106
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO DAN DI HUTAN TERFRAGMENTASI KEBUN RAYA CIBODAS SERTA PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT LOKAL IRPAN FAHRUROZI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT

DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

DAN DI HUTAN TERFRAGMENTASI KEBUN RAYA CIBODAS

SERTA PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT LOKAL

IRPAN FAHRUROZI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M / 1435 H

Page 2: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT

DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

DAN DI HUTAN TERFRAGMENTASI KEBUN RAYA CIBODAS

SERTA PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT LOKAL

Oleh :

IRPAN FAHRUROZI

109095000029

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Bidang Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M / 1435 H

Page 3: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat
Page 4: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat
Page 5: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Mei 2014

Irpan Fahrurozi109095000029

Page 6: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

v

ABSTRAK

IRPAN FAHRUROZI, Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan di Hutan Terfragmentasi Kebun Raya Cibodas serta Pemanfaatannya oleh Masyarakat Lokal. Dibawah bimbingan Priyanti, M.Si dan Sri Astutik, M.Si.

Informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat di hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan di hutan terfragmentasi Kebun Raya Cibodas (KRC) belum banyak dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat di kawasan tersebut. Metode yang digunakan adalah analisis vegetasi menggunakan metode kuadrat dengan ukuran 2 x 2 m2, 5 x 5 m2, 10 x 10 m2, dan 20 x 20 m2 yang dilakukan di TNGGP dan di 3 lokasi hutan terfragmentasi KRC (Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar). Wawancara dilakukan untuk mengetahui penggunaan berbagai jenis tumbuhan obat oleh masyarakat lokal. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 45 jenis tumbuhan obat di TNGGP dan 59 jenis di hutan terfragmentasi KRC. Indeks Keanekaragaman Jenis (Indeks Shannon) menunjukkan tingkat keanekaragaman di TNGGP lebih tinggi dibandingkan di hutan terfragmentasiKRC. Masyarakat lokal menggunakan sebanyak 162 jenis tumbuhan obat yang terdapat di sekitar tempat tinggalnya. Informasi potensi tumbuhan obat yang ada di kawasan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan dapat mendukung upaya konservasi untuk tetap menjaga kelestariannya.

Kata kunci : keanekaragaman tumbuhan obat, hutan terfragmentasi, pemanfaatan,Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kebun Raya Cibodas

Page 7: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

vi

ABSTRACT

IRPAN FAHRUROZI, Medicinal Plants Diversity on Mount Gede Pangrango National Park (TNGGP) and Fragmented Forest of Cibodas Botanical Garden (KRC) and Its Utilization by Local People. Under the supervision of Priyanti, M.Si and Sri Astutik, M.Si.

Nowadays, information about medicinal plants diversity on Mount Gede Pangrango National Park (TNGGP) and fragmented forest of Cibodas Botanical Garden (KRC) has not been widely reported. The purpose of this research is to obtain information about its diversity on those areas. The method of measurement used vegetation analysis by applying quadratic sample plots as follows: 2 x 2 m2, 5 x 5 m2, 10 x 10 m2, and 20 x 20 m2 on TNGGP and on three locations of fragmented forests of KRC (Wornojiwo, Kompos, and Jalan Akar). Meanwhile,utilization data were collected by interview technique. This research showed that approximately 45 species of TNGGP and 59 species of fragmented forest of KRC. On the Shannon Index, higher plant diversity was found on TNGGP. In addition, local people utilize around 162 species which are found in the neighbourhood. This finding is supposed to be useful for local people in supporting conservation sustainably.

Keywords : medicinal plants diversity, fragmented forest, utilization, Mount Gede Pangrango National Park, Cibodas Botanical Garden

Page 8: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Puji beserta syukur selalu terpanjat kehadirat

Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya yang dianugerahkan kepada

penulis maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat beserta salam penulis

sampaikan pada sebaik-baiknya suri tauladan, yakni junjungan kita semua

Habibana wa Nabiyana Muhammad SAW. Rasa syukur dan terima kasih yang

tiada henti pun ingin penulis sampaikan pada keluarga tercinta, terutama ayahanda

H.Asep Jumri S.Ag, dan ibunda Hj.Yoyoh Yohanah, yang senantiasa memberikan

motivasi, semangat, dan doa’nya.

Selama proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari halangan dan

rintangan, akan tetapi dengan dorongan dan motivasi dari berbagai pihak,

Alhamdulillahirabbil ‘alamin akhirnya skripsi ini dapat dituntaskan. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada :

1. Dr. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dasumiati, M.Si selaku Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Priyanti, M.Si, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dan motivasinya kepada penulis.

4. Sri Astutik, M.Si, selaku pembimbing II yang selalu memberikan

pengarahan, pengetahuan, serta motivasinya kepada penulis.

Page 9: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

viii

5. Dosen-dosen jurusan Biologi yang selalu memberikan ilmu dan pelajaran-

pelajaran berharganya.

6. Ir. Heri Subagiadi, M.Sc, selaku Kepala Balai Besar Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango atas fasilitas yang diberikan selama kegiatan.

7. Agus Suhatman, M.P, selaku Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan

Kebun Raya Cibodas-LIPI atas fasilitas yang diberikan selama kegiatan.

8. Hayati Nufus, Amd.Keb yang selalu memberi dukungan, motivasi,

semangat, dan kasih sayangnya.

9. Teman-teman Mahasiswa Biologi 2009 yang telah memberikan semangat

dan dukungannya.

10. Pihak-pihak lain yang turut serta membantu penulis dalam penyususnan

skripsi ini, Bapak Sofyan, Bapak Rustandi, Bapak Mahmudin dan

keluarga, Ibu Heryati, Asep, Tedi, Anto, dan berbagai pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Harapan terbesar penulis adalah semoga amal kebaikan semua yang turut

serta dalam penyusunan, hingga terselesaikannya skripsi ini dibalas oleh Allah

SWT dengan balasan pahala yang tidak terputus sepanjang masa. Semoga dengan

penulisan skripsi ini dapat memberikan pengetahuan baru dan memberikan

manfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Mei 2014

Penulis

Page 10: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ............................................................................................. iLembar Persetujuan Pembimbing ................................................................. iiLembar Pengesahan Ujian ............................................................................ iiiLembar Pernyataan ...................................................................................... ivAbstrak ........................................................................................................ vAbstract ........................................................................................................ viKata Pengantar ............................................................................................. viiDaftar Isi ...................................................................................................... ixDaftar Gambar ............................................................................................. xiDaftar Tabel.................................................................................................. xiiDaftar Lampiran ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ............................................................. 61.3 Hipotesis ............................................................................ 61.4 Tujuan ................................................................................ 61.3 Manfaat .............................................................................. 7

BAB III TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tumbuhan Obat ................................................................. 82.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat ..................................... 9

2.2.1 Berdasarkan familinya ............................................. 92.2.2 Berdasarkan formasi hutannya ................................. 102.2.3 Berdasarkan habitusnya ........................................... 11

2.3 Etnobotani ......................................................................... 122.4 Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango .......... 14

2.4.1 Sejarah ..................................................................... 142.4.2 Tinjauan umum TNGGP .......................................... 15

2.5 Kawasan Kebun Raya Cibodas .......................................... 162.5.1 Sejarah ..................................................................... 162.5.2 Tinjauan umum KRC ............................................... 172.5.2 Hutan terfragmentasi KRC ....................................... 18

Page 11: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

x

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 213.2 Alat dan Bahan ................................................................ 223.3 Metode Pengambilan Data ............................................... 22

3.3.1 Analisis vegetasi .................................................... 233.3.2 Pengukuran faktor fisik lingkungan ........................ 24

3.3.2.1 Intensitas cahaya......................................... 253.3.2.2 Suhu dan kelembaban udara relatif ............. 253.3.2.3 Kelembaban tanah ...................................... 25

3.3.3 Identifikasi jenis tumbuhan obat ............................ 253.3.4 Wawancara............................................................. 26

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 263.4.1 Indeks nilai penting ............................................... 273.4.2 Tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan obat ........ 283.4.3 Tingkat kekayaan jenis tumbuhan obat ................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango ................................. 304.1.1 Indeks keanekaragaman dan kekayaan jenis

tumbuhan obat ....................................................... 314.1.2 Struktur dan komposisi vegetasi hutan TNGGP ..... 33

4.2 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di HutanTerfragmentasi Kebun Raya Cibodas .............................. 394.2.1 Indeks keanekaragaman dan kekayaan jenis

tumbuhan obat....................................................... 404.2.2 Struktur dan komposisi vegetasi di KRC................. 42

4.3 Perbandingan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Hutan TNGGP dan di Hutan Terfragmentasi KRC ............ 504.4 Pemanfaatan Tumbuhan oleh Masyarakat Lokal .............. 53

4.4.1. Bagian yang dimanfaatkan .................................... 564.4 Rekomendasi Tumbuhan Obat Potensial Budidaya .......... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ..................................................................... 615.2 Saran................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62LAMPIRAN ............................................................................................... 66

Page 12: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian …. ........................................................... 21

Gambar 3.2 Plot pengamatan analisis vegetasi …........................................ 23

Gambar 4.1 Indeks keanekaragaman dan kekayaan jenis tumbuhan obat

pada pada plot sampling di TNGGP ….................................... 32

Gambar 4.2 Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan obat di hutan

terfragmentasi KRC ................................................................. 41

Gambar 4.3 Indeks kekayaan jenis tumbuhan obat di hutan terfragmentasi

KRC......................................................................................... 42

Gambar 4.4 Jenis kelamin dan usia responden............................................... 54

Gambar 4.5 Persentase penggunaan bagian tumbuhan obat yang

dimanfaatkan............................................................................ 56

Page 13: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jumlah jenis tumbuhan obat di Indonesia …............................... 10

Tabel 2.2 Jumlah dan persentase jenis tumbuhan obat berdasarkan

formasi hutannya di Indonesia…................................................ 11

Tabel 2.3 Jumlah dan persentase jenis tumbuhan obat berdasarkan

habitusnya di Indonesia............................................................... 11

Tabel 4.1 Jumlah jenis tumbuhan obat pada plot sampling di hutan TNGGP 30

Tabel 4.2 Analisis vegetasi tingkat herba di hutan TNGGP ......................... 34

Tabel 4.3 Analisis vegetasi tingkat pancang di hutan TNGGP.................... 36

Tabel 4.4 Analisis vegetasi tingkat tiang di hutan TNGGP.......................... 37

Tabel 4.5 Analisis vegetasi tingkat pohon di hutan TNGGP ........................ 38

Tabel 4.6 Jumlah jenis tumbuhan obat di hutan terfragmentasi KRC........... 39

Tabel 4.7 Analisis vegetasi tingkat herba di hutan Wornojiwo, Kompos

dan Jalan Akar ............................................................................ 44

Tabel 4.8 Analisis vegetasi tingkat pancang di hutan Wornojiwo, Kompos

dan Jalan Akar ............................................................................ 46

Tabel 4.9 Analisis vegetasi tingkat tiang di hutan Wornojiwo, Kompos

Dan Jalan Akar ........................................................................... 48

Tabel 4.10 Analisis vegetasi tingkat pohon di hutan Wornojiwo, Kompos

dan Jalan Akar ............................................................................ 49

Tabel 4.11 Perbandingan keanekaragaman jenis tumbuhan obat.................... 50

Tabel 4.12 Sepuluh tumbuhan obat yang banyak digunakan masyarakat ...... 55

Tabel 4.13 Sepuluh jenis tumbuhan obat potensi budidaya di hutan TNGGP

dan hutan terfragmentasi KRC.................................................... 59

Page 14: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data fisik lokasi penelitian ........................................................ 66

Lampiran 2. Data responden Desa Cimacan .................................................. 67

Lampiran 3. Kuisioner pemanfaatan tumbuhan obat Desa Cimacan .............. 68

Lampiran 4. Data tumbuhan obat hutan TNGGP …. ..................................... 69

Lampiran 5. Data tumbuhan obat hutan terfragmentasi KRC ….................... 71

Lampiran 6. Penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat lokal

(Desa Cimacan) …. .................................................................. 74

Lampiran 7. Dokumentasi kegiatan penelitian …. ......................................... 91

Lampiran 8. Dokumentasi tumbuhan obat …. ............................................... 92

Page 15: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mulai meningkat sehingga

dibutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Upaya Departemen Kesehatan

Republik Indonesia dalam pemerataan kesehatan seperti pelayanan jaminan kesehatan

telah semakin optimal. Akan tetapi masih saja ada kalangan yang belum terjangkau

terutama masyarakat di pelosok daerah dan masyarakat yang tingkat ekonominya

masih rendah. Keterisoliran dan pendapatan yang masih rendah merupakan penyebab

dari tidak terpenuhinya pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu, peranan

pengetahuan pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan obat sangat penting untuk

diketahui.

Indonesia sangat kaya dengan berbagai jenis tumbuhan yaitu terdapat kurang

lebih 30 ribu jenis dari 40 ribu jenis tumbuhan yang ada di dunia. Sekitar 26% telah

dibudidayakan dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan-hutan. Lebih dari

8000 jenis merupakan tumbuhan yang berkhasiat obat dan baru 800-1200 jenis saja

yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk obat tradisional atau jamu (Hidayat,

2006). Hal ini mendorong berkembangnya upaya penelitian dan eksplorasi jenis-jenis

tumbuhan obat potensial untuk kepentingan saat ini maupun masa mendatang.

Tumbuhan obat yang beragam jenis dapat terancam keberadaannya akibat

adanya beberapa permasalahan yang dihadapi. Permasalahan yang mengancam

Page 16: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

2

kelestarian tumbuhan obat Indonesia diantaranya adalah : (1) sebagian besar bahan

baku obat berasal dari tumbuhan yang diambil secara langsung dari hutan alam, (2)

adanya kerusakan habitat akibat aktivitas manusia atau alami, (3) konversi hutan

(ekploitasi kayu/pohon yang sekaligus merupakan jenis tumbuhan obat),

(4) kurangnya perhatian terhadap pengelolaan dan budidayanya, dan (5) hilangnya

budidaya dan pengetahuan tradisional dari penduduk lokal/adat (Pusat Pengendalian

Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001).

Dokumentasi konservasi dan budidaya tumbuhan obat menjadi hal yang mendesak

yang diperlukan untuk menjamin kelestarian dan pemanfaatannya secara

berkelanjutan.

Permintaan terhadap simplisia (bahan baku tumbuhan obat) untuk obat-obatan

tradisional yang sangat tinggi juga dapat mengancam kelestarian tumbuhan obat. Data

tahun 1999 menunjukkan bahwa produksi tumbuhan obat tradisional Indonesia telah

mencapai 8.288 ton (Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati

BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001). Hal ini diperburuk dengan adanya

fragmentasi hutan dan perusakan habitat alami sebagai desakan kebutuhan lahan

untuk berbagai peruntukan, seperti pertanian, industri, dan perumahan, serta akibat

dari berbagai bencana alam yang melanda Indonesia.

Daerah tepian hutan yang terfragmentasi dapat mempengaruhi organisme

yang ada didalamnya. Adanya aliran energi, nutrisi, dan jenis serta perubahan-

perubahan pada lingkungan biotik dan abiotiknya menyebabkan komposisi jenis,

struktur dan proses-proses ekologi dalam suatu ekosistem yang dekat daerah tepian

Page 17: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

3

tersebut selalu berubah. Fragmentasi penting mendapat perhatian, karena berpengaruh

pada kekayaan jenis, dinamika populasi, dan keanekaragaman hayati ekosistem

secara keseluruhan (Gunawan, dkk., 2009).

Indonesia memiliki budaya pengobatan tradisional termasuk penggunaan

tumbuhan obat sejak dahulu dan dilestarikan secara turun-temurun. Interaksi

masyarakat setempat dengan lingkungan hidupnya, khususnya dengan tumbuh-

tumbuhan dikenal dengan istilah Etnobotani. Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun

2001 menjelaskan bahwa 57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri

tanpa bantuan medis, dan 31,7% diantaranya menggunakan tumbuhan obat tradisional

(Santhyami dan Sulistyawati, 2007). Terdapat sekitar 400 etnis di Indonesia yang

memiliki hubungan erat dengan hutan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki

pengetahuan tradisional yang tinggi dalam pemanfaatan tumbuhan obat (Pusat

Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas

Kehutanan IPB, 2001).

Kecenderungan masyarakat dunia untuk back to nature menyebabkan

kebutuhan akan obat bahan alam dirasa akan terus meningkat. WHO menjelaskan

bahwa hampir 60% populasi dunia menggunakan tumbuhan obat dan di beberapa

negara secara luas telah memasukkannya ke dalam sistem kesehatan masyarakat

(WHO, 2014). Oleh karena itu, pengadaan untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku

obat tradisional dari alam merupakan tantangan di masa depan. Untuk mengantisipasi

hal ini dan mencegah kelangkaan bahan baku, maka harus dikembangkan dan

Page 18: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

4

dikelola potensi tumbuhan obat masing-masing wilayah dengan azas kelestarian jenis

tumbuhan obat tersebut.

Usaha penyebarluasan pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obat

merupakan hal yang perlu dilakukan. Salah satu pekerjaan yang harus dilakukan

sebelum penyebarluasan pemanfaatan tumbuhan obat adalah dengan cara pengenalan

kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan guna mendekatkan masyarakat kepada

pemanfaatan tumbuhan obat, sekaligus berfungsi sebagai sarana untuk

mengikutsertakan masyarakat dalam upaya pelestarian sumberdaya alam dan

keanekaragaman hayati.

Kawasan hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan

hutan terfragmentasi Kebun Raya Cibodas (KRC) merupakan salah satu kawasan

yang terbasah di pulau Jawa. Diasumsikan bahwa kawasan ini sangat kaya dengan

beranekaragam jenis tumbuhan karena kelembaban lingkungan mikro hutan tropis

dan tanah yang subur mampu untuk menjaga agar vegetasi tetap hijau dan bertumbuh

(Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2014). Tumbuhan di kawasan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango dibedakan menjadi tiga zona berdasarkan

perbedaan tumbuhan yang menyusunnya, yaitu zona Sub Montana (1.000-1.500 m

dpl), zona Montana (1.500-2.400 m dpl) dan zona Sub Alpin (2.400-3.019 m dpl).

Zona Sub Montana merupakan ekosistem hutan dengan keragaman jenis yang tinggi

(Van Stennis, 1972). Oleh karena itu, beberapa titik sampling dari zona Sub Montana

dan Montana dapat dipergunakan untuk melihat keragaman tumbuhan obat dalam

penelitian ini.

Page 19: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

5

Tumbuhan obat yang beragam jenisnya kurang memiliki arti signifikan untuk

mendukung pemanfaatan yang lestari, jika data potensi dan penyebaran setiap jenis

masih sangat terbatas. Oleh karenanya, upaya konservasi tumbuhan obat secara

efektif perlu dilakukan untuk tetap menjaga keanekaragaman dan kelestariannya.

Informasi mengenai keanekaragaman jenis tumbuhan obat di hutan TNGGP dan

hutan terfragmentasi KRC belum banyak tersedia termasuk tentang data tumbuhan

obat apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal kawasan tersebut. Penelitian

sebelumnya terhadap masyarakat di sekitar kawasan TNGGP menemukan sebanyak

23 jenis penyakit dengan 72 resep yang menggunakan 80 jenis tumbuhan obat

(Rosita, dkk., 2007), sementara itu dari penelitian tentang tumbuhan bernilai ekonomi

diketahui bahwa kulit kayu Cinnamomum sp. dipergunakan untuk ramuan perawatan

paska persalinan dan kulit kayu Beilschmiedia gemmiflora untuk obat gatal-gatal

(Rahayu, 2010).

Pada gilirannya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

ilmiah demi terwujudnya pengetahuan tentang tumbuhan obat yang sudah terintegrasi

serta dapat menjadi tambahan data ilmiah untuk mendukung kelestarian kawasan

konservasi global mengingat TNGGP dan KRC menjadi bagian penting dari Cagar

Biosfer Cibodas yang telah ditetapkan UNESCO sejak tahun 1977.

Page 20: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka didapatkan rumusan

masalah sebagai berikut :

1) Bagaimanakah keanekaragaman jenis tumbuhan obat di hutan TNGGP dan di

hutan terfragmentasi KRC ?

2) Tumbuhan obat apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sekitar

hutan TNGGP dan hutan terfragmentasi KRC ?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1) Terdapat keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang tinggi di hutan TNGGP

dan hutan terfragmentasi KRC.

2) Masyarakat lokal banyak memanfaatkan berbagai jenis dari tumbuhan obat

yang ada di sekitar hutan TNGGP dan hutan terfragmentasi KRC.

1.4 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1) Mengetahui tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan obat di hutan TNGGP

dan di hutan terfragmentasi KRC.

2) Mengetahui berbagai jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh

masyarakat sekitar hutan TNGGP dan hutan terfragmentasi KRC.

Page 21: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

7

1.5 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

baru mengenai keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang ada di hutan TNGGP dan

di hutan terfragmentasi KRC, serta pemanfaatannya oleh masyarakat lokal. Informasi

penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola kawasan konservasi dan

masyarakat sebagai acuan dalam menyusun kebijakan terkait upaya perlindungan

dan pelestarian potensi tumbuhan obat dan pemanfaatannya sebagai bentuk

pengetahuan lokal (indigenous knowledge) yang perlu dijaga.

Page 22: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat merupakan obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal

dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang

secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman

(Departemen Kesehatan RI, 2007). Jurusan Konservasi Sumber Daya Kehutanan

Fakultas Kehutanan IPB (1994) mendefinisikan tumbuhan obat atau fitofarmaka yaitu

sebagai obat tradisional yang bahan bakunya adalah simplisia yang telah mengalami

standarisasi dan telah dilakukan penelitian mengenai sediaan galeniknya (Adi, 2003).

Bagian-bagian dari tumbuhan obat memiliki khasiat sebagai obat dan

digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern atau tradisional.

Tumbuhan obat dapat diartikan sebagai jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh bagian

dan atau eksudat tumbuhan digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan.

Tumbuhan berkhasiat obat digolongkan menjadi tiga kelompok (Putri, 2008),

yaitu :

1) Tumbuhan obat tradisional, merupakan jenis tumbuhan yang diketahui atau

dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai

bahan baku obat tradisional.

Page 23: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

9

2) Tumbuhan obat modern, merupakan jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat

dan penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan secara medis.

3) Tumbuhan obat potensial, merupakan jenis tumbuhan yang diduga

mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, tetapi belum

dibuktikan penggunaannya secara farmakologis sebagai bahan obat.

2.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat

Luas hutan tropika Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 143 juta ha.

Kawasan yang sangat luas ini merupakan tempat tumbuh hampir 80% dari

tumbuhan obat yang ada di dunia, dimana terdapat sekitar 28.000 jenis tumbuhan

dan kurang lebih 1.000 jenis di antaranya telah digunakan sebagai tumbuhan obat

(Rini, 2009).

2.2.1 Berdasarkan familinya

Berdasarkan kelompok familinya jenis-jenis tumbuhan obat yang ada di

Indonesia dikelompokkan kedalam 203 famili. Jumlah jenis tumbuhan obat yang

paling banyak termasuk dalam famili Fabaceae, yakni sebanyak 110 jenis. Secara

umum terdapat 22 famili yang memiliki jumlah jenis tumbuhan obat lebih dari 20,

sedangkan 181 famili lainnya memiliki jumlah jenis tumbuhan obat yang kurang dari

20 (Tabel 2.1).

Page 24: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

10

2.2.2 Berdasarkan formasi hutannya

Berdasarkan formasi hutannya, penyebaran jenis tumbuhan obat tertinggi

berada di hutan hujan tropika dataran rendah sebanyak sekitar 772 jenis (45,82%) dari

jumlah total jenis tumbuhan obat. Penyebaran terendah jenis-jenis tumbuhan obat

terdapat di hutan rawa sebanyak sekitar 8 jenis (0,47%) (Tabel 2.2).

Tabel 2.1. Jumlah jenis tumbuhan obat di Indonesia

No Nama famili Jumlah jenis

1 Fabaceae 110

2 Euphorbiaceae 94

3 Lauraceae 77

4 Rubiacea 72

5 Poaceae 55

6 Zingiberacea 49

7 Moraceae 46

8 Myrtaceae 45

9 Annonaceae 43

10 Asteraceae 40

11 Apocynaceae 39

12 Cucurbitaceae 34

13 Piperaceae 30

14 Menispermaceae 30

15 Melastomataceae 26

16 Arecaceae 25

17 Verbenaceae 23

18 Rutaceae 23

19 Acanthaceae 22

20 Sterculiaceae 21

21 Myristicaceae 21

22 Rhizophoraceae 20

23 Famili lainnya (181 famili) < 20

24 Tidak ada data 66

Sumber: P2KKH Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001).

Page 25: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

11

2.2.3 Berdasarkan habitusnya

Jenis-jenis tumbuhan obat jika dilihat dari segi habitusnya dapat

dikelompokan kedalam 7 macam, yaitu habitus bambu, herba, liana, pemanjat, perdu,

pohon, dan semak. Dari semua habitus tersebut, habitus pohon memiliki jumlah jenis

dan persentase yang tertinggi dibandingkan habitus lainnya, yaitu sebanyak 717 jenis

(40,58%) (Tabel 2.3).

Tabel 2.2. Jumlah dan persentase jenis tumbuhan obat berdasarkan formasi hutannya di

Indonesia

No Formasi hutan

Tumbuhan obat

Jumlah

jenis

Persentase

(%)

1 Hutan hujan tropika dataran rendah (< 1000 m dpl) 772 45,82

2 Hutan hujan tropika pegunungan 356 21,13

3 Hutan musim 291 17,27

4 Hutan savanna 146 8,66

5 Hutan pantai 65 3,86

6 Hutan mangrove 47 2,79

7 Hutan rawa 8 0,47

8 Tidak ada data 511 -

Jumlah 1845 100.00

Sumber : P2KKH Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001).

Tabel 2.3. Jumlah dan persentase jenis tumbuhan obat berdasarkan habitusnya di

Indonesia

No Habitus Tumbuhan obat

Jumlah jenis Persentase (%)

1 Pohon 717 40,58

2 Herba 486 27,50

3 Semak 173 9,79

4 Pemanjat 138 7,81

5 Liana 126 7,13

6 Perdu 120 6,79

7 Bambu 7 0,40

8 Tidak ada data 78 -

Jumlah 1845 100.00

Sumber : P2KKH Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001).

Terdapat 55 jenis tumbuhan obat yang mulai langka di Indonesia dengan

status kelangkaan yang bervariasi (Rini, 2009), yaitu :

Page 26: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

12

1. Terkikis (indeterminate), seperti Jinten (Cuminum cyminum), Temu

Giring (Curcuma heyneana), Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), Bidara

Laut (Strychnos ligustriana), Jaha (Terminalia bellirica), dan Bangle

(Zingiber cassumunar).

2. Jarang (rare), seperti Pulai (Alstonia scholaris), Pulasari (Alyxia

reindwardtii), Kayu Rapat (Parameria laevigata), dan Kedawung (Parkia

rogburhii).

3. Rawan (vulnerable) dan Genting (endangered), seperti Pasak Bumi

(Eurycoma longifolia).

2.3 Etnobotani

Etnobotani merupakan kajian interaksi antara manusia dengan tumbuhan

(Purnawan, 2006). Studi etnobotani dapat memberi kontribusi yang besar dalam

proses pengenalan tumbuhan yang ada di suatu wilayah melalui kegiatan

pengumpulan kearifan lokal dari dan bersama masyarakat setempat. Istilah etnobotani

digunakan untuk menjelaskan interaksi masyarakat setempat (etno atau etnis) dengan

lingkungan hidupnya, khususnya dengan tumbuh-tumbuhan. Studi etnobotani ini

dapat membantu masyarakat dalam mencatat atau merekam kearifan lokal yang

dimiliki selama ini, untuk masa mendatang (Purnawan, 2006).

Indonesia sebagai negara beriklim tropis, mempunyai tumbuhan obat yang

sangat beragam, sehingga tradisi pengenalan, penggunaan, dan pemanfaatan

tumbuhan obat sudah ada dari nenek moyang yang dipercaya dapat menyembuhkan

Page 27: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

13

berbagai jenis penyakit, baik penyakit dalam maupun penyakit luar. Umumnya

masyarakat memanfaatkan bahan-bahan asal tumbuhan obat masih dalam keadaan

segar, maupun yang sudah dikeringkan sehingga dapat disimpan lama yang disebut

dengan simplisia. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari

pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki

efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.

Kelebihan pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan secara

tradisional tersebut disamping tidak menimbulkan efek samping, ramuan tumbuh-

tumbuhan tertentu mudah didapat di sekitar pekarangan rumah, dan mudah proses

pembuatannya. Proses pengolahan obat tradisional pada umumnya sangat sederhana,

diantaranya ada yang diseduh dengan air, dibuat bubuk kemudian dilarutkan dalam

air, ada pula yang diambil sarinya. Cara pengobatan pada umumnya dilakukan per

oral (diminum).

Tumbuhan obat di Indonesia terdiri dari beragam jenis yang kadang kala sulit

untuk dibedakan satu dengan yang lain. Komponen aktif yang terdapat pada

tumbuhan obat yang menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan.

Obat tradisional terdiri dari berbagai jenis tumbuhan dan bagian-bagiannya. Bahan

alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun

dan berupa bahan yang telah dikeringkan disebut simplisia (bagian tumbuhan yang

dipergunakan). Pengetahuan tentang kegunaan masing-masing simplisia sangat

penting, sebab dengan diketahui kegunaan masing-masing simplisia diharapkan tidak

Page 28: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

14

terjadi tumpang tindih pemanfaatan tumbuhan obat serta dapat mencarikan alternatif

pengganti yang tepat apabila simplisia yang dibutuhkan ternyata tidak dapat

diperoleh.

2.4 Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)

2.4.1 Sejarah

Kawasan TNGGP diumumkan pada tahun 1980, ketika pemerintah

mengadakan program pendirian taman nasional pertama di Indonesia bersama dengan

empat taman nasional yang lain. TNGGP merupakan taman nasional kedua terkecil di

Indonesia yang mempunyai potensi keragaman hayati tinggi di dunia sehingga

menjadi tempat yang sangat penting untuk konservasi flora dan fauna didunia. Pada

tahun 1977 UNESCO menetapkan TNGGP sebagai daerah inti dari salah satu Cagar

Biosfer Dunia dengan nama Cagar Biosfer Cibodas.

Sejarah penelitian dan konservasi wilayah ini dimulai dengan didirikannya

sebuah kebun kecil dekat istana Gubernur Jendral Belanda di Cipanas pada tahun

1830. Perkebunan ini kemudian diperluas dan dikenal sebagai salah satu tempat

kunjungan utama para ahli botani dunia yaitu Kebun Raya Cibodas saat ini. Wilayah

Gunung Gede Pangrango berperan sebagai pusat penelitian dunia selama dua abad

dan telah mempunyai reputasi di dunia. Sir Thomas Raffles mengatur pengembangan

wilayah tenggara pegunungan ini pada tahun 1811.

Page 29: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

15

2.4.2 Tinjauan umum TNGGP

Secara geografis, kawasan TNGGP terletak antara 106050’- 106

0‘56’ BT dan

6032’-6

034’LS. Secara administrasi taman nasional ini terletak pada tiga wilayah

Kabupaten, yaitu Bogor, Sukabumi dan Cianjur. TNGGP memiliki potensi

keragaman hayati tinggi di dunia sehingga menjadi tempat yang sangat penting untuk

konservasi tumbuhan dan hewan, kegiatan penelitian, pendidikan, dan rekreasi

(Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2014).

Jenis ekosistem di kawasan hutan TNGGP adalah ekosistem hutan hujan

tropis pegunungan dengan tiga sub ekosistem, yaitu hutan Montana, Sub Montana

dan Sub Alpin. Selain itu juga terdapat sub ekosistem lainnya seperti padang rumput

pegunungan, danau, rawa pegunungan, air terjun, air panas, kawah, hutan tanaman

(damar) dan hutan sekunder. Kekayaan tumbuhan di kawasan hutan TNGGP

dibedakan menjadi tiga zona berdasarkan perbedaan tumbuhan yang menyusunnya,

yaitu zona Sub Montana (1.000-1.500 m dpl), zona Montana (1.500-2.400 m dpl) dan

zona Sub Alpin (2.400-3.019 m dpl) (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,

2014).

Zona Sub Montana adalah ekosistem hutan dengan keragaman jenis yang

tinggi, ditandai dengan adanya tajuk pohon besar dan tinggi, misalnya pohon

Rasamala dan Buni. Sedangkan pada ekosistem Montana ditandai dengan sedikitnya

variasi flora. Batang-batang pohon umumnya ditumbuhi dengan lumut. Zona sub

Alpin merupakan hutan yang jenisnya rendah dengan pohon-pohon kerdil, misalnya

pohon Cantigi Gunung (Vaccinum varingiaeolium) dengan batang yang ditumbuhi

Page 30: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

16

lumut janggut putih. Kekhasan hutan ini adalah terdapatnya dataran yang ditumbuhi

rumput Isachne pangrangensis dan bunga abadi Eidelweis (Anaphalis javanica) (Van

Stennis, 1972).

Kawasan hutan TNGGP yang memiliki luas area sekitar 21.975 ha merupakan

lahan terbasah di pulau jawa. Kelembaban lingkungan mikro hutan tropis dan tanah

yang tinggi merupakan habitat yang disukai oleh berbagai jenis flora, karena keadaan

lingkungan seperti itu dapat menjaga vegetasi tetap hijau dan bertumbuh. Keragaman

hayati yang tinggi di kawasan ini menjadikannya sebagai salah satu kawasan

konservasi di Indonesia.

Dalam rangka untuk menjamin pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman

tumbuh-tumbuhannya, di kaki Gunung Gede Pangrango dibuatlah sebuah kawasan

konservasi ex-situ. Kawasan ini memiliki peran sebagai penyangga kawasan taman

nasional dan dalam pengelolaan tumbuhan asli dari kawasan hutan TNGGP maupun

jenis-jenis tumbuhan introduksi dari luar yang dikelola dengan baik didalam suatu

Kebun Raya. Kebun Raya merupakan suatu tempat untuk mengumpulkan dan

memelihara tumbuh-tumbuhan, yang memiliki fungsi penting sebagai tempat

pendidikan, estetika, ilmu pengetahuan dan rekreasi (Adi, 2003).

2.5 Kawasan Kebun Raya Cibodas (KRC)

2.5.1 Sejarah

Kawasan KRC didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, yakni

zaman pemerintahan Raja Willem III. Pada tanggal 11 April 1852, Johannes Ellias

Page 31: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

17

Taijasmann yang merupakan seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu

mendirikan Kebun Raya Cibodas dengan nama Bertguin te Tjibodas (Kebun

Pegunungan Cibodas). Pendirian Kebun Raya Cibodas dimaksudkan sebagai tempat

aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang memiliki nilai penting dan

ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Chinchona calisaya).

Kebun Raya Cibodas awalnya merupakan pengembangan dari Kebun Raya

Bogor, dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 nama

Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai

Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan

Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Kebun Raya Cibodas, 2014).

2.5.2 Tinjauan umum KRC

Kebun Raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ yang

memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi

taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan

kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa lingkungan (Perpres RI

Nomor 93 Tahun 2011).

Secara geografis KRC berada pada lereng Gunung Gede Pangrango dengan

ketinggian 1300-1425 mdpl. Luas areal efektifnya sekitar 80 ha dan sisanya sekitar 6

ha masih areal hutan. Keadaan topografinya bervariasi landai, berbukit-bukit,

bergelombang, dan bagian yang curam. Kawasannya memiliki hawa sejuk dengan

panorama yang indah dengan persentase kawasan yang miring sekitar 60%.

Page 32: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

18

KRC memiliki curah hujan sebesar 3.300 mm/tahun. Suhu udara berkisar

antara 180 hingga 24

0 C dengan curah hujan per tahun 3380 mm. Curah hujan

tertinggi dicapai pada bulan Januari (2288,5 mm) dan terendah pada bulan Agustus

yaitu 744 mm. Kelembaban rata-rata di KRC berkisar antara 80-90%.

2.5.2 Hutan terfragmentasi KRC

Kurang lebih 10% luasan KRC atau sekitar 8.43 hektar merupakan kawasan

berhutan, termasuk didalamnya hutan yang terfragmentasi dan hutan yang terhubung

dengan kawasan hutan TNGGP yang mengelilingi kawasan kebun raya. Sisa hutan

tersebut terbagi menjadi empat blok hutan, yaitu hutan Wornojiwo (3,934 ha), hutan

Kompos (2,555 ha), hutan Jalan Akar (1,086 ha) dan hutan Lumut (0,855 ha).

Petak-petak hutan di KRC berpotensi untuk dikembangkan sebagai

laboratorium lapangan dan keperluan pendidikan lingkungan. Akan tetapi, ukurannya

yang kecil dan tingginya derajat fragmentasi, hutan sisa KRC sangat rentan terhadap

gangguan secara biotik maupun abiotik (Mutaqien, dkk., 2011). Konsekuensi dari

fragmentasi dan efek tepi termasuk meningkatnya kerentanan terhadap invasi oleh

tumbuh-tumbuhan dan hewan asing (Ecroyd dan Brockerhoff, 2005).

Hutan alam di Pulau Jawa pada umumnya merupakan kantong-kantong

habitat untuk perlindungan keanekaragaman hayati. Akan tetapi, Seiring

meningkatnya angka pertumbuhan penduduk dan kebutuhan lahan untuk

menyediakan pemukiman, pertanian, pembangunan sarana jalan dan infrastruktur

lainnya menyebabkan pengikisan kantong-kantong habitat tidak dapat dihindari.

Hingga pada akhirnya fungsi utama hutan sebagai pelindung keanekaragaman hayati

Page 33: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

19

akan berkurang karena habitatnya terpecah atau mengalami fragmentasi (Gunawan,

2009).

Fragmentasi didefinisikan sebagai pemecahan habitat organisme menjadi

fragment-fragment (petak) habitat lebih kecil karena pembangunan jalan, pertanian,

urbanisasi atau pembangunan lain. Kerusakan habitat alami diberbagai belahan dunia

saat sekarang ini berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Hutan hujan tropika

basah yang merupakan habitat dari setengah jenis tumbuhan dunia , berada dalam

kondisi yang sangat berbahaya, pengurangannya diperkirakan 16,8 juta ha/tahun.

Salah satu penyebabnya adalah exploitasi hutan yang berlebihan yang dapat

mengakibatkan tumbuhan obat yang berada pada habitat alaminya dalam keadaan

berbahaya pada erosi genetik dan terancam kepunahan (Pusat Pengendalian

Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001).

Fragmentasi umumnya terjadi melalui hilangnya habitat, sebaliknya hilangnya

habitat juga dapat dipandang sebagai akibat adanya fragmentasi. Fragmentasi bekerja

dalam empat cara, yaitu: (1) habitat hilang tanpa fragmentasi, (2) pengaruh kombinasi

hilangnya habitat dan pemecahan habitat menjadi petak lebih kecil, (3) pemecahan

habitat menjadi petak lebih kecil tanpa kehilangan habitat, dan (4) hilangnya habitat

dan pemecahan habitat menjadi petak lebih kecil serta penurunan kualitas habitat.

Mekanisme dan proses fragmentasi menghasilkan tiga tipe pengaruh, yaitu pengaruh

terhadap ukuran petak (patch), pengaruh tepi (edge effect), dan pengaruh isolasi

(Fahrig, 2003).

Page 34: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

20

Dampak adanya fragmentasi yang paling utama adalah dapat menyebabkan

berkurangnya fungsi hutan sebagai habitat berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar.

Fragmentasi penting mendapat perhatian, karena berpengaruh pada kekayaan jenis,

dinamika populasi, dan keanekaragaman hayati ekosistem secara keseluruhan

(Gunawan, dkk., 2007). Oleh karena itu, penelitian tumbuhan obat di hutan

terfragmentasi KRC diharapkan dapat menambah kajian ilmiah di kawasan ini.

Page 35: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di hutan TNGGP dan di hutan terfragmentasi

Kebun Raya Cibodas (KRC) selama 2 (dua) bulan, yakni Oktober hingga

Gambar 3.1. Peta lokasi penelitian

(Sumber : USGS, 2014)

Page 36: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

22

November 2013. Penentuan lokasi penelitian di hutan TNGGP dilakukan di 3

(tiga) titik sampling yang berbeda yaitu pada ketinggian 1400, 1500, dan 1600 m

dpl. Sedangkan di hutan terfragmentasi KRC dilakukan di hutan Wornojiwo,

Kompos, dan Jalan Akar (Gambar 3.1).

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa GPS (Global Positioning

System), lux meter, temperature & humidity meter , soil tester, kompas, tali rafia,

golok, peta kerja, meteran besar, patok kayu, alkohol, alat tulis menulis dan

kamera digital.

Bahan yang digunakan sebagai objek penelitian ini adalah jenis tumbuhan

obat yang ada di hutan TNGGP dan hutan terfragmentasi KRC.

