41
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala yang atas rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, dengan judul Kebijakan Moneter. Dalam makalah ini kami membahas topik tentang kebijakan moneter yang terdiri dari beberapa poin mengenai ketentuan definisi dan pengertian kebijakan moneter, instrumen kebijakan moneter, kebijakan moneter dan keseimbangan ekonomi dengan analisis IS-LM, efektivitas kebijakan moneter. Dalam menyelesaikan makalah ini kami menemui beberapa permasalahan, namun karena ini amanah kewajiban bagi kami di bangku kuliah maka kami akan berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas makalah ini, maka kami ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ahmad Habibi, S.E, M.E, , yang telah memberikan tugas perdana dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi ini, kamipun dengan tugas makalah ini, banyak sekali mendapatkan beberapa pengalaman dalam menyusun dan mengerjakan tugas i

Kebijakan Moneter

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah mengenai kebijakan moneter

Citation preview

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhana Wa Taala yang atas rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, dengan judul Kebijakan Moneter.Dalam makalah ini kami membahas topik tentang kebijakan moneter yang terdiri dari beberapa poin mengenai ketentuan definisi dan pengertian kebijakan moneter, instrumen kebijakan moneter, kebijakan moneter dan keseimbangan ekonomi dengan analisis IS-LM, efektivitas kebijakan moneter.Dalam menyelesaikan makalah ini kami menemui beberapa permasalahan, namun karena ini amanah kewajiban bagi kami di bangku kuliah maka kami akan berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas makalah ini, maka kami ucapkan terima kasih kepada:1. Bapak Ahmad Habibi, S.E, M.E, , yang telah memberikan tugas perdana dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi ini, kamipun dengan tugas makalah ini, banyak sekali mendapatkan beberapa pengalaman dalam menyusun dan mengerjakan tugas makalah dengan sistem berkelompok, yang nantinya akan berguna dalam dunia perkuliahan.2. Beberapa pihak yang turut dalam menyelesaikan tugas makalah ini yang tidak dapat kami sebut satu persatu yang sangat berperan penting dalam isi materi yang kami kemukakan dalam makalah ini.Kamipun sangat menyadari bahwa dalam peyusunan makalah ini masih jauh dari kesmpurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kamipun sangat mengharapkan kritik dan saran yang nantinya akan kami gunakan untuk mengevaluasi makalah kami untuk lain waktu.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2014

Kelompok 5

DAFTAR ISIKata PengantariiDaftar IsiiiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang Masalah1B. Rumusan Masalah2C. Tujuan Penulisan2BAB II PEMBAHASAN3A. Definisi dan Pengertian Kebijakan Moneter3B. Instrumen Kebijakan Moneter3C. Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi dangan Analisi IS-LM14D. Efektivitas Kebijakan Moneter17E. Kemungkinan Hasil Kebijakan Moneter22BAB III KESIMPULAN24DAFTAR PUSTAKA

i

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakam laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini gambarkan seperti mata uang dua sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil. Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter.Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan menggunakan indikator-indikator makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan menurunnya tingkat pengangguran.Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang kegiatannya bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui pengelolaan instrumen-instrumen kebijakan moneter itu sendiri, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat yang akan digerakkan. Kebijakan moneter tujuannya adalah untuk mencapai stabilisasi ekonomi. Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, pertama: kuat tidaknya hubungan kebijakan moneter dengan kegiatan ekonomi tersebut, kedua: jangka waktu perubahan kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:1. Apa difinisi dan pengertian dari kebijakan moneter?2. Apa saja instrumen dari kebijakan moneter dan pengertiannya?3. Apa hubungan kebijakan moneter dan keseimbangan ekonomi dengan analisis IS-LM?4. Apa efektivitas dari kebijakan moneter?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk1. Mengetahui difinisi dan pengertian dari kebijakan moneter.2. Mengetahui instrumen dari kebijakan moneter dan pengertiannya.3. Mengetahui hubungan kebijakan moneter dan keseimbangan ekonomi dengan analisis IS-LM.4. Mengetahui efektivitas dari kebijakan moneter.

BAB IIPEMBAHASANA. Definisi / Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy)Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga (inflasi terkontrol). Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan,menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh,sekaligus mengendalikan inflasi.Jika yang di lakukan menambah uang beredar,maka pemerintah dikataan menempuh kebijkan moneter ekspnsif (monetary expansive). Sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi, pemerintah menempuh kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive) [footnoteRef:2].

B. Instrumen Kebijakan Moneter [2: 1. Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia , 2008) hal 435.]

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga (open market buying). Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat (open market selling).

