46
KEBIJAKAN PELESTARIAN DAN DIPLOMASI BUDAYA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA RAPAT KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH BIDANG KEBUDAYAAN TAHUN 2015 JAKARTA, 15 – 17 APRIL 2015

KEBIJAKAN PELESTARIAN DAN DIPLOMASI BUDAYA · Bahasa 3. Naskah Kuno 4. Permainan Tradisional 5. Seni Tradisi 6. Upacara/Ritus 7. Kearifan Lokal ... menampilkan ragam seni pertunjukan

Embed Size (px)

Citation preview

KEBIJAKAN PELESTARIAN DAN DIPLOMASI BUDAYA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

RAPAT KOORDINASI PUSAT DAN DAERAH BIDANG KEBUDAYAAN TAHUN 2015

JAKARTA, 15 – 17 APRIL 2015

TOPIK BAHASAN

A. Pendahuluan

B. Struktur Organisasi Ditjen Kebudayaan

C. Pelestarian Budaya melalui:

1. Registrasi Nasional Cagar Budaya

2. Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Takbenda

3. Penominasian Warisan Budaya Dunia

4. Fasilitasi dan Penghargaan Bidang Kebudayaan

5. Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME

D. Pengelolaan Perfilman

E. Diplomasi Budaya

2

PENDAHULUAN

A

KONSTRUKSI PEMBANGUNAN NASIONAL KEBUDAYAAN

NILAI-NILAI

KEAGAMAAN

NILAI-NILAI TEMPATAN

(GEOGRAFIS)

NILAI-NILAI

KEBANGSAAN NILAI-NILAI KESUKUAN

INSTRUMEN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBUDAYAAN

(KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM)

JATI

DIR

I DA

N K

AR

AK

TER

B

AN

GSA

DA

N

MU

LTIK

ULT

UR

ALI

SME

SEJA

RA

H D

AN

WA

RIS

AN

B

UD

AY

A

IND

UST

RI

BU

DA

YA

DIP

LOM

ASI

BU

DA

YA

PR

AN

ATA

DA

N S

DM

K

EBU

DA

YA

AN

HA

K-H

AK

B

ERK

EBU

DA

YA

AN

SAR

AN

A D

AN

PR

ASA

RA

NA

B

UD

AY

A

NKRI

BHINNEKA TUNGGAL IKA

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA

NILAI-NILAI UNIVERSAL

PEMBANGUNAN NASIONAL KEBUDAYAAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN

PILAR-PILAR PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN

PARADGIMA PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN

DASAR-DASAR FILOSOFIS HAK-HAK BERKEBUDAYAAN

DASAR PEMBANGUNAN NASIONAL KEBUDAYAAN

4

FOKUS PEMBANGUNAN

KEBUDAYAAN

Visi Misi Jokowi – JK NAWA CITA – 9 Program Prioritas

5

BUKU 1 RPJMN 2015-2019: NAWACITA 9 (MEMPERTEGUH KEBHINEKAAN DAN MEMPERKUAT RESTORASI SOSIAL INDONESIA)

ARAH KEBIJAKAN

Membangun kembali modal

sosial dalam rangka

memperkukuh karakter dan jati

diri bangsa

Memperkuat pendidikan

kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar

warga,

Menegakkan hukum secara tegas sesuai

amanat konstitusi

Mengembangkan insentif khusus

untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal

serta membentuk

lembaga kebudayaan sebagai basis

pembangunan budaya dan

karakter bangsa Indonesia,

Meningkatkan promosi,

diplomasi dan pertukaran

budaya

1 2 3 4 5

6

STRUKTUR ORGANISASI DITJEN KEBUDAYAAN

B

MENTERI PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

SEKRETARIAT JENDERAL

DITJEN

KEBUDAYAAN

DITJEN GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

DITJEN PAUD DAN

PENDIDIKAN MASYARAKAT

INSPEKTORAT JENDERAL

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

DITJEN

PENDIDIKAN DASAR

DAN MENENGAH

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

STAF AHLI BIDANG PEMBANGUNAN

KARAKTER

STAF AHLI BIDANG INOVASI

DAN DAYA SAING

STAF AHLI BIDANG REGULASI

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

STAF AHLI BIDANG HUBUNGAN PUSAT

DAN DAERAH

8

STRUKTUR ORGANISASI KEMENDIKBUD (Perpres 14/2015)

