hati, dengan

Page 21: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

18

memegang ujung batang beserta daunnya, sehingga

seluruh akar tertarik atau sesedikit mungkin ada akar

yang putus. Selanjutnya

kumpulkan bibit didalam wadah

beralas daun pisang atau daun

yang lain dan sebaiknya bibit

dicabut saat menjelang tanam.

Bibit Yang Memenuhi Syarat

o Ukuran (tinggi) 10 -12,5 cm, jumlah daun 5 lembar

o Tidak terlalu subur (sukulen), dan terlalu kurus,

o Perakaran baik.

o Sehat, bebas hama dan penyakit

o Umur antara 40-45 hari.

Page 22: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

19

IV. TEKNIK PENANAMAN

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk penanaman tembakau

pada dasarnya mempunyai tiga tujuan utama; pertama,

melonggarkan tanah atau memperbaiki aerasi tanah

serta keleluasaan penetrasi air kedalam tanah; kedua,

membuat guludan untuk landasan penanaman

tembakau agar daerah perakaran tidak mudah terjang-

kau kelebihan air dan ketiga pengendalian gulma. Pada

tanah-tanah berat kekurangan air dan kelebihan air yang

tinggi akan menghambat pernafasan sehingga tanaman

mudah layu. Penanaman tembakau pada tanah-tanah

berat harus dimulai dengan mengerjakan tanah dengan

baik termasuk didalamnya membuat saluran-saluran

drainase di bagian tengah dan sekeliling lahan tanaman

tembakau. Pengolahan tanah dilakukan segera setelah

padi selesai tanam pada bulan Mei.

Pengolahan tanah pada tanah-tanah berat dimulai

dengan pembersihan permukaan tanah dari sisa-sisa ta-

naman sebelumnya. Selanjutnya pengolahan/ pemba-

jakan tanah pada seluruh permukaan tanah dengan

membalik tanah sebanyak 2 kali. Pengolahan dapat

Page 23: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

20

menggunakan cangkul atau bajak traktor/sapi, dengan

bagian pinggir tidak dibajak tetapi dicangkul sehingga

tuntas dan semua permukaan tanah dapat terbuka.

Tanah dibiarkan mengering dan memperoleh aerasi

yang cukup kurang lebih 1 – 2 minggu.

Pekerjaan berikutnya adalah pengguludan sebagai

tempat tanaman hidup dan tumbuh. Pengguludan

dimulai dengan pemasangan ajir, yaitu sebilah bambu,

panjang 50 cm dan lebar

1 - 2 cm ujung dilancipkan

sehingga dapat ditancap-

kan kedalam tanah. Ajir

untuk mempermudah pem-

buatan guludan agar

diperoleh bentuk guludan yang lurus dan rapi.

Tancapkan ajir dengan jarak 125 - 140 cm dan 40 cm

untuk jarak selokan yaitu kalenan atau saluran antara

guludan. Arah guludan yang baik Timur - Barat untuk

memberi keleluasan tanaman memperoleh penyinaran

yang cukup secara merata. Setelah pengajiran selesai,

pasang tali plastik yang kecil dan mulai pengguludan.

Cangkul tanah di bagian calon kalenan dan lempar

kearah kiri kanan secara merata, bagian yang nanti

Page 24: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

21

menjadi calon guludan. Panjang guludan sendiri cukup

12 - 15 m, dan selingi dengan saluran drainase sekunder

menuju saluran drainase di sekeliling petakan lahan atau

drainase primer. Kedalaman saluran drainase sekunder

jangan kurang dari 20 cm dari bibir kalenan dan saluran

drainase primer minimal 50 cm.

Penanaman

Untuk menjamin populasi tanaman yang seragam

salah satu cara yang dilakukan adalah memilih bibit

yang seragam. Faktor keseragaman yang paling penting

adalah varietas, umur bibit, ukuran bibit dan kesuburan

bibit. Penanaman pada dasarnya ada dua cara, masing-

masing tanam basah atau lahan diairi lebih dahulu dan

tanam kering dengan menyiram air sekitar satu liter

setiap kowakan. Pada penanaman kering harus diikuti

penyiraman setiap hari sampai tanaman cukup kuat dan

mampu bertahan hidup terhadap panas matahari.

Page 25: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

22

Tanam sistim basah Tanam sistim kering

Cara menanam masukkan akar bibit kedalam

kowakan dan setelah yakin akar bibit dalam keadaan

lurus kemudian ditutup dengan tanah yang ada

disekitarnya. Penanaman sebaiknya dilakukan sore hari

(14.00-17.00) agar bibit tidak layu karena udara

lingkungan yang panas. Jika digunakan sistem tanam

basah, tanam dapat dilakukan pagi hari.

Bibit yang baik jika minimal sudah berdiameter

batang bagian bawah sekitar 0,75 - 1,00 cm dan terasa

sangat keras jika dipegang. Bibit yang sudah cukup

umur nampak keputihan bagian batangnya. Umur bibit

yang tergolong muda, sekitar 40 - 45 hari, sebetulnya

yang paling baik. Bibit yang tergolong muda ini akan

cepat mengalami pertumbuhan, namun umumnya

kurang tahan penyakit. Lebih baik digunakan bibit umur

50-55 hari yang lebih kuat dan tahan terhadap gangguan

penyakit serta penderaan (stressing) lingkungan.

Page 26: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

23

Pendangiran

Mendangir adalah mencangkul kiri-kanan guludan

dan menaikkan lahan cangkulan ke atas guludan.

Pendangiran dimaksudkan untuk membuka lahan

sehingga aerasi kedalam tanah berlangsung baik.

Arahkan mata cangkul tegak lurus guludan, pada

dasar selokan dan angkat

tanah cangkulan keatas.

Pendangiran dilakukan 2-3

kali tergantung cuaca.

Pertama pada saat tanaman

berumur umur 10-14 hari, berikutnya setelah tanaman

berumur satu bulan. Pendangiran terakhir dilakukan saat

tanaman hampir panen atau berumur 50-60 hari.

Pendangiran sebenarnya lebih penting sebagai

usaha pembukaan tanah dan mematikan gulma. Pada

saat turun hujan, tanah harus segera dibuka kembali

dengan pendangiran. Jika tidak, tanah akan mampat dan

menghalangi perkembangan perakaran.

Pemupukan

Pada tanah-tanah berat seperti Bojonegoro

dianjurkan untuk memberikan pupuk nitrogen dengan

Page 27: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

24

dosis 40-50 kg/Ha. Sumber nitrogen dari ZA cukup baik

karena ada tambahan belerang didalamnya. Pupuk

dapat diberikan saat tanaman umur 3 - 7 hari setengah

dosis dan sisanya pada umur 20 hari.

Pada tanah-tanah ringan diberikan pupuk dengan dosis

lebih tinggi. Umumnya diperlukan pupuk basal NPK

(11:13:17) sebanyak 500-600 kg/Ha yang pada umur

pertumbuhan dan pupuk KNO3 200-250 kg/Ha yang

diberikan pada umur tiga minggu.

Pemupukan nitrat dan juga pupuk yang lain harus

memperhatikan prakiraan cuaca pada daerah

pertanaman. Pemberian pupuk juga harus dilakukan

saksama dengan meletakkan pupuk dibawah tanaman

Pengairan

Pengembangan tembakau virginia yang diolah menjadi

tembakau rajangan berpusat di daerah Kabupaten

Bojonegoro dan secara umum

adalah daeah kekurangan air.

Warna cenderung kuning

muda atau lemon, tipis tetapi

jika ditanam dengan pupuk

dan jumlah air pengairan yang

Page 28: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

25

tepat menghasilkan aroma yang baik. Kecukupan air

dapat mengakibatkan tembakau lebih tipis, lebih terang,

lebih rendah kadar nikotin dan total alkaloid dan

nitrogennya tetapi mempunyai kadar gula lebih tinggi.

Jika diolah menjadi krosok fc atau rajangan nampak

lebih cerah (bright). Daun atas jika kekurangan air, pada

daerah-daerah tertentu, akan berwarna kelabu (scalding)

yang tidak disukai konsumen. Demikian juga daun-daun

bawah sering nampak seperti terbakar (firing) pada iklim

kering, jumlahnya dapat ditekan jika lahan mendapat

pengairan yang cukup. Daun yang mempunyai

kandungan air lebih dari 80% saat dipanen akan dapat

diperam atau dikuningkan dengan baik dan mudah.

Saat pemberian air dan jumlah air yang

diberikan, dalam kaitan dengan pertumbuhan menuju

pembentukan mutu optimal, secara garis besar adalah

sebagai berikut (Anonymous, 2009) :

a. Saat tanam, pelembapan tanah diperlukan untuk

segera menempelkan akar jika digunakan bibit

cabutan dari bedengan.

b. Saat penderaan (stressing).

Penderaan dimulai setelah tanam, dengan mem-

biarkan tanaman tanpa pengairan. Tahap pendera-

Page 29: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

26

an ini berlangsung lebih satu bulan, dan umumnya

hanya dihasilkan 10-15 lembar daun. Selanjutnya

ditunggu sampai tanaman nampak layu pada pagi

hari yaitu pada jam 08.00-09.00 tanaman nampak

layu berarti penderaan selesai. Dalam kondisi

normal tanaman tembakau baru nampak layu pada

jam 11.00-12.00 siang. Tanaman harus segera diairi

dan setelah pengairan kedua ini tanaman akan

tumbuh cepat.

c. Saat tanah tidak kecukupan air.

Pengairan hanya diberikan saat tanaman sudah

kekurangan air atau saat cuaca sangat kekeringan.

Pada tembakau virginia di daerah Bojonegoro yang

disiapkan untuk diolah menjadi tembakau rajangan

umumnya diairi dengan sistem siraman setiap hari

sampai umur 40-50 hari. Pengairan dengan siraman

dilakukan dengan cara menuangkan air 0,5-1,0

l/tanam dan dijatuhkan pada pucuk tanaman.

Sampai umur 10-20 hari, tergantung kondisi

tanaman, penyiraman dilakukan pagi dan sore hari.

Setelah umur tersebut tanaman cukup kuat hanya

disiram sekali dalam satu hari.

Page 30: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

27

Cara mengairi tanaman

Pengairan terutama dengan air sungai atau leb

harus dilakukan hati-hati. Air sungai, berasal dari sumber

air digunung yang mengalir melalui pedesaan atau hasil

pengeboran sekalipun akan membawa berbagai macam

penyakit akar dan pangkal batang. Jika untuk keperluan

pananaman pada guludan belum ada tanaman tem-

bakau, pengairan dapat di-lakukan sampai penuh atau

setinggi guludan. Jika telah ada tanaman, hanya boleh

dilakukan setengah guludan saja dan tidak boleh ada air

menggenang. Hal ini untuk menghindari infeksi berbagai

macam penyakit pada akar dan pangkal batang tanaman

tembakau.

