14
Bonding properties of some tropical woods in relation acidity Limbah pemaner.an d! petak tebangan pada pengusahaan Hutan Tanamen Industr; d; PT Inhutani II dan Perum Perhutani KPH Banten Analisis kelayakan teknis papan komposit dari limbah kayu dan karton gelombang untuk bahan bangunan danmeubel • Kecepatan f2rr,batan gelombang ultrasonik dan keteguhan ler!'", jenis kayu pada berbaga! kondisi kadar &- Keandaian rrc :uius of ealsticity (MOE) untuk menduga kekua:an <ayu bereacat akibat lubang bor • Pengembangar komposil berkuali:as linggi dari sabut ke:2:a can polipropilen8 daur ulang (I) ; Suhu dan waK: ....... panas Komposit kayu ='astik: Kompnsit Hijau untuk bahan bangunan masa cepan: Tinjauan teknis bahan baku: proses, penggt.:'"'.2a", dan pemasaran

Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

  • Upload
    lethien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

Bonding properties of some tropical woods in relation tO~OOd acidity

bull Limbah pemaneran d petak tebangan pada pengusahaan Hutan Tanamen Industr d PT Inhutani II dan Perum Perhutani KPH Banten

bull Analisis kelayakan teknis papan komposit dari limbah kayu dan karton gelombang untuk bahan bangunan danmeubel

bull Kecepatan f2rrbatan gelombang ultrasonik dan keteguhan ler ~eberapa jenis kayu pada berbaga kondisi kadar ampshy

bull Keandaian rrc uius of ealsticity (MOE) untuk menduga kekuaan ltayu bereacat akibat lubang bor

bull Pengembangar ~apan komposil berkualias linggi dari sabut ke2a can polipropilen8 daur ulang (I) Suhu dan waK ~mpa panas

bull Komposit kayu =astik Kompnsit Hijau untuk bahan bangunan masa cepan Tinjauan teknis bahan baku proses penggt2a dan pemasaran

bull

Jumal ITKNOLO(I BASIL IHTAN VolulI1lt I X bull Dccmbcr 2()()5 bull NOIliOi

ISSN 0215-J51

TERAKREDITASl

SK Dlrjen DIKTI No DaDIKTliKepI2004

Ketua Dewan Editor

Prof Dr Wasrin Syafii (Departemen Teknologi Hasil Hulan IPB)

Dewan Editor Dr Myrtha Karina (Pushl Fisika LIP)

Dr Sulaeman Yusuf (UPT Balitbang Biomaterial LIP)

Prof Dr Suminar S Achmadi (Departemen Kmia IPB)

Prof Dr Elias (Departemen Manajemen Hasl Hutan IPB)

Prof Dr TA Prayitno MSc (Jurusan Teknologi Hasil Hutan UGM)

Dr Naresworo Nugroho (Departemen Hasil Hutan IPB) Prof Dr Bambang Suryaatmono (Fakultas Teknik UnivParahyangan)

Editor Pelaksana Dr Imam Wahyudi

Bintang CR Simangunsong PhD

Effendi Tri Bahtiar SRut

Administrasi lkhsan dan Lina Meliantina

Penerbit Depane~en Hasil Rutan Fakultas Kehutanan IPB

Alamat Editor Depanemen Rasil Rutan Fakultas Kehutanan IPB

Kampus IPB Darmaga POBox 168 BogeJr 16001

TelFax (O~51) 621285 E-mail juma1 thhipbacid

lumal Teknologi Rasil Hutan terbit sejak 1988 Naskah yang disamp3ikan ke lumal Teknologi Hasil Hutan akan ditelaah oleh mitra bestari sesuai bidangnya Daftar nama mitra bestari dicantumkan pada nomor akhir setiap volume Jumal ini diterbitkan setiap luni dan Desember

Harga Eceran Rp 30000l eksemplar Langganan Rp50000tahun

Foto Sampul Depan Kayu Bahan Bangunan dan Tantangannya

(Kolksi DRH)

lsi menjadi tanggung jawab penulis

Keter dari t

bahan

Pada ada t

papar dari ~

ultras Semc peng(

Untu prakt

fun

Redaksi

PENGANTAR REDAKSI

Ketersediaan kayu solid berkualitas cenderung berkurang dan semakin mahal dari tahun ke tahun Keadaan ini menuntut para peneliti untuk menemukan bahan altematif sebagai pengganti kayu solid

Pad a terbitan kali ini (Volume 18 Nomor 2 2005) dari 7 (tujuh) tulisan yang ada terdapat 3 (tiga) tulisan yang mencoba mengungkapkan sifat dan kualitas papan komposit sebagai alternatif pengganti kayu solid Tulisan yang lain terdiri dari sifat perekatan kayu limbah pemanenan kecepatan rambatan gelombang ultrasonik dan keandalan MOE sebagai penduga kekuatan kayu bercacat Semoga tulisan yang disajikan dalam edisi kali ini dapat berman faat bagi pengembangan ilmu dan teknologi hasil hutan

Untuk penerbitan selanjutnya redaksi mengundang para peneliti maupun praktisi untuk menyampaikan pemikiran dan pengaiamannya di jurnal ini

REDAKSI

Jurnll T kwiogi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB VoL 18 No2 2005

KEANDALAN MODULUS OF ELASTICITY (MOE) jTtK MENDUGA KEKUATAN KA YU BERCACA T

AKIBA T LUBANG BOR

(The Jfodulus ofElasticity as Predict the Strength ofDrilled Wood)

Effendi Tri Bahtiar l)

ABSTRACT

Jfany standards Sih as PKKI NI-5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-35271994 and ASTM D245 stated strength ratio is very important indicate to adjust the allowable stress of wood However the mechanIcal grading has been developed recently so strength ratio is not necessary anymore This research is conducted to evaluaJe the ability of Modulus of Elasticity as a single variable to grade the sound wood and defected ood In this research drilled hole represents as wood defect This research saw that eventhough wood has been driiled each variable (MOE apparent measured by Panter or UTM or MOE true) is good enough to predict the MaR

K2)loreis cod deects Modulus ofElasticity grading

PEgtDAHULlJAN

Se- bah an hasil produksi alam mm bClri1 manusia memiliki

ji~- sifatnya Kayu sebagai selah 52 lh11 yang diperoleh dari p~OSe -ersama depgan interaksi

0~ ekologis yang berbedashybeda 2~2~ n dapat menyebabkan ke~agama- dalam sifat-sifatnya meskipiill pad a conoh kedl bebas cacat sekalipun Sifat-sifat kayu bervariasi tidak hanya antar pohon tetapi juga dalam sebatang pohon pada arah horisontal maupun sepanjang barang pohon Menurut Panshin dan De Zeew (1970) keragaman antar pohon clapat mencapai sepuluh kali lebih besar dibandingkan dalam sebatang pohon atau sedikit lebih besar atau kadang-kadang malah lebih keci Dikemukakan keragaman ini timbul dad

kenyataan bahwa perbedaan sifat pohon di dalam jenis yang sama tidak hanya disebabkan oleh perbedaan genetik tetapi juga oleh perbedaan Iingkungan tempat tumbuhnya Proses mengkonversi kayu bulat (log) menjadi kayu gergajian juga berpengaruh terhadap struktur kayunya Contohnya serabut mungkin terpotong menjadi miring serat dan terjadi distorsi di sekitar mata kayu Ini menyebabkan terjadinya keragaman yang lebih besar pada sifat-sifat mekanis kayu gergajian daripada kayu bulat Umumnya makin kecil bidang aksial keragamannya akan semakin besar

Selama pertumbuhannya pohon penghasil kayu mengalami pengaruh Iingkungan sehingga menirnbulkan kelainan berupa cacat-cacat kayu Cacat kayu rnemberikan sumbangan yang besar terhadap

I S~af p~1gaJ2r pada Departemen HasH Hutan fakulta Kehutanan IPB Bogor

81

I Kcandalan Modulus of Elasticity (MOE)

JE) -AT

lnd ASHf owewr the research IS

i ood and eventhaugh ue) is good

pohon di -- h2nya tik tctapi

erp00~g JlStOSl C~

yebabkan Jih besar gergajian ya makin nya akan

penghasil ngkungan n berupa mberikan terhadap

keragaman sifat mckanis kayu karena dapat menurunkan atau menaikkan kekuatan kayu Salah satu eaeat yang memberikan- pengaruh besar terhadap kekuatan kavu adalah mata kayu Kayu ang sehat d~n terikat kuat pada serabut di ~ekitarn a dapat menyebabkan kenaikan keteguhan tekan tegak lurus serat keke~asan dan keteguhan geser tetapi dapat mengurangi keteguhan lentur dan tarik Office oj Structure Construction (Osq (2001) menyatakan bahwa pada balok lentur struktural pengaruh mata kayu terhadap keteguhan lentur tergantung pada ukuran dan lokasinya Pada balok terlentur sederhana misalnya apabila mata kayu berada pad a sisi bawah akan mengalami gaya tarik apabila berada pada sisi atas mengalami gaya tekan dan apabila berada di tengah akan mengalami gaya geser horisontal Mata kayu pada sisi tank sangat berpengaruh terhadap ketelZuhan lentur maksimum sedangkan padsisi tekan lebih kecil pengaruhnya

Caeat-eacat kayu sering digunakan sebagai salah satu dasar penentuan kelas

Pcmilahan seperti ini disebut visual Pemilahan

_c ar-aatkan konsep ini dengan ~ ~~ e~s cacat-eaeat kaYll menjadi rc r- sehingga dapat digunakan

~~ -e~e~kSl kekuatan kayu bebas 0sep strength ralio telah lcc~pound--2ai lama sehingga banyak 5t~nd~r ~ ang tetap mengkomoder meto~e pemlahar vIsual untuk menentukan mutu kau PKKI ~I 5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-3527 1994 ST1 D2-t5 termasuk dalam kategori ini Seirine denan berkembangnya metode penguJian ori destruktif pemilahan masinal telah semakin berkembang Salah satu merode pemilahan masinal yang popler 2daiah mengukur MOE lentur untu menduga kekuatan kayu Pada pemilahan masinal karena yang diukur adalah ka u ukuran pakai satu per satu

maka pengaruh eacat kayu diasumsikan sudah terikut dalam pengukuran sehingga reduksi akibat caeat tidak diperlukan lagi

Penelitian Inl dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan MOE sebagai indikator untuk memilah kayu yang bereaeat sehingga dapat diketahui apakah masih diperlukan strength ratio pacta pemilahan masinal

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang diperJukan dalam penelitian ini adalah papan kayu berukuran 9 x 2 x 170 em3

bull Sedangkan peralatan yang dipergunakan antara lain Mesin Pemilah Panter Universal Testing Machine (UTM) merk Shimadzu Kaliper Mistar Bor dengan mata bor berdiameter 1 em dan 15 em Penelitian dilakukan di Puslitbang Kehutanan Gunung Barn Bogor

Metode

Tahapan kerja yang dilakukan adalah I Pembuatan sampel

Kayu yarg dipergunakan pada penelitian ini merupakan papan kayu borneo yang diperoleh dari toko bah an bangunan Papan dipotong dibelah dan diserut sehingga menjadi sampel berukuran 9 x 2 x 170 em3

Samppi tersebut dibor sampai tembus tepat di tengah bentang Tiga buah sampel dibor dengan mata bor berukuran diameter 1 em dan tiga buah dengan ukuran 15 em Sedangkan tiga buah sampel lainnya tanpa lubang sebagai kontrol Mata kayu mati mempengaruhi kekuptan kayu karena mengurangi Iuas permukaan yang menerima beban Pengaruh mata kayu jauh lebih besar akibat perubahan arah serat di sekeliling mata kayu Miring serat di sekeliling mata kayu bisa

Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

82 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Gambar I Skema Pengujian dengan mesin pemilah panter

sangat besar hingga mencapai 90deg Salah satu pendekatan untuk menduga pengaruh mata kayu mati terhadap kekuatan adalah melalui pengeboran kayu dengan diameter tertentu sehingga memenuhi kriteria kelas mutu A kelas mutu B atau kelas mutu O Namun pengeboran memiliki keterbatasan karena I Miring serat sebagai efek

keberadaan mata kayu tidak terwakili oleh pengeboran

2 Pengeboran memotong seratshyserat kayu Hal ini tidak terjadi pada mata kayu Dengan keterbatasan seperti itu penehtian ini mencoba mencari pengaruh diameter bor pada ka1 le-hadap kekakuan dan ~eteguhan lemur kayu

Peng( ian dengan me sin pemilah Panter lodulus Elastisitas Apparent diukur dengan mesin pemilah Panter Posisi kayu pada saat pengukuran MOE Panter adalah posisi tidur (jIat wise) denzan beban tunggal di tengah bentang (Gambar 1)~~ ~

MOE Panter dihitung dengan rumus

Pl3

4dhb3

(1) di mana

b h

Er MOE apparent diukur dengan

panter

3 Pengujian dengan UTM merk Shimadzu UTM merk Shimadzu selain digunakan untuk mengukur MOE Apparent juga digunakan untuk mengukur MOE true dan Keteguhan Lentur (MaR) Metode yang digunakan adalah two point loading sebagaimana diatur dalam ASTM 0shy198 (Gambar 2) MOE Apparent dihitung dengan rumus

_ P a(3L2 - 4a2 )

4bh3) (2)

di mana

E MOE apparent

P be ban yang diberikan a j arak antara beban dengan tumpuan lerdekat L panjang bentang b lebar

h tinggi ) detleksi di antara tumpuan

MOE true dihitung dengan rumus ~P L 2E = jab4bh3DLb (3)

di mana

Vol 18 ~0 2 2005 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

1

83 jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

ir dengan

merk

selain ur MOE n untuk eteguhan de yang t loading ST1 Dshy

dengan

~ar

~an

lmus

(3)

Gambar 2 Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk Shimadzu

E MOE apparent

Lh jarak antar beban

D defleksi yang terjadi di antara

beban dan MOR dihitung dengan rumus

3Pa S bh2 (4)

di mana

Sil MOR

HASIL DAN PE1BAHASAN

produk alam yang dipengaruhi oeh berbagai faktor internal maupun e3ternal selama pembentukannya kayu ~miiki variasi yang sangat tinggi aasi tidak hanya terjadi antar species

juga antar pohon daam saru species bahkan antar bagian dalam satu batang pohon Variasi kekuatan kayu antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacatshycacat kayu selain posisinya di sebatang pohon Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan

b

kayu adalah mata kayu lepas (loose knot) Gloss (1983) melaporkan bahwa mata kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 05 keteguhan tarik sejajar serat sebesar 06 dan keteguhan tekan sejajar serat sebesar 04 Dalam berbagai standar mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan bahwa diameter mata kayu untuk kelas mutu A maksimum 16 tinggi dan Jebarnya atau 35 em sedangkan untuk kelas mutu B diameter mata kayu maksimum adalah tinggi dan lebarnya atau 5 em Apabila diameter mata kayu lebih besar dari 1 tinggi dan ebarnya atau lebih dari 5 em maka kayu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan struktural

Pada kayu tanpa lubang bor MOE Apparent yang diuYur dengan UTM merk Shimadzu rata-rata 110036 kgem2

sedangkan pada kayu yang dibor dengan diameter I em dan 15 em berturut-turut sebesar 109497 kgem2 dan 106957 kgem2

bull Crabel 1)

lnan IPB Jurnal Tcknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS Vol 18 No2 2005

---------------------------------

84 Kcandalan Modulus or (1()fc)

~b1 I

Kod~ ShillaJLJ

99131 91084 315 ----------------~----------

10395 10~479 593

26580~ (iiR

Rataan 184987 110036 t53122 509

81 181394 ] 12004 111231 524 ----~

82 164578 79337 88532 461

83 289425 137150 225828 719 ------------------------------

Rataan 211799 109497 141863 568

Cl 270153 107513 267392 615

C2 298426 126689 197910 645

C3 175250 86668 833 73 570

Rataan 247943 106957 182892 610

Keterangan A kayu tanpa lubang bar B = kayu berlubang bar 1 em C kayu berlubang bar 15 em

Semakm besar eaeat kayu akibat pengeborln 10E Apparent semakin keeil Hal in dapll dimengerti karena luba1 bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi

sema~in bes3r Derleksi diakiba[kan oleh mcmen

geser pada pengukuran MOE Apparell dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar Gaya geser memberikan tambahln defleksi pad a batang sehingga sesuli dengan perslmlln yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3 10E Apparem selalu lebih keeil daripada tOE rnel~ 3

PI PI PL (5) 48pound [ = t8poundi + 1KGA

tOE true cii ukur dengan pengukurln defleksi dengan eara THO Point Loading dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban maka tidak ada pengaruh gay geser Defleksi yani terjadi murni debabKan oleh i110men lentur Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent MOE true pada kayu tanpa lubang bar kayu dibor 1 em dan 15 em adalah 153122 kgcm 141863 kg1cm2 dan 182892 kgcm2 MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan MOE Panter justru semakin besar dengan meningkatnya diameter lubang bar MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184987 kgem2 sedangkan yang dibor 1

01 IS 0 n05 Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakuitas Kehutanan IPB

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 2: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

bull

Jumal ITKNOLO(I BASIL IHTAN VolulI1lt I X bull Dccmbcr 2()()5 bull NOIliOi

ISSN 0215-J51

TERAKREDITASl

SK Dlrjen DIKTI No DaDIKTliKepI2004

Ketua Dewan Editor

Prof Dr Wasrin Syafii (Departemen Teknologi Hasil Hulan IPB)

Dewan Editor Dr Myrtha Karina (Pushl Fisika LIP)

Dr Sulaeman Yusuf (UPT Balitbang Biomaterial LIP)

Prof Dr Suminar S Achmadi (Departemen Kmia IPB)

Prof Dr Elias (Departemen Manajemen Hasl Hutan IPB)

Prof Dr TA Prayitno MSc (Jurusan Teknologi Hasil Hutan UGM)

Dr Naresworo Nugroho (Departemen Hasil Hutan IPB) Prof Dr Bambang Suryaatmono (Fakultas Teknik UnivParahyangan)

Editor Pelaksana Dr Imam Wahyudi

Bintang CR Simangunsong PhD

Effendi Tri Bahtiar SRut

Administrasi lkhsan dan Lina Meliantina

Penerbit Depane~en Hasil Rutan Fakultas Kehutanan IPB

Alamat Editor Depanemen Rasil Rutan Fakultas Kehutanan IPB

Kampus IPB Darmaga POBox 168 BogeJr 16001

TelFax (O~51) 621285 E-mail juma1 thhipbacid

lumal Teknologi Rasil Hutan terbit sejak 1988 Naskah yang disamp3ikan ke lumal Teknologi Hasil Hutan akan ditelaah oleh mitra bestari sesuai bidangnya Daftar nama mitra bestari dicantumkan pada nomor akhir setiap volume Jumal ini diterbitkan setiap luni dan Desember

Harga Eceran Rp 30000l eksemplar Langganan Rp50000tahun

Foto Sampul Depan Kayu Bahan Bangunan dan Tantangannya

(Kolksi DRH)

lsi menjadi tanggung jawab penulis

Keter dari t

bahan

Pada ada t

papar dari ~

ultras Semc peng(

Untu prakt

fun

Redaksi

PENGANTAR REDAKSI

Ketersediaan kayu solid berkualitas cenderung berkurang dan semakin mahal dari tahun ke tahun Keadaan ini menuntut para peneliti untuk menemukan bahan altematif sebagai pengganti kayu solid

Pad a terbitan kali ini (Volume 18 Nomor 2 2005) dari 7 (tujuh) tulisan yang ada terdapat 3 (tiga) tulisan yang mencoba mengungkapkan sifat dan kualitas papan komposit sebagai alternatif pengganti kayu solid Tulisan yang lain terdiri dari sifat perekatan kayu limbah pemanenan kecepatan rambatan gelombang ultrasonik dan keandalan MOE sebagai penduga kekuatan kayu bercacat Semoga tulisan yang disajikan dalam edisi kali ini dapat berman faat bagi pengembangan ilmu dan teknologi hasil hutan

Untuk penerbitan selanjutnya redaksi mengundang para peneliti maupun praktisi untuk menyampaikan pemikiran dan pengaiamannya di jurnal ini

REDAKSI

Jurnll T kwiogi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB VoL 18 No2 2005

KEANDALAN MODULUS OF ELASTICITY (MOE) jTtK MENDUGA KEKUATAN KA YU BERCACA T

AKIBA T LUBANG BOR

(The Jfodulus ofElasticity as Predict the Strength ofDrilled Wood)

Effendi Tri Bahtiar l)

ABSTRACT

Jfany standards Sih as PKKI NI-5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-35271994 and ASTM D245 stated strength ratio is very important indicate to adjust the allowable stress of wood However the mechanIcal grading has been developed recently so strength ratio is not necessary anymore This research is conducted to evaluaJe the ability of Modulus of Elasticity as a single variable to grade the sound wood and defected ood In this research drilled hole represents as wood defect This research saw that eventhough wood has been driiled each variable (MOE apparent measured by Panter or UTM or MOE true) is good enough to predict the MaR

K2)loreis cod deects Modulus ofElasticity grading

PEgtDAHULlJAN

Se- bah an hasil produksi alam mm bClri1 manusia memiliki

ji~- sifatnya Kayu sebagai selah 52 lh11 yang diperoleh dari p~OSe -ersama depgan interaksi

0~ ekologis yang berbedashybeda 2~2~ n dapat menyebabkan ke~agama- dalam sifat-sifatnya meskipiill pad a conoh kedl bebas cacat sekalipun Sifat-sifat kayu bervariasi tidak hanya antar pohon tetapi juga dalam sebatang pohon pada arah horisontal maupun sepanjang barang pohon Menurut Panshin dan De Zeew (1970) keragaman antar pohon clapat mencapai sepuluh kali lebih besar dibandingkan dalam sebatang pohon atau sedikit lebih besar atau kadang-kadang malah lebih keci Dikemukakan keragaman ini timbul dad

kenyataan bahwa perbedaan sifat pohon di dalam jenis yang sama tidak hanya disebabkan oleh perbedaan genetik tetapi juga oleh perbedaan Iingkungan tempat tumbuhnya Proses mengkonversi kayu bulat (log) menjadi kayu gergajian juga berpengaruh terhadap struktur kayunya Contohnya serabut mungkin terpotong menjadi miring serat dan terjadi distorsi di sekitar mata kayu Ini menyebabkan terjadinya keragaman yang lebih besar pada sifat-sifat mekanis kayu gergajian daripada kayu bulat Umumnya makin kecil bidang aksial keragamannya akan semakin besar

Selama pertumbuhannya pohon penghasil kayu mengalami pengaruh Iingkungan sehingga menirnbulkan kelainan berupa cacat-cacat kayu Cacat kayu rnemberikan sumbangan yang besar terhadap

I S~af p~1gaJ2r pada Departemen HasH Hutan fakulta Kehutanan IPB Bogor

81

I Kcandalan Modulus of Elasticity (MOE)

JE) -AT

lnd ASHf owewr the research IS

i ood and eventhaugh ue) is good

pohon di -- h2nya tik tctapi

erp00~g JlStOSl C~

yebabkan Jih besar gergajian ya makin nya akan

penghasil ngkungan n berupa mberikan terhadap

keragaman sifat mckanis kayu karena dapat menurunkan atau menaikkan kekuatan kayu Salah satu eaeat yang memberikan- pengaruh besar terhadap kekuatan kavu adalah mata kayu Kayu ang sehat d~n terikat kuat pada serabut di ~ekitarn a dapat menyebabkan kenaikan keteguhan tekan tegak lurus serat keke~asan dan keteguhan geser tetapi dapat mengurangi keteguhan lentur dan tarik Office oj Structure Construction (Osq (2001) menyatakan bahwa pada balok lentur struktural pengaruh mata kayu terhadap keteguhan lentur tergantung pada ukuran dan lokasinya Pada balok terlentur sederhana misalnya apabila mata kayu berada pad a sisi bawah akan mengalami gaya tarik apabila berada pada sisi atas mengalami gaya tekan dan apabila berada di tengah akan mengalami gaya geser horisontal Mata kayu pada sisi tank sangat berpengaruh terhadap ketelZuhan lentur maksimum sedangkan padsisi tekan lebih kecil pengaruhnya

Caeat-eacat kayu sering digunakan sebagai salah satu dasar penentuan kelas

Pcmilahan seperti ini disebut visual Pemilahan

_c ar-aatkan konsep ini dengan ~ ~~ e~s cacat-eaeat kaYll menjadi rc r- sehingga dapat digunakan

~~ -e~e~kSl kekuatan kayu bebas 0sep strength ralio telah lcc~pound--2ai lama sehingga banyak 5t~nd~r ~ ang tetap mengkomoder meto~e pemlahar vIsual untuk menentukan mutu kau PKKI ~I 5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-3527 1994 ST1 D2-t5 termasuk dalam kategori ini Seirine denan berkembangnya metode penguJian ori destruktif pemilahan masinal telah semakin berkembang Salah satu merode pemilahan masinal yang popler 2daiah mengukur MOE lentur untu menduga kekuatan kayu Pada pemilahan masinal karena yang diukur adalah ka u ukuran pakai satu per satu

maka pengaruh eacat kayu diasumsikan sudah terikut dalam pengukuran sehingga reduksi akibat caeat tidak diperlukan lagi

Penelitian Inl dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan MOE sebagai indikator untuk memilah kayu yang bereaeat sehingga dapat diketahui apakah masih diperlukan strength ratio pacta pemilahan masinal

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang diperJukan dalam penelitian ini adalah papan kayu berukuran 9 x 2 x 170 em3

bull Sedangkan peralatan yang dipergunakan antara lain Mesin Pemilah Panter Universal Testing Machine (UTM) merk Shimadzu Kaliper Mistar Bor dengan mata bor berdiameter 1 em dan 15 em Penelitian dilakukan di Puslitbang Kehutanan Gunung Barn Bogor

Metode

Tahapan kerja yang dilakukan adalah I Pembuatan sampel

Kayu yarg dipergunakan pada penelitian ini merupakan papan kayu borneo yang diperoleh dari toko bah an bangunan Papan dipotong dibelah dan diserut sehingga menjadi sampel berukuran 9 x 2 x 170 em3

Samppi tersebut dibor sampai tembus tepat di tengah bentang Tiga buah sampel dibor dengan mata bor berukuran diameter 1 em dan tiga buah dengan ukuran 15 em Sedangkan tiga buah sampel lainnya tanpa lubang sebagai kontrol Mata kayu mati mempengaruhi kekuptan kayu karena mengurangi Iuas permukaan yang menerima beban Pengaruh mata kayu jauh lebih besar akibat perubahan arah serat di sekeliling mata kayu Miring serat di sekeliling mata kayu bisa

Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

82 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Gambar I Skema Pengujian dengan mesin pemilah panter

sangat besar hingga mencapai 90deg Salah satu pendekatan untuk menduga pengaruh mata kayu mati terhadap kekuatan adalah melalui pengeboran kayu dengan diameter tertentu sehingga memenuhi kriteria kelas mutu A kelas mutu B atau kelas mutu O Namun pengeboran memiliki keterbatasan karena I Miring serat sebagai efek

keberadaan mata kayu tidak terwakili oleh pengeboran

2 Pengeboran memotong seratshyserat kayu Hal ini tidak terjadi pada mata kayu Dengan keterbatasan seperti itu penehtian ini mencoba mencari pengaruh diameter bor pada ka1 le-hadap kekakuan dan ~eteguhan lemur kayu

Peng( ian dengan me sin pemilah Panter lodulus Elastisitas Apparent diukur dengan mesin pemilah Panter Posisi kayu pada saat pengukuran MOE Panter adalah posisi tidur (jIat wise) denzan beban tunggal di tengah bentang (Gambar 1)~~ ~

MOE Panter dihitung dengan rumus

Pl3

4dhb3

(1) di mana

b h

Er MOE apparent diukur dengan

panter

3 Pengujian dengan UTM merk Shimadzu UTM merk Shimadzu selain digunakan untuk mengukur MOE Apparent juga digunakan untuk mengukur MOE true dan Keteguhan Lentur (MaR) Metode yang digunakan adalah two point loading sebagaimana diatur dalam ASTM 0shy198 (Gambar 2) MOE Apparent dihitung dengan rumus

_ P a(3L2 - 4a2 )

4bh3) (2)

di mana

E MOE apparent

P be ban yang diberikan a j arak antara beban dengan tumpuan lerdekat L panjang bentang b lebar

h tinggi ) detleksi di antara tumpuan

MOE true dihitung dengan rumus ~P L 2E = jab4bh3DLb (3)

di mana

Vol 18 ~0 2 2005 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

1

83 jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

ir dengan

merk

selain ur MOE n untuk eteguhan de yang t loading ST1 Dshy

dengan

~ar

~an

lmus

(3)

Gambar 2 Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk Shimadzu

E MOE apparent

Lh jarak antar beban

D defleksi yang terjadi di antara

beban dan MOR dihitung dengan rumus

3Pa S bh2 (4)

di mana

Sil MOR

HASIL DAN PE1BAHASAN

produk alam yang dipengaruhi oeh berbagai faktor internal maupun e3ternal selama pembentukannya kayu ~miiki variasi yang sangat tinggi aasi tidak hanya terjadi antar species

juga antar pohon daam saru species bahkan antar bagian dalam satu batang pohon Variasi kekuatan kayu antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacatshycacat kayu selain posisinya di sebatang pohon Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan

b

kayu adalah mata kayu lepas (loose knot) Gloss (1983) melaporkan bahwa mata kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 05 keteguhan tarik sejajar serat sebesar 06 dan keteguhan tekan sejajar serat sebesar 04 Dalam berbagai standar mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan bahwa diameter mata kayu untuk kelas mutu A maksimum 16 tinggi dan Jebarnya atau 35 em sedangkan untuk kelas mutu B diameter mata kayu maksimum adalah tinggi dan lebarnya atau 5 em Apabila diameter mata kayu lebih besar dari 1 tinggi dan ebarnya atau lebih dari 5 em maka kayu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan struktural

Pada kayu tanpa lubang bor MOE Apparent yang diuYur dengan UTM merk Shimadzu rata-rata 110036 kgem2

sedangkan pada kayu yang dibor dengan diameter I em dan 15 em berturut-turut sebesar 109497 kgem2 dan 106957 kgem2

bull Crabel 1)

lnan IPB Jurnal Tcknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS Vol 18 No2 2005

---------------------------------

84 Kcandalan Modulus or (1()fc)

~b1 I

Kod~ ShillaJLJ

99131 91084 315 ----------------~----------

10395 10~479 593

26580~ (iiR

Rataan 184987 110036 t53122 509

81 181394 ] 12004 111231 524 ----~

82 164578 79337 88532 461

83 289425 137150 225828 719 ------------------------------

Rataan 211799 109497 141863 568

Cl 270153 107513 267392 615

C2 298426 126689 197910 645

C3 175250 86668 833 73 570

Rataan 247943 106957 182892 610

Keterangan A kayu tanpa lubang bar B = kayu berlubang bar 1 em C kayu berlubang bar 15 em

Semakm besar eaeat kayu akibat pengeborln 10E Apparent semakin keeil Hal in dapll dimengerti karena luba1 bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi

sema~in bes3r Derleksi diakiba[kan oleh mcmen

geser pada pengukuran MOE Apparell dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar Gaya geser memberikan tambahln defleksi pad a batang sehingga sesuli dengan perslmlln yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3 10E Apparem selalu lebih keeil daripada tOE rnel~ 3

PI PI PL (5) 48pound [ = t8poundi + 1KGA

tOE true cii ukur dengan pengukurln defleksi dengan eara THO Point Loading dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban maka tidak ada pengaruh gay geser Defleksi yani terjadi murni debabKan oleh i110men lentur Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent MOE true pada kayu tanpa lubang bar kayu dibor 1 em dan 15 em adalah 153122 kgcm 141863 kg1cm2 dan 182892 kgcm2 MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan MOE Panter justru semakin besar dengan meningkatnya diameter lubang bar MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184987 kgem2 sedangkan yang dibor 1

01 IS 0 n05 Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakuitas Kehutanan IPB

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 3: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

Redaksi

PENGANTAR REDAKSI

Ketersediaan kayu solid berkualitas cenderung berkurang dan semakin mahal dari tahun ke tahun Keadaan ini menuntut para peneliti untuk menemukan bahan altematif sebagai pengganti kayu solid