USULAN PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL

KEBUDAYAAN

Direktorat Kesenian **

14 UPT

(12 BPCB), BK BOROBUDUR, dan BPSMP SANGIRAN)

11 UPT BPNB

6 UPT MUSEUM + MUSEUM

KEPRESIDENAN

Direktorat Pelestarian

Cagar Budaya dan

Permuseuman

Direktorat Kepercayaan

Terhadap Tuhan YME dan Tradisi

Direktorat

Sejarah

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

Direktorat

Diplomasi

Budaya

GALERI NASIONAL

Catatan : • Pusbang SDM Kebudayaan dilebur dalam 4 Direktorat dan 1

Setditjen dalam struktur eselon 3. • Jumlah Satuan Kerja menjadi 39 satker dari 38 satker • **) Tugas dan Fungsi Perfilman berdiri sendiri menjadi Pusat

Pengembangan Perfilman di bawah Setjen

PELESTARIAN BUDAYA melalui

1. REGISTRASI NASIONAL CAGAR BUDAYA

C

Registrasi Nasional Cagar Budaya

“Adalah proses pendaftaran kekayaan budaya bangsa berupa cagar budaya di

dalam dan di luar negeri”

Register Nasional Cagar Budaya adalah daftar resmi kekayaan budaya bangsa berupa Cagar

Budaya yang berada di dalam dan di luar negeri. (UU No.11 Tahun 2010 pasal 1 ayat 18)

11

Pemilik/ Penguasa

Pengkajian Tim

Ahli

Data

diragukan/tidak

memenuhi syarat

Kriteria Cagar

Budaya

Bukan Cagar

Budaya

Register Nasional

Cagar Budaya

Pemberian Surat

Keterangan Kepemilikan

Cagar Budaya dan SK

Penetapan Cagar Budaya

Penghapusan

Pelindungan, Pengembangan,

Pemanfaatan

Penemuan

Pencarian

[Kab/Kota]

Rekomendasi

Penetapan dan

Pemeringkatan

Penetapan CB &

Pemeringkatan

Perbaikan

Penggabungan,

Pencabutan,

Rekomendasi Tim Ahli

Pendaftaran (langsung atau melalui

laman) ke Tim Pendaftaran

Petugas

Penyusun

Berkas

Petugas Pengolah

Data

Petugas Penerima

Pendaftaran

SKEMA PENDAFTARAN CAGAR BUDAYA DAN PENETAPANNYA

Registrasi Nasional Cagar Budaya

PERSEBARAN 953 CAGAR BUDAYA YANG TELAH DITETAPKAN

Berdasarkan Data Bulan Desember 2014 (Per Provinsi)

33 29

103

23 15 20 9 15 20

7 26

80 100

72

151

44

12 3 7 7

66

5 5 16 8

24 10 1

14 21 7

0

50

100

150

200

Keterangan

953 11.616 53.228

JUMLAH TOTAL = 64.844

Registrasi Nasional Cagar Budaya

13

PELESTARIAN BUDAYA melalui

2. PENCATATAN DAN PENETAPAN WARISAN BUDAYA TAKBENDA

C

Pencatatan Warisan Budaya Takbenda

Tujuan:

• Merekam data secara tertulis terhadap hasil Pendaftaran Budaya Takbenda untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

• Pencatatan seluruh kekayaan budaya yang ada di Indonesia untuk upaya pelindungan dari kepunahan dan membangun kesadaran dalam pelestarian kebudayaan;

• ‘Inventory national’ sebagai syarat pengajuan nominasi WBTB untuk diakui oleh UNESCO

1. Tradisi Lisan 2. Bahasa 3. Naskah Kuno 4. Permainan Tradisional 5. Seni Tradisi

6. Upacara/Ritus 7. Kearifan Lokal 8. Teknologi Tradisional 9. Arsitektur 10. Kain Tradisional

11. Kerajinan Tradisional 12. Kuliner Tradisional 13. Pakaian Adat 14. Senjata Tradisional

Kategori:

15

Tercatat pada Data Pencatatan WBTB

(Daftar Inventory)

Diusulkan oleh Pemerintah Daerah

Telah diverifikasi

Adanya kajian pendukung

Disetujui dalam Sidang Penetapan dengan Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda Indonesia

MEKANISME PENETAPAN

16

Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia

2009- 2011

1.108

2011

1.000

2012

906

2013

1.142

2014

1.075

147

8 3 95

229 252

452

19 7 50 30

332

886

41 152

575

879

0100200300400500600700800900

1000

Ars

itek

tur

Trad

isio

nal

Bah

asa

Bah

asa

Dae

rah

Kai

n T

rad

isio

nal

Ke

arif

an L

oka

l

Ke

rajin

an T

rad

isio

nal

Ku

line

r Tr

adis

ion

al

Nas

kah

Ku

no

Nas

kah

Tra

dis

ion

al

Pak

aian

Ad

at

Pak

aian

Tra

dis

ion

al

Pe

rmai

nan

Tra

dis

ion

al

Sen

i Tra

dis

i

Sen

jata

Tra

dis

ion

al

Tekn

olo

gi T

rad

isio

nal

Trad

isi L

isan

Up

acar

a/R

itu

s

TAHUN 2013 = 77

TAHUN 2014 = 96

17

150 148 147

101 82

101 101

40 38 40 36 61

236 215

329 355

235

105 123 129

0

80 63

92

142

21

76

158

116

181

51 20

221

163

Hasil Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia

5231 KARYA BUDAYA TAK BENDA YANG TERCATAT

173 KARYA BUDAYA DITETAPKAN

USAHA PELESTARIAN SEBAGAI TINDAK LANJUT DARI PENETAPAN

Menyerahkan sertifikat WBTB kepada Kepala Daerah

Intervensi melalui pendidikan (mulok)

Mempromosikan pada acara-acara Besar daerah, pusat dan Internasional

Melibatkan lintas generasi untuk Memahami, mencintai dan melestarikan

Memberikan penghargaan kepada pelaku dan pelestari

18

PELESTARIAN BUDAYA melalui

3. PENOMINASIAN WARISAN BUDAYA DUNIA

C

Tentative List UNESCO 2015

20

Usulan WBTB ke UNESCO Tahun

Tenun Sumba (diusulkan gagal) 2013

Taman Mini Indonesia Indah (diusulkan gagal) 2014

Tiga Genre Tari Tradisional Bali 2015

“Pinisi” seni pembuatan perahu di Sulawesi Selatan 2016

1. Kota Tua, Jakarta 2. Kota Bersejarah Sawahlunto,

Sumbar 3. Kawasan Karst Sangkulirang –

Mangkalihat, Kaltim 4. Percandian Muarajambi, Jambi

5. Situs Trowulan, Jatim 6. Pemukiman Tradisional Toraja,

Sulsel 7. Pulau Banda, Maluku 8. Kota Lama Semarang, Jateng 9. Pemukiman Tradisional Sijunjung,

Warisan Budaya Dunia yang Dimiliki Indonesia

Noken (2012) Intangible Cultural Heritage No.619

Tari Saman (2011) Intangible Cultural Heritage No.509

Angklung (2010) Intangible Cultural Heritage No.393

Borobudur (1991) World Heritage List No.592

Prambanan (1991) World Heritage List No.642

Subak Bali (2012) World Heritage List No.1194rev

Manusia Purba Sangiran (1996) World Heritage List No.593

Wayang (2003) Intangible Cultural Heritage No.63

Batik (2009) Intangible Cultural Heritage No.170

Keris (2005) Intangible Cultural Heritage No.112

Best Practice Batik(2009) Intangible Cultural Heritage No.170

21 TAHUN 1991-SEKARANG

Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Warisan Budaya

22

Warisan

Budaya

Pemerintah

Daerah

Akademisi Swasta

• Dokumentasi • Sosialisasi workshop,

pelatihan • Penetapan • Pengajuan Wardun • Action Plan • Dialog Warisan

Budaya

• Penelitian

• Pengembangan

• Pendorong

ekonomi kreatif

• Promosi

pertunjukan

• Pemasaran

ekonomi kreatif

• Penyusunan kebijakan

pelestarian

• Dokumentasi

• Sosialisasi, workshop,

pelatihan

• Pengusulan Warisan

Budaya

• Tindak Lanjut penetapan

Warisan Budaya dan

Maestro

Pemerintah

Pusat

PELESTARIAN BUDAYA: melalui

4. FASILITASI DAN PENGHARGAAN BIDANG KEBUDAYAAN

C

Revitalisasi Museum Tahun 2015: 1. Museum Prov. Banten 2. Museum Kota Makassar 3. Museum Banggai, Kab. Banggai - Sulteng 4. Museum Prov. Sumbar 5. Museum Sulawesi Tengah 6. Museum Prov. Maluku (Siwalima) 7. Museum Perjuangan Jambi 8. Museum Panglima Besar Sudirman, Kab. Pacitan - Jatim 9. Museum Provinsi Nusa Tenggara Timur 10. Museum Mpu Purwa, Kota Malang - Jatim Revitalisasi Cagar Budaya Tahun 2015: 1. Revitalisasi Situs Samudra Pasai, Kab. Aceh Utara - Aceh 2. Revitalisasi Cagar Budaya Eks RSJ Mangunjaya, Kota Solo - Jateng 3. Revitalisasi Situs Karangkamulyan, Kab. Ciamis - Jabar

Pembangunan Museum Tahun 2015: 1. Museum PDRI, Kab. Lima Puluh Kota-Sumbar 2. Museum Kerinci, Kab. Kerinci - Jambi 3. Museum Subak Gianyar, Kab. Gianyar - Bali 4. Museum Coelacanth Ark, Kota Manado - Sulut 5. Museum Keris, Kota Solo - Jateng

Fasilitasi Bidang Kebudayaan

REVITALISASI MUSEUM, CAGAR BUDAYA, DAN PEMBANGUNAN MUSEUM

Revitalisasi Museum Tahun 2010 - 2015

24

0

20

40

2010 2011 2012 2013 2014 2015

4

35

12 11

31

10 6

30

6 9

30

0

Target

Realisasi

1. Revitalisasi Taman Budaya adalah bantuan kepada taman budaya berupa penyusunan masterplan

dan ded, revitalisasi fisik, dan penguatan program. 2. Fasilitasi Kegiatan Kesenian adalah fasilitasi sarana kegiatan kesenian yang diperuntukan kepada

masyarakat/komunitas Seni (sanggar seni, sekolah, perorangan/seniman) dilaksanakan untuk menampilkan ragam seni pertunjukan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada generasi penerus/seniman untuk menampilkan kreativitasnya (seni pertunjukan dan pameran)

3. Fasilitasi sarana kesenian disatuan pendidikan tingkat SD/SMP/SMA di kabupaten/kota di Indonesia berupa bantuan pengadaan sarana kesenian tradisional baik berupa alat musik, pakaian tari maupun pakaian adat sesuai dengan daerahnya;

4. Fasilitasi Laboratorium seni budaya dan film adalah fasilitasi berupa bangunan fisik dan sarana pendukung laboratorium seni budaya dan film kepada satuan pendidikan tingkat SMA pada provinsi di Indonesia dalam rangka apresiasi masyarakat dan pelajar terhadap seni budaya dan film yang memiliki kelebihan dimana dapat dipertunjukkan seni dan budaya sekaligus dapat berfungsi sebagai bioskop mini (mini teater).

FASILITASI KESENIAN

No Kegiatan Realisasi 2012-2014 Target 2015

1. Revitalisasi Taman Budaya 25 (Masterplan) 6 (Revitalisasi Fisik) 3 (Penguatan Program)

2. Fasilitasi Kegiatan Kesenian 84 Kegiatan 48 Kegiatan

3. Fasilitasi Sarana Kesenian untuk Satuan Pendidikan

3317 Satuan Pendidikan 500 Satuan Pendidikan

4. Fasilitasi Laboratorium Seni untuk Satuan Pendidikan

21 Satuan Pendidikan 17 Satuan Pendidikan

Fasilitasi Bidang Kebudayaan

25

FASILITASI KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

No Kegiatan Realisasi 2012-2014 Target 2015

1. Fasilitasi Komunitas Budaya Masyarakat

875 Komunitas Budaya 282 Komunitas Budaya

2. Revitalisasi Desa Adat 19 Desa Adat 118 Desa Adat

1. Fasilitasi Komunitas Budaya Masyarakat adalah fasilitasi pemberian bantuan sosial untuk Komunitas Budaya, Sanggar, dan Organisasi Kepercayaan yang digunakan untuk pembelian alat kesenian tradisional, pembelian pakaian adat, dan rehabilitasi bangunan yang digunakan untuk pengembangan seni dan budaya tradisional.

2. Revitalisasi Desa Adat bertujuan untuk peningkatan kualitas Desa Adat sebagai upaya pelestarian kebudayaan asli di Indonesia dan pewarisannya secara lintas generasi.

Fasilitasi Bidang Kebudayaan

26

FASILITASI PENULISAN SEJARAH DAN

PENGEMBANGAN RUMAH BUDAYA NUSANTARA

No Kegiatan Realisasi 2012-2014 Target 2015

1. Fasilitasi Penulisan Sejarah dan Nilai Budaya 26 Buku 8 Buku

2. Fasilitasi Pengembangan Rumah Budaya Nusantara 110 RBN 44 RBN

Fasilitasi Penulisan Sejarah dan Nilai Budaya adalah pemberian bantuan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan pengembangan kajian

sejarah dan nilai budaya, dalam mendukung pembentukan jati diri dan pembangunan karakter bangsa

Fasilitasi Pengembangan Rumah Budaya Nusantara merupakan pemberian bantuan kepada kelompok masyarakat yang ditujukan untuk melestarikan

kearifan dan kekayaan nilai sejarah dan budaya.

27

Kegiatan kebudayaan yang difasilitasi:

Kegiatan dalam bentuk pementasan/pertunjukan, pameran, workshop dan atau seminar

untuk mempresentasikan dan/atau mengomunikasikan kebudayaan agar diapresiasi oleh

masyarakat internasional, Pelatihan karya budaya Indonesia kepada masyarakat lokal di luar

negeri.

FASILITASI KEGIATAN KEBUDAYAAN DI LUAR NEGERI

15

21

6 3 3

6

0

6

19

9

1 0

4 3

0

5

10

15

20

25

2013

2014

2013

• 54 kegiatan

• Delegasi: 520

• Negara: 32

2014

• 42 Kegiatan

• Delegasi: 198

• Negara: 27

Target 2015

• 45 kegiatan

• Delegasi: 300

• Negara: 30

Fasilitasi Bidang Kebudayaan

28

FASILITASI BIOSKOP KELILING (MOBIL CINEMA)

Mobil Cinema Tahun 2012 (20 Mobil di 17 Provinsi, 18 Kota/Kabupaten)

Banda Aceh, Padang, Batu Sangkar, Tanjung Pinang, Jambi, Serang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Mojokerto, Denpasar,

Pontianak, Makassar, Gorontalo, Manado, Ternate, Ambon dan Jayapura.

Mobil Cinema Tahun 2013 (40 Mobil Cinema di 17 Provinsi, 40 Kota/Kabupaten)

Medan, Pekanbaru, Bengkulu, Palembang, Bandar Lampur, Tanjungpandan, Semarang, Mataram, Palangkaraya, Banjarmasin,

Samarinda, Tanjung Selon, Mamuju, Palu, Kendari, Kupang dan Manokwari.

RENCANA TAHUN 2015 : 30 BIOSKOP KELILING

Fasilitasi Bidang Kebudayaan

29

KATEGORI (2007-2014) Jumlah

• Gelar Tanda Kehormatan oleh Presiden - Bintang Budaya Parama

Dharma 25

- Satyalancana Kebudayaan 55 • Anugerah Kebudayaan oleh Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan - Anugerah Seni 46 - Pelestari dan Pengembang

Warisan Budaya 41

- Anak/Pelajar/Remaja yang Berdedikasi terhadap Kebudayaan

29

• Maestro Seni dan Tradisi

Kategori Maestro Seni dan Tradisi Tahun 2007 – 2014 : 74 orang Sudah meninggal : 23 orang Masih hidup : 51 orang

KATEGORI (2015) Target

• Gelar Tanda Kehormatan oleh Presiden - Bintang Budaya Parama Dharma 5 - Satyalancana Kebudayaan 10

• Anugerah Kebudayaan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

- Pencipta, Pelopor, Pembaharu 10 - Pelestari 10 - Anak dan Remaja 4 - Pemerintah Daerah 3 - Media Massa 3 - Komunitas 3 - Perseorangan/Lembaga Asing 3

• Maestro Seni dan Tradisi 5

Penghargaan Bidang Kebudayaan ANUGERAH KEBUDAYAAN DAN MAESTRO

30

PELESTARIAN BUDAYA melalui

5. PEMBINAAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME

C

PETA SEBARAN ORGANISASI PENGHAYATAN TERHADAP TUHAN YME TINGKAT PUSAT

Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi

Sumber: Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, 2014

Pengelolaan Perfilman

D

Pengelolaan Perfilman

1. Lembaga Sensor Film bersifat tetap dan independen. (Pasal 58 Ayat 1)

2. Lembaga sensor film berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia. (Pasal 58 Ayat 2)

3. Lembaga sensor film bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri. (Pasal 58 Ayat 3)

4. LSF dapat membentuk perwakilan di ibukota provinsi. (Pasal 58 Ayat 4)

5. LSF bertugas melakukan penyensoran film dan iklan film sebelum diedarkan dan/atau dipertunjukkan kepada khalayak umum; dan melakukan penelitian dan penilaian judul, tema, gambar, adegan, suara, dan teks terjemahan suatu film dan iklan film yang akan diedarkan dan/atau dipertunjukkan kepada khalayak umum. (Pasal 6 PP No. 18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film)

1. Pembentukan Badan perfilman Indonesia dilakukan oleh Masyarakat dan dapat difasilitasi oleh Pemerintah. (Pasal 68 Ayat 2)

2. Badan perfilman Indonesia merupakan lembaga swasta dan bersifat mandiri. (Pasal 68 Ayat 3)

3. Badan perfilman Indonesia berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia. (Pasal 68 Ayat 4)

4. Badan perfilman Indonesia dikukuhkan oleh Presiden.

5. Badan Perfilman bertugas: (a) menyelenggarakan festival film di dalam negeri; (b) mengikuti festival film di luar negeri; (c) menyelenggarakan pekan film di luar negeri; (d) mempromosikan Indonesia sebagai lokasi pembuatan film asing; (e) memberikan masukan untuk kemajuan perfilman; (f) melakukan penelitian dan pengembangan perfilman; (g) memberikan penghargaan; dan (h) memfasilitasi pendanaan pembuatan film tertentu yang bermutu tinggi.

LEMBAGA SENSOR FILM BADAN PERFILMAN INDONESIA

Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2009

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN/KOTA KETERANGAN

1. Penetapan kebijakan dan rencana induk perfilman nasional.

1. Pelaksanaan dan penetapan kebijakan dan rencana induk perfilman skala provinsi.

1. Pelaksanaan dan penetapan kebijakan dan rencana induk perfilman skala kabupaten /kota.

Pasal 52 dan pasal 55

2. Penetapan kebijakan memfasilitasi pengembangan dan kemajuan perfilman.

2. Penetapan kebijakan memfasilitasi pengembangan dan kemajuan perfilman skala provinsi.

2. Penetapan kebijakan memfasilitasi pengembangan dan kemajuan perfilman skala kabupaten/kota

Pasal 51 dan Pasal 54

3. Penetapan pemerintah keringanan pajak dan Bea masuk tertentu untuk perfilman.

3. Penetapan pemerintah keringan pajak daerah dan retribusi daerah tertentu untuk perfilman skala provinsi.

3. Penetapan pemberian keringananan pajak daerah dan retribusi daerah untuk perfilman skala kabupaten/kota

Pasal 53 dan Pasal 56

PEMBAGIAN KEWENANGAN PERFILMAN PUSAT - DAERAH

Pelestarian Budaya Melalui Pengelolaan Perfilman

UU No.33 Th 2009

35

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN/KOTA KETERANGAN

4. Pemberian izin usaha perfilman di bidang pengedaran film, eksport film dan/atau import film..

4. Pengawasan pengedaran film skala provinsi.

4. Pemberian izin usaha perfilman di bidang penjualan dan/atau penyewaan film, dan/atau pertunjukan film (tidak termasuk izin pertunjukan film yang dilakukan melalui penyiaran televisi/jaringan .

Pasal 14 ayat 3, ayat 4, dan

ayat 5.

5. Pemberian izin pembuatan film oleh pihak asing yang menggunakan lokasi di Indonesia.

5. Pengawasan terhadap pelaksanaan pembuatan film oleh pihak asing skala provinsi.

5. Pengawasan terhadap pelaksanaan pembuatan film oleh pihak asing skala kabupaten /kota

Pasal 22

6. Pemberian fasilitasi

pembuatan film.

6. Pemberian fasilitasi

pembuatan film

dokumenter tentang

warisan budaya bangsa

di daerahnya.

6. Pemberian fasilitasi

pembuatan film dokumenter

tentang warisan budaya

bangsa di kabupaten/kota

setempat.

Pasal 51 dan

Pasal 54

Pelestarian Budaya Melalui Pengelolaan Perfilman

PEMBAGIAN KEWENANGAN PERFILMAN PUSAT - DAERAH

36

PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN/KOTA KETERANGAN

7. Pemberian bantuan

pembiayaan apresiasi

dan pengarsipan film.

7. Pemberian bantuan

pembiayaan apresiasi dan

pengarsipan film skala

provinsi.

7. Pemberian bantuan

pembiayaan apresiasi film

dan pengarsipan film skala

kabupaten/kota.

Pasal 51 dan

Pasal 54

8. Pemberian fasilitasi

pengembangan

perfilman serta ilmu

pengetahuan dan

teknologi perfilman.

8. Pemberian fasilitasi

pengembangan dan

kemajuan perfilman serta

ilmu pengetahuan dan

teknologi perfilman skala

provinsi.

8. Pemberian fasilitasi

pengembangan dan

kemajuan perfilman serta

ilmu pengetahuan dan

teknologi perfilman skala

kabupaten/kota.

Pasal 51 dan

Pasal 54

9. Pemberian fasilitasi

pendidikan dan

pelatihan untuk

pengembangan

kompetensi insan

perfilman.

9. Pemberian fasilitasi

pendidikan dan pelatihan

untuk pengembangan

kompetensi insan

perfilman skala provinsi.

9. Pemberian fasilitasi

pendidikan dan pelatihan

untuk pengembanagan

kompetensi insan

perfilman skala

kabupaten/kota.

Pasal 73

Pelestarian Budaya Melalui Pengelolaan Perfilman

PEMBAGIAN KEWENANGAN PERFILMAN PUSAT - DAERAH

37

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam penyelenggaraan perfilman (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan

dalam bentuk:

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERFILMAN

(Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, Pasal 67)

a. Apresiasi dan promosi film; b. Penyelenggaraan pendidikan dan/atau pelatihan perfilman; c. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perfilman; d. Pengarsipan film e. Kine klub; f. Museum perfilman; g. Memberikan penghargaan; h. Penelitian dan pengembangan i. Memberikan masukan perfilman; dan/atau j. Memprosikan Indonesia sebagai lokasi pembuatan film luar negeri

38

KEGIATAN PEMBINAAN PERFILMAN

No Kegiatan Realisasi 2012-2014 Target 2015

1. Fasilitasi Produksi Film Animasi 1 Film 1 Film

2. Fasilitasi Produksi Film Dokumenter Presiden-Presiden Indonesia

6 Film 1 Paket

3. Fasilitasi Produksi Film Pendek 18 Film 1 Film

4. Fasilitasi Film Panjang berbasis Nilai Budaya dan Karakter Bangsa

1 Film 1 Paket

5. Pembelian “Film Rights” 40 Film 1 Paket

6. Fasilitasi Restorasi Film 1 Film 1 Paket

7. Apresiasi Film Indonesia 2 Keg 1 Keg

8. Festival Film Indonesia - 1 Keg

9. Lomba Penulisan Skenario Film Berbasis Nilai Budaya dan Karakter Bangsa

10 Film 10 Film

39

DIPLOMASI BUDAYA

E

1. Kebudayaan Indonesia yang beragam memiliki potensi yang kuat untuk melakukan diplomasi budaya pada tingkat nasional, dan internasional.

2. Sebagai upaya untuk mencapai kepentingan bangsa dalam memahami, menginformasikan dan membangun citra bangsa lewat kebudayaan.

3. Meningkatkan apresiasi dan pemahaman bangsa lain tentang Indonesia, membangun saling pengertian dan memperbaiki citra bangsa.

4. Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk melakukan diplomasi budaya antara lain melalui peningkatan peran kedutaan-kedutaan besar Indonesia di negara-negara sahabat, pengiriman misi kesenian, dan membangun Rumah Budaya Indonesia di luar negeri.

5. Meningkatkan pengakuan dan penghormatan dunia internasional terhadap harkat, martabat, peran bangsa dan negara.

6. Meningkatkan pemahaman antarnegara dengan masyarakatnya dapat dilakukan melalui pertukaran ide, informasi, seni dan aspek lain seperti bahasa, tradisi, dan gaya hidup masyarakat.

7. Menjadi salah satu sarana dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian dunia.

Diplomasi Budaya

41

Diplomasi Budaya

Perdamaian Dunia

Diplomacy

Soft Diplomacy

Culture Universal

Values

Mutual Understanding

PEMBANGUNAN CITRA BANGSA

“pertukaran ide, informasi, nilai-nilai,

sistem, tradisi, kepercayaan, dan

aspek budaya lainnya, dengan keinginan untuk mendorong saling pengertian”

42

NO NEGARA

1 Pusat Budaya Indonesia di Timor Leste

2 Pusat Informasi Kebudayaan Indonesia di Myanmar

3 Rumah Budaya Indonesia di Amerika Serikat

4 Rumah Budaya Indonesia di Australia

5 Rumah Budaya Indonesia di Belanda

6 Rumah Budaya Indonesia di Jepang

7 Rumah Budaya Indonesia di Jerman

8 Rumah Budaya Indonesia di Perancis

9 Rumah Budaya Indonesia di Singapura

10 Rumah Budaya Indonesia di Turki

DAFTAR 10 RUMAH BUDAYA INDONESIA DI LUAR NEGERI

43

Diplomasi Budaya

44

DESAIN PUSAT BUDAYA INDONESIA DI TIMOR LESTE

Diplomasi Budaya

45

RENCANA KEGIATAN DIPLOMASI BUDAYA

Diplomasi Budaya

KERJASAMA PUSAT DAN DAERAH SANGAT DIHARAPKAN

No Nama Kegiatan Lokasi Waktu

1. Frankfurt Book Fair Germany Ags – Nov 2015

2. World Culture Forum – Bali Bali, Indonesia Tahun 2016

3. Festival Budaya (Europalia) Belgia Tahun 2017

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Gd. E Lt. 4 Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, Indonesia Phone: +62-21-3620 8242| Fax: +62-21-5794 6124 email: [email protected] http://kebudayaan.kemdikbud.go.id

TERIMA KASIH