Air pengairan dialirkan pada selokan dibawah

guludan dan ketinggian air

tidak lebih setengah

guludan. Selanjutnya tanpa

menghentikan aliran air

tersebut, air terus masuk ke

saluran drainase sekunder yang memotong lahan dan

dikeluarkan dari lahan melalui saluran drainase primer di

sekeliling lahan. Sehingga pengairan pada dasarnya

hanya melewatkan air saja dibawah guludan.

Page 31: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

28

Pangkasan (Topping) dan Wiwilan (Suckering)

Tanaman tembakau hanya mempunyai satu

cabang dan berujung pada kuncup (bud). Memangkas

(topping) adalah kegiatan memotong atau membuang

ujung tanaman dan dilakukan saat kuncup bunga mulai

muncul atau ditunggu beberapa hari setelah sebagian

bunga mekar. Mewiwil (suckering) adalah membuang

tunas ketiak (axillary-bud) yang tumbuh meningkat

akibat tindakan pangkasan.

Secara umum pangkasan yang baik adalah

dengan membuang daun-daun pucuk yang tidak

produktif yang sudah tidak bisa berkembang lagi. Dua

sampai tiga lembar daun pucuk dibawah

daun bendera atau sampai daun ke lima

dibawah karangan bunga umumnya

sudah tidak dapat berkembang dengan

baik meskipun mendapat nutrisi cukup.

Daun-daun ini umumnya hanya sedikit menebal tetapi

tidak dapat memanjang atau melebar lagi. Daun-daun

demikian umumnya nampak berdiri tegak pada ujung

tanaman dan diistilahkan sebagai daun-daun telinga

kuda (seperti Gambar).

Page 32: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

29

Pemotongan tunas dapat dilakukan secara manual

dengan tangan maupun menggunakan bahan kimia.

Bahan-kimia yang banyak digunakan adalah:

1. Pengontrol tunas kontak: Larutan fatty-alcohol

dengan dosis berkisar antara 1 dibanding 20 (1:20)

atau 25 kali bagian air atau sekitar 3-4% larutan.

Untuk C10 dapat digunakan perbandingan 1:30 atau

larutan 4%. Jika menggunakan larutan lebih pekat

dapat bekerja lebih efektif tetapi daun dapat

terbakar atau gagang daun akan rapuh sehingga

daun mudah patah karena singgungan mekanis

atau terpaan angin.

2. Pengontrol tunas ketiak sistemik: yang banyak ber-

asal dari turunan atau campuran maleic-hydrazide

ini banyak dijual di pasaran dengan berbagai merk.

Maleic-hydrazide akan aktif jika tunas ketiak atau

panjang tidak lebih dari 3 cm. Jika tunas ketiap lebih

dari 3 cm akan kurang efektif dan pada tunas ketiak

yang sudah mencapai 10-12 cm tidak efektif sama

sekali dan tunas akan berkembang seperti biasa.

Penggunaan maleic-hydrazide sebagai pengontrol

tunas ketiak harus dibatasi sesuai ketntuan karena

dapat menimbulkan residu.

Page 33: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

30

3. Pengontrol tunas bekerja kontak dan sistemik atau

FST-7: pengontrol tunas ketiak ini umumnya

merupakan campuran fatty alcohol terutama dengan

C10 dan garam kalium dari maleic-hidrazide.

Karena mengandung pengontrol tunas ketiak yang

bersifat kontak cara aplikasi harus mengikuti

ketentuan yaitu langsung ke sasaran tunas ketiak

yang baru tumbuh. Penggunaan senyawa ini tidak

boleh lebih dari satu minggu setelah perlakuan

dengan pengontrol tunas ketiak yang bersifat

kontak. Umumnya campuran pada FST-7 adalah

11% dari sandard maleic hydrazide yang

seharusnya.

4. Pengontrol tunas ketiak bekerja lokal dan sistemik.

Termasuk kelompok ini adalah butralin, flumetralin,

pendimetralin. Pengontrol tunas ketiak ini bersifat

sistemik tetapi hanya lokal disekitar tempat aplikasi.

Seperti halnya pengontrol tunas ketiak kontak pada

kelompok pengontrol tunas ketiak kelompok ini juga

harus membasahi seluruh permukaan tunas dan

hanya dapat bekerja efektif jika tunas masih muda.

Jenis pengontrol ini jika tidak menutup seluruh

permukaan tunas, tunas akan terus tumbuh dan

Page 34: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

31

dengan ukuran lebih besar. Tunas tunas yang tidak

tertutup sempurna harus dibuang dengan tangan.

Aplikasi bahan kimia untuk pengontrol tunas

ketiak, baik bersifat lokal maupun sistemik, yang paling

baik adalah dengan membasahi seluruh permukaan

tunas. Pembasahan dapat dilakukan dengan

penyemprotan atau mengoleskan

pada permukaan tunas. Cara

mengoles dengan kuas adalah

paling baik tetapi akan memerlukan

banyak tenaga. Cara lain yang dianggap cukup

ekonomis karena tidak terlalu banyak memerlukan

tenaga adalah dengan menuangkan dengan penyemprot

khusus.

Pangkasan dini dan wiwilan intensif mendorong

pertumbuhan akar, mengurangi serangan hama pada

pucuk, daun lebih seragam, pengolahan daun lebih

mudah dan peluang roboh relatif kecil.

Secara garis besar, cara melakukan pangkasan

pada tembakau virginia dibagi menjadi tiga kelompok :

a. Pangkasan ringan. Dilakukan setelah bunga muncul

dan ditunggu 7-10 hari sampai sebagian karangan

bunga berkembang. Jumlah daun dibawah bunga

Page 35: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

32

atau batas pemotongan batang 2-3 lembar.

Tanaman yang dihasilkan akan lebih tinggi, jumlah

daun lebih banyak meskipun lebih tipis. Daun yang

tertinggal umumnya 22-24 lembar.

b. Pangkasan berat. Dilakukan dengan menghitung

jumlah daun yang akan ditinggalkan. Pada

pangkasan berat ditinggalkan 18-20 lembar daun.

Kapan dilakukan pangkasan, caranya adalah

dengan menunggu apakah jumlah daun sudah

mencukupi. Pangkasan diawali dengan membuang

1-2 lembar daun bawah, atau daun koseran,

selanjutnya dihitung 18 belas lembar daun dan

kemudian dilakukan pemotongan pucuk. Cara

pangkasan berat banyak dipakai oleh petani di

Lombok untuk menghasilkan krosok fc sebagai

bahan baku rokok kretek.

c. Pangkasan sangat berat. Caranya dengan

menyisakan 14-16 lembar daun. Dengan me-

mangkas sangat berat akan dihasilkan daun lebih

besar, lebih tebal dan dengan kadar nikotin tinggi

seperti halnya pangkasan berat (18-20 lembar) yang

ditanam di lahan subur dan kecukupan air.

Page 36: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

33

Tingginya pangkasan tembakau virginia varietas

DB101 (Dixie Bright 101) yang dulu banyak ditanam di

daerah Bojonegoro (mempunyai jumlah daun 25-28

lembar tergantung kesuburan lahan), jika dipangkas 5-8

lembar daun dan ditinggalkan 20 lembar akan

menghasilkan mutu cukup baik. Varietas K326

mempunyai jumlah daun lebih banyak, sehingga jumlah

daun yang ditinggalkan ditentukan oleh mutu tembakau

kering yang diinginkan.

Pengendalian Hama Dan Penyakit

(Dikutip, diedit dan disesuaikan, dari tulisan : 1. Sri

Hadiyani dan I.G.A.A. Indrayani, 2000. 2. Dalmadiyo, et

al., 2000).

A. Hama Tembakau

Hama utama tembakau ada tiga jenis yaitu ulat

pupus tembakau, ulat grayak dan kutu tembakau.

Sedangkan yang lain tidak selalu muncul setiap tahun

dan masih dapat dikendalikan dengan obat-obat kimia

yang tersedia. Dibawah disampaikan beberapa jenis

hama utama tanaman tembakau.

Page 37: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

34

1. Ulat pupus tembakau, Helicoverpa spp.

Gejala yang ditimbulkan daun tembakau

berlubang-lubang karena dimakan pada bagian pupus

dan bagian daun atas. Pada saat memakan pupus

kerusakan tidak nampak, tetapi setelah daun membesar,

lubang daun terlihat jelas karena lubang membesar

sesuai perkembangan daun. Selain memakan daun, ulat

juga menggerek buah dan memakan biji. Selain

tanaman tembakau, tanaman kapas, jagung, tomat,

kedelai, buncis, canthel, lobak, asparagus, dan kobis

juga menjadi sasaran.

Menurut Subiyakto et al., (1990) ada dua jenis

Helicoverpa yang menyerang daun tembakau, yaitu

H. Assulta Genn, dan H. Armigera (Hubner). H. Assulta

sering disebut ulat pupus tembakau, karena sering

dijumpai pada pupus dan biasanya meletakkan telurnya

secara tunggal di permukaan atas daun muda. Telur

menetas 3–5 hari. Ulat muda berbulu, semakin tua bulu

semakin jarang. Warna ulat bervariasi, hijau, cokelat,

kuning, dan merah jambu. Pada kedua belah sisi badan

terdapat garis memanjang berwarna putih atau krem.

Ada bintik-bintik hijau di bagian sisi dan punggung.

Biasanya pada satu tanaman terdapat satu ulat, karena

Page 38: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

35

sifatnya yang kanibal dan lama stadia ulat 2–3 minggu.

Pupa berada di dalam tanah, warna cokelat berukuran

14–15 mm dan lama stadia pupa 9–14 hari. Ngengat

sering mengisap cairan nektar bunga. Ngengat

mempunyai sayap depan berwarna kecoklatan,

sedangkan sayap belakang berwarna kuning oker, dan

di bagian pinggir berwarna hitam. Pada sayap depan

terdapat garis melintang rangkap yang tidak teratur agak

berombak dan warnanya lebih gelap dari warna dasar

sayap depan. Rentangan sayap 28–30 mm. Lama stadia

ngengat 1–2 minggu. Satu betina mampu bertelur

500-2.000 butir. Lama siklus hidup hama ini berkisar

antara 33–49 hari. H. armigera biasanya meletakkan

telurnya secara tunggal di permukaan daun, telur

berwarna krem atau kuning, bentuk oval, panjang

berkisar 0,5 mm, dan lebar 0.4 mm. Telur menetas 3–8

hari. Ulat muda berwarna putih kekuningan, kepala

berwarna hitam. Ulat yang sudah besar warnanya

bervariasi, hitam, hijau kekuningan, hijau, hitam

kecokelatan, atau campuran dari warna–warna tersebut.

Stadia ulat berlangsung 2–3 minggu. Pupa berada

dalam tanah, berwarna coklat kekuningan, coklat

kemerahan, selanjutnya berwarna coklat gelap. Ukuran

Page 39: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

36

pupa H. Armigera lebih besar dibanding pupa H. Assulta

dengan panjang 15–22 mm dan lebar 4–6 mm. Lama

stadia pupa 10–14 hari. Ngengat jantan berwarna cerah

sampai suram, yang betina coklat cerah. Lama hidup

ngengat 2–15 hari dengan panjang 18 mm dan

rentangan sayap 30–40 mm. Satu betina mampu ber-

telur 200–2.000 butir dengan siklus hidup 29–58 hari.

