14
Tanah dasar merupakan pendukung dari lapisan struktur perkerasan jalan, karena itu tanah dasar (sub grade) harus mempunyai daya dukung tanah yang baik pula. Untuk itu kekuatan daya dukung tanah di Kabupaten Semarang harus diketahui, terutama pada ruas jalan yang akan direncanakan. Penyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di analisa sehingga didapatkan nilai CBR rencana. Nilai CBR ini akan digunakan untuk merencanakan tebal perkerasan jalan. IV - 1

KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

Tanah dasar merupakan pendukung dari lapisan struktur perkerasan jalan, karena itu tanah

dasar (sub grade) harus mempunyai daya dukung tanah yang baik pula. Untuk itu kekuatan

daya dukung tanah di Kabupaten Semarang harus diketahui, terutama pada ruas jalan yang

akan direncanakan.

Penyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk

mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di analisa sehingga

didapatkan nilai CBR rencana. Nilai CBR ini akan digunakan untuk merencanakan tebal

perkerasan jalan.

Dari hasil CBR di lapangan tersebut didapat data-data tanah pada ruas jalan yang

direncanakan.

4.1. PENDAHULUAN

Berdasarkan permintaan dari pihak Konsultan Perencana kepada Laboratorium

Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, maka penyelidikan

tanah tersebut telah dilaksanakan pada Bulan Agustus 2011.

Jenis dan Volume penyelidikan tanah yang dilkakukan sesuai dengan Permintaan Konsultan

Perencana meliputi Pekerjaan sondir sebanyak 2 (dua) titik, Hand Bor 6 (enam) titik, CBR

MOLD 5 titik, Proctor.

IV - 1

Page 2: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

4.2. Tujuan

Tujuan penyelidikan tanah adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi lapisan

tanah dan parameter tanah. Hasil penyelidikan tanah akan digunakan oleh konsultan

perencana untuk keperluan desain. Dengan adanya data tanah yang memadai diharapkan

hasil desain dapat optimal. baik dalam penentuan jenis pondasi, jenis konstruksi maupun

metode pelaksanaan konstruksinya, yang pada gilirannya dapat dihasilkan perencanaan

bangunan yang aman, handal dan ekonomis.

4.3. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metodologi PenyelidikanPekerjaan penyelidikan tanah yang dilaksanakan meliputi penyelidikan di lapangan

(site), analisis data lapangan dan rekomendasi berdasar uji lapangan tersebut.

1) Pelaksanaan Uji Sondir (CPT)Titik lokasi yang di lakukan uji sondir sebanyak 2 (dua) titik, adapun lay out titik

penyelidikan terlampir.

Pekerjaan sondir dilaksanakan dengan menggunakan sondir mekanis type Dutch

Cone Penetrometer kapasitas 2,5 ton dengan tahanan conus maximum, qc = 250

kg/cm2,

alat sondir yang digunakan untuk penyelidikan tanah di lapangan ditampilkan pada

gambar dibawah ini.

.

Gambar 4. 1 Sondir mekanis kapasitas 2,5 ton.

Posisi biconus pada saat pelaksanaan uji sondir di lapangan dapat dilihat pada

Gambar dibawah ini.

IV - 2

Page 3: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

Gambar 4. 2 Posisi biconus saat pelaksnaan uji sondir.

Data langsung yang diperoleh dari uji sondir adalah perlawanan conus (conus Resistence, qc) dan perlawanan total (fc+qf) yaitu perlawanan conus dan perlawanan

gesek (friction, qf). Analisis dari kedua data tersebut akan diperoleh data tahanan

conus (qc), lokal friction (fs), total friction (ft) atau jumlah hambatan pelekat (JHP),

dan friction Ratio (FR) yang merupakan ratio antara lokal friction dengan tahanan

conus yang dinyatakan dalam prosen. Nilai qc, ft, fs dan FR ditampilkan dalam grafik

hasil penyelidikan sondir dengan interval pembacaan tiap 20 cm kedalaman.

Rangkuman nilai qc hasil pelaksanaan uji sondir ditampilkan pada Lampiran

Data tahanan ujung, qc hasil kedua titik uji sondir dan kedalaman ujinya terhadap

masing-masing permukaan tanah setempat (MTS) saat dilakukan penyelidikan,

ditampilkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4. 1 Data hasil pelaksanaan uji sondir

2) Pelaksanaan pengeboran

Pekerjaan pengeboran dilakukan dengan bor tangan (Hand Auger). Jumlah titik bor

sebanyak 6 titik , yakni BT- I, BT-II, BT-III, BT-IV, BT-V dan BT-VI (Lay out titik bor

dapat dilihat di Lampiran).

IV - 3

Page 4: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

Tanah hasil pengeboran diamati untuk mengetahui jenis dan kondisi lapisan tanah.

Pelaksanaan pengeboran juga digunakan untuk mengetahui kedalaman muka air

tanah (MAT) serta untuk pengambilan sample tanah sesuai kedalaman yang

dikehendaki. Rangkuman diskripsi jenis dan kondisi lapisan tanah ditampilkan pada

Bor Log terlampir.

3) Sampling

Sample tanah diambil dengan tabung sample pada kedalaman bervariasi antara 1,00

– 1,50 meter, dan 2,50–3,00 meter dari muka tanah setempat, sample yang diambil

selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diselidiki sifat-sifat tanahnya (soil

properties) baik sifat fisis maupun sifat mekanisnya.

4) Pekerjaan Laboratorium

Pekerjaan penyelidikan yang dilakukan di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat

dari contoh tanah yang diambil melalui sample tak terganggu (undistrubed) dan atau

terganggu (distrubed). Sifat tanah tersebut meliputi sifat fisis dan sifat mekanis.

Parameter tanah hasil penyelidikan di laboratorium antara lain meliputi:

a. Spesifik grafity (Gs)

b. Bulk density (b), Dry density (d)

c. Water content (w)

d. Atteberg limits (LL, PL, PI)

e. Distribusi ukuran butiran (d10, d30 , d60 ,dn)

f. Cohesi tanah (c) dari uji Direct shear test

g. Sudut gesek dalam (), dari uji Direct shear test.

h. Dan lain-lain, yakni parameter yang dapat ditentukan berdasarkan parameter

- parameter tersebut di atas.

4.4. Analisa Daya Dukung Tanah1) Pendahuluan

Analisis Daya dukung tanah meliputi analisis berdasarkan data laboratorium dan data sondir

serta analisis penurunan (sattlement). Tujuan analisis struktur daya dukung tanah dari hasil

penyelidikan tanah adalah untuk mendapatkan daya dukung tanah untuk keperluan desain

konstruksi bawah (pondasi).

IV - 4

Page 5: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

2) Analisis Daya Dukung Tanah (DDT) pondasi dangkal berdasar data laboratorium

Analisis Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi dangkal didasarkan rumus

Terzaghi yang dikombinasi dengan metoda Brinch Hansen untuk faktor bearing kapasitasnya.

Formula daya dukung tanah untuk pondasi dangkal adalah sebagai berikut:

a. Pondasi lajur:

qu = c.Nc + .D + q0).Nq + 0,5. .B.N ............................................. ( 1 )

b. Pondasi persegi:

qu = 1,3.c.Nc + .D.Nq + 0,4. .B.N ................................................ ( 2 )

b. Pondasi lingkaran:

qu = 1,3.c.Nc + .D.Nq + 0,3. .B.N ................................................ ( 3 )

c. Pondasi persegi panjang

qu = 1,3.c.Nc (1+0,3 B/L) + .D.Nq + 0,5. .B.N.(1-0,2.B/L) .......... ( 4 )

Dengan,

qu = daya dukung tanah ultimate (kg/cm2)

qo = beban merata diatas permukaan (kg/cm2)

c = kohesi (kg/cm2 )

B = lebar pondasi (m)

D = kedalaman dasar pondasi (m)

L = Panjang pondasi (m)

Nc, Nq, N = faktor bearing kapasitas, besarnya tergantung nilai sudut

gesek dalam )

Tabel perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi dangkal berdasar data

laboratorium ditampilkan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 4. 2 Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi dangkal berdasar data laboratorium dengan lebar atau diameter = 1m

IV - 5

Page 6: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

3) Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi tiang (pile Foundation)Berdasarkan hasil sondir, maka dapat dihitung daya dukung tanah untuk pondasi

tiang yang direncanakan. Daya dukung anah untuk pndasi tiang secara umum

merupakan daya dukung yang diperoleh akiba point bearing dan friction yang terjadi

pada keliling luar sepanjang pondasi yang bersentuhan dengan tanahnya, atau dapat

ditampilkan dalam rumus sebagai berikut :

1. Akibat tahanan ujung (point bearing) :

Qb =Ab .qcFS1 ...............................................................................................(5)

2. Akibat tekanan gesek (friction)

Qf =f s.O .LFS2 .............................................................................................(6)

Dari persamaan 5 dan 6, maka daya dukung tanah total (Q) aalah sebagai berikut

:

Q = Qb + Qf.................................................................................................(7)

Dengan,

Ab = luas penampang ujung tiang (cm2)

IV - 6

Page 7: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

Qc = nilai tahanan conus (Kg/cm2)

fs = nilai tahanan friksi (Kg/cm2)

O = keliling tiang (cm’)

L = panjang tiang (cm’)

Q = daya dukung tanah total (kg)

FS1, FS2 = factor keamanan, masing-masing bernilai 5 dan 6

Tabel 4. 3 Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi tiang berdasarkan sondir

4.5. KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penyelidikan tanah telah diperoleh dari pekerjaan sondir di lapangan. Kesimpulan dan

saran berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Berdasarkan analisi data sondir dilapangan, maka sampai kedalaman 3,40 meter (S-1),

2,60 (S-2) telah tanah yang relative keras. Nilai conus (tahanan ujung titik sondir) dan

total friction (hambatan pelekat) dari Muka Tanah Setempat (MTS) pada saat dilakukan

penyelidikan tanah adalah,

a. Tahanan ujung titik sondir S-1, qc = 200 kg/cm2 dan S-2 qc = 200 kg/cm2,

b. Total hambatan pelekat, ft untuk S-1 = 428 kg/cm’, dan S-2 = 338 kg/cm’.

2. Perencanaan pondasi dengan menggunakan pondasi dangkal, maka kemampuan dukung

tanah dapat mengacu Tabel 2 yang di analisis berdasarkan data laboratorium.

3. Untuk beban yang relatif cukup besar, disarankan menggunakan pondasi tiang (tiang

pancang, mini plie), yang ujung pondasinya mencapai lapisan tanah kerasnya atau

lapisan yang telah mampu mendukung beban yang direncanakan.

4. Hasil test hanya berlaku untuk titik yang diselidiki, untuk posisi titik yang lain, perlu diamati

pada saat pelaksanaan pekerjaan pembangunan, kemudian di bandingkan dengan ttik

yang diselidiki, apakah titik yang bersangkutan dapat di samakan atau dianaloqkan

dengan titik yang diselidiki tersebut.

IV - 7

Page 8: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

5. Daya dukung tanah untuk pondasi tiang pada Tabel 3 tersebut di atas, dianalisis

berdasarkan tahanan ujung (point bearing) dan gesekan selimut (friction), serta masih

merupakan daya dukung tanah untuk pondasi tiang tungggal, untuk tiang group perlu

diperhitungkan effisiensi.

6. Kemampuan dukung hasil analisis didasarkan pada kemampuan tanah, untuk

kemampuan pondasi berdasar material yang digunakan perlu dievaluasi oleh perencana

struktur yang bersangkutan.

4.6. REFFERENSI

Coduto, D.P., ( 1994), Foundation Design Principles and Practices, Prentice-Hall, New Jersey.

Das, B.M., (1985), Principles of Geotechnical Engineering, PWS Publisher, London.

NAVFAC, (1971), “Design Manual: Soil Mechanics, Foundations and Earth Structures”, US Naval Publications and Form Centre, Philadelphia.

Rahardjo, P.P.,(1994), “In Situ Test”: Interpretasi Parameter Tanah berdasarkan Hasil Uji Sondir”, Pusat pelatihan MBT: Short course, Bandung.

Shirley LH, (1985), “Geoteknik dan Mekanika Tanah : Penyelidikan Lapangan & Laboratorium”, Nova, Bandung.

Terzaghi, K., Peck, R.B.,(1991), Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa, Jilid kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Weltman, A.J., Head, J.M., (1981), Site Investigation Manual, Ciria, London.

IV - 8

Page 9: KATA PENGANTAR · Web viewPenyelidikan tanah yang dilakukan adalah metode Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mengetahui nilai CBR tanah setempat. Data CBR yang ada kemudian di

BAB 4 PENYELIDIKAN TANAH4.1. PENDAHULUAN.............................................................................................14.2. Tujuan................................................................................................................24.3. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metodologi Penyelidikan.................................24.4. Analisa Daya Dukung Tanah.............................................................................54.5. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................84.6. REFFERENSI....................................................................................................9

Tabel 4. 1 Data hasil pelaksanaan uji sondir...............................................................4Tabel 4. 2 Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi dangkal.............................6Tabel 4. 3 Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi tiang berdasarkan sondir..8

Gambar 4. 1 Sondir mekanis kapasitas 2,5 ton.............................................................3Gambar 4. 2 Posisi biconus saat pelaksnaan uji sondir................................................3

IV - 9