10
Arsitektur Minangkabau dan Adaptasinya dengan Alam dan Budaya Wanda Yovita 25209029 Abstrak. Arsitektur Minangkabau merupakan salah satu dari sekian banyak arsitektur lokal Indonesia yang memiliki ciri yang sangat khas. Indigineous local sebagai latar belakang terbangunnya rumah gadang ditelusuri sebagai kearifan masyarakat tradisional dalam menghadapi alamnya. Tulisan ini membahas elemen arsitektural yang berkolerasi dengan budaya yang ternyata merupakan ketentuan membangun yang selaras dengan alam. Kemampuan arsitektur Minangkabau dalam membangun diperoleh secara turun menurun yang dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan budaya dan syair yang mencerminkan pengetahuan teknologi bangunan mereka. 1. Pendahuluan Arsitektur Minangkabau merupakan arsitektur yang sangat khas di Indonesia terutama dengan ciri atap bagonjongnya. Kepopuleran sistem konstruksi tradisonal saat ini kembali marak setelah sering terjadinya bencana alam di Indonesia dimana resistensi bangunan tradisional membuktikan kemampuannya dalam menghadapi bencana seperti gempa, angin, banjir dan lain- lain. 1. 1 Latar Belakang Belakangan ini semenjak terjadinya gempa bumi di Sumatera Barat yang meluluhlantakkan sebagian daerahnya khususnya Padang dan Pariaman, masyarakat diingatkan kembali akan kemampuan beberapa rumah adat Minangkabau ini untuk bertahan dari sifat destruktif gempa. Walaupun inovasi baru tetap diperlukan oleh arsitektur tradisional dalam adaptasinya terhadap perkembangan zaman dan resistensi terhadap bencana, beberapa hal tentang kearifan lokal yang telah atau pernah terjadi di aspek konstruksi masyarakat tradisional perlu dipelajari kembali. 1.2 Permasalahan Adaptasi terhadap keadaan alam yang mampu dikembangkan oleh arsitektur lokal minangkabau menjadi fokus tulisan ini. Relevansinya dengan kaidah-kaidah konstruksi yang muncul di zaman modern dan kearifan seperti apa yang mereka kembangkan dalam teknik konstruksi bangunan tradisional minangkabau terhadap keadaan kondisi alamnya menjadi perhatian tulisan ini.

Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

  • Upload
    wandayov

  • View
    1.562

  • Download
    13

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

Arsitektur Minangkabau dan Adaptasinya dengan Alam dan

Budaya

Wanda Yovita

25209029

Abstrak. Arsitektur Minangkabau merupakan salah satu dari sekian banyak arsitektur lokal Indonesia yang memiliki ciri yang sangat khas. Indigineous local sebagai latar belakang terbangunnya rumah gadang ditelusuri sebagai kearifan masyarakat tradisional dalam menghadapi alamnya. Tulisan ini membahas elemen arsitektural yang berkolerasi dengan budaya yang ternyata merupakan ketentuan membangun yang selaras dengan alam. Kemampuan arsitektur Minangkabau dalam membangun diperoleh secara turun menurun yang dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan budaya dan syair yang mencerminkan pengetahuan teknologi bangunan mereka.

1. Pendahuluan

Arsitektur Minangkabau merupakan arsitektur yang sangat khas di Indonesia terutama

dengan ciri atap bagonjongnya. Kepopuleran sistem konstruksi tradisonal saat ini kembali marak

setelah sering terjadinya bencana alam di Indonesia dimana resistensi bangunan tradisional

membuktikan kemampuannya dalam menghadapi bencana seperti gempa, angin, banjir dan lain-

lain.

1. 1 Latar Belakang

Belakangan ini semenjak terjadinya gempa bumi di Sumatera Barat yang

meluluhlantakkan sebagian daerahnya khususnya Padang dan Pariaman, masyarakat diingatkan

kembali akan kemampuan beberapa rumah adat Minangkabau ini untuk bertahan dari sifat

destruktif gempa. Walaupun inovasi baru tetap diperlukan oleh arsitektur tradisional dalam

adaptasinya terhadap perkembangan zaman dan resistensi terhadap bencana, beberapa hal

tentang kearifan lokal yang telah atau pernah terjadi di aspek konstruksi masyarakat tradisional

perlu dipelajari kembali.

1.2 Permasalahan

Adaptasi terhadap keadaan alam yang mampu dikembangkan oleh arsitektur lokal

minangkabau menjadi fokus tulisan ini. Relevansinya dengan kaidah-kaidah konstruksi yang

muncul di zaman modern dan kearifan seperti apa yang mereka kembangkan dalam teknik

konstruksi bangunan tradisional minangkabau terhadap keadaan kondisi alamnya menjadi

perhatian tulisan ini.

Page 2: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

1.3 Batasan dan Lingkup

Bangunan adat pada arsitektur Minangkabau sangat beragam mulai dari rumah tinggal

biasa, rumah gadang, istana, lumbung, balai adat, masjid dan lain-lain. Bangunan yang dibahas

pada tulisan kali ini dibatasi pada jenis rumah gadang secara umum yang merupakan rumah adat

masyarakat Minangkabau sebagai tempat tinggal keluarga. Rumah gadang berarti rumah besar

yang merupakan lambang kehadiran satu kaum dalam satu nagari serta sebagai pusat kehidupan

dan kerukunan seperti tempat bermufakat keluarga kaum dan melaksanakan upacara. Menurut

tradisi, rumah gadang adalah milik kaum bukan perseorangan.

2. Teori dan Kajian Pustaka

Arsitektur vernakular merupakan arsitektur warga kebanyakan yang terikat dengan

lingkungan dan sumber daya dibangun pemilik dan komunitas dan sesuai dengan cara hidup

kebudayaan (Kartohadiprodjo, 2010). Arsitektur vernakular sangat terkait erat dengan konteks

lingkungan setempat dan berasal dari kearifan lokal masyarakatnya. Setyowati (2008)

menyatakan bahwa arsitektur tradisional dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

ketersediaan material, jenis iklim dan keadaan lingkungan sekitar, tapak dan topografi,

kemampuan ekonomi, penguasaan teknologi, kebutuhan hidup sehari-hari, simbolisme dan

makna dan lain-lain. Dalam teknologi membangun, masyarakat tradisional menggunakan

pengetahuan yang telah terjadi turun temurun dan mengalami perbaikan dan perubahan sesuai

dengan kondisi alam, simbol, teknologi dan lain lain. Dalam Triyadi (2010) pengetahuan lokal

dapat dipahami sebagai suatu pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tertentu, yang

didapatkan melalui suatu proses yang panjang (trial and error) dan sesuai dengan

lingkungannya. Selain faktor tradisi dan simbolisme, faktor- faktor fisik seperti keadaan

geografis Sumatera Barat merupakan pertimbangan utama masyarakat lokal dalam membangun

rumahnya.

Kajian teori mengenai adaptasi bangunan terhadap kondisi alam.

Dalam membangun fondasi , keadaan kekuatan tanah sebagai dasar fondasi bergantung

pada susunan dan struktur tanah sebagai kulit bumi yang termakan cuaca dan air hujan (Frick,

2001). Apabila struktur tanahnya semakin beragam maka perencanaan fondasi akan semakin

rumit. Kondisi tanah pada daerah Minangkabau merupakan tanah lentur dan memiliki daya

dukung rendah untuk bangunan. Gutierrez (2004) dalam Triyadi (2010) menyatakan bahwa

Page 3: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

kaidah perancangan bangunan adalah: denah bangunan berbentuk sederhana dan simetris,

material yang digunakan harus ringan, sistem sambungan harus rigid dan fleksibel, sistem

struktur dan konstruksi yang menyatu terutama pada struktur atap, dinding dan fondasi. Aspek-

aspek yang telah disebutkan di atas menjadi kerangka penulisan makalah ini mengenai

konstruksi bangunan tradisional yaitu rumah gadang.          

3. Kasus dan Pembahasan

Sumatera Barat berada di atas 4.297.300 ha tanah dan terletak diantara 0º54’ LU sampai

3º30’ sehingga daerah ini dilewati oleh garis khatulistiwa. Sumatera Barat memiliki tanah yang

lentur dan memiliki daya dukung rendah untuk bangunan. Lebih dari setengah wilayah Sumatera

barat merupakan tanah perbukitan. Daerah Sumatera Barat terletak di daerah tropis yang

beriklim tropis basah. Suhu rata-rata di Pantai Barat Propinsi Sumatera Barat berkisar antara

21°C - 38°C, pada daerah perbukitan berkisar antara 15°C – 34°C, sedangkan pada daerah

daratan disebelah timur Bukit Barisan mempunyai suhu antara 19°C - 34°C.

Adaptasi dimensi ruang rumah gadang terhadap kondisi topografi

Daerah Minangkabau secara relief terbagi atas tiga bagian yaitu: Dataran tinggi

prgunungan bukit barisan dengan gunung yang masih aktif, dataran rendah di sebelah barat Bukit

Barisan dan dataran rendah di sebelah timur Bukit Barisan yang merupakan daerah hulu sungai-

sungai besar yang bermuara ke selat Malaka. Relief daerah Minangkabau senderung berbukit-

bukit dan bergelombang.

Bentuk dan struktur rumah gadang merunut pada aturan tertentu tetapi tidak demikian

pada ornamentasinya. Ukuran panjang rumah adat ini disesuaikan dengan ukuran tanah yang

datar yang tersedia di alam, sehingga terdapat kesesuaian dan komposisi yang baik antara alam

dan bangunannya. Ukuran lebar sama dengan empat ruang memanjang yang terdiri dari lima

buah tiang sedangkan ukuran tinggi ditentukan dalam ‘alua jo patuik, raso katinggi diparandah,

rasa karandah dipatinggi’ yang meksudnya adalah ukuran tinggi diperlakukan sepantasnya

sesuai dengan proporsi yang baik (AR ITB, 1979)

Page 4: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

M

Hal ini d

Rumah p

malayang

syair 1 d

antara du

kencang

masih da

terdapat s

W

menurun

sistem gr

tiap ruma

hasta. Un

Ukuran u

yang terp

yaitu 17

Tinggi la

tinggi go

Masyarakat M

apat dilihat d

padang samb

g₄.

diinterpretasi

ua kolom m

dalam satu

apat didenga

seekor burun

Walaupun int

n, hal ini da

rid yang rep

ah gadang um

ntuk mencar

untuk satu ru

pendek yang

ruang maka

antai 5-7 eto

onjong disesu

Gambar 1. RuSumber: Set

Minangkaba

dari syair be

bilan ruang₁

ikan bahwa

menurut pot

satuan wakt

ar suara ana

ng kubin yan

terpretasi uk

apat mengid

petitif. Karen

mumnya ber

ri komposisi

uang kira-ki

g terdiri dari

an panjangny

atau 2.5 sam

uaikan denga

umah Gadang tyowati, 2008

au mengguna

erikut:

₁, salanjo kud

rumah adat

tongan mem

tu yang pend

ak yang mem

ng masih dap

kuran ini cuk

dentifikasika

na tidak ada

rbeda. Ukura

yang tepat,

ira 5-7 eto,

5 ruang yan

ya adalah 59

mpai 3.5 me

an panjang r

akan ketetap

da balari₂, s

t ada 9 ruan

manjang; sya

dek; syair 3

manggil; sed

pat terbang s

kup relatif te

an bahwa s

satuan atau

an yang dipa

ukuran eto i

apabila satu

ng panjangny

9.5 meter. U

eter. Kemirin

rumah dan ti

Ga

pan ukuran

sapa kian bu

ng panjangn

air 2 berart

berarti di an

dangkan sya

sekencang-k

etapi dari ket

istem strukt

u standar uku

akai dalam p

ini ditambah

u eto adalah

ya 12.5 mete

Ukuran lebar

ngan sudut a

ingkat sosial

ambar 2. TopogSumber:

ruang secara

udak maimba

nya, Satu ru

ti seekor ku

ntara dua ru

air 4 berarti

kencangnya.

tentuan adat

tur rumah g

uran yang pa

pertukangan

h atau dikura

0.5 meter, m

er sedangkan

r adalah 10 s

atap umumny

l penghuni.

grafi alam MinSetyowati, 200

a turun tem

au₃, sekuat k

uang adalah

uda yang b

uang yang te

i di dalam r

t yang telah

gadang mem

asti maka uk

adalah ‘eto’

angi satu jen

maka rumah

n yang terpan

sampai 14 m

ya 45˚ sedan

nangkabau 08

murun.

