19
SejarahIndonesiaSejarahIndo nesiaSejarahIndonesiaSejara hIndonesiaSejarahIndonesiaS ejarahIndonesiaSejarahIndon esiaSejarahIndonesiaSejarah IndonesiaSejarahIndonesiaSe jarahIndonesiaSejarahIndone siaSejarahIndonesiaSejarahI ndonesiaSejarahIndonesiaSej arahIndonesiaSejarahIndones iaSejarahIndonesiaSejarahIn donesiaSejarahIndonesiaSeja rahIndonesiaSejarahIndonesi aSejarahIndonesiaSejarahInd KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Parasdisa N. XII IPA 3 SMA NEGERI 12 JAKARTA TIMUR

KEBIJAKAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KEBIJAKAN NEGARA

Citation preview

Page 1: KEBIJAKAN

SejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiaSejarahIndonesiavvtyuiopasdf

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Parasdisa N.

XII IPA 3

SMA NEGERI 12JAKARTA TIMUR

Page 2: KEBIJAKAN

1. Pemerintahan BJ. Habibie

Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang

ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan

Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16

orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur

militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.

Dalam bidang ekonomi, pemerintahan Habibie berusaha keras

untuk melakukan perbaikan. Ada beberapa hal yang dilakukan

oleh pemerintahan Habibie untuk memperbaiki perekonomian

Indonesia antaranya :

• Merekapitulasi perbankan

• Merekonstruksi perekonomian Indonesia.

• Melikuidasi beberapa bank bermasalah.

• Manaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga di bawah Rp.10.000,-

• Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang di syaratkan oleh IMF.

Presiden Habibie sebagai pembuka sejarah perjalanan bangsa pada era reformasi

mengupayakan pelaksanaan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan serta

merencanakan pelaksanaan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Pemilihan umum yang akan diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Habibie

merupakan pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Habibie juga membebaskan

beberapa narapidana politik yang ditahan pada zaman pemerintahan Soeharto. Kemudian,

Presiden Habibie juga mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen. Hal-

hal yang dilakukan pada masa pemerintahan Habibie :

1. Bidang Ekonomi

Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie

melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit

Pengelola Aset Negara

b) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah

c) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar hingga di bawah Rp. 10.000,00

d) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri

Page 3: KEBIJAKAN

e) Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF

f) Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan

yang Tidak Sehat

g) Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

2. Bidang Politik

a) Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak

bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik

b) Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas dan Mochtar

Pakpahan

c) Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen

d) Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :

(1) UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik

(2) UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu

(3) UU No. 4 tahun 1999 tentang Susduk DPR/MPR

e) Menetapkan 12 Ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari

tuntutan reformasi yaitu :

(1) Tap MPR No. VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap No. IV/MPR/1983

tentangReferendum

(2) Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang

Pancasila sebagai azas tunggal

(3) Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pencabutan Tap MPR No. V/MPR/1978 tentang

Presiden mendapat mandat dari MPR untuk memiliki hak-hak dan Kebijakan di luar batas

perundang-undangan

(4) Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil

Presiden maksimal hanya dua kali periode

12 Ketetapan MPR antara lain :

a. Tap MPR No. X/MPR/1998, tentang pokok-pokok reformasi pembangunan dalam rangka

penyelematan dan normalisasi kehidupan nasional sebagai haluan negara

b. Tap MPR No. XI/MPR/1998, tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas

korupsi, kolusi, dan nepotisme

c. Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil

presiden Republik Indonesia

d. Tap MPR No. XV/MPR/1998, tentang penyelenggaraan Otonomi daerah

Page 4: KEBIJAKAN

e. Tap MPR No. XVI/MPR/1998, tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi

f. Tap MPR No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasi Manusia (HAM)

g. Tap MPR No. VII/MPR/1998, tentang perubahan dan tambahan atas Tap MPR No.

I/MPR/1998 tentang peraturan tata tertib MPR

h. Tap MPR No. XIV/MPR/1998, tentang Pemilihan Umum

i. Tap MPR No. III/V/MPR/1998, tentang referendum

j. Tap MPR No. IX/MPR/1998, tentang GBHN

k. Tap MPR No. XII/MPR/1998, tentang pemberian tugas dan wewenang khusus kepada

Presiden/mandataris MPR dalam rangka menyukseskan dan pengamanan pembangunan

nasional sebagai pengamalan pancasila

l. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998, tentang pencabutan Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila

3. Bidang Pers

Dilakukan pencabutan pembredelan pers dan penyederhanaan permohonan SIUPP untuk

memberikan kebebasan terhadap pers, sehingga muncul berbagai macam media massa cetak,

baik surat kabar maupun majalah.

4. Bidang Hukum

Pada masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie dilakukan reformasi di bidang hukum.

Reformasi

hukum itu disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat. Tindakan yang

dilakukan

oleh Presiden Habibie untuk mereformasi hukum mendapatkan sambutan baik dari berbagai

kalangan masyarakat, karena reformasi hukum yang dilakukannya mengarah kepada tatanan

hukum yang ditambakan oleh masyarakat.Ketika dilakukan pembongkaran terhadap berbagai

produk hukum atau undang-undang yang dibuat pada masa Orde Baru, maka tampak dengan

jelas adanya karakter hukum yang mengebiri hak-hak. Selama pemerintahan Orde Baru,

karakter

hukum cenderung bersifat konservatif, ortodoks maupun elitis. Sedangkan hukum ortodoks

lebih

tertutup terhadap kelompok-kelompok sosial maupun individu didalam masyarakat. Pada

hukum

yang berkarakter tersebut, maka porsi rakyat sangatlah kecil, bahkan bisa dikatakan tidak ada

Page 5: KEBIJAKAN

sama sekali. Oleh karena itu, produk hukum dari masa pemerintahan Orde Baru sangat tidak

mungkin untuk dapat menjamin atau memberikan perlindungan terhadap Hak-hak Asasi

Manusia (HAM),berkembangnya demokrasi serta munculnya kreativitas masyarakat.

5. Bidang Hankam

Di bidang hankam diadakan pembaharuan dengan cara melakukan pemisahan Polri dan

ABRI.

6. Pembentukan kabinet

Presiden BJ Habibie membentuk kabinet baru yang diberi nama Kabinet Reformasi

Pembangunan yang terdiri atas 16 menteri, yang meliputi perakilan dari ABRI, Golkar, PPP,

dan PDI.

7. Kebebasan Menyampaikan Pendapat

Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum.

Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menyampaikan pendapat,

baik dalam bentuk rapat-rapat umum maupun unjuk rasa atau demonstrasi. Namun khusus

demonstrasi, setiap organisasi atau lembaga yang ingin melakukan demonstrasi hendaknya

mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melakukan

demonstrasi tersebut. Hal ini dilakukan karena pihak Kepolisian mengacu kepada UU No. 28

tahun 1997 tentang Kepolisian Republik Indonesia yang menyatakan bahwa “ untuk

kepentingan umum, pejabat Polri dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya dapat

bertindak sesuai dengan penilaiannya sendiri”.

Namun ketika menghadapi para pengunjuk rasa, pihak kepolisian sering menggunakan pasal

yang berbeda-beda, walaupun mereka melakukan aksi unjuk rasa secara bersamaan. Untuk

menjamin kepastian hukum bagi para pengunjuk rasa, pemerintah bersama DPR berhasil

merampungkan perundang-undangan yang mengatur tentang unjuk rasa atau demonstrasi

yaitu UU No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan pendapat di Muka Umum.

Adanya undang-undang tersebut menunjukkan pemerintah memulai pelaksanaan sistem

demokrasi yang sesungguhnya, yaitu dengan memberikan kebebasan kepada masyarakat

untuk mengemukakan apa yang diinginkannya. Namun sayangnya, UU itu belum

memasyarakat atau belum disosialisasikan dalam kehidupan masyarakat. Sosialisasi ini

dimaksudkan agar masyarakat yang ingin menyampaikan tuntutan, dapat berjalan dengan

baik dan aman.

Page 6: KEBIJAKAN

8. Masalah Dwi Fungsi ABRI

Ada beberapa perubahan yang muncul pada masa pemerintah Habibie yaitu :

a) Jumlah anggota ABRI yang duduk di MPR dikurangi, dari 75 orang menjadi 38 orang

b) Polri memisahkan diri dari ABRI dan menjadi kepolisian negara sejak tanggal 5 Mei 1999

c) ABRI diubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan laut dan

Angkatan Udara

2. Pemerintahan Abdurrahman Wahid ( Gus Dur)

Pada tanggal 20 Oktober 1999, MPR berhasil memilih

Presiden Republik Indonesia yang ke-4 yaitu KH. Abdurrahman

Wahid dengan wakilnya Megawati Soekarnoputri. Pada masa

pemerintahan Gus Dur, ada beberapa persoalan yang dihadapi

yang merupakan warisan dari pemerintahan Orde Baru yaitu :

