1
Pertumbuhan Ekonomi 2 Nilai Tukar 4 Inflasi 5 Ekonomi Global 1 Bank Indonesia Call Center BI : 131 Selengkapnya dapat dilihat di website Bank Indonesia Penguatan rupiah berlanjut seiring dengan persepsi positif atas prospek perekonomian domestik dan meredanya risiko eksternal. Konsumsi Pemerintah meningkat. Stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang longgar mulai memberi daya dorong terhadap konsumsi pemerintah. G Konsumsi rumah tangga meningkat terutama didorong oleh kenaikan konsumsi makanan dan non makanan. Konsumsi swasta juga mengalami peningkatan didorong oleh stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang longgar. C Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen Juli 2016) 0,69% (mtm) 3,21% (yoy) 1,76% (ytd) RISIKO PROSPEK KE DEPAN Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih belum menguat Pertumbuhan ekonomi domestik meningkat pada triwulan II 2016, meskipun belum merata baik secara spasial maupun sektoral. Ekonomi triwulan II 2016 didorong oleh pertumbuhan di wilayah Jawa dan Sumatera, sementara pertumbuhan di wilayah Kalimantan dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih melemah. Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi ditopang jasa keuangan dan pertanian. Secara keseluruhan, NPI triwulan II 2016 mencatat surplus, ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. • Meskipun membaik akibat peningkatan konsumsi dan perbaikan sektor tenaga kerja, ekonomi AS pada triwulan II 2016 tumbuh di bawah perkiraan seiring dengan investasi yang masih melambat. Perkembangan ekonomi AS tersebut masih dibayangi oleh ketidakpastian, sehingga kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada 2016 diperkirakan dilakukan hanya satu kali. • Ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh moderat, dibayangi oleh ketidakpastian pasca Brexit. • Ekonomi Tiongkok diperkirakan masih tumbuh terbatas karena investasi publik belum dapat memberikan dorongan pada sektor swasta yang masih menghadapi overcapacity dan tingginya utang korporasi. • Di pasar komoditas, harga minyak dunia mulai meningkat meskipun masih rendah. Harga beberapa komoditas ekspor Indonesia juga membaik, seperti CPO, batubara dan timah. Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga didukung permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai. Sistem Keuangan 6 Investasi membaik khususnya pada investasi bangunan terkait proyek infrastruktur Pemerintah. Sementara itu, investasi swasta belum optimal. I Kinerja ekspor masih terbatas dengan kontraksi yang membaik. X AGUSTUS 2016 KEBIJAKAN MONETER BULANAN BI 7-day ( Reverse) Repo Rate Tetap 5,25% Meredanya risiko di pasar keuangan global terkait dengan terbatasnya dampak Brexit dan perkiraan penundaan kenaikan FFR oleh the Fed. Persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik sejalan dengan terjaganya stabilitas makroekonomi di samping implementasi UU Pengampunan Pajak. Namun demikian kondisi stabilitas sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa : 4,9-5,3% (yoy) PERTUMBUHAN EKONOMI 2016 4 _1% (yoy) + INFLASI 2016 Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain: • Pertumbuhan ekonomi global masih belum kuat. • Penghematan belanja pemerintah pada semester II 2016 berpotensi menurunkan pertumbuhan tahun ini. • Harga komoditas global masih rendah. • Inflasi harga makanan bergejolak akibat dampak fenomena La Nina. Dipengaruhi oleh : Bank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka. Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global. Selain itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 3 1,72%(mtm) Rp. 13.112/US$ $ Rp Kinerja korporasi non-keuangan masih melambat*). *) Laporan 387 Korporasi Go Public pada Triwulan IV 2015 Return On Asset (ROA) korporasi 3,9% Debt Service Ratio (DSR) korporasi 72,9% Pertumbuhan DPK Individual (RT) Kinerja rumah tangga (RT) sedikit meningkat meskipun masih lemah. 7,2% (yoy) Pertumbuhan Kredit 8,9% (yoy) 5,9% (yoy) Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Intermediasi masih lambat. Efisiensi menurun. 82,8% Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rp BOPO Rp Rasio Kecukupan Modal (CAR) 22,3% Ketahanan permodalan masih berada pada level yang cukup tinggi. *) Data Juni 2016 Likuiditas masih memadai. Rasio Alat Likuid/ Dana Pihak Ketiga (DPK) 20,3% Rasio Non Performing Loan (NPL) (gross) 3,1% atau (net) 1,5% Risiko kredit terjaga. BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX) Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Agustus 2016 memutuskan : 5,25 % BI 7- Day (Reverse) Repo Rate TETAP DF Bunga Deposit Facility 4,5% TETAP Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah (Administered Price) seperti tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api. Inflasi Inti (Core) Rp 0,34% (mtm) 3,49% (yoy) Inflasi Bahan Makanan Bergejolak (Volatile Foods) 1,20% (mtm) 7,14% (yoy) 1,32% (mtm) -0,85% (yoy) PERKEMBANGAN TERKINI SISI EKSTERNAL SISI DOMESTIK Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui percepatan implementasi reformasi struktural. Bank Indonesia juga berkoordinasi dengan Pemerintah menyiapkan langkah kebijakan yang antisipatif agar implementasi UU Pengampunan Pajak ( Tax Amnesty) dapat berjalan baik dan mendukung upaya penyesuaian fiskal yang dilakukan Pemerintah. FOKUS KEBIJAKAN BI Bank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka. Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global, terutama kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS (FFR). Cadangan devisa akhir Juli 2016 USD 111,4 miliar. Angka tersebut di atas standar kecukupan internasional, sekitar 3 bulan impor. Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2016 mencatat surplus sebesar USD0,60 miliar. TMF pada triwulan II 2016 mencatat surplus USD7,4 miliar, didukung oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global. Peningkatan tersebut terutama ditopang oleh aliran masuk modal investasi portofolio. *) sumber: BPS 8,5 bulan IMPOR 8,2 bulan IMPOR + PEMBAYARAN UTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH atau NERACA PERDAGANGAN* Defisit transaksi berjalan menurun ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas akibat peningkatan ekspor nonmigas yang lebih besar dari peningkatan impor nonmigas. TRANSAKSI BERJALAN TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL (TMF) Surplus USD 0,60 miliar CADANGAN DEVISA Efektif sejak 19 Agustus 2016 Bank Indonesia menggunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan menggantikan BI Rate. Implementasi BI 7-day (Reverse) Repo Rate diikuti dengan normalisasi koridor suku bunga. Batas atas koridor (LF Rate) dan batas bawah koridor (DF Rate) berjarak simetris dari BI 7-day (Reverse) Repo Rate, masing-masing sebesar 75 bps. Kerangka Operasi Moneter Lama Kerangka Operasi Moneter Baru BI Rate Suku bunga kebijakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate 12 bulan Tercermin pada tenor Operasi Moneter (OM) 1 minggu LF (Ceiling), DF (Floor) LF (Ceiling), DF (Floor) Standing facilities Asimetris (50 bps + 200 bps) Simetris (75 bps + 75 bps) Koridor Inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2016, yaitu 4±1%. TW IV 2015 TW I 2016 TW II 2016 2,2 % PDB Defisit Defisit 2,1 % PDB USD 0,3 Milliar Defisit USD 2,2 Milliar Surplus Surplus USD 7,4 miliar Triwulan II 2016 LF Bunga Lending Facility 6,0% TURUN (100 bps) Selama triwulan II 2016 nilai tukar Rupiah, secara rata-rata, menguat sebesar 1,59% dan mencapai level Rp 13.313 per dolar AS. Penguatan nilai tukar rupiah terus berlanjut di bulan Juli 2016 sebesar 1,72% dan ditutup di level Rp13.112 per dolar AS. 5,18 % 4,91 % 5,04 % Cukup untuk membiayai:

KEBIJAKAN MONETER BULANAN BI 7-day (Reverse) Repo … · defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. ... (DSR) korporasi 72,9% Pertumbuhan DPK

Embed Size (px)

Citation preview

Pertumbuhan Ekonomi2

Nilai Tukar4

Inflasi5

Ekonomi Global 1

Bank Indonesia Call Center BI : 131Selengkapnya dapat dilihat di website Bank Indonesia

Penguatan rupiah berlanjut seiring dengan persepsi positif atas prospek perekonomian domestik dan meredanya risiko eksternal.

Konsumsi Pemerintah meningkat. Stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang longgar mulai memberi daya dorong terhadap konsumsi pemerintah.

G

Konsumsi rumah tangga meningkat terutama didorong oleh kenaikan konsumsi makanan dan non makanan. Konsumsi swasta juga mengalami peningkatan didorong oleh stimulus fiskal dan kebijakan moneter yang longgar.

C

Inflasi IHK(Indeks Harga KonsumenJuli 2016)

0,69%(mtm)

3,21%(yoy)

1,76%(ytd)

RISIKOPROSPEK KE DEPAN

Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih belum menguat

Pertumbuhan ekonomi domestik meningkat pada triwulan II 2016, meskipun belum merata baik secara spasial maupun sektoral. Ekonomi triwulan II 2016 didorong oleh pertumbuhan di wilayah Jawa dan Sumatera, sementara pertumbuhan di wilayah Kalimantan dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih melemah. Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi ditopang jasa keuangan dan pertanian.

Secara keseluruhan, NPI triwulan II 2016 mencatat surplus, ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial.

• Meskipun membaik akibat peningkatan konsumsi dan perbaikan sektor tenaga kerja, ekonomi AS pada triwulan II 2016 tumbuh di bawah perkiraan seiring dengan investasi yang masih melambat. Perkembangan ekonomi AS tersebut masih dibayangi oleh ketidakpastian, sehingga kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada 2016 diperkirakan dilakukan hanya satu kali.• Ekonomi Eropa diperkirakan tumbuh moderat, dibayangi oleh ketidakpastian pasca Brexit.

• Ekonomi Tiongkok diperkirakan masih tumbuh terbatas karena investasi publik belum dapat memberikan dorongan pada sektor swasta yang masih menghadapi overcapacity dan tingginya utang korporasi.• Di pasar komoditas, harga minyak dunia mulai meningkat meskipun masih rendah. Harga beberapa komoditas ekspor Indonesia juga membaik, seperti CPO, batubara dan timah.

Sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga didukung permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai.

Sistem Keuangan6

Investasi membaik khususnya pada investasi bangunan terkait proyek infrastruktur Pemerintah. Sementara itu, investasi swasta belum optimal.

I

Kinerja ekspor masih terbatas dengan kontraksi yang membaik.

X

AGUSTUS 2016KEBIJAKAN MONETER BULANAN

BI 7-day (Reverse) Repo Rate Tetap 5,25%

Meredanya risiko di pasar keuangan global terkait dengan terbatasnya dampak Brexit dan perkiraan penundaan kenaikan FFR oleh the Fed.

Persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik sejalan dengan terjaganya stabilitas makroekonomi di samping implementasi UU Pengampunan Pajak.

Namun demikian kondisi stabilitas sistem keuangan masih menghadapi tantangan berupa :

4,9-5,3% (yoy)

PERTUMBUHANEKONOMI 2016

4_1% (yoy)+INFLASI 2016

Bank Indonesia masih mewaspadai berbagai risiko, antara lain:• Pertumbuhan ekonomi global masih belum kuat.• Penghematan belanja pemerintah pada semester II 2016 berpotensi menurunkan pertumbuhan tahun ini.• Harga komoditas global masih rendah.• Inflasi harga makanan bergejolak akibat dampak fenomena La Nina.

Dipengaruhi oleh :

Bank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka. Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan

perekonomian global. Selain itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)3

1,72%(mtm)

Rp. 13.112/US$

$

Rp

Kinerja korporasi non-keuangan masih melambat*).

*) Laporan 387 Korporasi Go Public pada Triwulan IV 2015

Return On Asset(ROA) korporasi

3,9% Debt Service Ratio (DSR) korporasi

72,9%

Pertumbuhan DPK Individual (RT)

Kinerja rumah tangga (RT) sedikit meningkatmeskipun masih lemah.

7,2% (yoy)

PertumbuhanKredit

8,9% (yoy) 5,9% (yoy)

Pertumbuhan DanaPihak Ketiga (DPK)

Intermediasi masih lambat.

Efisiensi menurun.

82,8%

Biaya Operasional terhadapPendapatan Operasional (BOPO)

Rp

BOPORp

Rasio Kecukupan Modal(CAR) 22,3%

Ketahanan permodalanmasih berada pada levelyang cukup tinggi.

*) Data Juni 2016

Likuiditas masihmemadai.

Rasio Alat Likuid/Dana PihakKetiga (DPK)

20,3%

Rasio Non Performing Loan (NPL)

(gross)3,1% atau

(net)1,5%

Risiko kredit terjaga.

BAURAN KEBIJAKAN (POLICY MIX)Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesiapada 18-19 Agustus 2016 memutuskan :

5,25%

BI 7-Day(Reverse) Repo Rate

TETAP

DF

Bunga Deposit Facility

4,5%TETAP

Inflasi Harga Barang yang Diatur Pemerintah (Administered Price) seperti

tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api.

Inflasi Inti(Core)

Rp

0,34%(mtm)

3,49%(yoy)

Inflasi BahanMakanan Bergejolak

(Volatile Foods)

1,20%(mtm)

7,14% (yoy)

1,32%(mtm)

-0,85%(yoy)

PERKEMBANGAN TERKINI

SISI EKSTERNAL SISI DOMESTIK

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui percepatan implementasi reformasi struktural. Bank Indonesia juga berkoordinasi dengan Pemerintah menyiapkan langkah kebijakan yang antisipatif agar implementasi UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) dapat berjalan baik dan mendukung upaya penyesuaian fiskal yang dilakukan Pemerintah.

FOKUS KEBIJAKAN BIBank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka.Bank Indonesia akan mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global, terutama kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS (FFR).

Cadangan devisaakhir Juli 2016

USD 111,4 miliar. Angka tersebut di atas standar kecukupan internasional, sekitar 3 bulan impor.

Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2016 mencatat surplus sebesar USD0,60 miliar.

TMF pada triwulan II 2016 mencatat surplus USD7,4 miliar, didukung oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global. Peningkatan tersebut terutama ditopang oleh aliran masuk modal investasi portofolio.

*) sumber: BPS

8,5 bulanIMPOR

8,2 bulan IMPOR +PEMBAYARAN

UTANG LUAR NEGERIPEMERINTAH

atau

NERACAPERDAGANGAN*

Defisit transaksi berjalan menurun ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas akibat peningkatan ekspor nonmigas yang lebih besar dari peningkatan impor nonmigas.

TRANSAKSIBERJALAN

TRANSAKSI MODALDAN FINANSIAL (TMF)

SurplusUSD 0,60

miliar

CADANGANDEVISA

Efektif sejak 19 Agustus 2016 Bank Indonesia menggunakan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan menggantikan BI Rate. Implementasi BI 7-day (Reverse) Repo Rate diikuti dengan normalisasi koridor suku bunga. Batas atas koridor (LF Rate) dan batas bawah koridor (DF Rate) berjarak simetris dari BI 7-day (Reverse) Repo Rate, masing-masing sebesar 75 bps.

Kerangka OperasiMoneter Lama

Kerangka OperasiMoneter Baru

BI Rate

Suku bunga kebijakan

BI 7-day (Reverse) Repo Rate

12 bulan

Tercermin pada tenorOperasi Moneter (OM)

1 minggu

LF (Ceiling), DF (Floor)

LF (Ceiling), DF (Floor)

Standing facilities

Asimetris(50 bps + 200 bps)

Simetris(75 bps + 75 bps)

Koridor

Inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2016, yaitu 4±1%.

TW IV2015TW I2016

TW II2016

2,2% PDBDefisit

Defisit2,1% PDBUSD 0,3 Milliar

Defisit

USD 2,2 MilliarSurplus

SurplusUSD 7,4

miliar

Triwulan II 2016

LF

Bunga Lending Facility

6,0%TURUN (100 bps)

Selama triwulan II 2016 nilai tukar Rupiah, secara rata-rata, menguat sebesar 1,59% dan mencapai level Rp 13.313 per dolar AS. Penguatan nilai tukar rupiah terus berlanjut di bulan Juli 2016 sebesar 1,72% dan ditutup di level Rp13.112 per dolar AS.

5,18%4,91%5,04%

Cukup untuk membiayai: