19
FAKULTAS KEDOKTERAN Smart Campus That You Can Rely On LAPORAN KASUS Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga Terhadap Pelecehan Seksual Kepada Istri Randy Pratama Putra 1102008204 Tutor : dr. Rita Murnikusumawati ,Sp.M Kelompok 1 BIDANG KEPEMINATAN KDRT (BLOK ELEKTIF)

Kdrt Case Report Randy

  • Upload
    pm

  • View
    110

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kdrt Case Report Randy

FAKULTAS KEDOKTERANSmart Campus That You Can Rely On

LAPORAN KASUS

Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga Terhadap

Pelecehan Seksual Kepada Istri

Randy Pratama Putra

1102008204

Tutor : dr. Rita Murnikusumawati ,Sp.M

Kelompok 1

BIDANG KEPEMINATAN KDRT

(BLOK ELEKTIF)

SEMESTER VII

TAHUN AKADEMIK 2011 – 2012

UNIVERSITAS YARSI

Page 2: Kdrt Case Report Randy

ABSTRAK

Latar Belakang: Kekerasan dalam rumah tangga identik dengan seorang istri menjadi

korban dengan adanya luka sampai dapat menimbulkan kematian. Presentasi kasus: Seorang

suami yang meminta istrinya untuk selalu memakai pakaian yang seksi, bila tidak dituruti

akan diancam diusir dari rumah. Diskusi dan kesimpulan: Dampak negatif KDRT pada istri

dapat mempengaruhi perkembangan pada hubungan sosial dan psikisnya.

LATAR BELAKANG

Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis kejahatan yang

kurang mendapatkan perhatian dan jangkauan hukum. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga pada

umumnya melibatkan pelaku dan korban diantara anggota keluarga di dalam rumah tangga,

sedangkan bentuk tindak kekerasan bisa berupa kekerasan fisik dan kekerasan verbal (ancaman

kekerasan). Pelaku dan korban tindak kekerasan didalam rumah tangga bisa menimpa siapa saja,

tidak dibatasi oleh strata, status sosial, tingkat pendidikan, dan suku bangsa.

Tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga merupakan masalah sosial yang serius, akan

tetapi kurang mendapat tanggapan dari masyarakat dan para penegak hukum karena beberapa alasan,

pertama: ketiadaan statistik kriminal yang akurat, kedua: tindak kekerasan pada istri dalam rumah

tangga memiliki ruang lingkup sangat pribadi, berkaitan dengan kesucian dan keharmonisan rumah

tangga (sanctitive of the home), ketiga: tindak kekerasan pada istri dianggap wajar karena hak suami

sebagai pemimpin dan kepala keluarga, keempat: tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga

terjadi dalam lembaga legal yaitu perkawinan. (Hasbianto, 1996)

Sebagian besar perempuan sering bereaksi pasif dan apatis terhadap tindak kekerasan

yang dihadapi. Ini memantapkan kondisi tersembunyi terjadinya tindak kekerasan pada istri

yang diperbuat oleh suami. Kenyataan ini menyebabkan minimnya respon masyarakat

terhadap tindakan yang dilakukan suami dalam ikatan pernikahan. Istri memendam sendiri

persoalan tersebut, tidak tahu bagaimana menyelesaikan dan semakin yakin pada anggapan

yang keliru, suami dominan terhadap istri. Rumah tangga, keluarga merupakan suatu institusi

sosial paling kecil dan bersifat otonom, sehingga menjadi wilayah domestik yang tertutup

dari jangkauan kekuasaan publik sehingga tujuan pembuatan case report untuk membahas

dampak KDRT terhadap pelecehan seksual kepada istri.

Page 3: Kdrt Case Report Randy

DESKRIPSI KASUS

Seorang ibu bernama Ita Karmita (IK) yang berusia 44 tahun telah melaporkan tindak

kekerasan ke LBH APIK yang telah dilakukan oleh suaminya yang berusia 41 tahun. Alamat

pelapor Jl. Teluk Bayur 3 no.2 kav.AL Duren Sawit Jakarta Timur. IK bekerja sebagai ibu

rumah tangga yang menikah dengan Bapak Artano Hadisanto (AH) 15 tahun yang lalu,

tepatnya tahun 1996. Pada pernikahan tersebut mereka dikaruniai 2 orang anak (12 tahun

laki-laki dan 11 tahun perempuan). AH bekerja sebagai Country Manager. Penghasilan rata-

rata perbulanya empat puluh juta rupiah. Sebelumnya korban tidak pernah membawa perkara

ini ke pihak lain.

IK dan AH merupakan anak tunggal dari orangtua masing-masing. Waktu kecil AH

sering mengalami tindakan kekerasan dari orangtuanya. AH telah melanggar janji bahwa

setelah menikah akan tinggal terpisah dengan orangtua, namun demikian faktanya keduanya

harus tinggal dengan orangtua dari AH. Seiring berjalanya waktu, IK sering dipaksa oleh

suaminya menggunakan pakaian seksi di keseharianya. IK sangat tidak menyukai hal tersebut

karena tidak nyaman. Suami akan marah dan mengancam kabur dari rumah apabila hal itu

tidak dilakukan.

Setelah 4 tahun perkawinan, suami mendirikan rumah tepat di samping orangtuanya.

Awal nya rumah tersebut atas nama orangtua dari pelaku, entah kenapa suatu saat pelaku

menggantinya dengan nama nya sendiri. Begitupun dengan mobil yang sudah menggunakan

nama IK, beberapa bulan lalu pelaku menjual mobil tersebut dan membeli mobil baru yang

kemudian di atas nama kan orangtua dari pelaku.

Pada tanggal 1 Mei 2011, pukul 18.30, korban di ajak suami pergi ke Carefour dan

meminta korban untuk mengenakan pakaian yang seksi (rok mini dan baju tanpa lengan). IK

tidak mau menuruti keinginan dari suami, kemudian pelaku marah-marah hebat dan

mengancam korban untuk tidak memperbolehkan ikut ke carefour. Kemarahan pelaku

semakin menjadi dan saat itu juga pelaku mengancam korban di usir dari rumah dan

memberikan pilihan,yaitu:

a) Tidak di perbolehkan memakai pakaian tertutup dan jilbab sampai kapanpun.

b) Keluar dari rumah harus mengenakan pakaian yang seksi, berdasarkan kehendak suami.

c) Atau jika di langgar semua akan terjadi penyiksaan seksual (sodomi, dan meminum

Page 4: Kdrt Case Report Randy

sperma).

Korban tidak mau mengikuti semua keinginan pelaku dan keputusan terakhir korban

mengambil jalan dengan mengajukan gugatan cerai pada pelaku dan menginginkan hak asuh

kedua anak mereka jatuh pada korban.

DISKUSI

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah kekerasan yang terjadi dalam

lingkungan rumah tangga. Pada umumnya, pelaku KDRT adalah suami, dan korbannya

adalah istri dan/atau anak-anaknya. KDRT bisa terjadi dalam bentuk kekerasan fisik,

kekerasan psikologis/emosional, kekerasan seksual, dan kekerasan ekonomi.

Secara fisik, KDRT mencakup: menampar, memukul, menjambak rambut, menendang,

menyundut dengan rokok, melukai dengan senjata. Secara psikologis, KDRT termasuk

penghinaan, komentar-komentar yang merendahkan, melarang istri mengunjungi saudara

maupun teman-temannya, mengancam akan dikembalikan ke rumah orang tuanya.

Secara seksual, dapat terjadi dalam bentuk pemaksaan dan penuntutan hubungan seksual. 

Secara ekonomi, kekerasan terjadi berupa tidak memberi nafkah istri, melarang istri bekerja

atau membiarkan istri bekerja untuk dieksploitasi. (Tatiana, 2007)

Dalam kasus ini suami telah melakukan kekerasan secara psikologis, istri sering

mendapat ancaman untuk menuruti semua kehendaknya, apabila tidak patuh akan diusir dari

rumah suami. Korban KDRT biasanya enggan/tidak melaporkan kejadian karena

menganggap hal tersebut biasa terjadi dalam rumah tangga atau tidak tahu kemana harus

melapor.

Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan

atau penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk

ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-

wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.

Seringkali kekerasan pada perempuan terjadi karena adanya ketimpangan atau ketidakadilan

jender. Ketimpangan jender adalah perbedaan peran dan hak perempuan dan laki-laki di

masyarakat yang menempatkan perempuan dalam status lebih rendah dari laki-laki. “Hak

istimewa” yang dimiliki laki-laki ini seolah-olah menjadikan perempuan sebagai “barang”

milik laki-laki yang berhak untuk diperlakukan semena-mena, termasuk dengan cara

kekerasan.

Page 5: Kdrt Case Report Randy

Perempuan berhak memperoleh perlindungan hak asasi manusia. Kekerasan terhadap

perempuan dapat berupa pelanggaran hak-hak berikut:

1) Hak atas kehidupan

2) Hak atas persamaan

3) Hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi

4) Hak atas perlindungan yang sama di muka umum

5) Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik maupun mental yang sebaik-

baiknya

6) Hak atas pekerjaan yang layak dan kondisi kerja yang baik

7) Hak untuk pendidikan lanjut

8) Hak untuk tidak mengalami penganiayaan atau bentuk kekejaman lain, perlakuan

atau penyiksaan secara tidak manusiawi yang sewenang-wenang.

Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang

dilakukan secara sepihak dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasaran.

Pelecehan seksual bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, seperti di tempat kerja, di

kampus/sekolah, di pesta, tempat rapat. Pelaku pelecehan seksual bisa teman, pacar, atasan di

tempat kerja, dokter, dukun. Akibat pelecehan seksual, korban merasa malu, marah, terhina,

tersinggung, benci kepada pelaku, dendam kepada pelaku, shok/trauma berat.

Kecenderungan tindak KDRT terjadinya karena faktor dukungan sosial dan kultur

(budaya) dimana istri di persepsikan orang nomor dua dan bisa diperlakukan dengan cara apa

saja. Hal ini muncul karena transformasi pengetahuan yang diperoleh dari masa lalu, istri

harus nurut kata suami, bila istri mendebat suami, dipukul. Kultur di masyarakat suami lebih

dominan pada istri, ada tindak kekerasan dalam rumah tangga dianggap masalah privasi,

masyarakat tidak boleh ikut campur. Saat ini dengan berlakunya undang-undang anti

kekerasan dalam rumah tangga disetujui tahun 2004, maka tindak kekerasan dalam rumah

tangga bukan hanya urusan suami istri tetapi sudah menjadi urusan publik. Keluarga dan

masyarakat dapat ikut mencegah dan mengawasi bila terjadi kekerasan dalam rumah tangga.

Page 6: Kdrt Case Report Randy

Strauss A. Murray mengidentifikasi hal dominasi pria dalam konteks struktur masya-

rakat dan keluarga, yang memungkinkan terjadinya KDRT sebagai berikut:

1. Pembelaan atas kekuasaan laki-laki

Laki-laki dianggap sebagai superioritas sumber daya dibandingkan dengan wanita,

sehingga mampu mengatur dan mengendalikan wanita.

2. Diskriminasi dan pembatasan dibidang ekonomi

Diskriminasi dan pembatasan kesempatan bagi wanita untuk bekerja mengakibatkan

wanita (istri) ketergantungan terhadap suami, dan ketika suami kehilangan pekerjaan

maka istri mengalami tindakan kekerasan.

3. Beban pengasuhan anak

Istri yang tidak bekerja, menjadikannya menanggung beban sebagai pengasuh anak.

Ketika terjadi hal yang tidak diharapkan terhadap anak, maka suami akan menyalah-

kan istri sehingga tejadi kekerasan dalam rumah tangga.

4. Wanita sebagai anak-anak

konsep wanita sebagai hak milik bagi laki-laki menurut hukum, mengakibatkan kele-

luasaan laki-laki untuk mengatur dan mengendalikan segala hak dan kewajiban

wanita. Laki-laki merasa punya hak untuk melakukan kekerasan sebagai seorang

bapak melakukan kekerasan terhadap anaknya agar menjadi tertib.

5. Orientasi peradilan pidana pada laki-laki

Posisi wanita sebagai istri di dalam rumah tangga yang mengalami kekerasan oleh

suaminya, diterima sebagai pelanggaran hukum, sehingga penyelesaian kasusnya

sering ditunda atau ditutup. Alasan yang lazim dikemukakan oleh penegak hukum

yaitu adanya legitimasi hukum bagi suami melakukan kekerasan sepanjang bertindak

dalam konteks harmoni keluarga.

Dalam kasus ini, kedua insan yang hidup pasti menginginkan dan mendambakan

suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, penuh dengan keamanan dan ketenangan

atau bisa dikatakan kehidupan yang sakinah, karena memang sifat dasar manusia adalah

senantiasa condong kepada hal-hal yang bisa menentramkan jiwa serta membahagiakan

Page 7: Kdrt Case Report Randy

anggota badannya, sehingga berbagai cara dan usaha ditempuh untuk meraih kehidupan yang

sakinah tersebut. Sesungguhnya sebuah kehidupan yang sakinah, yang dibangun diatas rasa

cinta dan kasih sayang, tentu sangat berarti dan bernilai dalam sebuah rumah tangga. Betapa

tidak, bagi seorang pria atau seorang wanita yang akan membangun sebuah rumah tangga

melalui tali pernikahan, pasti berharap dan bercita-cita bisa membentuk sebuah rumah tangga

yang sakinah, ataupun bagi yang telah menjalani kehidupan berumah tangga senantiasa

berupaya untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.

Setiap pribadi, terkhusus mereka yang telah berumah tangga, pasti dan sangat

berkeinginan untuk merasakan kehidupan yang sakinah, sehingga kita menyaksikan berbagai

macam cara dan usaha serta berbagai jenis metode ditempuh, yang mana semuanya itu

dibangun diatas presepsi yang berbeda dalam mencapai tujuan kehidupan yang sakinah tadi.

Maka nampak di pandangan kita sebagian orang ada yang berusaha mencari dan menumpuk

harta kekayaan sebanyak-banyaknya, karena mereka menganggap bahwa dengan harta itulah

akan diraih kehidupan yang sakinah. Ada pula yang senantiasa berupaya untuk menyehatkan

dan memperindah tubuhnya, karena memang di benak mereka kehidupan yang sakinah itu

terletak pada kesehatan fisik dan keindahan bentuk tubuh. Disana ada juga yang

berpandangan bahwa kehidupan yang sakinah bisa diperoleh semata-mata pada makanan

yang lezat dan beraneka ragam, tempat tinggal yang luas dan megah, serta pasangan hidup

yang rupawan, sehingga mereka berupaya dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan itu

semua. Akan tetapi, perlu kita ketahui dan pahami terlebih dahulu apa sebenarnya hakekat

kehidupan yang sakinah dalam sebuah kehidupan rumah tangga.

Sesungguhnya hakekat kehidupan yang sakinah adalah suatu kehidupan yang

dilandasi mawaddah warohmah (cinta dan kasih sayang) dari Allah subhanahu wata’ala

Pencipta alam semesta ini. Yakni sebuah kehidupan yang dirihdoi Allah, yang mana para

pelakunya/orang yang menjalani kehidupan tersebut senantiasa berusaha dan mencari

keridhoan Allah dan rasulNya, dengan cara melakukan setiap apa yang diperintahkan dan

meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dan rasulNya.

Maka kesimpulannya, bahwa hakekat sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah

adalah terletak pada realisasi/penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga

yang bertujuan mencari ridho Allah subhanahu wata’ala. Karena memang hakekat

ketenangan jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan yang terbimbing dengan agama dan datang

dari sisi Allah subhanahu wata’ala.

Page 8: Kdrt Case Report Randy

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selaku uswatun hasanah (suri tauladan yang

baik) yang patut dicontoh telah membimbing umatnya dalam hidup berumah tangga agar

tercapai sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Bimbingan

tersebut baik secara lisan melalui sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam maupun secara

amaliah, yakni dengan perbuatan/contoh yang beliau shalallahu ‘alaihi wasallam lakukan.

Diantaranya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menghasung

seorang suami dan isteri untuk saling ta’awun (tolong menolong, bahu membahu, bantu

membantu) dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan saling mengingatkan

dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:

�ة� أ �م�ر� �ن ال اء� ف�إ �س� �الن �و�ص�وا ب ت اس�

ي� �ع�و�ج� ش� �ن أ �ع و�إ �ق�ت� م�ن� ض�ل ل خ�

اء� ء ف�ي �س((� �الن وا ب �و�ص((� ت و�ج� ف�اس� �ع((� ل� أ ز� �م� ي((� ه� ل �ت((� ك �ر� �ن� ت �ه� و�إ ت ر� �س((� ك

�ق�يم�ه� �ت� ت �ن� ذ�ه�ب ه� ف�إ �ع�ال� �ع� أ الض�ل

“Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita

diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk

adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam

meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian

membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-

isteri (para wanita) dengan cara yang baik.” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shohih, dari

shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Dalam hadits tersebut, kita melihat bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam membimbing para suami untuk senantiasa mendidik dan menasehati isteri-isteri

mereka dengan cara yang baik, lembut dan terus-menerus atau berkesinambungan dalam

menasehatinya. Hal ini ditunjukkan dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:

�ع�و�ج� ل� أ �ز� �م� ي �ه� ل �ت ك �ر� �ن� ت و�إ

Page 9: Kdrt Case Report Randy

yakni “jika kalian para suami tidak menasehati mereka (para isteri), maka mereka tetap

dalam keadaan bengkok,” artinya tetap dalam keadaan salah dan keliru. Karena memang

wanita itu lemah dan kurang akal dan agamanya, serta mempunyai sifat kebengkokan karena

diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana disebutkan dalam hadits tadi,

sehingga senantiasa butuh terhadap nasehat.

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahkan ini dianjurkan bagi seorang

isteri untuk memberikan nasehat kepada suaminya dengan cara yang baik pula, karena

nasehat sangat dibutuhkan bagi siapa saja. Dan bagi siapa saja yang mampu hendaklah

dilakukan. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

ت� ل�ح� الص�� وا ت�واص� و� ق� ب�الح� وا ت�واص� و� �ال� برب�الص� إ ال�ذين� ءام�نوا ل�وا و�ع�م�

“Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya

menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 3)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

�ح�ة� ص�ي �ن� الن الد�ي

“Agama itu nasehat.” (HR. Muslim no. 55)

Maka sebuah rumah tangga akan tetap kokoh dan akan meraih suatu kehidupan yang sakinah,

insya Allah, dengan adanya sikap saling menasehati dalam kebaikan dan ketakwaan.

Ketahuilah, dengan berdzikir dan memperbanyak dzikir kepada Allah, maka seseorang akan

memperoleh ketenangan dalam hidup (sakinah).

Baik dzikir dengan makna khusus, yaitu dengan melafazhkan dzikir-dzikir tertentu yang telah

disyariatkan, misal:

الله �غ�ف�ر� ت س�� أ

Page 10: Kdrt Case Report Randy

dan lain-lain, maupun dzikir dengan makna umum, yaitu mengingat, sehingga

mencakup/meliputi segala jenis ibadah atau kekuatan yang dilakukan seorang hamba dalam

rangka mengingat Allah subhanahu wata’ala, seperti sholat, shoum (puasa), shodaqoh, dan

lain-lain.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

�اب� �ت �ل�ون� ك �ت �وت� الله� ي �ي �ت م�ن� ب �ي �م�ع� ق�و�م@ ف�ي ب ت م�ا اج�

ل�ت� ع�ل� �ز� ن �ال �ه�م� إ �ن �ي �ه� ب ون س� �د�ار� �ت الله� و�ي

�ة� �ن �ي ك �ه�م� الس ي

“Tidaklah berkumpul suatu kaum/kelompok disalah satu rumah dari rumah-rumah Allah

(masjid), (yang mana) mereka membaca Al Qur`an dan mengkajinya diantara mereka,

kecuali akan turun (dari sisi Allah subhanahu wata’ala) kepada mereka as sakinah

(ketenangan).” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu

‘anhu)

Dalam hadits diatas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kabar gembira

bagi mereka yang mempelajari Al Qur`an (ilmu agama), baik dengan mempelajari cara

membaca maupun dengan membaca sekaligus mengaji makna serta tafsirnya, yaitu

bahwasanya Allah akan menurunkan as sakinah (ketenangan jiwa) pada mereka.

KESIMPULAN

Tindak kekerasan dalam rumah tangga merupakan jenis kejahatan yang kurang

mendapat perhatian dan jangkauan hukum pidana. Bentuk kekerasannya dapat berupa

kekerasan fisik, psikis, seksual, dan verbal serta penelantaran rumah tangga. Faktor yang

mendorong terjadinya tindak kekerasan pada istri dalam rumah tangga yaitu pembelaan atas

kekuasaan laki-laki, diskriminasi dan pembatasan bidang ekonomi, beban pengasuhan anak,

wanita sebagai anak-anak, dan orientasi peradilan pidana pada laki-laki. Suami dan istri juga

perlu untuk terlibat dalam terapi kelompok dimana masing-masing dapat melakukan sharing

sehingga menumbuhkan keyakinan bahwa hubungan perkawinan yang sehat bukan dilandasi

Page 11: Kdrt Case Report Randy

oleh kekerasan namun dilandasi oleh rasa saling empati. Selain itu, suami dan istri perlu

belajar bagaimana bersikap asertif dan memanage emosi sehingga jika ada perbedaan

pendapat tidak perlu menggunakan kekerasan karena berpotensi anak akan mengimitasi

perilaku kekerasan tersebut.

SARAN

Untuk menurunkan kasus-kasus KDRT maka masyarakat perlu digalakkan pendidikan

mengenai HAM dan pemberdayaan perempuan, menyebarkan informasi dan mempromosikan

prinsip hidup sehat, anti kekerasan terhadap perempuan dan anak serta menolak kekerasan

sebagai cara untuk memecahkan masalah, mengadakan penyuluhan untuk mencegah

kekerasan, mempromosikan kesetaraan jender, mempromosikan sikap tidak menyalahkan

korban melalui media.

Bagi suami sebagai pelaku, bantuan oleh Psikolog diperlukan agar akar permasalahan

yang menyebabkannya melakukan kekerasan dapat terkuak dan belajar untuk berempati

dengan menjalani terapi kognitif. Karena tanpa adanya perubahan dalam pola pikir suami

dalam menerima dirinya sendiri dan istrinya maka kekerasan akan kembali terjadi.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan bila menjadi korban kekerasan dalam rumah

tangga, sebagai berikut:

1) Menceritakan kejadian kepada orang lain, seperti teman dekat, kerabat, lembaga-lembaga pelayanan/konsultasi

2) Melaporkan ke polisi

3) Mencari jalan keluar dengan konsultasi psikologis maupun konsultasi hukum

4) Mempersiapkan perlindungan diri, seperti uang, tabungan, surat-surat penting untuk kebutuhan pribadi dan anak

5) Pergi ke dokter untuk mengobati luka-luka yang dialami, dan meminta dokter membuat visum.

Page 12: Kdrt Case Report Randy

UCAPAN TERIMAKASIH

Saya mengucapakan terimakasih kepada Allah yang atas berkat dan rahmatnya Saya

bisa menyelesaikan case report ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada LBH-APIK,

Jakarta Timur. Tak lupa Saya juga mengucapakan terimakasih kepada pembimbing tutor

yaitu dr.Rita Murnikusumawati Sp.M yang membimbing blok kepeminatan KDRT kelompok

1 sehingga case report dapat dibuat dengan hasil yang memuaskan. Terima kasih kepada dr.

Hj. RW. Susilowati, Mkes dan DR. Drh. Hj. Titiek Djannatun sebagai koordinator blok

elektif ini serta kepada dr.Ferryal Basbeth, Sp.F sebagai dosen pengampuh. Kepada semua

anggota kelompok 1 KDRT, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.

Page 13: Kdrt Case Report Randy

DAFTAR PUSTAKA

1. Thobroni,M.2010.Meraih Berkah Dengan Menikah.Pustaka Marwa.Jakarta

2. http://www.kesrepro.info

3. Sitorus,M.1999.Kekerasan dan Dampaknya Terhadap Wanita,IDAJI.Jakarta

4. http://www.g-excess.com/202/kekerasan-terhadap-wanita

5. http://www.gunadarma.ac.id

6. Departemen Kesehatan (2002), Pedoman Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

terhadap Perempuan. Jakarta: Departemen Kesehatan.

7. Venny A (2003). Memahami Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta: Yayasan

Jurnal Perempuan.

8. Al-Qur’an dan Hadist