Helicoverpa armigera dan Spodoptera Litura

Selanjutnya Subiyakto et al., (1990) menegaskan

pengendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Mencabut sisa–sisa tanaman segera setelah panen

dan memusnahkannya.

b. Pengolahan tanah dengan bajak dan cangkul dapat

membunuh pupa yang berada dalam tanah.

c. Pemangkasan dan pewiwilan lebih awal guna

menghindari serangan ulat pupus.

d. Pengumpulan ulat secara langsung di lapang dan

membunuhnya dengan tangan atau alat.

Page 40: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

37

e. Penyemprotan dengan insektisida dilakukan apabila

tercapai ambang kendali, yaitu 10% atau lebih

tanaman sebelum berbunga dijumpai ulat pada

berbagai ukuran (Southern, 1996)

f. Penyemprotan dengan menggunakan insektisida

nabati serbuk biji nimba 2–3 % dan serbuk daun

nimba 10 % (Subiyakto et al, 1998)

g. Penyemprotan dengan menggunakan insektisida

kimia antara lain dapat menggunakan permetrin

(2 g/l), formotion (330 g/l), betasiflurin (25 g/l), atau

tiodicarb (75 %).

2. Ulat grayak, Spodopetra litura F

Ulat grayak lebih banyak merusak tanaman saat di

pembibitan dan juga di pertanaman. Ulat memakan daun

pada malam hari dan umumnya ulat ini bergerombol

serta menyebabkan daun berlubang-lubang. Di

pembibitan dapat menimbulkan kerusakan 80–100 %.

Tanaman inang lainnya cukup banyak seperti jagung,

padi, tomat, tebu, buncis, kubis, pisang, jeruk, kacang

tanah, lombok, bawang, kentang, bayam, kangkung, dan

beberapa jenis gulma.

Page 41: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

38

Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur

dapat berisi 25–500 butir. Kelompok telur ditutupi

semacam beludru berbulu berwarna coklat kekuningan.

Telur diletakkan di permukaan bawah daun dan menetas

2–4 hari. Ulat muda berwarna kehijauan dengan sisi

samping hitam kecoklatan, dan mengelompok. Stadia

ulat 20–46 hari dengan 5 kali instar. Ulat yang

tumbuhnya sudah sempurna berwarna hijau gelap

dengan garis pungung berwarna gelap (Gambar diatas).

Pupa berwarna coklat kemerahan dengan panjang

sekitar 1,6 cm dan berada dalam tanah. Stadia pupa

lamanya 8–11 hari. Sayap depan ngengat berwarna

coklat atau keperakan, sedang sayap belakang

berwarna keputihan dengan noda hitam. Satu betina

mampu bertelur 2.000–3.000 butir dengan periode

peletakan 2–6 hari. Lama siklus hidup 30- 61 hari.

Pengendalian dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Sama dengan pengendalian untuk ulat Helicoverpa

spp.

b. Pengumpulan masa telur dan ulat pada saat masih

mengelompok di permukaan daun sangat mudah

dilakukan dan dianjurkan

Page 42: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

39

3. Kutu tembakau, Myzus persicae (Zulser)

Menurut Subiyakto et al., (1999) kutu ini merusak

tanaman tembakau karena mengisap cairan daun

tembakau, menyerang pembibitan dan pertanaman,

sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu ini

menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun

menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna

hitam. Menurut Cheng dan Hanlon (1985), kutu daun

secara fisik mempengaruhi warna, aroma, dan tekstur

yang selanjutnya akan mengurangi mutu dan harga.

Secara khemis kutu daun mengurangi kandungan

alkaloid dan gula, rasio gula alkaloid dan meningkatkan

total nitrogen daun. Kutu daun dapat menyebabkan

kerugian sampai 50 %. Kutu tembakau ini mempunyai

warna tubuh bervariasi, antara lain hijau keputihan, hijau

kuning pucat, hijau abu–abu, merah jingga atau merah.

Pada kondisi dingin berwarna merah gelap atau

keunguan, berukuran 1,2-2,3 mm, bagian punggung

abdomen terdapat bintik hitam. Koloni kutu tembakau

biasanya dijumpai pada daun muda dan kadang-kadang

juga pada daun tua.

Menurut Romoser (1973), kutu tembakau

berkembang biak secara partenogenesis. Serangga

Page 43: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

40

betina menghasilkan telur yang berkembang menjadi

anak tanpa dibuahi. Menurut Kimball (1983),

patenogenesis hanya dilakukan pada waktu tertentu,

antara lain pada musim semi ketika banyak makanan di

sekitarnya. Kutu tembakau mengalami paling tidak

empat kali ganti kulit sebelum menjadi dewasa. Lama

hidup bervariasi dan dapat mencapai dua bulan.

Kutu tembakau, Mizus persicae (Sulzer)

Pengendalian yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Tanam lebih awal dapat mengurangi serangan kutu

tembakau dibanding tanam akhir (Southern, 1996).

b. Pemberian pupuk nitrogen tidak boleh berlebihan,

karena akan memacu perkembangan populasi kutu

tembakau. Berdasarkan kajian di laboratorium dosis

yang direkomendasikan pada tembakau setara 200

kg per hektar belum meningkatkan populasi kutu

tembakau (Harwanto dan Subiyakto, 1994)

Page 44: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

41

c. Penyemprotan insektisida dilakukan apabila tercapai

ambang kendali lebih 10 % tanaman sebelum

dipangkas dijumpai koloni kutu tembakau (1 koloni

sekitar 50 ekor), atau ≥ 20 % tanaman setelah

pemangkasan dijumpai kolna kutu tembakau

(Southern, 1996).

d. Penyemprotan dengan insektisida imidakloprid

200 g/l dan imidakloprid 5 %.

4. Ulat tanah, Agrotis ipsilon Hufin.

Hama ini menyerang di pembibitan dan

pertanaman tembakau. Hama ini memotong batang bibit

yang kecil sehingga menjadi serius jika serangan hebat.

Batang bibit dan juga tanaman yang terpotong akan

rebah dengan daun layu.

Telur berbentuk oval, warna putih atau transparan,

diletakkan pada rumput atau gulma di bagian pangkal

batang atau daun. Telur menetas sekitar 6 hari. Ulat

berwarna hitam, kelabu suram atau coklat. Panjang ulat

30–35 mm, mengalami 4–5 instar. Lama stadia ulat se-

kitar 18 hari. Ulat pada siang hari berada di dalam tanah,

pada malam hari menyerang tanaman. Pupa berwarna

cokelat terang atau cokelat gelap berada beberapa inci

Page 45: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

42

di bawah permukaan tanah. Stadia pupa lamanya 5–6

hari. Ngengat sayap depan berwarna cokelat dengan

garis–garis berombak, rentangan sayap 40–59 mm dan

panjangnya mencapai 15 mm. Satu betina dapat bertelur

500–2.000 butir. Total perkembangan sekitar 36 hari.

Ulat tanah Agrotis ipsilon, Hufn

Pengendalian ulat ini adalah sebagai berikut :

1. Secara mekanis dengan mencari ulat di sekitar

tanaman. Caranya dengan menggali tanah di sekitar

tanaman, ulat biasanya berada di dekat batang

tanaman. Selanjutnya ulat dibunuh.

2. Menaburkan insektisida tanah dazomet 98 % di

sekitar tanaman dilakukan pada malam hari. Hindari

tanaman terkena insektisida, karena jaringan

tanaman dapat rusak. Serangan ulat di pembibitan

dikendalikan dengan menaburkan dazomet 98 % di

tepi bedengan pembibitan.

Page 46: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

43

5. Semut api merah, Selenopsis geminata (F).

Semut api biasanya merusak benih yang baru

ditabur di pembibitan. Selain itu kadang–kadang memin-

dahkan benih ke tempat lain. Adanya serangan semut ini

menyebabkan terganggunya perkecambahan benih,

bahkan benih mungkin tidak dapat berkecambah lagi.

Semut dewasa berwarna cokelat

kemerah–merahan agak gelap.

Semut ratu betina bersayap,

ukuran sekitar 5 mm, semut

sebagai pekerja ukuran sekitar

3 mm. Semut sebagai pengawal berukuran 5–6 mm.

Pengendalian yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Menjaga kebersihan sekeliling lahan pembibitan

dengan memusnahkan gulma dan sampah yang

menjadi sarangnya.

b. Menaburkan insektisida tanah dazomet 98 % di

sekeliling bedengan pembibitan.

Page 47: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

44

6. Ulat penggerek batang, Scrobipalpa heliopa

Serangan di pembibitan menyebabkan

pertumbuhan bibit terhambat sehingga menurunkan

kualitas bibit. Di India hama ini menyebabkan kerugian

25 % di pembibitan. Selain menyerang di pembibitan

hama ini merusak pertanaman, dengan cara menggerek

batang dan membentuk formasi kantong, kadang–

kadang hama ini merusak urat utama daun.

Telur diletakkan pada daun secara tunggal. Ulat yang

pertumbuhannya sudah sempurna panjangnya 11 mm,

berwarna putih kotor, kepala berwarna hitam, dan

dilengkapi perisai sebagai pelindung. Pupa biasanya

terdapat di dalam lubang gerekan batang, dan setelah

dewasa serangga akan keluar melalui lubang gerekan

tersebut. Ulat dewasa aktif pada malam hari, sedangkan

ulat betina mampu bertelur 150–200 butir.

Ulat penggerek batang, Scrobipalpa heliopa (Low.)

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut :

Page 48: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

45

a. Bibit yang terserang hama ini supaya dimusnahkan

b. Penyemprotan dengan insektisida berupa ovisida

dan larvisida di pembibitan umur 30–40 hari dan di

pertanaman 10–20 hari setelah tanam. Ovisida dan

Larvisida tersebut antara lain adalah tiodicarb 75 %.

c. Secara mekanis yaitu dengan mengambil ulat dalam

batang dan membunuhnya.

7. Belalang cina, Oxya chinensis (Thun.)

Hama belalang ini memakan daun, sehingga me-

nyebabkan daun menjadi berlubang–lubang. Gejalanya

kadang–kadang sulit dibedakan dengan daun yang ber-

lubang–lubang karena serangan ulat daun. Terkadang

serangan belalang dapat menyebabkan kerusakan yang

parah. Belalang menyerang di pembibitan dan per-

tanaman. Lubang akibat serangan belalang tepinya ber-

gerigi kasar, sedangkan akibat serangan ulat lebih halus.

Telur berwarna kecoklatan, diletakkan di atas

tanah atau daun secara berkelompok. Satu kelompok

telur berisi 20 butir. Telur akan menetas setelah 6

minggu. Penetasan telur dapat ditunda dengan cara

ganti kulit sampai 7 kali. Setiap ganti kulit selama 10–16

hari. Telur tertunda menetas sampai 277 hari. Stadia

Page 49: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

46

nimfa lamanya 6–10 minggu, berwarna cokelat suram,

semi akuatik, dan sering dijumpai pada tanaman air.

