37
Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi MODUL SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Air dan Konstruksi 2017 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i No. Modul : 03

KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

MODUL SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI

Badan Pengembangan Sumberdaya ManusiaPusat Pendidikan dan Pelatihan Sumberdaya Air dan Konstruksi

2017

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i

No. Modul : 03

Page 2: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat karunia-Nya sehingga Modul Sistem Manajemen K3 Konstruksi yang merupakan salah satu dari 12 modul yang disusun oleh PT. Bumi Harmoni Indoguna dan DR. Drs. Permadi Mulajaya, MSi, MPd sebagai Ketua Tim sehingga dapat disusun sesuai target waktu yang ditentukan.

Sejalan dengan upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional khususnya dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), maka Pusdiklat SDA dan Konstruksi Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) menetapkan strategi peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM di lingkungan Kementerian PUPR melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat).

Guna meningkatkan kompetensi manajerial dan teknis SDM ASN Ke-PU-an di bidang pantai, Pusdiklat SDA dan Konstruksi sesuai tugas fungsinya akan terus melaksanaan diklat pengawasan pelaksanaan pantai dasar. Salah satu upaya mendukung diklat tersebut, melalui penerbitan Modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar.

Kehadiran modul ini memiliki nilai strategis karena menjadi acuan dalam proses pembelajaran, sehingga kebijakan pembinaan Diklat yang berupa standarisasi penyelenggaraan Diklat dapat diwujudkan. Oleh karena itu, modul ini dapat membantu fasilitator Diklat dalam mendisain pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta Diklat; membantu pengelola dan penyelenggara Diklat dalam penyelenggaraan Diklat; dan membantu peserta Diklat dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk maksud inilah maka dilakukan penyusunan modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar yang meliputi substansi dan format.

Disadari bahwa perkembangan lingkungan strategis berlangsung lebih cepat khususnya terhadap dinamika pengawasan pelaksanaan pantai. Oleh karena itu, kami harapkan bahwa dalam rangka menjaga kualitas modul ini, peranan fasilitator Diklat dan peserta Diklat juga dibutuhkan. Konkritnya, fasilitator Diklat dapat melakukan penyesuaian dan pengembangan terhadap isi modul, sedangkan peserta Diklat dapat memperluas bacaan yang relevan dengan modul ini, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dinamis, interaktif dan aktual.

Selamat memanfaatkan modul Pelatihan Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar ini. Semoga melalui modul Pengawasan Pelaksanaan Pantai Dasar, kompetensi peserta Diklat dapat tercapai.

Bandung, September 2017

KEPALA PUSAT

DIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi i

Page 3: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI ii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL....................................................................................iv

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2. Deskripsi Singkat...........................................................................................................1

1.3. Hasil Belajar..................................................................................................................1

1.4. Indikator Hasil Belajar...................................................................................................1

1.5. Materi Pokok.................................................................................................................2

MATERI 01 UNDANG-UNDANG NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI...................................................................................................3

2.1. Pengantar......................................................................................................................3

2.2. Ketentuan Umum..........................................................................................................3

2.3. Kewenangan.................................................................................................................4

2.4. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan...............................4

2.5. Rangkuman...................................................................................................................5

MATERI 02 PERMEN PU NOMOR 05/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN SM K3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM................................................7

3.1. Pengantar......................................................................................................................7

3.2. Ketentuan Umum..........................................................................................................7

3.3. Penerapan SM K3 Konstruksi.......................................................................................8

3.4. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang...................................................................10

3.5. Biaya Penyelenggaraan Penerapan SM K3 Konstruksi..............................................11

3.6. Rangkuman.................................................................................................................12

MATERI 03 PERMEN PU NOMOR 04/PRT/M/2009 TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)..................................................................................................13

4.1. Pengantar....................................................................................................................13

4.2. Ketentuan Umum........................................................................................................13

4.3. Penerapan SMM.........................................................................................................14

4.4. Pengelola SMM...........................................................................................................14

4.5. Rangkuman.................................................................................................................15

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi ii

Page 4: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

P E N U T U P16

5.1. Kesimpulan..................................................................................................................16