3.3 Metode Pengambilan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung

di lapangan. Data tersebut meliputi jenis-jenis tumbuhan obat beserta hasil analisis

vegetasinya, faktor fisik lingkungan, dan data tumbuhan obat yang dimanfaatkan

oleh masyarakat lokal dengan cara wawancara. Data sekunder merupakan data

yang dikumpulkan untuk menunjang pelaksanaan penelitian. Data tersebut

didapatkan dengan cara studi pustaka atau pencarian literatur melalului buku,

jurnal, artikel ilmiah maupun internet.

Page 37: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

23

3.3.1 Analisis vegetasi

Metode analisis vegetasi yang digunakan adalah metode kuadrat.

Penentuan lokasi sampling dilakukan secara acak di setiap titik lokasi penelitian

baik di hutan TNGGP maupun hutan terfragmentasi KRC dengan jumlah masing-

masing 2 (dua) plot. Pada setiap lokasi sampling dibuat petak-petak dengan

ukuran 2 x 2 m2, 5 x 5 m

2, 10 x 10 m

2, dan 20 x 20 m

2 (Purba, 2009).

Gambar 3.2. Plot pengamatan analisis vegetasi

Keterangan : A : 2 x 2 m2; B : 5 x 5 m

2; C : 10 x 10 m

2; D : 20 x 20 m

2

Setiap petak ukur dilakukan pengukuran terhadap semua tingkat

tumbuhan, yaitu :

Page 38: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

24

1) Petak 2 x 2 m2 dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat herba.

Parameter yang diamati atau yang diukur meliputi nama jenis dan jumlah

setiap jenis, dengan batasan anakan pohon mulai dari tingkat kecambah

sampai yang memiliki tinggi < 1,5 m.

2) Petak 5 x 5 m2 dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat

pancang. Parameter yang diamati atau diukur meliputi nama jenis dan

jumlah setiap jenisnya, dengan batasan pohon muda yang berdiameter <

10 cm. Atau anakan pohon dengan tinggi > 1,5 m.

3) Petak 10 x 10 m2 dilakukan pengukuran dan pencatatan untuk tingkat

tiang. Parameter yang diamati atau yang diukur meliputi nama jenis,

jumlah dan diameter tumbuhan pada tingkat tiang, dengan batasan

diameter yang diambil adalah antara 10 ≤ dbh < 20 cm (dbh: diameter

breast height: diameter setinggi dada).

4) Petak 20 x 20 m2 dilakukan pengukuran dan pencatatan terhadap tingkat

pohon. Parameter yang diamati dan yang diukur meliputi nama jenis,

jumlah dan diameter pohon. Diameter yang diambil adalah diameter

setinggi dada (dbh) serta ukuran diameternya ≥ 20 cm.

3.3.2 Pengukuran faktor fisik lingkungan

Pengukuran faktor fisik lingkungan dilakukan di setiap titik lokasi

penelitian baik di hutan TNGGP maupun di hutan terfragmentasi KRC pada pukul

10.30 WIB. Pengukurannya meliputi intensitas cahaya, suhu udara, kelembababan

udara relatif, dan kelembaban tanah. Data fisik lokasi penelitian terdapat dalam

Lampiran 1.

Page 39: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

25

3.3.2.1 Intensitas cahaya

Intensitas cahaya diukur dengan menggunakan lux meter. Sensor pada lux

meter diarahkan pada sumber cahaya selama tiga menit atau sampai angka yang

ditunjukkan monitor konstan. Hasil pengukuran intensitas cahaya yang terbaca di

layar monitor kemudian dicatat.

3.3.2.2 Suhu dan kelembaban udara relatif

Suhu dan kelembaban udara relatif diukur dengan menggunakan alat

temperature & humidity meter. Data yang diperoleh kemudian di catat.

3.3.2.3 Kelembaban tanah

Kelembaban tanah diukur dengan menggunakan soil tester. Alat ini

ditancapkan ketanah, kemudian besarnya nilai kelembaban yang diperoleh dicatat.

3.3.3 Identifikasi jenis tumbuhan obat

Identifikasi jenis tumbuhan obat dilapangan dilakukan dengan cara

pengamatan langsung dan tidak langsung (wawancara non formal dengan

bertanya langsung pada para taksonom). Identifikasi jenis-jenis tumbuhan obat

merujuk pada Indeks Tumbuhan Obat di Indonesia (1995) dan dengan

melakukan pemeriksaan silang melalui berbagai buku/literatur tentang tumbuhan

obat, yang meliputi nama lokal, nama jenis, famili, habitus, dan manfaatnya.

Nama jenis mengacu pada The Plant List (http://www.theplantlist.org) dan IPNI

(The International Plant Names Index) (http://www.ipni.org). Status konservasi

dari jenis yang ditemukan dalam penelitian merujuk pada kriteria IUCN

(http://www.iucnredlist.org).

Page 40: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

26

3.3.4 Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan masyarakat lokal TNGGP

dan berbatasan langsung dengan KRC, yakni di Desa Cimacan. Metode yang

digunakan dalam menentukan sasaran wawancara (key person) yaitu dengan cara

Snow ball dimana pemilihan responden berdasarkan informasi responden

sebelumnya (Ernawati, 2009). Wawancara dilakukan terhadap 25 0rang warga

Desa Cimacan yang merupakan rekomendasi dari responden kunci. Pemilihan

responden kunci dilakukan dengan memilih responden yang memiliki

pengetahuan terhadap pemanfaatan tumbuhan obat secara turun-temurun dalam

keluarganya (Sofyan). Adapun data responden dapat dilihat pada Lampiran 2.

Data diambil dengan menggunakan tabel isian kuisioner yang meliputi

jenis tumbuhan yang digunakan, macam penggunaan, bagian yang digunakan,

proses pembuatan, dan cara penggunaannya (Lampiran 3).

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan cara

deskriptif dengan menggunakan Program Microsoft Office excel 2007.

Pengolahan data secara kuantitatif digunakan untuk memperoleh nama lokal,

nama jenis, famili, habitus, bagian yang digunakan, dan manfaat/kegunaannya.

Hasil identifikasi jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat

dikelompokkan berdasarkan bagian yang digunakan. Bagian tumbuhan yang

dimanfaatkan dipersentasekan mulai dari bagian daun, bunga, buah, batang, akar,

ataupun campuran dari semua bagiannya (Ernawati, 2009).

Page 41: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

27

3.4.1 Indeks nilai penting

Indeks nilai penting merupakan indeks kepentingan yang menggambarkan

pentingnya peranan suatu jenis vegetasi dalam ekosistemnya. Pada lokasi

penelitian dilakukan analisis kerapatan, frekuensi dan dominansi masing-masing

jenis tumbuhan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasinya.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut

(Purba, 2009) :

1) Kerapatan suatu jenis (K)

K = umlah indi idu uatu eni

ua t tal l t engamatan

2) Kerapatan relatif suatu jenis (KR)

KR (%) = era atan uatu eni

era atan eluruh eni x 100 %

3) Frekuensi suatu jenis (F)

F = umlah l t ditem ati uatu eni

umlah t tal l t

4) Frekuensi relatif suatu jenis (FR)

FR (%) = rekuen i uatu eni

rekuen i eluruh eni x 100%

Persentase bagian tertentu yang dimanfaatkan =

∑ bagian tertentu yang dimanfaatkan

= x 100%

∑ eluruh bagian yang dimanfaatkan

Page 42: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

28

5) Dominansi suatu jenis (D)

D (m2/ha) =

ua bidang da ar uatu eni

ua t tal l t

6) Dominansi relatif suatu jenis (DR)

DR (%) = mina i uatu eni

mina i eluruh eni x 100%

Indeks Nilai Penting (INP) untuk pohon dan tiang adalah Kerapatan

Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi Relatif, sedangkan untuk tingkat pancang

dan herba adalah Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif.

3.4.2 Tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan obat

Keanekaragaman jenis tumbuhan obat dihitung menggunakan indeks

keanekaragaman Shannon (H’) (Odum, 1998).

Indeks eanekaragaman Shann n (H’)

H’ = - Σ [Pi ln Pi]

dimana Pi =

Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon

Pi = Proporsi dari tiap jenis i

Ni = Jumlah individu jenis ke-i

N = Jumlah individu seluruh jenis

Page 43: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

29

Semakin be ar nilai H’ menun ukkan semakin tinggi tingkat

keanekaragaman jenis. Besarnya nilai keanekaragaman jenis Shannon

didefinisikan sebagai berikut :

1) H’ > 3 = Keanekaragaman jenis tinggi.

2) 1 ≤ H’ ≤ 3 = Keanekaragaman jenis sedang.

3) H’ < 1 = Keanekaragaman jenis rendah.

3.4.3 Tingkat kekayaan jenis tumbuhan obat

Kekayaan jenis tumbuhan obat dihitung menggunakan indeks kekayaan

jenis Margalef (R’) (Odum, 1998).

=S 1

ln

Keterangan:

R = Indeks kekayaan jenis Margalef.

S = Jumlah jenis.

N = Jumlah seluruh individu.

Indeks kekayaan jenis Margalef ( ’) merupakan indeks yang

menunjukkan kekayaan jenis suatu komunitas, dimana besarnya nilai ini

dipengaruhi oleh banyaknya jenis dan jumlah individu pada areal tersebut.

Semakin besar nilai R’, menunjukan semakin tingginya kekayaan jenisnya.

Besarnya nilai kekayaan jenis Margalef didefinisikan sebagai berikut :

1) R’ > 5 = Kekayaan jenis tinggi.

2) 3,5 ≤ ’ ≤ 5 R’ = ekayaan jenis sedang.

3) R’ < ,5 = Kekayaan jenis rendah.

Page 44: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Hutan Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango (TNGGP)

Tumbuhan obat yang ditemukan pada plot sampling di hutan TNGGP

terdapat sebanyak 45 jenis yang berasal dari 29 famili. Jenis yang paling banyak

dijumpai adalah dari famili Urticaceae sebanyak 4 jenis, Rubiaceae dan

Arecaceae berjumlah 3 jenis, sedangkan famili lainnya memiliki anggota kurang

dari 3 jenis (Tabel 4.1). Data jenis tumbuhan obat hutan TNGGP terdapat dalam

Lampiran 4.

Tabel 4.1. Jumlah jenis tumbuhan obat pada plot sampling

di hutan TNGGP

Banyaknya jenis tumbuhan obat yang ditemukan di hutan TNGGP pada

penelitian ini lebih sedikit dibanding dengan penelitian Purnawan, 2006.

Purnawan (2006) menemukan sebanyak 210 jenis tumbuhan obat dan merupakan

No Famili Jumlah jenis

1 Urticaceae 4

2 Rubiaceae 3

3 Arecaceae 3

4 Zingiberaceae 2

5 Euphorbiaceae 2

6 Fabaceae 2

7 Moraceae 2

8 Myrsinaceae 2

9 Piperaceae 2

10 Rosaceae 2

11 Sauraceae 2

12 Theaceae 2

13 Famili Lainnya (18 Famili)

(Lihat Lampiran 4)

1

Page 45: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

31

hampir sepertiga dari total jenis tumbuhan yang teridentifikasi di hutan TNGGP.

Perbedaan jumlah jenis tumbuhan obat yang ditemukan dikarenakan berbedanya

sampling yang dilakukan. Sampling yang dilakukan pada penelitian ini terbatas

pada titik tertentu yang mewakili seluruh area sedangkan penelitian sebelumnya

merupakan upaya inventarisasi tumbuhan obat yang ada di seluruh kawasan hutan

TNGGP.

Data jenis tumbuhan obat yang terdapat di hutan TNGGP kurang

memiliki arti yang signifikan untuk mendukung upaya pelestarian yang efektif

jika data mengenai potensi dan penyebaran setiap jenisnya masih terbatas. Oleh

karena itu, informasi mengenai identifikasi jenis yang akurat, kondisi stok atau

populasi, gambaran penyebaran tempat tumbuh, dan taksiran kelangkaan atau

kelimpahan tumbuhan obat sangat diperlukan untuk tetap mempertahankan

keberadaanya.

4.1.1 Indeks keanekaragaman dan kekayaan jenis tumbuhan obat

Indeks keanekaragaman jenis digunakan untuk mengetahui variasi jenis

pada suatu tempat dan indeks kekayaan jenis digunakan untuk menentukan

tingkat kekayaan jenis yang dipengaruhi oleh keragaman dalam pembagian jenis

yang merata dalam suatu kawasan (Hidayat dan Hardiasyah, 2012). Tingkat

keanekaragaman jenis tumbuhan obat pada plot pengamatan di hutan TNGGP

yang dihitung menggunakan indeks Shannon (H’) untuk semua tingkat vegetasi

memiliki keragaman yang terg l ng edang (H’ 1 ≤ H’ ≤ 3). Tingkat kekayaan

jenis yang dihitung menggunakan indek Margalef ( ’) menun ukkan hanya ada

Page 46: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

32

vegetasi herba yang memiliki kekayaan jenis tergolong tinggi ( ’ > 5) sedangkan

habitus lainnya tergolong rendah ( ’ < 5) (Gambar 4.1).

Gambar 4.1. Indeks keanekaragaman dan kekayaan jenis tumbuhan obat pada plot sampling di

hutan TNGGP

Habitus herba memiliki nilai kekayaan jenis yang tinggi karena banyaknya

jenis tumbuhan obat yang ditemukan pada habitusnya tersebut. Tinggi rendahnya

nilai keanekaragaman dan kekayaan jenis ditentukan oleh banyaknya jenis yang

menyusun suatu komunitas tumbuhan. Begitupun sebaliknya, sedikitnya

perjumpaan tumbuhan obat menyebabkan rendahnya nilai keanekaragaman dan

kekayaan jenisnya (Asrianny, dkk., 2008). Dominansi jenis herba disebabkan

jarangnya perjumpaan tumbuhan obat untuk tingkat tiang dan pohon, serta

kecilnya nilai kerapatannya. Jarangnya jenis habitus tiang dan pohon

menyebabkan berkurangnya daerah tutupan kawasan oleh tajuk, sehingga

menyebabkan ruang dan nutrisi yang cukup serta cahaya matahari bisa langsung

masuk ke lapisan tumbuhan bawah.

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Herba Pancang Tiang Pohon

Ind

eks

Indeks Shannon (H')

Indeks Margalef (R')

Page 47: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

33

Topografi juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan individu dalam

masyarakat tumbuh-tumbuhan. Daerah dengan bentuk lapang yang sedikit dan

lereng-lereng, hanya jenis tertentu saja yang dapat beradaptasi dalam kondisi

seperti ini (Handayani, 2008). Keadaan topografi lokasi penelitian di hutan

TNGGP berbentuk sedikit lapang dan sisanya merupakan lereng-lereng. Hal ini

diduga yang menyebabkan sedikitnya jenis yang dijumpai tumbuhan obat pada

tingkat tiang dan pohon di lokasi tersebut.

Keanekaragaman dan kekayaan jenis tumbuhan obat dalam suatu

komunitas hutan perlu dijaga keberadaanya. Tumbuhan obat yang beragam jenis,

habitus, dan khasiatnya memiliki peluang yang besar serta memiliki kontribusi

dalam pembangunan dan pengembangan hutan (Hamzari, 2007).

4.1.2 Struktur dan komposisi vegetasi hutan TNGGP

Struktur hutan merupakan hasil penataan oleh komponen penyusun

tegakan dan bentuk pertumbuhan. Struktur ini memiliki unsur penyusun yang

berupa bentuk hidup, stratifikasi dan penutupan vegetasi yang digambarkan

melalui keadaan diameter, tinggi, dan penyebaran dalam ruang. Komposisi hutan

dapat diartikan sebagai variasi jenis yang menyusun suatu komunitas. Struktur

hutan dengan komposisinya yang tertentu akan berbeda-beda sesuai dengan

kondisi lingkungan atau habitatnya (Purba, 2009). Berdasarkan hasil analisis

vegetasi, didapatkan struktur dan komposisi hutan TNGGP sebagai berikut:

a) Analisis vegetasi tingkat herba

Vegetasi herba memiliki 42 jenis dengan 28 famili. Jenis Cyrtandra picta

merupakan jenis yang mendominasi dengan INP tertinggi yaitu sebesar 17,79%,

Page 48: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

34

dan INP terendah adalah Altingia excelsa serta 17 jenis lainnya sebesar 2,27%

(Tabel 4.2). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 31 jenis tumbuhan obat dengan 22

famili. Jenis C. picta merupakan jenis yang mendominasi dalam vegetasinya dan

merupakan jenis tumbuhan obat. Jenis tersebut memiliki kemampuan adaptasi

yang tinggi di kawasan Gunung Gede Pangrango, terlihat dari dominansinya pada

vegetasi herba di hutan TNGGP. Banyaknya jenis tumbuhan obat yang ditemukan

pada tingkat herba menunjukkan bahwa tumbuhan obat dapat beradaptasi dan

berkembang biak dengan baik dan memiliki peranan dan kontribusi yang besar

dalam penyusunan komunitas tumbuhan didalamnya.

Tabel 4.2. Analisis vegetasi tingkat herba di hutan TNGGP

No Nama jenis Famili K KR

(%) F

FR

(%)

INP

(%)

1 Cyrtandra picta* Gesneriaceae 1,04 12,52 0,50 5,27 17,79

2 Isachne pangerangensis Poaceae 1,25 15,04 0,17 1,79 16,84

3 Strobilanthus fifilfor* Acanthaceae 0,63 7,58 0,50 5,27 12,86

4 Nephrolepis biserrata Polypodiaceae 0,42 5,05 0,67 7,07 12,12

5 Plectocomia elongata* Arecaceae 0,50 6,02 0,50 5,27 11,29

6 Athyrium puncticaule* Athyriaceae 0,58 6,98 0,33 3,48 10,46

7 Rubus sunndaicus* Rosaceae 0,46 5,54 0,33 3,48 9,02

8 Amomum coccineum* Zingiberaceae 0,29 3,49 0,33 3,48 6,97

9 Elatostema negrescens* Urticaceae 0,42 5,05 0,17 1,79 6,85

10 Aeschynanthus horsfieldii Gesneriaceae 0,33 3,97 0,17 1,79 5,76

11 Hedychium coronarium* Zingiberaceae 0,33 3,97 0,17 1,79 5,76

12 Pinanga coronata* Arecaceae 0,17 2,05 0,33 3,48 5,53

13 Symplocos odoratissima* Symplocaceae 0,13 1,56 0,33 3,48 5,05

14 Hyphobathrum frutescens* Rubiaceae 0,08 0,96 0,33 3,48 4,44

15 Euchresta horsfieldii* Fabaceae 0,17 2,05 0,17 1,79 3,84

16 Curculigo capitulata* Hypoxidaceae 0,13 1,56 0,17 1,79 3,36

17 Schismatoglottis calyptrata* Arecaceae 0,13 1,56 0,17 1,79 3,36

18 Tetrastigma dichotomum* Vitaceae 0,13 1,56 0,17 1,79 3,36

19 Ardisia fuliginosa* Myrsinaceae 0,08 0,96 0,17 1,79 2,76

20 Lithocarpus pseudomoluccus Fagaceae 0,08 0,96 0,17 1,79 2,76

21 Litsea resinosa Lauraceae 0,08 0,96 0,17 1,79 2,76

22 Rubus moluccanus* Rosaceae 0,08 0,96 0,17 1,79 2,76

23 Altingia excelsa* Hammamelidaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

Page 49: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

35

Tabel 4.2 (Lanjutan…)

No Nama jenis Famili K KR

(%) F

FR

(%)

INP

(%)

24 Asplenium caudatum Aspleniaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

25 Castanopsis argentea Fagaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

26 Castanopsis javanica Fagaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

27 Commelina obligua* Commelinaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

28 Cyatea latebrosa Cyatheaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

29 Diplasium palidum Woodsiaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

30 Ficus ribes* Moraceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

31 Laportea stimulans* Urticaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

32 Litsea cassiaefolia* Lauraceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

33 Mussaenda frondosa* Rubiaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

34 Pandanus furcatus* Pandanaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

35 Passiflora suberosa* Passifloraceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

37 Pilea melastomoides* Urticaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

38 Piper aduncum* Piperaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

39 Piper sarmentosum* Piperaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

40 Pithecellobium clypearia* Fabaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

41 Travesia sundaica* Araliaceae 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

42 Turpinia sphaerocarpa Staphyleacea 0,04 0,48 0,17 1,79 2,27

Keterangan : * Jenis tumbuhan obat

b) Analisis vegetasi tingkat pancang

Vegetasi pancang memiliki 16 jenis dengan 13 famili. Jenis Eugenia

lineata, Castanopsis javanica, dan Litsea resinosa merupakan jenis yang

mendominasi dengan INP tertinggi yaitu 16,69%, jenis lainnya memiliki INP

yang sama yaitu sebesar 11,36% (Tabel 4.3).

Berdasarkan hasil analisis, terdapat 9 jenis tumbuhan obat dengan 8 famili.

Jenis E. lineata merupakan salah satu jenis tumbuhan obat yang mendominasi.

Tingginya nilai INP menunjukkan bahwa jenis E. lineata merupakan jenis

tumbuhan obat memiliki peranan penting dalam penyusunan komunitasnya

didalamnya.

Page 50: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

36

Tabel 4.3. Analisis vegetasi tingkat pancang di hutan TNGGP

No Nama jenis Famili K KR

(%) F

FR

(%)

INP

(%)

1 Castanopsis javanica Fagaceae 0,01 6,25 0,33 10,44 16,69

2 Eugenia lineata* Myrtaceae 0,01 6,25 0,33 10,44 16,69

3 Litsea resinosa Lauraceae 0,01 6,25 0,33 10,44 16,69

4 Casearia tuberculata Flacourtiaceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

5 Cryptocarya ferrea Lauraceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

6 Engelhardia spicata Juglandaceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

7 Ficus toxicaria* Moraceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

8 Flacaurtia rukam* Flacourtiaceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

9 Mycetia cauliflora* Rubiaceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

10 Ostodes paniculata* Euphorbiaceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

11 Saurauia blumiana* Sauraceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

12 Saurauia pendula* Sauraceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

13 Sloanea sigun Elaeocarpaceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

14 Travesia sundaica* Araliaceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

15 Turpinia sphaerocarpa Staphyleacea 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

16 Villebrunea rubescens* Urticaceae 0,01 6,25 0,17 5,38 11,63

Keterangan : * Jenis tumbuhan obat

c) Analisis vegetasi tingkat tiang

Vegetasi tiang memiliki 10 jenis tumbuhan dengan 10 famili. Jenis

Turpinia sphaerocarva merupakan jenis yang memiliki INP tertinggi yaitu

sebesar 59,99%, dan jenis Ostodes paniculata, Ardisia villosa, dan Neonacluea

lanceolata merupakan jenis tumbuhan dengan INP terendah yaitu sebesar 17,19%

(Tabel 4.4).

Berdasarkan hasil analisis, terdapat 5 jenis tumbuhan obat dengan 5 famili

yang berbeda. F. ribes memiliki INP tertinggi kedua dalam vegetasinya. Jenis

tersebut memiliki daerah tutupan yang cukup luas yang terlihat dari nilai

dominansinya. Besarnya nilai dominansi menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut

merupakan salah satu jenis tumbuhan obat yang memiliki pengaruh dalam

komunitasnya.

Page 51: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

37

Tabel 4.4. Analisis vegetasi tingkat tiang di hutan TNGGP

No Nama jenis Famili K KR

(%) F

FR

(%)

D

(m2/ha) DR

INP

(%)

1 Turpinia

sphaerocarpa

Staphyleacea 116,66 28,00 0,67 25,19 0,17 6,80 59,99

2 Ficus ribes* Moraceae 50,00 12,00 0,33 12,41 0,33 13,20 37,61

3 Polyosma

ilicifolia

Escalloniaceae 50,00 12,00 0,33 12,41 0,33 13,20 37,61

4 Litsea

cassiaefolia*

Lauraceae 66,66 16,00 0,33 12,41 0,17 6,80 35,21

5 Symplocos

odoratissima*

Symplocaceae 50,00 12,00 0,17 6,39 0,17 6,80 25,19

6 Castanopsis

javanica

Fagaceae 16,67 4,00 0,17 6,39 0,33 13,20 23,59

7 Prunus

arborea

Rosaceae 16,67 4,00 0,17 6,39 0,33 13,20 23,59

8 Ostodes

paniculata*

Euphorbiaceae 16,67 4,00 0,17 6,39 0,33 13,20 23,59

9 Ardisia

villosa*

Myrsinaceae 16,67 4,00 0,17 6,39 0,17 6,80 17,19

10 Neonacluea

lanceolata

Rubiaceae 16,67 4,00 0,17 6,39 0,17 6,80 17,19

Keterangan : * Jenis tumbuhan obat

d) Analisis vegetasi tingkat pohon

Vegetasi pohon memiliki 19 jenis dengan 15 famili. Schima walichii

merupakan jenis yang mendominasi baik dari segi penguasaan daerah yang

ditutupi/kerimbunannya, maupaun frekuensi banyaknya plot ditemukan jenis

tersebut. Jenis tersebut memiliki nilai INP tertinggi, yakni 44,52%. INP terendah

dimiliki oleh jenis Toona sureni yaitu sebesar 5,77% (Tabel 4.5).

Berdasarkan hasil analisis, terdapat 9 jenis tumbuhan obat dengan 7 famili.

Jenis S. walichii merupakan jenis tumbuhan obat yang paling mendominasi dalam

vegetasinya. Hal ini menunjukkan bahwa jenis tersebut memiliki pola

penyesuaian yang besar, dan berperan penting dalam penyusunan komunitas

tumbuhan obat yang ada didalamnya. Jenis S. walichii memiliki potensi untuk

dikembangkan dan dibudidayakan, selain karena potensinya sebagai tumbuhan

obat, jenis tersebut juga merupakan tumbuhan yang banyak dimanfaatkan

kayunya oleh masyarakat.

Page 52: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

38

Tabel 4.5. Analisis vegetasi tingkat pohon di hutan TNGGP

No Nama jenis Famili K KR

(%) F

FR

(%)

D

(m2/ha) DR

INP

(%)

1 Schima

walichii*

Theaceae 33,33 19,05 0,83 15,57 1,96 9,90 44,52

2 Engelhardia

spicata

Juglandaceae 4,17 2,38 0,17 3,19 5,29 26,72 32,29

3 Castanopsis

argentea

Fagaceae 25,00 14,29 0,50 9,31 1,33 6,72 30,31

4 Ardisia

villosa*

Myrsinaceae 25,00 14,29 0,67 12,57 0,25 1,26 28,12

5 Castanopsis

javanica

Fagaceae 12,50 7,14 0,50 9,31 2,10 10,61 27,06

6 Prunus

arborea

Rosaceae 4,17 2,38 0,17 3,19 2,88 14,55 20,12

7 Ostodes

paniculata*

Euphorbiaceae 8,33 4,76 0,17 3,19 1,04 5,25 13,20

8 Magnolia

blumea

Magnoliaceae 4,17 2,38 0,17 3,19 1,46 7,37 12,94

9 Macaranga

rhizinoides*

Euphorbiaceae 8,33 4,76 0,33 6,19 0,29 1,46 12,42

10 Persea excelsa Lauracae 8,33 4,76 0,33 6,19 0,29 1,46 12,42

11 Sloanea sigun Elaeocarpaceae 4,17 2,38 0,17 3,19 0,92 4,65 10,22

12 Pithecellobium

clypearia*

Fabaceae 8,33 4,76 0,17 3,19 0,25 1,26 9,21

13 Gordonia

excelsa*

Theaceae 4,17 2,38 0,17 3,19 0,50 2,53 8,10

14 Vernonia

arboria*

Asteraceae 4,17 2,38 0,17 3,19 0,42 2,12 7,69

15 Acer laurinum Sapindaceae 4,17 2,38 0,17 3,19 0,38 1,92 7,49

16 Ficus ribes* Moraceae 4,17 2,38 0,17 3,19 0,17 0,86 6,43

17 Castanopsis

tunggurut

Fagaceae 4,17 2,38 0,17 3,19 0,13 0,66 6,23

18 Turpinia

sphaerocarpa

Staphyleacea 4,17 2,38 0,17 3,19 0,13 0,66 6,23

19 Toona sureni* Meliaceae 4,17 2,38 0,17 3,19 0,04 0,20 5,77

Keterangan : * Jenis tumbuhan obat

Berdasarkan data-data diatas, terlihat bahwa masing-masing jenis

tumbuhan diwakili oleh sedikit jenis individu. Hal ini disebabkan oleh keragaman

jenis yang cukup tinggi di hutan alami, sehingga menyebabkan tidak adanya satu

jenis yang sangat dominan. Tingginya keragaman di hutan alami disebabkan

karena terdapatnya heterogenitas habitat di kawasan tersebut.

Page 53: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

39

4.2 Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Hutan Terfragmentasi

Kebun Raya Cibodas (KRC)

Tumbuhan obat di hutan terfragmentasi KRC terdapat sebanyak 59 jenis

yang berasal dari 39 famili. Jenis yang paling banyak dijumpai adalah dari famili

Rubiaceae dan Arecaceae masing-masing berjumlah 5 jenis, Moraceae dan

Zingiberaceae berjumlah 3 jenis, sedangkan 35 famili lainnya memiliki anggota

kurang dari 3 jenis (Tabel 4.6). Tumbuhan obat di hutan terfragmentasi KRC

terdapat dalam Lampiran 5.

Tabel 4.6. Jumlah jenis tumbuhan obat di hutan terfragmentasi KRC

No Famili Jumlah jenis

1 Rubiaceae 5

2 Arecaceae 5

3 Moraceae 3

4 Zingiberaceae 3

5 Apocynaceae 2

6 Euphorbiaceae 2

7 Hydrangeaceae 2

8 Myrsinaceae 2

9 Piperaceae 2

10 Sauraceae 2

11 Symplocaceae 2

12 Theacea 2

13 Urticaceae 2

14 Famili lainnya (26 Famili).

(Lihat Lampiran 5)

1

Jenis tumbuhan obat yang mendominasi dengan jumlah individu paling

banyak ditemukan di hutan terfragmentasi KRC adalah jenis C. picta. Jenis

tersebut juga memiliki dominansi yang tinggi di hutan TNGGP. C. picta

merupakan anggota dari famili Gesneriaceae yang memiliki khasiat sebagai

pereda demam dan bengkak pada bagian tubuh tertentu. Hampir semua jenis dari

famili Gesneriaceae berkembang biak dengan cara penyerbukan melalui hewan.

Page 54: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

40

Burung menjadi pemeran utama dalam proses penyerbukan dan persebaran benih

tumbuhannya. Hal tersebut yang menyebabkan jenis C. picta memiliki jumlah

jenis individu paling banyak pada semua habitus.

Diantara jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan terfragmentasi KRC,

terdapat jenis tumbuhan asing yang merupakan tumbuhan yang diintroduksi dan

dikoleksi oleh KRC yaitu Piper aduncum. Jenis P. aduncum merupakan

tumbuhan yang pada awalnya berasal dari Kebun Raya Bogor kemudian

diintroduksi pada tahun 1860, berasal dari tepi hutan dan daerah terbuka di

Argentina dan Meksiko (Mutaqien, dkk., 2011).

4.2.1 Indeks keanekaragaman dan kekayaan jenis tumbuhan obat

Berdasarkan habitusnya, keanekaragaman jenis tingkat herba dan pancang

lebih beragam dibandingkan dengan tingkat tiang dan pohon. Tingkat

keanekaragaman jenis tiang dan pohon yang dihitung menggunakan indeks

Shann n (H’) menunjukkan keanekearagaman yang tergolong rendah (H’ < 1)

dengan rata-rata nilai indeks masing-masing yaitu 0,61, dan 0,78, sedangkan

untuk tingkat herba dan pancang terg l ng edang (1 ≤ H’ ≤ 3) dengan rata-rata

nilai indeks masing-masing yaitu 1,47 dan 1,67.

Abdiyani (2008) menjelaskan bahwa tumbuhan di hutan terbentuk

kedalam lapisan-lapisan yaitu : 1) Pohon-pohon yang sangat menjulang tinggi,

2) lapisan tajuk, yang membentuk permadani hijau berkesinambungan dengan

tinggi 80-100 kaki, dan 3) stratum tumbuhan bawah yang terdiri atas lapisan

semak dan herba, dan dapat menjadi lebat jika terjadi pembukaan tajuk.

Dominansi jenis tumbuhan obat pada tingkat herba dan pancang disebabkan oleh

Page 55: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

41

rendahnya jenis pada tingkat tiang dan pohon. Hal tersebut menyebabkan

berkurangnya daerah tutupan kawasan oleh tajuk sehingga menyebabkan ruang

dan nutrisi yang cukup serta cahaya matahari bisa langsung masuk ke lapisan

tumbuhan bawah. Hal ini tentu mengeuntungkan bagi tumbuhan bawah dengan

kecepatan tumbuh yang tinggi dan membutuhkan ruang, nutrisi, dan cahaya

matahari lebih banyak untuk bereproduksi sehingga jenisnya menjadi melimpah.

Gambar 4.2. Tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan obat di hutan terfragmentasi KRC

Hal serupa terlihat pada nilai indeks kekayaan jeni Margalef ( ’) ada

Gambar 4.3, kekayaan jenis tingkat herba dan pancang lebih tinggi dibandingkan

dengan tingkat tiang dan pohon. Kekakayaan jenis tingkat herba yang dihitung

menggunakan indek Margalef ( ’) terg l ng edang ( ’ = 3,5 –5) dengan indeks

rata-ratanya 3,50, sedangkan untuk tingkat pancang, tiang, dan pohon tergolong

rendah ( ’ < 5) dengan rata-rata indeks masing-masing yaitu 3,24, 0,60, dan 1,06.

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

2

Herba Pancang Tiang Pohon

Ind

eks

Shan

no

n (

H')

Hutan Wornojiwo

Hutan Kompos

Hutan Jalan Akar

Page 56: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

42

Gambar 4.3. Indeks kekayaan jenis tumbuhan obat di hutan terfragmentasi KRC

Rendahnya keanekaragaman dan kekayaan jenis tumbuhan obat untuk

tingkat tiang dan pohon di hutan Wornojiwo dan Kompos disebabkan sedikitnya

dijumpai jenis tumbuhan obat pada kawasan tersebut. Sedikitnya jenis tumbuhan

obat dapat disebabkan oleh gangguan aktivitas manusia karena memang kedua

lokasi tersebut dekat dengan pemukiman warga dan berbatasan langsung dengan

jalan KRC yang merupakan daerah wisata. Selain itu, karena ukurannya yang

kecil dan tingginya derajad fragmentasi menyebabkan sisa hutan KRC tersebut

rentan terhadap gangguan biotik maupun abiotik (Mutaqien, dkk., 2011).

4.2.2 Struktur dan komposisi vegetasi di KRC

Vegetasi hutan terfragmentasi KRC yang terbagi kedalam tiga lokasi

penelitian yang berbeda yaitu hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar.

Berdasarkan hasil analisis vegetasi, didapatkan struktur dan komposisi hutan

terfragmentasi KRC sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

Herba Pancang Tiang Pohon

Ind

eks

Mar

gale

f (R

')

Hutan Wornojiwo

Hutan Kompos

Hutan Jalan Akar

Page 57: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

43

a) Analisis vegetasi tingkat herba

Hutan Wornojiwo memiliki 25 jenis tumbuhan dengan 17 famili. Jenis

yang mendominasi dengan INP tertinggi adalah C. picta dengan INP 35,07%

sedangkan P. aduncum dengan 6 jenis lainnya memiliki INP terendah yaitu 4,6%

(Tabel 4.7). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 18 jenis tumbuhan obat dengan 15

famili. Jenis C. picta merupakan jenis yang mendominasi dalam vegetasinya dan

merupakan jenis tumbuhan obat. Jenis C. picta mendominasi dari segi kerapatan

maupun banyaknya ditemukan jenis tesebut didalam plot.

Komposisi vegetasi herba di hutan Kompos meliputi 23 jenis tumbuhan

dengan 19 famili. Jenis C. picta memiliki INP tertinggi yaitu sebesar 29%

sedangkan Sloanea sigun serta 13 jenis lainnya memiliki INP terendah yaitu

5,0%. (Tabel 4.7). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 15 jenis tumbuhan obat

dengan 13 famili. Jenis C. picta merupakan tumbuhan obat yang memiliki

peranan dan kontribusi yang besar dalam penyusunan komunitasnya.

Hutan Jalan Akar memiliki 18 jenis dengan 14 famili. Peristrophe

hyssopifolia merupakan jenis dengan INP tertinggi, yakni 39,4% dan jenis

Alpinia malaccensis dan 6 jenis lainnya memiliki INP terendah yaitu 4,8% (Tabel

4.7). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 12 jenis tumbuhan obat dengan 11

famili.

Komposisi vegetasi tingkat herba pada ketiga hutan terfrgamentasi KRC

menunjukkan adanya kesamaan jenis tumbuhan obat yang paling berkontribusi

dalam penyusunan komunitasnya. Jenis C. picta merupakan tumbuhan obat yang

mendominasi pada vegetasi herba di ketiga hutan terfragmentasi KRC. Dominansi

Page 58: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

44

jenis-jenis tumbuhan obat pada vegetasi herba di hutan Wornojiwo, Kompos dan

Jalan Akar menunjukkan bahwa jenis tumbuhan obat memiliki kontribusi dan

peranan yang penting dalam penyusunan komunitasnya. Keberagaman dan

pentingnya tumbuhan obat dalam vegetasinya memiliki peluang yang besar dalam

pembangunan dan pengembangan hutan.

Tabel 4.7. Analisis vegetasi tingkat herba di hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar

No Nama jenis

Wornojiwo Kompos Jalan Akar

KR

(%)

FR

(%)

INP

(%)

KR

(%)

FR

(%)

INP

(%)

KR

(%)

FR

(%)

INP

(%)

1 Alpinia malaccensis* 1,8 3,7 5,5 1,4 4,0 5,4 0,6 4,3 4,8

2 Ardisia fuliginosa* 9,2 3,7 13,0 - - - - - -

3 Arenga pinnata* 0,9 3,7 4,6 - - - - - -

4 Arisaema inclusum - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

5 Asplenium nidus* - - - 1,4 4,0 5,4 2,9 4,3 7,2

6 Begonia robusta* - - - - - - 0,6 4,3 4,8

7 Calamus heteroides 0,9 3,7 4,6 - - - 2,3 8,3 10,6

8 Calamus reinwardtii 7,3 3,7 11,0 5,5 4,0 9,5 5,5 4,0 9,5

9 Cestrum purpureum* 3,7 3,7 7,4 4,2 4,0 8,2 2,3 4,3 6,6

10 Commelina nudiflora* 11,1 3,7 15,0 - - - - - -

11 Commelina paludosa - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

12 Cyperus rotundus* - - - - - - 0,6 4,3 6,6

13 Cryptocarya ferrea 0,9 3,7 4,6 - - - - - -

14 Cyrtandra grandis 2,8 3,7 6,5 - - - 0,6 4,3 -

15 Cyrtandra oblonga - - - - - - 23,0 8,3 31,4

16 Cyrtandra picta* 31,4 3,7 35,0 24,6 4,0 29,0 16,7 8,3 25,0

17 Dichroa febrifuga * 1,8 3,7 5,5 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

18 Elaeagnus triflora* 0,9 3,7 4,6 - - - - - -

19 Elaeocarpus stipularis* - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

20 Elatostema srigosum* - - - 5,5 4,0 9,5 4,1 4,3 8,3

21 Euchresta horsfieldii* - - - - - - 0,6 4,3 4,8

22 Ficus hispida* 1,8 3,7 5,5 - - - - - -

23 Ficus obscura* 1,8 3,7 5,5 - - - - - -

24 Helicia serrata* 1,8 7,4 9,2 - - - - - -

25 Homalomena pendula* - - - - - - 0,6 4,3 4,8

26 Leea indica* 0,9 3,7 4,6 - - - - - -

27 Litsea noronhae - - - - - - 1,2 8,3 9,5

28 luvunga sarmentosa* - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

29 Macropanax dispermum 0,9 3,7 4,6 2,7 4,0 6,7 2,7 4,0 6,7

30 Musa acuminate* - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

31 Mycetia cauliflora* 1,8 3,7 5,5 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

32 Nephrolepis biserrata - - - 15,1 4,0 19,0 6,9 8,3 39,4

33 Ophiopogon caulescens - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

34 Ostodes paniculata* 1,8 3,7 5,5 - - - - - -

35 Pavetta Montana 1,8 3,7 5,5 - - - - - -

36 Peristrophe hyssopifolia - - - - - - 31,1 8,3 39,4

37 Piper aduncum* 0,9 3,7 4,6 - - - - - -

Page 59: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

45

Tabel 4.7 ( an utan…)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

38 Piper sarmentosum* - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

39 Plectocomia elongata * 2,8 3,7 6,5 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

40 Polygala venenosa* - - - 2,7 4,0 6,7 2,7 4,0 6,7

41 Pteris biaurita - - - 1,4 4,0 5,4 - - -

42 Rubus moluccanus* - - - - - - 2,9 4,3 7,2

43 Sanicula europhea 4,7 3,7 8,4 - - - - - -

44 Saurauia pendula* - - - - - - 0,6 4,3 4,8

45 Schismatoglottis calyptrata* - - - 13,7 8,0 22,0 2,9 4,3 4,8

46 Sloanea sigun - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4

47 Smilax macrocarpa* 3,7 7,4 11,0 - - - - - -

48 Zingiber infleksum* 2,8 3,7 6,5 6,9 8,0 15,0 6,9 8,0 14,9

Keterangan : * Jenis tumbuhan obat, - Jenis tidak terdapat di lokasi sampling

b) Analisis vegetasi tingkat pancang

Hutan Wornojiwo memiliki 28 jenis tumbuhan dengan 21 famili. Jenis

Ostodes paniculata merupakan jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar 19,2%

dan jenis Alstonia scholaris serta 9 jenis lainnya memiliki INP terendah yaitu

sebesar 3,7% (Tabel 4.8). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 20 jenis tumbuhan

obat dengan 16 famili. Jenis O. paniculata merupakan jenis tumbuhan obat

dengan INP tertinggi. Jenis tersebut memiliki peranan dan kontribusi yang besar

dalam penyusunan komunitasnya.

Komposisi vegetasi pancang di hutan Kompos memiliki 24 jenis dengan

14 famili yang didominasi oleh jenis Lasianthus rigidus dengan INP sebesar

17,3%. Sedangkan INP terendah dimiliki oleh Antidesma tetandrum dan 10 jenis

lainnya dengan INP 5,8% (Tabel 4.8). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 16 jenis

tumbuhan obat dengan 11 famili. L. rigidus merupakan jenis tumbuhan obat yang

mendominasi dalam komunitas tumbuhan didalamnya.

Hutan Jalan Akar memiliki 19 jenis dengan 17 famili yang didominasi

oleh jenis Calamus heteroides dengan INP tertinggi yaitu 33,2% dan Ardisia

fuliginosa serta 8 jenis lainnya memiliki INP terendah yaitu 7,0% (Tabel 4.8).

Page 60: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

46

Berdasarkan hasil analisis, terdapat 12 jenis tumbuhan obat dengan 11 famili.

Polyalthia subcordata merupakan jenis tumbuhan obat yang memiliki kontribusi

dan peranan yang besar dalam penyusunan tumbuhan di komunitasnya.

Tabel 4.8. Analisis vegetasi tingkat pancang di hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar

No Nama jenis

Wornojiwo Kompos Jalan Akar

KR

(%)

FR

(%)

INP

(%)

KR

(%)

FR

(%)

INP

(%)

KR

(%)

FR

(%)

INP

(%)

1 Alstonia scholaris* 0,9 2,8 3,7 - - - - - -

2 Altingia excels* 0,9 2,8 3,7 - - - - - -

3 Amomum coccineu* 14,2 2,8 17,0 - - - - - -

4 Antidesma tetandrum* - - - 1,9 3,8 5,8 2,2 4,9 7,0

5 Ardisia fuliginosa* - - - - - - - - -

6 Ardisia villosa* 2,7 5,7 8,3 - - - - - -

7 Arenga pinnata* 0,9 2,8 3,7 - - - - - -

8 Calamus heteroides - - - 5,8 3,8 9,6 28,3 0,2 33,1

9 Castanopsis argentea 2,7 2,8 5,5 1,9 3,8 5,8 2,2 4,9 7,0

10 Celtis cinnamomea* 2,7 2,8 5,5 - - - - - -

11 Cestrum purpureum* 11,5 2,8 14,4 - - - - - -

12 Cestrum purpureum* - - - 9,6 3,8 13,5 2,2 4,9 7,0

13 Cinamomum burmanii* - - - 1,9 3,8 5,8 - - -

14 Clerodendrum inerme* - - - - - - 6,5 4,9 11,4

15 Coffea robusta* - - - 1,9 3,8 5,8 - - -

16 Cyathea spinulosa 0,9 2,8 3,7 - - - 2,2 4,9 7,0

17 Cyathea spinulosa - - - - - - 2,2 4,9 7,0

18 Dendrocnide stimulans* - - - 7,7 3,8 11,5 - - -

19 Dichroa febrifuga* - - - 5,8 3,8 9,6 - - -

20 Elaeocarpus angustifolia - - - - - - 2,2 4,9 7,0

21 Ficus cuspidata 7,1 2,8 9,9 - - - - - -

22 Ficus ribes* - - - 1,9 3,8 5,8 - - -

23 Ficus ribes* - - - - - - 8,7 9,5 18,2

24 Flacaurtia rukam* 2,7 2,8 5,5 - - - 2,2 4,9 7,0

25 Helicia serrata* 3,5 5,7 9,2 - - - - - -

26 Lasianthus capitatus - - - 1,9 3,8 5,8 - - -

27 Lasianthus rigidus* - - - 9,6 7,7 17,3 - - -

28 Lasianthus stercoranius* 3,5 5,7 9,2 7,7 7,7 15,4 2,2 4,9 7,0

29 Leea indica* 0,9 2,8 3,7 - - - - - -

30 Litsea noronhae - - - - - - - - -

31 Lytocarpus indutus - - - 3,9 3,8 7,7 - - -

32 Lytocarpus palidus 2,7 2,8 5,5 - - - - - -

Page 61: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

47

Tabel 4.8 ( an utan…)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

33 Macropanax dispermum - - - 7,7 3,8 11,5 - - -

34 Magnolia lilifera 2,7 2,8 5,5 3,9 3,8 7,7 2,2 4,9 7,0

35 Mussaenda frondosa* 2,7 2,8 5,5 - - - - - -

36 Mycetia cauliflora* - - - 3,9 3,8 7,7 - - -

37 Ostodes paniculata* 10,6 8,6 19,2 5,8 3,8 9,6 4,4 4,9 9,2

38 Pavetta montana 0,9 2,8 3,7 1,9 3,8 5,8 - - -

39 Persea excelsa - - - - - - 2,2 4,9 7,0

40 Persea rimosa 3,5 2,8 6,4 3,9 3,8 7,7 - - -

41 Pinanga coronata* 4,4 5,7 10,1 1,9 3,8 5,8 - - -

42 Plectocomia elongata* 8,0 5,7 13,7 1,9 3,8 5,8 - - -

43 Polyalthia subcordata* 2,7 2,8 5,5 1,9 3,8 5,8 19,6 9,5 29,0

44 Rauvolfia javanica* 0,9 2,8 3,7 - - - - - -

45 Schima walichii* 2,7 2,8 5,5 - - - 2,2 4,9 7,0

46 Symplocos fasciculata* - - - 1,9 3,8 5,8 - - -

47 Symplocos spicata* 0,9 2,8 3,7 - - - - - -

48 Syzygium costatum* - - - - - - 2,2 4,9 7,0

49 Thea sinensis* - - - - - - 2,2 4,9 7,0

50 Toona sureni* - - - - - - 4,4 4,9 9,2

51 Travesia sundaica* - - - 3,9 3,8 7,7 - - -

52 Turpinia Montana* 0,9 2,8 3,7 - - - - - -

53 Turpinia sphaerocarpa 0,9 2,8 3,7 - - - - - -

Keterangan : * Jenis tumbuhan obat, - Jenis tidak terdapat di lokasi sampling

c) Analisis vegetasi tingkat tiang

Komposisi vegetasi tiang di hutan Wornojiwo terdiri dari 3 jenis tumbuhan

beasal dari 3 famili. Jenis Macropanax dispermum merupakan jenis dengan INP

tertinggi yaitu sebesar 150%. (Tabel 4.9). Hutan Jalan Akar terdiri dari 3 jenis

tumbuhan berasal dari 3 famili. Jenis Cestrum purpureum merupakan jenis

tumbuhan obat yang terdapat dalam vegetasinya (Tabel 4.9). Komposisi vegetasi

tiang di hutan Kompos terdiri dari 3 jenis tumbuhan berasal dari 3 famili. Jenis

Saurauia blumiana merupakan jenis tumbuhan obat dengan INP tertinggi yaitu

sebesar 126,66% (Tabel 4.9).

Page 62: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

48

Tabel 4.9. Analisis vegetasi tingkat tiang di hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar

No Nama jenis Wornojiwo Kompos Jalan Akar

KR

(%)

FR

(%)

DR

(%)

INP

(%)

KR

(%)

FR

(%)

DR

(%)

INP

(%)

KR

(%)

FR

(%)

DR

(%)

INP

(%)

1 Cestrum

purpureum*

25,0 24,8 24,8 74,6 33,3 33,3 33,3 100,0 - - - -

2 Dendrocnide

stimulans*

- - - - - - - - - - - -

3 Macropanax

dispermum

50,0 49,6 50,4 150,0 33,3 33,3 33,3 100,0 33,3 33,3 20,0 86,7

4 Ostodes

paniculata*

- - - - 33,3 33,3 33,3 100,0 - - - -

5 Saurauia

blumiana*

- - - - - - - - 33,3 33,3 60,0 126,7

6 Turpinia

sphaerocarpa

25,0 24,8 24,8 74,6 - - - - 33,3 33,3 20,0 86,7

Keterangan : * Jenis tumbuhan obat, - Jenis tidak terdapat di lokasi sampling

d) Analisis vegetasi tingkat pohon

Hutan Wornojiwo memiliki 9 jenis tumbuhan dengan 7 famili. Jenis

Macropanax dispermum merupakan jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar

64,8% dan jenis O. paniculata memiliki INP terendah yaitu sebesar 15,2% (Tabel

4.10). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 3 jenis tumbuhan obat dengan 3 famili.

Hutan Kompos memiliki 6 jenis tumbuhan dengan 5 famili. Jenis Elaeocarpus

angustifolia merupakan jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar 81,1% dan jenis

S. blumiana memiliki INP terendah yaitu sebesar 38,9% (Tabel 4.10). Hutan Jalan

Akar memiliki 10 jenis tumbuhan dengan 8 famili. Jenis S. walichii merupakan

jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar 73,0% dan jenis Elaeocarpus stipularis

memiliki INP terendah yaitu sebesar 17,9%. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 3

jenis tumbuhan obat dengan 3 famili dan S.walichii merupakan jenis tumbuhan

obat yang memegang peranan penting dalam penyusunantumbuhan komunitasnya

(Tabel 4.10).

Page 63: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

49

Tabel 4.10. Analisis vegetasi tingkat pohon di hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar

No

Nama jenis

Wornojiwo

Kompos

Jalan Akar

KR

(%)

FR

(%)

DR

(%)

INP

(%)

KR

(%)

FR

(%)

DR

(%)

INP

(%)

KR

(%)

FR

(%)

DR

(%)

INP

(%)

1 Castanopsis

argentea 6,3 7,6 36,8 50,7 - - - - 25,0 18,6 8,4 52,0

2 Castanopsis

javanica 6,3 7,6 17,9 31,8 - - - - - - - -

3 Castanopsis

tunggurut - - - - - - - - 8,3 9,0 4,5 21,8

4 Elaeocarpus

angustifolia - - - - 16,7 16,7 23,4 56,7 8,3 9,0 3,5 20,8

5 Elaeocarpus

stipularis* - - - - - - - - 8,3 9,0 0,5 17,9

6 Ficus

heteropilus - - - - - - - - 8,3 9,0 5,9 23,3

7 Helicia

serrata* 6,3 7,6 9,1 23,0 - - - - - - - -

8 Macropanax

dispermum 37,5 23,1 4,2 64,8 - - - - 8,3 9,0 3,5 20,8

9 Magnolia

montana 6,3 7,6 2,0 15,8 - - - - - - - -

10 Ostodes

paniculata* 6,3 7,6 1,3 15,2 16,7 16,7 7,8 41,1 - - - -

11 Persea

excelsa - - - - - - - - 8,3 9,0 12,8 30,2

12 Persea

rimosa 6,3 7,6 13,0 26,9 - - - - - - - -

13 Saurauia

blumiana* - - - - 16,7 16,7 5,6 38,9 - - - -

14 Saurauia

pendula* - - - - 16,7 16,7 8,9 42,2 - - - -

15 Schima

walichii* - - - - - - - - 8,3 9,0 55,7 73,0

16 Sloanea

sigun - - - - - - - - 8,3 9,0 3,5 20,8

17 Symplocos

fasciculata* - - - - - - - - 8,3 9,0 2,0 19,3

18 Toona

sureni* - - - - 16,7 16,7 6,7 40,0 - - - -

19 Turpinia

Montana* 6,3 7,6 15,6 29,5 - - - - - - - -

20 Turpinia

sphaerocarpa 18,8 23,1 0,1 42,0 - - - - - - - -

Keterangan : * Jenis tumbuhan obat, - Jenis tidak terdapat di lokasi sampling

Page 64: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

50

4.3 Perbandingan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Hutan

TNGGP dan di Hutan Terfragmentasi KRC

Data-data yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa jenis

tumbuhan obat yang terdapat di hutan terfragmentasi KRC lebih beragam

dibanding pada lokasi sampling di hutan TNGGP. Namun jika dilihat berdasarkan

indek Shann n (H’) dan Margalef ( ’), nilai keragaman dan kekayaan eni di

hutan TNGGP lebih tinggi dibanding hutan terfragmentasi KRC (Tabel 4.19).

Tabel 4.11. Perbandingan keanekaragaman jenis tumbuhan obat

Parameter Hutan TNGGP Hutan terfragmentasi

KRC

Jumlah jenis tumbuhan

obat 45 jenis 59 jenis

Indek Shann n (H’)

Herba

Pancang

Tiang

Pohon

2,17

1,58

1,06

1,38

1,47

1,63

0,61

0,78

Indek Margalef ( ’)

Herba

Pancang

Tiang

Pohon

5,66

2,52

1,24

2,32

3,80

3,24

0,60

1,06

Jumlah jenis berdasarkan

habitus

Herba

Pancang

Tiang

Pohon

31 jenis

9 jenis

5 jenis

9 jenis

32

34

4

9

Ketinggian 1418-1623 mdpl 1374-1419 mdpl

Tingginya nilai keragaman dan kekayaan jenis di hutan TNGGP

disebabkan banyaknya jumlah individu dari setiap jenisnya. Banyaknya jumlah

jenis akan berpengaruh terhadap nilai keanekaragaman dan kekayaan jenisnya.

Kawasan hutan TNGGP merupakan hutan alami yang heterogen dengan struktur

yang kokoh, sehingga komunitas di dalamnya lebih stabil dan tidak mudah

terganggu dari lingkungan luar. Hal tersebut diduga yang menyebabkan

Page 65: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

51

banyaknya individu dari setiap jenis karena habitatnya yang minim gangguan

sehingga masyarakat tumbuhan dapat tumbuh dengan baik.

Jenis tumbuhan obat yang ada di hutan terfragmentasi KRC pada dasarnya

merupakan tumbuhan anggota komunitas tumbuhan hutan TNGGP. Fragmentasi

menyebabkan hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar terpisah dari kawasan

taman nasional. Hutan terfragmentasi KRC merupakan petak sisa hutan Gunung

Gede Pangrango yang terpisah karena adanya aktivitas manusia untuk berbagai

peruntukkan. Kawasan daerah hutannya rentan sekali mendapat gangguan dari

luar dan menyebabkan komunitas didalamnya tidak pernah betul-betul stabil.

Selalu terjadi siklus alamiah yang setiap kali berulang dalam suatu rentang waktu

tertentu. Demikian seterusnya proses pergantian ekologi ini berlangsung setiap

saat secara berkesinambungan. Selama proses perubahan ini berlangsung secara

alamiah tanpa intervensi manusia maka pergantian ekologi akan tetap terjadi

berulang-ulang sehingga pertumbuhan klimaks dapat tercapai. Hal tersebut diduga

yang menyebabkan besarnya keragaman jenis dan munculnya jenis-jenis

tumbuhan yang dominan. Serangkaian proses perubahan-perubahan yang terjadi

pada masyarakat tumbuh-tumbuhan sesuai dengan habitatnya dikenal dengan

suksesi (Pribadi, 2006).

Fragmentasi dapat berpengaruh pada kekayaan jenis, dinamika populasi,

dan keanekaragaman hayati ekosistem keseluruhan (Gunawan, dkk., 2009).

Tingginya keanekaragaman genetik pada hutan yang terfragmentasi di KRC

disebabkan karena adanya daerah tepian hutan yang terfragmentasi. Hal ini

dikarenakan daerah tepian hutan terfragmentasi merupakan titik pertemuan

Page 66: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

52

keadaan ekologi yang berbeda, dan biasanya faktor biotik dan abiotiknya akan

sangat mendukung untuk daya regenerasinya sehingga menyebabkan keragaman

jenis tumbuhan, khususnya tumbuhan obat.

Tumbuhan obat di alam sangat rentan terkikis keberadaanya. Lambannya

pengembangan budidaya tumbuhan obat menjadi salah satu penyebab terkikisnya

jenis tumbuhan obat. Belum disorotinya secara sungguh-sungguh nilai ekonomi

total dari hutan tropika Indonesia merupakan salah satu alasan upaya budidaya

tumbuhan obat hutan tropika belum banyak dilakukan. Permasalahan lain yang

masih dihadapi berkaitan dengan belum dikembangkannya tumbuhan obat antara

lain: (1) belum tersedianya sifat-sifat bioekologi jenis tumbuhan obat yang

merupakan dasar dari teknologi budidaya, (2) masih banyaknya jenis tumbuhan

obat yang belum diketahui cara pembudidayaannya, (3) belum terampilnya

sumberdaya manusia yang akan melakukan budidaya, dan (4) kurangnya dana

untuk pengembangan tumbuhan obat (Pusat Pengendalian Kerusakan

Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001).

Berdasarkan data tumbuhan obat yang terdapat di hutan TNGGP dan di

hutan terfragmentasi KRC, terdapat jenis tumbuhan obat yang tergolong langka.

Kriteria kelangkaan menurut IUCN (1978) dengan tingkat terkikis

(indeterminate). Jenis tersebut adalah Pule (Alstonia scholaris) (Pusat

Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas

Kehutanan IPB, 2001).

Pada saat ini, upaya konservasi tumbuhan obat dirasa masih dipandang

sebagai tanggung jawab sektor-sektor tertentu saja, belum berkembang sebagai

Page 67: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

53

bagian dari rasa tanggung jawab seluruh sektor yang terkait dengan sumberdaya

tumbuhan obat. Diharapkan terdapat kelembagaan yang secara khusus menangani

masalah pelestarian dan upaya konservasi tumbuhan obat untuk menjamin

kelestariannya.

Penelitian-penelitian terhadap tumbuhan obat mulai meningkat namun

masih cukup banyak pula yang belum terjangkau atau belum tuntas

penanganannya. Hal tersebut diduga karena masih lemahnya sistem pengelolaan

informasi ilmiah tumbuhan obat dan kurangnya koordinasi antara peneliti atau

instansi tertentu yang mengakibatkan hasil-hasil penelitian tentang tumbuhan obat

belum dapat dimanfaatkan secara efisien/berdayaguna terutama untuk upaya

konservasinya.

4.4 Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Lokal

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Desa Cimacan, sebagian

besar masyarakat yang masih memiliki pengetahuan dan menggunakan tumbuhan

obat adalah laki-laki, karena keseharian aktifitasnya yang masih sering

berinteraksi dengan tumbuhan, baik itu diladang maupun di hutan. Selain itu,

faktor usia juga memegang peranan penting dalam hal kekayaan intelektual

tentang pemanfaatan tumbuhan obat. Responden dengan usia diatas 60 tahun,

memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang penggunaan tumbuhan obat.

Masyarakat Desa Cimacan menggunakan tumbuhan obat sebanyak 162

jenis dari 68 famili yang berasal dari kebun, pekarangan rumah dan dari lahan-

lahan terbuka yang ditempati oleh tumbuhan liar. Berdasarkan familinya, jenis

Page 68: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

54

tumbuhan obat yang paling banyak digunakan masyarakat adalah dari famili

Asteraceae sebanyak 12 jenis, Solanaceae 10 jenis, Zingiberaceae 9 jenis,

Rubiaceae 8 jenis, Moraceae 6 jenis, Acanthaceae dan Lamiaceae berjumlah 5

Jenis, sedangkan famili lainya berjumlah kurang dari 5 jenis. Data jenis tumbuhan

obat yang dimanfaatkan masyarakat Desa Cimacan terdapat dalam Lampiran 6.

Tumbuhan obat dari famili Asteraceae merupakan tumbuhan yang banyak

digunakan digunakan oleh masyarakat. Famili Asteraceae merupakan takson

tumbuhan dengan keanekaragaman jenis yang cukup tinggi. Kelompok

tumbuhannya terdiri dari 1.100 genus dari 20.000 spesies. Famili Asteraceae

memiliki anggota terbesar kedua dalam kingdom plantae (Fahmi, dkk., 2012).

Jenis tumbuhan dari famili Asteraceae memiliki khasiat penyembuh luka, panas

dalam, serta hipertensi seperti Agerotum conizoides dan juga memiliki khasiat

sebagai aprodisiak, anti diuretik, dan penambah stamina seperti jenis Artemisia

vulgaris.

80%

20%

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

28%

24% 24%

8%

16% 0%

Usia

> 60 th

50 - 59 th

40 - 49 th

30 - 39 th

20 - 29 th

< 20 th

Gambar 4.4. Persentase jenis kelamin dan usia responden

Page 69: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

55

Tabel 4.12. Sepuluh tumbuhan obat yang banyak digunakan masyarakat lokal

No Nama lokal Nama jenis Famili Habitus Khasiat

1 Antanan Centella asiatica Apiaceae Herba Penguat daya ingat, hipertensi,

wasir, rematik, dan magh

2 Babadotan Ageratum

conyzoides

Asteraceae Herba Menghentikan pendarahan luka,

magh, panas dalam, sakit

tenggorokan

3 Cecenetan Physalis minima Solanaceae Pancang Obat sakit pinggang, diabetes,

ginjal,

4 Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae Herba Penghangat badan, penurun

demam, batuk, rematik, dan

keseleo

5 Jombang Sonchus arvensis Asteraceae Herba Obat kanker, luka dalam,

peluruh batu ginjal, magh,

hipertensi, sariawan

6 Katutungkul Polygala venenosa Polygalaceae Herba Obat diabetes, sakit pinggang,

batuk, dan memperlancar

peredaran darah

7 Kumis

kucing

Orthosiphon

aristatus

Lamiaceae Obat hipertensi, diabetes, magh

8 Lobak lilin Raphanus sativus Brasicaceae Herba Obat sakit kepala, demam,

masuk angin.

9 Lokatmala Artemisia vulgaris Asteraceae Herba Aprodisiak, stamina, pelancar

air seni, dan rematik

10 Seureuh Piper betle Piperaceae Herba Obat batuk, bau mulut, magh,

pengering luka dan obat mata

Anggota famili Asteraceae dapat tumbuh dengan baik di kawasan tropis

yang memiliki intensitas penyinaran matahari yang tinggi, karena matahari

merupakan sumber energi utama dalam membantu proses fotosintesis. Jenis-jenis

dari famili Asteraceae kebanyakan merupakan gulma, oleh karenanya banyak

ditemukan di lingkungan. Gulma dari famili Asteraceae memiliki banyak manfaat

baik sebagai tumbuhan obat, tanaman hias bagi pertamanan, dan sebagai sayuran

(Fahmi, dkk., 2012).

Jenis-jenis tumbuhan yang teridentifikasi dipercaya dapat menyembuhkan

berbagai penyakit seperti batuk, demam, hipertensi, batu ginjal, obat cacingan,

Page 70: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

56

hingga penyakit kejiwaan. Contohnya seperti Babadotan (Ageratum conizoides)

yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk menghentikan pendarahan luka,

dan Lokatmala (Artemisia vulgaris) yang digunakan untuk stamina dan pelancar

air seni. Jenis-jenis lain yang banyak digunakan adalah Antanan (Centella

asiatica) yang digunakan untuk hipertensi, rematik dan penguat daya ingat,

Seureuh (Piper betle) digunakan untuk obat batuk, bau badan, bau mulut, dan dari

famili Zingiberaceae seperti Jahe (Zingiber officinale) yang biasa digunakan untuk

menghangatkan badan, penurun demam, dan obat batuk.

4.4.1 Bagian yang dimanfaatkan

Masyarakat sekitar kawasan TNGGP memanfaatkan bahan obat yang

berasal dari dari biji, akar, batang, daun, pucuk daun, maupun seluruh bagian dari

tumbuhannya (Gambar 4.5). Bagian yang paling banyak digunakan oleh

masyarakat sekitar adalah daun, yakni sebesar 42% dari total jenis yang

dimanfaaatkan.

1,04% 3,14% 4,19%

5,23%

9,94%

41,88%

10,99%

1,04%

22,51% Biji

Akar

Umbi

Rimpang

Batang

Daun

Buah

Bunga

Campuran

Gambar 4.5. Persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan

masyarakat Desa Cimacan

Page 71: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

57

Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai

obat, yaitu sebanyak 749 jenis. Hal ini dikarenakan daun merupakan bagian yang

mudah diperoleh, dan mudah dibuat atau diramu sebagai obat dibanding bagian,

kulit, batang, ataupun akar (Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman

Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001).

Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat biasanya diambil

langsung dari alam seperti hutan, ladang, pinggir-pinggir jalan maupun dari

pekarangan rumah. Pengambilan ini biasanya hanya ketika ada anggota keluarga

yang menderita sakit. Menurut Roemantyo dan Ali (1994) dalam Yusro dkk.,

(2012), ada tiga kelompok masyarakat yang dibedakan berdasarkan intensitas

pemanfaatan tumbuhan obat yaitu pertama kelompok masyarakat asli yang hanya

menggunakan pengobatan tradisional. Kelompok kedua adalah kelompok

masyarakat yang menggunakan tumbuhan obat dalam skala keluarga, dan yang

ketiga kelompok industriawan obat tradisional. Masyarakat Desa Cimacan

termasuk kedalam kelompok masyarakat yang memanfaatkan tumbuhan obat

dalam skala keluarga.

4.4 Rekomendasi Tumbuhan Obat Potensial Budidaya

Pemanfaatan tumbuhan obat di Indonesia dirasa akan terus meningkat

mengingat kuatnya keterkaitan bangsa Indonesia terhadap tradisi kebudayaan

menggunakan obat tradisional seperti jamu. WHO menjelaskan, hampir 60%

populasi dunia menggunakan tumbuhan obat dan di beberapa negara secara luas

telah memasukkannya kedalam sistem kesehatan masyarakat (WHO, 2014).

Page 72: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

58

Kecenderungan masyarakat dunia akan kebutuhan pengobatan tradisional

dengan tumbuhan obat dirasa akan terus meningkat. Oleh karena itu pengadaan

untuk pemenuhan kebutuhan tersebut merupakan tantangan dimasa depan. Untuk

mengantisipasinya, perlu dikembangkan sentral sentral produksi tumbuhan obat

yang berdasarkan potensi masing-masing wilayah hutan alam dengan asas

pelestarian.

Hasil analisis terhadap data jenis tumbuhan yang digunakan masyarakat,

terdapat 27 jenis tumbuhan (16,6%) yang terdapat di TNGGP dan hutan

tefragmentasi KRC. Jenis-jenis tumbuhan obat yang memiliki beberapa khasiat

dari pengolahan bagian tumbuhannya perlu mendapatkan perhatian lebih. Hal

tersebut dapat dijadikan dasar untuk pemilihan tumbuhan potensial sebagai obat,

juga sebagai salah satu upaya pengembangan dimasyarakat agar keragamannya

tetap terjaga dan lestari.

Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar dalam memilih jenis-jenis

tumbuhan obat unggulan menjadi pioritas pengembangan. Kebutuhan yang tinggi

karena memiliki beberapa khasiat dari pengolahan bagian tumbuhannya, jenis

yang tergolong langka, sifatnya yang dapat menyembuhkan penyakit yang sulit

diobati seperti kangker, dan banyaknya jenis yang dijumpai di alam liar dijadikan

pertimbangan dalam upaya pembudidayaannya. Hal ini tentu perlu diimbangi

dengan adanya upaya pendampingan dan pembinaan terhadap masyarakat sekitar

tentang cara pengembangan tumbuhan obat.

Page 73: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

59

Tabel. 4.13. Sepuluh jenis tumbuhan obat potensi budidaya di hutan TNGGP dan hutan

terfragmentasi KRC

No Nama lokal Nama ilmiah Famili Manfaat

Bagian

yang

digunakan

Cara pengolahan

1 Lame Alstonia

scholaris Apocynaceae

Obat liver,

diabetes

Kulit

batang

Digodog, lalu

diminum airnya

2 Rendeu

badak

Cyrtandra

picta Gesneriaceae

Obat penurun

panas, step Daun

Daun ditumbuk, lalu

di balurkan ke kulit

3 Kijiwo

Euchresta

horsfieldii

Fabaceae

Obat penawar

bisa Akar

Dikunyah, airnya

ditelan dan

ampasnya di

balurkan ke luka

bekas gigitan

Aprodisiak Akar dan

daun

Direbus, air

rebusannya di

minum

Obat TBC Biji

Ditumbuk, lalu

diseduh dengan air

hangat

4 Gandasoli Hedychium

coronarium Zingiberaceae

Obat sesak

nafas Rimpang

Direbus, air

rebusannya di

minum

5 Poh'pohan Pilea

melastomoides Urticaceae

Obat kanker,

mual Daun Dilalap

6 Katutungkul Polygala

venenosa Polygalaceae

Obat sakit

pinggang,

memperlancar

peredaran

darah

Akar,

buah dan

daun

Digodog airnya

diminum

7 Hareeus Rubus

sundaicus Rosaceae

Obat

keputihan Daun

Direbus, airnya

digunakan untuk

membersihkan

daerah kewanitaan

8 Kileho

canting

Saurauia

pendula Sauraceae Obat tipus

Semua

bagian

Digodog, lalu

diminum airnya

9 Bubukuan

leutik

Strobilanthus

fifilfor Acanthaceae Obat ginjal Daun

Direbus, air

rebusannya di

minum

10 Tongtak

leutik

Zingiber

inflexum Zingiberaceae

Obat sesak

nafas Rimpang

Direbus, air

rebusannya di

minum

Pengembangan dapat dilakukan di dalam maupun luar habitat alaminya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan tumbuhan obat

diantaranya : (a) pembinaan dan pemitraan kepada masyarakat, (b) pengembangan

Page 74: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

60

kemitraan, (c) pengembangan kelembagaan dengan melibatkan semua stake

holder, dan (d) pelaksanaan budidaya tumbuhan obat (Pusat Pengendalian

Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB,

2001).

Pengetahuan masyarakat tentang penggunaan dan pemanfaatan tumbuhan

obat yang berasal dari nenek moyang harus terus dilestarikan. Pengaruh

modernisasi dan budaya luar banyak mengakibatkan pengetahuan tentang

pemanfaatan obat tradisional menjadi semakin tergerus, karena para orang tua

yang memiliki pengetahuan tentang penggunaan tumbuhan obat hanya

menyimpannya tanpa mewariskannya kepada generasi yang lebih muda. Oleh

karena itu, hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masyarakat tradisional

atau masyarakat lokal harus dilindungi, dikonservasi, dan didata dengan baik.

Masalah tersebut merupakan tantangan besar bagi kita untuk

mengembalikan pola fikir masyarakat untuk kembali bergantung kepada alam

(back to nature) dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam upaya

pelestariannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari

penggunaan obat-obatan modern yang memiliki bahaya dari bahan kimia, juga

untuk tetap menjaga pengetahuan masyarakat tentang penggunaan dan

pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bentuk kearifan lokal yang mesti dijaga dan

dilestarikan.

Page 75: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat 45 jenis

tumbuhan obat pada plot pengamatan di hutan TNGGP, dan 59 jenis di hutan

terfragmentasi KRC. Tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang dihitung

menggunakan indeks Shannon (H’) menunjukkan bahwa di hutan TNGGP dan

hutan terfragmentasi KRC tergolong sedang (1 ≤ H’ ≤ 3), karena rata-rata nilai

indeks masing-masing sebesar 1,54 dan 1,13. Tingkat kekayaan jenis yang

dihitung menggunakan indek Margalef ( ’) terg l ng rendah ( ’ < ,5) dengan

rata-rata nilai indeks masing-masing sebesar 2,93 dan 2,1. Masyarakat sekitar

TNGGP menggunakan sebanyak 162 jenis tumbuhan obat yang berasal dari

lingkungan sekitar tempat tingganyal. Daun merupakan bagian tumbuhan yang

paling banyak digunakan dengan persentase sebesar 42%.

5.2 Saran

Upaya konservasi dan pelestarian tumbuhan obat perlu terus ditingkatkan

dengan cara penciptaan hubungan kerjasama yang sinergis antara lembaga-

lembaga konservasi dengan masyarakat. Perlu ada upaya pendampingan dari

lembaga-lembaga konservasi seperti pengenalan jenis-jenis tumbuhan obat dan

sosialisasi untuk kegiatan budidayanya kepada masyarakat lokal agar lebih peduli

terhadap potensi serta kelestarian tumbuhan obat.

Page 76: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

62

DAFTAR PUSTAKA

Abdiyani, S. 2008. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Bawah Berkhasiat Obat di

Dataran Tinggi Dieng. Balai Penelitian Kehutanan Solo. (1):79-84.

Adi, SN. 2003. Teknik Pendugaan Potensi Tumbuhan Obat di Kebun Raya

Cibodas berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Sekitar di Desa Cimacan

dan Sindanglaya. Fakultas Kehutanan, Program Studi Konservasi

Sumberdaya Hutan IPB, Bogor.

Agung, S, dkk., 2009. Tanaman Obat Taman Usada Kebun Raya Bali. LIPI Press,

Bali.

Anggana, AF. 2011. Kajian Etnobotani Masyarakat di Sekitar Taman Nasional

Gunung Merapi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Asrianny, Marian, dan Oka. 2008. Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Liana

(Tumbuhan memanjat) pada Alam di Hutan Pendidikan Universitas

Hasanuddin. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Definisi Tanaman Obat.

http://www.Depkes.go.id. Diakses 2 September 2013, pukul 19.00 WIB.

Ecroyd, C.E., and Brockerhoff, E.G. 2005. Floristic Changes over 30 Years in

a Carterbury Plains Kanuka Forest Remnant and Comparison with

Adjacent Vegetation Types. New Zealand Journal of Ecology. 2005.

29(2):279-280.

Ernawati. 2009. Etnonotani Suku Melayu Daratan (Studi Kasus di Desa Aur

Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi

Riau). Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas

Kehutanan IPB, Bogor.

Fahrig, L. and A.A. Grez. 1996. effects of Habitat Fragmentation on Biodiversity.

Annual Reviews of Ecology and Systematic. 34: 487-490.

Gunawan, dkk., 2009. Fragmentasi Hutan Alam Lahan kering di Provinsi Jawa

Tengah. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. 1: 3.

Harada, dkk., 2002. Medicinal Plants of Mount Halimun National Park West Java

Indonesia. Biodiversity Conservation Project. Japan International

Coorporation agency (BCP-JICA).

Page 77: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

63

Hasanah, M dan Devi. 2006. Teknologi Pengelolaan Benih beberapa Tanaman

Obat di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 25 (2):69.

Hidayat, S dan Wahyuni. 2009. Seri Tumbuhan Obat berpotensi Hias. PT. Elex

Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Hidayat, S. 2006. Tumbuhan Obat Langka di Pulau Jawa: Populasi & Sebaran.

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI, Bogor.

Hidayat, S. 2011. Konservasi Ex-Situ Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor.

Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hembing. 2000. Ensiklopedia Milenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.

Prestasi Insan Indonesia, Jakarta.

Hendrian dan Julisasi. 1999. Koleksi Tumbuhan Obat Kebun Raya Bogor. UPT

Balai Pengembangan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan, Bogor.

IPNI (The International Plant Names Index). 2014. http://www.ipni.org. Diakses

pada 1 Januari 2014, pukul 20.00 WIB.

IUCN. 2014. http://www.iucnredlist.org. Diakses pada 5 Januari 2014, pukul

13.30 WIB.

Kebun Raya Cibodas-LIPI. http://www.krcibodas.lipi.go.id. Diakses 15 Maret

2014, pukul 14.00 WIB.

Kulkarni D.K, dkk., 2011. Phytochemical Studies of The Genus Zingiberaceae

from Family Zingiberaceae. Department of Botany, Vivekanand College,

Kolhapur, India. 2 (2):648-649.

Ma’mun. 2006. Karakteristik beberapa Minyak Atsiri Famili Zingiberaceae dalam

Perdagangan. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 17(2):91-98.

Mutaqien, dkk., 2010. Penyebaran Tumbuhan Asing di Hutan Wornojiwo Kebun

Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. UPT Balai Konservasi Kebun Raya

Cibodas-LIPI. (1):550-553.

Noerdjito dan Maryanto. 2007. Jenis-jenis Hayati Dilindungi Perundang-

undangan Indonesia. LIPI Press, Bogor.

Odum, E.P. 1998. Dasar-dasar Ekologi (Terjemahan). Edisi III. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Page 78: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

64

Pribadi, ER. 2009. Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat Indonesia serta Arah

dan Pengembangannya. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.

Bogor. 8 (1):52-64.

Pribadi, T. 2006. Keanekaragaman Vegetasi pada Areal Hutan Sekunder Bukit

Mandi Angin, Banjar, Kalimantan Selatan. Fakultas Pertanian Universitas

PGRI Palang Karaya, Palang Karaya.

PT. Eisai Indonesia. 1995. Indeks Tumbuhan Obat di Indonesia (edisi kedua).

PT.Eisai Indonesia, Jakarta

Purba, EFB. 2009. Studi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Pakan Bekantan

(Nasalis larvatus) di Taman Nasional Tanjung Putting Kalimantan

Tengah. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Purnawan, BI. 2006. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Taman

Nasional Gunung Gede pangrango. Departemen Konservasi Sumberdaya

Hutan dan ekowisata Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas

Kehutanan IPB. 2001. Rancangan Strategi Konservasi Tumbuhan Obat

Indonesia. Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati

BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Putri, FSA. 2008. Strategi Pemasaran Obat Tradisional pada Taman Syifa di Kota

Bogor Jawa Barat. Fakutas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rosita, S.M.D., dkk., 2007. Penggalian IPTEK Etnomedisin di Gunung Gede

Pangrango. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor. XVIII

(1):13-14.

Santhyami dan Sulistyawati, 2007. Etnobotani Tumbuhan Obat oleh Masyarakat

Adat Kampung Dukuh, Garut, Jawa Barat. School of Life Science &

Technology, Bandung Institute of Technology. 1: 2.

Sastroamidjojo S. 1997. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat, Jakarta.

Soedibyo, M. 1998. Alam Sumber Kesehatan, Manfaat dan Kegunaan. Balai

Pustaka, Jakarta.

Sutarno, H & Atmowidjojo. S. 2000. Potensi dan Cara Pemanfaatan Bahan

Tanaman Obat. Yayasan Prosea Indonesia, Bogor.

Page 79: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

65

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (National Park), 2014. Tentang

TNGGP. www.gedepangrango.org/tentang -tnggp. Diakses 15 Maret

2014, pukul 14.00 WIB.

The Plant List. 2014. http://www.theplantlist.org. Diakses pada 2 Januari 2014,

pukul 21.00 WIB.

USGS, 2014. Earth Explorer. http.//earthexplorer.usgs.gov/. Diakses 1 Mei 2014,

pukul 13.30 WIB.

Van Steeenis, C.G.G.J. 1972. Mountain Flora of Java. Leiden: Brill.

WHO, 2014. Biodiversity and Health. http.//www.who.int/en/. Diakses 01 Apil

2014, Pukul 20.00 WIB.

Wihermanto. 2002. Inventarisasi Tumbuhan Terancam Kepunahan di Zona Sub

Montana dan Montana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa

Barat. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi

Universitas Pakuan, Bogor.

Wijayanti, P. 2010. Budidaya Tanaman Obat Rosella Merah (Hibiscus

sabdariffal.) dan Pemanfaatan Senyawa Metabolis Sekundernya di PT.

Temu Kencono, Semarang. Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis

Agrofarmaka Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Yuzammi. Dkk., 2009. Ensiklopedia Flora. PT. Kharisma Ilmu, Bogor.

Page 80: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

66

LAMPIRAN

No Lokasi Intensitas

cahaya Suhu Kelembaban

pH

&

kelembaban

tanah

Ketinggian

(m dpl) Koordinat

1

Wornojiwo

7 22,6° C 41% 6,8% & 60% 1374 S 06°44'29.8"

E 107°00'37.8" Plot 2

(10.30)

2

Kompos

75 23,7° C 36% 6,2% & 80% 1344 S 06°44'22.2"

E 107°00'28.5" Plot 2

(10.30)

3

Jalan Akar

73 24,9° C 27% 6,2% & 70% 1419 S 06°44'32.4"

E 107°00'20.1" Plot 2

(10.30)

4

TNGGP

139 21,4° C 40% 6,2% & 72% 1451 S 06°44'28.8"

E 107°00'06.2"

Plot 2

1400

(10.30)

5

TNGGP

7 23,8° C 34% 6,0% & 70% 1529 S 06°44'44.6"

E 106°59'51.9"

Plot 2

1500

(12.30)

6

TNGGP

1 21,8° C 30% 6,0% & 70% 1623 S 06°44'59.8"

E 106°59'21.3"

Plot 2

1600

(14.30)

Lampiran 1. Data fisik lokasi penelitian

Page 81: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

67

No Nama Jenis kelamin Usia Pendidikan Status Pekerjaan

1 Abu Iti Perempuan 78 SD Menikah Paraji

2 Bah Otong laki-laki 75 SD Menikah Tani

3 Beben laki-laki 27 SMA Belum Menikah Wiraswasta

4 Dedi laki-laki 29 SMA Menikah Wiraswasta

5 Ibu Cucu Perempuan 41 SMP Menikah IRT

6 Ibu Elih Perempuan 35 SD Menikah Wiraswasta

7 Ibu Heryati Perempuan 45 S2 Menikah PNS

8 M. Abdurahman laki-laki 20 SD Belum Menikah Pegawai Swasta

9 Ma Aan Perempuan 48 SD Menikah Wiraswasta

10 Pak Ajun laki-laki 55 SD Menikah Pensiunan KRC

11 Pak Asik laki-laki 84 SD Menikah Tani

12 Pak Aziz laki-laki 33 SMP Menikah Pegawai Swasta

13 Pak Edi laki-laki 43 STM Menikah Pengamat lingkungan

14 Pak Jaelani laki-laki 46 SMA Menikah Wiraswasta

15 Pak Jaya laki-laki 65 SD Menikah Tani

16 Pak Kosim laki-laki 60 SD Menikah Pensiunan KRC

17 Pak Mahmudin laki-laki 42 S1 Menikah PNS KRC

18 Pak Maman laki-laki 50 SD Menikah Tani

19 Pak Rustandi laki-laki 50 SMA Menikah PNS

20 Pak Sirodjudin laki-laki 57 SD Menikah Tani

21 Pak Slamet laki-laki 67 SD Menikah Pensiunan KRC

22 Pak Sofyan laki-laki 57 SD Menikah Pensiunan TNGGP

23 Pak Sutiana laki-laki 54 SMA Menikah PNS KRC

24 Pak Ujar laki-laki 64 SMP Menikah Pensiunan TNGGP

25 Ulih laki-laki 25 SMA Belum Menikah Wiraswasta

Lampiran 2. Data responden Desa Cimacan

Page 82: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

68

Nama : Jenis Kelamin : Usia:

Pendidikan : Pekerjaan : Status:

Pertanyaan :

1. Dalam satu minggu berapa kali masuk ke hutan ?

a. satu kali b. dua kali c. tiga kali d. setiap hari e. lainnya…..

2. Apa yang saudara lakukan ?

a. bertani b. berburu c. mengambil kayu bakar

d. mengambil tumbuhan e. lainnya…

3. Jenis tumbuhan apa saja yang diambil dari hutan ?

a.

b.

c.

4. Apa nama tumbuhan yang sering dimanfaatkan ?

No Nama lokal Kegunaan

1

2

3

5. Dari mana tumbuhan tersebut diambil ?

a. hutan b. ladang c.pekarangan rumah d. lainnya

6. Bagian apa yang sering digunakan dan bagaimana pengolahannya ?

No Nama tumbuhan Bagian yang

digunakan Cara pengolahannya

1

2

3

7. Apakah saudara menanam tumbuhan tersebut dirumah

a. ya b. tidak

8. Bagaimana sumber pengetahuan tersebut didapat ?

a. sendiri b. sekolah c. orang tua d. lainnya…

Lampiran 3. Kuisioner pemanfaatan tumbuhan obat Desa Cimacan

Page 83: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

69

No Nama lokal Nama jenis Famili Manfaat

1 Rasamala Altingia excelsa Hammamelidaceae Tonikum

2 Tepus Amomum coccineum Zingiberaceae Obat sesak nafas, batuk,

pereda demam

3 Kiajag Ardisia fuliginosa Myrsinaceae Obat panu, koreng

4 Kiracun Ardisia villosa Myrsinaceae Meracuni anjing

5 Paku batu Athryium puncticaule Woodsiaceae Obat disentri

6 Tali said

leutik Commelina obligua Commelinaceae

Obat bengkak, bisul, dan

gigitan serangga

7 Congkok Curculigo capitulata Hypoxidaceae Membersihkan tubuh yang

kotor dan berdaki

8 Rendeu

badag Cyrtandra picta Gesneriaceae Obat pereda demam, bengkak

9 Ramoklia Elatostema negrescens Urticaceae Obat peredam panas

10 Kijiwo Euchresta horsfieldii Fabaceae Gigitan ular, penawar ular,

TBC, aprodisiak

11 Kisireum Eugenia lineata Myrtaceae Demam

12 Walen Ficus ribes Moraceae Obat diare, malaria, pelancar

ASI

13 Hamerang Ficus toxicaria Moraceae Kencing nanah

14 Rukem Flacaurtia rukam Flacourtiaceae Obat luka, sakit telinga

15 Kienteh Gordonia excelsa Theaceae Astringen

16 Gandasoli Hedychium coronarium Zingiberaceae Obat cacing, biduran, demam,

panas dalam, masuk angin

17 Kikopi leutik Hyphobathrum frutescens Rubiaceae Obat rematik, cacar, sakit

perut

18 Pulus Laportea stimulans Urticaceae Obat batuk

19 Huru batu Litsea cassiaefolia Lauraceae Obat kudis, bisul

20 Manggong Macaranga rhizinoides Euphorbiaceae Obat batuk, disentri, dan

demam

21 Kingkilaban Mussaenda frondosa Rubiaceae Obat cuci mata

22 Kokopian Mycetia cauliflora Rubiaceae Obat gatal

Lampiran 4. Data Tumbuhan Obat hutan TNGGP

Page 84: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

70

1 2 3 4 5

23 Muncang

cina Ostodes paniculata Euphorbiaceae Obat pencahar

24 Cangkuang Pandanus furcatus Pandanaceae Obat batuk, tonik stelah

melahirkan

25 Konyal Passiflora suberosa Passifloraceae Obat penambah stamina

26 Anggrek

tanah Phaeus flavus Orchidaceae penyakit kelamin

27 Pohpohan Pilea melastomoides Urticaceae Obat sari rapet, keputihan, anti

kangker

28 Bingbin Pinanga coronata Arecaceae Disentri, stamina

29 Seureuh Piper aduncum Piperacea Obat batuk, penyakit gigi

30 Sirih Piper sarmentosum Piperaceae Obat batuk, asma, penyakit gigi

31 Haruman Pithecellobium clypearia Fabaceae Obat kudis

32 Rotan Badak Plectocomia elongata Arecaceae Obat batuk

33 Hareeus Rubus moluccanus Rosaceae Obat sariawan

34 Hareeus Rubus sunndaicus Rosaceae Obat keputihan, sariawan

35 Kileho badak Saurauia blumiana Sauraceae Obat tipus

36 Kileho

canting Saurauia pendula Sauraceae Obat tipus

37 Puspa Schima walichii Theaceae Obat otitis, Sengatan ikan

38 Taleus

leuweung

Schismatoglottis

calyptrata Arecaae Obat memar

39 Bubukuan

leutik Strobilanthus fifilfor Acanthaceae Obat ginjal

40 Jirak leutik Symplocos odoratissima Symplocaceae Obat sariawan

41 Areuy

kibarera Tetrastigma dichotomum Vitacae Obat mata, obat batuk

42 Suren Toona sureni Meliaceae Obat diare, disentri, demam,

radang ginjal, lambung, usus

43 Panggang

cucuk Travesia sundaica Araliaceae Obat mual

44 Hamirung Vernonia arboria Asteraceae Obat sariawan

45 Nangsi Villebrunea rubescens Urticaceae Obat cuci mata

Lampiran 4 (Lanjutan…)

Page 85: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

71

No Nama lokal Nama jenis Famili Manfaat

1 Laza goah Alpinia malaccensis Zingiberaceae Obat kuat, sakit tenggorokkan,

bisul, luka

2 Lame Alstonia scholaris Apocinaceae Obat Kuat

3 Rasamala Altingia excelsa Hammamelidaceae Tonikum

4 Tepus Amomum coccineum Zingiberaceae Obat sesak nafas, Batuk, Pereda

demam

5 Huni peucang Antidesma tetandrum Euphorbiaceae Gatal

6 Kiajag Ardisia fuliginosa Myrsinaceae Obat panu, koreng

7 Kiracun Ardisia villosa Myrsinaceae Meracuni anjing

8 Aren Arenga pinnata Arecaceae Batu ginjal, cacar air, haid tdk

teratur, sembelit, sariawan

9 Paku sarang

burung Asplenium nidus Apleniaceae Obat demam

10 Hariang

bereum Begonia robusta Begoniaceae

Penurun demam, panas dalam,

penghilang haus

11 Kitamiang Celtis cinnamomea Ulmaceae Peluruh kentut

12 Kembang

dayang Cestrum purpureum Solanaceae Obat gatal

13 Kayu manis Cinamomum

burmanii Lauraceae

Obat perut kembung, rematik,

batuk, sakit kepala dan radang

lambung

14 Pagoda Clerodendrum

inerme Verbenaceae

Obat kejang perut, penawar

racun

15 Kopi Coffea robusta Rubiaceae

Obat kejang perut, hipotensi,

radang ginjal, kolera, diare,

disentri

16 Tali Said Commelina nudiflora Commelinaceae Obat patah tulang, demam, luka

17 Teki Cyperus rotundus Cyperaceae Obat keputihan dan diuretik

18 Rendeu badag Cyrtandra picta Gesneriaceae Obat pereda demam, bengkak

19 Pulus

jalatrong

Dendrocnide

stimulans Urticaceae Obat bisul

20 Gigil Dichroa febrifuga Hydrangeaceae Obat panas

21 kakaduan Elaeagnus triflora Elaegnaceae Obat sarirapet

22 Medang/janitri Elaeocarpus

stipularis Elaeocarpaceae Obat luka

23

Elatostema srigosum Urticaceae Obat batuk, bisul, dan patah

tulang

24 Kijiwo Euchresta horsfieldii Fabaceae Obat gigitan ular, penawar ular,

TBC, aprodisiak

25 Benying Ficus hispida Moraceae Obat luka bakar

26 Ara

saberenteh Ficus obscura Moraceae Obat pegalinu

Lampiran 5. Data tumbuhan obat hutan terfragmentasi KRC

Page 86: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

72

1 2 3 4 5

27 Walen Ficus ribes Moraceae Obat diare, malaria,

pelancar ASI

28 Rukem Flacaurtia rukam Flacourtiaceae Obat luka, sakit telinga

29 Sipur bareubeuy Helicia serrata Proteaceae Obat sakit gigi, bibir

bengkak

30 Hariang Homalomena pendula Arecaceae Tonik, obat demam

31 Kahitutan Lasianthus rigidus Rubiaceae Obat kembung

32 Kahitutan Lasianthus stercoranius Rubiaceae Obat kembung

33 Sulangkar Leea indica Leeaceae Luka bakar

34 Kijeruk areuy luvunga sarmentosa Rutacae Obat rematik, sakit gigi

35 Cau pele Musa acuminata Musaceae Menghentiksn

pendarahan

36 Kingkilaban Mussaenda frondosa Rubiaceae Obat cuci mata

37 Kokopian Mycetia cauliflora Rubiaceae Obat gatal

38 Muncang cina Ostodes paniculata Euphorbiaceae Obat pencahar

39 Bingbin Pinanga coronata Arecaceae Disentri, stamina

40 Seureuh Piper aduncum Piperacea Obat batuk, penyakit gigi

41 Sirih Piper sarmentosum Piperacea Obat batuk, asma,

penyakit gigi

42 Rotan Badak Plectocomia elongata Arecaceae Obat batuk

43 Kicantung Polyalthia subcordata Annonaceae Obat diabetes

44 Katutungkul Polygala venenosa Polygalaceae Penangkal racun

45 Lame Rauvolfia javanica Apocynaceae Obat kuat

46 Hareeus Rubus moluccanus Rosaceae Obat sariawan

47 Kileho badak Saurauia blumiana Sauraceae Obat tipus

48 Kileho canting Saurauia pendula Sauraceae Obat tipus

49 Puspa Schima walichii Theaceae Obat otitis, sengatan ikan

50 Taleus leuweung Schismatoglottis

calyptrata Araceae Obat memar

51 Canar Smilax macrocarpa Smilaceae Obat sifilis, luka bakar

52 Jirak sasak Symplocos fasciculata Symplocaceae Disentri

Lampiran 4 (Lanjutan…)

Lampiran 4 (Lanjutan…)

Lampiran 5 (Lanjutan…)

Page 87: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

73

1 2 3 4 5

53 Jirak Symplocos spicata Symplocaceae Obat penyakit empedu,

obat gila (sumatra)

54 Jambuan Syzygium costatum Myrtaceae Obat diare

55 Tea Thea sinensis Theacea Obat sakit kepala

56 Suren Toona sureni Meliaceae

Obat diare, disentri,

demam, radang ginjal, r.

lambung, dan r. usus

57 Panggang cucuk Travesia sundaica Araliaceae Obat mual

58 Kibancet/karas

tulang Turpinia montana Staphyleaceae Tonik

59 Tongtak leutik Zingiber infleksum Zingiberaceae Obat sesak nafas

Lampiran 5 (Lanjutan…)

Page 88: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

74

No Nama lokal Nama jenis Famili Manfaat Bagian yang

digunakan Cara pengolahan

1 Akar wangi Polygala paniculata Polygalaceae Obat eksim, kudis, obat luka Daun, akar Ditumbuk, dibalurkan ke luka atau

bagian yang sakit

2 Alpukat Persea Americana Lauraceae Obat ginjal Daun muda/pucuk Pucuk muda direbus, airnya

diminum

3 Amperu lemah Scutellaria javanica Lamiaceae Obat sakit pinggang,

diabetes Daun Dikeringan dan digodog

4 Antanan/pegagan Centella asiatica Apiaceae

Obat darah tinggi, wasir,

rematik, penguat daya ingat,

cacingan

Semua bagian Dijadikan lalapan

Antanan/pegagan Centella asiatica Apiaceae Obat hipertensi, magh Daun

Dikeringkan, dihaluskan, diseduh

dan disaring (semakin pahit

semakin bagus)

5 Apel hijau Malus domestica Rosaceae Obat hipertensi Buah Direbus, lalu dimakan buahnya

6 Asem Tamarindus indica Caesalpiniaceae Obat panas dalam Buah Dibuat rjak, dan dimakan setiap

pagi

7 Babadotan Ageratum conyzoides Asteraceae Menghentikan pendarahan

(luka) Semua bagian Ditumbuk untuk luka luar

Babadotan Ageratum conyzoides Asteraceae Obat magh Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

Babadotan Ageratum conyzoides Asteraceae

Obat panas dalam, sakit

tenggorokan Buah Langsung dimakan

8 Babakoan Eupatorium sordidum Asteraceae Obat luka berdarah Daun Daun ditumbuk lalu ditempelkan ke

luka

Lampiran 6. Penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat lokal (Desa Cimacan)

Page 89: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

75

1 2 3 4 5 6 7

9 Baluntas Pluchea indica Asteraceae Obat bau badan Semua bagian Dilalap

10 Bambu kuning

tebal Bambusa vulgaris Cyperaceae Obat batuk batang Batang di belah, airnya diminum

11 Bawang beureum Allium ascalonicum Amaryllidaceae Obat panas Umbi Langsung dimakan/dibalurkan ke

badan

12 Belimbing Averhoa bilimbi Oxalidaceae Obat hipertensi Buah langsung dimakan

13 Bijangut Mentha arvensis Lamiaceae Obat batuk, sesak

nafas,diare Semua bagian Digodog, lalu airnya diminum

14 Bisoro Ficus hispida Moraceae Obat mencret Batang Getah yang keluar dari batang

diminum

15 Bit Beta vulgaris Chenopodiaceae Melancarkan aliran darah Umbi Di rebus, lalu dimakan

16 Bobontengan Melothria leucocarpa Cucurbitaceae Obat hipertensi Buah Dimakan langsung

17 Bubukuan gede Strobilanthus blumai Acanthaceae Obat sakit pinggang Daun Direbus, air rebusannya di minum

18 Bubukuan

kembang bodas Strobilanthus infoluceratus Acanthaceae Obat ginjal Daun Direbus, air rebusannya di minum

19 Bubukuan leutik Strobilanthus fifilfor Acanthaceae Obat ginjal Daun Direbus, air rebusannya di minum

20 Bunga bangkai Amorphopalus

campamulatus Araceae Obat sakit encok Daun Daun digodog, lalu diminum airnya

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 90: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

76

1 2 3 4 5 6 7

21 Bunga knop Gomphrena globosa Amaranthaceae Obat penambah nafsu

makan Daun Digodog, lalu diminum airnya

22 Bungbrun Polygonum chinense Poligonaceae Obat anti ketombe Daun Daun ditumbuk lalu dibuat shampo

23 Buntiris/cocor

bebek Kalanchoe pinnata Crasulaceae

Obat demam, bisul, dan

memar Daun

Dihaluskan, lalu dibalurkan ke

dahi/bagian yang sakit

24 Cabe hijau Capsicum frutescens Solanaceae Obat panas Daun Ditumbuk, lalu dibalurkan ke badan

anak-anak

25 Calincing gede Oxalis tetraphylla Oxalidaceae Obat hipertensi Semua bagian Digodog, lalu airnya diminum

26 Canar Smilax macrocarpa Smilacaceae Obat sifilis Akar dan daun Digodog, lalu airnya diminum

27 Cariang Schismatoglottis calyptrata Araceae Obat memar Akar dan daun Ditumbuk lalu dibalurkan ke luka

28 Cecenetan Physalis minima Solanaceae Obat rematik Daun dan

batang Digodog, lalu diminum airnya

Cecenetan Physalis minima Solanaceae

Obat sakit pinggang,

diabetes Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

Cecenetan Physalis minima Solanaceae Obat ginjal Daun Digodog, lalu diminum airnya

29 Cidagori Sida acuta Malvaceae Obat asam urat Akar, kulit

batang

Dikeringkan lalu direbus, dan

diminum airnya

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 91: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

77

1 2 3 4 5 6 7

30 Congkok Curculigo capitulata Hypoxidaceae Obat pembersih tubuh Daun Daun di tumbuk, lalu digosokkan ke

badan

31 Dadap Erythrina subumrans Fabaceae Obat mata Daun Di tumbuk, airnya diteteskan ke mata

32 Daun burung Rhinacanthus nasutus Acanthaceae Obat kurap Akar, daun Digosokkan pada kulit yang terinfeksi

33 Dukuh Lansium domesticum Meliaceae Obat disentri batang, buah,

dan biji

Kulit batang buah dan biji di rebus,

airnya diminum

Dukuh Lansium domesticum Meliaceae Obat anti nyamuk Kulit batang Kulit batang dibakar

34 Enyoh kalo Strobilanthes crispus Acanthaceae Obat kencing manis Daun Direbus, lau diminm airnya

35 Eurih/alang-alang Imperata cylindrica Poaceae Obat sakit pinggang,

Panas dalam, Stamina Akar Digodog, lalu diminum airnya

Eurih/alang-alang Imperata cylindrica Poaceae Obat kuat, aprodisiak Akar Digodog, lalu diminum airnya

36 Gambas Sechium edule Cucurbitaceae Obat panas Buah

Buah diparut dan dicampur parutan

bawang merah, dikasih minyak kletik

lalu dibalurkan

Gambas Sechium edule Cucurbitaceae Obat panas Daun

Daun ditumbuk, lalu dibalurkan ke

badan anak-anak

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 92: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

78

1 2 3 4 5 6 7

37 Gambir Uncaria gambir Asclepiadaceae Obat penguat gigi,

sariawan, obat mulut Buah, biji Dikunyah langsung

38 Gandapura Gaultheria fragrantisima Ericaceae Obat Pegelinu Daun Daun di gerus, lalu dibalurkan

39 Gandapura bodas Gaultheria leucocarpa Ericaceae Obat flu Daun Daun direbus, air rebusannya diminum

40 Gandasoli Hedychium coronarium Zingiberaceae Obat sesak nafas Rimpang Direbus, air rebusannya di minum

41 Gelang Portulaca oleracea Portulacaceae Obat tambah darah Semua bagian Digodog dengan bayam kecil ( harus

dicuci bersih terlebih dahulu)

42 Geureung bodas Stephania venosa Menispermaceae Obat anti kangker Semua bagian Digodog, lalu airnya diminum

43 Hamperu lemah Scutellaria discolor Lamiaceae Obat diabetes, Reumatik,

sakit pinggang Daun

Dikeringkan, lalu digodog dan

diminum airnya

44 Hanjuang Cordyline fructicosa Agavaceae Obat batuk Daun Pucuk daun direbus

45 Hareeus Rubus sundaicus Rosaceae Obat keputihan Daun Direbus, airnya digunakan untuk

membersihkan daerah kewanitaan

46 Harendong bokor Medinilla speciosa Melastomataceae Obat batuk Buah Daun direbus, air rebusannya diminum

47 Harendong bulu Melastoma malabathricum Melastomataceae Obat borok, stamina Buah Buah ditumbuk, lalu di poko kan ke

luka. Langsung dimakan

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 93: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

79

1 2 3 4 5 6 7

48 Harendong koneng Medinilla verrucosa Melastomataceae Obat batuk kuning Daun Daun direbus, air rebusannya diminum

49 Harendong lalaki Melastoma stigerum Melastomataceae Obat koreng dan luka

bakar Daun

Daun ditumbuk, lalu dibalurkan ke

luka

50 Hareuga Bidens pilosa Asteraceae Influenza, sakit

tenggorokan, setelah nifas

Batang muda,

dan pucuk Dikukus, dan di lalap

51 Hariang Homalomena pendula Aracaceae Obat demam Batang Batang ditumbuk, lalu dibalurkan ke

dahi/langsung dimakan

52 Hariang beureum Begonia robusta Begoniaceae Obat panas dalam,

penghilang haus Batang Langsung dimakan

53 Hariang bodas Begonia isoptera Begoniaceae Obat panas

dalam,hipertensi Batang

Batang dirumbuk, dibalurkan ke dahu,

Batang ditumbuk, airnya disaring

diminum campur madu

54 Hariang tangkal Begonia bracteata Begoniaceae Obat demam/panas dingin Batang Batang ditumbuk, lalu dibalurkan ke

dahi/langsung dimakan

55 Haruman Pithecellobium clypearia Mimosaceae Obat kulit untuk binatang Daun Daun ditumbuk lalu digosokkan

kekulit binatang

56 Honje Nicolaia solaris Zingiberaceae Obat hipertensi, batuk Rimpang Digodog, lalu diminum airnya

Honje Nicolaia solaris Zingiberaceae Obat rematik, keseleo Rimpang

Diparut, lalu dipoko kan ke bagian

yang sakit

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 94: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

80

1 2 3 4 5 6 7

57 Jahe Zingiber officinale Zingiberaceae Obat panas, penghangat

badan Rimpang

Diparut, lalu dipoko kan k badan, di

seduh rimpangnya untuk penghangat

58 Jambu batu Psidium guajava Myrtaceae Obat disentri Daun Pucuk daun muda langsung dimakan

59 Jambu mete Anacardium occidentale Anacardiaceae Obat sakit kulit Daun Daun muda ditambah kapur dan jambu

air, lalu direbus

60 Jati Guazuma ulmifolia Sterculiaceae Obat hipertensi Daun Digodog, lalu diminum airnya

61 Jebug Sterculia urceolata Sterculiaceae Obat panas Umbi Dipotong lalu ditempel di kepala

62 Jewer kotok Coleus atropurpureus Lamiaceae Obat setelah nifas Daun

Daun di gerus, lalu tempelkan ke

bagian vagina wanita supaya cepat

normal

63 Jirak leutik Symplocos fasciculata Symplocaceae Obat keputihan Daun Daun ditumuk, di tempelkan ke bagian

kewanitaannya

64 Jombang Sonchus arvensis Asteraceae Obat kangker Umbi Dikeringkan, direbus dan dibuat

serbuk

Jombang Sonchus arvensis Asteraceae Obat luka dalam Daun Digodog, lalu diminum airnya

Jombang Sonchus arvensis Asteraceae

Obat magh, hipetensi, dan

peluruh batu ginjal, sakit

pinggang

Akar,daun Digodog, lalu diminum

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 95: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

81

1 2 3 4 5 6 7

65 Jonghe Emilia sonchifolia Asteraceae Obat sariawan Buah, daun Dijadikan lalapan

66 Kacang uci Phaseolus pubescens Papilionaceae Obat nyeri lambung Daun Daun direbus, air rebusannya diminum

67 Kadaka Asplenium nidus Polypodiaceae Obat tipus Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

Kadaka Asplenium nidus Polypodiaceae Obat sakit kepala Daun

Daun dicampur bawang putih

ditumbuk, lalu dibalurkan ke kepala

68 Kahitutan Lasianthus rigidus Rubiaceae Obat mules Daun Di tumbuk, airnya diminum

69 Kahitutan tangkal Lasianthus purpureus Rubiaceae Obat kembung masuk

angin Daun Digodog, airnya diminum

70 Kakaduan Payena sericea Sapotaceae Obat kencing manis,

darah tinggi kulit buah Digodog, lalu diminum airnya

71 Kareumbi Omalanthus populneus Euphorbiaceae Obat eksim basah Daun Daun di tumbuk, lalu dibalurkan ke

bagian yang sakit

72 Kasimukan Anotis hirsuta Rubiaceae Obat masuk angin, mules Daun Digodog, airnya diminum

Kasimukan Anotis hirsuta Rubiaceae Obat luka luar Daun Dilulurkan bagian luar

73 Katuk Sauropus androgynus Euphorbiaceae Obat sariawan, penambah

ASI Daun Digodog airnya diminum

74 Katutungkul Polygala venenosa Polygalaceae

Obat sakit pinggang,

memperlancar peredaran

darah

Akar, buah dan

daun Digodog airnya diminum

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 96: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

82

1 2 3 4 5 6 7

Katutungkul Polygala venenosa Polygalaceae Obat batuk Daun, Buah Direbus, air rebusan diminum

Katutungkul Polygala venenosa Polygalaceae Kencing manis Semua bagian Direbus, air rebusannya di minum

75 Keci beling Strobilanthes spec Pedaliaceae Obat batu ginjal Daun Direbus, lalu diminum airnya

76 Kelapa Cocos nucifera Arecaceae Obat hipertensi Buah Airnya langsung diminum

77 Kiajag Ardisia fuliginosa Myrsinaceae Obat koreng/kurap Daun Daun ditumbuk, lalu ditempelkan ke

kulit

78 Kicemang beurit Embelia ribes Myrsinaceae Obat sariawan Batang Getah yang keluar dari batang

diteteskan ke bagian yang sakit

79 Kicemang gede Embelia virgata Myrsinaceae Obat Hipertensi Daun Daun ditumbuk, disaring airnya lalu

diminum

80 Kihamplas Ficus obscura Moraceae Obat pegal linu Akar dan daun Direbus, lalu diminum airnya

81 Kijiwo Euchresta horsfieldii Fabaceae Obat penawar bisa Akar

Dikunyah, airnya ditelan dan

ampasnya di balurkan ke luka bekas

gigitan

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 97: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

83

1 2 3 4 5 6 7

Kijiwo Euchresta horsfieldii Fabaceae Aprodisiak Akar dan daun Direbus, air rebusannya di minum

Kijiwo Euchresta horsfieldii Fabaceae Obat TBC Biji

Ditumbuk, lalu diseduh dengan air

hangat

82 Kijogo Cestrum aurantiacum Solanaceae Obat gatal Daun Daun dipetik langsung digosokkan

83 Kijogo beureum Cestrum elegans Solanaceae Obat gatal Daun Daun dipetik langsung digosokkan

84 Kileho badak Saurauia blumiana Sauraceae Obat tipus Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

84 Kileho badak Saurauia blumiana Sauraceae Obat tipus Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

85 Kileho canting Saurauia pendula Sauraceae Obat tipus Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

86 Kilemo Litsea cubeba Lauraceae Obat bau badan, Masuk

angin Daun Direbus, lalu diminum airnya

87 Kingkilaban Mussaenda frondosa Rubiaceae Obat bisul Buah Dikeringkan lalu ditumbuk, dicampur

minyak kelapa asli terus dibalurkan

88 Kirinjuh Eupatorium inulifolium Asteraceae Obat luka, batuk Daun

Daun ditumbuk, lalu dibalurkan ke

luka, direbus dan diminum airnya

untuk batuk

89 Kisambang Aerva sanguinolenta Amaranthaceae Obat pencahar kencing Daun Direbus, lau diminm airnya

90 Kitambaga Syzygium antisepticum Myrtaceae Obat antiseptik Daun Daun ditumbuk, lalu ditempelkan ke

luka

91 Kiurat Plantago major Plantaginaceae Obat asam urat, bisul Semua bagian Direbus, dan dilalap

Kiurat Plantago major Plantaginaceae Rematik Daun Digodog, lalu diminum airnya

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 98: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

84

1 2 3 4 5 6 7

92 Kondang Ficus variegata Moraceae Obat sakit perut Buah, daun muda langsung dimakan

93 Kondang benying Ficus fistulosa Moraceae Obat diare Daun Daun muda dimakan langsung

94 Koneng temen Curcuma xanthoriza Zingiberaceae Obat mual Rimpang Diparut, digodog lalu dikasih gula

merah sedikit

95 Konyal Passiflora suberosa Passifloraceae Obat melancarkan

kencing, stamina Batang Dipotong , lalu airnya diminum

96 Kopi Coffea sp. Rubiaceae Obat diabetes Daun Digodog, airnya diminum

Kopi Coffea sp. Rubiaceae Obat luka luar Daun

Pucuk daun ditumbuk, lalu

ditempelkan ke luka, atau dikeringkan

lalu dibuat serbuk

97 Koreh kotok Bryonopsis laciniosa Cucurbitaceae Obat kencing manis Daun Direbus, lalu diminum airnya

98 Kremek/tolod Alternanthera sessilis Amaranthaceae Obat mencret Daun Direbus, lalu diminum airnya

99 Kucai Allium odorum Amaryllidaceae Obat pegal linu Rimpang Di buat sayur, atau direbus

100 Kucubung Datura fastuosa Solanaceae Obat kencing manis Daun Direbus, lalu diminum airnya

Kucubung Datura fastuosa Solanaceae Obat sakit mata Bunga Embun dipagi hari diteteskan ke mata

nya

Kucubung Datura fastuosa Solanaceae Obat mata Bunga Air dalam bunga dibilaskan ke mata

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 99: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

85

1 2 3 4 5 6 7

101 Kumis kucing Orthosiphon aristatus Lamiaceae Obat hipertensi, diabetes,

dan magh Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

102 Lame Alstonia scholaris Apocynaceae Obat liver, diabetes Kulit batang Digodog, lalu diminum airnya

103 laza goah Alpinia malaccensis Zingiberaceae Obat sakit pinggang Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

104 Lidah buaya Aloe vera Asphodelaceae Obat penyubur rambut Batang lendirnya digosokkan ke kepala

105 Lobak lilin Raphanus sativus Brasicaceae Obat Sakit Kepala Umbi Lobak disisik, di balurkan

Lobak lilin Raphanus sativus Brasicaceae Obat panas Buah Dipotong lalu ditempel di kepala

Lobak lilin Raphanus sativus Brasicaceae Obat demam, masuk angin Buah Buah dipotong, ditadah airnya lalu

diminum

106 Lokatmala Artemisia vulgaris Asteraceae Aprodisiak, stamina Batang

Direbus, airnya diminum sebelum

makan/ dihaluskan lalu diseduh

dengan air panas

Lokatmala Artemisia vulgaris Asteraceae Melancarkan air seni Daun daun dicuci bersih, direbus, lalu

airnya diminum

Lokatmala Artemisia vulgaris Asteraceae Obat rematik Semua bagian Digodog, lalu diminum

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 100: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

86

1 2 3 4 5 6 7

107 Mamangkokan Nothopanax scutellarius Araliaceae Obat diuretik akar Direbus, lalu diminum airnya

108 Mengkudu Morinda citrifolia Rubiaceae Obat hipertensi Buah Direbus, atau diblender

109 Meniran Phyllanthus niruri Euphobiaceae Obat sakit badan Semua bagian Direbus dengan akar alang-alang,

lalu diminum airnya

110 Nangka waluh Annona muricata Annonaceae Obat penguat jantung Buah Buah dicampur gula dan air,

disaring lalu diminum airnya

111 Nangsi Villebrunea rubescens Urticaceae Obat batuk berdahak Daun Daun direbus, air rebusannya

diminum

112 Orang-aring Eclipta prostrata Asteraceae Obat penyubur rambut Semua bagian Direbus,, air rebusannya

dioleskan ke kepala

113 Pacar tere Impatiens platypetala Balsamiferaceae Obat kutu air, penghilang

lelah Semua bagian

Dimasukan kedalam bak air

panas, digunakan untuk mandi

114 Padi Oryza sativa Cyperaceae Obat anti ketombe Malai

Malai dibakar, dikasih

air,disaring, lalu airnya

digunakan shampo

115 Paku kebo Angiopteris avecta Angiopteridaceae Obat penyubur rambut Daun Ditumbuk, lalu digosokkan ke

kepala

116 Pandan Pandanus amaryllifolius Pandanaceae Obat rematik, neuropati Daun Direbus, lalu airnya di minum

117 Panggang

cucuk Travesia sundaica Araliaceae

Obat sakit pinggang, badan

letih Akar dan daun Digodog, lalu diminum airnya

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 101: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

87

1 2 3 4 5 6 7

118 Panglai Zingiber purpureum Zingiberaceae Obat mules, stimulan Rimpang Dijadikan ramuan jamu dengan

tumbuhan rhizom lainnya

119 Pare Momordica charantaia Cucurbitaceae Obat liver, empedu, dan

penambah nafsu makan Daun Direbus, lalu diminum airnya

120 Pasi Passiflora edulis Passifloraceae Obat panas dalam Daun Direbus, lalu diminum airnya

121 Pecah beling Gardenia longifolia Rubiaceae Obat sakit pinggang Semua bagian Digodog, lalu diminum airnya

122 Pisang kole Musa acuminata Musaceae Obat cepat kering luka Batang Batang ditebas, diambil getahnya

lalu dioleskan ke luka

123 Poh'pohan Pilea melastomoides Urticaceae Obat kangker, mual Daun Dilalap

124 Pongporang Oroxylum indicum Bignoniaceae Obat liver Kulit batang Digodog, lalu diminum airnya

125 Pule Alyxia Reinwardtii Apocynaceae Obat liver, diabetes Kulit batang Digodog, lalu diminum airnya

126 Pungpurutan Ureana lobata Malvaceae Obat rematik, Persendian Akar Akar direbus, lalu diminum airnya

127 Rendeu badak Cyrtandra picta Gesneriaceae Obat penurun panas, step Daun Daun ditumbuk, lalu di balurkan

ke kulit

128 Rendeu beureum Cyrtandra populifolia gesneriaceae Obat penurun panas Daun Daun ditumbuk, lalu di balurkan

ke kulit

129 Rukem Flacaurtia rukam Flacourtiacea Obat diare Buah Langsung dimakan

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 102: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

88

1 2 3 4 5 6 7

130 Rumput teki Cyperus rotundus Cyperaceae Obat flu, keputihan, diuretik Umbi

Direbus dengan akar pegagan

dan alang-alang, diminum

airnya

131 Salada Nasturtium backeri Brasicaceae Obat anti kanker Daun Di buat lalapan

132 Salak Salacca edulis Arecaceae Obat wasir Biji Dibuat kopi

133 Saliara/stekan Lantana camara Verbenaceae Obat sakit kulit, Rematik Daun Direbus, lalu airnya di minum

134 Sanagori Sida rhombifolia Malvaceae Obat sakit gigi Akar Akar air ditumbuk, diberi air

dan dijadikan obat kumur

135 Santoloyo/sintrong Gynura aromatica Asteraceae Obat magh, gemuk badan Semua

bagian Dilalap, ditumis

136 Sarikaya Annona squamosa Annonaceae Obat pencahar kencing daun, biji,

akar Digodog, lalu airnya diminum

137 Seladri gunung Sanicula elata Umelliferaceae Obat sakit pinggang, darah

tingggi, penyubur rambut Daun

Di kukus, atau dilalap, di

gosokkan ke kepala untuk

penyubur rambut

138 Sembung gunung Blumea balsamifera Asteraceae Obat pasca nifas, cacingan Daun

Direbus dengan air dan daun

artemisia, air rebusannya

diminum

139 Sente Alocasia macrorrhiza Araceae Obat batuk Batang Getah yang keluar dari batang

diminum

140

Sereh

leuweung/rindu

leutik

Piper arcuatum Piperaceae Obat batuk Daun Daun direbus, air rebusannya

diminum

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 103: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

89

1 2 3 4 5 6 7

141 Sereuh kandel Piper baccatum Piperaceae Obat bau mulut Daun Daun dikunyah

142 Seureuh Piper betle Piperaceae Obat magh, batuk, bau

badan Daun Digodog, lalu diminum airnya

Seureuh Piper betle Piperaceae Obat pengering luka Daun Ditumbuk, lalu ditempelkan

ke luka

Seureuh Piper betle Piperaceae Obat batuk Semua bagian Diredam didalam botol berisi

air, lalu diminum

Seureuh Piper betle Piperaceae Mata kelilipan Daun

Sereh di rendam didalam

segelas air, kemudian

dibilaskan ke mata

143 Seureuh tangkal Piper miniatum Piperaceae Obat tetes mata untuk

bayi Daun

Daun ditumbuk, airnya

diteteskan ke mata

144 Singgugu Clerodendrum

serratum Verbenaceae Obat sariawan, panas Daun Digodog, dan dibuat tehh

145 Singkong Manihot utilisima Euphobiaceae Obat magh/asam lambung Umbi

Diparut, lalu diperas,

dicampur gula merah dan

diminum

146 Suji Pleomele angustifolia Liliaceae Obat disentri, keputihan Daun Direbus, air rebusannya di

minum

147 Takokak Solanum torvum Solanaceae Obat magh Buah Dibuat lalapan

148 Tataropongan/Paku

ekor kuda Equisetum debile Equisetaceae

Obat luar bagian kulit

yang sakit Daun

Daun ditumbuk lalu di poko

kan ke bagian yang sakit

149 Teeh Thea sinensis Theaceae Obat sakit kepala Daun

Teeh diseduh, ditambah

sedikit gula lalu tiduran

dengan leher diganjal bantal

tuk meregangkan otot

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 104: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

90

1 2 3 4 5 6 7

150 Teklan Eupatorium riparium Asteraceae Obat luka Daun Daun ditumbuk lalu

ditempelkan ke luka

151 Tepus sigung Amomum pseudofoetens Zingiberaceae Obat memar Rimpang Diparut, lalu dibubuhkan ke

luka

152 Terong belanda Solanum

aculeatissimum Solanaceae Obat hipertensi

Buah, daun

muda Langsung dimakan

153 Terong belang Solanum melongena Solanaceae Menurunkan kolesterol Buah Dilalap

154 Teter Solanum verbascifolium Solanaceae Obat patah tulang Batang dan

kulit batang

Getah batang dioleskan pada

bagian patah tulang

155 Tobat barito Ficus deltoidea Moraceae Obat penambah stamina,

Sari rapet

Semua

bagian Digodog, lalu airnya diminum

156 Tomat Solanum lycopersicum Solanaceae Obat Pusing Pucuk daun Dimakan langsung

Tomat Solanum lycopersicum Solanaceae Obat hipertensi Buah Direbus, atau diblender

157 Tongtak Zingiber odoriperum Zingiberaceae Obat mengeluarkan bisa Rimpang

Akar rimpang ditumbuk, lalu

di bubuhkan ke bagian terkena

bisa tanpa menutupi lubang

bisa masuk

158 Tongtak leutik Zingiber inflexum Zingiberaceae Obat sesak nafas Rimpang Direbus, air rebusannya di

minum

159 Totongoan Debregeasia longifolia Urticaceae Panas dalam, sakit

pinggang Buah Dimakan langsung

160 Ubi jalar Dioscorea pentaphylla Dioscoreaceae Obat maag Umbi Direbus, lalu dimakan

161 Walen Ficus ribes Moraceae Obat sakit gigi bolong Batang Getah dari batang dioleskan ke

gigi yang sakit

162 Waluh Cucurbita moschata Cucurbitaceae Obat sakit maag Buah Di rebus, lalu dimakan

Lampiran 6 (Lanjutan…)

Page 105: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

91

Keterangan :

Lampiran 7. Dokumentasi kegiatan penelitian

b c a

d e f

a. Pembuatan plot penelitian

b. Pendataan jenis tumbuhan obat

c. Pengukuran diameter pohon

d, Wawancara dengan tabib Desa Cimacan

e. Wawancara dengan paraji Desa Cimacan

f. Wawancara dengan masyarakat Desa Cimacan

Page 106: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27780/1/IRPAN... · memperoleh informasi tentang keanekaragaman tumbuhan obat

92

Keterangan :

Lampiran 8. Dokumentasi tumbuhan obat

a b c

e d f

g h i

a. Budidaya tumbuhan obat di pekarangan warga

b. Jenis Orthosiphon aristatus

c. Jenis Agerotum conyzoides

d. Jenis Artemisia vulgaris

e. Jenis Physalis minima

f. Jenis Polygala venenosa

g. Jenis Piper beatle

h. Jenis Zingiber officinale

i. Jenis Pilea Melastomoides