Tujuan kebijakan operasi pasar terbuka ini ialah[footnoteRef:3]: [3: 2.Iswardono,Kapita Selekta Ekonomi Moneter, (Jakarta: Percetakan Gunadarma , 2004) hal 93.]

a. Menjaga kestabilan harga obligasi atau surat berharga dengan jalan menstabilkan tingkat bunga.b. Memperkuat pengaruh dari perubahan tingkat diskonto, dalam artian ikut mendorong naik-turunnya tingkat bunga pinjaman.c. Pengembangan dan penyelamatan hutang pemerintah. Guna lebih mengefektifkan operasi pasar terbuka ini,Bank Indonesia telah mengembangkan kedua instrumen yaitu SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.Jika ingin mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah menjual SBI dan atau SBPU. Melalui penjualan tersebut uang yang ada dalam masyarakat ditarik sehingga jumlah uang beredar berkurang,biasanya penjualan SBI/SBPU dilakukan bila jumlah uang beredar dianggap sudah mengganggu stabilitas perekonomian.Agar perbankan lebih mampu memberikan kredit yg akan memacu prtunbuhan ekonomi,maka SBI dan SBPU yang telah dijual dibeli kembali. Melalui pembelian itu pemerintah mengeluarkan uang sehingga menambah jumlah uang beredar[footnoteRef:4]. [4: 3. Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Op. cit., hal 436]

Studi KasusTekan inflasi, BI genjot operasi pasar terbukaOleh Anna Suci Perwitasari, Asep Munazat Zatnika -Kamis, 20 Juni 2013 | 06:50 WIB(Diakses 21 November 2014, pukul 08:07 WIB)Sumber: http://nasional.kontan.co.id/news/tekan-inflasi-bi-genjot-operasi-pasar-terbuka JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan terus menggelar operasi pasar terbuka dengan menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada semester II tahun ini. Operasi pasar dilakukan untuk menarik lebih banyak uang beredar di masyarakat.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A. Johansyah menjelaskan, BI berencana menerbitkan SBI bertenor satu tahun. "Masih kami kaji sehingga waktunya kapan dikeluarkan belum tahu," katanya, Rabu (19/6).

Langkah ini menjadi salah satu upaya BI mengendalikan inflasi 2013 yang diperkirakan melonjak karena kenaikan harga BBM subsidi.

Penerbitan SBI berjangka satu tahun ini diharapkan mampu menjaga stabilitas moneter dan mengurangi spekulasi di pasar uang sehingga pada akhirnya inflasi terkendali. Selain menambah instrumen operasi pasar, BI masih punya jurus untuk menyerap uang beredar, antara lain dengan menaikkan setoran Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan.

Sekadar catatan, Kamis (13/6), BI telah melelang SBI bertenor sembilan bulan dengan target indikatif Rp 5 triliun. Nilai nominal penawaran yang masuk mencapai Rp 2,78 triliun dengan jumlah pemenang Rp 1,19 triliun.

PembahasanWacana Bank Indonesia menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor satu tahun pada semester ke II tahun 2013 ini diharapkan mampu menarik lebih banyak uang yang beredar di masyarakat. Bank Indonesia menggelar Operasi Pasar Terbuka dengan menerbitkan SBI ini bertujuan menjaga stabilitas moneter dan mengurangi spekulasi di pasar uang sehingga pada akhirnya inflasi terkendali.Langkah ini menjadi salah satu upaya BI mengendalikan inflasi 2013 yang diperkirakan melonjak karena kenaikan harga BBM subsidi.Penerbitan SBI tersebut merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah khususnya oleh Bank Indonesia yaitu Operasi Pasar Terbuka, dengan cara menjual surat-surat berharga seperti SBI. Dengan demikian uang yang beredar di masyarakat mengalir ke otoritas moneter, sehingga jumlah uang yang beredar berkurang.2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)Pengertian dari fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum[footnoteRef:5]. Yang dimaksud dengan tingkat bunga diskonto ialah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umum yang meminjamkan ke bank sentral. Dalam kondisi tertentu, bank-bank mengalami kekurangan uang, sehingga harus meminjam kepada bank sentral. Kebutuhan bank umum untuk meminjam inilah yang dimanfaatkan pemerintah untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat[footnoteRef:6]. [5: 4. Wikipedia, Kebijakan Moneter, id.m.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter, diakses 9 Oktober 2014, jam 06.31 WIB] [6: 5. Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Op. cit., hal 436]

Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah menurunkan tingkat bunga diskonto. Dengan menurunkan tingkat bunga diskonto atau bunga pinjaman dari bank sentral, maka tingkat bunganya akan lebih murah, yang menyebabkan keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral pun akan bertambah. Sebaliknya bila pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar atau menahan laju pertambahan jumlah uang di masyarakat, pemerintah melalui bank sentral akan menaikkan tingkat bunga pinjaman. Hal tersebut akan mengakibatkan keinginan bank umum untuk meminjam uang pada bank sentral menurun, sehingga akan menahan dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.Dalam kondisi tertentu, tingkat diskonto Bank Sentral dapat mengatur dengan tepat tingkat suku bunga pasar atau setidaknya suku bunga jangka pendek. Sebagai contoh andaikan bahwa diperoleh dua kondisi: (1) Bank Sentral bersedia secara bebas meminjamkan pada tingkat diskonto yang ditetapkannya; dia tidak memakai metode penjatahan lain dan hanya bertumpu pada tingkat diskoonto untuk mengatur volume pinjamannya. (2) lembaga deposito tidak keberatan terhadap pinjaman Bank Sentral , dengan tujuan untuk memaksimumkan keuntungan mereka, mereka meminjam dari Bank Sentral dan meminjamkan kapan saja suku bunga pasar melebihi tingkat diskonto oleh suatu jumlah yang cukup untuk menutup biaya dari beban resiko dan administrasi pinjaman. Dalam kondisi seperti ini tingkat diskonto Bank Sentral dapat mendominasi suku bunga pasar. Menaikkan dan menurunkan tingkat diskonto, akan hampir secara otomatis menaikkan atau menurunkan suku bunga pasar[footnoteRef:7]. [7: 6 .Stephen M. Goldfeld & Lester V. Chandler, Ekonomi Uang Dan Bank edisi kesembilan, (Jakarta: Erlangga, 1998) hal 274]

