47

Kebijakan Integrasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebijakan Integrasi
Page 2: Kebijakan Integrasi

KEBIJAKAN PENGINTEGERASIAN SISTEM PERENCANAAN

PEMBANGUNAN PARTISIPATIF (PNPM-MPd) KE DALAM SISTEM

PEMBANGUNAN DAERAH

Deivie H. Rondonuwu, S.PtTraining Consultant PNPM-MPdKecamatan Sonder Minahasa

Page 3: Kebijakan Integrasi

3

PENYAMAAN PERSEPSI

Page 4: Kebijakan Integrasi

SISTEM PERENCANAANPEMBANGUNAN (Teoritik)

Page 5: Kebijakan Integrasi

Tim Sanders, CSO, Yahoo

Page 6: Kebijakan Integrasi
Page 7: Kebijakan Integrasi

Satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Tahapan Perencanaan:Penyusunan Rencana Penetapan Rencana

Pengendalian Pelaksanaan Rencana Evaluasi KinerjaPP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana PembangunanPP 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional

7

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Page 8: Kebijakan Integrasi

1. Proses Politik : Pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (publik choice theory of planning) Khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM

2. Proses Teknokratik : Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh lembaga/unit

organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan Khususnya dalam pemantapan peran,

fungsi dan kompetensi lembaga perencana

3. Proses Partisipatif : Perencanaan yang melibatkan masyarakat (stake holders) Antara lain melalui

pelaksanaan Musrenbang

4. Proses Bottom-Up dan Top-Down : Perencanaan yang aliran prosesnya dari atas ke bawah atau dari

bawah ke atas dalam hirarki pemerintahan

PROSES PERENCANAAN

Page 9: Kebijakan Integrasi

SISTEM PERENCANAANPEMBANGUNAN (Fakta)

Page 10: Kebijakan Integrasi

APA YANG TERJADI?Ini you punya

salah…you tidak koordinasi…

Ini masih kewenangan

saya…jadi you yg

koordinasi…

Wah…Koordinasi terus jadi “kambing

hitam”

Kalau ribut terus, kapan kita bisa maju?

Page 11: Kebijakan Integrasi

DINAMISASI PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

BIROKRASI :KEPUTUSAN TEKNOKRATIS

BIROKRASI :KEPUTUSAN TEKNOKRATIS

DPR:KEPUTUSAN POLITIK

DPR:KEPUTUSAN POLITIK

DESA/ANTAR DESA:KEPUTUSAN PARTISIPATIF

DESA/ANTAR DESA:KEPUTUSAN PARTISIPATIF

JARING ASMARAJARING ASMARA REGULASI / PROYEK

REGULASI / PROYEK

MUSRENBANGMUSRENBANGHEARINGHEARING

LEGISLASILEGISLASI

Page 12: Kebijakan Integrasi

3

2

110

9

8

7

65

43a

Diskusi dan Kesepakaan KUA

Keputusan tentang PPAS

Penyusunan RKA-SKPD

Pembahasan Rancangan APBD

Penetapan Perda APBD

Penyusunan RKPD

Musrenbang Kab/ Kota

Forum SKPD

Musrenbang Kecamatan

Musrenbang Desa

TAHAPAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH

12

Page 13: Kebijakan Integrasi

3

2

110

9

8

7

65

43a

Kepentingan Politis

UsulanTeknokratis

AspirasiWarga/Masyarakat

AspirasiWarga/Masyarakat

KepentinganPemenuhan Janji Politik

Kebutuhan Teknokratik/

Birokratik

PROSES PERENCANAAN

13

Page 14: Kebijakan Integrasi

PROSES TEKNOKRATIS DAN PROSES POLITIKPROSES TEKNOKRATIS DAN PROSES POLITIKDALAM PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARANDALAM PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN

RPJMDRPJMD

RenstraSKPD

RenstraSKPD

RenjaSKPDRenjaSKPD RKPDRKPD

KUAKUA PPASPPAS

PEDOMANPENYUSUNAN

RKA-SKPD

PEDOMANPENYUSUNAN

RKA-SKPD

RAPERDAAPBD

RAPERDAAPBD

TimAnggaran Pemda

TimAnggaran Pemda

RKA-SKPDRKA-SKPD

Dibahas bersama

DPRD

5 tahun

5 tahun

1 tahun

1 tahun

RKPRKP

RPJMRPJM

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN

KDH

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN

KDH

TITIKKRITIS 3

Page 15: Kebijakan Integrasi

15

MASALAH DALAM PELAKANAAN MUSRENBANG REGULER

Masalah Umum:

1. Pelaksanaan Musrenbang banyak yang masih bersifat ad hoc/administratif sehingga Musrenbang terkesan hanya sebagai alat untuk melegitimasi bahwa penyusunan dokumen rencana telah dilaksanakan secara partisipatif.

2. Program/kegiatan masih didominasi kepentingan pemerintah, elit politik dan sektor-sektor tertentu.

3. Masih kurangnya sinergi antar kegiatan dari pemerintah pusat, propinsi dan kab/kota, banyak kegiatan yang menggunakan mekanisme perencanaan yg terpisah-pisah (misalnya PNPM dengan Kegiatan dari pemerintah propinsi dan kegiatan dari pemerintah kab/kota).

Page 16: Kebijakan Integrasi

16

MASALAH DALAM PELAKSANAAN MUSRENBANG

Masalah Input: 1. Rendahnya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan

(karena sosialisasi yang tidak memadai, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya informasi, serta masih kuatnya budaya yang didominasi oleh yang di”tua”kan)

2. Tidak adanya feed-back kepada masyarakat tentang hasil-hasil Musrenbang sehingga berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat akan kemungkinan berperan-serta dalam membuat keputusan

3. Hasil Musrenbang pada tingkat pemerintahan di bawah kurang dimanfaatkan sebagai masukan dalam Musrenbang pada tingkat pemerintahan diatasnya

4. Peserta musrenbang yang tidak mewakili kepentingan masyarakat banyak , pada umumnya masih terbatas pada unsur pemerintah

5. Belum tersedia dokumen perencanaan jangka menengah (RPJM Desa/Kecamatan) sebagai acuan perencanaan

Page 17: Kebijakan Integrasi

17

MASALAH DALAM PELAKSANAAN MUSRENBANG

Masalah Proses:

1. Isu-isu pembangunan yang dibahas hanya dalam batas ruang lingkup satu wilayah administratif tertentu (desa/kecamatan tertentu), belum bersifat lintas wilayah

2. Pada umumnya usulan kegiatan belum diakomodir dengan baik. Seharusnya melalui proses pematangan pada forum SKPD dengan mengundang unsur masyarakat/ pemerintah kecamatan yang berkaitan dengan SKPD tersebut

3. Masih lemahnya sistem informasi dan dokumentasi mengakibatkan kerumitan dan tidak efisiennya pelaksanaan kegiatan. Keterbatasan kemampuan untuk menciptakan kualitas musyawarah dan analisa menyebabkan sulitnya menentukan permasalahan yang strategis dan berjangka menengah

Page 18: Kebijakan Integrasi

18

MASALAH DALAM PELAKSANAAN MUSRENBANG

Masalah Output:

1. Output dari Musrenbang tingkat desa masih sangat minim dari perencanaan komprehensif, terbatas pada pengumpulan usulan desa (berupa usulan fisik), serta belum disusun berdasarkan prioritas pembangunan.

2. Masih kuatnya paradigma lama yang berlomba untuk menyusun “shopping list” atau “daftar belanja” yang sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kebutuhan utama untuk mengatasi masalah dan potensi lokal.

Page 19: Kebijakan Integrasi

SISTEM PERENCANAANPEMBANGUNAN (idealnya)

Page 20: Kebijakan Integrasi

“SATU RENCANA UNTUK SEMUA”

Page 21: Kebijakan Integrasi

Untuk mencegah konfrontasi Pemerintah “menyerah” pada desakan masyarakat dengan

mengabaikan kebijakan, bahkan yang menjamin kepentingan sah sekalipun. Jika

perimbangan kekuatan berubah, kesepakatan akan digugat

Kuadran Penyusunan kebijakan publik dalam perencanaan

pembangunan

Masy

ara

kat

Pemerintah

Lemah

Kuat

Lem

ah

Semua pihak tidak berani memperjuang-kan kepentingannya; cepat puas dengan manfaat

kecil pada kesempatan pertama. Tak ada motivasi kuat untuk mencari pemecahan

terbaik, kesepakatan cenderung kompromi yang tidak optimal

Pemerintah akan memaksakan kebijak-annya, masyarakat tidak akan menentang secara terbuka tetapi melawan secara diam-diam.

Pelaksanaan kesepakatan tidak sempurna, jika ada perubahan dalam perimbangan kekuatan,

kesepakatan akan digugat

Semua pihak “berjuang” demi kepenting-annya, tapi karena tidak dapat memaksa-kan

kehendak pada pihak lain, hanya dengan mencari pemecahan yg secara optimal

memenuhi kebutuhan semua pihak melalui perundingan yg “fair” kesepakatan yang lestari

dapat dicapai

Kuat

Page 22: Kebijakan Integrasi

Titik temu antara PNPM Mandiri Perdesaan dengan Musrenbangdes disebut dengan istilah Teknis Integrasi Program.

Page 23: Kebijakan Integrasi

MUSRENBANGKabupaten

Forum SKPD

MUSRENBANGKecamatan

MUSRENBANGDesa

RPJMDes/Review

Pengkajian Keadaan Desa (PKD)

Musyawarah Antar Desa Prioritas

Musdes Perencanaan dan MKP

MMDD

Penggalian Gagasan

MAD Pendanaan

Pelaksanaan sesuai PTO PNPM-MP

Page 24: Kebijakan Integrasi

Proses Perencanaan PNPM-MP

MusrenbangIntegrasi

Page 25: Kebijakan Integrasi

• Good practices perencanaan partisipatif dalam PNPM Mandiri Perdesaan memperkuat Musrenbangdes & Musrenbang Kecamatan.

• Perencanaan partisipatif dalam PNPM Mandiri Perdesaan mendapatkan kekuatan legal untuk diterapkan ke dalam pelbagai program/proyek pembangunan desa dikarenakan masuk dalam sistem Musrenbangdes.

• Terjadi penataan ulang prosedur kerja perencanaan partisipatif di dalam sistem pembangunan reguler maupun PNPM Mandiri Perdesaan.

Page 26: Kebijakan Integrasi

Teknokratis (SKPD)

Integrasi

Partisipatif (Masyarakat)

Politis (DPRD)

Page 27: Kebijakan Integrasi

• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT = PENGUATAN KEDAULATAN RAKYAT DIKAWAL MELALUI MEKANISME MUSRENBANG

• KESINAMBUNGAN MOBILISASI-PARTISIPASI• POLA/ATURAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT/PERENCANAAN PARTISIPATIF DIPASTIKAN AKAN ADA MELALUI KEKUASAAN ADMINISTRASI BIROKRASI

• PEMBIASAAN TINDAKAN MELAHIRKAN SISTEM SOSIAL

Page 28: Kebijakan Integrasi

Evaluasi MAD Sosialisasi

Musdes SosialisasiPelatihan KPMD

Musrenbang Desa

Penulisan Usulan dgn/tanpa desain RABVerifikasi Usulan

Desain dan RAB, Verifikasi Teknis SPP

Musrenbang KecamatanMAD Prioritas Usulan

Musdes Informasi Hasil Musrenbang

Kecamatan

Pencairan Dana dan Pelaksanaan Kegiatan

Persiapan Pelaksanaan (pendaftaran tenaga, pelatihan TPK, UPK, dan pelaku

desa lainnya)

Musdes Serah Terima

LKPJ KadesMusdes Pertanggungjawaban

Musrenbang KabupatenHearing DPRD

Pemeliharaan

MAD Pendanaan

Musy. Desa Khusus Perempuan

Musdes Perencanaan

Pegas/ PKD

Musdes RPJM-Desa (penyusunan/review)

Penyampaian Aspirasi

Alur Tahapan Pengintegrasian Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan 2010

Page 29: Kebijakan Integrasi

HARMONISASI dan SINERGI PERENCANAAN PNPM MANDIRI UNTUK MEMPERKUAT PERENCANAN MUSRENBANG (strategi)

Aspirasi

Warga/Masyarakat

Kepentingan Pemenuhan

Janji Politik

Kebutuhan Teknokratik/

Birokratik

Page 30: Kebijakan Integrasi

“IF I HAD ONE HOUR TO SAVE THE WORLD, I WOULD SPEND FIFTY-FIVE MINUTE DEFINING THE PROBLEM AND ONLY FIVE MINUTE FINDING THE SOLUTION”

(ALBERT EINSTEIN)

Page 31: Kebijakan Integrasi

1. Sinergi antara kegiatan yang didanai dari PNPM dengan kegiatan APBD

2. Mekanisme Perencanaan PNPM Mandiri bisa memperkuat mekanisme Musrenbang

3. Peningkatan kapasitas aparat dalam proses perencanaan yang akuntabel

4. Melembagakan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran

5. Penghematan biaya dan waktu pada proses perencanaan

PENTINGNYA HARMONISASI PERENCANAAN PNPM DENGAN MUSRENBANG

31

Page 32: Kebijakan Integrasi

HARMONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

TINGKAT DESA/ KELURAHAN

TINGKAT KECAMATANTINGKAT KABUPATEN/

KOTA

Perencanaan Partisipatif:Proses pengambilan keputusan yang melibatkan masyarakatDunia usaha dan pemerintah padaposisi yang setara

Perencanaan Partisipatif:Mensinergikan Perencanaan desa/kelurahan dengan rencana pembangunan kab/kota dengan melibatkan anggota legislatif

Forum SKPD:Sinkronisasi Rencana Kerja Masyarakat dengan Renja SKPD

Dokumen PerencanaanPembangunan Desa/

Kelurahan

Dokumen Rencana Kerja (Renja) Kecamatan

Prioritas rencana pembangunan

DokumenRencana Kerja

PerangkatDaerah (RKPD)

Musrenbang Desa/Kelurahan

Musrenbang Kecamatan

Musrenbang Kabupaten/

Kota

Dokumen Musrenbang

Desa/Kelurahan

Dokumen MusrenbangKecamatan

Dokumen Musrenbang

Kabupaten/Kota

Jaminan Konsistensi Usulan:Representasi masyarakat terlibatdalam Musrenbang desa/kelurahansebagai wakil masyarakat

Jaminan Konsistensi Usulan:Dipilih representasi dari masing-masing desa/kelurahan sebagai mitra dalam Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) dan sebagai delegasiDalam Musrenbang Kabupaten/Kota

Jaminan Konsistensi Usulan:Dalam forum SKPD dihadiri oleh Delegasi kecamatan dan dilibatkananggota legislatif

Page 33: Kebijakan Integrasi

33

RPJM Daerah Provinsi

Renstra SKPD

Provinsi

RPJM Daerah Kab/

Kota

Renstra SKPD Kab/

Kota

Renstra Kecamatan

RPJM Desa/ Kelurahan

Rancangan RKP Desa / Kelurahan

Rancanagan RKPD Kab/

Kota

Rancangan Renja-SKPD

Kab/ Kota

Musrenbang Desa/

Kelurahan

Musrenbang Kecamatan

Forum SKPD Kab/ Kota

Musrenbang Kab/ Kota

Forum SKPD Provinsi

Rancangan Renja-SKPD

Provinsi

Rancangan SKPD Kab/

Kota

Rancangan Awal Renja -KL

Moneter – BIStatistik – BPSData Sektoral

Musrenbang Nasional

Musrenbang Provinsi

Paska Musrenbang

Provinsi

Paska Musrenbang

Kab/ Kota

Renja -SKPD Provinsi

Renja -SKPD Kab/ Kota

RKP Provinsi

Renja SKPD Provinsi

RKP Kab/ Kota

Renja SKPD Kab/ Kota

Renja Kecamatan

RKP Desa / Kelurahan

Proses Penyusunan

APBD Provinsi

Proses Penyusunan APBD Kab/

Kota

Pro

vin

siK

abu

pat

en /

Ko

taK

ecam

atan

Kel

ura

han

/ D

esa

Januari Februari Maret April Mei

Proses Penyusunan RKP dan RKPD (Januari – Mei) Provinsi - Desa

Mekanisme Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan dalam Rangka Penyususunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RKP Daerah

Rancangan Interm RKP

TAHAPAN MUSRENBANG TAHUNAN DAERAH

Page 34: Kebijakan Integrasi

Proses Penyusunan RKP dan RKPD (Januari – Mei)Kecamatan

Mekanisme Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan dalam Rangka Penyususunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RKP Daerah

RPJM Daerah

Kab/ Kota

Renstra SKPD Kab/

Kota

Renstra Kecamatan

RPJM Desa/

Kelurahan

Rancangan RKP Desa / Kelurahan

Rancangan RKPD Kab/

Kota

Rancangan Renja-SKPD

Kab/ Kota

Musrenbang Desa/

Kelurahan

Musrenbang Kecamatan

Forum SKPD Kab/ Kota

Musrenbang Kab/ Kota

Paska Musrenbang

Kab/ Kota

Renja -SKPD Kab/ Kota

RKP Kab/ Kota

Renja SKPD Kab/ Kota

Renja Kecamatan

RKP Desa / Kelurahan

Proses Penyusunan APBD Kab/

KotaKab

up

aten

/ K

ota

Kec

amat

anK

elu

rah

an /

Des

a

Januari Februari Maret April Mei

Du

sun

Pra Musrenbang Desa/ FGD

Forum Rekonsiliasi

Warga

34

FOKUS PROSES MUSRENBANG TAHUNAN DAERAH

Page 35: Kebijakan Integrasi

1. Perbedaan alokasi waktu dan jadwal penyelenggaraan perencanaan antara program-program pemberdayaan dalam PNPM dan Musrenbang.

2. Proses yang fleksibel dalam musyawarah perencanaan program pemberdayaan dalam PNPM, sedangkan dalam Musrenbang jadwal yang diberikan sangat ketat.

3. Proses Perencanaan, Pendanaan dan Pelaksanaan pada Progam pemberdayaan dalam PNPM Mandiri langsung dapat dilaksanakan dan dibiayai pada siklus perencanaan yang sama. Pada Musrenbang, perencanaan tahun berjalan merupakan rancangan kegiatan untuk didanai pada tahun berikutnya.

PERMASALAHAN HARMONISASI PERENCANAAN PNPM

DENGAN MUSRENBANG

35

Page 36: Kebijakan Integrasi

1. Penyatuan perencanaan PNPM Mandiri dengan Musrenbang (perencanaan bersama)

2. Kerjasama dalam pemanfaatan hasil musyawarah perencanaan

3. Kerjasama antar pelaku (dalam pelaksanaan pendampingan dan bantuan teknis)

4. Kerjasama pendanaan

PENDEKATAN HARMONISASI PERENCANAAN PNPM DENGAN MUSRENBANG

36

Page 37: Kebijakan Integrasi

1. Dalam SEB Musrenbang mengamanatkan perlunya keterlibatan DPRD dalam setiap proses Musrenbangda, mulai dari tingkat kecamatan, forum SKPD, Musrenbangda, hingga Pasca-Musrenbangda;

2. Peran DPRD dalam Musrenbangda dimaksudkan untuk memberikan informasi berbagai kebijakan pembangunan daerah sekaligus melakukan harmonisasi hasil jaring asmara secara langsung;

3. Musrenbang dapat dijadikan media bagi DPRD untuk mengkonfirmasi kesesuaian antara Kebutuhan masyarakat dan rencana pembangunan yang disusun oleh Pemerintah Daerah melalui RAPBD.

4. Musrenbang juga dapat dijadikan media bagi DPRD untuk mendeteksi kebutuhan penyusunan kerangka regulasi khususnya bagi perbaikan pelayanan publik

PERAN STRATEGIS DPRD DALAM MUSRENBANG

37

Page 38: Kebijakan Integrasi

MEKANISME PENGELOLAAN KEGIATAN PNPM

38

3Rencana Program

Desa/Kel:

2Rencana Program

Masyarakat:

1Identifikasi Masalah,

Potensi dan Kebutuhan Masyarakat

5Rencana Program Kota/Kabupaten:

4Rencana Program

Kecamatan :

Integrasi dari: Program Swadaya Murni (skala kecil) Program Swadaya + Program

Khusus Penanggulangan Kemiskinan berbasis pemberdayaan (skala menengah, lingkup desa/kel)

Program Swadaya + Pemda, swasta dll (skala besar atau minimal skala lintas desa/kel)

Integrasi dari: Rencana Masyarakat Rencana Pemerintah

Desa/Kel Rencana Kelompok

Peduli (Swasta, LSM, dll) tingkat desa/kel

Integrasi dari: Rencana Masyarakat

lintas desa. Rencana Pemerintah Kec. Rencana Kelompok Peduli

(Swasta, LSM, dll) Jaring Asmara (Legislatif)

Integrasi dari: Rencana Masyarakat lintas

kec. Rencana Pemerintah kota/

kabupaten Rencana Kelompok Peduli

(Swasta, LSM, dll) tkt kota/kab

Rencana Legislatif

Revi

ew

Berk

ala

Page 39: Kebijakan Integrasi

HARMONISASI PERENCANAAN ANTAR PNPM MANDIRI

DENGAN MUSRENBANG

Perencanaan PNPMPISEW

Perencanaan PNPM Perdesaan (PPK)

Perencanaan PNPM Perkotaan (P2KP)

Perencanaan PNPM Infrastruktur

Perencanaan PNPM Daerah Tertinggal (P2DTK)

Perencanaan Program Pemberdayaan lain…

Perencanaan RegulerMUSRENBANG

RKPD

39

Page 40: Kebijakan Integrasi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt DesNopOktSep

Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan dan perencanaan partisipatif

MusyProp

MusyKab

MusyKec

MusyDesa

Pelaksanaan Musrenbang

Dokumen Hasil Musyawarah

Program PNPM

Dokumen Musrenbang

Perencanaan bersama

(PNPM dan Reguler)

Perencanaan Bersama antar

PNPM atau Pemanfaatan Hasil

Perencanaan Program

1. Perencanaan PNPM

sebagai proses Pra Musrenbang (Input untuk Musrenbang

)

2. Hasil Musren-

bang menjadi

input untuk PNPM

Perencanaan Reguler)

PROSES HARMONISASI PERENCANAAN

40

Page 41: Kebijakan Integrasi

1. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan harmonisasi program di tingkat kabupaten/kecamatan.

2. Memberikan dukungan koordinasi antar pelaku program guna mendukung pelaksanaan harmonisasi PNPM baik secara berkala maupun insidental.

3. Bersama Fasilitor/Konsultan melakukan monitoring dan supervisi bersama untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan harmonisasi PNPM.

4. Menyusun dan merumuskan kebijakan yang diperlukan di tingkat kabupaten/kecamaan sesuai dengan kondisi lokal untuk mengoptimakan manfaat untuk masyarakat penerima PNPM.

41

PERAN PEMDA DALAM HARMONISASI PNPM DENGAN MUSRENBANG

41

Page 42: Kebijakan Integrasi

1. Menginformasikan kepada masyarakat tentang harmonisasi program, maksud, tujuan dan manfaat yang diharapkan.

2. Memfasilitasi proses harmonisasi PNPM sesuai dengan prinsip, mekanisme dan ketentuan yang telah disepakati secara proporsional.

3. Melakukan komunikasi dan koordinasi di antara pelaku PNPM Mandiri.

4. Melakukan koordinasi dengan penyelenggara Musrenbang di berbagai tingkatan.

5. Memfasilitasi harmonisasi usulan PNPM dengan Musrenbang Reguler atau di antara PNPM Mandiri.

6. Memantau proses harmonisasi PNPM dengan Musrenbang Reguler atau di antara PNPM Mandiri dan memantau sejauh mana hasil harmonisasi ditindak- lanjuti.

7. Melaporkan status dan perkembangan pelaksanaan harmonisasi secara vertikal pada jenjang programnya (PNPM).

42

PERAN FASILITATOR/KONSULTAN DALAM HARMONISASI PNPM DENGAN MUSRENBANG

42

Page 43: Kebijakan Integrasi

Menyusun mekanisme penyatuan perencanaan berbasis masyarakat ke dalam forum yang bersifat partisipatif di tingkat desa.

Menyusun mekanisme pendampingan agar masyarakat desa mampu menyiapkan program jangkan menengah desa yang bersifat komprehensif.

Menyusun mekanisme agar program jangka menengah desa yang disusun melalui proses partisipatif dapat disatukan dengan program jangka menengah desa yang reguler sehingga menghasilkan program berbasis masyarakat.

Menyusun mekanisme agar aparat desa dapat mengakomodir dan memproses PJM desa sebagai bahan musrenbang ditingkat yang lebih tinggi.

Menyusun mekanisme pengendalian pelaksanaan program pembangunan berbasis mensyarakat melalui instrumen PNPM Mandiri.

RUMUSAN TINDAKAN DALAM RANGKA RUMUSAN TINDAKAN DALAM RANGKA INTEGRASI DIMAKSUD MELIPUTI:INTEGRASI DIMAKSUD MELIPUTI:

Page 44: Kebijakan Integrasi

• Telah disusun Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 perihal Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan Desa.

• Finalisasi Panduan Teknis Integrasi • Pelatihan Faskab Integrasi • Pelatihan penyegaran konsultan/fasilitator tahap pertama: 1):

melatihkan pendekatan “Pemikiran Kritis” yaitu pelaku program maupun berpikir kritis dalam menemukan masalah yang kontekstual, merumuskan pemecahan masalah, merumuskan tindakan-tindakan operasional sesuai tujuan normatif program. 2) memperkuat konsultan/fasilitator mendampingi Integrasi Horisontal

• Diharapkan mulai Juli 2010 diseluruh desa-desa di kecamatan lokasi PNPM Mandiri Perdesaan sudah berlangsung penyusunan RPJMDesa, dan pada Oktober 2010 sudah berlangsung penyusunan RKP Desa.

• Dalam rangka penyusunan RPJMDesa secara khusus disediakan tambahan dana DOK untuk dana stimulan/subdisi penyusunan RPJMDesa. Saat ini tengah dipersiapkan revisi DIPA PNPM Mandiri Perdesaan T.A. 2010.

• Pembiasaan Pendekatan “Pemikiran Kritis” melalui OJT/IST sebelum Penyegaran kedua

• Penyegaran Kedua difokuskan untuk memperkuat konsultan/fasilitator mendampingi Integrasi Vertikal yang akan diimplementasikan 2011-2014

Page 45: Kebijakan Integrasi

Terlalu Banyak Orang Suka Menghabiskan Waktu untuk Menyempurnakan Sesuatu

Sebelum Benar-Benar Bertindak.

Lakukanlah !!!

dan Sempurnakan Sembari Berjalan

Page 46: Kebijakan Integrasi

Mari Berbuat bersama , Berperan setara, menyusun Satu rencana untuk semua

Page 47: Kebijakan Integrasi

Terima kasih………Terima kasih………