24
1 KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5-HEKSATRIENA MENGGUNAKAN KOMPUTASI SEMIEMPIRIK HUCKEL Karya Tulis Ilmiah Oleh: Rustaman JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JUNI 2008

KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

  • Upload
    hanhan

  • View
    298

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

1

KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL

1,3,5-HEKSATRIENA MENGGUNAKAN

KOMPUTASI SEMIEMPIRIK HUCKEL

Karya Tulis Ilmiah

Oleh:

Rustaman

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN JUNI 2008

Page 2: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

2

KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL

1,3,5-HEKSATRIENA MENGGUNAKAN

KOMPUTASI SEMIEMPIRIK HUCKEL

Karya Tulis Ilmiah

Oleh:

Rustaman

Mengetahui/Menyetujui:

Ketua Jurusan Kimia FMIPA Unpad,

Dr. Unang Supratman, MS. NIP. 131 929 830

Page 3: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................. i 1. Pendahuluan......................................................................................................... 1 2. Tinjauan Pustaka.................................................................................................. 2

2.1. Metode Orbital Molekul Huckel.................................................................. 2 2.2. Teori Simetri dan Grup ................................................................................ 5

3. Metode Perhitungan............................................................................................. 6 4. Hasil dan Pembahasan ......................................................................................... 6

4.1. Perhitungan Huckel tanpa memperhatikan konsep simetri dan grup: ......... 6 4.2. Perhitungan 1,3,5-heksatriena dengan metode Huckel yang sudah memasukkan konsep simetri dan grup..................................................................... 9

5. Kesimpulan ........................................................................................................ 19 6. Daftar Pustaka.................................................................................................... 19 7. Lampiran............................................................................................................ 19

Page 4: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

1

1. Pendahuluan

Ketika pertama kali kita mendengar frase “perhitungan orbital molekul”,

kesan yang muncul adalah pekerjaan tersebut pasti memerlukan perhitungan

matematika yang rumit dan setumpuk keluaran (output) hasil perhitungan komputer

yang harus dianalisis. Namun, hal yang menarik untuk dicatat adalah kadang-kadang

perhitungan yang relatif sederhana dapat memberikan informasi yang sangat berguna

yang dapat menghubungkan hasil-hasil pengamatan secara eksperimen. Perhitungan

sederhana yang dimaksud adalah metode orbital molekul Hückel (HMO). Metode ini

dikembangkan pada tahun 1931 oleh Erich Hückel, seorang ahli fisika Jerman yang

ingin mencoba memahami konsep aromatisitas pada benzena. tetapi kemudian

metode ini dikembangkan untuk mempelajari sifat-sifat molekul molekul

hidrokarbon linier yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Prosedur

perhitungannya relatif sederhana sehingga menjadikannya dikenal sebagai

perhitungan “di balik amplop”.1

Gambar 1. Molekul 1,3,5-heksatriena.

Molekul 1,3,5-heksatriena adalah salah satu model molekul hidrokarbon

terkonjugasi linier paling sederhana setelah molekul butandiena. Molekul heksatriena

ini dapat dijadikan model untuk mempelajari molekul poliena terkonjugasi yang

memiliki pola ikatan kimia yang sama, hanya saja poliena memiliki rantai yang

panjang. Molekul poliena ini menarik untuk dipelajari karena polimer ini dapat

menghantarkan arus listrik dengan adanya ikatan rangkap yang terkonjugasi ini.

Oleh karena itu, pada artikel ini akan dipelajari transisi-transisi keadaan

elektronik yang mungkin terjadi dari keadaan dasar ke keadaan-keadaan tereksitasi

pada molekul 1,3,5-heksatriena menggunakan metode perhitungan orbital molekul

Hückel yang merupakan bagian dari metode komputasi molekul secara semiempirik.

Page 5: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

2

Agar memudahkan dan mempercepat perhitungan, maka dilakukan pemrograman

dengan menggunakan software MatLab™ versi 7.0.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Metode Orbital Molekul Huckel Metode ini dikembangkan pada tahun 1931 oleh Erich Hückel, seorang

ahli fisika Jerman. Pada awalnya Hückel ingin mencoba memahami konsep

aromatisitas pada molekul benzena, tetapi kemudian metode ini dikembangkan

untuk mempelajari sifat-sifat molekul molekul hidrokarbon linier yang memiliki

ikatan rangkap terkonjugasi.

Pada metode Hückel, asumsi-asumsi yang dibuat adalah bagian ikatan-σ

dan ikatan-π dalam molekul dapat dipisahkan karena ikatan-π berada pada bidang

yang tegak lurus terhadap bidang molekul, jarak antara elektron-π dan elektron-σ

cukup besar sehingga interaksi antara mereka relative lebih kecil daripada

interaksi antara elektron-elektron sejenis. Juga, overlap orbital-orbital atom yang

tidak berdekatan dianggap berharga nol. Selain itu, energi interaksi antar atom

yang tidak berdekatan dianggap nol.

Bila interaksi ini dapat diabaikan, maka orbital molekul dari suatu

molekul terkonjugasi dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari orbital-

orbital 2 zp saja. Pandangan inilah yang mendasari teori elektron-π.

Hückel mengembangkan metode perhitungan yang dapat memberikan

pengertian-pengertian dasar yang sangat berguna dari suatu senyawa

terkonjugasi. Dalam metode ini, orbital molekul (ψ ) diungkapkan sebagai

kombinasi linier dari orbital-orbital 2 zp dari semua atom karbon dalam molekul,

yaitu:

∑=i

iic φψ (1)

dengan φi adalah orbital 2 zp di atom karbon ke-i. Andaikan Ĥ sebagai

Hamiltonian efektif elektron-tunggal di dalam molekul itu, maka berlaku

Page 6: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

3

εψψ =H (2)

Persamaan (2) memenuhi persamaan sekuler:

( ) 0=−∑ jj

ijij cSH ε (3)

dengan

∫∫ == .;ˆ dvSdvHH jiijjiij φφφφ (4)

Menurut Hückel, integral persamaan (4) dapat diungkapkan dengan data

empiris; misalnya iiH merupakan potensial ionisasi elektron-π di karbon ke-i dan

, 1i iH ± merupakan energi yang diperlukan jika elektron-π melompat ke atom

tetangga terdekat. Selain itu, 1iiS = dan ijS lainnya diabaikan karena jauh lebih

kecil dari satu. Sehingga dapat dituliskan:

⎪⎩

⎪⎨

⎧±=

==

lainnyaijji

H ij

;01;

;βα

(5a)

⎩⎨⎧ =

=lainnya

jiSij ;0

;1 (5b)

dengan potensial ionisasi (α) dan energi lompat (β) harus dinyatakan negatif.

Selain itu, sebagai akibat persamaan (5b), dengan menormalisasi orbital molekul

dalam persamaan (1) maka berlaku:

12 =∑i

ic (6)

Bila ψr adalah salah satu orbital molekul sebagai solusi dari

persamaan sekuler; maka diperoleh

∑=

=N

iirir c

1

φψ (7)

Karena orbital molekul ini dinormalisasi, maka

1,

=== ∑∑ ∫∫i

ijrjriji

jirjrirr Sccdvccdv φφψψ . (8)

dengan asumsi dalam persamaan (5b), maka persamaan (8) menjadi

Page 7: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

4

12 == ∑∫i

rirr cdvψψ (9)

Besaran-besaran molekul yang dapat dihitung dengan metode Hückel adalah:

1. Rapat Elektron-π Persamaan (9) mempunyai makna bahwa cri

2 merupakan kerapatan parsial

elektron-π di atom karbon ke-i karena sebuah elektron-π menempati orbital

molekul ψr. Jika nr adalah jumlah elektron-π yang menempati orbital molekul

ψr maka total kerapatan elektron-π di atom karbon ke-i adalah

∑=

rriri cnq 2 (10)

2. Order Ikatan Antar Atom Karbon

Order-ikatan antar atom-atom karbon ke-i dan ke-j adalah

jiccnpr

rjririj ≠= ∑ ; (11)

Order-ikatan mempunyai hubungan dengan panjang ikatan. Semakin besar

order-ikatan, semakin kuat pula ikatan tersebut sehingga panjang ikatannya

semakin pendek.

3. Panjang Ikatan Antara Atom Karbon

Hubungan antara order-ikatan dan panjang ikatan dapat mengikuti rumusan

empiris dari Coulson (Proc. R. Soc. 169A, 413 (1939)):

)(15,05,1 Angstrompr ijij −= (12) 4. Valensi Bebas Elektron-π

Coulson (Discuss. Faraday Soc. 2, 9(1947)) mengemukakan valensi bebas

suatu atom karbon, yakni mudahnya atom itu diserang radikal bebas. Valensi

bebas suatu atom karbon adalah selisih antara order-ikatan maksimum yang

mungkin dan total order-ikatan yang terkait dengan atom karbon tersebut.

Harga order-ikatan maksimum terjadi pada atom karbon di pusat

trimetilenmetan (Gambar 1), yakni 1,732. Dengan demikian maka valensi

bebas atom karbon ke-i adalah

ii PF −= 732,1 (13)

Page 8: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

5

Jadi, semakin besar harga total order-ikatan pada suatu atom karbon, semakin

kecil pula valensi bebasnya; artinya, semakin kecil peluang atom itu untuk

bisa diserang radikal bebas.

5. Energi Total Elektron-π

Energi total elektron-π adalah: ∑=

rrro nE ε (14)

dengan rε adalah energi orbital molekul rψ .

6. Energi Lokalisasi

Energi lokalisasi Elok adalah energi elektron-π jika semua ikatan dalam

keadaan terlokalisasi. Energi ini dapat dihitung dengan memandang bahwa

semua Hij=0 kecuali atom ke-i dan ke-j berikatan rangkap. Jika g1

menyatakan jumlah ikatan rangkap dan g2 menyatakan jumlah elektron yang

tak berpasangan (radikal), maka energi lokalisasi adalah

αβα 21 )22( ggElok ++= (15)

7. Energi Delokalisasi Molekul

Besarnya energi delokalisasi merupakan ukuran stabilitas molekul tersebut.

Energi delokalisasi molekul adalah

lokod EEE −= (16)

2.2. Teori Simetri dan Grup Teori grup adalah salah satu contoh subjek yang dikembangkan oleh matematika

murni tetapi kemudian penerapannya lebih banyak pada ilmu-ilmu fisik. Banyak

molekul memiliki tingkat simetri tertentu, contohnya bentuk molekul metana

tetrahedral, benzena heksagonal; sulfur heksafuorida oktahedral dan sebagainya.

Dengan menggunakan sifat-sifat simetri, kita dapat meramalkan sifat-sifat

molekul dan menyederhanakan perhitungan sifat-sifat molekul tersebut. Teori

grup dapat digunakan untuk meramalkan apakah molekul memiliki momen dipol

atau tidak, menurunkan aturan pemilihan (selection rules) pada transisi

spektroskopi, menentukan orbital atom yang mana yang dapat digunakan untuk

membangun orbital hibrida, meramalkan vibrasi molekul yang mana yang

menghasilkan serapan pada gelomang inframerah dan sebagainya.

Page 9: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

6

3. Metode Perhitungan

Perhitungan komputasi molekul 1,3,5-heksatriena (C6H8) dengan menggunakan

metode semi empirik Huckel. Komputasi yang dilakukan meliputi:

1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan:

a. Orbital-orbital molekul dan energi bersangkutan.

b. Fungsi-fungsi keadaan yang mungkin (keadaan dasar dan keadaan-

keadaan tereksitasi).

c. Spektrum UV-Vis.

2. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan:

a. Orbital-orbital molekul dan energi bersangkutan.

b. Fungsi-fungsi keadaan yang mungkin.

c. Periksalah transisi-transi yang mungkin.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Perhitungan Huckel tanpa memperhatikan konsep simetri dan grup: Pada molekul heksatriena (Gambar 1), berdasarkan teori Hückel ada enam

buah orbital 2pz yang digunakan dalam pembentukan orbital molekul.

3

4

5

6

1

2

34

56

H2C

HC

CH

HC

CH

CH2

a) b)

Gambar 2. Molekul 1,3,5-Heksatriena: a) struktur garis b) diperlihatkan orbital-π-nya.

Determinan sekuler untuk molekul 1,3,5-heksatriena (Gambar 2) yang didapat adalah:

Page 10: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

7

0 0 0 0 1 0 0 0 00 0 0 1 1 0 0 0

0 0 0 0 1 1 0 00

0 0 0 0 0 1 1 00 0 0 0 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 0 1

xx

xx

xx

α ε ββ α ε β

β α ε ββ

β α ε ββ α ε β

β α ε

−−

−= =

−−

(17)

Untuk menghitung determinan matrik orde 6×6 dengan cara manual (cara

perhitungan di atas kertas) adalah suatu pekerjaan yang tidak sederhana, begitu

juga karena matriksnya mengandung peubah x, maka determinan yang dihasilkan

masih berupa persamaan yaitu 6 4 25 6 1 0x x x− + − = . Untuk menyelesaikan

persamaan tersebut tanpa bantuan komputer adalah suatu perkerjaan yang sulit.

Oleh karena itu, perlu dibuat program untuk menyelesaikannya, yaitu

menggunakan software MatLab™. Setelah dibuat program perhitungan

menggunakan metode Huckel tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Energi orbital-orbital molekul 1,3,5-heksatriena:

6

5

4

3

2

1

1,8019 6.4952 bonding1, 2470 7,8826 bonding0, 4450 9,8874 bonding0, 4450 12,1126 bonding1, 2470 14,1174 bonding1,8019 15,5048 bonding

antiantianti

ε α βε α βε α βε α βε α βε α β

= − = − −

= − = − −

= − = − −= + = −

= + = −= + = −

Page 11: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

8

Gambar 4. Diagram energi keadaan dasar E0 untuk heksatriena.

-6,4952

-7,8826

-9,8874

-12,1126

-14,1174

-15,5048ε1

ε2

ε3

ε4

ε5

ε6

ψ1

ψ2

ψ3

ψ4

ψ5

ψ6

2. Orbital-orbital molekul 1,3,5-heksatriena:

6 1 2 3 4 5 6

5 1 2 3 4 5 6

4 1 2 3 4 5 6

3 1 2 3 4 5 6

0, 232 0, 418 0,521 0,521 0, 418 0, 2320, 418 0,521 0, 232 0, 232 0,521 0, 4180,521 0, 232 0, 418 0, 418 0, 232 0,5210,521 0, 232 0, 418 0, 418 0, 232 0,521

ψ φ φ φ φ φ φψ φ φ φ φ φ φψ φ φ φ φ φ φψ φ φ φ φ φ φ

= − + − + −= − + + − += − − + + −

= + − − + +

2 1 2 3 4 5 6

1 1 2 3 4 5 6

0, 418 0,521 0, 232 0, 232 0,521 0, 4180, 232 0, 418 0,521 0,521 0, 418 0, 232

ψ φ φ φ φ φ φψ φ φ φ φ φ φ

= + + − − −= + + + + +

1 2

3 45

6

ψ1

1 2 3 4 5 6

ψ4

12 3 4 5

6

ψ2

12 3 4 5

6

ψ5

1 2 3 4 5 6

ψ3

1 23 4

56

ψ6

Gambar 3. Orbital molekul 1,3,5-heksatriena hasil perhitungan menggunakan metode

Huckel (perbandingan skala orbital tidak terlalu presisi).

Page 12: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

9

4.2. Perhitungan 1,3,5-heksatriena dengan metode Huckel yang sudah

memasukkan konsep simetri dan grup.

Gambar 4. Molekul heksatriena yang ditempatkan pada koordinat kartesian (x,y,z) dengan bidang-xy sebagai bidang molekul.3

Jika ditinjau dari segi simetri, dengan bidang-xy sebagai bidang molekul,

akan dipenuhi operasi-operasi simetri I, C2(z), σh(xy) dan i. Jadi, molekul ini

memiliki grup C2h dengan karakter seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Tabel karakter C2h.

C2h I C2 σh i

Ag 1 1 1 1 Rz x2, y2, z2, xy Au 1 1 -1 -1 z - Bg 1 -1 -1 1 Rx, Ry xz, yz Bu 1 -1 1 -1 x, y - χ 6 0 6 0

2 4

x

z 3 5

y

1

6

Page 13: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

10

Operasi elemen-elemen grup terhadap orbital-orbital { }2i zpφ = adalah

sebagai berikut:

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

1 0 0 0 0 00 1 0 0 0 00 0 1 0 0 0

60 0 0 1 0 00 0 0 0 1 00 0 0 0 0 1

I I

φ φφ φφ φ

χφ φφ φφ φ

⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟

= → = → =⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠

1 6

2 5

3 42 2

4 3

5 2

6 1

0 0 0 0 0 10 0 0 0 1 00 0 0 1 0 0

( ) ( ) 00 0 1 0 0 00 1 0 0 0 01 0 0 0 0 0

C z C z

φ φφ φφ φ

χφ φφ φφ φ

⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟

= → = → =⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

1 0 0 0 0 00 1 0 0 0 00 0 1 0 0 0

( ) ( ) 60 0 0 1 0 00 0 0 0 1 00 0 0 0 0 1

h hxy xy

φ φφ φφ φ

σ σ χφ φφ φφ φ

⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟

= → = → =⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠

1 6

2 5

3 4

4 3

5 2

6 1

0 0 0 0 0 10 0 0 0 1 00 0 0 1 0 0

00 0 1 0 0 00 1 0 0 0 01 0 0 0 0 0

i i

φ φφ φφ φ

χφ φφ φφ φ

⎛ ⎞ ⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟

= → = → =⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠

Page 14: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

11

Hasil ini dapat diringkaskan dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Daftar orbital-orbital atom karbon ke-i molekul hasil operasi simetri grup C2h molekul 1,3,5-heksatriena.

C2h I C2(z) σh(xy) i φ1 φ1 φ6 φ1 φ6

φ2 φ2 φ5 φ2 φ5 φ3 φ3 φ4 φ3 φ4 φ4 φ4 φ3 φ4 φ3 φ5 φ5 φ2 φ5 φ2 φ6 φ6 φ1 φ6 φ1

χ 6 0 6 0

Selanjutnya, karakter pada tabel 2 di atas dipakai untuk menentukan

representasi yang sesuai berdasarkan tabel karakter C2h (Tabel 1).

( )1

4( ) (6 1) (0 1) (6 1) (0 1) 3ga A = × + × + × + × =

( )14( ) (6 1) (0 1) (6 1) (0 1) 0ga A = × + × − × − × =

( )14( ) (6 1) (0 1) (6 1) (0 1) 0ga A = × − × − × + × =

( )14( ) (6 1) (0 1) (6 1) (0 1) 3ga A = × − × + × − × =

Jadi representasi untuk heksatriena adalah 3 3g uA BΓ = + . Artinya, tiga buah

orbital teradaptasi simetri Ag dan tiga buah orbital teradaptasi Bu.

Selanjutnya, untuk memperoleh orbital yang teradaptasi simetri { }iϕ sebagai

kombinasi linier dari orbital-orbital asal { }2i zpφ = tersebut, diperoleh sesuai

dengan persamaan ( )j jR

R Rϕ χ φ= ∑ ; hasil operasi elemen-elemen grup pada

orbital-orbital itu, dikalikan dengan karakter-karakter Ag dan Bu, kemudian

dijumlahkan. Hasilnya adalah:

Page 15: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

12

11 1 6 1 6 1 1 62

12 2 5 2 5 2 2 52

13 3 4 3 4 3 3 42

14 1 6 1 6 4 1 62

15 2 5 2 5 5 2 52

16 3 4 3 4 6 3 42

( )

( )

( )

( )

( )

( )

g

u

A

B

ϕ φ φ φ φ ϕ φ φ

ϕ φ φ φ φ ϕ φ φ

ϕ φ φ φ φ ϕ φ φ

ϕ φ φ φ φ ϕ φ φ

ϕ φ φ φ φ ϕ φ φ

ϕ φ φ φ φ ϕ φ φ

⎧ = + + + → = +⎪⎪ = + + + → = +⎨⎪

= + + + → = +⎪⎩⎧ = − + − → = −⎪⎪ = − + − → = −⎨⎪

= − + − → = −⎪⎩

Dengan orbital-orbital molekul ini, maka elemen-elemen matriks ijH adalah:

11 1 1

11 1 1 6 6 1 6 62

12

12 21 1 2

11 2 1 5 6 2 6 52

12

22 2 2

12 2 2 5 5 2 5 52

12

[ ] ( )

[ ]

( )

[ ]

( )

H H

H H H H

H H H

H H H H

H H

H H H H

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

α α α

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

β β β

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

α α α

=

= + + +

= + =

= =

= + + +

= + =

=

= + + +

= + =

23 32 2 3

12 3 2 4 5 3 5 42

12

33 3 3

13 3 3 4 4 3 4 42

12

44 4 4

11 1 1 6 6 1 6 62

12

45 54 4 5

11 2 1 5 6 2 6 52

12

[ ]( )

[ ]( )

[ ]( )

[ ]( )

H H H

H H H H

H H

H H H H

H H

H H H H

H H H

H H H H

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

β β β

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

α β β α α β

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

α α α

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

β β

= =

= + + +

= + =

=

= + + +

= + + + = +

=

= − − +

= + =

= =

= − − +

= + β=

Page 16: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

13

55 5 5

12 2 2 5 5 2 5 52

12

56 65 5 6

12 3 2 4 5 3 5 42

12

66 6 6

13 3 3 4 4 3 4 42

12

[ ]( )

[ ]

( )

[ ]( )

H H

H H H H

H H H

H H H H

H H

H H H H

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

α α α

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

β β β

ϕ ϕ

φ φ φ φ φ φ φ φ

α β β α α β

=

= − − +

= + =

= =

= − − +

= + =

=

= − − +

= − − + = −

Jika Hamiltonian H disusun dalam bentuk matriks, maka diperoleh determinan

sekularnya sebagai berikut:

0 0 0 0 1 0 0 0 0

0 0 0 1 1 0 0 00 0 0 0 0 1 ( 1) 0 0 0

00 0 0 0 0 0 0 1 00 0 0 0 0 0 1 10 0 0 0 0 0 0 0 1 ( 1)

xx

xx

xx

α ε ββ α ε β

β α β εβ

α ε ββ α ε β

β α β ε

−−

+ − += =

−−

− − −

(18)

Setelah dihitung menggunakan program Huckel yang sudah memasukkan konsep

simetri dan grup maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Karena determinan matriks di atas mengandung elemen-elemen nol secara

simetris, maka determinan dapat dipecah dua menjadi dua matriks dengan orde

masing-masing 3×3. Dengan demikian dapat diselesaikan juga dengan cara

perhitungan biasa (manual). Sesuai dengan representasi Ag dan Bu, maka diperoleh:

0 1 0

: 1 1 00 0 1 ( 1)

g

xA x

x

α ε ββ α ε β β

β α β ε

−− = =

+ − + (19)

dan

Page 17: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

14

0 1 0: 1 1 0

0 0 1 ( 1)u

xB x

x

α ε ββ α ε β β

β α β ε

−− = =

− − − (20)

Dengan bantuan software MatLab7, dicari persamaan polinom dari

determinan matriks tersebut dengan perintah: >> syms x;

>> A=det([x,1,0;1,x,1;0,1,(x+1)])

>> solve(A)

Untuk representasi gA diperoleh persamaan berikut: 3 2 2 1 0x x x+ − − = , dan

harga akar-akar x-nya adalah 1 2 3-1,8019; x 0,445 dan 1,247x x= = − = .

Dengan cara yang sama untuk representasi uB diperoleh persamaan

3 2 2 1 0x x x− − + = , dengan akar-akarnya 1 2 3-1,247; x 0,445 dan 1,8019x x= = = .

Sehingga diperoleh energi orbital molekul sebagai berikut (apabila menggunakan

harga : α = –11 dan β = –2,5):

1

3

5

1,8019 15,5048( ) 0,445 12,1126

1,247 7,8826gA

α β εε α β ε

α β ε

+ = − =⎧⎪= + = − =⎨⎪ − = − =⎩

2

4

6

1,247 14,1174( ) 0,445 9,8874

1,8019 6,4952uB

α β εε α β ε

α β ε

+ = − =⎧⎪= − = − =⎨⎪ − = − =⎩

Selanjutnya dengan hasil di atas, maka untuk representasi gA berlaku persamaan sekuler:

1

2

3

0: 0

0g

cA c

c

α ε ββ α ε β

β α β ε

−⎛ ⎞⎛ ⎞⎜ ⎟⎜ ⎟− =⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟+ −⎝ ⎠⎝ ⎠

(21)

sehingga diperoleh harga koefisien-koefisien orbital sebagai berikut:

Page 18: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

15

1 1 2 3

3 1 2 3

5 1 2 3

15,5048 : koefisien-koefisiennya 0,328; 0,591; 0,737( ) 12,1126 : koefisien-koefisiennya 0,737; 0,328; 0,591

7,8826 : koefisien-koefisiennya 0,591; 0,737; 0,328g

c c cA c c c

c c c

εε ε

ε

= − = = =⎧⎪= = − = = = −⎨⎪ = − = = − =⎩

Untuk representasi Bu, berlaku:

1

2

3

0: 0

0u

cB c

c

α ε ββ α ε β

β α β ε

−⎛ ⎞⎛ ⎞⎜ ⎟⎜ ⎟− =⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟− −⎝ ⎠⎝ ⎠

(22)

sehingga diperoleh harga koefisien-koefisien orbital sebagai berikut:

2 1 2 3

4 1 2 3

6 1 2 3

14,1174 : koefisien-koefisiennya 0,591; 0,737; 0,328( ) 9,8874 : koefisien-koefisiennya 0,737; 0,328; 0,591

6,4952 : koefisien-koefisiennya 0,328; 0,591; 0,737 u

c c cB c c c

c c c

εε ε

ε

= − = = − =⎧⎪= = − = = − = −⎨⎪ = − = = − =⎩

Dengan demikian maka orbital molekulnya adalah:

1 1 2 3 1 6 2 5 3 4

3 1 2 3 1 6 2 5 3 4

5 1 2 3 1 6 2 5 3 4

0,328 0,591 0,737 0,232( ) 0,418( ) 0,521( ): 0,737 0,328 0,591 0,521( ) 0,232( ) 0,418( )

0,328 0,591 0,737 0,418( ) 0,521( ) 0,232( )gA

ψ ϕ ϕ ϕ φ φ φ φ φ φψ ϕ ϕ ϕ φ φ φ φ φ φψ ϕ ϕ ϕ φ φ φ φ φ φ

= + + = + + + + +⎧= + − = + + + − +⎨= + + = + − + + +

⎪⎩

2 4 5 6 1 6 2 5 3 4

4 4 5 6 1 6 2 5 3 4

6 4 5 6 1 6 2 5 3 4

0,591 0,737 0,328 0,418( ) 0,521( ) 0,232( ): 0,737 0,328 0,591 0,521( ) 0,232( ) 0,418( )

0,328 0,591 0,737 0,232( ) 0,418( ) 0,521( )uB

ψ ϕ ϕ ϕ φ φ φ φ φ φψ ϕ ϕ ϕ φ φ φ φ φ φψ ϕ ϕ ϕ φ φ φ φ φ φ

= + + = − + − + −⎧= − − = − − − − −⎨= − + = − − − + −

⎪⎩

Dengan hasil-hasil di atas, gambaran struktur elektronik heksatriena dalam keadaan

dasar 0Ψ adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Diagram energi keadaan dasar E0 untuk heksatriena yang telahmemasukkan konsep simetri dan grup.

-6,4952

-7,8826

-9,8874

-12,1126

-14,1174

-15,5048ε1

ε2

ε3

ε4

ε5

ε6

bu

ψ1

ψ2

ψ3

ψ4

ψ5

ψ6

ag

ag

ag

bu

bu

representasi grup simetri

Page 19: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

16

Jelas terlihat bahwa harga-harga orbital molekul dan tingkat-tingkat energi

orbital molekulnya sama antara perhitungan yang menggunakan konsep simetri dan

grup dengan yang tidak. Hanya saja, dengan penerapan simetri dan grup, determinan

sekuler matriks yang harus diselesaikan adalah dua matriks berukuran 3 × 3 yang

jauh lebih mudah dibandingkan dengan determinan berukuran 6 × 6.

Pemeriksaan tentang transisi elektron-π dari keadaan dasar 0Ψ ke berbagai

keadaan tereksitasi nΨ dilakukan dengan memperhatikan harga representasi simetri

dari keadaan-keadaan tersebut. Peluang bertransisi sebanding dengan kuadrat momen

transisi yang diungkapkan dengan

0 0 ˆ n ndvμ μ− = Ψ Ψ∫ (23)

dalam persamaan ini μ adalah operator dipol listrik yang diungkapkan dengan

komponen-komponennya ( )ˆ ˆ ˆ ˆ ,e x y zμ = + + sehingga persamaan (23) dapat

dinyatakan atas komponen-komponennya secara terpisah: ( )0 0

( )0 0

( )0 0

ˆ x

ˆ y

ˆ z

xn n

yn n

xn n

e dv

e dv

e dv

μ

μ

μ

= Ψ Ψ

= Ψ Ψ

= Ψ Ψ

∫∫∫

(24)

Berdasarkan persamaan (24) di atas, maka dapat dikatakan bahwa salah satu

dari ketiga transisi tersebut dapat terjadi hanya jika representasi perkalian langsung

0 nΨ Ψ sama dengan representasi dari salah satu komponen x, y, atau z; misalanya

untuk komponen z berlaku 0ˆ( ) ( ) ( )nzΓ = Γ Ψ Γ Ψ .

Page 20: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

17

Gambar 7. Diagram energi keadaan tereksitasi Ψ1, Ψ2, Ψ3, Ψ4 dan Ψ5 untuk heksatriena.

ε1

ε2

ε3

ε4

ε5

ε6

ψ 1

ψ 2

ψ 3

ψ 4

ψ 5

ψ 6

bu

ag

ag

ag

bu

bu

Ψ1 Ψ2 Ψ3 Ψ4 Ψ5

Keterangan Gambar 7:

1. Keadaan dasar: 2 2 20 1 2 3ψ ψ ψΨ ≡ dan energi 0 1 2 32 2 2E ε ε ε= + +

2. Keadaan tereksitasi 1: 2 2 1 11 1 2 3 4ψ ψ ψ ψΨ ≡ dan energi 1 1 2 3 42 2E ε ε ε ε= + + + .

3. keadaan tereksitasi 2: 2 2 1 12 1 2 3 5ψ ψ ψ ψΨ ≡ dan energi 2 1 2 3 52 2E ε ε ε ε= + + + .

4. keadaan tereksitasi 3: 2 2 1 13 1 2 3 6ψ ψ ψ ψΨ ≡ dan energi. 3 1 2 3 62 2E ε ε ε ε= + + +

5. Keadaan tereksitasi 4: 2 2 1 14 1 2 4 5ψ ψ ψ ψΨ ≡ dan energi. 4 1 2 4 52 2E ε ε ε ε= + + +

6. keadaan tereksitasi 5: 2 2 1 15 1 2 4 6ψ ψ ψ ψΨ ≡ dan energi. 5 1 2 4 62 2E ε ε ε ε= + + +

Berdasarkan struktur elektronik dan diagram energi (Gambar 7) representasi-

representasi 0( )Γ Ψ dan 1( )Γ Ψ diturunkan sebagai berikut:

( ) ( )( )( )0 g g u u g g g g g ga a b b a a A A A AΓ Ψ = = = dan ( ) ( )( )1 g g u u g u g g u ua a b b a b A A B BΓ Ψ = = =

sehingga ( )0 1 g u uA B Bμ →Γ = = .

Berdasarkan tabel karakter grup C2h (Tabel 1) terlihat bahwa transisi momen

dipol pada karakter gA tidak dapat berlangsung atau intensitasnya kecil, sedangkan

pada karakter uB dapat berlangsung dengan cahaya terpolarisasi pada sumbu-x

dan/atau sumbu-y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa transisi yang terjadi dari

keadaan 0Ψ ke keadaan 1Ψ adalah terijinkan (allowed). Dengan cara yang sama

Page 21: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

18

diperiksa transisi-transisi yang terjadi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi-

tereksitasi lainnya dan diperoleh hasil sebagai berikut:

( ) ( )( )( )0 g g u u g g g g g ga a b b a a A A A AΓ Ψ = = =

( ) ( )( )1 g g u u g u g g u ua a b b a b A A B BΓ Ψ = = =

( ) ( )( )2 g g u u g g g g g ga a b b a a A A A AΓ Ψ = = =

( ) ( )( )3 g g u u g u g g u ua a b b a b A A B BΓ Ψ = = =

( ) ( )( )4 g g u u g u g g u ua a b b a b A A B BΓ Ψ = = =

( ) ( )( )( )5 g g u u u u g g g ga a b b b b A A A AΓ Ψ = = =

( )( )( )( )( )

0 1

0 2

0 3

0 4

0 5

terijinkan (allowed)

terlarang (forbidden)

terijinkan (allowed)

terijinkan (allowed)

terlarang (forbidden)

g u u

g g g

g u u

g u u

g g g

A B B

A A A

A B B

A B B

A A A

μ

μ

μ

μ

μ

Γ = =

Γ = =

Γ = =

Γ = =

Γ = =

Spektrum UV-Vis yang dihasilkan dari paket Program Huckel4 antara

perhitungan yang sudah memasukkan unsur simetri dan yang tidak dapat

dilihat pada gambar 8:

Gambar 8. Spektrum UV-Vis 1,3,5-heksatriena hasil perhitungan metode

Huckel.

Page 22: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

19

5. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan menggunakan metode orbital

molekul Huckel (HMO) pada molekul 1,3,5-heksatriena antara perhitungan yang

sudah memasukkan konsep simetri dan grup dengan yang belum adalah sebagai

berikut:

1. Determinan sekuler Matrik yang dihasilkan dapat direduksi dari orde 6x6

menjadi dua buah matrik berorde 3x3, yang secara perhitungan manual jauh

lebih mudah diselesaikan.

2. Tingkat-tingkat energi orbital molekul dan orbital-orbital molekul hasil

perhitungan sama.

3. Spektrum absorpsi UV-Vis, tampak adanya pengurangan jumlah puncak

absorpsi, yang menunjukkan simetri molekul telah menyeleksi keadaan eksitasi

yang Forbiden.

6. Daftar Pustaka

1. House, E.J. (2004). Fundamentals of Quantum Chemistry. 2nd. Elsevier Academic Press. San Diego.

2. McQuarrie, D.A. and Simon, J.D. (1997). Physical Chemistry: A Molecular Approach. University Science Books Press. California.

3. Siregar, R.E. (2007). Kuantum Kimia. Diktat Kuliah. 4. Hidayat, S. (2007). Paket Program Huckel. Jurusan Fisika Universitas

Padjadjaran Bandung.

7. Lampiran

Lampiran 1 Keluaran (output) hasil perhitungan paket Program Huckel4 yang dibuat menggunakan software MatLab7.0 Energi orbital molekul -15.5048 -14.1174 -12.1126 -9.8874 -7.8826 -6.4952 Koefisien energi orbital molekul: -0.2319 -0.4179 -0.5211 0.5211 0.4179 0.2319 -0.4179 -0.5211 -0.2319 -0.2319 -0.5211 -0.4179 -0.5211 -0.2319 0.4179 -0.4179 0.2319 0.5211

Page 23: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

20

-0.5211 0.2319 0.4179 0.4179 0.2319 -0.5211 -0.4179 0.5211 -0.2319 0.2319 -0.5211 0.4179 -0.2319 0.4179 -0.5211 -0.5211 0.4179 -0.2319 Orde Ikatan antar atom karbon yang berikatan: 0.8711 0.4834 0.7849 0.4834 0.8711 Panjang Ikatan antar atom karbon yang berdekatan: 1.3693 1.4275 1.3823 1.4275 1.3693 Kerapatan muatan atom karbon ke-i 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 1.0000 Energi total: -83.4698 Energi Lokalisasi: -81 Energi Delokalisasi: -2.4698 Valensi Bebas 0.8609 0.3774 0.4637 0.4637 0.3774 0.8609 Energi GAP 2.2252 Energi Eksitasi 0 0 0 5.6174 7.6223 9.0097 0 0 0 4.2301 6.2349 7.6223 0 0 0 2.2252 4.2301 5.6174 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Proyeksi terhadap sumbu X 1.1859 1.2362 1.1971 1.2362 1.1859 Posisi Atom Karbon ke-i relatif terhadap karbon C1 0.8711 0.4834 0.7849 0.4834 0.8711 Momen Dipol Transisi 0 0 0 -0.1138 -0.0000 -0.0092 0 0 0 0.0000 -0.1229 0.0000 0 0 0 -1.6523 -0.0000 -0.1138

Page 24: KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5 ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/karya1...1. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital

21

Lampiran 2 Keluaran (output) hasil perhitungan Program Huckel4 yang telah memasukan konsep simetri dan grup yang dibuat menggunakan software MatLab7.0.