86
PENANGANAN SYOK OBSTETRI GINEKOLOGI Dr.SUHARTO Sp.OG.

Ke Gawat Daruratan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kegawatdaruratan maternal

Citation preview

Page 1: Ke Gawat Daruratan

PENANGANAN SYOKOBSTETRI GINEKOLOGI

Dr.SUHARTO Sp.OG.

Page 2: Ke Gawat Daruratan

PENDAHULUAN

• Dibidang obstetri ginekologi kita sering

menemukan kasus syok terutama dise babkan oleh perdarahan

• Ini merupakan kasus kedaruratan yang harus kita tangani dengan cepat,cermat dan tepat.

Page 3: Ke Gawat Daruratan

Pengertian syok

• Syok adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah ( perfusi darah ) ke dlm

jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuh

an oksigen dan nutrisi dan tidak mampu menge luarkan hasil metabolisme,

( sarwono p )

Page 4: Ke Gawat Daruratan

PENYEBAB

1.Perdarahan

2.Neurogenik

3.Kardiogenik

4.Septik

5.Anafolaktik

6.Emboli

7.Penyebab anestesi

8.Kombinasi

Page 5: Ke Gawat Daruratan

GEJALA KLINIK

1.Tekanan darah menurun

2..Nadi cepat dan lemah

3.Keringat dingin

4.Pucat

5.Sianosis

6.Sesak nafas

7.Penglihatan kabur

8.Gelisah

9.OLIGURIA /ANURIA

Page 6: Ke Gawat Daruratan

KOMPLIKASI

• Akibat kekurangan oksigen:

• Terjadi metabolisme an aerob---- Asidosis metabolik.:

• 1.Hipofisis mengalami nekrosis

• 2.Nekrosis ginjal ---- Gagal ginjal

Page 7: Ke Gawat Daruratan

KLASIFIKASI PERDARAHAN

KLASIFIKASI I

Jumlah perdarahan < 15 %

.Tek ,drh dan nadi normal

Test Tilt positip

Test TILT utk gejala syok yg tidak jelas:

pasien didudukkan terjadi hipotensi dan atau takikadi.

bila berbaring tek.drh dan frek.nadi normal

Page 8: Ke Gawat Daruratan

KLASIFIKASI II

• Perdarahan 20 – 25 % SEDANG

Takikardi – takipneu

tekanan nadi < 30%

tekanan sistol rendah

pengisian darah kapiler lambat

Page 9: Ke Gawat Daruratan

KLASIFIKASI III BERAT

• PERDARAHAN 30 – 35 %

Kulit dingin,berkerut.pucat Tekanan darah sangat rendah Gelisah Oligouria ( ,30ml/jam ) Asidosis netabolik

Page 10: Ke Gawat Daruratan

PERDARAHAN BERAT

• Perdarahan 40 – 45 %

Hipotensi berat hanya nadi karotis yang teraba syok ireversible

Page 11: Ke Gawat Daruratan

FASE SYOK OBSTETRIK

• Perempuan hamil mempunyai toleransni perdarahan 500 – 100 ml.

• Ini karena daya toleransi / adaptasi fisiologik kardio vaskuler dan hematologik.

• Akan tetapi apabila terjadi perdarahan terus menerus akan memasuki fase:

fase kompensasi

fase dekompensasi

fase kerusakan jaringan & bahaya kematian

Page 12: Ke Gawat Daruratan

Fase kompensasi

• Rangsangan reflek simpatis • Respon pertama thd kehilangan darah adalah

vasokonstriksi utk mempertahankan pasokan darah ke organ vital

. Takikardi

. Takipneu

. Pucat

Page 13: Ke Gawat Daruratan

Fase dekompensasi

• Perdarahan lebih 1000 ml• Gejala klinik sesuai kekurangan darah

• Terapi pada fase ini adl terapi yang adekuat dan tepat

Page 14: Ke Gawat Daruratan

Fase kerusakan jaringan & bahaya kematian

• Penanganan yg tidak adekwat dan lama akan menyebabkan kerusakan jaringan:

• a.Asidosis metaboik• b.|Dilatasi arteriel - cairan keluar ke Jar• C.DIC• D.Kegagalan jantung

Page 15: Ke Gawat Daruratan
Page 16: Ke Gawat Daruratan

Pengertian

• Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadi mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan /pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat tepat dan cepat.

• Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat/kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.

Page 17: Ke Gawat Daruratan

FASE SEPTIK SYOK

• INFEKSI• .SEPTIKEMIA• SYOK SEPTIK : WARM SYOK SEPTIK

COLD SYOK SEPTIK

Page 18: Ke Gawat Daruratan

PENANGANAN UMUM

• 1.Posisikan pasien

• 2.Manajemen airway

• 3.Manajemen breathing

• 4.Manajemen circulation

• 5.Pasang transfusi set dg jarum no.18

Page 19: Ke Gawat Daruratan

Perawatan ke daruratan

• Meliputi pertolongan pertama, penanganan trans portasi yang diberikan kepada orang yang menga lami kondisi darurat akibat rudapaksa. seba medik atau perjalanan penyakit dimulai dari tempat dikete mukannya korban tsb.sampai pengobatan definitif yang dilakukan ditempat rujukan.

Page 20: Ke Gawat Daruratan

Penyebab ke gawatan:

• Segala sesuatu bisa berupa penyakit maupun trauma yang menyebabkan ancaman terhadap fungsi vital tubuh,antara lain:

1. fungsi jalan nafas dan fungsi nafas

2. fungsi sirkulasi

3. fungsi otak dan kesadaran.

Page 21: Ke Gawat Daruratan

Kriteria pasien gawat darurat

• Orang mengalami kegawat daruratan yang menyang kut :

1.Terganggunya jalan nafas yang menyangkut

sumbatan karena benda asing, asma berat,

spasme laryngeal ,traumma muka yang meng

ganggu jalan nafas dll.

2.Terganggunya fungsi pernafasan

misal. Trauma torak,masif hemotorak, emfi

sema, fraktur iga , paralisis otot nafas akibat

obat,penyakit dll.

Page 22: Ke Gawat Daruratan

2.Terganggunya fungsi sirkulasi

antara lain syok ( hipovolemik,kardiogenik,

anafilaktik,septik dan neurogenik ), tamponade

jantung dll.

3.Terganggunya fungsi otak dan kesadaran

misal ; stroke dangan penurunan kesadaran

trauma kepala dgn penurunan ksdrn

koma diabetika,koma uremika,koma

hepatikum

infeksi otak

kejang contoh eklamsi.

Page 23: Ke Gawat Daruratan

Pasien akut

• Adalah pasien yang menderita sakit secara menda- dak (dalam waktu cepat ) yang membutuhkan per –tolongan segera yang apabila tidak ditolong, akan bertambah parah penyakit nya.

• Kriteria pasien akut :

1.Semua pasien gawat darurat

2.Pasien trauma selain gawat darurat seperti luka

robek ringan-sedang dll.

Page 24: Ke Gawat Daruratan

KEGAWATAN OBSTETRI GINEKOLOGI

• PERDARAHAN

Abortus

Mola hidatidosa

KET

Plasenta previa

solusio plasenta

perdarahan pasca salin

Page 25: Ke Gawat Daruratan

• INFEKSI

Abortus

Pasca tindakan

Infeksi nifas

Page 26: Ke Gawat Daruratan

• TEKANAN DARAH TINGGI

DAN PENURUNAN KESADARAN

HIPERTENSI

Pre eklamsi

Eklamsi

Page 27: Ke Gawat Daruratan

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )

• 1.Posisi korban harus terlentang dengan alas yang

keras.Posisi penolong disisi korban sejajar dada

penderita.

• 2.Penolong meletakkan bagian yang keras telapak

tangan diatas sternum 2 – 3 jari diatas prosesus

xiphoideus.Letakkan telapak tangan ke 2 diatas

telapak tangan pertama (menumpuk ), Kedua lutut

penolong merapat,dan menempel bahu.

Pijatan dng menjatuhkan berat badan penolong

ke sternum

Page 28: Ke Gawat Daruratan

• 3.Tekan tulang sternum sedalalm 5 cm kemudian

biarkan dada kembali normal (relaksasi ).

Waktku kompresi dan relaksasi dada diusahakan

sama.

Jika ada dua penolong ,penolong pertama melaku

kan kompresi maka penolong kedua sambil menu

nggu pemberian ventilasi,sebaiknya meraba arteri

karkotis utk mengetahui apakah kompresi efektif

atau tidak.Jika nadi berdetak maka kompresi efektif.

Page 29: Ke Gawat Daruratan

• 4.Setelah 30 kali kompresi dihentikan diteruskan

dengan pemberian ventilalsi 2 kali ( 1 siklus =

30 kali komprresi dan 2 kali ventilasi ),

Setia p 5 sikllus dilakukan monitoring denyut nadi

dan bergantian posisi penolong apabila penolong

lebih dari satu orang.• 4.Jika terpasang endo tracheal tube ( ETT ) tidak

menggunakan 30 : 2 lagi.

Kompresi dilakukan dgn kecepatan 100x/mnt

tanpa berhenti dan ventilalsi dilakukan 8 – 10.

Setiap 2 mnt bergantian posisi agar tdk lelah.

Page 30: Ke Gawat Daruratan

2.Hipotermi

• Derajat hipotermi akan mempengaruhi pernafasan dan denyut jantung,( bradikardi )

• Harus dinilai ada henti nafas dan lambatnya jantung selama 30 – 45 detik.

• Tidak usah menunggu menaikkan suhu tubuh, berikan pernafasan buatan apabila tidak bernafas danberikan RJP bila henti jantung.

• Lepas pakaian dan berikan selimut hangat dan jika mungkin berikan oksigen hangat.

Page 31: Ke Gawat Daruratan

• Posisi mantap (recovery posistion )

Posisi ini digunakan utk korban yang tidak sadar yang telah bernafas normal dan sirkulasi aman.

Posisi ini dibuat utk menjaga jalan nafas tetap ter buka dan mengurangi risiko sumbatan jalan nafas dan aspirasi.

Caranya korban diletakkan miring salah satu sisi tubuh dengan tangan yang dibawah berada dide

pan badan.

Page 32: Ke Gawat Daruratan

RESUSITASI JANTUNG PARUDIHENTIKAN :

• 1.Jantung sudah berdetak ,ditandai adanya nadi dan nafas sudah spontan.

• 2.Mengechek nadi dan pernafasan

• 3.Penolong kelelahan.

• 4.Penderita ddinyatakan tidak mempunyai harapan hidup lagi.

Page 33: Ke Gawat Daruratan

STABILISASI PASIEN

• Menyangkut :

• Pemberian oksigen• Menstabilkan kan pernafasan• Menstabil kan hemodinamika ( sirkulasi )• Memperbaiki kesadaran

Page 34: Ke Gawat Daruratan

AIRWAY MANAGEMENTPengelolaan Jalan Nafas Tanpa Alat

• Adalah tindakan yang dilakukan untuk membebas kan jalan nafas dengan tetap memperhatika cervical

• Tujuan:

membebaskan jalan nafas untuk menjamin jalan mas suknya udara keparu secara normal sehingga men – jamin kecukupan oksigenasi tubuh.

Page 35: Ke Gawat Daruratan

Pemeriksaan jalan nafas:

• L = look.

lihat jalan nafas atau pengembangan dada,adanya retraksi sela iga,warna mukosa kulit dan kesadaran.

• L = listen

dengar suara udara pernafasan.

• F = feel ( rasakan )

rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan

menggunakan pipi penolong.

Page 36: Ke Gawat Daruratan

Cara pemeriksaan LLFdilakukan secara simultan

Cara ini digunakan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan

Page 37: Ke Gawat Daruratan

Tindakan :

• Membuka jalan nafas dengan proteksi servikal:

1.Chin lift manouver ( tindakan mengangkat dagu )

2.Jaw thrust manouver ( mengangkat sudut rahang

bawah )

3.Head Tilt manouver ( tindakan menekan dahi )

ingat pada pasien dgn dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan dgn anouver jaw thrust dg.hati2 dan mencegah gerakan leher

Page 38: Ke Gawat Daruratan

• Utk memeriksa jalan nafas terutama didaerah mulut dapat dilakukan cara Croos Finger yaitu dgn menggu

nakan jari telunjuk dan ibu jari disilangkan dan mene

kan gigi atas dan bawah.

• Bila jalan nafas tersumbat adanya benda asing dalam rongga mulut,dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.

• Kegagalan membuka jalan nafas dgn cara ini perlu di

pikirkan adanya sumbatan jalan nafas di faring atau

adanya henti nafas (apnea )

Page 39: Ke Gawat Daruratan

• Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar.

lakukan tiupan udara dari mulut ke mulut dan bila

dada tidak berkembang ,maka kemungkinan adanya

sumbatan pada jalan nafas dan dilakukan manouver

Helmich

Page 40: Ke Gawat Daruratan

Pemeriksaan sumbatan jalan nafas daerah mulut

menggunakan tehnik Cross Finger

Page 41: Ke Gawat Daruratan

Tand adanya sumbatan jalan nafas

• Ditandai adanya suara tambahan :

1 Mendengkur (snooring )

berasal sumbatan dari pangkal lidah.

cara mengatasi dgn chin lift, jaw thrust,pemasang

an pipa endotrakheal tube (ETT)

Page 42: Ke Gawat Daruratan

2.Berkumur ( gargling )

penyebab adanya caairan didaerah hipofaring

cara mengatasi : finger sweep

suction

3.Stridor (crowing )

sumbatan pada plika fokalis

cara mengatasi : cricotirotomi

trakheostomi.

Page 43: Ke Gawat Daruratan

Memebersihkan jalan nafas.

• Sapuan jari ( finger sweep )

diloaklukan pada jalan nafasi tersumbat adanya benda asing pada mulut belakang atau hipfaring spt gumpalan darah,muntahan benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang.

Cara:

* Miringkan kpl pasien (kecuali dugaan fraktur tl

leher)kmd buka mulut dgm jaw thrust dan tekan ke

bawah bila otot rahang lemas (manouver emaresi)

Page 44: Ke Gawat Daruratan

* gunakan dua jari ( telunjuk dan jari tengah) yg

bersih atau dibungkus sarung tangan/ kasa/ kain

untuk membersihkan rongga mulut dengan gerak

an menyapu.

Page 45: Ke Gawat Daruratan

Mengatasi sumbatan parsial

• Dapat digunakan tehnik manual thrust - Abdominal thrust - Chest thrust - Back blow

• Jika sumbatan tidak teratasi,maka penderita akan: - gelisah krn hipoksia - gerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga, tracheal tug - gerak dada dan perut paradoksal - sianosis - nilai apakah ada suara nafas tambahan.

Page 46: Ke Gawat Daruratan

Pasien tidak sadar dengan posisi terlentang,perhatikan jalan nafasnya! Pangkal lidah menutupi

jalan nafas.

Page 47: Ke Gawat Daruratan

• Lakukan tehnik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas.

• Ingat tempatkan korban pada tempat yg datar ! • Kepala dan leher korban jangan terganjal.

• Chin lift

dilakukan bila jalan naafas tertutup lidah.

tdk boleh dilakukan pada dugaan fraktur servikal.

Page 48: Ke Gawat Daruratan

Head tilt

• Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah

(tdk boleh pada dugaan fraktur servikal.• Cara : letakkan satu telapak tangan pada dahi dan

tekan kebawah sehingga kepala menjadi

tengadah dan penyangga leher tegang dan

lidah pun terangkat ke depan.

Page 49: Ke Gawat Daruratan

Jaw thrust

• Caranya:

dorong sudut rahang awah kiiiri kanan kedepan

sehingga bariisan gigi bawah didepan gigi atas.

( hanya dikerjakan pada orang terlatih ).

Page 50: Ke Gawat Daruratan

Breathing ManagementPengelolaan Funngsi Pernafasan.

• Pengertian

memperbaiki fungsi nafas dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan oksi gen dan pengeluaran gas Co2

• Tujuan

menjamin pertukanan udra di paru normal

Page 51: Ke Gawat Daruratan

Diagnosis

• Ditegakkan bila pada pemeriksaan dengan menggu nakan metode LLF tdk ada pernafasan dan pengelo laan jalan nafas telah dilakukan. ( jalan nafas aman )

• Tindakan:• 1.Tanpa alat dengan metode mouth to mouth atau

mulut ke hidung sebanyak 2 kali tiupanawal dan

dfiselingi ekhalasi.

2.Dengan alat,memberikan pernafasan dengan

ambubag ( bagging ) dpt ditambah O2 atau di

rumah sakit dengan ventilator/respirator.

Page 52: Ke Gawat Daruratan

Bagging

Page 53: Ke Gawat Daruratan

Pemeriksaan Pernafasan

• Look /lihat: gerak dada

gerak cuping hidung (flaring nostril )

retraksi sela iga

• Listen /dengar : suara nafas,suara nafas tambahan

• Feel/rasakan : udara nafas keluar hidung mulut

• Palpasi : gerak dada ,simetris ?

Page 54: Ke Gawat Daruratan

• Perkusi /Ketuk

redup,hiper sonor,simetris ?

• Auskulltasi menggunakan stetoskop

suara nafas ada?

simetris

ronkhi

wheezing

Page 55: Ke Gawat Daruratan

Tanda distres nafas

• * nafas dangkal dan cepat

* gerak cuping hidung

* tarikan sela iga ( retraksi )

* tarikan otot leher (tracheal tug )

* nafas cepat

* hipotensi

* vena leher distensi

* sianosis ( tanda lamlbat )

Page 56: Ke Gawat Daruratan

Pemberian nafas buatan.

• Diberikan sebanyak 12 – 20 kali /menit sampai dada terangkat.

• Diberikan bila nafas abnormal,tidak usah menunggu sampai apnea

• Tambahkan oksigen apabila tersedia• Jika udara masuk lambung jangan menekan perut

utk mengeluarkan krn berisiko aspirasi.• Nafas buatan dilakukan in line immobilatation (fiksa-

sasi kepala lelher ) agaar tulang leher tidak bergerak gerak.

Page 57: Ke Gawat Daruratan

Cara memberikan pernafasan mulut ke mulut.

Page 58: Ke Gawat Daruratan

Circulation

• Pengertian:

tindakan yg dilakukan dengan pemberian cairan untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau dehidrasi.

• Tujuan:

untuk menggantikan volume cairan tubuh yang hilang sebelumnya,menggantikan cairan yang hilang yang sedang berlangsung dan mencukupi kebutuh an cairan sehari.

Page 59: Ke Gawat Daruratan

Penilaian klinis kebutuhan cairan

• 1.Nadi ada dan penuh,berarti volume sirkulasi

adekuat.

2.Ekstremitas (telapak tangan dan kaki )kemerahan

dan capilary Refill Time cepat < 2 detik.Berarti sir

kulasi adekuat.

3.Edema perifer dan ronkhi paru,mungkin hipervole

mia

4.Takikardi saat istirahat,tekanan darah menurun bisa

terjadi sirkulasi abnormal.

Page 60: Ke Gawat Daruratan

• 5.Turgor kulit menurun ,mukosa muluut kering dan

kulit tampak keriput berarti kekurangan cairan brt.

6.Produksi urin rendah bisa jadi krn hipovolemia.

Page 61: Ke Gawat Daruratan

• Jalan masuk cairan :

a.enteral :oral atau lewat nasogastric tube

b.parenteral : lewat jalur pembuluh darah vena

c.Intra oseous : pada pasien balit

Page 62: Ke Gawat Daruratan

• Jenis cairan :

a.enteral : oralit (oral rehidration solution )

larutan gula garam

lalrutan air tajin.

b.parenteral : kristaloid

koloid

transfusi.

Page 63: Ke Gawat Daruratan

Cairan kristaloid

• a. Kelompok cairan non ionik yag kebanyakan ber

sifat iiso osmolalr.

b.Tidak mengandung partikel onkootik shg tidak me

netap di intra vaskuler.

c.Cairan ini baik untuk tujuan mengganti kehilangan

volume terutama kehilangan cairan intersisial.

d.Harganya murah,tidak menyebabkan anafiloaktik

e.Pemberian berlebih akian menyebabkan oedem

paru dan oedem perifer.

f.Untuk resusitasi digunakan Ringer laktat,ringer

asetat dan NaCl 0.9%

Page 64: Ke Gawat Daruratan

Cairan koloid

• a.Cairan yg mengandung partikel onkotik yg dapat

menyebabkan tekanan onkotik.

b.Sebagian besar menetap intravaskuler

c.Koloid yg bersifat plasma ekspander akan menarik

cairan ekstravaskuler ke intravaskuler.

d.Dapat menyebabkan reaksi allergi – anafilakktik

e.Pemberian berlebih dapat menyebabkan eodem

paru ttp tidak akan menyebabkan oedem pereifer.

f.Untuk resusitasi digunakan Dekstran,HES,gelaltin

Page 65: Ke Gawat Daruratan

Transfusi darah

• 1.Dipertimbangkan pemberiannya bila hemodina

mika tidak stabil meskipun cairan sdh cukup

banyak dan Hb kurang 7gr/dl. ,serta pasien masih

berdarah kecuali pada pdrt jantung Hb < 10 gr/dl.

harus ditransfusi.

2.Penyediaannya membutuhkan golongan dara h

dan resipiens serta cross check darah.

3.Agar aman diperlukan pemeriksaan darah yg

lengkap seperti malaria,hepatitis,HIV dll.

4.dapat menyebabkan reaksi transfusi.

Page 66: Ke Gawat Daruratan

• 5.Untuk resusitasi dalam bentuk Whole blood

concentrat.

6.Merupakan pilihan terakhir oleh karena bersifat

RED (Rare Expensive Dangers,)

Rare : penyediaanya terbatas

Expensive : mahal

Dangers :berbahaya krn dapat menyebabkan reaksi

transfusi dan penybaran penyakit.

Page 67: Ke Gawat Daruratan

Penggantian cairansesuai perkiraan jumlan darah yang hilang ( EstimateBlood Lose ): EBL

• 1.kristaloid ( Ra,NaCl o.9%,RA )

2 – 4 kali EBL.

2.Gelaltin : 2 kali EBL

3.Dekstran,Hes : 1 kali EBL

Page 68: Ke Gawat Daruratan

TERAPI OKSIGEN.

• Pengertian :• Memberikan tambahan oksigen kepada pasien agar

kebutuhan oksigen terpenuhi

• Tujuan

agar kebutuhan oksigen seluruh tubuh terpenuhi.

Page 69: Ke Gawat Daruratan

Indikasi

1,Sumbatan jalan nafas2.Henti nafas3.Henti jantung4.Hipoventilalsi ( respirasi < 10x/mnt )5Tenggelam6.Syok7,Hipthermia8.Keracunan gas9.Distres nafas10.Pasien tdk sadar : stroke (Cerebro Vascular

Accident )

Page 70: Ke Gawat Daruratan

• Konsentrasi oksigen tergantung dari jenis alat dan flowrate ( liter /menit.)

• Kondisi pasien menentukan keperluan alat dan konsentrasi oksigen yang diperlukan,

Page 71: Ke Gawat Daruratan

Peralatan

• a .Tabung oksigen f.Partial rebrether mask• b.Flow meter g.Non rebrerther mask• C.Humidifier h.Venture mask• d.Nasal kanul i.Bag valve mask • e.Face mask ( ambubag)

Page 72: Ke Gawat Daruratan
Page 73: Ke Gawat Daruratan

PERHATIAN !!!

• 1.PEMBERIAN OKSIGEN ATAS INDIKASI TEPAT• 2.AWASI PASIEN MUNTAH,SIAPKAN PENGHISAP• 3.AWASI PERNAFASAN DAN ALIRAN OKSIGEN

• Catatan• Oksigen menyebabkan mukosa kering• Pergunakan humidifier pada pemberian O2 > 30 mnt• Tenangkan pasien tindakan apa yang akan dilakukan

Page 74: Ke Gawat Daruratan

Untuk keselamatan pemakaian oksigen

• 1.Jangan menggunakan minyak pelumas• 2.Tidak boleh merokok/menyalakan api• 3.Jangan simpan oksigen pada suhu tinggi• 4.Pergunakan sambungan2 dengan tepat.• 5.Tutup rapat apabila tidak digunakan• 6.Jaga tabung agar tidak jatuh• 7.Pilih posisi yang tepat pd saat menghubungkan katup / kran.• 8.Yakin kan oksigen selalu ada• 9.Periksan dan pelihara alat• 10.pakailah oksiigen dengan benar.

Page 75: Ke Gawat Daruratan

PEMASANGAN GUEDEL

• Pengertian

Guedel adalah alat bantu jalan nafas untuk menahan pangkal lidah dar I dinding belakang faring.

• Alat ini berguna pada pasien yang masih bernafas spontan atau saat dilakukan pemasangan ventilasi

dgn sungkup dan bagging dimana tanpa disadari penolong menekan dagu kebawah sehingga jalan nafas tersumbat.

• Alalt ini juga membantu saat penyedotan lendir dan mencegah pasien menggigit ETT.

Page 76: Ke Gawat Daruratan
Page 77: Ke Gawat Daruratan

Tujuan:

• Untuk menahan pangkal lidah dan dinding belakang faring membuka epiglotis.

• Indikasi:

1. Pasien yang mengalami penurunan kesadaran

2. Pasien kejang2

3.Pasien setelah general anaesthesi,

Page 78: Ke Gawat Daruratan
Page 79: Ke Gawat Daruratan
Page 80: Ke Gawat Daruratan

Kontra indikasi

• Cara pemasangan yang tidak tepat mendorong lidah kebelakang .

• Ukuran Guedel yang tidak terlalu panjang ,epiglotis akan tertekan menutup rimaglotis sehingg akan me nyumbat jalan nafas.

• Jangan gunakan alan ini pada pasien dimana reflek faring masih ada karena dapat menyebabkanmuntah dan spasme faring.

Page 81: Ke Gawat Daruratan

TERAPI LANJUTAN SYOK

• 1.Bila perlu diberi vasopressor;• a.Dopamin 2.5 mg/kg/mnt per iv /drip• b.Beta adrenergik isoprenalin 1mg/dex5%• c.Kortikosteroid (kontroversi),dikatakan:

> meningkatkan kerja jantung

> meningkatkan perfusi jaringan

> menurunkan resistensi perifer

Page 82: Ke Gawat Daruratan

• MENCARI PENYEBAB DAN MENGHENTIKAN

PERDARAHAN.

Page 83: Ke Gawat Daruratan

UNTUK SYOK SEPTIK

• PERJALANAN PENYAKIT:

• a.Tahap infeksi awal antibiotika sp.luas

• B.Tahap septikemia

• antibiotik broadspektrum

• metronidazol utk kuman anaerob

• kultur dan sensitivitas kuman

Page 84: Ke Gawat Daruratan

• Pertahankan tekanan darah sistole pada 100mmHg

• Bila perlu diberikan vasopressor

• Bila perlu diberikan kortikosteroid

• Diberikan Sodium Bicarbonas

Page 85: Ke Gawat Daruratan

MONITORING

• 1.Central Venous Pressure ( CVP)

normal 10 -12 cm air

2.Tekanan darah

3.Nadi

4.Produksi urin

5.Tekanan kapiler paru normal

6.Keadaan klinis membaik

Page 86: Ke Gawat Daruratan

Terima kasih atas perhatiannya