11
PAPER PENGANTAR OSEANOGRAFI KEANEKARAGAMAN BIOTA LAUT DALAM NAMA : YUNI MAHARANI NIM : L221 12 1269 FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

Keanekaragaman Biota Laut Dalam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengantar oseanografi

Citation preview

PAPERPENGANTAR OSEANOGRAFI

KEANEKARAGAMAN BIOTA LAUT DALAM

NAMA: YUNI MAHARANI NIM : L221 12 1269

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013KEANEKARAGAMAN BIOTA LAUT DALAM1. Pengertian laut dalamLaut dalam merupakan semua zona yang terletak di bawah zona eufotik (zona bercahaya) mencakup zona batipelagis, abilsal dan hadal (Nontji,2002). Bagian dari lingkungan bahari yang terletak di bawah kedalaman yang dapat diterangi sinar matahari di laut terbuka dan lebih dalam dari paparan benua (>200m)Laut dalam adalah lapisan terbawah dari lautan, berada dibawah lapisan thermocline pada kedalaman lebih dari 1828 m. Sangat sedikit atau bahkan tidak ada cahaya yang dapat masuk ke area ini, dan sebagian besar organisme bergantung pada material organik yang jatuh dari zona fotik. Karena alasan inilah para saintis mengira bahwa kehidupan di tempat ini akan sangat sedikit, namun dengan adanya peralatan yang dapat menyelam ke kedalaman, ditemukan bahwa ditemukan cukup banyak kehidupan di arena ini.Di tahun 1960, Bathyscaphe Trieste menuju ke dasar dari Palung Mariana dekat Guam, pada kedalaman 35.798 kaki (10.911 m), titik terdalam di bumi. Jika Gunung Everest ditenggelamkan, maka puncaknya akan berada lebih dari satu mil dari permukaan. Pada kedalaman ini, ikan kecil mirip flounder terlihat. Kapal selam penelitian Jepang, Kaiko, adalah satu-satunya yang dapat menjangkau kedalaman ini, dan lalu hilang di tahun 2003.

Hingga tahun 1970, hanya sedikit yang diketahui tentang kemungkinan adanya kehidupan pada laut dalam. Namun penemuan koloni udang dan organisme lainnya di sekitar hydrothermal vents mengubah pandangan itu. Organisme-organisme tersebut hidup dalam keadaan anaerobik dan tanpa cahaya pada keadaan kadar garam yang tinggi dan temperatur 149 oC. Mereka menggantungkan hidup mereka pada hidrogen sulfida, yang sangat beracun pada kehidupan di daratan. Penemuan revolusioner tentang kehidupan tanpa cahaya dan oksigen ini meningkatkan kemungkinan akan adanya kehidupan di tempat lain di alam semesta ini.

Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan Revolusi Biru. Ekosistem laut dalam merupakan ekosistem laut yang tidak terjangkau oleh sinar matahari. Oleh sebab itu, pada ekosistem ini tidak mungkin hidup produsen yang fotoautotraf.Komunitas yang ada pada ekosistem laut dalam kemungkinan adalah hewan-hewan saprovora, karnivora, dan detritivora. Karena terbatasnya sumber materi dan energi, maka keanekaragaman jenis makhluk hidup pada ekosistem laut dalam paling rendah dibandingkan ekosistem laut lainnya.

1.1 Ciri ciri lingkungan hidup laut dalam

laut dalam memiliki perbedaan yang sangat besar dibandingkan laut dangkal. Keadaan tersebut juga mempengaruhi individu individu biota laut dalam tersebut. Adapun ciri ciri lingkungan hidup laut dalam tersebut adalah Cahaya matahari hampir dikatakan tidak menembus laut dalam sehingga kondisi laut dalam tersebut gelap gulita dan tidak terjadi proses fotosintesis pada ekosistem ini Tekanan hidrostatik yang tinggi karena semakin turun sejauh 10 meter dari permukaan laut maka tekanan akan bertambah sebesar 1 atm. Pengaruh salinitas yang tinggi. Salinitas juga di pengaruhi oleh meningkatnya suhu karena semakin tinggi suhu maka semakin tinggi prnguapan sehingga terjadi pemekatan yang mengakibatkan salinitas meningkat. Curah hujan dan masuknya air tawar dari aliran sungai juga mempengaruhi salinitas karena semakin banyak suplay air tawar yang masuk maka akan terjadi pengenceran sehingga salinitas menururn. Suhu, semakin dalam laut maka suhu semakin rendah karena ketidak mampuan penetrasi cahaya matahari hingga ke laut dalam. Kadar Oksigen rendah karena oksigen yang masuk ke laut dalam digunakan terus menerus oleh organisme laut dalam tanpa adanya organisme penghasil oksigen. Pakan yang sedikit, pakan pada ekosistem laut dalam berasal dari sisa sisa makanan dari ekosistem laut dangkal. Selain itu pakan bagi organisme organisme ialah organisme yang telah mati dan lain lain.1.2 Kondisi Fisik Lingkungan Laut dalamEkosistem laut dalam memiliki perbedaan yang sangat besar dibandingkan ekosistem laut dangkal. Keadaan tersebut juga mempengaruhi individu-individu biota laut dalam tersebut. Cahaya matahari hampirdikatakan tidak menembus laut dalam sehingga kondisi laut dalam tersebut gelap gulita dan dipastikan hampir tidak ada proses fotosintesis. Organisme yang hidup di perairan ini merupakan organism yang sangat hebat, karena dapat bertahan hidup dengan kadar oksigen yang sangat minim. Contoh organisme laut dalam adalh sebagai berikut

a. Tekanan HidrostatisTekanan hidrostatis di lingkungan laut dalam (>300m) sangat tinggi karena tekanan hidrostatik bertambah secara konstan seiring dengan bertambahnya kedalaman air. Setiap kedalaman 10 m tekanan hidrostatik bertambah sebesar 1 atm yang setara dengan 1,03 kg/cm2 atau 14,7 lbs/in2. Dengan demikian pada kedalaman 100 m ikan akan mengalami tekanan sebesar 10 atm atau setara dengan 10,03 kg pada setiap luasan 1 cm2 dari tubuhnya yang berlaku secara proporsional, artinya tekanan hidrostatik yang dialami ikan tersebut sama pada seluruh bagian tubuhnya. Besar tekanan hidrostatik pada permukaan air laut cenderung berubah-ubah setiapwaktu yang disebabkan oleh adanya ombak, sedangkan pada bagian yang lebih dalamtekanan secara konstan bertambah sesuai dengan bertambahnya kedalaman. Tekananhidrostatik berhubungan erat dengan mekanisme pengaturan daya apung pada ikan.Ikan-ikan yang melakukan migrasi vertikal atau hidup dekat permukaan harus mampumengatur daya apungnya untuk mengimbangi perubahan tekanan hidrostatik yang drastis.

b. Kadar Oksigen

Sumber oksigen utama di perairan laut dalam berasal dari air permukaan laut di Antartika dan Arktik yang kaya Oksigen. Kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut

c. Suhu

Keadaan suhu air laut dipengaruhi oleh penetrasi cahaya yang mampu menembus kedalaman laut. Semakin dalam laut maka suhu semakin rendah karena ketidak mampuan penetrasi cahaya matahari hingga ke laut dalam. Di laut yang sangat dalam, suhu umumnya seragam dengan kisaran 130C (kecuali wilayah hydrothermal vents (>80oC) dan cold hydrocarbon seeps (