5.2. Tindak Lanjut...............................................................................................................16

LEMBAR LATIHAN................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

GLOSARIUM ........................................................................................................................19

KUNCI JAWABAN.................................................................................................................20

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii

Page 5: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. INDIKATOR HASIL BELAJARa. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Undang-Undang

Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi b. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Permen PU Nomor

05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;c. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Permen PU Nomor

04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu

B. HASIL YANG DIHARAPKAN Setelah membaca dan mempelajari modul pelatihan pengetahuan teknik pantai ini peserta mampu memahami, menerapkan dan mengatualsiasikan peraturan-peraturan terkait pantai pada kegiatan pengawasan pelaksanaan pantai dalam organisasi atau unit kerja dimana peserta bekerja.

C. ALOKASI WAKTU 4 JP ( @45 M x 4 Jp = 180 Menit)

D. METODE PENYAMPAIANCeramah, Curah pendapat, Diskusi, dan Tanya Jawab

E. MEDIA Bahan bacaan Flip chart Bahan presentasi Kertas HVS dan spidol (kecil) Metaplan

F. KEGIATAN TRAINING : Presentasi dan Tanya Jawab1. Pendahuluan

a. Pelatih membuka dengan salam dilanjutkan perkenalan diri dengan menyebutkan Nama, Jabatan, Asal Instansi dan nomor telepon.

b. Pelatih menyampaikan seluruh rangkaian dalam modul ini dan menyampaikan indikator keberhasilan pembelajaran.

c. Pelatih mengingatkan pada peserta bila dalam meyajikan materi ada yang kurang jelas dapat menyela dan bertanya..

d. Materi disampaikan dengan jelas, sistematis dan terstruktur.2. Penyajian

a. Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iv

Page 6: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

1). Pelatih menjelaskan beberapa ketentuan umum yang termuat dalam UU No 2 Tahun 2017

2). Pelatih menjelaskan kewenangan yang termuat dalam UU No 2 Tahun 2017

3). Pelatih menjelaskan dan mendiskusikan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan yang termuat dalam UU No 2 Tahun 2017

4). Pelatih menanyakan pada peserta apakah ada hal-hal yang kurang dipahami dari pembahasan UU No 2 Tahun 2017

b. Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;

1) Pelatih menjelaskan beberapa ketentuan umum dalam Permen PU No. 5 Tahun 2014

2) Pelatih menjelaskan Tujuan dari diterbitkannya Permen PU No. 5 Tahun 2014

3) Pelatih menerangkan bagaimana menerapkan SM K3 Konstruksi4) Pelatih menerangkan bagaimana menerapkan SM K3 Pada Tahap Pra

Konstruksi5) Pelatih menanyakan apakah materi yang disampikan ada yang belum

atau kurang dipahami6) Pelatih menerangkan bagaimana penerapan SMK3 Pada Tahap

Pelaksanaan Konstruksi7) Pelatih menjelaskan bagaimana menerapkan SMK3 Pada Tahap

Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan 8) Pelatih menjelaskan Biaya Penyelenggaraan Penerapan SM K3

Konstruksi 9) Pelatih melontarkan beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh peserta

c. Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu

1) Pelatih menyampaikan pengantar dari Permen PU No 04 Tahun 20092) Pelatih menerangkan beberapa ketentuan Umum yang terumuat

dalam Permen PU No 04 Tahun 20093) Pelatih menerangkan bagaimana penerapan SMM dalam kegiatan

konstruksi4) Pelatih menerangkan bagaimana pengelolaan SMM5) Pelatih melontarkan beberapa pertanyaan pada peserta terkait materi

Permen PU No 04 Tahun 20093. Penutup

a. Pelatih mengharapkan peserta untuk meluangkan waktu membaca beberapa peraturan diatas secara seksama guna meningkatkan pengetahuan.

b. Pelatih mengharapkan peraturan-peraturan yang ada tersebut dijadikan pijakan dalam melakukan aktivitas kegiatan.

c. Pelatih mengakhiri sesi ini dengan memberikan salam.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi v

Page 7: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

PENDAHULUAN

Nama Pelatihan : PENGAWASAN PELAKSANAAN PANTAI TINGKAT DASAR

Mata Pelatihan : SM K3 Konstruksi

Jumlah Sesi : 3 Sesi

Waktu : 4 JP ( @45 M x 4 Jpl = 180 Menit)

1.1. Latar Belakang

Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengopererasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan- kembali suatu bangunan.

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga kerja, terkait tata lingkungan setempat dan pengeroraan lingkungan hidup daLm penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.

1.2. Deskripsi Singkat

Mata Pelatihan ini membahas pengetahuan tentang Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, dan Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu, dengan melalui berbagai metode seperti ; Ceramah, Brainstorming, Diskusi, dan Tanya Jawab. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuan menerakan dan mengaktualisasikan materi kedalam kegiatan pengawasan pelaksanaan pantai secara bertanggungjawab dan profesional.

1.3. Hasil Belajar

Setelah membaca dan mempelajari modul pelatihan sistem manajemen K3 ini peserta mampu memahami, menerapkan dan mengatualsiasikan peraturan-peraturan terkait SM K3 pada kegiatan pengawasan pelaksanaan pantai dalam organisasi atau unit kerja dimana peserta bekerja.

1.4. Indikator Hasil Belajar

Indikator-indikator hasil belajar adalah :

1. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1

Page 8: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

2. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai

3. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu, dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai.

1.5. Materi Pokok

Materi pokok yang dibahas pada modul Pengetahun SM K3 Konstruksi ini adalah :

4. Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi 5. Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang

Pekerjaan Umum;6. Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu

MATERI 01Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2

Page 9: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

UNDANG-UNDANG NOMOR 02 TAHUN 2017

TENTANG

JASA KONSTRUKSI

Setelah membaca dan mempelajari modul ini, peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan

Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai

2.1. Pengantar

Penguatan sumber daya manusia Jasa Konstruksi dalam rangka menghadapi persaingan global membutuhkan penguatan secara regulasi. Undang-Undang ini mengatur mengenai klasifikasi dan kualifikasi; pelatihan tenaga kerja konstruksi; sertifikasi kompetensi kerja; registrasi pengalaman profesional; upah tenaga kerja konstruksi; dan pengaturan tenaga kerja konstruksi asing serta tanggung jawab profesi.

Dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pemerintah Pusat melakukan pembinaan yang mencakup penetapan kebijakan, penyelenggaraan kebijakan, pemantauan dan evaluasi, serta penyelenggaraan pemberdayaan terhadap Pemerintah Daerah. Selain itu diatur tentang pendanaan, pelaporan, dan pengawasannya. Untuk menyediakan data dan informasi yang akurat dan terintegrasi dibentuk suatu sistem informasi Jasa Konstruksi yang terintegrasi dan dikelola oleh Pemerintah Pusat.

2.2. Ketentuan Umum

Pasal 1

1. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi.

2. Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan.

3. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.

4. Usaha Penyediaan Bangunan adalah pengembangan jenis usaha jasa konstruksi yang dibiayai sendiri oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerja sama untuk mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan, dan/atau meningkatkan kemanfaatan bangunan.

5. Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang menggunakan layanan Jasa Konstruksi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3

Page 10: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

6. Penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi.

7. Sub penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi kepada Penyedia Jasa.

8. Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

9. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Pasal 3

d. menata sistem Jasa Konstruksi yang mampu mewujudkan keselamatan publik dan menciptakan kenyamanan lingkungan terbangun;

2.3. Kewenangan

Pasal 4

Pemerintah Pusat bertanggung jawab atas:

c. terselenggaranya Jasa Konstruksi yang sesuai dengan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan;

Pasal 5

B. Untuk mencapai tujuan, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan:

a. mengembangkan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

b. menyelenggarakan pengawasan penerapan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh badan usaha Jasa Konstruksi;

Pasal 6

(3) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah memiliki kewenangan menyelenggarakan pengawasan penerapan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh badan usaha Jasa Konstruksi kualifikasi kecil dan menengah.

2.4. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan

Pasal 59

(1) Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4

Page 11: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

(2) Dalam memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa harus memberikan pengesahan atau persetujuan atas:

a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;

b. rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau pembangunan kembali;

c. pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau pembangunan kembali;

d. penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi; dan/atau

e. hasil layanan Jasa Konstruksi.

(3) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

a. standar mutu bahan;

b. standar mutu peralatan;

c. standar keselamatan dan kesehatan kerja;

d. standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;

e. standar mutu hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi;

f. standar operasi dan pemeliharaan;

g. pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. standar pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh menteri teknis terkait sesuai dengan kewenangannya.

(5) Dalam menyusun Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk setiap produk Jasa Konstruksi, menteri teknis terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memperhatikan kondisi geografis yang rawan gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun.

2.5. Rangkuman

Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan.

Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengopererasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan- kembali suatu bangunan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5

Page 12: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga kerja, terkait tata lingkungan setempat dan pengeroraan lingkungan hidup daLm penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6

Page 13: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

MATERI 02

PERMEN PU NOMOR 05/PRT/M/2014

TENTANG

PEDOMAN SM K3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Setelah membaca dan mempelajari modul ini, peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan

Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai

3.1. Pengantar

Dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan kontruksi, maka penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi syarat-syarat tentang keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi. K3 sangat diperlukan bagi para pelaku di dunia konstruksi agar pekerjaan yang berjalan tercipta keselamatan dan kesehatan terhadap semua tenaga kerja. 

Bidang konstruksi adalah salah satu bidang pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi bagi para tenaga kerja. Penerapan sistem K3 atau keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan kontraktor merupakan keharusan. Baik kontraktor dengan grade rendah ataupun grade tinggi.

Beberapa kasus yang terjadi di proyek besar memang selalu terjadi kecelakaan tenaga kerja, namun dengan penerapan sistem K3 ini mampu mengurangi jumlah kecelakaan di Proyek. Sistem K3 di proyek harus benar-benar diterapkan dan menjadi pedoman bagi seluruh orang yang bergerak dibidang konstruksi. 

Di dunia proyek sendiri saat ini sudah banyak tersedia sub kontraktor K3 atau keselamatan dan kesehatan kerja. Subkon tersebut bertugas melakukan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran kepada tenaga kerja yang tidak mematuhi peraturan K3 di proyek tersebut. 

3.2. Ketentuan Umum

Pasal 1

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.

b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang selanjutnya disingkat SM K3 Konstruksi Bidang PU adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7

Page 14: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

c. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup bangunan gedung, bangunan sipil, instalasi mekanikal dan elektrikal serta jasa pelaksanaan lainnya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain dalam jangka waktu tertentu.

d. Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU, dibuktikan dengan surat keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU

e. Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.

f. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.

g. Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.

h. Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan mengendalikan risiko

i. Monitoring dan Evaluasi K3 Konstruksi yang selanjutnya disingkat Monev K3 Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Penyelenggaraan K3 Konstruksi yang meliputi pengumpulan data, analisa, kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan K3 Konstruksi

3.3. Penerapan SM K3 Konstruksi

Pasal 4

(1) Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum wajib menerapkan SM K3 Konstruksi Bidang PU.

(2) SMK3 Konstruksi Bidang PU meliputi:

a Kebijakan K3;

b Perencanaan K3;

c Pengendalian Operasional;

d Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan

e Tinjauan Ulang Kinerja K3.

(3) SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diterapkan pada tahapan sebagai berikut:

a Tahap Pra Konstruksi:

1. Rancangan Konseptual, meliputi Studi Kelayakan/Feasibility Study, Survei dan Investigasi;

2. Detailed Enginering Design (DED);

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8

Page 15: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

3. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

b. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Procurement); c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi; dan d. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan.

Pasal 5

(1) Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan berdasarkan potensi bahaya.

(2) Potensi bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan menjadi:

a. Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);

b. Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau nilai kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah).

Pasal 5

Penerapan SM K3 Pada Tahap Pra Konstruksi

(1) Rancangan Konseptual (Studi Kelayakan, Survei dan Investigasi) wajib memuat telaahan aspek K3.

(2) Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib:

a. mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta pengendaliannya pada penetapan kriteria perancangan dan pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi dan Pemeliharaan;

b. mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan, sesuai dengan Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi pada Lampiran 1;

(3) Penyusunan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa wajib memuat:

a. potensi bahaya, jenis bahaya dan identifikasi bahaya K3 Konstruksi yang ditetapkan oleh PPK berdasarkan Dokumen Perencanaan atau dari sumber lainnya;

b. kriteria evaluasi untuk menilai pemenuhan persyaratan K3 Konstruksi termasuk kriteria penilaian dokumen RK3K.

Pasal 9

Penerapan SMK3 Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

(1) RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi/Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK dengan menggunakan Format pada Lampiran 2.

(2) RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9

Page 16: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

(3) Dalam hal pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh beberapa Penyedia Jasa dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO), Pemimpin KSO harus menetapkan Kebijakan K3 Konstruksi yang berlaku untuk seluruh Penyedia Jasa.

(4) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuaian dalam penerapan RK3K dan/atau perubahan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau ulang dan disetujui oleh PPK.

(5) Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan dan triwulan), yang menjadi bagian dari laporan pelaksanaan pekerjaan.

(6) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja kepada PPK, Dinas Tenaga Kerja setempat, paling lambat 2 x 24 jam.

(7) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja RK3K yang dilakukan triwulanan, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan RK3K.

Pasal 10

Penerapan SMK3 Pada Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan

(1) Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing dan commissioning) untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus memastikan bahwa prosedur K3 telah dilaksanakan.

(2) Laporan Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3, statistik kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta usulan perbaikan untuk proyek sejenis yang akan datang.

3.4. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

Pasal 19

Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi

Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi meliputi:

a. berhak meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang Risiko K3 Konstruksi termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu sebelum batas akhir pemasukan penawaran;

b. menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran;

c. apabila ditetapkan sebagai pemenang lelang maka:

1. menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau disebut Pre Construction Meeting (PCM);

2. menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3 Rendah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10

Page 17: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

d. menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dalam harga penawaran sebagai bagian dari biaya umum;

e. membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;

f. melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;

g. menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK;

h. bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang PU sesuai dengan RK3K;

i. mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi;

j. melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:

1. Tempat kerja;

2. Peralatan kerja;

3. Cara kerja;

4. Alat Pelindung Kerja;

5. Alat Pelindung Diri;

6. Rambu-rambu; dan

7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.

3.5. Biaya Penyelenggaraan Penerapan SM K3 Konstruksi

Pasal 20

(1) Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup:

a. Penyiapan RK3K;

b. Sosialisasi dan promosi K3;

c. Alat pelindung kerja;

d. Alat pelindung diri;

e. Asuransi dan perijinan;

f. Personil K3;

g. Fasilitas sarana kesehatan;

h. Rambu-rambu; dan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11

Page 18: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

i. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3.

(2) Rencana biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU menjadi bagian dari RK3K, yang disepakati dan disetujui pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Pre Construction Meeting).

3.6. Rangkuman

Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12

Page 19: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

MATERI 03

PERMEN PU NOMOR 04/PRT/M/2009

TENTANG

SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM)

Setelah membaca dan mempelajari modul ini, peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan

Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum, dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai

4.1. Pengantar

Salah satu Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mendukung pencapaiaan agenda pembangunan Nasional adalah mengacu kepada RPJMN 2015- 2019 dan berbasiskan pada keterpaduan infrastruktur wilayah, sesuai dengan rumusan tujuan yaitu : Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang terpadu dan berkelanjutan didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antar daerah, terutama dikawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dengan salah satunya yakni penerapan manajemen mutu, melalui Sistem Manajemen Mutu (SMM).

Sistem Manajemen Mutu (SMM) merupakan sistem manajemen organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non konstruksi disetiap unit kerja, unit pelaksana kegiatan dan penyedia jasa dalam hal pencapaian mutu.

Pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) perlu dilakukan untuk mengakomodasi semua sistem yang terkait dengan penjaminan mutu seluruh proses kegiatan yang dilaksanakan.

4.2. Ketentuan Umum

1. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang-perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa di lingkungan Depertemen Pekerjaan Umum.

2. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang/jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam pemenuhan persyaratan yang ditentukan atau yang tersirat.

3. Sistem Manajemen Mutu yang selanjutnya disebut SMM, adalah sitem manajemen organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi di setiap Unit Kerja, Unit Pelaksana Kegiatan dan Penyedia Jasa dalam hal pencapaian mutu.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13

Page 20: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

4. Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi yang terkait dengan mutu, seperti yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak.

5. Rencana Mutu Unit Kerja yang selanjutnya disebut RMU merupakan rencana kerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program kegiatan tahunan berjalan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon I sampai dengan Eselon II dalam rangka menjamin mutu.

6. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan yang selanjutnya disingkat RPM merupakan dokumen Sistem Manajemen Mutu Pelaksanaan kegiatan yang disusun Sistem Manajemen Mutu Pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan (SNCT/SKS/PPK) dalam rangka menjamin mutu kegiatan.

7. Rencana Mutu Kontrak yang selanjutnya disebut RMK adalah rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Penyedia Jasa merupakan jaminan mutu terhadap tahapan proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pekerjaan.

4.3. Penerapan SMMPasal 5

(1) Seluruh Unit Kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya wajib memahami dan menerapkan SMM.

(2) Seluruh Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan (Pekerjaan Konstruksi dan Non Konstruksi) di lingkungan Departemen sesuai dengan tugas dan fungsinya wajib memahami dan menerapkan SMM.

(3) Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum baik di pusat maupun di daerah wajib memahami dan menerapkan SMM.

(4) Unit Kerja, Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan Departemen baik di pusat maupun di daerah wajib melaksanakan pengukuran kinerja SMM melalui Audit Internal.

(5) Unit Kerja, Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan baik di pusat maupun di daerah wajib melakukan audit SMM terhadap kegiatan yang dilaksanakan olhe Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Departemen.

4.4. Pengelola SMMPasal 6

(1) Pengelola SMM terdiri atas Pejabat Struktural ditingkat Eselon I, Eselon II dan Eselon III (yang terpisah dari Eselon II-nya) memiliki dan bertanggung jawab terhadap penerapan SMM Departemen.

(2) Dalam pelaksanaannya Pegelola SMM dapat dibantu oleh tenaga ahli yang memiliki kompetensi SMM.

(3) Pengelola SMM terdiri atas Penjamin Mutu dan panel Audit.

(4) Penjamin Mutu terdiri atas Wakil Manajemen dan Pengendali Dokumen.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14

Page 21: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

(5) Panel Audit dijabat oleh seorang Auditor yang memiliki kompetensi untuk mengkoordinasi kegiatan Audit Internal SMM.

(6) Pejabat Pengelola SMM diangkat dan ditetapkan dengan surat keputusan oleh Pimpinan masing-masing.

Pasal 13

Penyedia Barang/Jasa wajib :

a. Membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebagai penjaminan mutu pelaksanaan kepada Unit Pelaksana Kegiatan pada rapat pra-pelaksanaan kegiatan (pre-construction meeting)/rapat pendahuluan untuk mendapatkan pengesahan dari Kepala Unit Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/PPK);\

b. Menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RMK secara konsisten untuk mencapai mutu yang dipersyaratkan pada pelaksanaan kegiatannya;

c. Melakukan tinjauan pada RMK apabila terjadi perubahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang meliputi persyaratan/ketentuan/organisasi, agar tetap memenuhi mutu yang dipersyaratkan; dan

d. Mengajukan usulan pengesahan ulang apabila terjadi perubahan RMK.

4.5. Rangkuman

Kebijakan Mutu merupakan suatu kebijakan/upaya guna menjamin ketersediaan infrastruktur yang handal bagi masyarakat dengan prinsip efisien dan efektif serta melakukan peningkatan mutu kegiatan secara berkelanjutan.

Tujuan dari Peraturan Menteri ini untuk memudahkan Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, serta Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan tugas pemerintah di bidang Pekerjaan Umum agar tercapai kinerja yang direncanakan secara akuntabel, efisien dan efektif, dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15

Page 22: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

P E N U T U P

5.1. Kesimpulan

1. Indikator-indikator hasil belajar adalah :a. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Undang-Undang

Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi b. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Permen PU

Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;

c. Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu

2. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengopererasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan- kembali suatu bangunan.

3. Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja.

4. SMM memudahkan Unit Kerja/Satuan Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, serta Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan tugas pemerintah di bidang Pekerjaan Umum agar tercapai kinerja yang direncanakan secara akuntabel, efisien dan efektif, dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance).

5.2. Tindak Lanjut

Setelah selesai mengikuti Pelatihan, diharapkan mantan peserta lebih mampu dan berkesempatan meningkatkan peran sertanya dalam penerapan SM K3 pada kegiatan pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai. Guna memenuhi harapan tersebut, perlu dilakukan beberapa tinda lanjut, antara lain :

1. Mempelajari dan lebih memperhatikan keterkaitanantara tugas pokok dan fungsi satuan kerja dan dirinya sebagai aparat sipil negara dalam penerapan SM K3 dalam bidang pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai.

2. Mantan peserta pelatihan perlu mempelajari dan menentukan apa yang dapat diperbuat untuk meningkatkan peran sertanya dalam penerapan SM K3 dalam pengawasan pelaksanaan konstruksi pantai tugas pokok dan fungsinya;

3. Meningkatkan peran sertanya daerah dalam bentuk saran, usulan atau kegiatan langsung sesuai dengan SM K3 nya.

4. Melakukan tindak lanjut 1, 2 dan 3 secara teratur, baik secaraperiodik atau terus menerus, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan perubahan-perubahan kebijakan dan pelaksanaan SM K3 oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16

Page 23: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

LEMBAR LATIHAN

1. Apakah yang peserta pahami tentang :

a. Jasa Konstruksib. Konsultansi Konstruksic. Pekerjaan Konstruksid. Usaha Penyediaan Bangunane. Pengguna Jasa

2. Menurut Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, apa yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, sebutkan ?

3. Apakah yang peserta pahami tentang :a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksib. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang

Pekerjaan Umumc. Pekerjaan Konstruksi

4. Jelaskan Penerapan SMK3 Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi ?5. Berikan penjelasan terkait tugas, tanggung jawab dan wewenang Penyedia Jasa

Pelaksana Konstruksi ? 6. Apakah yang peserta pahami terkait dengan :

a. Penyedia Barang/Jasab. Mutuc. Sistem Manajemen Mutud. Kebijakan Mutue. Rencana Mutu Kontrak

7. Bagaimana penerapan sistem manajemen mutu, berikan penjelasannya ?

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17

Page 24: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Sekretariat Negara. 2017. Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Jakarta. Kementerian Sekretariat Negara

Kementerian Pekerjaan Umum. 2014. Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman SM K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum

Kementerian Pekerjaan Umum. 2009. Permen PU Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu. Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18

Page 25: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

GLOSARIUM

Aanwizjing = Rapat Penjelasan Pekerjaan

ASN = Aparatur Sipil Negara

BPSDM = Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia

DED = Detailed Enginering Design

KSO = Kerja Sama Operasi

PCM = Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan /Pre Construction Meeting

Perpres = Peraturan Presiden

Permen = Peraturan Menteri

PPK = Pejabat Pembuat Komitmen

PU = Pekerjaan Umum

PUPR = Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

RK3K = Resiko Keamanan, keselamatan, kesehatan Konstruksi

SDA = Sumber Daya Air

SM K3 = Sistem Manajemen Keamanan, Keselamatan, Kesehatan

FS = Studi Kelayakan/Feasibility Study

ULP = Unit Layanan Pengadaan

UU = Undang-Undang

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19

Page 26: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

KUNCI JAWABAN

1. Apakah yang peserta pahami tentang :

a. Jasa Konstruksib. Konsultansi Konstruksic. Pekerjaan Konstruksid. Usaha Penyediaan Bangunane. Pengguna Jasa

Jawab :

a. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi.

b. Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi suatu bangunan.

c. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.

d. Usaha Penyediaan Bangunan adalah pengembangan jenis usaha jasa konstruksi yang dibiayai sendiri oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha, atau masyarakat, dan dapat melalui pola kerja sama untuk mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan, dan/atau meningkatkan kemanfaatan bangunan.

e. Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang menggunakan layanan Jasa Konstruksi.

2. Menurut Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, apa yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, sebutkan ?Jawab :a. mengembangkan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan

Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi;b. menyelenggarakan pengawasan penerapan Standar Keamanan,

Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh badan usaha Jasa Konstruksi;

3. Apakah yang peserta pahami tentang :a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksib. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang

Pekerjaan Umumc. Pekerjaan Konstruksi

Jawab :

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disingkat K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20

Page 27: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang selanjutnya disingkat SM K3 Konstruksi Bidang PU adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

c. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup bangunan gedung, bangunan sipil, instalasi mekanikal dan elektrikal serta jasa pelaksanaan lainnya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain dalam jangka waktu tertentu.

4. Jelaskan Penerapan SMK3 Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi ?Jawab :a. RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan

konstruksi/Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK dengan menggunakan Format pada Lampiran 2.

b. RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi.

c. Dalam hal pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh beberapa Penyedia Jasa dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO), Pemimpin KSO harus menetapkan Kebijakan K3 Konstruksi yang berlaku untuk seluruh Penyedia Jasa.

d. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuaian dalam penerapan RK3K dan/atau perubahan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau ulang dan disetujui oleh PPK.

e. Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan dan triwulan), yang menjadi bagian dari laporan pelaksanaan pekerjaan.

f. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja kepada PPK, Dinas Tenaga Kerja setempat, paling lambat 2 x 24 jam.

g. Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja RK3K yang dilakukan triwulanan, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan RK3K.

5. Berikan penjelasan terkait tugas, tanggung jawab dan wewenang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi ? Jawab : a. berhak meminta penjelasan kepada Pokja ULP tentang Risiko K3

Konstruksi termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu sebelum batas akhir pemasukan penawaran;

b. menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran; c. apabila ditetapkan sebagai pemenang lelang maka:

1. menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21

Page 28: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau disebut Pre Construction Meeting (PCM);

2. menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap paket pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi Bahaya K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi Bahaya K3 Rendah.

d. menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dalam harga penawaran sebagai bagian dari biaya umum;

e. membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3 Konstruksi Bidang PU sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;

f. melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;

g. menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK; h. bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja apabila tidak menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang PU sesuai dengan RK3K;

i. mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi;

j. melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:

6. apakah yang peserta pahami terkait dengan :a. Penyedia Barang/Jasab. Mutuc. Sistem Manajemen Mutud. Kebijakan Mutue. Rencana Mutu Kontrak

Jawab :

a. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang-perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa di lingkungan Depertemen Pekerjaan Umum.

b. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang/jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam pemenuhan persyaratan yang ditentukan atau yang tersirat.

c. Sistem Manajemen Mutu yang selanjutnya disebut SMM, adalah sitem manajemen organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan non-konstruksi di setiap Unit Kerja, Unit Pelaksana Kegiatan dan Penyedia Jasa dalam hal pencapaian mutu.

d. Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi yang terkait dengan mutu, seperti yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen puncak.

e. Rencana Mutu Kontrak yang selanjutnya disebut RMK adalah rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Penyedia Jasa merupakan jaminan mutu terhadap tahapan proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pekerjaan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 22

Page 29: KATA PENGANTAR · Web viewStandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan

Modul 03. Sistem Manajemen K3 Konstruksi

7. Bagaimana penerapan sistem manajemen mutu, berikan penjelasannya ?Jawab :

a Seluruh Unit Kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya wajib memahami dan menerapkan SMM.

b Seluruh Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan (Pekerjaan Konstruksi dan Non Konstruksi) di lingkungan Departemen sesuai dengan tugas dan fungsinya wajib memahami dan menerapkan SMM.

c Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum baik di pusat maupun di daerah wajib memahami dan menerapkan SMM.

d Unit Kerja, Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan di lingkungan Departemen baik di pusat maupun di daerah wajib melaksanakan pengukuran kinerja SMM melalui Audit Internal.

e Unit Kerja, Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Kegiatan baik di pusat maupun di daerah wajib melakukan audit SMM terhadap kegiatan yang dilaksanakan olhe Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Departemen.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23