Studi KasusPemerintah Naikkan Harga BBM, BI Rate Ikut Naik Jadi 7,75%Diakses: Selasa,18 Nov 2014 17:40 WIBZulfi Suhendra-detikFinanceSumber:http://finance.detik.com/read/2014/11/18/182733/2752016/5/pemerintah-naikkan-harga-BBM-BI-rate-pun-naik-jadi-7,75% Jakarta - Setelah menahan suku bunga acuan (BI Rate) selama 13 bulan di level 7,5%, Bank Indonesia akhirnya menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin setelah pemerintah memutuskan harga Bahan Bakar Minyak naik.Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) mingguan, yang digelar pada Selasa,Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga menjadi 7,75% dari sebelumnya yang berada di level 7,5%. Selasa lalu bank Sentral kembali mengumumkan besaran BI rate,namun karena kenaikan harga BBM,BI merasa perlu merubah kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan. "Kenaikan tersebut untuk menjaga ekspektasi inflasi agar tetap terkendali akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi," jelas Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, di komplek Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (18/11/2014). Untuk diketahui, pada Selasa, 18 November 2014, tepat pukul 00.00 WIB, Presiden Joko Widodo menaikan harga BBM subsidi untuk jenis premium sebesar Rp 2.000 per liter dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 dan untuk jenis solar juga mengalami kenaikan sebesar Rp 2.000 per liter dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500. Menurut Agus, Bank Indonesia melihat bahwa dengan kenaikan harga BBM subsidi tersebut maka kemungkinan besar sasaran inflasi di kisaran 4,5 persen untuk tahun ini dan 4 persen pada tahun depan akan meleset. Oleh karena itu, untuk bisa mencapai sasaran tersebut, mau tidak mau Bank Indonesia harus menahan laju inflasi dengan menaikkan suku bunga.Selain menaikkan BI rate, Bank Indonesia juga menaikan suku bunga Lending Facility sebesar 50 basis poin menjadi 8%. Sedangkan untuk suku bunga Deposit Facility tetap di 5,75%. Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Destri Damayanti mengungkapkan, langkah yang dilakukan oleh Bank Indonesia tersebut memang sudah dapat diduga. Biasanya setiap kenaikan harga BBM bersubsidi akan diikuti dengan kenaikan suku bunga. "Biasanya kalau BBM naik, itu inflasi naik, suku bunga juga naik," kata Destri.Untuk diketahui, selama ini Bank Indonesia telah menahan suku bunga acuan selama 13 bulan. Terakhir Bank Indonesia menaikan suku bunga acuan pada 12 November 2013 sebesar 24 basis poin menjadi 7,5 persen dari sebelumnya 7,25 persen.Kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000/liter, akan menambah inflasi 2014.Selain dari sisi moneter, berharap ada koordinasi Ekspektasi inflasi ini harus dipatahkan dari awal. Kita koordinasi dengan pemerintah agar kenaikan tarif angkutan yang baik dengan pemerintah dalam hal pengendalian inflasi. Pemerintah bertugas menjaga pasokan kebutuhan pokok, biaya transportasi, dan sebagainya." terkendali dan harga pangan terkendali.PEMBAHASANDari studi kasus tersebut dijelaskan bahwa bank Indonesia menaikan suku bunga acuan karena Bahan Bakar Minyak naik. Selama ini Bank Indonesia telah menahan suku bunga acuan selama 13 bulan. Terakhir Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan pada 12 November 2013 sebesar 24 basis poin menjadi 7,5% dari sebelumnya 7,25% dan pada tanggal 18 November 2014 suku bunga acuan naik sebesar 25 basis poin menjadi 7,75%. Kenaikan harga BBM sebesar Rp 2000/liter akan menambah laju inflasi tahun 2014, dengan naiknya harga BBM secara berkelanjutan menandakan uang beredar melebihi kapasitas yang menyebabkan inflasi, seirimg dengan kenaikan harga BBM bersubsidi akan diikuti dengan kenaikan suku bunga.Sehingga dapat disimpulkan bahwa kasus ini sejalan dengan salah satu instrumen kebijakan moneter yaitu fasilitas diskonto. Bank Indonesia menaikkan suku bunga pinjaman karena ingin menahan laju pertambahan uang beredar di masyarakat akibat terjadinya inflasi. Hal ini akan mengurangi keinginan bank-bank umum meminjam uang dari Bank Indonesia karena naikknya BI Rates yang menjadi acuan suku bunga, hal tersebut mengakibatkan bank-bank umum mengantisipasinya dengan menaikkan suku bunga deposito yang relatif besar yang memancing masyarakat untuk menabung ke bank. Sehingga jumlah uang beredar dapat di tekan dengan cara menaikkan tingkat suku bunga. 3. Rasio Cadangan WajibRasio cadangan wajib ialah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah cadangan dana perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang yang beredar, pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib[footnoteRef:8] . Jika rasio cadangan diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Perubahan cadangan wajib merupakan alat atau instrumen yang ampuh untuk manajemen moneter. Perubahan dalam presentase yang kecilpun dapat mempunyai pengaruh yang nyata atas kondisi moneter dan kredit[footnoteRef:9]. [8: 7 . Wikipedia, Kebijakan Moneter, id.m.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter, diakses 9 Oktober 2014, jam 06.33 WIB] [9: 8. Stephen M. Goldfeld & Lester V. Chandler, Op. cit., hal 281]

Studi KasusCina Turunkan Suku Bunga Acuan dan Pemotongan Rasio Cadangan WajibMonday, 24 November 2014, 09:30 WIB Sumber:http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis-global/14/11/24/nfiuzk-cina-turunkan-suku-bunga-acuan 21:25 Diakses : 24 November 2014, pukul 21:25 WIBREPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pemerintah dan bank sentral Cina bersiap menurunkan suku bunga acuan dan melonggarkan pembatasan pinjaman (Rasio Cadangan Wajib). Pemotongan suku bunga ini merupakan kali pertama dalam jangka waktu lebih dari dua tahun lalu. Penurunan suku bunga ini dilatarbelakangi pertumbuhan ekonomi di Cina yang melambat menjadi 7,3 persen di kuartal ketiga lalu.Pembuat kebijakan khawatir pertumbuhan ini terus menurun di bawah 7 persen. Salah seorang ekonom yang enggan disebutkan namanya mengatakan bank sentral Cina kini fokus untuk menurunkan suku bunga dan memotong rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio atau RRR) yang diharapkan efektif membatasi jumlah modal yang bisa digunakan untuk mendanai kredit.Untuk menambah jumlah uang, pemerintah biasanya menurunkan rasio cadangan wajib. Sementara, untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio. Pada Jumat lalu, bank sentral Cina menurunkan suku bunga acuan sebesar 40 basis poin menjadi 5,6 persen. Sumber tersebut mengatakan penurunan ini juga muncul sebagai respons dari kekhawatiran pemerintah dalam mengelola beban utang yang tinggi.Sebelumnya, sempat ada beberapa penolakan penurunan suku bunga karena khawatir langkah hal itu bisa menyulut utang dan berdampak pada bubble di sektor properti. Akhirnya, mereka menerima kebijakan memotong RRR untuk bank tertentu dan memberikan suntikan likuiditas kepada sistem perbankan.Pertumbuhan ekonomi selama satu tahun ini diperkirakan hanya 7,5 persen dan merupakan pertumbuhan ekonomi terburuk selama kurun waktu 24 tahun terakhir.Pembahasan:Dari kasus diatas bahwa saat ini di China sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi 7,3 persen di kuartal ketiga, hal tersebut mengakibatkan terus menurun hingga dibawah 7 persen, jika hal tersebut tidak segera diatasi. Saat ini Bank Sentral China sedang berfokus mengatasi hal tersebut dengan menurunkan suku bunga dan memotong rasio cadangan wajib yang merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter. Dengan pemotongan rasio cadangan wajib ini, Bank Sentral China ingin menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Yang nantinya dengan pemotongan tersebut bank umum memberikan kredit akan lebih besar dari sebelumnya kepada masyarakat yang ingin meminjam uang di bank. Hal tersebut mengakibatkan jumlah uang yang beredar bertambah.

4. Imbauan moral (moral persuasion)Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif ini merupakan metode atau cara untuk menghimbau para bankir dan pengusaha untuk mengikuti dan mentaati kebijakan yang telah ditetapkan oleh bank sentral[footnoteRef:10].Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan jumlah uang beredar. Misalnya, gubernur bank indonesia dapat memberi saran agar perbankan berhati-hati dalam memberikan kredit atau membatasi keinginannya meminjam uang dari bank sentral (berhati-hati menggunakan fasilitas diskonto) [10: 9. Iswardono, Op. cit.,hal 95.]

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.Moral persuasion atau imbauan moral adalah kebijakan moneter kualitatif, karena sifat kebijakan tersebut hanya himbauan dan implikasinya tidak dapat diprediksi, semua aplikasinya sangat tergantung dari kemauan dan niat baik para pemimpin bank-bank umum[footnoteRef:11]. [11: 10. Prathama Rahardja & Mandala Manurung, Op. cit., hal 437]

Studi KasusBisa Cetak Uang, Bank Indonesia Yakin Takkan BangkrutHerdaru Purnomo - detikfinanceJumat, 10/12/2010 15:57:10 WIBJimbaran -Defisit anggaran kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) tahun 2011 sebesar Rp 49 triliun merupakan hal yang biasa. Bank sentral menyatakan sebagai otoritas moneter tidak bisa bangkrut karena dapat mencetak uang sebanyak-banyaknya.Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan apa yang harus dilakukan oleh bank sentral adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sehingga defisit yang terjadi adalah hal yang lumrah dilakukan sebuah otoritas moneter."Bank sentral sebenarnya tidak bisa bangkrut, kita bisa mencetak uang. Yang namanya bank sentral itu ketika dimulai dari nol itu adalah memang mencetak uang," ujar Halim.Menurutnya, yang dilakukan bank sentral saat ini adalah semata-mata adalah mengendalikan ekses likuiditas yang tengah membanjir. Oleh sebab itu, bank sentral menerbitkan surat utang yang ongkos moneternya harus ditanggung lebih besar."Itu memang yang dilakukan Bank Indonesia demi kepentingan stabilisasi untuk kepentingan pertumbuhan. Kondisi sekarang karena Bank Indonesianya itu aktif mengupayakan agar ekses likuiditas tidak berlebih, supaya tidak kemana-mana. Kalau kita lepas, uang beredar bisa banyak sekali. Ini juga merupakan stabilisasi, stabilitas sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan. Tentu ada biayanya," Ia mengharapkan, jika kedepan kondisi ekonomi membaik maka ekses likuiditas yang diserap BI bisa dilepas perlahan. Sehingga ekses tersebut dapat digunakan untuk mendorong perekonomian.Halim menegaskan, defisit yang terjadi saat ini sangat baik karena dalam rangka menjaga stabilitas moneter dan ekonomi yang keseluruhan. "Ini defisit baik, bukan karena BI boros," tegasnya.BI sendiri, telah bersiap mendapatkan kerugian yang besar akibat melakukan stabilisasi untuk mengurangi dampak negatif dari capital inflow yang membanjiri Indonesia. Seiring dengan meningkatnya tekanan capital inflow tersebut Halim mengatakan BI akan menerbitkan instrumen-instrumen guna menahan hot money tersebut. "Akan ada instrumen-instrumen lain yang menyusul seperti kebijakan untuk menaikkan GWM valas," ujarnya.Dikatakan Halim, defisit ini terjadi juga di beberapa Bank sentral seperti Chili yang juga mengalami defisit selama 10 tahun. Namun defisit bank sentral itu ternyata tidak mempengaruhi kondisi perekonomian negara tersebut.Halim menegaskan kebijakan yang diambil bank sentral tidak semata-mata hanya mempertimbangkan defisit dari bank sentral. BI juga harus memikirkan kepentingan yang lebih luas dalam hal ini perekonomian negara."Pada dasarnya BI tidak boleh sebetulnya ketika mengambil kebijakan memikirkan dirinya sendiri atau memikirkan akan defisit. Yang kita pikirkan adalah kepentingan yang lebih luas," kata Halim.Seperti diketahui, BI mengusulkan defisit anggaran kebijakan di tahun 2011 sebesar Rp 49 triliun. Angka tersebut meningkat 32,4% jika dibandingkan dengan defisit anggaran kebijakan bank sentral di 2010 yang sebesar Rp 37 triliun.Pembahasan:Dari contoh kasus diatas, bank indonesia yakin tidak akan mengalami bangkrut. Hal ini karena gubernur bank indonesia melakukan imbauan moral yaitu, diharapkan BI dapat mencetak uang sendiri untuk mengupayakan agar akses likuiditas tidak berlebih. Hal ini otoritas moneter bisa mengendalikan jumlah uang beredar. Sehingga akses tersebut dapat mendorong perekonomian. BI sendiri telah bersiap mendapatkan kerugian yang besar akibat melakukan stabilisasi untuk mengurangi dampak negatf dari capital inflow yang membanjiri indonesia. Seiring dengan meningkatnya tekanan capital inflow tersebut gubernur BI mengatakan BI akan menerbitkan instrumen-instrumen guna menahan hot money tersebut, seperti kebijakan menaikkan GWM valas.BI juga harus memikirkan kepentingan yang lebih luas dalam hal perekonomian negara. Pada dasarnya Bi tidak boleh mengambil kebijakan memikirkan dirinya sendiri atau memikirkan akan defisit. Seperti diketahui BI mengusulkan defisit anggaran kebijakan di tahun 2011 sebesar Rp 49 triliun. Angka tersebut meningkat 32,4% jika dibandingkan dengan defisit anggaran kebijakan bank sentral di 2010 yang sebesar Rp 37 triliun.

C. Kebijakan Moneter dan Keseimbangan Ekonomi: Analisis IS-LMKebijakan moneter dikatakan efektif bila mampu mengendalikan tingkat output dan atau harga. Untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan moneter, peralatan analisis yang paling sederhana namun komprehensif adalah kurva IS-LM1. Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Keseimbangan Pasar Uang-ModalPasar Uang adalah yang menemukan permintaan uang (L) dan penawaran uang (M). Menurut John Maynard Keynes, motif permintaan uang masyarakat ada tiga yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga dan untuk spekulasi. Kurva LM adalah kurva yang menunjukan besarnya pendapatan nasional pada berbagai tingkat bunga yang memenuhi syarat keseimbangan di pasar uang. Syarat keseimbangan di pasar uang adalah L sama dengan M (L=M)Keseimbangan di Pasar Modal)/Capital Assets Pricing Model (CAPM)CAPM merupakan suatu alat untuk memprediksi keseimbangan return yang diharapkan dari suatu asset berisiko dengan risiko dari asset tersebut saat pasar dalam kondisi seimbang. CAPM dapat digunakan untuk mengestimasikan return suatu sekuritas dan dapat membantu menyederhanakan gambaran realitas hubungan return dan risiko dalam dunia nyata yang terkadang sangat kompleks.Garis Pasar Modal (CML: Capital Market Line) merupakan garis yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi portofolio efisien yang terdiri dari aktiva-aktiva berisiko dan aktiva bebas risiko. Harga pasar dan risiko menunjukkan tambahan return yang dituntut oleh pasar karena adanya kenaikan risiko portofolio relative terhadap risiko pasar.Keseimbangan pasar uang-modal tercapai bila permintaan uang (liquidity preference, disingkat L) telah sama dengan penawaran uang (money supply, disingkat M). Secara grafis kondisi keseimbangan pasar uang dan modal digambarkan oleh kurva LM. Untuk menurunkan kurva LM dibutuhkan kurva penawaran uang dan kurva permintaan uang, LM menunjukan kondisi ketidak seimbangan pasar uang dan modal.2 . Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Keseimbangan Ekonomi Pergeseran kurva LM karena pengaruh perubahan jumlah uang beredar yang dilakukan pemerintah akan mempengaruhi keseimbangan ekonomi, karna mengubah titik potong kurva IS-LM, yang berarti mengubah titik potong keseimbangan ekonomi . Diagram 3 berikut ini menunjukan kondisi keseimbangan awal terjadi pada tingkat pendapatan Y* 0 dan tingkat bunga R0. Jika pemerintah menambah jumlah uang yang beredar, kurva LM bergeser ke kanan (dari LM 0 ke LM 1 ), sehingga titik keseimbangan juga bergeser dari ke E1. pada titik keseimbangan yang baru (E1), output keseimbangan adalah Y*1 yang lebih besar daripada Y*0, sedangkat tingkat bunga adalah r1 yang lebih daripada R 0. Dengan kata lain, kebijakan moneter ekspansif dalam konteks diagram 3 telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam perekonomian pasar, kenaikan tingkat bunga mengindikasikan telah terjadinya kelebihan permintaan investasi. Akibatnya dapat dilihat dari dua sisi:1. Sisi OutputKenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yang dibatalkan, sebagai akibatnya pertambahan kapasitas produksi menjadi lebih kecil.2. Sisi BiayaKenaikan tingkat bung akan menaikan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal.Dari kedua hal diatas, akibatnya kenaikan tingkat bunga akan memicu terjadinya inflasi.Diagram 3Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian

r LM2 LM0 LM1 r2 E2 ro E0 r1 E1 0 Y2 Y0 Y1

Apabila pemerintah mengurangi jumlah uang yang beredar, yang terjadi adalah sebaliknya. Bergesernya kurva LM ke kiri (dari LM0 ke LM2) menyebabkan titik keseimbangan bergeser ke E2. Pada saat itu output keseimbangan adalah Y*2 yang lebih kecil daripada Y*0 sedangkan tingkat bunga naik (dari r0 ke r2 ), yang berarti telah terjadi inflasi[footnoteRef:12]. [12: 11. Ibid., hlm 437-440]

Studi KasusBBM Naik, Pengusaha Perkirakan Kenaikan Harga Makanan Maksimal 3 %Dana Adistiasari detikfinanceRabu, 19/11/2014 13:08 WiBJakarta Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tentunya berpengaruh pada pemenuhaan kebutuhan pokok. Namun, kenaikan harga kebutuhan pokok tidak terlalu besar. kalau naik, perkiraan saya 2-3% terjadi. Yang pasti itu makanan 2-3% naik. Kata sofjan di Hotel Shangri-La, Jakarta, rabu (19/11/2014)Sementara produk industri, lanjut sofjan tidak akan langsung naik. Ini karna barang yang dijual saat ini sudah dibuat sebelum harga BBM naik .kalau lain-lain susah (naik), terutama produksi industri. Kita kebayakan stok, kata sofjan.Potensi kenaikan yang tidak terlalu tinbggi ini ,tambah sofjan, lantaran mempertimbangkan daya beli masyarakat. Apalagi ekonomi demostik tengah melambat.saya melihat kita tidak bisa menaikan banyak harga barang kita. Ekonominya menurun, jadi jika harga mahal orang juga tidak mau mengambil., jelas dia.Dengan kondisi tersebut, lanjut sofjan, dunia usaha memang mengalami tekanan cukup besar. Biaya produksi dan operasional yang meningkat akibat kenaikan harga BBM yang bersubsidi tidak bisa diimbangi dengan harga jual produk yang terlalu tinggi. Namun demikian, sofjan tetap mendukung pemerintah menaikan harga BBM. Dia berharap hasil penghematan anggaran yang nilainya lebih dari rp 100 triliun bisa segera dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur.jika infrastruktur pembangunan juga cepat, ekonomi jalan lagi. Orang akan banyak membeli barang-barang kita lagi. Jadi kita harapkan pemerintah lebih cepat, tegasnya.Pembahasan:Dari studi kasus yang saya bacakan saya simpulkan bahwa kasus ini masuk kedalam teori pengaruh kebijakan moneter terhadap keseimbangan ekonomi karena naiknya harga BBM mempengaruhi harga lainnya khususnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan jumlah uang beredar semakin banyak, karena mau tidak mau masyarakat harus memiliki uang yang lebih untuk membeli barang kebutuhan pokok dan ini akan mempengaruhi keseimbangan ekonomi.

D .Efektivitas Kebijakan MoneterSecara grafis hasil dari kebijakanmoneter pemerintah sangat ditentukan oleh kondisi pasar barang-jasa dan pasar uang-modal, yang digambarkan oleh sudutkemiringan kurva IS dan kurva LM.

1. Sudut Kemiringan Kurva ISDiagram dibawah ini merupakan himpunan kurva IS yang menggambarkan beberapa kondisi pasar barang-jasa.

r IS1 IS2 0 IS3 Y

Kurva IS lurus sejajar dengan sumbu vertikal. Kurva IS yang seperti ini terjadi karna permintaan investasi tidak sensitif terhadap perubahan tingkat bunga (kurva 1 tegak lurus). Sebaliknya kurva IS 2 terbentuk dari kurva 1 yang mendatar sejajar dengan sumbu horizontal. Artinya kurva investasi elastis sempurna. Sedangkan kurva Is 3 terbentuk dari kurva investasi yang bersudut negatif, dalam arti I / r 0.Memberi gambaran tentang tingkat sensitivitas permintaan investasi terhadap perubahan tingkat bunga. Jika tingkat investasi semakin sensitif terhadap perubahan suku bunga, maka kurva permintaan investasi makin mendatar yang akan menghasilkan kurva Is menjadi semakin mendatar juga. Sebaliknya jika tingkat investasi makin sensitif terdapat perubahan tingkat bunga. Maka kurva investasi akan curam, yang akan menghasilkan kurva IS makin curam .perhatikan kurva berikut. Pergeseran kurva IS menunjukan terjadinya perubahan tingkat investasi otonomus. Jika investasi kurva otonomus meningkat maka kurva investasi akan bergeser kekanan yang menyebabkan kurva IS bergeser kekanan. Sebaliknya jika investasi kurva otonomus berkurang maka kurva investasi akan bergeser kekiri yang menyebabkan kurva IS bergeser kekiri pula.

2. Sudut kemiringan kurva LM

r LM1 LM2 LM3 y y

S

Kurva LM1 berbentuk tegak lurus sejajar sumbu vertikal. Kurva ini diturunkan dari kurva permintaan uang untuk spekulasi (Msp) yang tegak lurus. Artinya, permintaan uang untuk spekulasi tidak sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Dapat juga dikatakan bahwa permintaan uang semata mata ditentukan oleh permintaan uang untuk transaksi yang merupakan fungsi pendapatan. Kurva LM3 merupakan kebalikan dari kurva LM. Karena kurva LM3 merupakan turunan dari kurva permintaan uang untuk spekulasi (Msp), maka bentuk kurva ini datar dan sejajar dengan sudut horizontal. Artinya, permintaan uang untuk spekulasi sangat sensitif (sensitif sempurna) terhadap perubahan tingkat bunga. Menurut keynes, pada posisi ini dapat disebut sebagai perangkap likuiditas atau jerat likuiditas (liquidity trap) dan biasanya terjadi pada tingkat bunga yang sangat rendah.Kurva LM2 adalah kurva LM yang terbentuk dari kurva permintaan uang untuk spekulasi yang bersudut negatif. Daerah kurva LM yang mendatar sering disebut sebagai daerah keynesian, kurva LM yang tegak lurus sering disebut daerah klasik, dan daerah yang berada diantara daerah ektrem adalah daerah antara[footnoteRef:13]. [13: Ibid., hlm 441-442]

Studi KasusSejumlah Alasan Bank Nekat Beri Bunga Deposito Hingga 11%Dewi Rachmat Kusuma- detikfinanceSenin, 22/09/2014 10:05 WIB(diakses 21 November 2014, pukul 7:06 WIB)Sumber:http://finance.detik.com/read/2014/09/22/100512/2696848/5/sejumlah-alasan-bank-nekat-beri-bunga-deposito-hingga-11Jakarta-Saat ini perbankan dalam negeri tengah berlomba-lomba menawarkan bunga deposito tinggi, untuk menjaring nasabah-nasabah berdana besar. Tak tanggung-tanggung, bunga yang ditawarkan hingga 11%/tahun.Padahal, saat ini rata-rata bunga deposito bank adalah 7%-8%/tahun. Dana atau likuiditas perbankan yang ketat saat ini membuat bank nekat memberi bunga tinggi, meski bunga tersebut di atas bunga acuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).Kepala Ekonom Bank Standard Chartered Fauzi Ichsan menilai, perang suku bunga deposito tinggi ini wajar terjadi. Karena, kebijakan moneter ketat yang diterapkan Bank Indonesia (BI) memaksa bank berlomba mencari dana segar, melalui setoran nasabah."Wajar karena BI melakukan kebijakan moneter yang ketat, dan karena ada prospek BI untuk menaikkan BI Rate (suku bunga acuan). Apalagi pemerintah berencana menaikkan harga BBM," kata Fauzi kepadadetikFinance, Senin (22/9/2014).Lebih jauh dia menjelaskan, di internasional, rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menaikkan bunga acuannya mendorong sektor keuangan dalam negeri mewanti-wanti atas kebijakan ini. Bila The Fed menaikkan tingkat bunganya, bukan tidak mungkin akan banyak aliran dana asing keluar. Ini bisa menyebabkan likuiditas dalam negeri semakin ketat."Ditambah rencana Bank Sentral AS yang akan menaikkan tingkat suku bunganya. LPS hanya menjamin Rp 2 miliar, jadi deposan besar otomatis cenderung menempatkan dananya ke bank-bank besar yang punya modal tinggi," ujar dia.Namun begitu, Fauzi mengatakan, penerapan kebijakan moneter ketat oleh BI salah satunya bertujuan agar nilai kurs rupiah terhadap dolar AS tetap terjaga. Di sisi lain, sektor keuangan juga membutuhkan banyak dana yang tidak sedikit. Menurut Fauzi, kondisi likuiditas ketat ini masih akan berlangsung hingga The Fed memberikan kepastian soal kebijakannya."Waktu BI melakukan kebijakan moneter yang ketat, tujuannya salah satunya untuk mempertahankan kurs rupiah. Dengan kebijakan uang ketat otomatis uang semua kesedot ke BI, sehingga pasar finansial mengering dan bank berebut nasabah. Likuiditas akan semakin ketat, apalagi pemerintahan Jokowi akan menaikkan harga BBM perkiraan di triwulan IV-2014, The Fed juga akan menaikkan suku bunga. Ini tidak bisa dihindari," pungkasnya. (drk/dnl) Pembahasan:Kenaikkan bunga deposito dari 7%-8% menjadi 11% ini dilakukan bank untuk mendapatkan dana segar dari para nasabahnya yang berdana besar. Kenaikkan ini dikarenakan kebijakan moneter ketat yang di terapkan oleh Bank Indonesia yang memaksa bank berlomba menacari dana dari setoran nasabah yang tergiur dengan bunga deposito yang besar. Kurva LM menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang. Berdasarkan teori preferensi likuiditas yang menyatakan bahwa tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian yang paling likuid-uang. Dan dari kenaikkan tingkat suku bunga (r) deposito dari 7%-8% menjadi 11% menyebabkan penurunan jumlah uang yang beredar (M) di masyarakat karena masyarakat kemungkinan tergiur dengan bunga deposito yang besar dari bunga sebelumnya, yang diberikan bank kepada nasabahnya. Hal tersebut mengakibatkan tingkat bunga ekuilibrium naik dari (r1) ke (r2) dan mengurangi M/P (penawaran keseimbangan uang riil) yang berakibat penawaran keseimbangan uang riil bergeser ke kiri, dan P (tingkat harga) tetap sebagaimana terlihat dalam grafik kenaikkan tingkat bunga berikut ini:

r2r1L(r),PermintaanM2/P M1/P Penurunan jumlah uang yang beredarNaiknya tingkat bunga depositoPenawaran keseimbangan uang riil, M/PTingkat bunga, r7%-8%11%

r LM2 LM0 LM1 IS Y2 Y0 Y1 Y y r LM2 LM0 LM1r2r0r1 ISo Y2 Y0 Y1 YE . Kemungkinan Hasil Kebijakan Moneter

(1) (2)Pada diagram 1 dan 2 kondisinya adalah kurva LM vertikal. Diagram 1 menunjukan jika IS datar, kebijakan moneter sangat efektif, sebab dapat menanbah atau mengurangi output keseimbangan tanpa mengganggu tingkat harga. Diagram 2 menunjukan jika kurva IS mempunyai slope negatif, kebijakan moneter ekspansif akan menaikan output keseimbangan, sementara tingkat harga turun. Sedangkan dengan kebijakan kontraktif, karena kebijakan kontraktif turun , sementara tingkat bunga (harga) meninggi.

rr0 LM IS0 Y0 Moneter EkspansifMoneter Kontraktif r ISr0LM0 Y0 YMoneter EkspansifMoneter Kontraktif

( 3 ) (4) Pada diagram 3 dan 4 kurva LM adalah mendatar, artinya perekonomian berada dalam perangkap likuiditas. Dalam kondisi seperti ini, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif, sebab tidak mempunyai kemampuan mempengaruhi output adan tingkat bunga[footnoteRef:14]. [14: Ibid., hlm 442-443]

BAB IIIKESIMPULAN Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Untuk menambah uang beredar,maka pemerintah dikataan menempuh kebijkan moneter ekspnsif (monetary expansive). Sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi, pemerintah menempuh kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive). Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Rasio cadangan wajib ialah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah cadangan dana perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Imbauan moral merupakan instrumen kebijakan moneter yang bersifat kualitatif, merupakan metode atau cara untuk menghimbau para bankir dan pengusaha untuk mengikuti dan mentaati kebijakan yang telah ditetapkan oleh bank sentral. Kebijakan moneter dikatakan efektif bila mampu mengendalikan tingkat output dan atau harga. Untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan moneter, peralatan analisis yang paling sederhana namun komprehensif adalah kurva IS-LM Yang mempengaruhi keseimbangan ekonomi adalah pergeseran kurva LM karena pengaruh perubahan jumlah uang beredar yg dilakukan pemerintah sehingga mengubah titik potong kurva IS-LM, yang berarti mengubah titik potong keseimbangan ekonomi. Kebijakanmoneter ekspansif berhasil memicu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam perekonomian pasar. Kenaikan tingkat bunga mengindikasikan telah terjadinya kelebihan permintaan investasinya. Keseimbangan pasar uang modal pada saat pemerintah menambah jumlah uang beredar, maka untuk membuat pasar uang modal meningkat, maka tingkat bunga harus diturunkan. Maka kurva LM akan beregeser ke kanan. Dan apabila pemerintah mengurangi jumlah uang yang beredar maka untuk mencapai keseimbangan pasar uang modal maka tigkat bunga dinaikkan, sehngga kurva LM brgser ke kiri.

DAFTAR PUSTAKA Goldfeld , Stephen M & Lester V. Chandler.1998. Ekonomi Uang Dan Bank edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga. Iswardono. 2004. Kapita Selekta Ekonomi Monete. Jakarta: Percetakan Gunadarma.Rahardja, Prathama & Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Wikipedia.org, Kebijakan Moneter. Kamis 9 Oktober, 2014. id.m.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter.