40
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA OLEH : DIREKTUR JENDERAL SDPPI 1 KEBIJAKAN BIDANG SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA DISAMPAIKAN PADA ACARA RAKORNAS KOMINFO TANGGAL 8 JUNI 2015

KEBIJAKAN BIDANG SUMBER DAYA DAN PERANGKAT …. Paparan... · PM Kominfo No. 18 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembangunan ... RENCANA KERJA TA 2016 ... No. 4 Tahun 2015 - Perbaikan kualitas

Embed Size (px)

Citation preview

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA

DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA

OLEH :

DIREKTUR JENDERAL SDPPI

1

KEBIJAKAN BIDANG SUMBER DAYA DAN PERANGKAT POS DAN INFORMATIKA

DISAMPAIKAN PADA ACARA RAKORNAS KOMINFO TANGGAL 8 JUNI 2015

TUGAS DAN FUNGSI DITJEN SDPPI

(Peraturan Menteri Kominfo Nomor 17 Tahun 2010)

2

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang sumber daya dan perangkat pos dan informatika.

Fungsi :a. Perumusan kebijakan di bidang sumber daya dan perangkat pos dan

informatika;b. Pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya dan perangkat pos dan

informatika;c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sumber daya

dan perangkat pos dan informatika;d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sumber daya dan

perangkat pos dan informatika; dane. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat

Pos dan informatika

Tugas

Fungsi

PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA

• Operator Telekomunikasi;

• Vendor Perangkat Telekomunikasi

• Lembaga Penyiaran (Swasta, Publik dan Komunitas);

• Badan Hukum pengguna frekuensi radio (PT. PLN, PT. Pertamina);

• Badan Hukum yang menggunakan perangkat radio (Repeater, Rig, HT, dll);

• Instansi Pemerintahan pengguna frekuensi radio (Kementerian Kehutanan, Kemenhub, Kejaksaan Agung, KPK, BPK, Bapenas, dll);

3

PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA

• Penyelenggara Penyiaran (TV siaran dan radio siaran AM/FM);

• Organisasi terkait pengguna frekuensi radio (ATVSI, ATSI, PRSSNI, ORARI, RAPI, dll);

• Importir alat/perangkat telekomunikasi;

• Distributor alat/perangkat telekomunikasi;

• Badan Usaha Perakit Alat dan Perangkat Telekomunikasi;

• Pabrikan;

• Perwakilan Negara Asing;

• Lembaga Diklat REOR dan SKOR;

• Stasiun radio pantai

4

EKSPEKTASI PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMAVS

PENILAIAN TINGKAT KINERJA SAAT INI(SKOR 0-4)

Harapan Stakeholders(rata-rata Skor)

Tingkat Kinerja Saat Ini(rata-rata Skor)

Bukti Kualitas Pelayanan :3,41

Keterandalan Pelayanan : 3,51

Daya Tanggap Pelayanan: 3,48

Jaminan Pelayanan : 3,52

Sikap Empati Petugas : 3,51

Bukti Kualitas Pelayanan :3,15

Keterandalan Pelayanan : 3,13

Daya Tanggap Pelayanan: 3,08

Jaminan Pelayanan : 3,15

Sikap Empati Petugas : 3.14

5(sesuai hasil survey kepuasan masyarakat Ditjen SDPPI thn 2014)

I. KEBIJAKAN PENATAAN FREKUENSI RADIO 2G, 3G DAN

4G

6

ROADMAP PENATAAN SPEKTRUM INDONESIA

7

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Target

Supply

890

MHz

735

MHz

800 MHz

900 MHz

1800 MHz 150 MHz

50 MHz

40 MHz32 MHz

50 MHz

150 MHz

390

MHz

2100 MHz 120 MHz100 MHz 20 MHz+

2300 MHz 30 MHz 60 MHz+ 90 MHz

2600 MHz

700 MHz

450 MHz

90 MHz

15MHz

150 MHz150 MHz

90 MHz

15 MHz

1900 MHz 30 MHz13 MHz 30 MHz13MHz✗

Lelang

blok 11-12

Asumsi SmartTel

migrasi ke 2.3GHz,

alokasi ex PCS jadi

Band 39 TDD

Seleksi izin

60MHZ pita

2.3 GHz

Pelepasan 2.6GHz,

masa laku ISR selesai/

mengikuti masa laku

satelit?