Pad a terbitan kali ini (Volume 18 Nomor 2 2005) dari 7 (tujuh) tulisan yang ada terdapat 3 (tiga) tulisan yang mencoba mengungkapkan sifat dan kualitas papan komposit sebagai alternatif pengganti kayu solid Tulisan yang lain terdiri dari sifat perekatan kayu limbah pemanenan kecepatan rambatan gelombang ultrasonik dan keandalan MOE sebagai penduga kekuatan kayu bercacat Semoga tulisan yang disajikan dalam edisi kali ini dapat berman faat bagi pengembangan ilmu dan teknologi hasil hutan

Untuk penerbitan selanjutnya redaksi mengundang para peneliti maupun praktisi untuk menyampaikan pemikiran dan pengaiamannya di jurnal ini

REDAKSI

Jurnll T kwiogi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB VoL 18 No2 2005

KEANDALAN MODULUS OF ELASTICITY (MOE) jTtK MENDUGA KEKUATAN KA YU BERCACA T

AKIBA T LUBANG BOR

(The Jfodulus ofElasticity as Predict the Strength ofDrilled Wood)

Effendi Tri Bahtiar l)

ABSTRACT

Jfany standards Sih as PKKI NI-5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-35271994 and ASTM D245 stated strength ratio is very important indicate to adjust the allowable stress of wood However the mechanIcal grading has been developed recently so strength ratio is not necessary anymore This research is conducted to evaluaJe the ability of Modulus of Elasticity as a single variable to grade the sound wood and defected ood In this research drilled hole represents as wood defect This research saw that eventhough wood has been driiled each variable (MOE apparent measured by Panter or UTM or MOE true) is good enough to predict the MaR

K2)loreis cod deects Modulus ofElasticity grading

PEgtDAHULlJAN

Se- bah an hasil produksi alam mm bClri1 manusia memiliki

ji~- sifatnya Kayu sebagai selah 52 lh11 yang diperoleh dari p~OSe -ersama depgan interaksi

0~ ekologis yang berbedashybeda 2~2~ n dapat menyebabkan ke~agama- dalam sifat-sifatnya meskipiill pad a conoh kedl bebas cacat sekalipun Sifat-sifat kayu bervariasi tidak hanya antar pohon tetapi juga dalam sebatang pohon pada arah horisontal maupun sepanjang barang pohon Menurut Panshin dan De Zeew (1970) keragaman antar pohon clapat mencapai sepuluh kali lebih besar dibandingkan dalam sebatang pohon atau sedikit lebih besar atau kadang-kadang malah lebih keci Dikemukakan keragaman ini timbul dad

kenyataan bahwa perbedaan sifat pohon di dalam jenis yang sama tidak hanya disebabkan oleh perbedaan genetik tetapi juga oleh perbedaan Iingkungan tempat tumbuhnya Proses mengkonversi kayu bulat (log) menjadi kayu gergajian juga berpengaruh terhadap struktur kayunya Contohnya serabut mungkin terpotong menjadi miring serat dan terjadi distorsi di sekitar mata kayu Ini menyebabkan terjadinya keragaman yang lebih besar pada sifat-sifat mekanis kayu gergajian daripada kayu bulat Umumnya makin kecil bidang aksial keragamannya akan semakin besar

Selama pertumbuhannya pohon penghasil kayu mengalami pengaruh Iingkungan sehingga menirnbulkan kelainan berupa cacat-cacat kayu Cacat kayu rnemberikan sumbangan yang besar terhadap

I S~af p~1gaJ2r pada Departemen HasH Hutan fakulta Kehutanan IPB Bogor

81

I Kcandalan Modulus of Elasticity (MOE)

JE) -AT

lnd ASHf owewr the research IS

i ood and eventhaugh ue) is good

pohon di -- h2nya tik tctapi

erp00~g JlStOSl C~

yebabkan Jih besar gergajian ya makin nya akan

penghasil ngkungan n berupa mberikan terhadap

keragaman sifat mckanis kayu karena dapat menurunkan atau menaikkan kekuatan kayu Salah satu eaeat yang memberikan- pengaruh besar terhadap kekuatan kavu adalah mata kayu Kayu ang sehat d~n terikat kuat pada serabut di ~ekitarn a dapat menyebabkan kenaikan keteguhan tekan tegak lurus serat keke~asan dan keteguhan geser tetapi dapat mengurangi keteguhan lentur dan tarik Office oj Structure Construction (Osq (2001) menyatakan bahwa pada balok lentur struktural pengaruh mata kayu terhadap keteguhan lentur tergantung pada ukuran dan lokasinya Pada balok terlentur sederhana misalnya apabila mata kayu berada pad a sisi bawah akan mengalami gaya tarik apabila berada pada sisi atas mengalami gaya tekan dan apabila berada di tengah akan mengalami gaya geser horisontal Mata kayu pada sisi tank sangat berpengaruh terhadap ketelZuhan lentur maksimum sedangkan padsisi tekan lebih kecil pengaruhnya

Caeat-eacat kayu sering digunakan sebagai salah satu dasar penentuan kelas

Pcmilahan seperti ini disebut visual Pemilahan

_c ar-aatkan konsep ini dengan ~ ~~ e~s cacat-eaeat kaYll menjadi rc r- sehingga dapat digunakan

~~ -e~e~kSl kekuatan kayu bebas 0sep strength ralio telah lcc~pound--2ai lama sehingga banyak 5t~nd~r ~ ang tetap mengkomoder meto~e pemlahar vIsual untuk menentukan mutu kau PKKI ~I 5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-3527 1994 ST1 D2-t5 termasuk dalam kategori ini Seirine denan berkembangnya metode penguJian ori destruktif pemilahan masinal telah semakin berkembang Salah satu merode pemilahan masinal yang popler 2daiah mengukur MOE lentur untu menduga kekuatan kayu Pada pemilahan masinal karena yang diukur adalah ka u ukuran pakai satu per satu

maka pengaruh eacat kayu diasumsikan sudah terikut dalam pengukuran sehingga reduksi akibat caeat tidak diperlukan lagi

Penelitian Inl dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan MOE sebagai indikator untuk memilah kayu yang bereaeat sehingga dapat diketahui apakah masih diperlukan strength ratio pacta pemilahan masinal

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang diperJukan dalam penelitian ini adalah papan kayu berukuran 9 x 2 x 170 em3

bull Sedangkan peralatan yang dipergunakan antara lain Mesin Pemilah Panter Universal Testing Machine (UTM) merk Shimadzu Kaliper Mistar Bor dengan mata bor berdiameter 1 em dan 15 em Penelitian dilakukan di Puslitbang Kehutanan Gunung Barn Bogor

Metode

Tahapan kerja yang dilakukan adalah I Pembuatan sampel

Kayu yarg dipergunakan pada penelitian ini merupakan papan kayu borneo yang diperoleh dari toko bah an bangunan Papan dipotong dibelah dan diserut sehingga menjadi sampel berukuran 9 x 2 x 170 em3

Samppi tersebut dibor sampai tembus tepat di tengah bentang Tiga buah sampel dibor dengan mata bor berukuran diameter 1 em dan tiga buah dengan ukuran 15 em Sedangkan tiga buah sampel lainnya tanpa lubang sebagai kontrol Mata kayu mati mempengaruhi kekuptan kayu karena mengurangi Iuas permukaan yang menerima beban Pengaruh mata kayu jauh lebih besar akibat perubahan arah serat di sekeliling mata kayu Miring serat di sekeliling mata kayu bisa

Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

82 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Gambar I Skema Pengujian dengan mesin pemilah panter

sangat besar hingga mencapai 90deg Salah satu pendekatan untuk menduga pengaruh mata kayu mati terhadap kekuatan adalah melalui pengeboran kayu dengan diameter tertentu sehingga memenuhi kriteria kelas mutu A kelas mutu B atau kelas mutu O Namun pengeboran memiliki keterbatasan karena I Miring serat sebagai efek

keberadaan mata kayu tidak terwakili oleh pengeboran

2 Pengeboran memotong seratshyserat kayu Hal ini tidak terjadi pada mata kayu Dengan keterbatasan seperti itu penehtian ini mencoba mencari pengaruh diameter bor pada ka1 le-hadap kekakuan dan ~eteguhan lemur kayu

Peng( ian dengan me sin pemilah Panter lodulus Elastisitas Apparent diukur dengan mesin pemilah Panter Posisi kayu pada saat pengukuran MOE Panter adalah posisi tidur (jIat wise) denzan beban tunggal di tengah bentang (Gambar 1)~~ ~

MOE Panter dihitung dengan rumus

Pl3

4dhb3

(1) di mana

b h

Er MOE apparent diukur dengan

panter

3 Pengujian dengan UTM merk Shimadzu UTM merk Shimadzu selain digunakan untuk mengukur MOE Apparent juga digunakan untuk mengukur MOE true dan Keteguhan Lentur (MaR) Metode yang digunakan adalah two point loading sebagaimana diatur dalam ASTM 0shy198 (Gambar 2) MOE Apparent dihitung dengan rumus

_ P a(3L2 - 4a2 )

4bh3) (2)

di mana

E MOE apparent

P be ban yang diberikan a j arak antara beban dengan tumpuan lerdekat L panjang bentang b lebar

h tinggi ) detleksi di antara tumpuan

MOE true dihitung dengan rumus ~P L 2E = jab4bh3DLb (3)

di mana

Vol 18 ~0 2 2005 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

1

83 jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

ir dengan

merk

selain ur MOE n untuk eteguhan de yang t loading ST1 Dshy

dengan

~ar

~an

lmus

(3)

Gambar 2 Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk Shimadzu

E MOE apparent

Lh jarak antar beban

D defleksi yang terjadi di antara

beban dan MOR dihitung dengan rumus

3Pa S bh2 (4)

di mana

Sil MOR

HASIL DAN PE1BAHASAN

produk alam yang dipengaruhi oeh berbagai faktor internal maupun e3ternal selama pembentukannya kayu ~miiki variasi yang sangat tinggi aasi tidak hanya terjadi antar species

juga antar pohon daam saru species bahkan antar bagian dalam satu batang pohon Variasi kekuatan kayu antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacatshycacat kayu selain posisinya di sebatang pohon Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan

b

kayu adalah mata kayu lepas (loose knot) Gloss (1983) melaporkan bahwa mata kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 05 keteguhan tarik sejajar serat sebesar 06 dan keteguhan tekan sejajar serat sebesar 04 Dalam berbagai standar mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan bahwa diameter mata kayu untuk kelas mutu A maksimum 16 tinggi dan Jebarnya atau 35 em sedangkan untuk kelas mutu B diameter mata kayu maksimum adalah tinggi dan lebarnya atau 5 em Apabila diameter mata kayu lebih besar dari 1 tinggi dan ebarnya atau lebih dari 5 em maka kayu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan struktural

Pada kayu tanpa lubang bor MOE Apparent yang diuYur dengan UTM merk Shimadzu rata-rata 110036 kgem2

sedangkan pada kayu yang dibor dengan diameter I em dan 15 em berturut-turut sebesar 109497 kgem2 dan 106957 kgem2

bull Crabel 1)

lnan IPB Jurnal Tcknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS Vol 18 No2 2005

---------------------------------

84 Kcandalan Modulus or (1()fc)

~b1 I

Kod~ ShillaJLJ

99131 91084 315 ----------------~----------

10395 10~479 593

26580~ (iiR

Rataan 184987 110036 t53122 509

81 181394 ] 12004 111231 524 ----~

82 164578 79337 88532 461

83 289425 137150 225828 719 ------------------------------

Rataan 211799 109497 141863 568

Cl 270153 107513 267392 615

C2 298426 126689 197910 645

C3 175250 86668 833 73 570

Rataan 247943 106957 182892 610

Keterangan A kayu tanpa lubang bar B = kayu berlubang bar 1 em C kayu berlubang bar 15 em

Semakm besar eaeat kayu akibat pengeborln 10E Apparent semakin keeil Hal in dapll dimengerti karena luba1 bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi

sema~in bes3r Derleksi diakiba[kan oleh mcmen

geser pada pengukuran MOE Apparell dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar Gaya geser memberikan tambahln defleksi pad a batang sehingga sesuli dengan perslmlln yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3 10E Apparem selalu lebih keeil daripada tOE rnel~ 3

PI PI PL (5) 48pound [ = t8poundi + 1KGA

tOE true cii ukur dengan pengukurln defleksi dengan eara THO Point Loading dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban maka tidak ada pengaruh gay geser Defleksi yani terjadi murni debabKan oleh i110men lentur Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent MOE true pada kayu tanpa lubang bar kayu dibor 1 em dan 15 em adalah 153122 kgcm 141863 kg1cm2 dan 182892 kgcm2 MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan MOE Panter justru semakin besar dengan meningkatnya diameter lubang bar MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184987 kgem2 sedangkan yang dibor 1

01 IS 0 n05 Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakuitas Kehutanan IPB

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 4: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

KEANDALAN MODULUS OF ELASTICITY (MOE) jTtK MENDUGA KEKUATAN KA YU BERCACA T

AKIBA T LUBANG BOR

(The Jfodulus ofElasticity as Predict the Strength ofDrilled Wood)

Effendi Tri Bahtiar l)

ABSTRACT

Jfany standards Sih as PKKI NI-5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-35271994 and ASTM D245 stated strength ratio is very important indicate to adjust the allowable stress of wood However the mechanIcal grading has been developed recently so strength ratio is not necessary anymore This research is conducted to evaluaJe the ability of Modulus of Elasticity as a single variable to grade the sound wood and defected ood In this research drilled hole represents as wood defect This research saw that eventhough wood has been driiled each variable (MOE apparent measured by Panter or UTM or MOE true) is good enough to predict the MaR

K2)loreis cod deects Modulus ofElasticity grading

PEgtDAHULlJAN

Se- bah an hasil produksi alam mm bClri1 manusia memiliki

ji~- sifatnya Kayu sebagai selah 52 lh11 yang diperoleh dari p~OSe -ersama depgan interaksi

0~ ekologis yang berbedashybeda 2~2~ n dapat menyebabkan ke~agama- dalam sifat-sifatnya meskipiill pad a conoh kedl bebas cacat sekalipun Sifat-sifat kayu bervariasi tidak hanya antar pohon tetapi juga dalam sebatang pohon pada arah horisontal maupun sepanjang barang pohon Menurut Panshin dan De Zeew (1970) keragaman antar pohon clapat mencapai sepuluh kali lebih besar dibandingkan dalam sebatang pohon atau sedikit lebih besar atau kadang-kadang malah lebih keci Dikemukakan keragaman ini timbul dad

kenyataan bahwa perbedaan sifat pohon di dalam jenis yang sama tidak hanya disebabkan oleh perbedaan genetik tetapi juga oleh perbedaan Iingkungan tempat tumbuhnya Proses mengkonversi kayu bulat (log) menjadi kayu gergajian juga berpengaruh terhadap struktur kayunya Contohnya serabut mungkin terpotong menjadi miring serat dan terjadi distorsi di sekitar mata kayu Ini menyebabkan terjadinya keragaman yang lebih besar pada sifat-sifat mekanis kayu gergajian daripada kayu bulat Umumnya makin kecil bidang aksial keragamannya akan semakin besar

Selama pertumbuhannya pohon penghasil kayu mengalami pengaruh Iingkungan sehingga menirnbulkan kelainan berupa cacat-cacat kayu Cacat kayu rnemberikan sumbangan yang besar terhadap

I S~af p~1gaJ2r pada Departemen HasH Hutan fakulta Kehutanan IPB Bogor

81

I Kcandalan Modulus of Elasticity (MOE)

JE) -AT

lnd ASHf owewr the research IS

i ood and eventhaugh ue) is good

pohon di -- h2nya tik tctapi

erp00~g JlStOSl C~

yebabkan Jih besar gergajian ya makin nya akan

penghasil ngkungan n berupa mberikan terhadap

keragaman sifat mckanis kayu karena dapat menurunkan atau menaikkan kekuatan kayu Salah satu eaeat yang memberikan- pengaruh besar terhadap kekuatan kavu adalah mata kayu Kayu ang sehat d~n terikat kuat pada serabut di ~ekitarn a dapat menyebabkan kenaikan keteguhan tekan tegak lurus serat keke~asan dan keteguhan geser tetapi dapat mengurangi keteguhan lentur dan tarik Office oj Structure Construction (Osq (2001) menyatakan bahwa pada balok lentur struktural pengaruh mata kayu terhadap keteguhan lentur tergantung pada ukuran dan lokasinya Pada balok terlentur sederhana misalnya apabila mata kayu berada pad a sisi bawah akan mengalami gaya tarik apabila berada pada sisi atas mengalami gaya tekan dan apabila berada di tengah akan mengalami gaya geser horisontal Mata kayu pada sisi tank sangat berpengaruh terhadap ketelZuhan lentur maksimum sedangkan padsisi tekan lebih kecil pengaruhnya

Caeat-eacat kayu sering digunakan sebagai salah satu dasar penentuan kelas

Pcmilahan seperti ini disebut visual Pemilahan

_c ar-aatkan konsep ini dengan ~ ~~ e~s cacat-eaeat kaYll menjadi rc r- sehingga dapat digunakan

~~ -e~e~kSl kekuatan kayu bebas 0sep strength ralio telah lcc~pound--2ai lama sehingga banyak 5t~nd~r ~ ang tetap mengkomoder meto~e pemlahar vIsual untuk menentukan mutu kau PKKI ~I 5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-3527 1994 ST1 D2-t5 termasuk dalam kategori ini Seirine denan berkembangnya metode penguJian ori destruktif pemilahan masinal telah semakin berkembang Salah satu merode pemilahan masinal yang popler 2daiah mengukur MOE lentur untu menduga kekuatan kayu Pada pemilahan masinal karena yang diukur adalah ka u ukuran pakai satu per satu

maka pengaruh eacat kayu diasumsikan sudah terikut dalam pengukuran sehingga reduksi akibat caeat tidak diperlukan lagi

Penelitian Inl dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan MOE sebagai indikator untuk memilah kayu yang bereaeat sehingga dapat diketahui apakah masih diperlukan strength ratio pacta pemilahan masinal

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang diperJukan dalam penelitian ini adalah papan kayu berukuran 9 x 2 x 170 em3

bull Sedangkan peralatan yang dipergunakan antara lain Mesin Pemilah Panter Universal Testing Machine (UTM) merk Shimadzu Kaliper Mistar Bor dengan mata bor berdiameter 1 em dan 15 em Penelitian dilakukan di Puslitbang Kehutanan Gunung Barn Bogor

Metode

Tahapan kerja yang dilakukan adalah I Pembuatan sampel

Kayu yarg dipergunakan pada penelitian ini merupakan papan kayu borneo yang diperoleh dari toko bah an bangunan Papan dipotong dibelah dan diserut sehingga menjadi sampel berukuran 9 x 2 x 170 em3

Samppi tersebut dibor sampai tembus tepat di tengah bentang Tiga buah sampel dibor dengan mata bor berukuran diameter 1 em dan tiga buah dengan ukuran 15 em Sedangkan tiga buah sampel lainnya tanpa lubang sebagai kontrol Mata kayu mati mempengaruhi kekuptan kayu karena mengurangi Iuas permukaan yang menerima beban Pengaruh mata kayu jauh lebih besar akibat perubahan arah serat di sekeliling mata kayu Miring serat di sekeliling mata kayu bisa

Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

82 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Gambar I Skema Pengujian dengan mesin pemilah panter

sangat besar hingga mencapai 90deg Salah satu pendekatan untuk menduga pengaruh mata kayu mati terhadap kekuatan adalah melalui pengeboran kayu dengan diameter tertentu sehingga memenuhi kriteria kelas mutu A kelas mutu B atau kelas mutu O Namun pengeboran memiliki keterbatasan karena I Miring serat sebagai efek

keberadaan mata kayu tidak terwakili oleh pengeboran

2 Pengeboran memotong seratshyserat kayu Hal ini tidak terjadi pada mata kayu Dengan keterbatasan seperti itu penehtian ini mencoba mencari pengaruh diameter bor pada ka1 le-hadap kekakuan dan ~eteguhan lemur kayu

Peng( ian dengan me sin pemilah Panter lodulus Elastisitas Apparent diukur dengan mesin pemilah Panter Posisi kayu pada saat pengukuran MOE Panter adalah posisi tidur (jIat wise) denzan beban tunggal di tengah bentang (Gambar 1)~~ ~

MOE Panter dihitung dengan rumus

Pl3

4dhb3

(1) di mana

b h

Er MOE apparent diukur dengan

panter

3 Pengujian dengan UTM merk Shimadzu UTM merk Shimadzu selain digunakan untuk mengukur MOE Apparent juga digunakan untuk mengukur MOE true dan Keteguhan Lentur (MaR) Metode yang digunakan adalah two point loading sebagaimana diatur dalam ASTM 0shy198 (Gambar 2) MOE Apparent dihitung dengan rumus

_ P a(3L2 - 4a2 )

4bh3) (2)

di mana

E MOE apparent

P be ban yang diberikan a j arak antara beban dengan tumpuan lerdekat L panjang bentang b lebar

h tinggi ) detleksi di antara tumpuan

MOE true dihitung dengan rumus ~P L 2E = jab4bh3DLb (3)

di mana

Vol 18 ~0 2 2005 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

1

83 jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

ir dengan

merk

selain ur MOE n untuk eteguhan de yang t loading ST1 Dshy

dengan

~ar

~an

lmus

(3)

Gambar 2 Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk Shimadzu

E MOE apparent

Lh jarak antar beban

D defleksi yang terjadi di antara

beban dan MOR dihitung dengan rumus

3Pa S bh2 (4)

di mana

Sil MOR

HASIL DAN PE1BAHASAN

produk alam yang dipengaruhi oeh berbagai faktor internal maupun e3ternal selama pembentukannya kayu ~miiki variasi yang sangat tinggi aasi tidak hanya terjadi antar species

juga antar pohon daam saru species bahkan antar bagian dalam satu batang pohon Variasi kekuatan kayu antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacatshycacat kayu selain posisinya di sebatang pohon Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan

b

kayu adalah mata kayu lepas (loose knot) Gloss (1983) melaporkan bahwa mata kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 05 keteguhan tarik sejajar serat sebesar 06 dan keteguhan tekan sejajar serat sebesar 04 Dalam berbagai standar mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan bahwa diameter mata kayu untuk kelas mutu A maksimum 16 tinggi dan Jebarnya atau 35 em sedangkan untuk kelas mutu B diameter mata kayu maksimum adalah tinggi dan lebarnya atau 5 em Apabila diameter mata kayu lebih besar dari 1 tinggi dan ebarnya atau lebih dari 5 em maka kayu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan struktural

Pada kayu tanpa lubang bor MOE Apparent yang diuYur dengan UTM merk Shimadzu rata-rata 110036 kgem2

sedangkan pada kayu yang dibor dengan diameter I em dan 15 em berturut-turut sebesar 109497 kgem2 dan 106957 kgem2

bull Crabel 1)

lnan IPB Jurnal Tcknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS Vol 18 No2 2005

---------------------------------

84 Kcandalan Modulus or (1()fc)

~b1 I

Kod~ ShillaJLJ

99131 91084 315 ----------------~----------

10395 10~479 593

26580~ (iiR

Rataan 184987 110036 t53122 509

81 181394 ] 12004 111231 524 ----~

82 164578 79337 88532 461

83 289425 137150 225828 719 ------------------------------

Rataan 211799 109497 141863 568

Cl 270153 107513 267392 615

C2 298426 126689 197910 645

C3 175250 86668 833 73 570

Rataan 247943 106957 182892 610

Keterangan A kayu tanpa lubang bar B = kayu berlubang bar 1 em C kayu berlubang bar 15 em

Semakm besar eaeat kayu akibat pengeborln 10E Apparent semakin keeil Hal in dapll dimengerti karena luba1 bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi

sema~in bes3r Derleksi diakiba[kan oleh mcmen

geser pada pengukuran MOE Apparell dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar Gaya geser memberikan tambahln defleksi pad a batang sehingga sesuli dengan perslmlln yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3 10E Apparem selalu lebih keeil daripada tOE rnel~ 3

PI PI PL (5) 48pound [ = t8poundi + 1KGA

tOE true cii ukur dengan pengukurln defleksi dengan eara THO Point Loading dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban maka tidak ada pengaruh gay geser Defleksi yani terjadi murni debabKan oleh i110men lentur Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent MOE true pada kayu tanpa lubang bar kayu dibor 1 em dan 15 em adalah 153122 kgcm 141863 kg1cm2 dan 182892 kgcm2 MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan MOE Panter justru semakin besar dengan meningkatnya diameter lubang bar MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184987 kgem2 sedangkan yang dibor 1

01 IS 0 n05 Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakuitas Kehutanan IPB

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 5: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

81

I Kcandalan Modulus of Elasticity (MOE)

JE) -AT

lnd ASHf owewr the research IS

i ood and eventhaugh ue) is good

pohon di -- h2nya tik tctapi

erp00~g JlStOSl C~

yebabkan Jih besar gergajian ya makin nya akan

penghasil ngkungan n berupa mberikan terhadap

keragaman sifat mckanis kayu karena dapat menurunkan atau menaikkan kekuatan kayu Salah satu eaeat yang memberikan- pengaruh besar terhadap kekuatan kavu adalah mata kayu Kayu ang sehat d~n terikat kuat pada serabut di ~ekitarn a dapat menyebabkan kenaikan keteguhan tekan tegak lurus serat keke~asan dan keteguhan geser tetapi dapat mengurangi keteguhan lentur dan tarik Office oj Structure Construction (Osq (2001) menyatakan bahwa pada balok lentur struktural pengaruh mata kayu terhadap keteguhan lentur tergantung pada ukuran dan lokasinya Pada balok terlentur sederhana misalnya apabila mata kayu berada pad a sisi bawah akan mengalami gaya tarik apabila berada pada sisi atas mengalami gaya tekan dan apabila berada di tengah akan mengalami gaya geser horisontal Mata kayu pada sisi tank sangat berpengaruh terhadap ketelZuhan lentur maksimum sedangkan padsisi tekan lebih kecil pengaruhnya

Caeat-eacat kayu sering digunakan sebagai salah satu dasar penentuan kelas

Pcmilahan seperti ini disebut visual Pemilahan

_c ar-aatkan konsep ini dengan ~ ~~ e~s cacat-eaeat kaYll menjadi rc r- sehingga dapat digunakan

~~ -e~e~kSl kekuatan kayu bebas 0sep strength ralio telah lcc~pound--2ai lama sehingga banyak 5t~nd~r ~ ang tetap mengkomoder meto~e pemlahar vIsual untuk menentukan mutu kau PKKI ~I 5 1961 SII-0458 1981 SKI C-bo-010-1987 SNI 03-3527 1994 ST1 D2-t5 termasuk dalam kategori ini Seirine denan berkembangnya metode penguJian ori destruktif pemilahan masinal telah semakin berkembang Salah satu merode pemilahan masinal yang popler 2daiah mengukur MOE lentur untu menduga kekuatan kayu Pada pemilahan masinal karena yang diukur adalah ka u ukuran pakai satu per satu

maka pengaruh eacat kayu diasumsikan sudah terikut dalam pengukuran sehingga reduksi akibat caeat tidak diperlukan lagi

Penelitian Inl dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan MOE sebagai indikator untuk memilah kayu yang bereaeat sehingga dapat diketahui apakah masih diperlukan strength ratio pacta pemilahan masinal

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan yang diperJukan dalam penelitian ini adalah papan kayu berukuran 9 x 2 x 170 em3

bull Sedangkan peralatan yang dipergunakan antara lain Mesin Pemilah Panter Universal Testing Machine (UTM) merk Shimadzu Kaliper Mistar Bor dengan mata bor berdiameter 1 em dan 15 em Penelitian dilakukan di Puslitbang Kehutanan Gunung Barn Bogor

Metode

Tahapan kerja yang dilakukan adalah I Pembuatan sampel

Kayu yarg dipergunakan pada penelitian ini merupakan papan kayu borneo yang diperoleh dari toko bah an bangunan Papan dipotong dibelah dan diserut sehingga menjadi sampel berukuran 9 x 2 x 170 em3

Samppi tersebut dibor sampai tembus tepat di tengah bentang Tiga buah sampel dibor dengan mata bor berukuran diameter 1 em dan tiga buah dengan ukuran 15 em Sedangkan tiga buah sampel lainnya tanpa lubang sebagai kontrol Mata kayu mati mempengaruhi kekuptan kayu karena mengurangi Iuas permukaan yang menerima beban Pengaruh mata kayu jauh lebih besar akibat perubahan arah serat di sekeliling mata kayu Miring serat di sekeliling mata kayu bisa

Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

82 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Gambar I Skema Pengujian dengan mesin pemilah panter

sangat besar hingga mencapai 90deg Salah satu pendekatan untuk menduga pengaruh mata kayu mati terhadap kekuatan adalah melalui pengeboran kayu dengan diameter tertentu sehingga memenuhi kriteria kelas mutu A kelas mutu B atau kelas mutu O Namun pengeboran memiliki keterbatasan karena I Miring serat sebagai efek

keberadaan mata kayu tidak terwakili oleh pengeboran

2 Pengeboran memotong seratshyserat kayu Hal ini tidak terjadi pada mata kayu Dengan keterbatasan seperti itu penehtian ini mencoba mencari pengaruh diameter bor pada ka1 le-hadap kekakuan dan ~eteguhan lemur kayu

Peng( ian dengan me sin pemilah Panter lodulus Elastisitas Apparent diukur dengan mesin pemilah Panter Posisi kayu pada saat pengukuran MOE Panter adalah posisi tidur (jIat wise) denzan beban tunggal di tengah bentang (Gambar 1)~~ ~

MOE Panter dihitung dengan rumus

Pl3

4dhb3

(1) di mana

b h

Er MOE apparent diukur dengan

panter

3 Pengujian dengan UTM merk Shimadzu UTM merk Shimadzu selain digunakan untuk mengukur MOE Apparent juga digunakan untuk mengukur MOE true dan Keteguhan Lentur (MaR) Metode yang digunakan adalah two point loading sebagaimana diatur dalam ASTM 0shy198 (Gambar 2) MOE Apparent dihitung dengan rumus

_ P a(3L2 - 4a2 )

4bh3) (2)

di mana

E MOE apparent

P be ban yang diberikan a j arak antara beban dengan tumpuan lerdekat L panjang bentang b lebar

h tinggi ) detleksi di antara tumpuan

MOE true dihitung dengan rumus ~P L 2E = jab4bh3DLb (3)

di mana

Vol 18 ~0 2 2005 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

1

83 jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

ir dengan

merk

selain ur MOE n untuk eteguhan de yang t loading ST1 Dshy

dengan

~ar

~an

lmus

(3)

Gambar 2 Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk Shimadzu

E MOE apparent

Lh jarak antar beban

D defleksi yang terjadi di antara

beban dan MOR dihitung dengan rumus

3Pa S bh2 (4)

di mana

Sil MOR

HASIL DAN PE1BAHASAN

produk alam yang dipengaruhi oeh berbagai faktor internal maupun e3ternal selama pembentukannya kayu ~miiki variasi yang sangat tinggi aasi tidak hanya terjadi antar species

juga antar pohon daam saru species bahkan antar bagian dalam satu batang pohon Variasi kekuatan kayu antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacatshycacat kayu selain posisinya di sebatang pohon Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan

b

kayu adalah mata kayu lepas (loose knot) Gloss (1983) melaporkan bahwa mata kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 05 keteguhan tarik sejajar serat sebesar 06 dan keteguhan tekan sejajar serat sebesar 04 Dalam berbagai standar mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan bahwa diameter mata kayu untuk kelas mutu A maksimum 16 tinggi dan Jebarnya atau 35 em sedangkan untuk kelas mutu B diameter mata kayu maksimum adalah tinggi dan lebarnya atau 5 em Apabila diameter mata kayu lebih besar dari 1 tinggi dan ebarnya atau lebih dari 5 em maka kayu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan struktural

Pada kayu tanpa lubang bor MOE Apparent yang diuYur dengan UTM merk Shimadzu rata-rata 110036 kgem2

sedangkan pada kayu yang dibor dengan diameter I em dan 15 em berturut-turut sebesar 109497 kgem2 dan 106957 kgem2

bull Crabel 1)

lnan IPB Jurnal Tcknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS Vol 18 No2 2005

---------------------------------

84 Kcandalan Modulus or (1()fc)

~b1 I

Kod~ ShillaJLJ

99131 91084 315 ----------------~----------

10395 10~479 593

26580~ (iiR

Rataan 184987 110036 t53122 509

81 181394 ] 12004 111231 524 ----~

82 164578 79337 88532 461

83 289425 137150 225828 719 ------------------------------

Rataan 211799 109497 141863 568

Cl 270153 107513 267392 615

C2 298426 126689 197910 645

C3 175250 86668 833 73 570

Rataan 247943 106957 182892 610

Keterangan A kayu tanpa lubang bar B = kayu berlubang bar 1 em C kayu berlubang bar 15 em

Semakm besar eaeat kayu akibat pengeborln 10E Apparent semakin keeil Hal in dapll dimengerti karena luba1 bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi

sema~in bes3r Derleksi diakiba[kan oleh mcmen

geser pada pengukuran MOE Apparell dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar Gaya geser memberikan tambahln defleksi pad a batang sehingga sesuli dengan perslmlln yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3 10E Apparem selalu lebih keeil daripada tOE rnel~ 3

PI PI PL (5) 48pound [ = t8poundi + 1KGA

tOE true cii ukur dengan pengukurln defleksi dengan eara THO Point Loading dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban maka tidak ada pengaruh gay geser Defleksi yani terjadi murni debabKan oleh i110men lentur Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent MOE true pada kayu tanpa lubang bar kayu dibor 1 em dan 15 em adalah 153122 kgcm 141863 kg1cm2 dan 182892 kgcm2 MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan MOE Panter justru semakin besar dengan meningkatnya diameter lubang bar MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184987 kgem2 sedangkan yang dibor 1

01 IS 0 n05 Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakuitas Kehutanan IPB

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 6: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

82 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Gambar I Skema Pengujian dengan mesin pemilah panter

sangat besar hingga mencapai 90deg Salah satu pendekatan untuk menduga pengaruh mata kayu mati terhadap kekuatan adalah melalui pengeboran kayu dengan diameter tertentu sehingga memenuhi kriteria kelas mutu A kelas mutu B atau kelas mutu O Namun pengeboran memiliki keterbatasan karena I Miring serat sebagai efek

keberadaan mata kayu tidak terwakili oleh pengeboran

2 Pengeboran memotong seratshyserat kayu Hal ini tidak terjadi pada mata kayu Dengan keterbatasan seperti itu penehtian ini mencoba mencari pengaruh diameter bor pada ka1 le-hadap kekakuan dan ~eteguhan lemur kayu

Peng( ian dengan me sin pemilah Panter lodulus Elastisitas Apparent diukur dengan mesin pemilah Panter Posisi kayu pada saat pengukuran MOE Panter adalah posisi tidur (jIat wise) denzan beban tunggal di tengah bentang (Gambar 1)~~ ~

MOE Panter dihitung dengan rumus

Pl3

4dhb3

(1) di mana

b h

Er MOE apparent diukur dengan

panter

3 Pengujian dengan UTM merk Shimadzu UTM merk Shimadzu selain digunakan untuk mengukur MOE Apparent juga digunakan untuk mengukur MOE true dan Keteguhan Lentur (MaR) Metode yang digunakan adalah two point loading sebagaimana diatur dalam ASTM 0shy198 (Gambar 2) MOE Apparent dihitung dengan rumus

_ P a(3L2 - 4a2 )

4bh3) (2)

di mana

E MOE apparent

P be ban yang diberikan a j arak antara beban dengan tumpuan lerdekat L panjang bentang b lebar

h tinggi ) detleksi di antara tumpuan

MOE true dihitung dengan rumus ~P L 2E = jab4bh3DLb (3)

di mana

Vol 18 ~0 2 2005 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

1

83 jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

ir dengan

merk

selain ur MOE n untuk eteguhan de yang t loading ST1 Dshy

dengan

~ar

~an

lmus

(3)

Gambar 2 Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk Shimadzu

E MOE apparent

Lh jarak antar beban

D defleksi yang terjadi di antara

beban dan MOR dihitung dengan rumus

3Pa S bh2 (4)

di mana

Sil MOR

HASIL DAN PE1BAHASAN

produk alam yang dipengaruhi oeh berbagai faktor internal maupun e3ternal selama pembentukannya kayu ~miiki variasi yang sangat tinggi aasi tidak hanya terjadi antar species

juga antar pohon daam saru species bahkan antar bagian dalam satu batang pohon Variasi kekuatan kayu antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacatshycacat kayu selain posisinya di sebatang pohon Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan

b

kayu adalah mata kayu lepas (loose knot) Gloss (1983) melaporkan bahwa mata kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 05 keteguhan tarik sejajar serat sebesar 06 dan keteguhan tekan sejajar serat sebesar 04 Dalam berbagai standar mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan bahwa diameter mata kayu untuk kelas mutu A maksimum 16 tinggi dan Jebarnya atau 35 em sedangkan untuk kelas mutu B diameter mata kayu maksimum adalah tinggi dan lebarnya atau 5 em Apabila diameter mata kayu lebih besar dari 1 tinggi dan ebarnya atau lebih dari 5 em maka kayu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan struktural

Pada kayu tanpa lubang bor MOE Apparent yang diuYur dengan UTM merk Shimadzu rata-rata 110036 kgem2

sedangkan pada kayu yang dibor dengan diameter I em dan 15 em berturut-turut sebesar 109497 kgem2 dan 106957 kgem2

bull Crabel 1)

lnan IPB Jurnal Tcknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS Vol 18 No2 2005

---------------------------------

84 Kcandalan Modulus or (1()fc)

~b1 I

Kod~ ShillaJLJ

99131 91084 315 ----------------~----------

10395 10~479 593

26580~ (iiR

Rataan 184987 110036 t53122 509

81 181394 ] 12004 111231 524 ----~

82 164578 79337 88532 461

83 289425 137150 225828 719 ------------------------------

Rataan 211799 109497 141863 568

Cl 270153 107513 267392 615

C2 298426 126689 197910 645

C3 175250 86668 833 73 570

Rataan 247943 106957 182892 610

Keterangan A kayu tanpa lubang bar B = kayu berlubang bar 1 em C kayu berlubang bar 15 em

Semakm besar eaeat kayu akibat pengeborln 10E Apparent semakin keeil Hal in dapll dimengerti karena luba1 bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi

sema~in bes3r Derleksi diakiba[kan oleh mcmen

geser pada pengukuran MOE Apparell dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar Gaya geser memberikan tambahln defleksi pad a batang sehingga sesuli dengan perslmlln yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3 10E Apparem selalu lebih keeil daripada tOE rnel~ 3

PI PI PL (5) 48pound [ = t8poundi + 1KGA

tOE true cii ukur dengan pengukurln defleksi dengan eara THO Point Loading dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban maka tidak ada pengaruh gay geser Defleksi yani terjadi murni debabKan oleh i110men lentur Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent MOE true pada kayu tanpa lubang bar kayu dibor 1 em dan 15 em adalah 153122 kgcm 141863 kg1cm2 dan 182892 kgcm2 MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan MOE Panter justru semakin besar dengan meningkatnya diameter lubang bar MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184987 kgem2 sedangkan yang dibor 1

01 IS 0 n05 Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakuitas Kehutanan IPB

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 7: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

1

83 jty (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

ir dengan

merk

selain ur MOE n untuk eteguhan de yang t loading ST1 Dshy

dengan

~ar

~an

lmus

(3)

Gambar 2 Skema Pengujian MOE Apparent dan MOE true dengan UTM merk Shimadzu

E MOE apparent

Lh jarak antar beban

D defleksi yang terjadi di antara

beban dan MOR dihitung dengan rumus

3Pa S bh2 (4)

di mana

Sil MOR

HASIL DAN PE1BAHASAN

produk alam yang dipengaruhi oeh berbagai faktor internal maupun e3ternal selama pembentukannya kayu ~miiki variasi yang sangat tinggi aasi tidak hanya terjadi antar species

juga antar pohon daam saru species bahkan antar bagian dalam satu batang pohon Variasi kekuatan kayu antar bagian dalam satu batang pohon sebagian besar disumbangkan oleh cacatshycacat kayu selain posisinya di sebatang pohon Salah satu eacat yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap kekuatan

b

kayu adalah mata kayu lepas (loose knot) Gloss (1983) melaporkan bahwa mata kayu mempengaruhi keteguhan lentur sebesar 05 keteguhan tarik sejajar serat sebesar 06 dan keteguhan tekan sejajar serat sebesar 04 Dalam berbagai standar mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu PKKI NI-5 tahun 1961 menyatakan bahwa diameter mata kayu untuk kelas mutu A maksimum 16 tinggi dan Jebarnya atau 35 em sedangkan untuk kelas mutu B diameter mata kayu maksimum adalah tinggi dan lebarnya atau 5 em Apabila diameter mata kayu lebih besar dari 1 tinggi dan ebarnya atau lebih dari 5 em maka kayu tersebut tidak layak digunakan untuk keperluan struktural

Pada kayu tanpa lubang bor MOE Apparent yang diuYur dengan UTM merk Shimadzu rata-rata 110036 kgem2

sedangkan pada kayu yang dibor dengan diameter I em dan 15 em berturut-turut sebesar 109497 kgem2 dan 106957 kgem2

bull Crabel 1)

lnan IPB Jurnal Tcknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS Vol 18 No2 2005

---------------------------------

84 Kcandalan Modulus or (1()fc)

~b1 I

Kod~ ShillaJLJ

99131 91084 315 ----------------~----------

10395 10~479 593

26580~ (iiR

Rataan 184987 110036 t53122 509

81 181394 ] 12004 111231 524 ----~

82 164578 79337 88532 461

83 289425 137150 225828 719 ------------------------------

Rataan 211799 109497 141863 568

Cl 270153 107513 267392 615

C2 298426 126689 197910 645

C3 175250 86668 833 73 570

Rataan 247943 106957 182892 610

Keterangan A kayu tanpa lubang bar B = kayu berlubang bar 1 em C kayu berlubang bar 15 em

Semakm besar eaeat kayu akibat pengeborln 10E Apparent semakin keeil Hal in dapll dimengerti karena luba1 bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi

sema~in bes3r Derleksi diakiba[kan oleh mcmen

geser pada pengukuran MOE Apparell dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar Gaya geser memberikan tambahln defleksi pad a batang sehingga sesuli dengan perslmlln yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3 10E Apparem selalu lebih keeil daripada tOE rnel~ 3

PI PI PL (5) 48pound [ = t8poundi + 1KGA

tOE true cii ukur dengan pengukurln defleksi dengan eara THO Point Loading dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban maka tidak ada pengaruh gay geser Defleksi yani terjadi murni debabKan oleh i110men lentur Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent MOE true pada kayu tanpa lubang bar kayu dibor 1 em dan 15 em adalah 153122 kgcm 141863 kg1cm2 dan 182892 kgcm2 MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan MOE Panter justru semakin besar dengan meningkatnya diameter lubang bar MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184987 kgem2 sedangkan yang dibor 1

01 IS 0 n05 Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakuitas Kehutanan IPB

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 8: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

---------------------------------

84 Kcandalan Modulus or (1()fc)

~b1 I

Kod~ ShillaJLJ

99131 91084 315 ----------------~----------

10395 10~479 593

26580~ (iiR

Rataan 184987 110036 t53122 509

81 181394 ] 12004 111231 524 ----~

82 164578 79337 88532 461

83 289425 137150 225828 719 ------------------------------

Rataan 211799 109497 141863 568

Cl 270153 107513 267392 615

C2 298426 126689 197910 645

C3 175250 86668 833 73 570

Rataan 247943 106957 182892 610

Keterangan A kayu tanpa lubang bar B = kayu berlubang bar 1 em C kayu berlubang bar 15 em

Semakm besar eaeat kayu akibat pengeborln 10E Apparent semakin keeil Hal in dapll dimengerti karena luba1 bar mengurangi penampang kayu yarog menerima beban sehingga defleksi

sema~in bes3r Derleksi diakiba[kan oleh mcmen

geser pada pengukuran MOE Apparell dengan mesin Shimaczu memberikan pengaruh eukup besar terhadap detleksi karena perbandingan tinggi dan bentang yang eukup besar Gaya geser memberikan tambahln defleksi pad a batang sehingga sesuli dengan perslmlln yang dimodiiikasi menjadi persamaan 3 10E Apparem selalu lebih keeil daripada tOE rnel~ 3

PI PI PL (5) 48pound [ = t8poundi + 1KGA

tOE true cii ukur dengan pengukurln defleksi dengan eara THO Point Loading dan deflektometer diletakkan dengan jarak tepat pada dua titik beban maka tidak ada pengaruh gay geser Defleksi yani terjadi murni debabKan oleh i110men lentur Akibatnya MOE true lebih tidak dipengaruhi caeat kayu lubang bar daripada MOE Apparent MOE true pada kayu tanpa lubang bar kayu dibor 1 em dan 15 em adalah 153122 kgcm 141863 kg1cm2 dan 182892 kgcm2 MOE yang diukur dengan cara Panter temyata agak mengejutkan MOE Panter justru semakin besar dengan meningkatnya diameter lubang bar MOE Panter pada kayu tanpa lubang bor sebesar 184987 kgem2 sedangkan yang dibor 1

01 IS 0 n05 Jurnal Teknologi Hasil Hutan Fakuitas Kehutanan IPB

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 9: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

568

610

85 licil (MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

leo em dan 15 em sebesar 211799 kgiem2 bar memiliki kekuatan yang 1ebih rendah dan 247943 kgem- Hal ini terjadi daripada kayu dcngun lubang bar I em karena kesalahan pengambilan eontoh maupun 15 em MOR kayu tanpa lubang karena kayu yang terambil untuk dibor bor adalah 509 kgem2

sedangkan yang

~I dengan diameter besar ternyata lebih kuat berlubang bar I em adalah 568 kgem2 daripada yang tidak dibor Hal ini terbukti dan yang berlubang bor 15 em adalah 610 pada Gambar 2 Akibat kesalahan dalam kgem2 pemilihan eontoh uji kayu tanpa lubang

9

6i5

300000

250000 -

N

E 200000U C ~ 150000 w 0 i

100000

50000

0

C) ltt

Ci) en en 1-shy

l- I- N lttco en Nen coN shyC)N N Nro coi coro ri Ishy Ishy

C) en shy toto0 ltt ltt en

enci toshy 0 0shy shy

0 1 15

Diameter Lubang Bor (em)

m MOE Apparert 0 MOE True 8 MOE Panter

Gambar l Modulus Elastisitas Apparent Modulus Elastisitas True dan Modulus Elastisitas Panter kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa Jubang bor

lt5 ~- -

fa Pa-e~

)E Pce~

0- 11~)E

)f semiddoteoa g cily

Jumal Teknologi HasH HUlan fakultas Kehutanan IPB Vol 8 No2 2005

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 10: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

86

0

Keandalan Modulus of Elasticitc (MOE) ----------~--

620

58C

58C -

E 560 ~ 5c~

~ 52C OC

500E

48C

4GC

440

-

g LC

-

0

Diameter Lubang Bor (em)

Gambar 2 Modulus Patah (MOR) kayu Borneo yang dibor dengan diameter I em 15 em dan tanpa lubang bor

kskipun hubungan antara MOE Apparent baik yang diukur dengan eara Panter ataupun dengan UTM merk SI1imadz dengan 10pound true se~uili

d~gal persamaan 5 yng dimodifikasi meniadi Dersamaan 6 berbenruk nonlinier

yang diukur (antara 00000 kgcm2

)

p~r5maan linier cukup llmadai Di lUJr [e5ebu ~ mas t diperluka1

~ti2l ih 1(1pound Pamer daaat ~i)E ~~c koetlsien

de[~nnin3s sebesar 78deg 0 Persamaan regresi ant3ra MOE Panter dengan MOE true adalah

pound true = Ll MOE Panter middot77071 (7)

Dngan koefisien detenninasi yang lebih rendah (54) 10E Shimadzu dapat

digunakan untuk menduga MOE true Hubungan antara MOE true dan MOE Shimadzu dapat dinyatakan dengan persamaan

MOE Shimadzu = 0 1788E true + 80344 (8)

Panter dapat pula digunakan umuk menduga MOE Apparent yang diukur dengan UT1 merk Shimadzu meskipun dengan ketelitian yang lebih kasa Pesamaan regresi antara MOE Panter dan MOE Shimadzu ada1lh

MOE Shimadzu 02338MOE Panter 58575 (9)

dengan koefisien detenninasi sebesar 60

Jurnai Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPS

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 11: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

9

87 MOE) Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

-~~ ---~------

300000 w 0 JIll i 250000 Y = 10998x - 77071 bull MOE ShirnadzLJ

CJ

J R2 =07797 I shy 200000 bull MOE True l 0

1500CO --linear (MOE

C Shimadzu) i

1CC 000E i-Linear (MOE True) I () IR2 = 05978 w ~50000 0 i

0

0 100000 200000300000400000

MOE Panter

----- ---

Garnbar 3 Garis regresi antara MOE Panter dengan MOE Apparent dan MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu

11 15

true lOE

35C 000 shy

~ bull MOE Panter

0709x + 101977

07797R2 = III MOE ShimadzLJ

-- Linear (MOE Panter)

~ -- Linear (MOE- Shimadzu) y 01788x + 8G344

o 100000 200000 300000

MOE True

Gamb2~ 3 Garis regresi amara MOE True dengan MOE Apparent yang diukur dengan CT1 Shimadzu dan Panter

[PB Jumal T cf~i0gl Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 12: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

88 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Ketiga macam MOE (MOE Panter MOE Shimadzu dan E true) memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda untuk menduga keteguhan patah kayu Persamaan regresi antara MOE Panter 10E Shimadzu dan E true dengan MaR adalah berikut

10R = (0013 lOE Panter 862 R2 48 (10)

MaR = 0004 MOE Shimadzu + 12552 R2 43(11)

MOR = 0001 E true + 40668 R2 43 (12)

Hasi ini tidak jauh berbeda dengan peneiitian yang dilakukan di Lab Keteknikan Kayu Fakultas Kehutanan iPS dan Puslitbang Pemukiman yang menghasilkan hubungan MOE Panter dengan MaR

tlOR 10856- 000301 MOE Panter (13)

Dan hubungan antara MOE Shimadzu dan MaR untuk kayu jenis campuran

MaR = -5328 + 000468 MOE Shimadzu (14)

800 c

700 y =00013x + 28662 bull _ 600 R2 =04758bullN

E 500 t)

~ 400-~ 300 bull it 2QOshy

wo -----___shy

500CO 100000 150000 200000 250000 300000 350000

MOE Panter (kgcm2)

Garrtr Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan Panter dengan MaR

( i S ~ 20n5 Jumal Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 13: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

89 icity (MOE) Keandalan ylodulus of Elasticity (MOE)

la dengan di Lab

utanan IPB 3n yang lE Panter

Panter

middotnadzu dan n

Shimadzu (14)

800 ~

700 y = O004x + 12552

R~=04259bull

bull

0000 70000 90000 110000 130000 150000

MOE Shimadzu (kgcm 2)

Gambar 5 Garis Regresi antara MOE Apparent yang diukur dengan UTM Shimadzu denganMOR

CS - y = 0001x + 40Et48

R2 ~

~ bull - - -shy50000 c ~ shyc bull

COO 100000 150000 200000 250000 300000

Ga-a~ 6 Garis Regresi antara MOE True yang diukur dengan UTM Shimadzu dengan MOR

nan IPB Jurn2i HasH Butan Fakultas Kehutanan IPB Vol 18 No2 2005

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB

Page 14: Keandalan Modulus of Elasticity (MOE) untuk Menduga ... · 0.4. Dalam berbagai standar, mata kayu sering digunakan sebagai pembatas kelas mutu kekuatan kayu. PKKI NI-5 tahun 1961

l 90 Keandalan Modulus of Elasticity (MOE)

Penelitian 1m memperlihatkan bahwa meskipun kayu mengalami cacat akibat lubang bor 10E panter MOE Shimadzu dan 10E true masih darat menduga 10R dcngan baik Dengan demikian if dana digunakan dcngan baik

~~--ti rcmihh kayu karen~

ca acc bor sckaligus dapat JJeI~s Liar kckuatan yang diduga adalah kekuatan kayu tennasuk cacatnya Pada prakteknya hal ini sangat

karena cacat-cacat kayu scperti mala kayu tidak perlu diukur

rnengnemat waktu pengukuran ScaangKan Jenis cacat lailU1ya masih nmerukan penelitian lebih lanjut

KESIMPULAN

MOE Panter MOE Shimadzu dan MOE true saling berkorelasi erat pad a selang 100000 kg ern sampai 300000 kgcm 1OE Panter 10E Shimadzu dan MOE rrue secara terpisah dapat digunakan UrtL~ kekuatan kayu tanpa cacat

cacat lubang bor Dengan -e - diperlukan reduksi berupa

0 pada pemilahan kayu secara

D-FTAR PUSTAKA

~-~~i2- for Testing and lateras (06) Standard Test Methods 0 Sic Tes of Lumber in Structural Sizes ~STl 0 198-95 Easton USA

American Society for Testing and Iarerials (2006) Standard Practices for

Establishing Structural Grades and Related Allowable Properties for Visually Graded Lumber ASTM D 245-06 Easton USA

Baslitbang Puslitbang Perrnukiman (2003) Teknologi Peningkatan Mutl Kayu I3angunan untuk Perumahan Puslitbang Permukiman Bandung

Glos P (1994) Strength Grading Dalam Timber Engineering Step I Editor HJ Bias etal Centrum Heut Netherland

Office of Structure Construction (OSC) (200 I) Ctlifomia Falsework Manua OSc California USA

Panshin AJ de Zeew C 1970 Textbook of Wood Technology Vol 1 3rd edition McGrawHill New York

Standar Kehutanan Indonesia [SKI (1987) Tata Cara Pemilahan Kayu Konstruksi Indonesia SKI C-bo-O I 0shy1987 Jakarta

Stan dar Nasional Indonesia [SNl) 1994 Mutu Kayu Bangunan SNI-03-3527 1994 Jakarta

Yayasan Dana Normalisasi Indonesia (1961) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI5-1961 Jakarta

Tjoa PH Djokowahyono FH (1996) Konstruksi Kayu Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta

Yap F(l984) Konstruksi Kayu Penerbit B inacipta Jakarta

Jumal Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB