22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sedang memasuki era industrialisasi dan globalisasi yang ditandai dengan semaikin berkembangnya perindustrian dengan mendayagunakan teknologoi tinggi, sehingga akibatnya timbul kecelakaan kerja baik operator peralatan itu sendiri maupun masyarakat di sekitar perusahaan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, maka tenaga kerja banyak yang menderita, angka absensi di perusahaan meningkat, hasil produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin membesar. Ini semua akan menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja maupun perusahaan yang bersangkutan, karena mungkin tenaga kerja terpaksa berhenti bekerja sebab sakit sementara atau cacat tetap yang diakibatkan oleh proses kerja yang tidak aman atau peralatan kerja yang salah dalam pengoperasiannya. Sehingga perlunya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menciptakan terwujudnya pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Karena pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja, maka untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja juga melindungi tenaga kerja, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2. Dengan demikian tenaga kerja merasa aman dan tenang dalam melakukan pekerjaannya, hal ini dikarenakan perusahaan telah memperhatikan keselamatan dan kesehataan mereka dan memberikan jaminan jika terjadi kecelakaan akibat kerja itu, maka secara tidak langsung para karyawan akan termotivasi untukmenjalankan pekerjaannya dengan baik sehingga produk yang dihasilkan akan berkualitas dan produktivitas karyawan juga akan meningkat. 1.2 Rumusan Masalah Bagai Mana Penerapan K3 Di Perusahaan Profil perusahaan PT. Indofood, PT. Nissin. Dan PT. Sari Roti

Keberadaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja 2

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional sedang memasuki era industrialisasi dan

globalisasi yang ditandai dengan semaikin berkembangnya perindustrian dengan

mendayagunakan teknologoi tinggi, sehingga akibatnya timbul kecelakaan kerja

baik operator peralatan itu sendiri maupun masyarakat di sekitar perusahaan. Apabila

banyak terjadi kecelakaan, maka tenaga kerja banyak yang menderita, angka absensi

di perusahaan meningkat, hasil produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin

membesar. Ini semua akan menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja maupun

perusahaan yang bersangkutan, karena mungkin tenaga kerja terpaksa berhenti

bekerja sebab sakit sementara atau cacat tetap yang diakibatkan oleh proses kerja

yang tidak aman atau peralatan kerja yang salah dalam pengoperasiannya.

Sehingga perlunya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk

menciptakan terwujudnya pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan

kesehatan kerja ini ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan

cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting

keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan.

Karena pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga kerja, maka

untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja juga melindungi tenaga kerja, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang

No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2. Dengan demikian tenaga kerja merasa

aman dan tenang dalam melakukan pekerjaannya, hal ini dikarenakan perusahaan

telah memperhatikan keselamatan dan kesehataan mereka dan memberikan jaminan

jika terjadi kecelakaan akibat kerja itu, maka secara tidak langsung para karyawan

akan termotivasi untukmenjalankan pekerjaannya dengan baik sehingga produk yang

dihasilkan akan berkualitas dan produktivitas karyawan juga akan meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagai Mana Penerapan K3 Di Perusahaan

Profil perusahaan PT. Indofood, PT. Nissin. Dan PT. Sari Roti

2

1.3 Tujuan

Mengetahui penerapan K3 di Perusahaan

Mengetahui Profil Perusahaan PT. Indofood, PT. Nissin. Dan PT. Sari

Roti

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

A. pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang

memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari

bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi

yang wajib dipenuhi oleh perusahaan (Suma’mur, 1988).

Menurut Dewan K3 Nasional, program K3 adalah upaya untuk

mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu manusia, sarana,

lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi administrasi dan

manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang, peralatan K3, pengendalian

bahaya dan beracun, pencegahan kebakaran, keadaan darurat, penerapan K3

dan sistem evaluasi program (DK3N, 1993).

peraturan-peraturan mengenai berbagai jenis keselamatan kerja sebagai

berikut:

Keselamatan kerja dalam industri ( industrial safety)

Keselamatan kerja di pertambangan ( mining safety)

Keselamatan kerja dalam bangunan ( building and construction safety)

Keselamatan kerja lalu lintas ( traffic safety)

Keselamatan kerja penerbangan (flight safety)

Keselamatan kerja kereta api ( railway safety)

Keselamatan kerja di rumah ( home safety)

Keselamatan kerja di kantor ( office safety)

B. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur

yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian

resiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak

aman, meliputi:

4

Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi

berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.

Membuat prosedur keamanan.

Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan

peralatan baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya.

Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.

Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.

Rapat bulanan P2K3

Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3 seperti

alat pelindung diri, standar keselamatan yang baru.

Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.

Unsur-unsur program keselamatan dan kesehatan kerja yang terpenting

adalah pernyataan dan kebijakan perusahaan, organisasi dan personil,

menjaga kondisi kerja untuk memenuhi syarat-syarat keselamatan, membuat

laporan dan analisis penyebab kecelakaan dan menyediakan fasilitas

pertolongan pertama pada kecelakaan (Nasution, 2005).

AOMA (American Occupational Medical Assosiation) dalam

Soehatman Ramli (2010) membagi komponen penting dari program K3, yaitu

:

I. Komponen Pokok, meliputi:

1. Pemerikasaan Kesehatan Pekerja

a. Pre-placement yaitu pemeriksaan kesehatan atau status kesehatan

termasuk penilaian emosional, untuk memberikan rekomendasi pada

manajemen mengenai kemampuan seorang pekerja untuk dapat

melakukan pekerjaannya secara aman tanpa membahayakan

keselamatan dan kesehatan kerja dan orang lainnya. Dalam memberikan

rekomendasi tersebut ada beberapa faktor yang diperhatikan yaitu

riwayat kesehatan, riwayat pekerjaan, penilaian terhadap fisik dan alat-

alat tubuh, apakah tidak akan terpengaruh oleh pekerjaannya, evaluasi

dari macam kerja yang akan diberikan.

b. Pemeriksaan kesehatan berkala yang bertujuan untuk mengetahui status

kesehatan pekerja yang mempunyai efek buruk terhadap kesehatannya.

5

c. Pemeriksaan kesehatan setelah pekerja menderita sakit atau kecelakaan.

d. Pemerikasaan kesehatan pada waktu pensiun atau berhenti bekerja yang

bertujuan untuk mengetahui apakah ada gangguan kesehatan akibat

kerja.

2. Diagnosa dan pengobatan atau kecelakaan akibat kerja, termasuk

rehabilitasinya.

3. Pengobatan darurat dan pengobatan atas kecelakaan yang bukan akibat

kerja.

4. Pendidikan terhadap pekerja akan potensial occupational/hazard dan

tindakan pencegahan dan pengetahuan akan bahaya terhadap kesehatan.

5. Program penentuan perlunya alat-alat perlindungan diri dan pengadaannya.

6. Inspeksi berkala dan evaluasi atas lingkungan kerja untuk mengetahui

apakah ada kemungkinan berbahaya terhadap kesehatan serta

pencegahannya.

7. Pemeriksaan atau studi terhadap bahan kimia yang dipergunakan yang

belum mendapat pemeriksaan secara toksikologis.

8. Studi epidemiologik untuk mengevaluasi dampak daripada lingkungan

kerja.

9. Pemerikasaan occupational health records.

10. Imunisasi terhadap penyakit infeksi.

11. Ikut serta dalam penentuan dan evaluasi dari ansuransi pekerja.

12. Keikutsertaan dalam program peraturan dari perusahaan yang berhubungan

dengan kesehatan.

13. Mengevaluasi secara periodik efektivitas program kesehatan kerja yang

ada.

II. Komponen Pilihan, meliputi:

1. Penyediaan tempat pengobatan (klinik) untuk hal-hal yang sifatnya minor

dan non occupational.

2. Pengobatan yang berulang-ulang dan kondisi non occupational yang

diberikan oleh dokter pribadi seperti fisioterapis, suntikan yang rutin, dapat

6

disediakan/diadakan demi mencegah hilangnya waktu kerja dan tentunya

menurunkan biaya dari pekerja itu sendiri.

3. Program bantuan terhadap pekerja bertujuan untuk membantu

memecahkan masalah atau keadaan yang ada hubungannya dan dapat

mempengaruhi kesehatan/kesejahteraan serta pekerjaan.

4. Pendidikan kesehatan dan konsultasi.

5. Bantuan terhadap pimpinan perusahaan dalam mengontrol absen kerja oleh

karena sakit.

6. Program keadaan darurat di tempat kerja, termasuk koordinasi dengan

bagian yang penting di luar perusahaan.

C. Tujuan dan Sasaran Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja secara umum adalah

mempercepat proses gerakan nasional K3 dalam upaya memberdayakan

keselamatan dan kesehatan kerja guna mencapai kecelakaan nihil.

Sasaran dari program keselamatan dan kesehatan kerja antara lain :

1. Meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman dan penghayatan K3

semua unsur pimpinan dan pekerja pada sutau perusahaan.

2. Meningkatkan fungsi manajemen K3 atau Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja.

3. Mendorong terbentuknya manajemen K3 pada setiap perusahaan.

4. Mendorong pembinaan K3 pada sektor informal dan masyrakat umum.

2.2 Kecelakaan Kerja

A. Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Tak terduga, oleh karna itu di belakang peristiwa itu tidak dapat unsur

kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan bisa terjadi

kondisi tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan tidak yang tidak

selamat. Jadi, defenisi kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi

tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. kecelakaan akibat

kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni:

7

a. kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan,

b. kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja

Menurut Suma’mur (1989) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang

terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :

a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa

kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil

keputusan), disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang mendatangkan

kecelakaan, ketidak cocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang

disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu

berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak

mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan kecakapan untuk

mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai pekerjaan.

Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan

penyakit.

b. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat

pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak.

Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor

keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari

pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada

rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak

pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna

sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi

sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan yang tidak sempurna

misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan

setempat.

8

2.3 Peralatan Perlindungan Diri

A. Pengertian Alat Pelindung Diri

Peralatan Perlindungan Diri adalah seperangkat alat yang digunakan

olehtenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.

PeralatanPerlindungan Diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orangdi sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh

pemerintah melaluiDepartemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

2.4 Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a) Undang-undang No.1 tahun 1970.

1) Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan

syarat- syarat untuk memberikan Alat Pelindung Diri

2) Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan

danmenjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang Alat Pelindung

Diri.

3) PasaPermenakertrans No.Per.01/MEN/1981Pasal 4 ayat (3)

menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri

dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya

untuk pencegahan penyakit akibat kerja.3)

b) Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982Pasal 2 butir I menyebutkan

memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,

Pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dangizi serta

penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

c) Permenakertrans No.Per.03/Men/1986Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga

kerja yang mengelola Pestisida harusmemakai alat-alat pelindung diri yg

berupa pakaian kerja, sepatu Safety ,sarung tangan, kacamata pelindung

atau pelindung muka dan pelindung ernafasan.Berdasarkan Undang-

undang, jaminan Keselamatan dan Kesehatan kerjaitu di peruntukkan bagi

seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat, baik darat,di dalam tanah,

9

dipermukaan air, di ddala air maupun di udara, yang beradadidalam

wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap

pekerja di Indonesia berhak atas jaminan Keselamatan dan Kesehatan

kerja.Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama

1tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000 (lima belas juta

rupiah) bagi yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.

sumber hukum penerapan K3 adalah sebagai berikut:

1) UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2) UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3) PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Sosial Tenaga Kerja.

4) Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena

Hubungan Kerja.

5) Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis

Pendaftaran Kepesertaan, pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan

Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Semua produk perundang-undangan pada dasarnya mengatur

tentang kewajiban dan hak Tenaga Kerja terhadap Keselamatan Kerja

untuk:

Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai

pengawas dan atau ahli keselamatan kerja;

Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;

Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan

kesehatan kerja yang diwajibkan;

Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan

dan kesehatan kerja yang diwajibkan;

Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat

keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang

diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus

ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih

dapat dipertanggung jawab.

10

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan PT. Indofood, PT. Nissin. Dan PT. Sari Roti

3.1.1 Profil Perusahaan PT. Indofood

Alamat PT. Indofood cabang semarang terletak di Jl. Tambak Aji

II No 8 Desa Beringin, Tambak Aji Ngaliyan, Semarang 50185.

Nomor Telepon (024) 7608455, 8664555 Fax (024) 8662455.

Indofood berdiri pada tahun 1990, dengan nama PT Panganjaya

Intikusuma. Kemudian pada 1994, berganti nama menjadi PT Indofood

Sukses Makmur. Tahun 1995 perusahaan ini mengakuisisi pabrik

penggilingan gandum Bogasari. Lalu pada tahun 1997 memperkuat

jaringan dengan mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di

bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi. Dan 2007 Indofood

mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan

menempatkan saham baru.

Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnisnya

yang terdiri dari empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling

melengkapi sebagai berikut:

1. Produk Konsumen Bermerek

Grup Produk Konsumen Bermerek saat ini terdiri dari lima divisi

yaitu Mi Instan, Makanan Ringan, Bumbu Penyedap Makanan, Nutrisi

& Makanan Khusus serta Biskuit.

2. Grup Bogasari

Dua pabrik tepung terigu Bogasari berlokasi di Jakarta dan

Surabaya. Memiliki beberapa merek seperti Cakra Kembar, Segitiga

Biru, Kunci Biru, dan La Fonte.

3. Grup Agribisnis

beroperasi di bawah naungan PT Salim Ivomas Pratama dan PT PP

London Sumatra Indonesia Tbk, sebuah perusahaan tercatat di Bursa

Efek Indonesia.

11

4. Grup Distribusi

Indofood memiliki jaringan distribusi paling ekstensif di Indonesia,

menjangkau hampir seluruh pelosok Nusantara. Selain

mendistribusikan produk-produk Indofood, grup ini juga menyalurkan

berbagai produk pihak ketiga.

3.1.2 Profil Perusahaan PT. Nissin

Alamt PT Nissin Biscuit Indonesia terletak Semarang Ungaran

Alamat : Jl. Raya Semarang Salatiga Km. 23 Ungaran Nomor Telepon :

024 6921125.

PT Nissin Biscuit Indonesia telah memproduksi makanan-makanan

ringan bercita rasa tinggi yang sehat dan halal sejak tahun 1977.

Bersama pabrik-pabrik lain di bawah Kelompok Khong Guan di

Jakarta, Nissin mengawali kiprahnya dengan gemilang dalam produksi

biskuit kemasan kecil sampai kemasan kaleng besar.

Nissin memulai produksinya dengan brand Butter Coconut,

Frychip, Honey, Aynako, dan Longer Stick. Sejalan dengan

perkembangannya, Nissin semakin variatif memproduksi biskuit, kue,

kerupuk, makanan ringan dan wafer.

3.1.3 Profil Perusahaan PT. Sari Roti

PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk ("Perseroan") berdiri pada

tahun 1995. Pabrik pertama berlokasi di Blok W, Kawasan Industri

Jababeka, Cikarang.

Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat,

Perseroan mengembangkan usahanya dengan mendirikan pabrik di

Pasuruan pada tahun 2005. Besarnya permintaan masyarakat atas

produk Sari Roti membuat Perseroan kembali membangun pabrik

ketiga pada tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri

Jababeka Cikarang. Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di

Semarang, Medan dan Cikarang Barat pada tahun 2011. Pada tahun

2012, Perseroan membangun 2 pabrik baru yang berlokasi di

Palembang dan Makassar.

12

Pabrik ke-4 di semarang diresmikan oleh Ibu Wendy Yap,

President & CEO PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk dan disaksikan

oleh Mr. Kaneyoshi Morita, Senior Managing Director Shikisima

Jepang serta jajaran direksi PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

“Pendirian pabrik di Semarang ini adalah untuk memenuhi

kebutuhan dan permintaan akan Sari Roti yang terus bertambah di

daerah Jawa Tengah dan DIY. Hal ini juga sebagai komitmen kami

untuk menghasilkan produk yang aman, sehat, halal dan bergizi yang

dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Yusuf Hady,

Director of Operations PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

3.2 Penerapan K3 Di Perusahaan

3.2.1 penerapan K3 di Perusahaan Indofood

A. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang

Semarang memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) yang merupakan pedoman dasar pelaksanaan sistem

manajemen industri di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi

Noodle Cabang Semarang yang bertujuan untuk pencapaian zero

accident. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) di PT. Indofood CBP Sukses Makmur ini mengadopsi isi dari

peraturan perundang-undangan maupun standar-standar internasional.

Prinsip penerapan SMK3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi

Noodle Cabang Semarang mengacu pada Permenaker No.

05/MEN/1996 sebagai berikut :

1. Komitmen dan Kebijakan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang

Semarang merupakan perusahaan yang cukup konsen terhadap

komitmen penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3), hal ini terlihat dengan adanya Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang telah dibentuk sejak

tanggal 24 Mei 2000 dengan susunan panitia. Yaitu :

13

a. Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

b. Wakil Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

c. (P2K3)

d. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3)

e. anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3)

f. Seksi Litbang

g. Seksi Kebersihan Lingkungan

h. Seksi Kesehatan Karyawan

i. Seksi PMK

j. Seksi Mekanik, Listrik dan Konstruksi

k. Seksi Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja

l. Seksi Pelatihan dan Training Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Fungsi dari P2K3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi

Noodle Cabang Semarang adalah :

a. Membantu perusahaan menyusun kebijakan manajemen dalam

rangka meningkatkan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) di perusahaan.

b. Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3).

c. Menyusun program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) yang akan dilaksanakan serta memantau keefektivan

pelaksanaannya.

d. Mengembangkan tindakan pengendalian resiko terhadap potensi

bahaya yang ada di lingkungan kerja PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang.

e. Menentukan dan menyebarluaskan penyelesaian dari masalah-

masalah yang berhubungan dengan keselamatan kerja.

f. Mengembangkan kegiatan pelatihan di bidang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) kepada seluruh tenaga kerja PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang.

14

B. Perencanaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur selain merumuskan kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, juga merencanakan

pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja. Hal ini dilakukan untuk menjamin kesesuaian

implementasi kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah dibuat di PT. Indofood CBP

Sukses Makmur.

Perencanaan yang telah dilakukan di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang sebagai berikut :

a. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko

b. Perundang-undangan

c. Tujuan dan Sasaran

d. Indikator Kerja

C. Penerapan

Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3), perusahaan melibatkan personil tenaga kerja yang ditunjuk

untuk menjadi pengurus dalam Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3). Untuk memenuhi tujuan dan sasaran

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka dalam penerapan SMK3 meliputi

berbagai aspek penting dalam pelaksanaannya.

a. Identifikasi bahaya dan potensi bahaya

Kegiatan penelitian yang telah dilakukan di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang, diperoleh data tentang

identifikasi bahaya dan potensi bahaya yang ada di PT. Indofood CBP

Sukses Makmur. sebagai berikut :

15

Tabel : Analisa kecelakaan kerja dalam area kerja

16

17

3.2.2 Penerapan K3 di Perusahaan Nissin

PT. Nissin Biscuit Semarang ini telah berusaha menempatkan karyawan

pada tugas yang benar (the right man on the right job) dan masih ditemukan

juga karyawan yang kurang disiplin mengikuti peraturan perusahaan, kurang

teliti dan kurang serius dalam bekerja serta kurang dapat memberikan contoh

yang baik.

Budaya kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh PT.Nissin Biscuit

Indonesia sangat besar manfaatnya dalam mendorong timbulnya usaha

karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan karyawan yang bersangkutan

mampu mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing agar dapat

mencapai efektivitas kerja yang tinggi.

Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup penggunaan bahan

baku pilihan dan penggunaan tegnologi canggih dalam proses produksi serta

penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik), GMP (Good

Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Opening Procedure) dan

HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point). Standar Mutu ISO

2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk juga telah ditetapka dalam

proses produksi disertai dengan sertifikat halal dari Majlis Ulama Indonesia

(MUI). Sebuah bukti bahwa semua produk Nissin memenuhi kaidah halal dan

aman dikonsumsi.

3.2.3 Penerapan K3 di Perusahaan Sari Roti

Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard

Analysis Critical Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan

sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal,

Healthy, Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Selain itu, seluruh produk

Sari Roti telah terdaftar melalui Badan BPOM Indonesia dan memperoleh

sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.

Kemudian pabrik sari roti krena merasa penting akan pentingnya untuk

menujang K3 yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia,

18

Perseroan menerapkan program pelatihan yang berkesinambungan, baik dalam

hal pengembangan diri, perspektif bisnis dan manajemen, serta pengetahuan

teknis. Beberapa pelatihan yang pernah diberikan oleh Perseroan kepada

karyawan baik berupa pelatihan di dalam maupun di luar Perseroan adalah:

GMP (Good Manufacturing Practice) dan SSOP (Sanitation Standard

Operating Procedure)

Keselamatan kerja (K3)

Work Instruction Training (WIT)

TPM (Total Productivity Maintenance)

Baking Training School

HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point)Training

Sosialisasi kebijakan dan Standard Operating Procedure (SOP) LPPOM

MUI

Pelatihan Pajak

Pelatihan Internal Audit

Leadership

Bukti Terlaksananya K3 Perusahaan Sari roti memiliki karyawan-

karyawan yang memiliki keahlian khusus melalui program pelatihanpelatihan

di bidang produksi roti seperti Program Pelatihan bagi Pekerja, Program

Pemagangan, Fasilitas Pelatihan, Program Pengindonesiaan. Untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawan, Perseroan memberikan sistem

kompensasi kepada karyawan yang berbasis kinerja. Selain itu, Perseroan juga

memberikan beberapa manfaat karyawan antara lain:

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Transportasi

Asuransi kesehatan karyawan beserta keluarga

Poliklinik

P3K

Dokter Pemeriksa

Paramedis

19

Ahli/Petugas K3

Paramedis

Regu Pemadam Kebakaran

Koperasi Karyawan

Unit KB Perusahaan

Perumahan Karyawan

TPA

Program Pensiun

Klinik

20

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

kesehatan dan keselamatan kerja khususnya pada perusahan sangat

penting dilakukan, karena dapat mengingkatkan kesejahtraan, kesehatan dan

terutama keselamatan kerja karyawan atau pekerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan

proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan

setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan

intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di

lingkungan kerja.

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diperoleh, dapat

disimpulkan bahwa PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle

Cabang Semarang, PT. Nissin Biskuit dan PT. Sari Roti berhasil menerapkan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam upaya

pencegahan kecelakaan, ini terbukti karena adanya fasilitas-faslitas,

organisasi, sistem yang diterapkan , alat-alat dan tenaga ahli dalam

pelaksanaan K3 seperti yang telah di jelaskan diatas.

4.2 Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

Morison, MJ , 1992, A.colour guide to the nursing management of wounds,

alih bahasa Monica Ester ,Jakarta :EGC

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya,

1996).

22

LAMPIRAN FHOTO