Digital

Dividend

Menjadi lebih

efisien setelah

penataan

(minimum GB)

Defisit 445

s/d 500 MHz647

MHz

40 MHz

510

MHz

Non-contiguos

677

MHz

735

MHz

8

9

10

11

II. KEBIJAKAN PELAYANAN

PERIJINAN ISR

Esensi PM Kominfo No. 4 Tahun 2015

12

SIMS- SDPPI -

Off-lineMelalui Pusat Pelayanan Terpadu Ditjen SDPPI

On-lineMelalui elicensing

Machine-to-MachineMelalui antarmuka mesin / server

1

23

Terdapat 3 (tiga) sarana perizinan frekuensi radio:

Percepatan Perizinan Frekuensi Radio

13

JENIS LAYANAN SEMULA MENJADI

A. ISR BERBAYARDINAS TETAP, DINAS BERGERAK DARAT, DINAS PENYIARAN, DINAS SATELIT

44 HARI KERJA 21 HARI KERJA

B. ISR TIDAK BERBAYARDINAS MARITIM, DINAS PENERBANGAN 14 HARI KERJA 7 HARI KERJA

PM Kominfo No. 4 Tahun 2015 tentang Ketentuan Operasional dan Tata Cara Perizinan Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio (menggantikan PM 17/2005)

Percepatan Sertifikasi Radio

14

JENIS LAYANAN SEMULA MENJADI

IZIN AMATIR RADIO 14 HARI KERJA 10 HARI KERJA

IZIN KRAP 14 HARI KERJA 10 HARI KERJA

PM Kominfo No. 2 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Amatir Radio (Perubahan PM 33/2009)

PM Kominfo No. 3 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Izin KRAP (Perubahan PM 34/2009)

Tidak lagi mempersyaratkan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian)

PENGEMBANGAN PERIZINAN ONLINE

Download SPP (online) oleh UPT

Online permohonan baru ISR Micro.Link

(Big User)

Download SPP (Big User)

Historical status izin dan SPP (Big User)

15

Next

e-Licensing

PERIZINAN MACHINE-TO-MACHINE (M2M) INTERFACE

16

Machine-to-Machine

inte

rfac

e

inte

rfac

e

Perizinan yang dapat menghubungkan antarmuka (interface) sistem

perizinan Ditjen SDPPI dengan antarmuka sistem dari pengguna layanan

Mengurangi campur tangan manusia

Mempermudah dan mempercepat proses perizinan dengan akurasi data

yang tinggi

Tanggal 19 Mei 2015 telah diresmikan dan di implementasikan

layanan M2M untuk 6 operator telekomunikasi besar khusus

nya untuk frkuensi Microwave Link.

Sarana Koordinasi dan Pengaduan

17

Optimalisasi Fungsi Contact Center SDPPI

021-30003100

021-30003111

[email protected]

www.postel.go.id

Pusat Pelayanan Perizinan Terpadu

Perizinan ISR

Sertifikasi Operator Radio

Sertifikasi Perangkat

Pengujian Perangkat

III. KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

18

Peran Monitoring Spektrum Frekuensi Radio

19Sumber : Spectrum Monitoring Handbook (ITU, 2011)

“Spectrum monitoring serves as

the eyes and ears of the spectrum

management process. It is

necessary in practice because in

reality, authorized use of the

spectrum does not ensure that it is

being used as intended”

(Spectrum Monitoring Handbook;

ITU, 2011)

Simplified National Spectrum Management System

Untuk mencapai pengelolaan SFR

yang paling optimal, monitoring

SFR adalah suatu hal yang esensial

untuk dilakukan karena monitoring

SFR merupakan mata sekaligus

telinga yang melihat kondisi riil

pemanfaatan SFR di lapangan,

sebagai input untuk pengambilan

keputusan selanjutnya dalam

tahapan-tahapan pengelolaan SFR.

SMFR sebagai bagian dari Sislada SFR

20

PM Kominfo No. 18 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembangunan Infrastruktur Sistem Pengelolaan Sumber Daya Spektrum Frekueni Radio

Sislada SFR :Sistem Pengelolaan Sumber Daya Spektrum Frekuensi Radio

SMFR :Sistem Monitoring Frekuensi Radio

SIMF :Sistem Informasi Manajemen Frekuensi Radio

Stasiun Monitor BergerakHF-VHF-UHF dan SHF

Stasiun Monitor Tetap

Stasiun Tetap LF-HF

Stasiun Tetap VHF-UHF

PMN :Pusat Monitoring

Nasional

Fungsi PMN : mengintegrasikan semua infrastruktur

Stasiun Monitor Tetap dan Stasiun Monitor Bergerak

yang dibangun di semua wilayah Indonesia secara

fungsional dengan SIMF.

21

JENIS STASIUN JUMLAH / LUAS CAKUPAN

1 Stasiun Tetap MonDF HFDi 5 UPT

5(Cakupan seluruh Indonesia)

2 Stasiun Tetap MonDF V-UHFDi 10 UPT

10 (34 Kab/Kota)

3 Stasiun Tetap Mon V-UHFdi 6 UPT

13(14 Kab/Kota)

4 Stasiun Bergerak Mon H-UHF 2

5 Stasiun Bergerak DF V-UHF 2

6 Stasiun Bergerak MonDF H-UHF 28

22

Tahun 2014 Pembangunan Stasiun Bergerak di 4 UPT : Ternate, Merauke, Kendari, Banten

Tahun 2015 Rencana Pembangunan 1 unit Stasiun Bergerak di UPT Jakarta dan 2 Stasiun

Fixed V-UHF di Jogjakarta dan Palembang

JUMLAH DAN CAKUPAN SMFR TERHADAP JUMLAH KABUPATEN/KOTA

SMFR merupakan infrastruktur utama 37 UPT Monfrek di seluruh Indonesia

23

St. Tetap HF

Sesuai ketentuan PM 18/2011, pembangunan SMFR dimulai tahun 2009 dan

seharusnya selesai di 2013. Namun, dikarenakan pertimbangan ketersediaan

anggaran, baru akan diselesaikan di tahun 2015

St. Tetap HF

St. Tetap V-UHF

Arah Perangkat Pengukuran

24

HF Monitoring - DF

VU Monitoring - DF

VU Monitoring

Mobile Monitoring DF

2016 -20192009-2014

Transportable V-UHF Mon

Target Pembangunan SMFR Transportable Tahun 2016-2019

25

Kab/Kota

Tahun

Gambaran Umum

Aspek yang menjadi pertimbangan Pembangunan SMFR :

