Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Paket Unit PembelajaranPROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)BERBASIS ZONASI
MATA PELAJARAN TUNAGRAHITAKETERAMPILAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA
MEMBUAT SARUNG BANTAL dan MEMBUAT APRONPenulis:Dr. Oom Sitti Homdijah M.Pd.
Penyunting:Dr. Achyar,M.Pd.
Desainer Grafis dan Ilustrator:TIM Desain Grafis
Copyright © 2019Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan KhususDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga KependidikanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-UndangDilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
iii
Paket Unit PembelajaranTeks Ekspoisi dan Biografi
KATA SAMBUTAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis
Zonasi ini dapat diselesaikan.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) meningkatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah
kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills
(HOTS). Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir
kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan
aktivitas mental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru
profesional.
Guru profesional memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan prestasi peserta didik. Penelitian menunjukkan bahwa 30%
prestasi peserta didik ditentukan oleh faktor guru. Dengan demikian, guru
harus senantiasa memutakhirkan dirinya dengan melakukan pengembangan
keprofesian berkelanjutan. Jika program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan sebelumnya didasarkan pada hasil Uji Kompetensi
Guru (UKG), berfokus pada peningkatan kompetensi guru khususnya
kompetensi pedagogi dan profesional, maka Program Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi yang lebih berfokus pada upaya
mencerdaskan peserta didik melalui pembelajaran berorientasi keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Penentuan program berbasis zonasi ini dilakukan
iv
Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
mengingat luasnya wilayah Indonesia. Zonasi diperlukan guna
memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di
lingkungan terdekat, sehingga peningkatan pendidikan dapat berjalan secara
masif dan tepat sasaran.
Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan
proses dan hasil belajar. Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan
untuk Pendidikan Menengah yang dalam hal ini akan melibatkan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK, Musyawarah Guru
Bimbingan dan Konseling (MGBK), Musyawarah Guru Teknologi Informasi
dan Komunikasi (MGTIK).
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan
Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt.
senantiasa meridai upaya yang kita lakukan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, __ Juni 2019Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Dr. Supriano, M.Ed.NIP. 196208161991031001
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
v
Paket Unit PembelajaranTeks Ekspoisi dan Biografi
Saya menyambut baik terbitnya Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
Berbasis Zonasi. Unit Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, serta analisis
soal-soal Ujian Nasional (UN).
UN merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan
nasional. UN adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah
secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang
dilakukan oleh Puspendik (Pusat Penilaian Pendidikan). Hasil pengukuran
capaian siswa berdasar UN ternyata selaras dengan capaian PISA
(Programme for International Student Assessment) maupun TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study). Hasil UN tahun 2018
menunjukkan bahwa siswa-siswa masih lemah dalam keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi. Oleh karena itu, siswa harus dibiasakan
dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) agar terdorong
kemampuan berpikir kritisnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa dengan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi. Program ini dikembangkan
dengan menekankan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).
Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,
maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan
kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini,
pengelolaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK,
vi
Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), Musyawarah Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi (MGTIK) dapat terintegrasi melalui
zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan
keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,
seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-
rata UN sekolah, dan pertimbangan mutu lainnya.
Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru untuk
mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan
berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dan bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para penulis dan semua pihak terkait
yang dapat mewujudkan Unit Pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi ini. Semoga Allah Swt. senantiasa
meridai upaya yang kita lakukan.
Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus,
Ir. Sri Renani Pantjastuti, M.P.A.NIP. 196007091985032001
vii
Paket Unit PembelajaranTeks Ekspoisi dan Biografi
DAFTAR ISI
Hlm.
KATA SAMBUTAN___________________________________________________IIIKATA PENGANTAR___________________________________________________VDAFTAR ISI_________________________________________________________VIIPENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN_________________________1UNIT PEMBELAJARAN 1 MEMBUAT SARUNG BANTAL______________3UNIT PEMBELAJARAN 2 MEMBUAT APRON_______________________73PENUTUP__________________________________________________________151DAFTAR PUSTAKA________________________________________________153LAMPIRAN_________________________________________________________156
viii
Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
3
Paket Unit PembelajaranTeks Ekspoisi dan Biografi
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN
Pengembangan Keterampilan bagi Peserta Didik Tunagrahita merupakan
Paket Unit Pembelajaran yang telah disusun sebagai salah satu aternatif
sumber bahan ajar bagi guru untuk memahami implementasi pembelajaran
keterampilan bagi peserta didik tunagrahita.
Ruang lingkup materi yang dijadikan prioritas dalam paket unit
pembelajaran ini yaitu Kompetensi Dasar 3.2 Menerapkan prosedur
pembuatan apron, 4.2 Membuat Apron, 3.4. Menerapkan prosedur
pembuatan sarung bantal dan 4.4. Membuat sarung bantal.
Penentuan empat kompetensi dasar tersebut didasarkan pada pertimbangan
tingkat kesulitan dan kebutuhan pengembangan kompetensi peserta didik
tunagrahita. Kompetensi dasar yang dikembangkan untuk penulisan Paket
Unit Pembelajaran keterampilan merupakan domain pengetahuan dan
keterampilan sehingga penomorannya dalam paket unit ini menggunakan
kode awal 3 dan 4 sedangkan digit berikutnya menunjukkan nomor urut
kompetensi dasar yang terdapat pada Kurikulum untuk Peserta Didik
Tunagrahita.
Melalui pembahasan materi yang terdapat pada paket unit ini, diharapkan
guru dapat memiliki dasar pengetahuan dan keterampilan untuk
memfasilitasi dan membimbing peserta didik tunagrahita sesuai dengan
kompetensi dan indikator yang telah disusun. Selain itu, materi ini juga
aplikatif untuk guru sendiri sehingga guru dapat mengembangkannya
disesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah masing-masing.
Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara
mengajarkannya, di dalam masing-masing unit paket pembelajaran disajikan
kompetensi dasar yang memuat target kompetensi dan indikator pencapaian
kompetensi, aplikasi dunia nyata, bahan pembelajaran, bahan bacaan yang
4
Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
relevan dengan aktivitas pembelajaran. Pada bagian akhir setiap unit
terdapat model pengembangan penilaian yang dapat Saudara kembangkan
sesuai dengan indikator dan jenis aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
UNIT PEMBELAJARAN 1MEMBUAT SARUNG BANTAL
45
Paket Unit PembelajaranTeks Ekspoisi dan Biografi
UNIT PEMBELAJARAN 2MEMBUAT APRON
46
Program PKB melalui PKP berbasis ZonasiDirektorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PENUTUP
Unit-unit pembelajaran yang telah dikembangkan diharapkan dapat menjadi
referensi Saudara dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian yang
berorientasi Higher Order Thinking Skills/HOTS yang terintegrasi dengan 5
(lima) unsur utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan literasi dalam
rangka mencapai kecakapan Abad ke-21. Selanjutnya, saudara dapat
menerapkan desain pembelajaran yang telah disusun kepada peserta didik di
kelas masing-masing.
Saudara perlu memahami unit-unit dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit
perlu dipelajari dan dikaji lebih lanjut oleh Saudara bersama rekan sejawat
guru Bahasa Indonesia lainnya dalam Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) di MGMP masing-masing. Kajian semua komponen unit
pembelajaran yang disajikan perlu dilakukan, sehingga dapat Saudara
mendapatkan gambaran teknis mengenai cara mengimplementasikan di
kelas. Selain itu, diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang
mungkin akan dihadapi.
Aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam setiap unit merupakan
gambaran umum skenario pembelajaran untuk mencapai masing-masing KD
sesuai dengan indikator yang dikembangkan oleh tim penulis. Selanjutnya
Saudara perlu menyusun RPP yang sesuai dengan kondisi kelas masing-
masing berdasarkan skenario dalam aktivitas pembelajaran unit, sehingga
memudahkan mengimplementasikan secara teknis. Selain itu, Saudara masih
perlu mengembangkan instumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS
dengan mengacu pada contoh soal-soal tes yang disajikan dalam setiap unit
pembelajaran.
Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat
menyesuaikan alat dan bahan yang digunakan dengan alat dan bahan yang
terdapat dilingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam
mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikan dengan
kalender akademik di sekolah masing-masing. Harapan penulis, Saudara
dapat mengadaptasi langkah pembelajaran yang disajikan dalam unit
pembelajaran untuk mengembangkan RPP pada topik Bahasa Indonesia
lainnya.
Refleksi dan evaluasi keefektifan, keberhasilan serta permasalahan selama
mengimplementasikan unit-unit ini perlu terus dilakukan. Permasalahan-
permasalahan yang ditemukan dapat langsung didiskusikan dengan rekan
sejawat, instruktur, kepala sekolah, serta pengawas agar segera menemukan
solusinya. Setiap keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan
selama pembelajaran perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best
practice atau karya tulis lainnya.
Capaian yang diharapkan dari penggunaan unit-unit ini adalah
terselenggaranya pembelajaran Bahasa Indonesia yang optimal sehingga
berdampak langsung terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik yang
melingkupi ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada dimensi pengetahuan
konsep, prosedural, prinsip dan metakognitif sesuai kebutuhan abad 21.
Selain itu dapat memfasilitasi Saudara menghasilkan karya tulis yang
berguna bagi pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Kami menyadari bahwa unit-unit yang dikembangkan masih jauh dari
kesempurnaan. Saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis melalui surat elektronik (e-mail) sangat
kami harapkan dalam upaya perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Aida Zulfiyana (2017) Macam-macam alat menjahit, tersedia online : http://bubihobby.blogspot.com/2017/10/macam-macam-alat-jahit.html
Amin, Moh (1995), Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Jakarta: Depdikbud
Galvin, Beth, (2018), How to Sew an Apron in 8 Simple Steps, tersedia online: https://shop.mybluprint.com/sewing/article/how-to-sew-an-apron/
Healy, C.C. (1992). Career Development: Counseling Through The Life Stages. New York: Allyn Bacon Inc
Lucy, (.....), Sew an Apron Project, tersedia online: https://www.thesewingdirectory.co.uk/sew-an-apron-project/
Mercer & Mercer, (1981), Teaching Students with Learning Problems, Melbourne: Merrill Publishing Company
Payne, James A. & Patton, James R., (1981), Mental Retardation, Ohio: Charles E. Merril Publishing Company
Payne & Polloway& Smith & Polloway, (1981), Strategis for Teaching the Mentally Retarded (second ed.), Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company.
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/apron