Upload
feeboo
View
28
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kdrtmakalah forensik
Citation preview
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Supervisor: dr. EKO YUNIANTO, Sp. F, M.H. Kes
Oleh :ANNI FITRIA 10542 0012 08
Pendahuluan Dengan disahkannya Undang-Undang RI No. 23 tahun
2004 tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), maka domestic violence, yang diterjemahkan sebagai kekerasan dalam rumah tangga bukan lagi menjadi urusan dalam satu keluarga semata.
Kekerasan dalam rumah tangga memiliki tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun. fenomena gunung es
Di sebagian besar masyarakat Indonesia, KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga belum diterima sebagai suatu bentuk kejahatan.
Korban kekerasan dakam rumah tangga biasanya enggan untuk melaporkan kejadian yang menimpa dirinya karena tidak tahu kemana harus mengadu.
Definisi dan batasan KDRT“Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.”
Menurut UU PKDRT No. 23 Tahun 2004 Pasal 2 dalam Oktavinda (2008)
lingkup rumah tangga meliputiSuami, istri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri)Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan
orang sebagaimana dimaksud huruf a karena hubungan darah, perkawinan (mertua, menantu, ipar, besan), persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan atau
Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut
Epidemologi Kekerasan dalam rumah tangga memiliki tren yang terus
meningkat dari tahun ke tahun. Menunjukkan kekerasan terhadap perempuan (KTP)
sepanjang tahun 2006, mencapai 22.512 kasus, dan kasus terbanyak adalah Kekerasan dalam Rumah Tangga sebanyak 16.709 kasus atau 76%.
Jenis kekerasan yang paling sering dihadapi oleh perempuan adalah kekerasan psikis (45,83 %).
Bentuk-bentuk kekerasan dalam KDRTKekerasan fisikKekerasan psikis Kekerasan seksual Penelantaran rumah tangga
Etiologi Adanya hubungan kekuasaan yang tidak seimbang antara
suami dan istri. Ketergantungan ekonomiKekerasan sebagai alat untuk menyelesaikan konflikPersaingan FrustasiKesempatan yang kurang bagi perempuan dalam proses
hukum
Karakteristik kasus KDRTFase 1
Munculnya ketegangan, berbagai konflik, pertengkaran mulut, tidak adanya kesatuan pendapat
Fase 2Insiden penganiayaan akut terjadi dengan tindakan kekerasan secara verbal, fisik dan seksual, berlangsung dalam beberapa jam sampai 24 jam atau lebih lama lagi
Fase 3Keduanya merasa mereda/ hilang
Ciri-ciri :Korban KDRT umumnya datang dengan
keluhan yang bisa di kategorikan ringan, Mereka datang terlambat, dalam arti
kejadian sudah satu atau dua hari sebelum mereka datang ke sarana kesehatan.
Luka yang berbeda umurnya
Dampak dari tindakan KDRTPada istri Pada anak : dampak langsung dan tak langsung
Kebanyakan anak yang tumbuh dalam rumah tangga yang penuh kekerasan akan tumbuh menjadi anak yang kejam. Penelitian membuktikan bahwa 50% - 80% laki-laki yang memukuli istrinya atau anak-anaknya, dulunya dibesarkan dalam rumah tangga yang bapaknya sering melakukan kekerasan terhadap istri dan anaknya.
Pemeriksaan kedokteran forensikDokter dituntut untuk mampu menjadi penilai/assessorDilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan
seksama untuk menilai luka-luka yang baru serta mencari kemungkinan luka-luka lama yang dapat menunjukkan adanya kekerasan berulang
Pada pemeriksaan terhadap korban kekerasan fisik, dalam rangka pembuatan kesimpulan visum, perlu memperhatikan klasifikasi luka yang mengacu pada pasal 44 UU PKDRT
Aspek hukum UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah TanggaFokus UU PKDRT ini ialah kepada upaya pencegahan,
perlindungan dan pemulihan korban kekerasan dalam rumah tangga.
Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005 tentang KomisiNasional Anti Kekerasan terhadap PerempuanBahwa setiap bentuk kekerasan terhadap perempuan
merupakan salah satu bentuk pelanggaran atas hak-hak asasi manusia sehingga dibutuhkan satu usaha untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kekerasan terhadap perempuan
Ketentuan pidana Ketentuan pidana terhadap pelanggaran
KDRT diatur oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT.
Pemulihan korban KDRTPeraturan Pemerintah RI No. 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga :Segala upaya untuk penguatan korban kekerasan dalam rumah
tangga agar lebih berdaya baik secara fisik maupun psikis Segala tindakan yang meliputi pelayanan dan pendampingan
korban KDRT.
Bahwa penyelenggaraan pemulihan terhadap korban dilaksanakan oleh instansi pemerintahdan pemerintah daerah serta lembaga sosial sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,termasuk menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk pemulihan korban.
Penyelenggaraan kegiatan pemulihan korban meliputi :
Pelayanan kesehatanPendampingan korbanKonselingBimbingan rohaniResosialisasi
UU Nomor 23 Tahun 2004 : Pasal 39, pasal 40, pasal 42
Perlindungan Saksi Dan Korban Kekerasan Dalam Rumah TanggaMenurut Undang-Undang No.23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Pasal 10, korban berhak mendapatkan :7
Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah perlindungan dari pengadilan
Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisPenanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan
korbanPendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada
setiap tingkat proses pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pelayanan bimbingan rohani
Penutup Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan karena korban KDRT pada umumnya ialah perempuan.Kekerasan terhadap perempuan berarti kekerasan yang melanggar hak asasi perempuan yang berarti juga kekerasan yang melanggar hak asasi manusia. Dengan dikeluarkannya UU PKDRT No. 23 Tahun 2004, masalah KDRT tidak lagi menjadi masalah privat tetapi sudah menjadi masalah publik.