Dewasanya berukuran 20–30 mm, berwarna coklat

pucat, atau hijau dengan garis memanjang dari mata

sampai bawah sayap. Paha depan berwarna hitam dan

betis depan berwarna kebiru–biruan dengan warna putih

hitam pada punggungnya. Satu betina dapat bertelur

sampai tiga kelompok.

Pengendalian belalang cina yang dilakukan

selama ini adalah penyemprotan dengan insektisida

seperti tiodicarb 75 % dan tiodicarb 384,83 g/l. Selain

menyemprot pertanaman, disarankan juga menyemprot

beberapa meter di luar lahan pertanaman, khususnya

yang menjadi sarang serangga ini.

Belalang cina, Oxya chinensis (Thun.) dan

belalang kayu Valanga nigricornis (Burn).

Page 50: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

47

8. Belalang kayu, Valanga nigricornis (Burn).

Gejala serangan belalang kayu sama dengan

serangan belalang cina. Telur belalang kayu diletakkan

pada lubang tanah dengan kedalaman 5–8 cm dari

permukaan tanah. Telur berwarna coklat, berkelompok

dan ditutupi oleh lapisan buih. Nimfa muncul pada

malam hari dan nimfa muda berwarna kuning kehijauan

dengan bintik hitam, sedang nimfa yang sudah dewasa

berwarna kelabu dan kuning atau gelap sampai coklat

gelap. Betina belalang kayu dewasa berukuran panjang

58–71 mm dan setelah dewasa berwarna kuning coklat

atau coklat gelap. Pengendalian yang dilakukan juga

sama dengan pengendalian belalang cina seperti

tersebut diatas.

9. Kutu putih, Bermisia tabaci (Genn.)

Hama ini biasanya dijumpai di permukaan bawah

daun tembakau. Kutu dewasa dan nimfanya menghisap

cairan sel daun. Kutu ini sebagai vektor penyakit virus

kerupuk. Telur diletakkan dan terikat oleh daun bagian

bawah, dan menetas sekitar tujuh hari. Nimfa berwarna

keputihan, panjangnya sekitar satu mm, terdapat pada

daun permukaan bawah. Nimfa jantan panjangnya

Page 51: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

48

sekitar 1,11 mm. Pupa berbentuk oval berukuran

1,16 mm dan 0,80 mm, berwarna suram atau kuning

gelap dengan pori–pori pada bagian punggung dan

dijumpai bintik–bintik. Bagian ventralnya dilengkapi

dengan junbai–jumbai. Dewasa umurnya sekitar enam

hari, berwarna kuning keputih–putihan. Rentangan

sayap 1–1,5 mm. Betina dapat bertelur sekitar 30 butir

dan berkembang setelah 3 minggu secara

partenogenesis.

Pengendalian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Membersihkan gulma maupun inang alternatif

sekitar pembibitan dan pertanaman tembakau.

b. Mencabut bibit yang terserang hama ini, biasanya

daun terlihat keriting.

c. Penyemprotan dengan insektisida, antara lain

klorpirifos 200 g/l.

Kutu putih, Bermisia tabaci (Genn.) dan

kumbang tembakau Lasioderma serricorne (F.)

Page 52: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

49

10. Kumbang tembakau, Lasioderma serricorne (F.)

Larva Lasioderma sp. memakan daun di gudang

dengan membuat lubang–lubang kecil pada daun.

Serangan yang berat menyebabkan daun tembakau

menjadi serbuk. Ulatnya berwarna putih, bengkok,

dilengkapi dengan bulu–bulu, berada di antara tumpukan

daun–daun kering. Kumbang dewasa berwarna cokelat

merah dilengkapi dengan sedikit bulu. Hama ini lama

perkembangannya 42–63 hari.

Pengendalian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Sebelum tembakau kering disimpan, gudang supaya

dibersihkan, sisa–sisa tembakau supaya dikumpul-

kan dan dibakar atau dimusnahkan.

b. Penyemprotan dengan insektisida biologi Bacillus

thuringiensis pada tembakau dan area gudang

untuk menghindari infestasi ngengat.

c. Fumigasi dengan alumunium fosfida 56 % selama

96 jam dan 72 jam diaerasi.

Page 53: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

50

Penyakit Tembakau

Penyakit di persemaian

1. Penyakit rebah kecambah

Penyakit pesemaian di lahan sawah menyerang

pangkal bibit sehingga berlekuk seperti terjepit, busuk,

berwarna cokelat, dan akhirnya bibit roboh. Apabila

dicabut kadang–kadang akar tampak putih dan nampak

sehat. Serangan pada bibit yang lebih tua atau yang

baru dipindah menyebabkan pertumbuhan tanaman

terhambat, daun menguning, layu, pangkal batang

berlekuk, busuk, berwarna coklat, dan akhirnya mati.

Penyakit rebah kecambah dan penyakit lanas bibit.

Page 54: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

51

Penyebab penyakit rebah kecambah (damping off)

adalah jamur Pythium spp. seperti P. Ultium Trow,

P. Debaryonum, dan P. Aphanidernatum (Edson)

Fitzpatrick (Lucas, 1975). Selain itu jamur Sclerotium sp.

dan Rhizoctonia sp. juga dapat menyebabkan penyakit

rebah kecambah.

Penyakit ini sesuai untuk berkembang baik pada

suhu sekitar 240C, kelembaban tinggi, pada daerah yang

drainasenya jelek, curah hujan tinggi, serta pH tanah

antara 5,2–8,5. Jamur Pythium spp. dapat bertahan di

dalam tanah maupun jaringan sisa tanaman karena

mempunyai klamidospora dan oospora berdinding tebal

(Lucas, 1975).

Pengendalian penyakit rebah kecambah dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

a. Pemilihan lahan untuk persemaian sebaiknya dekat

dengan sumber air dan sebelumna tidak ditanami

tanaman Solonaceae.

b. Pengolahan tanah untuk pembibitan sebanyak 3–4

kali dengan selang waktu 7–15 hari.

c. Penjarangan bibit dan pengaturan atap pembibitan

untuk mengurangi kelembaban.

Page 55: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

52

d. Sanitasi, mencabut tanaman sakit kemudian

dikumpulkan dan dibakar.

e. Mendisinfeksi tanah sebelum penaburan benih

dengan :

- Larutan terusi (CuSO4) 2 %, 2–3 hari pada

kedalaman 20–30 cm.

- Kapur tohor dan amonium sulfat ditabur di tanah

pembibitan kemudian disiram air (cara

Raciborski).

- Fungisida metalaksil (Ridomil 2G 4 g/m2) ditabur

di bedengan pada kedalaman 20–30 cm,

f. Penyemprotan pembibitan atau pencelupan bibit

sebelum tanam dengan fungisida :

- Ridomil MZ 58 3g/l air

- Dithane M-45, Manzate 200 2 – 3 g/l air

- Benomil (2–3 g/l air)

- Propamokarb hidroklorida 1– 2 ml/l air

2. Penyakit Lanas

Gejalanya pada bibit yang terkena lanas adalah

warna daun hijau kelabu kotor. Jika kelembaban udara

sangat tinggi, penyakit berkembang dengan cepat dan

bibit segera menjadi busuk. Penyakit ini dapat meluas

Page 56: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

53

dengan cepat, sehingga pembibitan tampak seperti

disiram air panas. Selain itu pangkal batang bibit busuk,

berwarna coklat (Gambar 36). Penyebab penyakit lanas

bibit adalah jamur Phytophora nicotianae vBdH var.

Nicotianae waterhouse yang sering disebut P. nicotianae

(Semangun, 1988). Pengendalian sama seperti

pengendalian penyakit rebah kecambah.

Penyakit di lapang

1. Penyakit lanas

Pada tanaman di lapangan biasanya gejala

pembusukan hanya terbatas pada leher akar berwarna

coklat kehitaman dan agak berlekuk. Semua daun dari

tanaman yang bersangkutan layu dengan mendadak.

Kalau pada pangkal batang dibelah, empulur tampak

mengering dan bersekat–sekat membentuk kamar.

Kadang–kadang yang “mengamar” hanya sedikit yakni

empulur yang paling bawah di antara akar tanaman.

Selain itu pada tanaman dewasa di lapangan sering

timbul infeksi pada daun sehingga terjadilah ”lanas

bercak” atau lanas daun. Bercak-bercak berwarna coklat

kehitaman dan agak kebasahan. Bercak ini cukup besar,

dengan batas yang kurang jelas, dan mempunyai cincin-

Page 57: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

54

cincin yang berwarna gelap dan terang. Bagian yang

berwarna gelap di bentuk pada malam hari, sedang yang

berwarna terang dibentuk pada siang hari. Dengan

memperhatikan banyaknya cincin dapat ditaksir umur

bercak tersebut (Semangun, 1988). Kalau daun yang

terinfeksi tidak segera dibuang bercak lanas akan

menjalar ke batang dan terjadilah lanas batang yang

dapat mematikan tanaman. Dengan demikian sering

terdapat pembusukan pada batang yang letaknya agak

jauh dari tanah.

Penyebab penyakit lanas di lapang sama dengan

di pesemaian yaitu jamur Phytophthora nicotinae vβdH

var.nicotinae Waterhouse yang seringkali di sebut

P.nicotianae (Semangun,1988). Menurut Lucas (1975)

jamur P. Nicotianae bersifat fakultatif saprofitik sehingga

dapat hidup pada sisa tanaman dan dapat bertahan

lebih dari lima tahun karena mempunyai klamidospora.

Penyakit lanas cocok berkembang di daerah beriklim

hangat dan suhu tanah antara 20-300C.

Pengendalian penyakit lanas dilakukan dengan

beberapa cara yaitu :

a. Varietas tahan lanas

Page 58: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

55

b. Pengolahan tanah sebanyak 3–4 kali dengan,

selang waktu 7–15 hari.

c. Pembuatan guludan yang tinggi sehingga drainase

lebih baik.

d. Penggunaan pupuk kandang yang telah masak atau

telah terfermentasi dengan baik.

Penyakit lanas di lapang

e. Sanitasi, mencabut tanaman sakit kemudian

dikumpulkan dan dibakar. Apabila hendak

menyulam sebaiknya tanah didisinfeksi lebih dahulu

dengan cara Raciborski.

f. Mendisinfeksi tanah pembibitan sebelum penaburan

benih dengan :

Page 59: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

56

- Larutan terusi (CuSO4) 2 %, 2–3 hari pada

kedalaman 10–20 cm.

