Upload
erwin-hidayat
View
363
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis di Indonesia- Kepulauan Indonesia terletak di dalam
sabuk ekuator dan terdiri atas tujuh belas ribu pulau. Negara kita memiliki sumber
keanekaragaman hayati (biodiversity) yang paling lengkap, termasuk sejumlah besar spesies
tumbuhan. Diperkirakan sekitar 100 – 150 genus dari tumbuhan monoecious dan diecious
dengan 25.000 – 30.000 spesies terdapat di Indonesia. Keanekaragaman hayati Indonesia dikenal
sebagai yang terlengkap di dunia. Itulah sebabnya Indonesia disebut sebagai negara “Mega
biodiversity” atau negara “Megadiversity”. Lihatlah data berikut, betapa kayanya negara kita,
margasatwanya sangat beragam.
Contoh keanekaragaman spesies yang mudah untuk dipahami adalah keanekaragaman tingkat
spesies yang ditemukan pada keluarga kucing-kucingan (famili Felidae). Dari keanekaragaman
tersebut, kita mengenal adanya kucing, harimau, singa, dan cheetah (Gambar 4.3).
Keanekaragaman yang terdapat pada Felidae. (a) Kucing, (b) harimau, dan (c) cheetah
merupakan spesies yang berbeda.
Di atas dijelaskan bahwa terdapat keseragaman dalam tingkatan spesies, tetapi di dalam
keseragaman ini terdapat keanekaragaman pula. Keanekaragaman ini tidak lain disebabkan oleh
keanekaragaman gen yang mengontrol spesies. Misalnya, spesies Homo Sapiens dan manusia
mempunyai keseragaman ciri, yaitu bipedal (berjalan dengan dua kaki), mempunyai volume otak
di atas 1.100 cc, dan memiliki wajah proporsional dengan dua mata menghadap depan. Akan
tetapi, manusia di dunia ini juga memiliki keanekaragaman. Misalnya, manusia Indonesia
memiliki warna kulit sawo matang, rambut hitam, dan postur tubuh tidak terlalu tinggi,
sedangkan manusia Amerika memiliki warna kulit putih, rambut pirang, dan postur tubuh tinggi.
Pada tingkat taksonomi yang lebih tinggi, keanekaragaman jenis dapat diamati dengan mudah.
Di lingkungan sekitar dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu famili
rumput (Gramineae) dapat dijumpai, di antaranya, rumput teki, padi, dan jagung. Di dalam
golongan burung dapat dijumpai, antara lain, angsa, ayam, merpati, kalkun, dan burung unta.
Gambar 7.3 Dalam golongan burung dapat dijumpai, antara lain, (a) burung, (b) itik, dan (c)
ayam.
Tabel 6.1 Data keanekaragaman Margasatwa di Indonesia
Jenis satwa Jumlah jenis
Siput darat 3.500
Kepiting darat dan air tawar 80
Laba-laba dan kerabatnya 1.000
Kupu-kupu 2.000
Kumbang >100.000
Ikan air tawar 1.200 – 1.700
Amfibia 400
Kadal 300
Burung 1.519
Mamalia 515
Primata 32
Karnivora 35
Menurut teori stabilitas iklim, area yang memiliki stabilitas iklim yang tinggi akan memiliki
diversitas yang lebih tinggi dibanding dengan area yang stabilitas iklimnya rendah, sedangkan
teori Area menjelaskan bahwa area yang luas memberikan kesempatan untuk peningkatan isolasi
antarpopulasi. Oleh karena itu, area yang luas dengan iklim yang serupa akan memiliki diversitas
spesies yang tinggi. Menurut kedua teori tersebut, Indonesia memenuhi kriteria keduanya, yaitu
memiliki iklim yang stabil dan memiliki area yang luas dengan iklim yang serupa.
1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Indonesia Memiliki Keanekaragaman Hayati yang
Tinggi
Melalui dua teori tadi terbukti bahwa Indonesia memang gudang flora dan fauna. Banyak faktor
lain yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, antara lain:
a. merupakan negara kepulauan;
b. memiliki unsur flora dan fauna yang berkisar dari wilayah Indomalaya sampai ke Australia;
c. terbagi menjadi 2 zona biogeografi, yakni wilayah oriental dan wilayah Australian. Wilayah
oriental meliputi Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan, sedangkan wilayah Australian meliputi
seluruh pulau kawasan timur Indonesia;
d. banyak pulau tersebar di Nusantara ini terisolasi beribu-ribu tahun sehingga tingkat
endemisnya tinggi. Oleh karena itu, banyak jenis flora dan fauna yang hanya terdapat di
Indonesia;
e. sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki laut yang luas, yaitu 3.650.000 km2 dengan
panjang garis pantai 81.000 km, 14% dari panjang pantai bumi;
f. karena lautnya luas, Indonesia memiliki pantai dengan hutan bakau yang terluas dan terkaya
jenis flora dan faunanya, yaitu 4,25 juta ha;
g. dengan laut yang luas, Indonesia memiliki sumber daya terumbu karang terkaya, misalnya
atol, terumbu karang tepian, terumbu karang perintang (barrier), dan terumbu karang sebaran.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa keanekaragaman jenis
hayati Indonesia sangat tinggi, karena tiap zona geografi memiliki karakter berbeda-beda,
banyak pulau yang menyimpan hewan dan tumbuhan endemik, dan wilayah laut yang luas
dengan biodiversitas spesifiknya. Dapat kamu bayangkan betapa beragamnya hayati Indonesia?
2. Keanekaragaman Jenis Berdasarkan Karakter Wilayah
Secara umum, Indonesia termasuk ke dalam wilayah tropika dengan kondisi tanah yang baik,
basah, dan hampir tidak ada musim kering. Musim kering di daerah tropik adalah musim dengan
curah hujan terendah, bukan musim tanpa hujan sama sekali. Berdasarkan perkembangan
wilayah tropik, Indonesia merupakan wilayah perkembangan dari zona Malaya, dan termasuk
wilayah hutan tropik basah klimaks alami. Daratan hutan tropik basah biasanya rata atau
bergelombang, meluas ke bagian lereng-lereng gunung sampai ketinggian 1.000 meter atau lebih.
Karakter iklim tropik dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Di beberapa daerah, hujan turun setiap siang dan malam sepanjang tahun, diselingi satu atau
dua musim kering yang masing-masing lamanya tidak melebihi 3 bulan.
b. Sering kali hujan turun selama berhari-hari atau berminggu-minggu, semuanya tertutup kabut
tebal berwarna kelabu.
c. Suhu relatif tinggi dan seragam, rata-rata tahunan normal, sekitar 25-260C.
d. Curah hujan pada umumnya berjumlah 200-400 cm setiap tahun, dengan beberapa tempat
tertentu mungkin lebih banyak.
e. Kelembapan nisbi cenderung tinggi, biasanya melebihi 80%.
f. Intensitas cahaya matahari tinggi. Namun, di hutan-hutan dengan pohon yang tingginya
bertingkat-tingkat, sinar matahari menjadi cahaya remang-remang dan dapat menembus lantai
hutan, membentuk nodanoda cahaya, dan penting dalam pembentukan iklim mikro.
g. Pohon-pohon memiliki tajuk pohon (kanopi) berbentuk payung, menjadi tempat yang subur
bagi kehidupan serangga, katak pohon, kadal, ular, burung, tupai, monyet dan sebagainya.
Banyak di antaranya yang hidup selamanya dalam kanopi, dan tidak pernah menyentuh tanah.
h. Perubahan musiman yang teratur pada tumbuhan tidak ada. Sepanjang waktu terjadi
pembungaan, dan pembentukan buah, meskipun ada kecenderungan bahwa tiap-tiap jenis
mempunyai musim tertentu. Musim ini berlainan antara satu jenis dan jenis lainnya sehingga
secara umum, tropika selalu berdaun dan berbuah sepanjang tahun.
i. Banyak tumbuhan yang kuncup daunnya “tidur” (dorman), baru tumbuh dan berkembang saat
tumbuhannya telah tua dan tidak berdaun lagi.
Jenis keanekaragaman di wilayah Indonesia menurut wilayahnya
Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya
(Papua) terdapat hutan non–Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang,
diantaranya beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan
tumbuhan endemik di Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki
tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta
peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak.
Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
3. Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet
(Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
4. Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-
burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat
(Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia Timur.
Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara,
relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah:
1. Mamalia berukuran kecil
2. Banyak hewan berkantung
3. Tidak terdapat species kera
4. Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus
ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang
paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di
pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari
Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus),
maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).
1. Hewan dan Tumbuhan Langka di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka. Hewan langka misalnya
babirusa (Babyrousa babyrussa), harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae), harimau jawa
(Panthera tigris sondaicus), macan kumbang (Panthera pardus), orangutan (Pongo pygmaeus
abelii di Sumatra dan Pongo pygmaeus-pygmaeus di Kalimantan), badak Sumatra (Decerorhinus
sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), gajah asia (Elephas maximus), bekantan (Nasalis larvatus),
komodo (Varanus komodoensis), banteng (Bossondaicus), cendrawasih (Paradisaea minor),
kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), maleo (Macrocephalon maleo), kakatua raja (Probosciger
aterrimus), rangkong (Buceros rhinoceros), kasuari (Casuarius casuarius), buaya muara
(Crocodylus porosus), buaya irian (Crocodylus novaeguinae), penyu tempayan (Caretta caretta),
penyu hijau (Chelonia mydas), ular sanca bodo (Phyton molurus), sanca hijau (Chondrophyton
viridis), bunglon sisir (Gonyochepalus dilophus). Tumbuh-tumbuhan langka misalnya bedali
(Radermachera gigantea), putat (Planchonia valida), kepuh (Sterula foetida), bungur
(Lagerstroemia speciosa), nangka celeng (Artocarpus heterophyllus), kluwak (Pangium edule),
bendo (Artocarpus elasticus), mundu (Garcinia dulcis), sawo kecik (Manilkara kauki), winong
(Tetrameles nudiflora), bayur (Pterospermum javanicum), gandaria (Bouea macrophylla), matoa
(Pometia pinnata), sukun berbiji (Artocarpus communis).
2. Hewan dan Tumbuhan Endemik di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan endemik
Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu hanya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara lain.
Hewan yang endemik misalnya harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah
punah), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros
sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius
(Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi),
komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldii (endemik di
Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan
Timur), R. horsfilldii (Jawa), R.patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii
(Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatra bagian timur).
Keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia sangat bermanfaat dan
mempunyai nilai tertentu. Adapun nilai dan manfaat keanekaragaman hayati adalah sebagai
berikut:
A. Nilai Manfaat Keanekaragaman Hayati
1. Nilai ekonomi
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat
mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-
rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana
untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan kopi untuk industri
minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan ubi kayu untuk
menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili, cabai, bumbu dapur.
Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.
2. Nilai Biologis
Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau penunjang kehidupan bagi makhluk
hidup termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen (O2) pada proses
fotosintesis yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk pernafasan, menghasilkan zat
organik misalnya biji, buah, umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Hewan
dapat dijadikan makanan dan sandang oleh manusia. Jasad renik diperlukan untuk
mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik, untuk membuat tempe, oncom,
kecap, dan lain-lain. Nilai biologis lain yang penting adalah hutan sebagai gudang
plasma nutfah (plasma benih).
3. Nilai Ekologis
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya
hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang
penting bagi bumi, antara lain: a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan
hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti
dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. b. Dapat
menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara.
4. Nilai Sosial
Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau
pariwisata, di samping untuk mempertahankan tradisi.
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati
1. Sebagai sumber pangan, perumahan, dan kesehatan
a. Pangan:
Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan lain-lain.
Sumber protein: kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.
Sumber lemak: ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan lain-lain.
Sumber vitamin: jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.
Sumber mineral: sayur-sayuran.
2. Sebagai sumber pendapatan/devisa
a. Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet
b. Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut
3. Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan
hewan yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma
nutfah/sumber gen.
4. Manfaat ekologi
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki
peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
5. Manfaat keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia.
6. Manfaat keindahan
Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan.
Setiap tahun jutaan hektar hutan menghilang karena berubah fungsi untuk berbagai kegiatan
manusia. Pembabatan dan pembakaran hutan, reklamasi pantai dan rawa, pengembangan industri
yang tidak dilengkapi pengolahan limbah, serta pemakaian bahan kimia seperti pupuk dan
pestisida secara berlebihan, akan menghancurkan keanekaragaman hayati.
Apabila kegiatan manusia seperti tersebut di atas tidak segera diakhiri, manusia sendiri yang
akan menderita kerugian. Tahukah Anda, bahwa hutan hujan tropis yang diperkirakan
mengandung 50% – 90% keanekaragaman hayati dunia sebagian besar sudah dibabat.
Pembabatan hutan hujan tropis, diperkirakan menyebabkan hilangnya 15% species di hutan
tersebut.
Untuk itu, agar keanekaragaman hayati tidak terancam kelestariannya, maka kita harus arif
(bijaksana) dalam memanfaatkannya, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek
kelestariannya.
Menurut Anda, apakah rusaknya keanekaragaman hayati pada suatu daerah atau negara hanya
menjadi tanggung jawab daerah atau negara tersebut? Bagus! Tanggung jawab kerusakan
keanekaragaman hayati memang merupakan tanggung jawab kita bersama. Dan perlu pula
dikembangkan kesadaran kepada semua masyarakat semboyan yang menyatakan “Tanpa
keanekaragaman hayati, tidak ada masa depan”.
Adapun usaha-usaha (upaya-upaya) pemerintah Indonesia dalam pelestarian (konservasi)
keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut:
a. Taman Nasional, merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di
darat maupun di perairan. Beberapa taman nasional di Indonesia:
Taman Nasional Gunung Leuser Terletak di Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi
Daerah Istimewa Aceh. Contoh tumbuhan yang dilestarikan: meranti, keruing, durian
hutan, menteng, Rafflesia arnoldi var.atjehensis. Hewan yang dilestarikan: gajah,
beruang Malaya, harimau Sumatra, badak Sumatra, orangutan Sumatra, kambing sumba,
itik liar, tapir.
b. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Terletak di propinsi Bengkulu sampai Lampung. Tumbuhan yang dilestarikan: meranti
(Shorea sp), keruing (Diptetrocarpus sp), damar (Agathis alba), kemiri (Aleurites
moluccana), mengkudu (Morinda citrifolia), Rafflesia arnoldi. Hewan yang dilestarikan:
gajah, tapir, badak Sumatra, landak, trenggiling, ular sanca, bangau putih, rangkong, dan
lain-lain.
c. Taman Nasional Ujung Kulon
Terletak di kawasan ujung barat Pulau Jawa. Taman Nasional ini merupakan habitat
terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti: badak bercula satu (Rhinoceros
sendaicus), banteng (Bos sondaicus), harimau loreng (Panthera tigris), dan surili
(Presbytis aygula).
d. Taman Nasional Kepulauan Seribu
Terletak di kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta. Ekosistem yang dilindungi adalah
ekosistem terumbu karang.
e. Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru
Terletak di kawasan Propinsi Jawa Timur di Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan
dan Lumajang. Flora yang dilindungi adalah cemara gunung (Cassuarina junghuniana)
sedangkan fauna yang dilindungi adalah babi hutan, kijang, ayam hutan, rusa, macan
tutul.
f. Taman Nasional Meru Betiri
Terletak di Propinsi Jawa Timur di wilayah Jember Selatan. Taman Nasional ini
merupakan habitat terakhir dari harimau loreng jawa (Panthera trigis). Flora langka yang
dilindungi yaitu Rafflesia zollingeri.
g. Taman Nasional Baluran
Terletak di Propinsi Jawa Timur. Flora yang dilindungi : dadap biru (Erythocina
endophyla), kosambi, widoro, nimba, kemiri. Sedangkan fauna yang dilindungi antara
lain ular piton, buaya, banteng, rusa, kijang, macan tutul dan linsang.
h. Taman Nasional Komodo Terletak di Pulau Komodo Propinsi NTT. Flora yang
dilindungi adalah Kayu hitam (Diospyros javanica) dan bayur (Pterospermum
diversifolium). Satwa/fauna khas adalah komodo.
i. Taman Nasional Tanjung Puting Terletak di Propinsi Kalimantan di Kabupaten
Kotawaringin Barat, Timur dan Kalimantan Tengah. Taman Nasional ini merupakan
pusat rehabilitasi orang utan. Flora yang dilindungi tanaman yang mengandung getah
dan merusak saraf (misalnya: Gluta renghas) dan durian (Durio sp). Fauna yang
dilindungi: orang utan, lutung, kancil, musang.
2. Cagar Alam, kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan
ekosistem, yang perkembangannya diserahkan pada alam.
3. Hutan Wisata, kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina
dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan,
konservasi alam, dan rekreasi. Contoh hutan wisata yaitu hutan wisata Pangandaran.
4. Taman laut, merupakan wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa ke-indahan
alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang diperuntukkan guna
melindungi plasma nutfah lautan. Contoh: Bunaken di Sulawesi Utara.
5. Hutan lindung, kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pe-gunungan
yang dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk
mengatur tata air. Contoh: Gunung Gede Pangrango.
6. Kebun Raya, adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tum-buh-
tumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ex
situ, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, contoh: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya
Purwodadi.