kubin

jarak

erlari

erjauh

ruang

turun

miliki

kuran

’ atau

ngkal.

h adat

njang

meter.

ngkan

Page 5: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

Sistem st

R

ditanam d

memiliki

yang dise

tiang ban

gempa da

Ja

diperluka

untuk ka

untuk me

dan masu

K

tahun. K

sedangka

berlawan

Dari segi

saling me

Gambar 3.Sumb

truktur pon

Rumah gadan

dalam melai

i permukaan

ebut sandi. P

ngunan. Pond

an memiliki

arak antara t

an tangga un

andang dan d

emberikan h

uknya binata

Kolom pada

Kolom terlua

an tiang uta

nan dengan

i konstruksi

eniadakan ka

. Sistem pondaber: AR ITB, 1

ndasi dan ko

ng mengguna

inkan bertum

yang berada

Permukaan b

dasi semacam

kondisi tana

tanah luar de

ntuk masuk k

ditutup deng

hawa yang s

ang buas.

bangunan ru

ar pada rum

ama rumah

kolom yang

, kemiringan

arena kecond

asi umpak 1979

olom

akan sistem

mpu pada bau

a di atas tana

batu ini datar

m ini diguna

ah lentur.

engan lantai

ke dalam rum

gan anyama

segar terutam

umah gadan

mah gadang

yang berad

g berseberan

n ini ditujuk

dongan tiang

rumah pang

u yang ditan

ah sebagai p

r dengan lua

akan pada be

rumah gada

mah. Kolong

n bamboo. K

ma pada mus

ng menggun

tidak dipas

da di tenga

ngan dengan

kan untuk m

g akan dinet

Gambar 4. SamSumbe

ggung dengan

nam. Batu ya

penyalur beb

s permukaan

eberapa daer

ang berukura

g rumah pan

Kolong yan

sim panas d

nakan kayu J

sang secara

ah didirikan

nnya dengan

mendaatkan k

tralisir oleh t

mbunga kolomer: AR ITB, 19

n pondasi ya

ang ditanam

an dari tiang

n lebih besar

rah di Indone

an sekitar 1-

nggun ini bia

ng cukup tin

dan antisipas

Joar yang b

tegak lurus

n tegak. Ke

n nilai kemi

kestabilan k

tiang diseber

m dan balok 979

ang tidak

di tanah

g-tiang ruma

r dibandingk

esia yang raw

2 meter sehi

asanya digun

nggi ini bertu

si terhadap b

erusia di ata

s terhadap t

emiringan k

iringan 91º

karena gaya

rangnya.

ah

kan

wan

ingga

nakan

ujuan

banjir

as 15

tanah

kolom

-94º.

yang

Page 6: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

D

kolom de

mengakib

menghas

yang kem

Kolom y

kolom ya

Dari diagram

engan kolom

batkan hubu

ilkan bangun

mudian dibe

yang paling

ang ada di sa

Gamba

m tersebut da

m sebagai ba

ungan antar

nan yang ko

entuk berseg

besar terdap

amping berse

ar 5. Diagram p

Ga

apat dilihat

atang tekan

ra balok dan

okoh dan kua

gi. Ukuran

pat di tengah

egi lima.

penyaluran gaySum

ambar 6. LayouSum

arah penyal

dan balok s

n kolom m

at. Kolom ru

kolom ini b

h bangunan

ya yang bekerjamber: AR ITB,

ut kolom rumahmber: Myrtha,

uran gaya y

sebagai bata

menjadi terku

umah gadang

berbeda-bed

yang dibua

a pada kolom d, 1979

h gadang tujuh 2005.

yang bekerja

ang tarik. Ke

unci dengan

g memiliki b

da tergantun

at bersegi de

dan balok ruma

h ruang

a pada balok

emiringan k

n sendirinya

bentuk dasar

ng perletakan

elapan sedan

ah gadang

k dan

kolom

a dan

bulat

nnya.

ngkan

Page 7: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

D

Kolom-k

dibuat m

gadang.

menghad

Sistem la

D

rasuak ya

jariau, ra

anjuang.

kemudian

dipecah (

Gambar

Dari berbaga

kolom diatur

minimal dan

Geometri d

dapi gempa.

antai

Di antara ko

aitu dasar da

angka lantai d

Lantai dar

n disusun d

(palupuh) ata

7. AksonometrSumber

ai struktur

dengan geo

mengikuti l

dan kompos

olom-kolom

ari bagian ten

dibangun lan

ri bangunan

datar dan rap

au serat bata

ri sistem konstr: Setyowati, 20

G

rumah gada

ometri yang j

layout kolom

sisi panjang

struktur te

ngah dari ba

ntai yang da

n rumah gad

pat diatas r

ang pisang ju

ruksi rumah ga008.

ambar 9. potonSumber: Se

ang memilik

jelas yang, p

m semakin m

dan lebar

ersebut, terd

agian rumah

ari ujung ke u

dang terbua

angka lanta

uga menjadi

adang G

ngan rumah gaetyowati, 2008.

ki denah y

perletakan se

memperkaku

rumah gad

dapat sambu

gadang. Dia

ujungnya be

at dari papa

ainya. Selain

material pen

Gambar 8. potonSumber: Se

adang .

ang sederha

ekat-sekat an

u kekuatan

ang cenderu

ungan yang

atas rasuak y

ertingkat yan

an yang dik

n itu terkada

nutup lantai.

ngan rumah gaetyowati, 2008

ana dan sim

ntar ruangan

bangunan ru

ung stabil u

disebut de

yang dibantu

ng disebut de

ketam lurus

ang bambu

.

adang .

metri.

yang

umah

untuk

engan

u oleh

engan

s dan

yang

Page 8: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

Sistem a

K

bagian a

Kayu-kay

dengan t

dipasang

endapan

Gam

atap

Konstruksi at

atas yang di

yu kaso dib

tali rotan. Pe

g gonjong pa

air pada ijuk

mbar 11. DetaiSumber: AR IT

tap rumah g

isebut paran

bentuk melen

enutup atapn

ada tiap puc

k yang berlap

l bagonjong TB 1979

adang meng

n. Di atas p

ngkung dan

nya dari iju

cuk atapnya.

pis-lapis seh

GambaSumbe

ggunakan ba

aran disusu

n di atasnya

k yang diik

Atapnya ya

hingga air da

ar 10. Detail laner: AR ITB 197

Ga

alok-balok st

un konstruks

dipasang re

kat dengan ta

ang lancip b

apat meluncu

ntai 79

ambar 12. DetaSumber: AR

truktural pen

si atap lengk

eng-reng ba

ali ijuk pada

berguna untu

ur cepat.

ail konstruksi aR ITB 1979

ngikat tiang-

kung bagon

ambu yang d

a reng kemu

uk membeba

atap

-tiang

njong.

diikat

udian

askan

Page 9: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

Sistem sa

B

bagian ru

sejajar d

jepit. Sis

gadang s

Material

D

takamban

syair yan

kabalake

bajak’ ya

yang kua

adat yang

bamboo,

ambiak k

(rebung)

kayu pad

mengikut

Gambar 1

ambungan

Bangunan ru

umah lain m

engan kem

tem sambun

ehingga dap

l

Dalam dunia

ng jadi guru

ng terdapat d

eh, nan lantia

ang artinya

at dipakai un

g kecil untuk

terdapat sy

ka gulai’ yan

digunakan u

da bangunan

ti pemakaian

1. Detail sambSumber: AR

umah gadang

melainkan me

miringan tian

ngan ini kaku

pat merespon

konstruksi

u’ yang arti

di ranah Min

ak ka balok

bahwa kayu

ntuk tiang ya

k pasak dan

yair ‘nan p

ng artinya ba

untuk penga

n maka dapa

n bahan sesu

ungan balok daR ITB 1979

g tidak men

enggunakan

ng-tiang dan

u tetapi fleks

ns apabila ter

dan pertuka

nya segala

nangkabau y

bubuangan,

u dapat dim

ang lurus unt

yang bengk

anjang ka p

ambu yang p

anan. Dari in

at diketahui

uai dengan si

an paran

nggunakan p

pasak dari b

balok pemb

sibel dan ma

rjadi gempa.

angan di Mi

sesuatu dike

aitu ‘nan ku

nan ketek k

anfaatkan se

tuk mistar, y

kok untuk pa

pambuluh a

panjang dipa

nterpretasi sy

i bahwa dala

ifat alamiahn

Gambar

paku untuk

bambu. Semu

buat dinding

ampu menya

.

inangkabau,

erjakan sesu

uat ka tongga

kapasak sunt

esuai keadaa

yang meleng

anggaru sawa

aia,nan singk

akai untuk pe

yair dan peng

am memban

nya.

r 12. Detail samSumbe

menghubun

ua pemasang

g memakai t

atukan seluru

digunakan

uai sifat-sifa

ak tiang, nan

tiang, nan be

an kayu ters

gkung untuk

ah, sedangka

kek kaparia

embuluh air

ggunaan ma

ngun, masya

mbungan komper: AR ITB 197

ngkan kolom

gan dinding

teknik pasak

uh elemen ru

semboyan ‘

at alamnya.

n luruih diam

engkok ka si

sebut, yaitu

bubungan ru

an untuk ma

an, rambuan

dan yang pe

aterial bambu

arakat tradis

ponen-kompon79

m dan

yang

k dan

umah

‘alam

Pada

mbiak

ingka

kayu

umah

aterial

ngnyo

endek

u dan

sional

nen

Page 10: Kearifan Arsitektur Minangkabau Dalam Beradaptasi Dengan Alam dan Budaya

4. Kesimpulan

Arsitektur  tradisional  adalah  arsitektur  yang  selalu  berkembang  dan menyesuaikan  dengan  keadaan 

lingkungannya. Arsitektur Minangkabau  sendiri  telah membuktikan bagaimana kemampuannya dalam 

beradaptasi dengan kekuatan alam. Ketentuan‐ketentuan yang dituangkan dalam syair menjadi aturan‐

aturan dasar masyarakat dalam membangun. Sistem struktur, lantai atap dan sambungan rumah gadang 

yang merupakan aturan‐aturan  turun  temurun  ternyata menggunakan kaidah‐kaidah bangunan  tahan 

gempa.  Keramahan  terhadap  alam  yang  ditunjukkan  dari  bagaimana merencanakan  lahan  yang  akan 

digunakan, material  yang  sederhana menunjukkan  bahwa masyarakat  tradisional Minangkabau  telah 

beradaptasi  terhadap  alamnya.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari mereka membangun  bangunan  yang  tidak 

melawan alam akan tetapi menuruti sifat‐sifat alam.  

Beberapa kasus yang  terjadi saat gempa di Sumatera Barat adalah adanya rumah gadang yang rubuh. 

Hal  ini dapat dikarenakan beban yang ditampung oleh rumah gadang sudah melewati batas atau kayu 

yang dipakai sudah termakan usia. Kearifan masyarakat yang ditunjukkan pada saat awal membangun 

rumah gadang patut ditiru juga dalam pemakaian, pelestarian dan perawatan rumah gadang yang telah 

terbangun agar indigenous local tersebut dapat diteruskan urun temurun.  

Daftar Pustaka

Frick, Heinz dan Pujo L. Setiawan. 2001. Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

ITB, Departemen Arsitektur. 1979. Arsitektur Minangkabau. Laporan kuliah lapangan mahasiswa.

Murat, Krishramurti. 1991. Suatu Kajian Perkembangan Bentuk Atap Arsitktur Tradisional Minangkabau; studi kasus Rumah Gonjong di Ranah Minang. Tesis Magister Arsitektur ITB.

Setyowati, Ernaning. 2008. Aspek-aspek yang mempengaruhi Arsitektur tradisional Minangkabau. ninkarch.files.wordpress.com/2008/11/ars-vern-minangkabau.pdf, diakses tanggal 9 Mei 2010.

Siddiq, Suwandojo. 2006. Bangunan Tahan Gempa Berbasis Standar Nasional Indonesia. http://lib.bsn.go.id/index.php?/mjlh_artikel/majalah/unduh/367, diakses tanggal 11 Mei 2010.

Soeroto, Myrtha. 2005. Minangkabau. Myrtle Publishing: Jakarta.

Triyadi,Sugeng, Iwan Sudradjat dan Andi Harapan. 2010. Kearifan Lokal pada Bangunan Rumah Vernakular di Bengkulu dalam Merespon Gampa; Studi Kasus: Rumah Vernakular di Desa Duku Ulu. Local Wisdom Vol. II, No. 1, hal: 1-7.