- Kapur tohor dan amonium sulfat dicampur

dengan tanah pembibitan kemudian disiram air

(cara Raciborski)

g. Rotasi dengan tidak menanam tembakau minimal 5

tahun untuk daerah yang terserang berat atau

selama 2 tahun untuk tanah yang dapat ditanami

padi.

h. Secara kimiawi, penyemprotan pangkal batang

dengan fungisida metalaksil (58 3–5 g/l air),

mankozeb (2–3 g/l air), benomil 2–3 g/l air,

propamokarb hidroklorida, 1–2 ml/l air, dan bubur

bordo 1–2 %.

2. Penyakit layu fusarium

Pada tanaman di lapangan gejala yang terlihat

adalah daun menguning perlahan–lahan dan mengering

pada satu sisi batang. Kelayuan tidak begitu menyolok

dan pada tanaman muda berwarna pucat sampai kuning

tetapi daun tetap segar. Daun pada sisi yang terinfeksi

pertumbuhannya menjadi terhambat, tulang daunnya

melengkung karena pertumbuhannya tidak seimbang,

Page 60: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

57

dan seringkali pucuk daun tertarik ke sisi yang sakit. Bila

kulit batang dikupas maka kayu akan terlihat berwarna

coklat (Lucas, 1975; Collins dan Hawks, 1993).

Menurut Lucas (1975), penyakit layu fusarium

sangat cocok di daerah dengan suhu tanah 28–300C,

tanah lempung berpasir, dan dapat terjadi pada tanah

asam maupun tanah basa. Oleh karena itu kemungkinan

dapat timbul pada pertanaman tembakau di Bojonegoro

cukup besar.

Usaha pengendalian penyakit layu Fusarium dapat

dilakukan dengan cara :

a. Sanitasi dengan mencabut tanaman sakit kemudian

dimusnahkan.

b. Penggenangan pada tanah yang dapat ditanami

padi dapat menekan jamur Fusarium,

c. Rotasi tanaman

d. Kimiawi, dengan penyemprotan fungisida atau cara

lain seperti pada pengendalian penyakit lanas.

Untuk pengendalian dengan rotasi tanaman, agar

tidak menggunakan tanaman ubi jalar karena tanaman

ini juga rentan terhadap strain tertentu dari Fusarium

oxysporum (Collins dan Hawks, 1993).

Page 61: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

58

3. Penyakit mozaik tembakau

Tanaman yang mengalami infeksi mempunyai

daun muda yang tulang–tulangnya lebih jernih daripada

biasa (Vein Clearing). Sering bentuknya melengkung,

kalau umur daun bertambah muncul bercak–bercak

kuning yang akhirnya menjadi bercak–bercak klorotik

yang tidak teratur, sehingga daun mempunyai gambaran

mosaik. Bagian yang berwarna hijau mempunyai warna

lebih tua daripada biasa.

Pertumbuhan daun terhambat.

Patogen penyakit mozaik ini

adalah virus mosaik tembakau

(Mozaik Tobacco Virus = TMV)

yang juga dikenal dengan nama

Marmor tabaci Holmes

(Semangun, 1988). Penyakit mosaik ditularkan secara

mekanis oleh manusia, hewan, maupun kontak antara

daun tembakau.

Para pekerja atau serangga yang kontak dengan

daun sakit kemudian pindah ke daun sehat sudah

mampu menularkan virus. Demikian juga kontak antara

daun sakit dengan daun sehat akan menularkan virus

ini. TMV mempunyai inang cukup banyak, baik tanaman

Page 62: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

59

budidaya maupun gulma, antara lain : tomat, cabai,

terong, ketimun, semangka, dan rumput wedusan.

Selain berada pada tumbuhan inang, TMV dapat

bertahan selama dua tahun di dalam tanah maupun sisa

tanaman tembakau apabila tidak ada pengeringan dan

pembusukan yang sempurna. Hal ini menunjukkan

bahwa tanah bekas tumbuhan yang terserang mosaik

merupakan sumber inokulum. Tetapi apabila tanah dan

potongan akar maupun batang tembakau dikeringkan

atau terkena sinar matahari selama 5–6 bulan secara

terus menerus akan mengakibatkan TMV menjadi tidak

aktif (Lucas, 1975).

Pengendalian penyakit mosaik tembakau dapat

dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

a. Menggunakan varietas tahan (PVH09, DB101)

b. Sanitasi, mencabut tanaman sakit maupun sisa

pertanaman dan gulma kemudian dikumpulkan dan

dimusnahkan.

c. Mendisinfeksi tangan para pekerja dengan sabun

trinatrium fosfat.

Pada waktu akan digunakan, larutan induk tersebut

diencerkan dengan menambahkan tiga bagian air. Komn

(1985) menyebutkan bahwa detergen fosfat 1 % sudah

Page 63: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

60

cukup untuk membasuh tangan pekerja. Bahan lain yang

dapat digunakan juga Rinso 0,4 – 0,6 % (Hartana et al.,

1987).

4. Penyakit kerupuk

Menurut Semangun (1988), gejala penyakit

kerupuk ada tiga tipe, yaitu : 1).

Kerupuk biasa, gejalanya daun

agak berkerut dengan tepi

melengkung ke atas, tulang daun

bengkok dan menebal.

Penebalan tulang daun ini

kadang–kadang berkembang menjadi anak daun

(enasi), 2). Kerupuk jernih, gejalanya tepi daun

melengkung ke bawah, tulang daun jernih dan tidak

menebal, dan 3). Keriting, gejalanya daun sangat

berkerut dan kasar, tepi daun melengkung ke atas,

tulang daun bengkok dan menebal.

Penyebab penyakit ini adalah virus kerupuk

tembakau (Tobacco Leaf Curl Virus = TLCV) atau

disebut dengan nama Ruga tabaci Holmes (Semangun,

1988). Menurut Lucas (1975), TLCV dapat ditularkan

oleh lalat putih (Bemisia tabaci Gen) maupun dengan

Page 64: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

61

penyambungan. Penyakit ini jarang timbul di pembibitan

dan baru muncul 2–3 minggu setelah pemindahan di

lapang. Lalat putih B. tabaci lebih aktif dan banyak pada

musim kering seperti yang terjadi pada tembakau

virginia. Untuk daerah Bojonegoro yang kadang–kadang

pada musim tanam tambakau terjadi kekeringan dan

suhu udara pada siang hari lebih dari 300C, penyakit

kerupuk dapat timbul cukup banyak.

Pengendalian penyakit kerupuk ini dilakukan dengan :

a. Sanitasi, mencabut tanaman sakit maupun sisa – sisa

pertanaman dan gulma kemudian dikumpulkan dan

dimusnahkan.

b. Pengendalian vektor lalat putih B. Tabaci dengan

insektisida profenofos (1–2 ml/l air), dan imidakloprid

(0,25–0,50 ml/l air)

Page 65: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

62

V. PANEN DAN PENGANGKUTAN

A. Panen

1. DSMO = Daun Satu Mutu Olah

Keseragaman tingkat kemasakan daun yang akan

diolah dalam satu unit perajangan sangat diperlukan

agar keseragaman mutu tembakau rajangan yang

dihasilkan terjamin. Jika dalam satu widig memuat

tembakau rajangan yang berasal dari daun yang

beragam, mutunya juga akan beragam. Salah satu faktor

yang sangat diperlukan agar hasil rajangan seragam

adalah daun harus dalam satu mutu olah (DSMO).

DSMO adalah populasi daun hasil panen yang

mempunyai tanggapan (response) yang sama terhadap

perajangan dan panas matahari (Tirtosastro, 1997).

DSMO dapat diperoleh jika dalam penanaman,

panen dan persiapan pengolahan memenuhi

persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

a. Daun berasal dari tanaman satu varietas yang

disemaikan dengan cara yang sama dan menghasil-

kan bibit yang seragam kemampuan tumbuhnya.

b. Daun berasal dari posisi daun yang sama pada

batang.

Page 66: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

63

c. Daun dihasilkan dari populasi tanaman yang

mendapat pemeliharaan dan teknik budidaya yang

seragam sehingga dihasilkan daun yang seragam

kesehatan dan kesuburannya.

d. Daun berasal dari tanaman tembakau yang ditanam

pada daerah dengan iklim dan jenis tanah yang

sama.

e. Cara panen, pengangkutan, sortasi daun, waktu

pengovenan dan lain-lain dengan cara yang sama

sehingga setelah sampai di emplasemen

pengolahan diperoleh daun yang tetap seragam.

f. Daun mempunyai tingkat kemasakan yang sama

saat dipetik.

Jika didalam satu partai perajangan terdiri atas

daun yang berbeda mutu olahnya maka tanggapan

terhadap perajangan dan panas matahari saat

penjemuran akan berbeda. Akibat perbedaan tanggapan

ini akan menghasilkan perubahan biokimia selama

perajangan dan penjemuran yang merupakan proses

kiuring akan berbeda pula. Demikan juga perubahan

warna daun menjadi beragam. Akibatnya akan diperoleh

tembakau rajangan kering yang juga beragam. Makin

Page 67: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

64

tinggi keragaman daun yang diolah makin besar

keragaman tembakau rajangan yang diperoleh.

2. Kriteria Daun Tepat Masak.

Kriteria daun tepat masak secara fisik, jika daun

telah berwarna hijau kekuningan atau daun telah

menjelang berwarna kuning, pada seluruh permukaan

daunnya. Pada daun bawah, seperti daun pasir dan

daun kaki daun dipetik saat masih hijau agak

kekuningan. Jika daun bawah dipetik sudah dalam

keadaan hijau kekuningan, dalam pernjangan akan sulit

karena cepat berubah menjadi coklat. Nampaknya untuk

daun bawah yang terlalu masak, mempunyai

karakteristik fisiologis yang memungkinkan enzim-enzim

dapat bekerja dengan cepat. Sehingga dapat mengalami

perubahan warna dengan cepat. Berbeda dengan daun

atas dan pucuk yang lebih tahan dan tidak mudah

mengalami perubahan warna. Perubahan warna juga

dipercepat akibat pemotongan sel akibat perajangan

yang dapat mempertumukan enzim dan substrat didalam

sel. Pada daun tepat masak, untuk tujuan diolah menjadi

rajangan sc atau krosok fc, jika seluruh permukaan daun

sudah berwarna hijau kekuningan dan kandungan pati

Page 68: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

65

paling tinggi. Hasil penelitian di Jepang (Hiroe et al.,

1975) pati tertinggi diperoleh jika daun dipetik tepat

masak dan selanjutnya akan menurun. Gambar berikut

menunjukkan daun kurang masak, tepat masak dan

kelewat masak untuk daun tengah.

Kriteria masak secara umum dipengaruhi oleh

varietas, posisi daun pada batang, jumlah daun yang

disisakan pada batang atau dalamnya pangkasan,

kesehatan tanaman, iklim dan cuaca saat panen dan

lain-lain. Varietas DB101 dan Coker 371 GL, cenderung

berwarna kuning mulai dari daun bawah sampai daun

atas, berbeda dengan varietas Coker 86 dan hibrida

PVH09 yang cenderung lebih hijau. Demikian juga

varietas K326 yang saat ini banyak ditanam di daerah

Bojonegoro. Pada iklim basah atau banyak turun hujan,

kriteria tepat masak menjadi agak hijau, karena hujan

akan meningkatkan kandungan khlorofil

Perlakuan teknik budidaya dapat merubah bentuk

dan ukuran daun pada masing-masing posisi. Jika

tanaman tembakau mempunyai 25-27 lembar daun,

kemudian dipangkas dan disisakan 18-20 lembar atau

kurang, ukuran daun pada masing-masing posisi tidak

akan jauh berbeda.

Page 69: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

66

a. Kurang masak b. tepat masak c.Kelewat masak

Gambar. Daun masak, kurang masak

dan kelewat masak

Daun kaki yang lebih pendek dapat memanjang

dan mendekati ukuran daun tengah. Demikian juga un-

tuk daun atas. Perlakuan pupuk yang tepat jumlah dan

diberikan tepat waktu, ditunjang iklim yang baik akan

menghasilkan komposisi daun seperti yang diinginkan.

3. Kemasakan daun secara buatan

Untuk meningkatkan efisiensi usahatani kadang-

kadang diperlukan waktu panen dan waktu pengovenan

dapat dipersingkat. Daun tembakau diharapkan segera

masak, dengan jumlah daun yang masak bersamaan

lebih banyak. Misalnya jika panen normal berlangsung

Page 70: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

67

7-8 kali, diharapkan 4-6 kali sudah selesai. Sehingga

bukan 3-4 lembar daun masak seragam yang dapat

dipetik, tetapi dapat mencapai 4-6 lembar atau lebih.

Alasan lain diperlukannya panen serempak adalah untuk

meng-antisipasi akibat turunnya hujan pada musim

panen, lebih-lebih jika hujan di perkirakan akan berlanjut

lebih lama. Dalam keadaan demikian sebaiknya daun

dapat segera dipanen seluruhnya. Pada musim panen

2003, pada bulan September di Lombok Timur turun

hujan beberapa kali. Beberapa petani sempat

melakukan pemetikan dengan jumlah daun lebih banyak,

dengan maksud mengurangi resiko jika hujan terus

berlanjut.

Untuk maksud tersebut diatas, terutama di negara-

negara maju, digunakan bahan kimia penguning

(yellowing chemical). Jenis bahan kimia penguning

banyak dipakai saat ini adalah ethephon (2-

chloroethylphosphonic acid) dan gas etilen yang

disemprotkan pada daun saat menjelang panen. Selain

itu kedua komponen kimia tersebut juga digunakan

untuk mempercepat tahap penguningan didalam oven.

Pada dasarnya senyawa kimia untuk mempercepat

kemasakan daun dapat membantu mendegradasi

Page 71: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

68

khlorofil dengan cepat, sehingga daun tembakau segera

nampak kuning atau dalam keadaan sudah ”masak”.

4. Cara Pemetikan

Pemetikan daun tembakau dimulai dari bawah

keatas sesuai mulainya kemasakan daun pada batang.

Cara pemetikan yang benar dengan mematahkan

pangkal daun kearah samping, bukan kearah bawah,

agar tidak ada bagian kulit terbawa oleh gagang daun.

Pemetikan dilakukan secara bertahap sesuai tingkat

kemasakan daun. Pemetikan pertama umumnya dapat

dimulai saat tanaman berumur 60-70 hari setelah tanam.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan masaknya

daun antara lain :

a. Varietas. Varietas K326 mempunyai umur panen

sedikit lebih panjang dibanding Coker 376GL, T45

atau DB101.

b. Kondisi daerah tumbuh terutama tinggi tempat

kemungkinan berkaitan dengan perbedaan

intensitas sinar surya dan ketebalan udara

lingkungan yang da-pat mempengaruhi kecepatan

rekasi-reaksi fisiologis didalam daun. Pada daerah-

Page 72: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

69

daerah lebih dari 500 m dpl panen baru dapat

dimulai setelah tanaman berumur 70-80 hari

c. Pemberian air pengairan atau air hujan. Pemberian

air sampai dengan batas optimal akan mendorong

tanaman tumbuh optimal sehingga lebih lambat

panen.

d. Keseimbangan pupuk. Pupuk fosfat yang berlebihan

akan mempercepat kemasakan daun. Sedangkan

pupuk nitrogen ditambah kecukupan air akan

memperlambat kemasakan daun.

e. Pengerjaan tanah yang kurang sempurna, iklim

yang basah diawal tanam kemudian mengering

dengan cepat akan mendorong timbulnya lekes,

yaitu penyakit fisiologis yang berakibat kemasakan

daun menjadi sangat cepat dibanding biasanya.

Daun tepat masak yang dapat dipetik dalam satu

kali panen umumnya berkisar antara 2-4 lembar dan

daun dapat dipetik 4-7 hari sekali. Dalam satu musim

panen dapat berlangsung 5-7 minggu. Pemetikan

bertahap ternyata menunjukkan hasil dan nilai penjualan

krosok fc lebih tinggi (Collins dan Hawks, 1983). Namun

demikian kondisi iklim dan cuaca, teknik budidaya yang

digunakan dan lain-lain dapat mempengaruhi jumlah

Page 73: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

70

daun yang dapat dipetik setiap kali panen. Hujan pada

musim panen mendorong petani memetik daun lebih

banyak dengan pertimbangan menekan merosotnya

mutu lebih besar. Saat pemetikan yang paling baik

sebetulnya pada sore hari karena pada saat itu kadar

pati setinggi-tinggi-nya, dari hasil asimilasi pembentukan

pati pada pagi sampai siang hari.

Daun yang telah dipetik dikumpulkan pada ujung

barisan tanaman, dibawah tanaman tembakau yang

teduh sehingga tidak terkena panas surya langsung.

Setelah terkumpul banyak daun segera dibungkus

dengan karung goni dengan berat 25-30 kg (Gambar

berikut). Daun dapat juga dimasukkan kedalam keran-

jang. Cara membungkus daun dengan meratakan pang-

kal daun dalam ikatan karung goni. Kemudian ikatan

daun tersebut sesegera mungkin diangkut ke tempat

teduh dan di atur dengan meletakkan gagang di bagian

bawah dan usahakan jangan ditumpuk.

Gambar. Pembungkusan

daun tembakau saat

panen

Page 74: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

71

B. Pengangkutan

Penumpukan bungkusan daun setelah sampai di

tempat pengumpulan sementara sebaiknya tidak lebih

dari dua tingkat dan diatur rapi. Jika ada daun pisang

atau daun lain seyogyanya ditutupkan untuk mengurangi

panas matahari. Tutup bahan berwarna hitam

seyogyanya dihindari karena akan meningkatkan suhu

daun tembakau. Setelah jam 12.00 sebaiknya daun

sudah selesai diangkut ke emplasemen pengolahan atau

kalau masih harus menunggu pengangkutan hendaknya

tempat pengumpulan sementara harus betul-betul teduh

dan tidak terkena sinar surya langsung.

Alat pengangkut dapat menggunakan truk,

gerobak, dipikul atau angkutan yang lain. Dalam

pengangkutan hendaknya memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Bungkusan daun diatur rapi diatas bak truk atau

gerobak. Tumpukan tidak lebih dari 3 lapisan atau

setinggi 1,0-1,5 m.

b. Gunakan truk atau gerobak tertutup, antara tutup

dan tumpukan daun jika ada ruang kosong makin

baik.

Page 75: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

72

c. Jangan dicampur benda lain atau ada pekerja yang

duduk diatas tumpukan atau menginjak-injak

tumpukan daun tembakau. Kayu, bambu dan lain-

lain hendaknya diangkut terpisah, tidak sekaligus

diangkut dengan daun tembakau.

d. Jarak ke emplasemen makin dekat makin baik

sehingga tidak lebih dari satu jam perjalanan.

Menaikkan dan menurunkan bungkusan daun

hendaknya dilakukan hati-hati, tidak dilempar dan hindari

cara memegang yang dapat mengakibatkan daun sobek

atau memar. Setelah sampai diemplasemen bungkusan

daun hendaknya segera dibuka, kemudian diatur

berderet gagang dibawah dan tidak ditumpuk. Jika tidak

sempat membongkar bungkusan pada hari itu,

sebaiknya bungkusan diatur berderet dan sekali lagi

jangan ditumpuk. Selanjutnya daun segera disortasi dan

diglantang. Untuk sementara glantangan daun dapat

digantungkan pada andang dari bangunan emplasemen.

Penanaman tembakau tanpa mempertimbangkan

jarak lokasi penanaman dan lokasi pengolahan akan

merugikan mutu tembakau rajangan yang dihasilkan. Hal

ini dapat terjadi karena daun tembakau terlalu lama

Page 76: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

73

dalam perjalanan karena jarak dengan lokasi

pengolahan yang jauh. Daun tembakau akan mengalami

tekanan akibat tumpukan dalam waktu yang lama,

sehingga akan mengalami kenaikkan suhu. Kenaikkan

suhu terjadi akibat reaksi fisiologis yang berlangsung

dan panas yang keluar tertahan dalam tumpukan daun

tembakau. Akibat yang ditimbulkan mulai dari daun

menguning lebih cepat, layu karena banyak kehabisan

air, memar dan daun sehingga mutu olah menjadi

beragam. Sehingga untuk mencapai tujuan DSMO akan

cukup sulit.

a. Petani di Bojonegoro b. Angkutan dengan pick up

Gambar. Pengangkutan daun tembakau

Page 77: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

74

VI. TEKNIK PENGOLAHAN (CURING) HASIL

1. Prinsip Pengolahan

Skema pengolahan atau sering disebut

pengovenan (curing) daun tembakau virginia seperti

pada Gambar a1. Pada prinsipnya daun tembakau

dirangkai dahulu di luar oven kemudian diatur di dalam

ruang oven dengan cara digantung pada rak (rack) yang

ada di dalam oven. Bahan bakar pengovenan digunakan

minyak tanah atau kayu bakar. Akhir-akhir ini karena

pembatasan minyak tanah bersubsidi dan sulit

memperoleh kayu bakar, pemerintah mengalihkan ke

bahan bakar batubara. Bahan bakar batubara dan kayu

harus dengan pembakaran tidak langsung, karena udara

panas yang dihasilkan selain kotor juga rawan

kebakaran. Pada oven konvensional pengaturan suhu

dilakukan secara manual.

Gambar a2. adalah oven konvensional yang banyak

ditemui di daerah Bojonegoro, Mojokerto, Lombok, Bali,

dan lain-lain. Sampai dengan tahun 2010 diperkirakan

jumlah oven tradisional demikian mencapai 15.000 buah.

Dinding oven terbuat dari bahan batu bata atau kadang-

kadang dari batako dan dalam jumlah kecil ada yang

Page 78: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

75

terbuat dari gedeg. Oven dinding gedeg kadang-kadang

dilapis kertas karton sebagai isolator panas. Oven gedeg

dibuat karena alasan tidak tersedia modal cukup untuk

membuat oven dengan dinding batu bata.

Sortasi

Penyujenan Pengglantangan Naik oven

Pengovenan Turun oven

Gambar a1. Skema pengovenan daun tembakau virginia menjadi krosok fc (flue-cured)

Daun tembakau

Krosok fc

Page 79: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

76

Gambar a2. Skema oven

tradisional

Setelah daun tembakau kering, atau sering disebut

krosok fc (flue-cured) kemudian di sortasi sesuai

mutunya. Pekerjaan memilah mutu, sampai bagian

terkecil sesuai permintaan konsumen disebut grading.

Pemilahan mutu didasarkan pada Standar Nasional

Indonesia Tembakau Virginia FC yang telah disyahkan

oleh Badan Standarisasi Nasional. Masing-masing mutu

dibungkus dengan tikar glangse dengan ukuran 60 cm x

60 cm x 90 cm, berat masing-masing bal berkisar antara

40 - 60 kg. Mutu krosok makin baik mempunyai berat

makin tinggi untuk setiap ukuran bal tertentu.

2. Persiapan Pengolahan

2. 1. Sortasi dan Glantang

Sortasi adalah memisah daun hasil panen Setelah

disortasi kemudian daun tembakau diglantang dengan

Page 80: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

77

tali (Gambar a3). Cara ini lebih praktis dibanding cara

lama dengan disujen lebih dahulu kemudian diikat pada

glantang. Satu glantang memuat 120-150 lembar daun.

Tali yang digunakan dari benang atau atau tali goni.

Pengikatan harus cukup kencang agar daun yang kering

dan menyusut setelah kering tidak luruh dan jatuh saat

krosok masih berada didalam oven atau saat diturunkan

dari oven.

Gambar a3. Pengglantangan dengan diikat tali benang

2. 2. Menaikkan Glantangan Daun

Setelah pengglantangan selesai, daun segera

diatur didalam oven. Jika daun dipanen pada pagi hari

diharapkan pada jam 11.00 siang sudah terkumpul di

emplasemen pengolahan dan selanjutnya segera di

glantang. Pengaturan daun dimulai dari daun kurang

masak yang berwarna hijau di rak paling atas, daun

Page 81: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

78

masak optimal yang berwarna hijau kekuningan di rak

bagian tengah dan daun kelewat masak di rak paling

bawah.

Pada setiap kali panen, diharapkan dapat

diperoleh lebih dari 60% daun tepat masak, masing-

masing 20% daun kurang masak dan kelewat masal. Hal

ini dimaksudkan agar muatan daun mempunyai

komposisi yang baik, terkait dengan sistem distribusi

udara panas secara konveksi bebas didalam ruang

oven. Daun cacat karena memar, lamina sudah kering,

busuk dan lain-lain sebaiknya diglantang tersendiri dan

diletakkan pada rak paling bawah.

Cara mengatur daun di dalam ruang oven

mempunyai pengaruh besar terhadap mutu krosok dan

kelancaran pekerjaan pengovenan yang lain. Makin

mampat pengisian oven, terutama untuk tujuan

meningkatkan kapasitas oven, aliran udara didalam

ruang oven akan terhambat sehingga tidak merata. Jika

ada keterpaksaan harus mengisi oven lebih mampat di

perlukan tindakan khusus. Antara lain membuka ventilasi

bawah dan atas lebih luas.

Page 82: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

79

3. Pengaturan Suhu dan Kelembaban Udara

3. 1. Menurut Wanrooy

Untuk memenuhi ketentuan suhu dan kelembaban

udara pada masing-masing tahap pengovenan, Wanrooy

(1951) membuat skema pengaturan suhu dan

kelembaban seperti pada Tabel 5. Pada prinsipnya

metode Wanrooy mengikuti ketentuan tahap-tahap

pengolahan tersebut diatas dengan perubahan warna

daun sebagai tolok ukur dalam melakukan perubahan

suhu dan kelembaban udara ruang oven.

Langkah pertama dalam mengatur tahap tahap

pengovenanan adalah dengan menaikkan suhu udara

ruang oven dari suhu kamar sampai 32oC. Termometer

untuk pengamatan diletakkan di sela-sela gantungan

daun rak pertama. Ventilasi bawah dan atas ditutup

rapat. Suhu dipertahankan pada posisi tersebut sampai

daun nampak berkeringat. Jika daun telah berkeringat

suhu dinaikkan sampai 38oC, dengan kenaikkan 1,0-

1,5oC tiap jam. Suhu 38oC dipertahankan sampai lamina

daun menjadi kuning dan hanya tertinggal bagian urat-

urat daun yang berwarna hijau. Suhu kemudian dinaik-

kan menjadi 40oC dipertahankan sampai seluruh urat

Page 83: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

80

daun menjadi kuning dan tinggal bagian gagang yang

masih berwarna hijau. Pada suhu ini ventilasi dapat

dibuka separuh untuk mengurangi sebagian kandungan

air.

Selanjutnya suhu dinaikkan lagi sampai 43oC

sampai seluruh permukaan lamina daun dan gagang

daun berwarna kuning dan nampak layu. Berikutnya

suhu dinaikkan sampai suhu fiksasi 49oC dengan

kenaikan 1,0-1,5oC tiap jam. Ventilasi dibuka penuh agar

lamina daun cepat kering. Pada tahap fiksasi ini suhu

dipertahankan sampai lamina daun mengering,

berwarna kelabu dan ujungnya melengkung.

Langkah berikut adalah menaikkan suhu ke tahap

pengeringan pertama, 60oC dan ventilasi tetap dibuka

penuh. Kenaikan suhu yang dilakukan relatif pelan saja

yaitu 1oC/jam. Pada tahap pengeringan pertama ini

ditunggu sampai seluruh bagian lamina kering

sempurna. Kenampakan permukaan daun yang kelabu

kekuningan digunakan sebagai tanda bahwa lamina

daun telah kering. Selanjutnya masuk ke tahap

pengeringan kedua yaitu pengeringan gagang daun dan

suhu dinaikkan dari 60oC menjadi 72oC. Pada tahap

pengeringan gagang ini ventilasi dapat ditutup penuh

Page 84: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

81

untuk menghemat bahan bakar dan umumnya hanya

berlangsung 3-4 jam saja. Tambahan lembab selama

penutupan ventilasi oven tidak terlalu mengganggu

kecepatan pengeringan gagang. Secara garis besar

perubahan suhu dan kelembaban udara ruang oven

nampak seperti pada Lamp. 3

Selanjutnya setelah gagang mengering api

dimatikan dan semua ventilasi tetap ditutup agar krosok

dingin. Pendinginan harus dilakukan pelan-pelan agar

krosok tidak cepat kehilangan kenampakannya yang

cerah. Sehingga setelah kering, kompor dimatikan, pintu,

ventilasi dan jendela pengintai harus ditutup rapat.

Apakah pengeringan sudah cukup dapat diketahui

dengan menekuk bagian gagang daun. Jika mudah

patah, atau telah kering patah, berarti krosok telah

kering sempurna.

3. 2. Menurut Hawks

Metode pengovenan dari Hawks yang berusaha

menghasilkan krosok berwarna kuning terang dengan

kenampakan cerah, serta berusaha menyederhanakan

cara pengovenan.

Page 85: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

82

Secara sederhana, urut-urutan metode Hawks

adalah sebagai berikut (Collins dan Hawks, 1993) :

a. Setelah oven diisi penuh, naikkan suhu ruang oven

2oC/jam sampai suhu 37,8oC. Ventilasi buka

secukupnya sehingga daun berwarna kuning rata

yang selanjutnya diikuti kelayuan pada daun yang

berada pada rak paling bawah. Pada oven

tumpukan (bulk curing-barn) diperlukan bantuan

kipas untuk membuang lembab di dalam ruang oven

karena pengisian yang lebih mampat.

b. Pertahankan suhu 37,8oC sampai seluruh daun

berwarna kuning. Untuk menghindari krosok joning,

buka ventilasi secukupnya saja, dengan bukaan

ventilasi yang memberikan selisih suhu bola kering

dan bola basah 2–3oC.

c. Setelah daun kuning dan cukup layu, naikkan suhu

sampai 54,5oC dengan kenaikan 2oC/jam. Tambah

ventilasi sampai suhu bola basah mencapai 40,6oC.

Kondisi suhu bola kering dan bola basah tersebut

dipertahankan sampai dua rak daun paling bawah

mengering.

d. Naikkan suhu bola kering sampai 71,1oC dengan

kenaikan 2oC/jam dan pertahankan sampai bagian

Page 86: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

83

gagang kering. Pada periode ini luas ventilasi dapat

dikurangi dan pada akhir kiuring ventilasi ditutup

sampai krosok fc kering sempurna. Pada akhir

tahap pengeringan ini pertahankan suhu bola basah

43,3oC.

Pada pengovenan metode Hawks perlu sekali

memasang thermometer bola kering dan bola

basah, sebagai dasar untuk mengetahui apakah

perubahan suhu dan kelembaban pada setiap tahap

pengovenan sudah diperlukan. Meskipun metode

Hawks tidak menjelaskan secara rinci ukuran

ventilasi atas atau bawah, yang paling penting

adalah tingginya suhu bola kering dan selisihnya

dengan suhu bola basah.

Tujuan akhir masing-masing tahap yang paling

mudah dimengerti adalah tahap pengeringan gagang.

Krosok fc yang kering sempurna mudah diketahui dan

dipastikan setelah dicoba beberapa lembar telah kering

patah. Tetapi dua tahap pertama, masing-masing

penguningan dan pengikatan warna, relatif sulit karena

banyaknya faktor yang ikut berpengaruh didalamnya.

Page 87: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

84

4. Menurunkan dan Menyimpan Glantangan Krosok

4. 1. Batas selesai pengovenan dan kadar air keseimbangan

Setelah daun kering, yang ditandai dengan

beberapa gagang dapat dipatahkan terutama daun-daun

yang berada pada rak bagian atas, sistem pemanas

segera dimatikan dan semua ventilasi, jendela pengintai

dan ditutup rapat. Krosok fc kering patah mempunyai

kandungan air mendekati 0% dan setelah lemas

mempunyai kadar air ideal 14-18%. Krosok fc seperti

halnya produk pertanian yang lain mempunyai sifat

higroskopis. Hal ini nampak dari kadar air keseimbangan

krosok fc yang dapat menyerap air diatas 18% pada

suhu 27oC. Sehingga sangat diperlukan untuk menjaga

suhu dan kelembaban udara lingkungan agar krosok fc

berada pada kadar air ideal. Usaha menutup ventilasi

dan pintu oven selama pelemasan adalah menjaga agar

krosok fc tidak menyerap lembab berlebihan.

Menurunkan krosok fc dari oven harus dilakukan pagi-

pagi, saat krosok masih lemas, dan harus dikerjakan

cepat dan langsung ditumpuk digudang dan ditutup

rapat.

Page 88: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

85

Pada Gambar 31 tersebut diatas dapat

dimanfaatkan untuk keperluan penyimpanan krosok fc

pada kadar air keseimbangan tertentu yang diinginkan.

Jika diinginkan kadar air krosok fc sebesar 15% (basis

kering) sedangkan suhu udara luar sebesar 27oC, maka

krosok harus disimpan didalam ruang dengan

kelembaban 65-70%. Danjurkan untuk segera

membungkus krosok fc setelah berada pada kadar air

yang ideal sangat diperlukan tersebut. Kadar air

keseimbangan krosok fc berkisar antara 10-18% basis

basah, pada suhu kamar yang berkisar antara 25-30oC.

4. 2. Kadar air dan ketahanan mutu krosok fc

Krosok yang banyak menyerap uap air akan

mendorong terjadinya pencoklatan sampai pembusukan.

Krosok fc pada kadar air 20% atau lebih sangat rawan

pembusukan. Kandungan air yang tinggi akan

mendorong berkembangnya beberapa jenis mikrobia

pembusukan. Selain dihasilkan warna coklat juga terjadi

bau busuk yang menjadikan krosok fc tidak dapat

dipakai. Kandungan gula dan juga pati menjadi

penyebab berkembangnya mikrobia pembusukan.

Page 89: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

86

Pemecahan pati dan gula akan mendorong

kenaikan suhu, sehingga dalam tumpukan krosok fc,

apakah dalam bal atau masih tumpukan biasa perlu

segera dibongkar. Sehingga indikasi kenaikan suhu,

merupakan pertanda tumpukan krosok harus segera

dibongkar dan dibalik. Berbagai jenis mikrobia

pembusukan ada di alam, asal kadar air krosok dapat

dikendalikan pada angka yang tepat mikrobia tidak akan

berkembang.

Krosok fc mutu baik mempunyai kadar air

keseimbangan lebih tinggi (14-18%) dibanding krosok fc

yang tipis atau krosok fc mutu rendah (0-12%).

Nampaknya pada krosok fc mutu rendah atau krosok fc

yang tipis, mempunyai daya pegang air yang rendah.

Krosok fc yang cacat, misalnya berwarna coklat karena

terlambat naik ke suhu pengikatan warna saat

pengovenan, krosok fc dari daun yang rusak seperti

memar dan lain-lain, akan mempunyai kadar air

keseimbangan yang rendah.

Page 90: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

87

4. 3. Penyimpanan krosok sementara

Untuk menurunkan glantangan krosok dari oven

sebelumnya perlu disiapkan ruangan dengan lantai yang

kering dan tidak terkena sinar surya langsung. Selain itu,

ruang penyimpanan juga harus jauh dari genangan air,

seperti sumur, selokan atau kolam dan lain-lain.

Kelembaban relatif ruang penyimpanan yang baik,

berkisar antara 40-50%. Ruangan hendaknya tertutup

rapat untuk menghindari terpaan angin yang membawa

lembab atau terlalu kering.

Selanjutnya pasang papan palet atau gedeg tebal

sebagai alas lantai dan hamparkan tikar atau tikar

glangse diatasnya. Jika tidak ada tikar glangse dengan

alas gedeg, sudah cukup tetapi jangan menggunakan

alas dari plastik. Krosok fc yang masih dalam glantangan

yang baru diturunkan dari oven diatur rapi diatasnya dan

tutup tikar glangse dengan rapat. Lampu penerangan

jika tidak diperlukan sebaiknya dimatikan.

Page 91: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

88

5. Sortasi dan Pengebalan

5. 1. Sortasi krosok fc

Sortasi adalah kegiatan memilah-milah krosok fc

sesuai dengan mutu atau mutunya. Ada istilah lain yang

terkait dengan mutu selain sortasi adalah grading yaitu

sortasi yang menggunakan faktor posisi daun pada

batang, warna krosok fc dan kemasakan daun, sebagai

faktor pemisah. Grade akan menggambarkan karakteris-

tik asap dari krosok fc (Voges, 2000). Cara sortasi

mengikuti ketentuan pemilahan mutu yang paling seder-

hana yaitu warna, ketebalan krosok fc dan bentuk daun.

Dari bentuk dan ketebalan krosok dapat diketahui krosok

fc berasal dari posisi mana pada batang. Jika di dalam

satu oven sudah diisi daun dari satu posisi pada batang

yang sudah disiapkan sejak saat panen, pemilahan

sebenarnya tinggal dari aspek warna saja. Mengolah

daun dalam satu oven dengan daun satu mutu olah

sangat penting karena akan memudahkan dalam sortasi.

Peluang menghasilkan sortasi yang seksama akan

cukup besar jika sejak panen sudah disiapkan untuk

keperluan tersebut. Pada Gambar berikut disampaikan

skema peluang untuk menekan biaya sortasi dan

memperoleh hasil sortasi yang saksama.

Page 92: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

89

Daun Satu Mutu Olah Daun beragam

Krosok fc Krosok fc

Skema Resiko pengovenan daun beragam terhadap kegiatan sortasi

Pembagian warna pada dasarnya berkisar antara

kuning muda (lemon), kuning jingga tua (orange), kuning

mahoni (mahogany), kuning ada bercak coklat (spoty),

kelabu (slick), dan kuning kehijauan (greenish). Namun

demikian jika tercampur daun yang berbeda posisinya

pada batang, kemungkinan akan diperoleh krosok coklat

Pengovenan

4-6 ragam : hanya warna saja

6-10 ragam : warna, ukuran dan bentuk

Sortasi

Page 93: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

90

tetapi tebal dan ada yang tipis. Percampuran akan

semakin ruwet jika dalam satu oven dicampur dengan

daun dari daerah lain atau teknik budidaya yang

berbeda. Pekerjaan sortasi yang terkait dengan sistem

grading, akan terkait dengan sistem grading Mutu

Krosok dan Sistem Grading.

Gambar a4. Untingan dan mengikat untingan krosok

Setelah krosok dipilah selanjutnya diunting.

Untingan adalah bendel atau ikatan krosok satu mutu

dengan diameter pada bagian ikatan 4-5 cm dan terdiri

atas 15-20 lembar daun (Gambar a4). Jumlah daun

dalam satu unting tergantung ukuran daun, terutama

ukuran bagian gagang daun. Untuk daun tengah dan

atas yang bergagang besar jumlah lembar setiap unting

lebih sedikit dibanding daun bawah. Untuk memudahkan

pekerjaan para tenaga sortir, didepannya dipasang alat

Page 94: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

91

pembantu (Gambar a5) untuk pemisah tumpukan krosok

masing-masing mutu. Pekerjaan sortasi hanya dapat

dikerjakan oleh orang yang mempunyai ketekunan dan

tidak buta warna. Pekerjaan ini didalam sistem

kemitraan diajarkan kepada petani, terutama para

pekerja wanita, agar petani mitra dapat menyiapkan

krosok dalam keadaan sudah di sortasi dan di bal pada

saat penjualan di gudang-gudang perusahaan mitra.

Dengan demikian petani mitra dapat melaksanakan

secara penuh program agribisnis yaitu sebagai produsen

atau penanam tembakau, pengolah atau pengoven dan

distribusi atau pemasaran.

Gambar a5. Sortasi dan alat pembantu sortasi

Page 95: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

92

5. 2. Pengebalan

Hasil krosok pada masing-masing nomor sortasi

setelah dipilah dan diunting selanjutnya di bal dengan

berat dan ukuran tertentu. Pengebalan adalah memam-

patkan krosok pada ukuran tertentu dan berat tertentu

menggunakan alat press yang selanjutnya dibungkus

dengan tikar glangse. Ukuran dan berat bal lebih banyak

mengikuti ketentuan dalam perdagangan. Perusahaan

mitra sebagai calon pembeli akan menetapkan ukuran

dan berat bal. Umumnya setiap bal mempunyai panjang

70cm, lebar 40 cm dan berat 40-80 kg. Krosok yang

berasal dari daun lebih bawah atau daun mutu lebih

rendah umumnya hanya mempunyai berat 40-50 kg tiap

bal. Posisi daun makin keatas atau krosok makin baik,

berat setiap balnya akan makin besar dan umumnya

mempunyai berat 70-90 kg tiap bal.

Cara pengebalan dimulai dengan mengatur daun

tembakau yang telah diunting didalam kotak alat pres

(Gambar a6). Selanjutnya gagang pres diputar kekanan

sehingga papan pres menekan kebawah, sampai ukuran

yang diperlukan diperoleh. Jika ukuran yang diinginkan

belum diperoleh, pekerjaan pengepresan diulang

kembali dengan menambahkan atau mengurangi

Page 96: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

93

untingan krosok yang sudah diatur didalam kotak. Pada

pengebalan terakhir jika jumlah krosok tidak memenuhi

berat yang diinginkan, ukuran bal boleh lebih kecil dari

yang seharusnya.

Pada saat ini telah berkembang cara pengebalan tanpa

dibungkus (open-bill). Nampaknya cara ini terkait usaha

penyederhanaan penangangan krosok, khususnya

menjelang penetapan mutu (grading) dalam transaksi

penjualan dan proses lanjutan dalam pengeringan ulang

(redrying), penghilangan gagang (threshing) dan lain-

lain.

Gambar a6. Cara pengebalan

Pada transaksi digudang pembelian bal krosok harus

dibuka bungkusnya, kemudian diperiksa lapis demi lapis

oleh grader.

Page 97: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

94

.

Gambar a7. Bal tertutup tikar glangse dan terbuka (open-bill)

Hal ini dimaksudkan agar penetapan mutu krosok lebih

saksama. Namun demikian, penyiapan dalam bentuk bal

terbuka, terdapat beberapa kelemahan disamping

beberapa keuntungan tersebut. Pada Gambar a7

disampaikan bentuk bal tertutup dan bal terbuka dalam

transaksi di gudang pembelian

Page 98: KATA PENGANTAR - distan.lomboktimurkab.go.iddistan.lomboktimurkab.go.id/downlot.php?file=45Budidaya Tembakau Virginia.pdf · - Hama tembakau dan pengendaliannya ..... 33 - Penyakit

95

Daftar Pustaka

Lucas, G. B. 1975. Disease of tobacco. Third edition

Biology Consortium Association, Raleygh, North

Carolina State University. 621p.

Tirtosastro, S. 1985. Pengolahan tembakau rajangan

sun-cured. Lembaga Penelitian Tanaman Industri

Cabang Wilayah II Malang.

Tirtosastro, S. 1998. Sortasi dan grading tembakau

virginia. Monograf Balittas No. 3. Balai Penelitian

Tembakau dan Tanaman Serat Malang. Balai

Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat

Malang.

Tirtosastro 1983. Penyelesaian fase penguningan

tembakau virgnia yang telah mengalami

pemeraman. Thesis S2. Fakultas Teknologi

Pertanian, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Tirtosastro, S., Gatot Kartono dan Suharto. 2004.

Pengelolaan tembakau virginia di daerah

pengembangan baru Kabupaten Blitar.

Kerjasama Penelitian Badan penelitian dan

Pengembangan pertanian dan PT. Sadana

Arifnusa.