1) Masalah praktik KKN yang belum terselesaikan

2) Pemulihan ekonomi

3) Masalah BPPN

4) Kinerja BUMN

5) Pengendalian Inflasi

6) Mempertahankan kurs rupiah

7) Masalah jejaring pengamanan sosial ( JPS)

8) Masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama

9) Penegakan hukum dan penegakan Hak asasi manusia (HAM)

Pembaharuan yang dilakukan pada masa Pemerintahan Gus Dur adalah :

1) Membentuk Kabinet Kerja

Untuk mendukung tugas dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari, Gus Dur membentuk

kabinet kerja yang diberi nama Kabinet Persatuan Nasional yang anggotanya diambil dari

perwakilan masing-masing partai politik yang dilantik pada tanggal b28 Oktober 1999. Di

dalam Kabinet Persatuan Nasional terdapat dua departemen yang dihapuskan, yaitu

Departemen Sosial dan Departemen Penerangan.

Page 7: KEBIJAKAN

2) Bidang Ekonomi

Untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia, dibentuk Dewan

Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memecahkan perbaikan ekonomi Indonesia

yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dewan Ekonomi nasional

diketuai oleh Prof. Dr. Emil Salim, wakilnya Subiyakto Tjakrawerdaya dan sekretarisnya Dr.

Sri Mulyani Indraswari.

3) Bidang Budaya dan Sosial

Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus Dur memberikan

kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Hak itu dibuktikan dengan adanya

beberapa keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu :

a) Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil Penganut Agama

Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka dengan adanya Keppres No. 6

dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama maupun menggelar budayanya secara

terbuka seperti misalnya pertunjukan Barongsai.

b) Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga menjadi hari

libur nasional.

Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, Gus Dur juga mengeluarkan berbagai

kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan MPR dan DPR, yang dianggap berjalan sendiri,

tanpa mau menaati aturan ketatanegaraan, melainkan diselesaikan sendiri berdasarkan

pendapat kerabat dekatnya, bukan menurut aturan konstitusi negara. Kebijakan-kebijakan

yang menimbulkan kontroversial dari berbagai kalangan yaitu :

1) Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang dianggap Orde Baru.

2) Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang dilatarbelakangi oleh adanya

pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan Panglima Tinggi.

3) Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh hubungan yang

tidak harmonis dengan Gus Dur.

4) Mengeluarkan pengumuman tentang menteri Kabinet Pembangunan Nasional yang terlibat

KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet menjadi merosot.

5) Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan mengizinkan pengibaran

bendera Bintang Kejora.

Puncak jatuhnya Gus dur dari kursi kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal Brunei Gate

dan Bulog Gate yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi, maka pada tanggal 1

Februari 2006 DPR-RI mengeluarkan memorandum yang pertama sedangkan memorandum

Page 8: KEBIJAKAN

yang kedua dikeluarkan pada tanggal 30 Aril 2001. Gus Dur menanggapi memorandum

tersebut dengan mengeluarkan maklumat atau yang biasa disebut Dekrit Presiden yang berisi

antara lain :

1) Membekukan MPR / DPR-RI

2) Mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun

badan yang diperlukan untuk pemilu dalam waktu satu tahun.

3) Membubarkan Partai Golkar karena dianggap warisan orde baru

Dalam kenyataan, Dekrit tersebut tidk dapat dilaksanakan karena dianggap bertentangan

dengan konstitusi dan tidak memiliki kekuaran hokum, maka MPR segera mengadakan

Sidang Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001 dan Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai

Presiden RI menggantikan Gus Dur berdasarkan Tap MPR No. 3 tahun 2001 dengan

wakilnya Hamzah Haz.

3. Pemerintahan Megawati Soekarnoputri

Presiden Megawati Soekarno Puteri dilantik menjadi

Presiden RI pada tanggal 23 Juli 2001, yang merupakan

presiden pertama wanita di Indonesia. Ia merupakan presiden

pertama peletak dasar ke arah kehidupan demokrasi.

Pembaharuan yang dilakukan sebagian besar di bidang ekonomi

dan politik, sebab pada pemerintahannya, masalah yang

dihadapi kebanyakan merupakan warisan pemerintahan Orde

Baru yaitu masalah krisis ekonomi dan penegakan hukum. Ada

beberapa perubahan yang dilakukan Megawati yaitu :

1) Bidang Ekonomi

Untuk mengatasi masalah ekonomi yang tidak stabil, ada beberapa kebijakan yang

dikeluarkan Megawati yaitu :

a) Untuk mengatasi utang luar negeri sebesar 150,80 milyar US$ yang merupakan

warisan Orde baru, dikeluarkan kebijakan yang berupa penundaan pembayaran utang

sebesar US$ 5,8 milyar, sehingga hutang luar negeri dapat berkurang US$ 34,66

milyar.

b) Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan pendapatan per

Page 9: KEBIJAKAN

kapita sebesar US$ 930.

c) Kurs mata uang rupiah dapat diturunkan menjadi Rp 8.500,00.

d) Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, dikeluarkan

kebijakan yang berupa privatisasi terhadap BUMN dengan melakukan penjualan

saham Indosat sehingga hutang luar negeri dapat berkurang.

e) Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga ekspor di Indonesia dapat ditingkatkan.

f) Untuk mengatasi korupsi, dibentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

2) Bidang Politik

a) Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004 dan

melalui dua periode yaitu :

1. Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.

2. Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.

Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung

artinya rakyat langsung memilih pilihannya.

b) Pemerintahan Megawati berakhir setelah hasil pemilu 2004 menempatkan

pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pemenang. Hal ini

merupakan babak baru pemerintahan di Indonesia dimana Presiden dan Wakil

Presiden terpilih dipilih langsung oleh rakyat.

4. PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Kebijakan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang

akan dilakukan pada 1 April oleh pemerintah, dimana saat ini

masih berada dalam tahap perundingan dengan Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR). Jika kebijakan tersebut jadi diterapkan

maka hal ini dinilai sebagai perjudian besar bagi pemerintah.

Kebijakan yang akan dimungkinkan terjadi 1 april nanti

merupakan perjudian yang sangat besar bagi pemerintahan SBY,

karena menyangkut reputasi pemerintah kedepan dan akan

membahayakan posisi capres dari kalangan pemerintah saat ini nantinya

Dia menambahkan dengan semakin dekatnya perang politik yang akan terjadi di 2014, maka

kebijakan pembatasan ini akan menentukan reputasi pemerintahan Susilo Bambang

Page 10: KEBIJAKAN

Yudoyono (SBY).

Eep melanjutkan bahwa kebijakan ini merupakan kebijakan lama dimana pada waktu

sebelumnya pembatasan BBM tidak efektif terlaksana. “Ini adalah kebijakan lama dan sudah

dicoba dilaksanakan dulu namun tidak efektif. Hal ini itu cukup membuat citra pemerintah

jatuh

Menurutnya alasan akan menjadi sangat jelas ketika berbicara dampak yang akan terjadi oleh

kebijakan ini. Diungkapkan Eep, yang pasti kebijakan tersebut tertuju pada gejolak

masyarakat yang timbul apalagi pertamina sebagai regulator sudah menyatakan tidak siap

secara teknis.

Pada beberapa waktu lalu direktur pertamina mengatakan bahwa mereka tidak siap secara

teknis dan masyarakat mendengar itu. Apa tidak akan terbayang yang dipikirkan masyarakat

nanti beserta aksinya apalagi, pemerintah pun belum menentukan apa yang harus dilakukan,

pungkasnya

TK sebagai Pendidikan Pra-Sekolah

Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan pra-sekolah yang diselenggarakan bagi

anak usia 4 – 6 tahun. Pendidikan TK bukan merupakan pra-syarat untuk memasuki jenjang

sekolah dasar, sehingga bukan merupakan kewajiban bagi anak untuk memasuki TK.

Penyelenggaraan TK dimaksudkan untuk mempersiapkan anak untuk memasuki dunia

belajar, sehingga anak akan relatif lebih siap untuk belajar di sekolah dasar daripada anak

yang langsung masuk ke SD tanpa melalui TK.

Taman Kanak-kanak bukanlah sekolah, sehingga sistem pembelajaran yang diterapkan pada

TK tidak bisa disamakan dengan SD. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam

pembelajaran di TK antara lain bahwa belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar.

Bahwa dunia anak usia TK adalah dunia bermain dan sedang dalam masa pertumbuhan

sehingga belum waktunya bagi anak usia TK untuk belajar sebagaimana yang dilaksanakan di

sekolah. Dengan demikian tidak seharusnya anak TK dipaksakan untuk bisa membaca,

menulis, dan berhitung sebagaimana tuntutan beberapa orang tua. Kemampuan membaca,

menulis dan berhitung akan diperoleh pada saat anak duduk di bangku sekolah.

Prinsip yang lain misalnya bahwa anak TK sedang belajar bersosialisasi. Anak TK pada

umumnya masih sangat lekat dengan orang tua maupun keluarganya. Dengan demikian perlu

Page 11: KEBIJAKAN

ada masa belajar untuk “memisahkan” diri dari orang tua dan mulai berkenalan dengan orang

lain. Kemampuan untuk berinteraksi dengan anak lain dari kalangan dan keluarga lain perlu

dikembangkan, untuk memberikan bekal dalam bersosialisasi dengan masyarakat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) TK

Sesuai dengan kebijakan Pemerintah tentang standarisasi pendidikan, penyelenggaran

pendidikan TK harus memenuhi standar pelayanan minimal sebagai berikut.

1. Program kegiatan belajar TK merupakan satu kesatuan program kegiatan belajar yang

utuh dan harus dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama untuk meningkatkan

keimanan dan ketakwaan anak didik terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2. Program kegiatan belajar dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan

dan kondisi daerah dan menekankan pada pembentukan perilaku dan pengembangan

kemampuan dasar;

3. Prinsip pembelajaran di TK adalah bermain sambil belajar atau belajar seraya

bermain;

4. Bahasa pengantar dalam pembelajaran di TK adalah bahasa Indonesia, sedangkan

untuk daerah yang memerlukan bisa menggunakan bahasa daerah sebagai pengantar.

Program Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan

Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan TK

antara lain:

1. Peningkatan profesionalisme guru TK melalui kegiatan pelatihan/penataran sistem

pembinaan profesinal (SPP) baik di tingkat pusat maupun daerah;

2. Pengangkatan guru PNS oleh Dinas Pendidikan setempat yang dilaksanakan

berdasarkan USB TK Negeri Pembina/ Percontohan tingkat Kabupaten/Kota dengan

kualifikasi pendidikan SPGTK, PGTK dan DII-PGTK;

3. Peningkatan kinerja pengawas TK/SD melalui kegiatan pelatihan khusus bagi

pengawas TK/SD;

4. Penerapan paradigma baru dunia pendidikan yakni: schooling ke learning, instructive

ke fasilitatif, knowledge ke competency based (manajemen berbasis sekolah),

Page 12: KEBIJAKAN

centralization ke decentralization, dan government role ke community role

(masyarakat madani);

5. Menyusun materi kegiatan dalam PKB TK sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik dan kondisi lingkungannya;

6. Menyelenggarakan TK dengan memperhatian prinsip-prinsip PKB TK, bermain,

lingkungan anak;

7. Peningkatan Mutu TK Pembina Tingkat Propinsi sebagai Gugus TK Rujukan;

8. Lomba kreativitas bagi guru/kepala TK;

9. Lomba Gugus TK;

10. Lomba UKS TK;

11. Lomba Kinerja TK;

12. Memberikan dana bantuan langsung (block grant) kepada TK untuk peningkatan

mutu.

Program Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan TK

Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan

TK antara lain:

1. Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) penyelenggaraan pendidikan TK;

2. Melaksanakan pembinaan Sistem Pembinaan Professional (SPP) melalui gugus TK;

3. Menerapkan manajeman berbasis sekolah;

4. Meningkatkan kerjasama tiga komponen pendidikan TK yaitu pemerintah, GOPTKI

dan IGTKI – PGRI;

5. Penyuluhan dan penyebaran informasi melalui media elektronik dan media cetak

untuk menyadarkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan TK;

6. Membentuk dan memfungsikan Dewan/Komite Sekolah untuk TK;

7. Memberikan dana bantuan langsung (block grant) kepada TK Pembina.

Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan TK

Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini, pemerintah

perlu mengajak masyarakat lebih berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan TK.

Page 13: KEBIJAKAN

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat terhadap penyelenggaraan TK ditempuh

strategi sebagai berikut:

1. Pemanfaatan lembaga yang ada dengan memperluas kesempatan kepada lembaga-

lembaga di masyarakat untuk mendirikan TK;

2. Mempermudah jalur birokrasi dengan menyederhanakan proses izin, penyebaran

informasi tentang TK, serta membuat perda untuk penyelenggaraan TK;

3. Menjalin kemitraan dengan dunia usaha, LPTK, organisasi keagamaan, organisasi di

bawah GOPTKI serta dengan DPRD Tingkat II;

4. Dalam penyelenggaraan TK di pedesaan yang harus disadari adalah pendidikan TK

untuk anak usia 4-6 tahun sangat perlu dan adanya motivasi yang kuat serta kerjasama

masyarakat untuk menyelenggarakan TK di pedesaan;

5. TK masuk desa umumnya dibentuk untuk membantu anak usia taman kanak-kanak

yang orangtuanya kurang mampu dari segi keuangan.