1. Kebutuhan perangkat SMFR di UPT

2. Kesiapan dan ketersediaan SDM UPT (Dalfrek)

3. Coverage area kemampuan perangkat SMFR

4. Wilayah kerja UPT (Kab./kota)

5. Sebaran pengguna frekuensi di seluruh wilayah Indonesia.

26

IV. KEBIJAKAN BIDANG

STANDARISASI

27

Tahun Perdirjen Permen SNI Jumlah

2010 10 1 0 11

2011 7 1 7 15

2012 - 17 5 22

2013 - 16 23 39

2014 - 19 6 25

2015* - 5 5 10

REGULASI STANDARDISASI

28

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

BaruPerpanjangan

RevisiPerpanjangan

& Revisi

2010

2011

2012

2013

2014

TOTAL SERTIFIKAT YANG DITERBITKAN

• Tahun 2010 = 5.011

• Tahun 2011 = 5.348

• Tahun 2012 = 5.621

• Tahun 2013 = 5.820

• Tahun 2014 = 6.465

PENERBITAN SERTIFIKAT PERANGKAT

TELEKOMUNIKASI

29

Meningkatkan kapabilitas industri telekomunikasi domestik

Penghematan terhadap konsumsi energi – Green ICT

Layanan Prima bidang sertifikasi alat dan perangkat telematika

Harmonisasi standar dengan berbagai peraturan

Tren konvergensi TIK

Kesadaran masyarakat akan pentingnya standar

Perkembangan standar teknologi

BIDANG STANDARDISASI

TANTANGAN

30

V. PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN PRODUK

TELEKOMUNIKASI

( CSR DITJEN SDPPI)

31

1. Perangkat Base Station dan Access Point Wimax IEEE 802.16 (Broadband Wireless Access (BWA))

2. Perangkat Base Station LTE Release 8 (Broadband Wireless Access /BWA)

3. Prototipe Set Top Box DVB-T2

4. Prototipe Radio Komunikasi Maritim untuk Kebutuhan Nelayan

5. Prototipe Perangkat Lunak Penapis Konten Negatif

6. Perancangan Layer Fisik Small Cell LTE Berbasis Software Define Radio (SDR)

7. Pengembangan Active integrated Antenna (AIA) Multiple Input Multiple Output (MIMO)

8. Sistem eHealth Smart Card untuk Data Rekam Medis Elektronik

9. Sistem Antena Reconfigurable Beamsteerable dan Friendly Environment Dengan Struktur Stripmikro Untuk Piranti Komputasi Bergerak LTE-Advanced

10. Perancangan Dan Implementasi Sistem Verifikasi Sidik Jari Pada Perangkat Reader Mandiri ISO/IEC 14443

11. Pengembangan Sistem Monitoring dan RF Sensor

HASIL PENELITIAN 2007-2014

32

33

BWA Baseband Chipset

BWA Access PointBWA Base Station dan Outdoor Modem

Radio Komunikasi Nelayan

VI. PROGRAM KERJA TAHUN 2016

34

35

RENCANA KERJA TA 2016

No Program KerjaSASARAN DAN MANFAAT MASSIVE BAGI

NEGARA DAN MASYARAKAT

MASUK DALAM

KORIDOR NO.

BERAPA (1-6)

Estimasi

Kebutuhan

Anggaran ( Rp )

Unit Kerja Penanggung

Jawab

1 Pembangunan mobile broadband 1

infrastruktur termasuk 4G :

a. Evaluasi Pita Frekuensi 450 MHz untuk Keperluan

Layanan 4G/5G

Meningkatkan utilitas pita frekuensi 450

Mhz untuk keperluan layanan pita lebar615.4

Ditjen SDPPI

b. Implementasi Tahap ke-2 migrasi 2G menjadi

Mobile Broadband

Meningkatkan utilitas pita frekuensi 800

MHz dan 900 MHz untuk keperluan layanan

pita lebar

634.0 Ditjen SDPPI

c. Kajian percepatan implementasi LTE di pita Digital

Dividend 700 MHz

Meningkatkan utilitas pita frekuensi 700

MHz untuk keperluan layanan pita lebar589.6 Ditjen SDPPI

d. Kegiatan seleksi 1 blok 30 MHz 2,3 GHz nasional

Tersedianya Tambahan Spektrum

Frekuensi Radio untuk Mobile Broadband

yang Dapat meningkatkan kecepatan akses

internet yang dapat diterima oleh

masyarakat sesuai dengan IBP yaitu

untuk Target Kecepatan Pita Lebar Akses

Begerak Tahun 2016- 2019

Untuk Daerah Perkotaan 1 Mbps

Perdesaan 512 kbps

1.355.0 Ditjen SDPPI

36

RENCANA KERJA TA 2016

No Program KerjaSASARAN DAN MANFAAT MASSIVE BAGI

NEGARA DAN MASYARAKAT

MASUK DALAM

KORIDOR NO.

BERAPA (1-6)

Estimasi

Kebutuhan

Anggaran ( Rp )

Unit Kerja Penanggung

Jawab

e. Perpanjangan izin blok 1 pita 2,1 GHz untuk 4

operator

Tersedianya Spektrum Frekuensi Radio

untuk Mobile Broadband yang Dapat

meningkatkan kecepatan akses internet

yang dapat diterima oleh masyarakat

sesuai dengan IBP untuk Target Kecepatan

Pita Lebar Akses Begerak Tahun 2016 -

2019

Untuk Daerah Perkotaan 1Mbps

Perdesaan 512 kbps

1.022.0 Ditjen SDPPI

2 Filling Satelit 1

a. Perencanaan pendaftaran dan notifikasi filing

satelit Indonesia

Terlaksananya pengelolaan filing satelit Indonesia

yang terdaftar di ITU pada slot orbit 118 BT, 123 BT,

146 BT dan 150.5 BTsesuai dengan ketentuan Radio

Regulation

359,5 Ditjen SDPPI

b. Analisis informasi frekuensi internasional layanan

satelit (BRIFIC Space Service)

Terpeliharanya filing satelit Indonesia dalam

database frekuensi internasional ITU (Master

International Frequency Registration) dari potensi

interferensi filing satelit negara lain

357,03 Ditjen SDPPI

c. Penyelenggaraan pertemuan koordinasi satelit

dengan administrasi telekomunikasi negara-negara

anggota ITU

Terciptanya harmonisasi penggunaan frekuensi filing

satelit nasional dengan filing satelit negara lain untuk

menghindari terjadinya harmful interference dalam

operasional satelit

1.484,4 Ditjen SDPPI

37

RENCANA KERJA TA 2016

No Program KerjaSASARAN DAN MANFAAT MASSIVE BAGI NEGARA

DAN MASYARAKAT

MASUK DALAM KORIDOR

NO. BERAPA (1-6)

Estimasi

Kebutuhan

Anggaran ( Rp )

Unit Kerja

Penanggung

Jawab

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

3 Percepatan layanan (Machine to machine)Peningkatan Pelayanan perizinan yang cepat akurat,

dan efisien1

a. Penyusunan Pedoman Pelayanan Perizinan

Frekuensi Radio melaui antar muka mesin

(machine to machine interface)

- Terwujudnya Pelayanan Perizinan Frekuensi Radio

melaui antar muka mesin (machine to machine

interface) secara efektif dalam rangka percepatan

proses perizinan menjadi 14 hari kerja

365,5 Ditjen SDPPI

b. Koordinasi Pemutakhiran Data Untuk Dinas

Satelit Dalam Rangka Implementasi PM Kominfo

No. 4 Tahun 2015

- Perbaikan kualitas teknis database SIMS pengguna

dinas satelit sehingga menjadi database yang 100%

valid380,7 Ditjen SDPPI

4 Penanganan Piutang 6

Pelimpahan piutang BHP Frekuensi Radio

kepada KPKNL

Terselesaikannya Piutang BHP Frekuensi Radio

sesuai peraturan perundangan yang berlaku

963,8 Ditjen SDPPI

5 Sistem Monitoring Frekuensi Radio 3

a. Pembangunan Sistem Monitoring Frekuensi

Radio (SMFR) Transportable

Terbangunnya Sistem Monitoring Frekuensi Radio

transportable di 5 UPT (UPT Nangroe Aceh

Darussalam, Batam, Pontianak, Samarinda, dan

Tahuna)

29.782,86 Ditjen SDPPI

b. Pembangunan Sistem Monitoring Frekuensi

Radio (SMFR) bergerak Terbangunnya Sistem Monitoring Frekuensi Radio

bergerak (Sts monitor bergerak) di 6 UPT (Nangroe

Aceh Darussalam, Palembang, Semarang, Pontianak,

Mamuju, dan Sorong)

42.073,65 Ditjen SDPPI

38

RENCANA KERJA TA 2016

No Program KerjaSASARAN DAN MANFAAT MASSIVE BAGI NEGARA

DAN MASYARAKAT

MASUK DALAM KORIDOR

NO. BERAPA (1-6)

Estimasi

Kebutuhan

Anggaran ( Rp )

Unit Kerja

Penanggung

Jawab

(1) (2) (3) (4) (5) (6)6 Penanganan Gangguan Penggunaan

Spekfrekrad

5

Penanganan Gangguan dan Penegakan Hukum Menghentikan gangguan frekuensi radio pada layanan

telekomunikasi umum maupun khusus seperti layanan

navigasi penerbangan, maritime serta dinas

komunikasi lainnya.

Menghilangkan potensi terjadinya kecelakaan

penerbangan, maritime yang diakibatkan oleh

gangguan komunikasi.

6.396,70

Ditjen SDPPI

7 Penegakkan Hukum Penggunaan Perangkat

Telekomunikasi dan Informatika

5

Penertiban Alat dan Perangkat Telekomunikasi

Secara Terpadu

Menegakkan peraturan standardisasi alat dan perangkat

telekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untuk

diperdagangkan dan atau digunakan di wilayah Negara

Republik Indonesia

-Memberikan perlindungan terhadap konsumen/masyarakat

terhadap legalitas atas alat dan perangkat telekomunikasi

yang digunakannya.

- Memberikan perlindungan terhadap industri dalam negeri

dari pemalsuan alat/perangkat yang masuk dari luar negeri.

-Meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

1.642,49 Ditjen SDPPI

39

RENCANA KERJA TA 2016

No Program KerjaSASARAN DAN MANFAAT MASSIVE

BAGI NEGARA DAN MASYARAKAT

MASUK DALAM KORIDOR NO. BERAPA

(1-6)Estimasi Kebutuhan

Anggaran ( Rp )

Unit Kerja Penanggung

Jawab

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

TKDN Perangkat Telekomunikasi

8 Monitoring dan Evaluasi Penerapan TKDN

Perangkat Telekomunikasi

Memanfaatkan momentum trend

teknologi 4G dengan mewajibkan Local

Content pada perangkat 4G yang masuk

ke indonesia sebesar minimal 20% pada

perangkat Subscriber Station dan 30%

pada perangkat Base Station. Sehingga

dapat menciptakan ekosistem Industri

yang dapat menyerap Tenaga Kerja lokal,

meningkatkan SDM serta meningkatkan

ekonomi Indonesia

1 422,06 SDPPI

Radio Keselamatan Nelayan

9 Pengembangan Perangkat produksi dalam

negeri pendukung kegiatan nelayan

Menyediakan 1 prototype radio nelayan

desain dalam negeri yang dilengkap

dengan tranduser ultrasonik, untuk

meningkatkan produktivitas nelayan

dengan memberikan info tempat

berkumpulnya ikan dan topografi dasar

perairan (Fish Finder)

2 1.000 SDPPI

Program Regulasi dan Kebijakan

10 Kebijakan dan Regulasi Standar Pos dan

Informatika (sebagai acuan teknis

pengujian perangkat telekomunikasi di

Balai Pengujian)

Tersedianya standar alat dan perangkat

Informatika yang mendukung kemandirian

teknologi nasional di bidang wireless

broadband yang berorientasi lingkunbgan

Green ICT

5 6.556 SDPPI

TERIMA KASIH

40