22
Kebijakan Penatausahaan Barang Milik Negara Dalam Mendukung Akuntansi Berbasis AkrualDIREKTORAT BARANG MILIK NEGARA Oleh Muh Hasbi Hanis

Kebijakan penatausahaan BMN Akrual

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perihal kebijakan Penatausahaan BMN berbasis Akrual

Citation preview

“Kebijakan Penatausahaan Barang Milik Negara Dalam

Mendukung Akuntansi Berbasis Akrual”

DIREKTORAT BARANG MILIK NEGARA

OlehMuh Hasbi Hanis

Dasar Hukum PP Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah PMK Nomor 90/PMK.06/2014 Tentang

Perubahan Atas PMK Nomor 1/PMK.06/2013 Tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat

KMK Nomor 145/KM.6/2014 Tentang Perubahan Atas KMK Nomor 94/KM.6/2013 Tentang Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat

Pengertian Basis Akrual

Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Pengakuan Aset

Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai

atau biaya yang dapat diukur dengan andal

Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya

berpindah.

SUMBER PEROLEHAN DAN LINGKUP BMNASAL PEROLEHAN

Jenis belanja:- - Belanja barang (52)- - Belanja modal (53)- - Belanja hibah (56)- - Bantuan sosial (57)- - Belanja Lain-lain (58)

Hibah/sumbanganPerjanjian/kontrakPeraturan perundang-undanganPutusan pengadilan

APBN

Perolehan Lain yang

sah

Lingkup BMN :1. Persediaan : aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang

dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

2. Aset Non Lancar : mencakup aset yang bersifat jangka panjang / aset tetap dan aset tak berwujud, yang digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum

Slide 4

Kebijakan Akuntansi Persediaan, Aset

Tetap, Aset Lainnya

Persediaan

• Barang• Suku cadang• Bahan untuk kegiatan kantor• Obat-obatan• Persediaan untuk dijual/diserahkan• Persediaan untuk berjaga-jaga• Natura dan pakan• Persediaan Penelitian Biologi

Barang Habis Pakai

• Komponen (Jembatan, Rambu-rambu, peralatan), pipa

Barang Tak Habis Pakai

• Komponen bekas dan pipa bekas

Barang Bekas Pakai

Jenis Kelompok

a. potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal; atau

b. pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah.

Pengakuan

a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan

memproduksi sendiric. Nilai wajar apabila persediaan diperoleh dari cara lainnya

Pengukuran

a. Pencatatan persediaan adalah dengan metode perpetual;b. Dalam rangka penyajian persediaan di neraca, satuan kerja

melaksanakan Stock Opname (Inventarisasi Fisik) persediaan yang dilakukan setiap semester,

c. Hasil inventarisasi fisik digunakan sebagai dasar perhitungan beban persediaan dan sebagai dasar penyesuaian data nilai persediaan yang berguna bagi pengendalian pengelolaan persediaan.

Penyajian

Perbandingan Transaksi Persediaan

Transaksi Laporan Cash Toward Accrual (CTA) Laporan Accrual

Komitmen (Pemesanan barang persediaan) senilai Rp100 juta

Belum dilakukan pencatatan

Sudah dilakukan pencatatan (manajerial) yaitu mengurangi pagu DIPA

Barang persediaan datang (BAST) dan dibuatkan SPP untuk proses pembayaran

Belum dilakukan pencatatan

Dilakukan pencatatan dengan mengakui aset berupa beban persediaan dan utang (LO)

Terbit SP2D Dilakukan pencatatan dengan mengakui Belanja Barang (Persediaan) Rp100 juta (Lap LRA)

Dilakukan pencatatan dengan mengakui pelunasan utang

Penggunaan persediaan Rp30 juta

Tidak dilakukan pencatatan penggunaan persediaan

Dilakukan pengakuan beban persediaan Rp30 juta (LO) dan Neraca berupa persediaan Rp70 juta

8

Perhitungan Persediaan dan Beban Persediaan (1)

Akuntansi Persediaan menggunakan “Pendekatan Beban”, sehingga belanja-belanja yang berpotensi menghasilkan persediaan dimapping ke Beban Persediaan dan pada akhir periode dilakukan penyesuaian berdasarkan nilai persediaan pada tanggal pelaporan. Beban Persediaan dihitung berdasarkan nilai persediaan yang digunakan (use of goods).Penyaluran persediaan dalam rangka bantuan sosial (bersumber dari akun 57) tidak disajikan sebagai Beban Persediaan tetapi merupakan realisasi Beban Bantuan Sosial.

Penyaluran persediaan untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda (bersumber dari akun 526) tidak disajikan sebagai Beban Persediaan tetapi merupakan realisasi Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda.Persediaan yang berasal dari transfer, pengakuan bebannya terdapat pada entitas yang menerima persediaan.Persediaan yang rusak/usang tidak disajikan di Neraca tetapi diakui sebagai Beban Persediaan di LO.

Perhitungan Persediaan dan Beban Persediaan (2)

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Definisi

Aset Tetap

1. Tanah2. Peralatan dan mesin3. Gedung dan bangunan4. Jalan, irigasi, Jaringan5. Konstruksi dalam pengerjaan (KDP)6. Aset tetap lainnya

Jenis-Jenis

Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal.Kriteria Aset Tetap adalah:a.Berwujud,b.Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)

bulan,c.Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal,d.Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal

entitas,e.Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk

digunakan.

Pengakuan

a.Biaya perolehan digunakan untuk menilai aset tetap,b.Nilai wajar digunakan untuk mencatat aset tetap yg

bersumber dr donasi/hibah atau rampasan/sitaan yg tidak diketahui nilai perolehannya,

c.Penggunaan nilai wajar pada saat tidak ada nilai perolehan atau nilai perolehan tidak dapat diidentifikasi

Pengukuran

Penyajian Aset Tetap adalah berdasarkan biaya perolehan Aset Tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis Aset Tetap sebagai berikut:a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan

nilai tercatat (carrying amount)b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir

periodec. Informasi penyusutand. Informasi terkait dalam hal terjadi pertukaran Aset

Tetape. Laporan keuangan juga harus mengungkapkan

eksistensi dan batasan hak milik atas Aset Tetap, kebijakan akuntansi Aset Tetap, jumlah pengeluaran pada pos Aset Tetap dalam konstruksi, dan jumlah komitmen untuk akuisisi Aset Tetap.

Penyajian

Perbandingan Transaksi Aset Tetap

Transaksi Laporan Cash Toward Accrual (CTA)

Laporan Accrual

Komitmen (Pemesanan peralatan dan mesin) senilai Rp200 juta

Belum dilakukan pencatatan

Sudah dilakukan pencatatan (manajerial) yaitu mengurangi pagu DIPA belanja modal

Peralatan dan mesin datang (BAST) dan dibuatkan SPP untuk proses pembayaran

Belum dilakukan pencatatan

Dilakukan pencatatan dengan mengakui aset peralatan dan mesin dan utang jk pendek (Neraca)

Terbit SP2D Dilakukan pencatatan dengan mengakui Belanja Modal Rp500 juta (Lap LRA)

Dilakukan pencatatan dengan mengakui pelunasan utang jk pendek

Akhir Periode LRA mencatat Belanja Modal Rp500 juta

LO, Beban Penyusutan Neraca, Aset Tetap

Peralatan dan Mesin dan contra account (Akumulasi penyusutan)

14

Transaksi BUKU BESAR KAS BUKU BESAR AKRUAL

Uraian Debit Kredit

Uraian Debit Kredit

Belanja Modal tidak Dikapitalisasi

Belanja Modal XX Aset Tetap Blm

Diregister

XX

Piutang dari KUN

XX Ditagihkan KEL* XX

Beban Lain-lain XX

Aset Tetap Blm

Diregister

XX

Belanja Modal Tidak Dikapitalisasi

Dapat diketahui pada saat SP2D atau pada tanggal pelaporan

Dapat disebabkan oleh BMN Intrakomptabel atau kesalahan penganggaran

Disajikan sebagai Belanja Modal di LRA dan Beban Lain-lain di LO

“Merupakan pengeluaran belanja yang tidak memenuhi salah satu syarat kapitalisasi aset, yaitu nilai minimum kapitalisasi atau pengeluaran mengakibatkan penambahan masa umur, manfaat, kapasitas, kualitas dan volume aset”

Perbandingan Transaksi :

*KEL = Ke Entitas Lainnya

Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan.

Definisi

Aset Lainnya

Jenis aset lainnya di KL:1.Aset tak berwujud : software komputer, lisensi

dan franchise, hak cipta, paten, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.

2.Aset lain-lain : aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah

Jenis-Jenis

Perlakuan Khusus bagi Aset Lainnya berupa software komputer (ATB): Software dapat dikembangkan oleh instansi

pemerintah sendiri atau oleh pihak ketiga; Software yang dibeli tersendiri dan tidak terkait

hardware harus dikapitalisasi sebagai ATB setelah memenuhi kriteria perolehan aset secara umum;

Software yang diniatkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dicatat sebagai persediaan;

Untuk software yang merupakan bagian integral dari suatu hardware diakui sebagai bagian perolehan hardware dan dikapitalisasi sebagai bagian hardware tersebut

Perlakuan khusus

Pelaporan BMN Dalam Kerangka

Akuntasi Berbasis Akrual

Sistem Pelaporan Keuangan dan BMN Pada Entitas Akuntansi

SAI

Akuntansi dan PelaporanKeuangan

Akuntansi dan PelaporanBarang Milik Negara

KELUARAN Laporan Keuangan dan Laporan Barang Kementerian Negara/Lembaga

SAIBA SIMAK - BMN

Keterkaitan Penatausahaan BMN Dalam Pelaporan Keuangan

Proses Akuntansi- Transaksi- Akumulasi penyusutan- Koreksi nilai aset tetap

- Lap. Operasi- Lap.

Perubahan Ekuitas- Neraca- CaLBMN/CaLK

- Relevan- Andal- Dpt

dibandingkan- Dpt dipahami

Apl’ Persediaan

SIMAK-BMN

Output Laporan

Proses Akuntansi- Transaksi- Beban persediaan- Penyesuain nilai persedian akhir periode

Kendala Yang Muncul Dalam Implementasi Akuntansi BMN

Berbasis Akrual

1.Perlunya pembenahan sistem aplikasi pendukung untuk menjalankan pelaporan akuntansi berbasis akrual, mengingat Aplikasi SIMAK-BMN dibuat dengan dasar basis kas.

2.Pelaporan keuangan dan BMN berbasis akrual merupakan program baru sehingga perlu peningkatan capacity building ke setiap orang yang terlibat dalam penyusunan laporan di setiap jenjang.