16
KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Diajukan oleh : IMAM SYAFIUDIN F 100100004 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL … filebermimpi dan berusaha jadi orang yg sukses berguna buat keluarga. Pada dasarnya manusia berusaha untuk mencapai hidup dalam kebahagiaan

Embed Size (px)

Citation preview

KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi

Diajukan oleh :

IMAM SYAFIUDIN

F 100100004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

ii

KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi

Diajukan oleh :

IMAM SYAFIUDIN

F 100100004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

1

KEBAHAGIAAN PADA MANTAN PECANDU ALKOHOL

ABSTRAKSI

Imam Syafiudin

Prof. Kumaidi, MA., Ph.D

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected]

ABSTRAK

Pecandu alkohol ketika mengkonsumsi merasa dirinya melayang dan tidak peduli

apa yang dilakukan apakah benar atau salah, masalah yang dialami ketika

mengkonsumsi sangat susah mengontrol emosi, karena sangat sensitive sering

kali berdampak negatife dalam lingkungan. Mantan pecandu alkohol mungkin

memang tampak terlihat merasa nyaman, bahagia, berkumpul bersama teman-

teman sepergaulannya, namun itu tidak menjamin bahwa individu benar-benar

bahagia dengan keadaan yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kebahagiaan pada mantan

pecancu alkohol. Informan didalamnya adalah mantan pecandu alkohol yang

berada di Boyolali berjumlah 5 orang, dengan rentang waktu berhenti 1-8 tahun.

Peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian yang

diperoleh kecanduan dikarenakan kebahagiaan dikelompok teman sebaya,

mengkonsumsi alkohol setiap hari agar mendapatkan kebahagiaan yang belum

didapatkan dalam hidup. Keluar dari ketergantungan alkohol harus memiliki dasar

yang kuat dalam diri dengan mempunyai keyakinan supaya lepas dari alkohol,

kebahagiaan yang tercipta setelah lepas dari alkohol ditandai dengan

meningkatkan taraf hidup, kesenangan pada diri dengan kesehatan yang

meningkat, semangat ketika bekerja sangat besar.

KataKunci : Kebahagiaan, Mantan Pecandu Alkohol

PENGANTAR

Penggunaan alkohol dalam

masyarakat sangat mengkhawatirkan

dikarenakan berpengaruh langsung

pada lingkungan. Kenyataan yang

terjadi pada masyarakat sangat

memprihatikan Fenomena yang

terjadi diindonesia yang

mengkonsumsi alkohol sepanjang

tahun 2011 dengan 24 jumlah kasus

miras dan narkoba semuanya dapat

diselesaikan, pada tahun 2012

bertambah mencapai 50 kasus yang

bertambah. Tahun 2011 tersangka 25

orang sedangkan pada tahun 2013

2

berjumlah tersangka 50 orang

(SOLOPOS, 2013).

Mengkonsumsi alcohol pada

mulanya sedikit semakin lama kadar

yang dikonsumsi semakin tinggi

dalam jangka waktu yang lama

dalam kurun waktu 12 bulan DSM-V

(APA, 2013), mengakibatkan

seseorang tidak bisa lepas dari

alkohol karena zat tersebut yang

mengakibatkan ketergantungan.

Gangguan psikiatri acap kali timbul

selama dalam keadaan keracunan

alkohol maupun dalam keadaan

putus alkohol. Disisi lain Teori

Psikodinamikpsikoanalitik

mengatakan pecandu alkohol adalah

seseorang yang mengalami fiksasi

pada fase oral sehingga memuaskan

serta mengatasi frustasi dengan

minum-minuman seperti Alkohol

(Soetjiningsih, 2007).

Alkohol masuk dalam zat

adiktif sesuai dengan yang tertera

dalam undang-undang No. 5 Tahun

1997 dan No. 35 Tahun 2009.

Pengertian ini didapat karena

didefinisikan sebagai zat yang

didapat secara alamiah atau taman

yang mengakibatkan penurunan

kesadaran yang menyebabkan

timbulnya ketergantungan yang

berdapak negatife pada diri

berpengaruh pada susunan saraf

pusat yang berpengaruh pada

aktivitas mental.

Wawancara pada salah satu

sujek di Boyolali yang membuat

subjek berhenti adalah kasihan

melihat ibu yang sakit-sakitan karena

kelakuan saya. Setalah berhenti sujek

merasakan tidak ada rasa malas

dalam dirinya hanya ada berkerja,

bermimpi dan berusaha jadi orang yg

sukses berguna buat keluarga.

Pada dasarnya manusia

berusaha untuk mencapai hidup

dalam kebahagiaan. Kebahagiaan

merupakan sebuah kebutuhan dan

sudah menjadi kewajiban moral.

Seseorang akan bertingkah laku baik

jika mereka merasa bahagia. Perilaku

yang baik berkaitan dengan kondisi

psikis yang sehat kemudian

berimplikasi pada kehidupan yang

berkualitas pada diri seseorang

(Seligman, 2004).

Kebahagiaan atau

kesejahteraan adalah perasaan

sujektif ketika sesorang menilai akan

kehidupannya, faktor-faktor yang

mempengaruhi kebahagiaan yaitu

emosi dan kepuasan hidup Papalia

(2009).

Fokus yang dapat ditarik dari

pernyataan diatas bagaimana? Cara

mengetahui kebahagiaan pada yang

terjadi pada mantan pecandu alkohol,

yang sebelumnya masih

ketergantungan alkohol, Perasaan

yang dirasa karena manfaat berhenti

mengkonsumsi alkohol.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah tujuan

setiap manusia. Kebahagiaan

merupakan sesuatu hal yang

menyenangkan, suka cita, membawa

kenikmatan serta tercapainya sebuah

3

tujuan. Kebahagiaan orang berbeda-

beda, tergantung pada pemaknaan

dan memahami kebahagiaan

(Lukman, 2008).

Menurut Diener (2003), yang

menyebutkan bahwa kebahagiaan

tidak dapat didefinisikan dengan satu

cara, karena kebahagiaan dapat

berarti kesenangan, kepuasan hidup,

emosi positif, kebermaknaan hidup

atau rasa suka.

Kebahagiaan merupakan

kualitas dari kehidupan yang lebih

baik dilihat dari keseluruhan seperti

kesehatan yang lebih baik, kreativitas

yang tinggi maupun pendapatan yang

naik. Dijelaskan kebahagiaan

tingginya derajat psikologi positif

yang meningkat ditandai dengan

tingginya derajat kepuasan hidup,

afek positif dan rendahnya afek

negatif (Diener dan Carr dalam

Mardayati, 2010).

Bukti bahwa emosi positif

membatalkan gejala fisiologis yang

dihasilkan oleh emosi negatif, hal ini

juga menunjukkan bahwa mereka

dapat mengembalikan penurnan

kemauan pada sebuah regulasi diri.

Penurunan kemauan mengacu pada

gagasan bahwa pengaturan diri

adalah sumber daya yang terbatas

sehingga dapat berkurang ketika

terlibat dalam kegiatan yang

membutuhkan pengendalian diri atau

kemauan merusak seseorang

pengendalian diri dalam situasi

berikutnya (Muraven, Tice, &

Baumeister, 1998 dalam David,

2013).

Seligman membagi

kebahagiaan menjadi 3 aspek.

a. Kebahagiaan akan masa lalu

Kebahagiaan yang mencakup

emosi positif tentang masa lalu

diantaranya: kepuasan, kelegaan,

kedamaian, kebanggaan dan

kesuksesan. Emosi masa lalu

ditentukan sepenuhnya oleh pikiran.

Secara umum, penilaian akan masa

lalu tercermin dari penilaian manusia

dalam menjalani masa lalu.

b. Optimistik akan masa depan

Kebahagiaan akan masa

depan meliputi keyakinan, kepastian,

kepercayaan harapan dan optimis.

Seligman memberikan metode akan

membangun optimisme akan

memgali pikiran, menantang

pesimistis.

c. Kebahagiaan akan masa

sekarang

Kebahagiaan akan masa

sekarang sangat berbeda dengan

kebahagiaan masa lalu. Dan masa

depan yaitu kenikmatann dan

gratifikasi. Kenikmatan adalah

kesenangan yang muncul karena

adanya emosi kenikmatan yang kuat.

Gratifikasi datang karena adanya

kegiatan yang disukai sehingga lebih

tahan lama. kenikmatan yang

melibatkan pemikiran dan

interpretasi.

Seligman (2005) menemukan

bahwa seorang yang sangat bahagia

jarang menghabiskan waktu

sendirian dan mereka senang

berkumpul dengan orang-orang yang

mereka sayangi (keluarga) dan

4

bersosialisasi dengan lingkungan.

Kemungkinan besar orang yang

bersosialisasi tinggi membuat

bahagia.

Pengertian Pecandu Alkohol

Pecandu alkohol adalah

mereka yang mengalami fiksasi pada

fase oral sehingga mereka

memuaskan serta mengatasi dengan

alkohol. Sering mereka tergolong

dalam kepribadian yang anti sosial

(soetjiningsih,2007).

Ketergantungan alkohol atau

alkoholisme adalah kondisi fisik

yang ditandai dengan tingkah laku

kompulsif, dimana seseorang tidak

mampu mengendalikannya. Pelaku

penyalahgunaan alkohol berulang

kali dalam situasi berbahaya karena

mengganggu hubungan sosial atau

ketidakmampuan memenuhi

kewajiban norma Papalia, (2009).

Bronfenbrenner (dalam

Tudge, 2009) mengungkpakan

memberikan pandangan tentang

individu dalam mengubah konteks

mereka, perubahan dapat relative

pasif (perubahan lingkungan dengan

berada didalamnya, sampai-sampai

orang lain bereaksi terhadap dia

berbeda atas dasar karakteristik),

untuk lebih aktif (cara orang

mengubah lingkungan terkait dengan

karakteristik sumber dayanya, baik

fisik, mental, atau emosional), untuk

yang paling aktif (sejauh mana orang

tersebut mengubah lingkungannya

terkait keinginannya dan

mengendalikan atau memaksa

karakteristik).

DSM-5 (APA, 2013)

menjelaskan aspek kecanduan

Karakteristik penggunaan alkohol

dalam kurun waktu 12 bulan dapat

disebut dengan ketergantungan zat,

karakteristik yang muncul antara

lain:

a. Penggunaan dosis zat yang lebih

besar atau, untuk periode waktu

yang lebih lama dari pada yang

diinginkan orang yang

bersangkutan.

b. Keinginan yang terus ada untuk

mengurangi atau mengendalikan

penggunaan zat atau kurang

berhasil saat mencoba

melakukan self-control.

c. Menghabiskan banyak waktu

untuk aktifitas memperoleh zat,

mengonsumsi zat, atau

memulihkan diri dari

penggunaan zat. Pada kasus-

kasus yang parah, kehidupan

sehari-hari individu berkisar

pada penggunaan zat.

d. Keinginan yang kuat tidak dapat

dikendalikan untuk

menggunakan zat tersebut.

e. Penggunaan zat mengakibatkan

kegagalan dalam mencapai hasil

yang maksimal.

f. Keputusan menggunakan zat

secara berkelanjutan

menimbulkan masalah sosial

atau interpersonal, disebabkan

oleh penggunaan zat (contoh:

berdebat dengan orang lain

mengenai penggunaan zat).

5

g. Individu telah mengurangi atau

menghindari aktivitas sosial,

pekerjaan, atau rekreasional

yang penting karena penggunaan

zat.

h. Menggunakan menggunkan zat

dalam situasi dimana secara fisik

hal itu sudah membahayakan.

i. Penggunaan zat masih berlanjut

meski terdapat bukti-bukti

adanya masalah psikologis atau

fisik yang persisten atau

berulang, baik disebabkan tau

diperparah oleh penggunaan zat.

j. Toleransi pada zat, ditunjukkan

salah satunya oleh:

1) Kebutuhan untuk

meningkatkan dosis zat

agar mendapatkan efek

yang diinginkan atau

intosiksasi.

2) Berkurangnya efek secara

drastis bila terus

mengkonsumsi dosis

yang sama.

k. Simtom-simtom putus zat,

ditunjukkan salah satunya oleh:

1) Sindrom putus zat yang

dianggap sebagai ciri

khas dari zat.

2) Mengkonsumsi zat yang

sama untuk

menghilangkan atau

mencegah simtom putus

zat.

Menurut Santrock,(2005)

menjelaskan faktor yang

menyebabkan seseorang

mengkonsumsi alkohol, antara lain:

a. Keturunan

Karakteristik keturunan atau

faktor genetis yang sangat berperan

untuk memicu penggunaan alkohol,

walau penting diingat faktor genetik

dan lingkungan sangat berperan

penting.

b. Pengaruh Keluarga

Pada penelitian yang

dilakukan pada afrika-amerika

banyak ditemukan orang tua tunggal

dan memliki pendapatan yang

rendah, remaja menunjukkan tidak

mengkonsumsi alkohol yang tinggi.

Dalam hal ini sangat berkaitan erat

dengan pengasuhan orang tua yang

sama(dukungan, pengawasan, dan

komunikasi pada anak remaja).

c. Agama

Hasil dari penelitian yang

diuraikan diatas juga menemukan

peran agama sangat berpengaruh

melindungi remaja dalam

pengkonsumsian alkohol. Memiliki

pemahaman untuk menghindari

konsumsi alkohol karena kurang baik

bagi kesehatan dan menimbulkan

masalah.

Tahapan Pecandu

Wills, McNamara, vaccaro,

dan Hirky (dalam Zapert k, 2002)

mengemukakan tentang identifikasi

kelompok pada pengguna narkoba

dan sejenisnya. Diidentifikasi

menjadi 5 kelompok antara lain :

1. Non pengguna stabil yang

menunjukkan hampir selesai

disemua pengukuran.

6

2. Pengguna yang memliki

tingkat pengunaan minimal

disemuanya.

3. Pengalaman yang digunakan

dalam penggunaa sebelumnya

dan meningkat pada level lebih

tinggi pada sesudahnya.

4. Escalator yang tinggi dalm

penggunaan dan meningkat

melalui studi.

5. Kelompok lain esklator yang

juga menunjukan tren

meningkat dan memiliki skor

yang lebih ekstrim.

Kebahagiaan pada Mantan

Pengguna Alkohol

Ketergantungan alkohol atau

dengan kata lain pecandu alkohol

adalah penggunaan yang zat di pakai

oleh individu dengan kadar yang

meningkat pada setiap waktu.

Penggunaan alkohol mengakibatkan

gangguan atau pola respons dan

fungsi fisiologis, psikologis atau

perilaku (Puri, 2011).

Bornferbrenner (dalam

Tudge. 2009) memberikan

pernyataan atas perubahan dalam diri

manusia yang di pengaruhi oleh

lingkungan yang berada disekitarnya,

terdapat tuntutan yang terjadi di

dalamnya karena kebiasaan yang

berbeda sehingga mengedepankan

karakteristik yang berlaku.

ketergantungan zat dapat

dikaitkan dengan perilaku social

yang didukung oleh lingkungan

sekitarnya. Perilaku tersebut dapat

disebut dengan perilaku abnormal

tercantum di DSM lebih tepatnya

dalam sistem aksis menjadi

faktornya yang menyebutkan

keterkaitan kecanduan zat yang di

sebabkan oleh problem psikososial

dan lingkungan. Dukungan social

dan lingkungan yang salah

menyebabkan perilaku abnormal.

Kelompok remaja yang

mudah terpengaruh menggunakan zat

tersebut antara lain: pertama,

kelompok yang mengalami masalah

kejiwaan. Penyebabnya bisa karena

kecemasan, depresi, dan

ketidakmampuan menerima

kenyataan hidup. Kedua, kelompok

yang mempunyai sifat anti sosial.

Kepribdiannya selalu bertentangan

dengan norma-norma masyarakat.

Ketiga, kelompok ketergantungan

yang bersifat relatif. Biasanya terjadi

pada remaja yang ababil dan mudah

terpengaruh oleh lingkungannya.

(Saksono, 2013).

Menurut Nowinski (dalam

Junaiedi) pengunaan yang terus

menerus menyebabkan kecanduan

(addiction), pada pandangannya itu

merupakan proses yang

berkesinambungan dimulai karena

rasa ingin tahu sampai tahap

kompulsif. Dimana kebutuhan

mengkonsumsi tersebut menjadi

menjadi kebutuhan psikologis dan

fisiologis, jika tidak mengkonsumsi

menjadi stress dan mempunyai

keterbatasan dalam memenuhi

kebutuhan individu, rentan bahaya,

melanggar UU, dan menyebabkan

konflik sosial. Bagi orang yang telah

lama mengkonsumsi timbul rasa

jenuh dan memiliki keinginan untuk

7

berhenti. Mantan pecandu memiliki

arti protes untuk berhenti dari

kebiasaan mengkonsumsi alkohol.

Kebahagiaan menurut

Summer dan Watson (2007) adalah

nilai yang diperjuangkan untuk

didapat. Dijelaskan kebahagiaan

dipengaruhi oleh lingkungan, segala

sesuatu yang didengar, rasa yang

muncul disekelilingnya, tempat

dimana dia tinggal, cucaca dan

ikilim. Diener, Scollon dan Lucas

(2003) menyebutkan kebahagiaan

tidak bisa didefinisikan dalam satu

bentuk cara, kebahagiaan bisa berati

kesenangan, kepuasan hidup, emosi

positif, kebermaknaan hidup atau

rasa suka.

METODE PENELITIAN

Informan penelitian ini

adalah orang yang sudah berhenti

mengkonsumsi alkohol dengan

jumlah 5 orang dengan karakteristik:

a. Mantan Pecandu Alkohol b.

Bertempat tinggal diboyolali.

Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan

observasi dan wawancara. Hasil ini

akan dianalisis dengan cara sebagai

berikut :

Mengolah dan

mempersiapkan, Membaca

keseluruhan data, Menganalisis lebih

detail dengan meng-coding data,

Analisis atau interpletasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinamika Kebahagiaan

Subjek 1

Awal penggunaan alkohol

pertama kali diperkenalkan oleh

teman karena ajakan teman yang

lebih dewasa, pengenalan ini

bertujuan untuk mendapat tempat

dalam pergaulan. Pembentukan akan

kebahagiaan ini didasari oleh diri

sendiri yang mempunyai niat untuk

berhenti dengan adanya dukungan

dari pasangan, kebahagiaan yang

didapat lebih dapat instrospeksi diri,

kedekatan orang tua dengan

intensitas tinggi, dapat memberikan

masukan akan pengalamannya.

Subjek 2

Awal mula penggunaan

alkohol diperkenalkan dengan teman

bermain, penasaran dan pergaulan

menjadi dasar mencoba alkohol.

Pengambilan keputusan berhenti

dengan dorongan diri sendiri karena

kesehatan dan ingin menjaga nama

baik keluarga. Kebahagiaan yang

didapat tidak ada beban dalam

melakukan sesuatu, lebih hemat

dengan dapat menabung, dekat

dengan orang tua tidak ada

pembatas.

Subjek 3

Awal mengkonsumsi ini

diperkenalkan oleh teman dengan

didasari rasa pengen dan pergaulan.

Pembentukan kebahagiaan dengan

niat diri sendiri mendapat masalah

dari segi kesehatan mendapat

dukungan dari pasangan dan

keluarga, Kebahagiaan yang di

8

peroleh terkabulnya cita-cita, lebih

berharga ketika dirumah, dan dapat

memenuhi kebutuhan pribadi dari

segi financial.

Subjek 4

Awal mengkonsumsi yang

diperkenalkan oleh teman main yang

bertujuan untuk menghilangkan

masalah dan pergaulan. Perasaan

takut mengikuti jejak teman yang

sudah meninggal menjadikan

motivasi dari diri untuk dapat lepas

dari alkohol, hanya itu jalan satu-

satunya cara meyakinkan diri.

Perasaan nyaman menjadi dasar

untuk mencapai kebahagiaan, dengan

perubahan yang di alami bisa berfikir

sepenuhnya dengan membuktikan

kepada keluarga dan lingkungan

sebagai manusia pada umumnya.

Subjek 5

Awal mengkonsumsi

diperkenalkan oleh teman kost yang

mempunyai tujuan untuk pergaulan

dan mencari jati diri. Berhenti

mengkonsumsi mendapat dukungan

dari lingkungan yang baru dan ingin

membangun kehidupan yang baru,

dukungan dari pasangan dapat

meyakinkan diri. Perasaan ini dapat

menikmati hidup dengan normal,

bebas melakukan apapun, dan tidak

ada yang dikorbankan. Hidup lebih

terarah dengan mencapai tujuan yang

diinginkan

Pembahasan Umum

Ketergantungan alkohol

menyebabkan seseorang tidak dapat

mengendalikan dirinya dalam

perilaku kompulsif. Penyalahgunaan

alkohol mengakibatkan gangguan

perilaku pada hubungan sosial dan

norma lingkungan yang berlaku

Papalia (2009), pengertian di atas

dapat dikategorikan seseorang yang

menggunakan dengan jangka

panjang. Hasil penelitian dari NS,

TQ, WY ketergantungan alkohol

dapat menyebabkan dengan perilaku

membolos dalam sekolah dan

menyebabkan keinginan pengunaan

alkohol sangat besar.

Ketergantungan alkohol

dapat disebabkan oleh pergaulan

yang salah atau timbul rasa ingin

tahu apa yang mereka lakukan.

Bronfenbrenner (dalam Tudge, 2009)

mengungkapkan bahwa lingkungan

sangat berpengaruh besar dalam

pembentukan diri, tuntutan dalam

kelompok sangatlah berpengaruh

karena bertujuan memenuhi

kebutuhan yang terjadi didalamnya.

Sama halnya dengan semua dari hasil

penelitian yang menggukapkan

bahwa mereka terpengaruh minuman

alkohol karena dampak dari

lingkungan dan rasa ingin mencoba

yang sangat besar serta masalah yang

ingin dilupakan ataupun ingin

diterima dalam kelompok.

Setiap manusia

menginginkan kebahagiaan dalam

hidupnya, ditandai dengan hal yang

menyenangkan, suka cita, mencapai

tujuan dengan kenikmatan.

Pemaknaan kebahagiaan sangatlah

berbeda tergantung bagaimana

9

memahami (Lukman, 2008).

Penelitian menyebutkan semua hasil

yang didapat dalam penelitian ini,

mereka berpendapat bahwa

kehidupan tidak hanya berpaku pada

kenikmatan sesaat tetapi berani

mengubah agar mencapai tujuan

dengan apa yang dicari.

Peryataan lain menyebutkan

bahwa NS, TQ, WY, DM, FS, hal

yang mereka menikmati hidup

dengan kegiatan yang membuat

mereka lupa dengan melakukan hal-

hal yang mereka anggap sebagai

tanggung jawab pada diri sediri.

Peryataan dapat dibuktikan dengan

lupa akan rasa keinginan untuk

mengkonsumsi lagi karena hal yang

dilakukan sangatlah berharga,

dengan bekerja, kuliah, atau

menyibukkan diri dengan hobi.

Kegiatan yang menyita waktu atau

mencari kesibukan lainnya sangat

baik untuk pengaturan emosi dalam

diri, pada hakikatnya pengontrolan

diri berimbas pada kebiasaan yang

sangat bermanfaat bagi tubuh dalam

menanggukangi gejala fisilogis

(Muraven, Tice, & Baumeister, 1998

dalam David, 2013).

Hal ini sesuai dengan hasil

FS, WY, DM, NS, TQ pengambilan

keputusan ingin hidup lebih baik

diperbuat dengan pindah ke tempat

baru, rasa takut, ingin membuktikan

pada lingkungan, menjaga nama baik

keluarga, menjaga perilaku dari

perkataan yang pernah disampaikan,

akan menyusul teman yang sudah

meninggal. Seligman (2005)

pengolahan emosi dengan baik

merupakan konsep dasar pada

kebahagiaan, dengan di dasari

aktifitas yang bermanfaat.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kecanduan alkohol dapat

disebabkan karena pergaulan

yang terjadi di sekolah dan

lingkungan bermain, teman

sangat mempengaruhi seseorang

mengkonsumsi alkohol dan

tuntutan di dalam kelompok

sebayanya.

2. Alkohol digunakan remaja setiap

hari agar mendapatkan

kebahagiaan yang belum

didapatkan dalam hidup.

Pengakuan dari lingkungan

sekitar menyebabkan lebih

nyaman dengan perilaku

mengkonsumsi, tanpa

memperdulikan aspek yang

sesuai dengan norma

lingkungan.

3. Kebahagiaan setelah lepas diri

dari alkohol harus didasari

dengan niat yang kuat, serta

dukungan keluarga, teman dekat,

lingkungan baru, dan tanggung

jawab yang besar sangat

diperlukan. Hambatan yang

dihadapi oleh mantan pecandu

alkohol dengan kehadiran

teman-teman yang ada di

lingkungan sekitar. Setiap

manusia mempunyai cara sendiri

untuk menikmati proses dan

mempunyai hak dan kewajiban

atas dirinya sendiri. Hambatan

10

dapat dialihkan dengan caranya

sendiri dengan menikmati proses

yang ada sehingga dapat

mencapai tujuan yang di

inginkan.

4. Kebahagiaan yang dicapai

setelah lepas dari alkohol

mendapatkan kehidupan baru

dari sekeliling, dengan

masyarakat menerima dirinya

disertai meningkatnya taraf

hidup yang ditandai dengan

kesehatan yang meningkat serta

dapat terwujudnya keinginan

setelah tidak menggunakan

alkohol. Pemenuhan kebutuhan

hidup yang cukup ditandai

dengan dapat fokus dalam

pekerjaan yang dihadapi, hidup

lebih teratur tanpa ada lagi rasa

malas ketika bangun di pagi

hari. Kesenangan yang didapat

tanpa harus mengorbankan

perasaan orang lain dan

kedekatan orang tua sangatlah

berharga. Menghargai hasil yang

diperoleh dengan memanjakan

diri dan keluarga maupun

dengan orang lain serta

tercapainya tujuan yang dicari

dalam kehidupan.

Berdasarkan hasil penelitian

dan kesimpulan, maka penulis

memberikan saran antara lain kepada

:

1. Bagi Pecandu Alkohol

Mencapai kebahagiaan itu

hanya dengan cara

menghentikan kebiasaan

mengkonsumsi alkohol.

Pembuktian yang ada diatas

dapat memberikan influen

sebagai patokan apakah

kebiasaan itu baik untuk diri

sendiri maupun orang lain.

Dengan didasari keyakinan diri

dan agama sehingga dapat

melapaskan sedikit demi sedikit

dari kebiasaan mengkonsumsi

alkohol, menunggu sampai

badan rusak atau meninggal baru

berhenti.

2. Bagi Masyarakat

Lebih bijak lagi dalam

memilih teman sehingga dapat

menghindari pelaku

mengkonsumsi alkohol.

a. Media Massa

Pemilihan acara yang

akan di tayangkan sangatlah

berpengaruh bagi kehidupan

Masyarakat, sehingga

masyarakat dapat menonton

acara dengan kualitas baik

atau mendidik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya lebih kritis lagi

dalam membuat guide

wawancara, bagaimana

mengungkap kebahagiaan yang

lebih mendalam lagi. Dapat

mencapai kesempurnaan dalam

melakukan penelitian.

11

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association.

(2013). Diagnostic And

Statistical Manual of Mental

Disorder Edition “DSM-5”.

Washinton DC: American

Psychiatric Publishing.

Washinton DC.

Carr, Alan. (2004).Positive

Psychology (The Science of

Happiness and Human

Strengths). Print edition.

Creswell, J.H. (2010). Edisi Ketiga

RESEARCH DESIGN

Pedekatan Kualitatit,

Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Compton, W.C. (2005). Introduction

to positive psikologi. USA:

Malloy Incorporated.

David, S. A. Ilona Boniwell, I. And

Ayers, A. C. (2013). the

oxford handbook of

HAPPINESS. United

Kingdom: University Press

Oxford.

Diener, E., Scollon, C.N., & Lucas,

R.E. (2003). The evolving

concept of subjective well-

being: The multifaceted nature

of happiness. Advances In Cell

Aging and Gerontology, vol.

15, 187–219.

Eddington, N & Shuman, R. (2005).

Subjective well-being

(happiness). Continuing

Psychology Education. 6

Continuing Education Hours.

Junaiedi. MAKNA HIDUP PADA

MANTAN PENGGUNA

NAPZA universitas

gunadharma

Kompas. (2014). Seorang Pemuda

diMagelang Tewas Usai

Tenggak Ciu.

http://regional.kompas.com/rea

d/2014/09/24/15503501/Seoran

g.Pemuda.di.Magelang.Tewas.

Usai.Tenggak.Ciu. diakses

pada tanggal 13 Oktober 2014

pada pukul 23:00 WIB.

Kutipan Keputusan Fatwa Majelis

Ulama Indonesia Nomor 4

Tahun 2003 tentang Pedoman

Fatwa Produk Halal;

Lukman, M.E. (2008). Bahagia

tanpa menunggu kaya. Jawa

Timur: Kanzun Book.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi

penelitian kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Nevid, J.S. Rathus, S.A. and Greene,

B. (2005). Edisi Kelima

PSIKOLOGI ABNORMAL.

Jakarta: Erlangga.

Oktivia, D.P. (2012). Makna Hidup

Pada Mantan Pecandu Alkohol

yang Sudah Menikah ,SKRIPSI

universitas gunadharma

Papalia, D. E. S. W. (2009). Human

Development: Perkembangan

Manusia. Jakarta: Salemba

Humanika.

Poerwanti Endang,M. Pd. dan

Widodo Nur,M. Kes. (2002).

Perkembangan peserta didik.

Malang: universitas

Muhammadiyah Malang.

Puri, B. K., Paul, J. L., Ian, H. T.

(2011). Buku Ajar: Psikiatri

12

(Textbook of Psychiatry).

Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Rivers, P. C. (2009). ALCOHOL

AND HUMAN BEHAVIOR

Theory, Research, and

Practice. New Jersy :

Paramount Comunications.

Santrock, J. W. (2005).

ADOLESCENCE

Perkembangan Remaja.

Jakarta : Erlangga.

Santrock, J. W. (2014). PSIKOLOGI

PENDIDIKAN. Jakarta :

Salemba Humanika

Saksono, Ign Gatut. (2013). Kaya

miskin (bisa) Hidup Bahagia.

Yogyakarta : Ampera Utama.

Seligman, M.E.P. (2004). Bahagia

Sejati. (diterjemahkan oleh:

Rekha Trimaryoan). Jakarta:

Pustakaraya

Seligman, M.E.P. (2005). Authentic

happiness : Menciptakan

Kebahagiaan dengan Psikologi

Positif. Bandung : Mizan

Pustaka

Soetjiningsih. (2007). Tumbuh

Kembang Remaja Dan

Permasalahannya. Jakarta:

Sagung Seto.

Solopos. (2013). Kasus Narkoba dan

Miras di Sukoharjo Naik.

http://www.solopos.com/2013/

01/01/kasus-narkoba-dan-

miras-di-sukoharjo-naik-lebih-

dari-50-363609, diakses pada

tanggal 24 september 2014

pada pukul 20.07 wib.

Summers, H & Watson, A. (2007).

The book of happiness. Jakarta

: PT. SUN

Sugiyono. (2005) Memahami

Penelitian Kualitatif. Bandung

: Alfabeta.

Tudge, J. R. H. Mokrova, I. Hatfield,

B. E. And Rachana, B. Karnik,

A. B. (2009). The University of

North Carolina at Greensboro

Uses and Misuses of

Bronfenbrenner’s.

Bioecological Theory of

Human Development Journal

of Family Theory & Review 1.

The University of North

Carolina.

Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun

1997 tentang Psikotropika;

Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 35 Tahun

2009 tentang Narkotika;

Wikipedia. 2014. Minuman

berakohol.

http://id.wikipedia.org/wiki/Mi

numan beralkohol, diakses

pada tanggal 18 September

2014 pukul 20.45 wib.

Yudantara, K.G. (2008). Semestinya

hidup itu bahagia. Jakarta :

Praninta Aksara.

Zapert k, snow d. l. & tebes j k

(2002) Petterns Of Substance

Use In Early Through Late

Adolescence. America journal

of community psychology.