15
Bernard S.M. Hutabarat; dr, PAK Bagian Anatomi FK-UKI / FK – UPN VETERAN Jakarta BAHAN AJAR ANATOMI TOPIK : Embryologia specialis SUBTOPIK : Embryologia Organa sensoria ( sensuu ) POKOK BAHASAN : - Pengertian dan pembagian - Asal pembentukan dan tumbuh kembang - Cacat bawaan yang dapat terjadi TUJUAN POKOK BAHASAN : Dengan mempelajari Embryologia Organa sensoria mahasiswa mempunyai kemampuan untuk : 1. menjelaskan asal dan tumbuh kembangnya 2. menjelaskan mekanisme cacat bawaan yang mungkin terjadi. KEPUSTAKAAN 1. Arey; Leslie Brainerd :Developmental Anatomy; 7 th .edit., W.B. Saunders Company, Philadelphia 2. Hamilton; W.J , Boyd; J.D. & Mossman; H.W. : Human Embryology, 1 st .edit , The Williams & Wilkins Company ; Baltimore. 3. Langman; Jan : Medical Embryology,3 rd .edit. Igaku – Shoin Ltd, Tokyo 4. Mader; Sylvia S : Understanding Human anatomy & physiology;4 th .edit.,Mc Graw Hill,San San Francisco. 5. Marieb; Elaine N.R.N & Mallat; Jon : Human Anatomy,3 rd .Edit,,Benyamin Cummings, San Francisco. 1

Kbk Org Sens

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kbk Org Sens

Bernard S.M. Hutabarat; dr, PAKBagian Anatomi FK-UKI / FK – UPN VETERANJakarta

BAHAN AJAR ANATOMI

TOPIK : Embryologia specialis SUBTOPIK : Embryologia Organa sensoria ( sensuu )

POKOK BAHASAN : - Pengertian dan pembagian - Asal pembentukan dan tumbuh kembang- Cacat bawaan yang dapat terjadi

TUJUAN POKOK BAHASAN : Dengan mempelajari Embryologia Organa sensoria mahasiswa mempunyai kemampuan untuk :1. menjelaskan asal dan tumbuh kembangnya2. menjelaskan mekanisme cacat bawaan yang mungkin

terjadi.

KEPUSTAKAAN 1. Arey; Leslie Brainerd :Developmental Anatomy; 7th.edit., W.B. Saunders Company, Philadelphia2. Hamilton; W.J , Boyd; J.D. & Mossman; H.W. :

Human Embryology, 1st.edit , The Williams & Wilkins Company ; Baltimore.3. Langman; Jan : Medical Embryology,3rd.edit.

Igaku – Shoin Ltd, Tokyo4. Mader; Sylvia S : Understanding Human anatomy &

physiology;4th.edit.,Mc Graw Hill,San San Francisco.5. Marieb; Elaine N.R.N & Mallat; Jon : Human

Anatomy,3rd.Edit,,Benyamin Cummings, SanFrancisco.

6. Nomina Anatomica; 6th.edit. The Twelfth InterNational Congress of Anatomists in London 1985, Churchill Livingstone,Edinburg.

1

Page 2: Kbk Org Sens

ORGANA SENSORIA

PENGERTIAN.

Organa sensoria ( sensuum ) adalah alat tubuh yang berfungsi dalam penginderaan khusus.

PEMBAGIANNYA.

1. Organum visus ( visuale ) 1.1. Oculus 1.1.1. Bulbus oculi 1.1.2. Tunica fibrosa bulbi

1.1.2.1. sclera 1.1.2.2. cornea

1.1.3. Tunica vasculosa bulbi ( tractus uvealis )1.1.3.1. choroidea

1.1.3.2. corpus ciliare 1.1.3.3. iris

1.1.4. Tunica interna bulbi :1.1.4.1. retina

1.1.4.2. vasa sanguinea retinae ( A. centralis retinae ) 1.1.4.3. lens

1.1.5. N. opticus 1.2. Organa oculi accessoriae : 1.2.1. Supercilium 1.2.2. Palpebrae superior et inferior 1.2.3. Ciliae palpebrales 1.2.4. Fasciae orbitales 1.2.5. Mm. bulbi oculi

1.2.5.1. M. Rectus superior 1.2.5.2. M. Rectus inferior 1.2.5.3. M. Rectus medialis 1.2.5.4. M. Rectus lateralis 1.2.5.5. M. Obliquus superior 1.2.5.6. M. Obliquus inferior

1.2.6. Apparatus lacrimalis2. Organum olfactorium ( olfactus ).3. Organum gustatorium ( gustus )4. Organum vestubulocochlearis

4.1 .Auris externa 4.1.1. Auricula ( pinna ) 4.1.2. Meatus acusticus externus 4.2. Auris media ( tympanum ) 4.2.1. Membrana tympanica 4.2.2. Cavitas tympanica ( cavum tympani ) 4.2.3. Tuba auditoria ( tuba auditiva, ductus pharyngotympanica Eustachii ) 4.2.4. Ossicula auditoriae ( auditus ) : 4.2.4.1. Malleus ( hammer ; palu )

4.2.4.2. Incus ( anvil , landasan ) 4.2.4.3. Stapes ( stirrup , sanggurdi )

2

Page 3: Kbk Org Sens

4.3. Auris interna 4.3.1. Labyrinthus membranaceus 4.3.1.1 Labyrinthus vestibularis. 4.3.1.2. Labyrinthus cochlearis 4.3.2.Labyrinthus osseus 4.3.2.1. Vestibulum 4.3.2.2. Canales semicirculares 4.3.2.3. Cochlea 5. Integumentum commune 5.1. Cutis 5.1.1.Epidermis 5.1.1.1. Stratum corneum

5.1.1.2. Stratum lucidum 5.1.1.3. Stratum granulosum 5.1.1.4. Stratum spinosum 5.1.1.5. Stratum basale

5.1.2.Dermis 5.1.3.Hypodermis ( lamina subcutanea ) 5.2. Appendices integumentum commune ( Integumentum commune accessoriae)

5.2.1.Tricho ( pilus , rambut ) 5.2.2 Unguis ( kuku ) 5.2.3.Mammae ( payudara )

ORGANUM VISUM

Organum visum pertama kali terlihat pada hari ke 22 menjelang menutupnya tubulus neuralis sebagai penebalan ektoderm di kedua sisi kepala embryo. Penebalan tersebut dinamakan placoda lentis ( lempeng mata ).

Bersamaan dengan menutupnya tubulus neuralis, lempeng mata mengalami invaginatio sehingga membentuk lekukan kecil yang dinamakan fovea opticus (optic pit,lekuk mata ).

Invaginatio yang belangsung terus menyebabkan lekuk mata semakin dalam dan berhubungan dengan ektoderm permukaan di dekatnya sehingga berbentuk gelembung yang dinamakan vesicula optica ( optic vesicle,gelembung mata )

Pada saat bersamaan sel-sel ektoderm permukaan mengadakan elongatio ke arah vesicula optica membentuk vesicula lentis ( lens vesicle,gelembung lensa ).

Vesicula optica berhubungan dengan otak depan melalui suatu penonjolan yang dinamakan infundibulum opticum ( optic stalk,tangkai mata ).

Pada minggu ke 5 hubungan dengan ektoderm permukaan terputus sehingga gelembung mata terlihat sebagai cawan dan dinamakan capsula optica ( optic cup,cawan mata ), vesicula lentis terletak di mulutnya.

Akhir minggu ke 5 capsula optica dikelilingi oleh jaringan mesenchyme.

3

Page 4: Kbk Org Sens

Migrasi sel-sel mesenchyme mengisi bagian yang terdapat di antara capsula optica dan epitil yang membatasinya sehingga terbentuklah Mm. Sphincter et dilator pupillae.

Pada minggu ke 6 mensenchyme yang mengelilingi infundibulum opticum berdifferensiasi menjadi 2 lapisan sehingga infundibulum opticum terdiri atas 2 lapis yaitu lamina externa infundibulum opticum dan lamina interna infundibulum opticum.

Ruangan yang terdapat di antara kedua lapisan tersebut dinamakan spatium intraretinae.

Pada perkembangan selanjutnya lamina interna membentuk choroid sedangkan dari lamina externa dibentuk sclera.

Butir-butir pigmen mengadakan migrasi ke dalam lamina externa infundibulum opticum sehingga lapisan tersebut dinamakan lamina pigmentalis retinae.

Permukaan bawah infundibulum opticum belum menutup dan membentuk alur yang dinamakan fissura choroidea yang ditempati oleh A. hyaloidea. Setelah retina terbentuk, A. hyaloidea dinamakan A. centralis retinae.

Selama minggu ke 7 kedua tepi fissura choroidea saling mendekati dan akhirnya menyatu membentuk pupil.

4 ∕ 5 bagian dorsal lamina interna infundibulum opticum menebal dan dinamakan pars optica retinae.

1 ∕ 5 bagian rostral tidak mengalami perubahan dan dinamakan pars caeca retinae.

Pars caeca retinae berdifferensiasi menjadi pars iridicae retinae dan pars ciliaris retinae. Pada tumbuh kembang selanjutnya pars iridicae retinae mebentuk lapisan dalam iris sedangkan pars ciliaris retinae membentuk corpus ciliare.

Pertumbuhan sel-sel dan serabut syaraf pada infundibulum opticum membuat lamina interna infundibulum opticum menebal dan akhirnya menyatu dengan lamina externa infundibulum opticum membentuk N. opticus. Di dalamnya terdapat A. centralis retinae.

MALFORMATIO CONGENITALIA

1. Coloboma iridis

Dalam keadaan normal kedua tepi fissura choroidea menyatu pada minggu ke 7 membentuk pupil. Kegagalan fusi fissura choroidea menyebabkan terbentuknya celah di tepi pupil yang dinamakan Coloboma iridis.

Walaupun Coloboma iridis biasanya hanya mengenai iris tetapi kelainannya dapat meluas sampai ke corpus ciliare,retina, choroid dan bahkan N. opticus.

Coloboma iridis seringkali disertai oleh kelainan bawaan pada bagian mata lainnya.

2. Microphthalmos

Microphthalmos adalah kelainan dimana bulbus oculi ⅔ kali lebih kecil dari ukuran normal,biasanya bersamaan dengan cacat bawaan mata lainnya.

Penyebab Microphthalmos yang paling sering adalah infeksi intrauterina akibat Cytomegalovirus atau Toxoplasmosis.

4

Page 5: Kbk Org Sens

3. Anophthalmos

Anophthalmos adalah cacat bawaan dimana bulbus oculi tidak terbentuk dan hanya dapat dilacak melalui pemeriksaan histologik,biasanya disertai oleh cacat bawaan craniocerebralis.

4. Cyclopia

Cyclopia jarang dijumpai, terjadi karena bersatunya kedua orbita sehingga hanya terbentuk satu buah mata. Sering disertai oleh proboscis dan kelainan craniocerebral lainnya.

5. Congenital glaucoma ( Bupthalmos )

Glaucoma adalah kelainan dimana tekanan intra oculer meninggi,biasanya karena gangguan aliran humour aquosa akibat menyempitnya saluran sudut mata.

Glaucoma congenitalia terjadi akibat tidak terbentuknya sinus venosus sclerae sehingga aliran humour aquosa terganggu. Biasanya berkaitan dengan faktor genetika, tetapi dapat juga disebabkan oleh karena infeksi virus Rubella ( German measles ).intrauterina

5. Cataracta congenitalia

Cataracta congenitalia adalah kekeruhan bawaan lensa mata,biasanya berhubungan dengan faktor genetik. Tetapi dapat juga terjadi akibat infeksi Rubella intrauterina terutama pada kehamilan minggu 4 – 7.

ORGANA OLFACTORIA( HIDUNG )

Pada kehamilan 4½ minggu proliferasi mesenchyme di sekitar stomatodaeum menyebabkan terbentuknya 5 buah tonjolan yaitu :

1. prominentiae mandibulares : di kaudal2. prominentiae maxillares : di lateral3. prominentia frontonasalis : di cranial

Pembentukan hidung ditandai oleh adanya penebalan ektoderm berbentuk oval di permukaan ventrolateral kedua sisi prominentia frontonasalis. Penebalan tersebut dinamakan placoda nasalis ( nasal placode,lempeng penghidu ).

Proliferasi sel-sel mesoderm di sekitar lempeng penghidu disertai proses invaginatio menyebabkan tepinya meninggi sehingga membentuk lekukan kecil yang dinamakan fovea nasalis (nasal pit,lekuk penghidu).

5

Page 6: Kbk Org Sens

Peninggian dan invaginatio berlangsung terus sehingga di kedua sisi lekuk penghidu terbentuk tonjolan yang dinamakan prominentia nasalis lateralis dan prominentia nasalis medialis.

Prominentiae nasales lateralis et medialis menyebabkan lekuk penghidu berubah menjadi sebuah rongga yang dinamakan nasus primitivus.

Pada tumbuh kembang selanjutnya prominentia nasalis lateralis membentuk ala nasi (cuping hidung ) sedangkan prominentia nasalis medialis membentuk:

1. bagian tengah hidung2. bagian tengah bibir atas3. bagian tengah rahang atas4. seluruh palatum.

Pada kehmilan 7½ minggu prominentia maxillaris meluas ke arah prominentiae nasales dan mendesaknya ke median.

Pada tumbuh kembang selanjutnya prominentia maxillaris menyatu dengan prominentiae nasales lateralis et medialis untuk membentuk cavum nasi dan bibir atas.

Tepi-tepi yang dibatasi oleh kedua prominentiae nasales lateralis et medialis membentuk nares anterior ( nostril ).

Pada saat yang bersamaan kepala membesar dalam arah transversal sehingga posisi hidung berubah dari agak lateral menjadi ventromedial.

Dari prominentia frontonasalis terjadi perluasan ke dalam cavum nasi membentuk septum nasi sehingga cavum nasi terbagi menjadi 2 buah ruangan.

Cavum nasi dipisahkan dari cavum oris oleh selaput yang dinamakan membrana oronasalis. Ruptura membrana oronasalis pada tumbuh kembang selanjutnya membentuk choanae ( nares posterior ).

PEMBENTUKAN CONCHAE NASALES

Pembentukan conchae nasales ditandai oleh terbentuknya lipatan menonjol pada dinding lateral cavum nasi yang diperkuat oleh lapisan rawan dan tulang. Penonjolan yang terbentuk pertama kali dinamakan prominentia maxillo-turbinalis lalu diikuti oleh 5 buah prominentiae ethmoturbinales.

Selain itu juga terbentuk prominentia nasoturbinalis tetapi sangat rudimenter dan sisanya merupakan peninggian kecil dekat ujung rostral prominentia maxilloturbinalis.

Prominentia maxilloturbinalis selanjutnya tumbuh kembang menjadi concha nasalis inferior yang merupakan salah satu ossa faciei ( tulang-tulang wajah ).

Prominentia ethnoturbinalis I ( terbawah ) tumbuh kembang menjadi concha nasalis media, proinentiae ethnoturbinales II – III concha nasalis superior sedangkan a proinentiae ethnoturbinales IV – V akan lenyap, tetapi kadang-kadang membentuk concha nasalis suprema.

Conchae nasales membagi meatus nasi communis menjadi beberapa ruangan yaitu :1. meatus nasi inferior; di antara dasar cavum nasi dan concha nasalis inferior2. meatus nasi media; di antara concha nasalis inferior dan concha nasalis media.

6

Page 7: Kbk Org Sens

3. meatus nasi superior; di antara concha nasalis media dan concha nasalis superior.

PEMBENTUKAN SINUSES PARANASALES

Sinuses paranasales adalah rongga-rongga udara yang terdapat di sekitar cavum nasi, fungsinya belum jelas. diduga berhubungan dengan resonansi suara dan menyeimbangkan tekanan di dalam kepala. Sinuses paranasales terdiri atas :

1. sinuses paranasales anteriores : 1.1. sinus frontalis 1.2. sinus ( cellulae ) ethmoidales anteriores 1.3 sinus maxillaris.

Sinuses paranasales anteriores bermuara ke dalam meatus nasi medius. 2. sinuses paranasales posteriores :

2.1. sinus ( cellulae ) ethmoidales posteriores 2.2. sinus sphenoidalis

Sinuses paranasales posteriores bermuara ke dalam meatus nasi superior.

Pembentukan sinuses paranasales dimulai pada kehamilan bulan ke 4, tetapi kebanyakan terbentuk sempurna setelah lahir.

Pembentukan sinuses paranasales berhubungan dengan resorpsi tulang di sekitar celah/lekukan yang terdapat pada dinding cavum nasi di antara prominentiae ethnoturbinales et maxilloturbinales.

Invaginatio celah yang terdapat di antara prominentiae ethnoturbinales membentuk cellulae (sinuses) ethmoidales anteriores.

Invaginatio celah di antara prominentiae maxilloturbinalis et ethnoturbinalis I membentuk sinus maxillaris sedangkan bagian kranialnya membentuk sinus frontalis.

Ujung kaudal lekukan cavum nasi membentuk sinus ethmoidalis posterior.

ORGANA VESTIBULOCOCHLEARIS

Dinamakan Organa vestibulocochlearis karena berfungsi untuk :1. pendengaran ; melalui

1.1.auris externa : menangkap / mengumpulkan suara/bunyi1.2.auris media : menghantar suara suara/bunyi

Gangguan pada auris externa dan auris media menyebabkan conductionis deafness ( tuli koduksionis ).

1.3.auris interna : mengubah suara/bunyi menjadi rangsang syaraf yang receptornyaterdapat pada ductus cochlearis.

2. keseimbangan ; melalui canalis semicircularis, utriculus dan sacculus.

7

Page 8: Kbk Org Sens

Secara embriologik asal perkembangan Organa vestibulocochlearis berbeda karena 1. auris externa berasal dari bagian dorsal sulcus pharyngealis ( sulcus branchialis , celah

insang ) primus ( I ) dan arci pharyngeales ( lengkung insang ) yang membatasinya.2. auris media berasal dari sulcus pharyngealis primus.3. auris interna berasal dari ectoderm

Pembentukan telinga terlihat pertama kali pada hari ke 22 ( awal minggu ke 4 ) sebagai penebalan ektoderm di kedua sisi kepala menjelang menutupnya tubulus neuralis.

Penebalan tersebut dinamakan placoda otica ( otic placode,lempeng telinga ) yang terbentuk pada saat bersamaan dengan pembentukan placoda lentis.

Invaginatio menyebabkan placoda otica berubah menjadi lekukan dangkal yang dinamakan fovea otica ( otic pit,lekuk telinga ).

Akhir minggu ke 4 fovea otica semakin dalam dan berhubungan dengan ektoderm permukaan sehingga membentuk suatu gelembung yang dinamakan vesicula otica (otic vesicle, otocysta, gelembung telinga ). Vesicula otica membentuk :

1. dari bagian ventral: sacculus dan ductus cochlearis2. dari bagian dorsal : utriculus, canalis semicircularis dan ductus endolymphaticus

AURICULA ( PINNA ).

Selama minggu ke 6 terjadi proliferasi mesenchyme di tepi dorsal arcus pharyngealis primus (pharyngeal arch, arcus mandibularis), demikian juga di tepi dorsal arcus pharyngealis secundus (arcus hyoidea).

Proliferasi mesenchyme tersebut membentuk 6 buah tonjolan di sekeliling sulcus pharyngealis primus.

Pada tumbuh kembang selanjutnya ke 6 buah tonjolan tersebut menyatu membentuk auricula.

MEATUS ACUSTICUS EXTERNUS

Embriologik berasal dari ektoderm dan lapisan entoderm saccus pharyngealis primus yang berhubungan dengannya. Pada tumbuh kembang selanjutnya hubungan itu terputus.

Akhir bulan ke 2 pertengahan sulcus pharyngealis primus mengalami invaginatio membentuk tabung yang menyerupai cerobong.

Awal bulan ke 3 sel epitil di dasar tabung berbentuk cerobong itu mengalami proliferasi dan memadat membentuk massa padat yang dinamakan meatus plug (sumbat liang telinga).

Selama bulan ke 7 terjadi lumenisasi akibat resorbsi meatus plug membentuk meatusAcusticus externus.

Kegagalan resorbsi meatus plug merupakan salah satu penyebab terjadinya congenital deafness.

8

Page 9: Kbk Org Sens

MEMBRANA TYMPANI

Pada awalnya proliferasi ektoderm di dasar meatus acusticus externus melebar dan menyatu dengan entoderm yang melapisi tangkai malleus membentuk membrane tympani primitives.

Sel-sel mesenchyme yang mengadakan migrasi di antara lapisan ectoderm dan entoderm membrane tympani primitives berdifferensiasi menjadi jaringan ikat longgar.

Pada tumbuh kembang selanjutnya jaringan ikat longgar mengalami resorbsi dan terbentuklah membrana tympani.

MALFORMATIO CONGENITALIA

Cacat bawaan berupa agenesia auris externa,auris media dan auris interna sangat jarang dihjumpai, yang lebih sering ditemukan adalah congenital deafness ( tuna runggu bawaan ), biasanya disertai oleh tuna wicara bawaan.

Congenital deafness dapat disebabkan oleh gangguan tumbuh kembang auris media dan auris interna seperti pada ossa auditivae, labyrinthus membranacea dan labyrinthus osseosa.

Kasus cacat bawaan yang ekstrim adalah tidak terbentuknya cavum tympani dan meatus acusticus externus.

Congenital deafmness biasanya bersifta herediter tetapi dapat juga teradi akibat infeksi waktu hamil misalnya Rubella pada kehamilan minggu ke 7 – 8 akibat terjadinya kerusakan organa Corti.

INTEGUMENTUM COMMUNE( KULIT )

Secara embriologik kulit berasal dari 2 lempeng benih yang berbeda; epidermis dari ektoderm sedangkan dermis dari mesoderm.

EPIDERMIS

Pada awalnya permukaan tubuh embryo ditutupi oleh selapis tunggal sel ektodermal. Awal bulan ke 2 epitel berdifferensiasi membentuk lapisan sel-sel gepeng di permukaannya.

Lapisan sel tersebut dinamakan peridermis ( epitrichium )Proliferasi sel-sel di lapisan dasar membentuk lapis ketiga yang dinamakan stratum

intermedius ( lapis tengah ).Pada akhir bulan ke 4 telah terbentuk 4 lapisan sel,. lapisan basal yang berfungsi dalam

pembentukan sel-sel baru ke permukaan dinamakan stratum germinativum.

9

Page 10: Kbk Org Sens

Lapisan ini membentuk rigi dan celah yang kemudian diisi oleh mesoderm di dekatnya untuk membentuk sidik jari.

Peridermis akan lenyap pada trimester kedua kehamilan.Selama 3 bulan pertama kehamilan sel-sel dari crista neuralis menyusupi lapisan epidermis

dan membentuk melanocyte yang menghasilkan pigmen melanin/

DERMIS

Embriologik berasal dari mesoderm splanchnicus yang selama bulan ke 3 dan 4 membentuk serabut kolagen dan elastin. Pada saat bersamaan papilla dermis yang terbentuk dari corium menonjol ke atas menuju epidermis.

Kelenjar lemak,sel-sel epidermis yang sudah berdegenerasi dan rambut halus membentuk massa keputih2an yang dinamakan vernix caseosa.

Vernix caseosa menyelubungi tubuh janin dan berfungsi untuk melindungi kulit janin dari pengaruh air ketuban. Vernix caseosa lenyap setelah kelahiran.

Pertandukan yang berlebihan akan menyebabkan kulit bayi baru lahir tampak bersisik,keadaan itudiamakan ichtyosis.

RAMBUT

Pembentukan rambut ditandai oleh pertumbuhan epidermis padat yang menembus dermis di bawahnya. Ujung bawahnya cekung dan dinamakan papilla pilli. Pada tumbuh kembang selanjutnya papilla pilli disusupi mesoderm yang berdifferensiasi menjadi pembuluh darah dan ujung syaraf.

Papilla pilli beserta pembuluh darah dan ujung syaraf membentuk follicula pilli ( follikel rambut ). Sel-sel di tengah-tengah follikel rambut membentuk kumparan yang kemudian mengalami pertandukan membentuk batang rambut.

Mesenchyme di sekitar follikel rambut membentuk sarung akar rambut dan otot polos kecil yang dinamakan m. Erector pilli.

Proliferasi sel epitil pada akar rambut mendorong rambut ke permukaan kulit.

Pada kehamilan bulan ke 5 terbentuk rambut pertama yang dinamakan lanugo

Lanugo hilang menjelang dan saat lahir tetapi kadang-kadang masih tersisa di bagian punggung dan pinggang, Dalam keadaan normal akan hilang dengan sendirinya seiring dengan tumbuh kembangnya bayi.

Pembentukan rambut yang berlebihan mengakibatkan terjadinya hypertrichosis yang dapat setempat atau di seluruh ubuh.

10

Page 11: Kbk Org Sens

11